galvanometer
DESCRIPTION
GalvanometerTRANSCRIPT
Galvanometer
Dalam dunia kelistrikan, Galvanometer sejenis dengan ammeter / amperemeter dan
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus yang melalui suatu
cabang. Kebanyakan galvanometer menggunakan prinsip momen yang berlaku pada kumparan
di dalam medan magnet. Galvanometer akan menghasilkan perputaran jarum penunjuk sebagai
hasil dari arus listrik yang mengalir melalui lilitannya.
Pada mulanya bentuk galvanometer seperti
alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang
diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang
akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya
mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di
dalam kawat. Akibat adanya arus listrik yang
mengalir melalui kawat akan tercipta medan
magnet sehingga arah jarum magnet di dekat kawat
akan bergeser arah jarum magnetnya. Kepekaan
galvanometer semacam ini bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam
bidang vertical dengan jarum kompas ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat
oleh Lord Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-
alat yang ada pada saat ini.
Teori Galvanometer
Galvanometer selalu berorientasi sehingga letak kumparan selalu paralel dengan garis magnetik meridian lokal, yang tak lain adalah komponen horisontal BH dari medan magnetik bumi. Saat arus mengalir melalui kumparan galvanometer, medan magnet lain (B) tercipta dan posisinya tegak lurus dengan kumparan. Kekuatan medan magnetnya dirumuskan sebagai:
Dimana
I adalah arus dalam satuan ampere,n adalah jumlah lilitan kumparanr adalah jari-jari kumparan.
Kedua medan magnet yang saling tegak lurus akan menghasilkan resultan secara vektordan jarum penunjuk akan menunjuk arah resultan kedua vektor tersebut dengan sudut:
Dari hukum tanget, , dengan kata lain.
atau
atau , dimana K disebut sebagai faktor reduksi dari tangen galvanometer.
Salah satu masalah dengan tangen galvanometer adalah resolusi degradasinya berada pada arus tinggi dan arus rendah (coba lihat grafik tangen). Resolusi maksimum didapatkan saat θ bernilai 45°. Saat nilai θ dekat dengan 0° atau 90°, perubahan prosentase signikikan di aliran arus akan mengakibatkan jarum bergerak beberapa derajat.
Galvanometer memanfaatkan fakta bahwa arus listrik yang mengalir melalui kawat
mendirikan sebuah medan magnet di sekitar kawat. Dalam galvanometer, kawat adalah luka ke
kumparan. Ketika arus mengalir melalui kumparan, salah satu ujung kumparan menjadi kutub
magnet utara, tiang lainnya magnet selatan. Ketika sebuah magnet permanen ditempatkan di
dekat kumparan, dua bidang-satu dari kumparan dan salah satu dari magnet berinteraksi.
Kutub seperti akan memukul mundur satu sama lain dan tidak seperti kutub akan menarik.
Jumlah meningkat tarikan dan tolakan sebagai kekuatan meningkat saat ini.
Dalam galvanometer bergerak-magnet, magnet permanen adalah jarum (seperti jarum
kompas) dipasang pada poros dan dikelilingi oleh kumparan. Dalam kumparan bergerak-
galvanometer-jenis-yang paling umum kumparan dipasang pada pivot atau ditangguhkan oleh
strip logam tipis. Kumparan ini terletak di antara kutub-kutub magnet permanen sedemikian
rupa sehingga berputar ketika arus yang mengalir melalui itu. Arah rotasi tergantung pada arah
arus melalui kumparan, dan jumlah rotasi tergantung pada kekuatan arus. Sebuah
galvanometer sering digunakan untuk menunjukkan ketika arus dalam sebuah rangkaian telah
dikurangi menjadi nol, seperti dalam pengoperasian jembatan Wheatstone, sebuah perangkat
untuk mengukur resistensi listrik tepat.
Sebuah mekanisme bergerak-kumparan yang serupa dengan yang digunakan pada
galvanometer yang digunakan dalam beberapa amperemeter. Seperti galvanometer, instrumen
ini mengukur kekuatan arus tetapi mereka dapat menangani arus kuat, tidak seperti
galvanometer, mereka tidak dapat menunjukkan arah saat ini. Sebuah mekanisme bergerak-koil
juga digunakan dalam beberapa voltmeter (yang mengukur tegangan di sirkuit) dan ohmmeters
(yang mengukur perlawanan di sirkuit). Dalam beberapa instrumen, saklar pemilih
menghubungkan mekanisme bergerak-kumparan ke sirkuit internal yang berbeda sehingga
mekanisme tunggal dapat digunakan dalam membuat semua tiga jenis pengukuran.
Prinsip dasar pengoperasian galvanometer didasarkan ditemukan pada 1820 oleh Hans
Christian Oersted ketika ia mengamati bahwa jarum magnet dapat dibelokkan oleh arus listrik.
Galvanometer pertama dibuat oleh Johann Schweigger pada tahun 1820. Pada tahun 1882,
Jacques Arsene d'Arsonval memperkenalkan galvanometer bergerak-kumparan. Edward
Weston membuat perbaikan penting untuk perangkat beberapa tahun kemudian.
Galvanometer sebagai Alat Pengukur DC
Besaran listrik, seperti arus, tegangan, daya dan sebagainya tidak dapat secara tangsung
kita tanggapi dengan panca indera kita. Untuk memungkinkan pengukuran maka besaran listrik
tersebut harus kita transformasikan melalui suatu fenomena fisis yang memungkinkan bagi
pengamatan melalui pancaindra kita, misalnya besaran listrik, seperti arus, kita transformasikan
melalui suatu fenomena fisis ke dalam besaran mekanis. Transformasi/perubahan tersebut bisa
merupakan suatu rotasi melalui suatu sumbu tertentu, dan besar sudut rotasi berhubungan
secara langsung dengan besaran listrik yang akan kita amati/ukur. Kumpulan dari peralatan
listrik yang bekerja atas dasar prinsip-prinsip tersebut akan disebut di sini sebagai alat ukur
listrik.
Ada dua jenis pengelompokan alat ukur listrik, yaitu berdasarkan jenis arus masukan, dan
berdasarkan prinsip kerja serta cara pembacaan hasil ukur.
Berdasarkan jenis arus masukan, alat ukur listrik dibedakan menjadi:
a. Alat penunjuk DC, untuk rnengukur tegangan dan arus DC
b. Alat penunjuk AC, untuk mengukur tegangan dan arus AC.
Berdasarkan prinsip kerja serta cara pembacaan hasil ukurnya, alat ukur listrik dibedakan
menjadi:
a. Alat ukur listrik digital, bekerja berdasarkan sistem digital (elektronik) dan hasil ukurnya
dinyatakan dalam angka-angka.
b. Alat ukur listrik analog, bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik dan hasil ukurnya
diperoleh dengan menganalogikan sudut simpangan jarum penunjuk dengan kuat arus listrik
yang menyebabkannya.
Berdasarkan konstruksinya alat ukur analog dibedakan lagi menjadi alat ukur dengan sistem
kumparan putar magnet permanen (PMMC, Permanent Magnet Moving Coil) dan alat ukur
dengan sistem besi bergerak
Teori dan Defleksi Galvanometer
Sebuah kumparan (coil) kawat halus digantung di dalam medan magnet yang dihasilkan
oleh sebuah magnet permanen. Menurut hukum dasar gaya elktro magnetic kumparan
tersebut akan berputar di dalam medan magnet bila dialiri oleh arus listrik. Gantungan
kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai pembawa arus dari dan ke
kumparan dan keelastisan serabut tersebut membangkitkan suatu torsi yang melawan
perputaran kumparan. Kumparan akan terus berdefleksi sampai gaya elektromagnetiknya
mengimbangi torsi mekani lawan dari gantungan. Dengan demikian penyimpangan kumparan
merupakan ukuan bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang
dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan sebuah bintik
cahaya yabg telah diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak dari instrument. Fek
optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi massanya nol.
Walaupun galvanometer suspensi bukan instrument yang praktis ataupun portable (mudah
dipindahkan), prinsip-prinsip yang mengatur cara kerjanya diterapkan secara sama terhadap
jenis yang lebih baru yakni mekanisme kumparan putar magnet permanen (PMMC, permanent
magnet moving-coil mechanism).
Juga di sini terdapat sebuah kumparan, digantung di dalam medan magnet sebuah magnet
permann berbentuk sepatu kuda. Kumparan digantug sedemikian sehingga ia dapat berputar
bebas di dalam medan magnet. Bila arus mengalir di dalam kumparan torsi elektromagneik
yang dibangkitkannya akan menyebabkan perputaran kumparan tersebut. Torsi ini diimbangi
oleh torsi mekanis pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan. Kesetimbangan torsi-torsi
dan juga posisi sudut kumparan putar dinyatakan oleh jarum penunjuk terhadap referensi
tertentu yang disebut skala.
Persamaan untuk pengembangan torsi yang diturunkan dari hukum dasar elektromagnetik
adalah:
T = B x A x I x N
Dimana :
T = torsi dalam Newton-meter (N-)m
B = kerapatan fluks di dalam senjang udara (Wb/m2)
A = luas efektif kumparan (m2)
I = arus di dalam kumparan (Ampere)N = jumlah lilitan kumparan putar