fiqih puasa

40
Umi Sa’adah by Umi Sa’adah

Upload: umi-saadah

Post on 02-Aug-2015

1.906 views

Category:

Spiritual


720 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqih puasa

Umi Sa’adah

by Umi Sa’adah

Page 2: Fiqih puasa

Hukum Seputar Ibadah PuasaDalil kewajiban puasaPuasa diwajibkan Bagi yang Baligh dan BerakalKeutamaan Puasa Wanita Haid dan Nifas Tidak Wajib PuasaSiapa Yang Diwajibkan Mambayar Fidyah ? Siapa Yang diwajibkan Qodho Puasa ? Bagaimana Puasa Bagi Musafir ? Berpuasa Bagi Yang Musafir Lebih Utama.. Bagaimana Qodho Wanita Hamil ?Bagaimana Keharusan merukyat hilal bulan Ram

adhan?

Page 3: Fiqih puasa

Hukum Seputar Ibadah PuasaHaruskah Puasa didahului niat ?Kapan Niat Dilakukan ?Bagaimana Dengan Niat Puasa Sunnah ? Kapan Waktu pelaksanaan Puasa?Bagaimana Meneteskan Obat Ke Dalam Hidung ? Bagaimana Hubungan Suami Istri Saat Puasa ? Batalkah Orang Yang Sengaja Muntah ? Bagaimana Kalau Lupa ? Bagaimana Orang yang Berbuka Tanpa Uzur ?Bagaimana yang melakukan hubungan suami istri

tanpa uzur ?

Page 4: Fiqih puasa

Hukum Seputar Ibadah PuasaBagaimana Hukum Makan Sahur ?Apa Sunnah Berbuka ?Bagaimana Sunnah Doa Berbuka ?Puasa Sunnah

Puasa 6 hari di bulan Syawal Puasa ArafahPuasa AsyuraPuasa 3 hari : tanggal 13, 14 & 15Puasa Senin & Kamis

Page 5: Fiqih puasa

Dalil kewajiban puasa

�ب� �ت ك �م�ا ك �ام� الص�ي �م� �ك �ي ع�ل �ب� �ت ك �و�ا �م�ن ا �ن� %ذ�ي ال 'ه�ا ي� �اأ ي

%ق�و�ن� �ت ت ��م %ك �ع�ل ل ��م �ك �ل ق�ب �م�ن �ن� %ذ�ي ال ع�ل�ى

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang

sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Al-Baqarah: 183

Page 6: Fiqih puasa

Dalil kewajiban puasa�ص�م�ه� �ي ف�ل ه�ر� الش% �م� م�نك ه�د� ش� ف�م�ن

Siapa saja di antara kalian yang menyaksikan bulan Ramadhan, maka berpuasalah. (QS al-Baqarah [2]: 185).

Dalil shaum juga didasarkan pada hadis penuturan Ibn Umar ra. yang menyatakan:

% �ال �ه� ا � ال �ن� ال �د�ة� ا ها �م� ع�ل�ى خ�م�سC: ش� ال ��س �ال �ي� ا �ن : ب %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي� ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن »ا�ن% م�ح�م%دNا الله�، و�ا

» �ن� م�ضا � ر� ، و�ص�و�م �ت� �ي �ب �ة�، و�ح�ج� ال كا �ء� الز% �تا �ي �ة�، و�ا � الص%ال �م �قا و�ل� الله�، و�ا س� ر�Sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda, “Islam itu dibangun

di atas lima perkara: kesaksian bahwa tidak Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah; mendirikan shalat;

menunaikan zakat; beribadah haji; dan shaum Ramadhan.” (HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).

back

Page 7: Fiqih puasa

Puasa Diwajibkan Bagi yang Baligh dan Berakal Karena itu, secara pasti shaum merupakan

kewajiban setiap Muslim yang telah balig dan berakal. Dalam hal ini, anak-anak dan orang gila tidak wajib untuk berpuasa. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw.:

%ى « � ح�ت �م %ائ �غ� و�ع�ن� الن �ل �ب %ى ي ت �ي ح� �ةC: ع�ن� الص%ب �ث �ال �م� ع�ن� ث �ق�ل ف�ع� ال ر��ق� �ف�ي %ى ي ت �و�ن� ح� ن ��م�ج �ق�ظ� و�ع�ن� ال �ي ت ��س »ي

Telah diangkat pena (taklif hukum) atas tiga orang: dari anak kecil hingga balig; dari orang yang tidur hingga dia bangun; dan dari orang

gila hingga ia waras. (HR Abu Dawud).

back

Page 8: Fiqih puasa

Wanita Haid dan Nifas Tidak Wajib PuasaWanita haid dan nifas juga TIDAK BOLEH

berpuasa, karena puasa bagi mereka adalah TIDAK SAH. Jika mereka telah suci dari haid maka mereka wajib meng-QADLA’ puasa yang ditinggalkannya. Ketentuan ini didasarkan pada hadis penuturan Aisyah ra. yang menyatakan bahwa Nabi saw. pernah bersabda:

�ة�« �ق�ض�اء� الص%ال �ؤ�م�ر� ب � ن � و�ال �ق�ض�اء� الص%و�م �ؤ�م�ر� ب %ا ن �ن �ض� ك �ح�ي »ف�ي ال

Karena haid, kami telah diperintahkan untuk meng-qadha’ shaum, tetapi kami tidak diperintahkan untuk meng-qadha’ shalat. (HR Muslim, an-

Nasa’i, Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).

back

Page 9: Fiqih puasa

Siapa Yang Diwajibkan Membayar Fidyah ? Siapa saja yang tidak kuasa untuk berpuasa karena suatu

kondisi tertentu, mereka TIDAK WAJIB puasa & WAJIB membayar FIDYAH: Orang yang sangat tua/lanjut usia Orang sakit yang penyakitnya tidak mungkin disembuhkan

Cك�ين ��ةg ط�ع�ام� م�س �ه� ف�د�ي �ط�يق�ون %ذ�ين� ي و�ع�ل�ى الBagi orang-orang yang menanggung beban berat dalam

berpuasa, mereka wajib memberikan fidyah, yakni memberi makan orang miskin. (QS al-Baqarah [2]: 184).

Ada juga hadis penuturan Ibn Abbas bahwa Nabi saw. pernah bersabda:

» Cح�C م�دj م�ن� ق�م �و�م �ل� ي �ك �ه� ل �ي �ن� ف�ع�ل م�ضا �ام� ر� �ط�ع� ص�ي ت ��س �م� ي �ر� ف�ل �ب �ك �ه� ال ك �د�ر� »و�م�ن� اSiapa saja yang telah mencapai usia lanjut, lalu dia tidak kuasa untuk melaksanakan puasa Ramadhan, maka ia wajib untuk mengeluarkan satu mud gandum setiap hari. (HR al-

Baihaqi dan ad-Daruquthni).

back

Page 10: Fiqih puasa

Siapa Yang Diwajibkan Membayar Fidyah ? Ibn Umar ra. juga menuturkan hadis:

C م�دjا« �و�م �ل� ي �ط�ع�م� ع�ن� ك � ا �ذ�ا ض�ع�ف� ع�ن� الص%و�م »اJika seseorang lemah dalam melaksanakn shaum,

hendaknya ia memberikan makan kepada orang miskin satu mud setiap hari. (HR al-Baihaqi dan ad-

Daruquthni).

Dari Anas ra. juga dikatakan:

�ط�ع�م�« �ه� ف�اف�ط�ر� و�ا �ت �ل� و�فا � ع�امNا ق�ب %ه� ض�ع�ف� ع�ن� الص%و�م ن� »أ

Ia tidak berdaya untuk melaksanakan shaum sepanjang tahun sebelum wafatnya, lalu ia berbuka dan memberi makan makan orang miskin. (HR ath-Thabrani dan

al-Haitasmi).

back

Page 11: Fiqih puasa

Siapa Yang diwajibkan Qodho Puasa ? Jika seseorang tidak kuasa untuk berpuasa karena

SAKIT dan ia khawatir sakitnya bertambah parah, ia juga TIDAK WAJIB berpuasa, karena di dalamnya ada rasa berat sehingga dia BOLEH BERBUKA. Kemudian, jika dia sembuh maka dia wajib untuk meng-QADLA’-nya. Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah SWT:

�خ�ر� أ C %ام �ي أ �م�ن gف�ع�د%ة Cف�ر س� ع�ل�ى �و� أ N م%ر�يضا �م م�نك �ان� ك ف�م�ن

siapa saja di antara kalian yang sakit, atau dalam perjalanan, maka hendaknya ia mengganti puasanya pada hari yang lain sejumlah yang ditinggalkannya.

(QS al-Baqarah [2]: 184).

Jika seseorang sedang berpuasa, lalu ia jatuh sakit, ia boleh berbuka, karena keadaan sakit memang membolehkan seseorang yang berpuasa untuk berbuka

back

Page 12: Fiqih puasa

Bagaimana Puasa Bagi Musafir ?Musafir, jika safar yang dilakukannya tidak mencapai

empat barid atau 80 kilometer, ia WAJIB TETAP berpuasa; ia tidak boleh berbuka. Alasannya, karena safar/perjalanan yang menghasilkan adanya rukhshah (keringanan) untuk berbuka adalah safar syar‘i (bukan semata-mata safar, peny.), yakni empat barid, yang setara dengan 80 km. Jika seorang musafir melakukan safar sejauh 80 km atau lebih maka ia boleh untuk tetap berpuasa dan boleh juga berbuka. Ketentuan ini didasarkan pada hadis penuturan Aisyah ra.:

ف�ر�؟ ف�ق�ال� « ص�و�م� ف�ي الس%� �أ و�ل� الله�، أ س� �ا ر� : ي �م�ي ق�ال� ل ��س �ال و� ا �ن� ع�م�ر� �ب ة� ا �ن% ح�م�ز� ا

��ف�ط�ر �ت� ف�ا ئ �ن� ش� �ت� ف�ص�م� و�ا ئ �ن� ش� : ا %م� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� »ر�

Sesungguhnya Hamzah bin Amr al-Islami pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, “Perlukah aku

berpuasa di dalam perjalanan?” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Jika engkau mau, berpuasalah. Jika engkau

mau, berbukalah.” (HR al-Bukhari, Muslim, dan Ashab as-Sunan).

back

Page 13: Fiqih puasa

Berpuasa Bagi Musafir Lebih Utama … Bagi musafir yang puasanya tidak menjadikan dirinya

merasa berat/sempit maka tetap berpuasa adalah lebih utama. Sebab, Allah SWT telah berfirman:

��م %ك �رg ل ي � خ� �ص�وم�وا �ن ت و�أBerpuasa itu adalah lebih baik bagi kalian. (QS al-Baqarah

[2]: 184).

Sebaliknya, jika puasanya ternyata telah membebani dirinya, maka dia lebih utama untuk berbuka. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Jabir ra. sebagai berikut:

�ه� « �ي �ر�ش� ع�ل ةC ي ج�ر� �ح�ت� ش� ج�لC ت �ر� ف�رC ب %م� ف�ي س� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� م�ر% ر��ام� ف�ي �ر� الص�ي �ب �س� م�ن� ال �ي : ل . ف�ق�ال� gم� �وا: ص�ائ �ل �ال� ه�ذ�ا؟ ق�ا : م�ا ب �ء� ف�ق�ال� �ما ال

ف�ر� »الس%Dalam sebuah perjalanan Rasulullah saw. pernah melewati

seorang laki-laki yang sedang berteduh di bawah pohon sambil menyiramkan air ke tubuhnya. Beliau lalu bertanya, “Mengapa orang ini?” Para Sahabat menjawab, “Dia sedang

berpuasa.” Mendengar itu, Beliau kemudian bersabda, “Tidak baik berpuasa dalam perjalanan.” (HR an-Nasa’i).

back

Page 14: Fiqih puasa

Bagaimana Qodho Wanita Hamil ?Wanita hamil dan menyusui, BOLEH BERBUKA, lalu meng-

QADHA’-nya di luar bulan Ramadhan, baik karena ia khawatir atas dirinya, khawatir atas dirinya dan bayinya, atau semata-mata khawatir atas bayinya; atau bahkan ia tidak memiliki kekhawatiran apapun.

Ketentuan ini didasarkan pada apa yang telah dikukuhkan oleh hadis Nabi saw. dalam Ash-Shahihayn, sebagaimana dituturkan oleh Anas bin Malik al-Ka‘bi. Ia mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:

اف�ر� الص�و�م� « �م�س� �ن% الله� ع�ز% و�ج�ل% و�ض�ع� ع�ن� ال : ا %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� �ن% ر� اض�ع� الص%و�م� ��م�ر �م�ل� و�ال �حا �ة� و�ع�ن� ال ط�ر� الص%ال »و�ش�

Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan keringanan bagi musafir dalam shaum dan sebagian shalatnya, sementara keringanan bagi wanita hamil dan menyusui adalah dalam

shaumnya. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas tidak memberikan batasan tertentu terkait dengan kebolehan seseorang untuk tidak berpuasa. Hadis tersebut bahkan menyebutkan kebolehan itu secara mutlak bagi wanita hamil dan menyusui, semata-mata karena statusnya sebagai wanita hamil dan menyusui.

back

Page 15: Fiqih puasa

Bagaimana Qodho Wanita Hamil ? Wanita hamil dan menyusui WAJIB untuk meng-QADLA’ shaum yang

ditinggalkannya, karena pada dasarnya mereka WAJIB untuk berpuasa.

Ketika mereka memutuskan untuk tidak berpuasa, maka puasa menjadi utang bagi mereka, yang tentu wajib dibayar dengan cara di-qadha’. Ketetapan ini didasarkan pada hadis penuturan Ibn Abbas ra. yang menyatakan:

�ت� « �ي أ �ر� : ا �ل� �ه�ا؟ ف�قا �ص�و�م� ع�ن �ف�ا �ذ�رC، أ �ه�ا ص�و�م� ن �ي �ت� و�ع�ل �م�ي م�ات �ن� ا و�ل� الله�، ا س� �ار� : ي ��ل�ت �ةN قا أ �م�ر� �ن% ا ا�م�ك� : ف�ص�و�م�ي ع�ن� ا . ق�ال� ��ع�م : ن ��ه�ا؟ ق�ال�ت �ك� ع�ن �ؤ�د�ي ذ�ل �ان� ي �ك �ه� ا �ت �نg ف�ق�ض�ي �م�ك� د�ي �ن� ع�ل�ى ا �و�كا »ل

Seorang wanita pernah berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah saw., ibuku telah meninggal, sementara ia masih memiliki

kewajiban berpuasa nadzar. Perlukah aku berpuasa untuk membayarkannya?” Rasul menjawab, “Bagaimana pendapatmu seandainya ibumu memiliki utang, lalu engkau membayarnya,

apakah hal itu dapat melunasi utangnya?” Wanita itu menjawab, “Tentu saja.” Rasul lalu bersabda, “Karena itu, berpuasalah engkau

untuk membayar utang puasa ibumu.” (HR Muslim).

Kemudian, tidak adanya kewajiban atas wanita hamil dan menyusui untuk membayar fidyah, hal itu karena dalam hal ini memang tidak ada nash yang menunjukkannya.

back

Page 16: Fiqih puasa

Bagaimana Keharusan merukyat hilal bulan Ramadhan?Shaum Ramadhan hanya diwajibkan atas kaum Muslim saat

sudah terlihat hilal (bulan sabit tanggal 1) bulan Ramadhan. Jika pada saatnya hilal Ramadhan terhalang dari pandangan manusia, maka kaum Muslim wajib menggenapkan bilangan bulan Sya‘ban (menjadi 30 hari), lalu besoknya mereka harus sudah mulai berpuasa. Ketentuan ini didasarkan pada hadis penuturan Ibn Abbas ra. bahwa Nabi saw. pernah bersabda:

» ��م �ك �ي �ن� غ�م% ع�ل �ه�، ف�ا �ت ؤ�ي �ر� و�ا ل �ف�ط�ر� �ه� و�ا �ت ؤ�ي �ر� : ص�و�م�و�ا ل %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن اN �اال �ق�ب ت �ه�ر� اس �و�ا الش% �ل �ق�ب ت ��س � ت �ع�د%ة�، و�ال �و�ا ال �م�ل �ك »ف�ا

Berpuasalah kalian karena merukyat hilal dan berbukalah kalian (mengakhiri puasa Ramadhan, peny.) juga karena melihat hilal (bulan sabit tanggal 1 Syawal, peny.). Jika hilal terhalang dari pandangan kalian maka genapkanlah bilangan bulan Sya‘ban.

Janganlah kalian kalian menyambut bulan itu (dengan berpuasa, peny.). (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’i,

Ahmad, dan ad-Darimi).

back

Page 17: Fiqih puasa

Mendudukan Penetapan Awal & Akhir Ramadhan

Mendudukkan Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan.doc

Page 18: Fiqih puasa

Haruskah Shaum didahului niat ?.Shaum Ramadhan, sebagaimana juga shaum-shaum

lainnya, hanya dipandang SAH jika didahului dengan NIAT. Dasarnya adalah sabda Nabi saw.:

» �ات� �ي �الن �ع�م�ال� ب �ال %م�ا ا �ن »اSesungguhnya amal ibadah itu bergantung pada niatnya.

(HR Muslim).

Niat wajib dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan. Pasalnya, shaum pada masing-masing hari merupakan ibadah yang berdiri sendiri, yang waktunya dimulai dari terbit fajar dan diakhiri saat matahari terbenam.

Shaum pada hari ini tidak bisa ikut-ikutan rusak oleh rusaknya puasa pada hari-hari sebelumnya maupun hari-hari sesudahnya. Karena itulah, tidak cukup satu niat untuk berpuasa sebulan penuh.

Akan tetapi, niat harus dilakukan setiap hari.

back

Page 19: Fiqih puasa

Kapan Niat DilakukanPuasa Wajib, TIDAK SAH dilakukan jika niatnya baru

dilakukan SIANG hari.Niat shaum wajib dilakukan pada MALAM hari.

Ketentuan ini didasarkan pada hadis penuturan Hafshah:

�ل� « %ي �ام� م�ن� الل �ت� الص�ي �ي �ب �م� ي : م�ن� ل %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن ا�ه� �ام� ل � ص�ي »ف�ال

Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda, “Siapa saja yang tidak berniat puasa pada malam

hari maka tidak ada puasa baginya.” (HR an-Nasa’i dan ad-Darimi).

Niat boleh dilakukan pada bagian malam manapun sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar karena seluruhnya termasuk bagian dari malam hari.

back

Page 20: Fiqih puasa

Bagaimana Dengan Niat Shaum Sunnah ? Adapun niat shaum sunnah boleh dilakukan setelah terbit

fajar sebelum matahari tergelincir. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Aisyah ra.:

» gء�ي �م� ش� �د�ك ن ، ع� �و�م� �ح� الي ص�ب� : أ %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن ا

gم� �ذNا ص�ائ �ي إ �ن : ا �. ف�ق�ال� : ال �؟ ف�ق�ال�ت �ط�ع�م�و�ن� »تSesungguhnya Nabi saw. pernah bertanya, “Apakah pagi

ini ada sesuatu (makanan) untuk kalian makan?” Aisyah menjawab, “Tidak ada.” Nabi saw. kemudian berkata, “Kalau begitu, aku akan berpuasa saja.” (HR Ahmad)

Niat shaum Ramadhan juga harus ditentukan. Artinya, seseorang yang hendak berpuasa harus menyatakan diri bahwa ia memang berniat untuk shaum Ramadhan pada hari itu, karena ia merupakan bentuk taqarrub kepada Allah yang terkait dengan waktu pelaksanaannya.

Hanya saja, niat tidak mesti dinyatakan secara verbal, tetapi cukup dengan adanya maksud di dalam kalbu.

back

Page 21: Fiqih puasa

Kapan Waktu pelaksanaan shaum?.Dimulai sejak TERBIT FAJAR yakni fajar shâdiq (waktu

subuh) dan diakhiri dengan TERBENAMNYA MATAHARI (saat magrib). Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Umar ra:

» �%ه�ار� م�ن �ر� الن �د�ب �ا و�ا �ل� م�ن� ه�اه�ن %ي �ل� الل �ق�ب � أ �ذا : ا %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن ا�م� �ف�ط�ر� الص%ائ �ا ف�ق�د� ا م�س� م�ن� ه�اه�ن �ت� الش% �ا و�غ�اب »ه�اه�ن

Sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda, “Jika malam telah datang dari sini, siang telah berakhir dari sini, dan matahari

pun sudah tenggelam, maka orang-orang yang berpuasa berbuka saat itu. (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi,

Abu Dawud dan Ahmad).

Allah SWT juga berfirman:

�م% ) �ف�ج�ر� ث و�د� م�ن� ال ��س �ط� األ ي �خ� �ض� م�ن� ال �ي �ب �ط� األ ي �خ� �م� ال �ك %ن� ل �ي �ب �ت %ى ي ت � ح� �وا ب ر� �� و�اش �وا �ل و�ك�ل� %لي �ل�ى ال �ام� إ � الص�ي �م'وا ت

� أMakan dan minumlah kalian hingga jelas bagi kalian putih-

hitamnya sang fajar, lalu sempurnakanlah shaum hingga tiba waktu malam. (QS al-Baqarah [2]: 187).

back

Page 22: Fiqih puasa

Bagaimana Meneteskan Obat Ke Dalam Hidung ? Jika orang yang sedang berpuasa meneteskan obat ke dalam hidung atau

memasukkan air ke lubang telinganya hingga sampai ke otaknya, batallah puasanya. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Luqaith bin Shabrah ra. yang menyatakan:

» % �ال �ق� ا �شا �ن ت ��س �ال �غ� ف�ي ا �ال �ع� و�ب �ص�اب �ال �ن� ا �ي �ل� ب �و�ض�و�ء� و�خ�ل �غ� ال ب ��س : ا �و�ض�و�ء�. ق�ال� �ي ع�ن� ال ن ��ر �خ�ب و�ل� الله�، ا س� �ار� : ي ق�ل�ت��مNا �و�ن� ص�ائ �ك �ن� ت »ا

Aku berkata, “Wahai Rasulullah saw., beritahulah aku tentang cara berwudhu.” Beliau bersabda, “Sempurnakanlah wudhu, renggangkalah jari-jemari,

optimalkanlah menghirup air lewat hidung (ber-istinsyâq), kecuali jika engkau sedang berpuasa.” (HR at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Abu Dawud, Ibn Majah dan

Ahmad).

Berkaitan dengan hadis di atas, pemahaman kebalikan (mafhûm mukhâlafah)-nya adalah larangan untuk tidak secara optimal (banyak-banyak) ber-istinsyâq saat berpuasa hingga tidak ada sedikit pun air yang sampai ke otak.

Ini berarti, adanya air yang sampai ke otak adalah haram bagi orang yang berpuasa dan membatalkan puasanya. Makan, minum, menghirup sesuatu melalui hidung, dan meneteskan air ke dalam lubang telinga pengertiannya meliputi memasukkan apa saja; baik yang biasa dimakan dan diminum seperti nasi, air, tembakau, dan sejenisnya; ataupun yang biasa diteteskan melalui hidung, telinga, dan sejenisnya. Semua ini membatalkan puasa

back

Page 23: Fiqih puasa

Bagaimana Hubungan Suami Istri Saat Shaum ?

Orang yang sedang berpuasa juga dilarang melakukan hubungan suami-istri. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:

وه�ن% ر� �اش� ف�اآلن� بSekarang, campurilah mereka. (QS al-Baqarah [2]: 187)

Ayat ini menunjukkan, bahwa mencampuri istri tidak dibolehkan sebelum sekarang ini, yakni pada siang hari bulan Ramadhan. Apabila yang dicampuri itu kemaluan maka batallah puasa. Jika yang dicampurinya selain kemaluan, atau sekadar mencium tetapi sampai membuat keluar air mani (sperma), maka batal pula puasa seseorang; tetapi jika tidak sampai membuat keluar sperma maka puasanya tidak batal. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Jabir ra. sebagai berikut:

�م�ض�م�ض�ت� « �و� ت �ت� ل �ي أ �ر� : ا �ل� . ف�قا gم� �ا ص�ائ �ن ، و�ا �ل�ت� : ق�ب %م� ف�ق�ل�ت� ل �ه� و�س� �ي �ي% ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ت� الن �ي �ت ، ف�أ gم� �ا ص�ائ �ن �ل�ت� و�ا ق�بgم� �ت� ص�ائ �ن »و�ا

Aku pernah mencium (istriku) saat sedang berpuasa. Aku lalu menjumpai Nabi saw., kemudian bertanya, “Aku telah mencium (istriku), sementara aku sedang

berpuasa.” Rasul saw. lalu bersabda, “Bagaimana pendapatmu jika engkau berkumur pada waktu engkau berpuasa?” (HR Ahmad).

Dalam hadis ini. Nabi saw. telah menyerupakan aktivitas mencium dengan berkumur; jika air sampai tertelan, batallah puasa seseorang; sedangkan jika tidak maka puasanya tidak menjadi batal. Demikian pula halnya dengan mencampuri istri pada selain kemaluan atau sekadar menciumnya.

back

Page 24: Fiqih puasa

Batalkah Orang Yang Sengaja Muntah ? Jika seorang yang sedang berpuasa dengan sengaja

membuat dirinya muntah maka batallah puasanya. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Hurairah ra.:

�ه� « �ي �ق�اء� ع�ام�دNا ف�ع�ل ت �: م�ن� اس %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي% ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن ا�ه� �ي � ق�ض�اء� ع�ل �ق�ي�ء� ف�ال ع�ه� ال �ق�ض�اء�، و�م�ن� ذ�ر� »ال

Sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda, “Siapa saja yang telah memancing dirinya agar muntah dengan sengaja, ia wajib meng-qadha’ puasanya.

Siapa saja yang muntah (tanpa disengaja), ia tidak wajib mengqadha’ puasanya.’” (HR at-Tirmidzi,

Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).

back

Page 25: Fiqih puasa

Bagaimana Kalau Lupa ? Semua hal di atas jika dilakukan/terjadi dengan catatan, yakni jika

orang yang berpuasa melakukannya dengan sengaja. Adapun jika ia melakukakannya karena lupa maka puasanya tidak menjadi batal. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Hurairah ra. yang menyatakan bahwa Nabi saw. pernah bersabda:

ة�« �ر� �فا � ك �ه� و�ال �ي �ء� ع�ل � ق�ضا Nا ف�ال ي �اس� م�ض�ان� ن ه�ر� ر� �ف�ط�ر� ف�ي ش% »م�ن� اSiapa saja yang berbuka pada bulan Ramadhan karena lupa, ia tidak wajib meng-qadha’ dan tidak wajib pula membayar kafarah. (HR at-

Tirmidzi)

Ketentuan di atas juga dirdasarkan pada hadis riwayat al-Bukhari dari Nabi saw. yang pernah bersabda:

ق�اه�« �ط�ع�م�ه� الله� و�س� %م�ا ا �ن �م% ص�و�م�ه� ف�ا �ت �ي ب� ف�ل ر� �و�ش� �ل� ا �ك �س�ي� ف�أ �ذ�ا ن »اJika seseorang yang sedang berpuasa lupa sehingga dia makan atau

minum maka sempurnakanlah (lanjutkanlah) puasanya. Sebab, itu hanyalah kehendak Allah yang (dengan sengaja) telah memberinya

makan dan minum. (HR al-Bukhari Muslim, Ibn Majah dan Ahmad).

back

Page 26: Fiqih puasa

Bagaimana Orang yang Berbuka Tanpa Uzur ? Siapa saja yang berbuka pada siang hari bulan

Ramadhan tanpa uzur, ia wajib meng-qadha’ puasanya. Ketentuan ini didasarkan pada sabda Nabi saw.:

�ق�ض�اء�« �ه� ال �ي �ق�اء� ف�ع�ل ت �»م�ن� اسSiapa saja yang memancing dirinya agar muntah, ia

wajib meng-qadha’-nya. (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).

Nabi saw. juga pernah bersabda:

�ق�ض�اء�« �ال �ح�ق' ب �ن� الله� ا »ف�د�يUtang kepada Allah lebih layak untuk dibayar. (HR

Muslim).

back

Page 27: Fiqih puasa

Bagaimana yang melakukan hubungan suami istri tanpa uzur ? Adapun orang yang berbuka karena melakukan hubungan suami-istri tanpa uzur, maka di

samping wajib meng-qadha’ puasanya, ia juga wajib membayar kafarah. Pasalnya, Nabi saw. sendiri telah menyuruh orang yang menyetubuhi istrinya pada siang hari bulan Ramadhan agar meng-qadha’ puasanya. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Hurairah ra.:

�ي ف�ي « �ت أ �م�ر� : و�ق�ع�ت� ع�ل�ى ا ؟ ق�ال� �ك� �ك �ه�ل : و�م�ا ا و�ل� الله�. ق�ال� س� �ا ر� ، ي �ت� �ك : ه�ل %م� ف�ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي� ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ل�ى الن ج�لg ا اء� ر� ج��ج�د� : ف�ه�ل� ت �،.ق�ال� : ال ؟ ق�ال� �ن� �ع�ي �اب �ت �ن� م�ت ي ه�ر� �ص�و�م� ش� �ن� ت �ع� ا �ط�ي ت ��س : ف�ه�ل� ت �. ق�ال� : ال �ةN؟ ق�ال� ق�ب �ق� ر� �ع�ت �ج�د� م�ا ت : ه�ل� ت . ف�ق�ال� م�ض�ان� ر� : �ه�ذ�ا. ف�ق�ال� �ص�د%ق� ب : ت �م�رg ف�ق�ال� �ه� ت ق� ف�ي �ع�ر� %م� ب ل �ه� و�س� �ي �ي' ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ى الن �ت �م% ج�ل�س� ف�ا �. ث : ال Nا؟ ق�ال� �ن �ي ك ��ن� م�س �ي ت �ط�ع�م� س� � ت ما : �م% ق�ال� �و�اج�ذ�ه�, ث �د�ت� ن %ى ب ت %م� ح� ل �ه� و�س� �ي �ي' ص�ل%ى الله� ع�ل %ب %ا؟ ف�ض�ح�ك� الن �ه� م�ن �ي �ل �ح�و�ج� ا �ت� ا �ي �ه�ل� ب �ه�ا ا �ي �ت �ب ال �ن� �ي %ا ف�م�ا ب �ف�ق�ر� م�ن �ع�ل�ى ا أ

�ه�ل�ك� �ط�ع�م�ه� ا �ذ�ه�ب� ف�ا »اSeorang laki-laki pernah menjumpai Nabi saw. Ia lalu berkata, “Celakalah aku, wahai

Rasulullah!” Rasul kemudian bertanya, “Apa yang telah mencelakaknmu?” Dia menjawab, “Aku telah bersetubuh dengan istriku saat siang hari pada bulan Ramadhan.” Beliau

bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki harta yang dapat memerdekakan hamba sahaya?” Dia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Dia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki

harta yang bisa memberi makan kepada enam puluh orang miskin?” Dia menjawab, “Tidak juga.” Kemudian dia duduk, sementara Nabi saw. datang dengan membawa bakul besar

yang penuh dengan kurma. Setelah itu, Nabi saw. bersabda, “Bersedekalah engkau dengan kurma ini!” Namun, orang itu berkata, “Apakah kepada orang yang paling fakir di antara kami? Sungguh, tidak ada di daerah kami penduduk yang lebih membutuhkan kurma ini

daripada kami sekeluarga.” Mendengar itu, Nabi saw. tertawa hingga gigi taringnya tampak. Beliau kemudian bersabda, “Kalau begitu, pulanglah. Lalu beri makanlah

keluargamu dengan kurma ini!” (HR Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).

Inilah kafarah wajib yang harus ditunaikan oleh orang yang berbuka pada siang hari bulan Ramadhan dengan menggauli istrinya secara sengaja.

back

Page 28: Fiqih puasa

Bagaimana Hukum Makan Sahur ?Orang yang berpuasa disunnahkan untuk

makan sahur. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Anas ra.:

�نj ف�ي « و�ا ف�إ ح%ر� �س� : ت %م� ق�ال� ل �ه� و�س� �ي �ي% ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن اgة� ك �ر� ح�و�ر� ب »الس%

Sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda, “Makan sahurlah kalian karena dalam sahur itu terkandung berkah.” (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibn Majah, Ahmad dan ad-

Darimi).

back

Page 29: Fiqih puasa

Apa Sunnah Berbuka ?Orang yang berpuasa juga disunnahkan berbuka

dengan makan kurma. Jika kurma tidak ada, ia disunnahkan berbuka dengan minum air. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Salman bin Amir yang mengatakan:

» ��ف�ط�ر �ي �م� ف�ل �ح�د�ك �ف�ط�ر� ا �ذ�ا ا : ا %م� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� ق�ال� ر���ج�د �م� ي �ن� ل �م�رC ف�ا ع�ل�ى ت

gر�%ه� ط�ه�و �ن �ف�ط�ر� ع�ل�ى م�اءC ف�ا �ي »ف�لRasulullah saw. pernah bersabda, “Jika seseorang di

antara kalian berbuka, berbukalah dengan kurma; jika ia tidak mendapatkannya, berbukalah dengan

air karena air itu suci.” (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad dan ad-Darimi).

back

Page 30: Fiqih puasa

Bagaimana Sunnah Doa Berbuka ? Selanjutnya, saat berbuka puasa seseorang

disunnahkan untuk membaca doa berikut:

» �ف�ط�ر�ت� ق�ك� ا ��ك� ص�م�ت� و�ع�ل�ى ر�ز %ه�م% ل �لل »اYa Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan berkat rezeki-Mu

aku berbuka.

Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Hurairah ra. yang mengatakan:

�ك� « %ه�م% ل �لل : ا �ف�ط�ر� ق�ال� �م% ا �ذ�ا ص�ام� ث %م� ا ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� �ان� ر� كت� ��ف�ط�ر ق�ك� ا �»ص�م�ت� و�ع�ل�ى ر�ز

Rasulullah saw. itu, jika berpuasa, lalu berbuka, Beliau biasa mengucapkan, “Ya Allah, untuk-Mu aku

berpuasa, dan berkat rezeki-Mu aku berbuka.” (HR Abu Dawud).

back

Page 31: Fiqih puasa

Puasa Sunnah : Puasa 6 hari di bulan SyawalOrang yang berpuasa Ramadhan juga

disunnahkan untuk menyambung puasanya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Ayyub ra. berikut:

�م% « م�ض�ان� ث : م�ن� ص�ام� ر� %م� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� ق�ال� ر��jا م�ن ت �ع�ه� س� �ب �ت ا

� الد%ه�ر� �م �ص�يا �ان� ك و�الC ك »ش�Rasulullah saw. pernah bersabda, “Siapa saja yang

berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian menyambungnya dengan berpuasa enam hari

pada bulan Syawal, maka ia seperti telah berpuasa sepanjang tahun. (HR Muslim).

back

Page 32: Fiqih puasa

Puasa Sunnah : Puasa ArafahPada hari Arafah, selain jamaah haji

disunnahkan berpuasa. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Qatadah ra.:

ة� « �ر� �فا اء� ك و�ر� : ص�و�م� ع�اش� %م� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� ق�ال� ر� gة� ن �ةN و�س� �ه�ا م�اض�ي �ل �ةg ق�ب ن �ن� س� �ي �ت ن ة� س� �ف�ار� ف�ةC ك �و�م� ع�ر� �ةC و�ص�و�م� ي ن س�

Nة� �ل �ق�ب ت ��ع�د�ه�ا م�س »ب

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Puasa Asyura adalah kafarah (dari dosa) satu tahun. Puasa Arafah adalah kafarah (dari dosa) dua tahun;

satu tahun sebelumnya dan satu tahun berikutnya.” (HR Ahmad).

back

Page 33: Fiqih puasa

Puasa Sunnah : Puasa AsyuraPuasa Asyura disunnahkan berdasarkan hadis Abu Qatadah di

atas. Disunnahkan pula puasa pada hari sebelum Asyura, yakni tanggal sembilan Muharram. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Ibnu Abbas ra.:

ع�« %اس� �و�م� الت �ي ص�و�م�ن% ال� أل Cل� �ل�ى ق�اب �ت� ا �ق�ي �ن� ب �ئ : ل %م� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� »ق�ال� ر�

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Andai aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan (bulan Muharram). (HR Ibn Majah dan Ahmad).

Dalam hadis riwayat Muslim, hadis di atas ditambah dengan kalimat berikut:

ل%م�« �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� �و�ف�ي� ر� %ى ت ت �ل� ح� �م�ق�ب �ع�ام� ال �ت� ال �أ �م� ي »ف�لTahun depan belum juga tiba, Rasulullah saw. telah terlebih dulu

wafat. (HR Muslim).

Hari Asyura adalah hari kesepuluh dari bulan Muharram dan hari Tasu’a’ adalah hari kesembilan dari bulan tersebut.

back

Page 34: Fiqih puasa

Puasa Sunnah : tanggal 13, 14 & 15Disunnahkan pula untuk berpuasa pada hari-hari putih (al-

baydh), yakni puasa tiga hari pada tiap-tiap bulan. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Hurairah ra. sebagai berikut:

»Cر�ه �ل% ش� C ك %ام �ي �ة� ا �ث �ال � ث �ام �ص�ي %م� ب ل �ه� و�س� �ي �ل�ي ص�ل%ى الله� ع�ل �ي ل �ي خ� �و�ص�ان »اKekasihku (Rasulullah) saw. pernah berwasiat kepadaku agar

berpuasa tiga hari pada setiap bulan. (HR Muslim, an-Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad).

back

Page 35: Fiqih puasa

Puasa Sunnah : tanggal 13, 14 & 15Puasa tiga hari ini boleh dilakukan pada hari apa saja tanpa

harus ditentukan. Hanya saja, yang dianggap utama adalah pada tanggal 13, 14 dan 15. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Abu Dzarr ra.:

ة� « ر� ��ث� ع�ش �ال Nا، ف�ص�م� ث �ث �ال ه�ر� ث �ذ�ا ص�م�ت� م�ن� الش% : ا %م� ل �ه� و�س� �ي و�ل� الله� ص�ل%ى الله� ع�ل س� ق�ال� ر�ة� ر� ة� و�خ�م�س� ع�ش� ر� ��ع� ع�ش ب ��ر »و�ا

Rasulullah saw pernah bersabda, “Jika engkau berpuasa tiga hari dalam sebulan, berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15.” (HR

at-Tirmidzi dan Ahmad).Ketetapan di atas juga didasarkan pada hadis penuturan Jarir

bin Abdillah dari Nabi saw. yang pernah bersabda:

ة� « ر� ��ع� ع�ش ب ��ر ة� و�ا ر� ��ث� ع�ش �ال �ض�، ث �ي %ام� الب �ي �ام� الد%ه�ر�، ا ه�رC ص�ي �ل� ش� C م��ن� ك %ام �ي �ة� ا �ث �ال �ام� ث ص�ية� ر� �»و�خ�م�س� ع�ش

Puasa tiga hari pada setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun, yakni puasa hari-hari putih, adalah: tanggal 13, 14, dan 15. (HR

Muslim, an-Nasa’i, Ahmad dan ad-Darimi).

back

Page 36: Fiqih puasa

Puasa Sunnah : Senin & KamisDisunnahkan pula untuk berpuasa pada

hari Senin dan Kamis. Hal ini didasarkan pada hadis penuturan Aisyah ra. yang mengatakan:

�ن� « �ي �ن �ث �ال �ام� ا ى ص�ي �ح�ر% �ت �ان� ي %م� ك ل �ه� و�س� �ي �ي% ص�ل%ى الله� ع�ل %ب �ن% الن ا

�س� �خ�م�ي »و�الSesungguhnya Nabi saw. telah memilih

waktu untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis. (HR at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan

Ahmad).

back

Page 37: Fiqih puasa

Meraih Sukses Selama Ramadhan : mencapai RIDHA ALLAHRamadhan ibarat proses, maka output sangat

dipengaruhi oleh input & proses yg berlangsung

INPUT : 1.persiapan ilmu 2.persiapan aspek ruhiah dan upaya

“memperbarui” keimanan memperkuat motivasi & meluruskan niat

3.perencanaan proses buat rencana, jadwal dan programnya

Page 38: Fiqih puasa

Inti Ramadhan : TAQARRUB Taqarrub ilallah “not only” dg ibadah

ritualTaqarrub kepada Allah sebagai inti dari

amalan Ramadhan banyak bentuknya, Sama pokoknya puasa itu sendiri.

Namun, di luar itu banyak kegiatan taqarrub lainnya yang mesti dilakukan selama Ramadhan.

Rasulullah saw. bersabda:

Page 39: Fiqih puasa

Sabda Rasul ttg TAQARRUB

Tiadalah seorang hamba bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada mengerjakan apa yang aku

fardhukan atasnya. Tiadalah hamba-Ku terus-menerus bertaqarrub kepada-Ku dengan amal-amal sunnah hingga Aku

mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar; menjadi

penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat; menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang dengan kuat; dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya dia Aku beri; jika ia meminta

perlindungan-Ku, niscaya dia Aku lindungi… (HR al-Bukhari).

Page 40: Fiqih puasa

ReferensiAhkâm ash-Shalâh. Mesir: Dar an-Nahdhah

al-Islamiyyah, Cet. 1, 1991, Karya al-Ustadz Ali Ragib, Guru Besar Universitas al-Azhar asy-Syaried Kairo, Mesir.