gambaran tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap anak terhadap timbulnya karies pada anak usia...
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5
A. Kebersihan Gigi dan Mulut ................................................ 5
B. Karies ................................................................................ 9
1. Pengertian .................................................................... 9
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya karies 10
3. Penggolongan karies berdasarkan kedalaman ............ 12
4. Pencegahan dan pengendalian karies ......................... 13
C. Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan timbulnya
Karies gigi .......................................................................... 15
D. Kerangka Konsep Berfikir .................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 18
A. Lokasi dan waktu penelitian .............................................. 18
B. Jenis dan sumber data ...................................................... 18
i
TERIMA KASIH TELAH MENDOWLOAD… Jika bermanfaat… dan jika berkenan,
sedekahkan pulsa Anda seberapa aja ke nomor kami : 0813 4209 2137 hehehehe.. ajak teman2 anda kunjungi terus http://tugas2kuliah.wordpress.com untuk mendapatkan kebutuhan dokumen anda lainnya secara GRATISS…!!! atau tolong sebarkan website ini… : see u at the top…!!!Ingat…!!! Hidup ini adalah memberi… bukan menerima…!!!
C. Populasi dan sampel ......................................................... 18
1. Populasi ....................................................................... 18
2. Sampel ......................................................................... 18
D. Metode pengumpulan data ................................................ 18
E. Teknik penyajian dan pengolahan data ............................. 19
F. Instrument Penelitian ......................................................... 19
G. Cara Kerja dan Tahap Pelaksanaan ................................. 20
H. Kriteria Penilaian ............................................................... 20
1. Untuk gigi rahang atas ................................................. 20
2. Untuk gigi rahang bawah ............................................. 20
I. Defenisi operasional .......................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 23
A. Hasil Penelitian .................................................................. 23
B. Pembahasan ..................................................................... 29
BAB V PENUTUP .............................................................................. 33
A. Kesimpulan ........................................................................ 33
B. Saran ................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat
menjadi lebih baik. Agar derajat kesehatan masyarakat dapat mencapai
dengan optimal,maka diperlukan upaya – upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, pencegahan penyakit dan penyuluhan
kesehatan yang harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Pembangunan dibidang kesehatan gigi dan mulut merupakan
salah satu bagian dari pembangunan kesehatan secara menyeluruh
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap peningkatan nilai
derajat kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Upaya kesehatan gigi
perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran masyarakat
dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, dalam upaya kesehatan gigi perlu
diketahui masalah yang berkaitan dengan proses terjadinya kerusakan
gigi/ karies.(Ismu Suharsono suwelo,1992).
Karies gigi atau penyakit gigi berlubang adalah suatu kondisi
dimana gigi telah mengalami lubang oleh karaena gangguan
keseimbangan yang terjadi pada jaringan anatomi gigi. Karies gigi
adalah salahsatu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah satu
1
penyebabnya adalah adanya plak yang melekat pada permukaan gigi
atau gusi. Karies gigi inilah yang apabila tidak dirawat maupun dicegah
dengan baik dan benar , akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan penyanggah gigi sehingga selanjutnya dapat mengakibatkan
menurunnya angka derajat kesehatan gig dan mulut di masyarakat.
Kebiasaan makanan yang dikomsumsi, kurang sadarnya cara
menyikat gigi, kurang sadarnya arti kesehatan gigi dan mulutnya, akan
bertambah jadi masalah apa bila berlanjut pada usia dewasa
Kelihatannya kebiasaan ini tidak akan mempengaruhi kebersihan
gigi dan mulutnya, namun apabila kebiasaan ini tidak diikuti dengan cara
bagaimana membersihkan gigi dan mulutnya, maka akan menyebabakan
timbulnya kerusakan pada giginya, yaitu timbulnya karies gigi atau gigi
berlubang. Meskipun faktor lainnya tidak bisa dianggap ringan, seperti
jenis dan pola makan yang dikomsumsi, kebiasaan menyikat gigi secara
teratur dan pelaksanaan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) di
sekolah sudah banyak waktu yang dicurahkan untuk melakukan
penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut serta penyakit gigi dan
mulut,tapi efek tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi dirinya
biasanya masih kurang disadari. Dengan kata lain, timbulnya lubang gigi
atau karies gigi yang semakin banyak, itu berarti setiap usaha untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulutnya belum berhasil dengan baik.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka
penulis ingin mengetahui tentang permasalahan tersebut ini : “
Bagaimana gambaran kebersihan gigi dan mulut terhadap terjadinya
karies gigi, pada anak sekolah dasar di “SDI Pattung Kec. Barombong
Kab. Gowa ? “
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian
ini mempunyai tujuan umum dan khusus.
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebersihan gigi dan
mulut terhadap timbulnya karies gigi pada anak – anak usia
sekolah dasar.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan menjaga
kebersihan gigi dan mulut pada anak usia sekolah dasar dengan
timbulnya karies gigi.
D. Manfaat penelitian
1. Sebagai sarana pelatihan untuk bekal pengabdian profesi dalam
masyarakat.
3
2. Agar dapat dijadikan pengetahuan masyarakat tentang kebiasaan
membersihkan gigi dan mulut pada anak – anak usia sekolah
dasar.
3. Bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam
rangka menambah wawasan keilmuwan melalui penelitian
lapangan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebersihan gigi dan mulut
Penyakit gigi dan mulut lebih banyak terdapat dalam kondisi
rongga mulut yang kotor. Kebanyakan orang menomorduakan kondisi
kesehatan gigi .( Buku Kompas Jakarta, 2007). Plak atau Debris di
permukaan gigi dapat dipakai sebagai indikator kebersihan mulut.
Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak mengumpul
paling banyak. ( Dentika Dental Journal, Vol I 2002 ). Kebanyakan
penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak. Plak inilah
yang menjadi fokus utama kita dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut. Walaupun plak memiliki konsistensi yang
lunak sehingga mudah di bersihkan dengan melakukan penyikatan
gigi yang baik dan folssing dengan menggunakan benang gigi, plak
akan tetap terbentuk setelah dibersihkan. Oleh karena itu rutinitas
menjaga kebersihan gigi dari plak sangat penting. Agar plak tidak
bertambah banyak dan tebal. (Ardyan Gilang Ramadhan, 2010).
Biasanya mendeteksinya pada permukaan gigi tidak sukar. Jika
tertutupi plak gigi akan tampak kusam. Tetapi plak akan cepat terlihat
jika diwarnai dengan zat pewarna plak akan terbentuk pada semua
permukaan gigi. Perkembangannya paling baik jika daerahnya paling
sedikit terkena sentuhan, seperti di sekitar daerahseperti di sekitar
daerah tepi ginggival, pada permukaan proksimal dan di dalam fissur.
5
Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak
mengumpul paling banyak dan akan menjadi karang gigi (kalkulus).
Kalkulus (karang gigi) adalah plak yang telah mengalami pengerasan,
klasifikasi atau remineralisasi ( buku kompas, 2007). Sedang menurut
Rosebury 1981, kalkulus dapat diklasifikasikan dua macam menurut
hubunganya terhadap tepi ginggiva yaitu :
1. Supra ginggiva calkulus, adalah kalkulusyang terdapat disebelah
koronal dari tepi ginggiva dan terlihat langsung didalam rongga
mulut. Konsistensinya cukup keras, putih kekuning – kuningan,
namun mudah rapuh dan mudah terlepas dari permukaan gigi
dengan alat sederhana.
2. Sub ginggival calkulus, adalah kalkulus yang melekat dibawah tepi
ginggival, didalam pocket periodental, sehingga tidak terlihat
langsung didalam rongga mulut. Kondisi ini bisa dilihat dari
pemeriksaan rutin rongga mulut.
Konsistennya lebih padat dan keras, serta melekat erat pada
permukaan gigi sehingga kadang – kadang susah dibersihkan.
Warnanya coklat
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut , kita menggunakan
Oral Hygiene Index Simplified (OHI- S) dari Green dan Vermillion.
Kriteria penilaiannya adalah 0,0 – 1,2 (Baik), 1,3 – 3,0 (Sedang), 3, 1
– 6,0 (Jelek).
6
Tingkat derajat kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat besar
kecilnya nilai tingkat kebersihan rongga mulut dan OHI-S, tingkat
kelainan gigi pada gigi permanen / dewasa (DMF – T), tingkat
kelainan pada gigi sulung atau anak – anak (def – t), sedang tingkat
kebersihan gigi dan mulut itu sendiri, dipengaruhi oleh tingkat Debris
index (DI) dan Calculus Index (CI) seseorang. Dalam pemeriksaan
tersebut yang diperiksa adalah permukaan 6 buah gigi yang terdiri dari
4 buah gigi posterior serta 2 buah gigi anterior untuk masing – masing
rahang .
1. Untuk pemeriksaan rahang atas :
a. Diperiksa gigi molar pertama kanan atau permukaan bucal.
b. Diperiksa gigi incisivus pertama kanan atas permukaan labial.
c. Diperikasa gigi molar pertama kiri atas permukaan bucal.
2. Untuk pemeriksaan rahang bawah :
a. Diperiksa gigi molar pertama kanan bawah permukaan lingual.
b. Diperiksa gigi incisivus pertama kanan bawah permukaan labial.
c. Diperiksa gigi molar pertama kiri bawah permukaan lingual
Untuk pemeriksaan debris indeks ( DI – S ) dipilih 6 gigi yang
sesuai dengan keterangan diatas dan dipergunakan sonde yang
ditempatkan pada 1 /3 gigi yang kemudian bergerak kearah 1 / 3
ginggival. Nilai skor DI – S adalah :
0 = Tidak ada debris
7
1 = Ada debris, tapi lunak yang menutupi tidak lebih 1/3 permukaan
gigi yang ada stain
2 = Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi
tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi
3 = Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi
dari arah apikal.
Skor tersebut diatas depat diperoleh dengan menjumlahkan skor
tiap tahap dulu sesuai rahang pemeriksaan kemudian hasilnya dibagi
dengan jumlah permukaan gigi yang yang diperiksa.
Sedangkan untuk pemeriksaan calculus indek ( CI – S ) dapat
dilakukan dengan cara menaruh sonde secara hati – hati dicelah
ginggiva pada bagian distal, yang selanjutnya menarik secara sub
ginggival dari daerah kontak distal ke daerah kontak mesial. Yang
diperiksa adalah permukaan enamel gigi tanpa menimbulkan
pendarahan seperti apa yang dilakukan pada pemeriksaan DI – S .
Kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
0 = tidak ada kalkulus
1 = Ada kalkulus supra ginggival, yang menutupi tidak lebih 1/3
permukaan gigi
2 = Ada kalkulus supra ginggival yang menutupi lebih dari 1/3
permukaan gigi tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi.
8
3 = Ada kalkulus supra ginggival yang menutupi lebih dari 2/3
permukaan serta menutupi sub ginggival dan melingkari seluruh
bagian servikal gigi
Skor CI – S dapat diperoleh dengan jumlah skor tiap tahap
terlebih dahulu sesuai daerah pemeriksaan permukaan gigi.
Kemudian hasil dibagi dengan banyaknya jumlah gigi yang diperiksa
Setelah dilakukan pemeriksaan baik DI – S Dan CI – S, maka
tingkat kebersihan rongga mulut dapat diketahui dengan cara
menjumlahkan Debris Index dan Calkulus Index ( OHI-S = DI + CI).
(Drg. Eliza Herijulianti, Tati Svasti Indriani, Drg. Sri Artini, M.Pd, 2002).
Kriteria nilai OHI – S yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Baik = 0 – 1,2
2. Sedang = 1,3 - 3,0
3. Jelek = 3,1 - 6,0
B. Karies
1. Pengertian
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu
Email, Dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu
jasad renik dalam uatu karbohidrat yang dapat diragikan.( Edwina
A.M.Kidd,1992 ). Ada tiga komponen yang diperlukan yakni gigi,
plak bakteri, dan diet yang cocok. Plak bakteri sangat berperan
tetapi dietlah yang paling berperan sebagai faktor penyebab karies.
( T.R piitt ford,1993 ).
9
Pada tahap awal penyakit gigi ini belum ada keluhan . atau
mungkin rasa ngilu yang diabaikan . tetapi bila gigi yang lubang
tidak segera dirawat maupun dicegah dengan baik, akhirnya gigi
sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Sehingga selanjutnya dapat
mengakibatkan menurunnya angka derajat kesehatan gigi dan
mulut dimasyarakat.
2. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Karies
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya karies
gigi diantaranya yaitu :
a. Bakteri
Streptococcus mutans dan lactobasilus merupakan
kuman yang kariogenik karena mampu segera membuat asam
dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut
dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel
pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat
polisakharida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat
makanan. Polisakharida ini yang terutama terdiri dari polimer
glukosa, menyebabkan matriks plak gigi mempunyai konsistensi
seperti gelatin. Akibatnya bakteri- bakteri terbantu untuk melekat
pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Dan karena plak
makin tebal maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam
menetralkan plak tersebut. ( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
b. Karbohidrat makanan
10
Karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti
gula akan segera meresap ke dalam plak dan dimetabolisme
dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian makanan dan
minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH Plak
dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan
dimineralisasi email.
( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
c. Plak
Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan
kumpulan dari bakteri. Plak ini akan mengubah karbohidrat atau
gula yang berasal dari makanan menjadi asam cukup kuat yang
cukup merusak gigi. ( Ardyan Gilang Ramadhan, 2010 ).Plak
atau Debris merupakan penyebab utama Karies.(Dentika Dental
Journal, Vol I 2002). Pembuangan plak akan membantu
pencegahan Karies Cara yang dilakukan adalah menghilangkan
tumpukan plak pada sekitar permukaan gigi serta jaringan
sekitar gigi. .( T.R. Pitt Ford1993 ). Plak yang mengandung
bakteri merupakan awal bagi terbentuknya karies . Oleh karena
itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat
mungkin diserang karies. ( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
d. Waktu
Adanya kemampuan Saliva untuk mendepositkan
kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,
11
menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode
perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karen itu, bila
saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak
menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu,
melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian
sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk
menghentikan penyakit ini. ( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
3. Penggolongan Karies berdasarkan kedalaman
a. Karies Email
Karies ini baru mencapai daerah email atau daerah
terluar dari lapisan gigi. Pada karies ini penderita belum
merasakan sakit, ngilu dan rasa apapun sebagai akibat dari
lubang ini, namun ada yang peka, sehingga kadang-kadang
merasa ngilu bila kena dingin.
b. Karies Dentin
Jika kerusakan telah mencapai dentin, biasanya
mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum
manis, asam, panas atau dingin. ( Donna Pratiwi, Sp. Prosto,
2007 ).
c. Karies pulpa
Apabila seseorang mengeluh rasa sakit bukan hanya
setelah makan saja, berarti kerusakan gigi sudah mulai
mencapai Pulpa.Kerusakan pulpa yang akut akan terjadi apabila
12
keluhan sakit terjadi terus menerus yang akhirnya mengganggu
aktivitas sehari-hari. ( Donna Pratiwi, Sp. Prosto, 2007 ).
4. Pencegahan dan pengendalian Karies
a. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal
kepada sekelompok masyarakat tertentu, dimana pada
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya
suatu pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan
mulut. Penyuluhan kesehatan gigi yang sering ditujukan pada
anak – anak usia sekolah. Utamanya anak sekolah dasar. (R.J.
Andlaw, W.P.Rock,1993). Agar penyuluhan bisa tercapai
dengan optimaL perlu didukung oleh peragaan model, poster,
agar sasaran yang dicapai dapat mengerti dan memahami apa
yang disampaikan sehingga apa yang diharapkan kegiatan
akan disadari dan dilaksanakan tanpa perintah.
Agar dapat dimengerti pesan-pesan gigi harus
sederhana. Umumnya pesan tersebut meliputi 4 hal berikut ini:
1) Hindari kudapan yang manis, lengket, di antara waktu
makan.
2) Gosok gigi secara menyeluruh sekurang kurangnya sekali
sehari dengan pasta gigi yang mengandung Fluor.
3) Fluoridasi air minum.
13
Periksakan gigi secara teratur.( R.J. Andlaw, W.P. Rock,
1993).
b. Program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)
Usaha kesehatan gigi sekolah adalah bagian integral
dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada
para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD)
dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara
berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal,
paket standar dan paket optimal.
1) Tujuan Umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang
optimal
2) Tujuan Khusus
a) Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi
dan mulut.
b) Siswa mempunyai sikap atau kebiasaan pelihara diri
terhadap kesehatan gigi dan mulut.
c) Siswa binaan UKS paket standar, paket optimal
mendapat pelayanan medik atas permintaan.
d) Siswa sekolah binaan UKS paket optimal pada jenjang
kelas terpilih telah mendapat pelayanan medik gigi
dasar yang diperlukan.
14
Pelaksanaan program UKS yaitu upaya promotif dan
preventif .
Upaya promotif yang dilaksanakan di UKGS, lebih
diarahkan pada pendekatan kesehatan gigi, sedangkan upaya
preventif meliputi upaya pembersihan karang gigi, sikat gigi
massal dan pemberian flour. Pembersihan karang gigi
dilakukan secara selektif kepada anak yang membutuhkan.
UKGS dijalankan oleh tim kesehatan gigi sebagai tenaga inti
terdiri dari :
1) Dokter gigi
2) Perawat gigi
3) Pembantu.
Dalam melaksanakan kegiatan tim kesehatan dibantu
oleh tenaga kesehatan non-dental antara lain :
1) Petugas UKS
2) Guru
3) Orang tua murid.( Eliza Herijulianti, Tati Svasti Indriani, Drg.
Sri Artini, M.Pd, 2002 ).
5. Hubungan kebersihan Gigi dan Mulut dengan timbulnya karies
Gigi
Seperti telah diketahui diatas, bahwa karies gigi adalah
salah satu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah satu
penyebabnya adalah plak. Plak sendiri yang merupakan salah satu
15
faktor yang bisa menyebabkan kerusakan gigi (karies gigi ) dapat
mempengaruhi rendah tidaknya tingkat kebersihan gigi dan mulut
pada seseorang.
Kebiasaan anak murid sekolah dasar yang selaku
mengkonsumsi makanan dan gula – gula disaat disekolah ataupun
di rumah, apabila tidak diikuti dengan kesadaran mereka untuk
selalu memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya,maka
kebiasaan tersebut akan dapat mempengaruhi proses timbulnya
penyakit gigi dan mulut. Kebiasaan menjagan kebersihan gigi dan
mulut harus mereka lakukan setiap habis mengkomsumsi
makanan tersebut.kebersihan gigi dan mulut yang umum dan
kesadaran dilakukan adalah sikat gigi yangdan baik besar
dilakukan adalah sikat yang baik dan benar minimal 2x sehari atau
setidak-tidaknya sehabis makan dan pada malam hari sebelum
tidur.kondisi itu dilakukan agar proses timbulnya plak dirongga
mulut dapat dicegah semaksimal mungkin.
Plak yang terkumpul dan melekat pada permukaan gigi
akibat sisa makanan yang tertinggal dan tidak dibersihkan , akan
dapat menyebabkan timbulnya lubang pada gigi atau Yang disebut
karies gigi .
16
KebersihanGigi dan mulut
Karies gigi
Peranan orang tuaProgram UKGSPenyuluhan Kesehatan gigiCara menyikat gigi
C. Kerangka Konsep Berpikir
Variabel Bebas Variabel terikat
Variabel pengganggu
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SDI PATTUNG kec. Barombong
Kab. Gowa. Waktu penelitian bulan Juli 2011.
B. Jenis dan sumber data
Penelitian ini adalah penilitian sederhana yang bertujuan
mencari ada tidaknya pengaruh antara satu variabel dengan variabel
lain yang terdiri dari variabel bebas ( independen ) dan variabel tidak
bebas (dependen). variabel bebas adalah variabel kebersihan gigi dan
mulut dan variabel tidak bebas adalah variabel karies gigi.
Jenis penelitian ini juga merupakan jenis diskriftif sederhana
dengan tehnik obserfasional. Sumber data digunakan adalah data
primer dan data sekunder.
C. Populasi dan sampel
Populasi
Populasi dalam penilitian ini diambil anak sekolah dasar di Wilayah
Kec. Barombong Kab. Gowa
Sample
Siswa ( i ) SDI Pattung Kec. Barombong Kab. Gowa
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan langsung
dilapangan.
18
C. Tekhnik penyajian dan pengolahan data
Setelah data terkumpul, selanjutnya diuraikan secara deskritif
yang bertujuan menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang terkumpul. Data yang dikumpulkan
disajikan dalam bentuk Table untuk mengetahui gambaran dari
pengaruh tingkat kebersihan rongga mulut terhadap terjadinya karies
gigi.
D. Instrumen Penilitian
1. Alat yang digunakan
a. Kaca mulut
b. Pinset
c. Sonde
d. Ekscavator
e. Nierbakken
f. Gelas kumur
g. Alat peraga
2. Bahan yang digunakan
a. Alkohol
b. Disclosing agent
c. Kapas
d. Yodium solution
e. Air untuk kumur
19
E. Cara Kerja dan tahap pelaksanaan
a. Pemeriksaan langsung pada anak sekolah dasar untuk
mengambil data kondisi kebersihan rongga mulutnya ( OHI-S)
sebelum dilakukan penyuluhan
b. Wawancara langsung dengan anak tersebut
c. Mencatat hasil pemeriksaan yang diikuti menganalisa
d. Melakukan penyuluhan dengan alat peraga
F. Kriteria penilaian
Dengan menggunakan indeks – indeks yang digunakan untuk
melihat tiongkat kebersihan rongga mulut, maka dilakukan
pemeriksaan OHI – S yang dilakukan terhadap permukaan 6 ( enam )
buah gigi yang terdiri dari
1. Untuk gigi rahang atas
a. Pemeriksa gigi 6 kanan atas permukaan buccal
b. Diperiksa gigi 1 kanan atas permukaan labial
c. Diperiksa gigi 6 kiri atas permukaan buccal
2. Untuk gigi rahang bawah
a. Diperiksa gigi 6 kanan bawah permukaan buccal
b. Diperiksa gigi 1 kanan bawah permukaan labial
c. Diperiksa gigi 6 kiri bawah permukaan buccal
Setelah dilakukan pemeriksaan baik DI – S dan CI – S nilaI
OHI– S yang didapat tersebut dengan kriteria :
20
O – 1,2 = Baik
1,3 - 30 = Sedang
3,1 - 6,0 = Jelek
G. Definisi operasional
Untuk memudahkan pemahaman diberikan definisi beberapa
pengertian yang sering digunakan
1. Karies gigi : gigi yang berlubang.Gigi yang berlubang tersebut
mulai pada tingkatan superficial sampai yang dalam
2. Peranan orang tua : peranan orang tua anak tersebut yang dapat
mempengaruhi anak tersebut dalam menerima penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut Program UKGS : kegiatan
dilakukan diwilayah sekolah khususnya diutamakan pada
peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah
3. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut : pengetahuan tentang arti
pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi seseorang . termasuk
didalamnya apabila seseorang tersebut mempunyai kebiasaan
yang bisa mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi
geliginya semasa kecil.
4. Demineralisasi : Proses hilangnya mineral dari struktur gigi.
5. Remineralisasi : Bertambahnya mineral –mineral dari struktur gigi.
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan pada seluruh siswa SDI
Pattung Kec. Barombong, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel I: Distribusi def-t dan DMF – T berdasarkan JeniskelaminSDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
sex N %def – t
rata - ratakriteria
DMF-T
rata – rataKriteria
Laki – laki 86 53 1,8 rendah 0,8 Sangat rendah
Perempuan 76 47 2,06 rendah 1,4 Rendah
Jumlah 162 100 3,8 2,2
Rata –rata 1,9 rendah 1,1 Sangat rendah
Data Primer, 2011
Dari tabel I diatas ditemukan bahwa jenis kelamin
perempuan dengan jumlah 76 siswa diperoleh data def-t rata – rata
2,06 dan DMF-T rata – rata 1,4 yang berdasarkan kriteria WHO
tergolong rendah sementara perolehan data pada jenis kelamin laki
– laki dengan jumlah 86 siswa diperoleh data def-t rata – rata 1,8
dan DMF-T 0,8 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat
rendah.
22
Tabel II : Distribusi def-t dan DMF – T berdasarkan Usia
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
Usia N % def-t kriteriaDMF-T
rata – rata
Kriteria
6 thn 21 12 4,9 Tinggi 0 Sangat rendah
7 thn 28 16 3,36 Sedang 0,1 Sangat rendah
8 thn 27 15 2,3 rendah 0,6 Sangat rendah
9 thn 25 14 2,1 rendah 1,2 rendah
10 thn 36 20 0,2Sangat
rendah0,7 Sangat rendah
11 thn 25 14 0Sangat
rendah0,8 Sangat rendah
Juml 162 100 13,12 3,5
Rata -rata 0,08 rendah 0,02 Sangat rendah
Data Primer, 2011
Dari tabel II diatas nampak bahwa diperoleh data def-t
tertinggi pada kelompok umur 6 tahun dengan nilai rata – rata 4,9
yang berdasarkan kriteria WHO tergolong tinggi. Pada data DMF-T
tertinggi pada kelompok umur 9 tahun dengan nilai rata – rata 1,2
yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat rendah.
23
Tabel III : Distribusi keadaan OHI – S berdasarkan Jenis Kelamin
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
Jenis
Kelamin
CI
rata – rata
DI
rata – rata
OHI – S
rata – rata
Kriteria
Laki – laki 1,08 0,89 1,97 Sedang
Perempuan 1,15 0,97 2,12 Sedang
Jumlah 2,23 1,86 4,09
Rata - rata 1,11 0,9 2,0 Sedang
Data Primer, 2011
Dari tabel III ditemukan data bahwa keadaan OHI-S tertinggi
pada jenis kelamin perempuan dengan nilai rata – rata 2,12
tergolong kriteria sedang dan OHI- S terendah pada jenis kelamin
laki – laki dengan nilai rata – rata 1,97 tergolong kriteria sedang.
24
Tabel IV : Distribusi keadaan OHI – S berdasarkan Usia
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
UsiaCI
rata – rata
DI
rata – rata
OHI – S
rata – rataKriteria
6 tahun 0,9 1,0 1,9 Sedang
7 tahun 0,9 0,9 1,8 Sedang
8 tahun 1,0 0,8 1,8 Sedang
9 tahun 1,2 1,0 2,2 Sedang
10 tahun 1,0 0,9 1,9 Sedang
11 tahun 1,3 1,0 2,3 Sedang
Jumlah 6,3 5,6 11,9
Rata - rata 1,05 0,9 1,9 Sedang
Data Primer, 2011
Dari tabel IV diatas diperoleh data OHI - S tertinggi pada
kelompok umur 11 tahun dengan nilai rata – rata 2,3 yang tergolong
kriteria sedang. Sedangkan OHI-S terendah pada kelompok umur 7
tahun dan 8 tahun dengan nilai rata – rata 1,8 yang tergolong
kriteria sedang.
25
Tabel V : Distribusi persentase penilaian penyuluhan
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
N
OMateri Penyuluhan
Persentase (%)
Sebelum
Penyuluhan
Sesudah
Penyuluhan
Benar Salah Benar Salah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lubang Gigi adalah rusaknya gigi akibat tertinggalnya sisa makanan.
Plak gigi adalah lapisan tipis berwarna yang melekat pada permukaan gigi
Karang gigi adalah lapisan keras yang melekat pada permukaan gigi
Radang gusi adalah sakit pada gusi yang berdarah, bengkak dan merah
Cara mencegah terjadinya plak gigi adalah dengan rajin menggosok gigi dan banyak makan yang berserat.
Cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah dengan cara
54
36
40
54
53
35
46
64
60
46
47
65
67
58
54
68
63
54
37
42
46
32
37
46
26
7.
8.
9.
10
naik – turun dan maju mundur.
Waktu menyikat yang baik adalah setiap habis makan dan sebelum tidur malam.
Jenis makanan berserat yang baik adalah apel dan semangka.
Memakai sikat gigi yang baik adalah dengan bulu sikatnya tidak terlalu keras dan besar.
Kita harus selalu memeriksakan gigi ke dokter gigi atau ke poli gigi sebaiknya 2 kali setahun
51
34
49
32
49
66
51
68
63
52
58
46
37
48
42
54
Jumlah 438 562 583 417Rata – rata 43,8 56,2 58,3 41,7
Dengan data tersebut diatas, maka apabila tingkat
kebersihan gigi dan mulutnya selalu dalam kondisi yang baik
niscaya karies gigi dan kelainan lainnya akan berkurang.
27
B. Pembahasan
Dari tabel I ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan
dengan jumlah 89 siswa diperoleh data def-t rata – rata 2,06 dan
DMF-T rata – rata 1,4 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong
rendah sementara perolehan data pada jenis kelamin laki – laki
dengan jumlah 86 siswa diperoleh data def-t rata – rata 1,8 dan
DMF-T 0,8 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat
rendah. Hal ini terlihat bahwa keadaan def –t, DMF-T baik untuk
laki – laki maupun perempuan masih tergolong rendah.
Dari tabel II nampak bahwa diperoleh data def-t tertinggi
pada kelompok umur 6 tahun dengan nilai rata – rata 4,9 yang
berdasarkan kriteria WHO tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan
kurang perhatian anak – anak terhadap kebersihan gigi dan mulut
serta kurang kontrolnya orangtua terhadap kesehatan gigi dan
mulut anak. Sebagaimana kita ketahui salah satu penyebab karies
adalah masalah kebersihan gigi dan mulut. Pada data DMF-T
tertinggi pada kelompok umur 9 tahun dengan nilai rata – rata 1,2
yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat rendah.
Dari tabel III ditemukan data bahwa keadaan OHI-S tertinggi
pada jenis kelamin perempuan dengan nilai rata – rata 2,12
tergolong kriteria sedang dan OHI- S terendah pada jenis kelamin
laki – laki dengan nilai rata – rata 1,97 tergolong kriteria sedang.
28
Dari tabel IV diatas diperoleh data OHI - S tertinggi pada kelompok
umur 11 tahun dengan nilai rata – rata 2,3 yang tergolong kriteria
sedang. Sedangkan OHI-S terendah pada kelompok umur 7 tahun
dan 8 tahun dengan nilai rata – rata 1,8 yang tergolong kriteria
sedang. Hal ini disebabkan karena sekolah tersebut masih dalam
proses pengembangan UKGS yang dilakukan oleh petugas
kesehatan yang berada diwilayah tersebut. Dimana program yang
dilaksankan secara bertahap meliputi penyuluhan, pemeriksaan
gigi serta praktek sikat gigi massal.
Dengan melihat tabel V tentang hasil penilaian kuesioner
terhadap siswa maka ditemukan bahwa efek akibat dilakukannya
penyuluhan tentang makna kebersihan gigi dan mulut terhadap
timbulnya kelainan pada rongga mulut. Mereka banyak mengerti
dan paham akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut
bagi kesehatan giginya. Dengan mereka mendapat pengetahuan
dan arahan yang baik maka mereka akan berusaha untuk selalu
menerapkan tindakan – tindakan yang baik dan benar untuk
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Hal tersebut hampir
sama dengan pendapat beberapa ahli, bahwa tindakan penyuluhan
selalu memberi efek terhadap pihak yang diberi penyuluhan dimana
mereka akan mengalami perubahan tingkah laku mengikuti aspek
kognitif, afektif dan psikomotor.
29
Dengan data tersebut diketahui bahwa karies gigi itu adalah
salah satu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah satu
penyebabnya adalah adanya plak yang melekat pada gigi atau
gusi. Penyakit ini dapat menyerangkan pada seluruh lapisan
masyarakat dengan tidak mengenal perbedaan suku, bangsa, jenis
kelamin dan usia. Plak yang merupakan salah satu faktor yang bisa
menyebabkan kerusakan gigi ( karies gigi ) dapat mempengaruhi
rendah tidaknya tingkat kebersihan gigi dan mulut pada seseorang.
Jadi apabila mereka dapat selalu menjaga tingkat kebersihan gigi
dan mulutnya dalam kondisi yang baik niscaya karies gigi dan
kelainan lainnya akan berkurang juga.
Jadi berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan, maka dapat
diperoleh gambaran bahwa tingkat kebersihan gigi dan mulut pada
siswa SDI Pattung tergolong sedang sehingga indeks karies
termasuk dalam kriteria sedang.
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada SDI Pattung
Kecamatan Barombong didapatkan kesimpulan yaitu :
1. Gambaran DMF–T berdasarkan jenis kelamin laki – laki
tergolong sangat rendah dengan DMF-T 0,8
2. Gambaran DMF–T berdasarkan kelompok usia tergolong Sangat
rendah (DMF – T = 0,5 )
3. Gambaran OHI–S berdasarkan jenis kelamin laki - laki tergolong
Sedang.
4. Gambaran OHI–S berdasarkan kelompok usia 7 tahun dan 8
tahun tergolong Sedang dengan rata – rata OHI–S 1,8
B. Saran
1. Tingkatkan pelayanan asuhan kesehatan gigi dengan
melibatkan guru dan orangtua siswa dalam menjaga kesehatan
gigi
2. Partisipasi guru dalam membantu petugas kesehatan
melakukan penyuluhan maupun pemeriksaan secara bertahap
harus terus ditingkatkan
3. Sosialisasi terhadap orangtua siswa agar lebih memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anak – anaknya dan sarankan untuk
berkunjung ke dokter gigi setiap 3 atau 6 bulan sekali.
31
4. Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah melalui Dinas
Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan Olahraga harus
memperhatikan program UKGS dengan cara meningkatkan
frekuensi kunjungan dan pengawasan serta sarana dan
prasarananya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, dkk, Perawatan Gigi Anak, Jakarta, 1993
Ardyan Gilang Rahmadhani, Kesehatan Gigi dan Mulut, Bukune, Jakarta, 2010
Aziz Ahmad Srigupto, Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2004
Dentika Dental Journal Kedokteran, Efek Penyuluhan dalam Penurunan Indeks Plak pada Murid SD kelas IV dan V di SD, Medan, Vol 2 No 1, Jakarta, 2002
Dentika Dental Journal Kedokteran, Penyuluhan Kesehatan Gigi dengan Pendekatan Total Quality Manajemen, Vol 6 No 1, Jakarta, 2002
Donna Pratiwi, Gigi Sehat, Merawat Gigi Sehari – hari, Kompas, Jakarta, 2007
Edwina, dkk, Dasar – dasar Karies, Penyakit dan Penanggulangannya, EGC, Jakarta, 1992
Forrest, Pencegahan Penyakit Mulut, Hipokrates, Jakarta, 1995
Herijulianti Eliza, Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC, Jakarta, 2001
Ismu Suharsono Suwelo, iKaries Gigi pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi, EGC, Jakarta, 1992
Narlan Sumawinata, Restorasi Gigi, EGC, Jakarta, 1993
Rasinta Tarigan, Karies Gigi, Hipokrates, Jakarta, 1990
Soemartono Sri Hartini, Penanggulangan Anak Takut dalam Perawatan Gigi, Journal Kedokteran Gigi UI, Jakarta, 1985
33