fix makalah field study gus

Upload: geulissaddini

Post on 03-Mar-2016

82 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Rumah adalah kebutuhan primer bagi setiap individu dan keluarga. Rumah memberikan manfaat baik fisik dan non-fisik. Dari segi fisik berkaitan pada kesehatan para penghuni rumah dan segi non fisik terlihat dari segi psikologik. Terdapat beberapa komponen pada rumah yang dapat mempengaruhi keadaan penghuni rumah tsb. Antara lain, bangunan berupa atap, langit-langit, dinding, lantai, jendela, pintu, halaman rumah, luas ruangan, ventilasi dsb. Selain itu terdapat peninjauan tidak langsung berupa pengamatan terhadap perilaku penghuni rumah,disebut sebagai perilaku hidup bersih dan sehat.

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga hal ini tertera dalam UU RI No. 4 Tahun 1992. Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu (WHO). Dalam penilaian Keputusan Menteri Kesehatan rumah sehat terdapat parameter rumah yang dinilai, meliputi 3 (tiga) kelompok komponen penilaian, yaitu: kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi dan kelompok perilaku penghuni (Kepmenkes). Dengan demikian dapat dikatakan bahwarumah sehatadalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.

Menurut definisi rumah diatas, dikaitkan dengan kesehatan. Kesehatan merupakan kebutuhan sekaligus pencapaian dalam kehidupan yang berlangsung di sebuah keluarga . Visi pembangunan kesehatan saat ini adalah Indonesia sehat 2014 untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan. Visi ini dituangkan kedalam empat misi salah satunya adalah meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani

Pembangunan kesehatan tersebut diwujudkan dengan menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat

Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang hendak dicapai telah ditentukan sebesar 80%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010, presentase rumah sehat secara nasional hanya sekitar 24,9%. (Riset Kesehatan Dasar) Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada tahun 2014. Hal ini membuat penulis untuk melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program survei di sebuah kampung didaerah Depok, untuk meninjau lebih jauh terhadap kehidupan masyarakat sekitar yang dipengaruhi status ekonomi, status keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Rumah Sehat dan apa saja komponen sehingga rumah bisa disebut rumah sehat ?

2. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?

3. Apa saja Kriteria komponen dari rumah sehat meliputi

a. Jendela

b. Ventilasi

c. Dinding

d. Langit-langit

e. Atap

f. Luas ruangan

4. Bagaiamana menentukan keadaan sanitasi rumah terhadap rumah warga ?

5. Bagaiaman menentukan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap warga ?

6. Bagaimana menentukan perilaku penghuni terhadap pengetahuan hidup bersih dan sehat ? 1.3Tujuan Penelitian

Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga, perilaku keluarga dan kondisi bangunan rumah terhadap Penilaian Rumah Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Khusus

1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan penilaian karakteristik keluarga terhadap aspek rumah sehat.2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan penilaian sikap keluarga terhadap aspek rumah sehat.3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan penilaian perilaku keluarga terhadap aspek rumah sehat.4. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan penilaian terhadap kondisi bangunan dan melihat hasil presentasenya.5. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan penilaian terhadap sarana sanitasi dan melihat hasil presentasenya.6. Mengidentifikasi penilaian terhadap perilaku hidup besih dan sehat berdasarkan indikatornya. 1.4

Manfaat

1. Bagi mahasiswa/iSebagai Sebagai proses dalam menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang rumah yang sehat.2. Bagi masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya memiliki rumah yang sehat dan bagaimana kriteria rumah yang dikatakan sehat sehingga masyarakat mampu mengupayakan agar tempat tinggal mereka termasuk rumah yang sehat.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah

2.1.1 Pengertian Rumah

Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial (Mukono, 2000).

Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosia

Menurut Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1992 menjelaskan bahwa rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempa ttinggal dan sarana pembinaan keluarga. Menurut WHO (2004), rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu

Menurut Dinas Perumahan dan Pemukiman RI (2008), rumah adalah rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Menurut WHO (2004), rumah sehat dapat diartikan rumah berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, sosial.2.1.2 Standar Rumah Sehat

Menurut Depkes RI (2002), ada beberapa prinsip standar rumah sehat. Prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian :

1. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas :

a) Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan.

b) Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi udara rumah, polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian pada pnggunaan rumah sebagai tempat bekerja.

c) Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi.

2. Berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan terdiri atas :

a) Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai saluran media dan kampanye.

b) Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial.

c) Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan kerjasama intersektoral dalam manajemn dan perencanaan pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar rumah, disain, dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus menerus.d) Pendidikan pada masyarakat profesional, petugas kesehatan, perencanaan dan penentuan kebijakan akan pengadaan dan penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan.e) Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kgiatan mandiri diantara keluarga dan perkampungan.

Menurut Depkes RI (2002), indikator rumah yang dinilai adalah komponen rumah yang terdiri dari : langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan rumah dan halaman.

2.1.3 Komponen Rumah

1. Lantai

Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan, yang terdiri dari:

1. Lantai anah stabilitas

Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur, seperti tanah tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegah masuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah.

2. Lantai papan

Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang perlu diperhatikan

dalam pemasanan lantai adalah :

a. Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran air yang baik.b. Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain,sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah.c. Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.

3. Lantai ubinLantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan

karena : Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat

mudah dirusak rayap.

2. DindingAdapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya.b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurangkurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut.c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.d. Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.

3. Langit langit

Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit yang tujuannya antara lain:a. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih.b. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap.c. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.

Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah:

a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap.

b. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan konstruksi

bebas tikus.

c. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai

d. Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah 2,40 m,dan ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75m

e. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang kurangnya sampai 2,40 m.

4. Atap

Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tida disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan ata adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhada panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang memenuh persyaratan sebagai berikut:

a. Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeserb. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng gelombang atau asbes semen gelombang. Pada bidang atap miring mendaki paling banyak digunakan penutup/atap genteng karena harga rumah dan cukup awet.

5. Pembagian Ruangan

Adapun syarat-syarat pembagian ruanganyang baik adalah sebagai berikut :

a) Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala keluarga (suami istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, terutama anak-anak yang sudah dewasa.b) Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin kebebasan dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi.c) Tersedianya jumlah kamar/ruangan kediaman yang cukup dengan luas lantai sekurang-kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kgiatan kehidupan.d) Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak boleh kurang dari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 bila digunakan 2 orang, dalam hal ini harus dipisah.A. Dapur Luas dapur minimal 14 m2 dan lebar minimal 1,5 m2. Bila penghuni tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh kurang dari 3 m2. Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat masak, tempat cuci peralatan dan air bersih. Didapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan. Atau makanan yang siap disajikan yang dapat mencegah pengotoran makanan oleh lalat, debu dan lain-lain dan mencegah sinar matahari langsung.B. Kamar Mandi dan jamban keluargaSetiap kamar mandi dan jamban paling sedikit salah satu dari dindingnya yang berlubang ventilasi berhubungan dengan udara luar. Bila tidak harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi dan jamban tersebut, sehingga tidak mengotori ruangan lain. Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya. Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7 orang bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi6. Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh buruk itu ialah

a) Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.

b) Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia.

c) Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia.

d) Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia.

e) kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit pernafasan manusia. Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan

Kualitas udara

Suhu udara nyaman, antara 18 30 oC;

Kelembaban udara, antara 40 70 %;

Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;

Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;

Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;

Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.

Agar dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih banyak jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas dari rintangan-rintangan, jumlah luas bersih jendela/lubang itu harus sekurang-kurangnya sama 1/10 dari luas lantai ruangan, dan setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas kearah atas sampai setinggi minimal 1,95 diatas permukaan lantai. Diberi lubang hawa atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit (ceiling) yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang bersangkutan. Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit bergua sekali untuk mengluarkan udara panas dibagian atas dalam ruangan tersebut

Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai pedoman yang umum dan untuk daerah tertentu, harus disesuaikan dengan keadaan iklim daerah tersebut. Untuk daerah pengunungan yang berhawa dingin dan banyak angin, maka luas jendela/lubang angin dapat dikurangi sampai dengan 1/20 dari luas ruangan. Sedangkan untuk daerah pantai laut dan daerah rendah yang berhawa panas dan basah, maka jumlah luas bersih jendela, lubang angin harus diperbesar dan dapat mncapai 1/5 dari luas lantai ruangan.

Kelembaban Mengacu padajumlah partikel air(dengan kata lain,uap air)yang ada di udara. Udara memiliki kapasitas tertentu untuk menahan partikel-partikel air yang sering bervariasi dengan suhu sekitarnya. Saat cuaca berawan, musim panas atau hujan, akan ada kelembaban yang tinggi di udara. Anda juga mungkin merasa berkeringat dan lebih panas daripada biasanya, sebagai uap air di udara telah mencapai tingkat kejenuhan. Demikian pula, ketika suhu turun selama musim dingin, udara menjadi kering. Tingkat kelembaban rendah juga dapat terjadi di tempat-tempat yang sangat panas dimana tidak ada hujan selama berbulan-bulan.Pengaruh Tingkat Kelembaban Tinggi

Jika tingkat kelembaban relatif yang tinggi baik karena kondisi eksternal, seperti suhu udara terbuka atau faktor manusia, udara akan membawa lebih banyak uap air yang dapat mengakibatkan kondisi seperti embun pada permukaan yang dingin, menyebabkan kelembaban di sekitar kita.Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding, jendela dan pintu, permukaan ini mengundang berkembang-biaknya jamur dan lumut yang menjadi sumber berbagai masalah kesehatan kita. Jamur, bersama dengan tungau dan debu sering menyebabkan masalah pernapasan sepertiasma, alergi dan batuk. Mikroorganisme tersebut juga dapat tumbuh di pakaian dalam kondisi basah. Seperti udara sekitarnya yang kaya dengan uap air, tubuh anda mungkin keringat mengucur deras dan anda mungkin mengalami kegerahan bahkan selama cuaca berawan. Kelembaban juga dapat menyebabkan dinding kertas atau lukisan menjadi lepek, atau bahkan menyebabkan dinding plester yang baru dikerjakan mengalami retak. Tingkat kelembaban tinggi di rumah kita dapat menyebabkan pintu kayu atau jendela memuai atau melebar sehingga tidak sesuai dengan ukuran kusen.Pengaruh Tingkat Kelembaban RendahKetika kelembaban turun di bawah tingkat kenyamanan, anda mungkin akan mengalami udara kering dan juga mungkin merasakan dingin yang tidak menyenangkan selama musim dingin. Seperti udara lembab yang sangat tinggi, udara kering juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang terkait sepertikulit kering, bibir pecah-pecah, dan lain-lain. Ketika Anda bernafas dalam udara dingin dan sangat kering, anda juga mungkin mengalamikesulitan bernafas atau mendapatkan sakit tenggorokanselama pagi dan malam hari di saat musim angin.Tidak seperti tingkat kelembaban tinggi, udara kering tidak berpengaruh begitu banyak pada alat-alat rumah tangga. Akan tetapi furnitur seperti pintu, jendela biasanya menciut akibat kekeringan ekstrim udara di sekitarnya.

7. Pencahayaan

Menurut Sanropie, dkk (1989) dalam Mukono (2000) bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan didalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.

a) Pencahayaan alam

Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalaui jendela, celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya alam\

yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur mnurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik atau tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :

a. Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil.

b. Cukup, bila samar-samar membaca huruf kecil.

c. Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca.

d. Buruk, bila sukar membaca huruf besar.

Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukanoleh letak dan lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila luasjendela melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap

b) Pencahayaan buatan

Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada penerangan yang relatif rendah mampu menghasilkan cahaya yang baik bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar.

Untuk penerangan malam hari alam ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja, penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar

2.2 Sarana Sanitasi

Dari sudut pandang sanitasi, yang penting diperhatikan adalah jarak perpindahan maksimum dari bahan pencemar dan kenyataan bahwa arah perpindahan selalu searah dengan arah aliran air tanah. Dalam penempatan sumur, harus diingat bahwa air yang berada dalam lingkaran pengaruh sumur mengalir menuju sumur tersebut. Tidak boleh ada bagian daerah kontaminasi kimiawi ataupun bakteriologis yang berada dalam jarak jangkau lingkaran pengaruh sumur2.2.1 Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan air minum (Dep Kes RI,2002).

Tindakan pencegahan pencemaran sumur gali oleh baktericoliform, yang harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan cubluk (kakus), lubang galian sampah, lubang galian untuk airlimbah(cesspool; seepage pit)dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak ini tergantung pada keadaan tanah dan kemiringan tanah. Pada umumnya dapat dikatakan jarak yang aman tidak kurang dari 10 meter dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah tempat-tempat sumber pengotoran seperti yang disebutkan di atas Sedangkan menurut Chandra Sumur harus berjarak minimal 15 meter dan terletak lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah dan sebagainya.

Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 tentang Spesifikasi Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih, bahwa jarak horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (bidang resapan/tangkiseptic tank) lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal terhadap perumahan adalah lebih dari 50 meter.

Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.

b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air,yaitu

dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur

c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin. Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah sama pada tiap negara. Pada umumnya dapat dikatakan dinegara-negara yang sudah maju.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah, sumur, air tanah dangkal, sumur artetis atau air tanah dalam. Air bersih ini termasuk golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No. 1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK

Pedoman Kualitas Air Tahun 2000/2001, dapat dibedakan ke dalam 5 kategori sebagai berikut:

1. Air bersih kelas A ketegori baik mengandung total koliform kurang dari 50

2. Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung koliform 51-100

3. Air bersih kelas C kategori jelek mengandung koliform 101-1000

4. Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung koliform 1001-2400

5. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung koliform lebih 2400

2.2.2 Penggunaan Jamban

Jarak Aman Lubang Kakus dengan Sumber Air Bersih Jarak aman antara Lubang Kakus dengan Sumber Air Minum dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah.Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya terbentuk dari tanah liat.Faktor Meteorologi : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus.Jenismikroorganisme: Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan.Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur.Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah

Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak tanpa memenuhi persyaratan. Tujuan dilakukannya pembuangan tinja secara saniter adalah untuk menampung serta mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja dengan manusia, dan dapat dicegah terjadinya penularan faecal borne diseases dari penderita kepada orang yang sehat, maupun pencemaran lingkungan pada umumnya.

Adapun persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat kesehatan adalah:

a. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan.b. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke mata air atau\ sumur.c. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan.d. Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman.e. Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin.f. Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.g. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunan dan

penyelenggaraannya.Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut : (Depkes RI, 2002).

a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampungan berjarak 10 15 meter dari sumber air minumb. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamak oleh serangga maupun tikus.c. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok agar tidak mencemari tanah disekitarnya.d. Mudah dibersihkan dan aman penggunaanya.e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.f. Cukup penerangan.g. Lantai kedap air.h. Ventilasi cukup baiki. Tersedia air dan alat pembersih

Cara pembuangan tinja yang dianjurkan dari aspek kesehatan lingkungan,

antara lain:

a. Kakus Cubluk (pit privy)

b. Kakus cair (agua privy)

c. Kakus leher angsa atau angsa trine

Menurut Notoatmodjo (2003), yang dimaksud dengan jamban adalah suatu bangunan yang diperlukan untuk membuang tinja atau kotoran manusia. Ada tiga kelompok teknik pembuangan tinja dengan sistem jamban, yaitu:

1. Tehnik yang menggunakan jamban tipe utama

a. Jamban cubluk (pit privy) ialah jamban yang terdiri dari lubang tanah yang digali dengan tangan, dilengkapi dengan lantai tempat jongkok, dan dibuat rumah jamban di atasnya. Lubang berfungsi untuk mengisolasi dan menyimpan tinja manusia sedemikian rupa sehingga bakteri yang berbahaya\ tidak dapat berpindah ke inang yang baru.

b. Jamban air (agua privy) ialah jamban yang terdiri dari sebuah tangki berisi air, di dalamnya terdapat pipa pemasukan tinja yang tergantung pada lantai jamban. Tinja dan air seni jatuh melalui pipa pemasukan ke dalam tangki dan mengalami dekomposisi anaerobik.

c. Jamban leher angsa (angsa trine) atau jamban tuang siram yang menggunakan sekat air ialah Jamban yang terdiri dari lantai beton yang dilengkapi leher angsa, dan dapat langsung dipasang diatas lubang galian, lubang hasil\ pengeboran, atau tangki pembusukan. Dengan adanya sekat air pada leher angsa, lalat tidak dapat mencapai bahan yang terdapat pada lubang jamban dan bau tidak dapat keluar dari lubang itu.

2. Tehnik yang menggunakan jamban tipe yang kurang dianjurkan

a. Jamban bor (bored-hole latrin) merupakan variasi dari jamban cubluk yanglubangnya dibuat dengan cara dibor. Lubangnya mempunyai penampang melintang yang lebih kecil, dengan diameter sama dengan diameter mata bor yang digunakan dan lebih dalam.

b. Jamban keranjang (bucket latrine), atau jamban kotak, atau kaleng yaitu tinja ditampung sementara kemudian dibuang ketempat pembuangan. Penggunaan jamban keranjang memungkinkan penanganan tinja segar, akibatnya menarik lalat dalam jumlah besar, selalu ada bahaya terjadinya pencemaran tanah, air permukaan, air tanah, menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak sedap.

c. Jamban parit (trench latrine) yaitu Jamban dengan lubang diatas tanah, biasanya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 30 x 30 cm dan kedalaman40 cm. Tanah galian ditumpuk disekitar lubang dan dimanfaatkan untukmenutup tinja yang telah dibuang.

d. Jamban gantung (overhung privy) ialah jamban yang dipasang diatas kedalam air sedemikian rupa sehingga dasarnya tidak akan pernah kelihatan pada musim kering atau pasang surut.

2.2.3 Sarana Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste (pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir). (Sarudji. D,2006)

Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan adalah:

a. Penyimpanan setempat (onsite storage)

Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian.

b. Pengumpulan sampah

Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu real estate

Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit terutama penyakit saluran pencernaan seperti Thypus abdominalis, Cholera. Diare dan Dysentri (Sarudji, 2006)

2.2.4Pembuangan Air Limbah

Air limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil perbuatan manusia. sumber air limbah yang lazim dikenal adalah :

1. Berasal dari rumah tangga misalnya air, dari kamar mandi, dapur.

2. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran, kolam renang

3. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat

4. berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air comberan, danlain sebagainya.

2.3 Penerapan Rumah Sehat

Penerapan rumah sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan

Bertitik tolak dengan teori di atas, maka penerapan rumah sehat dapat dilihat dari keadaan rumah tersebut. Menurut American Public Health Association (APHA) Rumah yang sehat menurut harus memenuhi empat persyaratan yang dianggap pokok. Empat syarat tersebut adalah (Depkes RI,2002)

(1) Memenuhi kebutuhan fisiologis

a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga keseimbangan pengeluaran panas tubuh dan kelembaban ruangan.

b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang diperkenankan oleh bahan-bahan kimia.

c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.

d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.

e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.

f. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.

g. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat anak-anak bermain.

(2) Memenuhi Kebutuhan Pisikologis

a. Ketentuan-ketentuan tentang privacy yang cukup bagi setiap individu.

b. Kebebasan dan kesempatan bagi setiap keluarga yang normal.

c. Kebebasan dan kesempurnaan hidup bermasyarakat.

d. Fasilitas yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan tanpa menyebabkan kelelahan fisik dan mental

e. Fasilitas-fasilitas untuk mempertahankan kebersihan rumah dan lingkungan.

f. Ketentuan tentang kenyamanan dirumah dan sekitarnya.

g. Membuata indeks standar standar sosial dari masyarakat yang secara lokal.

(3) Perlindungan terhadap penularan penyakit

a. Penyediaan air sehat bagi setiap penduduk

b. Ketentuan tentang perlindungan air minum dari pencemaran

c. Ketentuan tentang fasilitas pembuangan kotoran ( Jamban)

d. Melindungi interior rumah terhadap sewage contamination

e. Menghindarkan insanitary condition sekitar rumah

f. Ketentuan tentang Space dikamar tidur

g. Menghindarkan adanya sarangan tikus dan kutu busuk dalam rumah

(4)

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota dan penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, penglolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebasdari tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindunginya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan jalan, komponen yang tidak roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Terhindar dari kecelakaan

a. Membuat kontruksi rumah yang kokoh untuk menghindarkan ambruk.

b. Menghindarkan bahaya kebakaran

c. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan jatuh dan kecelakaan lainnya

d. Perlindungan terhadap Electrical shock

e. Perlindungan terhadap bahaya keracunan oleh gas

f. Menghindarkan bahaya-bahaya lalulintas kendaraan

Menurut Depkes RI (2002), suatu rumah dikatakan sehat apabila :

2.5 Karakteristik Masyarakat

Karakteristik individu adalah keseluruhan dari ciri-ciri yang terdapat pada masyarakat baik cirri individu seperti umur, dan jenis kelamin maupun ciri sosial seperti pendidikan, pekerjaan, besar keluarga. Karakteristik masyarakat mempunyai kaitan dengan kepemilikan rumah sehat.

a. Pendidikan

Menurut Azwar (2007), mengemukakan bahwa pendidikan sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan individu Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap informasiinformasi juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang dihadapi.

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luat sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan atau pencaharian yang dijadikanpokok penghidupan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan hasil (Depdikbud,1998). Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan

khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risiko menurut sifat

pekerjaan juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan sifat sosial ekonomi

karyawan pada pekerjaan tertentu (Notoatmodjo, 2003).

c. Pendapatan

Pendapatan adalah tingkat penghasilan penduduk, semakin tinggi penghasilan semakin tinggi pula persentase pengeluaran yang dibelanjakan untuk barang, makanan, juga semakin tinggi penghasilan keluarga semakin baik pula status gizi masyarakat (BPS, 2006). Tingkat pendapatan yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik, misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan karir dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya jika pendapatan lemah akan maka hambatan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Keadaan ekonomi atau penghasilan memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga.

Perilaku Hidup Bersih Sehat

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. PHBS berada di lima tatanan yakni:

1.tatanan rumah tangga,

2.tatanan sekolah,

3.tatanan tempat kerja,

4.tatanan tempat umum,

5.tatanan fasilitas kesehatan.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.

Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).

Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Apa saja 10 indikator itu?

a. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan

Karena karena tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Disamping itu dengan ditolong oleh tenaga kesehatan, apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Jika ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan maka peralatan yang digunakan aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

b. Memberi Bayi ASI Ekslusif

ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga tumbuh dn berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Manfaat memberi ASI bagi ibu adalah dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi, mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, dapat menunda kelahiran berikutnya, mengurangi risiko kena kanker payudara dan lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada saat bayi membutuhkan.

c. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan

Penimbangan bayi dan balita anda dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Menimbang secara rutin di posyandu akan terlihat perkembangan berat badannya apakah naik atau tidak.

Manfaanya, anda dapat mengetahui apakah balita anda tumbuh sehat, tahu dan bisa mencegah gangguan pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita sakit (demam, batuk, pilek, diare), jika berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik atau bahkan balita yang berat badannya dibawah garis merah (BGM) dan dicurigai gizi buruk, sehingga dapat dirujuk ke Puskesmas. Datang secara rutin ke Posyandu juga berfungsi untuk mengetahui kelengkapan imunisasi serta untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

d. Menggunakan Air Bersih

Annda dan rumah tangga anda dikatakan sehat jika di rumah tangga anda menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung dan penampungan air hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna

Manfaat anda menggunakan air bersih diantaranya agar kita terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. Dan dengan menggunakan air bersih setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.

e. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

Manfaat mencuci tangan adalah agar tangan menjadi bersih dan dapat membunuh kuman yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, dysentri, kecacingan, penyakit kulit, infeksi daluran pernafasan akut (ISPA), bahkan flu burung dan lainnya.

f. Menggunakan Jamban Sehat

Jamban yang digunakan minimal jamban leher angsa, atau jamban duduk yang banyak di jual di toko bangunan, tentunya dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air (kalau ada) dapat menggunakan jamban cemplung atau jemban plengsengan. Tujuannya dimaksudkan agar tidak mengundang datangnya lalat atau serangga lain yang dapat menjadi penular penyakit.

g. Memberantas Jentik di Rumah

Lakukan pemberantasan jentik nyamuk didalam dan atau diluar rumah seminggu sekali dengan 3M plus abatisasi/ikanisasi. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan kegiatan pemberantasan telur, jentik, kepompong nyamuk penular penyakit seperti demam berdarah dengue, chikungunya, malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya. PSN dapat dilakukan dengan cara 3M plus yaitu menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan mengubur benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk plus menghindari gigitan nyamuk.

h. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

Sederhana, murah dan banyak manfaatnya. Biasakan anda dan anggota keluarga anda mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari, tidak harus mahal, yang penting memiliki kecukupan gizi. Semua jenis sayuran bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning, oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, kacang panjang, selada hijau atau daun singkong. Begitu pula dengan buah, semua bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti mangga, papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak mengandung vitamin dan mineral serta seratnya.

i. Melakukan Aktivitas fisik Setiap hari

Minimal 30 menit setiap hari. Melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu berjalan kaki, berkebun, bekerja ditaman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga dan membawa belanjaan. Aktifitas fisik lainnya bisa berupa olah raga yaitu push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, dsb.

j. Tidak Merokok di Dalam Rumah

Jika anda bukan perokok, acungan jempol buat anda dan jangan pernah terpengaruh dengan yang namanya rokok. Tapi jika anda perokok atau memiliki anggota keluarga yang merokok, itu hak anda, namun kami anjurkan untuk berpikir bahaya merokok dan berusaha berhenti untuk merokok. Biar adil, bagi perokok, jangan merokok di dalah rumah atau ketika berada bersama orang lain yang bukan perokok, mereka juga berhak dapat udara segar bukan?

Indikator PHBS di sekolah antara lain:

1.mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,

2.mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah,

3.menggunakan jamban yang bersih dan sehat,

4.olah raga yang teratur dan terukur,

5.memberantas jentik nyamuk,

6.tidak merokok,

7.menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,

8.membuang sampah pada tempatnya.

Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :

1.kawasan tanpa asap rokok,

2.bebas jentik,

3.jamban sehat,

4.kesehatan dan keselamatan kerja,

5.olah raga teratur.

Indikator PHBS di tempat umum antara lain :

1.menggunakan jamban sehat,

2.memberantas jentik nyamuk,

3.menggunakan air bersih.

Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :

1.menggunakan air bersih,

2.menggunakan jamban yang bersih & sehat,

3.membuang sampah pada tempatnya,

4.tidak merokok,

5.tidak meludah sembarangan,

6.memberantas jentik nyamuk.

Untuk meningkatkan kesehatan individu maupun masyarakat kita perlu bersamasama menerapkan PHBS dalam hidup sehari-hari.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

Pengambilan data dilakukan berdasarkan data di lapangan yakni dengan cara survei langsung dan peran langsung responden dengan cara pemgisian kuesioner. Sumber Data

Sumber data penelitian berasal dari pada anggota keluarga dengan cara survei langsung dan peran langsung responden dengan cara pemgisian kuesioner mengenai keadaan rumah dan konsep Perilaku Hidup bersih dan Sehat pada Desember 2014.Data

Data dalam penelitian ini berhubungan dengan aspek kebersihan dan kenyamanan rumah warga yang dijadikan objek penyuluhan, dimana aspek tersebut secara garis besar adalah komponen rumah yang terdiri dari : kondisi bangunan , pencahayaan rumah, dan aliran udara rumah, kebersihan rumah dan perilaku anggota keluarga dalam aspek kesehatanMetode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kunjungan dan wawancara langsung terhadap pemilik rumah.Selain itu dilakukan juga penyuluhan tentang rumah sehat dan pengisian angket untuk mengetahui tingkat pemahaman dari subjek penyuluhan.Penilaian kuesioner dilakukan dengan membandingkan hasil penilaian kuosioner sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Cara tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat. Serta untuk menilai efektifitas dari penyuluhan yang telah dilakukan. Hasil dari penilaian kuesioner itu terdiri dari 2 kuesinoer :1. Mencocokkan jawaban dengan kriteria skor yang telah disediakan . Hal ini berpengaruh terhadap pengukuran hasil lapangan dengan criteria yang tersedia sesuai dengan ketentuan yang diberikan dari Departemen Kesehatan. 2. Mencocokkan jawaban dengan variasi pilihan yang teridiri dari a,b,c,d yang berisi komponen yang sesuai atau tidak, yang hal ini berkaitan dengan penilaian benar- salah sesuai dengan pengetahuan responden dan kriteria yang berlaku. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang kami lakukan adalah sebagai berikut:a.Menganalisis hasil pengamatan secara visual dan survei langsung dan menghubungkannya dengan standar nilai dari ketentuan mengenai PHBSb.Menganalisis hasil angket berupa kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan guna mengetahui tingkat pemahaman c. Mengetahui dengan wawancara langsung terkait perilaku hidup bersih dan sehatBAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 CHOP

Pada tanggal 8 Desember 2014 kami mahasiswa mahasiswi FK UPN 2012 mengadakan pengamatan langsung untuk menilai aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Rumah Sehat terhadap salah satu keluarga yang beralamatkan Jalan M yusuf 1 , Depok, Jawa Barat.Identitas Responden : Nama

: Ny. R Usia

: 20 tahun

Pendidikan

: SMP

Status pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Ny. R tinggal bersama suami nya Tn.D dan mempunyai satu anak berumur satu tahun serta adiknya yang masih duduk di bangku SD. Ny.R menamatkan pendidikannya di SMP. Suaminya, Tn.D bekerja sebagai karyawan tetap yakni Office Boy di suatu perusahan di Kalibata. Pendapatan yang diperoleh per bulan mencapai yakni 2.000.000 atau > 975.000,00.

Dalam pelaksaan tugas ini, kami menganalisis rumah Ibu Rita untuk menilai Rumah Sehat Berdasarkan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat .

Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan. meliputi 3 lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu : 1) Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.

2) Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.

3) Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan dirumah, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah.

Dengan keterangan sebagai berikut : I.Komponen Rumah1. Langit-langit

Keadaan : Langit langit tidak ada

Teori

: Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan.

Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah:

Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap.

Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan konstruksi bebas tikus.

Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai

Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah 2,40 m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75m

Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang kurangnya sampai 2,40 m

2. Dinding

Keadaan : Dinding rumah terlihat terbentuk dari bahan bukan kayu, terlihat kokoh dan tidak tampak lumut disekitarnya, permanen / tembok / pasangan battu bata , kedap air

Teori

: Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.

Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:

Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya.

Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-sekurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut.

3. Lantai

Keadaan

: Tampak terlihat lantai tanpa keramik namun sudah terbentuk ubin

Teori

: Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Menurut Sanropie (1989), lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah.

Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan, yang terdiri dari:

Lantai anah stabilitas : Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur, seperti tanah tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegah masuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah. Lantai papan : Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah : Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran air yang baik ; - Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain,sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah ;

- Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.

Lantai ubin : Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena. Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap.

4. Jendela Kamar Tidur

Keadaan : Ada, namun disini terlihat kondisi jendela yang jarang dibuka ataupun terbilang walaupun dibuka mendapat udara masuk tidak terlalu banyak, karena jendelanya berukuran tidak terlalu besar

Teori

:

Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap

Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut: Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C

Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%

Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni

Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam

Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3 5. Jendela Ruang Keluarga

Keadaan : Jendela Ruang keluarga ada, terbilang berukuran cukup, dengan bentuk jendela yang memungkinkan jarang untuk bisa dibuka karena penyeseuaian terhadap bangunan rumahnya

Teori

:

Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap

Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut: Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C

Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%

Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni

Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam

Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3 6. Ventilasi

Keadaan : terdapat ventilasi hanya di rumah bagian depan / ruangan depan, sedangkan di kamar / ruangan lain tidak terdapat lagi.

Teori

:

Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat-syarat, diantaranya :

a) Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% kali luas lantai ruangan.

b) Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap kendaraan, dari pabrik, sampah, debu dan lainnya.

c) Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua lubang jendela berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses aliran udara lebih lancar.

Pengaruh-pengaruh buruk itu ialah :

1. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.

2. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia.

3. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia.

4. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia.

5. kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit

pernafasan manusia.

Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam ruangan udara yang bersih dan segar melalaui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan.

Agar dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih banyak jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas daririntangan rintangan, jumlah luas bersih jendela/lubang itu harus sekurang-kurangnya sama 1/10 dari luas lantai ruangan, dan setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas kearah atas sampai setinggi minimal 1,95 diatas permukaan lantai. Diberi lubang hawa atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit (ceiling) yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang bersangkutan. Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit bergua sekali untuk mengluarkan udara panas dibagian atas dalam ruangan tersebut.

Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan akan berbau pengap, makadiperlukan suatu sistem pembaharuan udara mekanis. Untuk memperbaiki keadaan udara dalam ruangan, sistem mekanis ini harus bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau exhauster), atau air conditioning.7. Lubang Asap Dapur

Keadaan : ada lubang asap dapur, ventilasi mencapai > 10 % dari luas permukaan lantai dapur yang memungkinkan asap keluar dengan sempurna, secara kebetulan letak dapur rumah Ibu Rita berada di luar tidak berbatas pad aruang yang sempit.

Teori

:

Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut: Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C

Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%

Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni

Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam

Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3 8. Pencahayaan

Keadaan : dinilai kurang terang sehingga kurang jelas untuk digunakan, walaupun di setiap ruangan terdapat lampu , kemungkinan penggunaan daya terbatas sehingga cahaya tidak terlalu terang.

Teori

:

Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya alami dan cahaya buatan. Yang perlu diperhatikan, pencahayaan jangan sampai menimbulkan kesilauan.

a) Pencahayaan alamiah

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka, selain untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu. Suatu cara sederhana menilai baik tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam sebuah rumah adalah: baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar.

b) Pencahayaan buatan

Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.

Kebutuhan standar cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur mnurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik atau tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :

a Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil.

b Cukup, bila samar-samar membaca huruf kecil.

c Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca.

d Buruk, bila sukar membaca huruf besar.

Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh letak dan lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap

nilai : 0Nilai : 3Nilai : 2

Nilai : 1

Nilai : 1

Nilai : 1

Nilai : 2Nilai : 1

B. Sarana Sanitasi

1. Sarana air bersih (SGL/SPT/PP/KU/PAH)

Keadaan : Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.

Teori :

Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni rumah untuk digunakan untuk keperluan sehari-hari. Sumber air yang layak adalah air yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak.

Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama :

a. Syarat fisik

Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu dibawah suhu udara, sehingga menimbulkan rasa nyaman.

b. Syarat kimia

Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama yang berbahaya bagi kesehatan.

Sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi :

a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septic tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.

b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air, dengan dilengkapi cincin dan bibir sumur.

c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.

2. Jamban (sarana pembuangan kotoran)

Keadaan : Ada, leher angsa, septic tank.

Teori :

Jamban adalah

Kriteria jamban keluarga sehat yang memenuhi syarat sanitasi :

a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampungan berjarak 10-15 meter dari sumber air/sumur.

b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamak oleh serangga maupun tikus.

c. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok agar tidak mencemari tanah disekitarnya.

d. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.

e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.

f. Cukup penerangan.

g. Lantai kedap air.

h. Ventilasi cukup baik.

i. Tersedia air dan alat pembersih.

Kriteria sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat kesehatan :

a. Tidak terjadi kontaminasi pada permukaan tanah.

b. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin akan digunakan sebagai sumber air.

c. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan.

d. Excreta tidak dapat dijangkau lalat atau kuman.

e. Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin.

f. Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.

g. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunan dan penyelanggaraannya.

Prinsip pembuangan tinja : a. Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.

b. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/air tanah.

c. Kotoran manusia tidak dijamah lalat.

d. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

e. Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.

3. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

Keadaan : Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak dengan sumber air