gangguan eliminasi lengkap

93
Hani Tuasikal G2B009010 A. ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH) 1. Definisi Infeksi tractus urinarius adalah merupakan suatu keadaan dimana adanya suatu proses peradangan yang akut ataupun kronis dari ginjal ataupun saluran kemih yang mengenai pelvis ginjal, jaringan interstisial dan tubulus ginjal (pielonefritis), atau kandung kemih (Cystitis), dan urethra (uretritis) (Arief Mansjoer, 2000). 2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK) Infeksi pada saluran kemih ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Infeksi saluran kemih bagian atas : Pyelonefritis b. Infeksi saluran kemih bagian bawah : Cystitis , Uretritis. 3. Penyebab Pyelonefritis sebagai akibat dari refluks ureterovesical, dimana katup ureterovesical yang tidak kompeten menyebabkan urine mengalir balik (refluks) kedalam ureter. Obstruksi traktus urinarius (yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hiperplasiaprostatik benigna,

Upload: rafa-tyas

Post on 03-Aug-2015

299 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Hani Tuasikal

G2B009010

A. ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH)

1. Definisi

Infeksi tractus urinarius adalah merupakan suatu keadaan dimana adanya suatu

proses peradangan yang akut ataupun kronis dari ginjal ataupun saluran kemih yang

mengenai pelvis ginjal, jaringan interstisial dan tubulus ginjal (pielonefritis), atau

kandung kemih (Cystitis), dan urethra (uretritis) (Arief Mansjoer, 2000).

2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi pada saluran kemih ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Infeksi saluran kemih bagian atas : Pyelonefritis

b. Infeksi saluran kemih bagian bawah : Cystitis , Uretritis.

3. Penyebab

Pyelonefritis sebagai akibat dari refluks ureterovesical, dimana katup

ureterovesical yang tidak kompeten menyebabkan urine mengalir balik (refluks)

kedalam ureter. Obstruksi traktus urinarius (yang meningkatkan kerentanan ginjal

terhadap infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hiperplasiaprostatik benigna, dan

batu urinarius merupakan penyebab yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis.

o Pyelonefritis akut

Biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih assendens. Selain itu, penyakit ini

dapat terjadi melalui infeksi yang ditularkan lewat darah. Infeksi dapat terjadi

disatu atau kedua ginjal.

o Pyelonefritis kronis

Terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang sering

mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Pada semua infeksi

ginjal, terjadi respon imun dan peradangan yang menyebabkan edema intersisium

dan kemungkinan pembentukan jaringan parut.

Page 2: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

4. Gejala

a. Rasa nyeri sewaktu buang air kecil

b. Kencing keluar sedikit-sedikit

c. Sering kencing atau sulit menahan kencing

d. Darah didalam air kencing.

e. Nyeri tekan perut bagian bawah

f. Air kencing tampak bewarna keruh dan / atau berbau

g. Panas, mual atau muntah, nyeri punggung dan demam terjadi apabila ginjal

sudah terinfeksi.

5. Patofisiologi

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan

cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh, dan sebagai pengatur volume dan

komposisi kimia darah dengan mengeksresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk

urine apabila berlebih.(1) Diteruskan dengan ureter yang menyalurkan urine ke

kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari

mikroorganisme atau steril.

Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :

a. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat

(ascending)

b. Hematogen

c. Limfogen

d. Eksogen sebagai akibat pemakaian berupa kateter.

Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi dari

kedua cara ini ascendinglah yang paling sering terjadi. Kuman penyebab ISK pada

umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus. Dan hidup secara

komensal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar

anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra – prostate – vas

deferens – testis (pada pria) buli-buli – ureter, dan sampai ke ginjal.

Page 3: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Gambar 1.

Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, (1) Kolonisasi kuman

di sekitar uretra, (2) masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, (3) penempelan

kuman pada dinding buli-buli, (4) masuknya kuman melalui ureter ke ginjal.

6. Etiologi

Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah

Eschericia Coli, (80% kasus). E. Colli merupakan penghuni normal dari kolon.

Organisme-organisme lain yang juga dapat menyebabkan infeksi saluran

perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, enterokokus dan

staphylokokus (Arief Mansjoer, 2000).

7. Faktor Resiko

Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan

infeksi saluran kemih adalah :

a. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.

Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat

kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengn pria.

b. Abnormalitas Struktural dan Fungsional

Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan media

untuk kultur bakteri, refluks urine (arus balik air kemih dari kandung kemih

kembali kedalam ureter) yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan

peningkatan tekanan hidrostatik. Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan

hubungan uretero vesicalis

c. Obstruksi akan menghambat pengeluaran urine sehingga mempermudah

pengembangan kuman Contoh : tumor, Hipertofi prostat, calculus, sebab-sebab

iatrogenik

d. Gangguan inervasi kandung kemih

Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosis.

e. Penyakit kronis dapat terkena ISK karena adanya penurunan daya imun.

Contoh : Gout, DM, hipertensi, Penyakit Sickle cell.

Page 4: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

f. Instrumentasi

Contoh : prosedur kateterisasi.

g. Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya.

8. Pemeriksaan Diagnostik

a. Hitung koloni

Infeksi traktus urinarius (UTI) didiagnosis oleh adanya bakteri dalam urin.

Hitung koloni sekitar 100.000 koloni permilimeter urin dari urin-tampung aliran

tengah atau dari specimen atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai

criteria adanya infeksi. Namun, demikian, UTI dan sepsis berikutnya terjadi

hanya dengan hitung koloni rendah.

b. Temuan ditingkat sel

Hematuria mikroskopik terdapat pada hampir 50% pasien yang mengalami

infeksi akut. Sel darah putih juga terdeteksi pada infeksi traktus urinarius;

sejumlah besar sel ini berhubungan dengan UTI bagian atas daripada bawah.

c. Kultur urine

Diagnosa ISK dapat ditegakkan jika jumlah bakteri pada kultur urine (jumlah

koloni>50.000), leukusitoria>10/lbp pada sedimen urin, riwayat febris dengan

suhu tubuh>38%dan pernah mengalami nyeri pinggang. Infeksi (+)bila

ditemukan ≥2 kategori di atas.Infeksi (-) bila ditemukan <2 kategori di atas.

d. Metode tes

Tes dipstick multi strip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess

untuk pengurangan nitrat) adalah tindakan yang umum dilakukan. Jika tes

esterase lekosit (+) maka pasien mengalami piuria (WBC dalam urin) harus

segera mendapatkan penanganan. Tes pengurangan nitrat, Griess, dianggap

(+)jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

e. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)

Uretritis akibat organism yang menular secara seksual (mis: Klamidia

trakomatis, Neisseria gonorrhoeae dan herpes simpleks) atau vaginitis akut

(disebabkan trichomonas atau kandida) menyebabkan gejala yang hampir sama

dengan UTI.

f. Tes-tes tambahan

Individu yang beresiko tinggi mengalami komplikasi atau infeksi kambuhan,

tindakan diagnostic seperti urogram intravena (IVU) atau pielografi (IVP),

Page 5: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

sistografi, dan ultrasonografi dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi

adalah akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau

abses, hidronefrosis, atau hyperplasia prostat (hipertropi). Urogram IV atau

evaluasi ultrasonic, sistoskopi,dan urodinamik dapat dilakukan untuk

mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten terhadap terapi.

9. Penatalaksanaan

Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial

yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek

minimal terhaap flora fekal dan vagina. Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada

usia lanjut dapat dibedakan atas:

Terapi antibiotika dosis tunggal

Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari

Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu

Terapi dosis rendah untuk supresi

Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan

infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor

kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah

penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif dosis rendah.

Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),

trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau

amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium,

suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan

akibat infeksi. Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:

Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan

Interansi obat

Efek samping obat

Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal

Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal

Efek nefrotosik obat

Efek toksisitas obat.

Page 6: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

B. SINDROM NEFROTIK

1. Pengertian

Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan

protein karena kerusakan glomerulus yang difus. (Luckmans, 1996 : 953).

Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,

hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia kadang-kadang terdapat hematuria,

hipertensi dan penurunan fungsi ginjal. (Ngastiyah, 1997).

Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis yang ditandai oleh :

o Peningkatan protein dalam urine secara bermakna (proteinuria).

o Penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia).

o Edema.

o Serum kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia).

Tanda-tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat merusak membran

kapiler glomerolus dan menyebabkan peningkatan permeabilitas glomerolus.

2. Etiologi

Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini

dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-

antibodi. Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:

a. Sindrom nefrotik bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal.

Gejalanya adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten

terhadap semua pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah

pencangkokan ginjal pada masa neonatus namun tidak berhasil. Prognosis buruk

dan biasanya penderita meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.

b. Sindrom nefrotik sekunder

Disebabkan oleh:

Penyakit Metabolik ( diabetes mellitus, amiliodosis )

Penyakit Infeksi ( malaria, AIDS, sifilis, infeksi streptokokus )

Toksin dan Alergen (Trimetadion, paradion, penisillamin, garam emas,

raksa )

Page 7: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Penyakit sistemik bermediasi immunologik ( lupus eritematosus sistemik)

Neoplasma ( Ca. kolon, bronchus, payudara )

c. Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui sebabnya )

Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan

mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk membagi dalam 4

golongan yaitu: kelainan minimal,n efropati membranosa, glumerulonefritis

proliferatif dan glomerulosklerosis fokal segmental.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul pada anak yang mengalami Sindrom nefrotik adalah:

a. Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas pada muka dan jaringan periorbital.

b. Proteinuria dan albuminemia.

c. Hipoproteinemi dan albuminemia.

d. Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi.

e. Lipid uria.

f. Mual, anoreksia, diare.

g. Anemia, pasien mengalami edema paru.

4. Klasifikasi

Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe-tipe sindrom nefrotik:

a. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : minimal change nephrotic syndrome).

Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah.

Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal

bila dilihat dengan mikroskop cahaya.

b. Sindrom Nefrotik Sekunder

Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus sistemik,

purpura anafilaktik, glomerulonefritis, infeksi system endokarditis, bakterialis

dan neoplasma limfoproliferatif.

c. Sindrom Nefrotik Kongenital

Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi

yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah

edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan

Page 8: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

kematian dapat terjadi pada tahun-yahun pertama kehidupan bayi jika tidak

dilakukan dialysis.

5. Patofisiologi

Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah

proteinuria sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini

disebabkan oleh karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang

sebabnya belum diketahui yang terkait dengan hilannya muatan negative gliko

protein dalam dinding kapiler. Pada sindrom nefrotik keluarnya protein terdiri atas

campuran albumin dan protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam

tubulus terlalu banyak akibat dari kebocoran glomerolus dan akhirnya diekskresikan

dalam urin. (Husein A Latas, 2002 : 383).

Pada sindrom nefrotik protein hilang lebih dari 2 gram perhari yang terutama

terdiri dari albumin yang mengakibatkan hipoalbuminemia, pada umumnya edema

muncul bila kadar albumin serum turun dibawah 2,5 gram/dl. Mekanisme edema

belum diketahui secara fisiologi tetapi kemungkinan edema terjadi karena penurunan

tekanan onkotik/ osmotic intravaskuler yang memungkinkan cairan menembus

keruang intertisial, hal ini disebabkan oleh karena hipoalbuminemia. Keluarnya

cairan keruang intertisial menyebabkan edema yang diakibatkan pergeseran cairan.

(Silvia A Price, 1995: 833).

Akibat dari pergeseran cairan ini volume plasma total dan volume darah arteri

menurun dibandingkan dengan volume sirkulasi efektif, sehingga mengakibatkan

penurunan volume intravaskuler yang mengakibatkan menurunnya tekanan perfusi

ginjal. Hal ini mengaktifkan system rennin angiotensin yang akan meningkatkan

konstriksi pembuluh darah dan juga akan mengakibatkan rangsangan pada reseptor

volume atrium yang akan merangsang peningkatan aldosteron yang merangsang

reabsorbsi natrium ditubulus distal dan merangsang pelepasan hormone anti diuretic

yang meningkatkan reabsorbsi air dalam duktus kolektifus. Hal ini mengakibatkan

peningkatan volume plasma tetapi karena onkotik plasma berkurang natrium dan air

yang direabsorbsi akan memperberat edema. (Husein A Latas, 2002: 383).

Stimulasi renis angiotensin, aktivasi aldosteron dan anti diuretic hormone akan

mengaktifasi terjadinya hipertensi. Pada sindrom nefrotik kadar kolesterol,

trigliserid, dan lipoprotein serum meningkat yang disebabkan oleh hipoproteinemia

yang merangsang sintesis protein menyeluruh dalam hati, dan terjadinya katabolisme

Page 9: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

lemak yang menurun karena penurunan kadar lipoprotein lipase plasma. Hal ini

dapat menyebabkan arteriosclerosis. (Husein A Latas, 2002: 383).

6. Gangguan yang Terjadi

1. Edema anasarka

2. Proteinuria

3. Hipoalbuminemia

4. Hiperlipidemia

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

1) Urine

Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine

kotor, sediment kecoklatan menunjukkan adanya darah, hemoglobin,

mioglobin, porfirin.

2) Darah

Hemoglobin menurun karena adanya anemia. Hematokrit menurun. Natrium

biasanya meningkat, tetapi dapat bervariasi. Kalium meningkat sehubungan

dengan retensi seiring dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran

jaringan (hemolisis sel darah merah). Klorida, fsfat dan magnesium

meningkat. Albumin < 2,5 g / dl, kolesterol dan trigliserid meningkst.

b. Biosi ginjal dilakukan untuk memperkuat diagnosa.

8. Penatalaksanan

a. Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan

tidak berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk

mempertahankan tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat

badan yang cepat.

b. Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/

hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis

dan edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan masukan

protein yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif nitrogen

yang persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan protein. Diit

Page 10: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

harus mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang mengalami

anoreksia akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan yang adekuat.

c. Perawatan kulit. Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit.

Trauma terhadap kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau

verban harus dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus

diangkat dengan lembut, menggunakan pelarut dan bukan dengan cara

mengelupaskan. Daerah popok harus dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum

harus disokong dengan popok yang tidak menimbulkan kontriksi, hindarkan

menggosok kulit.

d. Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan

untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.

e. Kemoterapi:

1) Prednisolon digunakan secra luas. Merupakan kortokisteroid yang mempunyai

efek samping minimal. Dosis dikurangi setiap 10 hari hingga dosis

pemeliharaan sebesar 5 mg diberikan dua kali sehari. Diuresis umumnya

sering terjadi dengan cepat dan obat dihentikan setelah 6-10 minggu. Jika obat

dilanjutkan atau diperpanjang, efek samping dapat terjadi meliputi terhentinya

pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum, diabeters mellitus, konvulsi dan

hipertensi.

2) Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk mengangkat

cairan berlebihan, misalnya obat-abatan spironolakton dan sitotoksik

( imunosupresif ). Pemilihan obat-obatan ini didasarkan pada dugaan

imunologis dari keadaan penyakit. Ini termasuk obat-obatan seperti 6-

merkaptopurin dan siklofosfamid.

f. Penatalaksanaan krisis hipovolemik. Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan

mungkin juga muntah dan pingsan. Terapinya dengan memberikan infus plasma

intravena. Monitor nadi dan tekanan darah.

g. Pencegahan infeksi. Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung

mengalami infeksi dengan pneumokokus kendatipun infeksi virus juga

merupakan hal yang menganggu pada anak dengan steroid dan siklofosfamid.

h. Perawatan spesifik meliputi: mempertahankan grafik cairan yang tepat,

penimbnagan harian, pencatatan tekanan darah dan pencegahan dekubitus.

i. Dukungan bagi orang tua dan anak. Orang tua dan anak sering kali tergangu

dengan penampilan anak. Pengertian akan perasan ini merupakan hal yang

Page 11: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

penting. Penyakit ini menimbulkan tegangan yang berta pada keluarga dengan

masa remisi, eksaserbasi dan masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini

harus diterangkan pada orang tua sehingga mereka mereka dapat mengerti

perjalanan penyakit ini. Keadaan depresi dan frustasi akan timbul pada mereka

karena mengalami relaps yang memaksa perawatan di rumahn sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Donna L, Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica

Ester. Jakarta: EGC.

Husein A Latas. 2002. Buku Ajar Nefrologi. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Rybak, J.M., Aeschlimann, J.R., 2000, Laboratory Tests to Direct Antimicrobial

Pharmacotherapy in Dipiro, J.T., et al, Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, 5th , Apleton & Lange, Stamford

Sudoyo W, Aru. 2006, Infeksi Saluran Kemih, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Suyono, S. Ed,4. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process

(Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr. Peter

Anugrah. Jakarta: EGC.

Page 12: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Richa Mandila

G2B009011

FIMOSIS

Pengertian:

Adalah suatu kondisi dimana preposium mengalami konstriksi sehingga tidak

dapat diretraksi di atas gland penis, dapat terjadi secara konginetal atau akibat

inflamasi dan edema (Brunner & Suddart,2002:1644).

Etiologi:

Fimosis dapat disebabkan oleh balanopostis. Balolopostis merupakan

peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis) dan kulitnya. Peradangan

biasanya terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri dibawah kulit pada penis yang tidak

disunat. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal kemerahan dan membengkak serta bisa

menybabkan penyempitan uretra.

Karena sirkumsisi pada masa neonatus tidak dapat dilakukan maka anak dan

pria dewasa secara dini diinstruksikan untuk membersihkan preposium. Pada orang

Page 13: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

dewasa yang tidak membersihkan area preposial, sekeresi normal menumpuk

menyebabkan inflamasi atau balantis yang dapat mengarah pada adeshi dan fibrosis.

Sekresi yang mengental menjadi kering bersama garam-garam urin dan pengapuran,

membentuk batu atau kalkuli dalam preposium. Pada pria lansia dapat terjadi

karsinoma penis. Fimosis diatasi dengan sirkumsisi.

Patofisiologi:

Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi

alamiah antara prepusium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh

dan berkembang dan debris yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma)

mengumpul didalam prepusium dan perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans

penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat prepusium terdilatasi

perlahan-lahan sehingga prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke proksimal.

Pada usia 3 tahun, 90 % prepusium sudah dapat diretraksi.

Tapi pada sebagian anak, prepusium tetap lengket pada glans penis, sehingga ujung

preputium mengalami penyempitan dan akhirnya dapat mengganggu fungsi miksi /

berkemih. Smegma terjadi dari sel-sel mukosa prepusium dan glans penis yang

mengalami deskuamasi oleh bakteri yang ada didalamnya.

INKONTENSIA URINE

Pengertian

Pelepasan urin secara tidak terkontrol dalam jumlah yang cukup atau keluarnya urine

secara tidak sadar. Pada inkontensia urine, urine keluar tidak terkendali dan tidak terduga.

Etiologi:

Usia , tetapi ini bukanlah masalah yang tidak dapat ditanggulangi. Kebanyakan pasien

yang mengalami inkontensia akan membaik setelah diberikan terapi. Manifestasi klinis

inkontensia urine adalah urgensi, frekuensi, retensi dan kebocoran urine.Inkontensia

seringkali disebabkan oleh kondisi temporer seperti misalnya infeksi, Neurogenik bladder

disfungsi system syaraf pusat yang menyebabkan kandung kemih tidak dapat lagi

menampung urine.

Page 14: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Patofisiologi:

Kontensia urine terjamin Karena disatu pihak kandung kemih menyesuaikan diri pada

volume saat diisi dengan tekanan yang tetap dan dipihak lain terdapat tahanan uretra dengan

tekanan yang melebihi tekanan di kandung kemih karena adanya kontraksi otot detrusor. Bila

mekanisme tahanan uretra terganggu , terjadi inkontensia ketika tekanan di buli-buli

meningkat misal nya sewaktu tertawa atau mengangkat barang disebut inkontesia Stress.

Bila aktivitas otot detruser dinding kandung kemih meningkat , terjadi keinginan untuk bak

yang sangat mendesak disebut inkontensia urgensi. Volume normal 350-400 ml. Sedangkan

inkontensia karena isi kandung kemih melebihi kapasitas volumenya , urin terus-menerus

menetes keluar.

STRIKTUR URETRA

Pengertian:

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut dan

kontraksi.

Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena

perbedaan panjangnya uretra.

Etiologi:

Striktur uretra dapat terjadi secara:

Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter

indwelling, atau prosedur sitoskopi)

Cedera akibat peregangan

Cedera akibat kecelakaan

Uretritis gonorheal yang tidak ditangani

Infeksi

Spasmus otot

Tekanan dai luar misalnya pertumbuhan tumor

(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468 dan C. Long , Barbara;1996 hal 338)

Letak stiktur uretra dan penyebabnya

Page 15: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Letak uretra Penyebab

Pars membranasea Trauma panggul, kateterisasi”salah jalan”

Pars bulbosa Trauma/cidera kangkang uretritis

Meatus Balanitis, instrumentasi kasar

Patofisiologi:

Trabekulasi, sarkulasi, dan divertikel

Pada striktur uretra kandung kemih harus berkontraksi lebih kuat, sesuai hukum starling.

Maka otot kalau diberibeban akan berkontraksi lebih kuat sampai pada suatu saat kemudian

akan melemah. Jadi pada striktura uretra otot buli-buli mula-mula akan menebal terjadi

trabekulasi pada fase kompensasi, setelah itu pada fase dekompensasi timbul sirkulasi dan

divertikel. Perbedaan antara sakulasi dan divertikel adalah penonjolan mukosan buli-buli

pada sakulasi masih di dalam otot buli-buli sedangkan divertikel menonjol di luar buli-buli,

jadi divertikel buli-buli adalah tonjolan mukosa keluar buli-buli tanpa dinding otot.

Residu urin

Pada fase kompensasi dimana otot buli-buli berkontraksi makin kuat tidak timbul residu.

Pada fase dekompesasi maka akan timbul residu. Residu adalah keadaan dimana setelah

kencing masih ada urin dalam kandungan kencing. Damlam keadaan normal residu initidak

ada.

Refluks resiko ureteral

Dalam keadaan normal pada waktu buang air kecil urin dikeluarkan buli-buli melalui uretra.

Pada striktura uretra dimana terdapat tekanan intravesika yang meninggi maka akan terjadi

refluks, yaitu keadaan dimana urin dari buli-buli akan masuk kembali dalam ureter bahkan

sampai ke ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, mary,dkk. 2005. Seri Asuhan Keperawatan Ginjal. Jakarta : EGC

Ed. Reksoprodjo, soelarto. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Tangerang : BINARUPA

AKSARA.

Page 16: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Prapti Wuryani

G2B009012

Batu Ginjal

Batu ginjal (urolitilitas) dapat terjadi dibagian mana saja pada sistem perkemihan.

Namun, yang paling banyak ditemukan adalah didalam ginjal (nefrolitiasis). Batu ginjal

adalah pengkristalan mineral yang mengelilingi zat organik, misalnya nanah, darah, atau sel

yang sudah mati. Biasanya, batu (kalkuli) terdiri atas garam kalsium (oksalat 60% dan fosfat)

atau magnesium fosfat (30%) dan asam urat (5%).

Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, ada faktor yang merupakan

predisposisi dan yang utama adalah ISK (30%). Infeksi ini akan meningkatkan terbentuknya

zat organik. Zat ini dikelilingi mineral yang mengendap. Pengendapan mineral ini (karena

infeksi) akan meningkatkan alkalinitas urine dan mengakibatkan pengendapan kalsium fosfat

dan magnesium amonium fosfat.

Statis urine juga dapat menyebabkan pengendapan zat organik dan mineral. Faktor

lain yang dikaitkan dengan pembentukan batu adalah konsumsi antasida dalam jangka

panjang. Terlalu banyak vitamin D, dan kalsium karbonat.

Batu ginjal biasanya terdiri atas kalsium oksalat. Oleh karena itu, apa saja yang

mungkin menyebabkan hiperkalsiuri dapat menjadi faktor pencetus pembentukan batu ginjal.

Peningkatan absorpsi usus terhadap kalsium juga dapat mengakibatkan hiperkalsiura atau

dapat juga karena tubula ginjal kurang mereabsorbsi kalsium.

Gejala utama batu ginjal yang akut adalah kolik ginjal atau nyeri kolik. Lokasi nyeri

bergantung pada lokasi batu. Apabila batu ada di dalam pelvis ginjal, penyebab nyerinya

adalah hidronefrosis dan nyeri ini tidak tajam, tetap dan dirasakan di area sudut kostovebrata.

Apabila batu turun ke dalam ureter, pasien akan mengalami nyeri yang hebat, kolik, dan rasa

seperti ditikam. Nyeri ini bersifat intermiten dan disebabkan oleh spasme (kejang) ureter dan

anoksia dinding ureter yang ditekan batu. Nyeri yang menyebar ke area suprapubik, genetalia

eksterna dan paha. Nyeri kolik dapat disertai dengan mual dan muntah.

Biasanya, setelah pasien mengalami dua atau tiga kali serangan nyeri kolik, batu dapat

keluar. Hal ini mungkin disebabkan batu tersangkut di bagian ureter yang sempit seperti pada

pertemuan ureter dan pelvis (ureteropelvic junction) serta pertemuan ureter dan kandung

Page 17: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

kemih (ureterovesical junction). Hematuria makroskopik dapat terjadi apabila batunya besar.

Pasien dengan batu ginjal juga dapat mengalami ISK.

BPH (Benigna Prostat Hiperplasi)

BPH adalah pembesaran jinak kelenjar prostat yang disebabkan karena hiperplasi

beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan fibromuskuler

yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD dr.

Sutomo, 1994 : 193).

Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan akan

menghambat aliran urin. Keadaan ini dapat meningkatkan tekanan intravesikal. Sebagai

kompensasi terhadap tahanan uretra prostatika, maka otot detrusor dari buli - buli

berkontraksi lebih kuat untuk dapat memompa urin keluar. Kontraksi yang terus - menerus

menyebabkan perubahan anatomi dari buli - buli berupa : hipertropi otot detrusor, trabekulasi,

terbentuknya selula, sakula dan difertikel buli - buli. Perubahan struktur pada buli - buli

dirasakan klien sebagai keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau Lower Urinary Tract

Symptom / LUTS (Basuki, 2000 : 76).

Puncak dari kegagalan kompensasi adalah ketidakmampuan otot detrusor memompa

urine dan terjadi retensi urine. Retensi urin yang kronis dapat mengakibatkan kemunduran

fungsi ginjal (Sunaryo, H, 1999 : 11).

Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui. Namun

yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat

kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan.

Terjadi hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke

perifer dan menjadi simpai bedah. Prevalensinya meningkat seiring dengan peningkatan usia

pada pria.

Etiologinya terdapat resiko umur dan hormon androgen. Perubahan mikroskopik pada

prostat telah terjadi pada pria usia 30-40 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini berkembang,

akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria berusia 50 tahun angka

kejadiannya 50%, usia 80 tahun 80%, dan usia 90 tahun 100%.

Page 18: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Usia Lanjut dan produksi hormon androgen

Perubahan kelenjar prostat

Kelenjar prostat membesar

Otot detrusor dari buli2 berkontraksi lebih kuat untuk dapat memompa urin keluar

Sakulasi/divertikel

Keadaan berlanjut

Destrusor lelah

Dekompensasi

Otot destrusor tidak mampu berkontraksi

Retensi urin

Referensi

Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta. Erlangga

Mary Baradero, SPC, MN. Dkk. 2008. Klien Gangguan Gagal Ginjal. Jakarta. EGC

Page 19: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Nisa Iktiarani

G2B009013

1. Hipospadia

a. Pengertian

- Adalah kelainan congenital berupa kelainan letak lubang uretra pada pria dari ujung

penis kesisi ventral. Keadaan ini dapat ringan atau ekstrim. Sebagian bayi

memperlihatkan meatus (lubang) uretra didaerah skrotum atau perianus.

- Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian

bawah, bukan di ujung penis.

- Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000 bayi

baru lahir.

- Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung

penis, yaitu pada glans penis.

- Hipospadia umum terjadi pada anak-anak dan tidak menyebabkan kesulitan

dalam merawat bayi. Bahkan, pembedahan biasanya mengembalikan tampilan

normal penis anaka. Dengan pengobatan berhasil banyak bayi laki-laki akhirnya

memiliki fungsi seksual yang normal.

- Hipospadia adalah suatu kondisi di mana pembukaan uretra terletak pada bagian

bawah dan bukan di ujung penis. Uretra adalah tabung yang mengalirkan air seni

dari kandung kemih untuk keluar dari tubuh. Gambaran sederhana untuk

hipospadia adalah bentuk penis yang menyerupai kran air.

b. Penyebab : bawaan lahir, keturunan

c. Gejala

Tanda dan gejala hipospadia dapat mencakup:

* Pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis

* Penis ditutupi oleh kulup

* Semprotan air seni yang keluar abnormal

* Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar

penis

* Penis melengkung ke bawah

Page 20: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

* Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis

*Jika berkemih, anak harus duduk.

d. Perawatan

Perawatan melibatkan pembedahan untuk reposisi yang uretra membuka dan,

jika perlu, meluruskan batang penis. Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika

lubang uretra terdapat di tengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada

skrotum (kantung zakar) atau di bawah skrotum. Kelainan ini seringkali berhubungan

dengan kordi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang, yang menyebabkan penis

melengkung ke bawah pada saat ereksi.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik. Jika hipospadia terdapat di

pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa

kelainan bawaan lainnya. Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat.

Kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan nanti. Rangkaian

pembedahan biasanya telah selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah. Pada saat

ini, perbaikan hipospadia dianjurkan dilakukan sebelum anak berumur 18 bulan. Jika

tidak diobati, mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak dan

pada saat dewasa nanti, mungkin akan terjadi gangguan dalam melakukan hubungan

seksual.

Page 21: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Cedera ginjal

Penyebab : ruda paksa tumpul menjadi penyebab utama cedera saluran kemih dan lajunya

pembangunan, penambahan ruas jalan, dan jumlah kendaraan, kejadian ruda paksa akibat

kecelakaan lalulintas akan meningkat, termasuk cedera saluran kemih, kejadian ruda paksa

tumpul pada ginjal yang bisa bersifat langsung maupun tidak langsung, kira kira 80-90 %

ruda paksa tumpul langsung disebabkan oleh kecelakaan lalulintas, olahraga, kecelakaan

kerja atau perkelahian. Cedera ginjal umumnya menyertai ruda paksa berat yang terjadi

bersamaan dengan cedera organ lain, akan tetapi tidak jarang ruda paksa ringan atau terjatuh

menyebabkan cedera ginjal yang serius. Cedera panggul, punggung dan abdomen atas dapat

menyebabkan memar, laserasi atau rupture actual pada ginjal.

Ruda paksa tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalulintas yang

menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba didalam rongga retroperitoneum. Keadaan ini

dapat menyebabkan afulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima. Arteri renalis yang

menyebabkan thrombosis.

Proses : adanya cedera traumatic menyebabkan ginajl dapat tertusuk oleh iga paling bawah

sehingga terjadi kontusi dan rupture.(kmb jilid 2)

Trauma kandung kemih

Cedera yang terjadi dari fraktur pelvis atau trauma multiple atau dari dorongan abdomen

bawah ketika kandung kemih penuh.

Trauma tumpul dapat menyebabkan konstusi (suatu memar berwarna pucat yang besar atau

ekimosis akibat masuknya darah kejaringan dan keterlibatan sekmen dinding kandung kemih)

atau rupture kandung kemih secara ekstra peritoneal, intraperitoneal, atau kondisi keduanya.

KEDARURATAN UROLOGI NON TRAUMATIKA

Penyakit di dalam sistem urogenitalia dapat dengan cepat mengancam kelangsungan

organ tersebut atau bahkan dapat mengancam jiwa pasien jika tidak segera mendapatkan

pertolongan. Keterlambatan pertolongan yang diberikan tidak hanya berasal dari

ketidaktahuan pasien terhadap penyakitnya, tetapi juga disebabkan karena petugas kesehatan

kurang waspada terhadap timbulnya ancaman pada organ atau sistem organ tersebut.

Page 22: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Kedaruratan urologi bisa disebabkan oleh karena trauma urogenitalia maupun non

traumatika. Pada trauma urogenitalia, biasanya dokter cepat memberikan pertolongan dan

jika fasilitas yang tersedia tidak memadai, biasanya langsung merujuk ke tempat yang lebih

lengkap. Berbeda halnya dengan kedaruratan urogenitalia non traumatika, yang seringkali

tidak terdiagnosis dengan benar, menyebabkan kesalahan penanganan maupun keterlambatan

dalam melakukan rujukan ke tempat yang lebih lengkap, sehingga menyebabkan terjadinya

kerusakan organ dan bahkan ancaman terhadap jiwa pasien.

Beberapa kedaruratan urologi non trauma tersebut di antaranya adalah:

(1) perdarahan atau hematuria,

(2) sumbatan aliran urine akut,

(3) infeksi berat/urosepsis, dan

(4) strangulasi atau gangguan aliran darah pada organ, seperti pada torsio testis,

priapismus, dan parafimosis.

(1) HEMATURIA

Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine. Secara visual

terdapatnya sel-sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu: hematuria

makroskopik dan mikroskopik.

Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat

sebagai urine yang berwarna merah dan hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara

kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan

mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapangan pandang.

Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena

dapat menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat

aliran urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan

menimbulkan urosepsis.

Penyebab:

Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam system

urogenitalia atau kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Kelainan yang berasal dari

sistem urogenitalia antara lain adalah:

• Infeksi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis

Page 23: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

• Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor ginjal, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-

buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.

• Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista ginjal

• Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.

• Batu saluran kemih.

Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia antara lain adalah: kelainan

pembekuan darah, SLE, dan kelainan sistem hematologik yang lain.

Diagnosis

Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria,

atau perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah

atau kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan

oleh karena hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis

makan/minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah,

atau setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazina, piridium,

porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari

meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra

atau tumor uretra.

Anamnesis

Dalam mencari penyebab hematuria perlu digali data yang terjadi pada saat episode

hematuria, antara lain:

• Bagaimanakah warna urine yang keluar?

• Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah?

• Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah?

• Apakah diikuti dengan perasaan sakit ?

Pemeriksaan Fisis

Pada pemeriksaan diperhatikan adanya hipertensi yang mungkin merupakan manifestasi

dari suatu penyakit ginjal. Syok hipovolumik dan anemia mungkin disebabkan karena

banyak darah yang keluar. Diketemukannya tanda-tanda perdarahan di tempat lain adalah

petunjuk adanya kelainan sistem pembekuan darah yang bersifat sistemik. Palpasi bimanual

Page 24: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi, ataupun

infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah

pada buli-buli. Colok dubur dapat memberikan informasi adanya pembesaran prostat

benigna maupun karsinoma prostat.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarahkan kita kepada hematuria yang disebabkan

oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler.

2. Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi

organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH urine yang sangat

asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat.

3. Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel

urotelial.

4. IVP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria.

Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan

saluran kemih, tumor urotelium, trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit

infeksi saluran kemih.

5. USG berguna untuk melihat adanya massa yang solid atau kistus, adanya batu non

opak, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui adanya metastasis

tumor di hepar.

6. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan penunjang

di atas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria.

Penatalaksanaan

Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine,

dicobadilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam

fisiologis, tetapi jika tindakan ini tidak berhasil, pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani

evakuasibekuan darah transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika

terjadi eksanguinasi yang menyebabkan anemia, harus difikirkan pemberian transfusi

darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus diberikan antibiotika.

Setelah hematuria dapat ditanggulangi, tindakan selanjutnya adalah mencari penyebabnya

dan selanjutnya menyelesaikan masalah primer penyebab hematuria.

Page 25: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

SUMBATAN URINE AKUT

Keadaan gawat darurat urologi yang paling sering dijumpai di klinik dan praktek

dokter adalah sumbatan urine akut. Sumbatan ini dapat terjadi pada sistem saluran kemih

sebelah atas maupun pada saluran kemih bagian bawah. Pada saluran kemih bagian atas

memberikan manifestasi klinis berupa kolik atau anuria sedangkan pada saluran kemih

bagian bawah berupa retensi urine.

KOLIK URETER ATAU KOLIK GINJAL

Kolik ureter atau kolik ginjal adalah nyeri pinggang hebat yang datangnya mendadak,

hilang-timbul (intermitten) yang terjadi akibat spasme otot polos untuk melawan suatu

hambatan. Perasaan nyeri bermula di daerah pinggang dan dapat menjalar ke seluruh

perut, ke daerah inguinal, tetis, atau labium. Penyebab sumbatan pada umumnya adalah

batu, bekuan darah, atau debris yang berasal dari ginjal dan turun ke ureter. Batu kecil

yang turun ke pertengahan ureter pada umumnya menyebabkan penjalaran nyeri ke

pinggang sebelah lateral dan seluruh perut. Jika batu turun mendekati buli-buli biasanya

disertai dengan keluhan lain berupa sering kencing dan urgensi.

Gambaran Klinis

Pasien tampak gelisah, nyeri pinggang, selalu ingin berganti posisi dari duduk, tidur

Kemudian berdiri guna memeperoleh posisi yang dianggap tidak nyeri. Denyut nadi

meningkat karena kegelisahan dan tekanan darah meningkat pada pasien yang sebelumnya

normotensi. Tidak jarang dijumpai adanya pernafasan cepat dan grunting terutama pada

saat puncak nyeri.

Jika disertai demam harus waspada terhadap adanya infeksi yang serius atau

urosepsis. Dalam keadaan ini pasien secepatnya harus dirujuk karena mungkin

memerlukan tindakan drainase urine. Palpasi pada abdomen dan perkusi pada daerah

pinggang akan terasa nyeri.

Laboratorium

Pemeriksaan sedimen urine sering menunjukkan adanya sel-sel darah merah.

Tetapi pada sumbatan total saluran kemih tidak didapatkan sel-sel darah merah, yaitu

kurang lebih terdapat pada 10% kasus. Diketemukannya piuria perlu dicurigai

kemungkinan adanya infeksi, sedangkan didapatkannya kristal-kristal pembentuk batu

Page 26: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

(urat, kalsium oksalat, atau sistin) dapat diperkirakan jenis batu yang menyumbat saluran

kemih.

Pencitraan

Pemeriksaan foto polos perut ditujukan untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih,

tetapi hal ini seringkali tidak tampak karena tidak disertai persiapan pembuatan foto yang

baik. Ultrasonografi dapat menilai adanya sumbatan pada ginjal berupa hidronefrosis.

Setelah episode kolik berlalu dilanjutkan dengan pemeriksaan foto IVP

Terapi

Serangan kolik harus segera diatasi dengan medikamentosa ataupun dengan tindakan lain.

Obat-obatan yang sering dipakai untuk mengatasi serangan kolik adalah: antispasmodik,

aminofilin, anti inflamasi non steroid, meperidin, atau morfin. Jika pasien mengalami

episode kolik yang sulit ditanggulangi ditawarkan untuk pemasangan kateter ureter double

J (DJ stent), yaitu suatu kateter yang ditinggalkan mulai dari pelvis renalis, ureter hingga

buli-buli, Pasien yang menujukkan gejala-gejala gangguan sistem saluran cerna (muntah-

muntah atau ileus) sebaiknya dimasukkan ke rumah sakit untuk hidrasi pasien tetap

terjaga. Diuresis pasien harus diperbanyak karena peningkatan diuresis akan mengurangi

frekuensi serangan kolik

Anuria Obstruktif

Manifestasi dari sumbatan total aliran urine pada sistem saluran kemih sebelah atas

adalah anuria yaitu berkurangnya produksi urine hingga kurang dari 200 ml dalam 24 jam.

Anuria obstruktif ini terjadi jika terdapat sumbatan saluran kemih bilateral atau sumbatan

saluran kemih unilateral pada ginjal tunggal. Selain disebabkan oleh adanya sumbatan di

saluran kemih, anuria juga bisa disebabkan oleh: perfusi darah ke jaringan ginjal yang

berkurang (disebut sebagai anuria pre renal) atau kerusakan pada jaringan ginjal (anuria

intra renal).

Gambaran klinis

Pada anamnesis pasien mengeluh tidak kencing atau kencing hanya sedikit, yang

kadang kala didahului oleh keluhan obstruksi yang lain, yaitu nyeri di daerah pinggang

atau kolik; dan tidak jarang diikuti dengan demam. Jika didapatkan riwayat adanya

kehilangan cairan, asupan cairan yang berkurang, atau riwayat menderita penyakit jantung,

Page 27: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

harus diwaspadai adanya faktor penyebab pre renal. Perlu ditanyakan kemungkinan

pemakaian obat-obat nefrotoksik, pemakaian bahan kontras untuk foto radiologi, setelah

menjalani radiasi di daerah perut sebelah atas, riwayat reaksi transfusi hemolitik, atau

riwayat penyakit ginjal sebelumnya. Kesemuanya itu untuk menyingkirkan kemungkinan

penyebab intra renal.

Diperiksa keadaan hidrasi pasien dengan mengukur tekanan darah, nadi, dan

perfusinya. Lebih baik jika dapat dipasang manometer tekanan vena sentral atau CVP

(central venous pressure) sehingga dapat diketahui keadaan hidrasi pasien dengan tepat

dan mudah. Tidak jarang dijumpai pasien datang dengan tanda-tanda uremia yaitu

pernafasan asidosis, demam karena urosepsis atau dehidrasi, serta tanda-tanda ileus.

Palpasi bimanual dan perkusi di daerah pinggang bertujuan untuk mengetahui adanya

nyeri atau massa pada pinggang akibat hidro atau pionefrosis. Pada colok dubur atau colok

vagina mungkin teraba adanya karsinoma buli-buli, karsinoma prostat, atau karsinoma

serviks stadium lanjut yang membuntu kedua muara ureter. Pemeriksaan laboratorium

sedimen urine menunjukkan leukosituria atau hematuria. Pemeriksaan darah rutin

diketemukan leukositosis, terdapat gangguan faal ginjal, tanda asidosis, atau hiperkalemia.

Foto polos abdomen ditujukan untuk mencari adanya batu opak pada saluran kemih, atau

bayangan pembesaran ginjal. Pemeriksaan ultrasonografi abdomen sangat penting karena

dapat mengetahui adanya hidronefrosis atau pionefrosis; dan dengan tuntunan USG dapat

dilakukan pemasangan katerer nefrostomi.

Terapi

Jika tidak segera diatasi, uropati obstruksi akan menimbulkan penyulit berupa

uremia, infeksi, dan terjadi SIRS yang berakhir dengan kematian. Oleh karena itu sambil

memperbaiki keadaan pasien, secepatnya dilakukan diversi/pengeluaran urine.

Pengeluaran urine dapat dilakukan melalui pemasangan kateter nefrostomi atau kalau

mungkin dilakukan pemasangan kateter double J.

Pemasangan kateter nefrostomi seperti pada gambar 12-2, dapat dilakukan secara

perkutan yaitu dengan tuntunan ultrasonografi atau dengan operasi terbuka, yaitu

memasang kateter yang diletakkan di kaliks ginjal agar urine atau nanah yang berada pada

sistem pelvikalises ginjal dapat dikeluarkan. Kadang-kadang pasien membutuhkan

bantuan hemodialisis untuk mengatasi penyulit akibat uremia

Page 28: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

RETENSI URINE

Retensi urine adalah ketidak mampuan seseorang untuk mengeluarkan urine yang

terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui. Proses miksi

terjadi karena adanya koordinasi harmonik antara otot detrusor buli-buli sebagai

penampung dan pemompa urine dengan uretra yang bertindak sebagai pipa untuk

menyalurkan urine. Adanya penyumbatan pada uretra, kontraksi buli-buli yang tidak

adekuat, atau tidak adanya koordinasi antara buli-buli dan uretra dapat menimbulkan

terjadinya retensi urine.

Gambaran Klinis

Pasien mengeluh tertahan kencing atau kencing keluar sedikit-sedikit. Keadaan ini

harus dibedakan dengan inkontinensia paradoksa yaitu keluarnya urine secara menetes,

tanpa disadari, dan tidak mampu ditahan oleh pasien. Selain itu tampak benjolan kistus

pada perut sebelah bawah dengan disertai rasa nyeri yang hebat.

Pemeriksaan pada genitalia eksterna mungkin teraba batu di uretra anterior, terlihat batu di

meatus uretra eksternum, teraba spongiofibrosis di sepanjang uretra anterior, terlihat fistel

atau abses di uretra, fimosis/parafimosis, atau terlihat darah keluar dari uretra akibat

cedera uretra. Pemeriksaan colok dubur setelah buli-buli dikosongkan ditujukan untuk

mencari adanya hiperplasia prostat/karsinoma prostat, dan pemeriksaan refleks

bulbokavernosus untuk mendeteksi adanya buli-buli neurogenik. Pemeriksaan foto polos

perut menunjukkan bayangan buli-buli penuh, mungkin terlihat bayangan batu opak pada

uretra atau pada buli-buli. Pada pemeriksaan uretrografi tampak adanya striktura uretra.

Penatalaksanaan

Urine yang tertahan lama di dalam buli-buli secepatnya harus dikeluarkan karena

jika dibiarkan, akan menimbulkan beberapa masalah antara lain: mudah terjadi infeksi

saluran kemih, kontraksi otot buli-buli menjadi lemah dan timbul hidroureter dan

hidronefrosis yang selanjutnya dapat menimbulkan gagal ginjal. Urine dapat dikeluarkan

dengan cara kateterisasi atau sistostomi. Tindakan penyakit primer dikerjakan setelah

keadaan pasien stabil.

Untuk kasus-kasus tertentu mungkin tidak perlu pemasangan kateter terlebih

dahulu melainkan dapat langsung dilakukan tindakan definitif terhadap penyebab retensi

urine, misalnya batu di meatus uretra eksternum atau meatal stenosis dilakukan

meatotomi, fimosis atau parafimosis dilakukan sirkumsisi atau dorsumsisi.

Page 29: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Referensi

Corwin, Elisabeth J. Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC.

Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. Revisi. Jakarta: EGC. 1998

Smeltzer. Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth vol 2.

Jakarta : EGC 2001

Page 30: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Pratiwi Sutami

G2B009014

1. TUMOR GINJAL/ KARSINOMA SEL GINJAL

A. DEFENISI

Lesi ganas (adenokarsinoma) dari epitel ginjal (juga diketahui sebagai

hipernefroma dan tumor grawitz). Biasanya karsinoma ginjal adalah unilateral

(mengenai hanya satu ginjal), tetapi mungkin juga bilateral.

Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah

karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-

sel yang melapisi tubulus renalis. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis

tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan

pada orang dewasa. Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker,

sedangkan kista (rongga berisi cairan) atau tumor biasanya jinak.

B. EPIDEMIOLOGI

Pria/wanita 2 : 1. Jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Merupakan 2-3 % dari semu

tumor pada orang dewasa dan 85 % dari semua tumor ginjal. (tumor ginjal lainnya

adalah tumor uretelial, tumor Wilms, dan sarkoma).

C. KLASIFIKASI TUMOR GINJAL

1. TUMOR JINAK

Tumor mulai pada sel-sel, blok-blok bangunan yang membentuk jaringan-

jaringan. Jaringan-jaringan membentuk organ-organ tubuh.

Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru

ketika tubuh memerlukan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menua, mereka mati, dan

sel-sel baru mengambil tempat mereka.

Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk

ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka

seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk suatu massa dari jaringan

yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor.

a. Hamartoma Ginjal

- Definisi

Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas

Page 31: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Tumor jinak ini biasanya bulat

atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Lima puluh persen

dari hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville

yaitu suatu kelainan bawaan yang ditandai dengan retardasi mental, epilepsi,

adenoma seseum dan terdapat hamartoma di retina, hepar, tulang, pankreas dan

ginjal. Tumor ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria dengan

perbandingan 4 : 1 (Basuki, 2003).

- Gambaran Klinis

- Jika tidak bersamaan dengan penyakit Tuberous sklerosis, hamartoma ginjal

sering tanpa menunjukkan gejala dan kadang-kadang didapatkan secara kebetulan

pada saat pemeriksaan rutin dengan ultrasonografi abdomen(Basuki, 2003).

Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan adalah : nyeri pinggang, hematuria,

gejala obstruksi saluran kemih bagian atas dan kadang kala terdapat gejala

perdarahan rongga retroperitonial(Basuki, 2003).

b. Fibroma Renalis

Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau

tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara tidak

sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala klinis

yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras,

dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla.

Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di

dekatnya.

c. Adenoma Korteks Benigna

Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna

kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam

korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi didapat sekitar 20% dari

seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis tidak jelas perbedaannya dengan

karsinoma tubulus renalis ; keduanya tersusun atas sel besar jernih dengan inti

kecil. Perbedaannya ditentukan hanya berdasarkan ukurannya ; tumor yang

berdiameter kurang dari 30 mm ditentukan sebagai tumor jinak. Perbedaan ini

sepenuhnya tidak dapat dipegang sebab karsinoma stadium awal juga mempunyai

diameter kurang dari 30 mm. Proses ganas dapat terjadi pada adenoma korteks.

Page 32: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

d. Onkositoma

Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya

(tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi)

banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat begitu besar sehingga

mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.

e. Tumor Jinak Lainnya

Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa

menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan

terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan

predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang

jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang

merupakan penyebab terjadinya hipertensi (Underwood, 2000). Jenis tumor lain

yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000).

D. ETIOLOGI

Factor predisposisi

a. Diet : konsumsi tinggi lemak, minyak dan susu.

b. Agen toksik : timah, cadmium, asbestos, produk-produk petroleum.

c. Merokok

d. Faktor genetic : onkogen pada lengan pendek kromosom 3, antiegen HLA BW-44 dan

DR-8.

e. Penyakit lainnya : syndrome von Hippel-Lindau (VHL), penyakit polikistik dewasa,

pasien dialysis ginjal.

f. adalah kontak dengan bahan pewarna untuk testil, karet, logam, cat dan lateks

(pemajanan tempat kerja).

E. PATOLOGI

Histology

Adenokarsinoma (sel yang berasal dari sel tubulus kontortus proksimal).

Stadium

Page 33: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

a. stadium TNM

b. stadium Robson I-IV

stadium I : tumor terbatas pada kapsul ginjal. Pada tahap I tepi tumor jelas dan

berkapsul. Tumor ini menekan parenkim ginjal. Pada tahap I ini, yang terkena adalah

bagian atas ginjal dan biasanya diketahui saat tumor sudah besar.

Stadium II : tumor terbatas pada fasia Gerota. Pada tahap II tumor bermetastasis ke

jaringan lemak yang mengelilingi ginjal. Pada tahap III, metastasis masih local, tetapi

melalui vena renalis dan limfatik (kelenjar limfa).

Stadium IV : Pada tahap IV metastasis dapat menjalar ke organ yang lain.

Penyebaran

a. langsung ke vena ginjal dan jaringan perirenal’

b. melalui aliran limfatik ke kelenjar priaorta dan hilus.

c. hematogen ke paru (jika besar disebut metastesis “bola cannon”), tulang dan ginjal

kolateral.

F. GAMBARAN KLINIS

a. Hematuria tanpa nyeri adalah tanda yang paling sering muncul.

b. nyeri panggul yang tidak tajam, massa di sudut kortovebra, berat badan menurun,

demam dan polisitemia()akibat menurunnya aliran darah ke JGA yang menyebabkan

peningkatan rennin dan peningkatan eritropoietin).

c,hipertensi karena stimulasi di system rennin-angiotensin.

d. hiperkalsemia

e. disfungsi hati

2. TUMOR BLADDER

A. DEFENISI

Lesi ganas dari epitel kandung kemih.

Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung

kemih. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria

dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira

25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.

Page 34: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

B. ETIOLOGI

Keganasan pada kandung kemih ini terjadi karena induksi bahan karsinogen

yang banyak terdapat disekitar kita. Beberapa faktor resiko yang yang

mempengaruhi seseorang menderita karsinoma kandung kemih adalah :

1. Pekerjaan

Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik korek

api,tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/pencukur rambut sering terpapar

oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik ( 2-naftilamin, bensidin, 4-

aminobifamil).

2. Perokok

Resiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-6 kali

lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan

karsinogen berupa amin aromatik dan nitrosamin.

3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Telah diketahui bahwa kuman-kuman E.coli dan Proteus spp menghasilkan

nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.

4. Gaya Hidup

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan

siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid yang diberikan intravesika,

fenastin, opium dan obat antituberkulosa INH dalam jangka waktu lama dapat

menimbulkan resiko timbulnya karsinoma kandung kemih.

C. JENIS HISTOLOGY

Jenis histology yang terbanyak adalah karsinoma sel transisional (90 %),

sedangkan jenis lain yaitu karsinoma sel skuamosa (5-10%), mixed carcinoma (4-

6 %), adenoma (<2%), undifferentiated carcinoma dan sangat jarang dijumpai

adalah adenoma, tumor karsinoid, karsinosarkoma, melanoma, feokromositoma,

limfoma, koriokarsinoma, hemangioma, sarcoma osteogenik dan miosarkoma.

D. KLASIFIKASI

1. Staging dan klasifikasi

Page 35: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL

untuk menentukan operasi atau observasi :

T = pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui :

Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah

anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.

Tis: carcinoma insitu (pre invasive Ca)

Tx: cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan

To: tanda-tanda tumor primer tidak ada

T1: pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang bergerak

T2: pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding kandung kemih.

T3: pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular yang bergerak

bebas dapat diraba di kandung kemih.

T3a: invasi otot yang lebih dalam.

T3b: perluasan lewat dinding kandung kemih.

T4: kanker sudah melewati struktur sebelahnya.

T4a: kanker mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina

T4b: kanker sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam

abdomen.

2. Type dan Lokasi

Didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.

1. Efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma kandung kemin –squamosa cell.,

anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya.

2. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus

3. Rhabdomyo sarcoma, sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent),

infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal.

4. Primary Malignant lymphoma, neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat

menimbulkan serangan hipertensi selama kencing

Page 36: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

5. Ca dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma mungkin mengadakan

metastase ke kandung kemih, invasi ke kandung kemih oleh endometriosis dapat

terjadi.

E. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan yang paling utama adalah hematuri (85-90%) baik mikroskopis

maupun makroskopis tanpa disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa

sebagian kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli seperti frekuensi, urgensi

dan disuria. Keluhan obstruksi juga dapat ditemukan bila tumor menyumbat

muara uretra interna leher kandung kemih. Keluhan lanjut adalah nyeri tulang bila

terjadi metastase ke tulang atau sakit pinggang bila metastasi retroperitoneal atau

obstruksi ureter juga dapat ditemukan.

Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak dijumpai kelainan. Penebalan dinding

kandung kemih atau terabanya massa tumor baru didapatkan dengan perabaan

bimanual.

Keluhan akibat penyakit yang lebih lanjut berupa : gejala obstruksi saluran

kemih bagian atas atau adanya edema tungkai. Edema tungkai ini disebabkan

karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe

yang membesar di daerah pelvis.

F. PATOFISIOLOGI

Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina

propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain

lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan

metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati.

Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan program

pengobatan. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :

Ta : tumor terbatas pada epithelium.

Tis : karsinoma in situ (karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas)

T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.

Page 37: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.

T3a : tumor sampai dengan otot dalam

T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.

T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate,

uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.

3. KANKER TESTIS

A. DEFENISI

Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar),

yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di

dalam skrotum (kantung zakar).

B. PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN

Tumor testis menyebar melalui pembuluh limfa. Kelenjar limfa terletak

paraaortal kiri setinggi L2 tepat dibawah hilus ginjal dan disebelah kanan antara

aorta dan v.kava setinggi L3 dan prakarva setinggi L2. Metastasis dikelenjar

inguinal hanya terjadi setelah penyusupan tumor kedalam kulit skrotum atau

setelah dilakukan pembedahan pada funikulus spermatikus, seperti pada hernia

inguinalis yang menyebabkan gangguan aliran arus limfa didalamnya.

Penyebaran hematogen luas pada tahap dini merupakan tanda

koriokarsinoma.

C. PENYEBAB

Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun.

Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang

menunjang terjadinya kanker testis:

# Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum)

# Perkembangan testis yang abnormal

# Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan

rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia)

dan testis yang kecil).

Page 38: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi

masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi

oleh HIV.

Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan

meningkat.

1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis.

Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia

15-40 thun.

Kanker testis dikelompokkan menjadi:

1. Seminoma : 30-40% dari semua jenis tumor testis.

Biasanya ditemukan pada pria berusia 30-40 tahun dan terbatas pada testis.

2. Non-seminoma : merupakan 60% dari semua jenis tumor testis.

Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:

Karsinoma embrional : sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-

30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke

paru-paru dan hati.

Tumor yolk sac : sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak

laki-laki.

Teratoma : sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada

anak laki-laki. - Koriokarsinoma.

Tumor sel stroma : tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan

sel granulosa. Tumor ini merupakan 3-4% dari seluruh jenis tumor testis.

Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah

satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.

D. GEJALA

Gejala berupa:

- Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)

- Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis

- Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah - Ginekomastia

- Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.

Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali.

Page 39: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

E. DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

USG skrotum

Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human

chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase).

Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau

beta HCG.

Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru)

CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)

Biopsi jaringan.

F. PENGOBATAN

Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.

Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan

jenis sel kankernya.

Selanjutnya ditentukan stadiumnya:

Stadium I : kanker belum menyebar ke luar testis

Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut

Stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke

hati atau paru-paru.

Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:

1. Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar

getah bening (limfadenektomi)

2. Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi

lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-

seminoma.

Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada

stadium awal.

3. Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan

etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker.

Page 40: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-

seminoma.

4. Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan

kerusakan pada sumsum tulang penderita.

Tumor seminoma

- Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut

- Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan

kemoterapi dengan sisplastin

- Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.

Tumor non-seminoma:

- Stadium I : diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan

limfadenektomi perut

- Stadium II : diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan

diikuti dengan kemoterapi

- Stadium III : diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.

Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan

kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin).

meningkat 50 kali lipat. Resiko tidak dipengaruhi oleh orkidopeksi.

G. PATOLOGI

Klasifikasi tumor testis

Tumor sel germinal (90%) (mensekresi AFP dan β-HCG):seminoma:

nonseminoma-karsinoma embrional, teratokarsinoma, koriokarsinoma.

Tumor stroma:

Sel Leydig

Sel Sertoli

Sel granulosa

Tumor metastasis.

Stadium

Stadium I : terbatas dari skrotum.

Stadium II : penyebaran ke kelenjar limfe retroperitoneal dibawah

diafragma.

Page 41: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Stadium III : penyebaran jauh.

Penyebaran

Tumor sel germinal bermetastasis ke kelenjar getah bening para-aorta, paru

dan otak.

Tumor stroma jarang berme jarang bermetastasis.

H. GAMBARAN KLINIS

Pembengkakan testis yang tidak nyeri, sering ditemukan insidental atau setelah

trauma.

Sering dijumpai rasa tidak nyaman pada testis yang samar-samar, perdarahan

pada tumor bisa menyerupai torsi akut.

Jarang terdapat penyakit metastasis atau ginekomastia.

Pemeriksaan menunjukkan massa testis yang keras, iregular, dan tidak nyeri

tekan.

4. KANKER PENIS

A. DEFINISI

Kanker Penis adalah keganasan pada penis.

B. PENYEBAB

Diduga penyebabnya adalah smegma (cairan berbau yang menyerupai keju,

yang terdapat di bawah kulit depan glans penis). Tetapi penyebabnya yang pasti tidak

diketahui.

Pria tidak disunat yang tidak menjaga kebersihan daerah di bawah kulit depan

glans penis dan pria yang pernah menderita herpes genitalis memiliki resiko tinggi

menderita kanker penis.

C. GEJALA

Gejalanya berupa:

- luka pada penis

- luka terbuka pada penis

- nyeri penis dan perdarahan dari penis (pada stadium lanjut).

D. DIAGNOSA

Page 42: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pada penis tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil.

Biopsi dilakukan untuk memperkuat diagnosis.

E. PENGOBATAN

Pengobatan kanker penis bervariasi, tergandung kepada lokasi dan beratnya tumor:

Kemoterapi

Kemoterapi bisa dilakukan sebagai tambahan terhadap pengangkatan tumor.

Pembedahan

Jika tumornya terbatas pada daerah kecil di ujung penis, dilakukan penektomi parsial

(pengangkatan sebagian kecil penis).

Untuk stadium lanjut dilakukan penektomi total disertai uretrostomi (pembuatan

lubang uretra yang baru di daerah perineum).

Terapi penyinaran

Terapi penyinaran dilakukan setelah pengangkatan tumor yang terlokalisir dan tumor

yang belum menyebar.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah nafsu makan berkurang, lelah, reaksi kulit

(misalnya iritasi dan kemerahan), cedera atau luka bakar pada rektum, sistitis dan

hematuria.

Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.

REFRENSI :

Baradero, Mary, dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal.

Jakarta: EGC.

Pierce, A Grace. & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga

Wahyu Prasetyaningrum

G2B009017

Pathway GGK

Page 43: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP
Page 44: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Pathway GGA

Pre renal intra renal post renal

menurunnya tekanan darah kerusakan glomerulus/ batu traktus urinarium,

tubulus ginjal obstruksi

G G A

urin sedikit kelebihan volum cairan mual, muntah, diare

perubahan volume cairan nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 45: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Rahayu Fitrianingtyas

G2B009018

HIDROKEL

- Hidrokel adalah kumpulan cairan serosa yang berkembang di anatara lapisan visera dan

perietalis tunika vaginalis.1 berisfat diafan (tembus Cahaya)

- Hidrokel terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus, suatu divertikulum

peritoneum embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan tunika vaginalis.

- Hidrokel pada neonatus, pembedahan ditunda samapi usia 2 tahun, karena prosesus

vaginalis paten biasanya akan menutup.

- Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam suaatu

massa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi keluaran limfe.

- Diagnosa hidrokel dapat dibuat dengan transluminasi skrotum. Hidrokel akan

transluminasi, sedangkan hernia, tumor / testis yang membesar akibat orkitis tidak akan

terlihat.

Transluminasi adalah cara pemeriksan adanya hidrokel dengan memancakan cahaya

pada bagian pembesaran skrotum (pasien ditempatkan pada ruangan gelap), hasilnya

adanya hidrokel tampak dari bayangan merah yang merupakan adanya rongga berisi

cairan serosa. 2

- Dalam perbaikan bedah hidrokel, bagian kantong hidrokel yang belebihan direseksi, serta

bagian sisanya dieversikan dan dijahit di belakang testis.

- Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang tunika

vaginalis yang membsar.3

- Hidrokel disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang / tumor testis.

- Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi tapi sering kambuh lagi.

- Pada operasi sebagian bsar dinding dikeluarkan.

- Terkadang ditemukan hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa

tunika vaginalis di dalam funikulus. Benjolan ini bersifat terbatas diafan pada

transluminasi.

- Jarang ditemukan benjolan diafan dan funikulus yang dapat dihilangkan dengan tekanan

sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila demikian terdapat

tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit dengan rongga perut dan

berisi cairan rongga perut. (hernia inguinalis lateral / indirek). Hernia ini sering disalah

Page 46: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

artikan sebagai hidrokel komunikans,karena hubungan dengan rongga perut terlalu

sempit sekali kelainan ini memberikan kesan hidrokel funikulus; “kantong” hernia ini

tidak dimasuki usus/ omentum.

- Gambar hidrokel

Hidrokel

ENURESIS

- Lebih sering disebut mengompol, adalah gangguan eliminasi yang melibatkan pelepasan

volunter atau involunterurin ke tempat tidur, pakaian, atau tempat lain yang tidak layak.

Pada orang dewasa, kehilangan kontrol kandung kemih sering disebut sebagai kencing

mengompol daripada enuresis, itu sering ditemukan pada pasien dengan stadium akhir

penyakit Alzheimer atau bentuk lain dari demensia.

- Pelepasan urin pada malam hari (nocturnal enuresis) jauh lebih umum daripada siang

hari, atau diurnal.

- Enuresis dianggap patologik bila terjadi pada usia di atas 5 tahun. Penderita

menunjukkan polakisuria, miksi urgensi dan kafang inkotinensia urgensi.

- Enuresis ureterika didapatkan pada ektopia ureter yang biasanya ditemukan pada ureter

ganda. Pada wanita muara ureter ektopik tersembunyi di saluran urogenital. Mungkin ada

miksi normal yang diikuti dengan penetesan atau basah terus-terusan

- Enuresis adalah masalah kaum muda dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki

dibandingkan anak perempuan. Pada usia lima tahun, sekitar 7% dari anak laki-laki dan

3% anak perempuan mengalami enuresis. Jumlah ini terus menurun pada anak-anak yang

lebih tua, pada usia 18 tahun, hanya sekitar 1% dari Enuresis pengalaman remaja. Studi

yang dilakukan di beberapa negara menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh budaya

nampak pada kejadian Enuresis pada anak-anak.

- Ada dua jenis utama Enuresis pada anak-anak.

a. Enuresis primer terjadi bila seorang anak tidak mampu mengontrol kandung kemih.

Page 47: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

b. Enuresis sekunder terjadi ketika seseorang telah menetapkan kontrol kandung

kemih untuk jangka waktu enam bulan, kemudian kambuh untuk mengompol lagi.

Di bawah usia ini, masalah dengan kontrol kandung kemih dianggap normal.

Umumnya enuresis primer lebih banyak terjadi. Berdasarkan hasil penelitian

apabila kedua orang tua memiliki riwayat mengompol maka 77% anaknya akan

mengalami hal serupa. Namun apabila hanya salah satu dari orang tua ada riwayat

enuresis 44% dan hanya 15% apabila kedua orangtua tidak memiliki riwayat

mengompol.

- Gejala enuresis adalah buang air kecil di tempat yang tidak tepat atau pada saat-saat

yang tidak tepat.

- Penyebab enuresis primer:

1. Faktor genetik

2. Keterlambatan matangnya fungsi susunan syaraf pusat. normalnya bila kandung

kemih sudah penuh maka dikirim pesan ke otak untuk mengeluarkan

kencingdapat menahan sampai sianak siap ketoilet tetapi pada

keadaanketerlambatan matangnya fungsi susunan syaraf pusatmaka proses ini

tidak terjadisehingga anak tidak dapat menhan untuk buang air kencil dan

langsung mengompol.

3. Gangguan tidur. Tidur yang sangat dalam akan menyebabkan anak tidak

terbangunpada saat kandung kemih penuh atau volumenya meningkat.

4. Hormon anti diuretik menurun.

5. Kelainan anatomi kandung kemih yang kecil.

- Penyebab enuresis sekunder:

1. Stress kejiwaan: pelecehan seksual, mendapat adik baru, kematian dalam

keluarga

2. Kondisi fisik terganggu: infeksi saluran kencing, diabetes, sembelit bahkan

alergi.

- Penyebab pada orang dewasa adalah hilangnya kontrol independen dari fungsi tubuh

akibat demensia, infeksi kandung kemih, diabetes yang tidak terkontrol, efek samping

obat, dan otot kandung kemih melemah. Pengobatan dengan obat-obat

Ada dua obat utama untuk mengobati enuresis. Imipramine, antidepresan

trisiklik, telah digunakan sejak awal 1960-an. Tidak jelas mengapa antidepresan ini

adalah efektif dalam mengobati enuresis ketika antidepresan lain tidak. Desmopressin

Page 48: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

asetat (DDAVP) telah banyak digunakan untuk mengobati enuresis sejak tahun 1990-

an. Tersedia dalam bentuk semprot hidung/inhaller atau tablet. Baik imipramine dan

DDAVP sangat efektif dalam mencegah mengompol, tetapi memiliki tingkat

kekambuhan tinggi jika obat dihentikan.

- Pada sistometri, dapat ditemukan kontraksi detrusor yang sukar dihambat atau ditekan

dilakukan pemeriksaan lengkap, (pielogram intravena, pemeriksaan faal ginjal,

histogram dan pemeriksaan urodinamik) untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab

infeksi / rangsangan lain yang tidak jelas.

Referensi

Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC. 1994

Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisis Revisi.jakarta: EGC.1998

Swartz, Mark H. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC. 1995

Swartz. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Ed.6. jakarta: EGC.

Tish Davidson, A.M. Enuresis. http://www.minddisorders.com/Del-Fi/Enuresis.html. diakses

pada tanggal 8 Maret 2011.

Page 49: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Puruhita Haniti

G2B009037

HIDRONEFROSIS

a. Pengertian

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal

akibat adanya obstruksi. Hidronefrosis bawaan disebabkan stenosis hubungan pielum dan

ureter, sehingga disebut stenosis subpelvik. Penyebabnya ialah kelainan motilitas

hubungan pelvio-ureter; peristalsis dari pielum ke ureter terhambat sehingga terjadi

bendungan dan hidronefrosis. Faktor diluar ureter dan pielum seperti pembuluh darah

atau serat fibrotik yang menyilang dapat mengakibatkan kompresi atau tekanan setelah

hidronefrosis timbul dan membesar, jadi bukan merupakan penyebab primr.

Hidronefrosis bawaan merupakan proses progresif, kadang bilateral. Biasanya kelainan

ini ditemukan karena faal ginjal berangsur angsur terganggu atau terjadinya penyulit

seperti pembentukan batu, infeksi, hemmaturia, atau hipertensi. Hidronefrosis dapat

bilateral dan unilateral. Contoh yang paling berat ditemukan pada lesi-lesi unilateral,

yang disebabkan oleh obstruksi proksimal dari kandung kemih, khususnya tipe pelvi-

uterik. Terdapat pembesaran menyeluruh ginjal, dengan distensi sakular dari pelvis,

sebagian besar dari padanya menjadi posisi ekstra renal. Kalises menjadi gepeng dan

parenkim ginjal menipis dan mengalami atrofi, pada kasus yang berat hanya

meninggalkan pinggiran yang tipis dari jaringan ginjal yang dapat dikenali. Permukaan

luar dapat berlobulasi. Atrofi yang nyata dari tubulus, glomeruli pertama kali terhindar,

tetapi setelah itu mengalami hialinisasi.

b. Penyebab

Banyak dan termasuk :

1. Lumen. kalkuli, bekuan darah

2. Dinding

Kongenital. Katup-katup, striktura, kelainan peristalsis pada sambungan padea

pelviureterik.

Didapat. Stiktura pasca trauma dan pasca peradangan, pembesaran prostat, tumor

dari pelvis renalis, ureter, kandung kemih dan uretra.

3. Eksternal. Uterus gravid; tekanan dari massa ovarium atau massa uterus; fibrosis

retroperitoneal; invasi oleh tumor dari organ sekitar atau oleh limfe nodul yang

membesar.

Page 50: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Arteri renalis aberan yang melintasi sambungan pelvi-ureterik kemungkinan

mempertahankan hidronefrosis yang timbuTl akibat penyebab lain.

c. Mekanisme

Obstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik, sehingga tekanan

di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik

akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat

adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak. Obstruksi parsial

atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi

masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang

menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan

menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat daribentuk sudut abnormal di

pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter kaku. Pada pria

lansia, penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat

pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran

uterus. Apapun penyebabnya, adanya akumulasi urine di piala ginjal akan menyebabkan

distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu ginjal

sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara

bertahap (hipertropi kompensatory) akhirnya fungsi renal terganggu.

KISTA GINJAL

a. Pengertian

Kista renalis merupakan suatu kantong abnormal berisi air yang berasal dari jaringan

ginjal.kista ginjal dapat tunggal atau multipel (polikistik), melibatkan salah satu atau

kedua ginjal.

Ada tiga gangguan tersering yang diakibatkan kista ini:

1. Gangguan karena pendesakan kista pada saluran kemih

Biasanya orang akan mengeluh pinggangnya sakit. Sama halnya bila ada batu

dalam salurah kemih. Selain itu kista bisa menyebabkan timbulnya infeksi pada

ginjal maupun saluran kencing. Gejala infeksi ini pada umumnya sama, seperti

demam, diikuti gangguan berkemih.

2. Gangguan berkemih

Saat berkemih terasa nyeri dan panas. Lalu, seringkali merasa ingin kencing,

tapi kalau sudah berkemih tidak bisa lancar. Kadang, bisa juga sampai timbul

kencing darah.

Page 51: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

3. Bentukan abnromal dalam kista tersebut

Hal ini biasanya terlihat saat dilakukan USG. Bisa bentukan semi solid(padat),

atau keruh. Bentukan ini menunjukkan kemungkinan adanya keganasan. Karena itu

perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap. Misalnya saja dengan MRI scan.

Jika ganas diperlukan operasi. Kista ginjal jarang memerlukan tindakan operatif.

b. Penyebab

Kelainan ini dapat diturunkan, didapat, atau berhubungan dengan kondisi pejamu yang

tidak berkaitan. Penyakit polikistik pada orang dewasa diturunkan sebagai otosom

dominan yang pengaruhnya sama, baik wanita maupun pria. Penyakit renal polikistik

juga berhubungan dengan penyakit kista di organ lain (hati, pancreas, limpa) dan

aneurisma arteri serebral. Telah lama diketahui bahwa pasien dengan dialysis jangka

panjang (hemodialisis dan dialysis peritoneal) menyebabkan kista multipel pada ginjal

yang sudah tidak berfungsi.

c. Proses penyakit

Ginjal membesar secara bertahap; tand adan gejala akan muncul pada decade keempat

dan kelima kehidupan.

Pasien menunjukkan adanya nyeri lumbar atau abdominal, hematuria, hipertensi, teraba

massa renal, dan infeksi traktus urinarius kambuhan. Insufisiensi dan gagal renal terjadi

pada tahap akhir.

GINJAL TAPAL KUDA

Pengertian

Ginjal tapal kuda adalah jenis yang paling umum dari fusi anomali ginjal. Ini terdiri dari

dua fungsi ginjal yang berbeda di setiap sisi garis tengah, terhubung di kutub yang lebih

rendah oleh isthmus fungsi parenkim ginjal atau jaringan fibrosa yang melintasi garis

tengah tubuh.

Etiologi

Dua teori tentang embrio dari ginjal tapal kuda telah diusulkan.Ajaran klasik fusi

mekanik berpendapat bahwa ginjal tapal kuda terbentuk selama organogenesis, ketika

kutub inferior dari sentuhan ginjal awal, menggabungkan di garis tengah lebih

rendah. Teori fusi mekanik berlaku untuk ginjal tapal kuda dengan tanah genting

berserat. Atau, studi lebih baru postulat bahwa fusi abnormal dari jaringan yang

Page 52: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

berhubungan dengan tanah genting parenchymatous dari beberapa ginjal tapal kuda

adalah hasil dari peristiwa teratogenik melibatkan migrasi abnormal sel-sel nephrogenic

posterior, yang kemudian bersatu untuk membentuk tanah genting. Acara teratogenik

mungkin juga bertanggung jawab atas peningkatan insiden anomali kongenital terkait

dan neoplasias tertentu, seperti tumor Wilms dan tumor karsinoid terkait dengan tanah

genting dari ginjal tapal kuda.

Patofisiologi

Dengan sendirinya, ginjal tapal kuda tidak menghasilkan gejala. Namun, berdasarkan

embriogenesis dan anatomi, adalah cenderung untuk insiden yang lebih tinggi dari

penyakit daripada ginjal normal. Suplai darah variabel, kehadiran tanah genting, titik

penyisipan tinggi, dan tentu saja tidak normal dari ureter semua berkontribusi untuk

masalah ini. Karena ini dan anatomi faktor embriogenik, kurs hidronefrosis ,

pembentukan batu, infeksi, dan kanker tertentu lebih tinggi, mengakibatkan sakit ginjal

tapal kuda (lihat gambar di bawah). 

urogram Ekskretori menunjukkan ginjal tapal kuda dengan hidronefrosis kiri.

Yang terkait yang paling umum ditemukan di ginjal tapal kuda adalah persimpangan

ureteropelvic (UPJ) obstruksi . Obstruksi ini disebabkan oleh penyisipan tinggi ureter ke

dalam pelvis ginjal. Persimpangan dari ureter atas tanah genting juga dapat menyebabkan

obstruksi. Nonobstructive dilatasi harus dibedakan dari dilatasi obstruktif menggunakan

radioisotop scan diuresis ginjal.

Prevalensi batu dalam ginjal tapal kuda berkisar 20-60%. Batu penyakit dianggap karena

hidronefrosis obstruksi berhubungan atau UPJ yang menyebabkan stasis urin, batu yang

menghambat perjalanan. faktor metabolik, seperti dalam populasi normal, juga telah

diusulkan sebagai kontribusi untuk pembentukan batu pada pasien ini.Orientasi calyces

Page 53: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

juga merusak drainase, sehingga stasis. Ginjal ini muncul melebar atau abnormal pada

pencitraan kebanyakan, meskipun scan radionuklida secara umum diterima sebagai

diagnostik.

Stasis urin dan penyakit batu ginjal juga cenderung tapal kuda terhadap infeksi, yang

terjadi pada 27-41% pasien. Ascending infeksi dari refluks vesicoureteral adalah

penyebab lain dari infeksi pada ginjal tapal kuda.

Kanker tertentu lebih sering terjadi pada ginjal tapal kuda. Hal ini diduga terjadi karena

faktor teratogenik hadir pada kelahiran dan kerentanan ginjal tapal kuda berpenyakit

untuk kanker tertentu. Karsinoma sel ginjal adalah kanker ginjal yang paling umum

dalam ginjal tapal kuda, akuntansi untuk 45% dari tumor. Insiden kanker sel ginjal di

ginjal tapal kuda tidak berbeda dari ginjal normal.

Transisi sel kanker dan account sarkoma sebesar 20% dan 7% dari tumor, masing-

masing. Risiko relatif karsinoma sel transisional dalam ginjal tapal kuda meningkat 3 -

untuk 4 kali lipat. Hal ini diduga disebabkan oleh obstruksi kronis, batu, dan / atau

infeksi pada ginjal yang terkena.

Kejadian kedua Wilms dan tumor karsinoid juga lebih tinggi dalam ginjal tapal

kuda. Pemeriksaan tumor ini dapat memberikan wawasan ke dalam pengembangan dan

embriogenesis dari ginjal tapal kuda dan kegemaran kedua tumor ke dalam bentuk ginjal

tapal kuda.

Wilms tumor menyumbang 28% dari lesi ganas. Resiko relatif tumor Wilms meningkat 2

kali lipat. Setengah dari ini muncul dari tanah genting.

Carcinoids ginjal jarang terjadi, dengan hanya 32 kasus yang dilaporkan. Dari 32 kasus,

5 dari carcinoids ginjal muncul dalam ginjal tapal kuda. Resiko relatif tumor karsinoid

pada pasien dengan ginjal tapal kuda adalah 62 kali yang ditemukan di populasi

normal. Dari 5 melaporkan tumor karsinoid dilaporkan pada pasien dengan ginjal tapal

kuda, 3 berasal dalam atau telah terlibat tanah genting. Lokasi tumor ini di tanah genting

dapat dijelaskan oleh embrio melibatkan migrasi abnormal sel-sel nephrogenic posterior,

yang menyebabkan pembentukan tanah genting. Ini adalah peristiwa teratogenik, yang

dapat menjelaskan peningkatan insiden tumor dalam tanah genting. Teori ini juga dapat

menjelaskan kejadian besar tumor Wilms di tanah genting. Bila dibandingkan dengan

Page 54: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

tumor karsinoid timbul dalam ginjal normal, orang-orang yang muncul dalam ginjal tapal

kuda mengikuti kursus lebih ramah.

Referensi

Corwin, Elisabeth J. Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC.

Smeltzer. Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth vol 2.

Jakarta : EGC 2001

Robert Allen C, Jr, MD. 2008. Horseshoe Kidney . diperoleh melalui

http://emedicine.medscape.com/article/441510-overview. 8 maret 2011

Page 55: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

Nur Arifah

G2B009038

HIDROURETER

I. Pengertian

Hidroureter merupakan gangguan aliran urine karena ada penumpukan air/urine atau

gangguan obstruksi lainnya dalam ureter. Ureter yang mengalami hidroureter akan terjadi

pelebaran/dilatasi

II. Penyebab

Penyebab paling sering dari gangguan ini adalah adanya obstruksi atau sumbatan di dalam

ureter. Penyebab lain dari hidroureter antara lain :

- Penyimpangan pembuluh darah dan katub

- Tumor

- Batu

- Lesi dari medula spinalis

Obstruksi menyebabkan hipertrofi otot kandung kemih sebagai kompensasi untuk mengatasi

obstruksi. Pada hipertrofi otot defrusor ini tekanan di dalam kandung kemih akan meningkat.

Bila tekanan yang tinggi ini dibiarkan akan terjadi pelebaran ureter dan pielum, hidroureter

dan hidronefrosis sampai akhirnya hipertrofi atau atrofi ginjal yang berarti gagal ginjal.

III. Proses / Pathofisiologi

Diawali dengan hambatan aliran urin secara anatomik ataupun fifiologik. Hambatan ini dapat

terjadi di mana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan tekanan ureter

menyebabkan perubahan dalam filtrasi glomerulus (GFR), fungsi tubulus, dan aliran darah

ginjal. GFR menurun dalam beberapa minggu. Fungsi tubulus juga terganggu. Berat dan

Page 56: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran. Hambatan aliran yang

singkat menyebabkan kelainan yang reversibel. Sedangkan sumbatan kronis menyebabkan

atrofi tubulus dan hilangnya nefron secara permanen. Peningkatan tekanan ureter juga aliran

balik pielouena dan pielolimfatik. Dalam duktus kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim

ginjal. Namun komponen di luar ginjal berdilatasi maksimal.

VESICOLITHIASIS 

I. Pengertian

Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher

kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan

menetes disertai dengan rasa nyeri ( Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1998:1027).

Vesikolitiasis adalah batu kandung kemih yang merupakan keadaan tidak normal di kandung

kemih, batu ini mengandung komponen kristal dan matriks organik (Sjabani dalam

Soeparman, 2001:377).

Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi

tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat

defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi

dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).

II. Penyebab / Ethiologi

Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin

dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).

Penyebab lainnya antaralain :

1. Obstruksi kelenjar prostat yang membesar

2. Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra)

Page 57: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

3. Neurogenik bladed (lumpuhnya kandung kemih karena lesi pada neuron yang

menginnervasi bladder)

4. Benda asing masuk kateter

5. Divertikula (urin tertampung pada suatu kantong di dinding vesikula urianaria)

6. Shistomiasis terutama oleh shistoma haemoglobin atau lesi yang mengarah kepada

keganasan.

Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menimbulkan retensi urin, infeksi, maupun radang.

Statis, lithiasis, dan sistitis adalah peristiwa yang saling mempengaruhi. Statis menyebabkan

bakteri berkembang à sistitis; urin semakin basa à memberi suasana yang tepat untuk

terbentuknya batu MgNH4PO4 (batu infeksi/struvit). Batu yang terbentuk bisa tunggal

ataupun banyak.

III. Tanda dan Gejala

1. Dapat tanpa keluhan

2. Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing)

3. Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke ujung

penis (pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).

4. Terdapat hematuri pada akhir kencing

5. Disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet kencing walaupun VU

belum penuh).

6. Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.

7. Bila batu menyumbat muara ureter hidrouereter hidronefrosis gagal ginjal

IV. Proses / Patofisiologi

Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi, pembentukan

batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan

yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma

dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra

sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama

Page 58: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu (Sjamsuhidajat

dan Wim de Jong, 2001:997).

V. Factor resiko penyebab batu

Lebih dari 85% batu pada laki-laki dan 70% pada perempuan mengandung kalsium

terutama kasium oksalat. Predisposisi kejadian batu khususnya batu kalsium oksalat dapat di

jelaskan sebagai berikut:

1. Hiperkasiuria

Merupakan suatu kenaikan kalsium.

Hiperkalsiuria absortif ditandai oleh kenaikan absorbs kalsium dari lumen

usus

Hiperkalsiuria Puasa ditandai adanya kelebihan kalsium, diduga berasal dari

tulang.

Hiperkalsiuria Ginjal yang diakibatkan kelainan reabsobsi kalsium di tubulus

ginjal

2. Hipositraturia

Merupakan suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan Kristal dalam air kemih

yaitu sitrat.

3. Hiperikosuria

Merupakan suatu peningkatan asam urat air kemih yang dapat memacu pembentuka

batu kalsium, minimal sebagian oleh Kristal asam uat dengan membentuk nidus untuk

prespitasi kalsium oksalat atau prespitasikalsium pospat. Pada kebanyakan pasien

dengan diet purin yag tinggi.

4. Penurunan jumlah air kemih

Keadaan ini dapat disebabkan masuknya cairan sedikit. Selanjutnya akan

menimbulkan pembentukan batu dengan peningkatan reaktan dan pengurangan aliran

kemih.

5. Jenis cairan yang diminum

Sedikit beban asam dapat meningkatkan ekskresi kalsium dan ekskresi asm urat

dalam air kemih serta mengurangi sitrat air kemih. Jus apel dan anggur dihubungkan

dengan peningkatan resiko pembentukan urin.

Page 59: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

6. Hiperoksaluria

Merupakan kenaikan ekskresi oksalat diatas normal(45 mg/hari atau 0,5 mmol/hari).

Peningkatan ini dapat menyebabkan perubahan cukup besar dan memacu prepitasi

kalsium oksalat dengan derajat yang lebih besar dibandingkan kenaikan ekskresi

kalsium.

7. Ginjal spingosa medulla

Pembentukan batu kalsium meningkat pada kelainan ginjal spingosa medulla,

terutama pasien dengan predisposisi factor metabolic hiperkalsiuria atau

hiperurikosuria.

8. Batu kalsium oksalat dan asidosis tubulus ginjal tipe 1

Keadaan ini dibeberapa kasus disebabkan ketidakmampuan menurunkan nilai ph air

kemih sampai normal.

- Factor diet

a) Suplementasi vitamin dapat meningkatkan absorbs kalsium dan ekskresi kalsiu

b) Masukan kalsium tinggi dianggap tidak penting karena diabsorbsi hanya sekitar 6%

dari kelebihan kalsium yangbebas dari oksalat intestinal.

Factor diet dapat disebabkan oleh

a. Masukkan natrium klorida yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi kalsium

b. Masukkan protein tinggi umumnya dihubungkan dengn peningkatan insiden penyakit

batu. Hal ini disebabkan peningkatan kalsium dan asam urat, fospat dan penurunan

ekskresi sitrat.

c. Masukkan kalsium. Untuk setiap peningkatan masukan kalsium 100mg. pada subjek

normal dapat dilaporkan sekitar 8% diabsorbsi dan kemudiaan di ekskresi dan pada

pasien hiperkalsiuria sebesar 20%.

d. Masukkan kalium. Diet tinggi kalium mengurangi resiko pembentukan batu dengan

menurunkan ekskresi kalsium dan meningkatkan ekskresi sitrat dalam air kemih.

e. Sukrosa meningkatkan ekskresi kalsium tetapi mekanismenya belum diketahui.

f. Vitamin. Vitamin C asam askorbat dalam dosis besar merupakan resiko pembentukan

batu.

g. Asam lemak. Berdasarkan penelitian pemberian suplemen kapsul minyak ikan dapat

menurunkan ekskresikalsium.

h. Peningkatan asukan air mengurangi resiko pembentukan batu.

Page 60: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

VI. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul

1. PK : Perdarahan

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury

3. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, kerusakan jaringan

4. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi anatomik

Page 61: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP

GANGGUAN ELIMINASI

PAPER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Modul Kebutuhan Higiene Dan Integritas Kulit

Pembimbing : Ns. Meira Erawati, S.Kep.M.Si.Med

Oleh :

Hani Tuasikal G2B009010

Richa Mandila G2B009011

Prapti Wuryani G2B009012

Nisa iktiarani G2B009013

Pratiwi Sutami G2B009014

Wahyu Prastiyaningrum G2B009017

Rahayu Fitrianingtyas G2B009018

Puruhita Haniti G2B009037

Nur Arifah G2B009038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011

Page 62: GANGGUAN ELIMINASI LENGKAP