galaktosemia

22
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Galaktosemia, pertama kali ditemukan tahun 1908 oleh dokter Von Ruess. Galaktosemia adalah varian genetik di mana individu sejak lahir tidak memiliki kemampuan memetabolisme galaktosa (tidak memiliki aktivitas enzim galaktosa-1-phosphat uridyltranferase). Sebagai akibatnya pada individu ini jika mengkonsumi makanan yang mengandung galaktosa akan terjadi akumulasi galaktosa dalam darahnya yang berimplikasi munculya berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan pertumbuhan mental (Arnold,D T. 2007) Galaktosemia sendiri dibagi menjadi 3 tipe, yaitu classic galactosemia (tipe 1), defisiensi galaktokinase (tipe 2), defisiensi galactose epimerase(tipe 3). Galactosemia klasik terjadi pada.1 dari 30.000 hingga 60.000 bayi yang baru lahir di UK, 1: 20,000 di Irlandia. Galactosemia tipe II dan tipe III kurang umum. Tipe II lebih sedikit yaitu 1 : 100.000 bayi yang baru lahir dan tipe III sangat jarang. Galactosemia klasik, adalah bentuk yang paling umum (Elsas,2007). 1

Upload: dianrich4

Post on 08-Jul-2016

236 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Galaktosemia, pertama kali ditemukan tahun 1908 oleh dokter Von

Ruess. Galaktosemia adalah varian genetik di mana individu sejak lahir tidak

memiliki kemampuan memetabolisme galaktosa (tidak memiliki aktivitas

enzim galaktosa-1-phosphat uridyltranferase). Sebagai akibatnya pada

individu ini jika mengkonsumi makanan yang mengandung galaktosa akan

terjadi akumulasi galaktosa dalam darahnya yang berimplikasi munculya

berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan pertumbuhan mental

(Arnold,D T. 2007)

Galaktosemia sendiri dibagi menjadi 3 tipe, yaitu classic galactosemia

(tipe 1), defisiensi galaktokinase (tipe 2), defisiensi galactose epimerase(tipe

3). Galactosemia klasik terjadi pada.1 dari 30.000 hingga 60.000 bayi yang

baru lahir di UK, 1: 20,000 di Irlandia. Galactosemia tipe II dan tipe III

kurang umum. Tipe II lebih sedikit yaitu 1 : 100.000 bayi yang baru lahir dan

tipe III sangat jarang. Galactosemia klasik, adalah bentuk yang paling umum

(Elsas,2007).

Galaktosa terdapat pada susu dan produk susu seperti mentega, keju,

atau yoghurt. Pada neonatal, galaktosa didapat dari ASI (susu mengandung

laktosa, yang dipecah menjadi glukosa dan galaktosa). Glukosa akan

termetabolisme, namun galaktosa tidak dapat dimetabolisme yang akhirnya

akan menumpuk di tubuh dan menjadi bersifat toksik. Penumpukan galaktosa

ini jika dibiarkan dapat mengakibatkan hepatomegali, sirosis, cacat mental,

kurang gizi, dan katarak, dan ikterus (Chung,1997).

Hidup dengan galaktosemia membutuhkan terapi seumur hidup.

Menurut penelitian yang dilakukan pada 75 anggota Dutch Galactosemia

Society beserta keluarganya didapatkan bahwa hidup dengan galaktosemia

sangat mempengaruhi kualitas hidup (Health-Related Quality of Life

Consequence) penderita, terutama masalah pencernaan,fungsi kognitif, dan

1

social (Bosch,2004). Oleh karena itu pembatasan diet yang mengandung

laktosa dan galaktosa harus dilakukan untuk mencegah manifestasi lanjut dari

penyakit ini. Mengingat prevalensinya yang sering, dan manifestasinya nyata,

maka tulisan ini akan membahas mengenai galaktosemia khususnya

galaktosemia klasik.

1.2 Tujuan

Mengetahui penyakit galaktosemia

Mengetahui metabolisme galaktosa yang berperan terhadap

patofisiologi galaktosemia

2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Galaktosemia

Galaktosemia yang berarti "galaktosa dalam darah" adalah suatu

bentuk kelainan genetik akibat tubuh tidak mampu memecah galaktosa

(ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya). Normalnya, tubuh memecah

laktosa menjadi galaktosa dan kemudian menjadi glukosa yang digunakan

untuk energi. Orang yang mempunyai masalah galactosemia mencerna

galaktosa dari makanan yang mereka makan. Pada galactosemia, tidak ada

enzim GALT (galaktosa-1-fosfat uridyl transferase), yang mengubah

galaktosa menjadi glukosa. Tanpa enzim ini, terjadi penumpukan galaktosa di

dalam darah( Berry, 2008)

2.2 Prevalensi

Galactosemia pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh dokter

Von Ruess. Galactosemia Klasik terjadi pada 1 dari 30.000 hingga 60.000

bayi yang baru lahir di UK, 1: 20,000 di Irlandia. Galactosemia tipe II dan tipe

III kurang umum. Tipe II lebih sedikit yaitu 1 : 100.000 bayi yang baru lahir

dan tipe III sangat jarang(Elsas,2007)..

2.3 Etiologi

TIPE GEN LOKUS ENZIM PENYAKITType 1 GALT 9p13 Galactose 1 phosphate

uridyl transferaseClassic galactosemia

Tipe 2 GALK 1 17 q 24 Galaktokinase Galaktokinase defisiensi

Tipe 3 GALE 1 p 36 p 35 UDP galactose epimerase

Galactose epimerase deficiency

Klasik galaktosemia disebabkan mutasi gen GALT pada kromosom 9,

yang diturunkan secara autosomal resesif. Setiap orang memiliki sepasang gen

yang membuat enzim GALT. Pada anak-anak dengan galactosemia, gen ini

3

tidak bekerja dengan benar. Anak-anak ini mewarisi satu gen yang abnormal

dari masing-masing orangtua. Bila kedua orang tua adalah karier maka ada

25% kesempatan dalam setiap kehamilan dengan galactosemia, ada 50%

kesempatan bagi anak untuk menjadi carrier, seperti orang tua, dan ada 25%

kesempatan bagi anak normal (Hill,2008).

2.4 Metabolisme galaktosa

Galaktosa adalah gula heksosa ditemukan dalam laktosa disakarida.

Galaktosa memiliki enam karbon seperti glukosa dan berbeda dari glukosa hanya

dalam stereokimia satu karbon, C4. Galaktosa harus diubah menjadi glukosa

sebelum masuk glikolisis. Dr Luis Leloir memenangkan Hadiah Nobel tahun

1970 atas kontribusinya pada pemahaman metabolisme galaktosa. Jalur ini

dimulai dengan fosforilasi dari ATP pada posisi C-1 oleh galactokinase

Galaktosa berasal dari hidrolisis laktosa didalam intestinum

Galaktosa oleh galaktokinase akan diubah menjadi galaktosa 1 fosfat

Galaktosa 1 fosfat bereaksi dengan UDPGlucose membentuk

UDPGalactose dan glukosa1 fosfat

Disini galaktosa dipindahkan pada posisi UDPGlucose untuk

menggantikan glukosa oleh enzim galaktosa 1 fosfat uridil

transferase(GALT)

4

Bagian galaktosa dari UDP Galactose kemudian mengalami epimerasi

oleh UDP -galaktosa4-epimerase(GALE)

Ringkasan reaksi yang dikatalisis ketiga enzim diatas

Galaktosa+ ATP Glukosa1 fosfat+ ADP + H+

Glukosa 1 fosfat yang dibentuk dari galaktosa, mengalami isomerisasi

menjadi glukosa 6 fosfat oleh fosfoglukomutase

Dalam sintesis laktosa, dikelenjar mamae, glukosa diubah menjadi

UDPGal oleh enzyme epimerase diatas

UDPGal mengadakan kondensasi dengan glukosa menghasilkan laktosa

oleh kerja laktosasintase (Power,2008)

5

Glucose 6 phospate Glucose

2.5 Patogenesis

Selama pencernaan, laktosa dipecah menjadi galaktosa dan glukosa., oleh

enzim lactase. Kemudian galaktosa lebih lanjut diubah oleh tubuh menjadi

glukosa sehingga dapat digunakan sebagai energi. Galactosemia terjadi ketika

sebuah enzim, yang disebut 'galaktosa-1-fosfat uridyl transferase ' (GALT) hilang

6

atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tugas enzim ini adalah mengubah

galaktosa menjadi glukosa. Ketika enzim GALT hilang atau tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, galaktosa tidak bisa diubah menjadi glukosa sehingga

menumpuk di dalam darah dalam jumlah besar. Jika tidak diobati, kelebihan

galaktosa akan mempengaruhi banyak bagian tubuh dan, dari waktu ke waktu,

dapat membahayakan jiwa (Power,2009)

2.6 Gejala klinis

Ada beberapa bayi yang kondisinya pada saat dilahirkan mempunyai sifat

menolak tipe karbohidrat tertentu yang terdapat dalam makanan. Salah satu jenis

yang sering terlibat ialah laktosa. Sering kali kelainan ini disebabkan oleh

kelainan metabolisme bawaan, karena tidak adanya aktifitas beberapa enzim

tertentu yang berperan pada proses metabolism(Minnesota,2009).

Laktosa merupakan sumber karbohidrat utama untuk bayi yang baru lahir.

Disakarida yang tidak dapat difermentasi ini terdapat pada susu dan hasil

olahannya. Melalui kelenjar susu, laktosa dibentuk dari gula darah (glukosa).

Saat susu diminum oleh bayi, laktosa akan mengalami hidrolisis dalam usus

halus menjadi glukosa dan galaktosa. Dalam hati, galaktosa lalu diubah dengan

cepat menjadi glukosa. Begitu cepatnya proses tersebut sehingga galaktosa

biasanya tidak bisa terdeteksi pada darah bayi, kecuali si bayi mengalami

kerusakan hati. Jika terdapat kelainan bawaan metabolisme, laktosa diserap

melalui lambung tanpa mengalami proses hidrolisis yang kemudian akan

mempengaruhi fungsi hati dan ginjal(Minnesota,2009)..

Tanda awal galaktosemia pada bayi adalah sulit minum dan ikterus yang

berkepanjangan. Galactosemia pada bayi dengan gejala diare dan muntah-muntah

dalam beberapa hari minum susu atau formula yang mengandung laktosa.

Beberapa efek awal lain yang tidak diobati akibat galactosemia meliputi:

Gagal tumbuh

Letargi

Iritabilitas

7

Galaktosa dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa gejala berat: gagal ginjal,

pembesaran hati, katarak dan keterbelakangan mental, keterlambatan bicara,

gangguan fungsi kognitif, dan fungsi motorik. Galaktosa yang meningkat didalam

darah,di dalam mata akan dikatalisir oleh aldosa reduktase menjadi poliol

(galaktiol). Penumpukan senyawa ini akan menyebabkan katarak.

2.7 Diagnosis

Diagnosis galactosemia ditegakkan dengan pemeriksaan darah maupun

urin. Bayi yang baru lahir diskrining untuk mendeteksi galactosemia klasik karena

kekurangan enzim galaktosa-1-fosfat uridyl transferase (GALT). Skrining primer

dilakukan dengan fluorometric assay. Tes ini menentukan tingkat galaktosa dalam

spesimen darah dan, skrining yang kedua,dengan Beutler assay dari spesimen

dilakukan untuk mengukur aktivitas enzim GALT. False negatif dan hasil positif

palsu dapat terjadi pada tes ini. Bayi yang belum menerima laktosa (susu) atau

minum susu formula kedelai mungkin tidak mengalami peningkatan kadar

galaktosa dan tetap harus dicek dengan Beutler tes, terlepas dari kadar galaktosa.

Bayi dengan tes skrining positif (tidak ada aktivitas GALT terdeteksi atau

galaktosa) membutuhkan tindak lanjut segera. (Arnold,2007)

Di dalam urin ditemukan galaktosa dan galaktose 1-fostate. Untuk

memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah dan sel-sel hati, yang akan

menunjukkan tidak adanya enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Pada klasik

(G / G) galactosemia, aktivitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol;

pada Duarte varian (D / G) galactosemia, aktivitas enzim GALT adalah antara 5%

8

sampai 20% dari nilai kontrol. Pengujian genetika molekuler GALT, dengan

pengkodean gen galaktosa-1-fosfat uridyltransferase, dapat dideteksi untuk

skrining bayi ( Elsas 2000)

Pasien dengan tes skrining positif (tingkat Galt ≤2,0 U / gHb) atau gejala

positif harus diet bebas laktosa atau galaktosa. Pasien dengan tes skrining positif

dengan tingkat Galt> 2,0 tidak perlu perubahan diet. Duarte galactosemia (Dg),

tidak memerlukan pembatasan diet. pemantauan rutin darah RBC gal-1-P dan

urin,adanya galactitol, tes reduksi urin positif (tes dipstick).

Dua tes skrining digunakan untuk bayi dengan galactosemia yaitu dengan

tes Beutler dan tes Hill. Bahkan tes ketiga, yang disebut "Florida test", juga

biasanya dilakukan pada semua galactosemia. Beutler untuk mendeteksi tingkat

enzim bayi. Oleh karena itu, asupan susu formula atau ASI tidak mempengaruhi

hasil dari skrining. Dua tes skrining sekarang ini digunakan untuk mendeteksi

galactosemia. Tes fluoresensi GALT tergantung enzim yang dihasilkan dalam sel

darah merah. Tes ini abnormal ketika aktivitas enzim berkurang atau tidak ada,

tidak fluoresensi yang diamati. Pasien dengan galactosemia klasik tidak memiliki

aktivitas enzim. Pasien dengan bentuk varian enzimnya berkurang tetapi tidak

memilki aktivitas dan fluoresensi. GALT sensitif terhadap panas, sehingga dapat

berakibat positif palsu jika sampel rusak. Karena tes aktivitas enzim dalam sel

darah merah, negatif palsu dapat disebabkan oleh transfusi darah (spesimen

skrining bayi yang baru lahir harus selalu diperoleh sebelum bayi menerima

transfusi darah (Arnold,2007).

Total galaktosa ditentukan menggunakan fluorometric atau tes metabolit

colorimetric untuk mendeteksi akumulasi galaktosa darah. Metode pengujian ini

tergantung pada konsumsi laktosa. Jika darah total galaktosa meningkat dan

GALT normal, maka bisa disebabkan karena kekurangan galactokinase atau UDP-

galaktosa-4-epimerase. Seperti halnya uji laboratorium, baik negatif palsu dan

hasil-hasil positif palsu mungkin terjadi. Uji elektroforesis isoelektrik GALT

membantu membedakan bentuk varian seperti Duarte (tipe II).

9

Galactose tests (blood or urine)Normal: Negative (galactosemia is not present)

Abnormal: Positive (galactosemia is present) 

Galactose transferase enzyme test (blood)Normal: 18.5–28.5 units per gram (U/g) of hemoglobin

Abnormal:

Less than 5 U/g of hemoglobin (the person has galactosemia)

5–18.4 U/g of hemoglobin (carrier)

2.8 Terapi

Satu-satunya cara untuk mengobati galactosemia adalah melalui

pembatasan diet. Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang

mengandung laktosa dan galaktosa, termasuk susu, keju, dan yoghurt, kacang-

kacangan.

Pencegahan bila gejala awal muncul bila aktivitas enzim GALT yang

kurang dari 10% dari aktivitas kontrol dan galaktosa-1-phosphate yang lebih besar

dari 10 mg / hari dengan intervensi makanan pada bayi dengan mengganti semua

produk susu dengan formula (misalnya, Isomil ® atau Prosobee ® atau bebelac

FL, NAN FL, Nutrilon Soya) yang mengandung sukrosa, fruktosa, dan non-

galaktosa polikarbohidrat dan non laktosa. Pencegahan komplikasi sekunder:

pemberian suplemen kalsium 750 mg / hari pada neonatus dan lebih dari 1200

mg / hari pada anak-anak (Minnesota,2009).

2.9 Prognosis

Pemeriksaan lanjut anak yang ditangani sejak lahir atau dalam 2 bulan

pertama kehidupan setelah gejala muncul menunjukkan komplikasi jangka

panjang, seperti katarak, bicara tidak normal, gangguan kognitif, retardasi

pertumbuhan, dan keterlambatan motorik. Temuan ini menunjukkan bahwa

menghilangkan sumber galaktosa tidak secara bermakna memperbaiki hasil.

Strategi terapeutik baru, seperti meningkatkan aktivitas transferase residual,

mengganti metabolit yang hilang atau menggunakan terapi penggantian gen,

diperlukan untuk memperbaiki prognosis.

10

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Galaktosemia adalah kelainan genetik (autosomal resesif) di mana

individu sejak lahir tidak memiliki kemampuan memetabolisme galaktosa

karena tidak memiliki aktivitas enzim galaktosa-1-phosphat uridyl

tranferase.

Galaktosa terdapat pada susu dan produk susu seperti mentega, keju, atau

yoghurt.

Penumpukan galaktosa ini jika dibiarkan dapat mengakibatkan

hepatomegali, sirosis, cacat mental, kurang gizi, dan katarak, dan ikterus.

Penegakkan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan penunjang dengan

mengukur kadar enzim pada darah atau urin.

Pembatasan diet bebas laktosa dan galaktosa diperlukan untuk mencegah

komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

11

Arnold,D T. 2007.Galactosemia Information for Physicians and Other Health Care Providers http://www.idph.state.il.us/HealthWellness/fs/galactosemia.htm. diakses 2 Maret 2010

Berry ,2008. Galactose-1-Phosphate Uridyltransferase Deficiency (Galactosemia).http.emedicine.com, diakses 2 Maret 2010

Bosch,M.A Martha A. Grootenhuis, Henk D. Bakker, Hugo S.A. Heijmans, A. Wijburg and Bob F.2004. Living With Classical Galactosemia: Health-

Related Quality of Life.Journal of American Pediatrics e423-e428

Chung.M A, 1997. Galactosemia in infancy: diagnosis, management, and prognosis. Pediatric Nursing, diakses 2 Maret 2010

Elsas.L.J.2007. Galactosemia . [Classic Galactosemia, GALT Deficiency, Galactose-1-Phosphate Uridyltransferase Deficiency. Includes: Variant Galactosemias], diakses 2 Maret 2010

Hill,L.2008.Galactosemia Genetic home reference. http.www. ghr.nlm.nih.gov/condition=galactosemia diakses 2 Maret 2010

Minnesota,2009. Minnesota Children with Special Health Needs (MCSHN). Galactosemia (GALT) www.health.state.mn.us/divs/fh/mcshn/ncfu/cond/galt.htm, diakses 4 Maret, 2009

Power,D.L 2005. Newborn Screening Case Management www.dshs.state.tx.us/newborn/handbook.shtm, diakses 4 Maret, 2009

12

13

14

15

16