filsafat pendidikan sebagai disiplin ilmu
TRANSCRIPT
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 1/26
1
FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI
DISIPLIN ILMU
Dosen :
Drs. Zuhdi H.S. Mpd
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2012
Penyusun :
Dede Irawan
NRM. 1215101030
Pinuji Prawita Dikjaya
NRM. 1215071079
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 2/26
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sang Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta
seperangkat aturan dan hikmah-Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq,
hidayah serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang sederhana ini.
Makalah ini di beri judul “Filsfat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu”
yang mana isi makalah adalah satu dari sekian topik bahasan dalam mata
kuliah Filsafat Pendidikan yang penyusun ikuti. Maksud dan tujuan dari
penulisan makalah ini tidaklah lain untuk menjadi salah satu bahan belajar terkait topik bahasan bagi penyusun maupun peserta lainnya dalam
perkuliahan ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bpk. Drs. Zuhdi H.S. Mpd selaku dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis
pun sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik
Allah Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan
senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak
sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan
sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis,
pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri
Jakarta. Amien ya Rabbal ‘alamin.
Penyusun
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 3/26
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB. I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH 4
B. IDENTIFIKASI MASALAH 6
C. PERUMUSAN MASALAH 6.
BAB. II PEMBAHASAN
A. HAKIKAT DISIPLIN ILMU 7
B. HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN 10
C. IMPLIKASI PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN 18
BAB. III PENUTUP
KESIMPULAN 23
DAFTAR PUSTAKA 25
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 4/26
4
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia merupakan sasaran pendidikan1. Kedudukan manusia
sebagai sebuah sasaran pendidikan dapat dipahami melalui perspektif teoritis
dari beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh beberapa
sumber, maupun melalui perspektif yuridis semisal dari Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) dan undang-undang sistem pendidikan nasional. Beberapa
pengertian pendidikan tersebut diantaranya ialah :
1) Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
(Mudyahardjo 2001, 3)
2) Suatu kegiatan yang sistemis dan sistematik terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik. (Tirtarahardja 2008, 34)
3) Drs. D. Marimba berpendapat bahwa pengertian pendidikan adalah
bimbingan atau pimipinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rokhani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.2
Sementara itu, UU Sisdiknas menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.3 Adapun GBHN menyatakan bahwa
1Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan (Cet. 2; Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2008), h. 1.
2 Alix Wijaya H.K. ,”12 Pengertian Pendidikan”, Alixwijaya, diakses dari http://alixwijaya.com/2010/12-
definisi-pendidikan-2.html, pada tanggal 1 Maret 2012, pukul 01.173 Republik Indonesia, “Undang‐Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,”
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 5/26
5
pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya.4
Meskipun menggunakan beberapa istilah yang berbeda, seperti :
individu, peserta didik maupun manusia Indonesia, namun menjadi jelas
bahwa manusialah yang menjadi sasaran pendidikan dalam pengertian-
pengertian yang telah disebutkan diatas. Sebagai akibatnya, kebutuhan ilmu
pendidikan akan suatu pandangan yang menyeluruh dan mendalam
mengenai hakikat manusia dan bagaimana ia belajar menjadi tak terelakan
lagi. Tugas mendidik pun dianggap hanya mungkin dilakukan dengan benar
dan tepat tujuan apabila pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang siapa
manusia itu sebenarnya.5
Berkaitan dengan hal di atas, pandangan filosofis dengan sifatnya
yang komperhensif dan kritis turut menjadi kajian penting yang
mempengaruhi studi dan praktik pendidikan baik secara konseptual maupun
operasional dalam berbagai aspek maupun level. Hal ini diperkuat dengan
didudukannya manusia sebagai kajian filsafat dan sifat kajian filsafat itu
sendiri di sisi lain.6 Sifat filsafat tersebut, yaitu: 1) menyeluruh, 2) mendasar,
3) dan spekulatif,7 memungkinkan filsafat untuk menghasilkan suatu
pandangan yang luas dan dalam mengenai hakikat manusia .
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat hubungan antara filsafat dan
pendidikan. Umar Tirtarahardja dalam buku Pengantar Pendidikan
menjelaskan hubungan ini sebagai berikut :
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan Filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan
martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-
4
Umar Tirtarahardja, op. cit., h. 27.5
Ibid. h. 1.6
Berkaitan dengan kedudukan manusia sebagai kajian filsafat lihat Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar Populer (Cet. 20; Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007), h. 27-28.7
Ibid. h. 20-22.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 6/26
6
cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi lain, pendidikan merupakan
proses memanusiakan manusia… (Umar Tirtarahardja 2008, 84)
Sementara itu, pokok permasalahan filsafat telah pula berkembang
menjadi cabang-cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih
spesifik. Jujun Suriasumantri dalam buku Filsfat Ilmu menyebutkan cabang-
cabang filsafat tersebut antara lain mencangkup: 1) Epistemologi (Filsafat
Pengetahuan), 2) Etika (Filsafat Moral), 3) Estetika (Filsafat Seni), 4)
Metafisika, 5) Politik (Filsafat Pemerintahan), 6) Filsafat Agama, 7) Filsafat
Ilmu, 8) Filsafat pendidikan, 9) Filsafat Hukum, 10) Filsafat Sejarah, 11)
Filsafat Matematika (Suriasumantri 2008, 32-33).8 Dari semua cabang filsafat
ini, Filsafat Pendidikan telah berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu yang
coba menjawab kebutuhan pendidikan baik dalam teori maupun praktik.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1) Apakah filsafat pendidikan telah memenuhi syarat sebagai sebuah
disiplin ilmu ?
2) Bagaimanakah kedudukan filsafat pendidikan sebagai sebuah disiplin
ilmu ?
3) Apa objek kajian filsafat pendidikan ?
4) Bagaimanakah pendekatan filsafat pendidikan dalam mengkaji
masalah pendidikan ?
5) Bagaimanakah peran filsafat pendidikan dalam perkembangan teori
pendidikan ?
6) Bagaimanakah peran filsafat pendidikan dalam praktik pendidikan ?
7) Bagaimanakah perkembangan filsafat pendidikan sebagai sebuah
disiplin ilmu ?
C. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah filsafat pendidikan sebagai sebuah disiplin ilmu
berperan dalam perkembangan teori dan praktik pendidikan ?
8Bandingkan dengan Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar (Cet. 2; Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA, 2002), h. 3-5.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 7/26
7
BAB. II PEMBAHASAN
A. HAKIKAT DISIPLIN ILMU
A.1. Pengertian Displin Ilmu
Berikut ini adalah pengertian Ilmu yang didapat dari berbagai sumber :
1) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi pengertian terhadap
lema iImu sebagai berikut : Suatu pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yangdapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu
ekonomi dan sebagainya.9
2) Sementara itu, Lenzen dalam Mudyahardjo, meninjau ilmu dari segi
morfologis atau bentuk substansinya, sebagai pengetahuan sistematis
yang dihasilkan dari kegiatan kritis yang tertuju pada penemuan
(Lenzen dalam Mudyahardjo 2002, 9)
3) Moh. Nazir, Ph.D (1983) Mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari
suatu pengetahuan, baik natural atau pun sosial, yang sudah
terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum.10
4) Ahmad Tafsir (1992) Memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan
logis dan mempunyai bukti empiris.11
5) Sikun Pribadi (1972) Merumuskan pengertian ilmu secara lebih rinci (ia
menyebutnya ilmu pengetahuan), bahwa “ Obyek ilmu pengetahuan
ialah dunia fenomenal, dan metode pendekatannya berdasarkan
pengalaman (experience) dengan menggunakan berbagai cara seperti
observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dan sebagainya.
Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh fikiran atas dasar hukum
9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, “ Kamus Besar Bahasa Indonesia
Daring”, http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php . ( diakses pada tanggal 1 Maret 2012 ).10
Riski Amalia Putri, “Pondasi Ilmiah dalam Penyelenggaraan Pendidikan”, di akses dari,
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/karateristik-ilmu-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu-pondasi-ilmu-/mrdetail/14738/, pada tanggal 1 Maret 2012 pukul 09.12.11
Ibid.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 8/26
8
logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis,
induktif, kemudian ditentukan relasi antara data-data, diantaranya
relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi-relasi disusun menurut
suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang
terintegratif. Keseluruhan integratif itu kita sebut ilmu pengetahuan.” 12
6) Lorens Bagus (1996) Mengemukakan bahwa ilmu menandakan
seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang
sama dan saling keterkaitan secara logis.13
Suriasumantri (1984) menyatakan bahwa tiap-tiap pengetahuan
mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh
pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Ontologi merupakan asas dalam menetapkan
batas/ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan (objek formal dari
pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realitas (metafisika) dari objek
formal tersebut. Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana
materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh
pengetahuan. Sedangkan aksiologi merupakan asas dalam menggunakan
pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan
tersebut.
llmu merupakan pengetahuan yang aspek ontologis, epistemologis dan
aksiologisnya telah jauh lebih berkembang dibandingkan dengan
pengetahuan-pengetahuan lain dan dilaksanakan secara konsekuen dan
penuh disiplin. Dari pengertian ini berkembang pengertian ilmu sebagai
sebuah disiplin, yakni pengetahuan yang mengembangkan danmelaksanakan aturan mainnya dengan penuh tanggung jawab dan
kesungguhan.14 Pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat ilmiah
dikonotasikan sebagai disiplin karena pengetahuan ilmiah diproses lewat
12Ibid.
13
Ibid14Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Cet. 20; Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2007), h. 35.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 9/26
9
serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakukan dengan penuh
kedisiplinan.15
A.2. Syarat Disiplin Ilmu
Sebagaimana yang dapat dipahami dari pengertian akan displin ilmu,
maka tidak semua pengetahuan itu dapat disebut sebagai Ilmu. Suatu
pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan, sebagai berikut:
1) Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan
dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial).
Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam teori skolastikterdapat pembedaan antara obyek material dan obyek formal. Obyek
material merupakan obyek konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek
formal merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap ilmu.
Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara
obyek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain.16
2) Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi
pendekatan dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah
metode ilmiah. Dalam hal ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan
bahwa metode ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang
sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk
mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa
metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle
(1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap
sesuatu untuk memperoleh sesutu interrelasi. Selanjutnya pada bagian
lain Moh. Nazir mengemukakan beberapa kriteria metode ilmiah dalam
15Ibid.
16 Riski Amalia Putri, “Pondasi Ilmiah dalam Penyelenggaraan Pendidikan”, di akses dari,
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/karateristik-ilmu-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu-pondasi-ilmu-/mrdetail/14738/, pada tanggal 1 Maret 2012 pukul 09.12.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 10/26
10
perspektif penelitian kuantitatif, diantaranya: (a) berdasarkan fakta, (b)
bebas dari prasangka, (c) menggunakan prinsip-prinsip analisa, (d)
menggunakan hipotesa, (e) menggunakan ukuran obyektif dan
menggunakan teknik kuantifikasi. Belakangan ini berkembang pula
metode ilmiah dengan pendekatan kualitatif. Nasution (1996:9-12)
mengemukakan ciri-ciri metode ilimiah dalam penelitian kualitatif,
diantaranya : (a) sumber data ialah situasi yang wajar atau natural
setting , (b) peneliti sebagai instrumen penelitian, (c) sangat deskriptif,
(d) mementingkan proses maupun produk, (e) mencari makna, (f)
mengutamakan data langsung, (g) triangulasi, (h) menonjolkan rincian
kontekstual, (h) subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama
dengan peneliti, (i) verifikasi, (j) sampling yang purposif, (k)
menggunakan audit trail , (l)partisipatipatif tanpa mengganggu, (m)
mengadakan analisis sejak awal penelitian, (n) disain penelitian tampil
dalam proses penelitian.17
3) Pokok permasalahan (subject matter atau focus of interest ). ilmu
mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji.18
B. HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN
B.1. Pengertian Filsafat Pendidikan
B.1.1 Pengertaian Filsafat
Filsafat berasal dari kata philos, philein (cinta) dan sophos atau Sophia
(kebajikan, kebaikan, kebenaran). Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
17Ibid.
18Ibid.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 11/26
11
Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam
tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti
terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Bila berarti terbatas, filsafat
membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat
membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan filsafat
umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat
pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam,
maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering
dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena
kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja.
Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja,
diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas
permukaan laut saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar
gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan
renungan yang kritis. Tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan
manusia sebanyak mungkin dan menerbitkan serta mengatur semua itu
dalam bentuk sistematik. Dengan demikian filsafat memerlukan analisasecara hati-hati terhadap penalaran-penalaran sudut pandangan yang
menjadi dasar suatu tindakan.
B.1.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia
yang memenuhi kepribadian yang utama dan ideal. Pendidikan dapat
diartikan juga sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan suatu
usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam
membimbing, melatih dan mengajar dan enanamkan nilai-nilai serta dasar-
dasar pandangan hidup kepada generasi muda agar nantinya menjadi
manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya
sebagai manusia sesuai sifat hakiki dan cirri-ciri kemanusiaaan dengan kata
lain proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing
mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 12/26
12
kehidupan pribadinya sebagai mahluk individu dan mahluk social serta dalam
hubungannya dengan alam sekitarnya agar menjadi pribadi yang
bertanggung jawab.
B.1.3 Filsafat Pendidikan
Berikut ini adalah beberapa pengertian Filsafat Pendidikan dari
beberapa sumber :
1) Al-Syaibany mengartikan bahwa filsafat pendidikan yaitu aktifitas
pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan
untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.19
2) Barnadib mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni
ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam bidang pendidikan.20
3) Arifin mengungkapkan bahwa keberadaan filsafat dalam ilmu
pendidikan bukan merupakan insindental, artinya, filsafat itu
merupakan teori umum dari pendidikan, landasan dari semua
pemikiran mengenai pendidikan.21
4) Noor Syam mengemukakan filsafat pendidikan ialah niai dan
keyakinan keyakinan filosof yang menjiwai, mendasari dan
memberikan indentitas(karakteristik) suatu sistem pendidikan.
5) Filsafat Pendidikan menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang
bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya,
serta hakikat ilmu pendidikan yang bersangkut paut dengan analisis
kritis terhadap struktur dan kegunaannya. (B Othanel Smith dalam
Redja Mudyaharjo 2002, 5)
Jadi dapat disimpulkan bahwa Filsafat Pendidikan adalah adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan
19 Rino Sofiansyah, “Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam”, diakses dari
http://forum.uii.ac.id/index.php/home/topic.html?id=183 pada tanggal 2 Maret 2012 pukul 00.12.20
Ibid.21
“Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan”, diakses darihttp://makalahguru.blogspot.com/p/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat.html pada tanggal 2 Maret
2012 pukul 00.15.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 13/26
13
yang merupakan landasan bagi semua pendidikan untuk memperoleh
jawaban-jawaban bagi permasalahan.
B.2. Objek dan kedudukan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan merupakan satu bentuk filsafat khusus atau
terapan. Filsafat pendidikan dalam arti luas dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: 1) Filsafat Praktek Pendidikan dan 2) Filsafat Ilmu Pendidikan.
Filsafat Praktik Pendidikan adalah analisis kritis dan komperhensif
tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan
dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Tiga masalah pokok yang dibahas
dalam Filsafat Praktik Pendidikan adalah : 1) apakah sebenarnya pendidikan
itu; 2) apakah tujuan pendidikan itu sebenarnya; dan 3) dengan cara apa
tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai (Henderson dalam Mudyahardjo
2002, 5). Namun T.W. Moore mengemukakan tiga masalah lagi yang menjadi
bahasan Filsafat Praktik Pendidikan, yaitu: 1) hakikat kemanan manusia dan
pendidikan, 2) hakikat kesamaan manusia dan pendidikan, dan 3) hakikat
demokrasi dan pendidikan (T.W. dalam Mudyahardjo 2002, 5).
Filsafat Ilmu Pendidikan merupakan merupakan bagian dari Filsafat
Pendidikan yang menyelidiki pendidikan sebagai ilmu. Dengan demikian,
objek dari Filsafat Ilmu Pendidikan ini dapat dibedakan dalam empat
macam22, yaitu :
a) Ontologi Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat
substansi dan pola organisasi Imu Pendidikaan;
b) Epistemologi Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat
objek formal dan material Ilmu Pendidikan;
c) Metodologi Ilmu Pendidikan , yang membahas tentang hakikat
cara-cara kerja dalam menyusun Ilmu Pendidikan; dan
d) Aksiologi Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat nilai
kegunaan teoritis dan praktis Ilmu Pendidikan.
22Redja Mudyahardjo, op. cit., h. 6.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 14/26
14
B.4. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
Setidaknya ada lima aliran Filsafat yang sering disebutkan dalam studi
mengenai pendidikan. Nasution dalam bukunya Asas-asas kurikulum
menyebutkan kelima aliran tersebut sebagai : 1) aliran perennialisme, 2)
aliran idealisme, 3) aliran realisme, 4) aliran pragmatism dan 5) aliran
eksistensialisme.23
1) Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat
pragmatisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum.
Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal;
menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis.
Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah
disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk: mempertinggi taraf
kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah
kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan
realisme;
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates.
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan
jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat
rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan
dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita
melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang
serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu
tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang
mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
23S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, edisi 2 (Cet. 7; Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), h. 22-25.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 15/26
15
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi
gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam
pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya
tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat
murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya
sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya,
idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa
bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis
mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil
adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap
kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai
keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang
cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke
bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira,
prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling
atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan
latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan
berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut
kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal
dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan
jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah
memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa
saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti,
sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur,
mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan rohani yang berupa
angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan
lapangan metafisis di luar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 16/26
16
merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh
jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai
materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan
dunia daya hidup yang kreatif (Peursen, 1978). Aliran idealisme
kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga
melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang
dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada
yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian
seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang
kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya
terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan
kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea
merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang
nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan
bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan
tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan
yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali
kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya
kekal dan sedikit pun tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh
atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi
bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat
yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai
penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan
secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa
gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk
menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia.
Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh
karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk
kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992). Maka apabila kita
menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 17/26
17
pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa
angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir
bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga
kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai
kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.
Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka
dengan pandangan yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi
adalah alam pikiran (Ali, 1991). Sehingga, rohani dan sukma merupakan
tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam nyata tidak
mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme
mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang
sebenarnya adalah idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda
yang nyata sehingga yang kelihatan apa di balik nyata dan usaha-usaha
yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam raya.
Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain
karena pada prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat
pelik yang kadang-kadang tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi,
Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua prinsip pengenalan dengan
memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah jiwa atau
sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan
dunia tidak nyata, dunia kelihatan(boraton genos) dan dunia yang tidak
kelihatan (cosmos neotos). Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran
filsafat idealisme.
Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana
pengenalan terhadap idea bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang
ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan alam nyata belum tentu
bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya sukar
membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya
dengan Plato. Ini disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak
membahas tentang hakikat sesuatu daripada menampilkannya dan
mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena itu dapat kita
katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 18/26
18
akhir. Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah
filsafat tetap memberikan tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan
buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting
yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan
idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya.
Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran
utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh
persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga,
pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang
keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang kelima, pandangannya
tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990).
Plato adalah generasi awal yang telah membangun prinsip-prinsip
filosofi aliranidealis. George WE Hegel kemudian merumuskan aliran
idealisme ini secara komprehensif ditinjau secara filosofi maupun sejarah.
Tokoh-tokoh lain yang juga mendukung aliran idealisme antara lain
Plotinus, George Berkeley, Leinbiz, Fichte, dan Schelling serta Kant.
Ilmuan Islam yang sejalan dengan idealisme adalah Imam AlGhozali.
C. IMPLIKASI PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN
C.1. Implikasi dalam Pengembangan Teori Pendidikan
1) Munculnya filsafat p endidikan yang dipelopori oleh Plato.24 Menurut
Plato, setiap objek atau benda didunia fisik memiliki “ide” atau “bentuk”
abstrak yang menyebabkannya. Ide murni atau esensi dari benda ini
eksis secara independen dari materi, dan sesuatu akan hilang ketika
diterjemahkan ke dalam materi. Karenanya, jika kita berusaha
mendapatkan pengetahuan dengan memeriksa benda-benda yang kita
rasakan dan alami lewat indera, kita akan tersesat. Informasi Inderawi
24Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Penndidikan
pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia (Cet. 1; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h.29
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 19/26
19
hanya menghasilkan opini; ide-ide abstrak itu sendirilah satu-satunya
dasar dari pengetahuan yang benar.25
2) Lahir dan berkembangnya mazhab-mazhab / aliran-aliran filsafat
pendidikan, seperti: filsafat pendidikan idealisme, realisme,
eksperimentalisme/ instrumentalisme, dan eksistensialisme.
C.2. Implikasi dalam Praktek Pendidikan
Konsep-konsep filsafat umum ( metafisika, epistemologi, dan aksiologi)
menjadi dasar/landasan penyelenggaraan pendidikan (Landasan Filosofis
Pendidikan). Berikut ini merupakan penjelasan bagaimana Implementasi
Aliran Filsafat idealisme Pendidikan dalam tujuan, kurikulum dan metodependidikan serta peran guru dan siswa sebagai contoh.
Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri,
sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme
senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan
ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya
sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat idealisme ini
dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas.
Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa
spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai
apa adanya, tanpa adanya spiritual.
1. Tujuan Pendidikan
Menurut para filsuf idealisme, pendidikan bertujuan untuk membantu
perkembangan pikiran dan diri pribadi (self ) siswa. Mengingat bakat manusiaberbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus
sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan
bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya
pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat
25B.R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson, Theoris of Learning, diterjemahkan oleh Tri Wibowo B.S
dengan judul Teori Belajar , edisi 7 ( Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2008), h. 32.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 20/26
20
idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat
dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat
pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai
atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran
antara keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak
didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu
menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu
membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan
pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu
pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk
hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya
terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan
rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan
sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga
terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan,
kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan.
2. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan liberal danpendidikan vokasional/praktis. Pendidikan liberal dimaksudkan untuk
pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral. Pendidikan
vokasional dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan suatu
kehidupan/pekerjaan.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme
harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 21/26
21
banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan
pengalamannya senantiasa aktual.
3. Metode Pendidikan
Tidak cukup mengajar siswa tentang bagaimana berfikir, sangat
penting bahwa apa yang siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan.
Metode mangajar hendaknya mendorong siswa untuk memperluas
cakrawala, mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan morak
pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan
kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan
sosial, miningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswauntuk menerima nilai-nilai peradaban manusia (Callahan and Clark,1983).
4. Peran Guru dan Siswa
Para filsuf idealisme mempunyai harapan yang tinggi dari para guru.
Keunggulan harus ada pada guru, baik secara moral maupun intelektual.
Tidak ada satu unsur pun yang lebih penting di dalam sistem sekolah selain
guru. Guru hendaknya “bekerjasama dengan alam dalam proses
menggabungkan manusia, bertanggung jawab menciptakan lingkungan
pendidikan bagi para siswa. Sedangkan siswa berperan bebas
mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya”. (Edward J.Power,1982)
a) Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme
berfungsi sebagai:
b) Guru adalah personifikasi dari kenyataan si anak didik;
c) Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari
siswa;
d) Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik;
e) Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para
murid;
f) Guru menjadi teman dari para muridnya;
g) Guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid
untuk belajar;
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 22/26
22
h) Guru harus bisa menjadi idola para siswa;
i) Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa
menjadi teladan para siswanya;
j) Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif;
k) Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi
bahan ajar yang diajarkannya;
l) Tidak hanya murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para
siswa belajar;
m) Guru harus merasa bahagia jika anak muridnya berhasil;
n) Guru haruslah bersikap demokratis dan mengembangkan demokrasi;
o) Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 23/26
23
BAB. III PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan
tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman,
tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks,
yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta seputar pendidikan, dan
tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan semata .
Manusia merupakan sasaran pendidikan. Maka pengertian yang luas
dan mendalam tentang hakikat manusia sangat diperlukan bagi
perkembangan ilmu dan praktik pendidikan. Pengertian yang demikian
mengenai hakikat manusia dimungkinkan oleh kajian filsafat yang bersifat
komperhensif dan mendasar. Untuk itu, filsafat telah berkembang menjadi
beberapa cabang yang lebih spesifik objek kajiannya, filsafat pendidikan
adalah salah satunya.
Filsafat Pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan yang merupakan landasan bagi
semua pendidikan untuk memperoleh jawaban-jawaban bagi permasalahan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, Filsafat Pendidikan membahas hal-hal seperti :
1) apakah sebenarnya pendidikan itu; 2) apakah tujuan pendidikan itu
sebenarnya; dan 3) dengan cara apa tujuan pendidikan tersebut dapat
dicapai 4) hakikat kemanan manusia dan pendidikan, 5) hakikat kesamaan
manusia dan pendidikan, dan 6) hakikat demokrasi dan pendidikan. Selain itu
objek formal dari disiplin ini ialah : Ontologi, Epistemologi, Metodologi danaksiologi dari Ilmu
Munculnya filsafat p endidikan yang dipelopori oleh Plato.26 Serta Lahir
dan berkembangnya mazhab-mazhab / aliran-aliran filsafat pendidikan,
seperti: filsafat pendidikan idealisme, realisme, eksperimentalisme/
instrumentalisme, dan eksistensialisme adala merupakan implikasi filsafat
26Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Penndidikan
pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia (Cet. 1; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h.29
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 24/26
24
dalam pengembangan teori pendidikan, sedangkan penyelengaraan
pendidikan yang menjadikan konsep-konsep filsafat umum ( metafisika,
epistemologi, dan aksiologi) sebagai dasar/landasannya adalah merupakan
implikasi dalam praktek pendidikan.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 25/26
25
DAFTAR PUSTAKA
Alix Wijaya H.K. , 12 Pengertian Pendidikan , Alixwijaya, diakses dari
http://alixwijaya.com/2010/12-definisi-pendidikan-2.html, 1 Maret 2012.
B.R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson. Theoris of Learning. Tri Wibowo
B.S. 2008. Teori Belajar . Jakarta: Kencana,
Jujun Suriasumantri. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer .
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan. diakses dari
http://makalahguru.blogspot.com/p/pengertian-dan-ruang-lingkup-
filsafat.html. 2 Maret 2012.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Daring.
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php . 1 Maret 2012.
Redja Mudyahardjo. 2001. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal
Tentang Dasar-Dasar Penndidikan pada Umumnya dan Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Redja Mudyahardjo. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar .
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Rino Sofiansyah. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam. diakses dari
http://forum.uii.ac.id/index.php/home/topic.html?id=183 . 2 Maret 2012.
Riski Amalia Putri. Pondasi Ilmiah dalam Penyelenggaraan Pendidikan,
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/karateristik-ilmu-
pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu-pondasi-ilmu-/mrdetail/14738/, 1
Maret 2012.
S. Nasution. 2006. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
7/18/2019 Filsafat Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-pendidikan-sebagai-disiplin-ilmu 26/26
Umar Tirtarahardja. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.