gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user GAMELAN JAWA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS PENGANTAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : PRIMA BUDI HASTUTI C0606017 JURUSAN SENI RUPA MURNI FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

Upload: lydung

Post on 08-Dec-2016

257 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

GAMELAN JAWA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

PENGANTAR TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Seni Rupa Murni

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

PRIMA BUDI HASTUTI

C0606017

JURUSAN SENI RUPA MURNI

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

i

Page 2: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

GAMELAN JAWA SEBAGAI SUMBER IDE

DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

Disusun Oleh :

PRIMA BUDI HASTUTI

C0606017

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

_____Drs. Rusmadi_____ NIP 194604171979031001

Pembimbing II

Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum NIP 195603121987031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Seni Rupa Murni

Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn. NIP 195007111981031001

ii

Page 3: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

GAMELAN JAWA SEBAGAI SUMBER IDE

DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

Disusun oleh:

PRIMA BUDI HASTUTI

C0606017

Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Tanggal 4 Oktober 2010

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sunarto, M.Sn. ………………. NIP. 194708301980031002

Sekretaris : Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn ……………….. NIP.195103221985031001

Penguji I : Drs. Rusmadi ……………….. NIP 194604171979031001

Penguji II : Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum ……………….. NIP 195603121987031001

Mengetahui

Dekan

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Sudarno, M.A. NIP. 195303141985061001

iii

Page 4: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN Karya ini Kupersembahkan untuk Papa Drs. Lugtyastyono Budi Nugroho M.Pd, Mama AKP. Endang Sri Hastuti yang tercinta, dan Hari Kristanto S.Ikom kekasih yang kusayangi, serta sahabat-sahabatku dan almamater yang kubanggakan.

iv

Page 5: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Nama : Prima Budi Hastuti NIM : C0606017

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul Gamelan Jawa Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Grafis adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, 4 Oktober 2010

Yang membuat pernyataan

( Prima Budi Hastuti )

v

Page 6: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“For this is the love of God, that we keep his commandments, and his commandments are not burdensome”

“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya,

Perintah-perintah-Nya itu tidak berat”(1 Yohanes 5:3)

vi

Page 7: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul “Gamelan Jawa Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni

Grafis”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada

Program Strata-1 jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Adapun keberhasilan penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A., Dekan fakultas Sastra Dan Seni Rupa,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusmadi, selaku dosen pembimbing I sekaligus Penguji yang

telah memberi bimbingan dan arahan dalam pembuatan karya,

sehingga terselesaikannya karya dalam Tugas Akhir ini.

3. Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum., selaku dosen pembimbing II

yang selalu menyempatkan diri disela-sela kesibukannya untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Dewan penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra Dan Seni Rupa,

Jurusan Seni Rupa Murni, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

vii

Page 8: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Seluruh Dosen Jurusan Seni Rupa Murni yang telah mendidik

penulis selama duduk di bangku kuliah. Ilmu yang penulis terima

semoga akan selalu berguna.

6. Orang Tua tercinta Papa, Mama, terima kasih atas doa dan

dukungannya.

7. Hari, seseorang yang telah memberi dorongan dan perhatian, serta

segala pengertiannya.

8. Seluruh teman-teman di program studi Seni Rupa Murni,

khususnya angkatan 2006, Yudi, Cerly, Ervan, Wahyu, Indah,

Tyas, Arum, Fitri, atas bantuan dan partisipasinya.

9. Budi, Galih, Basuki, Kaka, yang selalu bersedia membantu di

dalam setting tempat untuk presentasi.

10. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima

kasih atas bantuan serta saran maupun kritikannya.

Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya tulisan

ini. Akhir kata semoga Tugas Akhir yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi yang membacanya.

Surakarta, 4 Oktober 2010

Penulis

viii

Page 9: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…….…….………..………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………….…………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………….......................................... iii

PERSEMBAHAN…………...…………………………………………….. iv

PERNYATAAN …………………………………………………………... v

MOTTO…………….……..…………………………………………..…… vi

KATA PENGANTAR………..……..……………………………….……. viii

DAFTAR ISI…………………………..……………...…………………… ix

DAFTAR GAMBAR…………………….…………...…………………… xi

ABSTRAK……………………………..……………...………………….. xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….…… 1

B. Batasan Masalah ………………………………………….………… 2

C. Rumusan Masalah …………………………………………………... 2

E. Tujuan Penulisan….…………………………………………………. 3

F. Manfaat Penulisan…….……………………………………………… 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Gamelan Jawa

1. Pengertian Gamelan…...…………….…………………............... 4

2. Macam-Macam Gamelan Jawa.........……………….…………… 7

B. Komponen Dan Unsur Karya Seni………………………………...... 13

C. Pengertian Abstrak, Abstraksi, Dan Distorsi………………………... 17

ix

Page 10: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

D. Seni Grafis........................................................................................... 18

1. Ragam Teknik Seni Grafis……………………………………….. 19

a. Cetak Tinggi.............................................................................. 19

b. Cetak Dalam............................................................................. 19

c. Cetak Datar............................................................................... 20

d. Cetak Saring.............................................................................. 20

e. Cetak Digital............................................................................. 21

BAB III. METODOLOGI PENCIPTAAN

A. Implementasi Teoritis……………………………………………….. 25

B. Implementasi Visual………………………………………………… 26

1. Konsep Bentuk………………………………………………….. 26

2 Proses Penggarapan……………………………………………… 28

a. Medium……………………………………………………… 28

b. Teknik……………………………………………………….. 29

3. Penyajian………………………………………………………… 30

4. Diskripsi Karya………………………………………………….. 31

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan………………..…………………………………… 41

DAFTAR PUSTAKA ………………....…………………..…………… 43

LAMPIRAN Karya Lama Studio IV

x

Page 11: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bonang…………………………………………………………. 8

Gambar 2. Celempung……………………………………………………… 8

Gambar 3. Gambang……………………………………………………….. 9

Gambar 4. Gender………………………………………………………….. 10

Gambar 5. Gong……………………………………………………………. 10

Gambar 6. Kemanak………………………………………………………... 11

Gambar 7. Kendhang……………………………………………………….. 11

Gambar 8. Kenong…………………………………………………………. 12

Gambar 9. Kethuk-Kempyang……………………………………………… 12

Gambar 10. Rebab………………………………………………………….. 13

Gambar 11. Saron…………………………………………………………... 13

Gambar 12. Slenthem………………………………………………………. 14

Gambar 13. Suling………………………………………………………….. 14

Gambar 14. Celempung Tak Berdawai…………………………………….. 31

Gambar 15. Broken Gender………………………………………………… 32

Gambar 16. Rebab In Technic Colour II..…………………………………. 33

Gambar 17. Rebab In Technic Colour I..…………………………………… 34

Gambar 18. Gong Ageng…………………………………………………… 35

Gambar 19. Slenthem Of Java……………………………………………… 36

xi

Page 12: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 20. Kendang Gila………………………………………………….. 37

Gambar 21. Bonang boncel………………………………………………… 38

Gambar 22. Tetes Kemanak………………………………………………... 39

Gambar 23. Kethuk-Kempyang…………………………………………….. 40

Gambar 24. Lapar…………………………………………………………… 45

Gambar 25. Bertingkah……………………………………………………... 46

Gambar 26. Menatap Sayu…………………………………………………. 47

Gambar 27. Tatapan Penuh Misteri ……………………………………….. 48

Gambar 28. Tertidur Pulas…………………………………………………. 49

Gambar 29. Berlari…………………………………………………………. 50

xii

Page 13: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns c.id

commit to user

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di daerah Klaten dimana tempat penulis tinggal, karawitan masih cu

eksis dan signifikan di dunia kesenian klaten. Dentang suara yang merdu

suara yang indah ini tercipta dari karawitan. Karawitan sendiri tercipta

instrumen musik yang biasa disebut dengan gamelan ketika dimainkan o

sekelompok orang dalam membawakan sebuah gending.

Instrumen musik gamelan terdiri dari Kendang, Bonang, Bonang Pene

Demung, Saron, Peking, Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gamba

Rebab, Siter, dan Suling. Seluruh Instrumen Gamelan biasa dimainkan o

beberapa orang, dan jarang dimainkan secara individu. Maka dari itu p

kebersamaan dan kekompakan dalam memainkan gamelan. Instrumen/alat mu

gamelan sangatlah menarik, karena bentuknya yang unik dan sangat k

Contohnya saja gong, gong mempunyai bentuk yang unik, ciri–cirinya ada

bulat besar dan ditengahnya ada tonjolan, jika tonjolan itu dipukul maka a

berbunyi “gong” dengan nada yang besar. Gong sering dibunyikan saat ak

ketukan, setelah bunyi kenong, kempul dan alat instrumen gamelan

dimainkan. Jadi gong sering mengakhiri/menutup irama alunan karawitan da

sebuah permainan gamelan.

.a 

kup

dan

dari

leh

rus,

ng,

leh

erlu

sik

has.

lah,

kan

hir

lain

lam

Page 14: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

Alunan musik gamelan musiknya terasa mendayu–dayu, kalem, dan enak

didengar, makin lama mendengar makin terasa selaras dan bisa membuat kantuk

seseorang karena alunan nadanya.

Dari keunikan bentuk gamelan, dan spirit kebersamaan dalam memainkan

gamelan, penulis terinspirasi dan selanjutnya mengangkat gamelan sebagai tema

karya-karya penciptaan seni grafis penulis dalam proyek tugas akhir ini

B. Batasan Masalah

Dalam masalah ini, penulis membatasi masalah Gamelan Jawa sebagai

sumber ide penciptaan karya seni grafis dalam teknik digital

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik bentuk gamelan Jawa?

2. Bagaimana konsep karya seni grafis dengan sumber ide gamelan Jawa?

3. Bagaimana visualisasi karya seni grafis dengan teknik digital?

Page 15: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

D. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan karakteristik bentuk gamelan Jawa.

2. Merumuskan konsep karya seni grafis dengan sumber ide gamelan Jawa.

3. Memvisualisasikan karya seni grafis dengan teknik digital

E. Manfaat Penulisan

1. Menjadi landasan konsep karya sebagai suatu proses kreatif dalam karya seni

grafis yang penulis ciptakan.

2. Memberikan pengantar kepada pembaca untuk dapat memahami karya seni

grafis digital dengan sumber ide gamelan Jawa.

3. Dapat memberikan sumbangan data kepustakaan khususnya dalam bidang seni

grafis.

Page 16: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Gamelan Jawa

1. Pengertian Gamelan

Bagi masyarakat Jawa khususnya, gamelan bukanlah sesuatu yang asing

dalam kehidupan kesehariannya. Dengan kata lain, masyarakat tahu benar mana

yang disebut gamelan atau seperangkat gamelan. Mereka telah mengenal istilah

gamelan, namun barangkali masih banyak yang belum mengetahui bagaimana

sejarah perkembangan gamelan itu sendiri.

Menurut Sumarsam, gamelan diperkirakan lahir pada saat budaya luar dari

Hindu–Budha (sic) mendominasi Indonesia . Walaupun pada perkembangannya

ada perbedaan dengan musik India, tetapi ada beberapa ciri yang tidak hilang,

salah satunya adalah cara “menyanyikan” lagunya. Penyanyi pria biasa disebut

sebagai wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana (Sumarsam 2003:

35)

Menurut kamus bahasa Indonesia Purwodarminto, gamelan adalah

seperangkat alat musik yang digunakan untuk mengiringi sebuah pertunjukan.

Menurut buku yang berjudul Mengenal Secara Mudah Dan Lengkap

Kesenian Karawitan Gamelan Jawa dari Farabi Ferdiansyah (2010: 23) Gamelan

berasal dari kata nggamel (dalam bahasa jawa)/gamel yang berarti

memukul/menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata

benda. Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu kesatuan alat

musik yang dimainkan bersama.

4

 

Page 17: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

Gamelan merupakan satu kesatuan utuh berbagai unsur alat musik yang

diwujudkan dan dibunyikan bersama (http://www.visitsemarang.com). Gamelan

juga merupakan alat musik yang biasa dipakai dalam pertunjukan wayang Jawa

(http://www.seasite.niu.edu).

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,

gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada

instrumennya/alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang

diwujudkan dan dibunyikan bersama (http://ruddabby.wordpress.com).

Gamelan adalah musik yang tercipta dari paduan bunyi gong, kenong dan alat

musik Jawa lainnya. Irama musik yang lembut dan mencerminkan keselarasan

hidup orang Jawa akan segera menyapa dan menenangkan jiwa begitu didengar

(Yunanto Wiji Utomo 2006, http://www.yogyes.com)

Penggunaan istilah gamelan dan karawitan sudah mulai sama dengan

yang diberlakukan di Indonesia , terutama oleh para praktisi maupun para

akademisi yang telah berhubungan lebih jauh atau akrab dengan dunia musik

gamelan, dunia karawitan.

Menurut wikipedia gamelan, kata nggamel (dalam bahasa Jawa) dapat

berarti memukul. Itulah kemungkinannya mengapa gamelan dianggap sebagai

satu perangkat musik pukul atau perkusi (ansambel atau orkes, yang nama dan

jenisnya tergantung dari jenis, jumlah atau komposisi ricikan-ricikan yang

digunakan serta fungsinya di masyarakat), walau pada kenyataannya perangkat

gamelan juga melibatkan alat-alat musik non perkusi.

 

Page 18: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

Berkaitan dengan perkembangan jaman, perkembangan fungsi kesenian,

selera jaman, berikut ini adalah beberapa nama perangkat gamelan yang pernah

ada dan sampai sekarang masih ditabuh dan berfungsi :

1. Gamelan Kodhok Ngorek, berfungsi sebagai pengiring acara hajatan atau

peristiwa pernikahan. Karena gamelan Kodhok Ngorek berlaras slendro

maka wajar, enak, dan tidak ada kejanggalan sama sekali bila pada

perangkat gamelan tersebut melibatkan gender dan gambang gangsa

slendro. Alasan lain yang digunakan untuk menguatkan pendapatnya,

Pak Martapangrawit menyebutkan bahwa kehadiran slenthem pada

perangkat gamelan ageng bermain dengan menggunakan nada 4 (pelog)

dan 3 (dhadha), jarak tersebut pada dasarnya adalah sama dengan

interval slendro, seperti layaknya interval nada lima ke dhadha slendro.

2. Gamelan Monggang, fungsi dan kegunaannya untuk kelengkapan

berbagai acara dan upacara dilingkungan keraton/kadipaten dan

kabupaten pada masa itu, seperti memberi tengara pada upacara

penobatan dan jumenengan raja, mengiringi latihan perang prajurit

bertombak atau acara sodoran, serta sebagai pengiring kelahiran bayi

laki-laki dari keluarga raja, dan sebagainya.

3. Gamelan Cara Balen, berfungsi untuk menghormati kedatangan tamu,

baik dalam upacara keluarga, kerajaan, ataupun kemasyarakatan.

Misalnya, pasar malam sekatenan, fair, mantenan, khitanan, syukuran,

dan sebagainya.

 

Page 19: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

4. Gamelan Sekaten, dibunyikan setiap setahun sekali selama seminggu, dari

tanggal 5 s/d 12 setiap bulan Mulud (menurut kalender Jawa), pada

setiap bulan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.

5. Gamelan Ageng, berfungsi hampir setiap hari untuk keperluan

kemasyarakatan seperti, hiburan seni, campur sari, pagelaran wayang

kulit, dan sebagainya.

2. Macam-Macam Gamelan Jawa

Dari buku yang berjudul hayatan gamelan dan gamelan yang ditulis oleh

Sumarsan maka penulis dapat menguraikan lebih lanjut macam-macam

instrumen gamelan. Komponen utama susunan alat-alat musik gamelan adalah

bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam

pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama

musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik

dihiasi oleh irama gending.

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa macam instrumen antara lain :

a. Bonang

Bonang terbagi dari 3 macam yaitu bonang barung, bonang

panembung, dan bonang penerus. Bonang mempunyai bentuk seperti

“ceret” atau “pot” yang ditempatkan secara horizontal ke string dalam

bingkai kayu, baik satu atau dua baris lebar. Semua ceret memiliki bos

pusat/tonjolan di tengahnya. Dan jika bos pusat tersebut dipukul akan

menimbulkan bunyi.

 

Page 20: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

Gambar 1. Bonang

(Sumber gambar : penulis)

b. Celempung

Celempung adalah instrumen kawat petik, yang dibingkai pada

semacam gerobongan (juga berfungsi sebagai resonator) yang berkaki dua

pasang, bentuknya hampir mirip seperti belalang. Dan di atasnya terdapat

kawat–kawat vertikal membentuk seperti sikat gigi. Kawatnya terdiri dari

tiga-belas pasang, ditegangkan antara paku untuk melaras (di atas) dan

paku-paku kecil (di bawah). Kepingan metal diletakkan di sisi atas

gerobongan, sebagai jembatan pemisah kawat-kawat. Celempung

dimainkan dengan jari jempol tangan kiri dan kanan, sedangkan jari yang

tangan lainnya dipakai sebagai penutup kawat-kawat yang tidak dipetik.

Gambar 2. Celempung

(http://orgs.usd.edu)

 

Page 21: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

c. Gambang

Gambang merupakan instrumen yang terbuat dari bilah-bilah kayu

yang dibingkai pada gerobongan yang juga berfungsi sebagai resonator.

Bentuknya hampir mirip batu nisan di makam-makam Jawa. Dan terdapat

bilah-bilah kayu di atasnya. Bilahnya berjumlah tujuh-belas sampai dua-

puluh bilah. Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar dengan

tangkai panjang biasanya dari tanduk, dan ditabuhkan di atas bilah-bilah

kayu tersebut.

Gambar 3. Gambang

(Sumber gambar: penulis)

d. Gender

Gender merupakan instrumen yang terdiri dari bilah-bilah metal

yang ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator.

Bumbung resonator ini tercipta dari bambu-bambu yang bentuknya

silinder yang ditata secara sejajar horisontal. Jika dilihat dari sisi muka

bentuknya berupa persegi panjang.

 

Page 22: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10  

Gambar 4. Gender

(Sumber gambar: penulis)

e. Gong

Gong merupakan instrumen yang digantung, berposisi vertikal.

Bentuk gong bulat dan berukuran besar atau sedang. Di tengahnya terdapat

bos pusat/tonjolan, yang biasa ditabuh di bagian tengah-tengah bos

pusatnya itu, dengan tabuh bundar berlapis kain.

Gambar 5. Gong

(Sumber gambar: penulis)

f. Kemanak

Kemanak adalah instrumen yang berbentuk seperti sendok. Sendok

yang terbuat dari kuningan. Bentuknya simple, enteng, dan mudah

dibunyikan. Cara membunyikannya dengan saling mengetukkan/saling

dipukulkan.

 

Page 23: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11  

Gambar 6. Kemanak

(http:orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9893/Kemanak9893.html.)

g. Kendhang

Kendhang mempunyai bentuk simetris, yang bentuknya seperti

tabung, dengan bersisi dua dengan sisi kulitnya ditegangkan dengan tali

dari kulit atau rotan ditata dalam bentuk “Y”, yang diletakkan di atas

bingkai kayu (plankan) pada posisi horisontal.

Gambar 7. Kendhang

(Sumber gambar : penulis)

h. Kenong

Kenong adalah satu set instrumen jenis gong yang bentuknya

hampir mirip dengan bonang, yang bentuknya seperti ceret dan

ditengahnya terdapat bos pusat/tonjolan. Namun yang berbeda adalah

jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan bonang. Kenong berposisi

horisontal yang ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai

kayu.

 

Page 24: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

Gambar 8. Kenong

(Sumber gambar: penulis)

i. Kethuk-Kempyang

Kethuk-Kempyang adalah dua instrumen jenis gong yang

berukuran kecil. Namun bentuknya juga seperti bonang dan kenong, bulat

dan di tengahnya terdapat bos besar/ tonjolan, jika dipukul akan

menghasilkan bunyi. Kethuk lebih kecil dbanding kenong ukurannya,

namun lebih tinggi. Sedangkan kempyang agak besar pendek dan melebar.

Ditempatkan pada posisi horisontal, ditumpangkan pada tali yang

ditegangkan pada bingkai kayu.

Gambar 9. Kethuk-Kempyang

(Sumber gambar: penulis)

 

Page 25: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13  

j. Rebab

Rebab merupakan instrumen kawat gesek dengan 2 kawat yang

ditegangkan pada selajur kayu dengan badan bentuk hati. Badan yang

berbentuk hati itu terbuat dari tempurung kelapa. Yang kemudian ditutup

dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi.

Gambar 10 . Rebab

(http://www.pasarjava.com/senibudaya/gamelan/rebab.jpg)

k. Saron

Saron merupakan instrumen yang berbentuk bilahan dengan enam

atau tujuh bilah, yang ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga

berfungsi sebagai resonator. Instrumen ini ditabuh dengan tabuh yang

dibuat dari kayu dan tanduk. Dan tabuhnya berbentuk seperti palu.

Gambar 11. Saron

(Sumber gambar : penulis)

 

Page 26: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

l. Slenthem

Menurut konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender,

malahan kadang-kadang ia dinamakan gender panembung. Tetapi

slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron yaitu 7 bilah. Slenthem

mempunyai bentuk seperti kijing makam yang berwarna kuning emas.

Gambar 12. Slenthem

(http:orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9858/Slenthem9858.html)

m. Suling

Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu.

Instrumen Suling berupa potongan bambu yang pendek dan di tubuhnya

terdapat lubang-lubang yang dapat menghasilkan suara jika ditutup salah

satunya secara bergantian sambil ditiup di bagian ujungnya.

Gambar 13. Suling

(http://id.wikipedia.org/wiki/Suling)

 

Page 27: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

B. Komponen dan Unsur Karya Seni

1. Subject Matter

Subject Matter dalam Seni berasal dari kesatuan kualitatif hasil

pengolahan batiniah seniman terhadap hal-hal atau apa saja yang

dianggap hakiki pada obyek lain yang bersifat aktual maupun yang

ideal. Waktu dan kondisi lingkungan beserta situasi psikis seniman

sangat menentukan tepatnya subject matter dan karya (Suryo Suradjijo

2000: 66).

2. Bentuk

Bentuk adalah suatu totalitas, keseluruhan kesatuan hubungan

organisasi dari seluruh unsur-unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur

pendukung elemen-elemen dasar itu, meliputi warna, garis,

shape/bidang, tekstur, dan value (Suryo Suradjijo 2000:19).

a. Warna

Warna dapat dibedakan dalam 2 pengertian warna sebagai

fenomena dan warna sebagai bahan yang berasal dari pigmen

warna, warna merupakan salah satu unsur ekspresif karena

kualitasnya begitu mempesona langsung kepada emosi

penghayatannya. Rata-rata penghayat karya seni tidak akan

mempermasalahkan warna secara rasional, apabila warna itu

menstimulus secara tiba-tiba yang akan bereaksi sikap

emosionalnya. Warna cenderung berhubungan dengan wilayah

 

Page 28: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

ataktif dan kognitif. Herbert Read membedakan penggunaan warna

cara heraldis, harmonis, dan murni. Cara heraldis hanya digunakan

pada penggambaran yang bersifat simbolisme. Misalnya lukisan

pada abad tengah dimana penggunaan warna banyak ditentukan

oleh kaidah-kaidah gereja (Suryo Suradjijo 2000: 73).

b. Garis

Garis dinilai dari sebuah titik merupakan jejak yang ditimbulkan

oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan sederetan titik-titik

yang berhimpitan juga merupakan suatu goresan/sapuan yang

sempit dan panjang sehingga membentuk benang/pita. Fisik suatu

garis mempunyai karakter tertentu, misalnya panjang atau

pendeknya garis, tebal tipisnya garis, dan arah suatu garis maupun

lokasi suatu garis (Arfial Arsad Hakim 1999: 35).

c. Shape/Bidang

Shape adalah suatu bidang yang terbatas baik secara teratur atau

tidak dibatasi oleh garis ataupun warna (P.Mulyadi 1997: 6).

d. Tekstur

Tekstur dibatasi sebagai rasa permukaan dari suatu bidang objek

atau penggambaran dari sifat permukaan disebut aktual apabila

rasa permukaan itu secara nyata apabila diraba (Suryo Suradjijo

2000: 72). Selain testur aktual didapatkan semu atau sering disebut

juga simulated texture atau tekstur buatan. Tekstur jenis ini

didapatklan bukan karena permukaan yang rata atau tidak tetapi

 

Page 29: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

disebabkan karena gambaran-gambaran garis atau mungkin juga

permainan pola gelap terang yang diciptakan oleh permukaan

tekstur. Semua merupakan usaha seniman untuk menipu

penghayatan, sehingga mengesankan adanya sifat permukaan

tertentu (Suryo Suradjijo 2000: 72).

3. Isi

Isi adalah kualitas arti yang ada dalam suatu karya seni dan merupakan

final statement mood (suasana hati) atau penghayat. Isi merupakan

artian esensial daripada bentuk dan seringkali dinyatakan sejenis

emosi, aktivitas intelektual/asosiasi yang bisa dilakukan terhadap suatu

karya seni (P.Mulyadi 2000: 16).

C. Pengertian Abstrak, Abstraksi dan Distorsi

Menurut kamus filsafat dari Lorens Bagus, abstrak adalah sifat

pemahaman mengenai sebuah kualitas atau hubungan itu kurang lebih bersifat

umum yang berada di luar data yang ada di depan kita. Pemahaman bersifat

abstrak kalau tidak ada di depan kita. Pemahaman bersifat abstrak kalau tidak ada

kaitan dengan intuisi inderawi. Penyajian-penyajian pemahaman bersifat abstrak

kalau tidak ada kaitan dengan intuisi inderawi. Penyajian-penyaian pemahaman

itu menghubungkan objek tanpa ciri-ciri individual. Karena itu, representasi

abstrak dapat disebut sebagai konsep penyandang (subjek) dan suatu bentuk

(misal manusia). Representasi abstrak dapat juga disebut konsep formal. Konsep

semacam ini menggambarkan bentuk tanpa penyandang (misalnya kemanusiaan,

kepribadian). Lorens Bagus 2002: 29)

 

Page 30: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

Sedangkan abstraksi menurut Kamus Lorens Bagus merupakan sebuah

proses yang ditempuh pikiran untuk sampai pada konsep yang bersifat universal.

Proses ini berangkat dari pengetahuan mengenai objek, individual yang bersifat

spasiotemporal (ruang dan waktu). Pikiran melepaskan sifat individual dari objek

dan bentuk konsep universal (Lorens Bagus 2002: 20).

Distorsi mempunyai arti, yaitu penggambaran bentuk yang menekankan

pada pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada

benda atau objek yang digambar (Dharsono Sony Kartika 2004: 42).

Sedangkan menurut Suryo Suradjijo dalam buku pegangan kuliahnya

mengatakan bahwa distorsi adalah pengubahan bentuk yang bertujuan untuk lebih

menonjolkan karakteristik visual objek, sehingga mendapatkan bentuk menjadi

sempurna atau mungkin mendapatkan bentuk lain yang sesuai dengan konsep

estetik senimannya (Suryo Suradjijo 1996 : 77).

D. Seni Grafis

Dalam wikipedia seni rupa disebutkan, seni rupa adalah cabang seni yang

membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

dengan rabaan. Grafis sendiri berasal dari bahasa Yunani, graphein, yang berarti

menulis atau menggambar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa). Dalam

penerapannya, seni grafis meliputi semua karya seni dengan gambaran orisinal

apapun atau desain/rancangan yang dibuat oleh seniman untuk direproduksi

dengan berbagai proses cetak (Marianto, 1998:15).

 

Page 31: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

Seni grafis memiliki keunikan dalam proses kreasinya, merupakan seni

gandaan. yang tidak hanya sekedar memperbanyak karya melalui metode jamak.

Melainkan juga menyebar nilai orisinalitas di dalam setiap lembar cetakannya.

Prinsip dasar tersebut yang membedakan seni grafis dengan cabang ilmu seni

murni lainnya.

Seni grafis merupakan salah satu cabang seni rupa yang memiliki

komponen yang sama dengan cabang seni rupa lainnya. Dalam menciptakan

sebuah karya tidak lepas dari komponen-komponen yang menjadi kerangka karya

seni, yaitu komponen seni, karena antara satu dengan yang lain saling

mendukung. Yang termasuk komponen seni yaitu, subject matter/tema, bentuk,

dan isi.

1. Ragam Teknik Seni Grafis

a. Cetak Tinggi

Cetak tinggi disebut demikian karena permukaan acuan cetak atau klise

yang akan menerima tinta berada paling tinggi. Pencetakan pada umumnya

dilakukan dengan gosokan. Yang termasuk dalam cetak tinggi ini antara lain,

cukilan kayu (woodcut), cukilan lino (linocut), dan torehan kayu (wood

engraving). Ciri khas karya cukilan kayu terletak pada pemanfaatan efek serat

kayu (tekstur).

b. Cetak Dalam

Prinsip cetak ini kebalikan dari cetak tinggi. Tinta yang akan dipindah ke

atas kertas berada di bagian dalam acuan cetaknya (tembaga). Pencetakan

dilakukan dengan mesin khusus, mesin etsa. Dari segi proses, cetak dalam dibagi

 

Page 32: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

atas dua bagian, yaitu yang menggunakan asam: etsa (etching) serta akuatin

(aquatint), dan yang tanpa asam: goresan langsung (drypoint), torehan logam

(engraving) dan mezotin (mezzotint).

Ciri khas karya etsa terletak pada kelembutan dan keluwesan garis, akuatin

berciri keragaman nada warna dan tekstur, goresan langsung berciri kekasaran

garis, torehan logam berciri keragaman garis, dan mezotin berciri kepekatan nada

warna yang hampir serupa dengan karya akuatin.

c. Cetak Datar

Cetak datar disebut demikian karena acuan cetakannya (batu lito,

alumunium, ofset) tidak mengalami peninggian atau pendalaman seperti pada

proses cetak tinggi atau dalam. Proses ini berangkat dari pemanfaatan suatu

kenyataan bahwa air dan minyak tidak dapat bersatu. Lithografi merupakan satu-

satunya teknik yang mengandalkan teknik ini. Dalam hal ini, pencetakan

tergantung pada suatu reaksi kimiawi yaitu sifat berlawanan antara lemak dan air.

Sket digambar dengan krayon berlemak pada sebuah batu lithografis atau

lempengan logam yang menarik tinta. Sedang bagian-bagian yang tidak

tergambari dibiarkan sehingga menolak tinta. Percetakan dilakukan dengan

menggunakan alat penekan lithografis. Kertas ditaruh diatas acuan dan siap

dicetak. Bagian yang berlemak adalah bagian yang menyerap tinta dan

menghasilkan lukisan (Ensiklopedia Nasional Indonesia jilid 6,1989: 221-222).

d. Cetak Saring

Cetak Saring yang paling sederhana, cetakannya terbuat dari kertas atau

plastik. Kertas atau plastik dilubangi dengan cutter kemudian ditaburi tinta diatas

 

Page 33: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

permukaannya. Kertas putih diletakan di bawahnya, ditekan-tekan dengan

bantalan busa dan diangkat maka jadilah hasil cetak tersebut.

Cetak stensil, klisenya terbuat dari kertas sheet. Proses penggambarannya

dan pencetakkannya sama dengan proses cetak saring di atas, hanya bantalan busa

diganti dengan kuas yang besar. Pada masa sekarang untuk cetak ini orang lebih

banyak menggunakan stensil.

Cetak saring yang paling popular sekarang ini adalah cetak sablon (screen

printing). Bahan klisenya terbuat dari kain sutra yang halus dan mempunyai

ukuran pori-pori yang berbeda. Ukuran-ukuran itu membedakan penyablonan

pada kain, kertas, kulit, plastik dan bahan lainnya.

Proses pembuatan klise menggunakan obat afdruk dan dilakukan di kamar

gelap atau tidak terkena sinar matahari. Pencetakannya menggunakan rakel

dengan bahan pewarna selain tinta juga menggunakan cat sablon (Karmas

Sumarna 2002: 27)

e. Cetak Digital

Cetak digital adalah metode pencetakan menggunakan teknik digital di

mana data dan gambar yang dicetak langsung dari komputer ke kertas, termasuk

yang dikembangkan untuk printer komputer seperti inkjet atau printer laser.

Digital printing mempunyai beberapa kelebihan dibanding dengan teknik cetak

yang lain, kelebihannya antara lain :

 

Page 34: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

1. Setiap cetakannya bisa berbeda-beda/macam-macam, karena pelat cetak

tidak diperlukan, seperti dalam metode tradisional.

2. Limbah kimia dan kertas lebih sedikit, karena tidak perlu mencetak

gambar/sket dalam kertas.

3. Tinta atau toner tidak menembus substrat, seperti halnya tinta

konvensional, tapi membentuk lapisan tipis di permukaan dan mungkin di

beberapa sistem menjadi tambahan melekat pada substrat dengan

menggunakan cairan fuser dengan proses panas (toner) atau UV curing

proses (tinta).

Jenis dan Macam Kertas Untuk Digital Printing :

1. Canvas Paper

Jenis kertas ini jika biasa gunakan untuk mencetak foto akan menghasilkan

cetakan dengan sentuhan canvas, layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan

akan menampilkan foto yang persis dengan kertas canvas.

2. Premium Glossy Photo Paper

Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high

glossy, kertas jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih

mengkilap. Kertas jenis glossy photo paper ini sangat cocok untuk mencetak

photo dengan resolusi tinggi. Walaupun harga kertas ini lebih mahal tetapi jika

kita gunakan, akan menghasilkan cetakan photo yang maksimal dan lebih cerah.

 

Page 35: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

3. Double-Side Paper

Jenis kertas ini mampu digunakan untuk cetak foto pada kedua sisinya

(depan dan belakang). Kualitas foto yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak

terlalu mengkilap dan cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk

mencetak pamflet yang biasanya digunakan untuk sarana promosi, sehingga para

konsumen dapat melihat dikedua sisinya.

4. Laster Photo Paper

Laster photo paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter

karena jenis kertas ini sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun,

tidak mudah pudar, mampu menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk photo

dengan resolusi tinggi. Permukaan kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas

dari Laster photo paper untuk membedakan dengan jenis kertas lain adalah

ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa

menjadi pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital photo printing.

5. Glossy Photo Paper

Kertas ini merupakan jenis standar cetak foto. Dengan jenis kertas yang

mengkilap dan putih mampu menghasilkan cetakan yang cemerlang. Dapat

digunakan untuk foto resolusi tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar

cetak photo).

 

Page 36: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

6. Sticker Glossy Photo Paper

Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan foto dengan warna dasar

kertas putih dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan

sticker serta mampu mencetak foto beresolusi tinggi.

7. Inkjet Paper

Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital photo printing, jenis

kertas inkjet paper ini biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti

mencetak sketsa gambar, proof arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya.

Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS karena serapan pada tinta lebih

bagus dan cepat kering.

8. Sublim Paper (Transfer Paper)

Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak foto sebagai pajangan

dirumah, didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai

mediator (media perantara, transfer paper) gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita

ingin sebuah gambar dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis

Sublim Paper karena kertas ini mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-

shirt.

9. Poster Lamination (poster laminasi)

Laminating dalam kertas poster menambah kedalaman dan detail untuk

image/gambar. Warnanya juga terlihat lebih bersemangat meningkatkan tampilan

dan gambar tampak lebih tajam. Di samping itu dengan poster ditambah laminasi,

akan awet selama bertahun-tahun dan tidak luntur.

 

Page 37: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

GAMELAN JAWA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

A. Implementasi Teoritis

Gamelan Jawa adalah satu set alat musik yang terdiri dari berbagai macam

variasi bentuk dan ukuran, serta mempunyai bunyi yang berbeda-beda. Cara

memainkannya pun ada bermacam-macam, namun kebanyakan di antaranya

dipukul/ditabuh. Gamelan Jawa antara lain adalah gong, kempul, kenong, kethuk-

kempyang, celempung, suling, kemanak, kendhang, rebab, saron, dan slenthem.

Jika dimainkan secara bersamaan, senada dan selaras akan menghasilkan bunyi

yang sangatlah indah dan merdu didengar. Karena setiap ketukannya akan

menghasilkan suara beraneka ada yang melengking dan ada yang kedengarannya

sangat mendentum. Permainan gamelan tersebut biasa disebut dengan karawitan.

Gamelan Jawa merupakan instrumen yang sangat digemari oleh orang-orang

Jawa. Permainan Gamelan Jawa sangatlah populer dikalangan orang-orang Jawa,

karena itu sudah menjadi tradisi turun temurun dari kakek nenek moyang jaman

dahulu. Permainan gamelan Jawa mempunyai beberapa fungsi dalam kehidupan

adat istiadat Jawa, misalnya saja acara hajatan atau peristiwa pernikahan, upacara

keraton, khitanan, syukuran, serta hiburan masyarakat lainnya, seperti, hiburan

seni, campur sari, pagelaran wayang kulit, dan ada juga permainan gamelan

dipakai sebagai pengisi acara di gereja kristen Jawa, dan sebagainya. Permainan

gamelan Jawa juga dapat dipadukan dengan berbagai instrumen modern,

contohnya saja instrumen keyboard. Perpaduan keyboard dengan permainan

gamelan Jawa menghasilkan karya yang populer disebut dengan musik

campursari.

25

Page 38: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Maka dari itu setelah penulis merenung, mendengar, dan berfikir, terbesit

sebuah keinginan untuk membuat sebuah karya seni yang berkaitan dengan

instrumen gamelan. Gagasan penulis berasal dari instrumen gamelan yang mampu

menghasilkan dentingan suara.

Dalam menciptakan karya seni, penulis memperoleh ide yang berasal dari

hasil pengalaman dalam mendengarkan gamelan serta melihat bentuk gamelan

yang menurut penulis sangat unik, kemudian melalui proses perenungan

kemudian timbul gagasan/ide untuk menciptakan karya seni grafis Digital yang

berupa karya Distorsi bertitik tolak dari bentuk gamelan Jawa dalam berbagai

judul dan bersumber ide gamelan Jawa.

Sumber ide gamelan Jawa tersebut dapat menarik minat penulis untuk

mengembangkan kreativitasnya. Dan dapat menjadi atau dijadikan sebagai

pengamatan studi seninya. Pada akhirnya suatu ide menjadi pegangan tentang apa

saja yang disampaikan. Atau diamanatkan oleh seniman melalui karya-karya

seninya.

B. Implementasi Visual

1. Konsep Bentuk Dalam proses pembuatan karya ini, penulis melakukan langkah-langkah

eksplorasi untuk mengembangkan bentuk dasar instrumen gamelan Jawa dalam

perwujudan karya cetak digital, komposisinya diolah dengan mempermainkan/

mengembangkan unsur-unsur garis, bidang, tekstur dan warna untuk mewujudkan

gagasan penulis sehingga menghasilkan karya yang penuh variasi.

Page 39: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Bentuk yang dibuat penulis merupakan kombinasi-kombinasi warna yang

melapisi bentuk instrumen gamelan. Variasi warna sangat dominan bagi

penciptaan karya visual ini, karakter instrumen gamelan akan terlihat dari warna-

warna yang dihasilkan. Garis juga sangat dominan dalam pembuatan karya ini

karena garis akan menonjolkan suatu bentuk yang terlihat tegas.

Konsep bentuk yang penulis buat menghasilkan karya yang tidak sama

persis dengan bentuk aslinya, karena sudah adanya eksplorasi tadi. Terciptanya

ide-ide kreatif tersebut dari melihat langsung instrumen gamelan, serta

mendengarkan suaranya. Sehingga munculah ekspresi diri untuk mengembangkan

bentuknya yang unik itu.

Pengubahan bentuk dalam karya ini sangat ditonjolkan oleh penulis, karena

dengan mengubah dan mengembangkan wujud gamelan justru akan sekaligus

menonjolkan karakter bentuk barunya.

Karya-karya penulis ini merupakan abstraksi dari bentuk instrumen

musik gamelan Jawa. Abstraksi berasal dari kata abstrak. Abstrak adalah sifat

pemahaman mengenai sebuah kualitas atau hubungan itu kurang lebih bersifat

umum yang berada di luar data yang ada di depan kita. Pemahaman bersifat

abstrak kalau tidak ada di depan kita. Pemahaman bersifat abstrak kalau tidak ada

kaitan dengan intuisi inderawi. Penyajian-penyajian pemahaman bersifat abstrak

kalau tidak ada kaitan dengan intuisi inderawi. Penyajian-penyaian pemahaman

itu menghubungkan objek tanpa ciri-ciri individual.

Sedangkan abstraksi merupakan sebuah proses yang ditempuh pikiran

untuk sampai pada konsep yang bersifat universal. Proses ini berangkat dari

pengetahuan mengenai objek, individual yang bersifat spasiotemporal (ruang dan

Page 40: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

waktu). Pikiran melepaskan sifat individual dari objek dan bentuk konsep

universal.

Proyek Tugas Akhir karya seni ini berupa karya dua dimensi yang bertitik

tolak dari instrumen gamelan yang telah mengalami distorsi.

2. Proses penggarapan

a. Medium

Penulis memilih menggunakan media komputer grafis karena untuk

keperluan perancangan. Penggunaan komputer dijaman teknologi maju sekarang

tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Komputer grafis adalah suatu teknik pengolahan gambar dengan

menggunakan software-software ditambah pengolahan gambar/rancangan seperti

corel draw, adobe photoshop, freehand, dan lain sebagainya. Kebutuhan manusia

akan perancangan telah terjawab dengan banyak pilihan software yang dapat

digunakan untuk mewujudkan keinginan dalam penggarapan suatu karya.

Penulis menggunakan media digital dengan komputer sebagai alatnya,

dikarenakan dalam menggunakan media ini, penulis merasa lebih tertantang dan

juga dapat berekspresi tanpa batas, karena dengan menggunakan komputer semua

pekerjaan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dalam program yang digunakan

penulis, terdapat banyak tool yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang

keinginan penulis, sehingga karya yang diharapkan dapat terselesaikan dengan

baik. Tool adalah sekumpulan icon yang di dalamnya terdapat gambar yang

berfungsi untuk membuat desain obyek, memberi warna obyek dan memanipulasi

image.

Page 41: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Teknik

Dalam seni grafis terdapat banyak teknik yang dapat digunakan dalam

mewujudkan sebuah karya seni rupa. Namun kali ini penulis memilih sebuah

teknik untuk mewujudkan karya-karya grafis yang diinginkan. Sebut saja digital

printing teknik ini hampir 99% adalah memanfaatkan teknologi digital komputer.

Tujuan penulis memilih teknik ini adalah agar dapat menampilkan seni grafis

digital sesuai dengan yang diinginkan sebagai karya seni rupa.

Proses berkarya melalui teknik ini yaitu, diawali dengan membuat kerangka

konsep tulisan mengenai karya yang ingin dibuat. Setelah konsep tersebut selesai

tahap berikutnya adalah pencarian atau pengumpulan materi fitur image yang

diinginkan sesuai dengan konsep, gambar atau image ini dapat diperoleh melalui

jepretan kamera foto ataupun hasil pencarian melalui internet. Setelah semua

materi didapatkan langkah selanjutnya adalah memasukkan image tersebut ke

dalam perangkat komputer, setelah image/gambar ditransfer ke dalam komputer

proses berikutnya adalah, pengolahan gambar dengan program grafis, kali ini

penulis menggunakan perangkat lunak atau software adobe photoshop dan corel

draw. Program ini dipilih karena perangkat lunak/software ini merupakan

pengolah image atau gambar berbasis bitmap di mana tampilan bitmap ini terdiri

dari titik-titik dan titik-titik ini mempunyai pixel tersendiri yang intensitas serta

ketajamannya dapat diubah-ubah sesuai selera. Pada media dan teknik ini, Adobe

Photoshop adalah pilihan yang paling tepat untuk menciptakan karya grafis digital

melalui pengolahan image gambar. Karena begitu banyak tersedianya tool yang

dapat membuat kreasi digital sesuai selera dan keinginan.

Page 42: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pengolahan dilakukan kembali ke dalam perangkat lunak Adobe Photoshop

beberapa image/gambar yang telah disiapkan kemudian diolah kembali.

Pengolahan ini menggunakan teknik penggabungan, kolase juga memainkan

blanding mode yang ada pada layar photoshop, serta pemberian warna,

pengaturan warna, juga pemberian efek-efek tertentu dengan menggunakan

fasilitas filter yang tersedia.

3. Penyajian

Karya ini adalah karya seni rupa, yang mana tujuan dari karya ini adalah

untuk keperluan kelengkapan tugas TA dan disertai keinginan/hasrat penulis

untuk membuat karya, maka penyajian karya akan diberi pigura sesuai dengan

ukuran karya masing-masing, karya ini rata-rata berukuran A2 seperti layaknya

karya seni rupa dua dimensional.

Karya ini, penulis cetak ke atas kertas poster laminasi doff, yang memiliki

karakteristik yang halus, tidak bertekstur, yang membuat kertas tidak bertekstur

tersebut adalah laminasi doff dan laminasi doff tersebut supaya terlihat tidak

membayang jika nanti akhirnya disajikan di dalam ruangan (in door).

Dan untuk penyajian akhir, masing-masing karya dibingkai dengan

menggunakan pigura dengan ukuran 56cm x 76cm. Pigura yang dipakai meng-

gunakan frame dengan warna kuning keemasan, yang mendukung keharmonisan

dan kedinamisan sehingga karya menjadi lebih terlihat manis dan indah. Dalam

penyajian akhir pigura ini akan diberi kaca, untuk mendukung penampilan karya.

Kaca yang digunakan adalah kaca doff (non reflection), sehingga terlihat tidak

mengkilap dari gangguan pantulan cahaya dan karya bisa terlihat lebih jelas.

Page 43: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4. Deskripsi Karya

Karya No 1: Celempung Tak Berdawai Gambar 14. Celempung Tak Berdawai

Terciptalah judul yang cocok untuk karya dua dimensi ini yaitu,

Celempung Tak Berdawai. Karena dalam karya ini dawai Celempung terlihat

maya/tidak nyata. Pembuatan dari karya ini, Celempung Tak Berdawai diawali

dengan foto celempung yang diberi backgrond warna putih, yang kemudian

ditumpuk dengan warna-warna cerah seperti biru, merah, kuning, pink, hijau, ser-

ta orange. Eksplorasi warna dalam karya ini sangat ditonjolkan. Karena dengan

mengeksplorasi warna-warna tersebut menghasilkan gambaran karya yang

berkesan penuh warna. Tekstur kasar yang menyelimuti dalam karya ini, yang

berupa garis-garis vertikal patah-patah yang merupakan garis geometris, namun

dapat membentuk suatu garis miring. Karya ini mempunyai ukuran sebesar

42,5cmx60cm.

Page 44: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Karya No.2: Gender Remuk

Gambar 15. Gender Remuk

Gender Remuk, atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut gender yang

pecah atau rusak. Penulis tertarik mengambil judul ini karena, karya yang

dihasilkan penulis terinspirasi dari suara-suara dari instrumen gender yang

bergetar dan Gender Remuk melengking, yang memberi kesan gender itu sendiri

rapuh karena suaranya. Pewarnaan dalam karya ini dibuat penulis dengan warna

natural alami dari gender, yaitu kuning bambu namun agak ke emas, dan kayu

dengan warna coklat sebagai penyangga resonator gender tersebut. Karya ini

mempunyai ukuran sebesar 40,5cm x 59cm.

Karya No. 3: Rebab in Technic Colour II

Karya nomer 3 ini diberi judul oleh penulis Rebab in Technic Colour II,

karena selanjutnya akan ada Rebab in Tech-nic Colour I juga. karya dua

dimensional ini men-ceritakan tentang gam-baran bagaimana bentuk instrumen

rebab, namun hanya diambil bidang yang sangat menarik dari rebab, yaitu

tempurung-nya. Penulis sangat terta-

Gambar 16. Rebab in Technic Colour II rik karena tempurung tersebut

sangat unik, lain daripada yang lain, dan karena suara yang dapat dihasilkan dari

tempurung tersebut menciptakan imajinasi bagi penulis untuk mengubah

tempurung yang sebenarnya warnanya hanya coklat dan datar, menjadi berwarna-

Page 45: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

warni dan terkesan meriah. Ukiran-ukiran di dalam tempurung aslinya ditambah

dengan efek kasar menghasilkan garis tegas yang memunculkan bidang sehingga

terbentuk bidang timbul yang menonjol keluar. Seakan-akan rebab itu hidup

keluar dari backgroud. Ukuran karya ini sebesar 59cm x 41,5cm

Karya No.4: Rebab in Technic Colour I

Karya ke-4 ini, hampir sama dengan karya yang ketiga, karena bentuknya

yang hampir mirip. Namun lebih sedikit berbeda karena dalam karya ini diberi

efek blur dan membuat karya lebih terkesan seperti angin yang berputar. Penulis

ber- imajinasi bahwa suara yang dihasilkan tem-purung itu juga serasa

Gambar 17. Rebab in Technic Colour I bagai angin yang dasyat.

Karya dua dimensi ini menceritakan tentang bagaimana tempurung rebab yang

telah didistorsi dan didominasi oleh warna-warna cerah, yang kemudian

menghasilkan eksplorasi warna yang harmonis dan selaras. Warna hitam mem-

beri efek gambar angin/asap supaya lebih terkesan lebih tegas dari warna angin/

asap. Karya ini berukuran 60cm x 42cm.

Karya No.5: Gong Ageng

Gambar 18. Gong Ageng

Gong Ageng atau biasa disebut dalam bahasa Indonesia gong besar. Gong ini

dinamakan gong besar karena bentuknya paling besar di antara gong-gong

lainnya. Setiap bentuk karya ini juga mengandung arti, antara lain, motif sulur

yang menghiasi sekitar backgroud gong tersebut menggambarkan tentang

bagaimana bunyi yang dihasilkan gong aslinya yang begitu menggelegar. Disini

penulis mengambil backgroud warna hitam, karena dalam filosofi, warna hitam

Page 46: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menceritakan tentang pribadi yang keras. Warna hijau, melambangkan tentang

jalan terus, contohnya saja dalam lampu traficlight, kalau hijau pasti kita akan

jalan terus, layaknya gong dalam suatu permainan gamelan gong menjadi

komando dalam permainan sebuah gendhing. Warna merah dalam karya ini,

melambangkan tentang keberanian. Dan warna coklat merupakan kesederhanaan.

Karya ini mempunyai ukuran sebesar 42cm x 60cm.

Karya No.6: Slenthem of Java

Gambar 19. Slenthem of Java

Slenthem of Java, disini penulis mengambil judul karya ini dengan

Slenthem of Java karena instrumen slenthem berasal dari Jawa. Bentuk slenthem

sangat unik, terdiri dari 7 bilah lempengan besi dan resonator yang dapat

menghasilkan suara yang bermacam-macam pula. Maka dari itu penulis kemudian

mendapatkan inspirasi dan menciptakan imajinasi yang berupa gambaran-

gambaran suara melengking yang dihasilkan oleh slenthem tersebut jika

dibunyikan. Penulis memilih background hitam dalam karya ini, supaya obyek

lebih terlihat menonjol dan tidak mati dalam karya tersebut. Warna yang dibuat

juga bervariasi, dari merah, biru, kuning, hijau pink, ungu, serta gradasi warnapun

juga dimasukkan dalam karya ini. Sehingga tampak artistik dan bervariasi seperti

halnya suara slenthem yang juga bervariasi dan tidak monoton. Karya ini

berukuran 42cm x 60cm.

Karya No.7: Kendang Gila

Gambar 20. Kendang Gila

Page 47: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Karya ke-7 ini penulis namakan dengan Kendang Gila karena karya dua

dimensi ini menceritakan tentang bagaimana dahsyatnya permainan kendang saat

dimainkan, hingga suaranya yang menggetar jika dipukul. Hingar bingar dari

ketukan suara yang dihasilkan oleh kendang membuat kendang terasa menjadi

sebuah alat yang sangat meriah. Setiap ketukan-ketukannya menghasilkan bunyi

yang selaras dan bervariasi. Bentuknya yang unik seperti tabung itu dan ukiran-

ukiran yang ada disekitar tubuh kendang, membuat dirinya semakin menjadi

sebuah alat yang pantas dijadikan obyek dalam pembuatan suatu karya. Disini

warna yang ditampilkan lebih ke gelap karena karakteristik instrumen kendang

sendiri terasa keras dan menghentak. Warna orange dan biru dalam karya ini

hanya sebagai variasi saja seperti pulasan-pulasan kuas yang memperlihatkan

kendang dalam kegelapan menjadi lebih terlihat jelas. Karya ini berukuran

42cmx60cm.

Karya No.8: Bonang BoncelGambar 21. Bonang Boncel

Karya ini dinamakan penulis Bonang Boncel, karena bentuknya yang

kecil-kecil dan tertata rapi secara sejajar yang membentuk keselarasan, seperti

juga menggambarkan suara bonang tersebut, yang selaras, serasi, dan seimbang

jika didengar. Eksplorasi warnanya pun sangat berani dari warna background

hitam yang kemudian ditutup dengan warna merah, biru, ungu, hijau, kuning,

ungu dan putih. karya ini juga ditutup dengan efek-efek yang sekiranya membantu

menunjukkan karakter dari bentuk bonang tersebut, yaitu walaupun bentuknya

sama/hampir mirip, namun suara yang dihasilkan berbeda-beda/ bervariasi. Dalam

karya ini juga menceritakan tentang bagaimana kebersamaan dalam kehidupan

manusia, walaupun manusia diciptakan berbeda-beda baik ras, agama, golongan,

Page 48: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

gender dan sebagainya, namun jika disatukan akhirnya tujuannya juga akan sama,

yaitu ke Tuhan Yang Maha Esa. Karya ini mempunyai ukuran 41,5cm x 59cm.

Karya No.9: Tetes Kemanak

Gambar 22. Tetes Kemanak

Karya 2 dimensi dinamakan penulis dengan Tetes Kemanak karena

bentuknya yang seperti gelombang-gelombang air yang berupa tetesan air dengan

air, yang pertamanya hanya sekumpulan gelembung terpisah namun kemudian

hampir mau menjadi 1 unit, seperti halnya kemanak saat dibunyikan. karya ini

tercipta pertama dari sebuah foto instrumen kemanak, yang kemudian didistorsi

dan menghasilkan berbagai macam bentuk. Karya dengan judul Tetes Kemanak

ini dibuat penulis dengan warna black and white. Warna hitam sangat dominan,

karena warna hitam melambangkan kekuatan baik bunyi dan alat dari kemanak.

Karya ini mempunyai ukuran sebesar 42cm x 60cm.

Karya No.10: Kethuk-Kempyang

Gambar 23. Kethuk-Kempyang

Kethuk-kempyang merupakan satu kesatuan alat musik gamelan dimana 2

bentuk yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang

lainnya. Alat ini sebenarnya 2, namun dijadikan 1 unit. Karya ini juga sangat unik

dan menarik, karena, karya dua dimensi ini sangat berani dalam memainkan

warnanya. Warna yang diekslpor begitu nyata dan terlihat sangat cerah. Dari

warna merah yang berani namun kemudian ditumpuk dengan warna kuning yang

Page 49: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

memberi kesan tekstur kalem. Tekstur titik-titik karya ini membantu membentuk

bentuk aslinya agar karakternya terlihat. Karya ini mempunyai ukuran besar

42,5cm x 60cm.

Page 50: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seiring perkembangan jaman yang lebih modern instrumen gamelan saat ini

mulai berkembang tak hanya di pedesaan namun di sekolah juga diajarkan

pelajaran gamelan, yaitu permainanya sering disebut dengan karawitan. Gamelan

Jawa terdiri dari gong, kenong, kethuk-kempyang, gender, celempung, saron,

kemanak, slenthem, rebab dan seruling. Perpaduan bunyi instrumen gamelan

tersebut jika dibunyikan/dimainkan akan menghasilkan keselarasan, keserasian,

dan keseimbangan. Warna-warna suara yang bervariasi dapat teratur dengan

ketukan-ketukan yang dimainkan oleh permainan tersebut. Bunyinya lamban,

namun terkesan nglaras dalam bahasa Jawanya. Membuat semua telinga tak mau

henti-hentinya mendengarkan suara gamelan tersebut.

Gamelan merupakan alat-alat musik yang dapat mencerminkan ciri orang

Jawa yang begitu kalem, sifat musik yang dihasilkannya sangat menenangkan dan

mendayu-dayu jika didengar. Maka dari itu sudah menjadi tradisi saat ada acara-

acara besar/hajatan orang nikah, sunatan, dan sebagainya, menggunakan

instrumen tersebut.

Gamelan juga dapat melambangkan semangat kebersamaan antar sesama,

karena permainan gamelan tidak hanya dimainkan oleh perorang saja, melainkan

banyak orang. Dengan kebersamaan dalam memainkan gamelan tentunya akan

menghasilkan suara yang selaras dan enak didengar.

Dari proses penulisan dan penciptaan karya ini, penulis tidak ragu untuk

menjadikan gamelan sebagai tema dalam karya seni grafis. Penulis beranggapan

41

Page 51: gamelan jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

bahwa dengan ide-ide dan kreatifitas, gamelan menjadi karya seni yang berbeda

dari yang sudah ada. Dan gamelan merupakan bahan apresiasi dalam penciptaan

karya seni grafis yang sangat unik. Melalui media seni grafis ini penulis ingin

memvisualisasikan gamelan dengan teknik digital printing sebagai media

ekspresinya.

Dengan teknik ini diharapkan penulis mampu berkarya secara maksimal,

karena dengan media digital banyak tool yang dapat mengolah image sesuai

selera dan keinginan yang dikehendaki. Dan hasil karya tersebut akan dapat

dinikmati oleh penikmat seni agar dapat mengenal seni grafis lewat karya penulis

ini.