gagal ginjal kronik

29
ASKEP GAGAL GINJAL KRONIK Bab 1 Pendahuluan a. Latar belakang ginjal merupakan organ terpenting bagi kehidupan manusia . tanpa ginjal kita tidak akan dapat melakukan sekresi urine. banyak orang yang sering melalaikan fungsi kerja organ ini. dengan tidak menjaga kesehatan, pola hidup yang tidak teratur, jarang minum dsb. dari hasil penelitian banyak orang dewasa yang terkena gagal ginjal kronik. oleh karena itu kita dari sekarang harus sadar akan menjaga kesehatan organ kita, terutama ginjal. b. Rumusan masalah - Apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal kronik - Bagaimana etiologi, dan tanda gejala dari gagal ginjal kronik - Bagaimana patofisiologi dari penyakit GGK - Bagaimana komplikasi serta penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik - Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik c. Tujuan - Untuk mengetahui definisi dari gagal ginjal kronik - Untuk mengetahui etiologi,dan tanda gejala dari gagal kronik - Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit GGK - Untuk mengetahui komplikasi serta penantalaksanaan dari gagal ginjal kronik

Upload: handz-superners

Post on 30-Dec-2014

101 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: gagal ginjal kronik

ASKEP GAGAL GINJAL KRONIK

Bab 1

Pendahuluan

a.     Latar belakang

 ginjal merupakan organ terpenting bagi kehidupan manusia . tanpa ginjal kita tidak akan dapat melakukan sekresi urine. banyak orang yang sering melalaikan fungsi kerja organ ini. dengan tidak menjaga kesehatan, pola hidup yang tidak teratur, jarang minum dsb. dari hasil penelitian banyak orang dewasa yang terkena gagal ginjal kronik. oleh karena itu kita dari sekarang harus sadar akan menjaga kesehatan organ kita, terutama ginjal.

b.    Rumusan masalah

-          Apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal kronik

-          Bagaimana etiologi, dan tanda gejala dari gagal ginjal kronik

-          Bagaimana patofisiologi dari penyakit GGK

-          Bagaimana komplikasi serta penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik

-          Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik

c.      Tujuan

-          Untuk  mengetahui definisi dari gagal ginjal kronik

-          Untuk mengetahui etiologi,dan tanda gejala dari gagal kronik

-          Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit GGK

-          Untuk mengetahui komplikasi serta penantalaksanaan dari gagal ginjal kronik

-          Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik

Page 2: gagal ginjal kronik

Bab 2

Tinjauan  Pustaka

a.     Definisi

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinis yang disebab kan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun berlangsung progresif dan cukup lanjut.

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal

yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia ( Smaltzer,

2001:1448).

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah kondisi dimana ginjal tidak mampu mengeluarkan sisa-sisa metabolik  dan kelebihan air dari darah yang disebabkan oleh hilangnya sejumlah nefron fungsional yang bersifat irreversible.

b.    Anatomi fisiologi

Setiap manusia memiliki saluran kemih yang terdiri dari ginjal yang terus menerus

menghasilkan urine, dan berbagai saluran dan reservoir yang dibutuhkan untuk membawa

urine keluar tubuh. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak dibagian

belakang abdomen atas, di belakang peritonium, didepan dua iga terakhir, dan tiga otot besar

tranversum abdominis, kuadratus tumborum,dan psoas mayor.ginjal terlindung dengan baik

dari trauma langsung disebelah posterior dilindungi oleh iga, dianterior dilindungi oleh

bantalan usus yang tebal. 9 Price, 2005:867-868)

Anatomi Fisiologi Ginjal

Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci),

lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar 10 gram. Perbedaan

panjang dari kutub kekutub kedua ginjal (dibandingkan dengan pasangannya) yang lebih dari

1,5 cm (0,6 inci)

Ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10 sampai 12 inci (25 hingga 30 cm),

terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu-satunya ureter adalah menyalurkan

kevesika urinaria.

Page 3: gagal ginjal kronik

Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakan

simpisis pubis vesika urinaria mempunyai 2 muara: dua dari ureter dan satu menuju uretra.

Dua fungsi vesika urinaria adalah sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan

tubuh dan berfungsi  mendorong urine keluar tubuh (dibantu oleh uretra).

Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari vesika urinaria sampai

keluar tubuh. (Price, 2005: 867-869).

Didalam nefron terjadi pembentukan urine yang terdiri dari 3 tahap yaitu, filtrasi glomerulus,

reabsorpsitubulus dan sekresi tubulus

c.      Tanda dan gejala

         Wajah terlihat pucat

         oedema anasarka

         malaise

         nafas terasa sesak

         gatal-gatal

         keluar darah dari hidung

         turgor kulit kering

         rambut kusam dan kemerahan

         tremor

         hipertensi

d.    Etiologi

Gagal ginjal kronik dapat timbul dari hamper semua penyakit. Apapun sebabnya, dapat

menimbulkan perburukan fungsi ginjal secara progresif.

Dibawah ini terdapat beberapa penyebab gagal ginjal kronik.

a.      Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan – perubahan stuktur pada

arteriol diseluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) didingding

pembuluh darah. Organ sasaran utama organ ini adalah jantung, otak, ginjal dan mata.

Page 4: gagal ginjal kronik

Pada ginjal adalah akibat aterosklerosis ginjal akibat hipertensi lama menyebabkan

nefrosklerosis begina. Gangguan ini merupakan akibat langsung dari iskemia renal. Ginjal

mengecil, biasanya simetris dan permukaan berlubang – lubang dan berglanula. Secara

histology lesi yang esensial adalah sklerosis arteri arteri kecilserta arteriol yang paling nyata

pada arteriol eferen. Penyumbatan arteri dan arteriol akan menyebabkan kerusakan

glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron rusak (price, 2005:933).

b.      Glomerulonefritis

Glomerulonefritis terjadi karena adanya peradangan pada glomerulus yang diakibatkan

karena adanya pengendapan kompleks antigen antibody. Reaksi peradangan diglomerulus

menyebabkan pengaktifan komplemen, sehingga terjadi peningkatan aliran darah dan

peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus dan filtrasi glomerulus. Protein-protein plasma

dan sel darah merah bocor melalui glomerulus. Glomerulonefritis dibagi menjadi dua yaitu:

1)      Gomerulonefritis Akut

Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak.

2)      Glomerulonefritis Kronik

Glomerulonefritis kronik adalah pradangan yang lama dari sel-sel glomerulus. (Price, 2005.

924)

c.       Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

Nefritis lupus disbabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang terperangkap dalam

membrane basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan. Perubahan yang paling dini

sering kali hanya mengenai sebagian rumbai glomerulus atau hanya mengenai

beberapaglomerulus yang tersebar. (Price, 2005:925)

d.      Penyakit Ginjal Polikistik

Penyakit ginjal polikistik (PKD) ditandai dengan kista-kista multiple, bilateral,dan

berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal

akibat penekanan.semakin lama ginjal tidak mampu mempertahankan fungsi ginjal, sehingga

ginjal akan menjadi rusak (GGK) (Price, 2005:937)

e.       Pielonefritis

Page 5: gagal ginjal kronik

Pielonefritis adalah infeksi yang terjadi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis itu sendiri dapat

bersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut juga bias terjadi melalui infeksi hematogen.

Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang-ulang dan biasanya dijumpai pada

individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau repluks vesikoureter. (Price, 2005: 938)

f.       Diabetes Melitus

Diabetes mellitus adalah penyebab tunggal ESRD yang tersering, berjumlah 30% hingga 40%

dari semua kasus. Diabetes mellitus menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam bentuk.

Nefropati diabetic adalah istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi diginjal pada

diabetes mellitus (Price, 2005:941). Riwayat perjalanan nefropati diabetikum dari awitan

hingga  ESRD dapat dibagi menjadi lima fase atau stadium:

1)      Stadium 1 (fase perubahan fungsional dini) ditandai dengan hifertropi dan

hiperfentilasi ginjal, pada stadium ini sering terjadi peningkatan GFR yang disebabkan oleh

banyak factor yaitu, kadar gula dalam darah yang tinggi, glucagon yang abnormal hormone

pertumbuhan, efek rennin, angiotensin II danprostaglandin.

2)      Stadium 2  (fase perubahan struktur dini) ditandai dengan penebalan membrane basalis

kapiler glomerulus dan penumpukan sedikit demi sedikit penumpukan matriks mesangial.

3)      Stadium 3 (Nefropati insipient)

4)      Stadium 4 (nefropati klinis atau menetap)

5)      Stadium 5 (Insufisiensi atau gagal ginjal progresif)

e.      Pemeriksaan penunjang

-          Radiology

-          Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal ( adanya batu atau adanya

suatu obstruksi ). Dehidrasi karena proses diagnostic akan memperburuk keadaan ginjal, oleh

sebab itu penderita diharapkan tidak puasa.

-          Intra Vena Pielografi (IVP)

Untuk menilai system pelviokalisisdan ureter.

-          USG

Page 6: gagal ginjal kronik

 Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim ginjal,

anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.

-             EKG

Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan

elektrolit (hiperkalemia)

no item data Nilai normal interpretasi

1 Berat Badan 56 Kg 46,8 Kg Tidak normal

2 Blood Preasure (Tekanan Darah)

160/100 mmHg 90 – 110 / 60 - 97 mmHg

Tidak Normal (Hipertensi)

3 Heart Rate / Nadi 96x/ menit 60 - 100 x/menit Normal

4 Respirasi Rate ( RR )

24x /menit 12 - 20 x/menit Tidak Normal

5 Hemoglobin 8.00 gr% 9,5 - 12,5 gr% Tidak Normal (Anemia)

6 Ureum 312 20 – 40 mg Tidak Normal

7 Kreatinin 3,1 0,6 – 1,5 mg/dl Tidak Normal

f.      Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal

dan homeostasis selama mungkin. Semua factor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal

kronik dicari dan diatasi.

Adapun penatalaksanaannya yaitu : Penatalaksanaan konservatif, Meliputi pengaturan diet,

cairan dan garam, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, mengendalikan

hipertensi, penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan mengatasi

komplikasi. Dan penatalaksanaan pengganti diantaranya dialysis (hemodialisis, peritoneal

dialysis) transplantasi ginjal.

      Selain itu tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dan

mencegah komplikasi yaitu sebagai berikut :

         Dialisis

Page 7: gagal ginjal kronik

Dialysis dapat dlakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius, seperti

hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialysis memperbaiki abnormalitas biokimia,

menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi sevara bebas, menghilangkan

kecenderungan pendarahan, dan membantu menyembuhkan luka.

         Koreksi hiperkalemi

Mengendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat menimbulkan

kematian mendadak. Hal yang pertama harus diingat adalah jangan menimbulkan

hiperkalemia. Selain dengan pemeriksaan darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan

EEG dan EKG. Bila terjadi hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan mengurangi

intake kalium, pemberian Na Bikarbonat, dan pemberian infuse glukosa.

         Koreksi anemia

Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan Hb. Transfusi darah

hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, missal pada adanya insufisiensi koroner.

         Koreksi asidosis.

Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari. Natrium bikarbonat dapat

diberikan peroral atau parenteral. Hemodialisis dan dialysis peritoneal dapat juga mengatasi

asidosis

         Pengendalian hipertensi

Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa, dan vasodilator dilakukan. Mengurangi intake

garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati-hati karena tidak semua gagal ginjal

disertai retensi natrium.

         Transplantasi ginjal

Dengan pencangkokan ginjal yang sehat ke pasien GGK, maka seluruh faal ginjal diganti

oleh ginjal yang baru.

  Komplikasi

1.      Hiperkalemia

tingginya kandungan kalium di dalam darah. Dan tingginya kandungan kalium di dalam darah dapat menimbulkan kematian mendadak, jika tidak ditangani dengan serius.

Page 8: gagal ginjal kronik

2.      Perikarditis,efusi perikardial

Akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

3.      Hipertensi

4.      Anemia

5.      Penyakit tulang

Akibat kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal

 Asuhan keperawatan

    Pengkajian

Nama                           : Ny B

Umur                           : 86 Tahun

Jenis kelamin               : perempuan

Agama                         : islam

Suku bangsa                 : jawa

Pekerjaan                     : -

Alamat                         : jl kusuma bangsa no 03 Bekasi Barat

Status                          : Janda

Penanggung jawab

Nama                           : Tn A

Alamat                         : Jl veteran no 45 jakarta

Pekerjaan                     : PNS

Status                          : Anak kandung

    Keluhan Utama

         Klien mengeluh lemas

         Klien mengeluh cepat capek

         Klien mengeluh sesak napas

         Klien mengeluh tremor

         Klien mengeluh gatal-gatal seluruh tubuh

Page 9: gagal ginjal kronik

         Klien mengeluh sering keluar darah dari hidung

         Klien mengatakan tekanan darah tinggi

    Riwayat Penyakit sekarang

Ny B seorang janda 86 th datang ke unit hemodialisis. Saat datang muka klien tampak pucat, oedema anasarka, dan mengeluh lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh cepat capek dan napas terasa sesak saat aktivitas dan diikuti tremor, gatal-gatal seluruh tubuh, sering keluar darah dari hidung, kulit tampak kering dan banyak yang mengelupas,rambut tampak kusam dan kemerahan

      Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi ( tekanan darah tinggi ) sejak 15 tahun yang lalu dan tidak terkontrol dan dia telah melakukan hemodialisis sejak 2 tahun yang lalu. Pemeriksaan tekanan darah terakhir 160/100 mmHg.

      Riwayat kesehatan keluarga

Ny B menceritakan bahwa beliau mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 15 tahun yg lalu. Dan ibu dari Ny B pun dulu semasa hidupnya mengidap penyakit hipertensi juga.               

    Pemeriksaan fisik

      Tanda tanda vital

-          Tekanan Darah                  : 160/90 mmHg

-          Nadi                                  : 96 x /menit

-          RR                                     : 24 x /menit

      fisik

-          Kulit                                  : turgor kulit kering, mudah mengelupas

-          Rambut                             : rambut kusam dan warna kemerahan           

-          Mata                                  :Pada klien GGK mata mengalami pandangan kabur .

-          THT                                   :Pada GGK telinga hidung dan tenggorokan tidak mengalami gangguan pada mulut ditemukan adanya perdarahan pada gusi dan lidah.

-           Pada thorax dan abdomen.Pada pemeriksaan abdomen dan thorak ditemukan adanya nyeri pada dada dan abdomen

Page 10: gagal ginjal kronik

ditemukan disternsi perut (asietas atau penumpukan cairan, pembesaran heper pada stadium akhir).

-           Sistem kardiovaskuler.GGK berlanjut menjadi tekanan darah tinggi, detak jantung menjadi irregular        ( termasuk detak jantung yang mengancam kehidupan atau terjadi fibrilasi), pembengkakan, gagal ginjal kongestif.

-          Sistem genitourinaria.Karena ginjal kehilangan kesanggupan mengekskresi natrium, penderita mengalami retensi natrium dan kelebihan natrium sehingga penderita mengalami iritasi dan menjadi lemah. Pengeluaran urine mengalami penurunan serta mempengaruhi komposisi kimianya, berkurangnya frekwensi kencing, urine sedikit, urine tidak ada pada gagal ginjal, perut mengembung, diare atau justru sulit BAB, perubahan warna urine misalnya :Kuning, coklat, merah, gelap, urin sedikit dan beda negative.

-          Sistem gastrointestinal.Pada saluran pencernaan terjadi peradangan ulserasi pada sebagaian besar alat pencernaan. Gejala lainnya adalah terasa metal di mulut, nafas bau amonia, nafsu makan menurun, mual muntah, perut mengembung, diare atau justru sulit BAB.

-          Sistem neuromuscular Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral. Klien sering terjadi kejang ( tremor)

-          Sistem kardiovaskuler

Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam / peningkatan aktivitas sistem rennin-angiotensin-aldosteron. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis, efusi pericardial,penyakit jantung koroner akibat ateroskelerosisyang timbul dini, serta gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi.

-          Sistem perkemihan

Penurunan urine output < 400 ml / hari

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Data focus

Data objek Data subjek

klien tampak terengah-engah Klien mengeluh sesak napas

Klien terlihat gelisah Klien mengatakan tekanan darah tinggi

Klien tampak menggaruk-garuk kulit Klien mengeluh gatal-gatal

Page 11: gagal ginjal kronik

klien tamapak memegangi kulit

Klien tampak pucat Klien mengeluh lemas

Klien tampak tidak bertenaga Klien mengeluh mudah capek

B.      Analisa data

 Data Etiologi Masalah

Ds : klien mengeluh sesak napas

Do : klien tampak terengah-engah saat bernapas

Oedema anasarka

sesak napas

Karena ada tek. Pd organ paru

Ketidakefektifan pola napas

Gangguan pola napas

Ds : klien mengatakan tekanan darahnya tinggi

Do : saat dikaji TD 160/100 mmHg

Hipertensi

Kecilnya pembuluh darah

Suplai oksigen

hipoperfusi    ketidakefektifan perfusi renal

Produksi hormone rennin

aktifnya angiotensin 1

Ketidakefektifan perfusi renal

Page 12: gagal ginjal kronik

berubah menjadi angiotensin 2

Vasokontriksi

Ds : klien mengeluh gatal-gatal

Do : klien tampak menggaruk-garuk kulit

Klien tamapak memegangi kulit

Oedema anasarka

Ureum

Terjadi penumpukan urokrum pd kulit

Gangguan integritas kulit

Kulit gatal-gatal & mengelupas

Gangguan integritas kulit

C.    Diagnosa Keperawatan

Dx 1    : ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan adanya tekanan pada organ paru akibat oedema anasarka.

Dx 2    :ketidakefektifan perfusi jaringan renal berhubungan hipoperfusi akibat hipertensi

Dx 3    : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penumpukan urokrum akibat oedema anasarka

D.    Intervensi

NO Dx kep

Tujuan dan KH intervensi rasional Ttd

Page 13: gagal ginjal kronik

1 1 Selama dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien: -dapat bernapas dengan lega

-pola napas kembali normal

-napas tidak terengah-engah

Mandiri :

          Observasi pola napas

          Ajarkan pola  napas dalam

          Berikan posisi semiflowler

Kolaborasi :

          Berikan oksigen sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien

          Agar perawat dapat membantu menegakkan diagnosa dan mengetahui pola napas klien

          Untuk melatih pernapasan agar mengurangi sesak

          Agar pasien dapat merasa nyaman

          Membantu memudahkan klien untuk bernapas

2 2 Selama dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien:

-Tekanan darah kembali normal 120/80 mmHg

Mandiri :

          Pantau tekanan darah

          Kaji lingkungan

          Pertahankan pembatasan aktivitas ( di tempatan tidur atau kursi)

          Lakukan tindakan -tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher

          Ajarkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.

Kolaborasi dengan tim medis :

          Agar dapat mengetahui perubahan tekanan darah darah pada klien

          Supaya klien dapat merasa rileks

          Untuk menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi

          Untuk mengurangi ketidak nyamanan dan dapat menurunkan rangsangan simpatis

          Dapat menurunkan rangsangan yang dapat menimbulkan stres, membuat efek

Page 14: gagal ginjal kronik

          Berikan obat diuretik tiazid

Kolaborasi dengan tim gizi:

          Berikan diet rendah garam dan diet rendah kolesterol

tenang sehingga menurunkan tekanan darah

          Tiazid di gunakan untuk menurunkan tekanan darah pasien Diuretiknya memperkuat agen- agen hipertensif lain dengan membatasi retensi cairan.

          Untuk menjaga tekanan darah agar stabil 

3 3 Selama dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien:

-tidak mengeluh gatal-gatal lagi

Mandiri :

          Kaji terhadap kekeringan kulit, dan infeksi

          Gunting kuku pertahankan kuku terpotong bersih

Kolaborasi

          Berikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan

          Perubahan mungkin disebabkan oleh penurunan aktivitas kelenjar keringat atau pengumpulan kalsium dan posfat pada lapisan kutancus

          Area-area ini sangat mudah terjadinya infeksi

          Mengurangi stimulus gatal pada kulit

E.     Implementasi hari-1

No Dx kep

.Implementasi Respon klien Ttd

1 1           Mengobservasi pola napas 

          Mengajarkan pola napas dalam

          Memberikan posisi

Do :pola napas klien belum teratur

Ds :klien mengatakan napasnya masih sesak

Do: klien tampak kooperatif terhadap

Page 15: gagal ginjal kronik

semiflowler

          Memberikan  oksigen sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien

anjuran perawat

Ds: pasien mengatakan napasnya sedikit lega

Do: klien terlihat nyaman

Ds: klien mengatakan merasa nyaman

Do:klien tampak kooperatif

Ds: klien mengatakan napasnya agak lancar

2 2           Memantau tekanan darah

          mengkaji lingkungan

          mempertahankan pembatasan aktivitas ( di tempat tidur atau kursi)

           

          melakukan tindakan –tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher

          mengajarkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.

Kolaborasi dengan tim medis :

          memberikan obat diuretiktiazid

Kolaborasi dengan tim gizi:

          memberikan diet rendah garam dan diet rendah kolesterol

           

Do : klien tampak kooperatif

Ds :

Do: klien terlihat  rileks

Ds: klien mengatakan merasa nyaman

Do:klien tampak sedikit stres dan kurang tenang

Ds: klien mengatakan dirinya kurang tenang dan sedikit mengalami stres

Do: klien tampak sedikit rileks

Ds: klien mengatakan sedikit  merasa rileks

Do: klien tampak kooperatif

Ds: klien mengatakan sudah sedikit bisa untuk berimajinasi

Do: saat dikaji Tekanan Darah : 140/90  mmHg.

Ds:

Do: klien tampak kooperatif

Ds:

3 3 Mandiri : Do :saat dikaji kulit klien tampak

Page 16: gagal ginjal kronik

          mengkaji terhadap kekeringan kulit, dan infeksi

          Menggunting kuku & mempertahankan kuku terpotong bersih

Kolaborasi

          memberikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan

kering kemerahan

Ds :

Do : klien tampak kooperatif terhadap perawat

Ds : klien mengatakan merasa nyaman.

Do : klien tampak kooperatif

Ds : klien mengatakan gatal-gatal sedikit berkurang.

F.     EVALUASI HARI KE 1

NO. DX KEP EVALUASI TTD

1 DX 1 S:    -     klien mengatakan napasnya masih sesak

          pasien mengatakan napasnya sedikit lega

O:   -     pola napas klien belum teratur

A:   -     masalah belum teratasi

P:   -      intervensi di lanjutkan

2 DX 2 S:    -     klien mengatakan dirinya kurang tenang dan sedikit mengalami stres

          klien mengatakan sedikit  merasa rileks

          klien mengatakan sudah sedikit bisa untuk berimajinasi

O:   -     klien tampak sedikit stres dan kurang tenang

          klien tampak sedikit rileks

          saat dikaji Tekanan Darah : 140/90  mmHg.

A:   -     masalah belum teratasi

P:   -     intervensi di lanjutkan

3 DX3 S:  -     klien mengatakan masih merasa gatal-gatal pada kullitnya

O: -      kulit klien tampak kering kemerahan

Page 17: gagal ginjal kronik

A: -      masalah belum teratasi

P:        intervensi di lanjutkan

IMPLEMENTASI HARI-2

No Dx kep

.Implementasi Respon klien Ttd

1 1           Mengobservasi pola napas 

          Mengajarkan pola napas dalam

          Memberikan posisi semiflowler

          Memberikan  oksigen sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien

Do :pola napas klien tampak sudah teratur

Ds :klien mengatakan napasnya sudah tidak sesak

Do: klien tampak kooperatif terhadap anjuran perawat

Ds: pasien mengatakan napasnya sudah lega

Do: klien terlihat nyaman

Ds: klien mengatakan merasa nyaman

Do:klien tampak kooperatif

Ds: klien mengatakan napasnya sudah lancar

2 2           Memantau tekanan darah

          mengkaji lingkungan

          mempertahankan pembatasan aktivitas ( di tempat tidur atau kursi)

          melakukan tindakan –tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher

          mengajarkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.

Kolaborasi dengan tim medis :

Do : klien tampak kooperatif

Ds :

Do: klien terlihat  rileks

Ds: klien mengatakan merasa nyaman

Do:klien tampak tidak stres lagi dan sudah merasa tenang

Ds: klien mengatakan dirinya sudah merasa tenang dan tidak mengalami stres lagi

Do: klien tampak sudah rileks

Ds: klien mengatakan sudah  merasa

Page 18: gagal ginjal kronik

          memberikan obat diuretiktiazid

Kolaborasi dengan tim gizi:

          memberikan diet rendah garam dan diet rendah kolesterol

           

rileks

Do: klien tampak kooperatif

Ds: klien mengatakan sudah bisa untuk berimajinasi

Do: saat dikaji Tekanan Darah : 120/80  mmHg.

Ds:

Do: klien tampak kooperatif

Ds:

3 3 Mandiri :

          mengkaji terhadap kekeringan kulit, dan infeksi

          Menggunting kuku & mempertahankan kuku terpotong bersih

Kolaborasi

          memberikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan

Do :saat dikaji kulit klien  sudah tidak tampak kering kemerahan lagi

Ds :

Do : klien tampak kooperatif terhadap perawat

Ds : klien mengatakan merasa nyaman.

Do : klien tampak kooperatif

Ds : klien mengatakan gatal-gatal sudah berkurang.

EVALUASI HARI KE 2

NO. DX KEP EVALUASI TTD

1 DX 1  S:    -     klien mengatakan napasnya sudah tidak lagi sesak

          pasien mengatakan napasnya sudah lega

O:   -     pola napas klien tampak sudah teratur

A:   -     masalah  teratasi

P:   -      intervensi di hentikan

2 DX 2 S:    -     klien mengatakan dirinya sudah merasatenang dan  tidak mengalami stres lagi

Page 19: gagal ginjal kronik

          klien mengatakan sudah merasa rileks

          klien mengatakan sudah bisa untuk berimajinasi

O:   -     klien tampak tidak stress lagi dan sudah mulai tenang

          klien tampak sudah rileks

          saat dikaji Tekanan Darah : 120/80  mmHg.

A:   -     masalah teratasi

P:   -     intervensi di hentikan

3 DX3  S:  -     klien mengatakan sudah tidak lagi merasa         

             gatal-gatal pada kulitnya

O: -      kulit klien sudah tidak tampak kering kemerahan

A: -      masalah teratasi

P:        intervensi di hentikan

BAB IV

Penutup

A.   Kesimpulan

Gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel, dimana

kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit, menyebabkan uremia(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)

Penyebab

• Infeksi misalnya pielonefritis kronik

• Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis

• Penyakit vaskuler hipertensif

• Gangguan jaringan penambung

• Gangguan kongenital dan herediter

Page 20: gagal ginjal kronik

• Penyakit metabolic

• Nefropati toksik

• Nefropati obstruktif

Tanda dan gejala

         Wajah terlihat pucat

         oedema anasarka

         malaise

         nafas terasa sesak

         gatal-gatal

         keluar darah dari hidung

         turgor kulit kering

         rambut kusam dan kemerahan

         tremor

         hipertensi

Komplikasi

• Hiperkalemia

• Asidosis metabolic

Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti yang paling baik, akan tetapi mempunyai

beberapa kendala seperti keterbatasan donor, biaya mahal, efek samping obat-obatan

imunosupresi dan rejeksi kronik yang belum bisa diatasi. Keuntungan transplantasi ginjal

ialah menghasilkan rehabilitas paling baik dibandingkan dialysis.

B.     Saran

Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon 

perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit gagal ginjal kronis

menjadi bekalkan dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas

ini.

Page 21: gagal ginjal kronik

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid

3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses

Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Supartondo. ( 2001 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI