film dokumenter tribute to east java heritage seri...

25
FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI KEBUDAYAAN SAMIN Aghastyo Ghalis / 3405100018 Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Abstrak Masyarakat Samin, Dusun Jepang, Margomulyo, Bojonegoro, mulai terbuka terhadap perubahan dan moderenitas, dan mulai menganggap penting arti pendidikan. Di tengah semangat yang besar untuk mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak, masyarakat Jepang terbatasi oleh kurangnya sarana penunjang pendidikan, kurangnya pelatihan kerja dan keterampilan selain pertanian, serta infrastruktur dan keadaan dusun yang menuntut perhatian pemerintah. Untuk itu, dirancang sebuah film dokumenter yang mampu menjadi faktor pendorong pada target audiens untuk memberikan perhatian pada masyarakat Samin tersebut, melalui dokumentasi budaya (yaitu personifikasi dari ajaran Samin yang mereka jadikan panutan) sebagai pembangun cerita. Metode penelitiannya adalah observasi, interview, pencarian data dan fakta, serta studi eksisting serta studi kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah konsep yakni “Keep the Faith” (Menjaga Keyakinan). Hasil dari proses desain ini adalah film dokumenter berdurasi 54 menit dengan topik inti yaitu asal mula sebutan Samin, ajaran, pergaulan masyarakat Samin, permasalahan pendidikan dan perekonomian, serta pengaruh ajaran samin pada masyarakat. Dari keseluruhan hasil yang dicapai diharapkan film dokumenter ini mampu menjadi media yang efektif sebagai faktor pendorong pada penentu kebijakan, sehingga apa yang diharapkan dapat segera terwujud. Abstract The Samin community in Jepang Village, Margomulyo, Bojonegoro, currently opens themselves into change and modernity, and begin to consider the importance of education. In the middle of a great spirit to obtain education and decent living, they are limited by the lack of supporting infrastructure of education, lack of job skills training in addition to agriculture, also the infrastructure and condition of the village that needs government attention. Therefore, a documentary was designed to be a motivating factor to the target audience to pay attention to the Samin community through cultural documentation (which is a personification of Samin teachings which they recognize) as the story builder. The research methods were observation, interview, data and fact exploration, as well as existing study also competitor and comparator study. From these result a concept called Keep the Faith was produced. The result of the design process is a 54 minutes long documentary which the main topic is the origin of Samin, teachings, Samin community association, education and economic issues, also the effect of the teachings to the society. The general result of this documentary is expected to become an effective media as a motivating factor in policy making, thus what is expected can be realized soon. KEYWORD film dokumenter, ajaran, budaya, Samin, Jawa Timur.

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI KEBUDAYAAN SAMIN Aghastyo Ghalis / 3405100018

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS

Abstrak Masyarakat Samin, Dusun Jepang, Margomulyo, Bojonegoro, mulai terbuka terhadap perubahan dan moderenitas, dan mulai menganggap penting arti pendidikan. Di tengah semangat yang besar untuk mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak, masyarakat Jepang terbatasi oleh kurangnya sarana penunjang pendidikan, kurangnya pelatihan kerja dan keterampilan selain pertanian, serta infrastruktur dan keadaan dusun yang menuntut perhatian pemerintah.

Untuk itu, dirancang sebuah film dokumenter yang mampu menjadi faktor pendorong pada target audiens untuk memberikan perhatian pada masyarakat Samin tersebut, melalui dokumentasi budaya (yaitu personifikasi dari ajaran Samin yang mereka jadikan panutan) sebagai pembangun cerita. Metode penelitiannya adalah observasi, interview, pencarian data dan fakta, serta studi eksisting serta studi kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah konsep yakni “Keep the Faith” (Menjaga Keyakinan).

Hasil dari proses desain ini adalah film dokumenter berdurasi 54 menit dengan topik inti yaitu asal mula sebutan Samin, ajaran, pergaulan masyarakat Samin, permasalahan pendidikan dan perekonomian, serta pengaruh ajaran samin pada masyarakat. Dari keseluruhan hasil yang dicapai diharapkan film dokumenter ini mampu menjadi media yang efektif sebagai faktor pendorong pada penentu kebijakan, sehingga apa yang diharapkan dapat segera terwujud.

Abstract The Samin community in Jepang Village, Margomulyo, Bojonegoro, currently opens themselves into change and modernity, and begin to consider the importance of education. In the middle of a great spirit to obtain education and decent living, they are limited by the lack of supporting infrastructure of education, lack of job skills training in addition to agriculture, also the infrastructure and condition of the village that needs government attention.

Therefore, a documentary was designed to be a motivating factor to the target audience to pay attention to the Samin community through cultural documentation (which is a personification of Samin teachings which they recognize) as the story builder. The research methods were observation, interview, data and fact exploration, as well as existing study also competitor and comparator study. From these result a concept called Keep the Faith was produced.

The result of the design process is a 54 minutes long documentary which the main topic is the origin of Samin, teachings, Samin community association, education and economic issues, also the effect of the teachings to the society. The general result of this documentary is expected to become an effective media as a motivating factor in policy making, thus what is expected can be realized soon.

KEYWORD film dokumenter, ajaran, budaya, Samin, Jawa Timur.

Page 2: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Secara keseluruhan, program budaya “Tribute to East Java Heritage” adalah program kebudayaan yang mampu mengingatkan kembali pada identitas kebudayaan Jawa Timur, memperkenalkan kekayaan dan keragaman budaya Jawa Timur, serta turut menjaga dan mempertahankan kesenian tradisional. Disesuaikan dengan kebutuhannya maka program ini sekiranya mampu merepresentasikan berbagai permasalahan kebudayaan yang ada di Jawa Timur.

Adapun pembahasan dalam penyajiannya adalah berpedoman pada pemetaan 10 wilayah kebudayaan Jawa Timur yang diutarakan oleh Ayu Sutarto, seorang antropolog Universitas Negeri Jember. Pembagian wilayah kebudayaan itu sendiri terdiri dari budaya Mataraman, Panaragan, Samin, Arek, Tengger, Pandalungan, Osing, Madura Pulau, Madura Bawean dan Madura Kangean. Akhirnya, pemetaan budaya ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai modal awal untuk mewujudkan kedamaian masyarakat Indonesia yang multikultural terkhusus Jawa Timur. Karena masing-masing wilayah kebudayaan tersebut memiliki kelebihan, baik yang terkait dengan pusaka maupun kinerja kulturalnya. Sehingga pemetaan budaya dan program “Tribute to East Java Heritage“ ini mampu menjadi alat untuk mengeliminasi prasangka buruk yang bernuansa etnik, dan apat digunakan sebagai alat untuk memertajam pemahaman lintas budaya, serta tidak hanya itu, melalui upaya seperti ini kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah dapat dipahami, dan kemudian dimanfaatkan oleh para penentu kebijakan maupun masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah budaya.

Berbeda dari dua propinsi tetangga dekatnya, yaitu Jawa Tengah dan Bali yang monokultur, Jawa Timur adalah propinsi yang multikultur. Berdasarkan ciri pusaka budaya (cultural heritage) yang dimilikinya, baik yang tangibles (bendawi) maupun intangibles (non-bendawi)1.

Menurut Ayu Sutarto, seperti yang telah disebut diatas, propinsi Jawa Timur dapat dipetakan menjadi 10 wilayah kebudayaan, ditambah 2 budaya (budaya Cina dan Arab) yang berkem 2

bang di antara mereka .

Gambar 1 Peta pembagian kebudayaan Jawa Timur

1 Pemetaan Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur, Biro mental dan spiritual Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tahun 2008 2 Penelitian/ thesis Ayu Sutarto mengenai 10 pembagian wilayah kebudayaan Jawa Timur, 2006

Page 3: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

ebudayaan tradisional di Jawa Timur sangat beragam. Dan secara kultural bisa

Tabel 1 Pembagian Wilayah Kebudayaan Jawa Timur

1. J

Kdibagi dalam 10 wilayah kebudayaan yaitu kebudayaan Jawa Mataraman, Panaragan, Samin (Sedulur Sikep), Arek, Tengger, Osing (Using), Pandalungan, Madura Pulau, Madura Bawean, dan Madura Kengean (Ayu Sutarto dan Setyo Yuwono Sudikan, 2004).

awa Mataraman 6. Tengger 2. Panaragan 7. Osing 3. Samin (Sedulur Sikep) ulau 8. Madura P4. Arek 9. Madura Bawean 5. Pandalungan 10. Madura Kangean

ecara historis sebagian warga Jawa Timur memiliki ikatan budaya yang erat dengan

asan ditujukan pada kebudayaan Samin (Sedulur Sikep).

rbuka terhadap perubahan dan

at Dusun

Skerajaan mataraman. Secara administratif pemerintahan atau geokultural, persebaran budaya Mataraman meliputi wilayah Pacitan, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Nganjuk, Tenggalek, Tulunggagung, Kediri (sebagian) dan Blitar. Sebenarnya persebaran kebudayaan Mataraman tersebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur. Namun karena adanya interaksi dengan kebudayaan sekitar, maka terjadi akulturasi dan meghasilkan kebudayaan-kebudayaan baru yang menjadikan keragaman warna budaya di Jawa Timur.

Dalam hal ini, pembahPertama, penulis merasa perlu mengangkat problematika yang ada pada Kebudayaan Samin, Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, ini sebagai sebuah kewajiban sosial penulis terhadap masyarakat Bojonegoro dan masyarakat umumnya. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh salah seorang bapak film dokumenter, John F Grierson, bahwa pembuat film dokumenter haruslah menempatkan dirinya sebagai seorang propagandis, yang mengangkat tema-tema dramatis dari kehidupan yang dekat di sekelilingnya sebagai sebuah kewajiban sosial atau kontribusi terhadap lingkungan dan budaya3.

Kedua, masyarakat Dusun Jepang mulai temenganggap penting arti pendidikan. Namun, semangat untuk mendapatkan pendidikan dan keterampilan bagi masyarakat sering terbentur persoalan ekonomi. Dan, upaya masyarakat Dusun Jepang untuk mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak ini perlu mendapatkan perhatian utamanya oleh pemerintah.

Ketiga, mengacu pada hal tersebut, permasalahan kebudayaan tradisional Jawa Timur menjadi penting sebagai gerbang penyaringan masuknya kebudayaan asing (modern). Dan perancangan ini adalah salah satu upaya untuk melakukan penyaringan tersebut disamping terdapat upaya pelestarian, pengingatan kembali pada sebuah identitas, kekayaan dan keragaman budaya lokal Jawa Timur.

Fokus kajian adalah pada budaya Samin dan pengaruhnya pada masyarakJepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Secara sepintas mungkin tidak bisa membedakan seperti apa masyarakat Samin, karena memang mereka telah mengalami keterbukaan dalam kebudayaan dan menganut kelaziman di desa pada umumnya. Namun hal tersebut bukanlah persoalan utama pada penelitian ini. Dan berikut ini fenomena-fenomena yang terjadi pada kebudayaan Samin di Jawa Timur.

3 Film Dokumenter, Sebuah Alat, Chandra Tanzil, 21 Agustus 2009

Page 4: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

1. Sering dijumpai tulisan maupun penilaian yang miring terhadap “Samin”, “wong Samin” maupun “masyarakat Samin”. Mulai opini yang menganggapnya sebagai

, pengertian

2. nerasi keempat dari Ki

gitu saja melupakan ajaran sosial dan 8

notabene hampir kesemua

mpunyai tempat/ruang kelas

ajaran samin tidak

7. Meskipun masyarakat Samin bergesekan dengan arus ekonomi, informasi dan teknologi, dengan adanya proses jual beli/pertukaran barang dan jasa, dan

suku, simbol perlawanan terhadap pemerintahan sekarang sehingga mereka tidak mau membayar pajak, sampai anggapan bahwa masyarakat Samin adalah kumpulan orang-orang yang tak beragama, aneh dan terbelakang4.

Dengan 65% responden menyatakan mengetahui Kebudayaan Samin5, dan tingkat ketertarikan terhadapnya yang mencapai 76% responden6

yang kurang tepat akan masyarakat Samin/kebudayaan Samin terus terbangun apabila hanya mendengar informasinya bukan dari sumber yang sebenarnya atau dari mulut ke mulut melalui teman saja (40% mengetahui-nya dari teman, 18% dari keluarga, 15% dari televisi, 3% radio, 24% lainnya)5.

Dengan banyaknya pejabat/tokoh masyarakat dan peneliti yang melakukan penelitian atau sekedar bertamu pada Mbah Harjo (geSamin Surosentiko) dan sesepuh dusun setempat, masyarakat Samin belum merasakan adanya perubahan yang berarti pada pembangunan fisik dusun dan pendidikan masyarakat Dusun Jepang7.

3. Adanya semangat yang tinggi pada sebagian masyarakat untuk mencari atau menempuh pendidikan, namun tidak bemoral yang terbentuk dalam masyarakat Samin .

4. Di tengah semangat yang begitu besar untuk mendapatkan pendidikan, utamanya untuk generasi penerus mereka, mereka yangpenduduknya adalah petani, dengan rela mendirikan Sekolah Dasar secara swadaya walaupun dengan keadaan yang sangat sederhana dan membayar guru sukwan (guru dibayar oleh wali murid)9.

5. Begitu pula dengan RA dan Pendidikan Anank Usia Dini (PAUD) yang juga diupayakan oleh warga walaupun masih belum mesendiri. Dan ada sedikit bantuan dari pemerintah untuk mengadakan Paket A Keaksaraan Fungsional (AKF) untuk kelompok usia lanjut10.

6. Sekarang, tata cara dalam ajaran Samin memang hanya diugemi oleh Mbah Harjo Kardi dan keturunan, serta sebagian masyarakat, namunlantas hilang begitu saja. Masyarakat Dusun Jepang masih nguri-uri ajaran sosial dan moral dalam berkehidupan sosial sehari-hari, yang merupakan pengaruh dari ajaran Samin tersebut, untuk selalu gotong royong dengan tanpa pamrih, tidak drengki srei, dahwen, kemeren, dan semena-mena pada orang lain, dan sebagainya11.

4 Hasil Pencarian penulis melalui internet, observasi di lapangan, depth interview dengan Mbah Harjo

Survey 1

Pak Sukijan Kepala Dusun Jepang dan Pak Jiman seorang Ketua RT di Dusun

aman penulis ketika melakukan observasi di lapangan in Surosentiko, interview dengan Mbah

ang, juga seseorang yang mendirikan

interview dengan Pak Sukijan Kepala Dusun Jepang

Kardi 5 Hasil 6 Hasil Survey 2 5 Hasil Survey 1 7 Hasil interview denganJepang 8 Pengal9 Tulisan Mbah Harjo dalam Buku Riwayat Perjuangan Ki SamHarjo, dan interview dengan Pak Sukijan Kepala Dusun Jepang 10 Hasil nterview dengan Pak Miran, salah satu warga Dusun JepPAUD 11 Hasil

Page 5: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

masuknya televisi, telepon selular, dan peralatan pertanian, namun mereka tidak pernah kehilangan sikap kegotongroyongan dan tolong menolong yang tanpa

dapat menjangkau opini publik yang dapat men-support permasalahan

pamrih. Sama seperti yang pernah diucapkan oleh WS Rendra, bahwa di Jawa kebiasaan gotong royong hanya di masyarakat Samin12. Entah itu dalam hal pertanian, keseharian, maupun sambatan (ketika ada tetangga/sedulur lain sedang membenahi rumah, membangun rumah, maupun hajat/keperluan yang lainnya)8.

Dalam upaya untuk merepresentasikan permasalahan ini dan mendapatkan perhatian para penentu kebijakan dan masyarakat luas, maka diperlukan publikasi dan kerjasama dengan banyak pihak. Dalam dunia saat ini, peran publikasi semakin penting karenayang disampaikan. Dalam kasus ini publikasi juga berkaitan dengan usaha untuk menumbuhkan dan menciptakan citra, baik itu citra Kebudayaan Samin sendiri maupun permasalahan yang menyertainya. Dan publikasi sangat dibutuhkan untuk membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap realitas yang ada. Publikasi merupakan pengembangan dari konsep berita yaitu 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why, dan How) hanya dalam pengemasannya saja yang berbeda. Jika dalam penulisan berita 5W dijabarkan secara singkat, maka dalam upaya ini cenderung disajikan lebih kompleks, detail dan memerlukan media yang sesuai.13

Adapun sifat fisik dari berbagai jenis media adalah sebagai berikut ini14:

Tabel 2 Sifat fisik berbagai jenis media

Jenis Media Sifat

Cetak Daya rangsang rendah

Dapat dibaca, dimana dan kapan saja Dapat dibaca berulang-ulang

Biaya relative rendah Daya jangkau terbatas

Audio

Dapat didengar bila siaran Daya rangsang rendah Biaya relatif murah Daya jangkau luas

Audiovisual

ila ada siaran i

Dapat didengar dan dilihat binggDaya rangsang sangat t

Biaya mahal Daya jangkau luas

Sesuai a untuk m an yang ada pada Kebudaya pi isual/video sebagai media yang paling tepat dan efektif. Denga ngan yang diperoleh adalah ombinasi antara gambar, suara dan gerakan serta bersifat dinamis, sehingga sangat

dengan upayan Samin ini, maka di

erepresentasikan permasalahlihlah media audiovn media ini keuntu

kmenarik perhatian, lebih prestisius dibanding media lain, muatan isi lebih banyak, lengkap, berisi berbagai macam tipe informasi (teks, gambar/foto, suara/musik, video), dan selain itu memberikan kemudahan dalam pengembangan publikasinya karena bisa juga di upload via internet.

12 Kupas Tuntas episode "SAMIN" telah ditayangkan di Trans7 pada 8 Mei 2008. 8 Pengalaman penulis ketika melakukan observasi di lapangan 13 2005. Marketing Communication:Taktik Dan Strategi hal.21-22. Jakarta: Gramedia. 14 Morrisan, MA. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Gramedia.

Page 6: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Dalam Kebudayaan Samin, solidaritas sosial, keluhuran moral, dan kearifan masyarakat Samin, serta permasalahan yang ada ini hanya akan dapat mudah dipahami bila kita dapat melihat sendiri atau bergaul dengan masyarakat tersebut. Oleh karena itu untuk merepresentasikan hal ini, diperlukan adanya media

an kembali suatu kejadian, kisah hidup, atau

dari 84 responden yang tertarik pada masalah sosial , juga menganggap

audiovisual/video yang dapat diterima oleh masyarakat modern. Nilai-nilai budaya ini menjadi penting saat fungsi sosial kebudayaan itu dilaksanakan namun terbentur pada permasalahan kemasan yang dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Sesuai dengan sifat media audiovisual/video dan mampu disetarakan dengan sebuah rekonstruksi adalah film dokumenter.

Film dokumenter adalah media audiovisual/video yang mampu merepresentasikan kejadian sesuai dengan realita yang ada. Sesuai dengan tulisan Chandra Tanzil, praktisi dokumenter yang juga direktur In-Docs, bahwa tujuan utama dari film dokumenter adalah merepresentasik

16realita . Dan dalam buku Bill Nichols yang berjudul Representing Reality, yang dikutip oleh Chandra Tanzil, Nichols membuat sebuah rumusan sederhana dalam memberikan pemahaman yang hakiki mengenai definisi film dokumenter. Bahwa film dokumenter adalah sebuah upaya untuk menceritakan kembali sebuah kejadian/realita, menggunakan fakta dan data17. Pengungkapan sebuah fakta sekiranya dapat mengingatkan kembali, merangsang para generasi penerus untuk dapat mengenal identitasnya yang dapat dibanggakan atau mungkin dampak yang lebih ekstrim yaitu dapat memberikan aksi maupun reaksi terhadap permasalahan yang ada.

Ini adalah hal yang menarik ketika permasalahan budaya diangkat kedalam media film dokumenter, terlebih ketika akhir-akhir ini permasalahan budaya sedang mendapat sorotan oleh karena pengakuan dari negara lain. Sedangkan menurut data survey sendiri, 44 6

bahwa masalah budaya adalah masalah yang menarik. Tak hanya itu, film dokumenter juga menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Ini bisa dilihat dari banyaknya film dokumenter yang bisa kita saksikan melalui saluran televisi seperti program National Geographic dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun mantap memproklamirkan diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program dokumenter tentang keragaman alam dan budaya. Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga lazim diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri. Di Indonesia sendiri, sampai akhir penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk penjurian jenis film dokumenter. Pada permasalahn budaya khususnya, menurut data survey, 86% responden menyetujui media film dokumenter sebagai media pelestarian kebudayaan tradisional6.

16 Re-enactment, Reconstruction & Docudrama, Chandra Tanzil, 16 Oktober 2009. 17 Film Dokumenter, Sebuah Alat, Chandra Tanzil, 21 Agustus 2009 6 Hasil Survey 2 6 Hasil Survey 2

Page 7: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

87%

13%

Setuju Tidak Setuju

Gambar 2 Hasil kuisoner film dokumenter sebagai media pelestarian kebudayaan tradisional

76%

24%

Setuju Tidak Setuju

Gambar 3 Hasil kuisoner bahwa masyarakat Samin, Bojonegoro, direpresentasikan melalui media film dokumenter

Serupa dengan hal tersebut, 76% responden menyetujui bahwa masyarakat Samin, Margomulyo, Bojonegoro, ini perlu direpresentasikan melalui media film dokumenter6. Mengingat kekuatan film dokumenter yang memiliki treatment tersendiri untuk mengkomuni-kasikannya pada audiens melalui medium audio visual, terlebih lagi film dokumenter memiliki bergaining of power terhadap sebuah realitas. Seperti yang diungkapkan oleh pakar dokumenter, John F Griersen, salah seorang bapak film dokumenter, menyebutkan bahwa kekuatan film dokumenter hampir sebanding dengan sebuah rekonstruksi. Maksudnya adalah untuk menangkap sebuah problematika pada kebudayaan Samin perlu adanya sebuah dimensi untuk menggambarkan realitas secara komprehensif.

Dan secara umum, film dokumenter yang mampu mendorong penentu kebijakan untuk memberikan reaksi adalah sebagai berikut, a. Kontroversial Kontroversial di sini adalah baik itu secara tema cerita film bersifat kontroversi,

yang memang kontroversial dan mengundang perhatian, maupun adanya kontroversi antar subjek dalam film itu sendiri.

b. Tragis Secara cerita begitu tragis, mengenaskan atau begitu kontras bila dibandingkan dengan keadaan yang seharusnya.

c. Menyentuh hati, mengiba

6 Hasil Survey 2

Page 8: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Memiliki alur dan latar/setting cerita yang dapat menyentuh hati pemirsanya, sehingga menuntut perhatian lebih.

d. Kadang mengejutkan Maksudnya, cerita yang disuguhkan membuat pemirsanya hingga tercengang, apabila menonton beberapa adegan dalam film.

Faktor pendorong yang ada pada film dokumenter Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Samin ini adalah, • Masyarakat Samin yang dulunya terkenal dengan penampilan yang serba hitam,

kolot, dan terkesan bodoh, ternyata pandai dan kini terbuka akan pendidikan. • Adanya gap antara perwakilan generasi muda diwakili oleh Yeyen Yulianto/Juli

dengan wakil generasi tua yang diwakili oleh Bambang Sutrisno/Mas Tris. Bahwa generasi muda menginginkan secepatnya terjadi perubahan besar pada dusunnya, sedangkan generasi tua mengajak dengan sabar dan menerima apa adanya keadaan yang ada.

• Kondisi lingkungan dusun di mana masyarakat Samin tinggal masih adanya kesulitan air, dan banyak dari perumahan masyarakat yang belum mempunyai kamar mandi dan kakus.

• Belum meratanya listrik yang masuk ke Margomulyo, utamanya Dusun Jepang. • Keadaan bangunan sekolah dasar yang kurang baik untuk digunakan • Kebanyakan siswa yang tidak bersepatu kala bersekolah • Kurangnya fasilitas dan buku sekolah • Belum adanya bangunan untuk Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak

Kanak • Nyaris tak ada penghasilan untuk pengajar AKF dan PAUD • Masih saja banyak siswa yang putus sekolah karena biaya

Tujuan

a. Film dokumenter ini dapat menjadi faktor pendorong pada target audiens, yaitu penentu kebijakan dan masyarakat luas untuk mulai memberi perhatian pada masyarakat Samin, Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro.

b. Pengungkapan bahwa masyarakat Samin bukanlah masyarakat yang bodoh dan terbelakang, dan di tengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi, serta derasnya arus ekonomi, yang rentan terjadi pergesekan dan perubahan budaya seperti pada masa sekarang ini, orang Samin memiliki kepribadian yang dapat dijadikan rujukan. Seperti apa yang dipaparkan oleh Setya Yuwana Sudikan, bahawa orang Samin dikenal sangat jujur dan bersikukuh memelihara ajarannya1. Dan ditengah kegersangan modernitas, lokalitas seperti orang Samin ini justru menawarkan kearifan12. Utopis, hidup dalam keharmonisan, gotong royong dan tolong menolong yang tanpa pamrih.

Masalah

Bagaimana merancang sebuah film dokumenter yang mampu menjadi faktor pendorong pada target audiens untuk memberikan perhatian pada masyarakat Samin, Dusun Jepang, Margomulyo, Bojonegoro, sebagai program budaya Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Samin?

1 Pemetaan Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur, Biro mental dan spiritual Pemerintah Provinsi Jawa Timur tentang kebudayaan Samin, tahun 2008 12 Kupas Tuntas episode "SAMIN" telah ditayangkan di Trans7 pada 8 Mei 2008.

Page 9: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Metode Pendekatan

Target audiens film ini adalah Instansi Pemerintah disini adalah lembaga pemerintahan Jawa Timur, yaitu Pemerintah Provinsi Jatim (Pemprov Jatim), dan lembaga pemerintahan Bojonegoro, yaitu Pemerintah Kabupaten Bojonegoro (Pemkab Bojonegoro).

Selain itu tidak menutup kemungkinan bahwa audiens film ini adalah pria dan wanita dengan jarak umur antara 20 - 40 tahun yang mengapresiasi tinggi permasalahan sosial dan budaya. Secara praksis, film dokumenter ini akan didistribusikan ke beberapa lembaga pemerintahan, dan lembaga yang terkait dengan kesenian dan kebudayaan, antara lain: pusat kebudayaan, pertelevisian, maupun pada komunitas dan pemerhati kesenian dan kebudayaan.

Jenis Data

Data primer : • Hasil kuesioner dari 100 audiens pada saat sampling. • Hasil wawancara dengan Ibu Saptatik, Kasub Kebudayaan, Disparta Bojonegoro. • Hasil wawancara dengan Mbah Hardjo Kardi, keturunan ke-4 dari Ki Samin

Surosentiko. • Hasil wawancara peneliti Kebudayaan Samin. • Hasil wawancara dengan pelaku seni dan budaya Bojonegoro. Data Sekunder : • Teori-teori pendukung pembahasan. • Eksisting • Pengamatan langsung pada Dusun Jepang, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro • Hasil rekaman acara televisi Kupas Tuntas • Hasil rekaman siaran radio BBC Siaran Indonesia

Sumber Data

Data primer : 1. Wawancara dengan Ibu Saptatik, Kasub Kebudayaan, Disparta Bojonegoro. 2. Wawancara dengan Kang Siswo Nurwahyudi, dkk, pelaku seni dan budaya

Bojonegoro 3. Wawancara dengan Mbah Hardjo Kardi, keturunan ke-4 dari Ki Samin

Surosentiko 4. Wawancara dengan Ibu Eli, guru SMAN 4 Bojonegoro, peneliti Samin Dusun

Jepang, Margomulyo, Bojonegoro 5. Diperoleh dari hasil kuesioner dari responden pemuda Bojonegoro dan pemuda-

pemuda komunitas kesenian di Surabaya. Data melalui kuesioner dilakukan untuk mengetahui pendapat target konsumen Dewasa Awal mengenai trend, minat dan gaya hidup, kebutuhan target akan media yang bersangkutan maupun media yang tepat untuk mereka.

Data sekunder : Data-data yang didapat melalui : 1. Literatur, yaitu data yang diperoleh dari artikel buku tertentu, dapat berupa teori-

teori yang mengarah pada pembahasan perancangan ini. 2. Internet, yaitu pencarian data yang berhubungan dengan perancangan ini melalui

akses internet. 3. Pengamatan langsung pada Dusun Jepang, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro

Page 10: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

4. Kupas Tuntas episode "SAMIN" telah ditayangkan di Trans7 pada 8 Mei 2008. Narasumbernya tokoh muda Samin, Gunritno; peneliti komunitas Samin, Laksanto; dan budayawan asal Pati, Mas Anis.

5. Laporan Yusuf Arifin BBC Siaran Indonesia, Dunia Pagi Ini, 05.00 WIB Selasa 29 Mei - Jumat 1 Juni

6. Cuplikan Film Kulo Ndiko Sami, produksi In-docs dan Perkumpulan Kadang Sikep 7. Film Lari Dari Blora, Dipersembahkan oleh Ibar Pictures, Produksi Egy

Massadiah, Oleh Akhlis Suryapati

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah, a. Obeservasi lapangan

Dengan melakukan penelitian dan riset secara langsung di lokasi dimana subjek film berada.

b. Kuesioner Melakukan survey dengan kuesioner pada sampel target audiens yang dituju.

c. Wawancara Mengumpulkan data dan fakta melalui interview dengan subjek dan pihak-pihak yang terkait dengan perancangan.

Metode Pemilihan Subjek Film

Berikut adalah kriteria pemilihan subjek film dokumenter Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Samin, berdasarkan personifikasi warna dalam pedoman ajaran Samin yang di berikan oleh Mbah Hardjo Kardi.

Putih Putih adalah adalah dasar dari segala perilaku. Kriteria yang diinginkan adalah, • Keturunan langsung Mbah Hardjo Kardi • Ditokohkan oleh masyarakat • Berfungsi sosial tinggi pada masyarakat • Rendah hati • Muda dan bijak • Selalu berpikir positif • Suka menolong • Mendukung setiap perbuatan baik

Hitam Hitam, mewakili kesenangan pada dunia. Kriteria yang diinginkan adalah, • Ramah • Mudah bergaul • Ice breaker • Selengean • Menyukai hiburan • Suka minum Sisi Positif: • Suka menolong • Rendah hati

Merah Merah, melambangkan kecintaan pada sandang dan pangan. Kriteria yang diinginkan adalah, • Muda • Suka berdandan keren

Page 11: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

• Suka nongkrong • Suka bergaul • Mempunyai telepon selular • Intensitas hubungan via telepon selular tinggi Sisi positif: • Aktif dalam pendidikan masyarakat • Rendah hati

Kuning Kuning, sebagai pedoman tingkah laku. Kriteria yang diinginkan adalah, • Mengajarkan pendidikan moral, budi pekerti, tata krama dan agama, serta

pendidikan umum pada masyarakat • Berperan sosial tinggi, misalnya, dalam kelompok pengajian di lingkungan

masyarakat • Aktif dalam pendidikan masyarakat • Gemar bercerita dan memberi nasihat

Metode Penelitian

Perencanaan Proses penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian, antara lain : 1. Tahap Pengumpulan Data

a. Studi Lapangan, yaitu survey dengan kuesioner pada sampel target audiens yang dituju.

b. Studi Komparatif, yaitu dengan melakukan komparasi dengan produk-produk sejenis

c. Studi Literatur, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan perancangan yang berasal dari berbagai sumber.

2. Tahap Identifikasi Masalah Identifikasi permasalahan pada perancangan ini muncul dari wawancara dari

pihak-pihak terkait dan didukung oleh survey kuesioner yang ditujukan langsung pada target audiens. Hasil wawancara dan kuesioner dianalisa lebih lanjut hingga muncul identifikasi masalah yang menguatkan alasan perlunya perancangan ini dilakukan. 3. Tahap analisa permasalahan

Permasalahan-permasalahan yang timbul dianalisa lebih mendalam untuk dapat menetukan solusi bagaimana yang dapat dilakukan dari permasalahan tersebut. 4. Tahap pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan langkah penting yang akan menentukan perancangan ini akan berjalan, hingga pada penentuan hasil akhir dari perancangan ini. Segala proses desain yang diambil untuk kepentingan perancangan akan diputuskan di tahap ini.

PENMBAHASAN Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik. Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik bisa diukur melalui pengukuran AIO (Activity, Interest and Opinion).

Berdasarkan hasil riset terhadap Instansi Pemerintah, didapatkan kesimpulan: a. Activity (aktivitas). Aktivitas yang mereka lakukan adalah:

• Berproduksi optimal sesuai bidang usaha yang mereka masing-masing. • Berupaya untuk selalu meningkatkan kinerja instansi.

Page 12: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

• Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka merealisasikan tujuan instansi.

b. Interest (minat). Minat mereka terhadap kebudayaan adalah: • Memfasilitasi dan mendorong terjadinya proses kreatifitas dalam rangka

pengembangan kesenian dan apresiasi masyarakat • Memfasilitasi kegiatan kesenian daerah pada event-event regional,

nasional, internasional sebagai upaya pembinaan kesenian daerah • Mengembangkan dan meindungi kesenian daerah • Kebudayaan tersebut memiliki prospek yang bagus bagi instansi • Menyelenggarakan dan mengembangkan pengusahaan obyek dan daya

tarik wisata budaya • Melaksanakan pelestarian benda cagar budaya dan pengembangan

kawasan cagar budaya • Mengembangkan benda cagar budaya dan kawasan cagar budaya

sebagai pusat penelitian serta aktifitas sosial budaya masyarakat

c. Opinion (opini). Opini atau pendapat mereka mengenai kebudayaan adalah bahwa dengan kebudayaan, diharapkan adanya pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya, aktifitas sosial budaya masyarakat, dan peran aktif terhadap perkembangan dan perlindungan kekayaan bangsa. Dan mereka menganggap bahwa dalam hal ini menjalin relasi adalah sangat penting. Motivasi mereka dalam mengembangkan kebudayaan adalah menghasilkan keuntungan yang berdampak positif bagi laju perkembangan instansi mereka.

Studi Eksisting

Dari studi eksisting menghasilkan beberapa kesimpulan terhadap analisa komparasi film dokumenter yang telah ada, sehingga proses adaptasi diperlukan dalam perancangan film dokumenter “Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Samin“ ini. Adaptasi yang akan diterapkan pada perancangan sesuai hasil dari analisa eksisting (Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Arek) adalah sebagai berikut: a. Penggunaan genre Direct Cinema, karena direct cinema bersifat personal untuk

menghilangkan jarak subjek dengan pembuatnya. b. Tema adalah kebudayaan Indonesia, terkhusus Jawa Timur karena

pembahasan program “Tribute to East Java Heritage“ adalah kebudayaan Jawa Timur.

c. Hampir seluruh film dokumenter menggunakan alur maju, karena tidak ada rekayasa dan bersifat pemaparan (eksposisi)

d. Sudut pandang pada program “Tribute to East Java Heritage” disesuaikan dengan Target Audiens pada masing-masing kebudayaan di Jawa Timur.

e. Menghindari adanya kesan bahwa perancangan ini menceritakan biografi subjek film. Dikarenakan eksisting yang ada, yaitu Seri Kebudayaan Arek, mengesankan bahwa lebih menceritakan biografi subjek film.

Page 13: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Studi Komparasi

Dari studi komparasi menghasilkan bebera mparasi film dokumenter yang telah ada, sehing ntuk perancangan film dokumenter ini adalah:

Penggunaan genre campuran, antara Direct Cinema dan Cinema Verite, karena selai atnya, sehingga lebih bersifat emosional, deng tu penonton memahami cerita yang disampaikan ol

. Banyak menggunakan normal angle, mengesankan persamaan, dan berada pada lokasi yang sama, dan menitikberatkan dramatisasi dengan tone warna yang lebih lembut, dibantu dengan pencahayaan atmosfer.

Gambar 4 Beberapa adegan dalam Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Arek

pa kesimpulan terhadap analisa koga adaptasi yang diperlukan u

a. n bersifat personal untuk menghilangkan jarak subjek dengan pembu

an adanya narasi membaneh subjek film.

b

Page 14: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Gambar 5 Beberapa adegan dalam film “Kulo Ndik kuBox In-Docs

miliki oleh kebudayaan Samin di Jawa Timur ini adalah,

. Kebudayaan Samin di wilayah Jawa Timur ini sedikit spesial karena di Dusun Jepang, Kec Margomulyo, Kab Bojonegoro ini, merupakan tempat sesepuh Samin, yaitu generasi ke-3 dan ke-4 Samin, yaitu Mbah Surokarto Kamidin (alm) dan puteranya, Mbah Hardjo Kardi. Oleh karena itu sering sekali para pejabat, tokoh masyarakat, dan peneliti baik itu dari Jawa Timur sendiri maupun dari luar Jawa Timur, menjadikan dusun ini sebagai daerah kunjungan dan rujukan penelitian.

Ternyata meskipun dusun ini merupakan tempat tinggal sesepuh Saminisme dan dimana beliau memberikan pengaruh, namun dusun ini adalah dusun yg telah terbuka dengan modernitas.

onsep Komunikasi

S penelitian ini adalah analisa konten dengan pendekatan antropologi dan sosiologi. Hal

nyangkut unsur-unsur dalam masyarakat dan kebudayaan yang inheren di teknik partisipasi

eberapa dalam kebudayaan Samin dan produknya (berupa

duk keseniannya.

o Sami”, salah satu film dalam Do

USP

USP yang di

a

b.

K

esuai dengan data-data yang telah diperoleh, yaitu metode yang digunakan dalam

ini medalamnya. Sedangkan teknik pencarian dan pengolahan data adalahlangsung dan wawancara dengan subjek-subjek terkait.

Sehingga, konsep komunikasi yang digunakan adalah melalui dokumentasi budaya (yaitu personifikasi dari ajaran Samin yang mereka jadikan panutan) sebagai pembangun cerita untuk mengutarakan permasalahan sosial masyarakat utamanya tentang kualitas pendidikan dan ekonomi masyarakat. Juga mengenai kurangnya fasilitas pendukung, utamanya sekolah, jalan, waduk penampung sumber air, dan ketersediaan pasokan listrik. Hal inilah yang menjadi pokok pembahasan dalam film. Karena bagaimana dan sajaran Samin) yang bersifat filosofis itu menyatu dengan masyarakat, akan lebih tampak apabila adanya kedekatan dengan mereka dan bagaimana mereka menghadapi permasalahan yang ada. Tidak seperti kebanyakan kebudayaan lainnya di Jawa Timur yang langsung tampak oleh pro

Page 15: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Tabel 3 Konsep Film dokumenter Tribute to East Java Heritage

Seri Kebudayaan Samin

Page 16: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

DDenotas

efinisi Keyword i :

Menurut kamus bahasa Inggris An English-Indonesian Dictionary, oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, definisi a. faith berarti :

kb. 1 kepercayaan; 2 agama, keyakinan b. keep berarti :

kb. 1 pencaharian, nafkah kkt. 1 menjaga; 2 memelihara; 3 membuat catatan; 4 menyimpan; 5

menerima; 6 menunjukkan; 7 turut; 8 menahan; 9 terus kki. tetap

c. change berarti : kb. 1 perubahan; 2 pergantian, ganti; 3 uang kembali. kkt. 1 merubah; 2 menukarkan; 3 bertukar, menukar; 4 (ber)ganti; 5 mengalih kki. 1 menukar pakaian; 2 ganti; 3 berubah

Konotasi (How to Say):

Kata keep the faith (menjaga keyakinan) mempunyai maksud, mengutarakan permasalahan yang ada pada masyarakat Samin, Dusun Jepang, Margomulyo, Bojonegoro, melalui dokumentasi budaya (yaitu personifikasi dari ajaran Samin yang mereka jadikan panutan) sebagai pembangun cerita. Bahwa permasalahan yang ada adalah masyarakat Samin mulai terbuka terhadap perubahan dan modernitas, dan mulai menganggap pentingnya arti pendidikan. Di tengah semangat yang besar untuk saling memberi dan mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang layak, masyarakat Jepang terbatasi oleh kurangnya sarana penunjang pendidikan, kurangnya pelatihan kerja dan keterampilan selain pertanian, serta infrastruktur dan keadaan dusun yang menuntut perhatian pemerintah. Dan pembangunan cerita film ini melalui andil dari tiap subjek film dalam menyikapi permasalahan yang ada. Subjek film dipersonifikasikan melalui empat unsur warna, putih, hitam, merah, kuning, yang merupakan pedoman dari ajaran Samin yang telah dibuat oleh Mbah Hardjo Kardi.

Kriteria Desain

Dari konsep tersebut di atas diturunkan ke dalam kriteria desain, sehingga desain yang dihasilkan sesuai dengan konsep perancangan. Dimana hal itu berpengaruh terhadap berhasil tidaknya tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan. Konsep desain dalam perancangan ini adalah keep the faith yang artinya, menjaga keyakinan.

Dalam konsep perancangan ini penekanan informasinya adalah masyarakat Samin Dusun Jepang kini nyaris sudah seperti masyarakat desa pada umumnya dan mempunyai semangat mencari pendidikan dan perekonomian yang layak, namun hal itu begitu susah di dapatkan, karena berbagai macam kendala, misalnya, lokasi dusun yang begitu jauh dari pusat pendidikan dan administratif kecamatan, dan fasilitas yang ada belum bisa memenuhi kebutuhan pendidikan dan ekonomi masyarakat. Hal ini begitu kontras dengan seringnya pejabat, tokoh masyarakat dan peneliti yang berkunjung ke dusun Jepang. Artinya, hal ini sebagai faktor pendorong dalam menyulut reaksi penentu kebijakan dan masyarakat untuk peduli akan keadaan masyarakat dusun Jepang ini.

Dan hal tersebut dikemas dalam dokumentasi budaya masyarakat (yaitu personifikasi dari ajaran Samin yang mereka jadikan panutan) sebagai pembangun cerita dan disesuaikan dengan target audiens, sehingga apa yang ingin disampaikan (What to Say) bisa tercapai dan terjawab secara komprehensif.

Page 17: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Strategi Komunikasi (How to tell the story)

Strategi komunmen m

ikasi disini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan cara r pesan yang ingin disampaikan

cangan media audio visual, istilah an bagaimana gaya penceritaan yang digunakan

film dokumenter ini enre yang digunakan dalam film ini, yaitu campuran antara

cinema dan ekspositoris/cinema verita. Artinya, pesan dalam bjek film menceritakan

gan subjek lain secara aktual.

merasa dihadapkan pada realita yang sesungguhnya. ekspositori/cinema verite diadopsi penyampaian pesan

n ebagai pedoman tingkah laku. Oleh karena keutuhan film ini terilhami r kehidupan manusia tersebut, maka diperolehlah 4(empat) subjek

syarakat Dusun Jepang, akan dikemas dalam film

an langsung dari Mbah Hardjo ardi yang menjelaskan. Disusul ketiga tokoh menjelaskan bagaimana karakter ribadi orang-orang Samin dan pergaulan bersama masyarakat.

erikutnya melalui tokoh Yeyen Yulianto (Juli) dan Hartinah (Bu Har), masalah r dan keadaan dusun diutarakan. Mas

ya paikan pesan kepada target audiens agaudah dipahami. Dalam perandapat dengan m

strategi komunikasi cenderung diartikatau how to tell the story.

Adapun gaya penceritaan yang digunakan pada perancanganadalah sesuai dengan gobservatoris/direct media ini disampaikan kepada target audiens dengan cara susendiri, secara spontan menyampaikan persoalan yang mereka hadapi, tak jarangkegiatan/tindakan dan percakapan dilakukan denSehingga, penonton Sedangkan, dari genredengan narasi. Hal ini dipilih karena produk Kebudayaan Samin yang banyak bersifat filosofis dan tidak tampak secara kasat mata seperti produk kebudayaan lainnya di Jawa Timur.

Dalam membangun cerita dan keutuhan film ini, pembuat film menganalogikan bahwa film dokumenter tentang Kebudayaan Samin ini adalah sebuah kehidupan manusia. Dan dalam diri manusia yang utuh, mempunyai 4(empat) unsur, sesuai dengan pedoman yang diberkan oleh Mbah Hardjo Kardi, generasi keempat Saminisme. Sebuah pedoman yang diberikannya pada keluarga dan masyarakat, yang telah disarikan dari kitab-kitab Ki Samin Surosentiko yang telah beliau pelajari.

Keempat unsur tersebut diwakili dengan warna, putih, ireng, abang, kuning. Putih sebagai dasar dari segala perilaku, ireng/hitam, mewakili kesenangan pada dunia, abang/merah melambangkan kecintaan pada sandang dan pangan, sedangkakuning, kuning, soleh semua unsufilm yang mempunyai karakter dominan mewakili masing-masing unsur. Sebutlah Bambang Sutrisno, putra dari Mbah Hardjo Kardi, mewakili putih, personifikasi dari seorang yang sabar, arif bijaksana, dan selalu berpikir positif dalam menghadapi segala persoalan. Ireng/hitam, diwakili oleh Saeran, seorang tukang potong dusun yang humoris, ice breaker, lebih suka nongkrong dan bersenang-senang. Abang/merah diwakli oleh Yeyen Yulianto, seorang pemuda yang belum berkeluarga, belum memikirkan kebutuhan hidup berkeluarga, dan masih hanya memikirkan urusan pulsa, makan dan penampilan pribadi. Hartinah, seorang ibu yang rendah hati, dan mengajarkan budi pekerti pada anak-anak generasi penerus Dusun Jepang, mewakili unsur kuning.

Bahwa, keempat tokoh inilah yang membangun keutuhan cerita dalam film ini. Bagaimana andil mereka dalam membangun cerita pada film dan memelihara solidaritas sosial, semangat memajukan pendidikan dan perekonomian, serta memelihara kearifan lokal madikumenter ini.

Cerita ini diawali dengan penjelasan mengenai apa itu Samin, mengapa orang menyebut “Samin” sedangkan masing-masing orang mempunyai nama sendiri-sendiri. Di sini Bambang Sutrisno (Mas Tris) sebagai keturunKp

Bpendidikan dan ekonomi, masalah infrastruktu

Page 18: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Tris dengan sabar dan bijak menengahi dan memberikan pengertian bahwa keadaan seperti sekarang ini harus tetap disukuri dan apapun keadaannya.

Cerita dilanjutkan oleh Saeran, yang merupakan salah satu contoh pengaruh ajaran Samin pada masyarakat dan pemuda Jepang. Walaupun kehidupannya penuh keriaan nongkrong, dan bersenang-senang berkumpul bersama teman-temannya,

masyarakat, walaupun didera segudang

elaksanaan

bernama Ayunda Eka Trisnawati.

dengan warga dan pemuda Jepang. Beliau

mempunyai banyak

memiliki kesibukan

namun satu sisi karakternya patut menjadi contoh.

Permasalahan seputar pendidikan dan pemuda, bahwasanya pemuda juga membutuhkanperhatian dan keterampilan selain bertani dicontohkan dan dikisahkan oleh Juli, sedangkan permasalahan ekonomi dikisahkan oleh Bu Har. Mereka juga memberikan pemahaman pada audiens bagaimana cara mereka dan kebanyakan masyarakat Jepang lain menghadapi permasalahannya. Nada dukungan pun diutarakan oleh Mas Tris, yang kemudian juga menjelaskan bagaimana karakter orang Jepang yang sebenarnya.

Sepatuh cerita terakhir menjelaskan tentang ajaran Samin, setelah mendapatkan contoh konkrit dari pola perilakupermasalahan yang kompleks, namun solidaritas sosial yang diajarkan dalam ajaran Samin masih terjaga. Meskipun realitanya mereka harus berhadapan dengan dua jalan. Pertama, berkompromi dengan jaman untuk bertahan hidup, atau mempertahankan cara hidup seperti kakek buyut mereka, namun beresiko menjadi yang tertinggal. Inilah tantangan kebudayaan yang sesungguhnya.

Dari How to tell the story diatas terdapat beberapa langkah dalam pproses pra produksi setelah mendapatkan subjek film, yaitu Bambang Sutrisno, Saeran, Yeyen Yulianto, dan Hartinah. Adapun proses kerjanya sebagai berikut:

Life History, adalah hasil dari riset lapangan menghasilkan subjek film dan dari sini subjek diceritakan kembali sebagai proses penggalian ide dan perkenalan subjek film dokumenter.

Bambang Sutrisno

Bambang Sutrisno, atau biasa dipanggil Mas Tris, anak terakhir Mbah Hardjo Kardi, dari 7 (tujuh) bersaudara. Bekerja sebagai PNS di Kantor Kecamatan Margomulyo dan mengambil kuliah sore di Universitas Soeryo Ngawi di sore hari setelah sepulang bekerja. Mempunyai seorang istri, Noveri Ekowati, dan seorang putri

Walaupun telah mengenyam pendidikan tinggi dan bekerja di pemerintahan, tak lantas membuat Mas Tris tercabut dari akar budaya Samin lehuhurnya, atau jauh dari kebersamaan

masih seperti ayahnya, bertani, srawung/berkumpul bersama sedulur-sedulur lainya, yaitu, keluarga dan maryarakat, membantu memperbaiki mesin-mesin pertanian, hingga merawat motor keponakannya, bila

mengalami kerusakan. Seperti itulah Mas Tris, seorang yang keahlian, seperti Mbah Hardjo, ayahnya.

Meskipun Mas Tris belum berani menceritakan kisah sejarah pendahulunya, namun semangat beliau untuk mempertahankan eksistensi ajaran Samin dengan pandangan dan pemikiran yang maju, patut menjadi panutan. Meskipun telah

Page 19: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

dalam pekerjaan, dan menjadi PNS pula, tak membuat dia lupa untuk selalu jujur, lugas dan tegas dalam bekerja, berfungsi sosial bagi masyarakat, sabar dan hal-hal lain sesuai dengan ajaran Samin. Aja srei, drengki, dahwen, kemeren, pek pinek barange liyan. Aja ngino sapada-pada urip. Aja adigang-adigung, sapa siro sapa

Saeran, biasa dipanggil Sa, Sae, atau Menyun.

Rumini ke pasar

eran

mengerti lagi tentang ajaran Samin, tetapi masih ada hal-hal yang dapat diambil contoh dari k

Sn

anaknya yang bukan asli Jepang, mTrenggalek. Kini Saeran menghidubersama keluarga adiknya yang bertemasih di dusun yang sama. Tak jaramenjual jasa dan berkumpul dengan Lam tempat para pemuda Jepang bermain bilyar u

Yeyen Yulianto

PamJmml

ngkan malamnya mengajar di AKF (Paket A

ingsun. Wenehono pitulungan sapa kang butuh pitulunganmu. Aja pamrih imbalan, iku sadulure dewe. Yang artinya, “Jangan sirik, dengki, sok, dan iri, apalagi mengambil barang milik orang lain. Jangan menghina sesama makhluk hidup. Jangan semena-mena, dengan siapa kamu siapa aku. Berilah pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan pertolonganmu. Jangan pamrih imbalan, karena semua bersaudara.”

Saeran

Salah seorang pemuda Dusun Jepang yang ramah, mudah bergaul dengan siapa saja, serta mempunyai fungsi sosial yang tinggi di dusun ini. Dengan pekerjaannya sebagai petani dan tukang cukur yang bertarif Rp 2000,- per-kepala, tiap pagi dengan rela meninggalkan pekerjaannya, hanya untuk mengantar Budemembeli kepeluan toko, mengantar Mbah Hardjo ke klinik, dan sebagainya.

Apabila diurut dari kakek neneknya, Sasebenarnya masih merupakan “keturunan” Samin. Namun beliau bercerita bahwa kini tak mengerti lagi akan “aliran” tersebut. Meskipun tak

arakter Saeran, yaitu sabar, jujur dan ikhlas.

aeran juga sebenarnya telah berkeluarga dan sejak beberapa tahun belakang ini, istri dan emilih untuk tinggal di rumah orang tunya di

pi diri dengan memtong rambut, dan bertani mpat tinggal di ledok atau sebuah lembah yang ng, beliau tinggal di pendopo desa, tempatnya teman-teman. Atau di rumah Lek

mempunyai seorang putra. Namu

ntuk mengisi waktu luang.

emuda 22 tahun yang biasa dipanggil Juli ini dalah seorang lulusan SMK, hobi bermain usik, dan nongkrong bersama pemuda dusun

epang lainnya termasuk Saeran. Sementara ini asih menganggur dan suatu saat ingin elanjutkan kerja di Jakarta bila ada kabar

owongan kerja dari temannya. Aktivitasnya kini lebih banyak di rumah bila pagi, menunggui adik kecilnya, nongkrong mengisi siang dan sorenya, sedaKeaksaraan Fungsional) dan lanjut nongkrong lagi setelahnya hingga tengah malam biasanya dia akan pulang ke rumah.

Dia adalah seorang kakak dari adiknya yang masih balita, dan hanya dua bersaudara.

Page 20: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Ayahnya, Jiman, adalah seorang Ketua RT, yang mungkin telah menjabat lebih dari 10 tahun. Ayah dan ibunya, selain petani juga pembuat arang, yang nantinya akan dijual lagi. Pagi-pagi kedua orang tuanya pergi ke hutan untuk membuat arang, dan Juli lah yang menemani adiknya bermain dengan tetangga sebelah, yang masih saudaranya pula, hingga ayah ibunya pulang ke rumah sekitar pukul 10 pagi. Tak jarang dikala siang, dia bertelepon atau sekedar berkirim-kirim pesan pendek dengan pacarnya, seorang siswi salah satu sekolah di Kecamatan Ngraho. Begitu pula sore dan malam harinya.

Pada masanya, Juli sebenarnyamelanjutkan hingga taraf menengahmeningkatkan taraf pendidikan dan sudah tidaklah cukup. Pemuda di Jbertani, menggembala sapi, dan mesangat berharap pada pemerintapendidikan masyarakat Jepang, enbeserta penunjangnya. Sehinggaperekonomian masyarakat sendiri.

Hartinah

g

g tak jauh dari profesi guru. Pada usia SMA beliau memasuki PGA (Pendidikan Guru Agama

seorang pendidik nantinya. Dan besejumlah uang kepada sang Kepasuatu sekolah atau lembaga pendidmenjadi angan. Beliau ditipu sankehidupan terus berjalan, mulai pertamanya, hingga bekerja di Mala

Meskipun tak seperti di kota, profsinini memang sangat berarti bagi membaca, menulis, berhitung, meJepang usia taman kanak-kanak. Dauntuk orang-orang tua Jepang usia 3

Ide Cerita (What to say)

Masyarakat Samin Dusun Jepang hitam, bukan masyarakat yang kodegan modernitas, dan kini nyaris

termasuk segelintir pemuda Jepang yang atas. Peningkatan semangat masyarakat untuk ekonomi dengan cara yang sama seperti sudah-epang ini membutuhkan keterampilan lain selain ncari rencek/ranting kayu untuk kayu bakar. Dia h, supaya pemerintah juga peduli terhadap tah itu pendidikan formal maupun non-formal, dengan ini nantinya akan meningkatkan

Wanita pendatang dari Gunung Kidul, Yogyakarta ini biasa dipanggil Bu Guru atau Mbak Har, oleh warga Jepang karena semangatnya dalam mengajar di RA (setingkat TK), ngaji, dan juga AKF seperti Juli dan Jiman. Mempunyai seorang putera bernama Wahyu, dari suaminya sekarang, Purwanto, seoranpria Jepang. Sedangkan dari suami sebelumnya beliau mempunyai 2 (dua) orang putra, bernama Nanang dan Aan, keduanya bersekolah di Gunung Kidul.

Menjadi guru mungkin adalah cita-citanya sejak dahulu. Ketika masih remaja bermain bersama-teman beliau dan berpura-pura menjadi guru. Kehidupan beliau selanjutnya meman

Islam) dan memang sangat berharap menjadi rsama senior dan kawan lainnya dibayarkanlah

la Sekolah, yang menjanjikan profesi guru pada ikan lainnya. Habis uang di tangan, guru hanya

g kepala sekolah. Meskipun tak menjadi guru, dari mengajar les priat dan bertemu suami

ysia dan bertemu labuhan hatinya kini.

ya menjadi guru di tengah hutan seperti di Jepang masyarakat. Walaupun itu hanya mengajarkan ngaji, dan budi pekerti pada generasi penerus n mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung 0 tahun ke atas.

tidak lagi identik dengan tampilan yang hitam-lot dan terbelakang, namun telah berakulturasi sudah seperti masyarakat desa pada umumnya.

Page 21: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Kebudayaan Samin dan produknya, berupa ajaran Samin, dan pengaruhnya dalam masyarakat merupakan kebudayaan dan ajaran bersifat filosofis dan menyatu dengan masyarakat, ajaran tersebut akan lebih tampak apabila adanya kedekatan dengan mereka dan mengetahui bagaimana mereka menghadapi permasalahan yang ada. Tidak seperti kebudayaan lainnya di Jawa Timur yang langsung tampak oleh produk kesenian maupun pakaiannya.

Seiring dengan semangat mencari pendidikan dan perekonomian yang layak, masyarakat dusun Jepang mempunyai keterbatasan yang menjadi hambatan besar, lokasi dusun yang berada di tengah hutan, begitu jauh dari pusat pendidikan dan administratif kecamatan, dan fasilitas yang ada belum bisa memenuhi kebutuhan pendidikan dan ekonomi masyarakat. Hal ini begitu kontras dengan seringnya pejabat, tokoh masyarakat dan peneliti yang berkunjung ke dusun Jepang. Artinya, hal ini sebagai faktor pendorong dalam menyulut reaksi penentu kebijakan dan masyarakat untuk peduli akan keadaan masyarakat dusun Jepang ini.

Film Statment

Masyarakat Samin Dusun Jepang, Margomulyo, Bojonegoro, mulai terbuka terhadap prubahan dan moderenitas, dan mulaisemangat yang besar untuk mendapamasyarakat Jepang terbatasi olehkurangnya pelatihan kerja dan keterakeadaan dusun yang menuntut perhati

Treatment Visual

Treatment visual adalah ilustrasi awamemikirkan target visual. Judul : Wong SaminTema : Fenomena STujuan/Pesan : Masyarakat

dan mulai mCerita : Kegigihan s

memberikanmasyarakat

Bentuk : MultikaraktePotensi Konflik : ketika upaya

a sudah dinilai dengan uang tidak jadi seperti ini,

menganggap penting arti pendidikan. Di tengah tkan pendidikan dan penghidupan yang layak,

kurangnya sarana penunjang pendidikan, mpilan selain pertanian, serta infrastruktur dan an pemerintah.

l untuk membentuk sebuah cerita dan sudah

di Persimpangan Jaman osial dan Budaya

Samin yang mulai terbuka terhadap perubahan enganggap penting arti pendidikan.

ebagian masyarakat Dusun Jepang dalam pendidikan dan menjaga solidaritas sosial

Samin di Dusun Jepang r (wawancara anggota masyarakat) memberikan pendidikan terbentur dengan

persolan ekonomi dan keinginan menjaga solidaritas sosial harus berhadapan dengan kesibukan dan masalah ekonomi

Elemen : Footage video aktifitas warga masyarakat Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro

Foto dokumentasi, foto sesepuh wong Samin Durasi : 54 menit (dengan opening dan kredit title) DV Pal 720x576

pixel Alur :

Wong Samin di Persimpangan Jaman

"Kalo semuanyjadi orang kota semuanya, bisa dibeli dengan uang. Kalo orang sini nggak bisa dibeli dengan uang…"

(Bambang Sutrisno)

Page 22: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Fajar masih belum muncul benar dan Dusun Jepang masih diliputi keheningan. Lamat-lamat kamera bergerak menangkap setiap detail kehidupan dusun kecil di Bojonegoro ini. Saat matahari fajar menyingsing itu artinya dimulailah denyut kehidupan di Dusun Jepang; beberapa pria beranjak ke sawah, anak-anak kecil yang

desa hingga barisan anak enjadi pelanggan tetap Saeran. Saat matahari sudah agak tinggi,

ang sulit diterima nalar bisnis ng begitulah cara hidup kebanyakan warga Dusun Jepang. Saling

al itu ga ya , anak terakhir dari

an tradisonal m agai nerus gener s ini

menceritakan masih ban kat. ar masya ang

perad ang oleh

memiliki pandangan yangtapi cuma baca dari intern

rut Mas Tr u h besar. ”Aja n

sekarang. Sudah bany n. sampai SMP s Tris.

Pentingnya pen pendatang di D

di Dusun Jepang lantaran mengikuti suaminya. ngajar, akhirnya Hartinah terpikir untuk membentuk

PAUD (Pendidikan Ana lis dan mengaji. ”Saya tanya dulu kepada ibu-ibu desa, apakah mereka berkenan jika saya membuka lembaga p mdulillah mereka setuju,” k

Wanita be kepada murid-muridnya yang belum genap lim an moral itu penting mas. Saya lihat an uda sekarang nggak begitu ngerti unggah ungguh dan sopan santun, makany

berangkat ke sekolah, ibu-ibu yang menyapu pekarangan rumah. Di tengah kesibukan warga dusun di permulaan hari, Saeran masih diliputi

rasa kantuk yang luar biasa. Pemuda tanggung ini semalaman begadang bersama pemuda desa lainnya bermain bilyard di balai desa. Sehari-hari Saeran memang biasa menghabiskan waktu di pendopo; bermain gitar, bilyard, kartu, atau sekedar ngopi.

Sebagai seorang pria dewasa, Saeran memiliki mata pencaharian sebagai petani dan tukang cukur sebagai sampingannya. Setiap warga desa datang untuk meminta Saeran memangkas rambut mereka. Para tetuasekolah setia mSaeran biasa menyiapkan peralatan mencukur rambut yang sederhana. Kamera mengambil gambar detail pada peralatan potong rambut Saeran. Ia membongkar dan meminyaki alatnya.

”Ongkosnya dua ribu rupiah saja, itu juga kalau anak kecil tambah saya belikan es. Mereka senang, akhirnya mereka kembali lagi sama kawannya. Pelanggan saya bertambah tho,” kata Saeran tersenyum.

Prinsip bisnis yang dijalankan Saeran memmodern. Tapi mematolong menolong dan hidup guyub satu sama lain. ”Kita ini relawan lah. Suka menolong. Kalau ada warga desa yang minta bantuan yang kita tolong. Seneng

a isa membanturasany b orang lain,” kata Saeran. H ju ng disampaikan oleh Bambang Sutrisno

Mbah Hardjo Kardi, sesepuh Samin dan generasi ke-4 dari Ki Samin Surosentiko. Ia mengatakan bahwa kehidupan masyarakat Dusun Jepang masih menganut peri kehidup asyarakat Samin yang perlahan sudah mulai hilang. Sebseorang pe asi masyarakat Samin, pria yang akrab dipanggil Mas Tri

yaknya pemahaman salah yang beredar di masyarakat menilai Samin adalah contoh mSebagian Bes ra asyarakat terbelak

yang menolak aban dan kemajuan zaman. Seperti setereotip ydikembangakan Belanda ketika menjajah Indonesia. ”Sayangnya mereka

salah. Banyak mahasiswa menulis skripsi tentang Samin, et, ndak pernah datang kemari,” kata Mas Tris.

Menu is, pemahaman bahwa ajaran Samin menolak kemajuan tentsaja sala ran yang ada dulu sudah tidak relevan kalau diterapka

ak masyarakat Samin yang mengenyam pendidikaBahkan yangSetidaknya . sampai mahasiswa juga ada,” lanjut Ma

didikan bagi masyarakat Samin ini menggerakkan Hartinah, seorang usun Jepang untuk menggelar sekolah dini bagi anak-anak disekitar dusun. Hartinah menetapKarena memiliki pengalaman me

k Usia Dini) yang mengajarkan baca tu

endidikan sederhana, ini kan untuk anak mereka juga. Alhaata Hartinah mengenang masa lalu.

rjilbab ini juga mengajarkan moral dan tata kramaa tahun itu. ”Pendidik

ak ma saya berikan itu di usia dini.” kata Hartinah. Menurut dia banyak warga dan

sesepuh dusun yang mendukung usahanya. ”Mereka bilang; lha memang sekarang

Page 23: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

nilai moral dan tata krama sudah tidak lagi diperhatikan sama generasi muda, jadi yo bagus kalau kamu mengajar nilai kesopanan buat anakku,” kenang Hartinah.

, itu yang saya berikan. Kalo di Al Quran ada ayat yang berbicara; ajarkanlah walau s

pa ilmu. ”Saya senang ngajar. Meski saya cuman punya ilmu sedikit

kebiasaan tersebut Juli membu

asih saja telaten mengajari para sesepuh

esar untuk mendap

Dengan

servasi tentang

Selain para balita, Hartinah juga mengajar Kejar Paket A untuk para orang tua yang ingin bisa membaca. Dengan telaten Hartinah mengajari para sesepuh ini setiap malam. ”Tapi ya ini murni ibadah mas. Saya mengajar siang malam ini banyak ikhlasnya. Saya ndak mikir kesejahteraan dan gaji, pokoknya saya punya kemampuan dan ilmu

atu ayat, ya ini yang saya lakukan. Kesejahteraan itu urusan nanti, lha ndak jarang satu bulan sampai tiga bulan saya ndak dapat uang sepeser pun. Tapi hati saya senang.” kata Hartinah. ”Kalo saya ndak dapat apa-apa hari ini ya ndak masalah. Mungkin Gusti Allah mengganti rezekinya di anak cucu saya…”

Selain Hartinah, ada satu lagi tutor yang mengajar di Kejar Paket A, Yeyen Yulianto namanya. Pemuda desa alumni STM ini juga memberikan sumbangsih kepada desanya beru

tapi saya bisa menolong orang lain” kata Juli, panggilan akrabnya. Seperti halnya para pemuda desa lainnya, Juli seringkali menghabiskan waktu di pendopo, bermain gitar dan bersenang-senang. Tapi di luar

ktikan bahwa dirinya juga bisa memberikan sesuatu bagi dusunnya. ”Jadinya lucu saja mengajar orang-orang tua ini membaca. Masak saya tulis ’Sampo’ tapi dibaca ’Kebo’ hahaha. Kalo orang sudah seneng rasanya nggak ada capeknya,” ujar Juli.

Hari semakin larut, Hartinah dan Juli m untu belajar menulis dan berhitung. Bulan menunjukkan cahayanya yang

lembut dan bentuk yang bulat sempurna. Di tempat lain Saeran asyik berjoget mengiringi biduanita yang membawakan dangdut pantura. Dusun Jepang pun melanjutkan denyut kehidupan dalam balutan falsafah masyarakat Jawa; guyub rukun agawe sentosa. Sebuah kredo lawas yang semakin hilang ditelan zaman.

Kesimpulan

Dalam perancangan film dokumenter “Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Samin” ini bahasan utamanya adalah bahwa masyarakat Samin Dusun Jepang, Margomulyo, Bojonegoro, mulai terbuka terhadap prubahan dan moderenitas, dan mulai menganggap penting arti pendidikan. Di tengah semangat yang b

atkan pendidikan dan penghidupan yang layak, masyarakat Jepang terbatasi oleh kurangnya sarana penunjang pendidikan, kurangnya pelatihan kerja dan keterampilan selain pertanian, serta infrastruktur dan keadaan dusun yang menuntut perhatian pemerintah.

Sehingga diperlukan sebuah kajian untuk membuat film dokumenter ini menjadi alat yang efektif sebagai faktor pendorong pada target audiens, yaitu pemerintah dan masyarakat luas, untuk memberikan perhatian pada masyarakat Dusun Jepang. Di sisi lain, manfaatnya adalah agar terjadi sebuah rangsangan terhadap para generasi muda untuk tetap melestarikan kebudayaan tradisional yang mulai tergeser oleh kebudayaan barat, paling tidak, ada bentuk apresiasi lebih tinggi terhadap kebudayaan bangsa sendiri.

terbetuknya perancangan film dokumenter “Tribute to East Java Heritage Seri Kebudayaan Samin” ini, dapat berguna untuk keperluan akademis sebagai literatur pembelajaran film dokumenter secara teoritis dan keperluan pengenalan kebudayaan tradisional secara aplikatif.

Saran

Dalam melakukan perancangan, hendaknya banyak melakukan kajian dan ob bidang desain yang akan dikerjakan. Dengan melakukan kajian-kajian dan

observasi secara mendalam dan mendetil, akan didapatkan hal-hal unik dan khas dari

Page 24: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

bidang desain yang dirancang. Hal-hal unik dan khas tersebut akan banyak membantu dalam proses perancangan film dokumenter.

DAFTAR RUJUKAN Aribowo. 2006. Peta Kesenian Jawa Timur 1. Surabaya: Dinas P & K Propinsi Jawa

Timur. Dwiyan

Koentja

Media

7. Di Jawa, Petualangan Seorang Antropolog. Yogyakarta:

eluruskan Pandangan tentang Wong Samin

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dewan Kesenian Jawa

an, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

to, Pieter. 2006. Perancangan Fotografi Dokumenter Kehidupan Masyarakat Samin. Surabaya: UK Petra.

Fauzan, Uzair. 2005. Politik Presentasi dan Wacana Multikulturalisme, Hak Minoritas. Harbeno, Yudo dan Fajar. Feature & Documentary Production. Hayward, Susan. 1996. Key Concept in Cinema Studies. Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

raningrat. 1985. Adat,Kebudayaan dan Mentalitet Budaya. Jakarta: Aksara Baru. Kupas Tuntas episode Samin. Trans7. 8 Mei 2008. Morissan, M.A. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada

Group. Mulder, Niels. 200

KANISIUS (Anggota KAPI). Mumfaningsih, Siti. 2005. Kearifan lokal di lingkungan Masyarakat Samin kabupaten

Blora Jawa Tengah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Jakarta: Gramedia. Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. PT. Remaja Rosdakarya. 1996. Riwayat Perjuangan Ki Samin Surosentiko. Kecamatan Margomulyo Pemkab

Dati II Bojonegoro. Romadhona, Mahima. 2009. Perancangan Video Profil Institut Teknologi Sepuluh

Nopemmmber Surabaya. Surabaya: ITS Surabaya. Soemanegara, Dermawan dan John E Kennedy. 2005. Marketing Communication:

Taktik Dan Strategi. Jakarta: Gramedia. Subkhi, Muhammad Imam. M Sudikan, Setya Yuwana. 2008. “Kearifan Lokal Masyarakat Samin,” Pemetaan

Kebudayaan Jawa Timur - Sebuah Upaya Pencarian Nilai-Nilai Positif Jember: Biro Mental Spiritual Timur.

SumarwPemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sutarto, Ayu. 2006. Bende Media Informasi Seni dan Budaya. Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Taman Budaya.

Sutarto, Ayu. 2004. Studi Pemeetaan kebudayaan Jawa Timur. Jember: Program Studi Antropologi, FISIP, Universitas Jember.

Page 25: FILM DOKUMENTER TRIBUTE TO EAST JAVA HERITAGE SERI ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14190-paper.pdf · kompetitor dan komparator. Dari hasil tersebut dihasilkan sebuah

Sutarto, Ayu. dan Setya Yuwana Sudikin. 2008. Pemetaan Kebudayaan Jawa Timur - Sebuah Upaya Pencarian Nilai-Nilai Positif Jember: Biro Mental Spiritual

Syam daya; Saminisme di Tengah Perubahan

anzil, Chandra. 21 Agustus 2009. Film Dokumenter, Sebuah Alat.

anzil, Chandra. 16 Oktober 2009. Re-enactment, Reconstruction & Docudrama.

idyawati, Sri Rahayu. 2001. Prototipe Kepemimpinan Masyarakat Jawa dalam Jawa III.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. , Nur. Perspektif Perubahan Bu

T T W

Karya Sastra Jawa Pesisiran. Yogyakarta: Makalah Kongres Bahasa