fisiologi nifas lengkap

17
BAB I PENDAHULUAN Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi. Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang pasti terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui dan dapat berlangsung dalam waktu lama. Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan faktor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetrik, anestesi dan faktor sosial. 1

Upload: sudjatiadhinugroho

Post on 11-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nfas

TRANSCRIPT

Page 1: fisiologi nifas lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada

sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi. Pada akhir masa

puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini

mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang pasti

terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun, beberapa

studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang

terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui dan dapat berlangsung

dalam waktu lama.

Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa

puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat

dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang

sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka

panjang dan faktor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetrik, anestesi dan

faktor sosial.

1

Page 2: fisiologi nifas lengkap

BAB II

KONSEP DASAR NIFAS

1. Definisi Masa Nifas

Puerperium ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya

kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.1

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8

minggu.2

Masa Nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai

dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu3.

Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan

akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi

tidak hamil.4

Jadi dapat disimpulkan masa nifas adalah masa yang dibutuhkan untuk kembali

normalnya alat-alat kandungan, dimulai sejak 1-2 jam setelah plasenta lahir sampai 6

minggu(40 hari).

Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan

keluarganya secara fisiologis, emosional, dan sosial. Baik di negara maju maupun negara

berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa

kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan

kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu dan bayi lebih sering terjadi

pada masa pascapersalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi,

disamping ketidaktersediann pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam

menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas

pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan

deteksi dini serta penatalaksaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang

timbul pada masa persalinan.3

2. Pembagian Masa Nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode: 2u

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan..

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya

6 – 8 minggu.

2

Page 3: fisiologi nifas lengkap

3. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat

sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh brhubungan suami-istri setelah

40 hari. secara medis, sebelum 40 hari alat kandungan belum pulih sempurna. Sehingga

yang paling ditakutkan akibat berhubungan badan dapat terjadi robekan terutama pada

fornix posterior.

BAB III

PEMBAHASAN

PERUBAHAN FISIOLOGI IBU NIFAS

1. Sistem Reproduksi

Perubahan alat-alat genital baik interna maupun eksterna kembali seperti semula

seperti sebelum hamil disebut involusi.5 Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada

sistem reproduksi ibu nifas adalah sebagai berikut:

a. Uterus

1) Involusi Uterus

Meskipun istilah involusi telah digunakan untuk menunjukkan perubahan

yang retrogresif yang terjadi di semua organ dan struktur saluran reproduksi,

istilah ini lebih spesifik menunjukkan adanya perubahan retrogresif pada uterus

yang menyebabkan berkurangnya ukuran uterus. Involusi uterus dapat diartikan

juga sebagai pengerutan uterus yang merupakan suatu proses dimana uterus

kembali ke kondisi sebelum hamil.5

Segera setelah bayi lahir, fundus uteri akan setinggi pusat dengan berat

1000 gram. Setelah plasenta lahir fundus uteri ± 2 jari dibawah pusat dengan

berat 750 gram. Selama 1 minggu fundus uteri berada pada pertengahan pusat

simfisis, dengan berat 500 gram. Setelah 2 minggu fundus uteri tidak teraba diatas

simfisis, dan beratnya 350 gram. Setelah 6 minggu uterus bertambah kecil,

dengan berat 50gram. Dan pada minggu ke-8 akan sebesar normal, dengan berat

30 gram.2

Namum proses ini tidak berlaku pada ibu yang melahirkan dengan sectio

caesar. Dimana involusi uterus terjadi lebih lambat pada awalnya, namun setelah

6 minggu tidak ada perbedaan dengan uterus kelahiran normal. Biasanya segera

3

Page 4: fisiologi nifas lengkap

setelah lahikr fundus uteri setinggi pusat dan bertahan sampai 1 minggu

postpartum. Hal ini bukan merupakan keadaan patologik.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:5

a) Iskemia Miometrium – Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang

terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat

uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

b) Atrofi jaringan – Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon

estrogen saat pelepasan plasenta.

c) Autolysis – Merupakan proses penghancuran diri sendiri (zat protein) yang

terjadi di dalam otot uterus. Sisa dari penghancuran ini diabsorbsi dan

kemudian dibuang dalam urine. Sebagai bukti dapat dikemukakan bahwa

kadar nitrogen sangat tinggi. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan

otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil

dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal ini

disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.

d) Efek Oksitosin – Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot

uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi

situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.

Gambar1. Tinggi fundus uteri pada masa nifas

2) Bekas inplantasi Plasenta

Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan

menonjol ke dalam kavum uteri. Plasental bed mengecil karena kontraksi dan

4

Page 5: fisiologi nifas lengkap

menonjol ke kavum uteri dengan diameter7,5 cm. Setelah 2 minggu menjadi

3,5cm, pada minggu ke-6 diameter 2,4cm dan akhirnya pulih.2

Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas

plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh

thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan

karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.1

3) Seviks dan Vagina

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan

berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,

sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan

serviks uteri membentuk cincin. Serviks mungkin memar dan edema, terutama

jika ada tahanan anterior saat persalinan, Warna serviks merah kehitam-hitaman

karena penuh pembuluh darah.5

Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat masuk rongga

rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2–3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat

dilalui 1 jari.2

Oleh karena hiperplasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh.

Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum

hamil. Pada  umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan

robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh

karena robekan ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang dari serviks.1

Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-

ukurannya yang normal. Pada minggu ke-3 post partum rugae mulai tampak

kembali.1

4) Lokia

Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6

minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua

basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada

tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada

pembuangan lokia.

Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta

akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa

cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia.

5

Page 6: fisiologi nifas lengkap

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai

reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada

kondisi asam yang ada pada vagina normal. Bila terjadi infeksi, tanda yang paling

penting yang dapat ditemui adalah lokia berbau busuk yang khas.

Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat

dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan

karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra,

sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat

sebagai berikut:

Lokia Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 2 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua,

verniks caseosa, rambut

lanugo, sisa mekoneum dan

sisa darah

Sangu

inolenta

3-7 hari Putih bercampur

merah

Sisa darah bercampur lender

Serosa 7-14 hari Kekuningan/

kecoklatan

Lebih sedikit darah dan lebih

banyak serum, juga terdiri

dari leukosit dan robekan

laserasi plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput

lendir serviks dan serabut

jaringan yang mati.

Tabel 1. Lokia berdasarkan waktu.2

Umumnya jumlah lokia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi

berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina

bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir

keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga

270 ml.

Banyaknya lokia dan kecepatan involusi tidak dipengaruhi oleh pemberian

preparat ergot (ergotrate, Methergine), yang hanya memiliki efek jangka pendek.

Preparat ini malah dapat menyebabkan ostium cepat menutup sehingga lokia

tidak lancar keluar. Akan tetapi menyusui akan mempercepat proses involusi.

6

Page 7: fisiologi nifas lengkap

5) Ligamen-ligamen

Setelah bayi lahir ligament,fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada

waktu persalinan secara berangsur-angsur menjadi ciut dan kembali seperti sedia

kala. Namun tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena

ligamentum rotundum menjadi kendor.2

2. Sistem Perkemihan

Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun, hilangnya

peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah

akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.

Keadaan ini disebut dengan diuresis pasca partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali

normal dalam waktu 2minggu.1

Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses

involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca melahirkan ibu merasa

sulit buang air kecil.

Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum, antara

lain:

a. Adanya udema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin.

b. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretensi dalam

tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.

c. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh

iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi.

Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca

persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dower kateter selama 24

jam. Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi

dan bila jumlah residu > 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses urinasinya.

Maka kateter tetap terpasang dan dibuka 4 jam kemudian , bila volume urine < 200 ml,

kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa.

Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot

dasar panggul. Latihan-latihan tersebut antara lain berenang, senam, mempertahankan

kesehatan, aerobik dan sebagainya.

7

Page 8: fisiologi nifas lengkap

3. Sistem Pencernaan

Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena kurangnya

makanan padat selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi. Wanita mungkin

menahan defekasi karena perineumnya mengalami perlukaan atau karena ia kurang

pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan jika ia melakukan defekasi.

Jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar, maka diberi obat pencahar, baik

peroral ataupun supositoria.

Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:

1) Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.

2) Pemberian cairan yang cukup.

3) Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.

4) Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.

5) Bila usaha di atas tidak berhasil dapat pemberian obat yang lain.

PERAWATAN PASCA PERSALINAN

1. Mobilisasi: Ibu dianjurkan untuk mobilisasi dini untuk merangsang pengosongan

kandung kemih dan rektum. Ibu pasca melahirkan spontan sudah dapat pulang setelah

24 jam bila keadaan umum obu stabil dan tidak terdapat komplikasi.. Sedangkan ibu

pasca sectio caesar dapat pulang setelah 3 hari. Namun hal ini berbeda-beda

menyesuaikan keadaan dan komplikasi yang terjadi pada ibu.

2. Diet: makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan

yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan. 2

3. Miksi: hendaknya kencing dapat dilakukan mandiri secepatnya. Hal ini berhubungan

dengan proses involusi uterus, bila kandung kemih penuh akan menghambat involusi

uterus.

Kadang-kadang wanita mengalami sulit kecing karena sfingter uretra tertekan oleh

kepala janin dan spasme oleh iritasi m. Sfingter ani selama persalinan. Bila kandung

kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi. 2

4. Defekasi: buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pascapersalinan. Bila masih sulit

BAB dan terjadi obstipasi apalagi BAB keras dapat diberikan obat laksans peroral

atau per rektal. Jika masih belum bisa dapat dilakukan klisma. 2

5. Vulva-vagina higien: sangat perlu diperhatikan, karena mudah untuk terjadi infeksi

akibat daya tahan tubuh yang menurun pasca melahirkan.

8

Page 9: fisiologi nifas lengkap

6. Laktasi dan perawatan payudara; perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil

supaya puting susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui

bayi. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan, dengan cara pembalutan mammae

sampai tertekan, dan pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral

dan parlodel. 2

Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-

perubahan pada kelenjar mammae, yaitu: 2

Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak

bertambah.

Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna

kuning-putih susu.

Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena

berdilatasi sehingga tampak dengan jelas.

Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka

timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan

merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-

epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan

banyak sesudah 2-3 hari pasca bersalin.

Ibu dianjurkan untuk segera IMD. Segera setelah bayi lahir, langsung diletakkan

diatas dada ibu. Bayi dibiarkan sampai dapat mengenali puting ibu dan berhasil

menyusu biasanya selama 30-60menit., namun perlu diperhatikan bayi harus tetap

hangat untuk mencegah hipotermia. Hal ini juga berlaku pada ibu post sectio caesar.

PEMERIKSAAN POSTNATAL

Pemeriksaan postnatal antara lain meliputi:2

a) Pemeriksaan umum

Tanda vital: Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu. Terutama untuk melihat

adanya infeksi postnatal.

b) Keadaan umum

Keadaan ibu; mobilisasi, selera makan

c) Payudara

ASI: keluar atau tidak, adanya colostrum

Puting susu; adanya luka-luka, puting keras, kering, payura membengkak.

d) Dinding perut, perineum, kandung kemih, dan rektum.

e) Sekret yang keluar; lochia, flour albus

9

Page 10: fisiologi nifas lengkap

f) Keadaan alat-alat kandungan

Pada masa nifas normal sebetulnya tidak diperlukan obat-obatan. Namun dapat

diberikan Antibiotik sebagai profilaksis.

NASEHAT UNTUK IBU POSTNATAL

a) Sebaiknya bayi disusui. Makin cepat bayi disusui, makin cepat ASI dirangsang untuk

diproduksi.

Pada ibu dianjurkan untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan, dan dilanjutkan

ASInya hingga 2 tahun. Selama rentang waktu ini ibu dianjurkan untuk tidak hamil.

Namun bila ternyata ibu kemudian hamil ASI tetap dapat dilanjutkan, kecuali bila

pada laktasi menyebabkan kontraksi uterus karena ditakutkan dapat mengakibatkan

abortus. Namun perlu diingat, tidak ada kontraindikasi ibu hamil untuk menyusui.

b) Kerjakan senam pascapersalinan sehabis bersalin

c) Sebaiknya melakukan KB untuk menjarangkan anak

d) bawa bayi untuk mendapatkan imunisasi

10

Page 11: fisiologi nifas lengkap

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Masa nifas adalah masa setelah lahirnya hasil konsepsi sampai pulihnya organ

reproduksi seperti sebelum hamil. Pada masa ini banyak terjadi perubahan yang dialami oleh

wanita post partum. Pada sistem reproduksi terjadi Involusi uterus, involusi tempat plasenta,

perubahan ligamen, perubahan pada serviks, keluarnya lokia, perubahan pada vulva, vagina

dan perineum. Terjadi juga perubahan pada sistem perkemihan seperti kesulitan buang air

kecil dan inkontinensia urin. Pada sistem pencernaan terjadi perubahan nafsu makan,

motilitas organ-organ pencernaan, pengosongan usus, dan konstipasi. Sistem muskuloskeletal

pun mengalami perubahan seperti pada dinding perut dan peritoneum, kulit abdomen,

timbulnya striae, perubahan ligamen dan simpisis pubis

Perubahan-perubahan tersebut ada yang bersifat fisiologis dan patologis. Oleh karena

itu, tenaga kesehatan terutama bidan harus memahami perubahan-perubahan tersebut agar

dapat memberikan penjelasan dan intervensi yang tepat kepada pasien.

11

Page 12: fisiologi nifas lengkap

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Obstetri Fisiologi. Bandung : Percetakan / Penerbitan Eleman; 1983; 315-27

2. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi. Edisi 2. Jakarta:

EGC; 1998; 115-21

3. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan- Asuhan Nifas normal. Edisi 4. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010; 356-74

4. Varney, Helen, Dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

5. Verralls, Sylvia. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC; 1997.

6. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 1998.

12