fisiologi kulit
DESCRIPTION
lknTRANSCRIPT
Fisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
Fungsi Proteksi
Perlindungan bagian dalam tubuh terhadap gangguan mekanik, kimiawi, radiasi, sinar UV, mikroorganisme
Faktor yang berperan:
Mekanik : bantalan lemak/lapisan kulit yang tebal, proses keratinisasi
Kimiawi : stratum korneum
Sinar UV : melanosit
Mikroorganisme : pH 5 6,5
Fungsi Absorpsi
Dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, namun lebih mudah menyerap cairan yang mudah menguap atau larut lemak
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan air memungkinkan kulit mengambil bagian terhadap fungsi respirasi
Fungsi Ekskresi
Mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa (NaCl, urea, asam urat, dan amonia)
Fungsi Presepsi
Epidermis: Badan merken ranvier (rabaan)
Badan paccini (tekanan)
Dermis: Badan krausse (dingin)
Badan meissner (rabaan)
Dermis dan subkutis : Badan ruffini (panas)
Fungsi Pengaturan Suhu
Mengeluarkan keringat & mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit
Fungsi Pementukan Pigmen
Membentuk pigmen melanosit yang berperan untuk pewarnaan kulit
Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula sel granulosum
Berlangsung terus menerus seumur hidup
Fungsi Pembentukan Vit D
7-dihidroxycholesterol + sinar matahari vitamin D
Mikrobiologi Kulit
Kulit manusia tidak steril, kulit steril hanya di dapat beberapa saat setelah lahir. Kulit tidak steril karena permukaan kulit banyak mengandung bahan makanan untuk pertumbuhan organisme antara lain lemak, bahan yang mengandung nitrogen, mineral, dan lain-lain. Bakteri dapat bertindak sebagai :
Parasit ang dapat menimbulkan penyakit
Komensal yang merupakan flora normal
Patogenesis dan Virulensi
Spesies bakteri yang mampu menimbulkan penyakit dianggap sebagai pathogen
Istilah virulensi dipakai untuk melukiskan perbedaan galur (strain) dalam suatu spesies patogen dan mencakup semua bahan-bahan di dalam organisme tersebut yang dapat menyebarkan kuman atau menimbulkan penyakit pada hospes yang baru
Kolonisasi
Bakteri yang mengontaminasi kulit dapat hidup dan bermultiplikasi disebut kolonisasi dan kemudian dapat menimbulkan penyakit infeksi. Kolonisasi berbeda daripada infeksi, yakni pada kolonisasi hospes tidak memberi respons dan dengan demikian pada kolonisasi juga tidak terdapat kenaikan titer antibodi.
Kolonisasi menimbulkan penyakit infeksi bergantung pada:
Virulensi organisme
Besarya inokulasi
Tempat masuk kuman
Pertahanan atau imunitas hospes
Patogenesis Infeksi
Sifat respons inflamasi kulit terhadap bakteri tertentu, di samping bergantung pada banyaknya bakteri yang masuk ke dalam kulit (inokulasi kulit), juga bergantung pada cara bakteri tersebut mencapai daerah yang bersangkutan
Dinding pem-buluh darah sering merupakan tempat utama kelainan kulit pada penyebaran infeksi. Manifestasi permulaan berupa perdarahan atau trombosis disertai infark. Kemudian diikuti reaksi selular akibat inokulasi bakteri ke dalam kulit, lalu timbul inflamasi setempat dan supurasi. Hal ini dapat menimbulkan penyebaran sistemik
Pertahanan Kulit
Keadaan Kering
Yang bertanggung jawab terhadap perbedaan ukuran meng-hilangnya bakteri dari daerah asam atau alkali ialah desikasi. Derajat kekeringan kulit yang relatif dapat membatasi pertumbuhan kuman negatif-Gram
Mekanisme Kimiawi
bahan aktif asam-asam lemak tidak jenuh yang mempunyai efek antibakteri, ialah terutama asam oleat
Pertahanan Kulit
Fenomen Interferensf Bakteri
Fenomen ini ialah pengaruh supresif bakteri atau galur bakteri terhadap kolonisasi bakteri lainnya
Bakteri Normal di Kulit
Adanya bakteri tersebut menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat mikroorganisme lainnya
Flora Normal Kulit
Flora transien terdiri atas organisme yang sangat beraneka ragam, dapat bersifat patogen atau nonpatogen, yang tiba di permukaan kulit dari sekitarnya. Flora tersebut dianggap tidak memperbanyak din di permukaan kulit
Flora residen terdiri atas sejumlah kecil jenis organisme yang memperbanyak diri di permukaan kulit
Perbedaan antara flora residen dengan flora transien
Flora residen
Nonpatogen
Sebagai organisme yang stabil di permukaan kulit. Hampir selalu secara teratur terdapat pada kebanyakan individu normal
Dapat mempertahankan diri dari tekanan-tekanan kompetisi oleh organisme lainnya yang secara kontinyu mengontaminasikan permukaan kulit. Dapat memperbanyak diri secara teratur
Tidak mudah dihilangkan dengan cara menghapus
Jenis organismenya sangat kecil. Kebanyakan organismenya termasuk salah satu dari dua famili, yaitu famili Micrococcaceae atau famili Corynebacteriaceae
Flora transien
Patogen atau nonpatogen
Bukan merupakan organisme yang secara teratur terdapat di permukaan kulit
Tidak dapat mempertahankan dirinya secara tetap pada kulit normal. Tidak dapat memperbanyak diri
Mudah dihilangkan dari kulit normal dengan cara menghapus atau dengan desinfektan. Tetapi lebih sukar dihilangkan dari kulit yang sakit
Jenis organismenya sangat banyak (beraneka ragam)
Flora Residen
Flora residen yang tersering ialah :
Micrococcaceae
Corynebacterium acnes
Aerobic diphteroids
Famili Micrococcaceae terdiri atas 3 genera:
Micrococcus
Staphylococcus
Sarcina
Sifat-sifat famili Micrococcaceae ialah kokus Gram positif dan katalase positif
Klasifikasi sistem Baird Parker (1963):
Berdasarkan kemampuan membentuk asam dari glukosa dalam kondisi anaerobik, maka Micrococcaceae dibagi dalam genus Staphylococcus yang memberi reaksi positif, dan genus Micrococcus yang memberi reaksi negatif. Kemudian masing-masing genus dibagi lagi dalam subdivisi, contoh : Staphylococcus mempunyai 6 tipe, dan Micrococcus mempunyai 7 tipe. Pembagian subdivisi tersebut berdasarkan kemampuan organisme memproduksi asam dari gula, memproduksi fosfatase, dan membentuk aseton dari glukosa.S.I. ialah Staphylococcus aureus, dapat dibedakan dari subdivisi lainnya berdasarkan sifat koagulase positif dan fermentasi anaerobik manitol positif. Organisme-organisme yang termasuk dalam subdivisi-subdivisi S II dan S V disebut Staphylococcus epidermidis. S VI ialah galur yang dapat memproduksi asam dari manitol secara aerobik, tetapi tidak secara anaerobik. S I jarang ditemukan dalam jumlah besar pada kulit normal dewasa. Galur S II dari grup ini dapat diisolasikan dari hampir setiap sampel kulit normal. S VI dapat meragi manitol secara aerobik
Micrococcus
Tipe M dan M : sering ditemukan di daerah intertriginosa
Tipe M : dominan pada kulit kepala dewasa
Tipe M : sering disebut Sarcina lutea, lebih sering ditemukan pada kulit normal dari pada dermatitis
Corynebacteria
Aerobic diphtheroids merupakan anggota genus Corynebacterium yang nonpatogen. Organisme ini berbentuk batang Gram-positif
Anaerobic diphtheroid
Contohnya antara lain ialah Corynebacterium acnes, merupakan flora residen di kulit, terutama di folikel, yakni di tempat- tempat yang banyak sekresi sebum Jumlahnya akan bertambah banyak setelah akil balik. Organisme ini ber-tanggung jawab pada sebagian besar sebum lipolisis di dalam kanal folikel.
Organisme negatif-Gram
Flora residen lainnya ialah Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan organisme grup Mima-Herella
Flora Transien
Flora transien terdiri atas :
Organisme aerobik yang membentuk spora (Bacillus spp.)
Streptococcus
Neisseria
Basil negatif-Gram yang berasal dari daerah intertriginosa dapat menjadi flora transien di tempat lain
Faktor Modifikasi
Pantang mandi tidak meningkatkan jumlah organisme.
Musim rupanya hanya berpengaruh sedikit pada jumlah organisme. Jumlah organisme meningkat jika suhu luar dan kelembaban meningkat.
Penambahan hidrasi akan meningkatkan flora total. Mula - mula Staphylococcus dan Micrococci yang predominan, tetapi kemudian diphtheroid dan bentuk negatif-Gram yang lebih banyak
Lokalisasi Flora Bakteri
Mayoritas organisme aerobik terdapat di perrnukaan lapisan terluar stratum komeum. Juga banyak ditemukan organisme pada infundibulum folikel rambut. Organisme anaerobik terdapat dalam jumlah besar pada sebum yang disekresikan dan mungkin pada bagian dalam folikel pilosebaseus. Kelenjar keringat, baik ekrin maupun apokrin dan saluran keluarnya mungkin bebas dari bakteri
Peran Flora Normal
Yang terpenting ialah sebagai pertahanan ter-hadap infeksi bakteri, dengan jalan interferensi bakteri
Memproduksi asam lemak bebas. Terdapat banyak bukti Corynebacterium acnes dan kokus negatif Gram mampu menghidrolisis-kan lemak dari sebum dan menghasilkan asam lemak bebas
Flora Pada Orifisium Tubuh
Meatus Meatus auditorium eksternum
Di samping Micrococci dan Diphtheroid, juga terdapat basil tahan asam yang nonpatogen.
Vestibulum nasi
Organisme yang tersering diisolasi ialah Micrococci dan Diphtheroid. Staphylococcus dapat ditemukan pada separuh populasi yang diambil sampelnya. Streptococcus pyogenes kadang-kadang juga ditemukan.
Uretra
Micrococci dan Diphtheroid biasanya terdapat dalam jumlah kecil. Mycobacterium smegmatis mungkin ditemukan di sekret preputium pada laki-laki dan wanita.
Vulva
Organisme aerobik, termasuk Diphteroid, Micrococci, Enterococci dan Coliform banyak ditemukan pada vulva.
Umbilikus
Umbilikus bayi biasanya dikolonisasi oleh Staphylococcus aureus segera setelah lahir. Juga dapat dikolonisasi oleh Streptococcus pyogenus