fisiologi pengaturan osmolalitas tubuh.ppt

29
Dr. Shofa Nur Fauzah Divisi Fisiologi FK Unswagati

Upload: thenewaasitumorang

Post on 08-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • Dr. Shofa Nur Fauzah Divisi Fisiologi FK Unswagati

  • Pria dewasa muda : 18% berat badan terdiri dari protein 7% adalah mineral, 15% adalah lemak. 60% adalah air.

    Komponen intrasel air tubuh 40% BB, Komponen ekstrasel : 20%.

  • Sekitar 25% komponen ekstrasel terdapat dalam sistem vaskular (plasma = 5% berat badan) dan 75% di luar pembuluh darah (cairan interstisium = 15% berat badan). Volume darah total adalah sekitar 8% dari berat badan.

  • Volume cair dan yang diambil oleh tubuh equal dengan cairan yang hilang setiap harinyaPerubahan volume cairan tubuh Merubah osmolalitas cairan tubuhMempengaruhi Tekanan darahMerubah cairan intersisial

  • Total cairan tubuh yang masuk setiap harinya adalah 1500-3000 ml

    Sources of waterRoutes by which water lossIngestion (90%)Cellular metabolisme (10%)

    Urine (61%)Evaporation (35%) perspiration insisible sensible Respiratory passages

  • Perpindahan cairan dari traktus digestivus bergantung dari osmosis Keseimbangan cairan dalam tubuh dipengaruhi oleh :Thirst regulatory mechanism

    Dipengaruhi oleh beberapa faktor

  • Sensor dari Thirst regulation Hypothalamic receptorsArterial baroreceptors (sinus carotis, arcus aorta, reseptor di atrium, vena)Juxtaglomerular apparatuses

  • Osmolalitas ekstrasellular dan tekanan darah kembali normal hypothalamus Rasa haus hilang.

  • Pe osmolalitas ekstrasellular hypothalamus pituitari pituitari posterior ADH Meningkatkan reabsorbsi di tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus Osmolalitas Extraseluler kembali normal volume urin

  • Dipengaruhi oleh :1. Mekanisme neural mempengaruhi aksi potensial pada neuson simpatis pada arteriol afferen ginjal. Ketika Baroreseptor mendeteksi adanya peningkatan tekanan di arteri atau vena menurunkan rangsang sarah simpatis arteriol afferen akan berdilatasi Volume meningkat GFR meningkat filtrasi meningkat urin me

  • 2. Renin-Angiotensin-Aldosteron: volume cairan tubuh berkurang tekanan darah >rendah me renin-angiotensin-aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na di tub kontortus distal dan duktus kolektivus volume urin menurun

    osmolalitas di extraselluler menurun

  • 3. Atrial Natriuretic hormonPeregangan dinding atrial yang cukup besar merangsang ANH menurunkan reabsorbsi Na dan air di tub kontortus distal dan duktus kolektivus vol urin meningkat

    4. ADH (Antidiuretic hormon) dirangsang ketika volume tubuh menurun

  • Na adalah dominan kation ekstrasellularHampir 90-95% tekanan osmotik di extraselluler dipengaruhi oleh Na dan ion negatif yang mengikutinya.Ginjal adalah organ yang paling utama dalam mengatur ekskresi NaTransport Na dan air diginjal relative konstan dan dibawah pengaruh hormonal Hipernatremi osmolalitas ekstraselluler me

  • Sekresi ADH yang tidak tepat kegagalan memproduksi ADH (diabetes insipidus sentral), ketidakmampuan ginjal untuk berespon terhadap ADH (diabetes insipidus nefrogenik)Kerusakan mekanisme arus balikKetidakmampuan tubulus distal, tubulus kolingentes dan duktus kolinegentes untuk berespon terhadap ADH

  • (Ketidakseimbangan Hipo-osmolalitas)Hiponatremia adalah keadaan di mana kadar natrium serum kurang dari 135 mEq/L (kadar natrium serum normal, 135-145 mEq/L), Disebabkan oleh dua mekanisme primer: retensi air atau kehilangan natrium. Hiponatremia menunjukkan bahwa cairan tubuh diencerkan dengan kelebihan air yang relatif terhadap zat terlarut total. Osmolalitas plasma yang rendah menyebabkan perpindahan air masuk ke dalam sel. Pembengkakan sel-sel otak, dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial timbulnya gangguan susunan saraf pusat.

  • Kehilangan natrium melampaui kehilangan airPengobatan diuretik dengan diet rendah garam yang berkepanjanganKehilangan melalui saluran cerna yang berlebihan (muntah, diare, penyedotan nasogastrik, pemberian es berlebihan pada pasien dengan penyedotan nasogastrik)Penggantian cairan tubuh yang hilang hanya dengan air atau cairan bebas natrium lainnya (seperti pada diaforesis, perdarahan, atau transudasi ruang ke-tiga)Gagal ginjal dengan gangguan kemampuan untuk menyimpan natrium Defisiensi adrenal (penyakit Addison)

  • Kehilangan natrium melampaui kehilangan airPengobatan diuretik dengan diet rendah garam yang berkepanjanganKehilangan melalui saluran cerna yang berlebihan (muntah, diare, penyedotan nasogastrik, pemberian es berlebihan pada pasien dengan penyedotan nasogastrik)Penggantian cairan tubuh yang hilang hanya dengan air atau cairan bebas natrium lainnya (seperti pada diaforesis, perdarahan, atau transudasi ruang ke-tiga)Gagal ginjal dengan gangguan kemampuan untuk menyimpan natrium Defisiensi adrenal (penyakit Addison)

  • Na+ serum < 125 mEq/L: Anoreksia, Rasa pengecap terganggu Kejang ototNa4 serum = 115-120 mEq/L: Sakit kepala, perubahan kepribadian, Lemah dan lemas, Mual dan muntah, Kejang abdominalNa+ serum < 115 mEq/L: Kejang dan koma, Tidak ada atau berkurangnya refleks-refleks Tanda Babinski, Edema papil, Edema bakes jari di atas sternum

  • Tujuan penanganan pasien hipoosmolalitas dan hiponatremia sesungguhnya adalah untuk meningkatkan natrium serum menjadi normal, dan mengatasi penyakit yang mendasarinya. mengurangi asupan air atau menambahkan natrium,Hiponatremia ringan (120 sampai 135 mEq/L) kehilangan melalui ginjal dan saluran cerna diatasi dengan pemberian larutan NaCI melalui mulut atau garam fisologis intravena. Koreksi hipovolemia menekan pelepasan ADH ekskresi air yang berlebihan melalui ginjal Pada kasus hiponatremia berat (
  • (Ketidakseimbangan Hiperosmolalitas)keadaan di mana kadar natrium serum lebih tinggi dari 145 mEq/L. selalu berkaitan dengan hiperosmolalitas karena garam natrium merupakan penentu utama dari osmolalitas plasma. Peninggian osmolalitas serum menyebabkan air berpindah dari ICF ke ECF, sehingga terjadi dehidrasi dan pengkerutan sel. Sebab-sebab dasarnya adalah kehilangan air yang melebihi kehilangan natrium, atau pertambahan natrium yang melampaui pertambahan air.

  • Asupan air yang tidak cukupTidak dapat merasakan atau berespon terhadap rasa haus (misalnya, keadaan koma, kebingungan)Tidak ada asupan melalui mulut dan rumatan IV tidak mencukupiTidak dapat menelan (misalnya, pada gangguan pembuluh darah otak)Kehilangan air yang berlebihan1. Di luar ginjal : Demam dan/atau diaforesis, Luka bakar, Hiperventilasi, Pemakaian respirator yang lama, Diare berair2. Ginjala. Diabetes insipidus (sentral, nefrogenik), Cedera kepala (khususnya, fraktur dasar tang ko rak), Bedah saraf, Infeksi (ensefalitis, meningitis), Neoplasma otakb. Diuresis osmotik, Glikosuria pada diabetes tak terkontrol, Diuresis urea pada pemberian makanan tinggi protein melalui slang Manitol

  • gangguan neurologik dan akibat-akibat dehidrasi selular, khususnya sel-sel otak Lemas, agitasi, iritabel, hiperefleksia, dan spastisitas, koma, kejang, dan kematian, Rasa haus adalah gejala utama dari hipernatremia, Tanda-tanda klinis lainnya adalah selaput lendir mulut yang kering dan lengket; kulit yang merah panas; dan lidah yang kering, kasar serta merah. Oliguria dan anuria, demam.

  • *********