gambaran paparan promosi kesehatan gigi dan mulut …

16
GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG GINGIVITIS (KAJIAN PADA MAHASISWA S1 UMS) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Oleh : GHINNA YULIA INDARTI J520160056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN

MULUT MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP

PENGETAHUAN TENTANG GINGIVITIS

(KAJIAN PADA MAHASISWA S1 UMS)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh :

GHINNA YULIA INDARTI

J520160056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …
Page 3: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …
Page 4: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …
Page 5: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

1

GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN

MULUT MELALUI MEDIA MASSA TERHADAP

PENGETAHUAN TENTANG GINGIVITIS

(KAJIAN PADA MAHASISWA S1 UMS)

Abstrak

Latar Belakang: Gingivitis merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan

peradangan pada gingiva. Gingivitis mempengaruhi 50-90% populasi orang dewasa

di dunia. Jika tidak segera diobati, maka akan menyebabkan periodontitis dan

kehilangan gigi. Tingginya angka gingivitis pada usia dewasa hingga tua menjadi

perhatian untuk memberikan informasi melalui promosi kesehatan pada kelompok

usia tersebut. Di negara berkembang dalam menyampaikan promosi kesehatan

lebih banyak menggunakan media massa. Akan tetapi sampai saat ini keefektivan

masing-masing media massa masih bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan tentang gingivitis pada mahasiswa

S1 non fakultas kesehatan UMS yang telah mendapat promosi kesehatan gigi dan

mulut melalui media massa.

Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional

dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah

394 mahasiswa S1 non fakultas kesehatan UMS. Pengambilan data dilakukan pada

bulan Februari-Maret dengan menggunakan kuisioner yang berupa google form.

Analisis data menggunakan metode deskriptif survey dengan cara menguraikan

data-data. Data disajikan dalam bentuk diagram, grafik atau tabel kemudian

dianalisis secara deskriptif.

Hasil: mahasiswa mengetahui tentang gingivitis mendapati promosi

kesehatan melalui internet/sosial media yaitu sebanyak 356 (90,3%), media

elektronik 22 (5,6%) dan media cetak 16 (4,1%) mahasiswa. Tingkat pengetahuan

mahasiswa tentang gingivitis baik yaitu sebanyak 259 (65,7%) mahasiswa dan yang

buruk 135 (34,3%) mahasiswa.

Kesimpulan: mahasiswa yang mendapat promosi kesehatan gigi dan mulut

melalui media massa sebanyak 65,7% memiliki pengetahuan yang baik.

Kata kunci : Promosi kesehatan, Gigi dan mulut, Media Massa, Gingivitis.

Abstract

Background: Gingivitis is a bacterial infection that causes inflammation of

the gingiva. Gingivitis affects 50-90% of the adult population in the world. If it is

not corrected immediately, it will cause periodontitis and tooth loss . The high rate

of gum inflammation in adulthood to old age is a concern to provide information

through health promotion in this age group. In developing countries in promoting

more health using mass media. But until now, each mass media still varies. This

study discusses knowledge about gingivitis in UMS non-faculty health

undergraduate students who have received oral health promotion through mass

media.

Page 6: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

2

Method: This research was an observational descriptive study using a cross-

sectional research design. The subjects of this study were 394 non-faculties

undergraduate students of UMS health. Data is collected in February-March using

a questionnaire that uses Google forms. Data analysis uses a descriptive survey

method by describing the data. Data is presented in the form of diagrams, graphs,

or tables and then completed descriptively.

Results: Students who knew about gum inflammation were students who

found health promotion via the internet / social media as many as 356 (90.3%),

electronic media 22 (5.6%), and print media 16 (4.1%) students. The level of

students' knowledge about gingivitis is good as many as 259 (65.7%) students and

bad 135 (34.3%) students.

Conclusion: 65.7% of students who got dental and oral health promotion

through mass media had good knowledge

Keys : Health promotion, Teeth and mouth, Mass Media, Gingivitis

1. PENDAHULUAN

Penyakit periodontal merupakan penyakit yang paling umum terjadi bahkan

mempunyai prevalensi tinggi dan mencapai 90% populasi dunia. Gingivitis

mempengaruhi 50-90% populasi orang dewasa di dunia 1,2. Menurut Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 prevalensi gingivitis di Indonesia

berada pada urutan kedua terbanyak yaitu mencapai 96,58% 3. Gingivitis

merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan dan kerusakan reversibel

pada jaringan gingiva. Gingivitis disebabkan oleh adanya penumpukan plak dan

dapat menyerang segala usia. Ciri-ciri infeksi ini mencangkup gingiva tepi yang

membengkak dan merah, hilangnya stippling, serta meningkatnya aliran cairan dari

sulkus gingiva 4. Jika tidak segera diobati, maka akan menyebabkan periodontitis

dan kehilangan gigi 5.

Dengan tingginya angka gingivitis pada usia dewasa hingga tua, maka perlu

dilakukan promosi kesehatan 6. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai alat seperti menggunakan media untuk menyampaikan

pesan kesehatan 7.

Penggunaan media diharapkan dapat memberikan tiga efek yaitu

pembelajaran informasi kesehatan dengan benar, perubahan sikap dan nilai-nilai

kesehatan, serta pembentukan perilaku kesehatan baru8. Studi yang dilakukan di

Page 7: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

3

masyarakat dengan menggunakan kampanye media telah menunjukkan bahwa di

negara berkembang lebih banyak dipengaruhi oleh media massa. Televisi dan radio

telah diadvokasi sebagai alat yang berguna untuk transmisi informasi kesehatan

mulut7. Survei Nielsen Consumer Media View (CMV) menunjukkan masyarakat di

Indonesia lebih banyak menggunakan media televisi dengan persentasi mencapai

96%. Di urutan selanjutnya ada media luar ruang dengan 53%, internet 44%, dan

radio 37% 9.

Walaupun sudah banyak yang menerapkan promosi kesehatan dengan

menggunakan media, para pakar kesehatan memiliki perbedaan pendapat yang kuat

mengenai efektivitas media massa. Satu kelompok beranggapan bahwa media

massa memiliki efek yang bervariasi dan seringkali terbatas. Hal ini karena media

massa gagal menjangkau semua anggota populasi, dan dianggap memiliki daya

ingat jangka pendek. Oleh karena itu, perubahan perilaku yang signifikan mungkin

tidak terjadi. Kelompok lain percaya bahwa media massa sangat efektif dan pantas

mendapat pengakuan sebagai sarana utama pendidikan kesehatan masyarakat

karena media massa merupakan cara terbaik dalam memberikan informasi ilmiah

terbaru kepada sekelompok besar orang 10,8.

Universitas Muhammadyah Surakarta (UMS) adalah lembaga pendidikan

tinggi di bawah perserikatan muhammadyah. Berdasarkan data kemahasiswaan,

jumlah mahasiswa kesehatan di jenjang S1 adalah 4.480 sedangkan mahasiswa non

kesehatan S1 adalah 26.163. Pada mahasiswa kesehatan sudah mendapatkan

pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut melalui pembelajaran di kampus.

Akan tetapi pada mahasiswa non kesehatan belum mendapat pengetahuan tentang

kesehatan gigi dan mulut melalui pembelajaran di kampus sehingga dapat

diasumsikan mereka hanya mendapat pengetahuan tersebut melalui penyuluhan

secara langsung atau melalui media massa. Berdasarkan data yang didapat,

mahasiswa non kesehatan belum mendapat sosialisasi dan penyuluhan secara

langsung. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana gambaran pengetahuan tentang gingivitis pada mahasiswa S1 non

fakultas kesehatan UMS yang terpapar promosi kesehatan gigi dan mulut melalui

media massa.

Page 8: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

4

2. METODE

Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan

desain penelitian cross sectional dengan nomor Ethical Clearance

215/I/HREC/2020 Variabel Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu promosi

kesehatan gigi dan mulut melalui media massa dan pengetahuan mahasiswa S1 non

fakultas kesehtan UMS tentang gingivitis. Subjek pada penelitian ini adalah 394

mahasiswa S1 non fakultas kesehatan UMS. Metode pengambilan sampel

menggunakan non probability sampling dengan teknik sampling purposif. Besar

sampel dihitung menggunakan rumus Slovin. Pengambilan data dilakukan pada

bulan Februari-Maret dengan menggunakan kuisioner yang berupa google form.

Analisis data dilakukan menggunakan metode deskriptif survey dengan cara

menguraikan data-data. Data disajikan dalam bentuk diagram, grafik atau tabel

untuk mengetahui frekuensi tingkat pengetahuan responden kemudian dianalisis

secara deskriptif.

Bagian I : terdiri dari pertanyaan mengenai media promosi kesehatan. Alat ukur

yang digunakan adalah kuesioner, dengan hasil ukur sebagai berikut:

0. Ya

1. Tidak

Bagian II : terdiri dari pengetahuan tentang gingivitis. Alat ukur yang digunakan

adalah kuisioner dengan hasil pengukuran terdapat 2 kategori yaitu apabila jawaban

benar >50% = baik dan ≤50% = buruk.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Penelitian dilakukan terhadap 394 mahasiswa S1 non fakultas

kesehatan UMS pada bulan Februari-Maret 2020. Instrumen yang digunakan adalah

kuisioner dalam bentuk google form untuk mengukur tingkat pengetahuan

mahasiswa S1 non fakultas kesehatan UMS. Berdasarkan hasil kuisioner

diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis kelamin, umur, dan

jenis paparan media.

Page 9: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

5

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N(%)

Laki-laki 165 (41,9)

Perempuan 229 (58,1)

Total 394 (100)

Berdasarkan tabel 1 karakteristik mahasiswa yang mengisi kuisioner adalah

laki-laki sebanyak 165 (41,9%) mahasiswa dan perempuan 229 (58,1%)

mahasiswa.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Umur N(%)

18 7 (1,8)

19 49 (12,4)

20 80 (20,3)

21 113 (28,7)

22 120 (30,5)

23 22 (5,6)

24 2 (0,5)

26 1 (0,2)

Berdasarkan tabel 2 karakteristik mahasiswa yang paling banyak mengisi

kuisioner adalah mahasiswa yang berusia 22 tahun yaitu sebanyak 120 (30,5%)

mahasiswa dan yang paling sedikit usia 26 tahun sebanyak 1 (0,2%) mahasiswa.

Page 10: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

6

Pada penelitian ini mahasiswa yang mengisi kuisioner didominasi oleh

perempuan dan mahasiswa yang berusia 22 tahun. Dominasi mahasiswa yang

mengisi kuisioner dapat dikarenakan mahasiswa Universitas Muhammadyah

Surakarta memiliki mahasiswa perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Selain

itu, peneliti menyebarkan kuisioner lebih banyak ke teman-teman seangakatan dan

angkatan yang tidak jauh dibawahnya.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Paparan Media

Jenis media N (%)

Media elektronik 22 (5,6)

Media cetak 16 (4,1)

Internet/media sosial 356 (90,3)

Karakteristik mahasiswa yang mengetahui tentang gingivitis paling banyak

adalah mahasiswa yang mendapati informasi melalui internet/ media sosial yaitu

sebanyak 356 (90,3%) mahasiswa dan yang paling sedikit melalui media cetak 16

(4,1%) mahasiswa.

Karakteristik mahasiswa yang mengetahui tentang gingivitis paling banyak

adalah yang mendapati informasi melalui internet/media sosial yaitu sebanyak 356

mahasiswa. Tingginya angka ini sesuai dengan survei yang dilakukan Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2018) menunjukkan bahwa internet

didominasi oleh masyarakat yang berusia 17-25 tahun dan 26-35 tahun 11. Selain

itu, informasi melalui internet/media sosial mengenai gingivitis sudah banyak,

penjelasan lebih lengkap, serta lebih cepatnya update informasinya. Menggunakan

internet/media sosial yang bisa kapan saja dan dimana saja membuat semakin sering

mereka mendapati informasi mengenai gingivitis dibandingkan melalui media

elektronik maupun media cetak.

Page 11: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

7

Tabel 4. Jumlah/ presentase Mahasiswa Menjawab Benar pada Kuisioner

No. Item Soal N (%)

1. Pengertian gingivitis 314 (79,7)

2. Tanda-Tanda gingivitis 147 (37,3)

3. Gejala gingivitis yang dirasakan 266 (67,5)

4. Penyebab utama gingivitis 245 (62,2)

5. Orang yang rentan terkena gingivitis 325 (82,5)

6. Perawatan gingivitis 343 (87,1)

7. Akibat yang terjadi jika gingivitis tidak segera ditangani 181 (45,9)

8. Cara pencegahan gingivitis 249 (63,2)

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan jumlah mahasiswa menjawab benar

tentang pengetahuan gingivitis. Mahasiswa menjawab benar pada pertanyaan

tentang perawatan gingivitis yaitu sebanyak 343 mahasiswa. Akan tetapi masih

banyak mahasiswa yang keliru tentang tanda-tanda gingivitis sehingga hanya 147

yang menjawab pertanyaan dengan benar.

Gingivitis adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada jaringan

gingiva 12. Diagnosis gingivitis ditentukan berdasarkan perdarahan dan perubahan

warna, konsistensi, dan kontur gingiva4. Pada penelitian ini sebagian besar

mahasiswa mengetahui tentang pengertian gingivitis yaitu sebanyak 79,7%. Pada

gingivitis, gusi tampak eritematosa (kemerahan), edema (bengkak), dan mungkin

berdarah saat ditekan 13. Masih banyak mahasiswa yang keliru tentang tanda-tanda

gingivitis tetapi pengetahuan mahasiswa tentang gejala yang dirasakan saat

gingivitis cukup baik yaitu 67,5%. Gingivitis disebabkan oleh biofilm bakteri (plak

gigi) yang terakumulasi pada gigi yang berdekatan dengan gingiva 5. Sebanyak

62,2% mahasiswa sudah banyak menjawab benar tentang penyebab utama

gingivitis. Selain faktor utama, sejumlah faktor lainnya dapat mempengaruhi

meningkatnya risiko terkena gingivitis baik pada tingkat lokasi dengan predisposisi

akumulasi plak lokal, atau dengan memodifikasi respons inflamasi inang. Beberapa

diantaranya adalah merokok, diabetes, dan perubahan hormon 13. Hasil penelitian

menunjukkan sebanyak 82,5% mahasiswa sudah mengetahui tentang orang yang

beresiko terkena gingivitis.

Page 12: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

8

Penyakit gingivitis merupakan penyakit infeksi yang diawali oleh plak,

dengan demikian mengontrol plak menjadi kunci keberhasilan perawatan. Teknik

korektif dapat meliputi membersihkan akar gigi, skeling, bedah regeneratif, bedah

periodontal serta bedah mukogingiva 12. Apabila tidak segera diobati maka dapat

menyebabkan periodontitis dan kehilangan gigi 5. Sebanyak 87,1% mahasiswa

sudah mengetahui dengan baik cara penanganan penyakit gingivitis tetapi masih

banyak mahasiswa yang perlu mendapat informasi mengenai akibat yang akan

terjadi jika gingivitis tidak segera diobati. Penelitian telah menunjukkan bahwa

praktik kebersihan mulut yang baik, termasuk menyikat gigi dan menggunakan obat

kumur yang tepat telah terbukti efektif dalam mencegah gingivitis 14. Dalam hal

pencegahan gingivitis, sebanyak 63,2% mahasiswa mengetahuinya dengan baik.

Dilihat dari tabel pengetahuan tentang gingivitis, mahasiswa paling banyak

menjawab benar pada pertanyaan tentang perawatan gingivitis yaitu sebanyak

87,1% mahasiswa. Akan tetapi masih banyak mahasiswa yang keliru tentang tanda-

tanda gingivitis sehingga hanya 37,3% yang menjawab pertanyaan dengan benar.

Hal ini dapat dikarenakan konten atau isi informasi tentang gingivitis yang ada di

media massa lebih banyak mengandung informasi mengenai perawatan gingivitis

atau mahasiswanya sendiri yang lebih banyak mencari informasi mengenai

perawatan gingivitis. Sedikitnya mahasiswa yang menjawab benar mengenai tanda-

tanda gingivitis menandakan perlunya penambahan informasi lebih banyak

mengenai tanda-tanda gingivitis.

Tabel 5. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Tingkat Pengetahuan N (%)

Baik 259 (65,7)

Buruk 135 (34,3)

Total 394 (100)

Berdasarkan tabel 5 menggambarkan frekuensi tingkat pengetahuan

mahasiswa tentang gingivitis yang termasuk kategori baik (total skor 5-8) yaitu

Page 13: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

9

sebanyak 259 (65,7%) mahasiswa dan yang termasuk kategori buruk (total skor 0-

4) sebanyak 135 (34,3%) mahasiswa.

Tabel 6. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Paparan Media

Tingkat

Pengetahuan

Media

Elektronik

N (%)

Media

Cetak

N(%)

Internet/ Media

Sosial

N (%)

Baik 14 (63,6) 10 (62,5) 235 (66,0)

Buruk 8 (36,4) 6 (37,5) 121 (34,0)

Total 22 (100) 16 (100) 356 (100)

Berdasarkan tabel 6 menggambarkan mahasiswa yang memiliki

pengetahuan baik paling banyak mendapati informasi melalui media internet/media

sosial 235 (90,7%) mahasiswa. Begitu pula mahasiswa yang memiliki pengetahuan

yang buruk paling banyak mendapati informasi melalui media internet/media sosial

121 (89,6%) mahasiswa.

Dari 394 mahasiswa yang mengetahui tentang gingivitis, yang termasuk

kategori tingkat pengetahuan baik tentang gingivitis yaitu sebanyak 65,7%

mahasiwa. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa yang mendapati informasi

melalui media massa sudah memiliki pengetahuan tentang gingivitis yang baik.

Hasil penelitian ini sejalannya dengan penelitian Gholami dkk. (2014) promosi

kesehatan mulut menggunakan media massa dapat memperbaiki sikap,

meningkatkan pengetahuan, merangsang minat, serta memfasilitasi perubahan

perilaku terutama di negara berkembang. Begitu pula penelitian C Ma˚rtensson

(2006) yang menunjukkan bahwa media massa dapat meningkatkan pengetahuan

tentang periodontitis sebagai strategi promosi kesehatan.

Pengetahuan sesorang dapat dipengaruhi berdasarkan beberapa faktor yaitu

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status ekonomi. Semakin bertambahnya

usia seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap serta pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin bertambah

baik15. Berdasarkan penelitian Mohhvahed dkk. (2014) jika dibandingkan dengan

pria, wanita memiliki pengetahuan yang lebih baik. Serta semakin tinggi tingkat

Page 14: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

10

pendidikan dan status sosial ekonomi seseorang maka semakin baik

pengetahuannya 16.

Mahasiswa yang termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik 90,7%

mahasiswanya mendapati informasi melalui internet/media sosial; 5,4%

mahasiswanya mendapati informasi melalui media elektronik dan 3,9% mendapati

informasi melalui media cetak. Sedangkan mahasiswa yang termasuk dalam

kategori tingkat pengetahuan buruk 89,6% mahasiswanya mendapati informasi

melalui internet /media sosial; 5,9% mahasiswanya mendapati informasi melalui

media elektronik dan 4,5% mendapati informasi melalu media cetak. Walaupun

mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik paling banyak mendapati informasi

melalui internet/media sosial akan tetapi mahasiswa yang memiliki pengetahuan

buruk juga paling banyak mendapati informasi melalui internet/media sosial. Hal

ini memperlihatkan meskipun informasi mengenai gingivitis sudah banyak ada di

internet/media sosial tetapi adanya kekhawatiran mengenai kualitas informasi yang

tersedia untuk umum karena internet adalah platform terbuka dan siapa pun dapat

memposting informasi menjadi salah satu hal yang perlu diantisipasi 17.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan tentang gingivitis pada mahasiswa S1 non

fakultas kesehatan UMS yang mendapat promosi kesehatan gigi dan mulut melalui

media massa sebanyak 65,7% memiliki pengetahuan yang baik dan 34,3% memiliki

pengetahuan yang buruk.

Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah metode yang digunakan

sehingga tidak hanya menggunakan kuisioner melainkan ditambah menggunakan

metode lainnya. Para pakar kesehatan disarankan memanfaatkan media massa

untuk melakukan promosi kesehatan terutama melalui internet/media sosial yang

dimana masyarakat lebih banyak menggunakannya. perlu diperhatikan informasi

yang tersedia harus detail dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Page 15: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

11

DAFTAR PUSTAKA

Casanova, L., Hughes, F. J., And Preshaw, P.M., 2014, Diabetes and periodontal

disease: A two-way relationship, British Dental Journal, 217(8):433-437.

Hiremath, V.P., Raob, C.B., Naiak, V., Prasad, K. V., 2013, Anti-inflammatory

effect of vitamin D on gingivitis: a dose response randomised controlled

trial, Indian J Public Health, 57(1):29-32.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) Tahun 2013, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Langlais, R.P., Miller C.S. And Nield-Gehrig, J.S., 2009, Atlas Berwarna Lesi

Mulut yang Sering Ditemukan, 4 th ed (terj), EGC, Jakarta, hal. 84-85

Gonçalves, L da R, Soares MR, Nogueira FCS, Garcia CHS, Camisasca DR,

Domont G, Feitosa ACR, Pereira DA, Zingali RB, Alves G., 2011,

Analysis of the salivary proteome in gingivitis patients, J Periodont Res,

46(5):599–606.

Grol, R. P. T. M., Bosch, M. C, Hulscher, M. E. J. L., Eccles, M. P., And

Wensing, M., R. P. T. M., 2007, Planning and studying improvement in

patient care: The use of theoretical perspectives’, Milbank Quarterly,

85(1):93–138.

Gholami, M., Pakdaman A., Montazeri A., Jafari A. and Virtanen, J. I., 2014,

Assessment of periodontal knowledge following a mass media oral health

promotion campaign : a population-based study, BMC Oral Health, 14:31.

Griffiths W. and Knutson, A. L., 1960, The role of mass media in public health

education’, A.J.P.H, 50(4): 515–523 .

Nielsen Indonesia, 2017, Penetrasi Media Televisi Masih yang Tertinggi-

Databoks, Nielsen Indonesia, PT (The Nielsen Company).

C Ma˚rtensson, So¨derfeldt B., Andersson P., Halling A. And Renvert S, 2006,

Factors behind change in knowledge after a mass media campaign targeting

periodontitis, Int J Dent Hygiene, 4:8–14.

Statista, 2019, Berapa Pengguna Internet di Indonesia?, Statista.

Mitchell, L., Mitchell, D. A. and McCaul, L., 2012, Kedokteran Gigi Klinik, 5th

ed (terj), EGC, Jakarta, hal. 207-211.

Cope, G., 2011, Gingivitis : symptoms , causes and treatment, Dental Nursing,

7(8).

Li, Y., Lee, S., Hujoel, P., Su, M., Zhang, W., Kim, J., Zhang, Y., Devizio, W.,

2010, Prevalence and severity of gingivitis in American adults, Am J Dent,

23(1):9–13.

Page 16: GAMBARAN PAPARAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT …

12

Notoatmodjo, S.,2010, Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Jain, R., Oswal, K. and Chitguppi, R., 2014, Knowledge, attitude and practices of

mothers toward their children′s oral health: A questionnaire survey among

subpopulation in Mumbai (India), J Dent Res Sci Develop, 1(2):40.

Burns, A. and Wolstencroft, S., 2011, The internet: education, social media and

dental practice, Journal of the Irish Dental Association, 57(5):268–271.