filsafat ilmu
TRANSCRIPT
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangFilsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan
implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di
sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat denganepistemologi danontologi.
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan
sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa
adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk
mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat
diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola
berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan
realitas.
Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan
pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha
membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan
demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat runtut
yang jelas dari mana suatu ilmu pengetahuan berasal. Karena sifat yang operasional tersebut,
ilmu pengetahuan tidak dapat menempatkan diri dengan mengambil bagian dalam
pengkajiannya. Maka dari pendahuluan ini saya akan merumuskan masalah apa saja yang ada
dalam penjelasan makalah ini.
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafathttp://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ontologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ontologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat -
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
2/11
BAB II
PEMBAHASAN
A. FilsafatFilsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu Philos dan Sophie,
Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Sophia dapat
diartikan kebijaksanaan. Jadi filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana
berarti mendalami hakekat sesuatu. Kata philosopos diciptakan untuk menekankansesuatu
pemikiran Yunani seperti Pythagoras (582-496 SM) dan plato (4286-328 SM) yang mengkritik
para sofis yang berpendapat bahwa mereka tahu jawaban atas semua pertanyaan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengansedalamdalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu itu, fungsi, ciricirinya,
kegunaannya, masalahmasalahnya serta pemecahanpemecahan terhadap masalah masalah
itu.
Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk
memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.
Menurut Prof. Dr. Conny R. Semiawan, dkk. (1998) untuk menetapkan dasar pemahaman
tentang filsafat ilmu sangat bermanfaat untuk menyimak empat titik pandang di dalam filsafat
ilmu, yaitu sebagai berikut :
a) Filsafat ilmu adalah perumusan world views yang konsisten dengan dan pada beberapa
pengertian didasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting.
b) Filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dan presuppositions dan predispositions dari para
ilmuan. Pandangan ini cenderung mengasimilasikan filsafat ilmu dengan sosiologi.
c) Filsafat ilmu adalah suatu disiplin yang di dalamnya konsep dan teori tentang ilmu
dianalisis dan diklasifikasikan.
d) Filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua (second order criteriology).
Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Filsafat ilmu dalam arti luas : menampung permasalahan yang menyangkut hubungan ke
luar dari kegiatan ilmiah.
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
3/11
b) Filsafat ilmu dalam arti sempit : menampung permasalahan yang bersangkutan dengan
hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyengkut sifat pengetahuan
ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah. (Becrling, 1988).
B. Ontologi1. Pengertian ontologi
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang
mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara
tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini
menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Gruber (1991)
memberikan definisi yang sering digunakan oleh beberapa orang, definisi tersebut adalah
Ontologi merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari konseptualisme. Sebuah
ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan
sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base.
a. Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontosada,dan Logosilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
b. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak (Bakhtiar , 2004)
c. Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kitaketahui, seberapa jauh kita ingintahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian
mengenai teori tentang ada. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah, b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek
tersebut dan bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
d. Menurut Pandangan The Liang Gie (2000)Ontologi adalah bagian dari filsafat dasaryang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi
persoalan-persoalan Apakah artinya ada, hal ada.
e. Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari KonsepsiAristoteles Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik
dasar dariseluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis
untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
4/11
menentukanarti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh
Aristoteles abad ke-4 SM).
Dengan demikian dapat disimpulkan Ontologi merupakan adalah suatu teori
tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang
mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat,
ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada dan bagian dari bidang filsafat yang
mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara
tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri.
2. Aliran-Aliran Dalam OntologiSecara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari
realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Di dalam pemahaman ontologi dapat
diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
1) MonoismePaham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu
hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber
asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat
masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme oleh Thomas Davidson
disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terebagi ke dalam dua aliran:
a. MaterialismeAliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan
rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat
mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi,
yang lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri
sendiri. Jiwa dan ruh merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran
dengan dengan salah satu cara tertentu. Alasan mengapa aliran ini berkembangsehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah:
Pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanyadijadikan kebenaran terakhir.
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
5/11
Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yangabstrak.
Penemuan-penemuan menunjukan betapa bergantungnya jiwa pada badan.
Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani.
Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini. Dalam sejarahnya manusia memang
bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ.
Kesemuanya itu memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakekat adalah
benda.
b. IdealismeAliran idealisme dinamakan juga spiritualisme. Idealisme bderarti serba
cita sedang spiritualisme berarti serba ruh. Idealisme diambil dari kata Idea,
yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat
kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis
dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau
zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. Alasan aliran ini yang
menyatakan bahwa hakikat benda adalah ruhani, spirit atau sebangsanya adalah:
Nilai ruh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagikehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya.
Sehingga materi hanyalah badannya bayangan atau penjelmaan.
Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya. Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada,
yang ada energi itu saja.
Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran plato (428-348SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti
ada idenya, yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang
menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu.
Jadi idealah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.
2) Dualisme
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
6/11
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang
saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme
materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena
adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam perkembangan
selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan
menyelaraskan kedua aliran tersebut di atas. Sebuah analogi dapat kita ambil
misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya.
Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesedihan biasanya
badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.
Aliran dualisme berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat
sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad
dan spirit. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan
berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan
kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua
hakikat ini dalam diri manusia. Tokoh paham ini adalah Descrates (1596-1650 M)
yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu
dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).
3) PluralismePaham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan
kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap
macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictonary of Philosophy and
Religion dikataka sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini
tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada
masa Yunani Kuno adalah anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa
substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan
udara. Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M). Kelahiran
New York dan terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika. Dalam
bukunya The Meaning of Truth James mengemukakan, tiada kebenaran yang mutlak,
yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang
mengenal.
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
7/11
C. Ontologi Ilmu Administrasi
1. Konsep Ontologi Administrasi
Ontologi dalam bahasa inggris ontology, berakar dari bahasa yunani on berarti ada
dan ontos berarti keberadaan. Sedangkan logos berarti pemikiran (dikutip oleh Suparlan
suhartono : Lorens Bagus 2000). Permasalahan utama dalam ontology ilmu adalah apa bangunan
dasar (fundamental structure) sehingga sesuatu itu disebut ilmu atau kapan sesuatu itu disebut
ilmiah. (Muslih Muhamad:36:2004) Jadi ontology adalah pemikiran tentang yang ada dan
keberadaannya.
Ontologi merupakan bagian mendasar dari filsafat, baik secara subtansial maupun
ditinjau dari segi historisnya, karena kelahiran atau keberadaan ontologi tidak lepas dari peran
filsafat. Sebaliknya pula perkembangan ontologi memperkuat keberadaan filsafat. Ontologi
berasal dari bahasa yunani, yang terdiri atas dua kata, ontos artinya ada dan logos artinya ilmu.
Jadi secara etimologis, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang yang ada.
Pemikiran ontologi dalam ilmu administrasi tentunya diawali dari pembuktian, atau dengan
kata lain penyelidikan yang dilakukan secara sadar mendalam sampai kepada akar permasalahan
yang sesungguhnya dan dapat diperlakukan kapan dan dimana saja serta relatif fundamental
kandungan kebenarannya.
Kedudukan Ontologi AdministrasiOntologi ilmu administrasi orientasi penyelidikannya adalah yang berhhubungan dengan yang
ada.
Metode Ontologi AdministrasiOntologi ilmu administrasi bergerak antara dua sisi pandang, yaitu pengalaman akan kenyataan
konkret di satu pihak dan pengertian mengada dari pernyataan abstrak. Dalam refleksi ontologi
ilmu administrasi kedua sisi pandang itu saling memperkuat dalam melakukan suatu kegiatan
penjelasan dalam konteks pembenaran pemaknaan administrasi, baik sebagai ilmu maupun
sebagai kegiatan, atau sebagai lapangan pekerjaan manusia.
Potensi Ontologi administrasi
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
8/11
Dengan spontanitas, dapat dikatakan bahwa potensi ontologi ilmu administrasi adalah pemikiran
manusia terhadap isi dunia ini.
Normatif Ontologi AdministrasiKebenaran hakikat kandungan normatif ontologi administrasi secara transidental dan
empirikal sesungguhnya dapat dibedakan atas dua aspek utama. Kebenaran adalah keharmonisan
dan sintesis yang maksimal dalam hal pemberian pengertian atau pemahaman terhadap ontologi
ilmu administrasi, dan kedua, kebaikan adalah keharmonisan dalm hal penilaian dan pilihan
nilau terhadap ontologi ilmu administrasi.
Kebenaran dan kebaikan, baik bermakna transidental maupun bermakna empirikal, bukanlah
sifat-sifat tambahan dan bilaporitas melainkan suatu proses penghayatan dan pengalaman secara
harmonis dalam stuktur pemberian pengertian dan pemahaman, serta penilaian terhadap
kandungan ontologi ilmu administrasi sebagai salah satu ilmu sosial yang menghendaki wawasan
pemikiran secara universal.
2. Positivisme Administrasi
Banyak jenis aliran ontologi ilmu administrasi atau filsafat administrasi. Diantaranya
adalah aliran yang disebut dengan positivisme yang memposisikan kajiannya adalah pemikiran
atau tindakan positif, terutama yang berkaitan tentang administrasi, baik dipandang sebagai ilmu
maupun dipandang sebagai profesi atau lapangan kerja. Aliran lain dalam kaitan ontologi ilmu
administrasi adalah rasionalisme, yaitu suatu aliran yang mengutamakan pemikiran rasional di
bidang administrasi, baik secara keilmuan maupun secara keprofesionalannya.
3. Rasionalisme Administrasi
Rasio atau akal hanya dimiliki oleh manusia yang sempurna, melainkan kecakapan yang
dapat digunakan untuk menciptakan sesuatu yang dibutuhkan dan secara bebas pula untuk
mengubah sesuatu berdasarkan keinginan bagi manusia yang bersangkutan.Akal sesungguhnya
berfungsi untuk mengoperasionalkan otak dalam rangka mencari kebenaran, sesuai dengan
pemaknaan yang terkandung dalam materi ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Kekurangan yang paling menonjol dari studi-studi di bidang ilmu administrasi adalah
kegaagalan mereka untuk sampai kepada pemahaman yang benar tentang pemikiran
administrasi.
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
9/11
Rasionalisme administrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan dibidang administrasi. Skematis pemikiran ontologi manusia yang beraliran
rasionalisme di bidang ilmu administrasi dapat digambarkan sebagai berikut.
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanOntologi adalah asumsi yang berhubungan dengan intisari atau pokok permasalahan dari
fenomena yang sedang diteliti. Kemudian asumsi lain yang berkaitan dengan ontologi adalah
asumsi epistomologi. Asumsi ontologi, asumsi ini dapat dilihat dari subyektifitasnya, yaitu
nasionalisme, atau dilihat dari obyektifitasnya, yaitu realisme. Nasionalisme adalah asumsi akan
dunia sosial yang terletak diluar kesadaran atau pengertian suatu individu adalah terbuat tidak
lebih dari nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur pada realitas.
Sedangkan realisme adalah asumsi akan dunia sosial yang terletak di luar kesadaran atau
pengertian suatu individu adalah suatu dunia nyata yang keras dan nyata dan mempunyai struktur
yang relatif abadi. Lebih jelasnya Ontologi adalah salah satu cabang dari metafisika. Sebuah
aliran filsafat yang berbicara tentang usaha untuk mendiskripsikan hakikat wujud tertinggi, yang
esa, yang absolut, bentuk abadi yang sempurna. Pertanyaan2 ontologi biasanya mempertanyakan
ulang status realitas sesuatu, misalnya apakah objek2 penginderaan kita itu nyata.
Jadi, yang menjadi landasan dalam tataran ontologi ini adalah apa objek yang ditelaah,
bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut, bagaimana pula hubungan objek tersebut dengan
daya pikir dan penangkapan manusia.
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
10/11
ONTOGI FILSAFAT ADMINISTRASI
Disusun untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu Administrasi Publik yang dibimbing
oleh Bpk. Drs, M. Shobaruddin, MA
OLEH :
Mochamad Fauzan ( 135030100111058 )
Ali Hasby Tauhidi ( 135030101111082 )
Rizky Aprilia Permatasari ( 135030101111073 )
Kurniawansyah B Indarta ( 135030107111051 )
-
5/26/2018 FILSAFAT ILMU
11/11
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2014