fisiologi kapasitas paru, peradangan, dan hipersensitivitas

21
Fisiologi Volume dan Kapasitas Paru dan Reaksi Hipersensitivitas Ibnu Wadud Pujangga 1310211107

Upload: diosatria

Post on 03-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

UUUUUU

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Fisiologi Volume dan Kapasitas Paru dan Reaksi HipersensitivitasIbnu Wadud Pujangga1310211107Volume dan Kapasitas ParuVolume Tidal (VT) : Volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali bernafas.

Volume cadangan inspirasi (VCI) : Volume udara tambahan yang dapat secara maksimal dihirup diatas volume tidak istirahat.

Kapasitas Inspirasi (KI) : Volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal ( KI = VCI + VT )

VCI : dicapai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostalis eksternus, dan otot inspirasi tambahan (scalenus dan sternocleido mastoideus).NotesVT : Nilai kondisi istirahat (500ml)VCI : 3000mlKI : 3500ml

2Volume cadangan ekspirasi (VCE) : Volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengotraksikan secara maksimal.

Volume residu (VR) : volume udara minimal yang tinggal di paru bahkan setelah ekspirasi maksimal.

Kapasitas residu fungsional (KRF) : Volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif normal (KRF = VCE + VR)Notes : VCE : Volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengotraksikan secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume tidal istirahat. Nilai rata = 1000ml

Nilai normal :VR : Volume residu tidak dapat diukur secara langsung dengan spirometer karena volume udara ini tidak keluar dan masuk paru. Namun, volume ini dapat ditentukan secara tak langsung melalui teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah gas penjejak yang tak berbahaya misalnya helium. Nilai rata = 1200ml

KRF = nilai rata 2200 ml3Kapasitas vital (KV) : Volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernafas setelah inspirasi maksimal. (KV = VCI + VT + VCE)

Kapasitas paru total (KPT) : Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru (KPT = KV + VR)

Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (VEP1) : Volume udara yang dapat dihembuskan selama 1 detik pertama ekspirasi dalam suatu penentuan KV. Biasanya VEP1 berkisar 80% dari KV.KV : KV mencerminkan perubahan volume maksimal yang terjadi pada paru (gambar a). Uji ini jarang digunakan karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional paru. Nilai rata = 4500ml

KPT : nilai rata = 5700ml

VEP1 :Biasanya VEP1 berkisar 80% dari KV; yaitu dalam keadaan normal 80% udara yang dapat dihembuskan secara paksa dari paru yang telah mengembang maksimal dapat dihembuskan dalam satu detik. Pengukuran ini menunjukkan laju aliran udara paru maksimal yang dapat dicapai.

4

6

Disfungsi RespirasiTerdapat dua kategori umum disfungsi respirasi :PPOK (kesulitan dalam mengosongkan paru)Penyakit paru restriktif (kesulitan dalam pengisian paru)

Namun, keduanya bukan kategori satu satunya disfungsi pernapasan, dan spirometri juga bukan satu satunya uji fungsi paru.

1. Penyakit yang mengganggu difusi O2 dan CO2 menembus membran paru8Disfungsi Respirasi2. Berkurangnya ventilasi akibat kegagalan mekanis, seperti pada penyakit neuromuskulus yang mengenai otot pernapasan.

3. Kurang adekuatnya aliran darah paru

4. Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi berupa ketidaksesuaian darah dan udara sehingga tidak terjadi pertukara gas yang efisien.

10InflamasiKata peradangan (inflamasi) merujuk kepada serangkaian proses bawaan nonspesifik yang saling berkaitan yang diaktifkan sebagai respon terhadap invasi asing, kerusakan jaringan.Ketika bakteri masuk melalui kerusakan di kulit maka makrofag yang sudah ada di daerah tersebut dengan cepat memfagosit mikroba asing.

Hampir segera setelah invasi mikroba arteriol di daerah yang bersangkutan melebar untuk meningkatkan aliran darah ke tempat cedera. Vasodilatasi lokal ini terutama dipicu oleh histamin yang dibebaskan sel mast di daerah jaringan yang rusakMeningkatkan permeabilitas kapiler

Pelepasan histamin meningkatkan permeabilitas kapiler dengan memperbesar pori kapiler sehingga protein plasma masuk ke jaringan dan timbullah edema.

Nyeri disebabkan oleh peregangan lokal di dalam jaringan yang membengkak dan oleh efek langsung bahan-bahan yang diproduksi lokal pada ujung reseptor neuron neuron aferen yang menyarafi daerah tersebut.

Emigrasi Leukosit

Neutrofil sampai pertama kali ke jaringan, 8 12 jam berikutnya diikuti oleh monosit yang lebih lambat hingga menjadi makrofag ketika sampai di jaringan sampai akhirnya memfagosit untuk mendestruksi bakteri

15

Marginasi adalah kemampuan sel darah putih untuk menempel pada pembuluh darah

Selektin menyebabkan leukosit melambat berguling.

Kemotaksin/kemokin menyebabkan leukosit ke jaringan dan mediator ini dibebaskan oleh jaringan yang rusak.16Hipersensitivitassuatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen).

18

20