fome fix anggi dan agung pay

41
Bab III Hasil Kegiatan A. Identitas Keluarga a. Nama kepala keluarga : Sawira b. Alamat rumah : Jl.Teluk Bone, Gg. Blok M No. 30, Kelurahan Kota Karang – Bandar Lampung c. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No . Nama (Inisial) Kedudukan dalam keluarga L/P Umur (tahu n) Pendidika n Pekerjaan Ke t. 1. Alm. Sawira (Tn. Sw) Kepala keluarga L 73 Tidak Tamat SD - 2. Aisyah (Ny. A) Istri/ Ibu P 70 Tidak Tamat SD Ibu Rumah Tangga 3. Bpk. Sarip (Bpk. S) Suami dari Ibu L 43 SD Nelayan serabutan Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah 13

Upload: muhammad-agung-w

Post on 25-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FOME

TRANSCRIPT

Bab III

38

Bab IIIHasil Kegiatan

A. Identitas Keluargaa. Nama kepala keluarga: Sawirab. Alamat rumah: Jl.Teluk Bone, Gg. Blok M No. 30, Kelurahan Kota Karang Bandar Lampungc. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumahNo.Nama (Inisial)Kedudukan dalam keluargaL/PUmur (tahun)PendidikanPekerjaanKet.

1.Alm. Sawira (Tn. Sw)Kepala keluargaL73Tidak Tamat SD-

2.Aisyah (Ny. A)Istri/ IbuP70Tidak Tamat SDIbu Rumah Tangga

3.Bpk. Sarip (Bpk. S)Suami dari Ibu Wati / menantu L43 SDNelayan serabutan

4Edo (Bpk. Ed)Suami dari Ibu Een / menantuL35SDSupir Bajaj di Jakarta

5Wati(Ibu W)Anak dari Ny. A / Istri dari Bpk. SP29SDBuruh Cuci Pakaian

6Een (Ibu E)Anak dari Ny. A / Istri dari Bpk. EdP27SDBuruh Cuci Pakaian

7Salwa (Sl)Anak pertama dari Ibu W dan Bpk S P7Sedangkan melanjutkan pendidikan SD

8Rosdiana (Rs)Anak kedua dari Ibu W dan Bpk SP3Belum sekolah

9Rizki (Rz)Anak pertama dari Ibu E dan Bpk EdL4Belum sekolah

d. Bentuk keluarga : Keluarga majemuke. Siklus kehidupan keluarga : Keluarga orang tua usia pertengahan, Keluarga dengan bayi dan balita, Keluarga anak usia sekolah.

Gambar 1. Siklus Keluarga Alm. Tn. Sw

Keterangan : Tahap awal perkawinan (baru kawin, belum punya anak) Tahap keluarga dengan bayi (sampai umur 3 tahun) Rs Tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah (umur 4-6 tahun) Rz Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (umur > 6 13 tahun) Sl Tahap keluarga dengan anak usia remaja (umur > 13 20 tahun) Tahap keluarga dengan anak-anak meninggalkan keluarga (satu per satu) Tahap orang tua usia menengah Ny. A Tahap keluarga jompo / usia lanjut

f. Deskripsi mengenai identitas keluargaKeluarga binaan ini merupakan keluarga majemuk yang terdiri dari Kepala Keluarga / suami, Istri / Ibu, Anak, Menantu dan Cucu. Kepala keluarga bernama Tn. Sw, namun beliau sudah meninggal dunia pada umur 73 tahun, dengan pendidikan terakhir tidak tamat SD. Istrinya bernama Ny. A, umur 70 tahun dengan pendidikan terakhir tidak lulus SD dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Sedangkan menantu Ny. A yaitu suami dari Ibu W adalah Bpk. S, umur 43 tahun dengan pendidikan terakhir SD dan bekerja sebagai nelayan (serabutan/hanya waktu tertentu saja). Anak dari Ny. A dan Istri Bpk. S adalah Ibu W, umur 29 tahun dengan pendidikan terakhirnya adalah SD dan bekerja sebagai Buruh Cuci Pakaian. Sl dan Rs adalah anak dari Ibu W dan Bpk. S. Sl umur 7 tahun dan masih bersekolah SD kelas 1, sedangkan Rs belum bersekolah. Dan anak kedua Ny. A adalah Ibu E yang berumur 27 tahun dengan pendidikan terakhir adalah SD dan sekarang bekerja sebagai Buruh Cuci Pakaian. Dan Suami dari Ibu E adalah Bpk. Ed dengan umur 35 tahun, dengan pendidikan terakhirnya SD dan sekarang bekerja sebagai supir bajaj di Jakarta. Ibu E dan Bpk. Ed memiliki satu orang putra yaitu Rz yang berumur 4 tahun, dan saat ini belum bersekolah. Keluarga Tn. Sr tinggal di sebuah rumah di Jalan Teluk Bone, Gg. Blok M No. 30, Kelurahan Kota Karang , Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung.

B. Keadaan Rumaha. Gambar 1. denah bangunan rumah Tn. ZA :denah bangunan rumah Ny.A 5

3428 m

1

4 mKeterangan :1. Ruang Tamu dan Ruang Keluarga berada dalam satu ruangan dengan ukuran 3,5 m x 2 m = 7 m2 ( jendela 1 m x 1,6 m = 1,6 m2 dan 0,6 m x 0,8 m = 0,5 m2) < 20 %2. Kamar Ibu W memiliki ukuran 2 m x 2,5 m = 5 m2 ( tidak ada jendela )3. Kamar Ibu E memiliki ukuran 2 m x 2,5 m = 5 m2 ( dengan 1 jendela, namun ditutup dan tidak difungsikan lagi )4. Dapur dengan ukuran 2m x 3,5 m = 7 m2 (tidak terdapat jendela) dan dalam satu ruangan dengan kamar mandi5. Lorong belakang nyang terdapat pembuangan sampah dengan ukuan 4 m x 1 m = 4 m2. b. Jenis lantai :Semenc. Jenis atap:gentengd. Jenis dinding:Tembok dilapisi cat.e. Penerangan rumah:Secara umum penerangan dirumah pak tidak memenuhi standar rumah yang sehat.f. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur : Kamar tidur utama< 20%Kamar tidur I< 20%Perbandingan luas jendela/lantai di ruang keluarga < 20%Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tamu< 20%

g. Deskripsi mengenai keadaan rumah: Keluarga Tn. Sw tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 4m x 8m. terdiri atas 6 ruangan, yaitu 1 ruang keluarga yang sekaligus dijadikan ruang tamu, 2 kamar tidur, 1dapur yang bergabung dengan tempat mencuci piring, 1 kamar mandi yang dilengkapi dengan air pompa di dalamnya dan 1 tempat untuk beribadah. Perbandingan luas rumah dengan jumlah penghuni rumah adalah 8m2 / orang, perbandingan ini kurang sesuai dan tidak layak huni. Lantai rumah dilapisi semen

Atap rumah ditutupi genteng. Dinding rumah Pak tingginya sudah dalam bentuk tembok yang dilapisi cat. Terdapat 2 jendela di ruang tamu yang perbandingannya < 20% dengan lantai. Pada kamar tidur hanya terdapat satu pencahayaan dari atas atap yang diberi genteng penerang dan ruangan lainnya tidak terdapat jendela dan tidak terdapat ventilasi.

C. Keadaan KeluargaSebelum menikah Ny. A dengan Tn. Sw , Ny. A sudah pernah mengalami kegagalan rumah tangga sebanyak tiga kali pernikahan. Dan memiliki 5 orang anak dari hasil pernikahan terdahulu. Ny. A pada pernikahan pertama memiliki 1 orang anak, pernikahan kedua memiliki 2 orang anak, dan pada pernikahan ketiga juga memiliki 2 orang anak. Namun dari kelima anak dari pernikahan terdahulu, 2 orang anak diantaranya sudah meninggal dunia.Setalah Ny. A dan Tn. Sw Menikah, tidak melakukan perencanaan tentang jumlah anak, jenis kelamin anak yang diinginkan ataupun tentang jarak umur antar anak. Selisih usia antara anak keenam dan ketujuh adalah dua tahun. Dan anak yang tinggal bersama dirumah Tn. Sw dan Ny. A adalah Ibu W dan Ibu E serta menantu dan tiga orang cucu.

Anak keenam yaitu Ibu W dan Bpk. S memiliki 2 orang anak, yaitu Salwa dan Rosdiana. Saat ini Sl berusia 7 tahun dan R berusia 3tahun. Jarak umur antara anak pertama dengan anak kedua yaitu 4 tahun. Hal tersebut dikarenakan Ibu W mengikuti program KB. Jenis kontrasepsi yang digunakan adalah KB suntik yang rutin dilakukan selama 40 hari sekali. Dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam rumah tangga, Ibu W dan Bpk. S selalu mendiskusikan dan memutuskannya bersama-sama.

Saat ini Sl masih duduk dibangku Sekolah Dasar kelas 1. Dan memiliki berat badan 17 kg. Sedangkan R belom bersekolah, dan memiliki berat badan 12 kg. Keduanya mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Bpk. S sehari-hari bekerja sebagai nelayan. Namun beberapa pekan terakhir ini Bpk. S tidak memiliki pekerjaan tetap (serabutan), yang hasil perbulannya tidak tetap. Sedangkan Ibu W bekerja sebagai Buruh Cuci Pakaian yang memiliki penghasilan perbulannya sebesar Rp. 150.000/bulan. Namun saat ini Ibu W sedang menderita penyakit Typhoid. Hal ini terkait sudah 3 hari Ibu W dirawat di Rumah Sakit dan saat ini melakukan rawat jalan dirumah. Dan saat ini Ibu W masih mengkonsumsi Obat Mual (3x1), siobion untuk tambah darah (1x1), Antasid untuk magh (3x1), Novaflox sebagai antibiotic (2x1) dan Miravon untuk batuk (3x1). Dokter mengatakan bahwa kesehatan Ibu W sudah membaik, maka hanya dilakukan rawat jalan dan diberi obat tebusan.

Ibu E dan Bpk. Ed memiliki satu orang putra yang berusia 4 tahun yaitu Rz. Ibu E bekerja sebagai Buruh Cuci Pakaian dengan pendapatan perbulannya sebesar Rp. 150.000/bulan. Sedangkan Bpk. Ed bekerja sebagai Supir Bajaj dengan penghasilan yang tidak menentu.

Seluruh anggota keluarga Tn. Sw setiap hari ada di rumah dan bisa berkumpul dengan keluarga, oleh karena itu, hubungan antar keluarga bisa terbilang dekat.

Gambar 2. Hubungan antar anggota keluargaHubungan antara anggota keluargEd, 35 tahunW, 29 tahunE, 27 tahunS, 43 tahunA, 70 tahuna

Gambar 3. Gambar Family Map Keluarga Ny. Aisyaha. Keluarga yang serumah berkumpul setiap hari.b. Keputusan dalam keluarga berdasarkan diskusi antara ayah, ibu dan anak.

Genogram Keluarga Ny. A

Tn.SaNy.ATn. MNy.A Tn. ENy.A Tn. P Ny.A

Ny. E Tn.E Ny. W Tn. S Ny.K Tn.J Ny.San

X Riz Sal RostKeterangan : laki laki: perempuan : meninggal dunia (almarhum) : bercerai : pasien : tinggal satu rumah

D. Pemenuhan Kebutuhan Keluargaa. Kebutuhan ekonomi: terpenuhi hingga sekunder (televisi).b. Kebutuhan pendidikanKepala keluarga (Tn. Sw):Tidak Tamat SDIbu (Ny. A):Tidak Tamat SDMenantu (Bpk. S): Tamat SDAnak (Ibu W): Tamat SDMenantu (Bpk. Ed): Tamat SDAnak (Ibu E): Tamat SDCucu (Sl):1 SD ( Sedang bersekolah )Cucu (Rs):Belum BersekolahCucu (Rz):Belum Bersekolahc. Kebutuhan spiritualKegiatan ibadah dilakukan secara bebas oleh masing-masing anggota keluarga d. Kebutuhan kesehatanKeluarga Tn. Sw tidak punya perencanaan khusus dalam kesehatan. Hanya sebatas kuratif saja, yaitu pergi ke dokter ketika sakit.e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga :Pekerjaan Bpk. S sebagai nelayan serabutan memberikan penghasilan yang tidak menentu Rp 30.000 70.000 setiap harinya, ia pun bekerja ke laut jika cuaca sedang baik, angin tidak kencang dan tidak terang bulan, jika kondisi sebaliknya maka ia tidak bekerja. Dari penghasilan Ibu W seabagai Buruh Cuci Pakaian berkisarRp 150.000/bulan. Sedangkan keluarga Bpk. Ed dari hasil menggoes becak Bpk Ed tidak menentu perharinya berkisar Rp 7000 sd 20.000. Hal ini dianggap pas-pasan oleh mereka. Sedangkan Ibu E memiliki penghasilan sebesar Rp 150.000/bulan dari hasil Buruh Cuci Pakaian. Kegiatan ibadah dalam keluarga biasanya dilakukan masing-masing. Terkadang Ny. A sholat berjamaah di mesjid sekitar rumah. Sedangkan Ibu W dan Bpk. S serta Ibu E dan Bpk. Ed lebih sering solat di rumah.

Keluarga alm Tn. Sw tidak punya perencanaan khusus dalam kesehatan. Hanya sebatas kuratif saja, yaitu pergi ke dokter ketika sakit.E. Gaya Hidup Keluargaa. Kebiasaan makan dalam keluargaa.1. Sumber: makanan disiapkan dan dihidangkan di rumaha.2. Jenis: seimbang antara sumber energi, protein, dan seratMisalnya, nasi, ikan, dan sayur bening.a.3 Jumlah: sesuai dengan kebutuhan kalori keluargab. Kebiasaan berolahraga:Tidak ada kegiatan olahraga rutin yang dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga. Dan di sekitar rumah pun tidak ada kegiatan yang mendukung untuk melakukan olahraga.c. Kebiasaan minum alkohol: Saat ini tidak ada anggota keluarga yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Namun Bpk S adalah pengkonsumsi alcohol sebelum menikah dengan Ibu W.d. Kebiasaan merokok : Bpk S dan Bpk Ed adalah pengkonsumsi rokok menghabiskan satu bungkus setiap harinya. e. Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga : Sebagai ibu rumah tangga yang baik Ibu W dan Ibu E lebih sering menyiapkan sendiri makanan untuk keluarganya walaupun seringkali menunya apa adanya (nasi, sayur dan lauk/tempe/ikan asin dll), dan kedua kaka adik ini (Ibu W dan Ibu E) jarang membeli makanan jadi. Tetapi beberapa anggota keluarga ini pola sarapan paginya tidak baik walaupun telah siap menu nasi goreng atau nasi uduk untuk sarapan. Keluarga ini juga tidak memiliki kebiasaan berolah raga setiap minggunya, tapi dilihat dari postur tubuh, kebutuhan kalori setiap anggota keluarga sesuai.Saat ini tidak ada kebiasaan minum alkohol dan Bpk S dan Bpk Ed yang merokok pada keluarga ini.F. Lingkungan Hidup Keluargaa. Lingkungan perumahan keluargaa.1. Lingkungan perumahan keluarga :bukan area huniana.2. Higine lingkungan rumah :bersih namun tidak teratur, tapi kurang bersih karena berdebu.a.3. Keamanan lingkungan rumah:amana.4. Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah adalah : debu dan bising

b. Lingkungan pekerjaan anggota keluarga :b.1.Jenis pekerjaan : Ny. A: Ibu Rumah Tangga (sudah lanjut usia)Bpk. S : NelayanBpk. Ed: Tukang BajajIbu W : Tukang cuci Ibu Ed: Tukang cucib.2. Resiko pekerjaan yang dapat terjadi di lingkungan pekerjaan :Nelayan : Kecelakaan kerja Pajanan sinar UV Pajanan anginTukang Becak : Kecelakaan kerja Pajanan sinar UVTukang Cuci : Dermatitis kontak alergib.3. Paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaanNelayan : Angin Bising mesin perahu Gelombang laut UV A dan UV B

Tukang Becak : Debu UV A dan UV BTukang Cuci : Detergenc. Lingkungan sosial keluarga :c.1. Keluarga menjadi anggota perkumpulan socialNy. A mengikuti kegiatan pengajian yang biasanya dilaksanakan seminggu 4 kali, yaitu pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.c.2.Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya Dihormati sewajarnya.c.3. Paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan socialTidak ada paparan stress yang berarti di lingkungan sosial Tn. Sw dan keluarga.d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluargaKeluarga Tn. Sw tinggal di sebuah rumah di dalam gang yang cukup jauh dari jalan besar. Lingkungan rumah cukup teratur namun kurang bersih karena paparan debu dan kebisingan serta tingkat keamanan disana cukup baik.

Lingkungan pekerjaan Bpk S sebagai nelayan memungkinkan Bpk S mendapat risiko pekerjaan berupa kecelakaan kerja. Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan Tn. ZA adalah debu, bising, gelombang, angin, UV A dan UV B.

Lingkungan pekerjaan Bpk Ed sebagai tukang becak memungkinkan Bpk Ed mendapat risiko pekerjaan berupa kecelakaan kerja. Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan Bpk JW adalah debu, angin, UV A dan UV B.

Lingkungan pekerjaan Ibu W dan Ibu E sebagai tukang cuci memungkinkan Ibu W dan Ibu E mendapat risiko pekerjaan berupa kecelakaan kerja. Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan Ibu W dan Ibu E adalah bubuk detergen.

Dilingkungan hanya Ny. A yang sering mengikuti kegiatan pengajian yang biasanya dilaksanakan seminggu 4 kali, yaitu pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu. Ibu W dan Ibu E jarang melakukan aktifitas ini dikarenakan masih memiliki anak balita yang susah untuk ditinggal pergi pada malam hari.G. Resiko/ Maslah Kesehatan Keluargaa.Resiko/ masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga :

tidak ada masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga ini.b.Resiko/ masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah :

Jendela dengan perbandingan < 20 % di ruang tamu dan ruang keluarga Tidak ada jendela di ruang tidur dan dapur Pintu selalu terbuka lebar sehingga debu mudah masukc.Resiko/ masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga : Kurang terpenuhinya kebutuhan gizi anak Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembangan masih kurang baik

d.Resiko/ masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga : Pemenuhan kebutuhan keluarga : hingga sekunder Kebutuhan pendidikan: Tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 tahun pada Ny. A , Ibu W dan Bpk S, serta Ibu E dan Bpk Ed. Ibu W dan Bpk S, serta Ibu E dan Bpk Ed hanya sampai pendidikan Sekolah Dasar. Sl sedang menempuh pendidikan sekolah dasar. Rs dan Rz belum menempuh pendidikan / belum bersekolah.e.Resiko/ masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup keluarga : Tidak adanya kegiatan olahraga rutin keluarga, mungkin dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, atau hiperkolesterol.

f.Resiko/ masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup keluarga: Terjadi stress secara psikologis karena air yang digunakan sehari-hari belum layak konsumsi, sehingga keluarga Alm. Tn. Sw masih membeli air pam ditetangga. Lingkungan hidup di dekat bantaran yang panas karena terik matahari dan paparan debu yang banyak dapat berpotensi menimbulkan beberapa gangguan kesehatan.

g.Masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan pada tanggal 6 April 2014 sampai 10 April 2014 di rumah keluarga Tn. Sw, berikut identifikasi masalah kesehatan yang berhasil kami simpulkan: Pola makan Ibu W yang tidak teratur sehingga BB Ibu W tidak ideal Keadaan jendela yang tidak memenuhi standar rumah yang sehat Tidak adanya kegiatan olahraga rutin keluarga, mungkin dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, atau hiperkolesterol. Pola health care dan sick care yang kurang baik Paparan debu yang terjadi di lingkungan rumahh.Urutan Masalah berdasarkan Prioritas Pola makan Ibu W yang kurang teratur Paparan debu yang terjadi di lingkungan rumah Pola health care dan sick care yang kurang baik Tidak adanya kegiatan olahraga rutin keluarga, mungkin dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, atau hiperkolesterol. Keadaan jendela yang tidak memenuhi standar rumah yang sehat

i.Alasan Memilih Prioritas Masalah Setelah mendapatkan data data lengkap dari keluarga Alm. Tn Sw dan melakukan diskusi dengan dosen pembimbing, akhirnya kami memilih konsumsi makanan bergizi seimbang, pola hidup bersih dan sehat sebagai prioritas utama kami dalam melakukan intervensi dengan keluarga Alm Tn Sw Beberapa alasan mengapa masalah ini kami jadikan sebagai prioritas adalah sebagai berikut :i. Karena sasaran kegiatan dari masalah ini adalah Ibu W yang masih melakukan rawat jalan pengobatan terkait sakit Typhoid dan selalu ada di rumah ketika kami kunjungan dan relative lebih dapat ditemui.ii. Karena dengan memberikan penyuluhan menegenai gizi seimbang dan pola hidup bersih diharapkan dapat mencegah atau memperbaiki keterlambatan pertumbuhan anak akibat kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat

Bab IVPembahasan1. Masalah yang diintervensiPada kesempatan intervensi di keluarga Tn. Sw ini kami memilih judul intervensi yaitu berjudul Penyuluhan Pola Hidup Bersih Guna Menstabilisasikan Gizi Seimbang. Hal ini terkait dengan informasi yang kami dapatkan dari hasil wawancara kami dengan Ibu W. Kami juga berkesempatan menimbang BB Ibu W yang ternyata hasilnya 37 kg diusianya 29 tahun. Kami telah melakukan food recall pada kunjungan pertama dan kedua dan hasilnya adalah tidak mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup dikarenakan terkait penghasilan yang terbilang kurang.

2. Rencana IntervensiTabel 2. Rencana IntervensiTujuan KegiatanMateri KegiatanCara PembinaanSasaran IndividuTahap IntervensiHasil Intervensi

1. Meningkatkan pengetahuan mengenai gizi seimbang pada Ibu W sehingga dapat diterapkan serta melakukan pola hidup bersihuntuk keluarga Alm. Tn Sw agar pengetahuan tentang hidup bersih lebih baik lagi guna menghindari keluarga tersebut dari penyakit.Penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Gizi Seimbang-Edukasi kepada Ibu W dan Ibu E serta Ny. A- Motivasi kepada Ibu W dan Ibu E serta Ny. A

kepada Ibu W dan Ibu E serta Ny. A

1.pretest2.intervensi menggunakan media poster, jam dinding, dan kertas balik dilakukan selama 1 jam dihadiri oleH Ibu W dan Ibu E serta Ny. A serta Bpk S dan Bpk Ed., intervensi diawali dengan penjelasan mengenai pola hidup bersih dan sehat serta gizi seimbang dan diakhiri dengan tanya jawab

-Peningkatan pengetahuan dengan meningkatnya nilai postest

3. Pelaksanaan Intervensi

Intervensi dilakukan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 tepatnya pada pukul 14.00 WIB s.d pukul 15.00 WIB. Kami melakukan intervensi dengan menggunakan media intervensi berupa:a. Banner berukuran poster yang berisi piramida makanan bergizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat (cuci tangan WHO, serta penyuluhan terkait rokok).b. Media cetak berupa kertas A4 yang telah di laminating berisi tentang beberapa menu makanan serta pola hidup bersih dan sehat yang bervariasi setiap harinya selama seminggu beserta lembaran yang harus diisi oleh Ny. NJH berdasarkan menu makanan yang dikonsumsi oleh keluarga Alm. Tn Sw ( food recall selama 3 hari ).c. Jam dinding dengan gambar makanan bergizi yang berfungsi sebagai pengingat.d. Gambar cara cuci tangan yang baik menurut WHO yang telah di laminating berfungsi sebagai pengingat.

Intervensi diawali dengan penjelasan mengenai gizi seimbang, definisi gizi seimbang, zat-zat apa saja yang diperlukan tubuh untuk menunjang aktivitas dengan media poster, serta saran menu yang sudah kami susun berdasarkan menu yang seimbang untuk Ibu W sesuai dengan usia dan BB nya menggunakan media kertas balik. Saran menu tersebut kami susun secara bervariasi dan meliputi zat energi, zat pengatur dan zat pembangun serta minum air mineral 8 gelas perhari. Kemudian untuk mengingatkan Ibu W dan Ibu E dalam hal waktu makan dan waktu makan selingan kami menjelaskan menggunakan media jam dinding yang telah dilengkapi gambar menu.

Serta bahaya dari rokok dan pola hidup bersih dan sehat yag nantinya menggunakan media kertas balik. Dan kami mengajarkan langkah-langkah cuci tangan yang baik. Kami menggunakan media kertas yang telah di laminating dan ditempel di kamar mandi untuk mengingatkan pola hidup bersih dan sehat serta bahaya asap rokok untuk diri sendiri danlingkungan sekitar.

Saat kami menjelaskan, kepada Ibu W dan Ibu E serta Ny. A mendapatkan respon positif dan beberapa kali memberikan komentar sebagai respon yang baik darinya. Intervensi ini di akhiri dengan tanya jawab dan komentar seputar penjelasan mengenai gizi yang seimbang dan bahaya rokok serta pola hidup bersih dan sehat. Keluarga Alm. Tn Sw berkomentar bahwasannya ia sangat berterimakasih atas penyuluhan ini dan akan berusaha memperbaiki asupan gizi untuk dirinya dan anak-anaknya. Ibu W dan Ibu E sangat bersedia mengisi table food recall yang telah kami siapkan unuk diisi pada 3 hari ke depan. Semua pertanyaan tersebut telah kami jawab dan keluarga Alm. Tn Sw cukup mengerti dengan penjelasan kami.

4. . Hasil Intervensi

Pada tanggal 17 April 2014 kami melakukan evaluasi ke rumah Alm. Tn Sw. Intervensi yang kami lakukan mendapatkan tanggapan yang cukup baik dari keluarga tersebut. Hal ini bisa dilihat dari keterangan Ibu W bahwa Sl dan Rs serta Ibu E dan Rz menuruti kata-kata ibunya untuk tidak membeli makanan yang tidak bergizi sperti ciki dan permen. Selain itu, pada lembar buku yang kami berikan, sudah dituliskan makanan sehari-hari yang telah dikonsumsi Sl, Rs dan Rz selama 3 hari. Makanan tersebut sudah mengandung gizi yang seimbang (lembar terlampir). Dan Ibu W dan Ibu E telah menuliskan daftar makanan yang telah dikonsumsi Sl, Rs dan Rz yang telah mengalami perbaikan . Selain itu juga telah terjadi perubahan pengetahuan dari 60 % - 80 %. ( pretest postest terlampir)

Dan juga keluarga alm Tn Sw yaitu Ny. A, Bpk S dan Ibu W serta Bpk Ed dan Ibu E telah melakukan pola hidup bersih dan sehat serta telah mengerti bahaya rokok.

Tabel 3. Hasil evaluasiPerubahanBerubah/ TidakKeterangan

1. Peningkatan pengetahuan mengenai gizi seimbang2. Perubahan food recall menjadi menu yang seimbang3. Pemahaman tentang pola hidup bersih dan sehat 4. Pemahaman tentang bahaya rokokBerubah

Berubah

Berubah

Berubah Nilai pretest 60Nilai postest 70

Tercantum pada tabel 4 dan 5

Nilai pretest 60Nilai postest 80

Nilai pretest 60Nilai postest 70

Tabel 4. Food recall sebelum IntervensiWaktuDaftar Makanan

PagiSiangSoreKetan/ , air mineralJajan ciki permenMie, air putih

Tabel 5. Food recall setelah intervensiWaktuDaftar Makanan

PagiSelinganSiang

SelinganMalamNasi uduk, tempe bacem, air mineralTempe goring, air mineralNasi, sayur, mie goring, tempe tahu goreng, air mineralBiskuit, air mineralNasi goreng, air mineral

Bab V. Penutup

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan Keluarga Binaan di keluarga Alm Tn Sw adalah sebagai berikut:a. Resiko kesehatan keluarga yang ada di keluarga :- Pola makan yang tidak teratur- Paparan debu yang terjadi di lingkungan rumah - Pola health care dan sick care yang kurang baik- Tidak adanya kegiatan olahraga rutin keluarga, mungkin dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, atau hiperkolesterol.- Keadaan jendela yang tidak memenuhi standar rumah yang sehat

b. Faktor- faktor yang dapat memicu timbulnya resiko penyakit dalam keluarga Keadaan rumah yang kurang penyinaran cahaya Gaya hidup yang kurang baik, misalnya: pola makan yang tidak teratur, tidak berolah raga. Perekonomian keluarga. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan psikis keluarga yang dapat berdampak pada kesehatan keluarga Lingkungan sekitar rumah yang padat penduduk dan berdebu

c. Pelayanan kesehatan setempat yang dapat dijangkau oleh keluarga binaan adalah puskesmas.d. Pada saat intervensi kami sangat mendapat respon yang baik dari Ny. A, Bpk S dan Ibu W serta kedua anaknya yaitu Sl dan Rs, serta Bpk E dan Ibu E dan anaknya Rz.e. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan dan perbaikan pada food recall, PHBS, Bahaya Rokok.

B. Saran

1. Dalam melakukan kegiatan Keluarga Binaan ini, mahasiswa harus mampu menciptakan komunikasi yang baik dengan Keluarga Binaannya dengan cara sering berkunjung ke rumah Keluarga Binaannya. Hal ini berguna untuk menciptakan kepercayaan informasi yang telah diberikan mahasiswa untuk Keluarga Binaan. 2. Keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di dalam keluarga melalui informasi tentang kesehatan yang telah disampaikan oleh mahasiswa3. Keluarga diharapkan mampu mencegah faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di dalam keluarga melalui informasi tentang kesehatan yang telah disampaikan oleh mahasiswa4. Keluarga diharapkan mampu menanggulangi secara dini faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di dalam keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anne Lies Ranti Santoso Soegeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan IDI. Jakarta.

Dahuri, R.,J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta.

Islamy dan Larasati. 2011. Buku Panduan FOME. FK Unila. Bandar Lampung.

Kusnadi. 2006. Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Bandung : Humaniora

Suhardjo., 1989. Perencanaan Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

BPN (Badan Pertanahan Nasional) Bandar Lampung. 1998. Peta Penggunaan Tanah Bandar Lampung. Bandar Lampung.