form speech delay
DESCRIPTION
FORM SPEECH DELAYTRANSCRIPT
FORM SPEECH DELAY
A. Form Significant Others (Wawancara)
Penyebab Gangguan Hasil Wawancara
Lingkungan
a. Pada saat masih kecil , individu
jarang mendapatkan stimulasi
untuk berbicara.
b. Pada saat proses perkembangan,
individu tidak mendapatkan gizi
yang cukup (ASI atau makanan
yang sehat dalam menunjang
perkembangan individu)
c. Orang tua salah memberikan
teknik berbicara pada anak (cara
berkomunikasi kepada anak yang
salah).
d. Sikap orang tua atau orang lain di
lingkungan keluarga individu
yang selalu mengekspresikan
kemarahan atau sesuatu hal yang
membuat individu takut untuk
berbicara.
e. Orang tua yang memberikan
harapan yang berlebihan kepada
individu. Sehingga membuat
individu merasa tertekan.
f. Keluarga individu menggunakan 2
bahasa. Jadi di dalam keluarga
individu tidak hanya
menggunakan Bahasa Indonesia.
Gangguan Pendengaran
a. Terjadi infeksi saat ibu hamil
b. Individu mengalami gangguan
pendengaran karena faktor
genetik.
c. Ibu mengkonsumsi obat – obatan
saat hamil.
d. Individu berkali – kali mengalami
infeksi pada organ pendengaran.
Kelainan Organ Bicara
a. Individu memiliki lidah yang
pendek.
b. Individu memiliki kelainan gigi
dan mandibula (rahang bawah).
c. Individu memiliki kelainan pada
bibir (bibir
sumbing/palatoschizis).
d. Individu mengalami pergeseran
dinding hidung (deviasi sptum
nasal).
e. Individu memiliki kelainan laring
(adenoid).
Kelainan Pada Otak
a. Individu mengalami kelainan
neuromuskular, yang dimana
mempengaruhi kemampuan
menghisap, menelan, dan
mengunyah.
b. Kelainan sensori motor, yang
dimana mempengaruhi
kemampuan menghisap dan
menelan sehingga individu
mengalami gangguan artikulasi.
c. Serebral Palsi, yang berpengaruh
pada pernafasan dan makan.
Sehingga mengganggu artikulasi
bicara pada individu.
d. Kelainan Persepsi, yaitu individu
kesulitan membedakan suara,
mengenal bahasa, simbolisasi, dan
mengenal konsep.
Gangguan Lain
a. Individu masuk dalam kategori
Retardasi Mental atau Down
Sindrome.
Perkembangan
a. Pada usia 6 bulan anak tidak
mampu memalingkan mata serta
kepalanya terhadap suara yang
datang dari belakang atau
samping.
b. Pada usia 10 bulan anak tidak
memberi reaksi terhadap
panggilan namanya sendiri.
c. Pada usia 15 bulan tidak mengerti
dan memberi reaksi terhadap
kata-kata jangan, da-da, dan
sebagainya.
d. Pada usia 18 bulan tidak dapa
menyebut sepuluh kata tunggal,
contohnya kamu, kakak, adik, dll.
e. Pada usia 24 bulan tidak memberi
reaksi terhadap perintah (misalnya
duduk, kemari, berdiri).
f. Pada usia 24 bulan tidak bisa
menyebut bagian-bagian tubuh
g. Pada usia 24 bulan hanya
mempunyai perbendaharaan kata-
kata yang sangat sedikit/tidak
mempunyai kata-kata huruf z
pada frase.
h. Pada usia 24 bulan belum mampu
memisahkan ungkapan yang
terdiri dari 2 buah kata.
i. Pada usia 30 bulan ucapannya
tidak dapat dimengerti oleh
anggota keluarganya.
j. Pada usia 36 bulan belum dapat
menggunakan kalimat-kalimat
sederhana (misalnya kakak makan
bakso).
k. Pada usia 36 bulan tidak bisa
bertanya dengan menggunakan
kalimat tanya yang sederhana.
l. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal
untk menyebutkan kata akhir (ca
untuk cat, ba untuk ban, dll).
B. Form Subjek (Observasi)
Karakteristik Hasil Observasi
a. Pada saat individu berbicara
terjadi pengurangan kosa kata.
b. Individu memilki struktur kalimat
yang terbatas.
c. Individu terlihat sangat lemah
dalam percakapan.
d. Individu memiliki keterbatasan
dalam komunikasi.
e. Kurang berkomunikasi dalam
berinteraksi dalam sosial, seperti
menyapa dan berbagi informasi,
dalam menggunakan cara yang
tepat untuk konteks sosial.
f. Kesulitan dalam mengeluarkan
suara sehingga mengganggu
kejelasan suara atau menghalangi
komunikasi pesan verbal
g. Penggulangan suara pada suku
kata
h. Perpanjangna suara pada
konsonan maupun vocal.
i. Pemutusan kata (misalnya, jeda
dalam kata).
j. Hambatan yang terdengar atau
tenang (ada atau tidaknya jeda
dalam berbicara).
k. Pemakaian kata-kata yang terlalu
banyak (substitusi kata untuk
menghindari kata-kata
bermasalah).
l. Menghasilkan kata-kata yang
berlebihan akibat ketegangan fisik
yang berlebihan.
m. Pengulangan seluruh kata yang
bersuku (misalnya, aku-aku-aku-
aku melihatnya).
n. Kelemahan dalam kemampuan
mengubah komunikasi untuk
mencocokkan konteks dengan
pendengar, seperti berbicara
secara berbeda di kelas daripada di
taman bermain, berbicara secara
berbeda kepada anak-anak
daripada orang dewasa, dan
menghindari penggunaan bahasa
yang terlalu formal.
o. Kesulitan dalam aturan berbicara
dan bercerita, seperti bergiliran
dalam berbicara, mengulang
ketika disalah pahamkan, dan
mengetahui bagaimana
menggunakan sinyal verbal dan
nonverbal untuk mengatur
interaksi berikut.
p. Kesulitan memahami apa yang
tidak dinyatakan secara eksplisit
(membuat kesimpulan) dan makna
nonliteral atau ambigu dari bahasa
(ungkapan, humor, kiasan,
beberapa makna yang bergantung
pada konteks untuk interpretasi).