fisin peluruhan alfa

Upload: azzahra-riya

Post on 06-Jul-2018

291 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    1/27

    1

    SUB BAB 1

    Peluruhan Spontan 

    A. 

    Kondisi pada peluruhan spontan

    Tinjau sebuah inti zXA

    dengan massa M p mengalami peluruhan menjadi inti

    lain z-2YA-4 dengan massa Md dan partikel alfa dengan massa .

    zXA  z-2Y

    A-4 + 2 .................................. 1.1Karena inti induk diam sebelum peluruhan, anak partikel dan partikel alfa

    harus terpancar dalam arah yang berlawanan setelah peluruhan berlangsung untuk

    mengurangi momentum (Gambar 1). Ei dan Ef adalah total energi sistem sebelumdan sesudah peluruhan. Berdasarkan prinsip energy :

    Ei= Ef .................................................................. 1.2

    atau

    M p.c2= Mdc

    2+K d+c2+ ......................................................1.3

    dimana K d  dan  adalah energi kinetik dari inti anak partikel dan partikel alfa.Dengan demikian energi disintegrasi, Q, pada proses ini diberikan sebagai berikut:

    Q = K d+

     = (M

     p-M

    d-

    )c2 ............................... 1.4

    Untuk peluruhan spontan, Q harus positif. Dari Persamaan (1.4), kita

    menyimpulkan bahwa peluruhan αakan berlangsung hanya jika massa diam inti

    induk lebih besar dari jumlah massa sisa inti anak partikel ditambah dengan

     partikel alfa.

    Gambar 1.1(a) nukleus inti sebelum peluruhan dan (b) anak inti dan partikel alfa bertumbukan

     saling menjauh. 

    Mp 

    Md Vd  Mα Vα 

    (a)sebelum

    (b)Sesudah

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    2/27

    2

    B.  Energi kinetik dari bagian partikel alfa

    Dari hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi, kita telah

    lihat pada (gambar 1.1)

      ............................................................. 1.5

    M pVP  = Mαvα - Mdvd  (vd Bernilai negatif karena bergerak ke arah kiri)

    0 = Mαvα - Mdvd  (V p bernilai nol karena inti induk diam)

    Mαva = Mdvd 

     =   ........................................................... 1.6dan

    Q = K d+K a

    Q =  MdVd2+ Mava2........................................... 1.7Dimana  dan Vd  adalah kecepatan partikel alfa dan partikel anak. Dengan

    substitusi Vd dari persamaan (1.6) ke persamaan (1.7), kita mendapatkan

    Q = Md(Mαvα/Md)2 +  Mαvα2 

    Q = Mα2 vα2/Md +  Mαvα2 

    Q =  Mα2

       Q = K α .................................................. 1.8K α=

    ................................................... 1.9Jika A dan A-4 masing –  masing adalah nomor massa induk dan nomor massa

    anak partikel, Mα / Md = 4 / (A-4), dan Pers. (1.9) menjadi:

    K α = ...................................................... 1.10

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    3/27

    3

    SUB BAB 2

    Pengukuran Energi dari Partikel Alfa

    Terdapat dua hal penting dalam penentuan energi partikel alfa secara akurat;

     pertama, untuk mengaplikasikan teori yang mengatur peluruhan alfa, dan kedua,

    untuk membuat skema tingkat energi nuklir yang tepat. Banyak metode yang

    telah digunakan untuk melakukan pengukuran energi partikel alfa. Metode yang

    digunakan untuk pengukuran energi partikel alfa pada setiap partikel bermuatan

    seperti proton, neutron, dan sejenisnya, dapat dikategorikan sebagai berikut : (a)

    defleksi magnetik, (b) hubungan jangkauan energi, dan (c) analisis pulsa-tinggi

    A.  Defleksi Magnetik

    Salah satu metode tertua dan paling tepat untuk penentuan energi partikel alfa

    adalah pengukuran defleksi dari jalur partikel alfa di bawah pengaruh medan

    magnet.

    Gambar 2. Penembakan muatan partikel alfa pada dua plat  

    Pada gambar 2 menjelaskan eksperimen pada dua plat yang dialiri listrik.

    Terdapat muatan partikel alfa yang ditembakkan pada dua plat yaitu plat positif

    dan plat negatif. Pengamat tidak mampu melihat berkas partikel alfa yang

    ditembakkan karena arah dari muatan partikel alfa jatuh kebawah (kearah plat

    negatif). Berkas partikel alfa jatuh sesuai dengan arah arus listrik yang dialirkan

     pada plat tersebut yaitu dari positif ke negatif. Pengamat hanya mampu melihat

     berkas partikel alfa yang sejajar dengan posisi pengamat. Gaya yang berlaku pada

    dua plat tersebut adalah sebagai berikut :

    + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

    ------------ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Muatan Pengamat

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    4/27

    4

     dimana :

     = Gaya listrik (N)

      = Muatan (C)E = Medan Listrik (N/C)

    Ketikapartikelbergerakbermuatan di ujungkanan

    Gambar 3. Terdapat medan magnet yang berfungsi membelokkan arah dari muatan alfa 

    Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa medan magnet berfungsi untuk

    membelokkan arah muatan partikel alfa. Muatan partikel yang ditembakkan

    melewati garis lurus dari pengamat, sehingga pengamat dapat melihat muatan

     partikel alfa yang ditembakkan. Kecepatan partikel alfa adalah konstan, sehingga

     percepatannya bernilai 0. Gaya yang berpengaruh pada eksperiment tersebut

    adalah gaya listrik dan gaya magnet, maka persamaannya menjadi :

     

     

       Persamaan diatas tidak digunakan dalam pembahasan sub bab pada makalah ini,

    karena pembahasan pada sub bab masalah ini menitik beratkan pada pembelokan

     partikel alfa karena pengaruh medan magnet. Jadi gaya yang digunakan adalah

    gaya medan magnet, sehigga perumusannya menjadi :

     

    + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

    ------------ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Muatan Pengamat

    xx

    x

    xxx

    x

    x

    Medan

    Magnet

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    5/27

    5

       

    ....................................................... 1.11Energi kinetik yang berlaku pada persamaan ini adalah

      .............................................. 1.12

    Karena pergerakan dari partikel sangat cepat sehingga berlaku rumus relativitas

    sebagai berikut :

            

     

        

     

        

     

    maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:

     

     

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    6/27

    6

     

        

     

          

           

                   

           ....................................................... 1.13

    B.  Range energy relationship

    Kisaran partikel alfa juga dapat diukur dengan memanfaatkan ruang awan (CloudChamber).

    Gambar 4. Ruang awan (Cloud Chamber) 

    Cloud Chamber yang sederhana terdiri atas ruangan yang terisolasi, sumber

    radioaktif, dry ice dan beberapa jenis sumber alkohol.

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    7/27

    7

    Bagian paling penting dalam  Cloud chamber yang paling sederhana adalah

    ruangan yang berisi uap jenuh dari air atau alkohol. Ketika partikel bermuatan

     berinteraksi dengan kabut dalam ruangan, kemudian kabut tersebut akan

    terionisasi. Ion yang dihasilkan berlaku sebagai atom embunan di sekitar kabut.

    Partikel bermuatan dengan energi tinggi mengionisasi kabut sepanjang lintasan

    yang ditempuh. Lintasan memiliki bentuk yang berbeda untuk muatan partikel

    yang berbeda. Bila di sekitarnya terdapat medan magnetik yang tegak lurus

    dengan permukaan cloud chamber , muatan positif dan negatif akan berbelok ke

    arah elektroda yang berlawanan. Adapun gambar yang menunjukan jejak partikel

    alfa dalam ruang hampa, sebagai berikut:

    Gambar 5. menunjukkan foto jejak partikel alfa dalam ruang hampa. 

    Gambar 6. Tracks of alfa particles of about 50µ range in various emulsion plates : a)

     Ilford C2 emulsion, b) Ilford El emulsion. 

    Pada gambar 6 menunjukkan jalan partikel alfa di piring emulsi nuklir pada

     peristiwa cloud chamber. Jika kisaran tersebut diukur, adalah untuk mendapatkan

    energy partikel alfa dari hubungan jarak-energi, yang akan kita bahas secara rinci

     pada bagian berikutnya. Bentuk modifikasi dari ruang ionisasi (juga dibahas

    dalam bagian berikutnya) adalah perangkat yang nyaman untuk mengukur

    rentang partikel alfa.

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    8/27

    8

    c. High pulse analysis

    Prinsip metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa ukuran pulse yang

    dihasilkan sebanding dengan energi partikel alfa. Ini dapat ditentukan dengan tiga

    cara yang berbeda.

    (i) 

    dengan menggunakan total ruang pengion atau counter proporsional ,

    Gambar 7. Counter proportional  

    Elektron-elektron primer yang terbentuk dari hasil proses ionisasi dalam detektor

    dioperasikan pada daerah tegangan kerja proporsional yang tertarik ke elektroda

     positif dan negatif akan mengakibatkan proses ionisasi sekunder sehingga faktor

    amplifikasi akan menjadi lebih besar, dikarenakan bertambahnya ion sekunder

    atau dengan kata lain terjadi multiplikasi gas dalam detektor yang kita kenal

    dengan nama “ Avalance”.

    Semakin besar tegangan kerja kita naikan maka akan makin besar

     juga “avalancehe”nya melalui penyebaran di sepanjang anoda.  Selain tegangan

    tinggi dan detektor, amplifikasi juga tergantung pada diameter anoda. Diameter

    anoda mengecil, amplifikasi akan membesar dan juga tergantung pada tekanan

    gas dalam detektor.

    Secara teoritias detektor yang sama dapat digunakan sebagai ionization counter,

     proportional atau geiger counter yang hanya berbeda pada tegangan kerja, tetapi

     pada kenyataannya dan karena alasan ekonomis dan praktis maka dibuat alat ukur

    untuk masing-masing counter. Proportional counter dapat dipergunakan

    untuk membedakan energi partikel yang datang. Dapat digunakan untuk

    mengukur radiasi Alpha dan Beta.

    SumberIntensitas

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    9/27

    9

    (ii)  dengan menggunakan counter solid state,

    Mengukur energi pada partikel alfa dengan menggunakan metode high pulse

    analysis pada counter solid state sama dengan cara mengukur energi partikel alfa

     pada counter proportional, yang membedakan hanya pada bagian depan detector

    diberi lempengan padatan sehingga sumber radiokatif sebelum masuk kedalam

    detector melewati lempengan padatan tersebut.

    Gambar 8. Counter Solid State 

    Pada counter solid state sumber radioaktif berupa partikel alfa yang ditembakkan

    kebagian dalam detector melewati lempengan padatan. Kemudian electron-

    elektron yang ada didalam detector terionisasi. Semakin besar tegangan maka

    elektroda positif dan negatif akan terionisasi lagi (ionisasi sekunder) sehingga

    faktor amplifikasi akan menjadi lebih besar, dikarenakan bertambahnya ion

    sekunder atau dengan kata lain terjadi multiplikasi gas dalam detektor yang kita

    kenal dengan nama “ Avalance”. Biasanya tegangan yang digunakan pada counter

    solid state lebih dari 500 volt.

    (iii)  dengan menggunakan pencacah sintilasi

    Gambar 9. Pencacah Sintilasi 

    Lempengan

    Padatan

    SumberIntensitas

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    10/27

    10

    Scintillator merupakan material yang dapat memproduksi cahaya ketika radiasi

    ion melewatinya. Penyerapan dari radiasi yang dating menyebabkan electron dari

    atom-atom tersebut berada dalam tingkat eksitasi. Setelah kembali ke keadaan

    dasar sentilator mengeluarkan foton pada jangkauan cahaya tampak. Cahaya yang

    dihasilkan oleh sentilator berinteraksi dengan photokatoda dalam tabung

     photomultiplayer yang sambil menghasilkan electron. Dengan bantuan medan

    listrik, electron diarahkan menuju dynode pertama. Dynode adalah bagian dari

    multiplayer oleh bahan yang dapat mengemisi electron. Selanjutnya, electron dari

    dynode pertama bergerak ke dynode kedua dan selanjutnya hingga dynode akhir.

    Gambar 10. Pulse height spectra of alfa particles from a source containing Am241

     , Am243

     , and

    Cm244

     obtained by using a solid state detector of 25 mm2 sensitive area 

    Gambar 11. Pulse height spectra of alfa particles from the U 230 series, obtained by using a NaI

    crystal. 

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    11/27

    11

    Gambar 10 dan 11 menunjukkan alfa spektrum (Am241 + + Am243 Cm244) danseri

    U230  diperoleh dengan menggunakan counter solid state dan pencacah sintilasi,

    masing-masing. Perhatikan perbedaan yang nyata dalam resolusi dua detektor.

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    12/27

    12

    SUB BAB 3

    Range dan Ionisasi 

    Pengukuran jangkauan merupakan metode yang mudah dan akurat untuk

    menentukan energi partikel yang bermuatan. Partikel bermuatan bergerak lalu

    menyerap atau kehilangan energi kinetik sebesar interaksi elektromagnetik dengan

    elektron dari atom yang menyerap. Jika bertabrakan, sebuah elektron mendapatkan

    energi yang cukup, elektron tersebut mungkin akan melepaskan diri dari atom.

    sebaliknya elektron yang tersisa dalam keadaan terikat. Dalam pembahasan berikut

    istilah "ionisasi" akan berarti baik tingkat terikat dan terikat eksitasi. energi rata-

    rata yang dibutuhkan untuk ionisasi disebut  potensial ionisasi rata-rata, dandilambangkan dengan I.

    Jangkauan partikel alfa dapat didefinisikan sebagai jarak dari sumber ke

    titik di mana energi kinetik bernilai nol, bergantung pada metode pengukuran nilai

     jangkauan akan sedikit berbeda. Ada tiga jenis jangkauan antara lain : jangkauan

    ekstrapolasi, jangkauan rata-rata, dan jangkauan ionisasi. Nilai jangkauan

     bergantung pada energi kinetik inti dari partikel bermuatan, serta jenis bahan

     penyerap. Standart penyerapan di udara yaitu pada 15°C dan 760 mmHg.

    A.  Measurement of the Range of Alpha Particles (Pengukuran Jangkauan

    Partikel Alfa)

    Untuk pengukuran akurat dari jangkauan partikel alfa di udara ditunjukkan

    oleh percobaan Holloway dan Livingstone pada tahun 1938 dan ditunjukkan pada

    Gambar. 7.9. Terdiri dari ruangan ionisasi yang terisolasi (kedalaman 1-2 mm).

    Kedalaman ruang dapat diubah dengan memasang kembali pelat pada sekrup 1 mm

     pitch, yang menentukan kedalaman dengan akurasi yang lebih dari 0,005 mm.

    Pelat belakang bergerak, yang terhubung ke amplifier, merupakan piringan

    kuningan dengan diameter 3/4 inci dan dikelilingi oleh cincin penjaga. Bagian

    depan. yang membentuk elektroda potensial tinggi, adalah layar nikel tenunan erat

    dengan lubang persegi panjang 0,20 x 0.40 mm. Sumber partikel alfa dipasang

    diantara mesin penjaga yang tegak lurus dengan ruangan (chamber). Jarak antara

    ruang dan sumber dapat diubah dengan memindahkan sekrup baja. Celah

    ditempatkan di depan sumber untuk mendapatkan sinar collimated partikel alfa

    atau untuk memfokuskan sinar.

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    13/27

    13

    Gambar 12. Percobaan Chadwick  

     pada percobaan Chadwick tersebut, yang bertindak sebagai variabel manipulasi

    yaitu jarak dan variabel responnya yaitu jumlah ion yang dihasilkan pada tabung

    ionisasi

    Ketika sumber memancarkan partikel alfa, partikel alfa akan masuk dalam

    ruang ionisasi. Dimana dalam ruang ionisasi ini akan terjadi tabrakan antar partikel

    yang menyebabkan partikel akan mengalami proses ionisasi, yaitu proses

     pelepasan atau pengikatan electron. Laju hitungan diukur untuk jarak yang berbeda

    antara sumber dan bagian depan ruang. Kurva 7.10 menunjukkan kurva jarak untuk

    Po210 partikel alfa (hanya bagian ujung kurva yang ditampilkan). Itu menunjukkan

     bahwa jumlah partikel alfa mencapai ruangan tetap konstan untuk jarak sekitar 3,7

    cm, setelah itu laju hitungan jatuh sangat tajam menjadi sekitar 3,85 cm dan

    kemudian menujujangkauan nol.  Jangkauan ekstrapolasi, R c didefinisikan sebagai

     jarak dari titik asal ke titk yang bersinggungan ditarik ke kurva A. pada titik belok,

    memotong sumbu jarak. seperti ditunjukkan pada gambar. 7.10 untuk Po 210 

     partikel alfa, R c = 3,897 cm.

    Kurva B pada gambar 7.10 disebut kurva jangkauan diferensial dan diperoleh

    dengan mengambil turunan dari nomor - kurva jarak A pada jarak yang berbeda.

    kurva yang dihasilkan menunjukkan maksimum pada titik infleksi A. jangkauan 

    rata-rata, , didefinisikan sebagai jarak dari asal ke maksimum kurva jangkauan R

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    14/27

    14

    diferensial. dalam hal ini cm. Sebuah makna penting dari jangkauan

    rata-rata adalah bahwa setengah dari partikel alfa memiliki rentang lebih dari dan

    kurang dari setengah . Jangkauan rata-rata lebih sering digunakan daripada

     jangkauan ekstrapolasi.

    Gambar 13. Relative ionization vs distance curves for Po210 alpha particles

    B. 

    Straggling

    Sebagaimana telah disebutkan, bahwa partikel alfa kehilangan energy melalui

     proses ionisasi dan eksitasi. Kehilangan energy, terjadi dalam jumlah diskrit dan

    akan menunjukkan fluktuasi statistik tentang rata-rata atau jangkauan yang paling

    mungkin. Hal ini cukup jelas dari kurva A dan B pada Gambar 7.10 yang

    menunjukkan bahwa semua partikel alfa tidak memiliki range yang sama. Jika

    semua partikel alfa memiliki range yang sama, akan ada penurunan di akhir.

    Fluktuasi dalam range disebut range straggling (kisaran terurai). Efek kisaran

    terurai juga terlihat dari gambar. 7.5 , yang menunjukkan bahwa semua lintasan

    tidak memiliki panjang yang sama. kurva distribusi B dapat diperkirakan ketat oleh

    fuction gausian , yaitu :

              Dimana  f(x)dx  adalah nomor fraksi total yang mempunyai kisaran akhir antara  x

    dan  x+dx, adalah mean range, dan  x  adalah parameter range straggling. yang

    482,3 R

     R

     R

     R

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    15/27

    15

    terakhir didefinisikan sebagai setengah dari lebar kurva distribusi pada 1/e

    maksimal, dan α/ adalah koefisien dimensi dari range straggling yang

    disimbolkan dengan ρ. 

    Menggunakan persamaan (7.16) kita dapat menunjukkan bahwa kuantitas S, yangdidefinisikan sebagai selisih antara kisaran rata-rata dan kisaran ekstrapolasi,

    diberikan oleh:

           Untuk partikel alfa Po210, nilai eksperimen dari α = 0,060 cm memberikan S =

    0,055 cm.

    S juga dapat dihitung langsung dari selisih antara dan R c, dalam kondisi

    suhu dan tekanan standar, memberikan S = 0,070 cm . yang dihitung dari gradien

    garis lurus yang digunakan dalam yinterpolasi perhitungan nilai setengah

    maksimum, S = 0.074 cm. dengan demikian, straggling parameter total untuk

     partikel alfa Po210 diberikan oleh

    C. 

    Ionization Range (jangkauan ionisasi).

    Perhitungan dari jangkauan dan ionisasi sepanjang garis dari partikel alfa

    dapat digunakan untuk menghitung energi awal. kita mendefinisikan ionisasi

     spesifik  sebagai jumlah ionisasi per satuan panjang dari garis balok. Ionisasi relatif

    spesifik dihasilkan oleh sinar partikel alfa pada jarak yang berbeda dari sumber,

    dapat diukur dengan bantuan ruang ionisasi yang dijelaskan sebelumnya. untuk

    tujuan ini, amplifier dari ruang ionisasi dirancang sedemikian rupa sehingga

    ketinggian pulsa tegangan keluaran sebanding dengan jumlah pasangan ion yangterbentuk dalam chamber. plot ionisasi spesifik terhadap jarak dari akhir rentang

    disebut kurva Bragg . dua kurva tersebut untuk Po210

      dan Po214

      alpha partikel

    ditunjukkan pada gambar 7.11 (kurva D pada gambar 7.10 juga merupakan kurva

    Bragg). kurva tersebut menunjukkan bahwa ionisasi relatif spesifik tetap konstan

    sampai jarak tertentu, naik dengan cepat dan diikuti oleh penurunan tajam. Partikel

    alfa Po214  memiliki massa yang lebih besar dari Po210. Untuk mencapai ionisasi

    yang sama besar, Po214

      memerlukan waktu yang lebih lama dan jarak yang lebih

     jauh serta dengan kecepatan yang lebih rendah dari Po210.  Jangkauan ionisasi

     R

     R

    cmt 

      084,02

    1/074,0        

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    16/27

    16

    ekstrapolasi  , R i, didefinisikan sebagai jarak dari titik asal ke titik dimana kurva

    ionisasi bersinggungan, pada titik infleksi, memotong sumbu axis. dari kurva D

     pada gambar 7.10 kita mendapatkan R i = 3,870 cm.

    Pada kurva 7.12 dimana koreksi telah dibuat untuk kedalaman ruang yang

    terbatas. Dalam hubungan ini kita mendefinisikan perbedaan ionisasi spesifik

    sebagai nilai yang didekati oleh ionisasi spesifik. Dalam semua diskusi kita

    sebelumnya, kita telah membahas tentang jenis dari tabrakan. Ketika partikel

     bermuatan dengan energi tinggi bertabrakan dengan elektron, Sebagian besar dari

    energinya diberikan kepada elektron dalam tabrakan tunggal. Elektron yang

    dihasilkan dengan cara ini disebut sinar delta.

    Gambar 14. Jangkauan ionisasi Po210

     dan Po214 

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    17/27

    17

    SUB BAB 4

    STOPPING POWER DAN JANGKAUAN PARTIKEL 

    Gambar 15 Daya tembus sinar radioaktif

    Gambar di atas menunjukkan daya tembus sinar radioaktif. Partikel sinar

    alfa tidak bisa menembus kertas, sedangkan partikel sinar beta dan gamma dapat

    menembus kertas. Artinya daya tembus sinar beta dan gamma lebih baik dari sinar

    alfa.

    Daya tembus sinar dipegaruhi oleh adaya gaya yang menghentikan laju

     partikel ketika partikel tersebut melewati suatu medium tertentu. Gaya tersebutdisebut sebagai  stopping power . Stopping power  adalah besarnya sejumlah energi

    yang hilang oleh partikel dalam bahan tertentu karena terjadi penyerapan partikel

     bermuatan oleh bahan per satuan panjang.

    Gambar 16 Kurva Bragg partikel alfa di udara

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    18/27

    18

    Pada gambar di atas dapat dianalisa bahwa seiring dengan pertambahan

     jarak  stopping power   semakin besar dan mencapai puncak pada 5,9 MeV setelah

    itu menurun tajam ke angka nol dalam jarak yang sangat kecil. Ketika suatu

     partikel memasuki suatu medium partikel tersebut mengionisasi atom-atom di

    dalam medium. Energinya akan berkurang seiring dengan bertambahnya jarak

    yang dilewati partikel di dalam medium. Kehilangan energi terjadi secara perlahan

    kemudian meningkat sangat tajam pada rentang jarak tertentu hingga mencapai

    suatu puncak setelah itu kehilangan energi tidak lagi terjadi karena energi partikel

    telah habis. Puncak grafik hubungan  stopping power terhadap jarak

    merepresentasikan besarnya energi maksimum yang hilang sebelum partikel

    kehilangan seluruh energi. Puncak tersebut dikenal sebagai puncak Bragg  (Bragg

     Peak) dalam kurva Bragg ( Bragg Curve).

    Besarnya stopping power  dirumuskan sebagai berikut.

    ............................................ 1.14Dimana S(E) adalah fungsi energi kinetik dari partikel E, nilainya berbeda untuk

    medium yang berbeda pula. I adalah nilai rata-rata ionisasi spesifik yang dihitung

     berdasarkan jumlah pasangan ion yang dibentuk per satuan panjang dari lintasan

    yang dilewati partikel dalam medium. ω adalah energi yang dibutuhkan untuk

    menghasilkan pasangan ion.  adalah laju dari hilangnya energi partikel bermuatan dalam melewati medium.

    Jika nilai  stopping power   diketahui maka jarak terjauh yang mampu ditempuh

     partikel dalam medium diberikan dalam persamaan berikut.

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    19/27

    19

     ........... 1.15Sedangkan bila diketahui jarak terjauh, nilai energi dapat dicari melalui persamaan

     berikut.

    ............................................. 1.16Dan  stopping power  dapat dicari dengan mendiferensialkan energi terhadap jarak

    sebagai berikut.

    ..................................................... 1.17Dengan tanda minus (-) merepresentasikan bahwa energi berkurang seiring dengan

     bertambahnya jarak. Adanya tanda minus pada persamaan tersebut membuat   berharga positif.

    Untuk jenis medium yang berbeda, perhitungan  stopping power   tidak perlu

    dilakukan secara eksperimental karena dapat dianalisa melalui perhitungan secara

    klasik maupun kuantum (secara detail akan dibahas di sub bab berikutnya). Berikut

    adalah persamaan yang menyatakan besarnya  stopping power   berdasarkan

    mekanika kuantum.

     ......1.18Dengan   adalah kecepatan partikel,   adalah nomor atom dan  adalah muatanelektron, dan  adalah massa elektron, N adalah jumlah atom per satuan volumedalam penyerap, Z adalah nomor atom bahan penyerap, adalah potensial ionisasiefektif .   kecepatan patitikel relatif terhadap kecepatan cahaya,  adalahkecepatan cahaya,   adalah fraksi rata-rata elektron atom penyerap diambil olehion positif .

    Jika energi kinetik ion positif sangat kecil dibandingkan dengan energi massa

    rehatnya atau , maka persamaan di atas dapat direduksi menjadi  .............. 1.19

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    20/27

    20

    Dari persamaan tersebut diketahui bahwa laju hilangnya energi semua partikel

     bermuatan yang bergerak dengan laju yang sama pada suatu penyerap adalah

     berbanding lurus dengan kuadrat muatannya. Dengan demikian laju hilangnya

    energi proton yang berenergi E, deuteron yang berenergi 2E, dan triton yang

     berenergi 3E adalah sama satu dengan yang lain, dan sama dengan seperempat 3He

    yang berenergi 3E atau partikel alfa berenergi 4E. Ketentuan tersebut berlaku jika

    radiasi ion positif dapat mengambil (mengosongkan) semua elektron dari atom

     penyusun penyerap ( ) dan hilangnya energi karena penghentian nuklir dapatdiabaikan. Ion-ion yang sangat ringan seperti hidrogen dan helium dapat

    mengambil dan mengosongkan semua elektronnya pada energi diatas MeV/u.

    Untuk boron sampai dengan neon, energi yang diperlukan sekitar 10 MeV/amu,

    sedangkan untuk uranium mendekati beberapa ratus MeV/u.

    Seperti yang dijelaskan pada persamaan di atas,  stopping power  adalah fungsi

    dari kecepatan. Stopping power relative yang dimana kecepatannya sendiri

    didefinisikan sebagai rasio stopping power dari penyerap untuk beberapa penyerap

    standar. Jika angka 0 menunjuk ke substansi standar maka:

     

    Dengan x adalah jangkauan partikel alfa.

    Lebih lanjut ketebalan suatu bahan yang diperlukan untuk menyerap sejumlah

     partikel alfa (ketebalan setara ) dapat ditentukan melalui persamaan berikut.  

    Dengan

     adalah jangkauan partikel alfa dalam medium dan

     adalah massa jenis

    medium.

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    21/27

    21

    SUB BAB 5

    TEORI STOPPING POWER

    Dalam mengkaji teori  stopping power   digunakan interaksi gaya Coulomb di

    antara partikle alfa dengan atom berelektron. Partikel alfa bergerak jauh lebih cepat

    dalam melewati atom berelektron. Meskipun partikel alfa bergerak jauh lebih

    cepat, namun atom berelektron tetap jauh lebih massive  daripada partikel alfa

    sehingga atom berelektron tidak bergerak selama terjadi interaksi antara keduanya.

    Gambar 17. Ilustrasi pergerakan partikel alfa dengan atom berelektron 

    Gambar di atas mengilustrasikan lintasan partikel alfa melewati atom berelektron.

    Sebuah partikel alfa bermuatan  ze  dengan kecepatan v  melewati elektron

     bermuatan e dan massa m pada parameter dampak b memiliki momentum sebagai

     berikut.

      .................................................. 1.20Dengan F  adalah gaya Coulomb antara partikel dan elektron. Melalui ilustrasi pada

    gambar di atas selanjutnya dapat dianalisa besarnya komponen momentum pada

    sumbu Y adalah sebagai berikut.

    Dari ilustrasi gambar diketahui:

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    22/27

    22

     

       

     

     

       

         

     

      ...................................................... 1.21Dengan besar momentum partikel yang diasosiasikan pada arah komponen sumbu

    Y sebesar , Maka energi kinetik patikel tersebut adalah

     

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    23/27

    23

     

     ................................ 1.22

    Persamaan di atas mengasumsikan bahwa partikel tidak akan bergerak jauh relatif

    terhadap parameter dampak (b).

    Selanjutnya ditinjau pergerakan partikel di dalam tabung ionisasi sebagai berikut.

    Gambar 18. Ilustrasi bentuk tabung ionisasi 

    Dalam proses penyerapan ion, batas gerak partikel hanya sebatas parameter

    dampak saja. Seiring dengan kehilangan energi, jumlah eletron dalam medium

     penyerap akan berubah. Oleh karena itu untuk mendapatkan  stopping power   (S ),

    harus diketahui perubahan jumlah elektron dalam dinding penyerap sebagai

     berikut.

    Sesuai gambar ilustrasi di atas maka dapat dihitung perubahan jumlah elektron

    dalam medium penyerap dengan nomor atom bahan Z sepanjang  dan setebal  adalah

       Jika   adalah bilangan Avogadro, maka akan ada elektron sebanyak  untuk tiap volume pada medium penyerapnya.

    Persamaan stopping power  (S ) pun dapat dianalisa sebagai berikut.

     

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    24/27

    24

       

     ............. 1.23Untuk nilai parameter dampak (b) minimal dapat dihitung berdasarkan fakta bahwa

    kecepatan minimal yang dapat dialami elektron dalam tumbukan tatap muka adalah sehingga energi kinetiknya menjadi  

    Jika nilai ini disubstitusikan pada persamaan energi kinetik partikel maka:

         

    Sedangkan nilai maksimal parameter dampak (b) dihitung berdasarkan fakta bahwa

    sebelum bertumbukan partikel meloncat dengan energi potensial eksitasi minimal

    ( I )

     

        

     

    Sehingga dengan mensubstitusikan nilai  maka didapatkan persamaan stopping

     power sebagai berikut.

     

        

     

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    25/27

    25

          ................. 1.24Dalam tinjauan mekanika kuantum nilai

     dianalisa sebagai berikut.

    Sinar alfa datang dalam gelombang yang diasosiasikan dengan elektron bermassa

    m dan kelajuan v memiliki panjang gelombang

          Panjang gelombang dari partikel tidak akan lebih besar daripada parameter dampak

    sehingga

          Periode gelombang partikel  diberikan

          Dengan periode sebesar itu, tidak akan terjadi penyerapan energi. Penyerapan

    energi terjadi bila

          sehingga

       

    Dengan  dalah frekuensi rata-rata gelombang partikelJadi melalui analisa mekanika kuantum yang memberikan nilai yang berbeda

    terhadap batas parameter dampak dapat dituliskan persamaan  stopping power

    sebagai berikut

       

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    26/27

    26

    Lebih spesifik dengan memasukkan nomor atom partikel alfa  z=2 didapatkan

    stopping power untuk partikel alfa adalah sebagai berikut

       ................. 1.25

    Gambar berikut menunjukkan hubungan antara besarnya  stopping power   yang

    dialami partikel alfa dalam medium yang berbeda-beda

    Gambar 19. Hubungan besarnya stopping power seiring dengan bertambahnya nilai nomor atom

  • 8/17/2019 Fisin Peluruhan Alfa

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Ziegler, J.F. 1999. The Stopping of Energetic Light Ions in Elemental Matter .

    Journal of Application Physics vol. 85. p. 1249-1272

    Arya P, Atam. 1996. Fundamental of Nuclear Physics. Boston: Allyn& Bacon Inc

    Beiser, A.1992. Konsep Fisika Modern, edisi keempat . Jakarta: Erlangga.

    http://en.wikipedia.org/wiki/Proportional_counter

    http://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq

    =defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-

    QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oG

    ABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=false

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tabung_sinar_katode

    http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_chamber

    http://en.wikipedia.org/wiki/Proportional_counter

    http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/solid-state+counter

    http://www.youtube.com/watch?v=O9l3epZDR-Q

    http://en.wikipedia.org/wiki/Proportional_counterhttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabung_sinar_katodehttp://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_chamberhttp://en.wikipedia.org/wiki/Proportional_counterhttp://encyclopedia2.thefreedictionary.com/solid-state+counterhttp://www.youtube.com/watch?v=O9l3epZDR-Qhttp://www.youtube.com/watch?v=O9l3epZDR-Qhttp://encyclopedia2.thefreedictionary.com/solid-state+counterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Proportional_counterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_chamberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tabung_sinar_katodehttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=7mxvGduPeagC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=defleksi+magnetik&source=bl&ots=rcOkd_XUQr&sig=X-QhmDP03hnQyHIrfZG8XLYfxZg&hl=en&sa=X&ei=vy9gVOPaCYyYuQTd9oGABg&redir_esc=y#v=onepage&q=defleksi%20magnetik&f=falsehttp://en.wikipedia.org/wiki/Proportional_counterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Proportional_counter