final samsul

67
PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN BULU 02 KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 OLEH : SAMSUL MUTAKIM NPM 09141193 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Upload: samsul-mutakim

Post on 07-Aug-2015

351 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Final Samsul

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA POKOK BAHASAN

PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR PADA

SISWA KELAS IV SDN BULU 02 KECAMATAN PILANGKENCENG

KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

OLEH :

SAMSUL MUTAKIM

NPM 09141193

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKI PGRI MADIUN

2012

Page 2: Final Samsul

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan

di setiap negara. Berhasil tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan

menentukan maju mundurnya negara tersebut. Pendidikan merupakan usaha

sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki

peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta

memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga

negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah

kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran.

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat

berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para siswa. Pengalaman

belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses

pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi

bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga siswa

akan memperoleh keuntungan dan kebulatan pengetahuan.

Di sisi lain adanya banyak fakta bahwa guru menguasai materi dengan

baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.

Metode pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru adalah metode

konvensional dalam arti kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Peran

siswa lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

Pada suatu saat siswa diminta menjawab pertanyaan yang disampaikan guru

kepada mereka. Di samping itu siswa tidak pernah diberi kesempatan

mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan temannya dalam memahami

materi dan menjelaskan pemahaman yang diketahuinya.

1

Page 3: Final Samsul

Selain itu rendahnya prestasi belajar siswa disinyalir merupakan

akibat kurang bervariasinya model pembelajaran, sehingga siswa kurang

termotivasi dalam pembelajaran. Hal ini juga diakibatkan oleh guru yang

terlalu dominan dalam Proses Belajar Mengajar.

Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan, pembelajaran

IPA di SDN Bulu 02, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun

khususnya Kelas IV belum menggunakan model pembelajaran yang dapat

mempermudah meningkatkan minat siswa dan pemahaman siswa terhadap

materi pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan selama ini masih

monoton dan tidak menarik, sehingga siswa kurang aktif saat proses

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan fakta tersebut maka perlu dilakukan peningkatan kualitas

proses pembelajaran dan peningkatan pencapaian prestasi pada mata pelajaran

IPA. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain memperbaiki kegiatan

pembelajaran yang selama ini berlangsung dengan menciptakan kegiatan

belajar mengajar yang lebih interaktif dan menarik yang bisa membangun

komunikasi dua arah yaitu antara guru dan siswa, maupun antar siswa dengan

siswa. Tidak hanya guru yang melakukan pembelajaran pada siswa tapi siswa

juga harus aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar

informasi yang diterima benar–benar memberikan makna yang mendalam.

Salah satu bentuk usaha guru dalam mengadakan perubahan pembelajaran

adalah dengan penggunaan metode demonstrasi dan media gambar dalam

kegiatan pembelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan

makanannya.

Peneliti memilih SDN Bulu 02, Kecamatan Pilangkenceng,

Kabupaten Madiun karena dalam pembelajaran IPA murid kurang suka atau

kurang berminat pada waktu mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini terlihat

dari indikator-indikator minat belajar siswa tidak nampak pada waktu guru

menjelaskan materi, mereka terlihat kurang memperhatikan justru bermain

dengan sesama teman atau diam saja tetapi tidak konsentrasi dalam pelajaran.

2

Page 4: Final Samsul

Menurut informasi dari guru kelasnya mereka juga malas mengerjakan PR,

oleh karena itu hasil belajar IPA mereka juga rendah.

Oleh karena itu akan dipilih alternatif menggunakan metode demonstrasi

menggunakan media gambar untuk menumbuhkan suasana belajar yang

kondusif. Perlu diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi dan media

gambar dapat merangsang siswa untuk berani bertanya, melatih berfikir dan

kritis, terampil berkomunikasi serta cakap untuk mengemukakan pendapat,

maka penulis membuat laporan dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN HEWAN

BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA

KELAS IV SDN BULU 02 KECAMATAN PILANGKENCENG

KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013”

1. Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, penulis diamati oleh

seorang pengamat yang mencatat hal-hal yang terjadi sampai kegiatan

pembelajaran berakhir. Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh catatan

bahwa perhatian siswa terhadap pelajaran cukup baik, tetapi terdapat

beberapa siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan, terutama saat guru

memberikan waktu untuk bertanya kepada siswa tentang materi yang belum

dipahaminya.

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis meminta bantuan supervisor

untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap masalah yang terjadi selama

proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

a. Sebagian siswa ramai sendiri ketika guru mengajar

b. Siswa jarang memberikan respon saat guru menjelaskan

c. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok

d. Siswa kurang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada

akhir pembelajaran.

3

Page 5: Final Samsul

2. Analisis Masalah

Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, diketahui

bahwa penyebab timbulnya masalah adalah kurang efektifnya pembelajaran

yang disampaikan oleh guru dan proses pemberian tugas. Hal ini disebabkan

oleh:

a. Guru menggunakan media yang kurang menarik perhatian anak (kurang

kongkret).

b. Guru kurang jelas dalam memberikan arahan atau perintah.

c. Guru kurang memberikan motivasi terhadap anak.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah tersebut maka guru harus melakukan

perbaikan pembelajaran guna mencapai kompetensi yang diharapkan.

Alternatif yang dapat dilakukan adalah:

a. Pemilihan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

b. Penggunaan media yang dapat menarik perhatian dan motivasi belajar

siswa.

c. Memberikan pertanyaan yang mudah dipahami serta mengarah pada

kompetensi yang diharapkan.

Dari beberapa alternatif yang ditentukan, bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman, proses dan hasil pemikiran ilmiah. Prioritas

pemecahan masalahnya adalah upaya meningkatkan hasil dan motivasi

belajar IPA Pokok Bahasa Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis

Makanannya. Perbaikan atau pemecahan masalah ini dengan menggunakan

metode demonstrasi dan media gambar yang mampu menarik perhatian

siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada masalah–masalah yang ada di atas maka peneliti

akan merumuskan masalah yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu:

“Apakah dengan menggunakan metode demonstarsi dan media gambar dapat

meningkatkan minat belajar dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan

4

Page 6: Final Samsul

penggolongan hewan berdasarkan makannya pada siswa Kelas IV SDN Bulu

02 Kec. Pilangkenceng Kab. Madiun tahun pelajaran 2012/2013?”

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan

metode demonstrasi dan media gambar dapat meningkatkan minat belajar

dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan

makanannya pada siswa Kelas IV SDN Bulu 02 Kec. Pilangkenceng Kab.

Madiun tahun pelajaran 2012/2013.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dengan penulisan laporan penelitian ini, diharapkan dapat berguna

antara lain:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi bagi siswa untuk

meningkatkan minat belajar IPA.

2. Bagi guru, diharapkan dapat mendorong dan memotivasi guru agar lebih

memahami metode dan pendekatan-pendekatan pembelajaran, serta

mengembangkanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan dalam peningkatan keperdulian

terhadap pembelajaran.

4. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bahan referensi (rujukan) dalam

melaksanakan penelitian lebih lanjut, ke arah yang lebih baik terhadap

pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

5

Page 7: Final Samsul

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan

Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun

2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata

‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini

mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa

definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional

Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan bahwa: Pendidikan

yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,

pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak

itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah

mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa

yang akan datang.

Sedangkan dalam pandangan H. Horne, (2009 : 98) pendidikan adalah

proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi

makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas

dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,

emosional dan kemanusiaan dari manusia.

6

Page 8: Final Samsul

Konsep pendidikan dalam UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

B. Tinjauan Tentang Minat Belajar Siswa

1. Pengertian Minat Belajar Siswa

Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata

ini beda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu, sebagai

berikut:

a. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah

keinginan. (KBBI, 2008:957)

b. Minat berarti kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap

sesuatu. (Cipta Ginting, 2003:98)

c. Minat menurut Mahfudz Shalahuddin adalah perhatian yang

mengandung unsur-unsur perasaan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa

minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri

seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Minat timbul

atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari

partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja,

dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab

partisipasi dalam kegiatan. (Usman, 2002:27)

7

Page 9: Final Samsul

Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut:

a. Konsep belajar dalam Gagne (dalam Udin, 2007:3.30), belajar

merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus

dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang

diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru.

b. Dalam pandangan Skinner (dalam Pupuh, 2007:5), mengartikan belajar

sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif.

c. Menurut Anita E. Woolfolk (dalam Conny 1999:245), menegaskan

bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan

pengetahuan dan perilaku yang relatif permanen pada individu.

d. Dalam pandangan Abin Syamsudin (dalam Conny, 1999:245), belajar

adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku dan pribadi.

e. Menurut Santrock and Yusen (dalam Conny, 1999:245), learning is

defined as relatively permanent change in behavior that occurs thought

experience.

Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap

dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja.

Dari kesimpulan pengertian minat dan pengertian belajar maka

dapat disimpulkan pengertian minat belajar adalah aspek psikologi

seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah,

keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku

melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan

pengalaman, dengan kata lain minat belajar adalah perhatian, rasa suka,

ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui

keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.

Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa

merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik

8

Page 10: Final Samsul

baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat

dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi

tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian

menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar yang besar, mungkin

dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya adalah

mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini siswa

bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar.

Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi

(perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap

sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan

mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi mempunyai maksud minat

didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju

oleh minat tersebut, mengandung unsur emosi karena dalam partisipasi

atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang,

sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Dari

ketiga unsur tersebut diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk

melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti

belajar.

Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa

minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar

siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan

minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya,

temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan

tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa

merangsang minat siswa terhadap belajar.

Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas

guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua

keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam

bervariasi, keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa

seperti halnya bervariasi dalam gaya mengajar, jika seorang guru tidak

menggunakan variasi tersebut, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap

9

Page 11: Final Samsul

materi pelajaran. Untuk itu variasi dalam gaya mengajar, agar semangat

dan minat siswa dalam belajar meningkat, jika sudah begitu, hasil

belajarpun sangat memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai

dengan maksimal.

1) Asal-Usul Minat Belajar Siswa

Menurut Moch. Surya (Jaka Umbaran 2010 : 48) minat tidak

dibawa sejak lahir, minat merupakan hasil dari pengalaman belajar.

Jenis pelajaran yang melahirkan minat itu akan menentukan seberapa

lama minat bertahan dan kepuasan yang diperoleh dari minat. Minat

timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar. Untuk itu ada dua hal

yang menyangkut minat yang perlu diperhatikan yakni:

a. Minat pembawaan, minat muncul dengan tidakdipengaruhi oleh

faktor-faktor lain, baik itu kebutuhan maupun lingkungan. Minat

semacam ini biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada.

b. Minat muncul karena adanya pengaruh dari luar, maka minat

seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh dari luar,

seperti: lingkungan, orang tuanya, dan bisa saja gurunya.

Dari dua hal di atas, yang nomor dua inilah yang dipermasalahkan

dalam penelitian ini, minat yang timbul karena adanya pengaruh dari

guru yang menggunakan variasi gaya mengajar.

Dalam konsep asal-usul minat menurut Slameto (2003 : 58)

Ada beberapa indikator-indikator minat belajar siswa sebagai berikut:

1) Pengalaman belajar

Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran

tersebut baik, misalnya prestasi belajar.

2) Mempunyai sikap emosional yang tinggi

Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai

sikap emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif

mengikuti pelajaran, selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan

baik.

10

Page 12: Final Samsul

3) Pokok pembicaraan

Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang

dewasa atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai

minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya

dalam berdiskusi anak tersebut akan antusias semangat dan

berprestasi.

4) Buku bacaan (buku yang dibaca)

Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk

memilih buku bacaan tertentu siswa itu akan memilih buku bacaan

yang menarik dan sesuai dengan bakat dan minatnya.

5) Pertanyaan

Bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa

selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan

materi yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki

minat yang besar terhadap pelajaran tersebut.

Dengan adanya indikator-indikator di atas, seorang guru bisa

mengetahui, apakah siswa yang diajarnya itu berminat untuk

mempelajari suatu pelajarannya dalam artian belajar atau tidak

berminat untuk belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya

hendaknya memberi motivasi atau membangkitkan minat siswa

tersebut, diantaranya dengan menggunakan variasi gaya mengajar.

2. Peranan Dan Fungsi Minat

Pandangan Hurlock (Wahid, 2003) terhadap peran dan fungsi minat

disebutkan pada setiap minat manusia, minat memegang peranan penting

dalam kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan

sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang

berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan

berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Moh. Uzer Usman (1998: 27), suatu minat dalam belajar

merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa di kelas dan menemani

siswa dalam belajar. Minat mempunyai fungsi sebagai pendorong yang kuat

11

Page 13: Final Samsul

dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah kegembiraan pada

setiap yang ditekuni oleh seseorang. Peranan minat dalam proses belajar

mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan

kegembiraan dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati yang dapat

memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantunya tidak

melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah,

minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri.

Dalam hal fungsi minat dalam belajar, The Liang Gie (1998: 28)

mengemukakan bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih

sukses dalam belajar. Peranan penting minat dalam kaitannya dengan

pelaksanaan belajar atau studi ialah:

a. Menciptakan dan menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar

b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar

c. Memperkuat daya ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan

guru

d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontrukstif

e. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi/pelajaran

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Totok Santoso (Muhajir, 2007) Berhasil atau tidak

seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi

banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor

intern, dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada dalam

individu seperti faktor, kesehatan, bakat perhatian, sedangkan faktor

eksternal adalah faktor yang ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga,

sekolah, masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

tersebut dalam Totok Santoso (Muhajir, 2007).

12

Page 14: Final Samsul

a. Faktor-faktor Intern :

1) Faktor Biologis

a) Faktor Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya

terganggu misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan

sebagainya, dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah,

dan tidak bersemangat untuk belajar. Demikian halnya jika

kesehatan rohani (Jiwa) seseorang kuarang baik, misalnya

mengalami perasaan kecewa karena putus cinta atau sebab

lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat belajar.

Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting

bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap

kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan

kegiatan belajar.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti

buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa

mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga

terganggu. Sebenarnya jika hal ini terjadi hendaknya anak atau

siswa tersebut dilembagakan pendidikan khusus supaya dapat

menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.

c) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi minat belajar

adalah perhatian dan kesiapan.

d) Bakat atau Intelegensi

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya

terdengar lebih merdu dibanding dengan orang yang tidak

13

Page 15: Final Samsul

berbakat menyanyi. Bakat bisa mempengaruhi belajar, jika bahan

pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa

akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga

intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi,

umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik,

sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami

kesukaran dalam belajar

b. Faktor-faktor eksternal :

Menurut Totok Santoso (Muhajir, 2007) Faktor eksternal yang

mempengaruhi minat belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Minat belajar siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti

cara orang tua mendidik, suasana rumah, dan keadaan ekonomi

keluarga.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar siswa

mencakup metode mengajar, kurikulum, pekerjaan rumah.

a) Metode mengajar

Dalam konsep metode mengajar menurut Totok Santoso

(Muhajir, 2007), Metode mengajar adalah suatu cara yang harus

dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi

minat belajar siswa. Jika metode mengajar guru kurang baik

dalam artian guru kurang menguasai materi-materi kurang

persiapan, guru tidak menggunakan variasi dalam

menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa

berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa

malas belajar, bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak

berhasil dalam menguasai materi pelajaran.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat belajar siswa

guru hendaknya menggunakan metode mengajar yang tepat,

14

Page 16: Final Samsul

efesien dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan

variasi dalam menyampaikan materi.

b) Kurikulum

Dalam pandangan Totok Santoso (Muhajir, 2007)

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan

bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan itu

sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga

masyarakat setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik

jika kurikulum tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa,

tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.

Perlu diingat bahwa system intruksional sekarang

menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan

kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa dengan baik, agar

dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa, agar

dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa.

Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-

kebutuhan siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat

belajar siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang

memuaskan.

c) Pekerjaan rumah

Dalam pandangan Totok Santoso (Muhajir, 2007)

Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru

kepada murid untuk dikerjakan di rumah. Merupakan momok

penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat

bosan adalah belajar siswa tidak memiliki kesempatan untuk

mengerjakan kegiatan yang lain. Untuk menghindari kebosanan

tersebut guru janganlah terlalu banyak memberi tugas rumah

(PR), berilah kesempatan siswa unuk melakukan kegiatan yang

lain, agar siswa tidak merasa bosan dan lelah dengan belajar.

15

Page 17: Final Samsul

3) Faktor masyarakat

Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa, berikut

ini beberapa faktor masyarakat yang bisa mempengaruhi minat

belajar siswa diantaranya kegiatan dalam masyarakat dan teman

bergaul .

4) Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat

Minat belajar siswa dapat juga ditingkatkan serta dikembangkan

dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan baik. Jika

guru menggunakan media maka siswa akan lebih tertarik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dan suasana belajar tidak

membosankan sehingga membuat siswa aktif.

5) Penggunaan Metode Pembelajaran yang tepat

Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sebaiknya

menggunakan metode pembelajaran sehingga apa yang ingin

disampaikan guru bisa disampaikan secara maksimal. Salah satu

metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi.

C. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana

Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah

cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada

saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan konsep metode pembelajaran

menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran

adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik

agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai

tujuan”.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan

suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses

16

Page 18: Final Samsul

belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Dalam pandangan Benny A.

Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar

siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai

tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)

demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman

lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

D. Pengertian Metode Demonstrasi

1.Pengertian Demonstrasi

Menurut Aminuddin Rasyad dalam (Metode Pembelajaran

Pendidikan) (Jakarta: Bumi aksara), 2002, hal. 8. Secara umum demonstrasi

dapat diartikan sebagai salah satu cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan (media pembelajaran) yang

dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik

bahasan yang harus didemonstrasikan.

Menambahi pendapat diatas, Metode Demonstrasi biasanya berkenaan

dengan tindakan-tndakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses

menggunakan sesuatu, proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu

cara dengan cara yang lain, atau untuk mengetahui/melihat kebenaran

sesuatu.

Dalam pandangan Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode

demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan

secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan

proses tertentu”. Sedangkan konsep metode demonstrasi dalam Syaiful

Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang

digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda

yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.

17

Page 19: Final Samsul

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai

dengan penjelasan lisan.

2.Tujuan

Dalam pandangan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:

133) Metode demonstrasi ini memiliki tujuan adalah sebagai berikut :

i. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh

siswa.

ii. Mengkongkritkan penelasan atau penjelasan kepada sswa.

iii. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa secara

bersama-sama.

2.Alasan Pengunaan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi akan digunakan oleh seorang guru pada saat :

i. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gambling dan kongkrit

melalui penjelassan atau diskusi.

ii. Karena tujuan dan sidat materi pelajaran yang menuntut dilakukan

peragaan berupa demonstrasi.

iii. Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi

lemah auditif dan motorik, ataupun sebaliknya.

iv. Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja sesuai dengan

langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase

operasional kongkrit.

3.Kekuatan dan Keterbatasan Metode Demonstrasi

Menurut pandangan ( Soetomo, 1993 : 162-163) Kelebihan dan

kelemahan metode Demonstrasi dibanding dengan metode yang lain

adalah :

i. Kekuatan Metode Demonstrasi

a. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak

terjadi verbalisme

18

Page 20: Final Samsul

b. Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang

didemonstrasikan itu

a. Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tidak hanya

mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi

b. Siswa akan lebih akktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya

sendiri

c. Menyajikan materi yang tidak bisa disajikan oleh metode lain

ii. Kelemahan Metode Demonstrasi

Kelemahan metode Demonstrasi adalah :

a. Tidak semua guru dapat melakuakn demonstrasi dengan baik

b. Terbatasnya sumber belajar, alat pembelajaran, media

pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan

terbatasnya waktu.

c. Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding

dengan metode ceramah dan tanya jawab

d. Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang

matang

iii. Cara Mengatasi Keterbatasan Metode Demonstrasi

Dalam konsep metode demonstrasi menurut (Roestyah N.K, 1991 :

84). Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan

metode demonstrasi adalah dengan berbagai cara, yakni :

a. Guru harus terampil melakukan demonstrasi

b. Melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran yang diperlukan

untuk demontrasi

c. Mengatur waktu sebaik mungkin

d. Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin

iv. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Dalam (Dimyati dan Moedjono, 1992/1993. Strategi Belajar

Mengajar, Jakarta : Depdikbud). Langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam pelaksanaan metode demonstrasi adalah :

Kegiatan Persiapan

19

Page 21: Final Samsul

1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa

2. Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang

telah dirumuskan

3. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dialakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah

disiapkan

4. Melakukan latihan pendemonstrasian termasuk pengggunaan

peralatan yang diperlukan.

Kegiatan Pelaksanaan Metode Demonstrasi

1. Kegiatan Pembuka

Sebelum kegiatan demonstrasi, ada beberapa hal yang harus

dilakukan dalam membuka pelajaran:

i. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan siswa dapat

memperhatikan apa yang didemonstrasikan guru.

ii. Tanyakan pelajaran sebelumnya.

iii. Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot

atau kasus di masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran

yang akan dibahas.

iv. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga

tugas-tugas apa yang harus dilakukan disamping dalam

demonstrasi nanti.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

i. Mulaialah melakukan demonstrasi sesuai yang telah

direncanakan dan dipersiapkan guru.

ii. Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal yang penting yang

harus dikuasai dari demonstrasi yang dilakukan oleh guru

sehingga semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

sebaik-baiknya.

iii. Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang

menegangkan.

20

Page 22: Final Samsul

iv. Berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis

mengikuti proses demonstrasi termasuk memberi kesempatan

bertanya dan komentar-komentar.

3. Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran

Jika demonstrasi telah selesai, yang dilakukan guru selanjutnya

adalah:

i. Meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok

atau langkah-langkah kegiatan demonstrasi.

ii. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-

hal yang belum dipahami.

iii. Melakukan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun

evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi.

iv. Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun

tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan.

E. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Sebagai salah satu komponen yang dapat menentukan keberhasilan

proses pembelajaran, adalah media pembelajaran, karena media

pembelajaran merupakan alat bantu menyampaikan informasi.

Arif S. Sadiman (1990 : 6) mengatakan bahwa “media adalah

berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium

yang berarti perantara atau pengantar”.

H. Mohamad Ali (1992 : 89) berpendapat bahwa “media

pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan

untukmenyalurkan pesan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong proses belajar”.

Menurut Heinich dkk. (1996), media (jamak) / medium (tunggal)

secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang

membawa informasi dan sumber informasi untuk disampaikan kepada

penerima informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram, materi

21

Page 23: Final Samsul

pembelajaran, komputer, dan instruktur. Media dipandang sebagai media

instruksional apabila membawa pesan yang mengandung tujuan

instruksional. Di samping istilah media, terdapat juga istilah metode

pembelajaran. Metode pembelajaran adalah prosedur instruksional yang

dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan atau mengintemalisasi

materi/pesan yang disampaikan.

Gerlach dan Ely (2008:68) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garisbesar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahun,

ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan

lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian

media dalam proses belajarmengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis atauelektronis untuk menangkap, memproses dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Association for Education and Communication Technologi

(AECT) media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses

penyaluran informasi. Sedangkan Education Association  (NEA)

menyatakan bahwa media sebagai benda yang dapat

dimanipulasikan,dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrumen.

Dalam pandangan Clark (1996), pengertian media dapat dilihat dan

berbagai sudut, di antaranya media dipandang (1) sebagai teknologi, yaitu

dan aspek mekanis dan elektronik yang menentukan fungsi, bentuk, dan

sifat fisik lain; di mana media merupakan alat untuk menyampaikan

pembelajaran tetapi tidak mempengaruhi hasil belajar; (2) sebagai tutor,

misalkan sekolah tertentu menyediakan tambahan sumber tenaga pengajar,

dengan demikian media sebagai teknologi ditambah konten pembelajaran;

(3) sebagai materi/konten atau program yang disajikan sebagai upaya

komunikasi massa secara komersial dan menghibur yang ditujukan bagi

anak-anak di luar sekolah; (4) sebagai teknologi dan tutor/agen yang

mensosialisasikan sesuatu untuk mendorong siswa untuk berusaha belajar

22

Page 24: Final Samsul

lebih giat; (5) sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan

permasalahan, jadi bukan hanya merupakan teknologi namun juga

merupakan sistem simbol yang dapat digunakan dan suatu proses yang

dapat dipertunjukkan. Sedangkan menurut Critters (1996), media

pembelajaran dipandang sebagai alat atau wahana untuk menyampaikan

atau mengomunikasikan pesan pembelajaran kepada siswa.

Konsep media dalam Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely

(2008:94) mengatakan bahwa media adalah sumber belajar. Secara luas

dapat diartikan dengan manusia, benda,ataupun peristiwa yang membuat

kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

Menurut pandangan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991 : 3).

Media pembelajaran adalah, suatu cara, alat, atau proses yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesanyang

berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mrmbangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap

siswa.Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media

pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

dapatmerangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar mengajar.

Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat

dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan

maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien.

Dengan penggunaan alat-alat ini guru dan siswa dapat berkomunikasi lebih

mantap dan hidup serta interaksinya bersifat banyak arah.

Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat

menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam

meraih tujuan-tujuan belajar. Apapun yang disampaikan oleh guru sebaiknya

menggunakan media, paling tidak yang digunakannnya adalah media verbal

yang berupa kata-kata yang diucapkan dihadapan siswa.

23

Page 25: Final Samsul

Menurut Daryanto (2009:1) bahwa media adalah alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna

pesan yang disampaikan sehingga tujuan

2. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam pandangan Hamalik (1986:34) mengemukakan bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat

membantu keefektifan proses belajar mengajar dan penyampaian pesan dan

isi pelajaran pada saat itu. Media pembelajaran juga dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

3. Macam dan Jenis Media

1. Media Auditif 

  Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan

kemampuan suarasaja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.

Media ini cocok untuk  orang tuli atau mempunyai kelainan dalam

pendengaran.

2. Media Visual

  Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan.Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam

seperti film strip(film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau

lukisan, cetakan.Ada pula media visual yang menampilkan gambar

atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

3. Media Audio Visual

Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur

suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang

lebih baik 

24

Page 26: Final Samsul

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007:85) media

pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar

adalah:

Media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan, poster,

kartun.

Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model padat (solid model),

model penampang, model susun, model kerja.

Media Proyeksi seperti slide, filmstrip, OHP/LCD (Liquid Crystal

Display).

Lingkungan.

F. Media Gambar sebagai Salah Satu Media pembelajaran

1. Pengertian Media Gambar

Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar

adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua

dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang,

binatang, tumbuhan dan sebagainya.”

Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula

untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau

menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak

digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi

biayanya.

Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya:

a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual

kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang

bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,

opaque projector (Hamalik, 1994:95).

b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang

merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-

mana (Sadiman,1996:29).

25

Page 27: Final Samsul

c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan

pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap

lingkungan (Soelarko,1980:3).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar

adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda,

pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam

bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan

yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung.

2. Fungsi Media Gambar

Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual

sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan

dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera

penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-

simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar

artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.

3. Kelebihan media gambar adalah

a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah,

jika dibandingkan dengan bahasa verbal.

b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang

tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahpahaman.

e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman,

1996:31).

4. Adapun kelemahan media gambar adalah

a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya

dapat terlihat oleh sekelompok siswa

b. Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif.

c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang

efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003:27)

26

Page 28: Final Samsul

Menurut Sudjana (2001:12) tentang bagaimana siswa belajar melalui

gambar gambar adalah sebagai berikut:

a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik

minat belajar siswa secara efektif.

b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat

ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran

kata-kata.

c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran

terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang

menyertainya.

d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah

atau satu halaman penuh bergambar, disertai beberapa petunjuk yang

jelas.

e. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar

minat para siswa menjadi efektif.

f. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga

tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat, dan bagian-bagian

yang paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan dibagian sebelah

kiri atas medan gambar.

Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media

pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan

secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar.

27

Page 29: Final Samsul

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

1. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Bulu 02, Kecamatan

Pilangkenceng, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012 / 2013 pada kelas

IV. Dengan jumlah murid sebanyak 27 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki

dan 19 siswa perempuan.

Adapun jadwal pelaksanaan dari pra siklus, kegiatan perbaikan

siklus I dan kegiatan perbaikan siklus 2.

a. Pra Siklus

Tahap pra siklus mulai dilaksanakan pada tanggal 27 Nopember 2012

dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Bulu 02, Kecamatan

Pilangkenceng, Kabupaten Madiun dengan pokok bahasan

“Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanannya”.

b. Siklus I

Dilaksanakan pada tanggal 02 Nopember 2012 dengan alokasi waktu 1

x 35 menit pada jam ke-4 pukul 09.00 – 09.35 di kelas IV mata

pelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan

makanannya pada SDN Bulu 02, Kec. Pilangkenceng, Kab. Madiun

Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

c. Siklus 2

Dilaksanakan pada tanggal 09 Nopember 2012 dengan alokasi waktu 1

x 35 menit pada jam ke-4 pukul 09.00 – 09.35 di kelas IV mata

pelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan

makanannya pada SDN Bulu 02, Kec. Pilangkenceng, Kab. Madiun

Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

2. Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa kelas IV SDN Bulu 02 Kecamatan

Pilangkenceng Kabupaten Madiun pada tahun pelajaran 2012 / 2013 pada

28

Page 30: Final Samsul

umumnya dapat dikatakan cukup baik, dilihat dari penampilan di dalam

maupun diluar kelas, antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

serta pakaian yang dikenakan setiap hari. Meskipun demikian ada beberapa

hal yang kurang yaitu siswa sering kali ramai saat kegiatan pembelajaran

berlangsung dan ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan

rumah (PR). Hal tersebut dapat dikatakan pula bahwa proses belajar

mengajar ada sebagian siswa yang kurang berminat.

B. Deskripsi Per Siklus

1. Perencanaan

Di dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana

Pembelajaran (RP) untuk kegiatan pembelajaran pra siklus, dan Rencana

Perbaikan Pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan siklus I dan II. Peneliti

juga membuat lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan lembar evaluasi,

menyiapkan media dan sumber belajar untuk tiap siklus.

a. Pra Siklus

Satuan Pendidikan : SDN BULU 02

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV / I

Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit

Standar Kompetensi

3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

Kompetensi Dasar

3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

Indikator

1. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam jenis hewan

Herbivora

2. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam jenis hewan

Karnivora

3. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam jenis hewan

29

Page 31: Final Samsul

Omnivora

4. Menyimpulkan bahwa makanan masing-masing hewan tidak sama.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam

jenis Herbivora

2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam

jenis Karnivora

3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam

jenis Omnivora

4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing

hewan tidak sama.

Materi Pokok

1. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin

Tekun

Tanggung jawab

Bersemangat

Mandiri

Kasih Sayang

Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab.

2. Penugasan.

3. Diskusi

4. Ceramah bervariasi

Langkah-langkah Pembelajaran

Pada pra kegiatan, guru membuka pelajaran dengan

memberi salam, dan memeriksa kehadiran siswa dan

mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pelajaran.

Selanjutnya guru menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan.

Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya kepada siswa

tentang nama-nama hewan yang diketahui siswa serta bertanya

30

Page 32: Final Samsul

kepada siswa tentang hewan peliharaan yang ada di rumahnya.

Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

diajarkan.

Dalam kegiatan inti (eksplorasi) guru menjelaskan materi

tentang pengelompokkan hewan berdasarkan makanannya dan

siswa mendengarkan penjelasan guru. Selanjutnya guru menunjuk

beberapa siswa untuk menyebutkan contoh beberapa hewan yang

termasuk ke dalam herbivora, karnivora dan omnivora selain yang

sudah dicontohkan oleh guru. Dalam kegiatan elaborasi guru

membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, dengan kemampuan

bervariasi (satu bangku) selanjutnya guru memberikan tugas pada

masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hewan berdasarkan

makanannya. Setelah itu guru memberikan waktu pada masing-

masing kelompok untuk mengerjakan tugas tersebut. Selama siswa

mendiskusikan tugas kelompok, guru mengamati dan mengawasi

cara kerja siswa dalam diskusi kelompok sambil memberikan

arahan dan penjelasan kepada siswa dalam kelompok apabila ada

yang mengalami kesulitan. Setelah selesai, guru dan siswa

mengevaluasi hasil diskusi secara bersama-sama. Dalam kegiatan

konfirmasi, guru memberikan tes lisan kepada siswa, siswa yang

berhasil menjawab pertanyaan tersebut mendapatkan reward setelah

itu guru menegaskan kembali materi pelajaran yang baru saja

dipelajari.

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan

materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya setelah itu

guru berpesan kepada siswa untuk selalu menjaga dan menyayangi

hewan dengan sebaik mungkin. Setelah semuanya dilakukan guru

mengucapkan salam penutup.

31

Page 33: Final Samsul

b. Rencana Perbaikan Siklus I

Satuan Pendidikan : SDN BULU 02

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV / I

Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit

Standar Kompetensi

3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

Kompetensi Dasar

3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

Indikator

1. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Herbivora

2. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Karnivora

3. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Omnivora

4. Menyimpulkan bahwa makanan masing-masing hewan tidak sama.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis

Herbivora

2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis

Karnivora

3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis

Omnivora

4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing

hewan tidak sama.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin

Tekun

Tanggung jawab

Bersemangat

Mandiri

Kasih Sayang

32

Page 34: Final Samsul

Tujuan perbaikan pembelajaran

1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan

herbivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar

2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan

karnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar

3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan

omnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar

4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing

hewan tidak sama melalui metode demonstrasi dengan media

gambar

Materi Pokok

1. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya

Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab.

2. Penugasan.

3. Diskusi

4. Ceramah bervariasi

5. Demonstrasi

Langkah-langkah Pembelajaran

Dalam pra kegiatan, guru membuka pelajaran dengan

memberi salam, dan memeriksa kehadiran siswa serta

mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pelajaran. Setelah

itu guru menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang

akan digunakan.

Dalam kegiatan awal (apersepsi) guru bertanya kepada siswa tentang hewan peliharaan yang ada di rumah siswa setelah itu guru menunjukkan berbagai macam gambar hewan lalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

Dalam kegiatan inti (eksplorasi), guru menjelaskan materi

tentang pengelompokkan hewan berdasarkan makanannya setelah

itu guru bersama siswa mendemonstrasikan pengelompokkan hewan

33

Page 35: Final Samsul

berdasarkan makanannya dengan menggunakan media gambar.

Dalam kegiatan elaborasi, guru membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok, dengan kemampuan bervariasi (satu bangku) lalu

memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan hewan berdasarkan makanannya kemudian guru

memberikan waktu pada masing-masing kelompok untuk

mengerjakan tugas tersebut. Selama siswa mendiskusikan tugas

tersebut dengan kelompoknya guru mengamati dan mengawasi cara

kerja siswa dalam diskusi kelompok serta memberikan arahan dan

penjelasan kepada siswa dalam kelompok apabila ada yang

mengalami kesulitan. Setelah selesai, guru dan siswa mengevaluasi

hasil diskusi secara bersama-sama.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan tes tulis

kepada siswa dan bersama dengan siswa membahas tugas individu

selanjutnya menegaskan kembali materi pelajaran yang baru saja

dipelajari.

Dalam kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan

materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya serta

berpesan kepada siswa untuk selalu menjaga dan menyayangi

hewan dengan sebaik mungkin. Setelah semua selesai dilakukan

guru mengucapkan salam penutup

34

Page 36: Final Samsul

c. Rencana Perbaikan Siklus 2

Satuan Pendidikan : SDN BULU 02

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV / I

Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit

Standar Kompetensi

3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

Kompetensi Dasar

3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

Indikator

1. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Herbivora

2. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Karnivora

3. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Omnivora

4. Menyimpulkan bahwa makanan masing-masing hewan tidak sama.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis

Herbivora

2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis

Karnivora

3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis

Omnivora

4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing

hewan tidak sama.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin

Tekun

Tanggung jawab

Bersemangat

Mandiri

Kasih Sayang

35

Page 37: Final Samsul

Tujuan perbaikan pembelajaran

1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan

herbivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar

2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan

karnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar

3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan

omnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar

4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing

hewan tidak sama melalui metode demonstrasi dengan media

gambar

Materi Pokok

1. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya

Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab.

2. Penugasan.

3. Diskusi

4. Ceramah bervariasi

5. Demonstrasi

Langkah-langkah Pembelajaran

Dalam pra kegiatan, guru membuka pelajaran dengan

memberi salam, dan memeriksa kehadiran siswa serta

mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pelajaran. Setelah

itu guru menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang

akan digunakan.

Dalam kegiatan apersepsi, guru bertanya kepada siswa

tentang hewan peliharaan yang ada di rumah siswa setelah itu

menunjukkan berbagai macam gambar hewan dan makananya serta

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

Dalam kegiatan inti (eksplorasi), guru menjelaskan materi

tentang pengelompokkan hewan berdasarkan makanannya setelah

36

Page 38: Final Samsul

itu guru bersama siswa mendemonstrasikan pengelompokkan hewan

berdasarkan makanannya menggunakan media konkret ( jenis

makanan nyata ). Dalam kegiatan elaborasi, guru membentuk siswa

menjadi beberapa kelompok, dengan kemampuan bervariasi (satu

bangku) lalu memberikan tugas pada masing-masing kelompok

untuk mendiskusikan hewan berdasarkan makanannya kemudian

guru memberikan waktu pada masing-masing kelompok untuk

mengerjakan tugas tersebut. Selama siswa mendiskusikan tugas

tersebut dengan kelompoknya guru mengamati dan mengawasi cara

kerja siswa dalam diskusi kelompok serta memberikan arahan dan

penjelasan kepada siswa dalam kelompok apabila ada yang

mengalami kesulitan. Setelah selesai, guru dan siswa mengevaluasi

hasil diskusi secara bersama-sama.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan tes tulis

kepada siswa dan bersama dengan siswa membahas tugas individu

selanjutnya menegaskan kembali materi pelajaran yang baru saja

dipelajari.

Dalam kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan

materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya serta

berpesan kepada siswa untuk selalu menjaga dan menyayangi

hewan dengan sebaik mungkin. Setelah semua selesai dilakukan

guru mengucapkan salam penutup

2. Pelaksanaan

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Jika digambarkan

dalam sebuah diagram model, penelitian tindakan kelas berbentuk spiral

dari siklus yang satu ke siklus berikutnya adalah sebagai berikut:

37

Page 39: Final Samsul

Gambar 1: Spiral Penelitian Tindakan Kelas

3.

4.

Dari gambar di atas dapat diuraikan bahwa sebelum melakukan

tindakan peneliti harus terlebih dahulu merencanakan secara seksama

jenis tindakan yang akan dilakukan. Setelah apa yang direncanakan

matang barulah dilaksanakan. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

tersebut peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan tersebut dan

akibat yang timbul dari tindakan tersebut.

3. Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen

Peneliti mengadakan pengamatan dalam kegiatan perbaikan

meningkatkan minat belajar IPA pokok bahasan penggolongan hewan

berdasarkan makanannya dengan menggunakan metode demonstrasi dan

media gambar pada siswa kelas IV SDN Bulu, 02 Kecamatan

Pilangkenceng, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

38

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi

Perencanaan

SIKLUS 2

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi

?

Perencanaan

PRA SIKLUS

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi

Page 40: Final Samsul

Dalam pelaksanan Perbaikan Pembelajaran siklus 1 dan 2, peneliti

menggunakan alat penilaian sebagai berikut :

1. Lembar observasi penilaian minat, digunakan untuk menilai minat

dalam diri siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Penilaian proses, digunakan untuk menilai keaktifan siswa selama

dalam kegiatan diskusi kelompok.

3. Lembar evaluasi individu, digunakan untuk menilai hasil evaluasi

siswa secara individu di akhir pembelajarn.

Secara lengkap instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

39

Page 41: Final Samsul

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Arikunto, Suharsimi.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Modul Universitas Terbuka .2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Modul Universitas Terbuka .2008. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Tim PKP PGSD.2012.Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

40