fiqh modul gabungan jadi

28
Modul fiqh harus jadi 1. Muqaddimah 2. Kitab Taharah - Apa itu thoharoh? Thaharoh menurut bahasa adalah suci dan bersih dari kotoran. Sedangkan menurut istilah para fuqoha thoharoh adalah menghilangkan hadats (rof’ul hadats) dan menghilangkan najis (izalatu an-najas). - Mari kita mengenal hadats! Apa itu hadats? Hadats adalah keadaan/kondisi dimana seseorang tidak boleh melakukan beberapa aktivitas ibadah seperti shalat, memegang mushaf atau melakukan thawaf. Pembagian hadats? - Hadats dibagi menjadi 2, yaitu: a. Hadats yang disebabkan karena batal wudlu, yang dalam fiqh disebut dengan hadats kecil (hadats ashghor). Hadats kecil ini bisa dihilangkan dengan berwudlu, bila tidak ada air atau tidak bisa menggunakan air karena sakit atau karena sangat dingin sehingga jika menggunakan air bisa menyebabkan madhorot, maka bisa diganti dengan tayamum. Contoh penyebab hadats kecil ini misalnya: kentut, buang air kecil, buang air besar, dll. b. Hadats yang disebabkan karena jima’ (hubungan suam istri), ihtilam (mimpi basah), haidl atau nifas, yang dalam fiqh disebut dengan hadats besar (hadast akbar). Hadats besar ini bisa dihilangkan dengan cara mandi, bila tidak ada air atau tidak bisa menggunakan air karena sakit atau karena sangat dingin sehingga jika menggunakan air bisa menyebabkan madhorot, maka bisa diganti dengan tayamum. - Benda apa saja yang bisa kita gunakan untuk bersuci? Ada beberapa macam benda yang bisa digunakan untuk bersuci, yaitu: air, debu, batu dan yang semisal dengannya seperti kayu, daun, tisu, dll. 3. Najis dan macam-macamnya

Upload: tindyop

Post on 07-Aug-2015

99 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqh Modul Gabungan Jadi

Modul fiqh harus jadi

1. Muqaddimah2. Kitab Taharah

- Apa itu thoharoh?Thaharoh menurut bahasa adalah suci dan bersih dari kotoran. Sedangkan menurut istilah para fuqoha thoharoh adalah menghilangkan hadats (rof’ul hadats) dan menghilangkan najis (izalatu an-najas). - Mari kita mengenal hadats!Apa itu hadats?Hadats adalah keadaan/kondisi dimana seseorang tidak boleh melakukan beberapa aktivitas ibadah seperti shalat, memegang mushaf atau melakukan thawaf. Pembagian hadats?

- Hadats dibagi menjadi 2, yaitu:a. Hadats yang disebabkan karena batal wudlu, yang dalam fiqh disebut dengan hadats kecil

(hadats ashghor). Hadats kecil ini bisa dihilangkan dengan berwudlu, bila tidak ada air atau tidak bisa menggunakan air karena sakit atau karena sangat dingin sehingga jika menggunakan air bisa menyebabkan madhorot, maka bisa diganti dengan tayamum. Contoh penyebab hadats kecil ini misalnya: kentut, buang air kecil, buang air besar, dll.

b. Hadats yang disebabkan karena jima’ (hubungan suam istri), ihtilam (mimpi basah), haidl atau nifas, yang dalam fiqh disebut dengan hadats besar (hadast akbar). Hadats besar ini bisa dihilangkan dengan cara mandi, bila tidak ada air atau tidak bisa menggunakan air karena sakit atau karena sangat dingin sehingga jika menggunakan air bisa menyebabkan madhorot, maka bisa diganti dengan tayamum.

- Benda apa saja yang bisa kita gunakan untuk bersuci?Ada beberapa macam benda yang bisa digunakan untuk bersuci, yaitu: air, debu, batu dan yang semisal dengannya seperti kayu, daun, tisu, dll.

3. Najis dan macam-macamnya- Apakah najis itu?Najis adalah benda yang menghalangi sahnya sholat, atau thawaf. Jika kita melakukan sholat atau melakukan thawaf dan di badan kita atau di baju kita atau di tempat sholat kita terdapat najis maka sholat kita tidak sah. Berarti harus diulangi lagi.

- Pembagian najis dan cara mensucikannya:Najis terbagi menjadi 3, yaitu:a. Najis Mukhoffafah (najis ringan), yaitu air kencingnya bayi laki-laki yang belum berumur 2

tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara mensucikannya adalah dengan mencipratkan/memercikkan air ke tempat najis tersebut.

b. Najis Mugholladzoh (najis berat), yaitu najisnya anjing dan babi, baik kotorannya, air liurnya, darahnya, dan seluruh bagian tubuhnya. Cara mensucikannya adalah dengan membasuhnya 7 kali basuhan yang salah satunya dicampur dengan debu

Page 2: Fiqh Modul Gabungan Jadi

c. Najis Mutawassithoh (najis sedang),misalnya: kotoran manusia, air kencing, kotoran binatang, madzi, nanah, darah, muntahan, khamr, serta semua bangkai selain bangkai manusia, bangkai ikan dan bangkai belalang, dan lain sebagainya. Cara mensucikannya berbeda-beda tergantung dari jenis najisnya, yaitu sebagai berikut:- Untuk najis mutawassithoh yang terlihat dzatnya atau sifat-sifatnya (bau,rasa dan

warnanya), disucikan dengan cara membasuhnya dengan air sampai hilang sifat-sifatnya (bau, warna dan rasanya). Jika salah satu dari sifatnya sulit untuk dihilangkan maka sudah dianggap suci. Misalnya, kain yg terkena darah, sudah dicuci sedemikian rupa, tapi masih terlihat bekas darahnya maka kain itu dianggap telah suci.

- Untuk najis mutawassithoh yang tdk terlihat dzatnya atau sifat-sifat najisnya sudah hilang sementara benda tersebut belum disucikan, maka masih dianggap najis dan harus disucikan dengan cara membasuhnya dengan air. Contoh : Baju yang terkena air kencing tapi baunya telah hilang padahal belum dicuci, maka baju tersebut masih tetap dianggap najis sampai dicuci dengan air.

- Untuk mensucikan khamr adalah dengan membiarkannya berubah menjadi cuka dengan sendirinya.

- Untuk mensucikan kulit bangkai binatang (selain babi dan anjing) adalah dengan cara disamak (dibagh). Dibagh / disamak adalah dihilangkan sisa-sisa daging dan basah-basahan yang tertinggal dikulit yang bisa merusak kulit tersebut, sehingga ketika kulit tersebut direndam lagi dengan air tidak berbau busuk.

4. Najis yang dima’afkan (ma’fu)

Menghilangkan najis dari badan orang yang sholat, juga paklaiannya dan juga tempat sholatnya adalah wajib. Akan tetapi dikecualikan darinya adalah najis-najis yang dimaafkan karena menghilangkan kesulitan, dan adanya masyaqqah (hal yang memberatkan)

Di antara najis yang ma’fu adalah : najis yang tidak tampak oleh mata telanjangkarena sedikitnya meskipun dia najis mughalladhoh. Misalnya lalat yang hinggap di baju sseorang setelah sebelumnya dia hinggap di kotoran. Cipratan air-air jalanan yang dimungkinkan pernah tercampur najis maka dia dianggap sebagai suci.

5. Cara menghilangkan najisSudah dibahas dalam ab sebelumnya.

6. Macam-macam Aira. Air thohur

Air suci mensucikan (Thohir muthohir), yaitu semua air yang turun dari langit atau yang keluar dari bumi yang tidak berubah sifat-sifatnya karena termasuki benda yang merubah kesuciannya. Misalnya: air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air sumber (mata air), air salju(air es), dan air embun. Air suci mensucikan ini bisa digunakan untuk berwudlu, mandi,

Page 3: Fiqh Modul Gabungan Jadi

untuk menghilangkan najis dan digunakan untuk kebiasaan sehari-hari seperti minum, memasak dsb.

b. Air thohir ghoiru thohurAir Suci tidak mensucikan (Thohir ghoiru muthohhir), yaitu:- Air yang berubah sifat-sifatnya (warna, rasa dan baunya) karena tercampuri benda suci

seperti parfum, teh, kopi, dll. Air jenis ini tidak boleh digunakan untuk berwudlu, mandi dan menghilangkan najis. Tapi hanya bisa digunakan untuk kebiasaan sehari-hari seperti minum, memasak dll.

- Air yang sedikit yang telah digunakan untuk menghilangkan hadas dan najis. Air sedikit itu ukurannya adalah air yang kurang dari 2 kulah.(2 kulah = 216 liter). Air ini tidak bisa digunakan untuk berwudlu, mandi dan menghilangkan najis dan hadas.

- Air yang keluar dari tumbuh-tumbuhan baik dengan cara diperas, dimasak, atau dengan cara yang lain, seperti air mawar, air perasan tebu, air kelapa, air santan dll. Air jenis ini tidak boleh digunakan untuk berwudlu, mandi dan menghilangkan najis. Tapi hanya bisa digunakan untuk kebiasaan sehari-hari seperti minum, memasak dll.

c. Air mutanajjisAir yang terkena najis (mutanajjis) yaitu:- air (yang jumlahnya banyak ataupun sedikit) yang terkena najis, tercampuri atau

kejatuhan najis dan sifat-sifat air tersebut berubah. - air yang jumlahnya sedikit (kurang dari 2 kulah) terkena najis dan sifat-sifatnya tidak

berubah maka air itu telah menjadi najis.Air mutanajis ini tidak boleh digunakan untuk thaharoh seperti wudlu, mandi dan menghilangkan najis dan hadas. Tetapi air ini bisa digunakan untuk menyiram tanaman, membuat bangunan dan yang semisal dengannya.

7. Wudhua. Ta’rif (definisi)

Makna wudhu secara bahasa adalah al hasan (baik) dan an nadzafah (bersih). Adapaun makna wudhu menurut istilah syara’ adalah menggunakan air di anggota-anggota badan tertentu dengan cara tertentu, untuk menghilangkan hadats.

b. Hukum wudhuWudlu merupakan salah satu syarat sahnya shalat, sebagaimana sabda Rasulullah saw :

“Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian -jika ia berhadas- sampai ia berwudlu” (HR al-Bukhori dan Muslim)

Page 4: Fiqh Modul Gabungan Jadi

c. Syarat-syarat wudhu ( syarat wujub, syarat sah)Syarat wujub adalah

- Baligh- Masuknya waktu sholat

Adapun syarat sah wudhu adalah

- Hendaknya air yang digunakan adalah air tohuur (suci mensucikan)- Orang yang berwudhu adalh mumaziz- Tidak ada penghalang yang menghalangi sampainya air ke kulit- Orang yang berwudhu tidak dalam keadaan memiliki mani’ (penghalang wudhu)

seperti sedang haid, atau janabah.d. Fardhu-fardhu wudhu

Fardlu wudlu adalah hal yang harus dilakukan dalam berwudlu, jika tidak dilakukan maka wudlunya tidak sah. 1. Niat wudlu, yaitu berniat menghilangkan hadas kecil. Dan niat ini dilakukan ketika

permulaan membasuh wajah. 2. Membasuh wajah. Batasan wajah adalah mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala

(tumbuhnya rambut yang normal) sampai dagu dan sepanjang jenggotnya, sedangkan lebarnya mulai dari pangkal telinga kanan sampai pangkal telinga kiri.

3. Membasuh kedua tangan sampai sikut, sela-sela jari, bawah kuku, dan sepanjang kukunya.

4. Mengusap kepala. Kepala adalah bagian yang ditumbuhi rambut. Adapun keharusan mengusap kepala ini cukup dengan mengusapnya saja, meskipun hanya sedikit. Akan tetapi disunnahkan untuk mengusap seluruh bagian kepala.

5. Membasuh kaki sampai mata kaki, sela-sela jari, bawah kuku, dan sepanjang kukunya.6. Tertib atau berurutan sesuai dengan urutan tersebut diatas.

e. Sunnah-sunnah wudhuSunnah wudlu adalah hal-hal dianjurkan untuk dilakukan dalam berwudlu, adapun jika tidak dilakukan maka wudlunya tetap sah. 1. Membaca basmalah. Basmalah ini diucapkan pertama kali ketika hendak melakukan

wudlu.2. Mencuci kedua telapak tangan sebelum membasuh wajah.3. Bersiwak4. Berkumur-kumur (madlmadloh)5. Menghirup air melalui hidung (istinsyaq) 6. Mengusap seluruh bagian kepala7. Mengusap telinga bagian dalam maupun luar8. Mendahulukan yang kanan dari yang kiri9. Mengulangi tiap basuhan dan usapan sebanyak tiga kali

Page 5: Fiqh Modul Gabungan Jadi

10. Muwallah yaitu terus menerus dalam tiap bagian wudlu, tidak ada jeda waktu yang terlalu lama antara satu bagian wudlu dengan bagian wudlu yang lain.

11. Menggosok-gosok anggota wudlu12. Berdo’a setelah wudlu

f. Tata Cara (praktek) Wudlu1. Membaca basmalah 2. Mencuci kedua telapak tangan tiga kali, jika memakai cincin maka hendaknya dia

menggerak-gerakkan cincinnya agar air benar-benar sampai menembus seluruh jari-jemarinya.

3. Berkumur-kumur tiga kali, kemudian menghirup air (istinsyaq) tiga kali. Ketika beristinsyaq disunnahkan untuk mengambil air, lalu menghirupnya dengan tangan bagian kanan dan mengeluarkannya dengan tangan bagian kiri.

4. Disunnahkan bagi yang berwudlu untuk bersiwak (menggosok gigi) dengan ranting kayu arak atau yang lainnya, atau jika tidak maka disunnahkan menggosok gigi dengan jarinya.

5. Berniat wudlu diawal permulaan mencuci wajah dengan mengucapkan:

“Aku berniat menghilangkan hadas”

“Aku niat berwudlu”

6. Mencuci wajah mulai dari tempat tumbuh rambut kepala sampai dagu dan sepanjang jenggot, dan lebarnya mulai dari pangkal telinga kanan sampai pangkal telinga kiri. Bagi yang berjenggot tebal disunnahkan untuk menyibak-nyibakkan jenggotnya.

7. Mencuci kedua tangannya sampai sikut. Disunnahkan memulainya dengan tangan bagian kanan lalu bagian kiri. Sikut adalah bagian tangan yang harus dicuci.

8. Mengusap kepala, sedikit ataupun banyak, minimal dengan air yang menempel pada jari-jemari. Tetapi disunnahkan untuk menyapu seluruh bagian kepala, mulai dengan mengambil air dengan kedua telapak tangan, lalu mengusap kepala dengan kedua tangannya mulai dari bagian depan kepala, lantas kebagian pelipis dan menariknya ke bagian belakang kepala lalu menariknya kembali pada bagian depan kepala.

9. Mengusap kedua telinga, bagian luar dan bagian dalam, seraya memasukkan kedua telunjuknya kedalam lubang kedua telinganya. Dan air yang digunakan sebaiknya air baru, bukan air yang telah digunakan untuk mengusap kepala.

10. Mencuci kedua kakinya dengan meliputi mata kaki tiga kali. Disunnahkan untuk mencuci bagian kanan terlebih dulu baru bagian kiri sekaligus dengan menjarangkan jari-jemari kaki.

11. Disunnahkan dalam berwudlu agar melakukannya tiga kali-tiga kali.

Page 6: Fiqh Modul Gabungan Jadi

12. Cara wudlu ini dilakukan denga tertib atau berurutan, juga dilakukan dengan berkesinambungan (tidak boleh terputus) antar setiap anggota wudlu. Jika seseorang berwudlu hanya memutuskan sebentar maka hal itu tidak masalah. Sebaliknya jika ia memutuskan wudlu dalam jangka waktu yang lama maka wudlu seperti ini tidak diperbolehkan.

13. Setelah selesai berwudlu disunnahkan untuk mengucapkan :

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Satu-satunya, yang tiada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad itu adalah hamba dan Rasul-Nya.”

g. Makruhat wudhuHal-hal yang Makruh dalam Wudlu1. Berlebihan dalam menggunakan air2. Lebih dari tiga kali 3. Mengelap (menggunakan handuk atau yang semisalnya) setelah wudlu.

h. Nawaqidl (yang membatalkan) wudhuHal-hal yang membatalkan wudlu1. Keluarnya sesuatu dari qubul dan dubur.2. Hilangnya akal karena mabuk, pingsan, sakit, gila, ayan, tidur. Akan tetapi tidur dengan posisi duduk tanpa berpindah-pindah dan tanpa bersandar tidak membatalkan wudlu.3. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dan tanpa penghalang.4. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa adanya penghalang.

i. Hikmah-hikmah wudhu1. Membersihkan anggota-anggota badan yang sering terkena kotoran2. Memperbarui semangat dan lebih giat dalam beribadah.3. Menghapus dosa

8. Istinja’ a. Ta,rif b. Hukum istinja’c. Syarat sahnya

9. Adab qadha al hajat (BAB)10. Mandi

a. Ta’rif dan hukum

Page 7: Fiqh Modul Gabungan Jadi

Mandi (ghusl) dalam pengertian syara’ adalah mengalirkan air pada seluruh badan dengan niat tertentu. Hukum mandi bisa wajib, sunnah, mubah bahkan haram. Di sini hanya akan kita bahas mandi wajib dan mandi sunnah.

- Mandi wajib Adalah mandi yang diwajibkan oleh Allah karena bertujuan untuk menghilangkan hadats. Adapun hadats yang hanya bisa hilang karena mandi adalah : keluarnya air mani, bersetubuh (jimak), haidl, nifas, melahirkan, dan mati kecuali mati syahid.

- Mandi SunnahAdalah mandi yang disunnahkan untuk dilakukan yaitu mandi untuk melaksanakan sholat Jum’at, mandi untuk ihram dan memasuki kota Makkah, mandi setelah ayan, mandi untuk sholat Id, dan mandi setelah memandikan jenazah.

b. Hal-hal yang mewajibkan mandi- Janabah - Haidl dan nifas- mati

c. Syarat-syarat mandid. Fardhu-fardhu mandi

- Niat- Meratakan air ke seluruh badan

e. Sunah-sunnah mandiAdapun hal-hal yang disunnahkan ketika mandi adalah membaca basmalah, dan membasuh wajah terlebih dahulu, berwudhu sebelum mandi, menggosok badan, muwalah (melakukan secara terus tanpa ada jeda dlam mandi), memulai dengan bagian kanan.

f. Hal-hal yang diharamkan bagi orang yang junubDiharamkan bagi orang yang janabah adalah :

- Segala yang diharamkan bagi orang yang berhadats kecil (sholat, thowaf, menyentuhmushaf)

- Membaca Qur’an- Berdiam di masjid

g. Tatacara Mandi

Rukun (hal yang harus dilakukan) pada mandi wajib ada dua yaitu berniat untuk menghilangkan hadats dan meratakan air sampai ke seluruh badan bagian luar. Seluruh badan itu meliputi seluruh kulit, bagian kemaluan dan dubur, rambut, bagian dalam dari lipatan-lipatan kulit dan kerutan seperti pusar, lubang telinga yang kelihatan dari luar, kuku dan bagian-bagian di bawahnya yang bisa terjangkau.

Page 8: Fiqh Modul Gabungan Jadi

11. Haidla. Ta’rif

- Apa itu haidl?Haidl adalah darah yang keluar dari dinding rahim seorang wanita yang sudah menginjak

usia baligh (9 tahun hijriyah kurang sedikit) tidak karena sakit dan tidak karena melahirkan. Keluarnya darah haidl pada umumnya berlangsung setiap bulan sampai pada usia tertentu, dimana pada umumnya wanita pada usia tersebut sudah tidak mengalami masa haidl lagi (menopause). Haidl dijalani oleh seorang wanita pada masa-masa tertentu, paling cepat atu hari satu malam dan paling lama lima belas hari. Tetapi pada umumnya adalah enam atau tujuh hari. Sedangkan masa sucinya paling sedikit (minimal) lima belas hari.

- Haidl dan tanda-tanda balighHaidl merupakan salah satu dari tanda-tanda balighnya seorang wanita. Sedangkan tanda-

tanda baligh secara lengkap adalah sebagai berikut:a. Laki-laki

Seorang laki-laki dihukumi baligh apabila sudah mengalami salah satu dari dua perkara:- Genap berumur 15 tahun Hijriyah/Qomariyah- Keluar sperma/mani setelah berumur 9 tahun Hijriyah

b. Perempuan Seorang wanita dihukumi bagligh apabila sudah mengalami salah satu dari tiga perkara:- Genap berumur 15 tahun Hijriyah/Qomariyah- Keluar sperma/mani setelah berumur 9 tahun Hijriyah- Keluar darah haidl setelah berumur 9 tahun Hijriyah kurang sedikiit (kurang 16 hari tidak

genap)Sedangkan kehamilan tidak menjadi tanda-tanda balighnya secara langsung, tetapi menjadi pertanda baligh secara tidak langsung. Artinya seorang wanita yang hamil berarti sudah keluar sperma dan wanita yang sudah keluar sperma berarti sudah baligh.

b. Masa haid dan masa sucic. Istihadlohd. Nifase. Hal-hal yang diharamkan bagi wanita haidl dan nifasf. Hukum belajar tentang darah-darah wanita

Ketika Islam mulai bersemi di bumi al-Haram, peradaban, budaya yang berkembang saat itu sangat tidak sesuai dengan norma kesusilaan dan fitrah manusia. Golongan Yahudi beranggapan bahwa wanita yang sedang haidl itu hina dan membawa sial. Oleh sebab itu mereka harus diasingkan, dan tiak diperkenankan makan, minum dan tidur dalam satu rumah. Sedangkan golongan Nashrani beranggapan bahwa haidl bukan kotoran. Oleh sebab itu mereka memperlakukan dan menggauli istrinya yang sedang haidl selayaknya wanita yang tidak sedang mengalami haidl. Kemudian para sahabat bertanya tentang haidl, wanita yang haidl dan hukumnya menurut islam. Lalu turunlah ayat QS al-Baqarah :222.

Page 9: Fiqh Modul Gabungan Jadi

Ayat al-Qur’an menjelaskan hakikat hukumnya haidl (dan nifas) adalah QS al-Baqarah : 222

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidl, katakanlah, haidl itu adalah kotoran.

Oleh sebab itu hendaknya kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidl, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Nabi Muhammad saw bersabda:

“Haidl itu sesuatu yang telah ditaqdirkan Allah kepada cucu-cucu wanita Adam” (HR Bukhori Muslim)

Hukum mempelajari ilmu yang membahas tentang masalah-masalah terkait darah wanita itu adalah sebagai berikut:1. Fardlu ‘ain bagi kaum wanita2. Fardlu kifayah bagi kaum laki-laki

12. Mengusap khufa. Ta’rifb. Dalil kebolehanc. Syarat-syarat dan tatacarad. Masanya dan hal-hal yang membatalkannya

13. Tayammuma. Ta’rif

Tayammum adalah mengusapkan debu ke wajah dan kedua tangan dengan niat untuk mendirikan shalat atau lainnya.

b. DalilTayamum boleh menjadi pengganti wudlu dan mandi pada waktu dan kondisi tertentu yaitu ketika ada alasan atau udzur syar’I, berdasarkan firman Allah swt dalam QS al-Maidah:6

Page 10: Fiqh Modul Gabungan Jadi

Artinya:“Jika kalian sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air kecil (WC), atau menyentuh perempuan, lalu kalian tidak menemukan air, maka bertayammumlah kalian dengan tanah yang (baik) bersih” (QS al-Maidah:6)

c. Syarat dan fardhu Alasan-alasan yang membolehkan tayammum1. Tidak menemukan air atau yakin akan tidak adanya air, setelah berusaha mencarinya.2. Karena sakit yang tidak membolehkannya menggunakan air.

d. Tatacara tayammum1. Pukulkan telapak tangan pada debu yang suci.2. Usapkan tangan ke wajah disertai niat melakukan tayamum.3. Pukulkan lagi telapak tangan ke debu4. Usapkan tangan kiri ke tangan kanan dimulai dari ujung tangan dan memutar sampai siku dan diakhiri di ibu jari.5. Kemudian tangan kanan mengusap tangan kiri dengan cara yang sama..

14. Jabirah (perban)Jika seseorang terluka lalu diperban, ataupun tidak, sementara jika terkena air akan membahayakan lukanya maka dia ketika wudhu atau mandi (mandi janabah)tidak wajib membasuh luka itu dengan air, tapi sebagai gantinya dia harus bertayammum. Adapun anggota wudhu yang sehat tetap harus disempurnakan. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Jabir:

خٌرجنا في س��فٌر، فأص��اب رجًال من��ا حج��ٌر�عن جابر رضي الله عنه قال » ه في رأسه، ثم احتلم فسأل أص��حابه فق��ال: ه��ل تج��دون لي فشج+ رخص�ة في ال�تيُّم6م؟ فق�الوا : م�ا نج�د ل�ك رخص�ة وأنت تق�در على الُّماء، فاغتسل فُّمات، فلُّما قدمنا على النبي ^ أ;خبٌر ب��ذلك فق��ال:

Aس��ألوا إذ لم يعلُّم��وا فإنُّم��ا ش��فاء العي HَالHقتل��وه قتلهم الل��ه، أ السؤال، إنُّما ك��ان يكفي��ه أن ي��تيُّم+م ويعص��ٌر أو يعص��ب على جٌرح��ه

« رواه أبو داود والبيهقيخٌرقة، ثم يُّمسح عليها ويغسل سائٌر جسده

Dari Jabir RA: “Kami keluar bersama dalam sebuah perjalanan, lalu salah satu dari kita terkena batu dan melukai kepalanya, lalu dia ihtilam (mimpi basah) dan bertanya pada teman-temannya:”Aapakah kalian menemukan adanya keringanan bagiku untuk melakukan tayammum”? Maka mereka menjawab : “Kami tidak menndapatinya sementara kamu mampu untuk menggunakan air”. Maka dia mandi dan kemudian mati. Maka ketika kami datang pada Rasulullah dan meng khabarkan hal itu, beliau bersabda: “Mereka telah

Page 11: Fiqh Modul Gabungan Jadi

membunuhnya , Allah membunuh mereka, tidakkah kalian bertanya ketika kalian tidak tahu, sesungguhnya obat dari bingung adalah bertanya, sebenarnya cukuplah baginya untuk bertayammum dan dia memasang di lukanya perban, lalu dia usap atas perban itu dan basuh badannya (yang sehat)”. HR Abu Dawud dan Baihaqi.

15. Kitab sholat a. Hikmah disyariatkannya sholatb. Ta’rif sholatc. Syarat sholat ( syarat wujub dan syarat sah)

Siapakah yang diwajibkan untuk sholatSholat diwajibkan atas setiap muslim yang telah baligh dan berakal. Tidak wajib sholat bagi selain orang muslim. Anak-anak yang belum mencapai batas baligh juga tidak wajib sholat tetapi Rasulullah memerintahkan untuk menyuruh anak-anak sholat sejak usia 7 tahun dan memukulnya karena meninggalkan sholat ketika anak telah berusia 10 tahun.

d. Dalil kefardhuan sholatMengapa kita harus sholatPertanyaan ini harus dijawab oleh setiap muslim. Jawabannya adalah karena Allah memerintahkan kita sholat, begitu juga Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk sholat dan telah menjelaskan seluruh tatacaranya. Konsekwensi dari keimanan kita pada Allah dan ketaatan kita pada Rasulullah mengharuskan kita melaksanakan perintah-perintahNya.Perintah Allah dalam al Qur’an di antaranya:

إSذHا Hف Tك;مSن;وب ع;وًدا وHعHلHى ج; ا وHق; يHام Sق Hوا الل+ه اذTك;ٌر; Hف Hَة Hًال يTت;م; الص+ HَضHا قHذSإ Hف وتا وTق; Hا منSيَنH كSتHاب SمTؤ َةH كHانHتT عHلHى الTُّم; Hًال َةH إSن+ الص+ Hًال وا الص+ يُّم; SقHأ Hف Tت;مTنHنT أ HُّمTاْط

(103)

e. Mawaqhit (waktu-waktu) sholatWaktu-waktu sholatSholat diwajibkan dalam sehari semalam di lima waktu. Yaitu dzuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh.

a. Zuhur; sejak matahari tergelincir dari titik tengah langit (istiwa’) dan berakhir sampai baying-bayang benda tingginya menyamai benda tersebut. Kita bisa mengukurnya misalnya tongkat tegak lurus setinggi 1 meter dan kita ukur bayanganya dari pangkal juga sepanjang 1 meter. Maka dengan demikian waktu zuhur telah berakhir.b. Ashar; sejak bayang-bayang benda seukur dengan benda tersebut (berakhirnya waktu

zuhur) dan sedikit lebih panjang dan berakhir sampai panjang bayang-bayang seukuran dua kali bendanya. Itu adalah waktu utama untuk melakukan sholat ashar, tetapi sholat tetap diperbolehkan sampai matahari terbenam.

Page 12: Fiqh Modul Gabungan Jadi

c. Maghrib; awal waktunya adalah sejak terbenamnya matahari dan berakhir sampai hilangnya awan merah.d. Isya’; dimulai sejak hilangnya awan merah dan berakhir sampai tengah malam, ini

adalah waktu yang utama untuk menunaikan sholat isya, setelah itu adalah waktu tetap diperbolehkannya melakukan sholat isya’ (waktu jawaz) sampai terbit fajar.e. Subuh; awal waktunya sejak terbit fajar yang kedua atau fajar shodiq dan berakhir

sampai muncul cahaya matahari kekuning-kuningan. Itulah waktu utama dan sholat subuh tetap diperbolehkan sampai terbit matahari.

f. Waktu-waktu yang tidak dibolehkan melakukan sholatg. Satrul aurat h. Qiblati. Sholat fardhu di kendaraanj. Fardhu-fardhu sholatk. Sunnah-sunnah sholatl. Makruhat sholatm. Mubthilat (hal-hal yang membatalkan) sholat

16. Beberapa hal terkait adab di masjid17. Azan

a. Lafaz dan Makna azanb. Dalil azanc. Hukum mengambil upah dengan azan

18. Iqamata. Ta’rif, sifat, dan hukum iqamatb. Syarat iqamatc. Sunnah-sunnah iqamat

19. Sholat tathowwu’a. Ta’rif sholat tathowwu’b. Sholat duhac. Sholat tahiyyat masjid

Sholat ini dilakukan ketika seseorang memasuki masjid, disunnahkan baginya sholat 2 rokaat untuk tahiyyat masjid (penghormatan pada masjid).

Syarat-syarat sholat tahiyyatul masjid- Hendaknya seseorang masuk masjid bukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk

melakukan sholat sunnah seperti waktu terbitnya matahari , dan sesudah sholat ashar,

- Hendaknya seseorang yang masuk masjid dalam keadaan suci (telah berwudhu). Akan tetapi orang yang masuk masjid dalam keadaan berhadats jika memungkinkan baginya untuk segera berwudhu maka dia tetap disunnahkan untuk melakukannya.

Page 13: Fiqh Modul Gabungan Jadi

- Hendaknya seseorang masuk masjid tidak berbarengan dengan iqamah untuk sholat jama’ah.

- Seseorang yang masuk masjid belum duduk secara sengaja. Apabila dia lupa maka jika telah lama duduknya maka gugurlah kesunnahannya, tetapi jika baru sebentar lalu dia ingat maka dia tetap mendapatkan kesunnahan sholat tahiyyatul masjid.

d. Sholat dua rokaat setelah wudhue. Sholat dua rokat ketika hendak safar dan ketika kembali dari safarf. Sholattahajjudg. Sholat istikhoroh

Shalat IstikhorohSholat ini diajnurkan bagi orang yang ingin menentukan pilihan sedang ditimpa permasalahan. Sholat ini didasarkan pada hadits dari Jabir Bin Abdullah dan diriwayatkan oleh Ashabussunan kecuali Imam Muslim. ( Fiqh Mazahib Arba’ah, juz 1 hal 319)

h. Sholat hajatShalat Hajat

Sholat ini dianjurkan bagi orang yang punya hajat (kebutuhan) baik pada Allah atau pada orang lain. Hal ini berdasarkan hadits yang ditakhrij oleh Imam Tirmidzi dari Abdullah Bin Abi Aufa.(Fiqh ala mazhab arba’ah juz 1 hal 319)

i. Sholat witirKetentuan-ketentuan sholat witir:- Hukumnya sunnah mu’akkadah- Paling sedikitnya 1 rokaat dan paling banyaknya 11 rokaat- Jumlah rakaat harus ganjil- Bias dilaksanakan secara wishal ( seluruh rakaat dengan satu salam), bias juga

dengan cara infishol (terpisah-pisah) dan ditutup dengan rakaat ganjilnya, misalnya seseorang sholat witir 5 rakaat maka boleh dia melakukannya dengan langsung dan hanya sekali salam atau dia melaksanakannya 2, lalu 3 dan salam, atau 2,2,1 ters salam, atau 4, 1 terus salam.

- Jika dilaksanakan secara washol (bersambung terus maka tidak boleh duduk tasyahud lebih dari dua kali.

- Dilaksanakan setelah isya’

j. Sholat tarawihKetentuan-ketentuan sholat tarawih:- Sholat tarawih dilaksanakan hanya pada bulan Ramadhan. - Hokum sholat tarawih adalah sunnah mu’akkadah baik bagi laki-laki maupun

perempuan.

Page 14: Fiqh Modul Gabungan Jadi

- Sholat tarawih adalah salah satu sholat sunnah yang disunnahkan berjamaah, sehingga anadai seseorang tidak dating kemasjid dan dia sholat d rumah sebaiknya dia berjamaah dengan orang yang ada di rumah tersebut.

- Bilangan rokaatnya 20 rokaat- Dilaksanakan setelah sholat isya+-- Melakukan salam setiap 2 rakaat

Rasulullah SAW tidak melaksanakannya secara penuh di masjid ttapi beliau hanya dating beberapa kali dan beliau mengimami sholatsebanyak 8 rokaat. Para sahabat mengikuti di belakang beliau lalu mereka menyempurnakannya mejadi 20 rokaat di rumah-rumah mereka. Umar bin Khattab ketika menjadi kholifah melaksanakannya secara penuh di masjid dengan 20 rokaat dan tidak ada seorang sahabatpun yang menolaknya. Hal ini bias dikatakan bahwa sahabat telah ijmak akan bilangan sholat tarawih sebanyak 20 rokaat.

k. Sholat Iedain

Shalat iedain (dua hari raya)

Ketentuan-ketentuan sholat Ied:- Hokum sholat Ied adalah sunah mu’akkadah- Disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjamaah- Wajtunya adalah sejak terbitnya matahari sampai sedikit sebelum zawal

(tergelincirnya matahari- Sholat Ied dilaksanakan dua rokaat, pada rakaat pertama setelah takbirotul ihrom

melakukan takbir tujuh kali sebelum membaca fatihah, dan pada rakaat kedua melakukan lima takbir setelah takbir berdiri dan sebelum membaca fatihah.

- Bacaan fatihah dan surat imam dibaca secara jahr (keras)- Disunnahkan pada rokaat pertama setelah fatihah membaca surat qaaf, atau al a’la,

atau al kafirun, dan setelah rakaat kedua membaca surat al qomar.- Disunnahkan untuk khutbah setelah pelaksanaan sholat Ied.- Tidak disunnahkan azan dan iqomah tetapi cukup dengan mengatakan “assholatu

jami’ah”Ketentuan-ketentuan khutbah Ied

- Rukun khutbah Ied ada empat yaitu : pertama; membaca syalawat atas nabi di kedua khutbah, kedua: washiyat taqwa di kedua khutbah, ketiga: membaca ayat Qur’an di salah satu dari dua khutbah, keempat: berdo’a untuk mukminin dan mukminat di khutbah kedua

l. Sholat istisqa’

Page 15: Fiqh Modul Gabungan Jadi

Shalat istisqoSholat istisqa’ dilakukan untuk meminta siraman air (hujan) kaerna kondisi sudah kekeringan tidak ada lembah yang berair, sungai tidak mengalir, sumur juga kering sementara manusia , binatang ternak dan tetumbuhan membutuhkan siraman air. Hal-hal inilah yang menjadi sebab disunnahkannya sholat istisqa’.

Tata cara sholat istisqa’- Sholat istisqa dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan dipimpin oleh imam dari

kaumnya.- Jika tidak ada maka hendaknya diimami oleh salah satu dari kaum itu yang punya pengaruh.- Imam bertakbir lalu diikuti oleh para makmum.- Di rokaat pertama dilakukan tujuh kali takbie selain takbiratul ihram.- Pada rokaat kedua dilakukan lima kali takbir selain takbir qiyam.- Mengangkat kedua tangannya setinggi pundak setiap kali melakukan takbir.- Memisahkan antara takbir satu dengan yang lain dengan seukur ayat pendek.- Disunnahkan setelah fatihah pada rokaat pertama membaca surat qaf atau sabbihisma

rabbika al a’la dan di rokaat kedua membaca iqtarabat atau hal ataka hasditsul ghasyiyah.- Melakukan khutbah setelah sholat dengan membaca istighfar terlebih dahulu sembilan kali

di khutbah satu maupun kedua.- Disunnahkan bagi khotib untuk merubah posisi selendangnya dari kana ke kiri.

m. Sholat kusuf dan khusufSholat kusuf dan khusuf yaitu sholat yang dilakukan karena gerhana matahari dan gerhana bulan. Sholat gerhana matahari disebut sholat kusuf. Hokum sholat kusuf adalah sunnah mu’akkadah berdasarkan hadits riwayat bukhory dan Muslim :“ Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda(keagungan) Allah, tidaklah terjadi gerhana karena matinya seseorang atau hidupnya seseorang, apabila kalian melihat gerhana maka sholatlah dan berdo’alah sampai gerhana itu hilang.

Tatacara sholat kusuf

Sholat kusuf dilaksanakan dua rokaat, akan tetapi tiap rokaat ditambah satu berdiri dan satu ruku’. Sehingga setap rakaat ada dua kali berdiri dan dua kali ruku’. Sesudah ruku’ maka orang yang shlat berdiri lagi untuk membaca fatihah lagi, lalu ruku’ lagi lalu I’tidal lalu sujud, duduk di antara dua sujud, lalu sujud lagi dan berdiri lagi sama seperti rokaat pertama.

Beberapa ketentuan sholat kusuf

- Disunnahkan memanjangkan bacaan dengan membaca pada rakaat pertama setelah fatihah surat al baqarah, lalu setelah fatihah pada berdiri yang kedua membaca surat ali Imran. Lalu pada berdiri yang pertama di rokaat kedua membaca surat an Nisa, dan pada berdiri keduanya membaca surat Al ma’idah

Page 16: Fiqh Modul Gabungan Jadi

- Disunnahkan untuk memanjangkan ruku. Ruku’ pertama dari rakaat pertama seukur 100 ayat dari surat al baqarah, sedangkan ruku’ keduanya sepanjang kira-kira 80 ayat dari al Baqarah. Ruku’ pertama dari rokaat kedua seukur 70 ayat dan ruku’ keduanya sekitar 50 ayat dari al Baqarah.

- Adapun sujud panjangnya sama dengan ruku’.- Tidak disunnahkan azan dan iqamat.- Disunnahkan dilaksanakan secara berjamaah.- Imam membaca secara sirri (pelan)- Dilaksanakan sejak mulainya gerhana sampai matahari menjadi jelas.- Disunnahkan untuk melakukan dua khutbah yang dilakukan setelah pelaksanaan sholat.

Tatacara sholat khusuf

Sholat khusuf adalah sholat karena gerhana bulan. Adapun tatacaranya sama dengan sholat khusuf kecuali dalam bacaan imam yang disunnahkan untuk dibaca jahr (keras)

n. Shalat rawatib mu’akkadahYaitu sholat yang Rasululah senantiasa lakukan bersama sholat fardhu, ada yang sebelumnya dan ada yang sesudahnya. Sholat-sholat tersebut adalah 2 rokaat sebelum subuh, 2 rokaat sebelum dzuhur, 2 rokaat sesudah dzuhur, 2 rokaat setelah maghrib dan 2 rokaat setelah isya’. Seluruhnya adalah 10 rokaat, sesuai hadits dari riwayat Ibnu Umar

كانت صًالَة رسول الله ^ التي فعن ابن عمر رضي الله عنه قال » ،َال يدع ركعتيَن قبل الظهٌر وركعتيَن بعدها، وركعتيَن بعد

« رواه أحمدالُّمغٌرب، وركعتيَن بعد العشاء، وركعتيَن قبل الصبح

Dari Ibnu Umar RA dia berkata: “ sholat sholat yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah; dua rokaat sebelum dzuhur dan dua sesudahnya. Dua rokaat sesudah maghrib, dua rokaat sesudah isya’ dan dua rokaat sebelum subuh. HR Ahmad

o. Shalat rawatib ghairu mu’akkadah / mulhiqah bi al mu’akadahAdalah sholat yang terkadang Rasulullah mengerjakannya dan kadang tidak mengerjakannya.

&خريان + قبل الظهر، وركعتان أ &خريان قبل الظهر، فيصلي أربعا ركعتان أ+ بعد الظهر، وركعتان قبل العصر أو أربع بعد الظهر، فيصلي أربعا+ بعد .ا + أو ست &خريان أو أربع2 بعد العشاء، فيصلي أربعا ركعات، وركعتان أالعشاء. وهؤالء أربع عشرة ركعة في اليوم والليلةSholat-sholat tersebut adalah dua rakaat yang lain sesudah zuhur, dua rakaat yang lain sebelum dzuhur, dua rakaat sebelum ashar, dua rakaat yang lain setelah isya, dan empat rakaat setelah isya.

Page 17: Fiqh Modul Gabungan Jadi

20. Sholat jumuaha. Hukum dan dalil sholat jumu’ahb. waktu sholat jumu’ahc. Syarat sholat jumu’ahd. Berbilangnya jumlah masjid yang mengadakan jumuahe. Rukun dua khutbah jumu’ahf. Sunnah-sunnah khutbahg. Hukum Safar pada hari jum’ath. Hukum-hukum bagi orang yang ketinggalan sholat jumuah

21. Imamah (imam) dalam sholata. Ta’rif imamah dalam sholat dan jumlah minmal sholat berjamaahb. Hukum imamah dalam sholat fardhu dan dalilnyac. Hukuym imamah dalam sholat jumuah dan janazahd. Hukum imamah dalam sholat sunnahe. Syarat-syarat imamf. Hukum-hukum iqtida’ (menjadi ma’mum)g. Beberapa hukum terkait pelaksanaan jamaahh. Istikhlaf (penggantian imam)

22. Sujud sahwi23. Sujud tilawah24. Sujud syukur25. Mengqashar sholat

a. Dalil sholat qasharb. Syarat sholat qasharc. Sifat sholat qashard. Hal-hal yang menghilangkan kebolehan qashar

26. Menjamak sholata. Ta’rif sholat jamakb. Hukum dan sebab c. Udzur-udzur yang membolehkan mengakhirkan sholat

27. Mengqadha sholat dan hukum-hukumnya28. Janazah

a. Hal-hal yang dilakukan terhadap orang yang sakaratul mautb. Memandikan janazahc. Mengkafanid. Sholat janazah dan hukum-hukumnya

Page 18: Fiqh Modul Gabungan Jadi

e. Orang yang mati syahid dan hukum-hukumnyaf. Menguburkan janazahg. Hukum-hukum seputar makam

29. Ta’ziyaha. Definisi dan hukum-hukumnyab. Ziyarah qubur

30. Kitab shiyam (puasa) a. Ta’rif shiyamb. Puasa fardhu (Ramadhan)- Keutamaan ramadhan-c. Dalil-dalil puasa Ramadahnd. Syarat dan rukun puasae. Menetapkan masuknya Ramadhanf. Hukum puasa pada hari syakg. Qadha dan kafarath. Hukum2 orang yang sengaja meninggalkan puasa tanpa uzuri. Hal-hal yang membatalkan puasaj. hal-hal yang makruh dilakukan bagi orang yang puasak. Puasa-puasa sunnahl. Puasa-puasa yang makruhm. Udzur-udzur yang membolehkan berbuka

31. I’tikafa. Ta’rif b. Rukun I’tikafc. Hal-hal yang membatalkan I’tikaf

32. Kitab zakat a. Ta’rif zakatb. Hikmah disyariatkannya zakatc. Hukum dan dalil zakatd. Syarat wajib zakate. Zakat onta, sapi dan kambingf. Zakat emas dan perakg. Zakat dain (piutang)h. Zakat uangi. Zakat harta daganganj. Zakat harta temuan (rikaz)k. Zakat tanaman dan buah-buahanl. Zakat fithrim. Yang berhak menerima zakat

33. Kitab hajji

Page 19: Fiqh Modul Gabungan Jadi

a. Definisi, hukum dan dalilnyab. Kapan diwajibkannyac. Syarat wajib hajid. Rukun hajie. Wajibat hajif. Sunah-sunah hajig. Hal-hal yang membatalkan haji

34. Umroha. Hukum dan dalilnyab. Rukun umrahc. Wajib, sunnah, dan mufsidat (yang membatalkan)nya

35. Qiron, Tamattu’, dan Ifrod36. Hadyu (binatang sembelihan pada waktu haji )37. Menghajikan orang lain38. Udhiyah (qurban)

a. Ta,rif, Dalil, hukum b. syarat-syaratnyac. sunnah-sunnah dan makruhnya qurban

39. Makanan dan minuman yang halal dan haram a. Benda yang boleh dimakan dan yang tidak bolehb. Benda yang boleh diminum dan yang dilarangc. Benda yang boleh dan tidak boleh untuk dipakai dan dipergunakand. Menggunakan benda dari emas dan perake. Buruan dan sembelihanf. Syarat-syarat terkait buruang. Syarat-syarat terkait alat berburu

40. Walimah a. Ta’rif walimahb. Hukum dan waktu walimahc. Hukum memenuhi undangan walimah

41. Menebar salama. Makna salamb. Hukum memulai mengucapkan salam dan menjawabnyac. Mendoakan orang yang bersin

42. Kitab tentang sumpah (yamin) a. Ta’rif, hukum, dan dalilnya.b. Macam-macamnyac. Syarat-syaratnyad. Kafarat yamin dan tatacaranya

43. Nadzara. Dalil dan hukumnya

Page 20: Fiqh Modul Gabungan Jadi

b. Macam-macam nadzar44. Kitab bai’ (jual beli)

a. Ta’rifb. Hukum bai’ dan dalilnyac. Rukun-rukun bai’d. Khiyare. Jual beli yang tidak sah

45. Riba dan macam-macamnyaa. Tarif riba dan macamnyab. Hukum riba nasi’ah dan dalilnyac. Hukum riba fadhl

46. Murabahah 47. Jual beli buah-buahan48. Jual beli salam

a. Ta’rif dan dalil-dalil salamb. Rukun dan syarat-syaratnya

49. Rohn (gadai)a. Ta’rif rohnb. Dalil-dalilnyac. Rukun rohnd. Syarat-syarat rohne. Intifa’ (mengambil manfaat) dari barang gadaian (marhun)

50. Qordl (hutang)a. Ta’rif qordb. Hukum-hukum qord

51. Al hijr (larangan berjual beli)a. Ta’rifb. Sebab-sebab hijr

52. Muzara’aha. Ta’rifb. Rukun dan syarat

53. Mutsaqaha. Syarat rukun dan hukum-hukum yang terkait

54. Mudlorobaha. Syarat rukun dan hukum-hukumnyab. Dalil dan hikmahnyac. Rabbul mal dan amild. Pembagian keuntungan

55. Syirkaha. Ta’rifb. Rukun dan syarat syirkah

Page 21: Fiqh Modul Gabungan Jadi

c. Penasharufan harta oleh anggota syirkah56. Ijarah

a. Ta’rifb. Rukun dan macam-macamnyac. Syarat ijarahd. Hal-hal yang boleh dan tidak boleh diijarahkane. Hal-hal yang ditanggung dan tidak ditanggung oleh amilf. Hal-hal yang merusakkan dan tidak merusakkan aqad ijarah

57. Wakalaha. Ta’rifb. Dalil dan rukun wakalahc. Syarat-syarat wakalahd. Hukum-hukum tentang wakil

58. Hawalaha. Ta’rifb. Rukun hawalah dan syarat-syaratnya

59. Dlomana. Ta’rifb. Rukun dan syarat

60. Kafalah dan hukum-hukumnya61. Wadi’ah

a. Ta’rifb. Rukun dan syarat

62. Ariyaha. Hukum ariyahb. Rukun dan syaratnyac. Macam-macam ariyah

63. Hibaha. Ta’rifb. Rukun dan syarat

64. Washiyata. Ta’rif dan dalilnyab. Rukun dan syaratnyac. Hukum washiyat