filsafat pancasila
TRANSCRIPT
BAB IBAB I
PENDAHULUANPENDAHULUAN
1.1.1.1. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita
pelajari yaitu Pancasila dan Filsafat. Mempelajari Pancasila melalui pendekatan
sejarah agar dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di
tanah air kita Indonesia, peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan adalah yang ada
sangkut pautnya dengan Pancasila. Melalui pendekatan kami berharap untuk
mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan yang obyektif pula oleh
karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap obyektif sebagai salah satu
bawaan kodrat.
Kata “filsafat” diambil dari bahasa Arab. Perkataan dan istilah filsafat di
dalam bahasa Arab ialah Falsafah. Secara etimologi perkataan falsafah berasal dari
bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri dari dua suku kata, yakni philien yang
artinya “mencari” atau “mencintai” dan Sophia, artinya “kebenaran” atau
“kebijaksanaan”. Jadi, kata majemuk dari “philosophia” berarti : “daya upaya
pemikiran manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan”. Dari istilah
tersebut jelaslah bahwa orang berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran dan
mencari kebenaran, dan bukan memiliki kebenaran.
Bila kita kaji lagi, kebenaran itu adalah relative sifatnya, karena ada yang
dianggap benar pada waktu sekarang ini, dan mungkin pada masa yang akan datang
hal itu tidak benar lagi. Jadi, kebenaran yang mutlak adalah di tangan Tuhan Yang
Maha Esa. Mencari kebenaran dan memiliki kebenaran itulah tujuan semua filsafat,
dan akhirnya mendekati kebenaran sebagai kesungguhan. Tetapi kebenaran yang
sesungguhnya atau yang mutlak hanya ada pada Tuhan Yang Maha Esa.
Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis. Kegiatan kefilsafatan ialah
merenung. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu system
pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup,
maupun untuk memahami diri kita sendiri. Jika ditelaah lebih mendalam,
karakteristik berpikir filsafat memiliki tiga sifat pokok, yaitu:
1. Menyeluruh
2. Mendasar, dan
3. Spekulatif.
Sifat menyeluruh mengandung arti, bahwa cara berpikir filsafat tidaklah
sempit (fragmentaris atau sektoral), tetapi selalu melihat persoalan dari tiap sudut
yang ada. Sifat mendasar artinya bahwa untuk dapat menganalisa tiap sudut persoalan
tertentu perlu dianalisis secara mendalam. Sedangkan sifat spekulatif maksudnya
bukan menganalisis suatu persoalan dengan untung-untungan tetapi harus memiliki
dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa Indonesia itu
sendiri, karena Indonesia merdeka yang kemudian mengalami penderitaan akibat ulah
kolonialisme sehingga timbul perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme
tersebut kemudian bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan kemerdekaan dan
berhasil juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi kemerdekaannya itu
dengan pembangunan, Pancasila mempunyai peranan penting dalam seluruh
peristiwa tersebut.
Mengingat hal tersebut pertama tama secara runtun akan kami kemukakan
peristwa penyususnan dan perumusan Pancasila agar mengetahui bagaimana duduk
persoalan yang sesungguhnya sehingga masing-masing mendapat nilai yang wajar
dan tidak dilupakan. Disamping itu hal kedua yang kami anggap penting adalah
pengamalan Pancasila. Kami mengkonstatir bahwa pengmalan Pancasila telah
dilakukan pada masa – masa sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bahkan
juga sebelum masa tersebut.
BAB IIBAB II
PEMBAHASANPEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN FILSAFAT2.1. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
Ada beberapa pendapat yang antara lain mengatakan bahwa pada hakekatnya
sukar sekali memberikan definisi mengenai filsafat, karena tidak ada definisi yang
definitif. Sebenarnya pendapat yang demikian ini tidak hanya mengenai filsafat saja
akan tetapi juga menganai definisi lain. Terhadap berbagai kata berikut ini misalnya
ekonomi, hukum, politik, kebudayaan, negara, masyarakat, dan juga manusia, juga
terdapat definisinya, itupun bermacam-macam pula.
1. Pengertian menurut arti katanya, kata filsfat dalam Bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata Philein artinya Cinta dan
Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta
artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-
sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. Filsafat berarti Hasrat atau Keinginan yang sungguh-
sungguh akan kebenaran sejati.
2. Pengertian umum dari pengertian menurut kata-katanya tersebut di atas
filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan
yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran
hakekat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu dengan cara ini
jawaban yang akan diberikan berupa keterangan yang hakiki. Hal-hal mana
sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya.
3. Pengertian khsusus, karena filsafat telah mengelami perkembangan yang
cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai factor, misalnya ruang, waktu,
keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapat
mengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-
masing.
Ciri-ciri berfikir filosofi :
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh
Metafisika.
2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh
Epistemologi.
3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Ada berbagai aliran didalam filsafat ada suatu bukti bahwa bemacam-macam
pendapat yang khsusus yang berbeda satu sama lain, misalnya:
- Rationalisme mengagungkan akal
- Materialisme mengagungkan materi
- Idealisme mengagungkan idea
- Hedonisme mengagungkan kesenangan
- Stoicisme mengagungkan tabiat salah
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah
ilmu adalah:
1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah
alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan
spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme
dialektik dan materialisme humanistis.
2. Idealisme, yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide
yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme
subjektif dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia
materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap
mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada
kemampuan minusia.
Aliran – aliran tersebut mempunyai kekhususan masing-masing dengan
menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti dan harus diberi tempat
yang tinggi, misalnya kesenangan, kesolehan, kebendaan, akal dan idea.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak.
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
2.1.1. FILSAFAT SEBAGAI PRODUK 2.1.1. FILSAFAT SEBAGAI PRODUK (PHILOSOPHY AS PRODUCT)(PHILOSOPHY AS PRODUCT)
Filsafat Sebagai Produk yaitu :
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran
dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu
aliran atau sistem filsafat tertentu.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia
sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.
Produk dari aktivitas berfilsafat adalah pemahaman (understanding), yakni
klarifikasi kata, ide, konsep, dan pengalaman yang semula membingungkan atau
kabur sehingga bisa menjadi jernih dan dapat dimanfaatkan untuk pencarian
pengetahuan lebih lanjut. Filsafat dengan “P” capital adalah suatu bangun pemikiran
yang secara internal bersifat konsisten dan tersusun dari respon-respon yang dibuat
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam proses berfilsat. Pertama-tama,
Filsafat memang tampak sebagai suatu jawaban, posisi sikap, konklusi, ringkasan
akhir, dan juga rencana final.
Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan,
ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori riter atau tertentu yang
merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai cirri-ciri tertentu.
Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia sebagai hasil
aktivitas berfilsafat dengan rite-ciri khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan
berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan masalah filsafat ini diselesaikan
dengan kegiatan berfilsafat sebagai proses yang dinamis.
Kita dapat memahami filsafat dengan meneliti objeknya. Para ahli
menerangkan bahwa objek memahami filsafat itu dibedakan atas:
1. Objek material atau objek materiil filsafat;
Yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materiil
konkret, phisis maupun nonmaterial abstrak, psikhis. Termasuk pula
pengertian abstrak logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan
demikian objek filsafah tidak terbatas.
Objek material filsafat merupakan sasaran kajian filsafat;
yakni segala yang “ada”, konkrit-abstrak, maujud-tidak maujud;
materiil-immateriil; phisik-non phisik; manifest-laten.
2. Objek forma atau objek formal filsafat;
Yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti hakikatnya
sedalam-dalamnya. Atau mengerti objek materia itu secara hakiki,
mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the
nature of everything).
Objek formal filsafat adalah sudut pandang kefilsafatan dalam
mengkaji objek materialnya itu, misalnya dari sudut ontologi (hakikat
ada), epistimologi (hakikat pengetahuan), aksiologi (filsafat nilai) dll.
Objek forma inilah sudut pandang yang membedakan watak
filsafat dengan ilmu pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti
hakikat sesuatu sedalam-dalamnya. Tapi sesungguhnya, tiap ilmu
pengetahuan pun mempunyai kedua-dua objek itu, objek material dan
objek forma. Hanya tertentu objek materi ilmu pengetahuan amat
terbatas dan tertentu.
Demikian pula objek forma ilmu pengetahuan, sudut
pandangan ilmu pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan tertentu pula.
Misalnya objek materia ilmu jiwa, ilmu ekonomi, ilmu kesehatan,
sosiologi, ilmu pendidikan dan sebagainya adalah sama, yaitu
manusia. Karena objek forma masing-masing ilmu tersebut berbeda,
maka dengan mudah dapat dibedakan ilmu yang satu dengan ilmu
yang lain.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa objek materiil suatu ilmu dapat saja sama,
identik. Tetapi objek forma ilmu tak mungkin sama. Sebab objek forma ialah sudut
pandangan, tujuan penyelidikan. Objek forma menyelidiki segala sesuatu secara
sungguh-sungguh dan mendalam sampai keakar-akarnya agar dapat mengerti hakikat
yang sebenarnya.
2.1.2. 2.1.2. FILSAFAT SEBAGAI PROSES ((PHILOSOPHY AS PROCESS)FILSAFAT SEBAGAI PROSES ((PHILOSOPHY AS PROCESS)
Filsafat di artikan dalam bentuk aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan
suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai
dengan objeknya. Dalam hal ini merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses
yang dinamis dengan menggunakan suatu metode tersendiri.
Filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dengan
menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek
permasalahannya. Filsafat merupakan suatu riter pengetahuan yang dinamis tidak
hanya sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai suatu
riter nilai tertentu tetapi lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang
dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.
Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses
pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu
yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafah merupakan
suatu system pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafah dalam pengertian ini tidak
lagi hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni, dan
dipahami sebagai suatu system nilai tertentu, tetapi lebih merupakan suatu aktivitas
berfilsafah, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode
tersendiri.
Filsafat sebagai aktivitas berfilsafat (the activity of philosophizing). Tercakup
di dalamnya adalah aspek-aspek:
(a). analisis (the analytic),
yakni berkaitan dengan aktivitas identifikasi dan pengujian asumsi-
asumsi dan criteria-kriteria yang memandu perilaku.
(b). evaluasi (the evaluative),
berkaitan dengan aktivitas kritik dan penilaian tindakan.
(c). spekulasi (the speculative),
berhubungan dengan pelahiran nalar baru dari nalar yang ada
sebelumnya.
(d). integrasi (the integrative),
yakni konstruksi untuk meletakkan bersama atau mempertautkan
kriteria-kriteria atau pengetahuan atau tindakan yang sebelumnya terpisah
menjadi utuh.
Jadi, proses filosofis itu membangun dinamika dalam perkembangan
intelektual.
2.1.3. 2.1.3. CABANG-CABANG FILSAFAT CABANG-CABANG FILSAFAT (Drs. Kaelan, 2002: 22-35)(Drs. Kaelan, 2002: 22-35)
Filsafat timbul karena adanya persoalan-persoalan yang dihadapi manusia.
Maka muncullah cabang-cabang filsafat sesuai dengan pemikiran dan problema yang
dihadapi oleh manusia. Cabang-cabang filsafat yang tradisional terdiri atas logika,
metafisika, epistemology dan etika. Namun demikian berangsur-angsur berkembang
sejalan dengan persoalan yang dihadapi oleh manusia. Cabang-cabang filsafat yang
pokok antara lain :
1. Metafisika
Yang berkaitan dengan persoalan tentang hakikat yang ada (segala
sesuatu yang ada). Persoalan metafisika dapat diperinci menjadi tiga
persoalan, yaitu riteria membahas tentang sifat dasar dari kenyataan yang
terdalam, kosmologi membahas tentang hakikat alam semesta sebagai suatu
riter yang teratur dan antropologi yang membahas bagaimana hakikat
perbedaan makluk hidup manusia dengan makhluk hidup lain.
Aliran dalam Metafisika antara lain dari segi kwantitas adalah
monisme dengan tokohnya Thales (625-545), Anaximander (610-647), dan
Anaximenes (585-528). Dualisme oleh Plato (428-348 SM), Rene Descartes
(1596-1650), Leibniz (1946-1716), Leibniz (1946-1716) dan Immanuel Kant
(1724-1804). Pluralisme oleh Empedokles (490-430SM), dan Anaxagoras
(500-428 SM). Dari segi kwalitas antara lain Spiritualisme, tokohnya Plato
dan Leibniz serta aliran materialism. Dari segi proses, yaitu Mekanisme oleh
Leucippus dan Demokritus, serta Republik Descartes. Telelogis oleh Plato
dan Aristoteles. Vitalisme tokohnya Hans Adolf Edward Driesch (1867-1940)
dan Bergson (1859-1941).
2. Epistemologi
Yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan, yaitu tentang
sumber, watak, dan kebenaran pengetahuan. Aliran-aliran dalam bidang
pengetahuan antara lain Rasionalisme oleh Rene Descartes, Spinoza dan
Leibniz. Empirisme oleh John Locke dan David Hume. Realisme tokohnya
Aristoteles George Edward Moore dan Bertand Russell. Kritisme oleh
Immanual Kant. Positivism dengan tokoh August Comte. Skeptisisme oleh
Rene Descrates. Pragmatime oleh C.S Pierce dan William James.
3. Metodologi
Yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah. Hal ini
sangat penting dalam ilmu pengetahuan terutama dalam proses
perkembangannya.
4. Logika
Yang berkaitan dengan persoalan penyimpulan
5. Etika
Yang berkaitan dengan persoalan moralitas tentang pertimbangan-
pertimbangan tindakan-tindakan baik dan buruk, susila dan tidak susila, etis
dan tidak etis dalam hubungan antar manusia. Etika dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu etika riteria , etika deduktif, dan metaetika.
Aliran-aliran dalam bidang etika antara lain adalah Idealisme atau
yang disebut Idealisme Etis oleh Immanuel Kant. Etika riteria misalnya
Utilitarisme. Hedonisme oleh Jeremy Bentham. Utilatianisme oleh Bentam
dan Mill bersaudara. Intuisionisme, tokoh-tokohnya H.A Prichard E.F Carrit
dan W.D Ross.
6. Estetika
Yang berkaitan dengan persoalan keindahan, membicarakan tentang
definisi, susunan dan peranan keindahan terutama dalam seni. Filsafat
berkembang sesuai dangan perkembangan peradaban manusia, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Cabang-cabang filsafat yang beru atau yang
disebut filsafat khusus antara lain Filsafat hukum yang membahas hakikat
hokum, filsafat bahasa tentang hakikat bahasa, filsafat social yaitu membahas
tentang hakikat hubungan atau interaksi manusia dalam masyarakat, filsafat
ilmu yaitu membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan, filsafat politik
membahas tentang hakikat mesyarakat dan Negara dengan segala aspeknya,
filsafat kebudayaan yaitu membahas tentang hakikat kebudayaan, filsafat
lingkungan membahas tentang hakikat hugbungan manusia dengan
lingkungannya, dll.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
http://dedihendriana.wordpress.com/category/filsafat-pendidikan/
http://www.antoe.web.id/?p=454
http://kancanaasli.blogspot.com/2009/09/pengantar-filsafat.html
http://pakguruonline.pendidikan.net/
buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html#top
http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-filsafat-pancasila-tentang.html