gambaran siklus menstruasi pada remaja putri …repository.unjaya.ac.id/2362/2/adrikni luthfa...
TRANSCRIPT
GAMBARAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DILIHAT
BERDASARKAN TINGKAT STRESS DI PONDOK PESANTREN KUNO
PUTRI GAMPING SLEMAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
ADRIKNI LUTHFA
1114121
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dah hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
yang berjudul: “Gambaran Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Dilihat Berdasarkan Tingkat Stress di Pondok Pesantren Kuno Putri Gamping Sleman”
yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Karya tulis ilmiah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa ada bantuan dari
berbagai pihak berupa bimbingan, pengarahan, maupun pemberian kemudahan dalam pengumpulan data serta dukungan moril. Oleh karena itu penulis
sampaikan rasa terimaksih kepada: 1. Bapak Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta.
2. Ibu Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Ibu Nendhi Wahyunia Utami, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Melisa Putri Rahmadena, M. Clin., Mid selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji,
mengoreksi, dan memberikan masukan, serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh staf pengajar Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta. 6. Bapak, Ibu tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan
materil selama penulis menyelesaikan pendidikan serta memberikan teladan dalam segi kehidupan.
7. Semua responden yang bersedia membantu dalam jalannya penelitian ini.
8. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai perbaikan penulis dan modal di
masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberi perlindungan dan limpahan karunia
kepada kita sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua.
Yogyakarta, 7 Mei 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................ii
PERNYATAAN ..........................................................................................iii KATA PENGANTAR................................................................................. iv DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ......................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix INTISARI ..................................................................................................... x ABSTRACT ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 5 E. Keaslian penelitian ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................. 8
1. Remaja........................................................................................ 8 2. Konsep Menstruasi ..................................................................... 9
3. Siklus Menstruasi ..................................................................... 11 4. Siklus Teratur dan Tidak Teratur ............................................. 13 5. Gangguan Siklus Menstruasi.................................................... 14
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Siklus Menstruasi............... 16 B. Kerangka Teori............................................................................... 24
C. Kerangka Konsep ........................................................................... 25 D. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................ 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 27 C. Populasi .......................................................................................... 27 D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian....................................... 28
E. Variabel Penelitian ......................................................................... 29 F. Definisi Operasional dan Skala Penelitian ..................................... 29
G. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 30 H. Validitas ......................................................................................... 31 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 31
J. Etika Penelitian .............................................................................. 33 K. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 34
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil................................................................................................ 36 B. Pembahasan .................................................................................... 40 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 45 B. Saran ............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 DASS 42 ............................................................................ 20 Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................... 29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ............................................................ 30 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Remaja Putri Berdasarkan
Umur, Pendidikan Terakhir, Kelas di Pondok Pesantren, Menarche ............................................................................ 37
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tingkat Stress ..................................................................... 38 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Siklus Menstruasi ............................................................... 39 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Distribusi Frekuensi
Siklus Menstruasi Responden Dilihat Berdasarkan
Tingkat Stress ..................................................................... 39
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Poros Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium (Djuwantono, 2012) ................................................................................... 10
Gambar 2.2 Siklus Menstruasi (Djuwantono, 2012) .............................. 13 Gambar 2.3 Gambar kerangka teori tentang gambaran siklus menstruasi
pada remaja putri dilihat berdasarkan tingkat stress
(Purwoastuti dkk, 2015) ..................................................... 24 Gambar 2.4 Gambar kerangka konsep tentang gambaran siklus
menstruasi pada remaja putri dilihat berdasarkan tingkat stress ............................................................................................ 25
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Kuesioner Lampiran 4 Lembar Konsultasi Lampiran 5 Jadwal Penelitian
x
GAMBARAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DILIHAT
BERDASARKAN TINGKAT STRESS DI PONDOK PESANTREN KUNO
PUTRI GAMPING SLEMAN
Adrikni Luthfa1, Nendhi Wahyunia Utami2
INTISARI
Latar Belakang: Menstruasi normal melibatkan kematangan dari sistem
neuroendokrin. Jika salah satu langkah pada sistem tersebut terganggu, maka siklus menstruasi dapat tidak terjadi atau tidak teratur. Salah satu penyebabnya
adalah faktor stress yang akan mempengaruhi produksi kortisol yang nantinya akan mempengaruhi produksi hormon sex, terutama hormon estrogen pada wanita sehingga siklus menstruasi pun ikut terganggu. Gangguan proses menstruasi
seperti lamanya siklus menstruasi bisa menimbulkan penyakit kronis, masalah kesehatan wanita berhubungan dengan fertilitas atau kanker. Hasil dari Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010, menunjukan bahwa perempuan di Indonesia dengan usia 10-59 sebanyak 13,7 % melaporkan haid tidak teratur dalam satu tahun terakhir sedangkan data DI Yogyakarta menunjukan 15,8 %
mengalami haid tidak teratur. Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran siklus menstruasi pada remaja putri
berdasarkan tingkat stress. Metode Penelitian: Penilitiaan ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Tempat penelitian dan waktu penelitian ini di Pondok Pesantren Kuno Putri,
Gamping Sleman pada tanggal 4-5 Mei 2017. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling sebanyak 49 responden sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik pengumpulan data menggunakan kalender menstruasi selama 3 siklus dan kuesioner DASS 42. Hasil Penelitian: Tingkat stress pada remaja putri di Pondok Pesantren Kuno
Putri, paling banyak mempunyai tingkat stress sedang dengan jumlah 19 orang (38,8%). Sedangkan tingkat stress berat sebanyak 2 orang (4,1%) dan tingkat
stress sangat berat sebanyak 1 orang (2,0%). Siklus menstruasi pada remaja paling banyak mempunyai siklus menstruasi tidak teratur dengan jumlah 29 orang (59,2%).
Kesimpulan: Siklus menstruasi dilihat berdasarkan tingkat stress pada remaja putri di Pondok Pesantren Kuno Putri, paling banyak responden mengalami siklus
menstruasi tidak teratur dengan tingkat stress sedang yaitu 13 orang (26,5%)
Kata Kunci: Siklus Menstruasi, Tingkat Stress
1Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen Pembimbing Jurusan Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
xi
THE DESCRIPTION OF MENSTRUAL CYCLE OF ADOLESCENT
VIEWED BASED ON STRESS LEVEL IN PONDOK PESANTREN KUNO
PUTRI GAMPING SLEMAN
Adrikni Luthfa1, Nendhi Wahyunia Utami2
ABSTRACT Background: Normal menstruation involves the maturation of the
neuroendocrine system. If one of the steps on the system is disrupted, the menstrual cycle may be absent or irregular. One of the causes is the stress factor
that will affect the production of cortisol which will affect the production of sex hormones, especially the hormone estrogen in women so that the menstrual cycle is also disrupted. Menstrual disorders such as the length of the menstrual cycle
can lead to chronic illness, women's health problems associated with fertility or cancer. Results from Basic Health Research (RISKESDAS) 2010, showed that
women in Indonesia aged 10-59 were 13.7% reported irregular menstruation in the past year while DI Yogyakarta data showed 15.8% experienced irregular menstruation.
Objective: To know the description of menstrual cycle in adolescent girls based on stress level.
Methods: This research was quantitative descriptive research. Place and time of the research was at Pondok Pesantren Kuno Putri, Gamping Sleman on 4-5th May 2017. Sampling in the research used purposive sampling method with number of
sample as many 49 respondents according to inclusion and exclusion criteria. Data collecting method used menstrual calendar for 3 cycles and DASS 42
questionnaire. Results: The stress level among female adolescents at Pondok Pesantren Kuno Putri has the highest level of moderate stress with 19 persons (38.8%). While the
level of stress as much as 2 people (4.1%) and stress level is very heavy as much as 1 person (2.0%). The menstrual cycle in adolescents has the most irregular
menstrual cycle with 29 people (59.2%). Conclusion: Menstrual cycle is seen based on stress level of female adolescent in Pondok Pesantren Kuno Putri, most respondent have irregular menstrual cycle
with medium stress level that is 13 people (26,5%)
Keywords: Menstrual Cycle, Stress Level
1Student of Study Program Of Midwifery (D-3), STIKES of Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Lead Lecturer of Study Program Of Midwifery, STIKES of Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat,
rentang usia 11-21, terbagi menjadi 3 tahap yaitu remaja awal (11-14); remaja
menengah (15-17); dan remaja akhir (18-21). Pada periode ini organ-organ
reproduksi telah mulai berfungsi. Salah satu cirinya adalah menstruasi pada
remaja perempuan (Proverawati, 2009).
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang
ditandai dengan pelepasan endometrium. Pola menstruasi dapat diukur
berdasarkan tiga hal yaitu siklus menstruasi, lama menstruasi, dan jumlah darah
saat menstruasi. Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi haid pertama
dengan haid pertama berikutnya. Lama menstruasi adalah menstruasi pertama
sampai menstruasi itu berhenti. Jumlah darah adalah jumlah darah yang keluar
dari menstruasi pertama sampai berhenti (Proverawati, 2009 dan Prawirohardjo,
2011).
Menstruasi normal melibatkan kematangan dari sistem neuroendokrin. Jika
salah satu langkah pada sistem tersebut terganggu, maka menarche dan siklus
menstruasi dapat tidak terjadi atau tidak teratur (Sasaki, 2015). Menurut Manuaba
(2009), pembagian gangguan siklus menstruasi yaitu polimenore, oligomenore ,
dan amenore. Polimenore adalah menstruasi dengan siklus kurang dari 21 hari.
Oligomenore adalah siklus menstruasi yang melebihi 35 hari. Amenore adalah
tidak mengalami menstuasi selama tiga bulan berturut-turut. Menurut Kusmiran
(2012) amenore dibagi menjadi dua yaitu amenore primer jika belum pernah
mendapatkan menstruasi selama hidupnya, sedangkan amenore sekunder jika
sudah mendapatkan menstruasi sebelumnya.
Cakir M et al (2007) dalam penelitiannya tentang “Pola Menstruasi dan
Gangguan Menstruasi Umum di antara Mahasiswa di Turki menemukan
prevalensi ketidakteraturan menstruasi 31,2 %, perdarahan menstruasi
berkepanjangan 5,3% dan disminore 89,5%.
2
Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 menunjukan bahwa
perempuan di Indonesia dengan usia 10-59 sebanyak 13,7 % melaporkan haid
tidak teratur dalam satu tahun terakhir. Data DI Yogyakarta menunjukan 15,8 %
mengalami haid tidak teratur.
Gangguan proses menstruasi seperti lamanya siklus menstruasi bisa
menimbulkan penyakit kronis. Konsep dari gangguan menstruasi secara umum
adalah gangguan pola perdarahan menstruasi atau dilihat dari siklusnya.
Gangguan tersebut dapat menimbulkan risiko patologis apabila dihubungkan
dengan banyaknya kehilangan darah, menganggu aktivitas sehari-hari, adanya
indikasi inkompatibel ovarium pada saat konsepsi atau adanya tanda-tanda
kanker. Proses menstruasi yang dapat menimbulkan potensi masalah kesehatan
wanita berhubungan dengan fertilitas. Pada kasus gangguan siklus menstruasi,
defek pada fase luteal adalah tidak adekuatnya pengeluaran hormon progesteron
sehingga menganggu proses siklus menstruasi di endometrium. Defek pada fase
luteal sering ditemukan pada wanita dengan infertilitas dan abortus spontan
berulang (Kusmiran, 2012).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan siklus menstruasi seperti berat
badan, aktivitas fisik, stress, diet, paparan lingkungan dan kondisi kerja, interaksi
sosial dan lingkungan (Kusmiran, 2012). Faktor stress merupakan suatu
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang.
Keadaan stress sendiri akan mempengaruhi produksi kortisol yang nantinya akan
mempengaruhi produksi hormon sex, terutama hormon estrogen pada wanita
(Sherwood, 2007).
Gangguan siklus menstruasi yang disebabkan oleh stress akan menganggu
sistem metabolisme sehingga mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan
sakit-sakitan. Bila metabolisme terganggu, siklus menstruasi pun ikut terganggu
(Proverawati, 2009).
Berbagai macam perubahan emosi akibat suatu stresor telah dihubungkan
dengan adanya fluktuasi hormonal selama siklus menstruasi. Beberapa penelitian
menunjukan stressor seperti meninggalkan keluarga, masuk sekolah, bergabung
dengan militer atau memlai kerja baru berhubungan dengan tidak datangnya
3
menstruasi, meningkatkan panjang siklus menstruasi atau jadi menunda periode
setiap bulannya (Nur’aini, 2011). Barron et al, (2008) bahwa sebanyak 22,1%
wanita yang menderita gangguan psikiatri mengalami menstruasi tidak teratur
akibat stres.
Menurut Shinta (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan
Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa D III Kebidanan Jalur
Reguler Akademi Kebidanan Uniska Kendal” menunjukan hasil mayoritas
responden dengan stres ringan sebanyak 14 responden (32,6%). Gangguan siklus
menstruasi yang sering di alami yaitu oligomenore sebanyak 18 responden
(41,9%).
Berdasarkan dari studi pendahuluan yang dilakukan 10 Desember 2016 di
Pondok Pesantren Kuno Putri Gamping Sleman. Peneliti melakukan wawancara
kepada remaja putri yang sudah mengalami menstruasi dari 5 orang mengalami
siklus menstruasi kurang dari 21 hari (polimenore). Lima remaja putri tersebut, 3
orang mengalami siklus menstruasi kurang dari 21 hari selama 3 siklus dan 2
lainnya terkadang mengalami siklus kurang dari 21 hari.
Remaja putri tersebut sudah tinggal di pondok pesantren selama < 4 tahun
sebanyak 4 orang dan selama > 4 tahun sebanyak 1 orang. Sebanyak 2 remaja
putri pernah mengalami amenore sekunder saat pertama kali tinggal di pondok
pesantren. Amenore sekunder bisa disebabkan karena gangguan gizi, gangguan
metabolisme, penyakit infeksi dan lain- lain.
Remaja putri mengeluh saat hari pertama mengalami kesulitan dalam
meghafal pelajaran. Jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan gangguan
kesuburan, tubuh kehilangan banyak darah sehingga bisa menyebabkan anemia,
serta mengganggu konsentrasi dalam belajar maupun menghafal Al-Quran pada
remaja putri di pondok pesantren. Pada umumnya, pondok pesantren melakukan
pembelajaran full time dengan kondisi remaja putri kurang menjaga kesehatan
tubuhnya atau situasi dan kondisi dari pondok pesantren yang bisa berakibat pada
siklus menstruasi yang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti stress.
4
Berdasarkan latar belakang tersebut menunjukan masih banyaknya
gangguan siklus menstruasi pada remaja putri sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Gambaran Siklus Menstruasi pada Remaja Putri
Dilihat Berdasarkan Tingkat Stress di Pondok Pesantren Kuno Putri Gamping
Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Gambaran Siklus Menstruasi
Pada Remaja Putri Dilihat Berdasarkan Tingkat Stress di Pondok Pesantren Kuno
Putri Gamping Sleman?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran siklus
menstruasi pada remaja putri berdasarkan tingkat stress di Pondok Pesantren
Kuno Putri, Gamping Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat stress pada remaja putri di Pondok Pesantren
Kuno Putri Gamping Sleman.
b. Untuk mengetahui siklus menstruasi pada remaja putri di Pondok
Pesantren Kuno Putri Gamping Sleman.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Remaja Putri
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi remaja putri
tentang siklus menstruasi yang dapat berpengaruh dalam kesehatan dan fak tor
yang memengaruhinya seperti tingkat stress.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya penelitian ini institusi akan mendapatkan tambahan
wacana tentang gambaran siklus menstruasi pada remaja putri dilihat
berdasarkan tingkat stress di Pondok Pesantren Kuno Putri Gamping Sleman.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam menulis karya tulis ilmiah, serta sebagai
tambahan pengetahuan tentang siklus menstruasi dan tingkat stress saat
menstruasi.
6
E. Keaslian Penelitian
1. Shinta (2014), yang berjudul “Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus
Menstruasi Pada Mahasiswa D III Kebidanan Jalur Reguler Akademi
Kebidanan Uniska Kendal”. Metode yang digunakan di penelitian ini adalah
survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Jumlah sampel 43
mahasiswa diidapatkan dari stratified proposional random sampling. Hasil
penelitian didapatkan ada hubungan antara tingkat stress dengan siklus
menstruasi pada mahasiswa. Analisa hasil penelitian dari 43 responden,
mayoritas responden dengan stres ringan sebanyak 14 responden (32,6%) dan
gangguan siklus menstruasi yang sering di alami yaitu oligomenore sebanyak
18 responden (41,9%). Analisa bivariat dihasilkan ada hubungan antara
tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa dengan nilai p value
(p = 0,001 < α 0,05). Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada judul,
variabel, metode penelitian, teknik sampel, sampel, dan tempat penelitian.
Persamaan penelitian terletak pada cara pengumpulan data dengan kuesioner
dan variabel siklus menstruasi dan siklus menstruasi.
2. Zeverly Zilvia (2016), yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara”. Metode yang digunakan di penelitian ini adalah
deskriptif analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Subjek dalam
penelitian ini adalah Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara yang berjumlah 494 orang. Tehnik sampel
purposive sampling, jadi didapatkan jumlah 84 dengan sistem undi diambil
21 orang setiap kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden dengan stress dalam tingkat normal dan siklus menstruasi teratur
sebanyak 23 orang (67.6%). Hasil uji analisa menggunakan spearman’s rho
correlation dengan bantuan program komputer diperoleh nilai p sebesar
0.028, yang berarti terdapat hubungan antara tingkat stres dengan siklus
menstruasi pada mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Analisa bivariat dihasilkan ada hubungan antara
tingkat stres dengan siklus menstruasi dengan nilai p value (p = 0,028 < α
7
0,05). Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada judul, variabel, metode
penelitian, sampel, dan tempat penelitian. Persamaan penelitian terletak pada
instrumen berbentuk checklist, teknik sampel dan variabel siklus menstruasi
dan tingkat stress.
3. Rizki (2013) yang berjudul “Hubungan Tingkat Stress Terhadap Keteraturan
Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Semester VII Program Studi Ilmu
Keperawatan UMY”. Metode yang digunakan di penelitian ini adalah korelasi
dengan pendekatan waktu retrospektif. Subjek dalam penelitian ini adalah
Mahasiswi Semester VII Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY tahun
2012 yang berjumlah 86 orang. Tehnik sampel purposive sampling,dihitung
dengan rumus penentuan besar sampel data proporsi populasi finit jadi
didapatkan jumlah 71 orang. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden dengan stress dalam tingkat stress sedang yaitu sebanyak 22
responden (31,0%) mengalami siklus menstruasi tidak teratur jangka panjang
(>35 hari), serta 20 responden (28,2%) mengalami siklus menstruasi tidak
teratur jangka pendek (<28 hari). Hasil uji analisa menggunakan korelasi
dengan bantuan program komputer diperoleh nilai p sebesar 0.002, yang
berarti terdapat hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada
mahasiswi Semester VII Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan FKIK
UMY. Analisa bivariat dihasilkan ada hubungan antara tingkat stres dengan
siklus menstruasi dengan nilai p value (p = 0,002 < α 0,05). Perbedaan
dengan penelitian ini terletak pada judul, variabel, metode penelitian, sampel,
dan tempat penelitian. Persamaan penelitian terletak pada instrumen
berbentuk checklist, teknik sampel dan variabel siklus menstruasi dan tingkat
stress.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pondok Pesantren Kuno terletak di Mbalong, Nogotirto, Gamping,
Sleman, Yogyakarta telah berdiri sejak tahun 1987. Pondok Pesantren ini
didirikan oleh K.H. Muhammad Asrori El-Balany. Tahun 1995, berdirilah
Pondok Pesantren Kuno Putri yang didirikan oleh adik dari K.H. Muhammad
Asrori El-Balany, Ny. Hj. Anda Afifah. Luas bangunan pondok pesantren
40x15 m2. Fasilitas fisik yang dimiliki yaitu 6 kamar tidur, 1 musholla, 1
ruang aula, 3 ruang pembelajaran, 1 gudang, 2 dapur, 1 koperasi, 3 kamar
mandi dan 1 kamar mandi umum.
Tingkatan kelas yang berada di pondok pesantren ada 7 yaitu Ibtida’iyah,
Jurumiyah, Shorof, Alfiyah Ula, Alfiyah Tsani, Kifayah, dan Wahab. Ada
juga santri yang menghafal Al-Qur’an sesuai dengan kemauannya. Untuk
waktu pembelajaran yaitu setelah sholat subuh mengaji Al-Qur’an, mengaji
kitab sampai jam 11.00 WIB, pembelajaran kitab dimulai lagi jam 14.00-
16.00 WIB, setelah maghrib melakukan mujahadah rutin, setelah isya’
mengaji Al-Qur’an, setelah itu jam 20.00-23.00 WIB mengaji kitab,
kemudian mujahadah malam jam 00.00 WIB.
Proses pembelajaran dilakukan di pondok pesantren, pendekatan
pembelajaran yang dilakukan adalah proses belajar dengan tutorial atau
mendengarkan Qori/Qoriah yang sedang menjelaskan kitab dilanjutkan
dengan tanya jawab, sebelum memulai pembelajaran dilakukan pengulangan
kembali pelajaran hari sebelumnya. Proses pembelajaran yang lainnya dengan
proses belajar diskusi (Musyawarah) yang dilakukan setiap hari 20.00-21.00
WIB dengan materi dari kitab Fathul Qarib, santri yang mengikuti yaitu kelas
Shorof keatas. Setiap jumat pagi melakukan ziarah kubur.
37
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi karakteristik responden
di Pondok Pesantren Kuno Putri Gamping Sleman dapat dideskripsikan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Distribusi Karasteristik Remaja Putri Berdasarkan Umur,
Pendidikan Terakhir, Kelas di Pondok Pesantren, dan Menarche
Karakteristik Responden Kategori F %
Umur 12 2 4,1
13 1 2,0 14 3 6,1
15 3 6,1 16 11 22,4 17 6 12,2
18 5 10,2 19 7 14,3 20 3 6,1
21 5 10,2 22 2 4,1
23 1 2,0
Pendidikan Terakhir SD 16 32,7
SMP 25 51,0 SMA 8 16,3
Kelas di Pondok Pesantren Ibtida' 13 26,5
Jurumiyah 12 24,5
Shorof 8 16,3 Alfiyah 1 8 16,3
Alfiyah 2 2 4,1 Kifayah 2 4,1 Wahab 3 6,1
Pengurus 1 2,0
Menarche 9 1 2,0 11 5 10,2 12 12 24,5
13 22 44,9 14 7 14,3
15 2 4,1 Total 49 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
38
Berdasarkan karakteristik remaja putri dapat diketahui bahwa sebagian
responden berusia 16 tahun sebanyak 11 orang (22,4%), responden
berpendidikan terakhir yaitu SMP sebanyak 25 responden (51,0%), kelas di
pondok pesantren paling banyak kelas Ibtida yaitu 13 orang (26,5%), dan
menarche terjadi paling banyak pada usia 13 tahun yaitu sebanyak 22
(44,9%).
2. Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tanggal 4 Mei 2017 di Pondok
Pesantren Kuno Putri pada 49 remaja putri menarche (menstruasi pertama)
dialami pada rentang umur 9-15 tahun. Tidak didapatkan remaja putri yang
mengalami penyakit / mempunyai riwayat penyakit diabetes, hipotiroid, dan
hipertiroid. Terdapat 2 remaja putri yang belum mengalami menstruasi dari
56 remaja putri.
a. Gambaran tingkat stress pada remaja putri
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap gambaran tingkat stress
yang dialami remaja putri dapat dideskripsikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Stress
Tingkat Stress F %
1. Stress normal dengan skor 0- 14
10 20,4
2. Stress ringan
dengan skor 15- 18 17 34,7
3. Stress sedang
dengan skor 19- 25 19 38,8
4. Stress berat dengan skor 26- 33
2 4,1
5. Stress sangat berat ≥ 34
1 2,0
Jumlah 49 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan tingkat stress responden dapat diketahui dari 49
responden didapatkan responden mengalami stress sedang sebanyak 19
(38,8%).
39
b. Gambaran siklus menstruasi pada remaja putri
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap gambaran siklus menstruasi
yang dialami remaja putri selama 3 bulan dihitung dari bulan November
sampai Februari dapat dideskripsikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Siklus
Menstruasi
Siklus menstruasi F %
Teratur 20 40,8 Tidak teratur 29 59,2
Jumlah 49 100,0
Sumber:Data Primer (2017)
Berdasarkan siklus menstruasi responden dapat diketahui dari 49
responden didapatkan responden mengalami siklus menstruasi tidak
teratur yaitu 29 (59,2%).
c. Gambaran siklus menstruasi dilihat berdasarkan tingkat stress pada
remaja putri
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi Responden
Dilihat Berdasarkan Tingkat Stress
Siklus
Menstruasi
Tingkat Stress
Jumlah Stress
Normal
Stress
Ringan
Stress
Sedang
Stress
Berat
Stress
Sangat
Berat
f % f % f % f % F % f %
Teratur 9 18,4 5 10.2 6 12,2 0 0,0 0 0,0 20 40,8
Tidak Teratur
1 2,0 12 24,5 13 26,5 2 4,1 1 2,0 29 59,2
Jumlah 10 20,4 17 34,7 19 38.7 2 4,1 1 2,0 49 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan siklus menstruasi yang dilihat berdasarkan tingkat stress
dapat diketahui sebanyak 13 responden (26,5%) dengan tingkat stress
sedang mengalami siklus menstruasi tidak teratur.
40
B. Pembahasan
1. Gambaran tingkat stress pada remaja putri
Berdasarkan hasil penelitian di Pondok Pesantren Kuno Putri bahwa
tingkat stress selama 3 bulan dari November 2016 sampai Februari 2017 lebih
banyak pada keadaan tingkat stress sedang sebanyak 19 orang (38,8%). Hasil
dari pengisian kuesioner dengan skor sering terdapat pada pernyataan nomor
12 yaitu “saya merasa gelisah pada keadaan yang mendesak / kritis”
sebanyak 24 responden.
Stress sedang yang dialami remaja putri b isa disebabkan oleh
permasalahan akademik maupun non akademik yang menyebabkan
penurunan minat dan efektivitas penurunan energi cenderung
mengekspresikan pandangan pada orang lain, perasaan marah, kecewa,
frustasi, bingung, putus asa, serta melemahkan tanggung jawab (Shinta,
2014). Menurut Hans Style (dalam Hawari, 2011), stress adalah respon tubuh
terhadap tekanan yang dialami oleh seseorang.
Respon terhadap tekanan yang dialami responden tergantung setiap
individu. Individu yang satu dapat memandang situasi yang ada sebagai
tantangan yang menarik, sementara individu yang lain memandang situasi
tersebut sebagai ancaman terhadap kehidupan. Perbedaan cara pandang dan
reaksi terhadap suatu peristiwa yang sama dapat berbeda tergantung pada
keadaan perasaan dan kondisi fisik yang dialami individu saat itu. Keadaan
perasaan yang dimaksudkan seperti frustasi, bingung, atau putus asa. Kondisi
fisik yang dimaksudkan adalah individu dalam keadaan sehat atau sakit
(Tunggal, 2015).
Hasil penelitian ini diperkuat dari Tri Tunggal (2015) tentang Hubungan
Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi madrasah aliyah
Pondok Pesantren Modern An-Najah Cindai Alus Martapura Tahun 2014.
Mendapatkan hasil ada hubungan antara tingkat stress dan siklus menstruasi.
Pada saat remaja terjadi perubahan-perubahan psikologis seperti emosi
yang tidak stabil sehingga dapat mempengaruhi remaja dalam menghadapi
dan memecahkan masalah yang sedang dialami. Keadaan emosi yang selalu
41
berubah-ubah akan menyebabkan remaja sulit memahami diri sendiri dan
akan mendapatkan jalan yang buntu. Apabila masalah tidak ditangani secara
benar, maka akan menimbulkan stres pada remaja (Maghfiroh, 2011).
2. Gambaran siklus menstruasi pada remaja putri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Kuno Putri
Gamping Sleman siklus menstruasi selama 3 bulan dari November 2016
sampai Februari 2017 lebih banyak pada keadaan siklus menstruasi tidak
teratur sebanyak 29 responden (59,2%), sedangkan responden yang
mengalami siklus menstruasi teratur sebanyak 20 orang (40,8%).
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi,
hari dimana perdarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian
dihitung sampai denga hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan
menstruasi bula berikutnya dimulai (Saryono, 2009). Secara umum, jarak
antara menstruasi ke menstruasi berikutnya sekitar 21-35 hari (Sari, 2012).
Apabila dalam 3 bulan, salah satu siklus terdapat <21 hari atau >35 hari maka
dikatakan siklus tidak teratur. Apabila dalam 3 bulan, seluruh siklus
menstruasi memiliki rentang 21-35 hari maka dikatakan siklus menstruasi
teratur (Rahmatullaili, 2012).
Adapun siklus menstruasi remaja putri selama menstruasi bulan
November 2016 sampai Februari 2017 banyak yang mengalami siklus tidak
teratur yaitu salah satu siklus selama 3 bulan memiliki siklus <21 hari atau >
35 hari. Menstruasi yang tidak teratur adalah suatu hal tidak menentu
datangnya. Biasanya, perempuan mendapatkan menstruasi setiap empat
minggu sekali. Bila di luar siklus tersebut dapat dikatakan ada
ketidaknormalan pada tubuh perempuan itu. Faktanya, banyak perempuan
yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur.
Adapun faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi
yaitu tingkat stress, kelenjar gondok, kelenjar sistemik, hormon prolaktin
berlebih, hormon yang terganggu (Proverawati dan Misaroh, 2009). Menurut
Kusmiran (2012), salah satu penyebab dari siklus menstruasi tidak teratur
yaitu stress.
42
Hasil ini sejalan dengan penelitian Zeverly Zilvia (2016), yang berjudul
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dengan salah
satu faktornya yaitu tingkat stress. Hasil dari penelitian tersebut yaitu ada
hubungan antara tingkat stress dan siklus menstruasi.
3. Gambaran siklus menstruasi dilihat berdasarkan tingkat stress pada
remaja putri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Kuno Putri
Gamping Sleman siklus menstruasi dilihat berdasarkan tingkat stress
dilakukan selama 3 bulan dari November 2016 sampai Februari 2017 lebih
banyak dalam keadaan mengalami siklus menstruasi tidak teratur dengan
stress sedang sebanyak 13 responden (26,5%).
Menurut Kusmiran (2012), penelitian mengenai faktor yang
memengaruhi siklus menstruasi adalah pengaruh dari berat badan, aktifitas
fisik, stress, diet serta proses ovulasi dan adekuatnya fungsi luteal. Menurut
Dewi (2014), menjelaskan bahwa siklus menstruasi yang tidak teratur dapat
dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon stress dalam keadaan emosi yang
kurang stabil.
Stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem
persarafan pada hipotalamus melalui perubahan prolaktin atau endogenous
opiat yang dapat memengaruhi elevasi kortisol basal dan menurunkan
hormon lutein (LH) yang menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur
(Hawari, 2011).
Prawirohardjo (2007) menyatakan saat terjadi stres, stress sebagai
rangsangan sistem saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbic system
melalui tranmisi saraf. Sehingga akan merangsang hipotalamus menghasilkan
hormon Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH), dimana hormon GnRH
akan mensekresikan hormon FSH dan LH yang sangat berperan dalam siklus
menstruasi.
Bobak (2009) mengemukakan bahwa hormon FSH sangat berperan
dalam proses pematangan folikel didalam ovarium. Peningkatan hormon LH
43
berbanding lurus dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron didalam
tubuh. Peningkatan kadar estrogen akan mengakibatkan penebalan pada
endometrium yang mempersiapkan untuk terjadinya ovulasi. Apabila tidak
terjadi ovulasi, kadar LH akan menyusut sehingga kadar estrogen dan
progesteron ikut menyusut dengan cepat. Seiring penyusutan kadar estrogen
dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai
darah ke endometrium fungisional terhenti dan terjadi nekros is. Lapisan
fungisional terpisah dari lapisan basal dan pendarahan menstruasi dimulai.
Dari penjelasan diatas, peneliti berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat
stres wanita maka akan menyebabkan lonjakan hormon LH dan FSH di dalam
tubuhnya, yang mengakibatkan rangkaian proses siklus menstruasi menjadi
lebih cepat daripada normalnya sehingga siklus menstruasi dapat memendek.
Penelitian ini diperkuat dengan penelitian Rizki (2013) yang berjudul
Hubungan Tingkat Stress Terhadap Keteraturan Siklus Menstruasi pada
Mahasiswi Semester VII Program Studi Ilmu Keperawatan UMY.
Mendapatkan hasil yaitu ada hubungan antara tingkat stress dan siklus
menstruasi.
44
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih terdapat keterbatasan.
Adapun beberapa keterbatasan pada penelitian ini yang dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis yang
lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar
kuesioner. Terkait dengan siklus menstruasi yang seharusnya diberikan saat
studi pendahuluan, sehingga responden dapat mengingat siklusnya dan dapat
mencocokkan dengan data saat dilakukan penelitian. Juga terkait dengan
tingkat stress seharusnya dilakukan setiap 1 bulan sekali, tapi saat penelitian
dilakukan selama 3 bulan sekali.
2. Terkait dengan waktu penelitian. Penelitian dilakukan 2 hari karena
responden memiliki acara di Pondok Pesantren jadi tidak b isa dikumpulkan
secara bersamaan.
3. Terkait dengan kuesioner tingkat stress dengan DASS 42, tidak ada sumber
yang menjelaskan tentang frekuensi dari skor pernyataan dalam kuesioner
tersebut. Sehingga tidak bisa menjelaskan lamanya mengalami ciri-ciri sesuai
dengan pernyataan.
4. Terkait dengan karakteristik responden, peneliti tidak melakukan pembahasan
tentang karakteristik yang berdasarkan umur dan tingkat pendidikan.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang siklus menstruasi berdasarkan tingkat
stress yang dilakukan di Pondok Pesantren Kuno Putri dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tingkat stress pada remaja putri di Pondok Pesantren Kuno Putri, paling
banyak mempunyai tingkat stress sedang dengan jumlah 19 orang
(38,8%). Sedangkan tingkat stress berat sebanyak 2 orang (4,1%) dan
tingkat stress sangat berat sebanyak 1 orang (2,0%).
2. Siklus menstruasi pada remaja putri di Pondok Pesantren Kuno Putri,
paling banyak mempunyai siklus menstruasi tidak teratur dengan jumlah
29 orang (59,2%).
3. Siklus menstruasi dilihat berdasarkan tingkat stress pada remaja putri di
Pondok Pesantren Kuno Putri, paling banyak responden mengalami siklus
menstruasi tidak teratur dengan tingkat stress yaitu 13 orang (26,5%).
B. Saran
1. Bagi Remaja Putri
Bagi Remaja Putri diharapkan untuk dapat lebih aktif dalam memahami
informasi dan pengetahuan tentang menstruasi dan penyebab siklus
menstruasi yang tidak teratur. Untuk tekanan dalam bentuk stress,
hendaknya remaja putri dapat memahami kemampuan dan keterbatasan
diri dalam menangani masalah-masalah. Remaja putri juga diharapkan
memiliki keterbukaan pikiran dalam menangani masalah-masalah yang
dihadapi sebagai pemicu stress sehingga tidak berdampak buruk pada
kesehatan seperti sharing dengan teman.
46
2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan menambah buku elektronik / e-book di
perpustakaan sebagai sumber informasi dan refrensi yang penting dalam
mendukung pembuatan karya tulis ilmiah bagi mahasiswa semester akhir
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan perlu kiranya untuk dilakukan
penelitian lain yang lebih mendalam dengan mempertimbangkan semua
faktor lain yang mempengaruhi siklus menstruasi yang tidak di teliti
dalam penelitian ini seperti gizi, IMT, aktifitas fisik dan diet.
DAFTAR PUSTAKA
Alfianika, Ninit. 2016. Buku Ajar Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Alimul Aziz, Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar (2010). Jakarta
Barron M. L., et all. 2008. Associations Between Psychiatric Disorders And Menstrual Cycle Characteristic. Arch Psychiatr Nurs. Diunduh dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18809118 Bobak, Irene M. 2009. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 5. Jakarta: EGC
Cakir M, et all. 2007. Menstrual Pattern And Common Menstrual Disorders
Among University Students In Turkey. Pediatrics International. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18045301
Dahlan, Sopiyudin. 2012. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Damanik, E. D. 2006. Pengujian Reliabilitas, Validitas, Analisis Item dan
Pembuatan Norma. Available from:
http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-94859.pdf
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi. Dewi, Nilda Syntia. 2012. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Dewi, Sinta Pramita. 2014. Stress Dengan Siklus Menstruasi Mahasiswi Angkatan
Empat STIKES Wira Medika PPNI Bali. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali.
Djuwantono, dkk. 2012. Step By Step Penanganan Kelainan Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas Dalam Praktik Sehari-Hari. Jakarta:
Sagung Seto. Evi Susanti. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Siklus
Menstruasi Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Bukittinggi Tahun 2014.
FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirement, Report of a Joint FAO/WHO/UNU Expert Consultation. Rome
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Juliansyah, Noor. 2012. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Juliandi, Azuar, dkk. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Medan: UMSU Press.
Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Lucyana Noranita. 2016. Gambaran Gangguan Menstruasi Pada Remaja Putri Dilihat Berdasarkan Kategori IMT/U Kelas VII di SMP
Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Lovibond, S. H., & Lovibond, P. F. 1995. Depression, Anxiety, and Stress Scales.
Available from: http://serene.me.uk/test/dass-42.pdf
Maghfiroh, Isni Lailatul. 2011. Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Oligomenore Pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan Tahun 2011.
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Muslimah, Talk. 2015. Saleha Is Me : Sebab Perbuatan Lebih Utama. Jakarta:
Qultum Media.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. Nur’aini. 2011. Hubungan Tingkat Stress dengan Siklus Menstruasi pada
Mahasiswi Asrama Universitas Andalas Padang 2011. Universitas Andalas.
Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
________. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Pratiknya, Ahmad Watik. 2007. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
Dan Kesehatan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Proverawati, Atikah dan Maisaroh, Siti. 2009. Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Purwoastuti, Endang. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Untuk
Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Penerbit Bina Pustaka. ____________________. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Penerbit Bina Pustaka.
Romauli, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahmatullaili, Nur. 2012. Hubungan Body Mass Index Dengan Siklus Menstruasi
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY.
Skripsi Strata Satu. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Rizki, Y.A. 2013. Hubungan Tingkat Stress Terhadap Keteraturan Siklus
Menstruasi pada Mahasiswi Semester VII Program Studi Ilmu
Keperawatan UMY. Karya Tulis Ilmiah strata satu. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sari, Wening, dkk. 2012. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita.Jakarta: Penerbit
Swadaya Grup.
Saryono. 2009. Sindrom Pramenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sasaki, Kristen J. 2015. Menstruation Disorder in Adolescent. Diunduh 12
Januari, 2016, Retrieved from
http://emedicine.medscape.com/article/953945-overview#a6
Shinta. 2014. Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa D III Kebidanan Jalur Reguler Akademi Kebidanan Uniska Kendal.
Sherwood, L. 2007. Human physiology: from cells to systems. USA: Thomson
Higher Education.
Sianipar. 2009. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta
Timur Sinsin, Iis. 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak: Masa Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: PT Gramedia.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Edisi I. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Tunggal, Tri. 2015. Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada
Siswi Pondok Pesantren An-Najah Cindai Alus Martapura Tahun
2014. Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Zilvia, Zeverly. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
World Health Organization (WHO). 2010. Physical Activity. In Guide to Community Preventive Services Web site, 2008
KUESIONER
GAMBARAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DILIHAT
BERDASARKAN TINGKAT STRESS DI PONDOK PESANTREN KUNO
PUTRI GAMPING SLEMAN
(Diisi oleh peneliti)
Kode Responden:...............
A. Petunjuk Umum Pengisian
1. Responden diharapkan menjawab semua pertanyaan yang ada.
2. Beri tanda () pada jawaban yang dianggap benar / sesuai dengan keadaan.
3. Jika ada yang kurang jelas tanyakan pada peneliti.
B. Data pribadi
Nama inisial :
Umur :
Pendidikan Terakhir : SD SMA
SMP PT
Kelompok (Kelas) :
Umur Menstruasi Pertama :
Riwayat Penyakit : Tidak ada
Diabetes
Hipertiroid
Hipotiroid
C. Siklus Menstruasi
Cara pengisian kalender menstruasi: Lingkari atau beri tanda “O” pada
tanggal saat anda mendapatkan menstruasi hari pertama. Kemudian berilah
tanda silang “X” pada tanggal apabila menstruasi anda telah selesai..
NOVEMBER
S S R K J S M
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30
Desember
S S R K J S M
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31
Januari
S S R K J S M
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Februari
S S R K J S M
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28
D. TINGKAT STRESS
Beri tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda
sebelum dan saat mengalami menstruasi.
NO Pernyataan Tidak Pernah
Kadang- Kadang
Sering Selalu
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi
marah karena hal-hal sepele.
2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
3 Saya merasa sulit untuk bersantai.
4 Saya merasa mudah kesal.
5 Saya merasa telah menghabiskan
banyak energi karena merasa cemas.
6 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu
lintas, menunggu sesuatu).
7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
8 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
9 Saya merasa bahwa saya sangat mudah
marah.
10 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya terganggu.
11 Saya sulit untuk sabar dalam
menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang saya lakukan.
12 Saya merasa gelisah pada keadaan
yang mendesak / kritis.
13 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya
lakukan.
14 Saya merasa mudah gelisah.