furniturmu tentukan hutan kita

1
FURNITURMU KAMU HARUS TAU! HUTAN KITA TENTUKAN Indonesia merupakan salah satu penghasil furnitur kayu terbesar di dunia karena hutan alam kita yang kaya. Di tahun 2015, ekspor furnitur Indonesia mencapai USD 1,4juta (data Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan) atau 50% dari jumlah produksi furnitur nasional. Sementara 50% lainnya dijual di pasar domestik. Di Indonesia furnitur diproduksi dengan dua cara: Ada regenerasi hutan karena kayu diambil lewat tata kelola hutan yang baik Habitat spesies terjaga Masyarakat adat/ lokal menerima manfaat dari tata kelola yang benar Kayu diperoleh dengan cara merusak alam Proses tidak mengindahkan habitat spesies kunci seperti orangutan, harimau, gajah Merugikan masyarakat adat/ lokal Baik (legal dan ramah lingkungan) Buruk (ilegal dan merusak lingkungan) Setiap tempat tinggal pasti memiliki furnitur dan sebagian besar furnitur berkomponen kayu. Artinya setiap dari kita mempunya “sepotong” hutan di rumah. Pertimbangan konsumen saat membeli furnitur kayu & rotan: Fungsi atau kebutuhan Harga Estetika/ keindahan Jenis material Merek 99% Memiliki furnitur kayu 76% Memiliki furnitur rotan 61% mempertimbangkan dampak penggunaan produk kayu terhadap kelestarian hutan 10% mempertimbangkan secara intensif 65% Beli sendiri Mix beli sendiri dan hadiah Hadiah atau warisan hutan di rumah kita Furnitur ramah lingkungan dari Indonesia lebih banyak diekspor karena permintaan pasar domestik akan furnitur ramah lingkungan sedikit. Permintaan kita akan furnitur ramah lingkungan akan mampu mengubah industri kayu dan rotan di Indonesia ke arah yang lebih “hijau”. alih furniturmu Untuk membedakan antara furnitur illegal dan ramah lingkungan, kini sudah ada kebijakan legalitas kayu dari Pemerintah Indonesia (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)/ Legal Wood) dan sertifikasi produk kayu lainnya seperti FSC and LEI. Dari responden yang sama, mereka ditanya mengenai keinginan mengubah pembelian furnitur menjadi ramah lingkungan. Rata-rata sebanyak 50% responden telah melakukan praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari: Menggunakan kertas bolak balik (51,7%) Memilih produk ramah lingkungan meskipun harganya lebih mahal (45,6%) Dikenal teman-teman & kerabat sebagai orang yang peduli lingkungan (49,8%) 50% responden ingin mencari tahu lebih banyak tentang furnitur ramah lingkungan. 45% responden menyatakan kemungkinan mengganti furnitur ramah lingkungan di masa mendatang. Setelah mengetahui adanya sertifikasi produk kayu, 77% responden menyatakan mau mengutamakan furnitur kayu/ rotan yang memiliki sertifikasi ini. LALU? Rekomendasi kita untuk orang terdekat mempunyai “kekuatan” besar meningkatkan permintaan pasar akan produk kayu dan rotan ramah lingkungan. Mengingat kontribusi kita yang besar dalam menentukan nasib hutan Indonesia, jangan hentikan informasi sampai di sini saja. Kita memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga hutan dan lingkungan demi generasi mendatang. Rekomendasi anggota keluarga (pasangan,orang tua, anak) menjadi sumber informasi utama yang diandalkan konsumen sebelum membeli produk furnitur kayu. APA YANG BISA KAMU LAKUKAN? 1. 2. 3. 4. 5. Tanya asal kayu furnitur saat membeli Beli furnitur berlogo Legal Wood, LEI atau FSC Beli/ gunakan furnitur daur ulang agar tidak ada kayu baru yang perlu ditebang Ajak orang terdekatmu ubah gaya pembelian furnitur mereka Klik www.wwf.or.id/gftn untuk mempelajari lebih lengkap tentang sertifikasi hutan dan produk kayu Mulai saat ini jadilah konsumen cerdas dan kritis: #BeliYangBaik adalah kampanye konsumen yang diinisiasi WWF-Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak konsumsi sehari-hari terhadap lingkungan dan mengajak konsumen mengubah gaya konsumsi menjadi ramah lingkungan. Kunjungi http://www.beliyangbaik.org/ untuk tahu mengenai kumpulan informasi produk konsumen ramah lingkungan. 1 2 3 4 5 Source: WWF-Indonesia tahun 2015 Responden survey sebanyak 450 orang (361 perempuan, 89 laki – laki) usia 15 – 62 tahun, tinggal di kota Jakarta Tanpa sadar kegiatan kita berdampak pada kerusakan hutan, contohnya saja furnitur kayu atau rotan yang kita gunakan. Kenapa kita yang tentukan kelestarian hutan? Baca lebih seksama.

Upload: soraya-m-s

Post on 06-Apr-2017

31 views

Category:

Lifestyle


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Furniturmu Tentukan Hutan Kita

FURNITURMU

KAMUHARUSTAU!

HUTAN KITATENTUKAN

Indonesiamerupakan salah satu penghasilfurnitur kayu terbesar di dunia karenahutan alam kita yang kaya. Di tahun 2015,ekspor furnitur Indonesia mencapai USD 1,4juta(data Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan)atau 50% dari jumlah produksi furnitur nasional.Sementara 50% lainnya dijual di pasar domestik.

Di Indonesia furnitur diproduksi dengan dua cara:

Ada regenerasi hutan karenakayu diambil lewat tata kelola

hutan yang baik

Habitat spesies terjaga

Masyarakat adat/ lokal menerimamanfaat dari tata kelola yang benar

Kayu diperoleh dengancara merusak alamProses tidak mengindahkanhabitat spesies kunci sepertiorangutan, harimau, gajahMerugikan masyarakat adat/ lokal

Baik (legal dan ramah lingkungan) Buruk (ilegal dan merusak lingkungan)

Setiap tempat tinggalpasti memiliki furniturdan sebagian besarfurnitur berkomponenkayu. Artinya setiapdari kita mempunya“sepotong” hutandi rumah.

Pertimbangankonsumen saat

membeli furnitur kayu & rotan:Fungsi atau kebutuhan

HargaEstetika/ keindahan

Jenis materialMerek

99%

Memiliki furniturkayu

76%

Memiliki furniturrotan

61%mempertimbangkandampak penggunaanproduk kayu terhadap

kelestarian hutan

10%mempertimbangkan

secara intensif

65%

Beli sendiriMix beli sendiridan hadiahHadiahatau warisan

hutandi rumahkita

Furnitur ramah lingkungan dari Indonesia lebih banyak diekspor

karena permintaan pasar domestik akan furnitur

ramah lingkungan sedikit.

Permintaan kita akan furnitur ramah lingkungan akan mampu mengubah industri kayu dan rotandi Indonesia ke arah yang lebih “hijau”.

alihfurniturmuUntuk membedakan antara furnitur illegal dan ramah lingkungan,kini sudah ada kebijakan legalitas kayu dari Pemerintah Indonesia(Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)/ Legal Wood)dan sertifikasi produk kayu lainnya seperti FSC and LEI.Dari responden yang sama, mereka ditanya mengenai keinginanmengubah pembelian furnitur menjadi ramah lingkungan.

Rata-rata sebanyak 50% respondentelah melakukan praktik ramah lingkungan

dalam kehidupan sehari-hari:

Menggunakan kertas bolak balik (51,7%)

Memilih produk ramah lingkungan meskipunharganya lebih mahal (45,6%)

Dikenal teman-teman & kerabat sebagai orangyang peduli lingkungan (49,8%)50%

respondeningin mencari

tahu lebih banyaktentang

furnitur ramahlingkungan.

45% responden

menyatakankemungkinan

mengganti furniturramah lingkungan

di masamendatang.

Setelahmengetahui

adanya sertifikasiproduk kayu,

77%responden menyatakan

mau mengutamakanfurnitur kayu/

rotan yangmemiliki

sertifikasi ini.

LALU?

Rekomendasi kita untuk orang terdekat mempunyai “kekuatan” besarmeningkatkan permintaan pasar akan produk kayu dan rotan ramah lingkungan.Mengingat kontribusi kita yang besar dalam menentukan nasib hutan Indonesia,

jangan hentikan informasi sampai di sini saja. Kita memiliki tanggung jawab besardalam menjaga hutan dan lingkungan demi generasi mendatang.

Rekomendasi anggota keluarga(pasangan,orang tua, anak)

menjadi sumber informasi utamayang diandalkan konsumen sebelum

membeli produk furnitur kayu.

APA YANG BISA KAMU LAKUKAN?

1.2.

3.

4.

5.

Tanya asal kayu furnitur saat membeli

Beli furnitur berlogo Legal Wood, LEI atau FSC

Beli/ gunakan furnitur daur ulang agar tidak adakayu baru yang perlu ditebang

Ajak orang terdekatmu ubah gaya pembelianfurnitur mereka

Klik www.wwf.or.id/gftn untuk mempelajarilebih lengkap tentang sertifikasi hutandan produk kayu

Mulai saat ini jadilah konsumen cerdas dan kritis:

#BeliYangBaik adalah kampanye konsumen yang diinisiasi WWF-Indonesiauntuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak konsumsisehari-hari terhadap lingkungan dan mengajak konsumen mengubah gaya

konsumsi menjadi ramah lingkungan.

Kunjungi http://www.beliyangbaik.org/ untuk tahu mengenai kumpulaninformasi produk konsumen ramah lingkungan.

1 2345

Source:WWF-Indonesiatahun 2015

Responden survey sebanyak 450 orang(361 perempuan, 89 laki – laki)

usia 15 – 62 tahun, tinggal di kota Jakarta

Tanpa sadar kegiatan kita berdampak pada kerusakan hutan,contohnya saja furnitur kayu atau rotan yang kita gunakan.

Kenapa kita yang tentukan kelestarian hutan? Baca lebih seksama.