filsafat ilmu

10
TUGAS MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER FILSAFAT ILMU TENTANG ; FENOMENA ILMU HITAM (SANTET) Dosen Pengampu ; Dr. Muhammad Azhar, MA Oleh : Ihram Radjasa 20090730011 JURUSAN EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Upload: ihram-radjasa

Post on 03-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Ringkasan Pandangan Filsafat Ilmu Tentang Fenomena Ilmu Hitam (Santet)

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat Ilmu

TUGAS MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER

FILSAFAT ILMU

TENTANG ; FENOMENA ILMU HITAM (SANTET)

Dosen Pengampu ; Dr. Muhammad Azhar, MA

Oleh :

Ihram Radjasa 20090730011

JURUSAN EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2013

Page 2: Filsafat Ilmu

A. Uraian pandangan para pakar tentang fenomena “Ilmu Hitam” (Santet) ???

Jawaban :

Menurut Ahmad Syafi’I Mufid Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, sehingga

tidak asing lagi di telinga kita mengenai perbedaan ragam budaya, adat istiadat, maupun

mengenai keyakinan. Di Indonesia, kehidupan spiritual tampakya juga tidak pernah redup.

Memang agama, bagi masyarakat Indonesia, selain merupakan bagian dari tradisi itu sendiri,

tampaknya adalah suatu identitas sekaligus sumber moral dan spiritual yang tidak mungkin

ditinggalkan. Kebudayaan adalah kompleks yang mengungkap pengetahuan, kepercayaan,

keseniaan dan moral.

Di dalam kebudayaan bermacam kekuatan yang harus dihadapi seperti kekuatan gaib

maupun kekuatan lainnya, selain itu manusia dan masyarakat juga memerlukan kepuasan

dibidang spiritual maupun materil. Selain yang kompleks di atas, adapun kaidah-kaidah yang

dinamakan peraturan biasanya sengaja dibuat dan mempunyai sanksi tegas. Peraturan bertujuan

membawa suatu kerahasiaan dan memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan keadaan

lahiriah maupun batiniah. Di negara kita sudah lama dengan adanya kejahatan yang dipandang

bersumber dari dunia lain (otherworldly power) yang senantiasa menarik perhatian, seperti

santet, dan sihir.

Sedangkan menurut pakar Hukum Soejono Dirjosusworo Sebagaimana diketahui bahwa,

budaya hukum iklim pikiran masyarakat dan kekuatan masyarakat yang menentukan bagaimana

suatu hukum itu digunakan, dihindarkan atau disalah gunakan. Adapun inti budaya hukum

sebagai budaya non-material ataupun spiritual adalah nilai-nilai yang merupakan konsepsi-

konsepsi abstrak mengenai apa yang baik (sehigga harus dianuti) dan apa yang buruk (sehigga

Page 3: Filsafat Ilmu

harus dihindari). Nilai-nilai tersebut merupakan dasar dari etika (mengenai apa yang benar dan

yang salah), norma atau kaidah (yang berisikan suruhan, larangan atau kebolehan) dan pola

perilaku manusia.

Istilah mistisisme atau mistik sering digunakan untuk merujuk kepada kepercayaan yang

murni atau praktik aspek metafisis dan dimensi internal agama, sementara masih berkaitan

dengan doktrin keagamaan arus utama. Sebagai contoh, kabbalah adalah gerakan mistik yang

signifikan dalam Yudaisme, dan tasawuf adalah gerakan mistik yang signifikan dalam Islam.

Sudah dipahami bahwa dalam kata mistik itu terkandung sesuatu yang misterius, yang tidak bisa

dicapai dengan cara-cara biasa atau dengan usaha intelektual.

Prof. Kuntowijoyo telah membagi tingkat evolusi pemikiran manusia yaitu mitos,

ideologi dan ilmu. Beliau menjelaskan bahwa periode mitos berlangsung sebelum dan pada abad

ke 19 serta awal abad ke 20. Bahkan hingga saat inipun sebetulnya, mitos maupun mistik

ternyata masih terus mempengaruhi pemikiran manusia Indonesia. Bahwa, dapat diasumsikan

sebetulnya mistik tersebut mempengaruhi pemikiran manusia Indonesia, sehingga menjadi

bagian dari suatu budaya dan pada akhirnya mempengaruhi aturan hidup manusia Indonesia.

Dan saya dapat simpulkan mengenai pendapat-pendapat dari para pakar diatas bahwa

Santet pada dasarnya merupakan kejahatan spiritual (metafisika), yang merupakan kejahatan

baru berdimensi lama. Masyarakat kita masih percaya kepada hal tersebut di atas. Dan secara

sosiologis memang hal ini ada di dalam masyarakat, tetapi dalam praktek penegakan hukum

jarang pernah untuk digunakan atau diterapkan. Santet merupakan fenomena yang cukup sensitif

dalam masyarakat, sementara hukum kurang memberi ruang baginya, jadi mudah dipolitisir.

Page 4: Filsafat Ilmu

B. Pandangan Saya tentang fenomena Santet menggunakan teori filsafat realisme-

empirisme.

Jawaban :

Dalam mata kuliah Filsafat Pengetahuan (Philosophy of Knowledge) yang didiskusikan

tidak hanya tidak hanya pengetahuan sain (science), didiskusikan juga seluruh yag disebut

pengetahuan termasuk pengetahuan yang “aneh-aneh” seperti pelet, kebal, santet, saefi dan lain-

lain.Manusia ingin tahu lantas ia mencari. hasilnya ia tahu sesuatu. sesuatu itulah yang disebut

dengan pengetahuan. pengetahuan ialah semua yang diketahui, titik.

Salah satu tujuan perkuliahan Filsafat Pengetahuan ialah agar kita mengetahui kapling

pengetahuan, kita akan dapat memperlakukan memperlakukan pengetahuan masing-masing

pengetahuan itu sesuai dengan kaplingnya. Pengetahuan sain ialah pengetahuan yang rasional

dan didukung bulti empiris. Namun, gejala yang paling menonjol dalam pengetahuan sain adalah

adanya bukti empiris itu. Pengetahuan sain itu mempunyai paradigma dan metode tertentu.

Paradigmanya disebut paradigma sain (scientific paradigm) dan metodenya disebut metode

ilmiah (metode sain, scientific method). Formula utama dalam pengetahuan sain adalah buktikan

bahwa itu rasional dan tunjukan bukti empirisnya.

Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat 

mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh

Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika

membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat

diserap oleh pancaindra. Pengertian secara umum, Mistik adalah pengetahuan yang tidak

rasional. Pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau

keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari

ketergantungan pada indera dan rasio.

Metafisika mengkaji segala sesuatu secara komprehensif. Menurut Asmoro

Achmadi (2005;14), metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan sesuatu yang

bersifat “keluarbiasaan” ( beyond nature ), yang berada di luar pengalaman manusia (immediate

experience). Menurut Ahmadi , metafisika mengkaji sesuatu yang berada di luar hal-hal yang

Page 5: Filsafat Ilmu

berlaku pada umumnya( keluarbiasaan ), atau hal-hal yang tidak alami, serta hal-hal yang berada

di luar kebiasaan atau diluar pengalaman manusia.

Aristoteles menyinggung masalah metafisika dalam karyanya tentang ‘filsafat pertama’,

yang berisi hal-hal yang bersifat ghaib. Menurutnya, ilmu metafisika termasuk cabang filsafat

teoretis yang membahas masalah hakikat segala sesuatu, sehingga ilmu metafisika menjadi inti

filsafat.

Pengetahuan metafisika ( mistik ) adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio,

maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio. Pengetahuan ini

kadang-kadang memiliki bukti empiris tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.

Tafsiran paling pertama yang diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat

wujud-wujud bersifat ghaib ( supranatural ) dan wujud ini lebih kuasa dibandingkan dengan

alam nyata.

Animisme, mengembangkan metafisika bahwa alam dan manusia dikuasai oleh wujud-

wujud yang bersifat ghaib dan magis. misalnya  (roh-roh yang bersifat ghaib terdapat pada

benda, seperti batu, pohon) merupakan contoh kepercayaan yang berdasarkan pemikiran

supernaturalisme.

Naturalisme yaitu paham yang menolak pendapat bahwa terdapat wujud-wujud yang

bersifat supernatural karena naturalism hanya menerima pandangan yang menyatakan bahwa ada

itu semata-mata realitas alam.

Materialisme yang merupakan turunan naturalisme merupakan paham yang berpendapat

bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh yang kekuatan ghaib, melainkan oleh

kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.

Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau

himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof

menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.

Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-

benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di

bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda

material atau rajah.

Page 6: Filsafat Ilmu

Ketiga,mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga

menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok

pesulap ( sya’badzah ).

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang biasa saya utarakan mengenai fenomena Ilmu Hitam (Santet)

adalah sebagai berikut :

1. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat 

mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara

menyeluruh Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam

nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa

dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.

2. Struktur pengetahuan mistik, jika dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, mistik biasa

dan mistik magis, mistik magis sendiri terbagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan

mistik magis hitam, yang masing-masing mempunyai perbedaan yang mendasar dalam

segi kefilsafatannya.

3. Dalam pemahaman atau pemikiran ontology dapat ditemukan pandangan- pandangan

pokok pemikiran seperti monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan agnotisisme.

Dan  pada pengetahuan mistikpun mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu. meski mistik

lebih bersifat batiniyah, ghaib dan terkadang rasional dan empiris, tapi mistik bisa

dijelaskan secara ilmiah namun melalui proses yang sangat panjang.

4. Dalam mempelajri pengetahuan mistik (metafisika) diharapkan agar kita sebagai manusia

tetap menjaga pengetahuan mistik, karena manusia memiliki sel ketuhanan yang erat

kaitannya dengan tuhan. Supaya menggunakan Pengetahuan Mistik sesuai dengan

kapasitasnya dan untuk jalan kebaikan dan mengarahkannya pada jalan kebenaran.

Page 7: Filsafat Ilmu

DAFTAR PUSTAKA

1. Soejono Dirjosusworo, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 1983), h. 90.

2. Ahmad Syafi’I Mufid, Tangklukan, Abangan, dan Tarekat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), Ed. 1, h. vii.

3. http://www.mail-archive.com/forum-pembaca [email protected]/msg39706.html

(Artikel ini diakses pada 20 April 2013).

4. Susanto, A . 2011 . Filsafat Ilmu : Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,

Epistemologis, dan Aksiologis . Jakarta : Bumi Aksara.