filsafat pancasila 2003
DESCRIPTION
bdjbajdbjbdjTRANSCRIPT
KEBENARAN DAN KONTEKSNYA DALAM PANCASILA
Oleh: Victor Delvy Tutupary
Jimmy JeniartoMoch Najib Yuliantoro
Mashudi
KEBENARANTRUTH (Ingrris) TREOWTH (Anglo-Saxon) VERITAS (Latin) ALETHEIA (YUNANI)
PROBLEM KEBENARAN
• Kebenaran : Menjadi problem sejak awal berdirinya filsafat, mungkin dapat dikatakan juga menjadi problem sampai sekarang.
• Probelem kebenaran: para filosof Yunani kuno ada yang menjadikan indera sebagai standar untuk mengenali/mengetahui benar atau salah. Ada yang mengingkarinya, sehingga benar-salah dikembalikan pada akal. Hal ini juga ada yang mengingkarinya bahwa setiap sesuatu pasti mengandung banyak kemungkinan karenanya tidak ada kebenaran dalam wujud mutlak.
KEBENARAN : ASPEK SEJARAH FILSAFAT• Empirisme• Rasionalisme• Kritisisme • Relativisme• Positvisme• Pragmatisme• dan isme-isme yang lainPada puncaknya perdebatan-perdebatan tentang “kebenaran”
pada Konferensi Filsafat di Eidelberg tahun 1908
STANDAR-STANDAR KEBENARAN Para filosof terjadi banyak perbedaan dalam
menjadikan standar-standar untuk mengenali kebenaran.
• Protagoras: bahwa kebenaran adalah bersifat relatif (relativisme) yang bergantung pada anggapan individu masing-masing.
• aristoteles : korespondensi bahwa pernyataan yang dianggap benar-salah disesuaikan dengan suatu fakta-fakta kasus.
• Plotinos : identitas (adanya kesamaan antara pemikiran dan hal benda)
• Hobbes : kebenaran sebagai pengaturan nama-nama dengan tepat. Karenanya kebenaran merupakan atribut-atribut dari ucapan bukan dari hal-hal kebendaan
• Peirce (pendiri pragmatisme): kebenaran merupakan hasil dari penelitian.
• William james : kebenaran adalah yang layak dan berguna yang dapat membawa diri kita. Karenanya kebenaran dapat berubah
• F. H. Bradley (penganut teori koherensi kebenaran): bahwa kinerja akal menghasilkan kebenaran universal yang mendorong akan pengalaman Absolut, karenanya Sang Absolut adalah Sang Kebenaran.
TEORI-TEORI KEBENARAN• CORRESPONDENCE: Adanya persesuain antara penilaian
dengan realitas luar atau sesuai dengan fakta. • Consistency : mengandalkan deduksi rasional• Coherency: adanya korelasi dengan penilaian yang
sebelumnya telah dikenal dan berlaku• Obviousness (kenyataan): kebenaran yang melalui
pengambil kesimpulan dengan panca indera yang dapat menghilangkan keraguan.
• Utility (mamfaat): adanya bukti mamfaat. Karenanya hakekat benar adalah yang bermamfaat.
• Verivication: proses menentukan kebenaran dari suatu pernyataan dengan metode empiris.
1. Teori Kebenaran Korespondensi2. Teori Kebenaran Koherensi3. Teori Kebenaran Pragmatis
Teori-Teori Kebenaran
Sebuah proposisi dapat dikatakan benar jika dan hanya jika proposisi tersebut sesuai dengan fakta-fakta.Sebuah proposisi tidak dapat dikatakan benar jika hanya bermodalkan kepercayaan.Sebuah proposisi tidak dapat benar sekaligus salah pada saat yang bersamaan.
Teori Kebenaran Korespondensi
Sebuah konklusi menjadi benar jika sesuai dan berkaitan dengan proposisi-proposisi yang mendahuluinya
Teori Kebenaran Koherensi
Kepercayaan yang benar adalah jika dan hanya jika dapat membawa manfaat dan dapat didaya gunakan, sedangkan kepercayaan yang salah adalah yang tidak bermanfaat.
Teori Kebenaran Pragmatis
• Pancasila perlu dikaji dari dimensi ontologi, aksiologi dan epistemologi
• Usaha akademis-teoritis Soediman Kartohadiprodjo, Notonagoro (renungan Aristotelian), Drijarkara (renungan eksistensialisme), A.M.W Pranarka, Prof. Koentowibisono (Pancasila sbg paradigma dan orientasi keilmuan)
Pancasila sebagai Kajian Filsafat
• Pancasila 5 kata dasar: Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
• Jika diberi imbuhan ke-an & per-an, berubah menjadi suatu pengertian:- abstrak, artinya, kekongkretannya tidak dapat dijelaskan dan ditangkap dengan panca indera, melainkan hanya ada di dalam pikir belaka - umum; umum seumum-umumnya, - universal; luasnya tidak terbatas; jelasnya tidak terbatas dalam jumlah hal yang termasuk di dalamnya; dan tidak terbatas pula pada tempat di mana dan waktu kapan adanya.
PR – Pancasila yang perceivable???
Logika Internal Pancasila1. Menerima Pluralitas sila ke-1 Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Jaminan atas HAM sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan
beradab. 3. Solidaritas sebagai Manusia Sila ke 3: Persatuan
Indonesia4. Demokrasi dengan 2 syarat: (1) pengakuan terhadap
jaminan HAM dan memastikannya menjadi prinsip mayoritas, bukan “kediktatoran” mayoritas. (2) kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas pertimbangan taat hukum. Sila ke 4
5. Keadilan sosial; norma paling dasar dalam kehidupan masyararakat Sila ke 5
PR: LINGKUNGAN??
PANCASILA SEBAGAI OBJEK PENGETAHUAN
1. Sumber pengetahuan Pancasila• Bangsa Indonesia• Bersifat korespondensi
2. Susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan (besifat formal logis)• Susunan sila-sila Pancasila.
Bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal. • Isi arti sila-sila Pancasila. • Umum universal. Merupakan hakikat sila-sila
Pancasila. Pangkal tolak derivasi pelaksanaan bidang-bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.
• Umum kolektif. Sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia, terutama dalam tertib hukum indonesia.
• Khusus dan konkrit. Realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat yang khusus kongkrit serta dinamis.
PANDANGAN PANCASILA TENTANG PENGETAHUAN MANUSIA
• Hakikat manusia monopluralis, memiliki unsur-unsur pokok susunan kodrat:1. Jasmani
Fisis anorganisVegetatifAnimal
2. RohaniAkal: pengetahuan yang benarRasa: kemampuan estetisKehendak: etika
• Tingkat-tingkat pemikiran: memoris, reseptif, kritis dan kreatif.
• Tranformasi pengetahuan: demonstratsi, imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi, dan ilham.
Pancasila mengakui kebenaran:• Rasio• Empiris• Intuisi• Wahyu• Konsensus
Pancasila memandang bahwa ilmu tidak bebas nilai