fild stadi peran kepala desan dalam pembangunan masyarakat desa
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Desa Guali Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna merupakan salah satu desa yang jauh
dengan pusat ibukota kabupaten Muna. Masyarakat mempunyai peranan penting dalam
keberhasilan pembangunan, termasuk dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Peran-serta
kepala desa dalam penyelenggaraan pelayanan publik didefinisikan sebagai suatu partisipasi
seluruh anggota masyarakat, baik individu, keluarga atau pun kelompok, untuk bersama-sama
mengambil tanggung jawab, mengembangkan kemandirian, menggerakkan, dan
melaksanakan upaya penyelenggaraan pelayanan publik. Banyak hasil dari program-program
penyelenggaraan pelayanan publik yang berlandaskan peran-serta masyarakat termasuk
program pemerintah desa kurang berkembang bahkan ada yang sudah tidak berlanjut . Hal ini
disebabkan karena para petugas lapangan sebagai motivator dari program/proyek tersebut di
atas kurang/tidak memberikan dorongan/motivasi kepada masyarakat khususnya kepada
kepala desa lebih lanjut secara terus-menerus.
Pemerintah atau swasta yang mempengaruhi keberadaan peran-serta masyarakat tidak
satu pun yang dapat berkesinambungan. Demikian pula faktor demografi, seperti usia, agama,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan (tingkat ekonomi) dan sebagainya yang merupakan
faktor yang tidak dianggap dapat mempengaruhi peran-serta masyarakat. Satu-satunya faktor
dari masyarakat yang masih mungkin dapat melakukan dorongan/motivasi secara
berkesinambungan adalah faktor tokoh masyarakat yang dalam hal ini adalah Kepala Desa.
Peranan kepala desa akan sangat penting apabila mereka aktif untuk mendatangi
masyarakat, sering menghadiri pertemuan-pertemuan, dan dalam setiap kesempatan selalu
menjelaskan manfaat program pemerintah desa. Para pimpinan masyarakat ini aktif pula
dalam mengajak warga masyarakat untuk mengelola kegiatan pemerintah desa. Apabila
masyarakat melihat bahwa tokoh mereka yang disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut,
maka masyarakat pun akan tertarik untuk ikut serta.
Dalam Undang-Undang Pelayanan Publik terdapat pengertian Pelayanan publik
merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik, Penyelenggara pelayanan publik atau Penyelenggara merupakan setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik, atasan satuan kerja Penyelenggara merupakan pimpinan
satuan kerja yang membawahi secara langsung satu atau lebih satuan kerja yang
melaksanakan pelayanan publik, Organisasi penyelenggara pelayanan publik atau Organisasi
Penyelenggara merupakan satuan kerja penyelenggara pelayanan publik yang berada di
lingkungan institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik, Pelaksana pelayanan publik atau
Pelaksana merupakan pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam
Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan
pelayanan publik, masyarakat merupakan seluruh pihak, baik warga Negara maupun
penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Standar pelayanan merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan
janji Penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat,
mudah, terjangkau, dan terukur, Maklumat pelayanan merupakan pernyataan tertulis yang
berisi keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam standar pelayanan, Sistem
informasi pelayanan publik atau Sistem Informasi merupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi
dari Penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan latin,
tulisan dalam huruf Braile, bahasa gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan secara
manual ataupun elektronik, Mediasi merupakan penyelesaian sengketa pelayanan publik antar
para pihak melalui bantuan, baik oleh ombudsman sendiri maupun melalui mediator yang
dibentuk oleh ombudsman, Ajudikasi merupakan proses penyelesaian sengketa pelayanan
publik antar para pihak yang diputus oleh ombudsman, peran pemerintah mempunyai
kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang diselenggarakan oleh
penyelenggara Negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan hukum milik negara serta badan swasta,
maupun perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara
dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Jadi, yang ternyata lebih penting bagi peningkatan peran-serta masyarakat dalam
program penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia ialah tidak lepas peran kepala desa.
Kenyataan ini membuktikan bahwa peran kepala desa paternalistik masih menghasilkan
peran-serta masyarakat yang tinggi . Oleh karena itu kehadiran sosok kepala desa sangat
diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan di desa. Kehadirannya sangat
diperlukan dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di wilayahnya
masing-masing, khususnya untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan
menumbuhkan prakarsa serta menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam
pembangunan sesuai dengan Undang-Undang Tentang Pemerintah Daerah Nomor 32 Tahun
2004 Pasal 202. Dalam Undang-Undang tersebut di sebutkan:
1. Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa.
2. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya.
3. Sekretaris desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diisi dari pegawai negeri sipil yang
memenuhi persyaratan.
Peran kepala desa sangat di butuhkan demi memberikan pelayanan sempurna, meskipun
terdapat kasus dalam memberikan pelayan seperti penyelenggaraan pelayanan di desa berupa
pembuatan surat domisili bagi masyarakat desa. Kepala desa tidak ada di kantor desa atau di
rumah justru kepala desa ada di perkebunan. Hal ini peran kepala desa sangat di butuhkan
dalam penyelenggara pelayanan publik karena peranan Kepala Desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan, Pembangunan, dan Kemasyarakatan.
I.2 Rumusan Masalah Penelitian
Dari penjelasan yang dikemukakan dalam latar belakang di atas,mengenai mengapa
penelitian ini harus dilaksanakan, dapat diambil sebuahrumusan masalah pokok dari
penelitian ini yaitu :
“Bagaimana peranan kepala desa dalam Pembagunan masyarakat desa?
I.3 Tujuan Penelitian
Sebagai suatu penelitian yang terencana, terorganisir, dan terarahdengan baik, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peranan kepala desa dalam Pembagunan masyarakat desa?
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan atau diinginkan dalam penelitian ini, antara lainmemberikan
manfaat teoritis dan manfaat praktis :
1.Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan kajian dan konsep yang lebih mendalam tentang
peran Kepala Desa, sebagai pemimpin desa, dalam pembangunan Desa serta
implementasinya sehingga dapat dijadikan dasar danacuan untuk penelitian selanjutnya.
Selain itu konsep tersebut diharapkandapat berkembang dan meningkatkan mutu
pemerintahan desa sehingga dapatmencapai pembangunan Desa yang ideal.
2.Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan:
a. Dapat memberikan manfaat bagi Kepala Desa dalam mengelola pemerintahan desanya
menyangkut fungsi dan perannya sebagai pemimpin formal desa dalam meningkatkan mutu
atau kualitas pembangunan Desa
b. Di samping itu, juga sebagai input bagi pengelola pemerintahan desalainnya maupun
pemerintahan supra-desa dalam menentukan arahkebijakan yang menuju pada upaya
perbaikan mutu pemerintahan danpembangunan desa.
c. Selanjutnya manfaat yang diharapkan berupa pengetahuan mengenaiperan Kepala Desa
dalam Otonomi Desa, yang dapat dijadikan acuan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan
untuk penelitian selanjutnya yang ingin dikembangkan.
BAB II
KERANGKA TEORI
Bab ini mengemukakan teori-teori yang relevan dengan penelitian iniyaitu: pembangunan
Desa, dan juga mencoba menjelaskan mengenai konsep Peran Kepala Desa. Adapun teori-
teori tersebut akan dijadikan landasan sekaligus sebagai alat pembatas dalam upaya
melakukan analisis serta mengungkapkan gejala-gejala yang berkenaan dengan objek
penelitian ini
II.1 Pembangunan Desa
Dinamika sosial mempunyai makna yang strategis dalam proses pembangunan sesuai dengan
era globalisasi dan arus informasi yang semakin deras dalam puncak keunggulan
budaya.Dikatakan bermakna strategis dikarenakan dinamika sosial mempunyai interelasi,
interdependensi, dan korelasi yang erat dengan perkembangan budaya, pertumbuhan
ekonomi, serta pembinaan politik yang bersifat integral komprehensif dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan yang terencana dari suatu situasi ke
situasi lainnya yang dinilai lebih baik (Katz dalam Moeljarto, 1987). Konsep pembangunan
mempunyai kaitan erat dengan nilai, strategi, dan indikator yang sekaligus menjadi domain
setiap negara berkembang. Dalam konsep pembangunan terdapat interpetasi yang secara
diametric bertentangan satu sama lain, mulai dari perbedaan perpektif ontologi dan
epistemology pada tingkat filsafat sampai pada tingkat empiric. Paradigma pertumbuhan
sosial ekonomi ditinjau dari konsep pembangunan ‘growth paradigm’ menimbulkan
kelompok negara maju dan berkembang. Untuk mengejar ketertinggalan sosial ekonominya,
negara-negara berkembang menerapkan konsep paradigma pertumbuhan (growth paradigma)
yang ditandai oleh meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional (gross national product).
Peningkatan GNP ternyata tidak menjamin adanya pemerataan distribusi pendapatan nasional
dan harapan ‘trickle down effect’.
Bahkan belum bisa mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.
Mengingat paradigma pertumbuhan telah menimbulkan ketimpangan yang lebih besar, maka
diterapkan alternative lain, yakni konsep pembangunan dengan paradigma pertumbuhan dan
pemerataan. Hasil konsep yang disebut belakangan termanifestasikan dalam perbaikan sosial
ekonomi masyarakat, meskipun dikhawatirkan terjadi eksploitasi terhadap SDA yang
mengancam kelangsungan pembangunan berkelanjutan yang didukung oleh pendekatan
konsep pembangunan manusia (human development).
Kegagalan orientasi pembangunan yang berparadigma pada pertumbuhan dan
pemerataan, selain karena lebih menekankan pendekatan ‘human development’ juga karena
lebih menekankan model pembangunan kebutuhan dasar manusia (basic needs strategy).
Kebutuhan dasar manusia mempunyai tingkatan berupa kebutuhan fisiologis, rasa aman,
hubungan sosial, harga diri dan aktualisasi diri (Abraham Maslow, 1954).
Menurut Streeten (dalam Supriatna, 1997), mengatakan bahwa terjadinya perbedaan
dalam menentukan kebutuhan dasar setiap negara, pada hakikatnya berdasarkan pada
pendekatan tiga tujuan pokok yaitu :
1. Terpenuhinya kebutuhan minimum keluarga untuk konsumsi, pangan, papan dan
sandang
2. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan publik
3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam formulasi dan implementasi program atau
kebijaksanaan yang menyangkut diri masyarakat. Pendekatan pendidikan peningkatan
kualitas sdm. Salah satu ciri utama negara berkembang adalah komitmen dan konsistensi
mereka terhadap pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada prinsipnya
merupakan perubahan sosial yang besar dari satu situasi dan situasi lain yang lebih
bernilai.
Perubahan sosial yang terjadi dalam system sosial harus memenuhi persyaratan fungsional
yaitu :
1. Adaptation
2. Goal attainment
3. Integration
4. Latent maintenance (pemeliharaan pola)
Sistem sosial budaya menurut komponennya dapat membentuk keluarga, ekonomi,
pemerintahan, agama, pendidikan dan kelas atau lapisan masyarakat. Komponen-komponen
tersebut dapat dipengaruhi oleh :
1. Ekologi, tempat dan geografi dimana masyarakat berada
2. Demografi menyangkut populasi, susunan penduduk dan cirri-cirinya
3. Kebudayaan, menyangkut nilai-nilai sosial, system kepercayaan dan norma-norma
dalam masyarakat
4. 4. Kepribadian meliputi sikap mental, semangat temperamen dan cirri-ciri
psikologis masyarakat
5. Waktu, sejarah dan latar belakang masa lampau masyarakat tersebut (Slamet
Margono, 1985)
Perubahan sosial acap relevan dengan perubahan ekonomi, politik dan kebudayaan,
termasuk di dalamnya ileum pengatahuan dan teknologi melalui proses pendidikan secara
timbale balik. Pendidikan dapat mempercepat proses perubahan dalam bidang teknologi,
sosial. Ekonomi, politik dan budaya.
Fungsi, peran dan kedudukan pendidikan dalam proses transformasi sosial dalam
rangka modernisasi melalui berbagai program pembanunan sosial, terutama peningkatan
kualitas manusia sebagai makhluk sosial sangat startegis dan menyeluruh.
Modernisasi yang menimbulkan perubahan sosial tidak akan ber;angsung tanpa
didukung oleh SDM terdidik dan berkualitas.
Pengertian Pembangunan Masyarakat Desa Menurut Para Ahli
· Menurut PBB:
Pembangunan Masyarakat/Pembangunan Komunitas adalah suatu proses melalui usaha dan
prakarsa masyarakat sendiri maupunkegiatan pemerintahan dalam rangka memperbaiki
kondisi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan Masyarakat Desa = Rural Community
Development Komunitas / community = masyarakat yang berada dalam batas batas wilayah
tertentu.
· Menurut Sanders, Pembangunan Masyarakat dapat dipandang pada:
1. Proses
2. Program, ext. Raskin, BLT
3. Gerakan, ex. KB untuk pembatasan kalahiran
4. Metode
· Menurut Jim Ife: Enam Dimensi Pembangunan Masyarakat
PM dari aspek spiritual ex. Program kerja KKN dengan mengadakan pengajian di lokasi
KKN PM dari aspek lingkungan ex. Penanaman pohon dalam lingkup RW, kerja bakti
pembersihan lingk
· Menurut Soetomo:
PM adalah proses perubahan yang bersifat multi dimensi menuju kondisi semakin
terwujudnya hubungan yang serasi antara NEEDS and RESOURCES melalui pengembangan
kapasitas masyarakat untuk membangun. Ex. Daerah Kasongan mempunyai sumber daya
berupa tanah liat, sedangkan di masyarakat dibuthkan produk gerabah. Berarti dalam hal ini
terjadilah pembangunan masyarakat dari produksi tanah liat (gerabah) untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Awal tahun 1951 Pembangunan Masyarakat dimaknai sebagai pendidikan, karena dengan
pendidikan diharapkan dapat terwujudnya pembangunan bagi masyarakat.
Proses Pembangunan Masyarakat:
1. Rendahnya modal finansial
2. Minimnya sarana infrastruktur (jalan, sarana transport)
3. Rendahnya kesadaran masyarakat (kedisiplinan kurang)
4. Rendahnya kualitas SDM
5. Rendahnya komunikasi, informasi dan koordinasi
6. Berkurangnya tokoh panutan (tokoh masyarakat)
Keberhasilan pembangunan dapat diukur dari:
1. Terberantasnya pengangguran
2. Terberantasnya kemiskinan
è Bank Dunia memberikan ukuran pendapatan
minimal $2 per hari per kepala
3. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
Bacaan tambahan:
Kompas 12 November 2001: Tabel Utang Luar Negeri
Kompas 20 Feberuari 2005: mengenai Multinational Corporation
“Republik Kapling”
II.2 Peran Kepala Desa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran didefinisikan sebagaiseperangkat tingkat
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukandalam masyarakat. Sedangkan
peranan adalah bagian dari tugas yang harusdilaksanakan oleh orang tersebut. Pendapat lain
dikemukakan oleh Blalock Jr.yang mengatakan bahwa peranan adalah konsep yang dipakai
untuk mengetahui pola tingkah laku yang teratur dan relatif bebas dari orang-orangtertentu
yang kebetulan menduduki berbagai posisi, dan menunjukkan tingkahlaku Jadi dapat
dikatakan bahwa peran yang dijalankan oleh individutersebut berkaitan erat dengan posisi
atau kedudukannya dalam suatu bentuk sistem sosial tertentu.Tak jauh berbeda dengan
pendapat Blalock, Pareek mengemukakan bahwa peran adalah sekumpulan fungsi yang
dijalankan oleh seseorangsebagai tanggapan terhadap harapan-harapan dari para anggota lain
yangpenting dalam sistem sosial yang bersangkutan; dan harapan-harapan sendiridari jabatan
yang ia duduki dalam sistem sosial itu Hal yang sama jugadikemukakan oleh Soekanto yang
mengatakan bahwa peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses Atau dengan kata lain peran merupakan wujud dari penyesuaian diri
terhadap
kedudukan atau posisi yang dimiliki dalam suatu sistem sosial tertentu.Sehingga proses
pelaksanaan peran tersebut menjadikan pelaku tersebutmenjalankan suatu fungsi
tertentu.Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kejelasanperan, yaitu
1. Adanya kepastian akan kewenangan yang dimiliki
2. Tingkat kepastian akan sasaran dan tujuan dari pekerjaan
3. Adanya rasa tanggung jawab atas suatu pekerjaan
4. Tingkat kepastian pembagian waktu kerja
5. Tingkat ketepatan pembagian waktu kerja
6. Adil tidaknya beban kerja dan volume kerja yang harus dikerjakan
7. Tingkat kejelasan mengenai pelaksanaan tugas yang diberikan oleh atasan.
Konsepsi peranan merupakan kunci integritas orang dengan organisasi.Orang dan organisasi
bertemu melalui peranan. Organisasi mempunyaistruktur dan sasarannya sendiri. Demikian
pula, orang mempunyai kepribadiandan kebutuhannya (motivasi). Ini semua berinteraksi, dan
diharapkan akansedikit banyak berintegrasi di dalam peran. Peran juga merupakan
suatukonsepsi sentral dalam motivasi kerja.
Hal inilah yang menyebabkan sumber daya manusia tak dapat dipisahkan dengan peranan
(role). Sumber daya manusia yangdiinginkan disini adalah sumber daya manusia yang
berkualitas karena secaraempiris keberadaan faktor lain sangat tergantung dari faktor ini.
Misalnya,desa akan kesulitan dalam mengembangkan diri dan melangsungkan hidupnyatanpa
sumber daya manusia yang berkualitas walaupun ia memiliki sumberdaya alam, sarana dan
prasarana yang baik.Faktor sumber daya manusia yang secara potensial berpengaruhterhadap
pelaksanaan Otonomi Desa adalah aparatur pemerintahan desa,khususnya Kepala Desa. Tak
dapat dipungkiri bahwa kelangsungan ataukeberhasilan pembangunan daerah sangat
bergantung pada pemimpin daerahyang bersangkutan. Begitupun dalam pembangunan desa,
Kepala Desasebagai pemimpin desa (secara formal) mempunyai peran penting
dalammenentukan keberhasilan pembangunan di desanya. Kepala Desa adalah wakildesa
yang ditunjuk secara formal dan dipercaya oleh pemerintah sertamasyarakat desa untuk
menjalankan tugas maupun fungsinya sebagai pucuk pimpinan organisasi pemerintahan desa.
Menurut Ndraha (1991 : 152), KepalaDesa sebagai wakil pemerintah di desa yang
bersangkutan adalah penguasa tunggal dalam arti:
1.Memimpin pemerintahan desa
2.Mengkoordinasikan pembangunan desa
3.Membina kehidupan masyarakat di segala bidang
Kepala Desa sebagai bagian integral pembangunan desa, memegangtugas yang lebih besar
termasuk tanggung jawab kepada masyarakat desadibanding pemerintah atasan yang
memberi tugas dan wewenang. Sebagaibagian integral dari pembangunan desa, Kepala Desa
tak terlepas daripemerintahan desa sebagai organisasi tempat ia bekerja dan
menjalankanperannya. Dalam 2 (dua) konsepsi peran yang telah dikemukakan diatas,Kepala
Desa juga berinteraksi dengan organisasinya yaitu pemerintahan desa.Kepala Desa harus
dapat mengintegrasikan antara kepribadian dankebutuhannya dengan struktur dan sasaran
pemerintahan desa. Hal ini pentingdilakukan untuk menjamin peran yang dilakukan oleh
Kepala Desa tersebut terlaksana dengan baik dan sesuai dengan keinginan serta
kebutuhanmasyarakat desa. Dengan peran yang dijalankannya, Kepala Desa dapatberinteraksi
dengan pemerintahan desa. Kepala Desa adalah bagian dari pemerintahan desa dan
memegang tugas dan kewajiban untuk kelangsungandan keberhasilan pemerintahan desa.
Kepala Desa menempati posisi strategisyang bukan saja mewarnai melainkan juga
menentukan ke arah mana suatudesa tersebut akan dibawa. Kepala Desa menjadi penting
peranannya karenadialah yang bertugas untuk memimpin dan menggerakkan
partisipasimasyarakat dalam mempercepat pembangunan desa.
Kepala Desa umumnya mempunyai peran yang cukup besar dalampemerintahan desa,
terutama untuk desa yang didasarkan pada ikatan daerahbukan desa yang berdasarkan atas
ikatan Genealogis (hubungan darah). Untuk desa berdasar hubungan darah, Kepala Desa
hanyalah bagian atau instrumendari sistem kekerabatan atau adat istiadat yang ada. Desa
yang berdasarkan hubungan darah ini umumnya terdapat di berbagai daerah di luar
kecamatan gunung sugih. Desa-desa di luar kecamatan gunung sugih, kebanyakan merupakan
desa yang berdasarkan ikatan daerah. Pada desa ini, Kepala Desa tidak ditetapkan berdasar
atas hukum adat tetapi berdasar atas sistem pemilihan yang telah lama dikenal oleh
masyarakat desa. Kepala Desa ini memainkan perannya secara lebih otonom dan individual
dibandingkan Kepala Desa di luar Kecamatan gunung sugih. Kepala Desa sebagai aktor
utama dari kepemimpinan lokal dalampemerintahan desa berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku adalah seorang tokoh di desa yang memenuhi berbagai persyaratan,
berhasil memenangkan pemilihan (dipilih oleh rakyat desa) dan diangkat oleh Pemerintah
Republik Indonesia, sehingga menjadi pemimpin pemerintahantertinggi di desanya. Sejak
dahulupun fiigur Kepala Desa sebagai pemimpindalam masyarakat desa itu sudah demikian
adanya dalam kehidupanmasyarakat pedesaan (Sunardjo. 1984 : 148). Keberadaan sosok
Kepala Desa ini menjadi penting manakala ia dapat bertindak sebagai fasilitator,
inovatormaupun motivator untuk mengarahkan warganya dalam rangka pembangunandesa.
Di samping itu juga dapat bertindak sebagai pemimpin diantara semuaPerangkat Desa untuk
secara bersama melaksanakan pemerintahan desa.Kepemimpinan merupakan aspek penting
bagi seorang pemimpin,sebab seorang pemimpin harus berperan sebagai organisator
kelompoknyauntuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dalam hal ini, Kepala
Desaberperan sebagai organisator pemerintahan di desanya untuk mencapai
tujuanpembangunan desanya dalam Otonomi Desa. Dalam Otonomi Desa, KepalaDesa
mempunyai peran untuk mengurus kepentingan masyarakat desanyasesuai dengan kondisi
sosial budaya setempat.Teori-teori kepemimpinan yang berkembang di masyarakat
sangatbanyak, tetapi disini hanya akan dikemukakan tentang dua teori yang cukupmenarik
perhatian pengamat dan praktisi pengembangan sosial.
1. Teori Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership) : pengikutmemberikan
atribut-atribut heroik atau kemampuan kepemimpinan yangluar biasa bila mereka mengamati
perilaku-perilaku para pemimpin itu.
Pemimpin-pemimpin karismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas.
b. Mengkomunikasikan visi itu dengan efektif
c. Mendemonstrasikan konsistensi dan focus
d. Mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
2. Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership ). Pemimpin-
pemimpin transaksional membimbing atau memotivasipengikutnya ke arah tujuan yang telah
ditentukan dengan cara menjelaskanketentuan-ketentuan tentang peran dan tugas. Pemimpin
transaksionalmemberikan upah atau hadiah sebagai motivasi dalam kerja
pengikut.Pemimpin-pemimpin transformasional memberikan pertimbangan yangbersifat
individual, stimulasi intelektual, dan memiliki kharisma.Kepemimpinan transformasional
berkembang dari kepemimpinantransaksional. Asumsi yang mendasari kepemimpinan
transformasional adalahbahwa setiap orang akan mengikuti seseorang yang dapat
memberikanmereka inspirasi, mempunyai visi yang jelas, serta cara dan energi yangbaik
untuk mencapai sesuatu tujuan baik yang besar. Bekerja sama denganseorang pemimpin
transformasional dapat memberikan suatu pengalamanyang berharga, karena pemimpin
transformasional biasanya akan selalumemberikan semangat dan energi positif terhadap
segala hal dan pekerjaantanpa kita menyadarinya. Pemimpin transformasional akan memulai
segalasesuatu dengan visi, yang merupakan suatu pandangan dan harapankedepan yang akan
dicapai bersama dengan memadukan semua kekuatan,kemampuan dan keberadaan para
pengikutnya. Mungkin saja bahwasebuah visi ini dikembangkan oleh para pemimpin itu
sendiri atau visitersebut memang sudah ada secara kelembagaan yang sudah
dibuatdirumuskan oleh para pendahulu sebelumnya dan memang masih sahihdan selaras
dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan pada saat sekarang. Pemimpin
transformasional pada dasarnya memiliki totalitasperhatian dan selalu berusaha membantu
dan mendukung keberhasilanpara pengikutnya.
Tentu saja semua perhatian dan totalitas yang diberikanpemimpin transformasional tidak
akan berarti tanpa adanya komitmenbersama dari masing-masing pribadi pengikut. Setiap
peluang yang adaakan diperhatikan dan digunakan untuk mengembangkan visi bersama
dalam mencapai sesuatu yang terbaik. Dalam membangun pengikut,pemimpin
transformasional sangat berhati-hati demi terbentuknya suatusaling percaya dan terbentuknya
integritas personal dan kelompok. Seringpula terjadi bahwa dalam kepemimpinan
transformasional visi merupakanidentitas dari pemimpin dan atau identitas dari kelompok itu
sendiri.Pemimpin transformasional sangat memahami berbagai strategibaru yang efektif
untuk mencapai suatu tujuan yang besar. Mungkin sajatidak dalam bentuk petunjuk-petunjuk
teknis yang tersurat. Sebetulnya haltersebut sudah dapat kita pahami melalui visi yang ada
serta dalam suatuproses penemuan dan pengembangan dari pemimpin dan kelompok
itusendiri. Dengan kesadaran bahwa di dalam proses penemuan dan pengembangan mungkin
saja terjadi kendala atau kegagalan. Namun setiap kendala atau kegagalan itu hendaknya
dijadikan suatu pelajaran untuk menjadi lebih baik dan efektif dalam mencapai suatu tujuan
yang besartersebut. Memang cukup sukar untuk kita dapat memahami
kepemimpinantransformasional dalam pengertian yang sedalam-dalamnya. Sudah
banyak para praktisi umum ataupun praktisi pendidikan, maupun praktisiorganisasional yang
memberikan definisinya, antara lain:
“transformational leadership as a process where leader and followers engagein a mutual
process of raising one another to hinger levels of morality and motivation (Burns, 1978) 22”.
Kepemimpinan transformasional menurut Burns merupakan suatu proses dimana pemimpin
dan pengikutnya bersama-sama salingmeningkatkan dan mengembangkan moralitas dan
motivasinya. Definisiyang diungkapkan oleh Bass lebih melihat bagaimana
pemimpintransformasional dapat memberikan dampak atau pengaruh kepada
parapengikutnya sehingga terbentuk rasa percaya, rasa kagum dan rasa segan .Dengan
bahasa sederhana, kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan dan dipahami sebagai
kepemimpinan yang mampu.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Desa mempunyai wewenang :
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakanyang ditetapkan
bersama BPD;
2. Mengajukan rancangan peraturan desa;
3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersamabpd;
4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desauntuk dibahas
dan ditetapkan bersama BPD;
5. Membina kehidupan masyarakat desa;
6. Membina perekonomian desa;
7. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
8. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan
9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
10. Dan dalam melaksanakan tugas dan wewenang tersebut, Kepala Desa mempunyai
kewajiban sebagai berikut :
o Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sertamempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
o Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
o Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
o Melaksanakan kehidupan demokrasi;
o Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi,
Korupsi dan Nepotisme;
o Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa;
o Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundangundangan;
o Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;
o Melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan desa;
o Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
o Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
o Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;
o Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adatistiadat;
o Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan
o Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.
Dalam menjalankan berbagai tugas dan kewajiban yang diembannya,Kepala Desa tentu
saja tidak bekerja sendiri. Menurut UU Nomor 32 tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah,
yang dimaksud dengan PemerintahanDesa adalah Pemerintah Desa dengan Badan
Permusyawaratan Desa. Danyang dimaksud dengan Pemerintah Desa adalah Kepala Desa
denganPerangkat Desa, yang didalam Perangkat Desa terdapat Sekretaris Desa danPerangkat
Desa lainnya. Dan dalam prakteknya, pemerintahan desapun sangatdidukung oleh masyarakat
desa, tokoh masyarakat yang ada di desa, dan juga lembaga kemasyarakatan yang ada di
desa.
Kepala Desa yang dibeberapa Desa dikenal dengan sebutan Lurah, menurut Tjiptoherijanto
hendaknya :
1. Dapat ngemong (mengasuh) artinya dapat mangasuh penduduk desa.
2. Mampu ngomong (berbicara), artinya mempunyai kemampuan dankemauan berbicara
serta menjelaskan sesuatu masalah, baik ke bawah(kepada penduduk desanya) maupun
pihak atas desa (Camat, Bupati.Gubernur) mengenai persoalan-persoalan yang
menyangkut kepentingan-kepentingan desa dan warga desa.
3. Bersedia diomong-omongkan (dibicarakan atau dipergunjingkan) artinyasiap sedia dan
berhati lapang dalam menerima kritik serta saran, baik yangdiberikan oleh pemuka desa
maupun dari penduduk desa. Kemampuan untuk “ngemong” ini terutama disebabkan
oleh kondisi sosial budaya desa yang hubungan kemasyarakatannya masih erat. Begitu
pula hubungan antara Kepala Desa dengan masyarakatnya. Kepala Desa lebih bias
membaur dengan kehidupan dan masyarakat desa karena ia juga bagian darimasyarakat
desa dan tinggal di desa tersebut. Kedekatan-kedekatan Kepala Desa dengan masyarakat
desa membuat peran Kepala Desa lebih kompleks,tak hanya dalam bidang administratif
tapi juga dalam membina kehidupan sosial di desanya dari berbagai fungsi dan
kewajiban yang harus diemban oleh seorang Kepala Desa menunjukkan bahwa peran
Kepala Desa dalam upayapembangunan Desa sangatlah besar. Otonomi Desa yang
merupakan wujudpembangunan Desa yang telah ada sejak dulu tak terlepas dari peran
Kepala Desa sebagai tokoh sentral dalam Pemerintahan Desa.
II.3 . Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini berangkat dari pengertian bahwa Desa atau yang disebut dengan kata lainnya,
yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
wewenang untuk mengatur dan menguruskepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-
usul dan adat istiadatsetempat yang diakui oleh sistem pemerintahan nasional dan berada di
daerahKabupaten. Pengertian tersebut membawa ke dalam konsep otonomi asli yangtelah
dimiliki desa sejak dulu, yang membuat desa mempunyai hak otonomiterbesar dibanding
otonomi yang dimiliki oleh pemerintah Provinsi,Kabupaten/Kota.Dalam pemerintahannya,
Desa dipimpin oleh Kepala Desa. KepalaDesa sebagai pemimpin tertinggi formal di sebuah
desa dipandang mempunyaipotensi lebih untuk menguasai aktivitas-aktivitas di sebuah desa.
Kepala Desa juga mempunyai kekuasaan untuk mengarahkan pembangunan danmasyarakat
di desa tersebut sesuai keinginannya. Dalam hubungannya sebagaipenguasa, Kepala Desa
mempunyai tugas untuk memimpin pemerintahandesa, mengkoordinasikan pembangunan
desa dan membina kehidupan masyarakat di segala bidang.Keberadaan sosok Kepala Desa
sebagai pemimpin menjadi pentingmanakala ia dapat bertindak sebagai fasilitator, innovator
maupun motivator untuk mengarahkan warganya dan juga Perangkat Desa lainnya dalam
rangkapembangunan desa dan melaksanakan pemerintahan desa. Kepemimpinan merupakan
aspek penting bagi seorang pemimpin, dalam hal ini, Kepala Desa berperan sebagai
organisator pemerintahan di desanya untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat
desanya. Kepala Desa mempunyai peran untuk mengurus secara mandiri kepentingan
masyarakat desanya sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat. Pembangunan masyarakat
desa merupakan hal yang mencakup pengelolaan pemerintahan desa secara keseluruhan
dimana Kepala Desa ikut berperan di dalamnya. Kerangka pikir seperti itulah yang digunakan
dalam penelitian ini.
koordinasi
a. adalah peran Kepala Desa sebagai organisator
b. adalah peran Kepala Desa sebagai innovator
c. adalah peran Kepala Desa sebagai
d. adalah peran Kepala Desa sebagai fasilitator Lingkaran besar merupakan wilayah
peran yang dimiliki Kepala Desa, dan lingkaran tersebut berada dalam sebuah kotak
Otonomi Desa motivator.
1. Definisi Konseptual
Definisi konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahmengenai konsep Peran
Kepala Desa dan Kualitas Otonomi Desa.
a. Peran Kepala Desa adalah serangkaian tindakan yang harus dilakukan Kepala Desa
sebagai pemimpin tertinggi formal desa.
b. Pembangunan masyarakat Desa adalah sejauh mana desa dapat berkembang secara
mandiri dan mengembangkan desanya sesuai dengan system sosial budaya setempat.
2. Operasional
Berdasarkan konsesp yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat suatu definisi
operasional, yaitu bagaimana konsep-konsep atau variabel-variabel yang ada diukur, dilihat
untuk mengetahui besar kecilnya.Hal-hal yang digunakan untuk menunjukkan Peran Kepala
Desa, yaitu:
A. Peran Kepala Desa sebagai Organisator yaitu tindakan Kepala Desadalam
mengorganisasi semua aktor yang terlibat dalam pemerintahandan pembangunan desa.
Diukur dengan indikator :
1. Kejelasan kerja yang diberikan Kepala Desa kepada bawahan
2. Kepastian kerja yang diberikan Kepala Desa kepada bawahan
3. Adanya hubungan kerjasama dan koordinasi yang baik antaraKepala Desa dengan
bawahan
B. Peran Kepala Desa sebagai Fasilitator yaitu tindakan Kepala Desadalam penyediaan
fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung proses pemerintahan dan pembangunan
desa. Diukur dengan indikator:
1. Kesesuaian kesediaan dengan kebutuhan
2. Kecepatan penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana
3. Tingkat kemanfaatan fasilitas, sarana dan prasaran
C. Peran Kepala Desa sebagai Inovator yaitu tindakan Kepala Desa dalam memunculkan
ide dan pemikiran akan hal-hal baru yang belum pernah ada di desa yang mendukung
pemerintahan dan pembangunan desa.
Diukur Dengan Indikator :
1. Frekuensi pemberian ide baru
2. Ketepatan ide dengan kebutuhan
3. Ketepatan ide dengan kemampuan
4. Kepastian pengembangan ide.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu strategi cara, prosedur, metode, alat,aturan atau langkah-
langkah yang ditempuh peneliti di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
peneliti di dalam metode penelitian adalah Denganpendekatan apakah penelitian akan
dilakukan?; Bagaimanakah data akandiperoleh?; Bagaimana data yang telah terkumpul
tersebut akan dianalisis?; danakhirnya Bagaimanakah penelitian tersebut akan dilaporkan?
Berikut adalah metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini :
III.1 LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini Di Lakukan Di Desa Guali Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna.
III.2 DESAIN PENELITIAN
Sesuai dengan tujuannya, research dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan
menggunakan metode-metode ilmiah Dengan demikian, metode penelitian merupakan cara
atau jalan yangditempuh oleh peneliti untuk memperoleh kebenaran atau jawaban
darirumusan masalah dalam suatu penelitian. Setiap penelitian mempunyai carapandang
tersendiri saat ia memutuskan atau menetapkan sesuatu metodedalam sebuah penelitiannya.
Penetapan metode biasanya tergantung pada jenis masalah yang diteliti. Sebuah masalah
dapat saja melahirkan beberapa metode penelitian yang berbeda, manakala sudut pandang
yang digunakan berbeda.Jenis penelitian yang digunakan disini adalah jenis penelitian
kualitatif.Menurut Bogdan dan Taylor, metode penelitian kualitatif sebagai prosespenelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupunlisan dari orang-orang
yang berperilaku yang dapat diamati. Definisi yanghampir sama juga diungkapkan Nasution,
yaitu bahwa metode penelitiankualitatif adalah pengamatan orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksidengan mereka, berusaha memahami dunia dan tafsiran mereka tentang
dunia sekitarnya. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk membuatgambaran
atau deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang akan diselidiki makapenelitian ini akan menggunakan
pendekatan deskriptif. Menurut Sanapiah (1995), pendekatan deskriptif adalah penelitian
yang melukiskan secara tepatsifat-sifat suatu individu, suatu gejala-gejala, kejadian-kejadian
dan lain lainyang merupakan objek penelitian. Tujuannya adalah untuk memecahkanmasalah,
menuturkan, menganalisa, mengklarifikasi, membandingkan, danlain-lain. Metodologi
penelitian yang digunakan sebagai pijakan dalamanalisis penelitian ini adalah fenomenologi
interpretatif. Metodologi yangberlandaskan fenomenologi, menuntut pendekatan holistik,
mendudukkanobyek penelitian dalam suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam
satukonteks yang natural, bukan parsial, Fenomenologi interpretatif ini digunakan karena
dapat mengangkat fenomena yang ada di lapangankemudian dilakukan interpretasi sesuai
dengan point of view Dalam menganalisis permasalahan yang ada. Interpretasi ini ditujukan
untuk menghadirkan pemahaman yang lebih objektif atas kenyataan tersebut.
Berdasarkan karakteristik permasalahannya, penelitian inimenggunakan metode
penelitian studi Lapangan. Tujuan dari studikasus adalah untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaansekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu,
kelompok,lembaga atau masyarakat. Untuk mengantisipasi kedangkalan hasil yangdiperoleh
dari pendekatan deskripstif, maka peneliti mencoba menggunakan metode fild stadi
eksploratif. Metode eksploratif akan lebih mampumengungkapkan fenomena yang terjadi
secara lebih mendalam. Metode yang demikian akan memberi manfaat dalam memaparkan
data, menggambarkan fenomena dan informasi yang lebih luas dalam menganalisa fenomena
sosialyang ada sehingga hasilnya lebih mendekati objektifitas, meskipun tetap
adasubjektifitas di sana.
III.3 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif.
Dimana peneliti akan menyajikan hasil penelitian terkait dengan fenomena yang diteliti
secara gamblang melalui gambaran yang jelas.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peran Kepala Desa Guali sebagai Organisator yaitu tindakan Kepala Desadalam
mengorganisasi semua aktor yang terlibat dalam pemerintahandan pembangunan desa.
Diukur dengan indikator :
1. Kejelasan kerja yang diberikan Kepala Desa guali kepada bawahan
2. Kepastian kerja yang diberikan Kepala Desa guali kepada bawahan
3. Adanya hubungan kerjasama dan koordinasi yang baik antaraKepala Desa guali
dengan bawahan
Peran Kepala Desa sebagai Fasilitator yaitu tindakan Kepala Desadalam penyediaan fasilitas,
sarana dan prasarana yang mendukung proses pemerintahan dan pembangunan desa. Diukur
dengan indikator:
1. Kesesuaian kesediaan dengan kebutuhan
2. Kecepatan penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana
3. Tingkat kemanfaatan fasilitas, sarana dan prasaran
Peran Kepala Desa Guali sebagai Inovator yaitu tindakan Kepala Desa guali dalam
memunculkan ide dan pemikiran akan hal-hal baru yang belum pernah ada di desa yang
mendukung pemerintahan dan pembangunan desa.
Diukur Dengan Indikator :
1. Frekuensi pemberian ide baru
2. Ketepatan ide dengan kebutuhan
3. Ketepatan ide dengan kemampuan
4. Kepastian pengembangan ide.
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan
DAFTAR PUSTAKA
Bayu surjaningrat, pemerintahan -administrasi desa dan kelurahan, aksara baru,
jakarta, 1985.
F.x.siola, pembangunan dan pengembangan desa terpadu, usaha nasional, surabaya,
1985.
Pemerintahan daerah, kota dan desa, gunung agung, jakarta, 1984.
Soetarjo. K, desa, balai pustaka, jakarta, 1984.
sahabat bersama of http://sobatbaru.blogspot.com/2010/12/pengertian-kepala-desa.
Unvad 2012 of http://blogs.unpad.ac.id/kknm2012/2012/02/01/tugas-dan-wewenang-
kepala-desa /
FILD STADYANALISA PELAKSANAAN
KEWENANGAN PEMERINTAH DESA LAPOKAINSE KECAMATAN
KUSAMBI KABUPATEN MUNA
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUSTAMIN
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini, namun penulis menyadari fild study ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.
fild study ini penulis membahas mengenai “PERAN KEPALA DESA DALAM
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA”, dengan fild study penulis mengharapkan agar
dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan fild study ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Agustus 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................ 3
BAB II KERANGKA TEORI .................................................................................. 4
2.1 Pembangunan Desa...................................................................................... 4
2.2 Peran Kepala Desa...................................................................................... 7
2.3 Kerangka Pikir Penelitian......................................................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 12
3.1 Loksasi Penelitian..................................................................................... 15
3.2 Desain Penelitian........................................................................................ 15
3.3 Teknik Analisa Data................................................................................ 16
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 17
A. Kesimpulan.................................................................................................. 17
B. Saran............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 18