galaktosemia
DESCRIPTION
kedokteranTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Galaktosemia, pertama kali ditemukan tahun 1908 oleh dokter Von
Ruess. Galaktosemia adalah varian genetik di mana individu sejak lahir tidak
memiliki kemampuan memetabolisme galaktosa (tidak memiliki aktivitas
enzim galaktosa-1-phosphat uridyltranferase). Sebagai akibatnya pada
individu ini jika mengkonsumi makanan yang mengandung galaktosa akan
terjadi akumulasi galaktosa dalam darahnya yang berimplikasi munculya
berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan pertumbuhan mental
(Arnold,D T. 2007)
Galaktosemia sendiri dibagi menjadi 3 tipe, yaitu classic galactosemia
(tipe 1), defisiensi galaktokinase (tipe 2), defisiensi galactose epimerase(tipe
3). Galactosemia klasik terjadi pada.1 dari 30.000 hingga 60.000 bayi yang
baru lahir di UK, 1: 20,000 di Irlandia. Galactosemia tipe II dan tipe III
kurang umum. Tipe II lebih sedikit yaitu 1 : 100.000 bayi yang baru lahir dan
tipe III sangat jarang. Galactosemia klasik, adalah bentuk yang paling umum
(Elsas,2007).
Galaktosa terdapat pada susu dan produk susu seperti mentega, keju,
atau yoghurt. Pada neonatal, galaktosa didapat dari ASI (susu mengandung
laktosa, yang dipecah menjadi glukosa dan galaktosa). Glukosa akan
termetabolisme, namun galaktosa tidak dapat dimetabolisme yang akhirnya
akan menumpuk di tubuh dan menjadi bersifat toksik. Penumpukan galaktosa
ini jika dibiarkan dapat mengakibatkan hepatomegali, sirosis, cacat mental,
kurang gizi, dan katarak, dan ikterus (Chung,1997).
Hidup dengan galaktosemia membutuhkan terapi seumur hidup.
Menurut penelitian yang dilakukan pada 75 anggota Dutch Galactosemia
Society beserta keluarganya didapatkan bahwa hidup dengan galaktosemia
sangat mempengaruhi kualitas hidup (Health-Related Quality of Life
Consequence) penderita, terutama masalah pencernaan,fungsi kognitif, dan
1
social (Bosch,2004). Oleh karena itu pembatasan diet yang mengandung
laktosa dan galaktosa harus dilakukan untuk mencegah manifestasi lanjut dari
penyakit ini. Mengingat prevalensinya yang sering, dan manifestasinya nyata,
maka tulisan ini akan membahas mengenai galaktosemia khususnya
galaktosemia klasik.
1.2 Tujuan
Mengetahui penyakit galaktosemia
Mengetahui metabolisme galaktosa yang berperan terhadap
patofisiologi galaktosemia
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Galaktosemia
Galaktosemia yang berarti "galaktosa dalam darah" adalah suatu
bentuk kelainan genetik akibat tubuh tidak mampu memecah galaktosa
(ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya). Normalnya, tubuh memecah
laktosa menjadi galaktosa dan kemudian menjadi glukosa yang digunakan
untuk energi. Orang yang mempunyai masalah galactosemia mencerna
galaktosa dari makanan yang mereka makan. Pada galactosemia, tidak ada
enzim GALT (galaktosa-1-fosfat uridyl transferase), yang mengubah
galaktosa menjadi glukosa. Tanpa enzim ini, terjadi penumpukan galaktosa di
dalam darah( Berry, 2008)
2.2 Prevalensi
Galactosemia pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh dokter
Von Ruess. Galactosemia Klasik terjadi pada 1 dari 30.000 hingga 60.000
bayi yang baru lahir di UK, 1: 20,000 di Irlandia. Galactosemia tipe II dan tipe
III kurang umum. Tipe II lebih sedikit yaitu 1 : 100.000 bayi yang baru lahir
dan tipe III sangat jarang(Elsas,2007)..
2.3 Etiologi
TIPE GEN LOKUS ENZIM PENYAKITType 1 GALT 9p13 Galactose 1 phosphate
uridyl transferaseClassic galactosemia
Tipe 2 GALK 1 17 q 24 Galaktokinase Galaktokinase defisiensi
Tipe 3 GALE 1 p 36 p 35 UDP galactose epimerase
Galactose epimerase deficiency
Klasik galaktosemia disebabkan mutasi gen GALT pada kromosom 9,
yang diturunkan secara autosomal resesif. Setiap orang memiliki sepasang gen
yang membuat enzim GALT. Pada anak-anak dengan galactosemia, gen ini
3
tidak bekerja dengan benar. Anak-anak ini mewarisi satu gen yang abnormal
dari masing-masing orangtua. Bila kedua orang tua adalah karier maka ada
25% kesempatan dalam setiap kehamilan dengan galactosemia, ada 50%
kesempatan bagi anak untuk menjadi carrier, seperti orang tua, dan ada 25%
kesempatan bagi anak normal (Hill,2008).
2.4 Metabolisme galaktosa
Galaktosa adalah gula heksosa ditemukan dalam laktosa disakarida.
Galaktosa memiliki enam karbon seperti glukosa dan berbeda dari glukosa hanya
dalam stereokimia satu karbon, C4. Galaktosa harus diubah menjadi glukosa
sebelum masuk glikolisis. Dr Luis Leloir memenangkan Hadiah Nobel tahun
1970 atas kontribusinya pada pemahaman metabolisme galaktosa. Jalur ini
dimulai dengan fosforilasi dari ATP pada posisi C-1 oleh galactokinase
Galaktosa berasal dari hidrolisis laktosa didalam intestinum
Galaktosa oleh galaktokinase akan diubah menjadi galaktosa 1 fosfat
Galaktosa 1 fosfat bereaksi dengan UDPGlucose membentuk
UDPGalactose dan glukosa1 fosfat
Disini galaktosa dipindahkan pada posisi UDPGlucose untuk
menggantikan glukosa oleh enzim galaktosa 1 fosfat uridil
transferase(GALT)
4
Bagian galaktosa dari UDP Galactose kemudian mengalami epimerasi
oleh UDP -galaktosa4-epimerase(GALE)
Ringkasan reaksi yang dikatalisis ketiga enzim diatas
Galaktosa+ ATP Glukosa1 fosfat+ ADP + H+
Glukosa 1 fosfat yang dibentuk dari galaktosa, mengalami isomerisasi
menjadi glukosa 6 fosfat oleh fosfoglukomutase
Dalam sintesis laktosa, dikelenjar mamae, glukosa diubah menjadi
UDPGal oleh enzyme epimerase diatas
UDPGal mengadakan kondensasi dengan glukosa menghasilkan laktosa
oleh kerja laktosasintase (Power,2008)
5
Glucose 6 phospate Glucose
2.5 Patogenesis
Selama pencernaan, laktosa dipecah menjadi galaktosa dan glukosa., oleh
enzim lactase. Kemudian galaktosa lebih lanjut diubah oleh tubuh menjadi
glukosa sehingga dapat digunakan sebagai energi. Galactosemia terjadi ketika
sebuah enzim, yang disebut 'galaktosa-1-fosfat uridyl transferase ' (GALT) hilang
6
atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tugas enzim ini adalah mengubah
galaktosa menjadi glukosa. Ketika enzim GALT hilang atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, galaktosa tidak bisa diubah menjadi glukosa sehingga
menumpuk di dalam darah dalam jumlah besar. Jika tidak diobati, kelebihan
galaktosa akan mempengaruhi banyak bagian tubuh dan, dari waktu ke waktu,
dapat membahayakan jiwa (Power,2009)
2.6 Gejala klinis
Ada beberapa bayi yang kondisinya pada saat dilahirkan mempunyai sifat
menolak tipe karbohidrat tertentu yang terdapat dalam makanan. Salah satu jenis
yang sering terlibat ialah laktosa. Sering kali kelainan ini disebabkan oleh
kelainan metabolisme bawaan, karena tidak adanya aktifitas beberapa enzim
tertentu yang berperan pada proses metabolism(Minnesota,2009).
Laktosa merupakan sumber karbohidrat utama untuk bayi yang baru lahir.
Disakarida yang tidak dapat difermentasi ini terdapat pada susu dan hasil
olahannya. Melalui kelenjar susu, laktosa dibentuk dari gula darah (glukosa).
Saat susu diminum oleh bayi, laktosa akan mengalami hidrolisis dalam usus
halus menjadi glukosa dan galaktosa. Dalam hati, galaktosa lalu diubah dengan
cepat menjadi glukosa. Begitu cepatnya proses tersebut sehingga galaktosa
biasanya tidak bisa terdeteksi pada darah bayi, kecuali si bayi mengalami
kerusakan hati. Jika terdapat kelainan bawaan metabolisme, laktosa diserap
melalui lambung tanpa mengalami proses hidrolisis yang kemudian akan
mempengaruhi fungsi hati dan ginjal(Minnesota,2009)..
Tanda awal galaktosemia pada bayi adalah sulit minum dan ikterus yang
berkepanjangan. Galactosemia pada bayi dengan gejala diare dan muntah-muntah
dalam beberapa hari minum susu atau formula yang mengandung laktosa.
Beberapa efek awal lain yang tidak diobati akibat galactosemia meliputi:
Gagal tumbuh
Letargi
Iritabilitas
7
Galaktosa dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa gejala berat: gagal ginjal,
pembesaran hati, katarak dan keterbelakangan mental, keterlambatan bicara,
gangguan fungsi kognitif, dan fungsi motorik. Galaktosa yang meningkat didalam
darah,di dalam mata akan dikatalisir oleh aldosa reduktase menjadi poliol
(galaktiol). Penumpukan senyawa ini akan menyebabkan katarak.
2.7 Diagnosis
Diagnosis galactosemia ditegakkan dengan pemeriksaan darah maupun
urin. Bayi yang baru lahir diskrining untuk mendeteksi galactosemia klasik karena
kekurangan enzim galaktosa-1-fosfat uridyl transferase (GALT). Skrining primer
dilakukan dengan fluorometric assay. Tes ini menentukan tingkat galaktosa dalam
spesimen darah dan, skrining yang kedua,dengan Beutler assay dari spesimen
dilakukan untuk mengukur aktivitas enzim GALT. False negatif dan hasil positif
palsu dapat terjadi pada tes ini. Bayi yang belum menerima laktosa (susu) atau
minum susu formula kedelai mungkin tidak mengalami peningkatan kadar
galaktosa dan tetap harus dicek dengan Beutler tes, terlepas dari kadar galaktosa.
Bayi dengan tes skrining positif (tidak ada aktivitas GALT terdeteksi atau
galaktosa) membutuhkan tindak lanjut segera. (Arnold,2007)
Di dalam urin ditemukan galaktosa dan galaktose 1-fostate. Untuk
memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah dan sel-sel hati, yang akan
menunjukkan tidak adanya enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Pada klasik
(G / G) galactosemia, aktivitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol;
pada Duarte varian (D / G) galactosemia, aktivitas enzim GALT adalah antara 5%
8
sampai 20% dari nilai kontrol. Pengujian genetika molekuler GALT, dengan
pengkodean gen galaktosa-1-fosfat uridyltransferase, dapat dideteksi untuk
skrining bayi ( Elsas 2000)
Pasien dengan tes skrining positif (tingkat Galt ≤2,0 U / gHb) atau gejala
positif harus diet bebas laktosa atau galaktosa. Pasien dengan tes skrining positif
dengan tingkat Galt> 2,0 tidak perlu perubahan diet. Duarte galactosemia (Dg),
tidak memerlukan pembatasan diet. pemantauan rutin darah RBC gal-1-P dan
urin,adanya galactitol, tes reduksi urin positif (tes dipstick).
Dua tes skrining digunakan untuk bayi dengan galactosemia yaitu dengan
tes Beutler dan tes Hill. Bahkan tes ketiga, yang disebut "Florida test", juga
biasanya dilakukan pada semua galactosemia. Beutler untuk mendeteksi tingkat
enzim bayi. Oleh karena itu, asupan susu formula atau ASI tidak mempengaruhi
hasil dari skrining. Dua tes skrining sekarang ini digunakan untuk mendeteksi
galactosemia. Tes fluoresensi GALT tergantung enzim yang dihasilkan dalam sel
darah merah. Tes ini abnormal ketika aktivitas enzim berkurang atau tidak ada,
tidak fluoresensi yang diamati. Pasien dengan galactosemia klasik tidak memiliki
aktivitas enzim. Pasien dengan bentuk varian enzimnya berkurang tetapi tidak
memilki aktivitas dan fluoresensi. GALT sensitif terhadap panas, sehingga dapat
berakibat positif palsu jika sampel rusak. Karena tes aktivitas enzim dalam sel
darah merah, negatif palsu dapat disebabkan oleh transfusi darah (spesimen
skrining bayi yang baru lahir harus selalu diperoleh sebelum bayi menerima
transfusi darah (Arnold,2007).
Total galaktosa ditentukan menggunakan fluorometric atau tes metabolit
colorimetric untuk mendeteksi akumulasi galaktosa darah. Metode pengujian ini
tergantung pada konsumsi laktosa. Jika darah total galaktosa meningkat dan
GALT normal, maka bisa disebabkan karena kekurangan galactokinase atau UDP-
galaktosa-4-epimerase. Seperti halnya uji laboratorium, baik negatif palsu dan
hasil-hasil positif palsu mungkin terjadi. Uji elektroforesis isoelektrik GALT
membantu membedakan bentuk varian seperti Duarte (tipe II).
9
Galactose tests (blood or urine)Normal: Negative (galactosemia is not present)
Abnormal: Positive (galactosemia is present)
Galactose transferase enzyme test (blood)Normal: 18.5–28.5 units per gram (U/g) of hemoglobin
Abnormal:
Less than 5 U/g of hemoglobin (the person has galactosemia)
5–18.4 U/g of hemoglobin (carrier)
2.8 Terapi
Satu-satunya cara untuk mengobati galactosemia adalah melalui
pembatasan diet. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang
mengandung laktosa dan galaktosa, termasuk susu, keju, dan yoghurt, kacang-
kacangan.
Pencegahan bila gejala awal muncul bila aktivitas enzim GALT yang
kurang dari 10% dari aktivitas kontrol dan galaktosa-1-phosphate yang lebih besar
dari 10 mg / hari dengan intervensi makanan pada bayi dengan mengganti semua
produk susu dengan formula (misalnya, Isomil ® atau Prosobee ® atau bebelac
FL, NAN FL, Nutrilon Soya) yang mengandung sukrosa, fruktosa, dan non-
galaktosa polikarbohidrat dan non laktosa. Pencegahan komplikasi sekunder:
pemberian suplemen kalsium 750 mg / hari pada neonatus dan lebih dari 1200
mg / hari pada anak-anak (Minnesota,2009).
2.9 Prognosis
Pemeriksaan lanjut anak yang ditangani sejak lahir atau dalam 2 bulan
pertama kehidupan setelah gejala muncul menunjukkan komplikasi jangka
panjang, seperti katarak, bicara tidak normal, gangguan kognitif, retardasi
pertumbuhan, dan keterlambatan motorik. Temuan ini menunjukkan bahwa
menghilangkan sumber galaktosa tidak secara bermakna memperbaiki hasil.
Strategi terapeutik baru, seperti meningkatkan aktivitas transferase residual,
mengganti metabolit yang hilang atau menggunakan terapi penggantian gen,
diperlukan untuk memperbaiki prognosis.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Galaktosemia adalah kelainan genetik (autosomal resesif) di mana
individu sejak lahir tidak memiliki kemampuan memetabolisme galaktosa
karena tidak memiliki aktivitas enzim galaktosa-1-phosphat uridyl
tranferase.
Galaktosa terdapat pada susu dan produk susu seperti mentega, keju, atau
yoghurt.
Penumpukan galaktosa ini jika dibiarkan dapat mengakibatkan
hepatomegali, sirosis, cacat mental, kurang gizi, dan katarak, dan ikterus.
Penegakkan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan penunjang dengan
mengukur kadar enzim pada darah atau urin.
Pembatasan diet bebas laktosa dan galaktosa diperlukan untuk mencegah
komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
11
Arnold,D T. 2007.Galactosemia Information for Physicians and Other Health Care Providers http://www.idph.state.il.us/HealthWellness/fs/galactosemia.htm. diakses 2 Maret 2010
Berry ,2008. Galactose-1-Phosphate Uridyltransferase Deficiency (Galactosemia).http.emedicine.com, diakses 2 Maret 2010
Bosch,M.A Martha A. Grootenhuis, Henk D. Bakker, Hugo S.A. Heijmans, A. Wijburg and Bob F.2004. Living With Classical Galactosemia: Health-
Related Quality of Life.Journal of American Pediatrics e423-e428
Chung.M A, 1997. Galactosemia in infancy: diagnosis, management, and prognosis. Pediatric Nursing, diakses 2 Maret 2010
Elsas.L.J.2007. Galactosemia . [Classic Galactosemia, GALT Deficiency, Galactose-1-Phosphate Uridyltransferase Deficiency. Includes: Variant Galactosemias], diakses 2 Maret 2010
Hill,L.2008.Galactosemia Genetic home reference. http.www. ghr.nlm.nih.gov/condition=galactosemia diakses 2 Maret 2010
Minnesota,2009. Minnesota Children with Special Health Needs (MCSHN). Galactosemia (GALT) www.health.state.mn.us/divs/fh/mcshn/ncfu/cond/galt.htm, diakses 4 Maret, 2009
Power,D.L 2005. Newborn Screening Case Management www.dshs.state.tx.us/newborn/handbook.shtm, diakses 4 Maret, 2009
12