foto jurnalistik - saksi sejarah

72
FOTO JURNALISTIK SELEMBAR SAKSI SEJARAH

Upload: akademiberbagibalikpapan

Post on 15-May-2015

3.040 views

Category:

Education


10 download

DESCRIPTION

Materi kelas #AkberBPN10 Fotografi Jurnalistik

TRANSCRIPT

Page 1: Foto jurnalistik - saksi sejarah

FOTO JURNALISTIK

SELEMBAR SAKSI SEJARAH

Page 2: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Foto Peristiwa Jembatan Kukar

Page 3: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 4: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 5: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Foto kebakaran BP

Page 6: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 7: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 8: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Jurnalistik Foto dan Sejarah

Pada tahap awal munculnya fotografi di dunia, foto senantiasa

bertugas sebagai alat dokumentasi, baik dokumetasi pribadi atau dokumen resmi sebuah institusi bahkan negara.

Sebagai alat dokumentasi, foto menjadi salah satu hal penggerak perubahan dunia, bahkan hingga saat ini. Foto

tetap menjadi salah satu media untuk merekam sebuah peristiwa yang terjadi dalam sebuah waktu

Page 9: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Agar sebuah foto bisa menjadi sebuah media dokumentasi

yang berisi informasi bisa diketahui oleh banyak pihak, foto membutuhkan sebuah tempat yang bernama

media massa

Di dalam media massa inilah foto diolah menjadi sebuah berita

untuk memberi ide, gagasan, atau tindakan kepada orang lain untuk melakukan perubahan

Foto yang memuat sebuah berita inilah

yang acap kali dikenal dengan istilah foto jurnalistik

Page 10: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Fotojurnalistik menghentikan waktu dan memberi kita gambaran nyata bagaimana waktu membentuk sejarah lewat sebuah kejadian.

Fotojurnalistik menghubungkan manusia di seluruh dunia dengan bahasa gambarnya yang sesuai dengan fakta. Sehingga fotojurnalistik menjadi alat terbaik untuk melaporkan sebuah peristiwa yang dialami umat manusia secara ringkas dan efektif

Dalam dunia fotojurnalistik, efek yang ingin ditimbulkan oleh seorang pembuat fotojurnalistik adalah efek sosial dari sebuah efek visual yang dibuatnya

Dan dari dalam sebuah fotojurnalistik yang tercipta tersimpanlah sebuah cerita perubahan jaman yang di masa depan akan menjadi sebuah sejarah

Page 11: Foto jurnalistik - saksi sejarah

PENGERTIAN

JURNALISTIK – JURNALISME : kegiatan/pekerjaan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita/informasi melalui media massa.

FOTO : potret/gambar yang dibuat dan di hasilkan dengan sebuah alat bernama kamera dengan tujuan untuk menjadi sebuah alat penyimpan informasi (dokumentasi).

Page 12: Foto jurnalistik - saksi sejarah

PENGERTIAN FOTO JURNALISTIK Wilson Hick redaktur senior majalah ‘Life’ (1937-1950) dalam buku World and

Pictures (new York, Harper and Brothers, Arno Press 1952, 1972), foto jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan.

Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka di dunia Magnum yuang terkenal dengan teori ‘Decisive Moment’ — menjabarkan, “foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembut mengungkap sebuah cerita.”

Oscar Motuloh dalam sebuah pelatihan fotografi berpendapat fotojurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam bukti visual atas berbagai peristiwa kepada masyarakat seluas-luasnnya secara cepat.

Tokoh fotojurnalistik asal Surabaya Zainuddin Nasution berpendapat, foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan foto yang bertujuan dalam pemotretannya karena keinginan bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto di jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan (massage) kepada orang lain dengan maksud agar orang lain melakukan sesuatu tindakan psikologis.

Dan banyak pula, yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan fotojurnalistik itu, hanyalah foto-foto yang dihasilkan para wartawan foto saja. Padahal fotojurnalistik, sebenarnya mencakup suatu hal yang sangat luas. Foto-foto advetorial, kalender, postcard, brosur, dsb, bisa juga dikatakan sebagai jenis fotojurnalistik.

Page 13: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, foto jurnalisik adalah suatu media sajian informasi berupa bukti visual (gambar) atas berbagai peristiwa yang disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan waktu yang cepat.

Page 14: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Foto Jurnalistik :

Gambar/foto "biasa" yang dipadu dengan kata tetapi memiliki nilai berita atau

pesan yang "layak" untuk diketahui orang banyak dan disebarluaskan lewat media

massa.

foto yang punya nilai berita (bisa menceritakan kejadian/peristiwa)

Page 15: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Foto jurnalistik juga harus didukung dengan kata‑kata yang terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto / caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang akan disampaikan ke publik. Jika tanpa teks foto maka sebuah foto hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa bisa diketahui apa informasi dibaliknya.

Page 16: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 17: Foto jurnalistik - saksi sejarah

UNSUR UTAMA FOTO JURNALISTIK

Konsep utama dalam foto jurnalistik sama dengan konsep menulis berita, yaitu mempunyai unsur 5 W+1H : What, Who, Where, When Why How

Page 18: Foto jurnalistik - saksi sejarah

NILAI YANG TERKANDUNG

Nilai berita dalam foto tentu berhubungan dengan : Aktual penting Proximity atau kedekatan Magnitude (daya tarik) Ketokohan (popularitas, terkenal) Sesuatu yang gag biasa, jarang terjadi Unik Human interest (aspek kemanusiaan) Empati Konflik, kontroversial Dramatis

Page 19: Foto jurnalistik - saksi sejarah

KATEGORI

Menurut World Press Photo Foundation, penyelenggara lomba foto tahunan tentang fotojurnalistik tingkat dunia mengelompokkan fotojurnalistik menjadi beberapa kategori di antaranya adalah :

Page 20: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Spot News ‑ Foto insidential

yang terjadi tanpa perencanaan sebelumnya, Contoh: foto bencana, kerusuhuan, teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta api, perkelaian dst.

Page 21: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 22: Foto jurnalistik - saksi sejarah

General news

Foto yang telah terjadwal sebelumnya (contoh: Sidang Umum MPR, Piala dunia, PON, Presiden meresmikan bendungan, pembukaan pameran perumahan dll. Dalam penyajiannya lebih luas mencakup Politik, ekonomi, pertahanan, humor dsb

Page 23: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 24: Foto jurnalistik - saksi sejarah

People in the News

Adalah sebuah sajian foto tentang manusia (orang) yang menjadi sorotan di sebuah berita. Kecenderungan yang disajikan lebih ke profil atau sosok seseorang . Bisa karena kelucuannya, ketokohannya, atau justru salah satu dari korban aksi teror, kurban bom dsb.

Page 25: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 26: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Daily life

Tentang segala aktifitas manusia yang mampu menggugah perasaan dalam kesehariannya, lebih ke human interest. Contohnya: seorang tua yang sedang menggendong beban yang berat, pedagang makanan dll.

Page 27: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 28: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Sosial & Environment

Foto yang menggambarkan tentang sosial kehidupan masyarakat dengan lingkungan hidupnya

Page 29: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 30: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Art and Culture

Foto yang dibuat menyangkut seni dan budaya secara luas, seperti pertunjukkan balet, pertunjukan yang terkait dengan masalah budaya dan musik dsb.

Page 31: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 32: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Science & Technology

Foto yang menyangkut perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di muka bumi. Misalnya penemuan situs purbakala, klonning domba, pemotretan organ tubuh, proses operasi seorang pasien dsb.

Page 33: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 34: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Portraiture

Foto yang menggambarkan sosok wajah seseorang baik secara clouse up maupun secama medium shot. Foto ditampilkan karena kekhasan pada wajah yang dimilikinya.

Page 35: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 36: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Sport

Foto‑foto yang dibuat dari peristiwa olahraga dari seluruh cabang olehraga apa saja. Baik olahraga tradisional maupun olahraga yang telah banyak dikenal oleh awam.

Page 37: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 38: Foto jurnalistik - saksi sejarah

PEWARTA FOTOOrang yang melakukan pemotretan untuk berita disebut

pewarta foto bukan fotografer, karena dari segi arti bila ditelaah lebih dalam akan ditemukan sebuah pembeda antara pewarta foto dan fotografer. Salah satunya

adalah “Hal terpenting bagi seorang pewarta foto adalah berpikir bahwa dia adalah seorang wartawan, yang kedua baru dia bertindak sebagai seorang fotografer.” Maksud dari kalimat tersebut adalah hal pertama yang dilakukan berfikir apakah objek dihadapannya bisa memberikan informasi yang laik dan mampu memberikan masukan atau inspirasi kepada dunia (lepas dari subjektifitas) hingga terjadinya perubahan ataukah tidak dan kemudian mengeksekusi objek tersebut dengan teknik foto yang dia kuasai

Page 39: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Dalam buku "Photojournalism, The Visual Approach" menyebutkan ada tiga jenjang yang baik sebagai basis seseorang yang akan memilih berkecimpung menjadi pewarta foto:

Pertama, snapshot (pemotretan sekejap), adalah pemotretan yang dilakukan dengan cepat karena melihat suatu momen atau aspek menarik. Pemotretan ini dilakukan dengan spontan dan reflek yang kuat. Jenjang pertama ini masih menyangkut pendekatan yang lebih pribadi.

Kedua, fotografi sebagai hobi. Dalam tahapan ini fotografer mulai menekankan faktor eksperimen dalam pemotretannya, tidak hanya sekedar melakukan snapshot saja. Dalam tahap ini biasanya fotografer mulai tertarik lebih jauh pada hal‑hal yang menyangkut fotografi.

Ketiga, art photography (fotografi seni), suatu jenjang yang lebih serius. Berbagai subyek pemotretan dilihat dengan interpretasi yang luas. Ekspresi subyektif terlihat dalam karya‑karya pada tahapan ini. Kejelian, improvisasi, kreasi dan kepekaan terhadap subyek menjadi basis pada jenjang ini.

photojournalism (pewarta foto) berada pada tahap selanjutnya. Artinya dalam mengemban profesi tersebut, maka seorang pewarta foto dianjurkan menguasai dengan fasih ketiga jenjang yang telah disebut tadi

Page 40: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Perbedaan foto jurnalis adalah terletak pada pilihan, membuat foto jurnalistik berarti memilih foto mana yang cocok. Dia mencontohkan dalam peristiwa pernikahan, dokumentasi berarti mengambil/memotret seluruh peristiwa. Mulai dari penerimaan tamu hingga usai acara. Tapi seorang wartawan foto hanya mengambil sisi‑sisi yang dianggap menarik saja. Karena memang peristiwa itu nantinya akan menjadi pilihan wartawan foto untuk dimuat di dalam medianya saja.

Page 41: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Alur Kerja Fotojurnalistik

Page 42: Foto jurnalistik - saksi sejarah

ALUR PENUGASAN

Page 43: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Hal-Hal yang Perlu Dimiliki Seorang Pewarta Foto

1. Naluri Berita 2. Rasa Ingin Tahu 3. Pantang Menyerah 4. Perilaku yang Baik 5.Kecepatan 6.Wawasan dan Kreativitas 7. Tanggung Jawab kepada Perusahaan

dan Pembaca 8. Penguasaan teknik Fotojurnalistik

Page 44: Foto jurnalistik - saksi sejarah

TEKNIK FOTO JURNALISTIK

Teknis Kamera Teknis Foto Art of view Art of sense Olah Digital

Page 45: Foto jurnalistik - saksi sejarah

TEKNIS KAMERA

A. JENIS KAMERA

1. kamera berdasarkan media penangkap cahaya

Kamera film Kamera polaroid Kamera digital

a.Pocket Camera / Kamera Saku b.Prosumer Camera / Kamera Semi Professional c.Digital Single Lens Reflex (DSLR) Professional Camera

2. Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja

Kamera single lens reflect Kamera instan

3. kamera berdasarkan teknologi viewfinder

Kamera saku Kamera TLR Kamera SLR (Single Lens Reflect)

Page 46: Foto jurnalistik - saksi sejarah

B. MENU KAMERASetiap kamera memiliki menu/sajian dalam bentuk icon-icon dimana memiliki fungsi yang penting bagi pembuatan foto dan berpengaruh pada hasil

C. ISTILAH TEKNIS DASARPenguasaan terhadap pengertian istilah teknis dasar sangat membantu dalam mengolah foto, contoh diagfragma, speed, iso/asa, metering, white balance, countinus, sinkronisasi, dll

D. PERLENGKAPAN KAMERA1. Lensa (ultra wide 10-16mm, wide 18-24mm, tele 70-500mm, fix 50-800mm)2. Lampu Flash/blizt3. Filter (uv

Page 47: Foto jurnalistik - saksi sejarah

ISTILAH DASAR Aperture

Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin banyak air yang akan keluar.

Efek Samping dari Aperture Seperti obat batuk yang memiliki efek samping, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field).

Page 48: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Shutter Speed Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.

Efek Samping dari Shutter Speed Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.

Page 49: Foto jurnalistik - saksi sejarah

ISO atau ASA Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.

Efek Samping ISO atau ASA ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)

Page 50: Foto jurnalistik - saksi sejarah

White Balance (WB)adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep "warna putih" menjadi bukan sesuatu yang absolut.

Page 51: Foto jurnalistik - saksi sejarah

TEKNIS FOTO

EXPOSURE KOMPOSISI ANGLE WARNA

Page 52: Foto jurnalistik - saksi sejarah

EXPOSURE

Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.

Exposure dipengaruhi oleh tujuh hal, yaitu:

1.Jenis dan intensitas sumber cahaya2.Respon benda terhadap cahaya3.Jarak kamera dengan benda 4.Shutter speed. 5.Bukaan. 6.Ukuran ISO/ASA7.Penggunaan filter tertentu

Tiga hal Utama :

1. ISO

2. Aperture

3. Speed Shutter

Page 53: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 54: Foto jurnalistik - saksi sejarah

TIPS EXPOSURE

Perhatikan : Speed shutter, ISO, dan Diagfragma sebelum memotret.

Gunakan “P” (program) sebelum menggunakan “M” (manual) untuk mendapatkan hasil standar kamera

Lakukan eksplorasi tentang metering dan ingatlah tentang hasilnya

Tidak semua foto under/over itu adalah foto gagal

Page 55: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Metering pada Bright Day Exposure

Page 56: Foto jurnalistik - saksi sejarah

KOMPOSISI Pengertian

Komposisi adalah upaya menyusun elemen-elemen foto yang esensial seperti bentuk, nada, warna, pola dan tekstur di dalam batasan suatu ruang.

Tujuan untuk mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya dengan demikian, menjadi enak dipandang sehingga estetika foto yang diharapkan

Page 57: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Langkah Menyusun Komposisi

Pertama. Mengatur atau memberi pengarahan kepada subjek sedemikian rupa sampai mantap untuk memenuhi selera/keinginan dalam hal komposisi. Di sini ia bertindak seperti dan sebagai sutradara dalam pembuatan film cerita.

Kedua. Mengubah dan mencari sudut pemotretan sehingga dicapai suatu komposisi yang lebih baik. Ini lebih sering dilaksanakan pada pemotretan lanskap dan foto-foto arsitektur. Di mana mungkin, penggunaan lensa dengan jarak fokus yang lebih panjang daripada lensa normal; secara material akan dapat meningkatkan komposisi melalui “efek telephoto”

Page 58: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Langkah Menyusun Komposisi

Ketiga. Menunggu saat atau momen yang tepat sebelum menekan tombol rana. Hal ini dilakukan pada pemotretan olahraga, tarian dan foto aksi lainnya yang banyak mengandung gerak adegan dan perubahan-perubahan bentuk secara mendadak di luar dugaan. Juga pada pemotretan yang dilakukan di tempat-tempat ramai seperti jalan, pasar dan sebagainya.

Keempat. Memperbaiki komposisi pada waktu mencetak foto. Ini sekarang lebih mudah dilakukan karena kamera dan alat pencetaknya sudah didukung teknologi digital. Lain halnya dengan film yang harus dilakukan sendiri oleh fotografer di kamar gelap.

Page 59: Foto jurnalistik - saksi sejarah

UNSUR-UNSUR KOMPOSISI

Ujud (shape) Bentuk (form) Pola (pattern) Tekstur (texture) Kontras (contrast) Warna (calour)

Page 60: Foto jurnalistik - saksi sejarah

METODE KOMPOSISI Format Vertikal dan Horizontal Posisi Horizon perulangan dan Ritme Garis Diagonal yang Dinamis Rule of Third Garis Lengkung dan Curva Golden Section Segitiga Imajiner Berdasarkan Warna Berdasarkan Sudut Ambil Memanfaatkan Bayangan Framing Refleksi Golden Spiral Background dan Foreground

Page 61: Foto jurnalistik - saksi sejarah

TIPS KOMPOSISI

Perhatikan Titik Point Fokus Berada dimana

Tempatkan Titik Point Fokus pada fokus utama foto

Pilihlah Point Fokus (one focus or avarage)

Perhatikan situasi di dalam area view finder, apakah ada objek menarik

Bila perlu arahkan objek pada posisi yang kita inginkan

Page 62: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 63: Foto jurnalistik - saksi sejarah

ANGLE

Angle adalah Teknik pengambilan atau penempatan objek agar sempurna di dalam foto

Lebih kepada posisi fotografer saat melakukan pengambilan gambar

Sudut pandang (perspektif) : cara memandang suatu situasi

Page 64: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 65: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Warna Warna (colour) yaitu unsur warna yang dapat

membedakan objek, menentukan mood daripada foto kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik.

Warna dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau penggunaan filter warna akan memberikan hasil warna yang kontras.

Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subyek utama dan satu warna utama, sedang subyek dan warna lainnya merupakan pendukung.

Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang.

Page 66: Foto jurnalistik - saksi sejarah
Page 67: Foto jurnalistik - saksi sejarah

PEWARTA FOTO MENCARI BERITABagi seorang pewarta foto untuk mendapatkan foto berita

yang bagus dan banyak terkadang si pewarta foto harus melakukan sebuah perjalanan. Selain itu foto berita juga bisa didapatkan oleh si pewarta foto dari banyaknya informasi yang diterima oleh si pewarta foto. Adapun sumber informasi yang bisa di dapat oleh si pewarta foto untuk memperoleh informasi antara lain:

1. Agenda 2. Memonitor frekuensi radio3. Undangan press release4. Memelihara kontak5. Mengonsumsi media6. Bekerjasama dengan rekan7. Surfing isu di internet8. Surfing internet

Page 68: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Aspek Keberhasilan Dalam Fotografi :

1. Kemauan : niatan melakukan sesuatu yang diwujudkan dengan suatu tindakan atau usaha untuk mencapai tujuan.

2. Ketrampilan : panjangnya jam terbang dan penguasaan terhadap peralatan serta pengetahuan tentang dunia foto yang dimiliki seseorang

3. Seni Melihat : Cara seorang memandang sesuatu dan mengimplemtasikannya

4. Selera seni: pengetahuan atau rasa tentang bagaimana membuat foto yang bagus

5. Subjek : bentuk subjek yang akan difoto akan mempengaruhi

6. Alat : jenis alat yang digunakan pada pemotretan

7. Penyelesaian : apa yang dilakukan oleh seorang fotografer setelah melihat hasil

8. Jaringan : fotografer social network 9. Moment : suatu keadaan/situasi yang

melibatkan sebuah objek yang bisa membuat foto berbicara

Page 69: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Aspek Penting Sebelum Melakukan Fotografi Jurnalistik :

1. Agenda atau Isu2. Ide+Imajinasi = KONSEP3. Pengumpulan Informasi dan Referensi4. Pemahaman medan/kondisi lapangan5. Penyatuan perspektif antara si pewarta

foto, redaktur, dan keinginan pembaca6. Peralatan yang tepat dan penguasaan alat7. Kesiapan fisik dan mental8. Rencana Tambahan (PLAN B)

Page 70: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Lapangan dan Kegiatan Pewarta Foto

Dalam kesehariannya, pewarta foto dihadapkan dengan jutaan moment yang laik untuk dijadikan informasi untuk masyarakat sebagai berita. Namun keterbatasan halaman (baik koran maupun website) menjadikan pewarta foto melakukan prioritas mana yang harus ia tampilkan terlebih dahulu.

Selain itu, di dalam satu daerah, pewarta foto tak hanya ada satu, dimana berarti ada puluhan bahkan ratusan karya foto yang akan tercipta dari satu tempat yang memiliki moment. Penyebabnya adalah :

1. Ide setiap orang berbeda2. Pengambilan keputusan3. Pengalaman dan jam terbang si

perwata foto4. Ekspolrasi medan5. Pengetahuan6. Mengerti dan memahami aturan

Page 71: Foto jurnalistik - saksi sejarah

Apa yang Dilakukan Pewarta Foto Ketika Berada di tempat

acara/kejadian/peristiwa : Observasi situasi : Melakukan pengamatan terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan hasil akhir foto yang diharapkan. Contoh: meninjau spot (lokasi) foto, memeriksa exposure, jatuh cahaya,

Mengumpulkan informasi : bertanya seputar kegiatan/peristiwa dengan dasar 5W1H dengan maksud agar menstimulasi otak agar memunculkan ide/konsep foto dan mereka-reka pergerakan saat pengambilan gambar

Menentukan lokasi pengambilan foto dan alternatifnya Mempersiapkan alat utama (kamera) dan alat tambahan

(flash, trigger, battrey, lensa, raincoat, dll) Berdiri di area paling dekat dengan lokasi utama/tempat

kejadian Ambil satu-lima foto/format foto – horizontal (landsacpe)

atau Vertical (potrait) Meminta ijin kepada objek foto atau orang sekitar, agar si

pemotret bisa memiliki dasar hukum dalam melakukan tugasnya.

Ikuti aturan dan berhati-hati

Page 72: Foto jurnalistik - saksi sejarah

FOTO JURNALISTIK YANG BAIKSyarat yang paling utama dalam fotojurnalistik adalah foto harus mencerminkan etika atau norma hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya. Di Indonesia, etika yang mengaturnya ada pada kode etik jurnalistik :

Pasal 2 berisi pertanggungjawaban yang antara lain : wartawan Indonesia

tidak menyiarkan hal-hal yang sifatnya destruktif dan dapat merugikan bangsa dan Negara, hal-hal yang dapat menimbulkan kekacauan, hal-hal yang dapat menyinggung perasaan susila, agama, kepercayaan atau keyakinan seseorang atau sesuatu golongan yang dilindungi undang-undang.

Sementara pasal 3 berisi cara pemberitaan dan menyatakan pendapat, antara lain disebutkan bahwa wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk memperoleh bahan-bahan berita. Wartawam Indonesia meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkannya dengan juga memperhatikan kredibilitas sumber berita. Didalam menyusun berita , wartwan Indonesia membedakan antara kejadian (fakta) dan pendapat (opini).

Inti dari dua pasal tersebut adalah : 1. Sesuai kenyataan bukan opini2. Menceritakan kebenaran permasalahan apa adanya, bukan memunculkan permasalahan baru3. Bersifat inovatif bukan destruktif 4. Bukan rekayasa5. Adanya perubahan