gairah fashion indonesia di panggung dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia lenggak-lenggok...

20
Vol. 6 • Desember 2017 Peggy Hartanto Sukses Menjadi Global Stockist Khanaan Shamlan Batik dengan Detail yang Apik Jenahara Nasution Mengusung Gaya Dinamis dan Wearable Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia Kiprah Para Desainer Muda Memasuki Pasar Global Lusiana Limono Kain Rajutan dan Sentuhan Batik Modern

Upload: nguyenkiet

Post on 25-Aug-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Vol. 6 • Desember 2017

Peggy HartantoSukses Menjadi Global Stockist

Khanaan ShamlanBatik dengan Detail yang Apik

Jenahara NasutionMengusung Gaya Dinamis dan Wearable

Gairah Fashion Indonesia di Panggung DuniaKiprah Para Desainer Muda Memasuki Pasar Global

Lusiana LimonoKain Rajutan dan Sentuhan Batik Modern

Page 2: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

C O V E R S T O R Y

Jakarta Fashion Week Foto: Afri PrasetyoDesain baju: Rinaldy Yunardi

10-13 | P R O F I L

PEGGY HARTANTO

BESAR KARENA SADAR AKAN PENTINGNYA TIM YANG SOLID

08-09 | P R O F I L

JENAHARA NASUTIONGAYA DINAMIS DAN WEARABLE

04-07 | W A C A N A

GAIRAH FASHION INDONESIA DI PANGGUNG DUNIA

Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan kiprah fashion Indonesia ke tingkat dunia. Di ajang ini diharapkan para desainar muda tanah air memasuki pasar global.

Sebuah brand harus memiliki satu tim yang masing-masing memiliki peran mulai dari marketing, business, dan produksi.

14-15 | P R O F I L

KHANAAN SHAMLANMENGOMBINASIKAN BATIK DENGAN DETAIL YANG APIK

18 | G A L E R I F O T O

Reta

s

17 | P R O F I L

HANNIE HANANTO RANCANGAN SEDERHANA TAPI TEGASMemiliki latar belakang sebagai arsitek, Hannie membawa seni gambar ke dalam industri mode Indonesia.

16 | P R O F I L

LUSIANA LIMONO PRIMADONA RAJUTAN DAN BATIKBenang dan kain bisa menjadi karya seni bernilai tinggi dan menjadi daya jual yang cukup memikat.

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

D A F T A R I S I0302

Page 3: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Kekuatan ekonomi kreatif bersumber pada kemampuan kita mengelola keragaman budaya.

Badan Ekonomi Kreatif adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggungjawab di bidang ekonomi kreatif dengan enam belas subsektor.

Kantor

Gedung Kementerian BUMN, Lt 15, 17, 18Jl. Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat - 10110.

Email

[email protected]

Twitter

@bekrafid

Pengelola Media

GRID Kompas Gramedia www.bekraf.go.id

Triawan MunafKepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia

Pentingnya Keberagaman dalam Pengelolaan Ekonomi Kreatif

Seperti kita ketahui bersama, setelah kuliner, fashion adalah penyumbang kedua terbesar pendapatan domestik bruto (PDB) untuk industri kreatif. Bahkan untuk ekspor, fashion menyumbang PDB paling tinggi, disusul kuliner dan kerajinan atau kriya.

Jakarta Fashion Week 2018 lalu bagian penting dari kegiatan industri fashion di negeri kita. Ini adalah upaya melahirkan desainer-desainer baru yang siap masuk ke dunia retail. Untuk mengarah ke sana, saya selalu menekankan pentingnya keragaman dalam konteks pengelolaan ekonomi. Semakin sering saya berkeliling Indonesia, semakin saya yakin bahwa kekuatan ekonomi negeri di masa depan bersumber pada kemampuan kita mengelola keragaman budayanya.

Semakin banyak kreativitas baru dilahirkan dari rahim-rahim budaya, semakin dibutuhkan panggung-panggung untuk memasarkannya. Dan dari situlah, tercipta nilai ekonomi bagi kesejahteraan semua.

Dengan mengelola keberagaman, kita menguatkan komitmen untuk mendukung industri kreatif fashion. Harapannya bisa lebih luas lagi ke depannya, termasuk memperluas Indonesia Fashion Forward (IFF) agar menjangkau lebih banyak pelaku kreatif. IFF menjadi wadah bagai para desainer. Semakin banyak bersaing di ranah global, kualitas desainer Indonesia semakin baik.

E D I T O R I A L

Page 4: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan kiprah fashion Indonesia ke tingkat dunia. Di ajang ini diharapkan para desainar muda tanah air memasuki pasar global.

Fashion bukan sekadar wacana mengenai cara berpakaian, tetapi juga gabungan dari berbagai lingkup kehidupan seperti bisnis, tren dan gaya hidup. Dinamika dari berbagai sektor ini pulalah yang diparadekan selama perhelatan Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) yang diselenggarakan dari tanggal 21-27 Oktober lalu.

Selama seminggu, pekan mode yang berlangsung di Senayan City menampilkan peragaan busana ratusan desainer Indonesia dan mancanegara dari Australia, Swedia, India, Jepang, Korea Selatan, dan Inggris.

Parade busana ini diproyeksikan jadi arahan fashion Indonesia di tahun

2018, sekaligus panggung atau media ideal industri mode Indonesia saat mendapat sorotan publik internasional.

“Bhinneka dan Berkarya” dipilih sebagai tema JFW 2018. Fashion tidak dipungkiri merupakan industri yang mampu merangkum berbagai pengaruh dan warisan budaya, juga

GAIRAH FASHION INDONESIA DI PANGGUNG DUNIA

Albert Yanuar | Barli Asmara | Bretzel (Imelda Kartini) | Cotton Ink (Carline Darjanto dan Ria Sarwono) | Dian Pelangi | Jeffry Tan | Major Minor (Ari Seputra, Sari Seputra, dan Inneke Margarethe) | Yosafat Dwi Kurniawan

Milcah (Faustine dan Eda Arthaputri) | N.F.R.T. (Prita Widyaputri and Theresia Alit Widyasari) | TOTON (Toton Januar) | Monday to Sunday (Dita Addlecoat dan Mellyun Mutiara) | 8Eri (Eridani) | NurZahra |La Spina (Lianna Gunawan) | Friederich Herman | Jenahara | Vinora (Vinora Ng) | Tex Saverio | Batik Chic (Novita Yunus)

Monstore (Nicholas Yudha, Michael Krisyanto, dan Agatha Carolina) | TODJO (Sapto Djojokartiko) | Peggy Hartanto | Patrick Owen | Rosalyn Citta | Billy Tjong | fBudi (Felicia Budi) | Tertia (Tertia Enda) | ETU (Restu Anggraini) | Andhita Siswandi | Norma Moi (Norma Hauri) | JII (Gloria Agatha)

2017: GENERASI KEENAM

ATS The Label (Regina Rafika) | PVRA (Kara Nugroho dan Putri Katianda) | Reves Studio | Kami Idea (Istafiana Candarini, Nadya Karina dan Afina Candarini) | Vivian Lee | Danjyo Hiyoji (Dana Maulana dan Liza Masitha) | Mazuki

B-Y-O (Tommy Ambiyo Tedji) | Day and Night / YELLE (Yelly dan Konny Lumentu) | Rani Hatta | BATEEQ (Michelle Tjokrosaputro) | Paulina Katarina (Surya Paulina dan Ratna Katarina)

LEKAT (Amanda Indah Lestari) | D’leia (Lea Maria) | Anthony Bachtiar | I.K.Y.K. (Anandia Putri) | Ria Miranda | ShopAtVelvet / ByVelvet (Yessi Kusumo dan Randy W. Sastra) | alex(a)lexa / SOE Jakarta (Monique dan Sandy Soeriaatmadja) | Sean & Sheila (Sean Loh dan Sheila Agatha) | Lotuz (Michelle E. Surjaputra) | Ellyhan / Valentino Mutiara (Lia Ellyhan)Sumber: jakartafashionweek.co.id

2012: GENERASI PERTAMA

2013: GENERASI KEDUA

2016: GENERASI KELIMA 2014:

GENERASI KETIGA

2015: GENERASI KEEMPAT

MUDA DAN BERKARYA BERSAMA INDONESIAN FASHION FORWARD

0504 W A C A N A

Page 5: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

berbagai titik pandang atau pilihan gaya hidup.

Mengkutip rilis yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Australia (20/10) di JFW, setiap tahunnya industri fesyen mengkontribusi 15 milliar dollar pada perekonomian Indonesia dan memberi pekerjaan pada 4 juta penduduk. Itu sebabnya sejak pertama kali dibentuk pada 2015, Bekraf telah melakukan banyak kolaborasi bersama JFW sebagai upaya menggerakan sektor ekonomi kreatif Indonesia.

Dibangun oleh Forum Mode Indonesia Foundation, Indonesia Fashion Forward (IFF) adalah proyek kolaborasi di antara JFW, Bekraf, British Council, dan Center for Fashion Enterprise (CFE) London. Program intensif ini berfungsi sebagai program pembangunan kapasitas yang menyiapkan para desainer muda Indonesia dapat memasuki pasar global.

Tujuan program IFF adalah untuk membangun kapasitas industri kreatif Indonesia melalui fashion dan tujuan jangka panjangnya adalah memantapkan Indonesia sebagai salah satu ibu kota mode dunia pada tahun 2025.

Lenny Tedja, Direktur JFW, menjelaskan desainer yang terpilih dalam IFF adalah mereka yang telah memenuhi serangkaian kriteria yang ditentukan.

“Para desainer muda yang terpilih akan dimentor secara menyeluruh, mulai

dari branding, positioning, marketing, promotion, public relation sampai distribution. Contohnya, mengarahkan bagaimana membuat booth agar terlihat menarik saat tampil di luar negeri. Atau, how you represent your product to international buyers in five minutes.”

Dalam program pembangunan kapasitas IFF, ada tiga kategori yang dijalankan oleh para desainer. Pertama, kategori desainer pemula (New Fashion Pioneer) dimana perancang desainer diajak untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam membangun tahap awal usahanya, sekaligus disiapkan jalan keluarnya sehingga usaha mereka bisa berkembang.

Kategori kedua adalah kewiraswastaan (New Fashion Venture) yang akan melatih dan mentor desainer secara intensif dengan mengakui kekuatan perancang dan menyediakan solusi secara holistik agar memperkuat usaha mereka.

Kategori terakhir adalah kategori memasuki pasar baru (New Market Entry) dimana para perancang yang sudah memulai sebagai startup dimentor dan diajarkan pengetahuan bagaimana membangun bisnis mereka.

Proses mentor ini diharapkan perancang bisa memperbaiki dan memiliki infrastruktur dan strategi yang dapat mengembangkan usahanya.

Mereka tidak hanya bisa mandiri lewat kemampuan kreatif mereka, tetapi juga sebagai pengusaha.

Program IFF telah berlangsung enam tahun dan terbukti berhasil mempercepat kemajuan ekonomi para label lokal dan memampukan mereka merambah pasar internasional.

Yang membuat menarik dari program inkubasi ini dari tahun ke tahun adalah JFW dan IFF berkolaborasi dengan berbagai organisasi mode dan pusat kebudayaan internasional untuk memberi kesempatan kepada para desainer IFF membawa, memamerkan, serta memasarkan koleksi mereka di negara-negara terkait. Selain itu membangun jiwa wiraswasta dalam tiap perancang agar siap saat memasukkan pasar internasional.

Program ini telah bekerja sama dengan British Council, Korean Cultural Centre (KCC), Japan Fashion Week Organisation, DITP Thailand, Council of Fashion Designer of Korea, Fashion Design Council India yang menggelar Amazon India Fashion Week, Australia-Indonesia Centre, Melbourne Fashion Festival, Isituto Marangoni, London College of Fashion, Korea Creative Content Agency (KOCCA), Guangzhou Fashion Week, University of the Arts London, serta The Woolmark Company.

Reta

s

Page 6: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

PERANCANG MUDA MENDUNIA

Kisah sukses perancang muda dari program ini Berderet. Tahun lalu, Norma Hauri, yang dikenal dengan kreasi dress warna-warna berani berpotongan sleek dalam desain kontemporer tetapi selalu mengedepankan unsur kesopanan, menampilkan koleksinya di Fashion Week Tokyo, Jepang.

Bulan April lalu, Rani Hatta – yang memiliki garis rancang sporty dan maskulin dengan warna monokrom, seperti hitam, abu-abu – juga menampilkan koleksinya di Fashion Week Tokyo.

Sementara Restu Anggraini, setelah keluar sebagai pemenang Australia-Indonesia Centre Young Indonesia Fashion Designer Awards di Jakarta Fashion Week 2016, desainer dengan ciri khas garis rancangan kontemporer, modern, dan sederhana memamerkan koleksinya di runway Melbourne Fashion Festival 2016.

Sepak terjang para desainer IFF tidak hanya berhenti sampai pada peragaan mode di berbagai fashion week dunia. Kolaborasi ini juga mengantarkan para perancang mengikuti trade show dan buyer’s meet yang membuka kesempatan para perancang ini untuk go international.

Koleksi label Major Minor yang dibangun oleh desainer Ari Seputra bersama dengan istri Sari N Seputra

dan Inneke Margarethe kini bisa ditemukan di Isetan Singapura dan Harvey Nichols UK (Inggris). Selain itu, mereka juga menyalurkan label mereka di Tokyo dan Timur Tengah.

Department store Fenwick yang terletak di Bond Street, London, memberikan ruang khusus untuk pop up store bagi lima desainer jebolan IFF, seperti Toton, Peggy Hartanto, Major Minor, Sean & Sheila, dan By Velvet.

Setelah masa pop up store selesai, Peggy Hartanto dipercaya Fenwick menjadi penyedia stok koleksi terbaru miliknya setiap musim. Ini menambah catatan keberhasilan Peggy menjadi global stockist (pemasok koleksi terbaru). Label Peggy Hartanto kini bisa ditemui di Kuwait, Lebanon, Saudi Arabia, UAE dan, tahun depan, Jerman.

Tex Saverio yang baju rancangannya pernah dikenakan oleh selebriti Hollywood seperti Lady Gaga juga secara rutin menjadi global stockist di Saudi Arabia, Qatar, Kuwait dan Tiongkok. Hal yang sama juga dicapai oleh label Toton, Soe Jakarta, Lotuz, Paulina Katarina dan perancang modest wear, Kami. Tex Saverio, Major Minor, Toton, Peggy Hartanto hingga kini kerap diundang untuk berpartisipasi dalam trade show di ajang Paris Fashion Week.

Untuk mengangkat kualitas para perancang, rancangan para desainer IFF ini kerap mengikuti berbagai kompetisi fashion internasional.

Toton memenangkan piala internasionnal untuk Woolmark Prize 2016/2017 untuk kategori pakaian wanita untuk kawasan Asia. Patrick Owen, Peggy Hartanto dan Restu Anggrainy adalah penerima Australia Indonesia Fashion Awards.

Sedangkan kiprah perancang modest wear pun telah kalah kuat, terutama dalam merebut pasar lokal. Rani Hatta, Norma Hauri dan Restu Anggrainy dilirik oleh salah satu department store ternama di Indonesia, Matahari Department Store. Rancangan mereka akan diproduksi secara masal dan akan dipasarkan melalui puluhan gerai department store.

Sebagai tahap pertama, koleksi bisa didapat di 16 gerai yang tersebar di Indonesia. Ke depannya, koleksi ini akan tersebar di 50 gerai.

“Bagi IFF, kolaborasi ini menjadi kesempatan baik bagi para desainer untuk semakin mengenal dunia ritel, serta mengembangkan bisnis mereka di pasar lokal karena jangkauan koleksi mereka akan semakin luas,” terang Lenni Tedja.

“Sebelumnya, kita sering ditanya lewat Instagram kapan mereka yang ada di berbagai daerah di Indonesia, di luar Jakarta, bisa mendapatkan koleksi

Reta

s

0706 W A C A N A

Page 7: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

terbaru. Jadi, kolaborasi ini jadi jalan keluarnya,” terang Norma saat menggelar konferensi pers di JFW (24/10)

Di pasar Indonesia, perancang jebolan program IFF yang kini total ada 38 orang, memang semakin mendapat tempat. Kemunculan platform e-commerce memberi peluang yang sangat potensial bagi perkembangan pemasaran koleksi para perancang. Akses untuk mendapatkan koleksi bisa menjadi lebih cepat dan luas, tidak hanya di Jakarta atau kota asal perancang.

Di JFW 2018, dua platform e-commerce diajak kerja sama untuk menawarkan konsumen kesempatan berbelanja pada saat yang sama saat mereka menikmati tayangan langsung peragaan mode melalui kedua platform e-commerce, Blibli dan Zalora.

Selain menggandeng partner e-commerce, JFW juga membentuk Fashionlink. Selama lima hari dari sepekan penyelenggaraan JFW, Fashionlink yang terdiri dari Fashionlink Showroom dan Fashionlink Market menjadi wadah komersil yang akan melancarkan akses bagi para desainer atau label lokal untuk mencapai pasar global.

Secara spesifik, Fashionlink Showroom didedikasikan bagi para buyer atau retailer profesional. Sedangkan Fashionlink market dibuka agar pengunjung bisa berbelanja dan menyaksikan ragam kreativitas industri mode tanah air.

Melalui Fashionlink, program diharapkan dapat menyediakan ruangan bagi para potensial buyers untuk berinteraksi langsung dengan para desainer.

Itu sebabnya program IFF, JFW dan Fashionlink menjadi penting untuk menciptakan ekosistem yang lengkap.

Merayakan tahun ke-10, JFW jelas memegang peran penting dalam pertumbuhan industri fashion di Indonesia karena jadi platform penggerak industri yang membawa desainer-desainer Indonesia ke kancah mode internasional.

“Perjalanan 10 tahun ini sangatlah penuh dinamika dan tidak selalu mudah, tetapi kami merasa bangga telah berhasil mencapai level kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan di industri mulai dari desainer fashion dan asosiasinya, pabrik tekstil dan garmen, retailers, pemerintah daerah, pusat budaya internasional, sekolah fesyen, dan juga media, bloggers dan instagrammers. Kolaborasi ini melibatkan industri lain

yang tidak terkait langsung dengan dunia fashion dan memperkaya khasanahnya,” kata Svida Alisjahbana, Ketua Umum Jakarta Fashion Week.

Kolaborasi JFW dan IFF dengan berbagai pemangku kepentingan di industri bisa dilihat dari kolaborasi keduanya dengan lembaga Mandiri Art. Kolaborasi ini – yang disebut program Bina – bersinergi untuk bersama mengangkat martabat para pengrajin, khususnya penenun, ke tingkat yang lebih tinggi. Tidak saja diperkenalkan secara luas di dalam negeri, akan tetapi sekaligus dapat dipasarkan ke luar negeri.

Program Bina berlangsung dalam tiga tahap. Pertama adalah mentoring intensif dalam hal desain motif, pewarnaan alam, serta pemanfaatan limbah tekstil menjadi produk sampingan yang memiliki nilai jual. Selanjutnya, evaluasi dan presentasi karya untuk melihat hasil akhir yang siap diproduksi. Agar presentasi menarik, kain diolah oleh desainer IFF yang terpilih, Norma Hauri dan SOE Jakarta. Dan, tahap terakhir adalah presentasi karya di depan publik dan media massa di JFW.

Program Bina ini tidak hanya berhenti tahun ini tetapi telah memiliki misi yang lebih panjang ke depannya.

Terlepas dari berbagai kolaborasi ini, para desainer IFF pun banyak juga yang sukses membuka gerai mereka sendiri secara independen label. Beberapa yang kini cukup populer di kalangan remaja adalah Cotton Ink, Major Minor, Jenahara, Ria Miranda dan ETU.

Sebagai hasil eksposure label dan mereka serta manajemen infrastruktur yang lebih baik, label fashion beserta para perancang berhasil mengembangkan bisnis usaha dan keuntungan pendapatan mereka. Dalam booklet Bekraf mengenai program IFF, perluasan bisnis mereka hingga 70 persen, sedangkan keuntungan dari pendapatan merek mencapai 300 persen.

“Fesyen Indonesia ingin menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan juga sukses menembus pasar dunia, perlu diciptakan program dan inisiatif yang menciptakan ekosistem yang benar. Karya fashion itu adalah penjualan intelectual property (IP), penjualan desain. Desainer paling hanya punya lab kecil untuk men-develop produknya. Setelah jadi karyanya, mereka tampil di fashion show dan bisa approach perusahaan atau department store untuk menjual desainnya. Sehingga desainer mendapat royalty dari hasil karyanya. Dan, itu ekosistem yang benar. Bekraf sebagai badan pemerintah mendorong terjadinya hal tersebut sehingga ke depannya, desainer lokal bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri. Kesempatan fashion Indonesia bisa melanglang buana (go international) memang challanging tetapi bukan berarti tidak mungkin.” - Joshua Mulia, Deputi Pemasaran Bekraf.

Page 8: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Menurut Jehan, plagiarisme adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam dunia fashion. Namun, di situlah kapabilitas seorang desainer diuji.

GAYA DINAMIS DAN WEARABLE

Jenahara Nasution

Setiap pelaku bisnis pasti merasakan ‘jatuh bangun’ dalam mengembangkan usahanya. Itulah mengapa, desainer Jenahara Nasution menganggap setiap tantangan dalam hidupnya sebagai suatu yang lumrah.

Perjalanan karir pemilik nama Nanida Jenahara Nasution ini dimulai dari bawah serta penuh lika-liku. Meskipun sang ibu, artis senior dan perancang busana kondang Ida Royani, namun ia bertekad menjalankan bisnis dan kariernya sendiri tanpa campur tangan sang ibu dengan modal yang ia miliki.

“Modal finansial utama saya awalnya dari investor, lalu lambat laun usaha saya berjalan, saya mendapatkan modal saya dari bank dan sebagian dari tabungan,” tutur Jehan, sapaan akrab Jenahara.

Jenahara adalah seorang perancang busana muslim dengan gaya yang dinamis dan wearable. Karyanya digandrungi banyak hijabers Indonesia. Busana rancangannya fokus pada potongan yang detail, serta proses pembuatan dan material yang berkualitas. Inspirasi busana hasil rancangannya memadukan elemen pakaian yang tak seluruhnya feminin. Desain Jenahara sering menggunakan gaya yang asimetris, sehingga nampak

Namun, di situlah kapabilitas seorang desainer diuji. “Saya rasa tantangan terbesar seorang desainer adalah selalu menciptakan ide-ide yang fresh setiap kali menciptakan sebuah koleksi,” ujarnya.

Dengan segala potensi yang ia miliki, Jehan pantang mengenal kata putus asa. Dengan melakukan analisa terhadap kebutuhan pasar dan menyusun berbagai strategi, kini koleksi hasil rancangan Jehan telah tersebar di seluruh tanah air, bahkan sudah pernah dipamerkan di luar negeri seperti di Hong Kong, Thailand, hingga Milan.

sangat stylish dan unik. Simple, minimalis, dan modern, dengan cutting edge yang mudah untuk di mix and match.

Wanita kelahiran 27 Agustus 1985 ini mengatakan bahwa memulai usaha dari nol itu tidaklah mudah. “Semua saya kerjakan sendiri mulai dari membeli bahan hingga mencari penjahit untuk menyelesaikan koleksi pertama saya,” katanya.

Menurut Jehan, plagiarisme adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam dunia fashion.

P R O F I L0908

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Page 9: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

“Dalam sebuah usaha, sangat penting dalam membuat business plan, menganalisa pasar terutama target market yang ingin kita sasarkan. Indonesia bisa dibilang memiliki potensi market yang begitu besar dan setiap lapisan masyarakatnya memiliki market yang berbeda-beda. Tinggal bagaimana kita mau memosisikan brand kita dan menyasar kepada siapa. Sebagai pelaku bisnis kreatif, kita harus pintar dalam menyusun strategi, menganalisa pasar dan memahami betul kebutuhan mereka,” beber Jehan.

Namun, jika dalam perjalanan menuju kesuksesan ternyata sang pelaku usaha menemui hambatan, kata Jehan, kunci utamanya adalah sabar dan jangan pernah putus asa. “Hidup ini bagaikan roda yang berputar. Jatuh bangun dalam usaha adalah bagian di mana Tuhan mempersiapkan diri saya untuk lebih kuat dan siap dalam menghadapi stages berikutnya dalam kehidupan saya,” tegasnya.

Ya, perkembangan fashion di Indonesia saat ini bisa dikatakan sudah maju dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, kata Jehan, diperlukan fasilitas dan support dari berbagai pihak terutama oleh pemerintah.

“Dunia tahu bahwa soon or later Indonesia bakal menjadi pusat atau kiblat fashion muslim di dunia. Tapi ketika orang-orang datang ke Indonesia untuk melihat fashion muslim mereka harus kemana? Perlu adanya peran pemerintah dalam memfasilitasi para pelaku industri ini supaya industri fashion bisa menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki Indonesia,” ujarnya.

Jehan mengaku, sebagai bagian dari pelaku industri fashion terutama sektor busana muslim, ia melihat dan merasakan sendiri bagaimana ia bersama para desainer lainnya selalu berjuang dan menjalin komunikasi untuk terus kompak dalam mengembangkan misi. “Hal ini sangat penting karena kalau mau industri ini maju, kita harus bersama-sama mewujudkannya,” katanya.

Kini, dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif, Jehan berharap agar Bekraf bisa lebih fokus pada isu-isu yang lebih mendasar, terkait dengan industri fashion.

“Selain adanya FGD, saya rasa Bekraf juga perlu terjun langsung ke dalam supaya lebih paham terhadap berbagai polemik yang dirasakan oleh pelaku bisnis. Dan yang terpenting dari semua itu adalah mencari solusi terbaik demi kepentingan bersama,” tuturnya.

“Indonesia adalah potensi market yang luar biasa. Ada baiknya diadakan acara-acara seperti pertemuan antara buyer dan desainer, atau pemerintah bisa menyumbang andil dalam mempertemukan industri garmen dengan desainer supaya bisa menjalin kolaborasi,” kata Jehan mengakhiri pembicaraan.

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Page 10: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Peggy Hartanto

Sebuah brand harus memiliki satu tim yang masing-masing memiliki peran mulai dari marketing, business, dan produksi.

BESAR KARENA SADAR AKAN PENTINGNYA TIM YANG SOLID

Reta

sP R O F I L1110

Page 11: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Di tahun 2016, perancang Peggy Hartanto terpilih sebagai salah satu pengusaha muda sukses di bawah usia 30 tahun oleh majalah Forbes. Kiprahnya di luar negeri tidak hanya diperhitungkan oleh media, tetapi juga kalangan publik internasional.

Setahun sebelumnya lagi, dilansir oleh situs Refinery 29, koleksinya juga menarik minat Catherine Smith, CEO Plan de Ville, sebuah butik pakaian wanita bergengsi di New York, Amerika Serikat.

“Saya percaya Peggy Hartanto memiliki estetika dan patokan harga yang bisa bersaing di special occasion market (di luar koleksi pernikahan) yang merupakan target konsumen kami. Siluet bajunya yang unik memungkinkan wanita percaya diri datang ke sebuah acara atau pesta tanpa khawatir akan ada yang menggunakan baju yang sama dengannya,” puji Catherine.

Saat ini, koleksi desainer asal Surabaya ini bisa juga didapat di Boutique 51 (Kairo, Mesir), Le Charme De Fifi et Fafa (Tokyo, Jepang), Label Queen (Beirut, Lebanon), Jawahir (Riyadh, Saudi Arabia), Trixilini (Singapura), S*uce

(Dubai, UEA), Fenwick of Bond Street (London, UK). Tahun depan, koleksi Peggy bisa diperoleh melalui sebuah department store di Jerman.

Di Indonesia, selain melalui penjualan daring, koleksi Peggy bisa didapat di Lafayette dan Ara Store.

Padahal, kiprah desainer kelahiran 19 April 1988 ini terbilang “baru.” Labelnya dibangun sejak tahun 2012, bersama saudara kembarnya Petty dan kakak perempuannya, Lydia Hartanto.

Ide membangun label ini berawal dari pengalaman yang tidak mengenakkan saat ia menggelar peragaan busana di Australia. Ketika itu ia masih kuliah di Raffles College of Design and Commerce.

“Awalnya, saya pernah show di Sydney. Waktu itu hanya buat koleksi dan show. That’s it. Tidak ada followup karena saya bekerja sendirian. Dari situ, saya menyadari jika ingin membuat sebuah brand, saya harus memiliki satu tim yang masing-masing memiliki peran mulai dari marketing, business dan produksi,” kenang Peggy.

Reta

s

Page 12: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

P R O F I L1312

Jadi, ketika mendapat tawaran untuk menggelar peragaan busana di Jakarta Fashion Week 2012 dari sekolah almamaternya, ia menggunakan momen tersebut untuk memulai usahanya.

“Yang terlintas dalam benak saya adalah ‘Okay, why dont we just start to make a proper label?’ Saya konsentrasi khusus pada desain dan kreatif. Petty di bagian pemasaran dan public relation. Sedangkan, Lydia dibagian produksi dan penjualan,” terang Peggy.

Demi memiliki tim solid dan bisa dipercaya, ia pun mengajak saudaranya sendiri.

“Awalnya, we barely knew. Saya ajak saudara karena merasa nyaman. Pembagian tugas pun terjadi secara organik saja, by learning and doing. Semua tidak instan,” jelas saudara kembar Petty.

Namun, dengan pembagian tugas yang sudah jelas ini, Lydia berharap ke depannya, label ini bisa berjalan seperti bisnis yang dikelola secara profesional dan matang.

Walau mengenyam pendidikan dan sempat bekerja pada desainer sekelas Collette Dinnigan di Australia, Peggy memilih untuk membangun labelnya di Indonesia.

“Saya kembali ke Indonesia karena saya merasa Indonesia memiliki resource yang luar biasa banyak. Tidak cuma material resources, tetapi human resources juga. Ongkos produksi pun relatif affordable. Selain itu, saya perhatikan talenta desainer untuk terjun ke ready to wear, pada saat saya kembali dari Australia, masih jarang di sini. Jadi, pada saat itu lah saya merasa it’s time to start my own label.”

Dari penampilannya di JFW inilah, ia akhirnya terlibat dalam Indonesia Fashion Forward (IFF).

“Setelah tampil di JFW, kita mulai mendapat awareness dari media dan para fashionista. Kita

juga masuk dalam nominasi kurasinya Indonesia Fashion Forward. Pertama kali dinominasi, kita gagal. Baru yang ke dua kalinya, kita bisa masuk. Kita merupakan generasi ketiga IFF,” ujar Peggy.

Reta

s

Reta

sRe

tas

Page 13: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

MEMATANGKAN LABEL

Lebih lanjut, ia mengaku IFF sangat membantu dalam membentuk kematangan labelnya.

“Sebelum masuk dalam IFF, label kita belum matang. Untuk pasar lokal, mungkin kita sudah tahu bagaimana memposisikan brand. Namun, kita tidak tahu apa yang harus dipersiapkan saat memasuki pasar internasional. Ekspektasi buyer dari luar negeri itu seperti apa, kualitas dan material. Lewat program IFF, kita dipersiapkan secara matang dan diajarkan bagaimana eksekusinya.”

Sebagai label baru, Peggy menyebutkan jika setiap kesulitan yang ia dan saudarinya temui, dilihat sebagai tantangan.

“Tantangannya saat pertama coba menembus pasar luar adalah menyamakan kualitas produksi agar sama dengan kompetitor, sesuai dengan standar kualitas internasional. Jahitannya harus benar-benar rapi. Jadi kita harus benar-benar meneliti sekaligus men-training tim untuk melakukan hal yang sama. Quality control harus dijaga ketat agar produk kita dipercaya dan diyakini bagus. Tantangan kedua biasanya datang dari materialnya. Di luar negeri, kebanyakan mereka memiliki empat musim. Jadi kesulitan kita adalah mencari bahan material untuk menyesuaikan keempat musim tersebut. Di Indonesia kan tidak terbiasa dengan material seperti wol yang biasa dipakai untuk koleksi fall winter. Nah, resource material untuk bahan seperti itu di Indonesia agak kurang,” terang Lydia secara detail.

Terlepas dari tantangan di lini produksi, tantangan juga dalam membuat strategi dan presentasinya.

“Selain produksi, yang menjadi tantangan juga adalah bagaimana menciptakan strategi pemasaran untuk label. Bagaimana kita mempresentasikan label kita kepada buyer,” tambah Peggy.

Setelah dimentor oleh profesional di dunia fashion yang lebih berpengalaman dalam program capasity building IFF, Peggy juga diberi kesempatan untuk mempromosikan labelnya lewat berbagai undangan untuk berpartisipasi dalam ajang Fashion Week atau trade show di luar negeri. Undangan ini bagus bagi sebuah label baru dalam membuka koneksi dan menemukan peluang bisnis.

“Atas undangan Bekraf, kita akhirnya bisa melakukan peragaan busana di Melbourne Fashion Week dimana kita bertemu potential buyers.”

Atas kesuksesan Peggy di pertengahan tahun ini, ia dipercaya menjadi salah satu dari lima desainer yang berjual di pop store department store bergengsi di London. Kegiatan ini kemudian dipantau langsung oleh Presiden Joko Widodo yang berkunjung ke sana.

“Bekerja sama dengan British Council dengan IFF. Label kita jadi salah satu dari lima label yang dipilih untuk membuka pop up store di Fendich Department Store. Setelah program selesai, ternyata responnya bagus. Akhirnya, baju kita dibeli putus oleh Fendich. Kita melanjutkan kerja sama dengan mereka menjadi stockist (penyuplai) mereka sampai sekarang,” ujar desainer yang pertengahan tahun ini menggelar pernikahannya di Bali.

Ditambahkan oleh Petty bukan hal yang mudah bisa menembus department store besar di luar negeri. “Dan, yang menjadi good sign adalah

setiap musim jumlah pemesanan atau kuantitasnya bertambah.”

Selain tergabung dalam program IFF, ada beberapa upaya Peggy lain untuk mempopulerkan labelnya di kalangan internasional. Salah satu upayanya adalah dengan menjalin koneksi dengan PR agensi di luar. Agensi inilah yang akan menyambungkan koleksi Peggy dengan para selebriti manca negara sehingga pada saat selebriti menggunakan rancangannya, secara tidak langsung, label pun ikut terpromosikan.

“Pertama kali meluncurkan brand, kita di-approach sama sebuah agen PR di LA. Waktu itu juga sebenarnya kita belum ada pengetahuan tentang PR tetapi kita bertiga setuju untuk mencoba. Kita mengirimkan beberapa gambar dari baju rancangan kita. Agensi tersebut memilih mana yang cocok dengan klien selebriti mereka. Kita lalu mengirimkan baju-baju kita ke sana. Dalam waktu dua minggu, baju kita dipakai oleh Guilianna Rancic (pembawa acara di channel E!). Dari situ, terbuka pikiran kita mengenai PR.”

Hingga kini, rancangannya pernah dikenakan oleh supermodel Gigi Hadid, aktris Anne Heche, Bella Thorne, hingga penyanyi Demi Lovato.

Kesuksesan label yang telah didapat tidak membuatnya puas begitu saja. Saat ditemui di press lounge JFW, Peggy mengungkapkan keinginannya untuk membentuk tim yang lebih besar lagi.

“Rencana yang akan datang, saya ingin membentuk tim yang lebih besar lagi. Selain itu juga mencari tempat produksi yang lebih besar lagi. Sekarang ini kan, produksi dilakukan hanya di Surabaya, termasuk materialnya juga.”

Page 14: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Khanaan Shamlan

MENGOMBINASIKAN BATIK DENGAN DETAIL YANG APIK

Industri fashion Indonesia saat ini telah melesat menjadi salah satu primadona subsektor Industri Kreatif. Inovasi adalah kunci yang harus dipegang bagi pelakunya untuk bertahan (survive). Inovasi membutuhkan kesabaran dan pengertian/pemahaman, karena inovasi akan menjamin keberlanjutan (sustainability) usaha, yang tentunya tak lepas dari berbagai faktor seperti lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Menyadari hal tersebut, desainer Khanaan Shamlan mengaku selalu berusaha menciptakan ide-ide kreatif dalam merancang busana. Ciri khas dari setiap rancangan Khanaan adalah desain yang feminin, simple, dan elegance, dengan mengusung kekuatan lokal yaitu batik yang dikombinasikan dengan detail yang apik. Tidak hanya dibuat untuk pencinta fashion indonesia akan tetapi juga masyarakat dunia.

“Saya ingin menciptakan batik kontemporer yang dapat dipakai semua kalangan baik orang Indonesia maupun masyarakat internasional,” ungkap Khanaan.

Tantangan awal dalam merintis usaha di bidang fashion adalah bagaimana khanaan menemukan brand DNA, dan bagaimana ia menempatkan busana hasil rancangannya pada market yang tepat.

“Tantangan terberat bagi saya adalah banyaknya plagiarisme yang dilakukan oleh beberapa pesaing. Namun hal itu justru menjadi motivasi saya untuk meningkatkan kualitas branding dan inovasi produk, sehingga saya terpacu untuk terus berkarya lebih baik lagi,” tuturnya.

Lahir di Pekalongan pada tahun 1990, ketertarikan Khanaan Shamlan dalam bidang desain dimulai sejak umur 11 tahun. Saat itu Khanaan mendesain dress untuk dirinya sendiri, ibunya dan juga teman-temannya. Termotivasi dari orangtua

Tantangan awal dalam merintis usaha di bidang fashion adalah bagaimana khanaan menemukan brand DNA, dan bagaimana ia menempatkan busana hasil rancangannya pada market yang tepat.

Dok

umen

tasi

Prib

adi

1514 P R O F I L

Page 15: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

yang merupakan pengrajin batik, ia memutuskan melanjutkan studinya di Esmod dan lulus tahun 2008 lalu membuka butik pertamanya di Jakarta Selatan.

“Awalnya saya bisnis kecil-kecilan. Modal awal saya didapatkan dari tabungan pribadi. Alhamdulillah, bisnis ini akhirnya berkembang sampai sekarang,” katanya.

Ya, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Mungkin seperti itulah peribahasa yang cocok bagi Khanaan dalam mengembangkan bisnisnya. Jatuh bangun dalam perjalanan meraih kesuksesan adalah hal biasa.

“Belajar dari kesalahan adalah kunci kesuksesan. Jatuh bangun dalam dunia usaha sangat wajar terjadi, akan tetapi hal tersebut dapat dihindari dengan memperbaiki hal-hal yang kurang baik dan meningkatkan hal yang sudah baik,” ujar Khanaan diplomatis.

“Saya mengelola bisnis ini dengan menyeimbangkan permintaan pasar dengan kapasitas produksi yang dihasilkan yaitu lebih memacu laju produksi guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat,” lanjutnya.

Hal ini tentunya tanpa menghiraukan kualitas layanan terhadap para klien demi menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

“Menjaga hubungan dan kepercayaan klien adalah hal yang sangat penting, yaitu dengan

memberikan pelayanan prima terhadap semua klien, tanpa membedakannya. Komunikasi yang lancar dengan klien dan perhatian terhadap klien sangat diutamakan,” terang Khanaan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Khanaan menaruh harapan besar bagi para desainer-desainer muda yang baru terjun ke dalam industri fashion tanah air. “Untuk desainer yang baru memulai usaha di bidang fashion, mungkin dapat membuat karakter desain yang kuat, menempatkan market yang tepat, dan melihat kebutuhan market yang ada,” beber Khanaan berbagi rahasia kesuksesannya.

Berkat keuletannya, Khanaan telah sering mempresentasikan karya-karyanya dalam fashion week baik di Indonesia, seperti Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Week, Jogja Fashion Week, Jakarta Fashion and Food Festival, Bazaar Fashion Week, Esmod Fashion Festival, hingga ajang internasional seperti Hongkong Fashion Week, dan Heya Fashion, Qatar.

Menurut Khanaan, dari segi kreativitas, pekerja fashion di Indonesia bisa dikatakan sangat maju, hal ini bisa dilihat dari beragamnya jenis fashion items di pasaran dan juga semangat pemuda indonesia untuk mengangkat kekuatan lokal dalam negeri.

“Hanya saja terkadang kurang adanya sinergi dari hulu ke hilir, seperti masih sulitnya mendapatkan bahan baku untuk produksi,” katanya.

Karena itu, ia berharap pemerintah dapat berperan lebih besar lagi demi kemajuan industri fashion Indonesia. Apalagi, industri kreatif di Indonesia sangat berkembang pesat dan mendorong perekonomian nasional.

“Perlu adanya perhatian lebih terhadap para pelaku industri kreatif terutama fashion. Pemerintah mungkin dapat membantu dalam hal ketersediaan bahan baku dan lainnya, agar industri kreatif ini dapat berjalan dan berkembang lebih baik lagi,” tukasnya.

Dengan adanya Bekraf, lanjut Khanaan, ia merasa bersyukur. Bekraf sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif dinilai sangat baik dalam memajukan industri fashion Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme para pelaku kreatif dalam menciptakan karya-karyanya.

“Tidak hanya di dalam negeri, para pelaku industri ekonomi kreatif juga di-support oleh Bekraf untuk mengembangkan usahanya ke kancah internasional. Kami berharap, di tahun mendatang lebih banyak lagi kegiatan yang dilakukan Bekraf dalam memajukan Industri ekonomi kreatif tanah air,” ungkapnya.

Seperti diketahui, saat ini perkembangan bisnis fashion sangat pesat, dari mulai bisnis distro, bisnis butik, factory outlet, hingga bisnis clothing menjadi peluang bisnis yang menghasilkan omset cukup besar. Karena minat pasar terhadap fashion semakin hari semakin tinggi. Oleh karena itu, industri fashion tidaklah akan pernah punah oleh perubahan apapun, tapi industri fashion selalu membutuhkan inovasi dan imajinasi tanpa batas untuk menghadirkan karya-karya fashion dengan mode dan tren terbaru, yang mampu menjawab kebutuhan dan kepuasan para konsumen.

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Page 16: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Berawal dari hobi, wanita yang akrab disapa Lusi ini mulai memproduksi rajutan dan kain batik untuk skala komersial sejak tahun 2011. Namun, ia mulai merintis bisnisnya ini sejak tahun 2009. Meski masih produksi sendiri, Lusi berhasil membuktikan bahwa karyanya memang patut mengudara.

“Tahun 2011 saya mencoba untuk bekerja sama dengan salah satu toko di Plaza Indonesia. Ternyata respon pembeli sangat baik. Mulai dari situ saya menilai kalau rajutan dan batik buatan saya memiliki nilai jual. Sampai saat ini saya terus mendapat pesanan dari toko tersebut,” ceritanya.

Rajutan dan kain batik tak melulu sekadar produk kerajinan tangan. Benang dan kain bisa menjadi karya seni bernilai tinggi dan menjadi daya jual yang cukup memikat. Lewat karyanya, Lusi ingin menggali akar

PRIMADONA RAJUTAN DAN BATIKBenang dan kain bisa menjadi karya seni bernilai tinggi dan menjadi daya jual yang cukup memikat.

Lusiana Limono

dan mendorong potensi Indonesia dengan memunculkan ciri khas budaya Indonesia lewat sentuhan modern yang mengikuti tren terkini.

Produk awal rajut karya Lusi berupa selimut, topi, sepatu, dan aneka perlengkapan bayi, kini produk yang lebih dikenal dengan label Kaithandmade mulai merambah ke produksi baju, jaket, hingga selendang untuk dewasa. Karya rajutan ibu dua anak ini kini sukses dipasarkan di beberapa pusat perbelanjaan papan atas di Jakarta, Surabaya, serta Bali.

Menyusul kesuksesan kain rajut, batik ternyata masih menjadi primadona di negeri sendiri. Bekerja sama dengan para pengrajin batik di Pekalongan dan Solo, Lusi menawarkan desain batik yang unik dan berkualitas. “Produk akan dilirik jika memiliki nilai jual yang lebih dari produk lainnya. Salah satunya memiliki

keunikan baik dari motif maupun bahannya,” katanya.

Lusi terus berkarya dan melakukan inovasi baru. Produk kain batik keluaran seri terbaru motif cap xiao yang ia desain sendiri laku di pasaran dan banyak dipesan.

Menekuni profesi sebagai pengusaha, Lusi mengakui ada pasang surutnya. Saat ini tantangan terbesar dalam usahanya adalah bagaimana mengedukasi kepada konsumen, bahwa kain batik yang dibuat dengan tangan, dari bahan alami, dan bukan produk massal ini merupakan hasil karya anak bangsa yang patut diapresiasi.

Saat ini batik sudah ditengok pasar internasional bahkan mengikuti beragam ajang kelas dunia. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas batik bisa bersaing. Lusi berharap masyarakat di dalam negeri juga memiliki minat yang sama bahkan sepatutnya lebih tinggi dengan masyarakat dunia untuk memakai batik.

Lalu, tantangan kedua adalah berasal dari sumber daya manusia. Lusi menyayangkan bahwa pengrajin tradisional semakin lama berkurang. Kegelisahan sekaligus menjadi sebuah tantangan besar bagi wanita alumni seni rupa Institute Kesenian Jakarta (IKJ).

Peran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pun menjadi salah satu faktor penting dalam perjalanan Lusi. Selama 7 tahun berkarya, ia selalu didukung oleh Bekraf dalam hal diskusi mengenai hak paten batik hingga mengikuti berbagai workshop bertema batik.

“Harapannya Bekraf lebih melirik industri pendukung fashion di seluruh lapisan baik pemula atau sudah berkelas. Berikan perhatian dan edukasi yang lebih agar kami, para pengrajin dan pebisnis batik semakin termotivasi untuk berinovasi,” tutup Lusi.

P R O F I L1616

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Page 17: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

P R O F I L 17

RANCANGAN SEDERHANA TAPI TEGASMemiliki latar belakang sebagai arsitek, Hannie membawa seni gambar ke dalam industri mode Indonesia.

Hannie Hananto

Hannie Hananto membuktikan bahwa kain pun bisa menjadi jelmaan dari seni gambarnya dan menjadi sebuah karya yang berkelas. Berkat kegigihannya berkarya, Hannie yang seorang desainer hijab, menghasilkan desain yang sungguh ciamik.

Karyanya sangat berbeda karena mengusung konsep rancangan sederhana namun tegas. Kedua konsep ini dibalut dengan warna yang tak terlalu mencolok, hitam dan putih. Hal ini yang lantas mengantarkan Hannie menduduki posisi kedua dalam ajang kompetisi desain busana dari salah satu majalah muslim.

Kala itu, tren busana muslim dengan aksen bordir dan payet sedang mengalami kejayaan. Namun, jiwa seni yang sudah merasuk di tubuhnya justru menginginkan Hannie menampilkan karya yang tak biasa. “Tahun 2006 menjadi awal saya

berkarir sebagai desainer, hal ini juga karena didukung suami. Dia ingin saya tetap berkarya meski tak lagi menjadi arsitek,” kenangnya saat berbincang ringan.

Lebih jauh, Hannie menceritakan bagaimana kehidupannya saat masih menjadi seorang arsitek. Hampir seluruh waktu yang dimilikinya hanya digunakan untuk menggambar sketsa bangunan, dunia kerja yang memang ia sukai.

Bukan menyerah, Hannie yang memutuskan keluar dari dunia arsitektur justru membuktikan kemampuannya menggambar bisa juga mewarnai dunia mode. Kini, bukan hanya sekadar mencoret sketsa bangunan. Lebih dari itu, pemilik brand Anemone ini mampu menggambar dan merancang gaun, atasan, celana, rok, syal, blezer, tunik, hingga aksesoris. Sederet karya yang sudah tentu bernilai tinggi.

Saat ini, nama Hannie semakin berkibar berkat 3 brand miliknya yaitu Hannie Hananto, Haneera, dan Anemone. Bukan hal mudah memiliki 3 brand di industri mode yang sungguh dinamis. Para desainer harus pandai berkarya dan mengikuti tren teranyar.

Sejak bertekad masuk ke dunia mode, Hannie tanpa henti menghasilkan karya. Berkat kerja keras dan komitmennya pada industri mode, produknya berhasil menembus pasar global. Hannie bahkan berhasil menggelar peragaan busana bertaraf internasional di Amerika, Turki, Maroko, dan Prancis.

Tak henti sampai di situ, Hannie pernah melakukan tutorial jilbab di Kedutaan Besar Indonesia untuk Maroko. Negara yang sungguh kental dengan mode nyentrik bagi busana muslim.

Walau karyanya sudah dihargai kelas dunia, Hannie terus bersemangat

untuk selalu bergerak cepat menghasilkan karya yang berinovasi.

“Paling penting agar orang ingat dengan karya kita adalah membuat terobosan dengan ciri khas sendiri, maka karakter brand akan mencuat ke permukaan sesuai dengan kepribadian desainer,” ujarnya.

Tak lupa, anggota APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) ini berharap para desainer terus menghasilkan karya dengan tangannya sendiri. Bukan hal baru lagi, banyak desain di industri mode yang ditiru. Menurutnya, seni merupakan jiwa yang berasal dari pribadi seseorang. Tak elok rasanya jika orang lain mengikuti jiwa seseorang yang bukan miliknya.

“Seorang desainer misalnya, harus punya ciri khas sendiri. Jangan mencontek hasil orang lain. Agar karya kita dikenang di dalam jiwa,” kata Hannie.

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Page 18: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Beragam Kegiatan Bekraf dalam Membangkitkan Ekonomi Kreatif Indonesia

G A L E R I F O T O1918

Page 19: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

Foto

-foto

Dok

umen

tasi

Bekr

af

Page 20: Gairah Fashion Indonesia di Panggung Dunia - bekraf.go.id · di panggung dunia Lenggak-lenggok gerakan para model internasional di event Jakarta Fashion Week 2018 (JFW) seolah mengantarkan

sumber: Survei Khusus Ekonomi Kreatif BPS - Bekraf 2016

Fashion adalah salah satu tulang punggung ekspor industri ekonomi kreatif. Dibanding sub sektor lain, ekspor fashion lebih dari setengah total ekspor secara keseluruhan.

EKSPOR FASHION DI ANTARA SUB SEKTOR EKONOMI KREATIF

FASHION KULINER56% 6%

KRIYA LAINNYA

37% 1%