fisbang bunyi survey

36
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik. Bunyi, akustik dan kebisingan saling berhubungan, sehingga Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal”. Hal ini berarti bahwa bunyi memerlukan medium untuk merambat. Medium perambatan bunyi dapat berupa zat padat ataupun fluida(zat alir, meliputi zat cair dan gas). Partikel-partikel bahan yang mentransmisikan sebuah gelombang seperti itu berosilasi di dalam arah penjalaran gelombang itu sendiri. akustik berarti ilmu tentang bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya. kebisingan didefinisikan sebagai getaran getaran yang tidak teratur memperlihatkan bentuk yang tidak biasa. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah pola intensitas, frekuensi, dan pembangkitan (kontinu versus acak). 1.2 Rumusan Masalah 1

Upload: fitri-kusuma

Post on 07-Nov-2015

236 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

SURVEY TERMINAL BUNYI

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangGelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik.Bunyi, akustik dan kebisingan saling berhubungan, sehingga Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal. Hal ini berarti bahwa bunyi memerlukan medium untuk merambat. Medium perambatan bunyi dapat berupa zat padat ataupun fluida(zat alir, meliputi zat cair dan gas). Partikel-partikel bahan yang mentransmisikan sebuah gelombang seperti itu berosilasi di dalam arah penjalaran gelombang itu sendiri. akustik berarti ilmu tentang bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya. kebisingan didefinisikan sebagai getaran getaran yang tidak teratur memperlihatkan bentuk yang tidak biasa. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah pola intensitas, frekuensi, dan pembangkitan (kontinu versus acak).

1.2 Rumusan Masalah1.Apa saja sifat-sifat bunyi?2.Apa yang dimaksud dengan kriteria kebisingan?3.Apa saja persyaratan akustik dalam rancangan auditorium?4.Apa yang dimaksud dengan penyerapan bunyi?5. Apa saja bahan penyerap bunyi?

1.2Tujuan PenulisanMengetahui pengertian tentang gelombang bunyi, akustik, dan kebisingan

1.3 Manfaat PenulisanMenambah pengetahuan tentang ilmu fisika, khususnya mengenai gelombang bunyi yang diharapkan dapat mempermudah proses perkuliahan.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Akustik dan Bunyi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, akustik merupakan ilmu fisika yang mempelajari suara. Satwiko (2004 : 124), akustik berarti ilmu tentang bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya. Akustik ruang ini sendiri banyak dikaitkan dengan hal yang mendasar seperti perubahan suara karena pantulan dan juga gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain. Banyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan. Material-material tersebut biasanya digunakan untuk memperjelas suara yang dihantarkan dalam ruang atau juga mengurangi kejelasan suara yang timbul. Menurut Satwiko (2004:125), bunyi adalah gelombang getaran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga normal manusia, dengan rentang frekuensi antara 20-20.000 Hz. Namun, batasan-batasan ini dapat menurun karena faktor usia dan faktor subjektif lainnya, misalnya kebiasaan. Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran. Bunyi tidak dapat terdengar pada ruang hampa udara, karena bunyi membutuhkan zat perantara untuk menghantarkan bunyi, baik zat padat, cair, maupun gas2.2 Sifat Sifat Bunyi Asal, Perambatan, dan kecepatan bunyi Freukuensi, titik nada, warna nada, panjang gelombang. Tekanan bunyi, intensitas bunyi dan kekerasan. Sumber-sumber bunyi dan daya akustik Keterarahan sumber-sumber bunyi Selubung Bunyi dan jarak

2.3 Kebisingan Leslie (1993), kebisingan adalah semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari. Sebagai definisi standart, tiap bunyi yang tidak diinginkan oleh penerima dianggap sebagai bising. Harris, Cyril M. (1979) menyatakan kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan manusia. Sv Szokolay (1979) kebisingan didefinisikan sebagai getaran getaran yang tidak teratur memperlihatkan bentuk yang tidak biasa. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah pola intensitas, frekuensi, dan pembangkitan (kontinu versus acak).Kriteria Kebisingan adalah tingkat kebisingan terendah yang dipersyaratkan untuk ruang tertentu menurut fungsi utamanya. Pengurangan kebisingan adalah pengaruh kekuatan bunyi, diukur dlam dB. Kriteria pengurangan kebisingan merupakan perhitungan rata-rata dibulatkan kebilangan terdekat 0,05 antara 250,500,1000,2000Tingkat Kebisingan yang diperbolehkanadalah tingkat kebisingan yang diperkenankan terjadi di suatu ruangan agar aktifitas tidak terganggu.

Zona tingkat kebisinganZonePeruntukanTingkat Kebisingan Maks dalam bangunan (dBA)

DianjurkanDiperbolehkan

ALaboraturium, rmh sakit, r.perawatan3545

BRumah, sekolah, tempat rekreasi4555

CKantor, pertokoan5060

DIndustry, terminal, stasiun KA6070

2.4 Akustik LingkunganFaktor-faktor alami yang memungkinkan reduksi kebisingan: JarakSemakin jauh jarak telinga terhadap sumber kebisingan maka semakin lemahnya bunyi yang diterimanya. Reduksi kebisingan akibat jarak akan berbeda besaranya antara sumber kebisingan tunggal atau majemuk. Serapan udaraSerapan udara yang lebih besar akan terjadi pada udara bersuhu rendah dibandingkan dengan udara bersuhu tinggi. Serapan juga terjadi lebih baik pada udara dengan kelembaban relative yang rendah dibandingkan pada udara dengan kelembaban relative tinggiSelain karena suhu dan kelembaban, tingkat serapan udara juga berbeda-beda tergantung pada frekuensi bunyi yang merambat. AnginAngin dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin. Pada kondisi angin bertiup menuju arah yang berlawanan, menjauhi suatu titik, maka titik trersebut akan menerima bunyi dengan lebih cepat dan dalam kekuatan yang cukup besar. Permukaan tanahPermukaan bumi yang masih dibiarkan sebagaimana adanya, sepertinya tertutup tanah atau rerumputan adalah pemukaan yang lunak.Bunyi yang merambat di permukaan yang lunak maka akan menyerap bunyi dan melemah kekuatan bunyinya. Sedangkan permukaan yang keras akan memberikan efek sebaliknya HalamanAda 2 jenis penghalang reduksi bunyi, alamiah dan buatan. Alamiah Terjadi ketika diantara sumber bunyi dan suatu titik berdiri penghalang yang tidak sengaja dibangun oleh manusia, seperti kontur alam berbentuk bukit dan lembah. BuatanDibuat karena manusia bisa berupa pagar, tembok dll.

Langkah langkah perancangan akustik luar ruangan yang dapat digunakan yaitu :1. Menciptakan jarak sejauh mungkin antara dinding muka bangunan dengan jalan pada lahan yang tersedia melalui layout.2. Menempatkan eleman terbuka tidak secara langsung menghadap kejalan.3. Membuat penghalang untuk menahan atau mengurangi rambatan kebisingan dari jelan ke bangunan.4. Memilih material dinding muka bangunan dengan kombinasi elemen desain yang memberikan nilai insulasi tinggi. Penghalang buatan Disebut juga sebagai sound barrier tau barrier dapat menjadi pilihan ketika pengurnagan kebisingan melalui layout bangunan tidak memberikan reduksi/pengurangan maksimal.Faktor untuk membuat barrier yaitu posisi peletakan, dimensi/ukuran, pemilihan material dan estetika.Elemen yang terlibat dalam akustik bangunan : Sumber bunyiBerupa benda yang bergetar, misalnya pita suara manusia, senar gitar, loudspeaker, tepuk. Penerima bunyiBerupa telinga manusia atau miicrophone. MediaSarana untuk perambatan bunyi berupa zat gas, cair, padat.Tanpa media gelombang bunyi tidak dapt merambat dari sumber ke penerima bunyi. Gelombang bunyiMerambat langsung melalui udara dari sumbernya ke telinga manusia.Dan dapat terpantul-pantul oleh permukaan bangunan, menembus dinding, atau merambat melalui struktur bangunan.

Elemen yang terlibat dalam akustik bangunan : Sumber bunyiBerupa benda yang bergetar, misalnya pita suara manusia, senar gitar, loudspeaker, tepuk. Penerima bunyiBerupa telinga manusia atau miicrophone. MediaSarana untuk perambatan bunyi berupa zat gas, cair, padat.Tanpa media gelombang bunyi tidak dapt merambat dari sumber ke penerima bunyi. Gelombang bunyiMerambat langsung melalui udara dari sumbernya ke telinga manusia.Dan dapat terpantul-pantul oleh permukaan bangunan, menembus dinding, atau merambat melalui struktur bangunan.Akustik ruang Akustik ruang pada teaterBanyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan, misalnya TraFlex.Mempunyai banyak variant produk yang memungkinkan untuk membuat hasil yang optimal. Tipe TraFlex 10.15, dengan spesifikasi alfa=0,7 pada 300Hz-16KHz, sangat efektif jika digunakan untuk memperjelas suara.

2.5 Persyaratan Akustik dalam Rancangan AuditoriumKondisi mendengar dalam tiap auditorium sangat dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan arsitektur murni, seperti bentuk ruang, dimensi, dan volume, letak batas-batas permukaan, pengaturan tempat duduk, kapasitas penonton, lapisan permukaan dan bahan-bahan untuk dekorasi interior.

Garis Besar Persyaratan AkustikBerikut ini adalah persyaratan kondisi mendengar yang baik dalam suatu auditorium :1. Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup dalam tiap bagian auditorium terutama di tempay-tempat duduk yang jauh.2. Energi bunyi harus didistribusikan secara merata (terdifusi) dalam ruang.3. Karakteristik dengung optimum harus disediakan dalam auditorium untuk memungkinkan penerimaan bahan acara yang paling disukai oleh penonton dan penampilan acara yang paling efisien oleh pemain.4. Ruang harus bebas dari cacat-cacat akustik seperti gema, pemantulan yang berkepanjangan (long-delayed reflections), gaung, pemusatan bunyi, distorsi, bayangan bunyi, dan resonansi ruang.5. Bising dan getaran yang akan mengganggu pendengaran atau pementasan harus dihindarai atau dikurangi dengan cukup banyak dalam tiap bagian ruang. Kekerasan (Loudness) yang cukupHilangnya energi bunyi dapat dikurangi dan kekerasan yang cukup dapat diadakan dengan cara-cara sebagai berikut :Auditorium harus dibentuk agar penonton sedekat mungkin dengan sumber bunyi, dengan demikian mengurangi jarak yang harus ditempuh bunyi.DENAH BENTUK KIPAS DENGAN BALKONDENAH SEGI EMPAT TANPA BALKON

Dalam auditorium bentuk kipas dengan balkon, penonton dapat didudukan lebih dekat ke sumber bunyi daripada dalam auditorium segiempat dengan kapasitas sama tanpa balkon. C (pusat gravitasi daerah pendengar); D1, D2 (jarak rata-rata antara sumber bunyi dan pendengar). Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin terlihat.

Bila pendengar menerima banyak bunyi langsung, maka hal ini menguntungkan kekerasan bunyi. Lantai di mana penonton duduk harus dibuat cukup landai atau miring (ramped or raked).

Metoda untuk mendapatkan garis pandang yang baik didasarkan pada pandangan satu baris. Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi (plaster, gypsum board, plywood, plexiglas, papan plastik kaku, dll) yang besar dan banyak.

Langit-langit pemantul yang diletakkan dengan tepat, dengan pemantulan bunyi yang makin banyak ke tempat-tempat duduk yang jauh, secara efektif menyumbang kekerasan yang cukup. Luas lantai dan volume auditorium harus dijaga agar cukup kecil, sehingga jarak yang harus ditempuh bunyi langsung dan bunyi pantul lebih pendek Permukaan pemantulan bunyi yang paralel (horizontal maupun vertikal), terutama yang dekat dengan sumber bunyi, harus dihindari, untuk menghilangkan pemantulan kembali. Penonton harus berada di daerah penonton yang menguntungkan. Dalam tiap auditorium, sebanyak mungkin energi bunyi harus dipancarkan dari semua posisi pengirim ke semua daerah penerima. Di samping permukaan pemantul yang berfungsi menguatkan bunyi langsung ke penonton, permukaan tambahan harus disediakan untuk mengarahkan bunyi kembali ke pementas.

Difusi BunyiDua hal penting yang harus diperhatikan dalam usaha pengadaan difusi dalam ruang yaitu : Permukaan tak teratur (elemen-elemen bangunan yang ditonjolkan, langit-langit yang ditutup, dinding-dinding yang bergerigi, kotak-kotak yang menonjol, dekorasi permukaan yang dipahat, bukaan jendela yang dalam, dll) harus banyak digunakan, dan harus cukup besar. Distribusi bahan-bahan penyerap bunyi yang acak atau penggunaan bahan pemantul bunyi dan penyerap bunyi secara bergatian.

Pengendalian DengungPerpanjangan bunyi sebagai akibat pemantulan berulang-ulang dalam ruang tertutup setelah sumber bunyi dimatikan disebut dengung.Sebagai aturan umum, bahan penyerap bunyi harus diapasang sepanjang permukaan batas auditorium yang mempunyai kemungkinan besar menghasilkan cacat akustik seperti gema, gaung (flutter echoes), pemantulan yang berkepanjangan dan pemusatan bunyi.

Eliminasi Cacat Akustik Ruang Gema Sebuah dinding belakang yang berhadapan dengan sumber bunyi dan memantulkan bunyi, merupakan penyebab gema yang potensial dalam suatu auditorium. Gema tidak boleh dicampur-adukkan dengan dengung.Gema adalah pengulangan bunyi asli yang jelas dan sangat tak disukai; sedang dengung, sampai batas-batas tertentu adalah perluasan atau pemanjangan bunyi yang menguntungkan.Cacat-cacat akustik dalam auditorium : Gema Pemantulan dengan waktu tunda yang panjang (long-delayed) Bayang-bayang bunyi Pemusatan bunyi

GaungGaung terdiri dari gema-gema kecil yang berurutan dengan cepat dan dapat dicatat serta diamati bila ledakan bunyi sunyi singkat, seperti tepuk tangan atau tembakan, dilakukan di antara permukaan-permukaan pemantul bunyi yang sejajar, walaupun kedua pasangan dinding lain yang berhadapan tidak sejajar, menyerap atau merupakan permukaan-permukaan difus.Eliminasi permukaan-permukaan pemantulan yang berhadapan dan saling sejajar adalah salah satu cara untuk menghindari gaung.Gema, pemantulan yang berkepanjangan, dan gaung dapat dicegah dengan memasang bahan penyerap bunyi pada permukaan pemantul yang menyebabkan cacat ini.Bila penggunaan lapisan akustik sepanjang daerah-daerah kritis ini tidak memungkinkan, maka permukaan itu harus dibuat difusif atau miring, agar menghasilkan pemantulan yang ditunda secara singkat dan menguntungkan. Pemusatan Bunyi Pemusatan bunyi, yang kadang-kadang dinyatakan sebagai titik panas (hot spots), disebabkan oleh pemantulan bunyi pada permukaan-permukaan cekung. DistorsiDistorsi adalah perubahan kualitas bunyi musik yang tidak dikehendaki, dan terjadi karena ketidak-seimbangan atau penyerapan bunyi yang sangat banyak oleh permukaan-permukaan batas pada frekuensi-frekuensi lain. Resonansi RuangKadang-kadang disebut kolorasi, terjadi bila bunyi tertentu dalam pita frekuensi yang sempit mempunyai kecendrungan berbunyi lebih keras dibandingkan dengan frekuensi-frekuensi lain. Bayangan BunyiGejala bayangan bunyi dapat diamati di bawah balkon yang menonjol terlalu jauh ke dalam ruang udara suatu auditorium.Ruang di bawah balkon semacam itu, dengan kedalaman yang melebihi dua kali tinggi harus dihindari.2.6 Penyerapan Bunyi Pengertian penyerapan bunyi Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah energi panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedang kecepatan perambatan gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan.

Unsur-unsur penyerapan bunyi 1. Lapisan permukaan dinding, lantai dan atap.2. Isi ruangan seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak dan karpet.3. Udara dalam ruang.

2.7 Bahan Penyerap Bunyi1. Bahan berpori-pori Karakter akustik bahan berpori seperti papan serat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi adalah jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi dibandingkan pada frekuensi rendah. Efisiensi akustiknya membaik pada jangkauan frekuensi rendah dengan bertambahnya tebal lapisan penahan yang padat dan dengan bertambahnya jarak dari lapisan penahan ini. Bahan berpori komersial dapat dibagi dalam tiga kategori : Unit akustik siap pakai Plesteran akustik dan bahan yang disemprotkan. 2. Penyerap panel atau penyerap selaput Penyerap panel pada konstruksi auditorium yang berperan pada penyerapan frekuensi rendah antara lain : Panel kayu dan hardboard, Gypsum boards, Langit-langit plesteran yang digantung, Plesteran berbulu, Plastic board tegar, Jendela, Kaca, Pintu, Lantai kayu dan panggung, Pelat-pelat logam (radiator) 3. Resonator rongga (atau Helmholtz) Adalah sejumlah udara tertutup yang dibatasi oleh dinding-dinding tegar dan dihubungkan oleh lubang/celah sempit (disebut leher) ke ruang sekitarnya, dimana gelombang bunyi merambat. Resonator ini dapat digunakan : Sebagai unit individual Sebagai resonator panel berlubang, Sebagai resonator celah.

PENANGGULANGAN AKUSTIK LUAR RUANGANAda beberapa langkah perancangan akustika luar-ruangan yang dapat ditempuh dalam menanggulangi kebisingan yakni:1. Menciptakan jarak sejauh mungkin antara dinding muka bangunan dengan jalan pada lahan yang tersedia melalui siasat penataan (layout) bangunan2. Menempatkan elemen terbuka tidak secara langsung menghadap ke jalan3. Mendirikan penghalang untuk menahan atau mengurangi merambatnya kebisingan dari jalan ke bangunan,4. Memilih material dinding muka bangunan dengan kombinasi elemen disa

NOISE CONTROL (Pengendalian Bunyi) pada ruang luar/ lingkungan, dapat dilakukan dengan cara :1. Barier lingkungan/ bangunan2. Lay out bangunan/ tata letak bangunan pada masterplan3. Pengolahan disain faade4. Penataan lansekap

Large Cantilever Barrier & Barrier LengthSumber : Benz Kotzeu, Colin English ( 2009 )

Cantilevered Barrier & Road BarrierSumber : Benz Kotzeu, Colin English( 2009 )

Vegetation BarrierSumber : Benz Kotzeu, Colin English ( 2009 )

2.8 Hasil SurveyPengukuran Bunyi dan Kebisingan

Lokasi: TERMINAL BUS GROGOL

JL. Kyai Tapa JL. Dr. Susilo

SKEMA MIKRO TERMINAL GROGOL 1 & 2

TITIK LOKASI ANALISA KEBISINGANTitik 5Keterangan:Titik 4Titik 3Titik 2Titik 1

TITIK LOKASI ANALISA KEBISINGAN

TITIK LOKASI ANALISA KEBISINGAN

TITIK LOKASI ANALISA KEBISINGANSIANG - RABU, 20 MEI 2015.TITIKKEBISINGAN (dBA)JAM

190,214 : 28

292,714 : 31

387,914 : 34

487,714 : 37

582,614 : 39

TITIK LOKASI ANALISA KEBISINGANSORE - KAMIS, 21 MEI 2015TITIKKEBISINGAN (dBA)JAM

189,516 : 35

286,316 : 37

382,816 : 37

484,516 : 40

581,016 : 41

TITIK LOKASI ANALISA KEBISINGANMALAM - KAMIS, 21 MEI 2015

TITIKKEBISINGAN (dBA)JAM

190,020 : 27

290,920 : 29

385,720 : 32

487,720 : 46

583,320 : 48

TITIK LOKASI ANALISA KEBISINGANPAGI JUMAT 22 MEI 2015

TITIKKEBISINGAN (dBA)JAM

190,99:59

284,49:58

375,69:57

478,010:00

582,210:01

KESIMPULAN

Kriteria Kebisingan adalah tingkat kebisingan terendah yang dipersyaratkan untuk ruang tertentu menurut fungsi utamanya. Pengurangan kebisingan adalah pengaruh kekuatan bunyi, diukur dlam dB. Kriteria pengurangan kebisingan merupakan perhitungan rata-rata dibulatkan kebilangan terdekat 0,05 antara 250,500,1000,2000 Tingkat Kebisingan yang diperbolehkan adalah tingkat kebisingan yang diperkenankan terjadi di suatu ruangan agar aktifitas tidak terganggu. Zona tingkat kebisinganZonePeruntukanTingkat Kebisingan Maks dalam bangunan (dBA)

DianjurkanDiperbolehkan

ALaboraturium, rmh sakit, r.perawatan3545

BRumah, sekolah, tempat rekreasi4555

CKantor, pertokoan5060

DIndustry, terminal, stasiun KA6070

Pada tabel zona tingkat kebisingan, Terminal memiliki tingkat kebisingan Maks yaitu 50 dbA (dianjurkan) dan 60 dbA (diperbolehkan). Sedangkan rata-rata kebisingan yang ada di terminal yaitu 90 dbAMaka dari itu, kebisingan yang ada di terminal sudah melebihi maks kebisingan yang diperbolehkan

SOLUSI

Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan menanam tanaman berupa rumput, semak dan pepohonan. Jenis tumbuhan yang efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang (Grey dan Deneke, 1978).Dengan menanam tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. Tanaman selain dapat meredam kebisingan, pada saat tertiup angin dapat menghasilkan suara.

Sebagai salah satu alternatif pemecahan, maka tanaman Jati emas plus(Tectona grandis L) adalah jawabannya. tanaman ini mempunyai daun yanglebar dan kehijauan sehingga dapat memberikan rasa sejuk dan indah, serasidi perkotaan dengan gedung-gedung yang megah dan jalan-jalan yang lebar.Bunganya yang mulai mekar pada bulan Oktober sampai Mei akan menambahkeasrian dengan keharuman dan keindahan bunganya yang berbentuk malai yanglebar. Tanaman ini mampu menahan air tanah melalui sistem perakarannya dantingkat respirasi yang rendah. Dengan bulu-bulu dan ukuran daun yang sangatlebar, mampu mengabsorpsi polutan terutama debu dan zat pencemar udaralainnya.Serta dari segi ekonomis sangat menguntungkan karena hasil kayudapat dipanen dalam waktu yang singkat.

Alternatif tanaman lain yaituDracaena surculosaLindl(bambu jepang) Menurut penelitian beberapa ahli pohon bambu memang dikenal sebagai tanaman peredam bising bahkan filosofinya sudah ada berarus-ratus tahun yang lalu di Jepang dan Cina. Pada bambu jepang selain pohon dan daunnya yang rapat dan rimbun, susunan batang-batang bambu yang dapat dianalogkan seperti dinding berkarpet yang mampu meminimalisir suara deru mesin-mesin sehingga sangat ideal meredam suara-suara bising.

Pola peredaman suara tersebut secara fisika merupakan gejala peredaman bunyi dimana bambu memiliki koefisien serap bunyi frekuensi tinggi. Ketika gelombang dengan kecepatan tertentu melalui medium udara lalu terhalang oleh penghalang (bambu) maka ada tiga kemungkinan yang terjadi pada gelombang tersebut yaitu diteruskan, dipantulkan dan diserap. Jika suatu bahan memiliki impedansi yang baik terhadap gelombang yang datang maka gelombang tersebut dapat teredam secara baik. Berasarkan kajian fisika diatas, bambu dapat dijadiakn salah satu alternatif yang dapat meredam kebisingan. Sayangnya masih sedikit sekali pemanfaatan sifat akustik pada bambu ini.

Salah satu tanaman lain yang bisa dijadikan sebagai peredam suara yaitu rumput. Untuk Setiap jenis rumput memiliki tingkat peredaman masing-masing yang berbeda-beda. Contohnya yaitu rumput swiss dan rumput gajah. Untuk membuktikannya yaitu dengan cara menaruh rumput di dalam kaleng, kemudian tutup kaleng tersebut dengan membrane tipis. Ketika selaput tipisnya dipukul-pukul maka dihasilkan suara yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap jenis rumput memiliki tingkat peredamannya masing-masing.

KETERANGANTeh-tehan pangkas ( Acalypha sp)Kiara payung ( Filicium decipiens) Tanjung ( Mimusops elengi)

ALASAN

Peletakan pohon tanjung ( mimusops elengi) bertujuan untuk meredam kebisingan pada bagian bahu jalan yang dimana jalan di pinggir terminal merupakan jalan besar yang memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi sehingga peletakan pohon tanjung itu sendiri sesuai dengan fungsinya sebagai pohon peredam kebisingan yang sangat bermanfaat nantinya untuk meredam kebisingan

Peletakan pohon kiara payung diletakan di tengah dari terminal tersebut dikarenakan sebagai peredam kebisingan dan juga sebagai penambah keindahan karna pohon kiara itu sendiri memiliki bunga yang indah sehingga selain peredam kebisingan juga sebagai keindahan.

Peletakan teh-tehan pangkas diletakan di dekat pohon tanjung dikarenaka untuk penyaring daripada kebisingan yang awalnya di saring ooleh pohon tanjung lalu disaring lagi oleh pohon teh-tehan

DAFTAR PUSTAKA http://winduadi.blogspot.com/2014/01/tanaman-peredam-kebisingan.html https://ruangterbukahijaudepok.wordpress.com/peraturan-tentang-rth/permen-pu-no5prtm2008/2-penyediaan-rth/

Prasasto Satwiko. Fisika Bangunan, Yogyakarta, ANDI, 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Akustik_ruang

27