five forces model of competition pada industri hulu kelapa ... · pdf filepermintaan pasar...

21
STRATEGIC MANAGEMENT Five Force Model of Competition untuk Industri Hulu Minyak Kelapa Sawit tahun 2014 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Tugas Pribadi (Ujian Akhir Semester) Dibuat oleh : Lie Robert Iskandar NIM: 01-2014-028 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEMESTER II UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA KAMPUS III – JAKARTA 2015

Upload: nguyenanh

Post on 27-Mar-2018

237 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

STRATEGIC MANAGEMENT

Five Force Model of Competition untuk Industri Hulu Minyak

Kelapa Sawit tahun 2014

Dosen Pembimbing Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng

Tugas Pribadi (Ujian Akhir Semester)

Dibuat oleh :

Lie Robert Iskandar NIM: 01-2014-028

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEMESTER II

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

KAMPUS III – JAKARTA

2015

Page 2: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................... iBAB 1 ..................................................................................................................... 1PENDAHULUAN

1.1. Manfaat Pengembangan Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit ...................... 21.2. Industri Perkebunan Kelapa Sawit Asian Agri Grup ...Error! Bookmarknot defined.1.3. Filosofi Bisnis Perusahaan ....................................................................... 31.4. Produk turunan Kelapa Sawit................................................................... 41.5. Proses Produksi ........................................................................................ 5

BAB 2 ..................................................................................................................... 62.1. Teori Persaingan Industri (Five Forces Model – Michael E. Porter) ....... 7

BAB 3 ..................................................................................................................... 83.1. Persaingan Industri ................................................................................... 93.2. Five Forces Model Competition Analysis .............................................. 103.4. Analisis Keunggulan Kompetitif............................................................ 11

BAB 4 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 12DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

Page 3: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Industri Kelapa Sawit di Indonesia telah berkembang pesat dengan dukungan

pertumbuhan perkebunan yang sangat pesat pula hingga mencapai lebih dari 6.3

juta hektar yang terdiri dari sekitar 60% yang diusahakan oleh Perkebunan besar

dan 40% oleh Perkebunan rakyat. Pertumbuhan Perkebunan Sawit ini tidak

terlepas dari politik ekspansi pada akhir 1970 an disertai pengenalan PIR sebagai

sarana untuk menggerakkan keikut sertaan rakyat dalam budidaya perkebunan

sawit. Pertumbuhan pesat juga terjadi pada ke dua jenis pengusahaan yaitu

perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Sampai dengan tahun 2007 tercatat 965

perusahaan dengan luas perkebunan 3.753 juta hektar yang dimiliki oleh

perkebunan Negara Swasta Nasional dan Asing. Sementara Perkebunan rakyat

telah mencapai 2,565 juta hektar, suatu perkembangan yang luar biasa mengingat

pada awal pengenalanya hanya 3.125 hektar (1979) yang hanya mewakili 1,20%

saja dari total Perkebunan Sawit yang ada ketika itu.

Akhir-akhir ini industri Kelapa Sawit cukup marak dibicarakan, karena dunia saat

ini sedang ramai-ramainya mencari sumber energi baru pengganti minyak bumi

yang cadangannya semakin menipis. Salah satu alternatif pengganti tersebut

adalah energi Bio Diesel dimana bahan baku utamanya adalah minyak mentah

Kelapa Sawit atau yang lebih dikenal dengan nama Crude Palm Oil (CPO). Bio

Diesel ini merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan, selain itu sumber

energinya dapat terus dikembangkan, sangat berbeda dengan minyak bumi yang

jika cadangannya sudah habis tidak dapat dikembangkan kembali.

1.1. Manfaat pengembangan industry Perkebunan Kelapa Sawit

Industri Kelapa Sawit berpotensi menghasilkan perkembangan Ekonomi dan

Sosial yang signifikan di Indonesia. Kelapa Sawit merupakan produk pertanian

paling sukses kedua di Indonesia setelah Padi, dan merupakan ekspor pertanian

terbesar. Industri ini menjadi sarana meraih nafkah dan perkembangan ekonomi

bagi sejumlah besar masyarakat miskin di industri Kelapa Sawit berpotensi

menghasilkan perkembangan ekonomi dan sosial yang signifikan di Indonesia.

Page 4: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

2

permintaan dunia akan Minyak Sawit diperkirakan akan semakin meningkat di

masa depan,minyak sawit menawarkan prospek ekonomi yang paling menjanjikan

bagi Indonesia.

1.2. Industri Perkebunan Kelapa Sawit (Asian Agri Grup)

Industri yang dianalisa dengan menggunakan Five Force Model of Competition

pada kesempatan kali ini adalah industri hulu Kelapa Sawit dengan produk

turunannya yaitu crude palm oil (CPO) dan Palm Kernel (PK), industri ini

merupakan Integrasi antara unit Perkebunan dan unit Pabrik. Adapun Perusahaan

yang akan kita bahas adalah Asian Agri yang merupakan salah satu produsen

minyak Kelapa Sawit terbesar di Asia dengan kapasitas produksi per tahun

mencapi 1 juta ton. Saat ini, Asian Agri mengelola 28 perkebunan Minyak Kelapa

Sawit dengan 19 pabrik pengilangan Minyak Kelapa Sawit. Perusahaan memiliki

total area perkebunan Kelapa Sawit sebesar 160.000 hektar, yang mana 60.000

hektar diantaranya dikembangkan oleh para petani kecil di bawah Plasma/Skema

KKPA.

Asian Agri Grup merupakan salah satu Perusahaan Perkebunan yang menginduk

kepada RGE (Royal Golden Eagle) yang bisnis unitnya terdiri atas grup

perusahaan kelas dunia yang fokus pada industri pengelolaan sumber daya alam.

Perusahaan-perusahaan dibawah RGE mengubah sumber daya alam dasar menjadi

produk setengah jadi dan produk jadi yang dapat meningkatkan hidup jutaan

orang di dunia.

Dengan total aset lebih dari 12 Miliar US Dolar dan melibatkan lebih dari 50.000

tenaga kerja di seluruh dunia, RGE dikelola menjadi empat bisnis grup utama

yaitu:

- Serat, Pulp dan Kertas – APRIL (Asia Pacific Resources International

Limited)

- Industri perkebunan Kelapa Sawit – Asian Agri

- Bubur pulp dan serat viscose – Sateri Holdings Limited

- Pengembangan sumber daya energi – Pacific Oil & Gas

Perusahaan menerapkan kebijakan anti pembakaran lahan, manajemen

pengendalian hama yang terintegrasi, pelestarian kelembapan tanah dan praktik-

Page 5: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

3

praktik ramah lingkungan lainnya. Melalui PT Inti Indosawit Subur salah satu

anak perusahaan, Asian Agri adalah anggota Roundtable Sustainable Palm Oil

(RSPO), sebuah inisiatif dari berbagai pemangku kepentingan global yang

mempromosikan pertumbuhan dan penggunaan kelapa sawit yang berkelanjutan.

Kelapa sawit adalah produk yang sangat serba guna dengan penggunaan mulai

dari produk makanan dan bahan-bahan masakan, kosmetik, perlengkapan mandi,

minyak pelumas, serta biofuel. Oleh karena harganya yang kompetitif dan daya

guna yang tinggi, kelapa sawit menikmati pangsa pasar yang paling tinggi di pasar

minyak konsumsi dunia.

1.3. Filosofi Bisnis

Filosofi bisnis Perusahaan dipandu oleh prinsip "Triple Bottom Line", yakni

tanggung jawab kepada masyarakat, bumi dan laba.

Masyarakat

- Berkontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi melalui pendidikan,

pelayanan kesehatan, infrastruktur masyarakat dan mata pencaharian

yang berkelanjutan.

- Praktek bisnis yang adil terhadap masyarakat yang bekerja sama dengan

perusahaan.

Bumi

Mempraktekkan pengembangan yang berkelanjutan untuk menghasilkan

pertumbuhan yang berkesinambungan dalam jangka pendek dan panjang.

Laba

Memaksimalkan laba bagi para pemangku kepentingan sambil terus berkontribusi

untuk pertumbuhan sosial dan ekonomi regional.

Page 6: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

4

1.4. Produk Turunan Kelapa Sawit

Gambar 1.1 Produk Turunan Kelapa Sawit.

1.5. Proses Produksi Kelapa Sawit

Asian Agri Grup melalui anak perusahaannya PT. Asianagro Agungjaya

membangun pabrik biodiesel yang berlokasi di Dumai, Riau dengan menyerap

investasi sebesar Rp 350 miliar. Pabrik ini mulai beroperasi pada 2008, mengolah

CPO menjadi Biodiesel dengan kapasitas produksi awal sekitar 200.000 ton per

tahun dan akan dinaikkan bertahap hingga kapasitas penuh 400.000 ton.

Selain membangun pabrik biodiesel di Dumai, Perusahaan juga akan membangun

satu unit pabrik biodiesel di Marunda Jakarta, dengan kapasitas produksi 200.000

ton per tahun. Pabrik tersebut mampu memproduksi biodiesel dengan tingkat

kemurnian 100% sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif tanpa

campuran minyak bumi. Untuk menjamin pasokan bahan baku CPO, perusahaan

mengandalkan produksi dari hasil kebun sendiri.

Page 7: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

5

KERNELOUT

PLANTATIONSFRUIT IN

FRUITCAGE

STERILISING THRESHING

PRESSING

POWERGENERATION

KERNELDRYING

NUTS

FIBRES

KERNELS

SHELLS

NUTCRACKING

COMPANY MILL POWER

EMPLOYEES' DOMESTIC POWER

PUREOIL

SLUDGE

PURIFYING

DRYING

OILSTORAGE

TANK OIL OUT

KERNELCRUSHING

PLANT

FERTILISER

STRIPPEDBUNCHES CLARIFICATION

EFFLUENT TREATMENT

CENTRIFUGING

Gambar 1.2 Flow Chart Kegiatan Operasional Kebun

Page 8: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

6

Gambar 1.3 Flow Chart Kegiatan Operasional Pabrik

Penjelasan Proses Produksi di Pabrik

a. Pengangkutan tandan buah segar (TBS)

Pengangkutan TBS dari Tempat Pemungutan Hasil ke Pabrik Pengolahan

Minyak Kelapa Sawit dengan memakai truk kemudian dilakukan

penimbangan di jembatan timbang untuk mengetahui jumlah ton TBS yang

diterima di pabrik. Setelah penimbangan, dilakukan sortasi TBS di lantai

sortasi yaitu untuk mengetahui fraksi TBS yang akan diolah. Selanjutnya TBS

dimasukkan ke dalam lori berkapasitas 4.5 ton TBS.

b. Perebusan TBS

Lori yang telah diisi TBS ditarik/didorong untuk dimasukkan ke dalam ketel

rebusan. Sistem perebusan adalah perebusan tiga puncak dengan tekanan 3

(tiga) bar selama 85 menit. Jumlah ketel rebusan (sterilizer) ada 4 (empat).

c. Penebahan dan pengadukan buah

Buah rebus dari rebusan dipindahkan ke tippler melalui rail track dan transfer

carriage yang selanjutnya dituang ke bunch elevator. Tandan akan masuk ke

thresher drum dengan putaran 23 rpm dan tandan buah akan terbanting

Page 9: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

7

sehingga brondolan lepas dari janjangan. Melalui kisi-kisi, brondolan akan

masuk under thresher conveyor, lalu diteruskan ke fruit elevator dan

didistribusikan ke setiap unit digester oleh fruit distributing conveyor. Tandan

kosong terdorong keluar dan masuk melalui empty bunch conveyor dibawa ke

empty bunch hopper untuk diangkut ke lapangan sebagai pupuk.

d. Pengadukan

Di dalam digester, brondolan dilumatkan dengan pisau-pisau pengaduk yang

berputar, sehingga daging buah terlepas dari nut. Pada proses pelumatan buah

ini, minyak dibebaskan dan secara kontinyu keluar melalui lubang digester.

Suhu pengadukan antara 90-95ºC dan tidak boleh > 100ºC untuk menghindari

terjadinya emulsi yang dapat menyulitkan pemisahan pada klarifikasi. Selain

itu dapat mengurangi efektivitas pelumatan pisau digester.

e. Pengempaan dan ekstraksi minyak

Pada proses pengempaan, minyak diekstraksi dari massa adukan. Alat kempa

berupa kempa hidrolis atau kempa ulir yang bertekanan sekitar 1000 psi.

Massa yang keluar dari digester secara bertahap dan melalui pisau pelempar

dimasukkan ke dalam press (mesin pengempa). Putaran tekanan screw

ditahan oleh cone, massa diperas dan melalui lubang-lubang strainer minyak

dipisahkan dari serabut dan nut.

f. Pemurnian dan penjernihan minyak sawit

Minyak dari crude oil tank dipompakan ke stasiun klarifikasi untuk proses

selanjutnya yaitu proses pemurnian minyak dan proses pengambilan minyak

dari sludge oil.

g. Pengolahan inti

Campuran ampas dan nut yang keluar dari screw press (cake press) diproses

untuk mendapatkan cangkang dan inti sawit. Di dalam cake breaker

conveyor, press cake dicacah, sehingga dapat terlepas dan mudah dipisahkan

antara nut dan serabutnya. Press cake dimasukkan ke dalam depericarper dan

ampas/fibre terhisap ke fibre cyclone dan diangkut oleh conveyor sebagai

bahan bakar ketel uap, sedangkan nut akan masuk ke dalam nut polishing

drum. Nut keluar dari nut polishing drum selanjutnya masuk ke dalam nut silo

Page 10: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

8

oleh hisapan nut transport fan. Kemudian nut diumpankan ke ripple mill

untuk dipecah menjadi cangkang dan inti.

Page 11: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

9

Gambar 1.4 Pengambilan hasil panen.

Gambar 1.5 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit.

Page 12: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

10

Gambar 1.6 Memasukan Tandan Buah Segar (TBS) ke dalam Stasiun

perebusan untuk pemisahan buah.

Gambar 1.7 Produk turunan dari Kelapa Sawit.

Page 13: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

11

BAB 2

TEORI FIVE FORCES MODEL

2.1. Peluang dan Ancaman, Model Persaingan Industri (Five Forces Model

– Michael E. Porter)

Industri merupakan kumpulan perusahaan yang menawarkan berbagai barang atau

jasa yang satu sama lain dapat memuaskan kebutuhan yang sama bagi konsumen,

misalnya industri otomotif, industri properti, maupun industri komoditas. Untuk

dapat beroperasi, bertahan dan berkembang dalam suatu industri, perusahaan yang

termasuk dalam industri tersebut harus memiliki strategi. Salah satu strategi dasar

yang harus dimiliki perusahaan yaitu mengidentifikasi peluang dan ancaman

dalam suatu industri.

Gambar 2.1 Porter’s Five Forces Model

Page 14: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

12

BAB 3

ANALISA STRATEGI FIVE FORCES MODEL

COMPETITION

3.1. Persaingan dalam industri ini dapat disimpulkan cenderung kuat.

Faktor-faktor penyebab persaingan dalam industri itu kuat apabila:

1. Pembeli baik nasional maupun internasional dapat memilih dengan mudah

darimana mereka ingin membeli, karena Minyak Kelapa Sawit ini juga

diproduksi oleh Negara Malaysia.

Berdasarkan data Office of Chief Economist Bank Mandiri, Pada tahun 2014

Indonesia dan Malaysia memberikan kontribusi sebesar 85% dari seluruh

pasakon Minyak Sawit mentah dunia. Produksi Minyak Sawit Indonesia pada

tahun 2014 sebesar 25,4 juta ton dan Malaysia sekitar 18,2 juta ton.

Tabel 1.1 Pangsa Produksi CPO Dunia

Negara 2012/213 2013/2014

Indonesia 48,2% 50,3%

Malaysia 37,1% 35,8%

Thailand 2,9% 3,1%

Nigeria 1,9% 1,8%

Total (,000 ton) 49,085 50,805

Sumber: Oil World yang dikutip dari Office of chief economist Bank Mandiri

2. Produk atas Industri ini merupakan barang komoditas.

3. Perusahaan dalam industri ini membutuhkan biaya tetap (fixed costs) dan

biaya penyimpanan yang tinggi karena jumlah produksinya dalam hitungan

Metric ton.

4. Beberapa kompetitor memiliki ukuran dan kekuatan yang sama dan secara

jumlah kompetitor juga dapat terbilang banyak.

5. Exit Barrier tinggi karena masih banyak perusahaan yang mempertahankan

perusahaannya walaupun mengalami kerugian.

Page 15: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

13

Faktor penyebab persaingan dalam industri lemah karena:

- Pertumbuhan tingkat permintaan sedang naik dikarenakan terjadi akselarasi

pengolahan produk hulu Kelapa Sawit menjadi bahan bakar alternatif (Bio

Diesel), permintaan Bio Diesel sedang mengalami peningkatan untuk

memenuhi kebutuhan pasar.

3.2. Potensi masuknya pesaing baru dapat disimpulkan sangat kuat.

Ancaman masuknya pemodal lain kuat dikarenakan:

1. Ada banyak pemodal yang sanggup memenuhi persyaratan modal dan barrier

masuk industri ini dikarenakan margin keuntungan yang tinggi atas industri

ini.

2. Permintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga

grafik permintaan bahan mentah dalam industri ini semakin naik.

3. Kebanyakan Perusahaan dalam industri ini melakukan ekspansi usaha baik

untuk memperoleh lahan perkebunan Kelapa Sawit yang baru maupun

ekspansi produk turunannya (Industri Hilir).

Ancaman masuknya pemodal lain lemah karena:

- Saat ini Perusahaan sudah menikmati biaya produksi yang dikeluarkan,

terutama dalam hal kapasitas produksi, perusahaan juga sudah memiliki

jaringan Supplier dan Customer sendiri, selain itu industri ini juga

membutuhkan modal yang sangat tinggi sehingga sulit bagi pesaing baru

untuk menirunya.

- Barang subtitusi Industri Minyak Nabati lain seperti Kedelai dan Biji Bunga

Matahari menjadi industri yang menghasilkan barang subtitusi terhadap

produk turunan industri hulu Minyak Kelapa Sawit (Minyak Goreng).

- Kebijakan yang saling tumpang tindih antara Pemerintah pusat dan daerah,

seperti ijin pembukaan lahan yang kadang membuat para pelaku bisnis baru

ragu-ragu dalam bertindak yang dapat mengakibatkan biaya besar.

- Infrastruktur yang belum memadai terutama pelabuhan ekspor. Diprediksikan

dengan pertumbuhan lahan Kelapa Sawit yang signifikan (jika tidak didukung

adanya penambahan kapasitas pelabuhan baik perluasan atau penambahan

pelabuhan baru) maka industri Kelapa Sawit dalam 10 tahun bisa terganggu

Page 16: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

14

karena akan banyak hasil produksi yang tidak dapat diekspor, sementara daya

tampung dalam negeri akan semakin terbatas apalagi jika program bio diesel

pemerintah tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

- Tumbuhnya industri hilir tidak secepat pertumbuhan industri kelapa sawit itu

sendiri, mengakibatkan nilai jual hasil minyak kelapa sawit Indonesia bernilai

rendah. Ekspor Indonesia baru 42% yang sudah berupa produk turunan

kelapa sawit, sedangkan ekspor industri Kelapa Sawit Malaysia sudah 80%

lebih berupa produk turunan.

- Kondisi internal dan eksternal dalam dalam industri perkebunan Kelapa Sawit

juga sangat banyak berpengaruh bagi para pemodal baru, antara lain:

a. Faktor Internal:

- Perusahaan mempunyai kemampuan dan ketersediaan tenaga kerja

yang baik untuk pemanenan tanaman kelapa sawit eksisting maupun

untuk penanaman kembali tanaman Kelapa Sawit baru.

- Manajemen mempunyai proyeksi produktivitas yang dihasilkan dari

tanaman baru yang akan ditanam kembali.

b. Faktor Eksternal:

- Ketersediaan bibit Kelapa Sawit yang bermutu.

- Tingkat permintaan produk CPO dunia.

- Proyeksi dan trend pergerakan harga CPO dunia.

3.3. Kompetisi dengan barang subtitusi dari luar industri hulu Minyak

Kelapa Sawit menjadi kuat karena:

1. Tahun 2014 banyak pembeli yang melakukan pembelian barang subtitusi

karena melimpahnya produksi Minyak Kedelai dan Minyak Biji Bunga

Matahari.

2. Minyak Nabati dari Kedelai dan Biji Bunga Matahari lebih baik bagi

kesehatan tubuh dibandingkan dengan Minyak Goreng Kelapa Sawit.

3. Harga yang bersaing pun membuat para pembeli Minyak Goreng berpindah

ke Minyak Kedelai dan Biji Bunga Matahari sehingga menurunkan tingkat

permintaan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK).

Page 17: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

15

Supplier. Kemampuan Supplier (Petani) dalam menyediakan bahan baku untuk

industri hulu Minyak Kelapa Sawit sangatlah lemah. Hal ini dikarenakan secara

garis besar, industri hulu Minyak Kelapa Sawit sudah terintegrasi dengan

perkebunan Kelapa Sawit yang siap memberikan supply Tandan Buah Segar

setiap waktu, selain itu juga dikarenakan lokasi industri ini cenderung jauh dari

kota sehingga hasil dari para supplier biasanya dijual ke pabrik pengolahan yang

dekat dengan mereka untuk menghemat biaya pengangkutan bahan baku.

3.4. Beberapa faktor lain yang membuat bargaining power Supplier dalam

industri ini lemah yaitu:

1. Barang yang disupply merupakan komoditas,

2. Industri dapat membeli dari supplier lain dengan harga yang tidak berbeda

jauh,

3. Jumlah supplier yang banyak dan proporsi penguasaan pasar setiap supplier

tidak terlalu besar,

4. Industri merupakan konsumen utama dari banyak supplier.

Buyer. Kemampuan Buyer di lingkup Nasional kurang terasa bila dibandingkan

dengan pasar Internasional. Hal ini dikarenakan posisi Indonesia sebagai salah

satu penghasil Minyak Kelapa Sawit terbesar dunia. Seperti yang terjadi pada

tahun 2014 yang lalu, terjadi penurunan ekspor yang pada akhirnya menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi harga pasar Crude Palm Oil (CPO) dunia.

Beberapa faktor lain yang memperkuat bargaining power Buyer seperti:

1. Produk industri ini adalah standar.

2. Biaya yang dikeluarkan Buyer untuk membeli produk substitusi sangat murah.

3. Produk ini dijual ke banyak Buyer.

4. Buyer dapat menunda untuk membeli produk dari industri ini.

5. Buyer sangat sensitif terhadap harga dan biaya untuk mendapatkannya.

Page 18: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

16

Tabel 1.2 Five Forces Model of competition untuk industri hulu Minyak Kelapa

Sawit pada tahun 2014.

Company

Subtituteproducts

Buyers

NewEntrants

RivalFirms

Supplier

Page 19: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

17

3.5. Analisis Keunggulan Kompetitif Perusahaan

- Perusahaan sudah memiliki jaringan Supplier dan Customer tersendiri,

- Industri ini membutuhkan modal yang tinggi sehingga sulit bagi pesaing

baru untuk meniru,

- Perusahaan juga mempunyai kemampuan dan ketersediaan tenaga kerja

yang mumpuni untuk melakukan pemanenan tanaman Kelapa Sawit

eksisting maupun untuk penanaman kembali tanaman Kelapa Sawit baru

(replanting),

- Perusahaan telah memiliki divisi tersendiri yang khusus mengelola

pembibitan unggul sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pembelian

bibit dari luar,

- Pesaing potensial sukar memperoleh pangsa pasar karena existing brand

Perusahaan sudah mapan,

- Sulitnya mendapatkan ijin pembukaan lahan baru bagi Pesaing potensial,

- Perusahaan masih memiliki lahan cadangan berkualitas yang masih belum

tertanami.

Page 20: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

18

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.

Kompetisi Perusahaan dengan kompetitor dalam industri ini sangat kuat walaupun

kadang menjadi lemah terutama oleh faktor permintaan barang dalam jumlah

besar. Perusahaan harus siap dalam menanggapi serangan kompetitor baik dari

segi harga maupun biaya produksi dan penyimpanan. Selain itu dari faktor

masuknya pemain baru dalam industri ini sangat kuat artinya banyak para

pemodal yang memiliki potensi untuk berkembang dalam industri ini. Perusahaan

harus mempertahankan kestabilan dan melakukan ekspansi untuk bertahan dari

ancaman tersebut. Unsur five force lainnya adalah barang subtitusi dari luar

industri yang kuat mempengaruhi jumlah permintaan dan harga barang industri

ini. Supplier mempunyai bargaining power yang lemah dikarenakan modal

investasi perusahaan yang besar telah menopang sebagian besar bahan dasar

industri ini. Buyer memiliki bargaining power yang kuat terutama buyer dari pasar

Internasional dikarenakan kemudahan mereka untuk mengakses barang subtitusi

dan buyer juga mampu melakukan penundaan terhadap pembelian Crude Palm Oil

(CPO) dan Palm Kernel (PK).

Saran.

1. Areal perkebunan Perusahaan sebaiknya lebih di perluas/dimaksimalkan dengan

cadangan lahan yang masih kosong untuk segera ditanami, sehingga dapat lebih

berkembang dari segi produksi Tandan Buah Segar.

2. Perusahaan harus lebih meningkatkan mutu produksinya sehingga dapat bersaing

dengan Negara penghasil CPO lainnya.

3. Sebaiknya Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama dalam pembangunan

industri Kelapa Sawit yang sangat berpotensi menjadi sektor unggulan didunia.

Page 21: Five Forces Model of competition pada industri hulu Kelapa ... · PDF filePermintaan pasar dalam produk turunan Kelapa Sawit juga besar sehingga grafik permintaan bahan mentah dalam

19

4. Untuk mendapatkan hasil yang efektif perlu dilakukan

pengembangan/ekstensifikasi pabrik serta jalur transportasinya untuk

mendapatkan efektifitas dan efisiensi kerja yang lebih baik dalam memproduksi

CPO.

5. Perusahaan merangkul para Petani Swadaya yang berada disekitar Kebun dan

Pabrik sebagai bentuk kerja sama, selain tetap melakukan kerja sama dengan

Petani Plasma yang telah terbina selama 25 tahun.

Sumber:

1. Oil World yang dikutip dari Office of Chief Economist Bank Mandiri

tahun 2014;

2. Laporan Keuangan tahun 2013-2014 Asian Agri Grup;

3. Franky O. Widjaja (Golden Agri Resources), Derom Bangun (mantan

ketua Gapki) dan Sahat M. Sinaga, “Peluang dan Tantangan Industri

Minyak Sawit Indonesia”, International Palm Oil Exhibition - Hotel Grand

Melia Jakarta, Jakarta, 16 Oktober 2014;

4. Endang S. Gumbira, Ketua MAKSI (Masyarakat Perkelapa Sawitan

Indonesia), “Orientasi Penelitian dan Pengembangan Produk Hilir Kelapa

Sawit: Tantangan Kerjasama Akademik – Bisnis – Government yang

berkelanjutan”, Hotel Grand Melia Jakarta, Jakarta, 17 Oktober 2014.