fix f4 gizi hipertensi

26
F 4 .Upaya P erbaikan Gizi Masyarakat PENYULUHAN TENTANG PENGATURAN DIET HIPERTENSI DASH ( Dietary Approaches to Stop Hypertension) Untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia Diajukan kepada: dr. Anis Mustaghfirin Disusun oleh: dr. Swietenia Rambu Sabati KEMENTERIAN KESEHATAN 1

Upload: swietenia-rambu-sabati

Post on 15-Apr-2016

152 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

laporan internsip puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: FIX F4 Gizi Hipertensi

F 4 .Upaya P erbaikan Gizi Masyarakat

PENYULUHAN TENTANG PENGATURAN DIET

HIPERTENSI

DASH ( Dietary Approaches to Stop Hypertension)

Untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti

Program Internsip Dokter Indonesia

Diajukan kepada:

dr. Anis Mustaghfirin

Disusun oleh:

dr. Swietenia Rambu Sabati

KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

2015

1

Page 2: FIX F4 Gizi Hipertensi

F 4 . Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Nama Peserta : dr. Swietenia Rambu Sabati Tanda tangan :

Nama Pendamping : dr. Anis Mustaghfirin

Tanda tangan :

Nama Wahana : Puskesmas Pringsurat Kab.Temanggung

Tema

Penyuluhan Tentang Pengaturan Diet Hipertensi

Dash ( Dietary Approaches To Stop Hypertension)

Tujuan

Memberikan pengetahuan secara umum tentang HIPERTENSI,

meliputi : tatalaksana dan komplikasi hipertensi, serta bagaimana

mengetur pola makan penderita hipertensi meliputi makanan-

makanan yang baik dikonsumsi maupun yang harus dihindari.

Hari/Tanggal : Jumat, 7 Agustus 2015

Waktu : 08.30 – 11.00 WIB

Tempat : Posyandu Lansia di rumah Kepala Dusun Klaosan Desa Peger Gunung

Pasien : 35 orang

2

Page 3: FIX F4 Gizi Hipertensi

A. PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum

ditemukan dan merupakan penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di

seluruh dunia. Di dunia penyakit ini mempengaruhi sekitar 20% populasi

dewasa. Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia, dimana penyakit ini

sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.Kriteria hipertensi yang

digunakan merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu pengukuran

tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan non

farmakologis. Terapi farmakologis tentu saja dilakukan dengan memberikan

obat-obatan anti hipertensi. Sedangkan terapi non farmakologis dapat dilakukan

salah satunya dengan caramodifikasi gaya hidup. Salah satu cara untuk

melakukan modifikasi gaya hidup pada penderita hipertensi adalah dengan

pengaturan makan.Yang banyak dianut adalah dengan diet DASH (Dietary

Approaches to Stop Hypertension). Diet DASH ini merekomendasikan pasien hipertensi banyak

mengkonsumsi buah-buahan, sayuran dan produk susu rendah lemak.Diet ini

kaya akan kalium, magnesium, kalsium dan serat serta memiliki kadar lemak

total, lemak jenuh dan kolesterol yang rendah. Diet DASH mampu menurunkan

tekanan darah sistolik sebesar 5,5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 3

mmHg 

B. PERMASALAHAN

Di dunia Hipertensi mempengaruhi sekitar 20% populasi dewasa.Di Indonesia

sendiri, berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia, dimana penyakit ini

sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Berdasarkan Riset Kesehatan

3

Page 4: FIX F4 Gizi Hipertensi

Dasar tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil

pengukuran pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%. Sebagian besar (63,2%)

kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Hipertensi juga sering dijuluki

sebagai silent disease karena secara visual penyakit ini tidak tampak mengerikan

namun dapat mengancam jiwa penderitanya atau paling tidak mengurangi kualitas

hidup penderita hipertensi

Menurut Pola Penyakit pasien yang berobat ke Balai Pengobatasn Puskesmas

Pringsurat dari bulan Januari- Desember tahun 2014, Hipertensi menempati

peringkat pertama.

Dari grafik di atas Hipertensi menempati urutan pertama dengan 1184

kasus, disusul kemudian Commond cold/ Influenza dengan 594 kasus dan

Polimialgia Rematik dengan 288 kasus.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Metode intervensi yang digunakan adalah dengan pemberian informasi

melalui metode penyuluhan. Penyuluhan meliputi memberikan pengetahuan

secara umum tentang Hipertensi, meliputi : tatalaksana dan komplikasi

hipertensi, serta bagaimana mengetur pola makan penderita hipertensi meliputi

4

Page 5: FIX F4 Gizi Hipertensi

makanan-makanan yang baik dikonsumsi maupun yang harus

dihindari.Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung dan

memperlihatkan materi penyuluhan menggunakan laptop. Selain itu dilakukan

cek kesehatan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik serta pengukuran tekanan

darah kemudian pemberian terapi.

D. PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat Pemeriksaan

Hari/Tanggal : Jumat, 7 Agustus 2015

Waktu : Pukul 08.30 s/d 11.00 WIB

Tempat : Posyandu Lansia di Rumah Kepala Dusun Klaosan Desa

Pager Gunung

Alur Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

a. Memberikan penyuluhan tentang HIPERTENSI, meliputi : tatalaksana dan

komplikasi hipertensi, serta bagaimana mengetur pola makan penderita

hipertensi meliputi makanan-makanan yang baik dikonsumsi maupun yang

harus dihindari.. Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung dengan

memperlihatkan materi penyuluhan menggunakan laptop

b. Melakukan cek kesehatan lansia yang meliputi anamnesis, pemeriksaan

fisik serta pengukuran tekanan darah kemudian pemberian terapi.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Untuk menilai apakah masyarakat memahami intervensi yang diberikan

maka perlu adanya monitoring. Selain itu monitoring juga diperlukan untuk

mengetahui apakah masyarakat menerapkan apa yang sudah diberikan dalam

kegiatan sehari-harinya. Monitoring dapat dilakukan dengan bekerja sama

dengan kader, bidan atau tokoh masyarakat desa setempat untuk selalu dapat

5

Page 6: FIX F4 Gizi Hipertensi

mengingatkan dan menggerakkan warga tentang pentingnya asupan diet rendah

garam, buah-buahan, sayur-sayuran, dan susu rendah lemak untuk mencegah

maupun mengontrol hipertensi. Secara keseluruhan, intervensi yang diberikan

berjalan cukup baik.

F. TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Hipertensi

Menurut Depkes,  hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik

lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada

dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup

istirahat. Sedangkan definisi WHO mengenai hipertensi adalah peningkatan

tekanan darah yang bersifat konstan pada saat istirahat. darah sistolik antara

140-160 mmHg disebut hipertensi perbatasan.

Hipertensi Sistolik terisolasi: tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg, tetapi

tekanan darah diastolic < 90 mmHg. Kondisi ini biasa ditemukan pada usia

lanjut.

Etiologi

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar

95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti genetik,

lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-

angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca

intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti

obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.

2. Hipertensi sekunder. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab

spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,

6

Page 7: FIX F4 Gizi Hipertensi

hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindroma

Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.

Klasifikasi Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat

dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan

derajat II.

Kategori TD Sistolik TD Diastolik

Normal <120 mmHg dan <80 mmHg

Prehipertensi 120-139 mmHg atau 80-89 mmHg

Hipertensi stage I 140-159 mmHg atau 90-99 mmHg

Hipertensi stage II ≥160 mmHg atau ≥100 mmHg

Di Indonesia berdasarkan konsensus yang dihasilkan Pertemuan Ilmiah

Nasional Pertama Perhimpunan Hipertensi Indonesia tanggal 13-14 Januari

2007, belum dapat membuat klasifikasi hipertensi untuk orang Indonesia. Hal

ini dikarenakan data penelitian hipertensi di Indonesia berskala nasional

sangat jarang, sehingga Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) memilih

klasifikasi sesuai WHO/ISH karena memiliki sebaran yang lebih luas.

Perubahan pola hidup merupakan pilihan pertama penatalaksanaannya,

tetapi juga dibutuhkan pengobatan untuk mengendalikan tekanan darah. Pada

kelompok hipertensi sedang dan berat memiliki kemungkinan terkena

serangan jantung, stroke, dan kerusakan organ target lainnya. Risiko ini akan

diperberat dengan adanya lebih dari tiga faktor risiko penyebab hipertensi

yang menyertai hipertensi pada kedua kelompok tersebut.

7

Page 8: FIX F4 Gizi Hipertensi

Diagnosis Hipertensi

1. Anamnesis

Kebanyakan pasien hipertensi bersifat asimtomatik. Beberapa pasien

mengalami sakit kepala, rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur.

Hal yang dapat menunjang kecurigaan ke Hipertensi Sekunder, antara

lain:

penggunaan obat obatan ( kontrasepsi hormonal,

kortikosteroid, dekongestan, OAINS),

sakit kepala paroksismal, berkeringat, atau takikardi

(feokromositoma),

riwayat penyakit ginjal sebelumnya.

Mencari factor resiko kardiovaskular lainnya:

merokok,

obesitas,

inaktivitas fisik,

dislpidemia,

diabetes mellitus,

mikroalbuminuria, atau laju filtrasi glomerulus (LFG) <

60mL/mnt

Usia (laki-laki >55 th atau perempuan > 65thn)

Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini ( laki-

laki < 55thn atau perempuan <65 thn)

2. Pemeriksaan Fisik

Nilai tekanan darah diambil dari rerata dua kali pengukuran pada

setiap kunjungan ke dokter. Apabila tekanan darah ≥ 140/90 mmHg

pada dua atau lebih kunjungan, hipertensi dapat ditegakkan.

Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan dengan alat yang

8

Page 9: FIX F4 Gizi Hipertensi

baik,ukuran dan posisi manset yang tepat ( setingkat dengan jantung),

serta teknik yang benar.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Memeriksa komplikasi yang telah atau sedang terjadi:

(i) Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, kadar ureum,

kreatinin, gula darah, lemak darah, elektrolit, kalsium, asam

urat, dan urinalisis.

(ii) Pemeriksaan lain: pemeriksaan fungsi jantung (EKG),

funduskopi, USG ginjal, foto thoraks, ekokardiografi.

b. Pemeriksaan penunjang untuk kecurigaan klinis hipertensi

sekunder:

(i) Hiper/Hipotiroidisme : fungsi tiroid (TSH, FT4, FT3)

(ii) Hiperparatiroidisme: kadar PTH, Ca 2+

(iii) Hiperaldosteronisme primer: kadar aldosteron plasma,

rennin plasma,, CT scan abdomen, kadar serum Na+ ↑, K+↓ ,

peningkatan ekskresi K+ dalam urin, ditemukan alkalosis

metabolic.

(iv)Feokromositoma: kadar metanefrin, CT-Scan/ MRI Abdomen

(v) Sindrom Cushing : kadar kortisol urin 24 jam

(vi)Hipertensi renovaskular: CT-angiografi arteri renalis,USG

ginjal, Doppler sonografi.

Tata Laksana Hipertensi Primer

Tata laksana hipertensi meliputi terapi Non Medikamentosa / modifikasi gaya

hidup dan terapi medikamentosa:

1. Non Medikamentosa / Modifikasi Gaya Hidup

a. Penurunan berat badan : target indeks masa tubuh dalam

rentang normal untuk orang Asia-Pasifik 18,5-22,9 Kg/m2

9

Page 10: FIX F4 Gizi Hipertensi

b. Aktivitas fisik: minimal 30 menit/hari, dilakukan paling tidak

3 kali seminggu

c. Pembatasan konsumsi alcohol, dan rokok

d. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).

Mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, serta susu

rendah lemak jenuk/ lemak total

e. Penurunan asupan garam. Konsumsi NaCl yang di sarankan

adalah <6 g/hari

10

Page 11: FIX F4 Gizi Hipertensi

DIET DASH ((Dietary Approaches to Stop Hypertension).

Bagi penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk mengikuti “DASH diet” (dietary

approaches to stop hypertension) sehingga dapat mencegah dan membantu

pengobatan hipertensi melalui pengaturan diet yang kaya akan kalium, magnesium,

kalsium dan mengurangi asupan natrium.  Diet DASH disesuaikan dengan kebutuhan

kalori sehari, di mana komponen bahan makanan sumber zat gizi yang disarankan

sebagaiberikut:

• Konsumsi padi, biji-bijian (grain) sebanyak 6-8 porsi/hari seperti roti gandum

(ukuran 1 porsi sekitar 1 lembar roti), nasi (nasi coklat/ merah jauh lebih baik

daripada nasi putih), pasta, cereal (sekitar 1 cup dalam kondisi matang). 

• Sayuran sekitar 4-5 porsi/hari seperti tomat, wortel, brokoli, ubi, sayuran hijau yang

kaya kana serat, vitamin, kalium dan magnesium. Ukuran 1 porsi sekitar 100 gram

dalam kondisi mentah

• Buah sekitar 4-5 porsi/hari yang dapat diberikan dalam bentuk snack maupun

komponen makanan besar. Ukuran 1 porsi buah sekitar 80-100 gram dalam kondisi

segar.

• Pilih produk susu rendah lemak atau skim (seperti susu, yoghurt, keju) sebanyak 2-3

porsi/hari, yang digunakan sebagai sumber protein, kalsium serta vitamin D. 1 porsi

susu sekitar 200 ml.

• Daging tanpa lemak, unggas dan ikan sebanyak kurang dari 6 porsi/hari sebagai

sumber protein, vitamin B, zat besi dan zinc.

• Kacang, biji, legumes sebanyak 4-5 porsi/minggu seperti almond, biji bunga

matahari, kacang-kacangan, produk kedelai (tahu, tempe) dimana ukuran 1 porsi

kacang sekitar 2 sendok makan.

• Lemak dan minyak sebanyak 2-3 porsi/hari atau sekitar 25-27 persen dari kebutuhan

kalori sehari. Adapun ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok teh. 

Pembagian penggunaan jenis lemak yang diijinkan adalah sebagai berikut:

11

Page 12: FIX F4 Gizi Hipertensi

- Minyak jenuh dan lemak trans dibatasi sekitar kurang dari 6-7 persen dari kalori

total karena jenis lemak/minyak ini akan meningkatkan Kolesterol darah sehingga

meningkatkan risiko penyakit koroner. 

- Lemak/minyak tak jenuh (omega 3,6,9) dianjurkan sebagai pengganti lemak

jenuh/trans, dianjurkan untuk omega 3 dan 6 sebanyak kurang dari 10 persen

demikian juga untuk omega 9 sebanyak kurang dari 10 persen total kalori. 

Minyak omega 3 banyak dijumpai pada minyak canola, olive oil/zaitun, flaxseed,

ikan laut dalam. Minyak omega 6 banyak pada biji bunga matahari, kacang-kacangan

sedangkan minyak omega 9 banyak pada alpukat, dark coklat, olive oil, dll.

• Gula atau makanan yang manis sekitar kurang dari 5 porsi/minggu seperti gula pasir

atau selai, ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok makan peres.

• Alkohol hanya diijinkan sebanyak 1-2 gelas/hari, sedangkan kafein tidak dianjurkan

dalam DASH diet karena dapat meningkatkan tekanan darah walaupun hanya sesaat.

• Batasi penggunaan natrium/sodium sebanyak 2300 mg/hari atau setara dengan 5

gram garam/hari atau 1 sendok teh peres garam/hari. Garam banyak ditemukan dalam

: makanan yang diawetkan atau makanan kaleng, MSG.

12

Page 13: FIX F4 Gizi Hipertensi

2. Terapi Medikamentosa

13

Page 14: FIX F4 Gizi Hipertensi

14

Page 15: FIX F4 Gizi Hipertensi

15

Page 16: FIX F4 Gizi Hipertensi

Komplikasi Hipertensi

Komplikasi Hipertensi berdasarkan target organ, antara lain:

1. Serebrovaskular : Stroke, Transient ischemic attacks, demensia vascular

2. Mata : retinopati hipertansif3. Kardiovaskular : Penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau

hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung koroner4. Ginjal : Nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis5. Arteri Perifer : Klaudikasio intermiten.

G. LAMPIRANDokumentasi

16

Memberikan penyuluhan

mengenai hipertensi dan diet

hipertensi serta melakukan cek

kesehatan di Posyandu lansia

Dusun Klaosan

Page 17: FIX F4 Gizi Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

1. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb

C.Handler J, dkk. 2014 Evidence-based guidelines for the management of

high blood pressure in adult: Report from the panel members appointed to the

Eight Joint Natonal Committee (JNC8). JAMA. 2013

2. Christanto, fransliwang, dkk. 2014 Kapita Selekta Kedokteran edisi IV.

Jakarta: Media Aesculapius Balai Penerbit FK UI : 2014

3. Sidabutar, R. P., Wiguno P. Hipertensi Essensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid

II. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 1999. p: 210.

4. Tjokronegoro dan H. Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E.

Susalit, E.J. Kapojos, dan H.R. Lubis ed. Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya

Baru; 2001. p: 453-456.

5. WHO. Regional Office for South-East Asia. Department of Sustainable

Development and Healthy Environments. Non Communicable Disease :

Hypertension [internet]. c2011. Available from: http://www.searo.who.int/

17