form speech delay

11
FORM SPEECH DELAY A. Form Significant Others (Wawancara) Penyebab Gangguan Hasil Wawancara Lingkungan a. Pada saat masih kecil , individu jarang mendapatkan stimulasi untuk berbicara. b. Pada saat proses perkembangan, individu tidak mendapatkan gizi yang cukup (ASI atau makanan yang sehat dalam menunjang perkembangan individu) c. Orang tua salah memberikan teknik berbicara pada anak (cara berkomunikasi kepada anak yang salah). d. Sikap orang tua atau orang lain di lingkungan keluarga individu yang selalu mengekspresikan kemarahan atau sesuatu hal yang membuat

Upload: galuh-kikiany-s

Post on 21-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

FORM SPEECH DELAY

TRANSCRIPT

Page 1: Form Speech Delay

FORM SPEECH DELAY

A. Form Significant Others (Wawancara)

Penyebab Gangguan Hasil Wawancara

Lingkungan

a. Pada saat masih kecil , individu

jarang mendapatkan stimulasi

untuk berbicara.

b. Pada saat proses perkembangan,

individu tidak mendapatkan gizi

yang cukup (ASI atau makanan

yang sehat dalam menunjang

perkembangan individu)

c. Orang tua salah memberikan

teknik berbicara pada anak (cara

berkomunikasi kepada anak yang

salah).

d. Sikap orang tua atau orang lain di

lingkungan keluarga individu

yang selalu mengekspresikan

kemarahan atau sesuatu hal yang

membuat individu takut untuk

berbicara.

e. Orang tua yang memberikan

harapan yang berlebihan kepada

individu. Sehingga membuat

individu merasa tertekan.

f. Keluarga individu menggunakan 2

bahasa. Jadi di dalam keluarga

individu tidak hanya

menggunakan Bahasa Indonesia.

Gangguan Pendengaran

Page 2: Form Speech Delay

a. Terjadi infeksi saat ibu hamil

b. Individu mengalami gangguan

pendengaran karena faktor

genetik.

c. Ibu mengkonsumsi obat – obatan

saat hamil.

d. Individu berkali – kali mengalami

infeksi pada organ pendengaran.

Kelainan Organ Bicara

a. Individu memiliki lidah yang

pendek.

b. Individu memiliki kelainan gigi

dan mandibula (rahang bawah).

c. Individu memiliki kelainan pada

bibir (bibir

sumbing/palatoschizis).

Page 3: Form Speech Delay

d. Individu mengalami pergeseran

dinding hidung (deviasi sptum

nasal).

e. Individu memiliki kelainan laring

(adenoid).

Kelainan Pada Otak

a. Individu mengalami kelainan

neuromuskular, yang dimana

mempengaruhi kemampuan

menghisap, menelan, dan

mengunyah.

b. Kelainan sensori motor, yang

dimana mempengaruhi

kemampuan menghisap dan

menelan sehingga individu

mengalami gangguan artikulasi.

c. Serebral Palsi, yang berpengaruh

pada pernafasan dan makan.

Sehingga mengganggu artikulasi

bicara pada individu.

d. Kelainan Persepsi, yaitu individu

kesulitan membedakan suara,

mengenal bahasa, simbolisasi, dan

mengenal konsep.

Gangguan Lain

a. Individu masuk dalam kategori

Retardasi Mental atau Down

Sindrome.

Perkembangan

Page 4: Form Speech Delay

a. Pada usia 6 bulan anak tidak

mampu memalingkan mata serta

kepalanya terhadap suara yang

datang dari belakang atau

samping.

b. Pada usia 10 bulan anak tidak

memberi reaksi terhadap

panggilan namanya sendiri.

c. Pada usia 15 bulan tidak mengerti

dan memberi reaksi terhadap

kata-kata jangan, da-da, dan

sebagainya.

d. Pada usia 18 bulan tidak dapa

menyebut sepuluh kata tunggal,

contohnya kamu, kakak, adik, dll.

e. Pada usia 24 bulan tidak memberi

reaksi terhadap perintah (misalnya

duduk, kemari, berdiri).

f. Pada usia 24 bulan tidak bisa

menyebut bagian-bagian tubuh

g. Pada usia 24 bulan hanya

mempunyai perbendaharaan kata-

kata yang sangat sedikit/tidak

mempunyai kata-kata huruf z

pada frase.

Page 5: Form Speech Delay

h. Pada usia 24 bulan belum mampu

memisahkan ungkapan yang

terdiri dari 2 buah kata.

i. Pada usia 30 bulan ucapannya

tidak dapat dimengerti oleh

anggota keluarganya.

j. Pada usia 36 bulan belum dapat

menggunakan kalimat-kalimat

sederhana (misalnya kakak makan

bakso).

k. Pada usia 36 bulan tidak bisa

bertanya dengan menggunakan

kalimat tanya yang sederhana.

l. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal

untk menyebutkan kata akhir (ca

untuk cat, ba untuk ban, dll).

Page 6: Form Speech Delay

B. Form Subjek (Observasi)

Karakteristik Hasil Observasi

a. Pada saat individu berbicara

terjadi pengurangan kosa kata.

b. Individu memilki struktur kalimat

yang terbatas.

c. Individu terlihat sangat lemah

dalam percakapan.

d. Individu memiliki keterbatasan

dalam komunikasi.

e. Kurang berkomunikasi dalam

berinteraksi dalam sosial, seperti

menyapa dan berbagi informasi,

dalam menggunakan cara yang

tepat untuk konteks sosial.

f. Kesulitan dalam mengeluarkan

suara sehingga mengganggu

kejelasan suara atau menghalangi

komunikasi pesan verbal

g. Penggulangan suara pada suku

kata

Page 7: Form Speech Delay

h. Perpanjangna suara pada

konsonan maupun vocal.

i. Pemutusan kata (misalnya, jeda

dalam kata).

j. Hambatan yang terdengar atau

tenang (ada atau tidaknya jeda

dalam berbicara).

k. Pemakaian kata-kata yang terlalu

banyak (substitusi kata untuk

menghindari kata-kata

bermasalah).

l. Menghasilkan kata-kata yang

berlebihan akibat ketegangan fisik

yang berlebihan.

m. Pengulangan seluruh kata yang

bersuku (misalnya, aku-aku-aku-

aku melihatnya).

n. Kelemahan dalam kemampuan

mengubah komunikasi untuk

mencocokkan konteks dengan

pendengar, seperti berbicara

secara berbeda di kelas daripada di

taman bermain, berbicara secara

berbeda kepada anak-anak

daripada orang dewasa, dan

Page 8: Form Speech Delay

menghindari penggunaan bahasa

yang terlalu formal.

o. Kesulitan dalam aturan berbicara

dan bercerita, seperti bergiliran

dalam berbicara, mengulang

ketika disalah pahamkan, dan

mengetahui bagaimana

menggunakan sinyal verbal dan

nonverbal untuk mengatur

interaksi berikut.

p. Kesulitan memahami apa yang

tidak dinyatakan secara eksplisit

(membuat kesimpulan) dan makna

nonliteral atau ambigu dari bahasa

(ungkapan, humor, kiasan,

beberapa makna yang bergantung

pada konteks untuk interpretasi).