fraktur femur

27
BAB II LAPORAN KASUS I. Identitas Nama : Tn. K Umur : 18 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Alamat : Karanganyar Tanggal masuk RS : 25 Maret 2013 Tanggal pemeriksaan : 25 Maret 2013 II. Anamnesis (Autoanamnesis tanggal 25 Maret 2013) Keluhan utama : Nyeri paha kanan Riwayat penyakit sekarang : 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien bertabrakan dengan sesame pengendara sepeda motor dengan posisi jatuh tidak diketahui. Kemudian pasien merasakan nyeri pada paha bagian kanan. Nyeri yang dirasakan sangat hebat terutama saat digerakkan. Nyeri juga dirasakan saat bagian tersebut ditekan dan dipakai berjalan, sehingga membuat pasien tidak bisa berdiri 1

Upload: bening-biru

Post on 06-Dec-2014

251 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

presentasi kasus

TRANSCRIPT

Page 1: fraktur femur

BAB II

LAPORAN KASUS

I. Identitas

Nama : Tn. K

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan :

Alamat : Karanganyar

Tanggal masuk RS : 25 Maret 2013

Tanggal pemeriksaan : 25 Maret 2013

II. Anamnesis (Autoanamnesis tanggal 25 Maret 2013)

Keluhan utama : Nyeri paha kanan

Riwayat penyakit sekarang :

3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kecelakaan lalu

lintas. Pasien bertabrakan dengan sesame pengendara sepeda motor dengan

posisi jatuh tidak diketahui. Kemudian pasien merasakan nyeri pada paha

bagian kanan. Nyeri yang dirasakan sangat hebat terutama saat digerakkan.

Nyeri juga dirasakan saat bagian tersebut ditekan dan dipakai berjalan, sehingga

membuat pasien tidak bisa berdiri dan tidak bisa berjalan. Keluhan ini juga

disertai bengkak pada bagian paha kanan, namun tidak disetai memar maupun

luka di sekitar area yang dikeluhkan. Pingsan (-) Muntah (-)

Setelah kecelakaan, pasien tidak langsung dibawa ke rumah sakit,

tetapi dibawa ke sangkal putung. Namun, karena tidak ada perbaikan, pasien

dibawa ke RSOP.

1

Page 2: fraktur femur

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat jatuh sebelumnya : disangkal

Riwayat penyakit hipertensi : disangkal

Riwayat penyakit gula : disangkal

Riwayat operasi : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat keluhan serupa : disangkal

Riwayatpenyakithipertensi : disangkal

Riwayat penyakit gula : disangkal

III. ANAMNESIS SISTEMIK

1. Kulit : sawo matang, pucat (-), lesi (-)

2. Mata : penglihatan berkurang (-)

3. Hidung : pilek (-), bersin-bersin (-), mimisan (-)

4. Telinga : keluar cairan disekitar telinga (-), darah (-), nyeri di

telinga (-).

5. Mulut : bibir kering (-)

6. Leher : benjolan (-)

7. Pernafasan : sesak nafas (-)

8. Kardiovaskuler : mudah berdebar debar (-), nyeri dada (-)

9. Pencernaan : muntah (-), nafsu makan turun (-), BAB darah (-)

10. Punggung : scoliosis (-)

11. Genitouria : BAK terganggu (-)

12. Ekstremitas atas : oedem (-/-), akral dingin (-/-), nyeri (-).

13. Ekstremitas bawah : oedem (+/-), akral dingin (-/-), nyeri (+/-)

IV. PEMERIKSAAN FISIK

2

Page 3: fraktur femur

Keadaan Umum : compos mentis

1. Primary Survey

a. Airway : Bebas

b. Breathing : Pernapasan spontan, thoracoabdominal, 22 x/menit

c. Circulation : TD = 120/80 mmHg, N: 92 x/menit.

d. Disability : GCS E4V5M6, refleks cahaya (+/+), pupil isokor

(3mm/3mm)

e. Exposure : suhu 37.0oC, jejas (+) lihat status lokalis.

2. Secondary Survey

a. Kulit : sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petekie (-), turgor

baik,ujud kelainan kulit pada regio midfacial dan scapula

dekstra

b. Kepala : mesocephal, jejas (-).

c. Mata : pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+), visus (N/N),

gerakan bola mata (N/N)

d. Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)

e. Hidung : bentuk simetris, napas cuping hidung (-), sekret (-/-), keluar

darah (-/-)

f. Mulut : maloklusi (-), lidah kotor (-), gigi tanggal (-)

g. Leher : normocolli, deviasi trakea (-), jejas (-), nyeri tekan (-), sleep

off (-)

h. Thoraks :

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising(-)

Pulmo

3

Page 4: fraktur femur

Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : fremitus raba dinding dada kanan = kiri

Perkusi : sonor / sonor

Auskultasi : suara dasar vesikuler ( + /+), suara tambahan (-/-)

i. Abdomen

Inspeksi : distended (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), defens muskuler (-)

j. Genitourinaria : BAK normal, BAK darah (-), BAK nanah (-), nyeri

BAK (-)

k. Ekstremitas :

Atas Bawah

Kanan Kiri Kanan Kiri

Oedem - - - -

Akral dingin - - - -

Motorik 5 5 sde 5

Sensorik 2 2 2 2

V. STATUS LOKALIS

Regio femur dextra

4

Page 5: fraktur femur

Look : Terlihat paha kanan terbalut elastic verband dari os femur

proksimal dextra sampai ke regio cruris dextra.

Feel : Arteri dorsalis dextra teraba, sensibilitas baik, suhu lebih

hyperthermia dibandingkan tungkai atas sebelahnya

Move : Nyeri (+), abduksi (+) terbatas, adduksi (+) terbatas, tungkai

bawah kiri dapat digerakan terbatas, ankle joint kanan dapat

digerakan, rasa nyeri (+), dorso dan plantar fleksi (+), rasa nyeri

(-).

VI. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Darah rutin 10 Desember 2012

Hb 16 g/dl

Ht 46 vol%

Leukosit 11 x 103/ µl

Trombosit 299 x 103/ µl

Eritrosit 5.34 x 106/ µl

Golongan darah O

PT 13.3 s

APTT 27 s

GDS 90mg/dl

HbsAg Negatitf

Foto Radiologi Femur

5

Page 6: fraktur femur

VII. ASSESMENT

Closed Fracture Femur 1/3 middle dextra

VIII.Penatalaksanaan

Infus RL 20 tetes/menit

Injeksi Ketorolac 2x1 amp

Immobilisasi dengan pemasangan traksi

Konsul dokter spesialis ortopaedi dan traumatologi

Operatif : Open reduction fiksasi internal

IX. PROGNOSIS

6

Page 7: fraktur femur

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

7

Page 8: fraktur femur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI TULANG FEMUR

Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi yaitu acetabulum

dengan bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil,

trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas.

Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa,

ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada

faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri

retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju

daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

FRAKTUR FEMUR

A. DEFINISI

8

Page 9: fraktur femur

Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi

mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks;

biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Bilamana tidak ada luka

yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit atau kulit

diatasnya masih utuh ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana), sedangkan bila

terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau

permukaan kulit yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi ini

disebut fraktur terbuka. Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat

disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti

degenerasi tulang/ osteoporosis.

B. EPIDEMIOLOGI

Klasifikasi alfanumerik pada fraktur, yang dapat digunakan dalam pengolahan

komputer, telah dikembangkan oleh (Muller dkk., 1990). Angka pertama

menunjukkan tulang yaitu :

1. Humerus

2. Radius/Ulna

3. Femur

4. Tibia/Fibula

Sedangkan angka kedua menunjukkan segmen, yaitu :

1. Proksimal

2. Diafiseal

3. Distal

4. Maleolar

Untuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasifikasi misalnya saja pada

fraktur collum, fraktur subtrochanter femur ini banyak terjadi pada wanita tua dengan

usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotik, trauma yang

9

Page 10: fraktur femur

dialami oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset di kamar mandi)

sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan.

Sedangkan fraktur batang femur, fraktur supracondyler, fraktur intercondyler, fraktur

condyler femur banyak terjadi pada penderita laki – laki dewasa karena kecelakaan

ataupun jatuh dari ketinggian. Sedangkan fraktur batang femur pada anak terjadi

karena jatuh waktu bermain dirumah atau disekolah.

C. ETIOLOGI

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena;

jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya

menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya; penghancuran

kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak

yang luas.

Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat

yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan jaringan lunak di tempat

fraktur mungkin tidak ada.

Fraktur akibat peristiwa trauma tunggal

Kekuatan dapat berupa :

1. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral

2. Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang menyebabkan fraktur

melintang

3. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagian melintang

tetapi disertai fragmen kupu – kupu berbentuk segitiga yang terpisah

4. Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang menyebabkan

fraktur obliq pendek

10

Page 11: fraktur femur

5. Penatikan dimana tendon atau ligamen benar – benar menarik tulang sampai

terpisah

Tekanan yang berulang-ulang

Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat

tekanan berulang – ulang.

Kelemahan abnormal pada tulang

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya

oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget)

D. KLASIFIKASI

Klasifikasi fraktur femur dapat dibagi dalam :

a. Fraktur collum femur :

Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya

penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor

langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh

trauma tidak langsung yaitu karena gerakan exorotasi yang mendadak dari

tungkai bawah, dibagi dalam :

Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)

Fraktur extrakapsuler (Fraktur intertrochanter femur)

b. Fraktur subtrochanter femur :

Ialah fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter minor,

dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah

dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :

tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor

11

Page 12: fraktur femur

tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minor

tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminor

c. Fraktur batang femur (dewasa)

Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat

kecelakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada

daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan

penderita jatuh dalam shock, salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi

berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi

menjadi :

- Tertutup

Fraktur femur kanan 1/3 distal Fraktur femur kanan 1/3 proksimal

spiraldisplaced tertutup kominutif displaced tertutup

12

Page 13: fraktur femur

- Terbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara

tulang patah dengan dunia luar dibagi dalam tiga derajat, yaitu ;

Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil,

biasanya diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam

menembus keluar.

Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena

benturan dari luar.

Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak

banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)

d. Fraktur supracondyler femur :

Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke

posterior, hal ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot – otot

gastrocnemius, biasanya fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma

langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus

atau varus dan disertai gaya rotasi.

e. Fraktur intercondyler femur :

Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga

umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.

f. Fraktur condyler femur :

Mekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi

disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas.

E. GAMBARAN KLINIK

Riwayat

13

Page 14: fraktur femur

Biasanya terdapat riwayat cedera, diikuti dengan ketidakmampuan

menggunakan tungkai yang mengalami cedera, fraktur tidak selalu dari tempat

yang cedera suatu pukulan dapat menyebebkan fraktur pada kondilus femur,

batang femur, pattela, ataupun acetabulum. Umur pasien dan mekanisme cedera

itu penting, kalau fraktur terjadi akibat cedera yang ringan curigailah lesi patologik

nyeri, memar dan pembengkakan adalah gejala yang sering ditemukan, tetapi

gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak, deformitas jauh

lebih mendukung.

Tanda – tanda local :

a) Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal,

angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting

adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan

dengan fraktur, cedera terbuka

b) Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian

distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera

pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan

c) Movement : Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih

penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi – sendi

dibagian distal cedera.

F. DIAGNOSIS

Terdapat tanda klinis yang menunjang adanya fraktur

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan dengan sinar x harus dilakukan dengan

2 proyeksi yaitu anterior posterior dan lateral, kekuatan yang hebat sering

menyebabkan cedera pada lebih dari satu tingkat karena itu bila ada fraktur

14

Page 15: fraktur femur

pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar – x pada pelvis dan

tulang belakang

G. PENATALAKSANAAN

1. Terapi konservatif :

o Proteksi

o Immobilisasi saja tanpa reposisi

o Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips

o Traksi

Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah

dalam jangka waktu sesingkat mungkin

Metode Pemasangan traksi:

Traksi Manual

Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.

Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

Traksi Kulit

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot.

Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak

waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila

tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Traksi Skeletal

15

Page 16: fraktur femur

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced

traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat

metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

Kegunaan pemasangan traksi

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

o Mengurangi nyeri akibat spasme otot

o Memperbaiki dan mencegah deformitas

o Immobilisasi

o Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

o Mengencangkan pada perlekatannya.

2. Terapi operatif

o ORIF (Open Reduction internal fixation)

Indikasi ORIF :

o Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avasculair necrosis tinggi

o Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup

o Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan

o Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan

operasi

H. KOMPLIKASI

Early :

Lokal :

Vaskuler : compartement syndrome

Trauma vaskuler

Neurologis : lesi medulla spinalis atau saraf perifer

16

Page 17: fraktur femur

Sistemik : emboli lemak

Crush syndrome

Emboli paru dan emboli lemak

Late :

Malunion : Bila tulang sembuh dengan fungsi anatomis abnormal

(angulasi, perpendekan, atau rotasi) dalam waktu yang normal

Delayed union : Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang lebih dari

normal

Nonunion : Fraktur yang tidak menyambung dalam 20 minggu

17

Page 18: fraktur femur

Presentasi kasus RSOP

SEORANG LAKI-LAKI 18 TAHUN DENGAN CLOSED FRACTURE 1/3

MIDDLE DEXTRA

Oleh:

BENING RAHIMI TITISARI

G9911112031

Pembimbing:

dr. Ismail Maryanto, Sp.OT (K)

KEPANITERAAN KLINIK SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSOP PROF. DR. Dr R. SOEHARSO

SURAKARTA

18

Page 19: fraktur femur

2013

19

Page 20: fraktur femur

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik

IlmuBedah Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Presentasi kasus dengan judul:

SEORANG LAKI-LAKI 18 TAHUN DENGAN CLOSED FRACTURE 1/3

MIDDLE DEXTRA

Oleh:

BENING RAHIMI TITISARI

G9911112031

Pembimbing

dr. Ismail Maryanto, Sp.OT (K)

20