filum porifera

48
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251 I. Maksud dan Tujuan I.1. Maksud Adapun maksud dari praktikum paleontologi yaitu untuk mengenal lebih bentuk, bagian-bagian fosil dan prosese pemfosilan dari filum porifera. I.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum pengenalan fosil yaitu : 1.Mengenal serta mengetahui bagian-bagian fosil dari filum Porifera 2.Mengetahui proses pemfosilannya. 3.Mengetahui bentuk-bentuk dari fosil. II. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu II.1 Alat : 1.Lap kasar 2.Lap halus 3.Alat tulis

Upload: ikhwan-rasyidin-hadi-abbas

Post on 14-Feb-2015

258 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

I. Maksud dan Tujuan

I.1. Maksud

Adapun maksud dari praktikum paleontologi yaitu untuk mengenal lebih

bentuk, bagian-bagian fosil dan prosese pemfosilan dari filum porifera.

I.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum pengenalan fosil yaitu :

1. Mengenal serta mengetahui bagian-bagian fosil dari filum Porifera

2. Mengetahui proses pemfosilannya.

3. Mengetahui bentuk-bentuk dari fosil.

II. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

II.1 Alat :

1. Lap kasar

2. Lap halus

3. Alat tulis

4. Penuntun Praktikum

5. Format Praktikum

II.2 Bahan :

1. HCL 0,1 M

2. Sampel fosil

3. Format praktikum

Page 2: Filum Porifera

III. Teori Ringkas

Berdasarkan asal katanya, fosil berasal dari bahasa latin yaitu “ fossa” yang

berarti "galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi

batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus

segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada

fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang

terbentuk di sumur ter La Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang dikira

sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup dan ilmu yang

mempelajari fosil adalah paleontologi.

Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

1. Sisa-sisa organisme.

2. Terawetkan secara alamiah.

3. Pada umumnya padat / kompak / keras.

4. Berumur lebih dari 500.000 tahun.

Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang

menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup

antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu

kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau

sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya.

Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.

Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan

yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami

pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja.

Adapun proses pemfosilan yaitu :

a. Karbonisasi

Page 3: Filum Porifera

Pada proses ini bagian-bagian lunak dari organisme seperti daun, ubur-ubur,

dan cacing pada waktu mati dengan cepat penimbunan oleh sedimen karena

penimbunan organisme mengalami kompresi sehingga komponen berupa gas

akan menghilang, meniggalkan unsure karbon yang tercetak pada batuan

sedimen yang terbentuk.

b. Petrifikasi

Proses perubahan menjadi batu yang meliputi permineralisasi yaitu

perubahan mineral yang menyebabkan pergantian sebagian mineral lain.

Mineralisasi perubahan mineral yang menyebabkan pergantian seluruh mineral

penyusun fosil oleh mineral lain.

c. Replacement

Terjadi ketika suatu organisme terkubur lumpur/material sedimen dan sisa

dari tubuh organism tersebut digantikan oleh mineral sulfide (pyrite) atau fosfat

(apatit).

d. Rekritalisasi

Perubahan mineral pada tubuh organisme atau fosil dimana pada proses ini

terjadi perubahan bentuk mineral secara keseluruhan

e. Tracks dan Trails

- Tracks : Jejak dari hasil pergerakan besar (jejak besar)

- Trails : Jejak dari pergerakan yang halus (jejak halus)

f. Koprolit

Kotoran hewan yang telah membatu, yang kadang mengandung gigi yang

menandakan bersal dari hewan karnivora.

g. Bioturbasi

Merupakan proses pemfosilan yang dilakukan oleh organism berupa

pembuatan lubang-lubang atau liang yang biasanya dilakukan oleh cacing, tikus,

kerang dan kepiting. Gastrolit

Page 4: Filum Porifera

Suatu proses pemfosilan yang terkadang di jumpai dalam lambung organism

dalam mencerna/pencenaan selam hidupnya.

h. Pengawetan Jaringan Tisu

Jaringan tisu binatang yang lembut dipelihara hanya ibawah kondisi-kondisi

sangat tidak biasa, dan jaringa/ tisu yang dipelihara pada umumnya cuup untuk

hanya suatu jangka pendek dalam satuan waktu geoogi

i. Mold dan Cast

- Mold : sedimen yang mengalami kompaksi dan membentuk batuan

sedimen kemudian mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada

batuan sedimen

- Cast : Cetakan/ ruang kulit yang diisi dengan suatu mineral baru, maka

akan membentuk tiruan kulit.

Menurut ahli paleontologi ada beberapa jenis fosil tetapi secara umum ada

dua macam jenis fosil yang perlu diketahui, yaitu: fosil yang merupakan bagian

dari organisme itu sendiri dan fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnya.

1. Tipe fosil yang berasal dari organismenya sendiri

Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan,

dapat berupa tulangnya, daun-nya, cangkangnya, dan hampir semua yang

tersimpan ini adalah bagian dari tubuhnya yang “keras”. Dapat juga berupa

binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersimpan. misalnya fosil Mammoth

yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang terjebak dalam amber (getah

tumbuhan).

2. Tipe fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnya

Fosil jenis ini sering juga disebut sebagai trace fosil (fosil jejak), karena

yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu

bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri. Adapun jenis fosil

Page 5: Filum Porifera

jejak antara lain “coprolite” (fosil bekas kotoran binatang) dan “trail and tracks”

(fosil bekas jejak langkah binatang).

Porifera ( Latin: porus = pori, fer = membawa ) atau spons adalah hewan

multi seluler yang paling sederhana. Porofera dapat diartikan sebagai binatang

bersel banyak (multiseluler) yang sederhana disbanding filum lainnya.

Ciri-ciri porifera

Sekujur tubuhnya terdapat pori-pori (porus : lubang kecil dan faro :

membawa/mengandung), hal tersebut menjadi sebab utama penamaanya. Hewan

yang dikenal sebagai hewan spons ini merupakan organisme multiseluler.

Bentuk tubuh dan warna yang beragam, misalnya mirip tumbuhan, bulat, pipih

dan ada yang mirip vas bunga, sedangkan warna tubuhnya ada yang jingga, biru,

hitam, ungu, kuning dan merah.

Keragaman Porifera

Porifera dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air maupun zat penyusun

rangka tubuh.

a. Berdasarkan Tipe Saluran Airnya

- Tipe Askon : tipe saluran yang paling sederhana, secara berurutan terdiri

atas ostia, spongiosel dan oskulum.

- Tipe Sikon : saluran airnya meliputi ostia,,, saluran radial yang tidak

bercabang, spongiosel dan oskulum.

- Tipe Leukon (Ragon) : tipe terumit. Saluran ini terdiri atas ostia, saluarn

radial yang bercabang, spongiosel dan oskulum.

b. Berdasarkan Zat Penyusun Rangka Tubuhnya.

- Kalkarea : tubuhnya tersusun dari zat Karbonatan (kapur) memiliki ukuran

tubuh kecil dan hidup di laut dangkal.

- Heksaktinelida : memiliki rangka tubuh dari zat silikat.

Page 6: Filum Porifera

- Demospongiae : ada yang tidak mempunyai rangkaatau mempuyai

rangkadari serabut spongin (zat tanduk) dan ada juga yang tersusun dari

serabut spongin dan silikat.

Klasifikasi Filum Porifera

1. Kelas Calcarea

Rangka tubuh tersusun dari Karbonatan

Terdiri dari 2 ordo :

a. Ordo Homocoela

b. Ordo Heterocoela

2. Kelas Hexatinellida.

Spikulanya tersusun dari zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Hewan ini

disebut juga spons gelas.

Terdiri dari 2 ordo :

a. Ordo Lyssacina

b. Ordo Dictyonina

3. Kelas Pleospongia

Rangka sangat kompak, mempunyai dinding 1 atau 2 lapis yang berbentuk

seperti cone.

4. Kelas Demospongia

Termasuk porifera yang tidak memiliki spiculae.

Terdiri dari 3 ordo :

a. Ordo Tetractinellida

b. Ordo Monaxonida

c. Ordo Kebatosa.

Page 7: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Test

2. Ektoderm

3. Ostia

4. Holdfast

No. Sampel : 01

No. Peraga : 244

Filum : Porifera

Kelas : Demospongia

Ordo : Monaxonida

Family : Favositesidae

Genus : Favosites

Spesies : Favosites saginatus LECOMPITE

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Conical

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Devon Tangah (±370 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Demospongia, ordo Monaxonida,

family Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus

LECOMPITE. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi

seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian

Ventral

Dorsal

Samping

Page 8: Filum Porifera

organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah

cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang

mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang

sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral masuk

ke dalam pori-pori organisme tersebut sebelum tersementasi oleh material-material

sedimen. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan

proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan

pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih

resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen yang berupa tektonik yang mengubah lingkungan

pengendapan dari laut menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke

permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan

pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material

yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan

tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan

bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia

merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast

merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Ostia yaitu pori-pori pada fosil

yang berukuran kecil.

Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai

kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini

dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi

kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.

Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Devon Tangah (±370 juta

tahun yang lalu).

Page 9: Filum Porifera

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 10: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Test

2. Ostia

3. Holdfast

4. Oskulum

5. Spongocoel

6. Ektoderm

No. Sampel : 02

No. Peraga : 1643

Filum : Porifera

Kelas : Demospongia

Ordo : Homocoela

Family : Hyalotragosidae

Genus : Hyalotragos

Spesies : Hyalotragos rugosum (MSTR.)

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Conical

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Demospongia, ordo Homocoela,

family Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus

LECOMPITE. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi

seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian

Ventral Samping

Page 11: Filum Porifera

organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah

cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang

mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang

sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral masuk

ke dalam pori-pori organisme tersebut sebelum tersementasi oleh material-material

sedimen. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan

proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan

pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih

resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen yang berupa tektonik yang mengubah lingkungan

pengendapan dari laut menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke

permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan

pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material

yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan

tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan

bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia

merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast

merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar

yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu

saluran tempat keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu

pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.

Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai

kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa karbonatan (CaCO3) hal ini dapat

dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi

kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.

Page 12: Filum Porifera

Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta

tahun yang lalu).

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 13: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Oskulum

2. Test

3. Holdfast

4. Ektoderm

5. Spongocoel

6. Ostia

No. Sampel : 03

No. Peraga : 1644

Filum : Porifera

Kelas : Calcarea

Ordo : Heterocoela

Family : Cnemidiastrumidae

Genus : Cnemidiastrum

Spesies : Cnemidiastrum rimulosum GOLDF.

Proses Pemfosilan : Pemineralisasi

Bentuk : Conical

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family

Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.

Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.

Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme

Ventral Samping

Page 14: Filum Porifera

terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang

relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada

cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan

sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral masuk ke dalam pori-

pori organisme tersebut sebelum tersementasi oleh material-material sedimen. Proses

pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan

dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara

menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen yang berupa tektonik yang mengubah lingkungan

pengendapan dari laut menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke

permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan

pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material

yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan

tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan

bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia

merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast

merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar

yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu

saluran tempat keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu

pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.

Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai

kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini

dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi

kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.

Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta

tahun yang lalu).

Page 15: Filum Porifera

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 16: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Oskulum

2. Spongocoel

3. Test

4. Endoderm

5. Ektoderm

6. Holdfast

7. Ostia

No. Sampel : 04

No. Peraga : 750

Filum : Porifera

Kelas : Calcarea

Ordo : Heterocoela

Family : Hyalotragosidae

Genus : Hyalotragos

Spesies : Hyalotragos rugosum (MSTR.)

Proses Pemfosilan : Pemineralisasi

Bentuk : Conical

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family

Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.

Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.

Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme

Ventral Samping

Page 17: Filum Porifera

terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang

relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada

cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan

sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme

tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian

organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.

Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan

mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh

mineral lain yang lebih resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan

lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen

berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air

dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga

lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat

di jumpai. Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan

dinding bagian luar. Endoderm yaitu dinding bagian dalam tubuh fosil. Ostia

merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast

merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar

yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu

saluran tempat keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu

pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.

Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai

kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini

dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi

kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.

Page 18: Filum Porifera

Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta

tahun yang lalu).

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 19: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Oskulum

2. Spongocoel

3. Ostia

4. Ektoderm

5. Holdfast

No. Sampel : 05

No. Peraga : 1645

Filum : Porifera

Kelas : Calcarea

Ordo : Heterocoela

Family : Pachyteichismanidae

Genus : Pachyteichisman

Spesies : Pachyteichisman lopas Q

Proses Pemfosilan : Pemineralisasi

Bentuk : Conical

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family

Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.

Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.

Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme

terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang

Ventral Samping

Page 20: Filum Porifera

relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada

cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan

sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme

tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian

organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.

Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan

mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh

mineral lain yang lebih resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan

lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen

berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air

dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga

lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat

di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan

dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk

mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya

organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat

keluar masuknya air. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat

organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.

Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai

kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini

dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi

kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.

Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta

tahun yang lalu).

Page 21: Filum Porifera

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 22: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Test

2. Ektoderm

3. Spongocoel

4. Oskulum

5. Ostia

6. Holdfast

No. Sampel : 06

No. Peraga : 816

Filum : Porifera

Kelas : Calcarea

Ordo : Heterecoela

Family : Verruculinanidae

Genus : Verruculina

Spesies : Verruculina tenuis

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Conical

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Kapur Atas (±100 – 65 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterecoela, family

Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.

Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.

Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme

terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang

Ventral Samping

Page 23: Filum Porifera

relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada

cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan

sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme

tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian

organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.

Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan

mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh

mineral lain yang lebih resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan

lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen

berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air

dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga

lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat

di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan

dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk

mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya

organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat

keluar masuknya air. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat

organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.

Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai

kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini

dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi

kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.

Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Kapur Atas (±100 – 65 juta

tahun yang lalu).

Page 24: Filum Porifera

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 25: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Spongocoel

2. Ektoderm

3. Ostia

4. Test

No. Peraga :

No. Sampel : 07

Filum : Porifera

Kelas : Calcarea

Ordo : Heterocoela

Family :Porosphaeranidae

Genus : Porosphaera

Spesies : Porosphaera globularis PHILIPS

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Globular

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Kapur Atas (±100 – 65 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family

Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.

Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.

Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme

Ventral

Page 26: Filum Porifera

terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang

relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada

cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan

sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme

tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian

organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.

Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan

mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh

mineral lain yang lebih resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan

lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen

berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air

dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga

lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat

di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan

dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk

mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya

organisme. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat

organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.

Fosil ini berbentuk Globular. Globular merupakan bentuk fosil yang membulat

menyerupai bola. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3)

hal ini dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan

komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut

dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Kapur Atas (±100

– 65 juta tahun yang lalu).

Page 27: Filum Porifera

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 28: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

KETERANGAN :

1. Spongocoel

2. Oskulum

3. Ektoderm

4. Test

No. Sampel : 08

No. Peraga :

Filum : Porifera

Kelas : Hexatinelida

Ordo : Cyctionina

Family : Coeloptychiumidae

Genus : Coeloptychium

Spesies : Coeloptychium rude SEEBACH

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Discoidal

Komposisi Kimia : Karbonatan

Umur : Kapur (±141 – 65 juta tahun yang lalu)

Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan :

Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Hexatinelida, ordo Cyctionina, family

Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.

Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.

Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme

terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang

Ventral

Page 29: Filum Porifera

relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada

cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan

sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme

tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian

organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.

Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan

mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh

mineral lain yang lebih resisten.

Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya

eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan

lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen

berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air

dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga

lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat

di jumpai. Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan

dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk

mengeluar masukkan air. Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil

sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar

masuknya air pada saat organismenya masih hidup.

Fosil ini berbentuk Discoidal. Discoidal merupakan bentuk fosil yang datar dan

melingkar, bentuk ini menyerupai sebuah koin. Fosil ini memiliki komposisi kimia

berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil

ini bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil

ini terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada

zaman Kapur Atas (±100 – 65 juta tahun yang lalu).

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen

dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim

Page 30: Filum Porifera

pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk

rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang

mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk

menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Refrensi :

PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi

Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34

nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal

16/03/2013 pukul 20:34

http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses

tanggal 16/03/2013 pukul 21:44

http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )

Page 31: Filum Porifera

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A

ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251

IV. Kesimpulan dan Saran

IV.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum pengenalan fosil yaitu

1. Kita dapat mengetahui bagian-bagian dari fosil yaitu :

- Test yaitu bagian keseluruhan dari tubuh fosil yang terlihat

- Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat

keluar masuknya air.

- Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.

- Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat

organismenya masih hidup.

- Endoderm yaitu penyusun bagian dalam tubuh fosil.

- Ektoderm yaitu penyusun tubuh bagian luar fosil.

- Holdfast yaitu tempat tertambatnya fosil.

2. Kita dapat mengetahui proses dari pemfosilan umumnya yaitu

permineralisasi.

3. Kita dapat mengetahui bentuk-bentuk dari fosil yaitu:

- Conical : Bentuk fosil yang beruas-ruas dan menyerupai kerucut.

- Discoidal : bentuk fosil yang datar dan melingkar menyerupai sebuah koin.

- Glubular : Bentuk fosil yang cenderung bulat menyerupai bola.

4. Kita dapat mengetahui kegunaan dari fosil yaitu

a. Sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau dan memberi

petunjukterjadinya evolusi kehidupan

b. Penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsung proses sedimentasi atau

yang lebih dikenal dengan paleoclimatology.

Page 32: Filum Porifera

c. Penentu kedalaman sedimentasi atau lingkungan pengendapan dari batuan

yang mengandungnya yakni dengan menggunakan fosil bentonik

d. Sebagai penentu umur relative batuan yang mengandungnya, dalam hal ini

penggunaan fosil tertentu sebagai foraminiera plantonik dan fosil indeks

dengan menggunakan metode penarikan umur tertentu.

e. Sebagai penunjuk rekonstruksi paleografi

f. Sebagai penentu top dan bottom dari suatu lapisan batuan yang

mengandungnya

g. Menentukan arah aliran material sedimen

h. Untuk mengetahui korelasi batuan dan perkembangan stratigrafi batuan

sedimen.

i. Untuk penentuan biostratigrafi yakni penentuan urutan batuan bedasarkan

kandungan biota atau fosil yang dikandun oleh suatu batuan.

Page 33: Filum Porifera

DAFTAR PUSTAKA

Asisten Paleontologi 2012/2013 PENUNTUN PRAKTIKUM

PALEONTOLOGI Makassar 2011 Jurusan Teknik Geologi Universitas

Hasanuddin.

http://biology-community.blogspot.com/2009/02/proses-fosilisasi-pada-

makhluk-hidup.html diakses pada tanggal 15/03/2013 pukul 18:14