filsafat ilmu

Upload: vhu-adh-kute

Post on 09-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Faktor-Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat dan IlmuMenurut Surajiyo (2007) bahwa ada 3 hal yang mendorong manusia untuk berfilasafat yaitu keheranan, kesangsian,dan kesadaran akan keterbatasan. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang ilmu-ilmu khusus. Terkait dengan ilmu pengetahuan dan filsafat, Suriasumantri (2007) menyatakan bahwa pengetahuan didorong adanya rasa ingin tahu, dan kepastian didorong oleh keragu-raguan sedangkan filsafat didorong oleh adanya rasa ingin tahu (curiosity) dan keragu-raguan. Sedangkan menurut Rinjin, filsafat dan ilmu dapat timbul dan berkembang karena tiga faktor, yaitu: 1) akal budi, 2) thauma/rasa kagum, dan 3) aporia/masalah yang dihadapi manusia.1. Manusia sebagai makhluk berakal budiManusia disebut sebagai homo loquens karena dari kemampuan bersuaranya bisa berkembang menjadi kemampuan untuk berbahasa dan berkomunikasi. Manusia juga disebut sebagai homo sapiens karena kemampuannya berpikir abstrak dan konseptual. Adanya intelectual curiosity akan memunculkan banyak pertanyaan. Terkait dengan pencairan kebenaran, menurut Bagus (2013) manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Letak perbedaan yang mendasar antara keduanya ialah berkisar pada kata sistematik dan terkendali. Ada lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. Pertama, ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori, dan diuji konsistensi internalnya. Dalam mengembangkan strukturnya, hal itu dilakukan dengan tes ataupun pengujian secara empiris/faktual. Sedang penggunaan akal sehat biasanya tidak. Kedua, dalam ilmu pengetahuan, teori dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual. Halnya dengan orang yang bukan ilmuwan dengan cara selektif. Ketiga, adanya pengertian kendali (kontrol) yang dalam penelitian ilmiah dapat mempunyai pengertian yang bermacam-macam. Keempat, ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis. Pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal asalan. Kelima, perbedaan terletak pada cara memberi penjelasan yang berlainan dalam mengamati suatu fenomena. Dalam menerangkan hubungan antar fenomena, ilmuwan melakukan dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis. Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah.

2. Manusia memiliki sifat ThaumaMenghadapi seluruh kenyataan dalam hidup, manusia kagum atas apa yang dilihatnya dan didengarnya, manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Rasa heran merupakan perangsang bagi filsafat. Adanya sifat ini maka manusia memiliki kemampuan untuk mengadakan renungan filsafat sehingga mengangkat derajatnya.

3. Manusia sebagai makhluk aporiaAporia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kekosongan setelah mengetahui apa yang dipercayainya ternyata kebohongan. Jadi manusia memang sempat mengalami deadlock, hang, kevakuman ketika mengetahui polaritas antara realitas dan konsep idea di kepala (prasangka). Adanya gap antara realitas dan harapan inilah yang menyebabkan masalah muncul pada setiap manusia. Berawal dari masalah tersebut manusia akan mencari jalan keluar (solusi) yang seringkali menghasilkan temuan yang sangat berharga. Banyak contoh dari aporia.

a. Pengertian FilsafatMenurut Surajiyo (2007) kata filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy, yang awalnya berasal dari bahasa Yunani philosophia. Menurut Wikipedia, filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Filsafat adalah 1) Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya, 2) Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan atau juga berarti ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemologi. Plato (427 - 347 SM) mendefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli, Kemudian Aristoteles (382 - 322 SM) mengartikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, dan berisikan di dalamnya ilmu; metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Pengertian filsafat secara umum adalah Ilmu pengetahuan yang ingin mencapai hakikat kebenaran yang asli dengan ciri-ciri pemikirannya yang: 1) rasional, metodis, sistematis, koheren, integral, 2) tentang makro dan mikro kosmos 3) baik yang bersifat inderawi maupun non inderawi. Hakikat kebenaran yang dicari dari berfilsafat adalah kebenaran akan hakikat hidup dan kehidupan, bukan hanya dalam teori tetapi juga praktek. Secara etiomologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom). Seorang filsuf adalah pecinta atau pencari kebenaran. Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari sesuatu objek/gejala secara mendalam. Adapun ilmu pengetahuan empiris hanya membicarakan gejala gejala. Membicarakan gejala untuk masuk ke hakikat itulah dalam filsafat. Ada 10 metode dalam filsafat diantaranya adalah metode kritis, metode intuitif, metode skolastik, metode geometris, metode empiris, metode transedental, metode fenomenologis, metode dialektika, metode neo-posItivistis, metode analitika bahasa. Ciri-ciri filsafat adalah menyeluruh, mendasar, dan spekulatif.

b. Obyek FilsafatObyek dalam filsafat bisa dibedakan menjadi:1. Objek materi filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan) atau segala sesuatu yang ada. Ada di sini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan. Pengertian lain adalah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat, segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat tiga persoalan pokok: Hakikat Tuhan Hakikat Alam Hakikat Manusia 2. Objek formal filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut dipandang atau objek formal filsafat adalah menyeluruh secara umum. Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakikat (mendalam), atau tidak ada satu pun yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat. Pengertian lain menyebutkan bahwa objek formal filsafat adalah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam dalamnya sampai ke akar akarnya) tentang objek materi filsafat.

c. Sistematika filsafatFilsafat telah berkembang sedemikian pesat, salah satu indikatornya adalah munculnya aliran dan cabang filsafat. Menurut Wilardjo (2009) menyatakan pemikiran atau gagasan yang dicetuskan oleh para filsuf, dalam perkembangannya bisa berubah menjadi suatu aliran pemikiran atau paham yang mempunyai pengikut sendirisendiri. Dengan mengetahui aliran dan pengikutnya maka akan mudah bagi kita untuk menetapkan pemikiran filsafat yang ada.1) Aliran-aliran filsafata) RealismeRealisme berpandangan bahwa objek-objek indera adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal.b) EmpirismeEmpirisme adalah aliran yang menjadikan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan cara observasi/penginderaan. Pengalaman merupakan faktor fundamental dalam pengetahuan, ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia.c) RasionalismeRasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasar rasio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.d) IdealismeMenyatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi.e) MaterialismeMaterialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa di dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.f) EksistensialismeEksistensialisme berasal dari kata eksistensi dari kata dasar exist. Kata exist itu sendiri berasal dari bahasa ex: keluar, dan sister: berdiri. Jadi, eksistensi berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Filsafat eksistensi tidak sama persis dengan filsafat eksistensialisme. Filsafat eksistensialisme lebih sulit ketimbang eksistensi. Dalam filsafat dibedakan antara esensia dan eksistensia. Esensia membuat benda, tumbuhan, binatang dan manusia. Oleh esensia, sosok dari segala yang ada mendapatkan bentuknya. Oleh esensia, kursi menjadi kursi. Pohon mangga menjadi pohon mangga. Manusia menjadi manusia. Namun, dengan esensia saja, segala yang ada belum tentu berada. Kita dapat membayangkan kursi, pohon mangga, harimau, atau manusia. Namun, belum pasti apakah semua itu sungguh ada, sungguh tampil, sungguh hadir. Disinilah peran eksistensia.g) Positivisme Positivisme merupakan aliran pemikiran yang membatasi pikiran pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah. Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme rasional, dan juga neo-positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal dari Lingkaran Wina pada tahun 1920-an. Positivisme Logis berpendapat bahwa filsafat harus mengikuti rigoritas yang sama dengan sains. Filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivismemerupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.

2) Cabang-cabang filsafatFilsafat memiliki cabang ilmu, antara lain:a) Epistemologi Suatu cabang filsafat yang bersangkut paut dengan dengan teori pengetahuan.b) Metafisika Upaya untuk mengkarakteristikkan eksistensi atau realita sebagai suatu keseluruhan. Namun secara umum metafisika adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada.c) Logika Pertimbangan akal atau pikiran yang dinyatakan dalam bahasa. d) EtikaBerasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan atau tempat yang biasa. Sedangkan ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan yang berbuat baik. Etika sering disebut sebagai filsafat moral karena di dalamnya membicarakan tentang sifat dan kelakuan berbuat baik, membahas tentang adab dan susilae) Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang seni dan keindahan. Istilah ini berasal dari kata aisthesis, yang berarti pemahaman intelektual atau pengamatan intelektual atau pengamatan spiritual. Adapun art (seni) berasal dari bahasa latin yaitu ars, yang berarti seni, keterampilan, ilmu, kecakapan.

Daftar Pustaka

Bagus, I Gusti. 2013. Filsafat Ilmu dan Logika. Universitas Dyana Pura Badung

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara

Wilardjo, Setia Budi. 2009. Aliran-Aliran Dalam Filsafat Ilmu. Ejournal Unimus. 699-1523-1: 1-19