filsafat ilmu

Upload: tias

Post on 16-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    1/11

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangFilsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa

    pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan

    implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di

    sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat denganepistemologi danontologi.

    Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan

    sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa

    adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk

    mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat

    diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola

    berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan

    realitas.

    Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan

    pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha

    membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan

    demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat runtut

    yang jelas dari mana suatu ilmu pengetahuan berasal. Karena sifat yang operasional tersebut,

    ilmu pengetahuan tidak dapat menempatkan diri dengan mengambil bagian dalam

    pengkajiannya. Maka dari pendahuluan ini saya akan merumuskan masalah apa saja yang ada

    dalam penjelasan makalah ini.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafathttp://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ontologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ontologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    2/11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. FilsafatFilsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu Philos dan Sophie,

    Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Sophia dapat

    diartikan kebijaksanaan. Jadi filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana

    berarti mendalami hakekat sesuatu. Kata philosopos diciptakan untuk menekankansesuatu

    pemikiran Yunani seperti Pythagoras (582-496 SM) dan plato (4286-328 SM) yang mengkritik

    para sofis yang berpendapat bahwa mereka tahu jawaban atas semua pertanyaan. Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengansedalamdalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu itu, fungsi, ciricirinya,

    kegunaannya, masalahmasalahnya serta pemecahanpemecahan terhadap masalah masalah

    itu.

    Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk

    memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.

    Menurut Prof. Dr. Conny R. Semiawan, dkk. (1998) untuk menetapkan dasar pemahaman

    tentang filsafat ilmu sangat bermanfaat untuk menyimak empat titik pandang di dalam filsafat

    ilmu, yaitu sebagai berikut :

    a) Filsafat ilmu adalah perumusan world views yang konsisten dengan dan pada beberapa

    pengertian didasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting.

    b) Filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dan presuppositions dan predispositions dari para

    ilmuan. Pandangan ini cenderung mengasimilasikan filsafat ilmu dengan sosiologi.

    c) Filsafat ilmu adalah suatu disiplin yang di dalamnya konsep dan teori tentang ilmu

    dianalisis dan diklasifikasikan.

    d) Filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua (second order criteriology).

    Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

    a) Filsafat ilmu dalam arti luas : menampung permasalahan yang menyangkut hubungan ke

    luar dari kegiatan ilmiah.

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    3/11

    b) Filsafat ilmu dalam arti sempit : menampung permasalahan yang bersangkutan dengan

    hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyengkut sifat pengetahuan

    ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah. (Becrling, 1988).

    B. Ontologi1. Pengertian ontologi

    Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang

    mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara

    tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini

    menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Gruber (1991)

    memberikan definisi yang sering digunakan oleh beberapa orang, definisi tersebut adalah

    Ontologi merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari konseptualisme. Sebuah

    ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan

    sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base.

    a. Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontosada,dan Logosilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.

    b. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun

    rohani/abstrak (Bakhtiar , 2004)

    c. Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kitaketahui, seberapa jauh kita ingintahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian

    mengenai teori tentang ada. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

    a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah, b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek

    tersebut dan bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia

    (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

    d. Menurut Pandangan The Liang Gie (2000)Ontologi adalah bagian dari filsafat dasaryang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi

    persoalan-persoalan Apakah artinya ada, hal ada.

    e. Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari KonsepsiAristoteles Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik

    dasar dariseluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis

    untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    4/11

    menentukanarti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh

    Aristoteles abad ke-4 SM).

    Dengan demikian dapat disimpulkan Ontologi merupakan adalah suatu teori

    tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang

    mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat,

    ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada dan bagian dari bidang filsafat yang

    mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara

    tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri.

    2. Aliran-Aliran Dalam OntologiSecara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari

    realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Di dalam pemahaman ontologi dapat

    diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :

    1) MonoismePaham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu

    hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber

    asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat

    masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme oleh Thomas Davidson

    disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terebagi ke dalam dua aliran:

    a. MaterialismeAliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan

    rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat

    mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi,

    yang lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri

    sendiri. Jiwa dan ruh merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran

    dengan dengan salah satu cara tertentu. Alasan mengapa aliran ini berkembangsehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah:

    Pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanyadijadikan kebenaran terakhir.

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    5/11

    Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yangabstrak.

    Penemuan-penemuan menunjukan betapa bergantungnya jiwa pada badan.

    Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani.

    Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini. Dalam sejarahnya manusia memang

    bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ.

    Kesemuanya itu memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah

    benda.

    b. IdealismeAliran idealisme dinamakan juga spiritualisme. Idealisme bderarti serba

    cita sedang spiritualisme berarti serba ruh. Idealisme diambil dari kata Idea,

    yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat

    kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis

    dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau

    zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. Alasan aliran ini yang

    menyatakan bahwa hakikat benda adalah ruhani, spirit atau sebangsanya adalah:

    Nilai ruh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagikehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya.

    Sehingga materi hanyalah badannya bayangan atau penjelmaan.

    Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya. Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada,

    yang ada energi itu saja.

    Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran plato (428-348SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti

    ada idenya, yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang

    menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu.

    Jadi idealah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.

    2) Dualisme

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    6/11

    Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang

    saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme

    materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena

    adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam perkembangan

    selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan

    menyelaraskan kedua aliran tersebut di atas. Sebuah analogi dapat kita ambil

    misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya.

    Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesedihan biasanya

    badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.

    Aliran dualisme berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat

    sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad

    dan spirit. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan

    berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan

    kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua

    hakikat ini dalam diri manusia. Tokoh paham ini adalah Descrates (1596-1650 M)

    yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu

    dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).

    3) PluralismePaham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan

    kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap

    macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictonary of Philosophy and

    Religion dikataka sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini

    tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada

    masa Yunani Kuno adalah anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa

    substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan

    udara. Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M). Kelahiran

    New York dan terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika. Dalam

    bukunya The Meaning of Truth James mengemukakan, tiada kebenaran yang mutlak,

    yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang

    mengenal.

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    7/11

    C. Ontologi Ilmu Administrasi

    1. Konsep Ontologi Administrasi

    Ontologi dalam bahasa inggris ontology, berakar dari bahasa yunani on berarti ada

    dan ontos berarti keberadaan. Sedangkan logos berarti pemikiran (dikutip oleh Suparlan

    suhartono : Lorens Bagus 2000). Permasalahan utama dalam ontology ilmu adalah apa bangunan

    dasar (fundamental structure) sehingga sesuatu itu disebut ilmu atau kapan sesuatu itu disebut

    ilmiah. (Muslih Muhamad:36:2004) Jadi ontology adalah pemikiran tentang yang ada dan

    keberadaannya.

    Ontologi merupakan bagian mendasar dari filsafat, baik secara subtansial maupun

    ditinjau dari segi historisnya, karena kelahiran atau keberadaan ontologi tidak lepas dari peran

    filsafat. Sebaliknya pula perkembangan ontologi memperkuat keberadaan filsafat. Ontologi

    berasal dari bahasa yunani, yang terdiri atas dua kata, ontos artinya ada dan logos artinya ilmu.

    Jadi secara etimologis, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang yang ada.

    Pemikiran ontologi dalam ilmu administrasi tentunya diawali dari pembuktian, atau dengan

    kata lain penyelidikan yang dilakukan secara sadar mendalam sampai kepada akar permasalahan

    yang sesungguhnya dan dapat diperlakukan kapan dan dimana saja serta relatif fundamental

    kandungan kebenarannya.

    Kedudukan Ontologi AdministrasiOntologi ilmu administrasi orientasi penyelidikannya adalah yang berhhubungan dengan yang

    ada.

    Metode Ontologi AdministrasiOntologi ilmu administrasi bergerak antara dua sisi pandang, yaitu pengalaman akan kenyataan

    konkret di satu pihak dan pengertian mengada dari pernyataan abstrak. Dalam refleksi ontologi

    ilmu administrasi kedua sisi pandang itu saling memperkuat dalam melakukan suatu kegiatan

    penjelasan dalam konteks pembenaran pemaknaan administrasi, baik sebagai ilmu maupun

    sebagai kegiatan, atau sebagai lapangan pekerjaan manusia.

    Potensi Ontologi administrasi

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    8/11

    Dengan spontanitas, dapat dikatakan bahwa potensi ontologi ilmu administrasi adalah pemikiran

    manusia terhadap isi dunia ini.

    Normatif Ontologi AdministrasiKebenaran hakikat kandungan normatif ontologi administrasi secara transidental dan

    empirikal sesungguhnya dapat dibedakan atas dua aspek utama. Kebenaran adalah keharmonisan

    dan sintesis yang maksimal dalam hal pemberian pengertian atau pemahaman terhadap ontologi

    ilmu administrasi, dan kedua, kebaikan adalah keharmonisan dalm hal penilaian dan pilihan

    nilau terhadap ontologi ilmu administrasi.

    Kebenaran dan kebaikan, baik bermakna transidental maupun bermakna empirikal, bukanlah

    sifat-sifat tambahan dan bilaporitas melainkan suatu proses penghayatan dan pengalaman secara

    harmonis dalam stuktur pemberian pengertian dan pemahaman, serta penilaian terhadap

    kandungan ontologi ilmu administrasi sebagai salah satu ilmu sosial yang menghendaki wawasan

    pemikiran secara universal.

    2. Positivisme Administrasi

    Banyak jenis aliran ontologi ilmu administrasi atau filsafat administrasi. Diantaranya

    adalah aliran yang disebut dengan positivisme yang memposisikan kajiannya adalah pemikiran

    atau tindakan positif, terutama yang berkaitan tentang administrasi, baik dipandang sebagai ilmu

    maupun dipandang sebagai profesi atau lapangan kerja. Aliran lain dalam kaitan ontologi ilmu

    administrasi adalah rasionalisme, yaitu suatu aliran yang mengutamakan pemikiran rasional di

    bidang administrasi, baik secara keilmuan maupun secara keprofesionalannya.

    3. Rasionalisme Administrasi

    Rasio atau akal hanya dimiliki oleh manusia yang sempurna, melainkan kecakapan yang

    dapat digunakan untuk menciptakan sesuatu yang dibutuhkan dan secara bebas pula untuk

    mengubah sesuatu berdasarkan keinginan bagi manusia yang bersangkutan.Akal sesungguhnya

    berfungsi untuk mengoperasionalkan otak dalam rangka mencari kebenaran, sesuai dengan

    pemaknaan yang terkandung dalam materi ilmu pengetahuan yang bersangkutan.

    Kekurangan yang paling menonjol dari studi-studi di bidang ilmu administrasi adalah

    kegaagalan mereka untuk sampai kepada pemahaman yang benar tentang pemikiran

    administrasi.

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    9/11

    Rasionalisme administrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh

    pengetahuan dibidang administrasi. Skematis pemikiran ontologi manusia yang beraliran

    rasionalisme di bidang ilmu administrasi dapat digambarkan sebagai berikut.

    BAB III

    PENUTUP

    A. KesimpulanOntologi adalah asumsi yang berhubungan dengan intisari atau pokok permasalahan dari

    fenomena yang sedang diteliti. Kemudian asumsi lain yang berkaitan dengan ontologi adalah

    asumsi epistomologi. Asumsi ontologi, asumsi ini dapat dilihat dari subyektifitasnya, yaitu

    nasionalisme, atau dilihat dari obyektifitasnya, yaitu realisme. Nasionalisme adalah asumsi akan

    dunia sosial yang terletak diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah terbuat tidak

    lebih dari nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur pada realitas.

    Sedangkan realisme adalah asumsi akan dunia sosial yang terletak di luar kesadaran atau

    pengertian suatu individu adalah suatu dunia nyata yang keras dan nyata dan mempunyai struktur

    yang relatif abadi. Lebih jelasnya Ontologi adalah salah satu cabang dari metafisika. Sebuah

    aliran filsafat yang berbicara tentang usaha untuk mendiskripsikan hakikat wujud tertinggi, yang

    esa, yang absolut, bentuk abadi yang sempurna. Pertanyaan2 ontologi biasanya mempertanyakan

    ulang status realitas sesuatu, misalnya apakah objek2 penginderaan kita itu nyata.

    Jadi, yang menjadi landasan dalam tataran ontologi ini adalah apa objek yang ditelaah,

    bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut, bagaimana pula hubungan objek tersebut dengan

    daya pikir dan penangkapan manusia.

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    10/11

    ONTOGI FILSAFAT ADMINISTRASI

    Disusun untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu Administrasi Publik yang dibimbing

    oleh Bpk. Drs, M. Shobaruddin, MA

    OLEH :

    Mochamad Fauzan ( 135030100111058 )

    Ali Hasby Tauhidi ( 135030101111082 )

    Rizky Aprilia Permatasari ( 135030101111073 )

    Kurniawansyah B Indarta ( 135030107111051 )

  • 5/26/2018 FILSAFAT ILMU

    11/11

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    TAHUN 2014