file panduan sm3t (isi)

25
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan wilayah yang luas dan heterogen, secara geografis maupun sosiokultural, memerlukan upaya yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan, di antaranya permasalahan pendidikan pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Permasalahan pendidikan di daerah 3T antara lain yang terkait dengan tenaga pendidik, seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T adalah angka putus sekolah yang masih relatif tinggi, angka partisipasi sekolah yang masih rendah, sarana prasarana yang belum memadai, dan infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti pendidikan yang masih sangat kurang. Sebagai bagian dari NKRI, daerah 3T memerlukan upaya peningkatan mutu pendidikan yang dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh, terutama untuk mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut di atas, agar daerah 3T dapat segera maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Upload: dothien

Post on 30-Dec-2016

254 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan wilayah

yang luas dan heterogen, secara geografis maupun sosiokultural,

memerlukan upaya yang tepat untuk mengatasi berbagai

permasalahan, di antaranya permasalahan pendidikan pada

daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Permasalahan

pendidikan di daerah 3T antara lain yang terkait dengan tenaga

pendidik, seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi

tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah

standar (under qualification), kurang kompeten (low

competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan

dengan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain

dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T adalah angka

putus sekolah yang masih relatif tinggi, angka partisipasi sekolah

yang masih rendah, sarana prasarana yang belum memadai, dan

infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti

pendidikan yang masih sangat kurang.

Sebagai bagian dari NKRI, daerah 3T memerlukan upaya

peningkatan mutu pendidikan yang dikelola secara khusus dan

sungguh-sungguh, terutama untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan tersebut di atas, agar daerah 3T dapat segera

maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi

perhatian khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Page 2: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 2

mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam

memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan NKRI.

Salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah

3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia

(MBMI). Program ini meliputi (1) Program Pendidikan Profesi

Guru Terintegrasi dan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2)

Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM-3T), dan (3)

Program Pendidikan Profesi Guru Kolaboratif (PPG Kolaboratif).

Program-program tersebut merupakan sebagian jawaban untuk

mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.

Program SM-3T sebagai salah satu Program MBMI ditujukan

kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai

guru, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS) maupun guru tetap

yayasan (GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T.

Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi

kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru

profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli

terhadap sesama, serta memiliki jiwa pendidik untuk

mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai

cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri

bangsa Indonesia.

B. Pengertian

Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan

untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan pendidikan,

Page 3: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 3

percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T dan

penyiapan pendidik profesional yang berlangsung selama satu

tahun.

C. Tujuan

Program SM-3T dilakukan dengan tujuan:

1. membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan

pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik;

2. memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana

pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional dan terampil

dalam memecahkan masalah pendidikan;

3. menumbuhkan sikap cinta tanah air, bela negara, peduli,

empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan

bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa;

4. membangun daya juang dan ketahanmalangan dalam

mengembangkan pendidikan di daerah-daerah yang

tergolong 3T;

5. meningkatkan kecintaan terhadap profesi sebagai guru yang

bertugas di daerah 3T; dan

6. mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum

mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

D. Ruang Lingkup

Program SM-3T dilakukan dengan cakupan:

Page 4: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 4

1. melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan

sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi

setempat;

2. mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah;

3. melakukan kegiatan ekstrakurikuler;

4. membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen

pendidikan di sekolah; dan

5. melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk

mendukung program pembangunan pendidikan dan

kebudayaan di daerah 3T.

E. Landasan Yuridis

1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

7. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Page 5: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 5

8. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

9. Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013 tentang Program

Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.

10. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK

Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.

11. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor

64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan

Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi

(Berkewenangan Tambahan).

12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor

17g/DIKTI/Kep/2013 tentang Penetapan Perguruan Tiggi

Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru

Prajabatan.

Page 6: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 6

Page 7: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 7

BAB II SELEKSI PESERTA PROGRAM SM-3T

A. Sasaran

Peserta adalah lulusan program studi kependidikan S-1 tiga

tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi yang

terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau

bidang keahlian yang dibutuhkan. Kuota secara nasional untuk

angkatan ke-4 (tahun 2014) direncanakan sebanyak 3.000

peserta.

B. Rekrutmen

Rekrutmen calon peserta merupakan kunci utama keberhasilan

program SM-3T. Rekrutmen calon peserta harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut.

1. Proses penerimaan dilakukan secara transparan dan

bertanggung jawab agar mendapatkan calon peserta yang

berkualitas tinggi.

2. Kelulusan calon peserta dalam seleksi ditentukan secara

nasional.

3. Untuk tahun 2014, calon peserta berasal dari 22 prodi yaitu:

Prodi PGPAUD, PGSD, PLB, PKn, Pendidikan Bahasa

Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan

Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan

Biologi, Pendidikan IPA, Pendidikan IPS, Pendidikan Sejarah,

Pendidikan Geografi, Pendidikan Seni (Drama, Tari, Musik,

Page 8: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 8

Rupa/Kerajinan), Pendidikan Ekonomi/Akuntansi, Bimbingan

Konseling, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Teknik

Mesin/Teknik Otomotif, Pendidikan Teknik Bangunan,

Pendidikan Teknik Elektro/Elektronika, dan Pendidikan Tata

Boga/Tata Busana/Tata Rias. Di luar prodi tersebut tidak

akan diikutkan dalam proses lebih lanjut.

Dalam upaya memperoleh calon peserta yang berkualitas, maka

persyaratan dan sistem rekrutmen ditentukan sebagai berikut.

1. Persyaratan Peserta

Peserta adalah lulusan program studi kependidikan yang

pada saat menjadi mahasiswa datanya tercatat di Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Selain itu peserta harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut.

a. Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas

diri berupa KTP yang masih berlaku.

b. Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer)

tiga tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi

terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran

dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dibuktikan

dengan fotokopi ijazah yang telah disahkan (legalisasi).

Khusus lulusan tahun 2014 yang belum memiliki ijazah

dapat menggunakan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang

ditandatangani dan/atau diketahui Pembantu/Wakil

Rektor Bidang Akademik.

c. Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2014.

Page 9: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 9

d. IPK minimal 3,0 yang dibuktikan dengan fotokopi

transkrip nilai yang telah disahkan (legalisasi).

e. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat

keterangan dokter.

f. Bebas dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza)

yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas

Narkoba (SKBN) dari pejabat yang berwenang.

g. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat

Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan

oleh Polres/Polresta.

h. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama

mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan

dengan surat pernyataan bermaterai 6000 rupiah.

Semua bukti persyaratan dibawa pada saat tes wawancara.

Bagi peserta yang memiliki keahlian atau prestasi minimal

juara III tingkat kabupaten/kota, termasuk di bidang

olahraga dan seni, dihargai sebagai nilai tambah.

Peserta yang mempunyai pengalaman menjadi pengurus

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau pengalaman organisasi

lain, juga dapat dihargai sebagai nilai tambah. Keahlian atau

prestasi tersebut dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat

asli dan fotokopi, sedangkan untuk pengalaman menjadi

pengurus UKM atau organisasi lainnya dengan menunjukkan

surat keputusan (SK) asli dan fotokopi, pada saat wawancara.

Page 10: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 10

Setelah wawancara, peserta diberi kesempatan untuk

melakukan unjuk kemampuan (perform) sesuai bakat dan

keterampilan yang mereka miliki.

2. Sistem Rekrutmen

Rekrutmen calon peserta Program SM-3T tahun 2014

dilakukan di tingkat nasional dan di LPTK.

a. Seleksi Tingkat Nasional

Seleksi nasional dilakukan secara online dalam bentuk

seleksi administrasi dan seleksi akademik.

1) Seleksi Administrasi

Seleksi administrasi dilaksanakan secara nasional,

khususnya untuk memverifikasi relevansi program

studi yang dibutuhkan, tahun lulus, dan peringkat

akreditasi. Jika salah satu persyaratan administrasi

yang ditentukan tidak dipenuhi, peserta dinyatakan

gugur dan tidak dapat melanjutkan ke seleksi

berikutnya. Bukti fisik selengkapnya akan diverifikasi

oleh LPTK penyelenggara SM-3T.

2) Seleksi Akademik

Seleksi akademik nasional meliputi empat macam,

yaitu tes potensi akademik, tes kemampuan dasar,

tes penguasaan kompetensi akademik bidang

studi/bidang keahlian, dan psikotes.

Page 11: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 11

a) Tes Potensi Akademik (TPA)

TPA bertujuan untuk mengetahui bakat dan

kemampuan seseorang di bidang akademik atau

keilmuan. TPA terdiri atas tes kemampuan

berpikir: analogi, logis, analisis, deret numerik,

dan komparasi. TPA dilaksanakan dengan durasi

waktu 45 menit.

b) Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar bertujuan untuk mengukur

kemampuan dalam bidang Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, dan Matematika Dasar. Tes

kemampuan dasar dilaksanakan dengan durasi

waktu 60 menit.

c) Tes Penguasaan Kompetensi Akademik Bidang

Studi/Bidang Keahlian

Tes penguasaan kompetensi akademik bidang

studi level S1, dimaksudkan untuk mengukur

penguasaan bidang keahlian calon peserta sesuai

dengan latar belakang program studi

kesarjanaannya. Tes penguasaan kompetensi

bidang studi dilaksanakan dengan durasi waktu

90 menit.

d) Psikotes

Psikotes dimaksudkan untuk memperoleh

informasi kecenderungan-kecendurungan psikis

calon peserta. Psikotes meliputi kepercayaan diri,

Page 12: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 12

tanggung jawab, kestabilan emosi, hubungan

sosial, intelegensia, dorongan berprestasi,

dorongan bekerja dengan teratur, dorongan

bekerjasama, dorongan menolong, bekerja

dengan tekun, dorongan menyelesaikan tugas,

kematangan emosi. Psikotes dilakukan dengan

durasi waktu 120 menit.

Peserta yang lulus seleksi nasional selanjutnya dapat

mengikuti seleksi di tingkat LPTK.

b. Seleksi Tingkat LPTK

Seleksi di tingkat LPTK meliputi verifikasi dokumen dan

wawancara, dan tes khusus untuk bidang seni budaya

dan penjaskes. Wawancara bertujuan untuk

menemukenali potensi minat dan bakat sebagai

pendidik. Strategi penelusuran minat dan bakat ini

dapat dilakukan secara individual atau Focus Group

Discussion (FGD).

Page 13: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 13

BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM SM-3T

A. LPTK Penyelenggara

Pada tahun 2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

menetapkan 17 LPTK sebagai penyelenggara Program SM-3T.

Ketujuhbelas LPTK beserta kuota disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. LPTK Penyelenggara Program SM-3T dan Kuota

No LPTK Penyelenggara Kuota*)

1 Universitas Negeri Medan (UNIMED) 200

2 Universitas Negeri Padang (UNP) 200

3 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 200

4 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 200

5 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 200

6 Universitas Negeri Semarang (UNNES) 200

7 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) 200

8 Universitas Negeri Malang (UM) 200

9 Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) 200

10 Universitas Negeri Makasar (UNM) 200

11 Universitas Negeri Menado (UNIMA) 200

12 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) 200

13 FKIP Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) 200

14 FKIP Universitas Riau (UNRI) 100

Page 14: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 14

No LPTK Penyelenggara Kuota*)

15 FKIP Universitas Nusa Cendana (UNDANA) 100

16 FKIP Universitas Mulawarman (UNMUL) 100

17 FKIP Universitas Tanjungpura (UNTAN) 100

18 FKIP Universitas Pattimura (UNPATTI)* 100

Jumlah 3.000

*) Masih bersifat tentatif, kuota riil didasarkan pada hasil seleksi

B. Daerah Sasaran

Daerah sasaran program SM3T ini adalah kabupaten yang

termasuk kategori daerah 3T berdasarkan kriteria dari

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal di delapan

provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan

Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Papua, dan Papua Barat.

1. Provinsi Aceh

a. Kabupaten Simeulue

b. Kabupaten Aceh Singkil

c. Kabupaten Aceh Selatan

d. Kabupaten Aceh Timur

e. Kabupaten Aceh Barat

f. Kabupaten Aceh Besar

g. Kabupaten Gayo Lues

h. Kabupaten Pidie Jaya

2. Provinsi Nusa Tenggara Timur

a. Kabupaten Sumba Timur

Page 15: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 15

b. Kabupaten Kupang

c. Kabupaten Lembata

d. Kabupaten Flores Timur

e. Kabupaten Ende

f. Kabupaten Alor

g. Kabupaten Ngada

h. Kabupaten Manggarai

i. Kabupaten Rote Ndao

j. Kabupaten Manggarai Timur

3. Provinsi Sulawesi Utara

a. Kabupaten Talaud

b. Kabupaten Sangihe

c. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro

4. Provinsi Papua

a. Kabupaten Biak Numfor

b. Kabupaten Waropen

c. Kabupaten Jayawijaya

d. Kaupaten Yalimo

e. Kabupaten Nduga

f. Kabupaten Lani Jaya

g. Kabupaten Pegunungan Bintang

h. Kabupaten Puncak

i. Kabupaten Intan Jaya

j. Kabupaten Mamberamo Tengah

k. Kabupaten Mamberamo Raya

l. Kabupaten Tolikara

Page 16: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 16

m. Kabupaten Puncak Jaya

n. Kabupaten Yahukimo

o. Kabupaten Asmat

p. Kabupaten Mappi

q. Kabupaten Dogiyai

r. Kabupaten Deiyai

s. Kabupaten Paniai

5. Provinsi Papua Barat

a. Kabupaten Manokwari

b. Kabupaten Manokwari Selatan

c. Kabupaten Raja Ampat

d. Kabupaten Teluk Bintuni

e. Kabupaten Sorong

f. Kabupaten Sorong Selatan

g. Kabupaten Tambraw

h. Kabupaten Maybrat

6. Provinsi Kepulauan Riau

a. Kabupaten Natuna

b. Kabupaten Kepulauan Anambas

7. Kalimantan Utara

a. Kabupaten Berau

b. Kabupaten Nunukan

c. Kabupaten Malinau

8. Kalimantan Barat

a. Kabupaten Sanggau

b. Kabupaten Landak

Page 17: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 17

9. Provinsi Kalimantan Timur

a. Kabupaten Kutai Barat

10. Provinsi Maluku

a. Kabupaten Maluku Barat Daya

b. Kabupaten Kepulauan Aru

Berikut dipaparkan peta sebaran penempatan Program SM-3T di

seluruh wilayah Indonesia.

Gambar 2. Peta Sebaran Penempatan Program SM-3T

Di luar daerah tersebut di atas dimungkinkan untuk menjadi

daerah sasaran program ini sepanjang memenuhi persyaratan

sebagai daerah 3T.

C. Jadwal Persiapan dan Pelaksanaan Program SM-3T 2014

Berikut disajikan rencana jadwal persiapan dan pelaksanaan

Program SM-3T tahun 2014.

Page 18: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 18

No Kegiatan Waktu

1 Pengumuman program SM-3T

Tahun 2014

17 Mei 2014

2 Pendaftaran daring (online),

mengisi form, upload ijazah,

dan foto

21 Mei – 15 Juni 2014

3 Koordinasi dengan pengelola

SM-3T dan ToT operator IT

LPTK untuk Program SM-3T

13 – 15 Juni 2014

4 Seleksi administrasi (form isian,

ijazah, dan foto)

16 – 22 Juni 2014

5 Pengumuman hasil seleksi

administrasi dan pengumuman

jadwal tes online

23 Juni 2014

6 Tes online 1 – 2 Juli 2014

7 Rapat Koordinasi Penetapan

Kelulusan tes online

5 – 6 Juli 2014

8 Pengumuman hasil tes online 7 Juli 2014

9 Wawancara dan input nilai hasil

seleksi di LPTK

14 – 15 Juli 2014

Hari Raya Idul Fitri 28-29 Juli 2014

10 Koordinasi dengan LPTK terkait

penetapan hasil seleksi dan

pemetaan penempatan

6 – 7 Agustus 2014

Page 19: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 19

No Kegiatan Waktu

11 Pengumuman hasil seleksi 7 Agustus 2014

12 Koordinasi dengan dinas

pendidikan daerah sasaran

8 – 9 Agustus 2014

13 Pemanggilan dan prakondisi 13 – 25 Agustus 2014

14 Pemberangkatan 25 – 30 Agustus 2014

15 Penarikan SM-3T 2013 30 Agustus 2014

16 Pelaksanaan di daerah sasaran Sept 2014– Agust 2015

17 Monitoring dan evaluasi oleh

LPTK dan tim PPG pusat

3 kali kegiatan

D. Kegiatan Prakondisi

Sebelum peserta diberangkatkan ke daerah sasaran untuk

melaksanakan program SM-3T, dilakukan program prakondisi

yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara. Prakondisi ini

dimaksudkan untuk membekali kesiapan peserta sekaligus

sebagai seleksi kesiapan fisik dan mental.

Program prakondisi ini diawali dengan pemberian orientasi

umum tentang pendidikan di daerah 3T, dengan materi: (1)

membawa peserta ke alam psikologis dan sosiologis daerah

sasaran melalui pemutaran film dokumenter program SM-3T

angkatan sebelumnya, Laskar Pelangi, atau film sejenis; (2)

pemberian informasi tentang kondisi pendidikan di daerah 3T

yang antara lain tentang kekurangan tenaga guru, disparitas

Page 20: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 20

kualitas, mismatched, tingginya angka putus sekolah, dan

rendahnya angka partisipasi sekolah; dan (3) orientasi tentang

sosial, budaya, dan kondisi infrastruktur daerah sasaran.

Prakondisi meliputi kegiatan akademik dan non-akademik.

Prakondisi akademik meliputi: (1) pelatihan melaksanakan tugas

kependidikan pada kondisi khusus/tertentu(jumlah guru sangat

kurang, kemampuan siswa rendah, dan sarana-prasarana

terbatas) (2) Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan di

Sekolah.

Prakondisi non-akademik meliputi: (1) pembinaan mental dan

survival (ketahanmalangan); (2) pelatihan keterampilan sosial

kemasyarakatan, (3) wawasan kebangsaan dan bela negara serta

(4) Kepramukaan dan P3K.

1. Prakondisi Akademik

a. Pembekalan Kurikulum 2013

Untuk SM-3T angkatan IV tahun 2014/2015 peserta

dituntut sudah siap mengimplementasikan Kurikulum

2013 di daerah pengabdiannya. Oleh karena itu, dalam

prakondisi SM-3T mereka perlu diberi pembekalan

mengenai konsep dasar dan implementasi Kurikulum

2013. Alokasi waktu untuk pembekalan kurikulum 2013

adalah 10 JP.

Page 21: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 21

b. Pelatihan Melaksanakan Tugas Kependidikan pada

Kondisi Khusus/Tertentu

Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali

peserta Program SM-3T agar memiliki kemampuan

mengajar pada kondisi khusus. Sebagai contoh pada

kondisi sekolah kekurangan guru, peserta dibekali

kemampuan mengajar pada kelas rangkap dan

mengajar multi-subjek. Contoh lain, untuk kondisi

kekurangan sarana untuk pembelajaran, maka peserta

dibekali kemampuan berkreasi membuat media, LKS,

dan bahan ajar lainnya. Pelatihan melaksanakan tugas

kependidikan pada kondisi khusus difasilitasi oleh dua

orang instruktur untuk setiap rombongan belajar

dengan alokasi waktu 40 JP. Untuk pelatihan ini juga

dilibatkan peserta PPG SM-3T terbaik,yang saat ini

sedang mengikuti program pendidikan profesi.Jumlah

peserta PPG SM-3T terbaik yang dilibatkan, sesuai

kebutuhan.

c. Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan di

Sekolah

Materi ini dimaksudkan untuk membekali peserta

Program SM-3T agar memiliki wawasan tentang

kepemimpinan dan manajemen pendidikan di sekolah.

Materi kepemimpinan pendidikan difokuskan pada fungsi

kepala sekolah sebagai Leader, Manajer, dan Supervisor.

Materi manajemen pendidikan di sekolah difokuskan

Page 22: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 22

pada pengelolaan kurikulum, sarana prasarana, dan

kesiswaan. Alokasiwaktuuntukmateriiniselama 10 JP.

2. Prakondisi Non-akademik

a. Pelatihan Keterampilan Sosial Kemasyarakatan

Pelatihan keterampilan sosial kemasyarakatan ini

dimaksudkan untuk membekali kompetensi sosial dan

kemasyarakatan kepada peserta agar mampu

melaksanakan tugasnya dalam berkomunikasi secara

aktif dengan pihak sekolah dan masyarakat. Materi

kegiatan ini terdiri atas tiga pokok bahasan, yaitu: (a)

kecepatan beradaptasi (sosioantropologi dan

kemampuan komunikasi sosial), (b) pember-dayaan

masyarakat dan keluarga (berbasis budaya, ekonomi,

dan ekologi) termasuk pelatihan teknologi tepat guna,

dan (c) kepemimpinan. Narasumber untuk materi yang

terkait dengan butir (a) dan (b) adalah pejabat dari

daerah sasaran yang relevan dan kompeten. Sedangkan

nara sumber untuk materi butir (c) dapat diambil dari

dosen LPTK penyelenggara yang kompeten pada bidang

tersebut. Alokasi waktu untuk kegiatan keteram-pilan

sosial kemasyarakatan ini sebanyak 10 JP.

b. Pembinaan Mental, Motivasi, dan Survival

(Ketahanmalangan)

Pembinaan mentaldimaksudkan untuk membangun

karakter para peserta agar memiliki karakter tangguh

dan peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa

Page 23: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 23

ketahanmalangan dan tidak mudah menyerah ketika

menghadapi persoalan hidup di daerah sasaran. Materi

pembinaan ini meliputi pemberian motivasi,

penyampaian wawasan, dan contoh-contoh nyata

kelompok masyarakat dalam keadaan terbatas tetapi

mampu bertahan hidup. Dilanjutkan praktik di lapangan

yang dapat berupa outbond dan pemberian pengalaman

hidup yang penuh tantangan dan rintangan. Nara

sumber kegiatan ini adalah dosen LPTK atau dapat

berasal dari insitusi/masyarakat yang memiliki

pengalaman dan wawasan yang relevan dengan

kegiatan ini.

c. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

Materi ini dimaksudkan untuk memperkokoh wawasan

peserta program SM-3T tentang integrasi nasional,

tujuan dan cita-cita nasional, cinta tanah air, kesadaran

bela negara, dan konstelasi geografis NKRI. Materi ini

juga diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran akan

perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, serta

keanekaragaman budaya dan adat istiadat di Indonesia.

Peserta program SM-3T diharapkan mampu menyosia-

lisasikan dan menanamkan wawasan kebangsaan dan

bela negara di daerah 3T.

Pembinaan mental dan survival (ketahanmalangan) serta

wawasan kebangsaan dan bela negara (2.b. dan 2.c.)

dilaksanakan secara terintegrasi dengan alokasi waktu

50JP.

Page 24: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 24

d. Kepramukaan, UKS, danP3K

Materi kepramukaan dilaksanakan dengan maksud

membekali peserta SM-3T memiliki keterampilan dasar

kepramukaan. Materi UKS dan P3K dimaksudkan untuk

membekali peserta SM-3T memiliki kemampuan dasar

tentang kesehatan sekolah dan lingkungan, serta memiliki

keterampilan memberikan pertolongan pertama pada

kecelakaan.Narasumber materi ini dapat berasal dari

dosen atau unit kegiatan yang relevan di lingkungan

LPTK. Alokasi waktu untuk materi ini adalah sebanyak 30

JP.

E. Pemberangkatanke Daerah 3T

Pemberangkatan peserta ke daerah 3T dikoordinasikan oleh

LPTK penyelenggara. LPTK menugaskan dosen atau staf

untukmendampingi peserta mulai dari LPTK sampai dengan

lokasi yang dituju.

Sebelum pemberangkatan DIKTI berkoordinasi dengan Dinas

Pendidikan daerah 3T terkait dengan:

1. waktu penerimaan oleh bupati (kepala daerah);

2. pengantaran peserta dari ibukota kabupaten menuju

tempat tinggal (lokasi pengabdian);

3. sekolah tempat mengabdi;

4. penyiapan tempat tinggal beserta orangtua asuh bagi

peserta SM-3T; dan

Page 25: File Panduan SM3T (Isi)

Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 25

5. hal-hal lain yang diperlukan, sesuai dengan kebutuhan

setempat.

F. Pemantauan dan Pendampingan

Setelah peserta diberangkatkan ke lokasi 3T, LPTK

penyelenggara mempunyai tanggung jawab melakukan

pemantauan dan sekaligus pendampingan peserta dalam

rangka keberhasilanprogram SM-3T. Pemantauan dan

pendampingan ini secara periodik dan berkelanjutanuntuk

memastikan program dapat berjalan dengan baik dan sekaligus

mendampingi para peserta dalam mengatasi permasalahan

yang dihadapi.

G. Penarikan

Setelah masa pengabdian peserta di daerah 3T berakhir, LPTK

penyelenggara melakukan penarikan, dengan menugaskan

dosen atau karyawan melakukan penjemputan ke daerah 3T.

Sebelum penarikan pengelola program SM-3T masing-masing

LPTK melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan daerah 3T

dan juga dengan peserta 3T yang akan ditarik.

H. Pembiayaan Pelaksanaan Program

Pelaksanaan Program SM-3T Tahun 2014 dibiayai dengan dana

APBN (DIPA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun

Anggaran 2014.