gambaran umum kabupaten way kanan

Download Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan

If you can't read please download the document

Upload: fitri-rahmawati

Post on 20-Oct-2015

165 views

Category:

Documents


70 download

TRANSCRIPT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAY KANAN1. KONDISI UMUM WILAYAH 1.1 Pembentukan Kabupaten Way KananWay Kanan merupakan salah satu Kabupaten dari 14 kabupaten/kota di Propinsi Lampung, Kabupaten Way Kanan dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 1999 yang diundangkan pada tanggal 20 April 1999 dan diresmikan menjadi Kabupaten Way Kanan pada Tanggal 27 April 1999, dengan luas wilayah 3.921.63 Km2 atau sebesar 11,16 % dari luas Provinsi Lampung. Pada awal terbentuknya Kabupaten Way Kanan pada tahun 1999 secara administratif terbagi dalam 6 Kecamatan dan 193 kampung/desa, sedangkan tahun 2002 pembagian wilayah di Kabupaten Way Kanan mengalami pemekaran menjadi 12 Kecamatan, 195 kampung/desa dan pada tahun 2005 berdasarkan Perda No.2 tahun 2005 terbentuk 2 Kecamatan baru hasil pemekaran Kecamatan Bahuga, yaitu Kecamatan Buay Bahuga dan Kecamatan Bumi Agung, sehingga jumlah Kecamatan di Kabupaten Way Kanan menjadi 14 Kecamatan dengan 210 kampung. Ibukota Kabupaten Way Kanan adalah Blambangan Umpu yang merupakan salah satu kampung tua yang ada di Kabupaten Way Kanan.Nama-nama kecamatan dalam Kabupaten Way Kanan berikut luas wilayah, jumlah desa/kampung disajikan pada Tabel 1.1Tabel 1.1 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Way KananNOKECAMATANIBUKOTAJUMLAH KAMPUNGLUASKm2%1BanjitPasar Banjit20331.778.462BaradatuTiuh Balak Pasar22152.163.883Gunung LabuhanGunung Labuhan19115.32.944KasuiJaya Tinggi18150.23.835Rebang TangkasGunung Sari10207.055.286Blambangan UmpuBlambangan Umpu24532.9513.597Way TubaWay Tuba12206.285.268Negeri AgungNegeri Agung18563.1514.369BahugaMesir Ilir881.962.0910Buay BahugaBumi Harjo7100.792.5711Bumi AgungBumi Agung9189.024.8212Pakuan RatuPakuon Ratu19580.414.813Negara BatinNegara Batin14348.248.8814Negeri BesarNegeri Besar10362.369.24JUMLAH TOTAL2103,921.63100Sumber : BPS, Way Kanan Dalam Angka, 20101.2. Otonomi DaerahBerdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, bahwa daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. Dengan terbentuknya Kabupaten Way Kanan, urusan daerah sebagai Daerah Otonomi mencakup seluruh urusan pemerintahan, termasuk urusan wajib, kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan lain, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Urusan wajib meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja. Di bidang pertanian, dalam hal ini termasuk pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan urusan pilihan Kabupaten Way yang didukung oleh karakteristik dan potensi wilayah yang ada.1.3 Karakteristik Biofisik Wilayaha. Letak GeografiSecara geografis Kabupaten Way Kanan berada antara arah Utara - Selatan 4.12 - 4.58 Lintang Selatan dan arah Timur - Barat 104.17 - 105.04 Bujur Timur dengan ketinggian bervariasi antara 450 1700 m dari permukaan laut. Dengan posisi geografis tersebut, menempatkan Kabupaten Way Kanan berbatasan dengan :Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan;Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang; Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat.Ditinjau dari faktor geografis permasalahan yang dialami Kabupaten Way Kanan berasal dari dua faktor, yaitu faktor bawaan daerah dan manusia. Faktor bawaan daerah adalah faktor-faktor yang dimiliki daerah dan tidak sepenuhnya mampu dikendalikan. Faktor bawaan daerah tersebut antara lain letak geografis Kabupaten Way Kanan yang mempunyai beberapa sungai besar dan berbatasan dengan provinsi Sumatera Selatan. Geomorfologi Kabupaten Way Kanan tersebut memberikan keuntungan daerah, namun di sisi lain juga menimbulkan masalah terkait dengan risiko terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor.Berdasarkan Perpres No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2009-2014 disebutkan bahwa Kabupaten Way Kanan merupakan bagian dari 183 Kabupaten tertinggal di Indonesia. Ketertinggalan ini disebabkan oleh tingginya disparitas kualitas sumberdaya manusia antarwilayah, perbedaan kemampuan perekonomian antar daerah, serta belum meratanya ketersediaan infrastruktur antar wilayah.b. Karakteristik Iklim dan HidrologiKarakteristik IklimKabupaten Way Kanan merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Iklim Kabupaten Way Kanan dipengaruhi oleh rantai pegunungan Bukit Barisan Selatan yang menyebabkan kawasan ini memiliki dua tipe iklim, yaitu :Bagian Barat Kabupaten Way Kanan memiliki curah hujan cukup tinggi, yaitu berkisar antara 3.000-3.500 mm/tahun.Bagian Timur Kabupaten Way Kanan memiliki curah hujan yang lebih rendah, yaitu berkisar antara 2.000-3.000 mm/ tahun.Tipe iklim ini memberikan gambaran bahwa daerah tersebut termasuk daerah tropika basah dengan curah hujan cukup tinggi (>2.000 mm/tahun).Kabupaten Way Kanan mengalami musim hujan dari bulan November Mei dan musim kemarau dari bulan Juni Agustus. Bulan agak kering adalah September Oktober. Rata-rata jumlah hari hujan tiap bulan di musim penghujan adalah 10 16 hari dan dimusim kemarau 4 8 hari. Keadaan angin musim hujan lebih besar dari musim kemarau dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki kelembaban udara antara 80% - 90% dan suhu berkisar antara 20C - 28C.Data mengenai iklim akan sangat membantu pemerintah dalam penyusunan program pembangunan. Hal ini terkait dengan rencana pemerintah untuk lebih memperhatikan sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Dengan pola iklim yang terdeteksi secara detail, maka diharapkan penyusunan program-program yang terdampak terhadap kondisi iklim, dapat bersifat antisipatif. Namun segala kondisi iklim sebenarnya dapat dihadapi dengan rekayasa tertentu atau dengan teknologi tertentu. HidrologiPada dasarnya air merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya maupun dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dilihat dari kondisi sumber daya air, baik itu air permukaan, air tanah maupun mata air Kabupaten Way Kanan masih memiliki potensi sumber-sumber air tersebut. Tabel 1.3. Nama Sungai yang Terdapat di Kabupaten Way KananNO.NAMA SUNGAIPANJANG ALIRAN SUNGAILUAS DAERAH ALIRAN SUNGAI1Way Kanan51 Km1.198 Km2Way Umpu100 Km1.179 Km3Way Besai113 Km870 km4Way Giham80 Km506 Km5Way Tahmi50 Km420 KmSumber : Way Kanan Dalam AngkaDi Kabupaten Way Kanan mengalir 5 sungai/anak sungai, sebagian besar sungai/anak sungai tersebut mengalir dari arah Barat yang berbukit-bukit menuju kea rah Timur yang landai, hal ini sangat potensial untuk pengembangan irigasi dan memiliki potensi tinggi untuk pengembangan di sektor perikanan dan pertanian. Tabel 1.3 menyajikan nama-nama sungai/anak sungai yang terdapat di Kabupaten Way Kanan.Tabel 1.4. Potensi Wisata Alam Air Terjun dan Air Panas di Kabupaten Way KananNO.NAMA OBJEK WISATALOKASIJENIS WISATA1Curup Putri Malu Kampung Juku Batu Kec. Banjit Wisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 80 M2Curup Bukit Duduk Kampung Juku Batu Kec. BanjitWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 60 M3Curup Gangsa Tanjung Raja Kampung Kutawai Kec. KasuiWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 50 M4Curup Pinang Indah Kampung Gunung Sari Kec. Rebang TangkasWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 37 M5Curup Haji Kampung Blambangan Umpu Kec. Blambangan UmpuWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 5 M6Curup Way Kawat Kampung Way Kawat Kec. Blambangan UmpuWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 6 M7Curup Way Mencar Kampung Way Mencar Kec. Way TubaWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 10 M8Curup Bumi Harjo Kampung Bumi Harjo Kec. BahugaWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 17 M9Curup Mugah Larang Kecamatan BahugaWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 12 M10Curup Cekru Becek Kecamatan BahugaWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 8 M11Curup MeongKampung Tiuh Balak Kec. BahugaWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 13 M12Curup Bung Batu Kecamatan Blambangan UmpuWisata Alam Air Terjun, Tinggi Air 14 M13Sumber Air Panas dan Belerang Bukit GemuruhKampung Bukit Gemuruh Kec. Way TubaWisata Alam Pemandian Air Panas14Sumber Air Panas dan Belerang Juku Batu Kampung Juku Batu Kec. BanjitWisata Alam Pemandian Air PanasSumber : Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan PariwisataKeberadaan sungai-sungai tersebut di atas sangat penting bagi masyarakat Way Kanan, karena telah menjadi sumber air utama. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya untuk menjaga kelestarian sungai agar selalu menjadi sumber air yang baik bagi masyarakat dan tidak menjadi masalah daerah di masa yang akan datang. Masalah yang dapat timbul antara lain kekeringan, banjir dan sungai yang tercemar. Beberapa upaya untuk menjaga kelestarian sungai yaitu dengan menjaga daerah catcment area sehingga air hujan masih tetap terserap oleh hutan alam, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara lebih bijaksana, dan menjaga kualitas air sungai agar tidak tercemar dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Ketersediaan air tanah sangat tergantung dari lingkungan wilayah konservasi dan resapan air dan diperlukan pengawasan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang kawasan konservasi dan resapan air. Potensi lain yang dimiliki Kabupaten Way Kanan antara lain : Rawa 4.460 Ha, Dam/Cekdam 1.242 Ha, dan Genangan air lainnya 1.230 Ha.Selain sungai/anak sungai di Kabupaten Way Kanan juga terdapat objek wisata air terjun dan sumber air panas yang merupakan wisata alam yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata skala sedang. Tabel 1.4 menyajikan objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Way Kanan.c. Karakteristik Topografi dan GeologiTopografiBentang alam Kabupaten Way Kanan secara topografi dapat dikelompokkan ke dalam bentuk wilayah datar sampai bergelombang dengan kemiringan lereng 0-15% mencakup luasan lebih kurang 73,9%, bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan lereng 15-25% memiliki sebaran kurang lebih 20,2% dan berbukit sampai bergunung dengan kemiringan lereng 25 - >40% memiliki sebaran kurang lebih 5,9%. Lereng-lereng curam atau terjal dengan ketinggian berkisar antara 450-1700 dpl, daerah ini meliputi Kecamatan Kasui pada puncak Gunung Punggur yaitu 1700 M, Kecamatan Banjit pada puncak Gunung Remas yaitu 1600 M dan puncak Gunung Bukit Duduk 1500 M. Kabupaten Way Kanan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian topografis, yaitu : (1) Daerah topografis berbukit sampai bergunung yang merupakan lereng-lereng yang curam atau terjal dengan ketinggian berkisar antara 450 1500 m dpl yang meliputi daerah Bukit Barisan Selatan yang umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder antara lain Bukit Barisan dan Bukit Persegi. (2) Terdapat daerah River Basin sungai besar dan sungai kecil. Sebagian besar sungai mengalir dari arah Barat yang berbukit-bukit menunju kearah Timur yang landai. Hal ini sangat potensial untuk pengembangan irigasi.Pada umumnya bentuk topografi Kabupaten Way Kanan terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:Bentuk topografi di sebelah barat, kurang dari 7 % dari luas wilayah Way Kanan merupakan rangkaian Pegunungan Bukit Barisan, yang terdiri dari lereng-lereng yang curam dan terjal dengan ketinggian bervariasi antara 450 1500 m dari permukaan laut, dan pada umumnya ditutupi oleh vegetasi primer dan sekunder.Sebelah Timur lebih kurang 93 % dari luas wilayah Way Kanan terbentang dataran yang sebagian besar berupa sawah serta perkebunan dataran rendah.GeologiBentang alam Kabupaten Way Kanan secara geologi didominasi oleh grup dataran tufa masam. Grup lain yang terdapat adalah grup dataran, aluvial, volkan. Kelompok tufa masam menutupi sebagian besar wilayah, mulai dari dataran tufa masam datar sampai berkelompok. Kelompok dataran datar hingga bergelombang terdapat pada luasan yang relatif sempit ditemukan di bagian barat wilayah berbatasan dengan grup volkan. Kelompok aluvial dijumpai pada lembah-lembah sungai utama yang mengaliri wilayah ini. Grup volkan kebanyakan masih tergolong cukup muda yang masih mempertahankan bentuk spesifik kerucutnya dibangun oleh larva yang berselang-seling dengan bahan proklastik terdapat pada bagian Barat Daya.Data tentang endapan mineral di Kabupaten Way Kanan belum banyak ditemukan sehingga besarnya potensi endapan bahan tambang belum diketahui secara pasti. Dari literature dan peta geologi dapat diinventarisir bahwa bahan tambang utama yang ada di Way Kanan adalah Galian C diantaranya : potensi andesit diperkirakan sebesar 176,9 juta m3 terdapat di Kecamatan Blambangan Umpu, Wat Tuba, Banjit Kasui dan Baradatu. Radiosit diperkirakan sebesar 3 juta m3, Marmer 15,8 juta m3, Benthonite 60 juta m3, Kaolin 7,5 juta m3, Tanah Liat, Gamping dan Phospat terdapat di Kecamatan Blambangan Umpu. Sedangkan potensi tufa 123,6 juta m3 di Blambangan Umpu dan Baradatu. Pasir Batu 1,3 juta m3 di Baradatu, Banjit dan Blambangan Umpu. Kandungan bahan galian Besalt diperkirakan sebesar 0,4 juta m3 di Banjit.d. Jenis TanahTanah sebagai benda alam mempunyai sifat-sifat yang bervariasi. Sifat tanah yang berbeda-beda pada berbagai tempat mencerminkan pengaruh dari berbagai faktor pembentuknya di alam. Tanah dipandang sebagai alat produksi pertanian, karena tanah berfungsi sebagai media tumbuhnya tanaman. Produktivitas tanaman pertanian yang diusahakan banyak ditentukan oleh sifat-sifat tanah yang bersangkutan, baik sifat fisika tanah, kimiawi tanah, iklim, topografi, waktu maupun biologi tanah yang bersangkutan. Tanah yang terbentuk bersama-sama dengan faktor iklim ikut menentukan jenis dan penyebaran tanaman. Faktor pembentuk tanah tersebut mempengaruhi sifat-sifat fisik kimia dan mineralogi tanah.Jenis tanah di Kabupaten Way Kanan dikelompokkan dalam 3 (Tiga) kelompok, yaitu (1) Latosol dan andosol coklat tua, (2) Podsolik merah kuning, dan (3) Podsolik merah kuning dan coklat kekuningan. Jenis tanah di atas secara fisik cukup potensial untuk pengembangan pertanian dan tanaman tahunan/perkebunan dengan perbaikan kesuburan tanah melalui pemupukan. Penerapan konservasi tanah perlu disesuaikan dengan karakteristik tanahnya.LatosolTanah latosol yaitu tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini sudah sangat tua, sehingga kesuburannya rendah, serta mengalami pencucian dan pelapukan lanjut, berbatas horizon baur, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, konsistensi gembur dengan stabilitas agregat kuat dan terjadi penumpukan relatif didalam tanah sebagai akibat pencucian silikat. Warna tanah merah, coklat kemerahan, coklat, coklat, coklat kekuningan atau kuning, sehingga sering disebut tanah merah tergantung bahan induk, warna batuan, iklim dan letak ketinggian. Tanah ini cocok untuk pertanian dan perkebunan. Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit. Tumbuhan yang cepat hidup di tanah latosol adalah padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet, sisal, cengkih, kakao, kopi, dan kelapa sawit.AndosolTanah andosol adalah tanah yang berbahan induk abu vulkanik merupakan tanah yang relatif muda dibandingkan latosol, yang sifat- sifatnya sangat ditentukan oleh mineral liat yang dikandungnya yaitu alofan yang bersifat amorf. Tanah ini mempunyai horizon A1 tebal bewarna hitam yang kaya bahan organik, tetapi tidak mempunyai horizon A2, dengan horizon B berwarna kuning pucat, coklat kekuningan atau coklat keabu- abuan volkan terlapuk sampai ke horizon C. Umumnya mempunyai kejenuhan basa relatif rendah tetapi mempunyai Al dapat ditukar relatif tinggi. Terbawa oleh sifat mineral liat dominan yang dimilikinya maka andosol mempunyai kemampuan mengikat air besar, porositas tinggi, bobot isi rendah, gembur, tidak plastis dan tidak lengket serta kemampuan fiksasi fosfat yang tinggi.Tanah jenis ini biasanya subur dan bertekstur gembur hingga seperti lempung, bahkan dibeberapa tempat bertekstur debu, sehinggga petani menyukainya karena mudah dalam pengolahan. Sangat mudah dicangkul dan pori-pori tanahnya memudahkan sirkulasi udara masuk ke akar tanaman. Tanah andosol mengandung unsur hara sedang hingga rendah (N,P dan K), maka kebanyakan petani memanfaatkan jenis tanah ini untuk fungsi perkebunan seperti teh, kopi, pinus, dll. Untuk pertanian, tanah ini banyak dimanfaatkan untuk sawah, sayur mayur, bunga potong, dan juga palawija. Walupun banyak memiliki kelebihan, namun tanah andosol juga memiliki kelemahan. Karena teksturnya yang gembur dan rapuh, maka tanah jenis ini mudah terseret air hujan, angin dan longsor atau mengalami erosi. Kerena itu petani banyak menyiasati dengan sistem tanam berteras. Di antara sela-sela teras ditanami rumput atau tanaman keras penguat teras. Dengan demikian dapat mengurangi tingkat erosi secara signifikan dan petani tetap dapat memanfaatkannya secara maksimal.PodsolikTanah podsolik memiliki karakteristik kesuburan rendah, warna merah atau kuning, memiliki tekstur yang lempung atau berpasir, memiliki pH rendah, serta memiliki kandungan unsur aluminum dan besi yang tinggi. Karena karakteristik yang dimilikinya, tanah podsolik memerlukan perawatan dan perlakuan khusus agar bisa ditanami. Sifatnya yang kurang subur dapat direkayasa dengan perlakukan khusus sehingga unsur hara atau keasaman tanah dapat ditingkatkan.Umumnya, tanah ini berada di daerah yang memiliki iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm per tahun. Di Indonesia, tanah ini tersebar di daerah-daerah dengan topografi pegunungan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tanah podsolik memiliki banyak sekali kekurangan. Meskipun memiliki banyak kelemahan, tanah podsolik dapat ditingkatkan, baik dari segi sifat fisikanya maupun dari segi sifat kimiawinya. Perbaikan sifat fisika dapat ditanggulangi dengan perbaikan sifat ketahanan daya penyimpanan air. Sementara itu, perbaikan sifat kimiawinya dapat dilakukan dengan memperbaiki kandungan unsur hara yang ada dalam tanah.Salah satu teknologi yang bisa digunakan untuk menanggulangi berbagai kekurangan tanah podsolik adalah dengan bertani secara organik. Pertanian organik adalah salah satu teknik pertanian tanpa menggunakan tambahan unsur atau pupuk-pupuk kimiawi buatan.Pertanian organik menggunakan konsep keseimbangan ekosistem yang ada di sekitar area pertanian. Unsur-unsur hara yang penting untuk tanah didapatkan dari makhluk hidup yang sengaja dikembangbiakkan atau disimpan di area pertanian. Oleh karena itu, pertanian organik bisa dikatakan menggunakan konsep daur ulang secara hayati.Penggunaan LahanMenurut penggunaannya, lahan di Kabupaten Way Kanan dibedakan menjadi lahan persawahan, pekarangan, peladangan, perkebunan, kolam/tambak/rawa, tegalan, hutan lindung, hutan produksi serta lahan yang tidak diusahakan. Tipe dan luasannya disajikan pada tabel berikut :Tabel 1.4 Luas Penggunaan Tanah Tahun 2009 di Kabupaten Way Kanan (Hektar)No.JENIS PENGGUNAAN LAHANLUAS (Ha)(Ha)(%)1Luas sawah 14.502,303,702Pekarangan 14.313,003,653Ladang 14.573,513,724Perkebunan 138.015,0535,195Kolam/tambak/rawa 1.846,000,476Tegalan 70.809,0018,067Hutan lindung 22.289,105,688Hutan Produksi 66.997,3217,089Lahan Tidak diusahakan 48.818,0012,45Total392.163,00100 Sumber Data : Kantor Pertanahan Kabupaten Way KananPenggunaan lahan terbesar adalah didominasi oleh sektor perkebunan yang mencapai 35,19 % (138.015,05 Ha), namun disisi lain masih terdapat lahan yang tidak diusahakan sebesar 12,45% (48.818 Ha). Lahan yang tidak diusahakan ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.2. Karakteristik Kependudukan2.1. Jumlah dan Distribusi PendudukJumlah penduduk Kabupaten Way Kanan pada tahun 2000 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000 adalah sebanyak 349,8 ribu jiwa. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1990, dimana pada saat itu kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Way Kanan masih merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Utara, maka pertumbuhan penduduknya relatif rendah yaitu hanya sebesar 0,15 persen per tahun pada periode tahun 1990-2000. Penduduk Kabupaten Way Kanan pada tahun 2007 berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2007 tercatat sebanyak 362.749 jiwa, jika dibandingkan dengan tahun 2006 maka terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 939 jiwa atau dengan pertumbuhan sebesar 0,26 persen. Kepadatan penduduk Kabupaten Way Kanan tahun 2007 adalah sebesar 92 jiwa per km2. Berdasarkan kecamatan di Kabupaten Way Kanan, maka Kecamatan Baradatu memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu 245 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Negeri Agung tercatat sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah, yaitu sebesar 35 jiwa per km2.Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan adalah 406.735 orang yang terdiri dari 210.061 orang penduduk laki-laki dan 196.674 orang penduduk perempuan. Adapun laju pertumbuhan penduduk pertahun selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000-2010 sebesar 1,40 persen. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan tahun 2010.Tabel 2.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Way Kanan, 2010NOKECAMATANLUAS KM2JUMLAH PENDUDUKKEPADATAN PENDUDUK PER KM21Banjit331,7741.9771272Baradatu152,1637.7152483Gunung Labuhan115,3026.9012334Kasui150,2029.8341995Rebang Tangkas207,0519.832966Blambangan Umpu532,9554.8181037Negeri Agung563,1532.701588Way Tuba206,2820.351999Bahuga81,969.76211910Buay Bahuga100,7919.01118911Bumi Agung189,0224.58113012Pakuan Ratu580,437.4376513Negara Batin348,2433.6739714Negeri Besar362,3618.14250Jumlah3.921,63406.735104Sumber: BPS Kab. Way KananDari Tabel 2.1 terlihat bahwa sebaran penduduk di Kabupaten Way Kanan belum tersebar secara merata dengan kepadatan penduduk hanya 104 jiwa/km2, dimana wilayah terpadat berada di Kecamatan Baradatu yaitu mencapai 248 jiwa/km2 sedangkan yang terjarang berada di Kecamatan Negeri Besar yaitu hanya 50 jiwa/km2. 2.2. Struktur Penduduk Struktur penduduk Kabupaten Way Kanan pada tahun 2009 (Way Kanan dalam Angka, 2010) rata-rata didominasi oleh penduduk usia muda, yaitu penduduk usia 0-19 tahun yang mencapai 46,26% dari total penduduk Kabupaten Way Kanan. Secara umum struktur penduduk Kabupaten Way Kanan terdiri atas penduduk usia 0-14 tahun sebesar 35,53%, penduduk usia 15-19 tahun sebesar 10,72%, penduduk usia 20-54 tahun sebesar 45,79%. Jumlah penduduk pada masing-masing kelompok umur disajikan pada Tabel 2.7. Penduduk Kabupaten Way Kanan menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2009 komposisi penduduk Kabupaten Way Kanan pada tahun 2009 berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 187.428 (51,11%) dan perempuan sebanyak 179,279 (48,89%).Tabel 2.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Way Kanan, 2010NOKELOMPOK UMURLAKI-LAKIPERSEN (%)PEREMPUANPERSEN (%)JUMLAH10 420,62950.9919,82949.0140,45825 920,64251.3119,58548.6940,227310 1421,33250.8120,65149.1941,983415 1919,60454.0516,66345.9536,267520 2419,14251.8517,77948.1536,921625 2919,54852.4717,70947.5337,257730 3417,56151.2616,69748.7434,258835 3914,93051.2414,21048.7629,140940 4412,96550.1712,87949.8325,8441045 4911,66349.8111,75150.1923,4141150 549,62852.588,68347.4218,3111255 597,69056.036,03643.9713,7261360 644,93151.644,61848.369,5491465 693,79651.433,58548.577,3811570 742,72451.692,54648.315,2701675 ke atas3,25753.252,86046.756,117JUMLAH210,042 51.72196,08148.28406,123Sumber: BPS Kab. Way Kanan 20092.3. KetenagakerjaanKetenagakerjaan merupakan salah satu indikator penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial. Indikator ketenagakerjaan misalnya dapat memberikan gambaran tentang daya serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan tingkat produktivitas tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap pertumbuhan tenaga kerja yang ada misalnya, maka sudah barang tentu akan terjadi peningkatan pengangguran.Pada tahun 2008 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Way Kanan tahun 2008 adaIah sebesar 71,78 persen, artinya dari 100 penduduk usia kerja sekitar 72 orang diantaranya termasuk dalam angkatan kerja (mereka yang bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja atau pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. TPT Kabupaten Way Kanan tahun 2008 adalah sebesar 6,07 persen. Hal ini berarti dan 100 penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja, secara rata-rata 6 hingga 7 orang di antaranya adalah pencari kerja (pengangguran). Status pekerjaan dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang kedudukan pekerja, pada tahun 2008 penduduk dengan status pekerjaan sebagai pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar menempati persentase tertinggi (34,98 persen) di Kabupaten Way Kanan, dan penduduk perempuan memiliki persentase tertinggi (64,44 persen) sementara penduduk laki-laki sebesar 19,06 persen sebagai pekerja keluarga/pekerja tak dibayar.Kontribusi sektor dalam penyerapan tenaga kerja digunakan untuk mengetahui andil setiap sektor dalam menyerap tenaga kerja. Perubahan kontribusi sektor dalam penyerapan tenaga kerja dalam suatu kurun waktu tertentu memberikan gambaran perubahan struktur perekonomian suatu daerah. Perubahan kontribusi dari sektor Pertanian ke sektor Industri dan Jasa-jasa merupakan indikator perubahan struktur yang sering digunakan. Hal ini disebabkan pada umumnya sektor Industri dan Jasa-jasa mempunyai produktivitas dan tingkat upah yang lebih tinggi dibanding sektor Pertanian. Sebaliknya, tingginya kontribusi sektor Pertanian merefleksikan masih tradisionalnya struktur perekonomian suatu daerah.Dari Tabel 2.3. dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sektor pertanian di Kabupaten Way Kanan masih merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja sebesar 189.971 orang, jika dibandingkan dengan sektor Industri 7.293 orang dan sektor lainnya. Artinya pada tahun 2010 dari 100 penduduk yang bekerja terdapat 78 sampai 79 orang yang bekerja di sektor pertanian, 8 sampai 9 orang bekerja di sektor industri (meliputi Sektor Pertambangan, Industri Pengolahan, Listrik, Gas, Air dan Bangunan) dan 12 hingga 13 orang bekerja di sektor Jasa-jasa (meliputi Sektor Perdagangan, Angkutan, Keuangan, Jasa Masyarakat dan Lainnya). Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) untuk Kabupaten Way Kanan Tahun 2010 adalah sebesar 93,93 persen atau dari 100 angkatan kerja sekitar 93 hingga 94 orang diantaranya sudah bekerja.Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Usia Kerja berdasarkan Sektor Lapangan Usaha Tahun 2010NoLapangan Usaha / Sektor PerekonomianPriaWanita Jumlah1Pertanian96.88593.086189.9712Pertambangan1.5181.4582.9763Industri 7.28677.2934Listrik, Gas dan Air 1.5031.4442.9475Bangunan/Kontraksi7.9517.63915.5906Perdagangan11.47811.02822.5067Pengangkutan2.9062.7925.6988Bank8538191.6729Jasa Sosial13.64713.11126.758Jumlah144.027131.384275.411Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Way Kanan BPS Hasil Sensus Penduduk Tahun 20102.4. Tingkat PendidikanPeningkatan kapasitas manusia salah satunya melalui pendidikan. Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Way Kanan diperlukan untuk mengetahui kemajuan pembangunan sumberdaya manusia di Kabupaten Way Kanan. Data tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Way Kanan disajikan pada Tabel 2.4. Tabel. 2.4. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis kelamin dan jenjang Pendidikan Yang ditamatkan Kab.Way Kanan Tahun 2006-2008NOJENJANG PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN200620072008LPJmILPJmILPJml1Tidak / belum tmt SD29,438,233,729,437,033,030,836,733,72Sekolah Dasar40,739,240,041,539,740,636,036,636,33SLTP19,816,918,419,216,217,820,817,018,94SLTA9,04,63,78,85,77,410,17,89,0 Sumber : Susenas 2006 - 2008 Berdasarkan Tabel 2.4 bahwa tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Way Kanan masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase penduduk dengan status tidak/belum tamat SD dan masih menempati persentase terbesar kedua setelah SD sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian hal ini menjadi perhatian yang sungguh-sungguh dalam meningkatkan tingkat pendidikan penduduk. Persentase penduduk yang tidak belum tamat SD pada tahun 2008 sebesar 33,7 %, sedangkan persentase penduduk yang tamat SD sebesar 36,3 %. Mereka yang tamat SLTP, SLTA dan di atas SLTA masing - masing sebesar 18,9 %; 9,0 % dan 2,1 %.2.5 Kondisi PerekonomianPembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, yang dapat diukur dengan meningkatkan pendapatan per-kapita dan pemenuhan kebutuhan dasar (kebutuhan primer) penduduknya seperti kebutuhan pangan, pendidikan, dan kesehatan. Dengan telah terpenuhinya kebutuhan dasar secara alami masyarakat akan mencari lagi kebutuhan sekunder yaitu pagan, kekayaan dan kepuasan pribadi. Perkembangan ekonomi masyarakat berkembang dari ekonomi yang bertumpu pada sektor primer, berkembang ke sektor industri dan kemudian ke sektor jasa. Semakin maju suatu perekonomian masyarakat akan ditandai oleh makin besarnya share sektor industri dan jasa dalam ekonomi. Semakin maju suatu perekonomian akan ditandai oleh semakin kecilnya jumlah penduduk yang berada di sektor pertanian dan makin besarnya industri pengolahan dan jasa-jasa penunjang pertanian. Dengan demikian dalam pembangunan terjadi perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian menjadi struktur ekonomi dengan dominasi sektor industri dan jasa. Dengan majunya sektor perkonomian, juga ditandai oleh berkembangnya kota-kota industri. Kota industri ini merupakan sumber permintaan terhadap barang-barang yang dihasilkan oleh pedesaan. Berdasarkan sifatnya, produk-produk pertanian yang tidak tahan lama seperti sayur-sayuran dan buah-buahan serta susu akan diproduksi di sekitar kota dan produk-produk yang dapat bertahan lama seperti karet, kelapa sawit, coklat dan lain-lain diproduksi di tempat yang lebih jauh dari kota. Namun demikian dengan makin berkembangnya transportasi, teknologi pengolahan dan teknologi penyimpanan maka produk-produk pertanian bisa diproduksi di lokasi-lokasi yang makin jauh dari konsumen. Dengan demikian maka persaingan produk pertanian bukan saja terjadi antar daerah dalam satu wilayah atau negara tetapi juga antar negara.PDRB merupakan gabungan nilai tambah (value added) dari seluruh sektor ekonomi pada suatu wilayah tertentu. PDRB Kabupaten Way Kanan atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 adalah 1.645.637,26 juta rupiah, tahun 2007 naik menjadi 1.932.848,39 juta rupiah, kemudian di tahun 2008 naik 2.190.450,93 dan di tahun 2009 menjadi 2.552.025,22 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2006 sebesar 1.156.013 juta rupiah, tahun 2007 naik menjadi 1.219.881,05 juta rupiah, tahun 2008 kembali naik sebesar 1.275.966,82 juta rupiah dan tahun 2009 menjadi 1.340.824,26 juta rupiah.Tabel 2.5 Perkembangan PDRB ADHK Kabupaten Way Kanan Tahun 2006-2008 (Jutaan Rupiah)NOSEKTOR KEGIATANTAHUN2007200820091Pertanian749.066774.331800.3862Pertambangan/Penggalian25.67127.22828.8623Industri Pengolahan139.058147.217162.2364Listrik, dan Air Bersih1.5991.6651.7335Bangunan & Kontruksi57.60660.56562.0106Perdagangan, Hotel dan Restoran82.39787.41892.7127Transportasi dan Komunikasi34.28538.95043.7338Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan32.17234.03337.4249Jasa jasa98.027104.555111.724JUMLAH1.219.8811.275.9661.340.824Sumber : BPS Kabupaten Way Kanan Persentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Way Kanan tahun 2006 dan 2009 atas dasar konstan 2000 selama lima tahun terakhir cukup seimbang artinya dari nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB nilainya konstan. Dari kesembilan sektor yang ada sektor Primer merupakan sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling besar. Sektor ini terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; penggalian; industri pengolahan; listrik dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Pada tahun 2009 sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap PDRB Kabupaten Way Kanan adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 52,44 %, sedangkan sektor industri pengolahan berada di urutan kedua yaitu sebesar 9,94 %. Dua sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling kecil adalah sektor penggalian serta sektor listrik dan air bersih masing-masing hanya memberikan kontribusi sebesar 2,49 % dan 0,12 %.Tabel 2.6 Distribusi Persentase PDRB Sektoral Kabupaten Way Kanan Tahun 2007- 2009NoSektor-SektorKontribusi (%)Tahun 2007Tahun 2008Tahun 20091Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan52,6952,6052,442Penggalian2,502,542,493Industri Pengolahan11,8310,809,944Listrik dan Air Bersih0,120,130,125Bangunan3,903,733,626Perdagangan, Hotel & Restoran8,558,308,667Pengangkutan dan Komunikasi4,574,434,088Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan4,014,595,079Jasa-Jasa11,8412,8813,58Sumber : BPS Kabupaten Way KananBila dilihat dari cukup tingginya kontribusi pertanian, yang masih didominasi oleh sub sektor perkebunan, sementara sub sektor peternakan masih memiliki potensi dan prospek yang sangat besar, hal ini menunjukkan bahwa sektor industri peternakan sangat potensial untuk dikembangkan sehingga mampu meningkatkan nilai tambah yang berarti bagi penunjang pembangunan Kabupaten Way Kanan. Demikian juga kalau ditinjau dari sektor tenaga kerja yang bekerja di masing-masing sektor menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk bekerja di sub sektor perkebunan. Di sektor pertanian sendiri, pendapatan daerah masih didominasi sub sektor perkebunan.