formasi ideologi dalam novel partikel - core.ac.uk · dan valentina r.r. sri tuti mulatsih ... vii...

126
FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL KARYA DEE LESTARI: PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indoneisa Program Studi Sastra Indonesia Oleh Scholastica Pratiwi Putri Nastiti NIM: 134114026 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Juni 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trantu

Post on 08-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL

KARYA DEE LESTARI:

PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indoneisa

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

NIM: 134114026

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Juni 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

i

FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL

KARYA DEE LESTARI:

PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indoneisa

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

NIM: 134114026

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Juni 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

ii

Skripsi

FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL

KARYA DEE LESTARI:

PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI

Oleh

Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

NIM: 134114026

Telah disetujui oleh

Pembimbing I

Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. Tanggal ………………..

Pembimbing II

Drs. B. Rahmanto, M.Hum. Tanggal ……………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

iii

Skripsi

FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL

KARYA DEE LESTARI:

PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

NIM: 134114026

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 13 Juni 2017

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : S.E Peni Adji, S.S., M.Hum. ………………

Sekretaris : Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. ……………...

Anggota 1 : Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. ……………...

Anggota 2 : Drs. B. Rahmanto, M.Hum. ……………...

Yogyakarta, 30 Juni 2017

Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma

Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum.

Dekan Fakultas Sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Juni 2017

Penulis

Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

v

Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah

untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

NIM : 134114026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul FORMASI

IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL KARYA DEE LESTARI:

PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI.

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan

mempublikasikannya di internet atau media yang lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 30 Juni 2017

Yang menyatakan,

Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada orangtuaku Norbertus Sukirno

dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih

Saudara terkasihku Willybrodus Dani Prabowo dan Y.C. Awang Adhy Wibowo

Serta semua orang yang saya cintai dan mencintai saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

vii

MOTO

“Urip iku urup”

(Pepatah Jawa)

Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan apapun tentang sesuatu.

(Thomas Henry Huxley)

Tidak ada hal yang betul-betul salah,

bahkan jam rusak pun benar dua kali dalam sehari.

(Paulo Coelho)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih

karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul Formasi Ideologi dalam Novel Partikel Karya Dee Lestari: Perspektif

Antonio Gramsci ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S-1) Program Studi Sastra Indonesia di Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari banyak pihak,

skripsi ini tidak akan selesai pada waktunya. Oleh karena itu, dari hati yang paling

dalam, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. yang telah bersedia menjadi

pembimbing I dan memberikan banyak masukan berharga. Penulis

menyadari bahwa semangat dan bimbingan beliau mempengaruhi

arah penulisan skripsi ini.

2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah

menyempatkan diri untuk menilik dan mengarahkan penyusunan

skripsi ini.

3. S.E Peni Adji, S.S., M.Hum. selaku Kaprodi yang telah dengan

sabar ikut mendorong dan menyemangati penulis.

4. Seluruh jajaran pejabat dan dosen Program Studi Sastra Indonesia,

Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Sastra; S.E

Peni Adji, S.S., M.Hum; Drs. Hery Antono, M.Hum. (Alm); Prof.

Dr. Praptomo Baryadi Isodorus, M.Hum. yang telah banyak

memberikan petuah dan dukungan; Sony Cristian Sudarsono, S.S.,

M.A. yang juga turut memberikan semangat dan dukungan kepada

penulis.

5. Seluruh staf dan karyawan Sekretariat Fakultas Sastra, khususnya

Theresia Rusmiyati yang telah membantu penulis dalam hal

kesekretariatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

ix

6. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah

membantu penulis memperoleh referensi yang dibutuhkan.

7. Kedua orang tuaku, Norbertus Sukirno dan Valentina R.R. Sri Tuti

Mulatsih yang telah memberikan dukungan doa, perhatian,

motivasi, dan materiil.

8. Kedua masku, Willybrodus Dani Prabowo dan Y.C. Awang Adhy

Wibowo yang dengan segala keusilannya telah memberikan

banyak motivasi, perhatian, dan dukungan kepada penulis.

9. Seluruh teman Program Studi Sastra Indonesia angkatan 2013,

khususnya Vero, Cici, Rendra, Dandy, Galang, dan Beto untuk

kebersamaan serta ceritanya; Paula, Nicko, Catrin, Esti, Anna,

Egha, Rite, dan There yang telah berjuang bersama dan saling

mendukung.

10. Terima kasih juga kepada Bella Belinda untuk doa, dukungan, dan

semangatnya; Patrick Ardina Barata, Dea Ramantika DD, dan

Scholastica Novena untuk dukungan dalam bentuk apapun.

11. Seluruh keluarga besar HMPS dan Bengkel Sastra yang telah

mendewasakan saya dalam pengalaman berorganisasi dan bersastra

di luar kelas.

Penulis menyadari bahwa banyak lagi yang belum sempat disebutkan.

Semoga semua orang di atas jasa baik mereka diberkati oleh Tuhan Yang Maha

Kuasa. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap

kiranya skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi perkembangan

pendidikan Sastra Indonesia.

Penulis

Scholastica Pratiwi Putri Nastiti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

x

ABSTRAK

Nastiti, Scholastica Pratiwi Putri. 2017. Formasi Ideologi dalam Novel Partikel

Karya Dee Lestari: Perspektif Antonio Gramsci. Skripsi Strata Satu (S-

1). Yogyakarta: Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini mengangkat topik formasi ideologi dalam novel Partikel

karya Dee Lestari. Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan struktur penceritaan,

(2) mendeskripsikan mengenai formasi ideologi berdasarkan perspektif Antonio

Gramsci. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan. 1) Pendekatan objektif

untuk menganalisis struktur intrinsik yaitu tokoh-penokohan dan latar. 2)

Pendekatan Sosiologi Sastra dengan teori ideologi Gramsci untuk melihat formasi

ideologi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka.

Hasil analisis penceritaan (tokoh penokohan, dan latar) dan formasi

ideologi. Tokoh utama dalam novel ini adalah Zarah Amala dan Firas. Sedangkan

tokoh tambahan terdiri dari Aisyah, Abah Hamid dan Pak Simon Hardiman.

Novel Partikel berlatar tempat di Bogor dan Tanjung Puting yang terletak di

Indonesia dan juga London dan Glastonbury yang terletak di Inggris. Latar waktu

terjadi di antara rentang tahun 1979-2003. Latar sosial dalam novel ini adalah latar

mengenai sistem pendidikan di Indonesia, latar spiritual mengenai takhayul dan

latar mengenai fenomena crop circle dan UFO yang terjadi di Inggris.

Ada lima ideologi dominan yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu 1)

Liberalisme, 2) Konservatisme, 3) Teisme, 4) Panteisme, dan 5) New Age.

Formasi ideologi dari kelima ideologi tersebut adalah 1) Ideologi konservatisme

berkorelasi dengan ideologi teisme. 2) Ideologi panteisme berkorelasi dengan

ideologi liberalisme dan juga ideologi new age. 3) Ideologi liberalisme

bertentangan dengan ideologi konservatisme. 4) Ideologi teisme bertentangan

dengan ideologi panteisme dan juga ideologi new age. Sedangkan formasi

ideologi tokohnya adalah 1) Zarah memiliki ideologi liberalisme, panteisme dan

juga new age, ideologi dominan yang dimiliki Zarah adalah panteisme. 2) Firas

memiliki ideologi liberalisme, panteisme dan juga new age, ideologi dominannya

adalah liberalisme. 3) Aisyah memiliki ideologi teisme dan konservatisme,

ideologi dominannya adalah konservatisme. 4) Abah Hamid memiliki ideologi

yang sama dengan Aisyah, namun ideologi dominannya adalah teisme. 5) Pak

Simon memiliki ideologi panteisme dan new age, ideologi dominannya adalah

new age.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

xi

ABSTRACT

Nastiti, Scholastica Pratiwi Putri. 2017. Ideology Formation in Dee Lestari‟s

Partikel: Antonio Gramsci‟s Perspective. Undergraduate Thesis.

Yogyakarta: Indonesian Literature. Faculty of Letters. Sanata Dharma

University.

The topic of this thesis was ideology formation in Dee Lestari‟s Partikel.

The aims of this thesis were (1) to describe the story-telling structure and (2) to

describe the ideology formation based on Antonio Gramsci‟s perspective. This

thesis used two approaches. 1) Objective approach for analyzing the intrinsic

elements which were character-characterization and setting. 2) Sociological

approach with Gramsci‟s theory of ideology for analyzing the ideology formation.

The method used in this thesis was qualitative descriptive method. The data

collecting used the bibliographical technique.

The result of the story-telling (character, characterization, and setting)

and ideology formation. The main characters in this novel were Zarah Amala and

Firas. The other additional characters were Aisyah, Abah Hamid dan Pak Simon

Hardiman. Partikel had setting in Bogor and Tanjung Puting which located in

Indonesia, and also in London and Glastonbury which located in England. The

setting of time of this novel was 1979-2003. The setting of society in this novel

was the background of the education system in Indonesia, the spiritual

background about superstition, and the background of crop circle phenomena and

UFO which happened in England.

There were five dominant ideologies found in this thesis, they were 1)

Liberalism, 2) Conservatism, 3) Theism, 4) Pantheism, and 5) New Age. The

ideology formation of those ideologies were 1) The correlation between

conservatism and theism. 2) The correlation between pantheism and liberalism

and new age. 3) The contradiction between liberalism and conservatism. 4) The

contradiction between theism and pantheism and new age. While the ideology

formation of the characters was 1) Zarah embraced liberalism, pantheism, and

new age. Her most dominant ideology was pantheism. 2) Firas embraced

liberalism, pantheism, and new age. His most dominant ideology was liberalism.

3) Aisyah embraced theism and conservatism ideology. Her most dominant

ideology was conservatism. 4) Abah Hamid embraced the same ideology with

Aisyah, but his most dominant ideology was theism. 5) Pak Simon embraced

pantheism and new age ideology. His most dominant ideology was new age.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ....................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .......... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

MOTO .............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………...………… 9

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………… 9

1.4 Manfaat Hasil Penelitian …………………………………………… 10

1.4.1 Manfaat Teoretis ………..............................................…...... 10

1.4.2 Manfaat Praktis ……..............................................……….... 10

1.5 Tinjauan Pustaka ……………………………………………………. 10

1.6 Landasan Teori …………………………………………………...… 13

1.6.1 Kajian Struktural ……………………………………................ 14

1.6.1.1 Tokoh dan Penokohan …………................................ 15

1.6.1.2 Latar ………………………………...……………...... 19

1.6.2 Formasi Ideologi dalam Perspektif Gramsci ……………….... 23

1.6.2.1 Ideologi menurut Antonio Gramsci ………..……….... 24

1.6.2.2 Formasi Ideologi ……………………………………... 27

1.7 Metode Penelitian …………………………………………………… 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

xiii

1.7.1 Pendekatan ................................................................................ 28

1.7.2 Metode Pengumpulan Data ……………………...…………….. 29

1.7.3 Metode Analisis Data ................................................................. 30

1.7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data …..……….……………. 30

1.8 Sumber Data …………………………………..…..………………… 31

1.9 Sistematika Penyajian …………………….…………………………. 31

BAB II STRUKTUR PENCERITAAN DALAM NOVEL PARTIKEL .... 33

2.1 Pengantar ……………………………………………………………. 33

2.2 Tokoh dan Penokohan ………………………………………………. 34

2.2.1 Tokoh Utama …………………………………….……...…… 35

2.2.2 Tokoh Tambahan ………………………………….………..... 45

2.3 Latar …………………………………………………………………. 56

2.3.1 Latar Tempat …………………………………………….….... 56

2.3.2 Latar Waktu …………………………………………….…….. 61

2.3.3 Latar Sosial ………….............................................................. 65

2.4 Rangkuman ………………………………………………………….. 70

BAB III FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL .............. 73

3.1 Pengantar ……………………………………………………………. 73

3.2 Ideologi dalam Novel Partikel ……………………………………… 74

3.2.1 Ideologi Liberalisme ……………………………………........ 75

3.2.2 Ideologi Konservatisme ………………………………...…… 79

3.2.3 Ideologi Teisme ……………………………………………… 82

3.2.4 Ideologi Panteisme …………………………………………... 85

3.2.5 Ideologi New Age ……………………………………………. 88

3.3 Formasi Ideologi dalam novel Partikel ………………………………… 94

3.4 Rangkuman …………………………………………………………. 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

xiv

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 100

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 100

4.2 Saran ………………………………………………………………… 104

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 105

LAMPIRAN .................................................................................................... 108

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ……………………………………………………………………. 70

Tabel 2 ……………………………………………………………………. 97

Tabel 3 …………………………………………………………………..... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan

dimanfaatkan masyarakat (pembaca). Sastra menampilkan gambaran kehidupan,

dan kehidupan itu sendiri merupakan kenyataan sosial dalam suatu lingkungan

pergaulan (Damono, 1984:1). Gambaran kehidupan yang direpresentasikan dalam

karya sastra merupakan hasil produksi pandangan pengarang terhadap kondisi

masyarakat pada masa tertentu. Sastra bukanlah sekadar permainan imajinasi yang

pribadi sifatnya, tetapi merupakan rekaman tata cara zamannya, suatu perwujudan

macam pikiran tertentu (Tanie dalam Saraswati, 2003: 27). Novel misalnya adalah

cerminan yang bisa dibawa ke mana pun dan paling cocok untuk memantulkan

segala aspek kehidupan dan alam.

Partikel adalah sebuah novel karya Dee Lestari yang diterbitkan pada tahun

2012. Partikel merupakan episode keempat dari tujuh episode novel Supernova

karya Dee Lestari. Episode Supernova pertama berjudul Ksatria, Puteri, dan

Bintang Jatuh yang terbit pada 16 Februari 2001. Kemudian pada 16 Oktober

2002, Dee meluncurkan episode kedua Akar, dilanjutkan Petir (2004), Partikel

(2012), Gelombang (2014) dan yang terakhir adalah Inteligensi Embun Pagi

(2016). Novel Supernova secara keseluruhan merupakan novel yang tergolong

dalam jenis novel fiksi ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

2

Supernova karya Dee lestari sempat menjadi nominasi pada Katulistiwa

Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books. Ia bersaing dengan

sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad, Danarto, Dorothea Rosa

Herliany, Sutardji Calzoum Bachri, dan Hamsad Rangkuti. Baru-baru ini,

Sepernova episode terakhir, yakni Intelegensi Embun Pagi mendapat penghargaan

Book Of The Year 2016 oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

Novel-novel karya Dee Lestari kebanyakan merupakan novel yang

membutuhkan riset-riset yang mendalam. Dari hasil riset-riset tersebut selain

dapat menikmati latar cerita yang menarik, pembaca juga diberikan pengetahuan-

pengetahuan baru yang mencerdaskan. Terutama dalam novel Partikel ini, Dee

melakukan riset yang mendalam mengenai Fungi¹. Dee menghabiskan waktu

hampir sekitar delapan tahun untuk menerbitkan episode keempat dari

Supernovanya.

Partikel merupakan kisah petualangan Zarah Amala dalam mencari

ayahnya, yaitu Firas yang hilang begitu saja. Zarah adalah anak pertama dari Firas

dan Aisyah. Firas adalah seorang dosen dan ahli mikologi di Institut Pertanian

Bogor (IPB). Mereka juga memiliki seorang anak perempuan lagi bernama Hara.

¹ Tumbuhan tanpa daun atau klorofil, hidup dari bahan tumbuhan atau

binatang lain, dapat terdiri atas satuan sel, dapat menyebabkan penyakit pada

tumbuhan atau binatang, dapat membusukkan kayu, makanan, dsb; cendawan;

jamur (KBBI,2007: 322).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

3

Firas dan Aisyah sebenarnya adalah anak dari Abah Hamid dan Umi.

Namun, Firas adalah anak angkat Abah, sedangkan Aisyah adalah anak kandung.

Masalah pernikahan Firas dan Aisyah ini merupakan awal permasalahan dari

kurang harmonisnya keluarga besar ini. Namun, masalah pernikahan itu bukanlah

permasalahan utama dalam novel yang ditulis oleh Dee Lestari ini.

Kisah dalam Partikel berawal dari Zarah yang sangat menyayangi ayahnya

lebih dari apa pun. Ia bahkan mengumpamakan ayahnya adalah seorang dewa.

Sejak ia kecil, Zarah dididik dengan cara yang berbeda dari anak-anak lain yang

seumuran dengannya. Zarah hingga umurnya 12 tahun belum pernah merasakan

pendidikan formal seperti teman-temannya. Ia hanya dididik sendiri oleh Firas di

rumah. Firas tidak mau Zarah masuk sekolah formal seperti anak-anak sebayanya.

Ideologi yang dimiliki oleh Firas tersebut yang menimbulkan pelbagai konflik

dalam hidupnya. Firas menganggap bahwa sekolah formal seperti yang telah ada

sekarang itu tidak banyak membantu untuk anak perempuannya. Firas tidak

pernah suka sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Sebenarnya Firas sendiri

adalah dosen IPB, tapi ia tidak suka dengan sistem pendidikan di Indonesia. Ia

memiliki pemikirannya sendiri mengenai pendidikan yang pantas untuk anaknya.

Kutipan berikut ini menujukkan ideologi yang dimiliki oleh tokoh Firas dan

Zarah tentang sistem pendidikan di Indonesia.

(1) “Tidak perlu Aisyah. Zarah akan jauh lebih pintar kalau aku yang

mengajarkannya langsung.” Begitu selalu katanya (Lestari, 2014: 17).

(2) Aku mengerjakannya sambil setengah tidak percaya. Untuk inikah

anak-anak itu disekap berjam-jam di kelas? Lebih baik mereka semua

ikut Ayah ke Kebun Raya dan mendengarkan cerita-ceritanya tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

4

alam semesta. Nilaiku sempurna. Dengan setengah tidak percaya pula,

mereka akhirnya mengizinkanku bersekolah di sana (Lestari, 2012: 95).

Kutipan di atas menujukkan bahwa Firas memiliki sebuah pemikiran dan

kesadaran bahwa pendidikan tidak harus didapatkan dari bangku sekolah. Jika

seorang anak dididik dengan baik dan benar, diberi pelajaran setiap hari tanpa

harus berada di kelas, maka sekolah formal bukan sebuah hal yang wajib.

Kemudian Zarah membuktikan apa yang dikatakan ayahnya mengenai pendidikan

informal.

Selain ideologi mengenai sistem pendidikan, novel ini juga memiliki

ideologi mengenai hubungan alam semesta dan manusia.

(3) Dengan tegas Ayah menandaskan, “Umat manusia selamanya

berhutang budi kepada kerajaan fungi. Kita bisa ada hari ini karena

fungi melahirkan kehidupan buat kita.”

Bagi Ayah, fungi adalah orang tua alam ini (Lestari, 2012: 21).

(4) Berkesempatan melihat tanah airku dari ribuan kaki di atas permukaan

laut menyadarkanku atas kebenaran kata-kata Ayah dulu. Hutan

Kalimantan tidak selebat yang kubayangkan. Tampak bolong-bolong

luas di mana-mana. Hutan yang tinggal jadi sejarah. Tebaran atap serta

padatnya permukiman manusia terlihat bagai sel kanker yang

menyebar. Menggerogoti hijaunya hutan. Dari atas sini, aku melihat

Kalimantan yang terluka (Lestari, 2012: 178).

(5) “Kalau bumi ini hidup seperti kita, maka dia pun akan punya sistem

meridian, dia punya chakra. Jadi, bagi saya, ley lines, teori World

Crystalline, teori World Gird menunjukkan bahwa ada aspek lain dari

Bumi kita yang belum sepenuhnya kita kenali. Aspek yang

menunjukkan Bumi kita adalah makhluk hidup yang berkesadaran

(Lestari, 2012: 421).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

5

Kutipan tersebut di atas merupakan beberapa contoh ideologi yang terdapat

dalam Partikel mengenai alam semesta. Bahwa bumi adalah makhluk hidup yang

berkesadaran. Dan bumi yang dipijak manusia saat ini tengah mengalami

kerusakan akibat eksploitasi sumber daya yang dilakukan oleh manusia. Selain hal

tersebut, juga muncul pemikiran tentang fungi dan perannya yang amat besar bagi

alam semesta.

Kisah Zarah tidak hanya berhenti di situ. Petualangan Zarah semakin

menarik ketika seseorang yang ia dewakan, yaitu Firas hilang. Hilangnya Firas

membawanya dalam sebuah pelarian yang tidak ada hentinya. Ia pergi ke Tanjung

Puting hingga akhirnya ia ke London. Di London ia bertemu dengan Pak Simon,

koresponden Firas. Dari Pak Simon, Zarah mendapatkan titik terang akan keadaan

Firas. Dari Pak Simon juga, Zarah mempelajari hal-hal mengenai Ayahnya yang

selama ini hanya ia pahami ala kadarnya.

Karya sastra memiliki peran penting, baik dalam usahanya untuk menjadi

pelopor pembaharuan, maupun memberikan pengakuan terhadap suatu gejala

kemasyarakatan (Ratna, 2012: 334). Sastra memberikan gambaran atas situasi

sosial, ideologi, dan harapan-harapan individu yang sesungguhnya

mempresentasikan kebudayaan bangsanya. Dalam karya sastra, pengarang

membawa gagasan-gagasan tertentu. Gagasan-gagasan tersebut mencerminkan

ideologi pengarang yang ditransfer dalam karyanya melalui dialog tokoh, latar,

peristiwa, maupun karakter tokoh. Melalui hal-hal tersebut, pengarang dapat

menyampaikan tujuannya menciptakan sebuah karya sastra. Penelitian ini tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

6

membahas mengenai ideologi pengarang, namun membahas mengenai ideologi

yang ada di dalam sebuah karya sastra.

Para tokoh dalam Partikel memiliki beberapa konflik mengenai persoalan

dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu konfilk muncul ketika Firas menolak

permintaan Abah dan Umi agar Zarah masuk sekolah formal. Persoalan tersebut

kemudian menjadi sebuah konflik berkepanjangan antara Firas dan Abah, Umi,

serta isterinya, Aisyah. Selain itu, konflik juga dihadapi Firas dalam hal Bukit

Jambul. Masyarakat dan Abah mengira Bukit Jambul itu adalah tempat angker,

sehingga tidak ada yang boleh memasuki area terlarang tersebut. Namun, bagi

Firas Bukit Jambul adalah aset yang harus dijaga, maka ia dapat keluar masuk

Bukit Jambul karena ia mengetahui kebenarannya.

Pemikiran tokoh yang satu dan pemikiran tokoh-tokoh lainnya kadang

bertentangan. Dengan pelbagai pemikiran tersebut mengisyaratkan adanya

pertentangan ideologi terkait pelbagai sisi kehidupan. Pertentangan ideologi yang

terjadi karena adanya perbedaan gagasan dan pemikiran antartokoh yang satu

dengan tokoh lainnya tersebut memunculkan gejala dan upaya dari ideologi yang

tertindas untuk melakukan perlawanan terhadap ideologi yang mendominasi.

Upaya perlawanan terhadap dominasi ideologi menujukkan adanya usaha

negosiasi yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama demi kesatuan

sosial.

Ideologi oleh Gramsci didefinisikan sebagai kesadaran yang aktif. Sama

seperti Lukacs, ia tidak menyetujui pendefinisian ideologi oleh Marx sebagai

kesadaran palsu, melainkan kesadaran sebagai sesuatu yang aktif (Takwin, 2003:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

7

79-83). Menurut Gramsci, ideologi adalah manifestasi dari bekerjanya sistem dan

proses kekuasaan (Simon, 2004: 86). Ideologi terbentuk melalui proses sejarah

yang panjang yang melahirkan suatu keadaan di mana kelompok atau individu

yang dikuasai seolah-olah menerima hubungan dominasi yang ada. Kekuasaan itu

merasuk dan ideologi diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan sehari-hari seakan-akan terjadi “consensus” antara kelompok atau

pihak tersubordinasi dan penguasa. Kondisi penguasaan negara ini dalam

pemikiran Gramsci dikenal dengan istilah hegemoni (Takwin, 2003: 84).

Gagasan-gagasan dan opini-opini tidak lahir begitu saja dari otak individu,

melainkan punya pusat informasi, iradiasi, penyebaran, dan persuasi (Faruk, 2012:

132). Ide-ide tentang sebuah ideologi tidak dapat dilepaskan dari praktik-praktik

kultural dalam hal penyebaran dan persuasinya. Puncak dari keberhasilan upaya

penyebaran dan persuasi tersebut dikenal sebagai hegemoni. Faruk (Ibid., 136)

berpendapat bahwa hegemoni menyangkut cara-cara serangkaian kompleks dan

menyeluruh dari praktik-praktik kultural, politisi, ideologis yang bekerja untuk

„menyemen‟ masyarakat menjadi kesatuan yang relatif. „Menyemen‟ dalam hal ini

memiliki artian mengikat kelas-kelas yang sebenarnya bersifat antagonistik

menjadi satu kesatuan yang seakan-akan rukun dan harmonis.

Berdasarkan kerangka pikiran di atas, teori ideologi menurut perspektif

Gramsci dirasa relevan untuk menganalisis ideologi yang terdapat dalam Partikel.

Teori ini dipilih karena menjelaskan relasi ideologi secara mendalam. Dalam teori

Gramsci, ideologi memiliki peran penting untuk mengikat pelbagai kelompok

sosial yang berbeda-beda dalam satu wadah sebagai sarana penyatu sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

8

Dengan menggunakan teori ideologi Gramsci, diharapkan ideologi-ideologi yang

ada dalam Partikel dapat dipahami lebih terfokus dan lebih mendalam.

Peneliti memilih topik mengenai formasi ideologi karya sastra dalam novel

Partikel karya Dee Lestari ini didasarkan alasan sebagai berikut. Pertama,

berdasarkan observasi peneliti, topik yang membahas mengenai formasi ideologi

pada Partikel belum banyak ditemukan dan dilakukan. Hasil searching peneliti,

Partikel pernah dikaji dengan kajian psikologi sastra yaitu kepribadian dan

aktualisasi diri tokoh utamanya, dan juga kajian feminis.

Kedua, ideologi yang dimiliki para tokoh dalam Partikel adalah sesuatu

permasalahan menarik dalam novel ini. Perbedaan ideologi yang dialami oleh para

tokoh tersebut menyebabkan pertentangan dan konflik dalam masyarakat yang

berkepanjangan. Hal ini menjadikan peneliti tertarik untuk menelusuri lebih dalam

mengenai formasi ideologi yang ada di dalam novel Partikel karya Dee Lestari

ini.

Ketiga, peneliti ingin melihat lebih terperinci mengenai permasalahan

formasi ideologi yang ada di dalam Partikel yang juga termasuk ke dalam

fenomena sosial yang tengah terjadi di dalam masyarakat dewasa ini. Ada

pelbagai permasalahan dalam novel ini yang ternyata banyak dialami oleh

masyarakat dewasa ini, hanya saja masyarakat tidak begitu mengambil pusing

tentang fenomena yang terjadi di sekitar mereka.

Novel Partikel karya Dee Lestari ini merupakan teks sastra yang akan

dijadikan bahan penelitian. Teks-teks sastra dalam novel tersebut akan dianalisis

tokoh, penokohan, dan latarnya terlebih dahulu. Kemudian akan dibahas lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

9

jauh mengenai bagaimana formasi ideologi yang ada dalam Partikel yang

kemudian diasumsi merupakan ideologi yang dimiliki oleh novel Partikel.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur penceritaan novel Partikel karya Dee Lestari?

2. Bagaimana formasi ideologi yang ada dalam novel Partikel karya Dee

Lestari?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan formasi ideologi

dalam novel Supernova: Episode Partikel karya Dee Lestari. Secara khusus tujuan

penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan struktur penceritaan novel Partikel karya Dee Lestari.

Struktur penceritaan yang akan dianalisis adalah tokoh, penokohan, dan

latar dalam novel Partikel. Kemudian hasil analisis dari struktur

penceritaan novel Partikel akan dibahasa pada bab II.

2. Mendeskripsikan formasi ideologi yang ada dalam novel Partikel karya

Dee Lestari. Formasi ideologi yang digunakan untuk menganalisis

Partikel ini adalah formasi ideologi dalam perspektif Antonio Gramsci.

Hasil analisis formasi ideologi ini kemudian akan dibahas dalam bab

III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

10

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

1.4.1.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan di bidang sosiologi sastra yaitu memberikan contoh kajian

penerapan teori tokoh, penokohan, dan latar dalam karya sastra. Karya

sastra yang diteliti di sini adalah novel Partikel karya Dee Lestari.

1.4.1.2 Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang studi sastra

mengenai ideologi berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Gramsci

khususnya mengenai teori ideologi dalam perspektif Gramsci.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai rujukan penelitian

tentang studi ideologi dalam bidang karya sastra. Dengan demikian, diharapkan

penelitian ini dapat membantu pembaca dalam memahami novel Partikel karya

Dee Lestari secara lebih dalam. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat

digunakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra,

khususnya novel Partikel.

1.5 Tinjauan Pustaka

Topik mengenai ideologi dalam karya sastra pernah dijadikan topik skripsi

S-1 oleh Nanang Syaiful Rohman, dalam skripsinya berjudul “Ideologi

Perempuan dalam Novel Tempurung Karya Oka Rusmini” (2011). Hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa ada dua bagian ideologi yakni ideologi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

11

bersumber dari budaya tradisional Bali yang terdiri dari ideologi umum, ideologi

familialisme, dan ideologi ibuisme dan ideologi yang bersumber dari budaya

tradisional Bali yang dipadukan dengan budaya modern yang terdiri dari ideologi

matriarki, ideologi familialisme. Terdapat beberapa tokoh yang memiliki ideologi

lebih dari satu. Hal ini terjadi karena tokoh-tokoh perempuan tersebut menghadapi

pelbagai masalah dalam kehidupan yang sangat kompleks, sehingga menyebabkan

ideologi yang dianut sebelumnya beralih ke ideologi lain. Ideologi-ideologi yang

dimiliki tokoh perempuan dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini tampak

dalam pandangan tokoh perempuan terhadap dirinya sendiri, pandangan tokoh

perempuan terhadap perempuan lain, dan pandangan tokoh perempuan terhadap

laki-laki. Pandangan tersebut tercermin dalam kutipan unit teks yang terinci dalam

monolog, dialog, dan narasi tokoh.

Kemudian formasi ideologi juga pernah dijadikan topik skripsi oleh Ardila

Chandra, dalam skripsi yang berjudul “Formasi Ideologi dan Negosiasi dalam

Novel Burung-Burung Rantau Karya Y.B. Mangunwijaya: Analisis Hegemoni

Gramsci” (2015). Di dalam penelitiannya, Chandra menyimpulkan bahwa terdapat

dua belas ideologi dalam novel BBR. Keduabelas ideologi tersebut yaitu

humanisme, patriarkat, feminisme, tradisionalisme, konvensionalisme, teisme,

realisme, rasionalisme, nasionalisme, materialisme, kapitalisme, dan liberalisme.

Kedua belas ideologi tersebut memiliki korelasi, pertentangan, dan subordinasi.

Untuk mencapai hegemoni, dibutuhkan negosiasi yang bisa terjadi melalui dialog

antartokoh dan melalui perenungan diri sendiri. Dalam hal ini, terdapat sepuluh

negosiasi ideologi dalam novel Burung Burung Rantau (BBR). Melalui BBR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

12

pengarang ingin memperkenalkan gagasannya mengenai pascanasional dan

menyebarkan jiwa humanis. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

novel BBR adalah usaha pengarang untuk memperlihatkan kekompleksan

permasalahan manusia pada era globalisasi. Kekompleksan permasalahan tersebut

ditunjukkan melalui ideologi-ideologi para tokoh. Pengarang menceritakan

kegelisahan-kegelisahan pikirannya terkait humanisme melalui kehidupan Neti

sebagai tokoh utama. Pengarang menonjolkan ideologi humanisme untuk

menyuarakan kemanusiaan dan kesetaraan bagi semua manusia.

Novel Partikel karya Dee Lestari sebelumnya pernah menjadi objek

penelitian skripsi S-1 oleh Kartika Nurul Nugraheni yang berjudul “Kepribadian

dan Aktualisasi Diri Tokoh Utama dalam Novel Supernova Episode Partikel

Karya Dewi Lestari” (2014) menganalisis novel Partikel dengan tinjauan

psikologi sastra. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa pertama, kepribadian

yang menonjol pada tokoh utama bernama Zarah dalam novel Partikel karya

Dewi Lestari adalah cerdas, pemberontak, dan keras kepala. Kedua, konflik batin

yang dialami tokoh utama bernama Zarah dalam novel Partikel karya Dewi

Lestari adalah keinginan yang tidak sesuai kenyataan dan pertentangan batin.

Konflik yang paling utama adalah pelarian Zarah dari kekangan kebudayaan di

masyarakat karena perbedaan ideologi. Ketiga, aktualisasi diri pada tokoh Zarah

dalam novel Partikel karya Dewi Lestari terdiri dari dua tujuan, yaitu keinginan

untuk menemukan Firas (ayahnya), memiliki pemikiran yang konsisten, dan teguh

pendirian untuk mempertahankan hasil riset Firas (ayahnya).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

13

Sedangkan Nurlinda, dkk melakukan kajian nilai-nilai terhadap novel

Patikel karya Dee Lestari. Judul yang mereka pakai adalah “Nilai-nilai dalam

Novel Partikel Karya Dewi Lestari (DEE). Dalam penelitian tersebut disimpulkan

bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam novel karya Dee Lestari ini terdiri dari nilai

pendidikan, religius, sosial, dan individu. Nilai pendidikan itu meliputi nilai setia

kawan, toleransi, kebulatan tekad, menjaga kelestarian hewan dan alam, dan

tolong menolong. Nilai religiusnya adalah keyakinan kepada Tuhan Maha Esa;

Mengerjakan Salat, puasa, dan membaca Alquran; Berdoa kepada Allah;

Menghormati ibu; Manusia makhluk lemah; Setan musuh manusia; dan Percaya

kepada takdir Allah; Nilai sosial meliputi, pengorbanan, kemenangan, kasih

sayang, kegotongroyongan, dan kepedulian. Kemudian nilai individunya adalah

bijaksana, keteguhan, keberanian, perjuangan, keegoisan, kerja keras, kejujuran,

kesadaran, kegelisahan, penderitaan, dan kesedihan.

Beberapa hasil penelitian di atas kemudian akan dijadikan tinjauan untuk

mendukung kajian dalam penulisan penelitian ini. Berbeda dengan penelitian-

penelitian sebelumnya, penelitian ini menekankan pembahasan mengenai formasi

ideologi yang ada dalam Partikel. Dialog, tokoh, peristiwa, dan latar dalam

Partikel menunjukkan pertentangan pikiran dan ideologi masing-masing tokoh,

oleh karena itu penelitian ini dikaji menggunakan teori ideologi Gramsci.

1.6 Landasan Teori

Suatu penelitian memerlukan teori-teori atau pendekatan yang tepat dan

sesuai dengan objeknya. Landasan teori dalam penelitian ini memaparkan tokoh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

14

penokohan, dan latar dalam drama, kajian sosiologi sastra, dan teori ideologi

menurut perspektif Antonio Gramsci dalam karya sastra.

1.6.1 Kajian Struktural

Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan

Strukturalisme Praha. Sebuah karya sastra, fiksi atau puisi, menurut kaum

formalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh pelbagai

unsur (pembangun)-nya.

Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan

dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendekripsikan fungsi dan hubungan

antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Analisis strukruktural dilakukan

dengan mengidentifikasi peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut

pandang, dan lain-lain. Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat

mungkin fungsi dan ketertarikan antarpelbagai unsur karya sastra yang secara

bersama menghasilkan sebuah keseluruhan.

Dalam konteks penelitian ini, peneliti membatasi kajian struktural hanya

pada tokoh dan penokohan serta latar tempat, waktu dan sosial. Hal ini dilakukan

karena peneliti berupaya melakukan studi yang efisien dan efektif. Selain itu, hasil

dari analisis tokoh dan penokohan tersebut membantu peneliti untuk merumuskan

formasi ideologi yang terdapat dalam Partikel. Kemudian latar tempat, waktu, dan

sosial melengkapi dan menjelaskan bagaimana keadaan masyarakat sosial dalam

Partikel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

15

1.6.1.1 Tokoh dan Penokohan

Dalam penelitian ini digunakan teori tokoh dan penokohan untuk

menganalisis novel Partikel. Analisis unsur tokoh dan penokohan akan membantu

peneliti untuk mendalami sifat-sifat tokoh dalam novel Partikel dan menemukan

ideologi yang dimiliki oleh setiap tokoh. Hasil analisis tokoh dan penokohan

tersebut akan digunakan oleh peneliti untuk mendalami ideologi yang ada di

dalam novel Partikel karya Dee Lestari ini.

Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah seperti

tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi

secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah-istilah

tersebut sebenarnya tidak menyaran pada pengertian yang persis sama, atau paling

tidak dalam tulisan ini akan dipergunakan dalam pengertian yang berbeda,

walaupun memang ada di antaranya yang sinonim. Ada istilah yang pengertiannya

menyaran pada tokoh cerita dan atau “teknik” pengembangannya dalam sebuah

cerita (Nurgiyantoro, 1995:164-165).

Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai

jawaban terhadap pertanyaan: “Siapakah tokoh utama novel itu?”, atau “Ada

berapa orang jumlah pelaku novel itu?”, dan sebagainya. Penokohan dan

karakterisasi menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak (-

watak) tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti dikatakan oleh Jones (1968: 33),

penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita (Ibid., 165).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

16

Penggunaan istilah “karakter” (character) sendiri dalam berbagai literatur

bahasa Inggris menyarankan pada dua pengertian berbeda, yaitu sebagai tokoh-

tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi,

dan prinsup moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut (Staton dalam

Nurgiyantoro, 1995: 165). Dengan demikian, character dapat berarti „pelaku

cerita‟ dan dapat pula berarti „perwatakan‟. Antara seseorang tokoh dan

perwatakan yang dimilikinya memang merupakan sebuah kepaduan yang utuh

(Ibid.’ 165).

Tokoh cerita (character) menurut Abrams (1981) adalah orang(-orang) yang

ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan

memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan

dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan tersebut juga

dapat diketahui antara seseorang tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan

dalam penerimaan pembaca. Dalam hal ini, khususnya dari pandangan teori

resepsi, pembacalah sebenarnya yang memberi arti semuanya. Berkaitan dengan

kasus kepribadian sang tokoh, pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-kata

(verbal) dan tingkah laku lain (nonverbal). Pembedaan antara tokoh yang satu

dengan yang lain lebih ditentukan oleh kualitas pribadi daripada dilihat secara

fisik. Dengan demikian, istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada

“tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh

cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya

dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada

pembaca (Nurgiyantoro, 1995: 165-166).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

17

Tokoh adalah pemegang peran (peran utama) dalam roman atau drama

(KBBI, 2007: 1203). Abrams dalam Nurgiyantoro (2007: 165) mengungkapkan

bahwa tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya

naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang

dilakukan dalam tindakan.

Penelitian ini akan menganalisis tokoh dalam novel Partikel karya Dee

Lestari yang diklasifikasikan berdasarkan perannya, yakni tokoh utama dan tokoh

tambahan. Teori tokoh utama dan tokoh tambahan lebih dipilih daripada teori

lainnya karena hasil analisis tokoh utama dan tokoh tambahan akan

mencerminkan mengenai bagaimana ideologi utama dalam Partikel.

1.6.1.1.1 Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel

yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2007: 176-

177). Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan

dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan latar secara

keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan

konflik penting yang mempengaruhi perkembangan latar (Ibid., 177).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

18

1.6.1.1.2 Tokoh Tambahan

Di pihak lain, pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita

lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya

dengan tokoh utama, secara langsung atau tidak langsung (Ibid., 177). Dominasi

tokoh tambahan dalam cerita ada di bawah tokoh utama, sehingga mereka dapat

dipadang sebagai tokoh tambahan, walau harus dicatat: ada tokoh tambahan yang

utama (Ibid., 178).

Apa yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pembedaan antara

tokoh utama dan tokoh tambahan tidak dapat dilakukan secara eksak. Pembedaan

itu lebih bersifat gradasi. Kadar keutamaan tokoh-tokoh itu beringkat: tokoh

utama (yang) utama, tokoh tambahan, tokoh tambahan utama, tokoh tambahan

(yang memang) tambahan. Dalam penelitian ini, hanya dibatasi pada tokoh-tokoh

yang memiliki pengaruh besar pada tokoh utama.

Penokohan adalah penciptaan citra tokoh dalam karya susastra (KBBI,

2007: 1203). Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan

“perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita

sehingga sanggup memberikan gambaran jelas kepada pembaca. Penokohan

sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam

sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2007: 166).

Teknik pelukisan tokoh yang digunakan oleh Dee dalam Partikel adalah

teknik dramatik. Teknik dramatik adalah teknik pelukisan tokoh secara tidak

langsung. Nurgiyantoro (2007: 198) mengungkapkan bahwa teknik dramatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

19

artinya adalah pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap

serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk

menunjukkan kediriannya sendiri melalui pelbagai aktivitas yang dilakukan, baik

secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan

juga melalui peristiwa yang terjadi.

1.6.1.2 Latar

Penelitian ini menggunakan teori latar yang meliputi latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial. Hasil analisis latar digunakan untuk lebih memahami

bagaimana kondisi latar dalam cerita. Bagaimana latar waktu, tempat dan sosial

yang ada dalam masyarakat novel dapat menjelaskan ideologi yang terkandung

dalam karya sastra tersebut.

Abrams dalam (Nurgiyantoro, 2010: 216) mengungkapkan bahwa latar atau

setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara kongkret dan

jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,

menciptakan susasna tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.

Jika latar mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan

perwatakannya ke dalam cerita, makan pembaca akan dimudahkan untuk

mengoperasikan daya imajinasinya.

Nurgiyantoro (2010: 227-236) mengungkapkan bahwa unsur latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

20

unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan

dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling

memengaruhi satu dengan yang lainnya.

Unsur latar menjadi penting untuk dianalisis dalam penelitian ini karena

latar menjelaskan dan mengungkapkan bagaimana keadaan dan kondisi

masyarakat sesungguhnya yang menjadi latar belakang cerita tersebut.

Nurgiyantoro (2010: 100) menjelaskan bahwa dalam sebuah karya fiksi sering

dijumpai peristiwa-peristiwa dan permasalahan yang diceritakan. Karena

kelihaian dan kemampuan imajinasi pengarang, cerita fiksi menjadi tampak

kongkret dan seperti benar-benar ada dan terjadi.

Unsur latar dalam Partikel merupakan latar-latar yang nyata, walaupun

ceritanya fiksi, namun latar yang digunakan adalah latar faktual. Misalnya latar

tempat yang ada di dunia nyata, yaitu Bogor, Tanjung Putting, London,

Glastonbury, dll. Beberapa peristiwa juga merupakan peristiwa nyata misalnya

Simposium yang dilaksanakan di Glastonbury pada 2003. Peristiwa itu benar-

benar terjadi dan membahas mengenai biokimia dan molekul genetik

(https://bmg.med.virginia.edu/events/past-simposia/bmg-symposium-2003/)

1.6.1.2.1 Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa

tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu

tanpa nama jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

21

Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah

mencerminkan, atau paling tidak tak bertentangan dengan sifat dan keadaan

geografis tempat yang bersangkutan. Ketidaksesuaian deskripsi antara keadaan

tempat secara realistis dengan yang ada di novel dapat menyebabkan karya yang

bersangkutan kurang meyakinkan jika pembaca mengenalinya. Deskripsi tempat

secara teliti dan realistis ini penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal

yang diceritakan sungguh ada dan terjadi.

Perlu dikemukakan bahwa latar tempat dalam sebuah novel biasanya

meliputi pelbagai lokasi. Ia akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain

sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh. Dari sekian banyak tempat yang

disebut, tentu sajaa tidak semuanya fungional dan sama pentingnya. Jika latar

tempat dikemukakan secara terperinci, makan latar tempat tersebut merupakan

latar tempat yang penting.

1.6.1.2.2 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat

dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap

waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba masuk ke dalam

suasana cerita. Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan fungsional

jika digarap dengan teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

22

Lama waktu cerita dalam karya fiksi juga sering dihubungkan dengan

lamanya waktu yang dipergunakan dalam cerita. Dalam hal ini terdapat variasi

pada pelbagai novel yang ditulis pengarang. Ada novel yang membutuhkan waktu

panjang, katakanlah (hampir) sepanjang hayat tokoh, ada pula yang relatif pendek

misalnya hanya beberapa hari atau bahkan hanya beberpa jam.

1.6.1.2.3 Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup pelbagai masalah dalam lingkup

yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang

tergolong latar spiritual.

Untuk mengangkat latar tempat tertentu ke dalam karya fiksi, pengarang

perlu menguasai medan. Hal itu juga terlebih berlaku untuk latar sosial, tepatnya

sosial budaya. Latar sosial berperan menentukan apakah sebuah latar, khususnya

latar tempat, menjadi khas dan tipikal atau sebaliknya bersifat netral. Dengan kata

lain, untuk menjadi tipikal dan lebih fungsional, deskripsi latar tempat harus

sekaligus disertai latar sosial, tingkah laku kehidupan sosial masyarakat di tempat

yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2010: 234).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

23

1.6.2 Formasi Ideologi dalam Perspektif Antonio Gramsci

Kajian tentang formasi ideologi dalam perspektif Antonio Gramsci ini

merupakan bidang kajian dengan pendekatan sosiologi sastra. Sosiologi sastra

adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat; telaah

tentang lembaga sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat

dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Dengan

mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah perekonomian,

keagamaan, politik dan lain-lain (yang kesemuanya itu merupakan struktur sosial),

kita mendapatkan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang

menempatkan anggota masyarakat di tempatnya masing-masing (Damono, 1979:

7).

Seperti halnya sosiologi, sastra berurusan dengan manusia dalam

masyarakat: usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan usahanya untuk

mengubah masyarakat itu. Dalam hal isi, sesungguhnya sosiologi dan sastra

berbagi masalah yang sama. Dengan demikian, novel merupakan genre utama

sastra dalam zaman industri ini, dapat dianggap sebagai usaha untuk menciptakan

kembali dunia sosial ini: hubungan manusia dengan keluarganya, lingkungannya,

politik, negara, dan sebagainya. Dalam pengertian dokumenter murni, jelas

tampak bahwa novel berurusan dengan tekstur sosial, ekonomi, dan politik- yang

juga menjadi urusan sosiologi (Ibid., 8)

Kemudian Ratna (2004: 334) mengungkapkan bahwa hubungan karya sastra

dengan masyarakat, baik sebagai negasi dan inovasi, maupun afirmasi, jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

24

merupakan hubungan yang hakiki. Karya sastra mempunyai tugas penting, baik

dalam usahanya menjadi pelopor pembaharuan, maupun memberikan pengakuan

terhadap suatu gejala kemasyarakatan. Melalui teori sosiologi sastra, peneliti

dapat mengkonstruksikan mengenai formasi ideologi dalam novel Partikel karya

Dee Lestari.

1.6.2.1 Ideologi menurut Antonio Gramsci

Secara etimologis, ideologi berasal dari kata idea (ide, gagasan) dan ology

(logos, ilmu). Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan,

keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas,

ideologi adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai

dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.

Konsep ideologi bagi Gramsci itu melewati arti “ilmu pengetahuan

gagasan” dan seperangkat doktrin (Gramsci, 2013: 527). Ideologi adalah penanda

cara manusia meninggalkan peran mereka dalam masyarakat-kelas, nilai, ide, dan

imaji-imaji yang mengikat mereka pada fungsi sosial (Elgeton, 2002: 20).

Gramsci mengungkapkan bahwa ideologi lebih dari sekedar sistem ide karena

memberikan arah dan tujuan bagi kelangsungan hidup individu maupun kelompok

(Gramsci, 2013: 528).

Bagi Gramsci, ideologi secara historis memiliki keabsahan yang bersifat

psikologis. Artinya ideologi „mengatur‟ manusia dan memberikan tempat bagi

manusia untuk bergerak, mendapatkan kesadaran akan posisi mereka, perjuangan

mereka dan sebagainya. Ideologi bagi Gramsci berfungsi untuk mengatur manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

25

dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak mendapatkan kesadaran

tentang posisinya dan perjuangan mereka.

Gramsci menganggap dunia gagasan, kebudayaan, superstruktur, bukan

hanya refleksi atau ekspresi dari struktur kelas ekonomik atau infrastruktur yang

bersifat material, melainkan sebagai salah satu kekuatan material itu sendiri.

Sebagai kekuatan material, dunia gagasan atau ideologi berfungsi mengorganisasi

massa manusia, menciptakan suatu tanah lapang yang di atasnya manusia

bergerak. Persoalan kultural dan formasi ideologi menjadi penting bagi Gramsci

karena di dalamnya pun berlangsung proses yang rumit.

Ideologi terbentuk melalui proses sejarah yang panjang yang melahirkan

suatu keadaan di mana kelompok atau individu yang dikuasai seolah-olah

menerima hubungan dominasi yang ada. Kekuasaan itu merasuk dan ideologi

diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari seakan-

akan terjadi “consensus” antara kelompok atau pihak tersubordinasi dan penguasa.

Kondisi penguasaan negara ini dalam pemikiran Gramsci dikenal dengan istilah

hegemoni (Takwin, 2003: 84).

Ideologi menurut Gramsci (dalam Harjito, 2001: 33) mengandung empat

elemen. Empat elemen tersebut yaitu elemen kesadaran, elemen material, elemen

solidaritas-identitas, dan elemen kebebasan.

Elemen kesadaran menandakan bahwa ideologi memberi tempat bagi

manusia untuk bergerak dan mendapatkan kesadaran tentang posisi mereka, baik

dalam bidang ekonomi, politik, sosial, maupun perjuangan untuk menjadi kelas

hegemoni. Titik awal kesadaran adalah pemikiran awam (common sense).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

26

Pemikiran awam berasal dari pelbagai sumber dan kejadian masa lalu yang

membuat masyarakat menerima kebiasaan, kekuasaan, ketidakadilan, dan

penindasan sebagai hal yang alamiah, produk alam, kehendak Tuhan, dan tidak

dapat diubah (Simon, 2004: 33). Gramsci menggunakan istilah pendapat umum

(common sense) untuk menunjukkan cara orang awam yang tidak kritis dan tidak

sadar dalam memahami dunia (Ibid., 27). Pemikiran ini merupakan tempat

dibangunnya ideologi dan menjadi tempat perlawanan ideologi.

Elemen material adalah wujud eksistensi dalam pelbagai aktivitas praktis

dan menjelma dengan cara hidup kolektif masyarakat. Ideologi bukanlah fantasi

atau angan-angan seseorang, tetapi menjelma dalam kehidupan keseharian

masyarakat, lembaga, ataupun organisasi di tempat praktik sosial berlangsung,

misalnya dalam partai politik, serikat dagang, masyarakat sipil, aparat negara,

perusahaan komersial, atau lembaga keuangan (Simon, 2004: 83-86).

Elemen solidaritas identitas merupakan tanda bahwa ideologi mampu

mengikat sebagai pondasi penyatuan sosial pelbagai kelompok yang berbeda ke

dalam satu wadah. Dengan demikian, kelompok-kelompok lain diikutsertakan,

termasuk ideologinya, guna mendapatkan dukungan. Pernyataan tersebut secara

tidak langsung mengakui adanya pluralitas ideologi di masyarakat karena terdapat

pelbagai kelompok sosial. Untuk merangkul pelbagai kelompok sosial, dalam

menyusun ideologi baru tidak harus menyingkirkan semua sistem ideologi yang

berbeda, tetapi justru melakukan transformasi ideologi dengan mempertahankan

dan menyusun kembali beberapa unsur yang paling tangguh. Istilah untuk

menggambarkan keadaan ini disebut negosiasi (Harjito, 2001: 35).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

27

Elemen kebebasan menjelaskan bahwa ideologi menghasilkan kebebasan

maksimal kepada individu untuk merealisasikan dirinya. Kebebasan memberi

peluang kepada masyarakat demi menghilangkan penindasan tersebut (Ibid., 36).

Keempat elemen tadi tidak harus muncul bersamaan. Elemen yang harus

muncul adalah elemen solidaritas-identitas, elemen kebebasan yang berwujud

pelbagai aktivitas praktis dan terjelma dalam kehidupan keseharian, cara hidup

kolektif masyarakat, lembaga, serta organisasi tempat praktik sosial berlangsung.

1.6.2.2 Formasi Ideologi

Formasi adalah suatu susunan (KBBI, 2007: 320). Ideologi adalah sistem

berpikir, kepercayaan, praktik-praktik simbolik yang berhubungan dengan

tindakan sosial dan politik. Menurut Thompson (2003: 17) ideologi adalah sistem

gagasan yang mempelajari keyakinan dan hal-hal ideal filosofis, ekonomis,

politis, dan sosial. Ideologi dalam hal ini disebut neutral conception. Dari kedua

pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa formasi ideologi adalah suatu

susunan sistem gagasan yang mempelajari keyakinan dan hal-hal ideal filosofis,

ekonomis, politis, dan sosial. Formasi ideologi tidak hanya membahas ideologi

apa saja yang terdapat di dalam teks, akan tetapi juga membahas bagaimana relasi

antar ideologi tersebut.

Formasi ideologi dalam teks muncul melalui tokoh, latar (yang mencakup

tempat, waktu, dan sosial). Dalam perspektif kajian ini, semua elemen tersebut

merupakan representasi ideologi yang melekat pada setiap elemen tadi. Oleh

karena itu, karya sastra disebut juga sebagai situs ideologi. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

28

disebabkan karena teks sastra merupakan dialektika pemikiran pengarang itu

sendiri yang dimunculkan melalu tokoh, latar, serta peristiwa.

Novel Partikel karya Dee Lestari memiliki beberapa ideologi dan ideologi

tokoh utamanya tersebut bertentangan dengan ideologi yang ada di dalam

masyarakat sekitarnya. Ideologi yang dimiliki Partikel antara lain alalah sebagai

berikut, pertama ideologi liberalisme dalam sistem pendidikan. Bahwa tidak

selamanya pendidikan harus dilakukan secara formal (dengan belajar di sekolah

dan disekap beberpa jam di kelas). Kedua, pandangan mengenai alam semesta.

Beberapa tokohnya percaya bahwa alam semesta ini adalah makhluk yang

memiliki kesadaran. Selain itu, ada beberapa ideologi lagi yang menyimpang dari

ideologi yang sudah ada. Berdasarkan teori di atas, peneliti akan melihat dan

menganalisis lebih dalam mengenai formasi ideologi yang terdapat dalam

Partikel. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bagaimana formasi ideologi

karya sastra dalam Partikel.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu (i) pendekatan, (ii)

pengumpulan data, (iii) analisis data, dan (iv) penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif

dan pendekatan ssiologis. Pendekatan objektif memusatkan perhatian semata-mata

pada unsur-unsur, yang dikenal dengan analisis intrinsik (Ratna, 2012: 73).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

29

Analisis tokoh dan penokohan adalah unsur intrinsik yang dipakai oleh peneliti

untuk lebih mendalami tokoh. Pendalaman tokoh tersebut dipakai untuk

mengetahui ideologi-ideologi yang terdapat dalam novel Partikel karya Dee

Lestari.

Dasar filosofis pendekatan sosiologis adalah hubungan hakiki antara karya

sastra dengan masyarakat. Hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan

oleh: (i) karya sastra dihasilkan oleh pengarang, (ii) pengarang itu sendiri adalah

anggota masyarakat, (iii) pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam

masyarakat, dan (iv) hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat

(Ibid., 60).

Pendekatan sosiologis memiliki implikasi metodologis berupa pemahaman

mendasar mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. Maka dalam

penelitian ini diasumsikan bahwa ideologi yang ada dalam Partikel merupakan

cerminan kondisi masyarakat sesungguhnya saat itu. Yang dimaksud dengan

cermin dalam pendekatan sosiologis adalah sastra yang cenderung mengangkat

hal ihwal sebagai pantulan hidup. Sastra memancarkan seluruh aset sosial

(Endraswara, 2011: 169).

1.7.2 Metode Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah formasi ideologi dalam novel Partikel karya Dee

Lestari yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

30

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa studi pustaka.

Peneliti membaca pelbagai pustaka, termasuk karya sastra yang menjadi objek

penelitian secara cermat.

1.7.3 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam sebuah metode penelitian,

karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 2014:304). Fungsi dari tahap

analisis data adalah mencari hubungan antardata yang tidak akan pernah

dinyatakan sendiri oleh data yang bersangkutan (Faruk, 2012: 25). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan metode formal dan deskriptif kualitatif.

Metode formal adalah analisis dengan mempertimbangkan aspek-aspek

formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur karya sastra. Ciri-ciri utama metode

formal adalah analisis terhadap unsur-unsur karya sastra, kemudian bagaimana

hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan totalitasnya (Ratna, 2012, 49-50).

Metode formal ini digunakan untuk menganalisis tokoh, penokohan, dan latar

dalam Partikel.

Metode deskriptif kualitaif adalah metode yang secara keseluruhan

memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikan dalam bentuk deskripsi

yang dikaitkan dengan hakikat penafsiran. Metode yang memberi perhatian

terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya.

Metode deskriptif kualitatif ini digunakan untuk menganalisis bagaimana formasi

ideologi yang ada di dalam novel Partikel karya Dee Lestari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

31

1.7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah dianalisis secara mendalam, hasil penelitian perlu dilaporkan secara

lengkap dan sistematis. Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan

deskriptif kualitatif. Di mana hasil analisis data dideskripsikan dalam bentuk

paragraf.

1.8 Sumber Data

Data merupakan bahan penelitian. Karya sastra yang menjadi objek

penelitian adalah sebuah novel dengan identitas sebagai berikut:

judul : Supernova Episode: Partikel

pengarang : Dee Lestari

cetakan : ketiga

tahun terbit : 2016

penerbit : Bentang Pustaka

tebal : x + 494 halaman

ukuran : 20 cm

1.9 Sistematika Penyajian

Penelitian ini dibagi menjadi empat bab. Sistematika penelitian ini dirinci

sebagai berikut.

Bab I berisi pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagi

menjadi sembilan sub bab, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

32

penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian, sumber data, dan sistematika penyajian.

Bab II berisi deskripsi hasil analisis tokoh, penokohan, dan latar dalam

novel Partikel karya Dee Lestari. Bab III berisi deskripsi ideologi karya sastra

dalam novel Partikel karya Dee Lestari. Kemudian Bab IV berupa kesimpulan

yang berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

33

BAB II

STRUKTUR PENCERITAAN DALAM NOVEL PARTIKEL

KARYA DEE LESTARI

2.1 Pengantar

Tokoh, penokohan, dan latar merupakan bagian penting dalam sebuah

cerita. Tokoh dan penokohan tersebut mencerminkan gagasan-gagasan dan

ideologi yang ada di dalam karya sastra. Tokoh dan penokohan dikategorikan

berdasarkan pembedaan sudut pandang, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.

Tokoh utama dan tokoh tambahan digunakan untuk menganalisis penokohan

karena dari tokoh utama dan tokoh tambahan akan didapatkan ideologi utama

dalam karya sastra. Pada bab ini, peneliti membatasi kajian tokoh tambahan.

Tidak semua tokoh tambahan yang berada di dalam Partikel akan dianalisis.

Tokoh tambahan yang dianalisis adalah tokoh-tokoh yang memiliki peran penting

dalam menjelaskan formasi ideologi yang terdapat di dalam Partikel.

Latar atau sering disebut dengan setting juga menjadi salah satu hal penting

untuk mengungkapkan formasi ideologi yang ada di dalam Partikel. Melalui latar

tempat, waktu, dan sosial, diketahui latar belakang cerita dalam karya sastra.

Analisis latar kemudian digunakan untuk menjelaskan mengenai bagaimana

ideologi yang ada di dalam masyarakat umum Partikel. Peneliti juga melakukan

pembatasan dalam analisis latar. Peneliti hanya menganalisis latar yang memiliki

hubungan dengan analisisi formasi ideologi dalam Partikel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

34

2.2 Tokoh dan Penokohan

Secara umum, teknik pelukisan tokoh yang digunakan oleh Dee dalam

Partikel adalah teknik dramatik. Teknik dramatik adalah teknik pelukisan tokoh

secara tidak langsung. Nurgiyantoro (2007: 198) mengungkapkan bahwa teknik

dramatik artinya adalah pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat

dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita

untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui pelbagai aktivitas yang dilakukan,

baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku,

dan juga melalui peristiwa yang terjadi.

Berhubung sifat kedirian tokoh tidak dideskripsikan secara jelas dan

lengkap, ia akan hadir kepada pembaca secara sepotong-sepotong, dan tidak

sekaligus. Ia menjadi “lengkap” barangkali setelah pembaca menyelesaikan cerita.

Dalam teknik ini, pembaca dituntut untuk dapat menafsirkan sendiri bagaimana

karakter atau sifat tokoh.

Penampilan tokoh secara dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik.

Dalam sebuah karya fiksi, biasanya pengarang mempergunakan pelbagai teknik

itu secara bergantian dan saling mengisi, walaupun ada perbedaan frekuensi

penggunaan masing-masing teknik. Mungkin sekali ada satu teknik yang lebih

sering dipergunakan dibanding teknik-teknik lainnya. Tentunya hal tersebut sesuai

dengan selera pengarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

35

Tokoh-tokoh yang dihadirkan tersebut selanjutnya dikategorikan

berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan. Tokoh-tokoh dalam Partikel

akan dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.

2.2.1 Tokoh Utama

Seperti yang telah dijelaskan pada poin 1.6.1.1 bahwa tokoh utama adalah

tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia

merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian

maupun yang dikenai kejadian. Dalam novel Partikel, tokoh utamanya terdiri dari

dua orang, yaitu Zarah dan Firas (ayah Zarah). Mereka dikategorikan menjadi

tokoh utama dan tokoh utama (yang) tambahan karena keduanya merupakan

penggerak alur cerita. Jika tidak ada kedua tokoh tersebut, cerita tidak berjalan.

2.2.1.1 Zarah Amala

Zarah merupakan tokoh utama dalam novel Partikel. Zarah adalah tokoh

penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga mendominasi sebagian besar

cerita. Zarah menjadi salah satu tokoh penggerak alur.

Zarah merupakan seorang perempuan keturunan Arab dan Sunda. Darah

Arab jelas ia dapatkan dari Abah Hamid yang bercampur dengan darah Sunda dari

Umi. Untuk ukuran orang Indonesia, Zarah termasuk perempuan yang tinggi

dengan paras yang cantik. Zarah juga termasuk orang yang cuek dengan

penampilan. Ia terbiasa mengenakan setelan santai dan simpel yang tidak ribet.

Berikut ini adalah kutipan penjelas argumen tersebut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

36

(6) “Aku menjelaskan bahwa darahku campuran Arab dan Sunda (Lestari,

2012: 311).”

(7) Usiaku dan Paul terpaut sepuluh tahun. Badanku yang tingginya 172 cm

seperti bonsai jika berada di sebelahnya (Lestari, 2012: 7).”

(8) Selama ini aku sudah terlalu nyaman dengan celana kargo, kaus oblong,

kemeja lengan panjang, dan sepatu botku, hingga lupa bahwa ada

peristiwa sosial lain di kehidupan ini yang perlu busana berbeda

(Lestari, 2012: 302).”

Zarah merupakan anak pertama dari Firas dan Aisyah. Zarah tumbuh besar

dalam lingkungan orang tua yang sangat mencintai dan menjaga kelestarian

lingkungan. Ayahnya, Firas adalah seorang dosen dan ahli mikologi dari Institut

Pertanian Bogor (IPB). Keluarga Zarah merupakan keluarga yang disegani di

desanya karena keberhasilan Ayah Zarah dalam mengajari warga dalam hal

pertanian. Hal tersebut terbukti melalui kutipan berikut ini:

(9) Bersama Ayah di sisinya, visi Abah masuk ke jalur cepat. Pertanian di

Batu Luhur maju pesat karena berhasil ditekan biayanya. Ayah

menemukan cara untuk mengadakan pupuk dan obat-obatan sendiri. Ia

mendayakan ibu-ibu untuk mengumpulkan semak kirinyuh dan sampah-

sampah organik, lalu membangun mesin-mesin pengolah kompos dengan

mesin kayuh (Lestari, 2012: 12).”

(10) “Dan tidak Cuma itu, satu pohon di Bukit Jambul adalah rumah bagi

puluhan bahkan ratusan spesies, termasuk fungi-fungi langka yang

berpotensi besar menyelamatkan bumi. Satu saja pohon di Bukit Jambul

ditebang, semua spesies tadi ikut hilang. Tugas kita, Zarah, adalah

melindungi hutan di Bukit Jambul dari manusia (Lestari, 2012: 70).”

Zarah tumbuh dalam didikan seorang Firas. Bahkan ia menanggap ayahnya

adalah dewa. Dengan begitu, sifat Zarah hampir sama persis seperti sifat Firas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

37

Zarah adalah seseorang yang cerdas. Namun, ia juga seorang yang sangat keras

kepala dan memiliki pendirian teguh. Berikut ini adalah gambarannya pada

kutipan di bawah ini

(11) “Atas permintaan ibuku, mereka memberikan variasi soal mulai level 6

SD sampai pelajaran kelas 3 SMA.

Aku mengerjakannya dengan setengah tidak percaya. Untuk inikah

anak-anak itu disekap berjam-jam di kelas? Lebih baik mereka semua

ikut Ayah ke Kebun Raya dan mendengarkan cerita-ceritanya tentang

alam semesta. Nilaiku sempurna. Dengan setengah tidak percaya pula,

mereka akhirnya mengizinkanku bersekolah di sana (Lestari, 2012:

95).”

(12) “Nilaimu bagus, Zarah. Kalau bukan karena nilai PMP dan agamamu

yang jeblok, kamu pasti masuk tiga besar. Kenapa kamu mau tinggal

kelas? (Bu Kartika, 2012: 116).”

Sifat keras kepala Zarah juga terbukti dalam kutipan di bawah ini:

(13) “Kenapa kamu begitu bodoh Zarah? Kenapa kamu begitu keras kepala?

Nggak cukup ayahmu menyiksa keluarga kita? Masih harus kamu ikut-

ikutan? Nggak kasihan kamu sama Ibu? (Lestari, 2012: 106).”

(14) Secepat kilat aku menyambar tiket di tangannya. Dan untuk bisa

merampas dari tangan Paul, aku harus melompat tinggi seolah

membidik ring basket. “No. You return this ticket. Now. Saya pergi

sendiri.”

“Kenapa sih, kamu keras kepala banget jadi orang?” seru Paul gemas.

“You’ve done so much already, Paul,” kataku lembut. Kukembalikan

tiketnya baik-baik. “Perjalanan yang satu ini adalah jatah saya

sendirian,” tegasku lagi (Lestari, 2012: 380).

Zarah juga merupakan seseorang yang tegas dalam mengambil keputusan. Ia

selalu berpegang teguh pada apa yang ia yakini. Sikap tegasnya dalam mengambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

38

keputusan ini kemudian banyak menuai konflik dari orang-orang yang ada di

sekitarnya. Hal tersebut terbukti dalam kutipan:

(15) “S—saya… tetap mau tinggal kelas bu,” aku tergagap sambil beranjak.

Tatapan itu berhasil mendesakku keluar.

Sebagaimana yang sudah kuduga dan kuantisipasi, Ibu mengamuk

habis-habisan. Aku juga tak berupaya menjelaskan panjang lebar

alasanku. Aku yakin Ibu tak akan mengerti (Lestari, 2012: 118).

(16) Malam itu juga kuputuskan, aku tak pulang lagi ke Jawa.

Esok harinya, keputusanku untuk tidak pulang menggemparkan seisi

kelotok. Melalui pertengkaran sengit yang berakhir dengan aku

menandatangani surat perjanjian pelepasan tanggung jawab, aku

berhasil tinggal (Lestari, 2012: 194).

(17) Yang kutahu, kemarahan Ibu bukan karena aku memilih orangutan

ketimbang keluargaku sendiri. Kemarahan Ibu hari ini adalah

kemarahan yang tertunda. Yang terakumulasi sejak perang dingin kami

dimulai dan aku memilih tinggal di saung Batu Luhur setahun lalu.

Kemarahan Ibu adalah karena anaknya melihat segala tempat di dunia

ini, entah itu saung tak berdinding di tengah ladang, atau teras

bangunan kayu di tengah hutan belantara, seolah lebih baik dari

rumahnya sendiri. Rumah yang telah ibu wujudkan dan pertahankan

dengan air mata dan jerih payah (Lestari, 2012: 218).

Selain cuek dengan penampilannya, Zarah juga memiliki sifat yang cuek

terhadap apa yang dipikirkan orang lain. Ia tidak begitu ambil pusing tentang apa

yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Hal itu terbukti dari reaksinya ketika ia

dianggap native oleh teman-temannya dan juga ia tidak ambil pusing ketika

orang-orang tidak percaya kepada apa yang ditulis ayahnya, sedangkan ia sangat

percaya pada ayahnya. Berikut ini adalah kutipan penjelasnya.

(18) Zach roboh ke tanah dan tertawa terguling-guling melihat pemandangan

itu. Antara Valerie yang rela kencan dengan sepuluh orangutan demi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

39

masuk short list pendamping WWF yang secara berkala memboyong

selebritas Hollywood masuk hutan, dengan aku yang berkali-kali

ditawari ikut, tapi selalu menolak tanpa tahu apa yang sebenarnya

kulewatkan. Tahun lalu, mereka membawa Julia—something—

Roberts? Lupa lagi. Zach membodoh-bodohiku selama sebulan karena

ia sendiri rela melakukan apa saja demi memotret senyum maut Julia di

pagi hari. Seakan-akan panjang gigi perempuan itu bakal bertambah

atau berkurang seinci, tergantung sinar matahari (Lestari, 2012: 4).

(19) “Kamu menyembah apa?”

“Jamur”

Semenjak hari itu mereka menganggapku sinting. Keuntungan ada di

pihakku, karena teror pernyataan mereka mereda (Lestari, 2012: 98).

(20) Maka, kuputuskan untuk diam. Untuk apa menabrak-nabrakkan diri ke

benteng batu? Hanya akan mengundang masalah, dan aku tak punya

cukup ruang untuk itu. Tujuanku jelas dan pasti: mencari Ayah. Yang

lain hanya berisikan. Tak perlu didengar (Lestari, 2012: 105).

Zarah juga menuruni sifat Firas yang pemberani dan pemberontak. Jika ia

mengetahui sesuatu yang salah (tidak sesuai dengan apa yang ia percaya), tidak

segan-segan ia mengeluarkan pendapatnya dan mengatakan kesungguhannya

walaupun itu menyakiti hati orang lain. Hal ini mungkin bisa disebut dengan

nama ceplas-ceplos. Hal tersebut dapat ditunjukkan dalam kutipan berikut:

(21) “Karena kebenaran hanya ada satu,” potong Abah, “Kebenaran Allah

subhanahu wa taala”.

“Kalau kenenaran cuma ada satu, kenapa ada banyak agama? Abah

sendiri bilang, Islam banyak alirannya. Berarti nggak cumma satu

dong,” balasku. “Kalau yang benar cuma Islamnya Abah, berarti teman-

temanku yang dari agama lain, dari Islam aliran lain, juga harusnya

diskors. Kenapa cuma Zarah? Padahal, Zarah nggak percaya apa-apa.

Zarah cuma menceritakan apa yang Zarah baca (Lestari, 2012: 103).”

(22) “Loh, apa salahnya bilang begitu?” tanyaku bingung.

“Memang apa buktinya Allah pasti ada? (Lestari, 2012: 130).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

40

Zarah memang banyak mewarisi sifat Firas. Salah satunya adalah tidak

mudah percaya pada suatu hal. Apalagi jika itu menyangkut tentang agama. Ia

selalu mempertanyakan kebenaran tentang agama. Dan hal ini yang menyebabkan

pelbagai macam konflik di dalam keluarganya. Zarah, dalam hal kepercayaan, ia

menganut ideologi ayahnya mengenai alam semesta. Berikut ini adalah kutipan

penjelasnya.

(23) “Karena apa yang kamu ceritakan tidak sesuai dengan pelajaran Agama.

Tidak sesuai dengan Islam.”

“Cerita saya itu memang belum tentu benar, Pak. Namanya juga cerita.

Yang diceritakan Bu Aminah tentang Adam dan Hawa, kan, belum

tentu benar juga— (Lestari, 2012: 102).”

(24) “Zarah tak pernah bilang Zarah beriman pada tulisan Ayah, Zarah cuma

cerita. Apa salahnya? Kenapa nggak boleh?”

“Karena kebenaran cuma ada satu,” potong Abah, “Kebenaran Allah

subhanahu wa taala.”

“Kalau kebenaran cuma satu, kenapa ada banyak agama? Abah sendiri

bilang, Islam banyak alirannya. Berarti nggak cuma satu dong,”

balasku. “Kalau kebenaran cuma Islamnya Abah, berarti teman-

temanku yang dari agama lain, dari Islam aliran lain, juga harusnya

diskors. Kenapa cuma Zarah? Padahal Zarah nggak percaya apa-apa.

Zarah cuma menceritakan apa yang Zarah baca (Lestari, 2012: 104).”

(25) Aku pun merasakan luapan amarah dalam hatiku. Mengapa mereka

harus meradang karena pertanyaan-pertanyaanku? Seolah-olah semua

yang kuucapkan adalah hinaan? Kenapa mereka tidak bisa melihat

semata-mata sebagai pertanyaan? Mengapa kata “agama” dan “Tuhan”

menyulut api dalam setiap hati orang yang kutemui? Dan sungguh aku

muak dengan satu kata itu. Atheis. Bagiku ini bukan soal percaya atau

tidak percaya, melainkan tidak adanya kesempatan untuk

mempertanyakan.

“Zarah buka Ateis. Zarah percaya sama alam ini, tapi nggak peduli

siapa yang bikin.” (Lestari, 2012: 131).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

41

Zarah juga merupakan seseorang yang tangguh dalam menghadap pelbagai

masalah. Dibuktikan dengan ia tetap kuat ketika kehilangan ayahnya. Ketika ia

juga menghadapi masalah tentang kelahiran adeknya yang disebut tumbal. Zarah

merupakan sosok yang mewarisi sifat dan watak Firas, ayahnya.

2.2.1.2 Firas

Firas adalah tokoh utama (yang) tambahan. Hal itu karena, jika tidak ada

Firas, maka alur cerita yang menceritakan pencarian Zarah tidak akan pernah ada.

Firas juga merupakan seorang tokoh yang menggerakkan alur dalam novel

Partikel. Firas memegang peranan penting dalam novel, karena dominasinya

dalam cerita ada di bawah Zarah.

Firas adalah ayah Zarah dan Hara. Ia adalah angkat dari Abah Hamid dan

Umi. Firas juga merupakan menantu Abah dan Umi, karena ia menikahi Aisyah,

anak kandung Abah dan Umi. Firas bekerja sebagai dosen mikologi di IPB.

(26) Firas adalah seorang laki-laki yang cerdas. Kepandaiannya melampaui

semua anak di Batu Luhur pada masanya. Dengan kepandaiannya, ia

mampu meraih pelbagai beasiswa hingga tingkat perguruan tinggi.

Sebelum menuai kontroversi, Firas adalah tokoh masyarakat di Desa

Batu Luhur. Berikut ini kutipan penjelasnya.

(27) Ayah tumbuh besar sesuai ramalan Abah. Kepandaiannya melampaui

semua anak di Batu Luhur (Lestari, 2012: 11).

(28) Pengorbanan Abah pindah ke kota pun tidak sia-sia. Ayah melewati

masa sekolahnya dari satu beasiswa ke beasiswa lain. Puncaknya, ia

diterima di Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor tanpa tes (Lestari,

2012: 12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

42

(29) Bersama Ayah di sisinya, visi Abah masuk ke jalur cepat. Pertanian di

Batu Luhur maju pesat karena berhasil ditekan biayanya. Ayah

menemukan cara untuk mengadakan pupuk dan obat-obatan sendiri. Ia

mendayakan ibu-ibu untuk mengumpulkan semak kirinyuh dan sampah-

sampah organik, lalu membangun mesin-mesin pengolah kompos

dengan mesin kayuh (Lestari, 2012: 12).

(30) Abah Hamid dan Firas adalah dua nama sakral yang diagunkan oleh

kampung kecil bernama Batu Luhur. Dua sosok karismatik yang

berhasil memajukan kampung tanpa pamrih (Lestari, 2012: 13).

(31) Di kampus, Ayah adalah dosen brilian. Ahli mikologi termuda yang

pernah dimiliki IPB. Batu Luhur dijadikannya laboratorium hidup

tempat ia mengembangbiakkan pelbagai jamur untuk konsumsi obat-

obatan (Lestari, 2012: 26).

Firas memiliki sifat yang sangat keras kepala. Ia akan menentang segala

sesuatu yang dianggapnya tidak benar. Bahkan ia berani menentang Abah Hamid,

jika memang apa yang ia lakukan adalah kebenaran. Firas juga adalah sosok yang

kontroverisl di mata masyarakat Batu Luhur. Pertama, ia berani menikah dengan

Aisyah yang adalah anak kandung dari Abah Hamid, sedangkan Firas adalah anak

angkat Abah Hamid. Sifat-sifat tersebut terbukti dalam kutipan berikut.

(32) Sialnya, Ayah malah tambah penasaran. Bukit Jambul adalah kekuatan

yang menariknya telak bagai gravitasi. Tak terhitung seringnya ia

mengendap, menyelinap mencuri-curi pergi ke kaki bukit itu. Setiap

penduduk yang melihat pasti melaporkannya kepada Abah. Lecutan ikat

pinggang, gebukan kemoceng, adalah kepastian yang menanti ayah

begitu sampai di rumah. Semuanya itu tidak membuatnya jera (Lestari,

2014: 32).

(33) Di usiaku yang masih sangat muda, aku bahkan sudah bisa menilai

betapa Ayah adalah sosok yang penuh kontroversi (Lestari, 2012: 20).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

43

Selain hal tersebut, sikap keras kepala Firas juga terlihat ketika ia bersikeras

tidak mau menyekolahkan Zarah dalam pendidikan formal. Hal tersebut terbukti

terbukti dalam kutipan di bawah ini.

(34) “Tidak perlu Aisyah. Zarah akan jauh lebih pintar kalau aku yang

mengajarkannya langsung.” Begitu selalu katanya (Lestari, 2014: 17).”

(35) Gesekan kutub antara Ayah dan Ibu menjadi makanan kami sehari-hari.

Sering kudengar Ayah beradu argumen dengan Ibu, terutama tentang

sekolah. Ayah berusaha meyakinkan Ibu kalau sistem pendidikan

swalayan dari rumah yang ia lakukan kepadaku sudah berkecukupan,

bahkan jauh lebih baik ketimbang sistem sekolah biasa (Lestari, 2012:

50).

Firas juga merupakan seseorang pekerja keras. Ia mau melakukan apa saja

demi mendapatkan apa yang ia mau dan ia yakini. Seperti ketika ia rela menjadi

tangan kanan Abah. Ia mau mengerjakan apa saja, ia juga mendidik warga Batu

Luhur tentang pertanian yang sesuai dengan kondisi Desa Batu Luhur.

(36) Pertanian di Batu Luhur maju pesat karena berhasil ditekan biayanya.

Ayah menemukan cara untuk mengadakan pupuk dan obat-obatan

sendiri. Ia mendayakan ibu-ibu untuk mengumpulkan semak kirinyuh

dan sampah-sampah organik, lalu membangun mesin-mesin pengolah

kompos dengan mesin kayuh (Lestari, 2012: 12).

(37) Begitu ada perkembangan tanaman obat terbaru, Ayah langsung

menginformasikan kepada warga dan menyuruh mereka

mengembangbiakannya (Lestari, 2012: 13).

Sifat Firas yang pekerja keras juga terlihat ketika ia dengan giat mengirim

proposal penelitian ke pelbagai lembaga di luar negeri untuk membantu

menyelesaikan penelitiannya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.

(38) Dari dalam tas terpalnya yang seperti barang eks militer dipakai gerilya

bertahun-tahun, ia menunjukkan tumpukan surat yang akan

diposkannya. “Ini surat-surat untuk dikirim ke luar negeri. Ayah mau

minta dana supaya laboratorium fungi kita bisa berdiri.” Ayah lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

44

meletakkan tumpukan surat itu di pangkuanku, “Ayo, Zarah, ciumi

satu-satu. Kamu pembawa keberuntungan Ayah (Lestari, 2012: 47).”

Hal yang membuat Firas berbeda dari yang lainnya adalah sosok Firas yang

kontroversial. Ia adalah seseorang yang tidak percaya pada takhayul. Ia juga

seseorang yang memiliki pendirian teguh. Ia memegang erat apa yang ia percayai.

Bahkan dari pengetahuannya, ia menjelaskan bahwa fungi adalah bagian

terpenting dari dunia. Hal tersebut terbukti dalam kutipan berikut.

(39) Dengan tegas Ayah menandaskan, “Umat manusia selamanya berutang

budi kepada kerajaan fungi. Kita bisa ada hari ini karena fungi

melahirkan kehidupan bagi kita.”

Bagi Ayah, Fungi adalah orangtua alam ini (Lestari, 2012: 21).

(40) “Betul sekali. Lewat dua kejadian itu, evolusi akhirnya menggiring

semua makhluk hidup untuk bersimbiosis dengan fungi. Fungi adalah

konstruksi dasar sistem kehidupan di Bumi (Lestari, 2012: 22).”

Selain itu, atas sifat Firas yang tidak pernah percaya pada takhayul, ia

mempelajari kasus mengenai adik Zarah yang keuda yang dikatakan tumbal Bukit

Jambul. Ia berhasil menemukan penjelasan ilmiah mengenai kondisi anak

ketiganya itu. Berikut ini kutipan penjelasnya.

(41) “Banyak orang akan berusaha menjatuhkan kepercayaan dirimu,

meragukan ucapanmu, menganggapmu gila. Tidak akan mudah, Zarah.

Yang paling sulit dari semua itu adalah percaya kepada dirimu sendiri,

bahwa kamu tidak gila,” Ayah mengerjapkan matanya, mengusir

genangan air mata. Baru itulah kulihat ayahku menangis. Dia tidak

dikutuk Bukit Jambul. Dia mengalami kelainan gen bernama Harlequin

Ichtyosis. Butuh berbulan-bulan untuk Ayah mencari tahu karena ibumu

dan Abah nggak kasih jenazah adikmu diautopsi (Lestari, 2012: 75).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

45

Tokoh Firas adalah tokoh kontroversial dalam Partikel. Pengetahuan dan

kecerdasan Firas tersebut memang membawanya selangkah lebih maju dari orang-

orang yang ada di lingkungannya. Menyebabkan Firas dianggap sebagai

pemerontak. Walaupun kenyataannya sistem kepercayaan manusia di sekitarnya

yang belum tentu benar.

Dari Firas, Zarah mempelajari pelbagai hal. Mulai dari fungi hingga kisah

penciptaan manusia pertama. Hal-hal itu yang kemudian dianggap menyalahi

aturan dan bahkan menyalahi ajaran agama. Hal-hal yang dipercayai Firas dan

Zarah tersebutlah yang akhirnya menimbulkan pelbagai konflik di dalam keluarga

maupun di lingkungan masyarakat.

Sifat mereka yang memegang teguh apa yang mereka percayai kemudian

menunjukkan ideologi yang mereka miliki. Dan ideologi tersebut mereka pegang

teguh. Ideologi yang dipercayai Firas dan Zarah memang sebagian besar

bertentangan dengan ideologi yang dimiliki tokoh-tokoh lainnya dan juga

masyarakat dalam novel Partikel. Dan ideologi yang mereka miliki

mencerminkan ideologi utama yang ada di dalam karya sastra ini.

2.2.2 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan adalah tokoh yang memiliki keterkaitan dengan tokoh

utama, baik secara langsung atau tidak langsung. Tokoh tambahan merupakan

tokoh-tokoh yang berada di lingkaran tokoh utama. Dominasi mereka berada di

bawah tokoh utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

46

Ada banyak sekali tokoh tambahan di dalam novel ini. Diantaranya adalah

Aisyah, Abah Hamid,Umi, Hara, Pak Simon Hardiman, Koso, Pak Kas, Ibu Inga,

Paul Daly, Zach, Storm, Hawkeye, dan lain sebagainya. Tidak semua tokoh

tambahan akan dianalisis oleh peneliti. Peneliti membatasi analisis tokoh

tambahan yaitu Aisyah, Abah Hamid, dan Pak Simon. Ketiga tokoh tersebut

dipilih karena hanya ketiga tokoh tersebut yang memiliki kaitan untuk melakukan

studi formasi ideologi dalam novel Partikel ini.

2.2.2.1 Aisyah

Aisyah adalah tokoh tambahan dalam novel ini. Hal itu karena Aisyah

adalah tokoh yang berada di lingkungan tokoh utama dan memiliki kaitan erat

dengan tokoh utama. Aisyah adalah ibu Zarah, suami dari Firas. Aisyah adalah

seseorang Ibu yang sangat menyayangi keluarganya. Dalam kisahnya, ia

merupakan seseorang yang cantik dan memiliki aura yang baik. Ha itu terlihat

dalam kutipan berikut ini.

(42) Di teras depan, saat aku sudah siap duduk di sadel sepedaku, Ibu keluar

dengan kerudung biru mudanya. Entah sudah berapa kali dalam

hidupku, aku dibuat terpana oleh kecantikan ibuku sendiri. Rambutnya

yang hitam lega terurai dari sebelah bahunya, matanya yang besar

tampak berkilau dibingkai sepasang alisnya yang lebat, kulitnya bersih

dan cemerlang tanpa pulasan make up. Rumitnya kehidupan keluarga

kami mungkin sering meredupkan sinar bahagianya, tapi tak pernah

menyurutkan kecantikannya, (Lestari, 2012: 157).

Aisyah merupakan seseorang yang sangat konsisten dan ulet. Ia juga

seorang yang rajin dan disiplin dalam mengerjaka suatu hal. Hal tersebut terbukti

dalam kutipan berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

47

(43) Gigih, Ibu terus mencoba mendobrak tembok itu. Dialah manusia

paling presisten dan konsisten yang kukenal di dunia ini. Ia sanggup

melaksanakan hidupnya laksana baris berbaris. Teratur, rapi, dan rutin

(Lestari, 2012: 15)

Aisyah juga merupakan seorang Ibu yang rajin dan menyayangi

keluarganya. Ia menyiapkan segalanya sendiri. Urusan rumah tangga ia kerjakan

dengan sangat baik. Berikut ini kutipan penjelasnya.

(44) Hidup Ibu sepenuhnya untuk keluarga. Kami tidak pernah punya

pembantu. Ibu mengurus segalanya dengan baik. Rumah mungil kami

selalu resik, lantai selalu licin mengilap, semua permukaan furnitur

bebas debu. Baju-baju kami tersetrika rapi dan wangi. Dapur kami

mengebul setiap pagi, meruapkan aroma aneka masakan. Tak jarang Ibu

memasak sambil menggendong Hara dalam balutan kain di tubuhnya.

Makanan hangan selalu tersedia tiga kali sehari di meja (Lestari, 2012:

15).

Aisyah dididik sangat keras dalam keluarga yang Islami. Predikat anak dari

Abah Hamid dan Umi membuat ia menjadi seseorang yang sangat taat beribadah.

Ia juga memegang teguh keyakinanya akan agama Islam, seperti yang diajarkan

Abah dan Umi. Hal itu terbukti dari ia yang selalu rajin mengikuti pengajian yang

diadakan di Desa Batu luhur. Kutipan penjelas terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

(45) Tanpa alpa, kecuali jika sedang datang bulan, Ibu salat lima waktu,

menjalankan puasa setiap Senin dan Kamis. Setiap rabu malam, Ibu

pergi pengajian ke masjid atau ke rumah Bu Hasanah, seorang ustazah

yang sangat dihormati di daerah kami, (Lestari, 2012: 15).

Aisyah juga merupakan tokoh yang ideologinya mewakili ideologi

masyarakat yang ada di dalam Partikel. Selain religius, Aisyah juga masih

mempercayai takhayul dan mistis. Ia masih percaya mitos mengenai setan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

48

penunggu Bukit Jambul dan tumbal. Hal itu terjadi ketika Aisyah menyalahkan

Firas atas kasus anak ketiganya yang disebut sebagai tumbal Bukit Jambul.

Berikut ini bukti kutipannya.

(46) “Itu tempat syaitan! Apalagi aku sedang hamil begini. Aku nggak mau

kamu bawa pulang kutukan dari tempat itu (Lestari, 2012: 36).”

(47) “Abah sendiri bilang, di sana ada kekuatan gelap. Kamu itu pasti sudah

kena sirep. Mana ada orang waras yang mau ke sana? (Lestari, 2012;

37)”

(48) ”Sejak kesurupan setahun yang lalu, kamu berubah jauh, Firas. Aku

tahu kamu dari dulu cinta sama ilmu, tapi sekarang kamu itu sudah

musyrik. Makanya kamu pengangguran, kita jadi miskin, semua gara-

gara kamu lupa sama Allah (Lestari, 2012: 55).”

Sebagai manusia biasa, pastinya Aisyah memiliki puncak kesabaran. Ketika

puncak kesabarannya habis, ia bisa menjadi seseorang yang sangat keras. Sifat

Firas dan Zarah kadang membuat Aisyah menjadi seseorang yang sangat keras.

Hal itu terbukti ketika Firas tetap tidak mau menyekolahkan Zarah di sekolah

formal dan juga ketika Zarah melakukan hal-hal yang sangat tidak disuakai

Aisyah. Berikut ini adalah kutipan penjelasnya.

(49) “PMP saja nggak tahu, apalagi Agama,” potong Ibu sengit. “Salat saja

kamu nggak becus, Zarah. Ibu malu sama Abah, sama Umi. Cucu-

cucunya nggak ada yang beres,” tukasnya lagi. “Mulai besok, Ibu

panggil Bu Hasanah untuk mengajari kamu ngaji. Kalua perlu, Ibu

daftarkan kamu ke pesantren.”

“Nggak mau.”

“Kenapa nggak mau?

“Zarah cuma mau diajar sama Ayah.”

“Tahu apa Ayahmu soal agama? Dia itu musyrik! Ateis!” Ibu

membentak, (Lestari, 2102: 55).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

49

(50) “Zarah! Keluar kamu!” lengkingnya.

Aku menggigit bibir, menahan sedu sedanku. “Bu, biar Zarah pergi cari

Ayah—“

“Keluaaar!” jerit Ibu histeris.

Terisak-isak aku keluar dari sana. Aku tahu Ibu bukan mengamuk

kepadaku. Ia mengamuk kepada hidup ini. Aku hanya ingin

menolongnya, (Lestari, 2012: 42).

Sebagai sosok individu, Aisyah adalah seseorang yang kuat dan tangguh.

Ketika ia ditinggal hilang oleh suaminya, ia tetap kuat dalam menjalani

kehidupannya. Ia juga sosok yang mudah bersosialisasi dengan lingkungan

masyarakatnya. Walaupun ia memiliki sifat yang keras terhadap Zarah, namun

dalam hati kecilnya ia sangat menyayangi Zarah.

2.2.2.2 Abah Hamid Jalaludin

Abah Hamid Jalaludin adalah tokoh tambahan. Tokoh Abah adalah tokoh

yang bersingungan secara langsung dengan Zarah dan Firas. Ia juga salah satu

tokoh yang menyebabkan konfik dalam cerita Partikel. Ia memiliki dan mewakili

ideologi yang ada di dalam masyarakat.

Abah Hamid adalah orang Arab yang tinggal di Jawa Barat. Ia adalah

seseorang keturunan Arab namun menetap di Batu Luhur sudah sejak lama.

Berikut ini adalah kutipan penggambaran fisik Abah Hamid.

(51) Semua diawali oleh kakekku. Hamid Jalaludin. Pria keturunan Arab,

bertubuh tinggi dan gagah. Berdiri di sebelahnya seperti dinaungi pohon

besar yang kukuh. Kulitnya yang putih membuat putih membuat

cambang, kumis dan alisnya mencuat kontras. Entah itu

penduduk,kerabat, ank, atau cucu, kami semua serempak

memanggilnya Abah, (Lestari, 2012: 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

50

Ia adalah sosok yang taat dalam agama dan seorang yang sangat religius. Ia

adalah sosok yang dituakan di Desa Batu Luhur. Abah juga merupakan seorang

tokoh Agama sekaligus tokoh ekonomi di Batu Luhur. Berikut ini adalah kutipan-

kutipan penjelasnya.

(52) Abah adalah tokoh yang amat dihormati di Batu Luhur. Aku tak tahu

persis bagaimana Abah yang orang Arab dan bukan asli Jawa Barat

akhirnya bisa menetap di sana, Membaur dengan penduduk dan fasih

berbahasa Sunda. Ibu hanya pernah bercerita sekilas bahwa awalnya

Abah sudah lama bermukim di Kampung Arab di daerah Cisarua. Sejak

muda, Abah sudah ingin mengabdikan dirinya pada misi syiar agama. Ia

sudah sering dipanggil menjadi penceramah di daerah Bogor dan

sekitarnya. Namun, di Batu Luhurlah, Abah menemukan rumahnya,

(Lestari, 2012: 10).

(53) Seiring waktu, Abah menjadi tokoh agama sekaligus tokoh ekonomi di

Batu Luhur. Di sana ia membina pesantren rumahan. Ia mendorong

penduduk kampung agar punya industri kecil, tidak Cuma bergantung

pada hasil bumi. Abah disejajarkan dengan kaum sesepuh yang punya

suara penentu atas masa depan Batu Luhur, (Lestari, 2012: 10).

Sifat dan karakter Abah yang sangat religius dan taat beragama inilah yang

kemudian menjadi konflik antara ia dan Firas, maupun ia dan Zarah. Ketika keuda

ideologi yang saling bersebrangan disejajarkan maka mungkin akan terjadi

gesekan antar keduanya.Hal itu yang terjadi di antara Abah dan Firas serta Zarah.

Ideologi Abah mengenai Agama Islam dan juga ideologi Firas dan Zarah

mengenai alam semesta dan isinya.

Walaupun merupakan seseorang yang taat beragama, Abah juga merupakan

seseorang yang percaya kepada hal semacam “klenik”. Namun kepercayaannya

hanya sebatas meng”iya”kan namun tidak mengimani. Hal itu terbukti ketika

Abah diminta warga untuk membuka hutan Bukit Jambul. Ia bermimpi mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

51

larangan untuk menebang hutan Bukit Jambul. Hal tersebut terbukti dalam

kutipan berikut.

(54) Abah lantas melakukan rangkaian sembayang khusus untuk meminta

petunjuk. Suatu malam sesudah salat istikharah, ia diberi mimpi. Dalam

mimpinya, ada sinar menyilaukan turun di puncak Bukit Jambul. Ia

menelan Ayah, kemudian sinar itu hilang begitu saja ditelan gelap. Ada

suara yang meneragkan kepada Abah bahwa itulah yang akan terjadi

kepada Ayah jika Bukit Jambul diusik, (Lestari, 2012: 31).

(55) Sejak mimpi itu, persepsi Abah tentang Bukit Jambul pun berubah.

Tempat itu menggentarkannya lebih dari apapun, (Lestari, 2012: 31).

Abah juga merupakan sesosok yang keras dan tegas dalam mendidik anak

dan cucunya. Ia rela melakukan apapun demi pendidikan anaknya. Ia dulu rela

pindah ke kota demi menunjang karir Firas dalam bidang akademik. Hal itu

terbukti dalam kutipan beriku ini.

(56) Akhirnya demi menyediakan pendidikan yang sesuai bagi Ayah agar

kecemerlangannya tidak sia-sia, Abah dan Umi pindah ke Bogor kota,

(Lestari, 2012: 11).

Sifatnya menjadi sangat keras jika telah menyangkut pendidikan dan agama.

Hal itulah yang kemudian menyebabkan konflik atas pertentangan kedua ideologi

tersebut. Puncaknya ketika Zarah membandingkan apa yang dipercayai Abah

dalam Agamanya dan juga apa yang dipercayai Firas dan Zarah mengenai agama.

Hal itu terbukti dalam kutipan berikut.

(57) Maya Allah, “Abah mengusap mukanya.” Dengar, Zarah, Kita ini

keluarga Islam. Sampai mati, kita semua tetap Islam. Mulai hari ini

cuma ada satu kebenaran di rumah ini. Cuma ada satu kebenaran yang

kamu bawa ke sekolah. Dan ke manapun kamu pergi nanti, kebenaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

52

itu tidak berubah. Jangan kamu berani-berani pertanyakan. Mengerti?

(Abah Hamid, 2012: 104).”

Sejak muda Abah sudah mengabdikan dirinya untuk misi syiar agama. Hal

itu yang menyebabkannya menjadi sosok yang sangat taat beragama. Ajaran

agama yang sagat kental menjadikannya agak skeptis dalam membela dan

meyakini agamanya. Abah adalah seorang yang sangat keras dalam mendidik

anak cucunya namun dalam lubuk hatinya ia sebenarnya seseorang yang sangat

penyayang terhadap keluarganya.

2.2.2.3 Pak Simon Hardiman

Pak Simon adalah teman Firas, atau bisa juga disebut seseorang yang

menolong Firas. Pak Simon bisa juga dikatakan sosok yang membantu Zarah

untuk menemukan kabar mengenai Ayahnya. Dengan ideologi dan pemikiran

yang hampir sama dengan Firas dan Zarah, Pak Simon merupakan sosok penolong

yang tepat.

Pak Simon adalah seorang konglomerat yang berasal dari Indonesia dan

tinggal di Inggris tepatnya di Weston Palace. Pak Simon membeli Weston Palace

ketika rumah yang super mewah yang berada di Inggris itu dilelang. Berikut ini

kutipan penjelasnya.

(58) Dari hasil mengobrol dengan supir taksi dan Elena, aku jadi tahu bahwa

Weston Palace adalah salah satu bangunan aristokrat Inggris yang satu

per satu jatuh ke pembeli asing. Weston Palace, bangunan bersejarah

yang tadinya diperuntukkan sebagai rumah peristirahatan salah satu

nigrat kerajaan Inggris itu sudah sempat mau dijadikan hotel butik.

Apalagi lokasinya dekat dengan Tor yang merupakan tujuan utama

wisata Glastonbury. Rencana tersebut bubar begitu seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

53

konglomerat dari Indonesia bernama Simon Hardiman membeli lelang

properti itu dengan harga paling tinggi (Lestari, 2012: 400).

Pak Simon digambarkan sebagai seseorang yang berusia sekitar 60 tahunan.

Ia juga sangat cerdas dan memiliki banyak sekali pengetahuan dan pengalaman

tentang metafisika. Berikut ini kutipan penjelas mengenai gambaran fisik Pak

Simon.

(59) Aku terkejut ketika menyadari di hadapanku seorang pria telah berdiri.

Entah sudah berapa lama ia di sana. Dari rambutnya yang mulai

menipis dan sebilah tongkat yang dipakainya, aku menduga umurnya

sekitar 60 tahunan. Dari sikap tubuh dan sorot matanya yang cerdas, ia

menunjukkan semangat yang jauh lebih muda. Garis muka dan warna

kulitnya jelas menunjukkan ia orang Asia. Memakai kemeja flanel,

kotak-kotak lengan panjang, dan jins, pria itu menatapku santai (Lestari,

2012: 396).

Ia adalah seseorang yang memiliki ideologi dan jalan pikiran yang hampir

sama dengan Firas. Maka ia membantu Firas untuk mendanai penelitian Firas. Ia

memiliki ketertarikan yang sama dengan Firas dalam bidang metafisika, sains,

fungi dan bahkan tentang alien. Berikut ini kutipan penjelasnya.

(60) “Bapak pernah bertemu ayah saya?”

“Tidak, kami cuma korespondensi. Padahal saya ingin sekali bertemu

ayahmu,” jawab Pak Simon. “Saya mengenalnya lewat seorang teman,

profesor di Oxford. Dia ahli mikologi. Samuel Brennard, namanya.

Suatu hari, Samuel mengontak saya, bilang ada orang dari Indonesia

yang mengiriminya surat. Samuel tidak tertarik merespons surat itu.

Katanya ’that letter comes from a twilight zone.‟ Berhubung Samuel

tahu hal-hal seperti itu justru menarik buat saya, dia lalu mengirimkan

surat ayahmu, (Lestari, 2012: 408).”

(61) “Ayahmu, seperti juga aku, percaya bahwa semesta ini bersifat

hologram. Artinya, setiap titik adalah proyeksi dari keseluruhan semesta

secara utuh. Sama dengan tubuhmu. Kamu berangkat dari satu sel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

54

hingga jadi triliunan sel. Setiap sel tubuhmu mengekpresikan Zarah

secara utuh. Kalau tidak, metode kloning tidak mungkin berhasil

dilakukan. Kalau semsesta ini merupakan satu tubuh, maka kamu

adalah bagian inheren darinya, Zarah. Kita berada dalam suatu jaringan

intelegensi kosomos. Mengapa tidak mungkin intelegensi yang sama

menghubungkanmu dengan makhluk lain di semesta ini? Kalau tubuh

kita „mengandung‟ semesta secara utuh, mengapa kita terus

mengandalkan eksplorasi ke luar, dan malah mengabaikan gerbang

yang ada di dalam? (Lestari, 2012: 411).”

Pak Simon memiliki sifat yang sama dengan Firas. Pak Simon memiliki

kegigihan utuk mencari tahu dan mengali sesuatu yang ingin ia tau. Berikut ini

kutipan penjelasnya.

(62) Dalam hati, aku mengagumi keseriusan Pak Simon, menyadari

kemiripan sifatnya dengan Ayah. Tak heran mereka bisa akhirnya

tersambung. Meski bukan ilmuan, Pak simon memiliki kegigihan untuk

mencari dan menggali sendiri. Persis Ayah. Bedanya, Ayah perlu

berjuang dengan segala keterbatasan. Sementara, sarana berlimpah dan

kebebasan bergerak membuah Pak Simon menjalani semua kegiatan

penelusurannya bagai bertamasya (Lestari, 2012: 419).”

Pak Simon juga seseorang yang baik hati. Hal itu terbukti ketika ia mau

dengan suka rela membantu riset Firas yang ditolak oleh siapapun. Ia juga dengan

baik hati mau menolong Zarah membukakan jalan untuk menemukan Firas.

Berikut ini kutipan yang membuktikannya.

(63) “Saya tidak tahu dia di mana, Zarah,” Akhirnya ia berkata tegas. “Tapi,

saya mungkin satu-satunya orang yang bisa membantu kamu

mencarinya (Lestari, 2012: 398).”

Sifat baik hati Pak Simon juga terlihat ketika ia mengajak Zarah

mengunjungi sejumlah tempat bersejarah yang ada di Salisbury Plain. Tempat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

55

tempat yang menambah pengetahuan Zarah tentang Stonehegen, UFO hingga

crop circle. Berikut ini kutipan pembuktinya.

(64) Pagi-pagi sekali, dengan mobil Bentley berwarna emas pucat dan sopr

bernama Lance, kami meluncur meninggalkan Glastonbury ke

Salisbury Palain (Lestari, 2012: 413).

(65) Untuk menengok crop circle, Pak simon membawa Lance dan Bentley-

nya. Ia mendaftarkan kami berdua ikut tur (Lestari, 2012: 424).

Pak Simon juga merupakan seseorang yang ramah, konsisten, dan juga

selalu menepati janjinya. Hal itu terbukti ketika ia menepati janjinya kepada Firas

untuk memberikan kamera kepada Zarah ketika anaknya itu berusia 17 tahun.

Berikut ini kutipan penjelasnya.

(66) Terbit lagi senyuman ramahnya. “Saya pernah tanya sama Firas, apa

yang bisa saya bantu untuk risetnya. Dia Cuma minta sebuah kamera.

Dikirimkan untuk anak perempuannya bernama Zarah pada ulang

tahunnya yang ke-17. Untuk semua diskusi dan informasi berharga dari

ayahmu, saya putuskan untuk melepas kamera koleksi pribadi saya.

Cuma itu yang terbaik yang bisa saya berikan. Sampai sekarang, saya

terus berharap bisa memberikan lebih (Lestari, 2012: 413).”

Pak Simon adalah tokoh yang sangat penting. Ia adalah jalan bagi Zarah

untuk mencari tahu di mana ayahnya sebenarnya. Apakah masih hidup atau sudah

meninggal. Pak Simon juga merupakan tokoh yang membantu memperjelas

sebenarnya ideologi macam apa yang dipercayai oleh Firas. Dari Pak Simon,

Zarah belajar banyak megenai bagaimana bumi dan alam semesta dalam

pandangan Firas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

56

2.3 Latar

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat,

waktu, dan sosial. Ketiga unsur ini walau masing-masing menawarkan

permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada

kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya.

2.3.1 Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi. Latar tempat yang dipergunakan mungkin berupa

tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu

tanpa nama yang jelas. Latar tempat juga bisa menggunakan tempat yang

bernama, tempat yang dapat dijumpai di dunia nyata.

Latar tempat yang dianalisis dalam Partikel ialah tempat-tempat yang

ditinggali para tokoh, atau tempat-tempat yang ditempati para tokoh. Latar tempat

luas yang ada dalam Partikel adalah Indonesia dan Inggris. Sedangkan latar

sempitnya adalah Batu Luhur dan Bukit Jambul yang berada di Bogor, kemudian

Tanjung Puting yang berada di Kalimantan. Latar sempit yang dipakai ketika di

Inggris adalah London dan Glastonbury.

2.3.1.1 Bogor

Bogor adalah tempat tinggal Zarah, ia lahir dan dibesarkan di sana. Bogor

terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Latar yang lebih spesifik dari Bogor

adalah Batu Luhur dan juga Bukit Jambul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

57

Batu Luhur dan Bukit Jambul merupakan latar tempat yang sangat penting

dalam Partikel, karena dari Batu Luhur dan Bukit Jambul-lah segala permasalahan

dimulai. Berikut ini kutipan yang menyebutkan bahwa cerita ini berlatar di Bogor,

Batu Luhur, dan juga Bukit Jambul.

(67) Kami tinggal dipinggir Kota Bogor, dekat sebuah kampung bernama

Batu Luhur. Meski sudah ditawari sebuah rumah dosen di dekat kampus

Institut Pertanian Bogor, tempatnya mengajar, Ayah memilih tetap

tinggal di rumah lama kami, di mana ia bisa bersepeda ke Batu Luhur

(Lestari, 2012: 9).

(68) Kebun pribadinya di Batu Luhur, Kebun Raya Bogor, tepi sungai

Ciliwung, adalah ruang-ruang kelas tempat kami belajar, menggambar,

membaca dan berhitung (Lestari, 2012: 49).

(69) Sampai di mulut kampung, aku belum menaruh curiga. Batu Luhur

sudah tertidur lelap, sunyi senyap dengan penerangan minim. Ini pasti

pelajaran khusus tentang serangga, pikirku. Aku tahu aku berusaha

menghibur diri (Lestari, 2012: 57).

(70) Di Batu Luhur tidak ada lahan kritis, entah itu saat kemarau atau

penghujan. Sejak Ayah menghentikan penggunaan pupuk kimia dan

obat-obatan sintetis, ia merehabilitasi lapisan atas tanah di daerah

ladang warga dengan miselium. Bagai menghamaparkan permadani

ajaib, rehabilitasi tahan dengan miselium berhasil menguraikan

tumpukan polutan dan mengembalikan kesegaran ladang-ladang Batu

Luhur (Lestari, 2012: 25).

(71) Pada hari Minggu, satu-satunya hari kosongku, aku berangkat ke Bukit

Jambul. Dini hari, aku berjalan kaki ke sana supaya sepedaku tak

mengundang kecurigaan warga. Langit masih gelap, hanya kokok ayam

sesekali yang memberi petunjuk bahwa kegelapan ini bukan lagi milik

malam (Lestari, 2012: 141).

(72) Hasil dari berkali-kali mengitari kakinya, aku hafal di mana letak pohon

puntadewa yang menjadi patokan jalan masuk. Kumasuki Bukit Jambul

dengan badan terbungkus (Lestari, 2012: 141).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

58

2.3.1.2 Tanjung Puting

Tanjung Puting adalah tempat pelarian Zarah yang pertama. Tanjung Puting

terletak di pulau Kalimantan, negara Indonesia. Kalimantan memang terkenal

dengan keasriannya dan juga hutannya yang masih lebat.

Awal mulanya, Zarah pergi ke Tanjung Puting karena ia mendapatkan

hadiah dari perlombaan foto. Ia memenangkan juara I lomba foto bertema

lingkungan. Dan Foto tersebut dimuat di dalam majalah.

Di Tanjung Puting Zarah berkenalan dengan orang utan dan segala seluk

beluk mengenai orang utan. Melalui Tanjung Puting juga, Zarah berkenalan

dengan Bu Inga yang memberikan akses Zarah kepada Paul. Dan kemudian dari

Paul, Zarah bisa pergi ke London. Berikut ini kutipan mengenai Tanjung Puting.

(73) Terdamparnya aku di Tanjung Puting ternyata berbuntut panjang. Di

sini, statusku adalah turis dan tak punya ijin menetap. Aku tak punya

sponsor dan tidak mewakili institusi manapun. Singkat kata, aku

dianggap remaja yang kabur dari rumah dan akan merepotkan semua

orang (Lestari, 2012: 195).

(74) Saat musim hujan datang seperti saat ini, dimensi waktu di Tanjung

Puting langsung memelar. Segalanya berjalan lamban. Turis sepi. Hujan

bisa mengguyur sehari penuh memaksa kami lebih banyak mengurung

diri. Pada saat seperti inilah, aku menenggelamkan diri membaca buku

(Lestari, 2012: 224).

2.3.1.3 London

London merupakan tempat pelarian Zarah selanjutnya. Sebenarnya tawaran

pergi ke London diambil Zarah, karena di London ia memiliki kesempatan dan

peruntungan untuk mencari pemilik kamera (kamera hadiah ketika ia berusia 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

59

tahun, Firas pernah menjanjikan kamera itu ketika Zarah masih kecil) yang artinya

menghubungkan ia dengan ayahnya.

London terletak di Benua Eropa, tepatnya di Inggris. London merupakan ibu

kota Inggris dan Britania Raya. London merupakan wilayah metropolitan terbesar

di Britania Raya dan juga zona perkotaan terbesar di Uni Eropa menurut luas

wilayah (https://id.wikipedia.org/wiki/London).

London merupakan markas kerja Zarah yang baru. Zarah kerja menjadi

seorang photographer untuk The A-Team. The A-Team adalah sebuah tim yang

berisi kumpulan orang-orang gila, suka fotografi dalam bidang foto wildlife,

senang bertualang, suka tantangan, mau ditempatkan di mana saja, dan mau

disuruh apa saja. Tim ini bergerak dalam bidang foto-foto alam.

London merupakan tempat persingahan Zarah dan juga kantor The A-Team.

Dari London juga akhirnya melalui Paul, Zarah berhasil menemukan pemilik

kamera yang selama ini ia cari. Berikut ini kutipan penjelasnya.

(75) Aku mendarat di Bandara Heathrow pagi hari pada bulan Oktober.

Dataran Inggris sudah memasuki awal musim dingin. Yang tidak ku

antisipasi adalah seberapa dingin dan sekuat apa tubuhku menahan

dingin (Lestari, 2012: 280).

(76) “Good to see you again. Welcome to London,” sapanya (Lestari, 2012:

281).

(77) Kembali ke London, ke kota modern yang dirancang semaksimal

mungkin untuk kenyamanan manusia, tempat kita terlindung dari cuaca

ekstrem, hidup dalam terang artifisial, didukung dengan kenyamanan

barang-barang sintetik, aku berharap tidak lupa. Aku berharap

hangatnya air bersih dan melimpahnya busa wangi di bathtub ini tidak

membuatku amnesia (Lestari, 2012: 301).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

60

2.3.1.4 Glastonbury

Glastonbury merupakan tempat Zarah menemukan Pak Simon, si pemilik

kamera. Ia berhasil mendapatkan lokasi dan nama Pak Simon dari Paul. Di

Glastonbury, Zarah juga mengikuti Simposium. Berikut ini kutipannya.

(78) Kepergianku ke Glastonbury yang tanpa persapan tidak memberiku

cukup waktu untuk mempelajari tempat tujuanku itu. Berbekal brosur

yang kubaca di jalan, aku mengetahui sedang ada simposium tahunan

yang merupakan ajang besar di kota tersebut (Lestari, 2012: 381).

(79) Hari itu adalah hari kedua dari rangkaian tiga hari Glastonbury

Symposium. Sesi pertama sudah dibuka sejak pukul sembilan tadi. Aku

baru tiba di Town Hall pukul sebelas kurang. Bertepatan dengan

dimulainya sesi kedua. Tak ada pilihan lain. Kuputuskan untuk

membeli tiket dan ikut duduk mengikuti acara (Lestari, 2012: 386).

(80) Di ujung sana, Hara malah terisak-isak. “Hara baru saja mau telfon kak

Zarah,” tangisnya.

“Kamu kenapa?”

“Kakak lagi di London?”

“Kakak lagi di kota lain. Di Glastonbury. Ada apa? (Lestari, 2012:

458).”

Di Glastonbury, tepatnya di Weston Palace, rumah Pak Simon. Zarah juga

melakukan ritual Iboga. Ritual yang bisa menghubungkannya dengan alam

kematian. Melalui Iboga yang dilakukan di rumah Pak Simon, ia bertemu dengan

Abah Hamid dan bukan dengan Firas. Dengan demikian artinya Abah Hamid

sudah meninggal dan Firas masih hidup Berikut ini kutipannya.

(81) Kutengok ke bawah dan terlihat tubuhku meringkuk dalam selimut.

Anehnya aku tidak takut. Bahkan kunikmati betul rasa ringan ini.

Kebebasan ini. Ringan, melayang, seolah kesadaranku bersatu dengan

udara.

“Zarah”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

61

Aku menengok ke bawah lagi. Mendapatkan abah duduk di pinggir

tempat tidur (Lestari, 2012: 455).

2.3.2 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya

dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitanya atau dapat dikaitkan

dengan peristiwa sejarah.

Di dalam novel Partikel ini sesungguhnya telah dibagi ke dalam beberapa

bab. Dasar pembagian bab tersebut adalah rentang tahun atau latar tempat. Berikut

ini adalah pembagian rentang waktu yang terdapat dalam Partikel.

2.3.2.1 Tahun 1979-1996

Tahun 1979-1996 merupakan tahun ketika Zarah masih kecil. Zarah dan

keluarganya tinggal di pinggir kota Bogor, dekat sebuah kampung kecil bernama

Batu Luhur.

Tahun 1979-1996 merupakan tahun-tahun penting ketika Firas mendidik

Zarah dengan pendidikan informal. Tahun ketikaZarah tumbuh dengan ilmu dan

ideologi yang dimiliki oleh Firas. Tahun yang menjelaskan bagaimana awal dari

keluarganya.

Rentang tahun ini juga merupakan rentang tahun terjadinya beberapa

peristiwa besar dalam hidup Zarah. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah lahirnya

„adek‟, hilangnya Firas, konflik mengenai agama bersama Abah dan Umi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

62

peristiwa megenai Bukit Jambul, dan juga peristiwa ketika Zarah akhirnya mau

masuk ke sekolah Formal.

Rentang waktu antara tahun 1979-1996 tertulis jelas dalam novel Partikel.

Berikut ini kutipannya.

(82) ~1979-1996~

Bogor

(Lestari, 2012: 9)

2.3.2.2 Tahun 1996-1999

Tahun 1996-1999 merupakan tahun ketika Zarah menetap di Tanjung

Puting. Masa pelariannya yang pertama. Pada tahun itu Zarah tinggal di tempat

konservasi orang utan.

Tahun di mana Zarah memenangkan lomba foto yang membawanya ke

Tanjung Putting. Tahun di mana ia bertemu dengan orang utan bernama Sarah,

dan Zarah merupakan ibu asuh Sarah.

Zarah tinggal di Tanjung Puting selama dua tahun, sebelum ia dipertemukan

dengan Paul yang merekrutnya ke dalam The A-Team. Kutipan di bawah ini

merupakan bukti penjelas bahwa peristiwa tersebut terjadi di rentang tahun 1996-

1999.

(83) ~1996-1999~

(Lestari, 2012: 170).

2.3.2.3 Tahun 1999-2001

Tahun 1999-2001 merupakan tahun-tahun pertama Zarah berada di London

dan juga masuk ke dalam The A-Team. Tahun-tahun Zarah menyesuaikan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

63

dengan iklim London dan juga tahun Zarah mulai mempelajari mengenai fotografi

dengan kamera digital. Kutipan penjelas mengenai rentang tahun 1999-2001

terdapat di bawah ini.

(84) ~1999-2001~

(Lestari, 2012: 280).

Di awal-awal bulan, Zarah masih sibuk dengan komputer dan kamera digital

sebelum dikirim berkeliling ke seluruh penjuru dunia untuk tugasnya. Ia

menjalani masa tuganya selama berbulan-bulan. Kadang ke Afrika, kadang ke

Bolivia, dll. Pada waktu itu, pertengahan Maret 2001, ia kembali ke London.

Berikut ini kutipan penjelasnya.

(85) Pertengahan Maret 2001. Aku kembali ke London. Masih hidup dan

utuh (Lestari, 2012: 292).

2.3.2.4 Tahun 2001-2003

Rentang tahun 2001-2003 tidak ditulis ke dalam sebuah bab tersendiri.

Namun pada tahun itu adalah tahun-tahun ketika Zarah bertemu dengan Storm,

kekasihnya.

Pada tahun itu Zarah juga tetap bertugas ke Madagaskar. Pada rentang tahun

itu Zarah juga bertemu lagi dengan Koso, sahabatnya. Dan pertemuan Zarah dan

Koso adalah pertemuan yang mengacaukan. Koso berkhianat, ia berselingkuh

dengan Storm. Hal tersebut terbukti dalam kutpa berikut ini.

(86) Akhir musim panas tahun 2001. Hari yang tak mungkin ku lupakan

(Lestari, 2012:362).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

64

Sisa tahun itu ia habiskan untuk menghindari Koso dan Storm dengan

bepergian dan bertugas ke manapun. Hal itu terbukti dalam kutipan berikut ini.

(87) Sejak hari di kafe Eporio, aku nyaris tak berhenti. Namaku di puncak

daftar Paul. Terkadang aku pergi tanpa bertanya lagi. Aku tak peduli

akan berakhir di mana. Ke mana pun selama aku bisa cepat

meninggalkan London, dan selama negara tujuannya bukan Indonesia

(Lestari, 2012: 372).

2.3.2.5 Tahun 2003

Tahun 2003 adalah tahun di mana Zarah menemukan informasi mengenai

pemilik kamera yang selama ini ia cari. Berkat koneksi Paul yang sangat luas. Ia

berhasil menemukan nama pemilik kamera Zarah.

Tahun di mana ia pergi ke Galstonbury untuk menemui Pak Simon

Hardiman, pemilik kameranya. Tahun di mana ia berkenalan dengan Pak Simon

dan diajak berpetualang mempelajari dunia yang selama ini diyakini oleh Firas.

Tahun 2003 adalah tahun ketika ia melakukan upacara/ inisiasi Iboga

bersama Pak Simon. Melalui Iboga, Zarah menemukan secerca harapan bahwa

ayahnya belum meninggal. Dan melalui ritual meminum serbuk Iboga itu, Zarah

malah bertemu dengan Abah.

Tak lama setelah melakukan ritual Iboga, Zarah mendapat kabar dari

adiknya bahwa Abah meninggal. Kabar tersebut yang terjadi pada tahun 2003,

membuat Zarah kembali lagi ke Indonesia. Kutipan penjelas mengenai tahun 2003

terdapat di bawah ini.

(88) ~2003~

London

(Lestari, 2012: 469).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

65

2.3.3 Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup pelbagai masalah dalam lingkup

yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang

tergolong latar spiritual.

Latar sosial berperanan menentukan apakah sebuah latar, khususnya latar

tempat, menjadi khas dan tipikal atau sebaliknya bersifat netral. Dengan kata lain,

untuk menjadi tipikal dan lebih fungsional, deskripsi latar tempat harus sekaligus

disertai deskripsi latar sosial, tingkah laku kehidupan sosial masyarakat di tempat

yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2010: 234).

2.3.3.1 Latar Sosial Mengenai Sistem Pendidikan di Indonesia

Latar sosial tempat sekolah formal masih menjadi satu-satunya pilihan

pendidikan yang terbaik merupakan salah satu latar mengenai pandangan hidup.

Hal tersebut terlihat ketika sikap masyarakat masih sangat saklek (bersifat mutlak

dan harus dilakukan, padahal hal tersebut belum tentu benar) terhadap sistem

pedidikan. Bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan formal. Pada waktu

itu, pendidikan informal masih sangat jarang ada. Berikut ini adalah bukti

kutipannya.

(89) “Setiap sekolah itu punya sistem. Punyamu mana?” Ibu menyerang

sambil berkacak pinggang. Suaranya yang serak basah semakin

sember jika sedang naik darah, padahal Ibu bukan perokok (Lestari,

2012: 52).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

66

(90) Ibu melirik isi buku itu dan tentunya meragu. “Tidak ada rapor

sekolah di dunia dengan bentuk dan isi kayak gitu. Nggak ngerti

aku!”, bentaknya lagi (Lestari, 2012: 52).

Pertentangan tidak hanya dilakukan oleh Aisyah, namun Abah Hamid dan

Umi juga menentang keputusan Firas yang tidak mau menyekolahkan Zarah pada

sekolah formal. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini.

(91) Dalam setiap kunjungan, Umi selalu menyempatkan bertanya

kepadaku, “Zarah sudah mau sekolah?”

Aku menggeleng.

Umi lantas meluangkan waktunya sejenak untuk mengeluarkan bukuk

rayu seperti, “Enak, lho sekolah itu. Kamu nanti punya banyak teman.

Punya banyak guru yang baik. Zarah kan sudah besar. Masa belum

sekolah? Nggak malu sama anak-anak tetangga?”

“Nggak.”

“Kalau Zarah sekolah, nanti Umi belikan mainan yang banyak.

Apapun yang Zarah mau.”

Aku menyumpal mulutku dengan opak. Menatap Umi sambil

mengunyah. Lalu kembali menggeleng.

Umi cuma bisa melirik ibukku. Frustasi (Lestari, 2012: 17).

2.3.3.2 Latar Spiritual mengenai Takhayul

Latar spiritual terlihat ketika Bukit Jambul dianggap angker dan dihuni

oleh hantu. Selain itu, tragedi “adek” yang dianggap sebagai tumbal Firas dan

Bukit Jambul juga merupakan latar spiritual di dalam Partikel.

Jauh sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang, masyarakat

Indonesia memang banyak memiliki kepercayaan akan mistis dan takhayul. Hal

itu juga terlihat dan tergambar dalam masyarakat Partikel. Masyarakat dalam

Partikel mempercayai adanya roh/ kekuatan gaib dan sejenisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

67

Kepercayaan mengenai takhayul pada tahun 1970an memang masih terasa

sangat kental. Hal tersebut terlihat ketika kepercayaan masyarakat mengenai hal-

hal yang menyangkut roh gaib masih sangat kuat. Masyarakat Batu Luhur

merasakan dan mengalami hal tersebut dalam kasus Bukit Jambul. Berikut ini

kutipan pelukisan mengenai Bukit Jambul yang terdapat dalam Partikel.

(92) Ada yang bilang, pohon-pohon di sana hidup dan punya kekuatan

sakti, barang siapa mencoba menebang pohon di sana langsung

kesurupan sebelum berhasil menancapkan kapak untuk kedua kali.

Ada yang bilang, hutan itu markas Prabu Siliwangi dan pasukan

gaibnya. Versi lebih bombastis lain bilang, di sana adalah pusat jin

satu dunia dikumpulkan (Lestari, 2012: 29).

Pernah saat Abah Hamid masih aktif membina Batu Luhur, masyarakat

dan pemimpin desa meminta Abah Hamid untuk membabat Bukit Jambul. Namun

setelah melakukan serangkaian sembahyang khusus, Abah malah diberi mimpi

aneh. Dalam miminya ia melihat sinar terang yang menyilaukan menelan Firas.

Dan mimpinya itu membuatnya gentar setengah mati. Berikut ini kutipan

penjelasnya.

(93) Mimpi itu dimaknai Abah sebagai ujian Nabi Ibrahim saat harus

mengorbankan anak kesayangannya, Ismail. Dengan legawa ia

mengakui kepada warga Batu Luhur bahwa ia tak sanggup. Iman

Abah belum sehebat Nabi Ibrahim. Abah tidak siap kehilangan Ayah

(Lestari, 2012: 31).

Kisah takhayul tersebut masih berlanjut. Ketika kelahiran bayi yang

disebut Zarah dengan “adek”. Menurut masyarakat, Ibu, Abah dan Umi, kelahiran

adek adalah tumbal dari sikap dan perilaku Firas yang seenaknya keluar masuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

68

Bukit Jambul. Anak ketiga Firas dan Aisyah lahir tidak seperti manusia. Berikut

ini kutipan mengenai bentuk anak ketiganya itu.

(94) Makhluk kecil itu tidak seperti manusia, tidak seperti apa pun yang

kutahu. Di permukaan kulit merah yang seperti direbus itu terdapat

pola retak-retak seperti sawah kering. Pinggiran retakan itu berwarna

putih, berkerak. Sekujur tubuhnya ditutupi retakan itu (Lestari, 2012:

41).

Setelah peristiwa kelahiran itu, kepercayaan masyarakat akan takhayul dan

mistis semakin kuat. Hal tersebut terlihat ketika terdengar desas-desus mengenai

si jabang bayi di lingkungan masyarakat. Berikut ini kutipan penjelasnya.

(95) Aisyah melahirkan anak setengah ular. Anak itulah tumbal Bukit

Jambul yang tertunda. Seharusnya tumbal itu Firas, tapi kemudian

berpindah ke generasi berikutnya. Abah Hamid dikutuk tidak bisa lagi

punya garis keturunan laki-laki. Versi lain mengatakan, Firas sudah

punya istri jin di Bukit Jambul. Makanya ia jadi jarang pulang,

Kandungan Aisyah “dikerjai” oleh istri jin-nya Firas yang cemburu

(Lestari, 2012: 46).

2.3.3.3 Latar Sosial mengenai Peristiwa Crop Circle dan UFO

Latar sosial mengenai peristiwa crop circle dan juga UFO terjadi ketika

Zarah pergi ke Glastonbury untuk menemui Pak Simon. Peristiwa itu terjadi

sekitar tahun 2003. Ketika fenomena crop circle secara nyata sedang marak terjadi

di Glastonbury dan di Wiltshire, Inggris (http://temporarytemples.co.uk/crop-

circles/2003-crop-circles).

Cerita mengenai crop circle dan UFO didapatkan Zarah melalui

Glastonbury Simposium dan juga tur bersama dengan Pak Simon. Di sana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

69

dijelaskan mengenai bentuk-bentuk crop circle dan juga medan area crop circle.

Berikut ini kutipannya.

(96) The Glastonbury Symposium adalah konferensi akbar para peminat

crop circle, UFO, metafisika, geometri sakral, dan sejenisnya (Lestari,

2012: 382).

(97) “Kalau Wiltshire?”

“Itu pusat crop circle dunia, Zarah. Tidak ada tempat lain yang

mengalami fenomena crop circle sesering Wiltshire. Pola crop circle

terindah dan terumit bisa kamu dapatkan di Wiltshire. Jadi jelas kan?

Di sinilah taman bermain saya,” jawabnya sambil tertawa (Lestari,

2012: 418).

(98) “Saya bercita-cita mengajak Firas ke lokasi crop circle. Ayahmu

pernah cerita, di bukit rahasia tempat laboratoriumnya itu, ia

menemukan anomali elektromagnetis dan anomali tingkat radiasi.

Waktu saya baca, saya langsung ingat crop circle. Semua yang

ayahmu tulis mirip ciri-cirinya (Lestari, 2012: 428).”

(99) Bus kami merapat di sebuah rumah petani. Di Weltshire, fenomena

crop circel sudah bagian dari keseharian masyarakat setempat. Para

petani merangkulnya menjadi bagian dari pariwisata, dan mereka

sudah biasa berkoordinasi dengan pemandu wisata untuk

menampilkan crop circel di ladangnya (Lestari, 2012: 427).

Beberapa latar sosial tersebut di atas mempengaruhi jalan cerita pada

Partikel. Pemikiran manusia dan pandangan hidup yang ia yakini membawa setiap

manusia ke dalam petualangan dan pengalaman yang berbeda-beda. Entah itu

mengenai mistis atau ilmu pengetahuan yang menyangkut fenomena alam

semesta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

70

2.4 Rangkuman

Demikianlah hasil analisis tokoh dan penokohan yang terdapat dalam

Partikel. Berdasarkan analisis tokoh dan penokohan di atas, didapatkan hasil yang

tertera dalam tabel 1

NO Tokoh Penokohan

I Tokoh Utama

1. Zarah Amala Zarah Amalah merupakan tokoh utama

(yang) utama. Zarah adalah anak pertama

dari Firas dan Aisyah. Zarah dilukiskan

sebagai sosok yang cantik, tinggi, dan cerdas.

Ia memiliki sifat yang sangat keras kepala,

pekerja keras, pemberani dalam mengambil

keputusan, tak mudah percaya pada sesuatu

hal, dan juga sangat berpendirian teguh pada

apa yang ia yakini.

2. Firas Firas merupakan tokoh utama (yang)

tambahan. Firas adalah anak angkat Abah

Hamid dan juga suami Aisyah. Firas

memiliki sifat yang keras kepala, pekerja

keras, pemberani dalam menyampaikan

apapun yang ia anggap benar, ia juga

dianggap memiliki sifat pemberontak karena

ia adalah seseorang yang memiliki pendirian

teguh. Namun di balik dirinya yang

kontroverisal, Firas merupakan sosok ayah

yang sangat penyayang. Karena Firas adalah

seseorang ilmuan maka ia tidak percaya

kepada hal-hal yang menyangkut takhayul

dan mistis.

Tabel 1

Tokoh dan Penokohan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

71

II Tokoh Tambahan

1. Aisyah Aisyah merupakan tokoh tambahan. Ia adalah

istri dari Firas. Ia memiliki sifat yang ulet,

terampil dan juga penyabar. Aisyah adalah

sosok yang religius. Ia sangat taat beribadah

dan patuh terhadap orang tua. Namun sebagai

masyarakat biasa, ia masih percaya terhadap

takhayul dan hal mistis.

2. Abah Hamid

Jalaludin

Abah Hamid Jajaludin merupakan tokoh

tambahan. Ia adalah ayah dari Aisyah dan

Firas. Abah merupakan keturunan Arab asli.

Ia merupakan tokoh pemuka agama di Batu

Luhur. Dengan demikian makan Abah Hamid

merupakan sosok yang religius dan juga taat

beribadah. Abah juga merupakan sosok yang

keras dan tegas. Sebagai orang yang

dituakan, ia masih mempercayai dan

menjunjung tinggi tradisi. Ia juga meyakini

adanya takhayul.

3. Simon Hardiman Simon Hardiman adalah teman Firas. Ia

digambarkan berusia 60 tahunan. Simon

merupakan konglomerat asal Indonesia yang

tinggal di Glastonbury. Ia juga mempercayai

adanya UFO, alien dan semacamnya. Simon

digambarkan sebagai orang yang baik,

cerdas, dan berpikiran terbuka. Ia memiliki

ideologi yang hampir sama dengan yang

dipercayai Firas. Simon Hardiman juga

merupakan seseorang yang konsisten dan

selalu menepati janjinya.

Latar yang dianalisis dalam penelitian ini adalah latar tempat, latar waktu

dan latar sosial. Berdasarkan alanisis di atas didapatkan hasil bahwa latar tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

72

terjadi di Indonesia dan di Inggris. Latar tempat yang lebih spesifik dari Indonesia

adalah Batu Luhur yang terletak di Bogor dan juga Tanjung Puting yang terletak

di Kalimantan. Kemudian di Inggris ditemukan latar tempat London dan juga

Glastonbury. Latar waktu dari Partikel adalah tahun 1979-2003. Dari rentang

waktu 1979-2003 tersebut dibagi lagi ke dalam rentang waktu yang lebih singkat

dengan penjelasan peristiwa masing-masing. Kemudian latar sosial yang

didapatkan dari analisis diatas adalah sebagai berikut. Pertama, latar sosial

mengenai sistem pendidikan di Indonesia. Kedua, latar spiritual mengenai

takhayul. Ketiga adalah latar sosial mengenai fenomena crop circle dan UFO

yang terjadi di Inggris.

Dari hasil analisis struktur penceritaan pada bab II, ditemukan adanya

formasi ideologi. Formasi ideologi tersebut tercermin dari sifat dan perilaku para

tokoh dan juga latarnya. Selanjutnya, peneliti akan menganalisis formasi ideologi

dalam Partikel pada bab III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

73

BAB III

FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL

KARYA DEE LESTARI

3.1 Pengantar

Pada bab ini akan dideskripsikan lebih lanjut mengenai formasi ideologi

yang ditemukan dalam novel Partikel karya Dee Lestari. Seperti yang telah

dibahas pada poin 1.6.2.2. yaitu mengenai formasi ideologi. Formasi ideologi

adalah suatu susunan sistem gagasan yang mempelajari keyakinan dan hal-hal

ideal filosofis, ekonomis, politis, dan sosial. Hasil analisis tokoh, penokohan dan

latar pada bab II akan dijadikan pedoman untuk menganalisis formasi ideologi

yang terdapat dalam Partikel.

Sebelum mengidentifikasi formasi ideologi, penulis akan mendeskripsikan

pelbagai macam ideologi yang ditemukan dalam Partikel. Ideologi-ideologi yang

ada dalam Partikel akan ditelusuri keempat elemennya, yaitu elemen kesadaran,

elemen material, elemen solidaritas identitas, dan elemen kebebasan. Keempat

elemen tersebut akan dijelaskan pada poin 3.2 di bawah ini.

Setelah mendapatkan pelbagai ideologi yang ditemukan di dalam Partikel,

peneliti akan merumuskan formasi ideologinya. Formasi ideologi merupakan

hubungan atau relasi yang terjadi di antara ideologi-ideologi yang ada. Relasi

tersebut bisa berupa korelasi, pertentangan, dan subordinasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

74

3.2 Ideologi dalam Novel Partikel karya Dee Lestari

Menurut kamus sosiologi (2010: 268-269), istilah ideologi telah digunakan

dalam tiga pengertian penting: (1) merujuk pada keyakinan tertentu, (2) merujuk

pada keyakinan yang terdistorsi atau palsu dalam beberapa pengertian, (3)

merujuk pada serangkaian keyakinan yang meliputi segala hal, mulai dari

pengetahuan ilmiah, agama hingga keyakinan sehari-hari yang berkenaan dengan

perilaku yang pantas, terlepas dari benar atau salah. Secara harafiah, ideologi

diartikan sebagai aturan atau hukum tetang ide (Takwin, 2003: 10). Namun

demikian, Gramsci berpandangan bahwa ideologi memiliki peran yang lebih besar

dari sekedar sistem ide. Selain itu, ideologi memiliki fungsi untuk mengatur

manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak mendapatkan

kesadaran tentang posisinya dan perjuangan mereka, serta memberikan pelbagai

aturan bagi tindakan praktis serta perilaku moral manusia, dan ekuivalen dengan

agama dalam makna sekulernya, yaitu pemahaman antara konsepsi dunia dan

norma tingkah laku (Simon, 2004: 84).

Sebagai sebuah karya fiksi, novel Partikel mengandung ideologi. Ideologi

tersebut muncul melalui interaksi, pertentangan pikiran, dan konflik para tokoh.

Setiap tokoh dalam Partikel bertindak tutur sesuai dengan pandangan hidup

tertentu. Pandangan hidup tersebut didapat dari ideologi yang mereka anut,

sebagaimana ideologi merupakan bentuk kesadaran mental yang tersusun

berdasarkan perolehan pemahaman dan pengalaman.

Setelah membaca dan menganalisis novel Partikel, ditemukanlah beberapa

ideologi yang terdapat di dalamnya. Seperti yang telah dibahas dalam poin 1.6.2.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

75

bahwa ideologi menurut Gramsci dalam (Harjito, 2001: 33) mengandung empat

elemen. Empat elemen tersebut yaitu elemen kesadaran, elemen material, elemen

solidaritas-identitas, dan elemen kebebasan. Partikel memiliki beberapa ideologi

di dalamnya. Ideologi-ideologi tersebut kemudian akan ditelusuri keempat

elemennya. Berikut ini ideologi-ideologi yang terdapat dalam Partikel beserta

penjelasan mengenai keempat elemennya.

3.2.1 Ideologi Liberalisme

Secara etimologis, liberalisme berasal dari kata atau bahasa latin liberalis

yang diturunkan dari kata liber yang artinya ‟bebas‟, ‟merdeka‟, ‟tidak terkait‟.

Berdasarkan akar kata tersebut, pandangan dan gerakan liberalisme menjunjung

tinggi martabat pribadi manusia dan kemerdekaannya (Mangunhardjana, 2006:

148-149). Liberalisme membentuk suatu masyarakat bebas yang dicirikan dengan

kebebasan perpikir bagi para individu.

Liberalisme mempercayai kemampuan manusia dalam mengembangkan

seluruh potensinya. Para liberalis menuntut masyarakat dan negara untuk

mengurangi hambatan yang menghalangi individu dalam mencapai apa yang

diinginkan (Mangunhardjana, 2006: 149). Dengan kata lain, para liberalis

berjuang untuk mendapatkan kebebasan pribadi dan menolak pembatasan. Bagi

liberalis, setiap orang adalah pribadi yang otonom dan berdiri sendiri sehingga

berhak atas kebebasan dan inisiatifnya sendiri.

Liberalisme didasari oleh kebebasan dan kepentingan pribadi sebagai norma

hidup yang paling tinggi. Tiga pokok utama dari liberalisme adalah kehidupan,

kebebasan, dan hak milik. Ketiga hal tersebut selaras dengan tujuan ideologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

76

liberalisme, yaitu menjaga dan mengembangkan kebebasan pribadi dan

kepentingannya. Para liberalis menghendaki kebebasan berbuat bagi dirinya

sendiri dan cenderung mengesampaingkan kepentingan masyarakat dan negara.

Tokoh Firas adalah representasi manusia liberal yang berdiri otonom di atas

inisiatifnya sendiri. Ia melakukan segala hal yang ia yakini dan inginkan tanpa

memperdulikan masyarakat yang ada di lingkungannya. Firas juga tidak pernah

peduli apakah orang lain menyukai apa yang ia perbuat atau tidak.

Liberalisme pada Firas terlihat ketika ia ingin terbebas dari paradigma

masyarakat tentang pendidikan formal. Firas bersikeras tidak mau menyekolahkan

Zarah di sekolah formal seperti apa yang dilakukan oleh masyarakat dan warga

pada umumnya. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut ini.

(95) “Tidak perlu Aisyah. Zarah akan jauh lebih pintar kalau aku yang

mengajarkannya langsung.” Begitu selalu katanya (Lestari, 2012:

17).”

(96) Sering kudengar Ayah beradu argumen dengan Ibu, terutama tentang

sekolah. Ayah berusaha meyakinkan Ibu kalau sistem pendidikan

swalayan dari rumah yang ia lakukan kepadaku sudah berkecukupan,

bahkan jauh lebih baik ketimbang sistem sekolah biasa (Lestari, 2012:

50).

Firas menganggap bahwa sistem pendidikan yang ada dan dipercayai

masyarakat sekarang hanya akan menghasilkan robot penghafal. Berikut ini

kutipannya.

(97) Ayah membalas, lebih gila lagi orang yang menjadikan anak orang

sebagai kelinci percobaan dari sistem yang sudah ketahuan tidak

menghasilkan apa-apa selain robot penghafal (Lestari, 2012: 50).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

77

Sejak awal Firas memang menolak Zarah dimasukkan ke dalam sekolah

formal. Dan ia menginginkan kebebasan. Ia ingin Zarah terbebas dari sekolah

formal yang menurutnya tidak banyak membantu anaknya.

Firas menempa dan mendidik Zarah dengan sekolah swalayan dari rumah.

Ia mengajari apapun yang menurutnya diperlukan oleh Zarah. Ia mengajari Zarah

tentang biologi dengan memberikan gambar pemampang anatomi manusia,

anatomi kulit dan lain-lain. Firas mengajari Zarah di manapun dan kapanpun.

Contohnya ia belajar di kebun pribadinya di Batu Luhur. Berikut ini kutipannya.

(98) Dari sebelum Hara lahir, Ayah mengambil alih tugas sebagai guru

pribadiku. Belajar di rumah, di kebun, di kampung, bahkan curi-curi

membawaku ke kampus tempatnya mengajar, adalah serangkaian

sekolah informal yang dijalankan Ayah bagiku (Lestari, 2012: 16).

(99) Kebun pribadinya di Batu Luhur, Kebun Raya Bogor, tepi sungai

Ciliwung, adalah ruang-ruang kelas tempat kami belajar,

menggambar, membaca, dan berhitung (Lestari, 2012: 49).

Ke-liberalisme-an Firas juga terlihat ketika ia tidak menggubris larangan

Abah Hamid dan warga untuk tidak masuk ke Bukit Jambul. Bukit Jambul adalah

bukit terlarang yang dikenal keangkerannya dari sejak nenek moyang mereka

telah tinggal di Batu Luhur. Sekeras apapun penolakan Abah Hamid kepada Firas

untuk tidak masuk ke Bukit Jambul, sekeras itupun Firas tetap mencoba masuk ke

Bukit Jambul. Berikut ini peristiwa dan kutipan penjelasnya.

(100) Sebuah tempat yang ditakuti dan terlarang bagi semua orang kecuali

Ayah. Tempat yang kelak menghancurkannya. Mereka

menamakannya Bukit Jambul (Lestari, 2012: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

78

(101) Konsekwensinya, Ayah dilarang habis-habisan mendekat ke sana.

Kalau ketahuan main di dekat Bukit Jambul, Ayah akan dihardik,

dihukum, dipecut, dan digebuk (Lestari, 2012: 31).

(102) Sialnya, Ayah malah tambah penasaran. Bukit Jambul adalah

kekuatan yang menariknya telak bagai gravitasi. Tak terhitung

seringnya ia mengendap, menyelinap mencuri-curi pergi ke kaki

bukit itu. Setiap penduduk yang melihat pasti melaporkannya kepada

Abah. Lecutan ikat pinggang, gebukan kemoceng, adalah kepastian

yang menanti ayah begitu sampai di rumah. Semuanya itu tidak

membuatnya jera (Lestari, 2012: 32).

Firas melakukan itu karena ia memiliki kesadaran dan juga pengetahuan

mengenai Bukit Jambul yang selama ini dianggap angker oleh masyarakat. Firas

tahu bahwa di dalam Bukit Jambul adalah rumah bagi ratusan spesies, termasuk

fungi-fungi langka yang punya potensi besar menyelamatkan bumi. Bukit Jambul

adalah sebuah kekayaan Botani. Karena alasan tersebut makan Firas tidak pernah

takut untuk masuk ke Bukit Jambul. Hal itu terlihat dari kutipan berikut.

(103) “Dan tidak cuma itu, satu pohon Bukit Jambul adalah rumah bagi

puluhan bahkan ratusan spesies, termasuk fungi-fungi langka yang

punya potensi besar menyelamatkan bumi. Satu saja pohon di Bukit

Jambul ditebang, semua spesies tadi ikut hilang,” (Lestari, 2012: 70).

(104) Mereka yang melek sedikit mungkin bisa melihatnya sebagai

kekayaan botani (Lestari, 2012: 71).

Firas memiliki kesadarannya sendiri mengenai Bukit Jambul karena ia

memiliki pengetahuan yang jauh lebih baik dari masyarakat yang ada di

sekitarnya. Masyarakat hanya mempercayai legenda yang tidak jelas asal usulnya.

Firas juga telah melakukan pelbagai penelitian sains terkait Bukit Jambul dan apa

yang dikatakan masyarakat selama ini tidak ada yang benar. Pendapat masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

79

yang mereka dapat dari legenda nenek moyang langsung terbantahkan ketika Firas

mengetahui mengenai Bukit Jambul yang sesungguhnya.

Para liberalis memang mementingkan dan menempatkan kebebasan dan

kemerdekaan di tempat yang paling atas. Hal itu karena pada dasarnya manusia

memiliki hak akan kebebasan pada dirinya. Penganut ideologi liberalisme tidak

ingin terikat oleh sistem yang dianggapnya rumit dan tidak jelas. Maka dari itu ia

akan melakukan apapun walaupun itu bertentangan dengan masyarakat dominan

untuk mendapatkan kebebasan yang mereka inginkan.

Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa elemen kesadaran

dari ideologi liberalisme yang terdapat dalam novel Partikel adalah belajar tidak

harus melalui pendidikan formal dan juga tidak semua cerita rakyat harus

dipercayai. Elemen materialnya adalah tidak menyekolahkan anaknya di dalam

pendidikan formal dan tidak peduli pada apa yang dikatakan orang. Elemen

solidaritas identitasnya adalah kebebasan yang ada di dalam setiap individu.

Kemudian elemen kebebasannya adalah melanggengkan kebebasan dan

kepentingan pribadi yaitu melakukan pendidikan swalayan kepada anaknya dan

juga bebas keluar masuk Bukit Jambul.

3.2.2 Ideologi Konservatisme

Istilah konservatisme berasal dari bahasa Latin, conservāre, yang berarti

„melestarikan‟, "menjaga‟, „memelihara‟, „mengamalkan‟. Karena pelbagai

budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di

pelbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

80

konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha

kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.

Konservatif adalah sebuah konsep dimana seseorang selalu menjaga tradisi

lama atau hal tradisional dan menentang modernitas (Thomson: 1999). Ideologi

konservatif cenderung memiliki kekuatan untuk melindungi atau melestarikan

sesuatu hal. Ideologi konsevatif merupakan sesuatu kepercayaan pada nilai-nilai

yang dibentuk oleh praktik tradisional.

Ideologi konservatisme terlihat dari pandangan hidup Abah Hamid, Aisyah

dan juga masyarakat Batu Luhur mengenai pendidikan formal. Mereka cenderung

memiliki kekuatan untuk melindungi atau melestarikan “budaya” sekolah formal.

Sekolah formal oleh peneliti dimasukkan ke daram kategori “budaya”

karena menurut peneliti, masyarakat menjadikan sekolah formal sebagai budaya

yang harus terus dilestarikan dan juga harus dilakukan untuk mendapatkan

kecerdasan seperti yang dilakukan turun-temurun oleh nenek moyang. Masyarakat

dalam Partikel berpikir dan berkeyakinan bahwa sekolah formal adalah sistem

pendidikan yang paling baik untuk anak mereka. Dan mereka tidak melihat

adanya kemungkinan lain untuk mendidik anaknya.

Konservatisme terlihat ketika Abah dan Umi selalu menyuruh Zarah agar

mau masuk sekolah formal seperti teman-temannya yang lain. Hal itu terlihat dari

kutipan berikut ini.

(105) Dalam setiap kunjungan, Umi selalu menyempatkan bertanya

padaku, “Zarah sudah mau sekolah?”

Aku menggeleng.

Umi lantas meluangkan waktunya sejenak untuk mengeluarkan

bujuk rayu seperti “Enak, lho, sekolah itu. Kamu nanti punya banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

81

teman. Punyak banyak guru yang baik. Zarah kan sudah besar. Masa

belum sekolah? Nggak malu sama anak-anak tetangga?”

“Nggak.”

“Kalau Zarah sekolah, nanti Umi belikan mainan yang banyak.

Apapun yang Zarah mau.”

Aku menyumpal mulutku dengan opak. Menatap Umi sambil

mengunyah. Lalu kembali menggeleng (Lestari, 2012: 16).

Aisyah, Ibu Zarah juga tidak bisa melakukan apapun terhadap Zarah. Dan ia

juga sudah tidak bisa menengahi antara Abah-Umi, dan Firas. Puncak ketegangan

mengenai sekolah formal terjadi ketika Abah dan Umi tidak saling sapa terhadap

Firas karena ia tidak mau menyekolahkan Zarah. Hal itu terlihat dari kutipan

berikut.

(106) Ketegangan antara Ayah dan kakek-nenekku makin kentara. Dalam

setiap kunjungan rutin Ibu, Ayah hanya mau turun sebentar untuk

mencium punggung tangan Abah dan Umi.

Setelah sekian lama gesekan itu berlangsung, Ayah dan kedua

mertuanya sama-sama menyerah. Mereka saling menghindar, saling

menjauh ( Zarah, 2012: 17-18).

Kemudian puncak kesabaran Aisyah terjadi ketika Aisyah memarahi Firas

karena ia tidak mau memasukkan Zarah ke dalam sekolah formal seperti anak-

anak lainnya. Pendidikan terbaik menurut Aisyah adalah menyekolahkan Zarah di

sekololah formal seperti anak-anak sebaya lainnya. Sekolah formal memiliki

sistem, sedangkan pendidikan swalayan ala Firas tidak punya. Hal itu terlihat

dalam kutipan berikut.

(107) Pertengkaran Ibu dan Ayah tentang sekolah memuncak pada suatu

malam di meja makan. Waktu itu, Ibu sepertinya benar-benar marah.

Ia tak mampu menekan volume suaranya, seperti yang biasa ia

lakukan jika anak-anaknya menontoni mereka ribut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

82

“Kalau memang alasanmu adalah uang, Abah dan Umi mau

membiayai sekolah anak-anak kita. Jangan sampai gara-gara kamu

yang hancur, anak-anak kita jadi korban,” ucap Ibu.

“Justru aku sedang berusaha menyelamatkan mereka, Aisyah!”

“Setiap sekolah itu punya sistem. Punyamu mana?” Ibu menyerang

sambil berkacak pinggang (Lestari, 2012: 51).

Pertengkaran dan perselisihan terjadi antara Firas dengan Abah, Umi dan

Aisyah. Firas yang menginginkan kebebasan sementara yang lain ingin

menyekolahkan Zarah dan melakukan apa yang selama ini orang-orang lakukan

kepada anaknya yaitu memasukkan mereka di sekolah formal.

Para penganut konservatisme cenderung ingin mempertahankan tatanan

yang telah ada dan diturunkan sejak nenek moyang. Mereka akan melakukan

perlawanan jika ada seseorang yang berusaha melanggar dan tidak melakukan

tatanan itu. Tujuan dari para penganut konservatisme adalah agar tatanan dan nilai

yang telah ada di dalam masyarakat dapat terus berlangsung dengan baik.

Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas dapat dilihat bahwa elemen

kesadarannya dari ideologi konservatisme yang terdapat dalam Partikel adalah

pendidikan terbaik diperoleh melalui sekolah formal. Elemen materialnya yakni

melakukan perlawanan terhadap penyimpangan nilai-nilai yang sudah ada di

dalam masyarakat. Elemen solidaritas identitasnya adalah nilai-nilai yang terdapat

dalam masyarakat. Adapun elemen kebebasannya yaitu nilai yang sudah ada di

dalam masyarakat dapat terus berlanjut.

3.2.3 Ideologi Teisme

Teisme adalah kepercayaan terhadap satu Allah rahmani dan rahimi yang

mencipta dan memelihara alam semesta dan menentukan hidup-mati manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

83

(Tambayong, 2013: 304). Material dari ideologi ini adalah ajaran agama yang

dianut oleh seorang individu. Penganut ideologi ini meyakini sepenuhnya akan

keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan pemilik jagad raya.

Kepercayaan mereka terhadap keberadaan Tuhan bersifat realis.

Ideologi teisme dimiliki oleh Abah Hamid. Sebagai seorang pemuka Agama

Islam tentu Abah Hamid adalah seseorang yang sangat religius dan taat

menjalankan perintah agama. Apalagi ia juga seorang pembina sebuah pesantren

rumahan.

Abah Hamid yang merupakan seseorang agamis akan selalu mengingat

nama Tuhan dalam setiap tindakan dan perilakunya. Ia selalu menjalankan dan

mengamalkan semua perintah Tuhan yang ia yakini. Ia membela agamanya

dengan baik. Ia juga marah dan membela agama yang diyakininya ketika Zarah

bersikap “tidak percaya” terhadap agama Islam. Hal itu terlihat ketika Abah

hampir memukul Zarah karena Zarah dianggap menghina Islam dengan

perkataannya. Berikut ini kutipannya.

(108) Setidaknya tiga hal nyaris terjadi bersamaan. Degup kursi jatuh.

Sekelebat bayangan Abah di tembok yang sontak berdiri. Jeritan Ibu

dan Umi. Dan yang kulihat berikutnya adalah ubin. Sekali ayun,

tangan Abah yang lebar dan besar menghantamku. Aku terkapar

mencium lantai.

“Dengan segala kesombonganmu, kamu boleh menghina siapapun di

muka bumi ini, Zarah. Tapi jangan sekali-kali kamu menghina

agamaku dan Rasulku,” suara Abah yang menggelegar terdengar

gemetar (Lestari, 2012:132).

Sebagai seorang Islam yang taat, Abah sangat murka mendengar Zarah

menghina agamanya. Dan sejak saat itu juga hubungan Abah dan Zarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

84

merenggang. Perbedaan kepercayaan antara keduanya merupakan jurang yang

tidak dapat dijembatani.

Selain Abah Hamid, Aisyah juga merupakan salah satu tokoh yang

menganut ideologi teisme. Sebagai anak dari seorang pemuka agama, tentu

Aisyah sedari kecil dididik dengan pendidikan dan pengertian agama yang sangat

kuat sehingga ia tumbuh menjadi seseorang yang religius. Aisyah selalu

menjalankan shalat lima waktu sesuai apa yang diajarkan Islam. Hal itu terbukti

dalam kutipan berikut ini.

(109) Tanpa alpa, kecuali jika sedang datang bulan, Ibu salat lima waktu,

menjalankan puasa setiap Senin dan Kamis. Setiap Rabu malam, Ibu

pergi pengajian ke masjid atau ke rumah Bu Hasanah, seorang

ustazah yang sangat dihormati di daerah kami, (Lestari, 2012: 15).

Kutipan di atas mendeskripsikan dan menjelaskan bahwa Aisyah adalah

sosok yang sangat religius. Ia adalah seorang yang taat dalam beribadah dan

menjalankan perintah Tuhan.

Ideologi teisme menjadi dasar bagi para penganutnya untuk menjalani

kehidupan di dunia. Para penganut ideologi ini sadar bahwa mereka adalah

makhluk ciptaan tuhan. Mereka percaya bahwa Tuhan telah mengatur takdir dan

kehidupan mereka dengan sangat baik. Oleh karena itu, para penganut ideologi

teisme menyerahkan sepenuhnya hidup dan mati mereka pada Tuhan. Mereka

mengingat dan mematuhi perintah Tuhan dengan selalu beribadah sesuai agama

yang dianutnya.

Berdasarkan uraian di atas, elemen kesadaran dari ideologi teisme yang

terdapat dalam novel Partikel yaitu bahwa manusia adalah makhluk ciptaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

85

Tuhan. Elemen materialnya adalah ajaran agama. Elemen solidaritas identitasnya

adalah agama. Kemudian elemen kebebasannya yakni menjalankan kehendak

Tuhan dan beribadah sesuai ajaran agama.

3.2.4 Ideologi Panteisme

Panteisme atau pantheisme berasal dari bahasa Yunani: πάν ( 'pan' ) =

semua dan θεός ( 'theos' ) = Tuhan) secara harafiah artinya adalah

"Tuhan adalah Semuanya" dan "Semua adalah Tuhan". Ini merupakan sebuah

pendapat bahwa segala barang merupakan Tuhan abstrak imanen yang mencakup

semuanya; atau bahwa Alam Semesta, atau alam, dan Tuhan adalah sama.

Definisi yang lebih mendetail cenderung menekankan gagasan bahwa hukum

kodrat, keadaan, dan alam semesta (jumlah total dari semuanya adalah dan akan

selalu) diwakili atau dipersonifikasikan dalam prinsip teologis 'Tuhan' atau 'Dewa'

yang abstrak (https://id.wikipedia.org/wiki/Panteisme).

Pendapat lain mengungkapkan bahwa panteisme adalah suatu posisi yang

menganggap universe/alam semesta identik dengan ke-Tuhan-an. Dengan kata

lain, Tuhan adalah alam semesta itu sendiri. Panteisme merupakan konsep

ketuhanan yang nonpersonal/tidak anthropomorphic. Untuk memahami ini

dimulai dengan perbedaan dua konsep penggunaan kata Tuhan, yakni personal

dan non personal. Tuhan personal adalah Tuhan yang memiliki kehendak,

memiliki keinginan, bisa marah, dan lain sebagainya seperti yang diatributkan

pada Tuhan Abrahamik seperti Allah, YHWH, hingga dewa dewi di

pelbagai agama. Sementara Tuhan nonpersonal umumnya merujuk pada hal-hal

seperti kesadaran, energi, dan alam semesta itu sendiri. Bisa dikatakan, panteisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

86

adalah sexed-up atheism, karena ateis dan panteis pada prinsipnya tidak

memercayai keberadaan Tuhan Personal; ateis tentu saja percaya bahwa alam

semesta ada dan memang menakjubkan, tetapi juga tidak menganggap bahwa

alam semesta lantas merupakan semacam ekuivalen atau substitusi Tuhan.

Singkatnya, panteisme adalah ateisme, dengan sedikit perbedaan semantik

mengenai apa definisi Tuhan.

Berdasarkan uraian di atas, orang yang memiliki ideologi panteisme

beranggapan bahwa ia tidak percaya pada Tuhan, namun ia percaya pada alam

semesta. Dalam Partikel, tokoh Zarah menganut ideologi panteisme tersebut.

Zarah tidak peduli dengan keberadaan Tuhan dan ajaran agama. Ia hanya

mempercayai alam semesta.

Sejak ia kecil, Zarah sangat mendewakan Firas, Ayahnya. Dari Ayahnya

tersebut ia belajar mengenai sains dan ilmu pengetahuan tentang alam semesta.

Dari pengetahuannya tersebut, mereka menemukan logika yang dianggap lebih

benar dan masuk akal daripada apa yang selama ini diajarkan agama.

Tokoh Zarah dalam Partikel mengungkapkan secara terang-terangan kepada

Abah Hamid, Umi, dan Aisyah, Ibunya bahwa ia tidak percaya dan peduli

terhadap keberadaan Tuhan. Dan Zarah hanya percaya terhadap alam semesta. Hal

itu terlihat dari kutipan berikut ini.

(110) “Zarah bukan ateis. Zarah percaya sama alam ini, tapi nggak peduli

siapa yang bikin (Lestari, 2012: 131).”

Ketidakpercayaan Zarah terhadap Tuhan juga terlihat dari percakapannya

kepada Abah Hamid tentang kepercayaan. Zarah mempertanyakan keberadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

87

Tuhan, dan mempertanyakan apa buktinya kalau Tuhan memang ada. Hal itu

terlihat dari kutipan-kutipan berikut ini.

(111) “Kalau Abah, Umi, dan Ibu memang mau bantu, biarkan saja Zarah

cari sendiri. Kalau memang Allah ada, biar saja Allah yang bantu

Zarah. Abah, Umi , dan Ibu nggak perlu tepot. Kita nggak harus

terus ribut kayak begini (Lestari, 2012: 130).”

(112) “Lho, apa salahnya bilang begitu?” tanyaku bingung.

“Memang apa buktinya Allah pasti ada? (Lestari, 2012: 130).”

Zarah juga mempertanyakan kebenaran mengenai agama.

(113) Kalimat itu sangat membingungkan bagiku,. “Kalau begitu, gimana

caranya kita tahu kita nggak dibohongi? Kalau ternyata semua yang

dibilang oleh agama itu bohong, orang yang terlanjur beriman

bagaimana nasibnya? Minta pertanggungjawaban kepada siapa?

(Lestari, 2012: 131).”

Zarah juga pernah dimasukkan ke dalam pesantren oleh Ibunya secara

paksa. Zarah memang menjalani masa pesantren itu, namun ia tidak peduli tentang

apa yang ia lakukan di pesantren. Dan ia semakin sadar bahwa ia pesantren tidak

mengubah apapun pada diri Zarah. Hal tersebut terlihat dari kutipan-kutipan

berikut ini.

(114) Dengan tekad untuk menemukan Ayah, aku menjalani masa

pesantrenku selama sebulan penuh tanpa protes sedikitpun (Lestari,

2012: 105).

(115) Zarah pulang sebagai manusia baru, demikian yang mereka katakan

kepada Ibu saat menjemputku.Ibu mencium tangan mereka satu-satu

sebagai tanda terima kasih.

Setidaknya mereka benar tentang satu hal. Aku pulang dengan

kesadaran baru. Aku adalah Firas berikutnya (Lestari, 2012: 106).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

88

Para penganut ideologi panteisme menjalani hidupnya tanpa mempercayai

adanya Tuhan. Merekapun tidak melakukan ajaran-ajaran agama seperti para

pemueluk agama lainnya. Mereka lebih menggunakan otak, logika dan

pengetahuannya daripada percaya mengenai cerita-cerita mengenai Tuhan dan

kitab suci yang belum tentu bisa dipercayai kebenarannya. Di dalam Partikel

diceritakan bahwa penganut panteisme percaya terhadap alam semesta tapi tidak

peduli siapa yang menciptakannya.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa elemen kesadaran dari

ideologi panteisme yang terdapat dalam novel Partikel adalah tidak percaya

adanya Tuhan. Elemen materialnya yaitu tidak melakukan ajaran agama dan tidak

peduli terhadap agama. Elemen solidaritas identitasnya adalah penelitan sains dan

ilmu pengetahuan. Kemudian elemen kebebasannya adalah percaya terhadap alam

semesta namun tidak peduli siapa yang menciptakannya.

3.2.5 Ideologi New Age (Zaman Baru)

Ideologi new age atau sering juga dikenal dengan ideologi zaman baru

adalah suatu gerakan spiritual yang terbentuk di pertengahan abad ke-20.

Merupakan gabungan dari spiritualitas Timur, dan Barat, serta tradisi-tradisi

metafisika yang mengemukakan suatu filsafat yang berpusatkan kepada manusia.

Gerakan ini mulai dikembangkan dengan munculnya latihan-latihan

pengembangan diri, seminar pengembangan diri, yoga, waitankung, seminar kata-

kata motivasi, dll. Tujuannya untuk menciptakan sebuah "spiritualitas yang tanpa

batasan atau dogma-dogma yang mengikat".

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

89

The new age bertujuan untuk menciptakan "spiritualitas tanpa batas atau

dogma yang membatasi" yang inklusif dan pluralistik. Ini memegang untuk

"holistik pandangan dunia", menekankan bahwa Pikiran, Tubuh dan Roh saling

berhubungan dan bahwa ada bentuk monisme dan kesatuan seluruh alam

semesta. New age mencoba untuk menciptakan "pandangan dunia yang meliputi

ilmu pengetahuan dan spiritualitas" dan mencakup sejumlah bentuk ilmu

pengetahuan mainstream serta bentuk-bentuk ilmu yang dianggap pinggiran

(Kusmayadi, 2013).

New age beranggapan bahwa alam semesta adalah manifestasi dari Tuhan.

Jadi, Tuhan adalah energi yang membuat alam semesta (macro cosmos) ini

bekerja. Dan manusia adalah faktor penting di dalam pengerjaannya (micro

cosmos). Sehingga manusia sangat mungkin untuk menyatukan diri dengan alam

semesta. Hal itu dapat dicapai dengan membangkitkan jiwa, raga, dan alam

pikiran (awakening of the mind, body, and spirit). Yaitu melalui meditasi, yoga,

dan perenungan yang dalam (Ibid., 2013).

New agers sangat menghayati betul arti pentingnya monisme {segala

sesuatu yang ada, merupakan derivasi (penjabaran) dari sumber tunggal, divine

energy}, pantheisme (all is God and God is all, menekankan kesucian individu,

dan karenanya proses pencarian Tuhan tidaklah melalui teks suci, tetapi justru

melalui diri sendiri, karena God within our self), reinkarnasi (setelah kematian,

manusia terlahirkan kembali, dan hidup dalam alam kehidupan lain sebagai

manusia yang mirip dengan konsep transmigration of the soul dalam Hindu), dan

seterusnya, seperti astrologi, channeling, pantheisme (Allah yang bipolar: abstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

90

dan riil), tradisi Hinduisme, tradisi Gnostis, Neo-Paganisme, theosopi, karma,

crystal, meditasi, dan seterusnya (Simatupang, 2015).

Beberapa tokoh yang meyakini ideologi new age adalah Pak Simon

Hardiman dan Firas, Ayah Zarah. Semua ilmu yang selama ini dipelajari oleh

Firas ternyata mengarah pada kepercayaan tentang new age ini. Pak Simon dan

Firas percaya bahwa alam semesta ini adalah makhluk hidup yang berkesadaran.

Seperti tubuh manusia yang memiliki sistem meridian yang tak terlihat tapi

ada. Sistem meridian itu seperti pola matriks yang meliputi tubuh manusia. Bumi

juga memiliki sistem meridian. Selama ini manusia tidak menyadari akan hal itu.

Manusia belum sepenuhnya mengenali bumi yang mereka tinggali. Hal ini terlihat

dari kutipan di bawah ini.

(116) “Kalau Bumi ini hidup seperti kita, maka dia pun akan punya sistem

meridian, dia punya chakra. Jadi, bagi saya, lay lines, teori World

Crystalline, teori World Grid, menunjukkan bahwa ada aspek lain

dari Bumi kita yang belum kita kenali. Aspek yang menunjukkan

Bumi kita adalah makhluk hidup yang berkesadaran (Lestari, 2012:

420-421).”

Menurut Pak Simon dan Firas, seisi alam semesta ini terhubung dan

merupakan satu kesatuan. Alam semesta ini bersifat hologram. Berikut ini

kutipannya.

(117) Ayahmu, seperti juga aku, percaya bahwa semesta ini bersifat

hologram. Artinya, setiap titik adalah proyeksi dari keseluruhan

semesta secara utuh. Sama dengan tubuhmu. Kamu berangkat dari

satu sel hingga jadi triliunan sel. Setiap sel tubuhmu

mengekpresikan Zarah secara utuh. Kalau tidak, metode kloning

tidak mungkin berhasil dilakukan. Kalau semsesta ini merupakan

satu tubuh, maka kamu adalah bagian inheren darinya, Zarah. Kita

berada dalam suatu jaringan intelegensi ksomos. Mengapa tidak

mungkin intelegensi yang sama menghubungkanmu dengan makhluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

91

lain di semesta ini? Kalau tubuh kita „mengandung‟ semesta secara

utuh, mengapa kita terus mengandalakn eksplorasi ke luar, dan

malah mengabaikan gerbang yang ada di dalam? (Lestari, 2012:

411).”

Kesadaran tentang bumi itu hidup mereka dapatkan dari ilmu pengetahuan,

fenomena-fenomena alam dan juga penjelasan mendetail mengenai pelbagai

peristiwa yang berpengaruh terhadap peradaban manusia. Fenomena-fenomena

alam dan peristiwa tersebut contohnya adalah crop circle, UFO, alien, dan situs-

situs peninggalan sejarah yang sulit dijelaskan secara nalar (Stonehagen di

Inggris, Saqsayhuaman di Peru, Piramida Giza di Mesir, dll).

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bawa para penganut new age

mengabungkan spiritualitas Timur dan Barat, serta tradisi-tradisi metafisika yang

mengemukakan suatu filsafat yang berpusatkan kepada manusia. Hal itu terlihat

dalam Partikel ketika Pak Simon menceritakan mengenai pelbagai tradisi kuno di

dunia dan hubungannya dengan konsep Bumi yang memiliki kesadaran. Berikut

ini kutipannya.

(118) “Ley lines itu jalur arkaik yang menghubungkan tempat-tempat

sakral di satu area,” jelasnya langsung. “Ley lines itu istilah modern,

tapi sebetulnya banyak tradisi kuno yang mengungkapkan konsep

serupa. Di Inca dikenal dengan istilah ceque, di Aborigin dikenal

istilah turinga, di China dikenal dengan long mei, di Irlandia

dipercaya ada fairy path. Pengertiannya kurang lebih sama. Di jalur

tersebut biasanya dibangun monumen, bangunan, struktur megalitik,

apapun bentuknya, tapi semua itu berfungsi sebagai titik penanda.

Tidak ada yang tahu persis bagaimana ley lines tercipta. Seringnya

lay lines merupakan warisan atau pola berulang. Titik-titik di mana

Katedral besar biasanya dibangun, misalnya ada jalur dari warisan

budaya sebelumnya, yakni kuil pagan (Lestari, 2012: 417).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

92

(119) “Tahun ‟60-an, ilmuan Rusia sudah ada yang mengajukan pola kisi-

kisi seperti kristal dengan potongan dua belas pentagon. Titik-titik

itu menunjukkan matriks energi ksomik. Ini sejalan dengan yang

perah dibilang oleh Socrates bahwa Bumi bisa dilihat sebagai bola

yang dibuat dari sambungan dua belas potongan pentagon (Lestari,

2012: 419).”

Para penganut new age juga mengembangkan pelbagai ilmu pengetahuan

dan sains. Ilmu pengetahuan merupakan pedoman mereka untuk membuktikan

apa yang mereka percayai. Mereka sangat berpegang teguh pada pengetahuan,

penelitian, kesadaran, dan kecerdasan yang mereka miliki. Hal tersebut terlihat

dalam kutipan berikut ini.

(120) “Bagi peradaban yang cuma fokus pada materi, bukti yang mereka

cari pasti berkisar di alat dan perkakas. Tapi, seperti yang dikatakan

ayahmu, ada teknologi lain yang sifatnya internal, yang jika

diekplorasi bisa melakukan pencapaian-pencapaian yang mungkin

lebih dasyat dari sekedar mengandalkan teknologi eksternal. Itu juga

bisa jadi satu kemungkinan kan?” (Lestari, 2012: 422-423).

(121) “Sejak Firas menunjukkan hubungan hipotesis antara entogen dan

perjalanan dimensi lain, banyak persepsi saya yang ikut berubah,

Zarah. Pikiran saya jadi terbuka untuk kemungkinan-kemungkinan

lain yang tadinya tidak saya lirik. Stonehegen bukan satu-satunya

bangunan neolitik. Di daerah Salisbury ini saja ada ratusan yang

tersebar. Di dunia apalagi. Bagaimana kita bisa menjelaskan

bangunan-bangunan cylopean seperti Saqsayhuaman di Peru?

Kontruksi seperti Giza? Atau anomali seperti Nazca Lines? Banyak

yang berteori, berusaha membuat miniatur, tapi kita tahu persis,

semua misteri itu tidak pernah terjawab tuntas. Tidak ada manusia

modern yang berhasil mengulang keajaiban yang sama, biarpun kita

merasa telah memiliki teknologi maju. Dan satu pertanyaan paling

besar dan tetap tidak terjawab: mengapa? Mengapa Stonehegen

dibangun? Untuk apa piramida didirikan? Aapa tujuan Nazca Lines?

Menurut saya, itu pertanyaan yang lebih besar. Ada masalah relasi

yang belum terungkap. Peradaban masa lalu memiliki sebuah relasi

dengan sesuatu. Entah apa. Relasi yang sekarang tidak kita miliki.

Atau belum kita sadari,” (Lestari, 2012: 423).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

93

Semua hal yang dibahas di atas mengarah pada sebuah kepercayaan dan

hipotesis bahwa alam semesta itu tunggal, semua yang ada di dalamnya memiliki

hubungan dan terkoneksi satu sama lain. Bumi adalah makhluk yang memiliki

kesadaran. Dan pada masa lalu semua isi alam semesta terhubung dan terkoneksi.

Mereka meninggalkan jejak penanda berupa bangunan-banguna yang sampai saat

ini tidak bisa dijelaskan bagaimana cara membangunnya.

Para penganut ideologi new age dalam Partikel juga melakukan pelbagai

penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan mereka untuk menemukan

hipotesa yang selama ini mereka percayai. Mereka belajar dari pelbagai fenomena

alam dan ritual tradisional yang mulai ditinggalkan oleh orang-orang modern.

Mereka menpelajari secara mendetail mengenai fenomena crop circle, UFO dan

Alien yang selama ini hanya dianggap dongeng belaka oleh kebanyakan orang.

Para penganut new age memiliki keyakinan dari hasil ilmu pengetahuan dan

fenomena-fenomena alam.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

elemen kesadaran ideologi new age yang terdapat dalam Partikel adalah alam

semesta ini merupakan satu kesatuan yang hidup. Alam semesta adalah makhluk

yang memiliki sebuah kesadaran dan dapat berinteraksi. Elemen materialnya

adalah fenomena-fenomena alam, tradisi-tradisi kuno, dan fenomena luar angkasa

seperti UFO dan Alien. Elemen solidaritas identitasnya yaitu penelitian sains dan

ilmu pengetahuan. Kemudian elemen kebebasannya adalah bebas percaya bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

94

alam semesta merupakan satu kesatuan yang tunggal dan alam semesta ini

memiliki kesadaran dan terhubung antara satu dengan yang lainnya.

Pada akhirnya, setiap tokoh di dalam Partikel memiliki ideologinya masing-

masing yang mereka pegang teguh. Mereka menganut ideologi mereka masing-

masing dengan pelbagai konsekwensinya. Ideologi tersebut yang kemudian

mencerminkan pribadi masing-masing. Dan kemudian di dalam masyarakat

ideologi yang mereka anut akan menimbulkan pelbagai kesinambungan.

Kesinambungan atau relasi tersebut yang kemudian dikenal denga formasi

ideologi. Formasi tersebut akan dibahas pada poin selanjutnya.

3.3 Formasi Ideologi dalam Novel Partikel karya Dee Lestari

Pelbagai ideologi yang telah ditemukan di dalam Partikel tersebut, di

dalamnya terdapat suatu susunan yang berhubungan yang tidak dapat dipisahkan

antara satu dengan yang lainnya. Ideologi yang dimiliki oleh para tokoh tersebut

saling berelasi satu sama lain. Relasi tersebut dapat berupa hubungan

pertentangan, korelasi, dan subordinasi. Susunan ideologi yang bersifat

pertentangan, korelasi, dan subordinasi tersebut yang kemudian disebut dengan

formasi ideologi. Dalam hal ini, formasi ideologi tidak hanya membahas

mengenai ideologi yang ada dan dominan dari seorang tokoh, tetapi juga

membahas hubungan antarideologi.

Ideologi konservatisme berkorelasi dengan ideologi teisme. Di dalam novel

Partikel, ideologi konservatisme merupakan salah satu ideologi yang mendukung

ideologi teisme. Hal itu karena ideologi teisme menginginkan manusia menjadi

seorang individu yang lebih baik. Hal itu bisa didapatkan jika ilmu pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

95

dan juga kepercayaan pada agama dapat berjalan dengan seimbang. Walaupun

relasinya tidak begitu besar, ideologi konservatisme merupakan pengembangan

dari pandangan hidup seorang teisme.

Selanjutnya ideologi panteisme berkorelasi dengan ideologi liberalisme dan

juga ideologi new age (zaman baru). Seorang panteisme adalah seseorang yang

berbanding terbalik dengan seorang teisme. Seorang panteisme yang merupakan

seorang yang kepercayaannya berbeda dengan kebanyakan orang yang ada yaitu

kelompok teisme. Maka dari itu, para panteis akan melakukan dan menginginkan

kebebasan yang tidak mengikat dirinya pada suatu hal, beberapa contohnya adalah

ia tidak ingin terikat pada sebuah sistem dan tidak ingin terikat pada sebuah ajaran

agama.

Selanjutnya seorang panteis akan menemukan hal-hal baru yang dianggap

aneh dan menyimpang oleh kelompok dominan. Hal-hal baru dari seorang

panteisme itu kemudian akan mengarah pada ideologi new age (zaman baru).

Seorang panteis akan mendapatkan pencerahan dari new agers. Pelbagai

keyakinan dan juga pembuktian yang dimliki oleh para new agers yang selama ini

tidak mempercayai Tuhan adalah pemikiran yang hampir sama dengan apa yang

diyakini oleh para panteis. Pertanyaan dan ketidak percayaan mereka terhadap

agama akan menemukan jawabannya pada pandangan new age.

Ideologi liberalisme bertentangan dengan ideologi konservatisme.

Kebebasan yang dimiliki oleh para liberalis sangat berbanding terbalik dengan

konservatisme. Dengan pandangan hidup seorang konserfatif yang meninginkan

kelanggengan nilai-nilai dalam masyarakat, liberalisme merupakan salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

96

ancaman yang berbahaya untuk konservatisme karena kebebasannya. Liberalisme

dan konservatisme merupakan salah satu hal yang tidak akan pernah bisa

disandingkan.

Kemudian ideologi teisme bertentangan dengan ideologi panteisme dan juga

ideologi new age. Para teis yang menganggap manusia adalah ciptaan Tuhan yang

mutlak seketika digemparkan dengan para panteis yang tidak mempercayai Tuhan

secara personal. Para teis yang selalu percaya bahwa alam semesta adalah ciptaan

Tuhan dan para panteis yang beranggapan bahwa mereka percaya pada alam

semesta tanpa peduli siapa yang menciptakannya. Kedua ideologi ini sangat

terlihat perbedaanya dan pertentangannya.

Ideologi new age yang jelas-jelas mengatakan bahwa alam semesta ini

merupakan sebuah kesatuan juga berbanding terbalik dengan apa yang selama ini

dipercayai oleh para teis. Apalagi menganggap bahwa Bumi adalah makhluk

berkesadaran yang hidup. Hal-hal tersebut sangat menentang ajaran agama.

Tidak hanya pelbagai macam ideologi yang memiliki formasi, tetapi setiap

tokoh juga memiliki formasi ideologinya. Dari semua ideologi yag dimiliki oleh

tokoh-tokoh tersebut terdapat satu ideologi yang dominan. Tokoh Zarah memiliki

ideologi liberalisme, panteisme dan juga new age. Ideologi dominan yang dimiliki

Zarah adalah panteisme. Kemudian tokoh Firas memiliki ideologi liberalisme,

panteisme, dan juga new age. Ideologi dominan yang terlihat dalam Partikel

adalah ideologi liberalisme. Tokoh Aisyah memiliki ideologi teisme, dan

konservatif. Ideologi dominan yang dimilikinya adalah konservatif. Kemudian

Abah Hamid dan Umi memiliki ideologi yang sama dengan Aisyah, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

97

ideologi dominan Abah dan Umi adalah ideologi teisme. Terakhir adalah Pak

Simon Hardiman, ideologi yang dimiliki Pak simon adalah new age.

Berdasarkan deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa setiap ideologi pasti

memiliki relasi dengan ideologi lainnya, entah itu pertentangan ataupun korelasi.

Ideologi-ideologi tersebut berperan untuk saling melengkapi ataupun saling

bertentangan satu sama lain. Selain itu juga terdapat formasi ideologi yang

dimiliki oleh tokoh-tokohnya. Setiap tokoh selalu memiliki ideologi dominannya

yang berperan untuk membangun cerita dalam sebuah novel.

3.4 Rangkuman

Dari hasil analisis ideologi yang terdapat dalam novel Partikel, diperoleh

fase ideologi seperti yang terdapat dalam tabel 2.

Ideologi

Fase Ideologi

Elemen

Kesadaran

Elemen Material Elemen

Solidaritas

Idntitas

Elemen

Kebebasan

Liberalisme

1. Pendidikan

yang baik tidak

harus didapat

dari sekolah

formal.

2. Tidak semua

cerita rakyat

harus dipercaya.

1. Tidak

memasukkan

anaknya ke

dalam sekolah

formal.

2. Tidak peduli

apa yang

dikatakan orang

lain.

Kebebasan

yang ada di

setiap

individu.

1. Melakukan

pendidikan

swalayan pada

anaknya.

2. Bebas keluar

masuk Bukit

Jambul (bukit

terlarang).

Konservatis

me

Pendidikan

terbaik

diperoleh dari

sekolah formal.

Melakukan

perlawanan

terhadap

penyimpangan

nilai yang ada

Nilai-nilai

dalam

masyarakat.

Nilai yang

sudah ada di

dalam

masyarakat

dapat terus

Tabel 2

Fase Ideologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

98

di dalam

masyarakat.

berlanjut.

Teisme Manusia adalah

makhluk

ciptaan Tuhan.

Ajaran agama Agama Menjalankan

kehendak

Tuhan dengan

beribadah

sesuai ajaran

Agama.

Panteisme Tidak percaya

adanya Tuhan

secara personal.

Tidak

melakukan

ajaran agama

dan tidak peduli

terhadap agama

Ilmu

pengetahuan

dan sains,

fenomena

alam, dan

tradisi kuno.

Percaya

terhadap alam

semesta namun

tidak peduli

siapa yang

menciptakanny

a

New Age Alam semesta

merupakan satu

kesatuan yang

hidup.

Penelitian situs

sejarah dan

fenomena alam.

Penelitian

sains dan

ilmu

pengetahuan.

Bebas percaya

bahwa alam

semesta itu

sebuah

kesatuan

tunggal yang

memiliki

kesadaran.

Formasi ideologi yang terjadi di dalam Partikel adalah sebagai berikut.

Pertama, ideologi konservatisme berkorelasi dengan ideologi teisme. Kedua,

ideologi panteisme berkorelasi dengan ideologi liberalisme dan juga ideologi new

age (zaman baru). Ketiga, ideologi liberalisme bertentangan dengan ideologi

konservatisme. Keempat, ideologi teisme bertentangan dengan ideologi panteisme

dan juga ideologi new age.

Formasi ideologi tokoh dalam Partikel adalah sebagai berikut, pertama,

tokoh Zarah memiliki ideologi liberalisme, panteisme dan juga new age. Ideologi

dominan yang dimiliki Zarah adalah panteisme. Kedua, tokoh Firas memiliki

ideologi liberalisme, panteisme, dan juga new age. Ideologi dominan Firas adalah

ideologi liberalisme. Ketiga, tokoh Aisyah memiliki ideologi teisme, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

99

konservatif. Ideologi dominan yang dimilikinya adalah konservatif. Keempat,

Abah Hamid memiliki ideologi yang sama dengan Aisyah, namun ideologi

dominan Abah adalah ideologi teisme. Dan kelima, Pak Simon memiliki ideologi

panteisme dan new age. Ideologi dominan Pak Simon adalah new age.

Tabel 3 berikut ini akan menjelaskan mengenai formasi ideologi yang

terdapat dalam novel Partikel karya Dee Lestari.

Keterangan:

artinya : korelasi

: pertentangan

Tabel 3

Formasi Ideologi

Konservatisme

New Age

Panteisme

Liberalisme

Teisme Aisyah

Abah Hamid

Zarah

Firas

Pak Simon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

100

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengangkat judul “Formasi Ideologi dalam Novel Partikel

Karya Dee Lestari: Perspektif Antonio Gramsci”. Metode yang dipakai adalah

metode formal dan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua

teori, yaitu teori struktural dan teori ideologi dalam perspektif Gramsci.

Analisis struktur penceritaan dalam novel Partikel dilakukan terlebih

dahulu untuk memahami sekaligus memberi gambaran mengenai tokoh dan

penokohan serta latar tempat, latar suasana, dan latar sosial. Gambaran tokoh

penokohan digunakan oleh peneliti untuk mendukung pembahasan mengenai

formasi ideologi pada bab selanjutnya. Penelitian mengenai latar digunakan untuk

mendukung bahasan mengenai ideologi-ideologi yang ada di dalam novel

Partikel.

Analisis mengenai struktur cerita dalam novel Partikel menunjukkan

bahwa novel ini memiliki tokoh dan penokohan serta latar yang cukup kompleks.

Para tokoh yang ada dalam novel Partikel antara lain yaitu Zarah, Firas, Aisyah,

Abah Hamid, Umi, dan Pak Simon. Zarah dan Firas yang memiliki sifat keras

kepala dan mendambakan kekebasan. Sedangkan Abah Hamid, Aisyah, dan Umi

yang begitu religius dan masih sangat menghargai tradisi. Pelbagai sifat dan

karakter yang mereka miliki tersebut merupakan gambaran dan perwujudan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

101

ideologi yang mereka miliki. Perbedaan ideologi tersebut yang kemudian

menimbulkan pelbagai konflik berkepanjangan antar para tokoh.

Kemudian latar tempat yang berpindah-pindah antar benua menunjukkan

bahwa Zarah mendambakan kebebasan. Ia adalah seorang yang tidak bisa

dikekang dalam satu perspektif, seperti Firas, Ayahnya. Latar waktu dalam novel

Partikel terjadi di antara rentang waktu tahun 1979-2003. Rentang waktu di mana

ilmu pengetahuan dan teknologi sedang berkembang dan menuju era modernisasi.

Di balik perkembangan teknologi dan informasi tersebut tetap terdapat banyak

masyarakat yang masih memegang teguh tradisi dan juga cerita rakyat. Dan juga

tahun-tahun itu adalah waktu di mana fenomena crop circle sedang marak terjadi

di negara Inggris.

Beberapa ideologi yang terdapat dalam Partikel adalah ideologi

liberalisme, konservatisme, teisme, panteisme, dan ideologi new age (zaman

baru). Pelbagai macam ideologi tersebut kemudian ditelusuri keempat elemennya.

Keempat elemen tersebut adalah elemen kesadaran, elemen material, elemen

solidaritas identitas, dan elemen kebebasan. Berikut ini pelbagai ideologi yang

terdapat dalam novel Partikel beserta keempat elemennya.

Pertama, ideologi liberalisme, elemen kesadaran dari ideologi liberalisme

adalah belajar tidak harus melalui pendidikan formal dan juga tidak semua cerita

rakyat harus dipercayai. Elemen materialnya adalah tidak menyekolahkan

anaknya di dalam pendidikan formal dan tidak peduli pada apa yang dikatakan

orang. Elemen solidaritas identitasnya adalah kebebasan yang ada di dalam setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

102

individu. Kemudian elemen kebebasannya adalah melanggengkan kebebasan dan

kepentingan pribadi yaitu melakukan pendidikan swalayan kepada anaknya dan

juga bebas keluar masuk Bukit Jambul.

Kedua, ideologi konservatisme, elemen kesadarannya adalah pendidikan

terbaik diperoleh melalui sekolah formal. Elemen materialnya yakni melakukan

perlawanan terhadap penyimpangan nilai-nilai yang sudah ada di dalam

masyarakat. Elemen solidaritas identitasnya adalah nilai-nilai yang terdapat dalam

masyarakat. Adapun elemen kebebasannya yaitu nilai yang sudah ada di dalam

masyarakat dapat terus berlanjut.

Ketiga, ideologi teisme, elemen kesadarannya yaitu bahwa manusia adalah

makhluk ciptaan Tuhan. Elemen materialnya adalah ajaran agama. Elemen

solidaritas identitasnya adalah agama. Kemudian elemen kebebasannya yakni

menjalankan kehendak Tuhan dan beribadah sesuai ajaran agama.

Keempat, ideologi panteisme, elemen kesadarannya adalah adalah tidak

percaya adanya Tuhan yang personal. Elemen materialnya yaitu tidak melakukan

ajaran agama dan tidak peduli terhadap agama. Elemen solidaritas identitasnya

adalah penelitan sains dan ilmu pengetahuan. Kemudian elemen kebebasannya

adalah percaya terhadap alam semesta namun tidak peduli siapa yang

menciptakannya.

Kelima, ideologi new age (zaman baru), elemen kesadarannya adalah alam

semesta ini merupakan satu kesatuan yang hidup. Alam semesta adalah makhluk

yang memiliki sebuah kesadaran dan dapat berinteraksi. Elemen materialnya

adalah fenomena-fenomena alam, tradisi-tradisi kuno, dan fenomena luar angkasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

103

seperti UFO dan Alien. Elemen solidaritas identitasnya yaitu penelitian sains dan

ilmu pengetahuan. Kemudian elemen kebebasannya adalah bebas percaya bahwa

alamsemesta merupakan satu kesatuan yang tunggal dan alam semesta ini

memiliki kesadaran dan terhubung antara satu dengan yang lainnya.

Pelbagai ideologi yang telah ditemukan di dalam Partikel tersebut, di

dalamnya terdapat suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan

yang lainnya. Ideologi yang dimiliki oleh para tokoh tersebut saling berelasi satu

sama lain. Relasi tersebut dapat berupa hubungan pertentangan, korelasi, dan

subordinasi. Susunan ideologi yang bersifat pertentangan, korelasi, dan

subordinasi tersebut yang kemudian disebut dengan formasi ideologi. Dalam hal

ini, formasi ideologi tidak hanya membahas mengenai ideologi yang ada dan

dominan dari seorang tokoh, tetapi juga membahas hubungan antarideologi.

Di dalam Partikel, terjadi berbagai macam formasi ideologi. Formasi

ideologi tersebut antara lain sebagai berikut. Pertama, ideologi konservatisme

berkorelasi dengan ideologi teisme. Kedua ideologi panteisme berkorelasi dengan

ideologi liberalisme dan juga ideologi new age. Selain berkorelasi, ideologi juga

dapat saling bertentangan. Pertentangan pertama terjadi antara ideologi

liberlaisme dan ideologi konservatisme. Kemudian kedua, ideologi teisme

bertentangan dengan ideologi panteisme dan juga ideologi new age.

Tidak hanya pelbagai macam ideologi yang memiliki formasi, tetapi setiap

tokoh juga memiliki formasi ideologinya. Dari semua ideologi yag dimiliki oleh

tokoh-tokoh tersebut terdapat satu ideologi yang dominan. Tokoh Zarah memiliki

ideologi liberalisme, panteisme dan juga new age. Ideologi dominan yang dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

104

Zarah adalah panteisme. Kemudian tokoh Firas memiliki ideologi liberalisme,

panteisme, dan juga new age. Ideologi dominan Firas adalah ideologi liberalisme.

Tokoh Aisyah memiliki ideologi teisme, dan konservatisme. Ideologi dominan

yang dimilikinya adalah konservatif. Kemudian Abah Hamid memiliki ideologi

yang sama dengan Aisah, namun ideologi dominan Abah adalah ideologi teisme.

Terakhir adalah Pak simon, ideologi Pak Simon adalah ideologi panteisme dan

new age, ideologi dominannya adalah new age.

4.2 Saran

Penelitian ini memfokuskan mengenai formasi ideologi dalam novel

Partikel karya Dee Lestari. Tokoh utama dalam Partikel adalah Zarah. Di dalam

novel ini, Zarah digambarkan sebagai seseorang yang sangat mendewakan

Ayahnya. Ia menerima dan meyakini apapun yang dikatakan oleh Ayahnya. Dari

Ayahnya, ia mewarisi semua sikap dan ideologinya. Penulis menyarankan jika

ingin melanjutkan penelitian ini, dapat menggunakan dan mengekplorasi Partikel

dengan teori sistem ekologi. Teori sistem ekologi adalah teori yang dikembangkan

oleh Urie Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di

mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

105

Daftar Pustaka

ABAM. 2013. Apa tu Panteisme? Apa itu Deisme?

https://andabertanyaateismenjawab.wordpress.com/2013/08/11/apa

-itu-panteisme-apa-itu-deisme/. Diakses pada tanggal 25 April

2017, 20.44 WIB.

Chandra, Ardila. 2015. “Formasi Ideologi dan Negosiasi dalam Novel

Burung-Burung Rantau Karya Y.B. Mangunwijaya: Analisis

Hegemoni Gramsci”. Skripsi S-1. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar

Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra.

Yogyakarta: CAPS.

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik

sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gramsci, Antonio. 2000. Sejarah dan Budaya. Surabaya: Pustaka

Promethea. Ebook:

http://portpdf.duckdns.org/910a410a410a010a110a7/Sejarah-dan-

Budaya-by-Antonio-Gramsci.pdf. Diakses pada 16 Juni 2017/ 1921

WB.

Green, Martin Burgess. 1993. Gandhi: Voice of A New Age Revolution.

New York: The Continnum Publishing Company.

Harjito. 2002. “Student Hijo Karya Maro: Hegemoni Gramscian”. Tesis.

Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Gajah Mada.

Kusmayadi, Dedi E. 2013. Kompasiana: Spiritualitas: Agama Baru untuk

New Age.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

106

http://www.kompasiana.com/dediekusmayadi/spiritualitas-agama-

baru-untuk-new-age_552b96776ea834c4238b458e. Diakses pada

tanggal 25 April 2017, 22.52 WIB.

Kusuma, Baramnti. 2012. Apakah Ideologi Itu?

http://www.kompasiana.com/bramkusuma/apakah-ideologi-

itu_550bd5a68133117422b1e221. Diakses pada tanggal 3 Maret

2017, 11.45 WIB.

Lestari, Dee. 2016. Supernova Episode: Partikel. Yogyakarta: Bentang

Pustaka.

Mangunhardjana, A. 2006. Isme-isme dalam Etika: dari A sampai Z.

Yogyakarta: Kanisius.

Martono, H. 2013. Nilai-Nilai dalam Novel Partikel Karya Dee (Dewi

Lestari). http://jurnal.untan.ac.id. Diakses pada tanggal 12 April

2016, 14.17 WIB.

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nugraheni, Kartika Nurul. 2014. “Kepribadian dan Aktualisasi Diri Tokoh

Utama dalam Novel Supernova Episode Partikel Karya Dewi

Lestari”. Skripsi S-1. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Patria, Nezar dan Andi Arief. 2009. Antonio Gramsci: Negara dan

Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramadhani, Alfi Yusrina. 2013. Relasi Antara Manusia dan Lingkungan

Hidup dalam Novel Partikel Karya Dewi Lestari: Sebuah Kajian

Ekokritisisme. http://www.lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-

03/S46846-Alfi%20Yusrina%20Ramadhani. Diakses pada tanggal

1 Maret 2017, 22.26 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

107

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik: Penelitian

Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohman, Nanang Syaiful. 2011. “Ideologi Perempuan dalam Novel

Tempurung Karya Oka Rusmini”. Skripsi S-1, Prodi Bahasa dan

Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Universitas Negeri Malang

Saraswati, Ekarini. 2003. Sosiologi Sastra: Sebuah Pemahaman Awal.

Malang: UMM Press.

Simon, Roger. 2004. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Diterjemahkan

oleh Kamdani dan Imam Baehaqi. Cetakan ke-4. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Simatupang, Joni Welman. 2015. Gerakan Zaman Baru.

http://perkantasjakarta.org/gerakan-zaman-baru-new-age-

movement/. Diakses pada tanggal 25 April 2017, 23.08 WIB.

Siswadi, Tenggina Rahmad. 2010. Perang Ideologi dalam Novel Entrok.

http://novelentrok.blogspot.co.id/2010/08/perang-ideologi-dalam-

novel-entrok.html. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017, 23.06 WIB.

Takwin, Bagus. 2009. Akar-akar Ideologi: Pengantar Kajian Konsep

Ideologi dari Plato hingga Bourdieu. Yogyakarta: Jalasutra.

Tambayong, Yapi. 2013. Kamus Isme-Isme. Bandung: Nusa Cendekia.

Temples, Temporary. 2003. Crop Circles: Crop Circles photographed in

2003. http://temporarytemples.co.uk/crop-circles/2003-crop-circles.

Diakses pada tanggal 19 Maret 2017, 21.21 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

108

Lampiran

Sinopsis novel Partikel Karya Dee Lestari

Novel Partikel adalah sebuah novel fiksi ilmiah. Novel ini merupakan

episode ke lima dari tujuh episode seri Supernova karya Dee Lestari. Novel ini

memiliki alur campuran dengan latar waktu tahun 1979-2003. Tokoh utama dalam

novel ini adalah Zarah Amala.

Zarah adalah anak kandung dari Firas dan Aisyah. Mereka tinggal di

sebuah desa bernama Batu Luhur yang terletak di pinggir Kota Bogor. Firas

adalah dosen mikologi di Institut Pertanian Bogor. Firas juga merupakan

seseorang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, apalagi mengenai fungi.

Aisyah, Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Aisyah adalah anak dari Abah

Hamid dan Umi. Keluarga mereka merupakan salah satu keluarga yang disegani

di Desa Batu Luhur. Hal tersebut karena Abah merupakan pemuka agama dan

tetua desa.

Konflik dalam Partikel dimulai ketika Firas dan Zarah memiliki perbedaan

ideologi dengan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Pertama, ideologi mengenai

pendidikan. Ayah Zarah tidak mau memasukkan Zarah ke sekolah formal seperti

anak-anak lainnya. Kedua, konflik juga terjadi karena perbedaan kesadaran

mengenai Bukit Jambul. Masyarakat dan keluarga Abah menganggap Bukit

Jambul merupakan bukit yang angker dan terlarang. Namun berbeda bagi Firas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

109

dan Zarah. Bukit Jambul merupakan area penelitian yang kaya akan sumber daya

alam berupa pepohonan dan fungi.

Konflik semakin memuncak ketika Firas tiba-tiba hilang. Ia menghilang

tanpa jejak. Keluarga dan para masyarakat meyakini bahwa hilangnya firas

merupakan azab dari Bukit Jambul. Hilangnya Firas menyebabkan Zarah

kehilangan sosok ayah dan juga manusia yang ia dewakan selama ini. Firah hilang

dengan meninggalkan beberapa jurnal penelitiannya untuk Zarah. Di dalam jurnal

tersebut Zarah mempelajari tentang penemuan ayahnya mengenai fungi dan juga

hubungannya dengan alam semesta. Di dalam jurnal tersebut juga Zarah melihat

mengenai kepercayaan yang menyimpang dengan Agama Islam.

Pengetahuan yang diperoleh Zarah dari Firas dan jurnalnya tersebut yang

kemudian menambah konflik semakin memanas. Apa yang dibaca Zarah di dalam

jurnal tersebut menjadi apa yang ia yakini mengenai penciptaan alam semesta.

Dan sudah pasti kepercayaan yang dianut Zarah dan Firas bertentangan dengan

kepercayaan Abah dan Aisyah. Konflik mengnai perbedaan ideologi tersebut yang

akhirnya membawa Zarah ke dalam sebuah petualangan tanpa henti. Petualangan

untuk menemukan dan mencari Firas, Ayahnya.

Petualangan tersebut dimulai ketika ia memutuskan utuk meninggalkan

rumah keluarganya di Kota Bogor dan tinggal di sebuah saung di Batu Luhur.

Keyakinan akan Ayahnya masih hidup ia yakini ketika Zarah berulang tahun ke

17 dan ia mendapatkan kamera yang telah dijanjikan Ayahnya sejak kecil. Dari

kamera tersebut Zarah memulai petualangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

110

Zarah mendapatkan juara lomba foto yang membawanya ke Tanjung

Puting di Kalimantan. Mengenal Tajung Puting meyebabkan sebuah kekacauan

pada diri Zarah. Ia memutuskan untuk tinggal di Tanjung Puting dan tidak mau

kembali ke Bogor. Di Tanjung Puting ia bertemu dengan Paul yang kemudian

membawanya berpetualang lebih jauh.

Bakat Zarah dalam fotografi telah bertemu dengan orang yang tepat, yaitu

Paul. Paul adalah seorang pemimpin The A-Team. Sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang fotografi yang kantornya berpusat di London, Inggris. Berkat

kemampuannya itu, Zarah kemudian direkrut oleh Paul untuk bekerja dengannya

di London. Hal itu tidak ditolak Zarah, karena dengan pergi ke London,

kemungkinan untuk menelusuri kamera hadiah ulang tahunnya semakin mudah

dilakukan.

Akhirnya Zarah pergi ke London dan bekerja sebagai fotografer di sana.

Petualangan Zarah tetap berlanjut, ia melakukan berbagai petualangan yang

menyangkut dengan karier fotografinya. Ia melakukan pekerjaannya itu sambil

tetap mencari pemilik kamera. Pencarian pemilik kamera itu mendapat titik terang

ketika suatu hari Paul memberikan sebuah nama dan juga tempat si pemilik

kamera. Tanpa pikir panjang, Zarah langsung menghampiri si pemilik kamera

tersebut.

Simon Hardiman, adalah seorang konglomerat asal Indonesia yang tinggal

di Glastonbury. Simon Hardiman adalah si pemilik asli kamera Zarah. Tapi

sayangnya, Zarah tidak mendapati kabar mengenai Ayahnya. Ternyata Pak simon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: FORMASI IDEOLOGI DALAM NOVEL PARTIKEL - core.ac.uk · dan Valentina R.R. Sri Tuti Mulatsih ... vii MOTO “Urip iku urup” (Pepatah Jawa) Coba pelajari sesuatu tentang apapun dan

111

hanyalah koresponden Firas. Pak Simon juga belum pernah bertemu Firas.

Mereka hanya berkabar melalui surat beberapa tahun yang lalu. Namun melalui

Pak Simon, Zarah mulai mengenai dan mengetahui banyak mengenai apa yang

selama ini dikaykini dan diteliti oleh Firas. Yaitu mengenai fungi, alien, UFO, dan

sebuah kesadaran bahwa bumi memiliki kesadaran.

Kebaikan hati Pak Simon juga membawa Zarah menelusuri keberadaan

Ayahnya melalui Ritual Iboga. Sebuah ritual yang berasal dari Timur Tengan

untuk mengetahui “dunia lain” atau bisa disebut dengan dunia roh. Dan dari Ritual

Iboga tersebut ia tidak menemukan Firas di dalamnya. Hl itu bisa berarti bahwa

Firas ternyata masih hidup. Dari ritual Iboga tersebut, Zarah malah bertemu

dengan Abah Hamid. Dan tak berselang lama ketika Zarah telah selesai

melakukan Ritual Iboga, Zarah mendapatkan kabar dari keluarganya bahwa Abah

Hamid meninggal dunia. Kematian Abah Hamid dan juga pengetahuan mengenai

Ayahnya tersebut yang akhirnya membawa Zarah kembali ke kampung

halamannya, yaitu Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI