filantropi dalam gerakan muhammadiyahdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_bab i_v_daftar...

102

Upload: others

Post on 25-Mar-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:
Page 2: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAH

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Studi Living Hadis)

Oleh: Rohmansyah

NIM: 17300016004

DISERTASI

Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Doktor dalam Bidang Studi Islam Konsentrasi Studi Al-Qur’an dan Hadis

YOGYAKARTA 2020

Page 3: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

ii

PENGESAHAN REKTOR

Judul Disertasi : FILANTROPI DALAM GERAKAN

MUHAMMADIYAH DI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Living Hadis)

Ditulis Oleh : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum

NIM : 17300016004

Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam

Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Telah dapat diterima Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Doktor

(Dr.) dalam Bidang Studi Islam

Yogyakarta, 16 Juli 2020

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SUNAN KALIJAGA

PASCASARJANA

Page 4: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

iii

YUDISIUM

BISMILLᾹḤIRRAḤMᾹNIRRAḤĪM

DENGAN MEMPERTIMBANGKAN JAWABAN PROMOVENDUS ATAS PERTANYAAN DAN KEBERATAN PARA PENILAI DALAM UJIAN TERTUTUP (PADA TANGGAL 28 FEBRUARI 2020), DAN SETELAH MENDENGAR JAWABAN PROMOVENDUS ATAS PERTANYAAN DAN SANGGAHAN PARA PENGUJI DALAM SIDANG UJIAN TERBUKA, MAKA KAMI MENYATAKAN, PROMOVENDUS, ROHMANSYAH NOMOR INDUK: 17300016004 LAHIR DI SUKABUMI, TANGGAL 15 JUNI 1984

LULUS DENGAN PREDIKAT:

PUJIAN(CUMLAUDE)/ SANGAT MEMUASKAN/ MEMUASKAN

KEPADA SAUDARA DIBERIKAN GELAR DOKTOR STUDI ISLAM KONSENTRASI STUDI AL-QUR’AN DAN HADIS, DENGAN SEGALA HAK DAN KEWAJIBAN YANG MELEKAT ATAS GELAR TERSEBUT.

SAUDARA MERUPAKAN DOKTOR KE-733

YOGYAKARTA, 16 JULI 2020

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SUNAN KALIJAGA

PASCASARJANA

Page 5: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

iv

DEWAN PENGUJI UJIAN TERBUKA PROMOSI DOKTOR

Nama Promovendus : Rohmansyah ( ) NIM : 17300016004 Judul Disertasi : FILANTROPI DALAM GERAKAN

MUHAMMADIYAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Studi Living Hadis)

Ketua Sidang : Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil.,

Ph.D. ( )

Sekretaris Sidang : Ahmad Rafiq, M.A., Ph.D.

( )

Anggota Sidang : 1. Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A (Promotor/Penguji)

2. Dr. H. Agung Danarta, M.Ag (Promotor/Penguji)

3. Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, M.Ag (Penguji)

4. Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D. (Penguji)

5. Dr. H. Hamim Ilyas, M.Ag (Penguji)

6. Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag (Penguji)

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Diujikan di Yogyakarta pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2020 Tempat : Aula Lt. 1 Gd. Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Waktu : Pukul 13.30 WIB. S.d. Selesai Hasil/ Nilai (IPK) : 3.78 Predikat Kelulusan : Pujian (Cumlaude)/ Sangat Memuaskan/ Memuaskan

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SUNAN KALIJAGA

PASCASARJANA

Page 6: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM : 17300016004 Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi ini secara

keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali pada bagian-

bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Yogyakarta, 30 Mei 2020

Saya yang menyatakan,

Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM: 17300016004

Page 7: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

vi

PENGESAHAN PROMOTOR

Promotor : Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A ( )

Promotor : Dr. H. Agung Danarta, M.Ag ( )

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SUNAN KALIJAGA

PASCASARJANA

Page 8: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

vii

NOTA DINAS

Kepada Yth., Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah disertasi berjudul:

FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAH

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Living Hadis)

Yang ditulis oleh:

Nama : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM : 17300016004 Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Sebagaimana disarankan dalam Ujian tertutup hari Jumat, 28 Februari

2020, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan

kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan

dalam Ujian terbuka.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 29 Mei 2020

Promotor,

Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A

Page 9: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

viii

NOTA DINAS

Kepada Yth., Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah disertasi berjudul:

FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAH

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Living Hadis)

Yang ditulis oleh:

Nama : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM : 17300016004 Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Sebagaimana disarankan dalam Ujian tertutup hari Jumat, 28 Februari 2020, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian terbuka. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 29 Mei 2020

Promotor,

Dr. H. Agung Danarta, M.Ag

Page 10: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

ix

NOTA DINAS

Kepada Yth., Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah disertasi berjudul:

FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAH

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Living Hadis)

Yang ditulis oleh:

Nama : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM : 17300016004 Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Sebagaimana disarankan dalam Ujian tertutup hari Jumat, 28 Februari 2020, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian terbuka.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 11 Mei 2020

Penguji,

Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, M.Ag

Page 11: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

x

NOTA DINAS

Kepada Yth., Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah disertasi berjudul:

FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAH

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Living Hadis)

Yang ditulis oleh:

Nama : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM : 17300016004 Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Sebagaimana disarankan dalam Ujian tertutup hari Jumat, 28 Februari 2020, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian terbuka. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 19 Mei 2020

Penguji,

Dr. H. Hamim Ilyas, M.Ag

Page 12: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xi

NOTA DINAS

Kepada Yth., Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah disertasi berjudul:

FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAH

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Living Hadis)

Yang ditulis oleh:

Nama : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM : 17300016004 Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Sebagaimana disarankan dalam Ujian tertutup hari Jumat, 28 Februari 2020, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian terbuka. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 25 Mei 2020

Penguji,

Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D.

Page 13: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xii

NOTA DINAS

Kepada Yth., Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah disertasi berjudul:

FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAH

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(Studi Living Hadis)

Yang ditulis oleh:

Nama : Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM : 17300016004 Program/Prodi : Doktor (S3)/ Studi Islam Konsentrasi : Studi Al-Qur’an dan Hadis

Sebagaimana disarankan dalam Ujian tertutup hari Jumat, 28 Februari 2020, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian terbuka. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 16 Juli 2020

Penguji,

Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag

Page 14: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xiii

ABSTRAK

Riset tentang filantropi Muhammadiyah dalam studi kajian living hadis sebelumnya belum ada yang meneliti, sehingga perlu dilakukan kajian. Filantropi (berderma) dilakukan Muhammadiyah dalam merespon kondisi sosial masyarakat tertindas yang berlansung sejak masa kolonial hingga sekarang yang dilandasi oleh Alquran dan hadis. Namun, hadis yang dijadikan landasan tidak banyak sehingga perlu dilakukan kajian studi living hadis. Karena hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab problem tersebut dengan menguraikan gerakan filantropi dan berbagai gejala sosial yang mempengaruhinya yang dilandasi oleh hadis Nabi.

Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah field research, yaitu penelitian lapangan yang dikombinasikan dengan penelitian literature (library research). Karena selain melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan sebuah pencarian dokumen resmi dan beberapa buku karya para tokoh Muhammadiyah. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-analisis dan sosiologi-historis yang difokuskan kepada tiga lembaga di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu pendidikan, kesehatan dan panti asuhan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dua teori, yaitu teori living hadis dan teori sosial. Teori living hadis yang digunakan adalah teori resepsi yang terdiri dari tiga resepsi, yaitu resepsi exegesis, resepsi aestetis dan resepsi fungsional. Sedangkan teori sosialnya yang digunakan adalah kontruksi sosial dan sosiologi pengetahuan Peter L Berger dan Thomas Luckmann.

Hasil temuan dari penelitian ini adalah: Pertama, filantropi Muhammadiyah dimulai dari bawah (bottom up), berkelanjutan dan berkembang sampai sekarang seperti lembaga pendidikan, kesehatan dan panti asuhan yang dilandasi oleh hadis-hadis Nabi. Kedua, hadis-hadis filantropi dalam pendirian lembaga tersebut tidak banyak dan lebih cenderung kepada implementasinya tanpa memperhatikan aspek kualitas hadisnya, karena ditemukan sebagian hadisnya tidak ṣaḥīḥ. Ketiga, hadis-hadis filantropi menurut tiga teori resepsi; exegesis, aestetis dan fungsional memberikan penjelasan secara eksplisit bahwa hadis-hadis tersebut diterima, dipahami dan ditafsirkan baik secara tekstual maupun kontekstual, kemudian diamalkan dalam kehidupan sosial yang terlembaga. Keempat, gerakan filantropi Muhammadiyah yang dilandasi hadis-hadis Nabi dipengaruhi oleh faktor-faktor sosio-

Page 15: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xiv

historis yang terjadi di masa silam pada masa kolonial Belanda sekitar abad ke-19-20. Faktor-faktor tersebut adalah faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya Jawa yang berkembang kala itu yang mendorong organisasi ini melakukan perubahan sosial dan pembaharuan (tajdīd) Islam untuk menghilangkan segala bentuk penindasan terhadap kaum tertindas dan mengajak masyarakat Jawa khususnya untuk kembali kepada ajaran yang murni, yakni ajaran Alquran dan Sunnah yang dilakukan secara berangsur-angsur. Hal ini mengantarkan organisasi ini menuju titik pusat kebertahanan dan keberkembangan sekalipun masih terdapat kekurangan dalam peningkatan kesejahteraan sosial dan kemanusiaan secara adil dan merata.

Kata kunci: Filantropi, Muhammadiyah, Hadis, dan Living hadis

Page 16: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xv

ABSTRACT

Philanthropy (donation) carried out by Muhammadiyah in responding to the social conditions of oppressed communities having taken place since the colonial period is based on the Qur’an and Hadith (tradition) despite the fact that the traditions used as a basis are not many; thus, a study of living hadith is needed. Because of this, this study aims to address this problem by describing the philanthropic movement and various social phenomena that influence it based on the traditions.

This research is a combination of field and literature research to simultaneously conduct observations and interviews and to search for official documents and several books by Muhammadiyah figures. The descriptive-analysis and sociological-historical approach is focused on three institutions in the Special Region of Yogyakarta, i.e., education, health and orphanages. The theory used in this study is divided into two theories, i.e., living hadith and social theories. The theory of living hadith used is reception theory which consists of three receptions, i.e., exegesis reception, aesthetic reception and functional theory while the social theory used is social construction and sociology of knowledge of Peter L Berger and Thomas Luckmann.

There are four main findings of this research. First, Muhammadiyah philanthropy starts from the bottom (bottom up), continuing and developing until now such as educational and health institutions as well as orphanages based on the traditions of the Prophet. Second, the philanthropic traditions in the establishment of these institutions are not many and are more inclined to their implementation without regard to the quality aspects of the traditions because some of the traditions found are not ṣaḥīḥ. Third, the philanthropic traditions according to three reception theories --exegesis, aesthetics and functional-- provide explicit explanation that the traditions are accepted and understood both textually and contextually, and then practiced in social life and institutionalized. Fourth, the Muhammadiyah philanthropic movement based on the hadith of the Prophet was influenced by socio-historical factors that occurred in the past during the Dutch colonial period around the 19-20th century. These factors included the social, economic, political and

Page 17: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xvi

cultural factors of Java that developed at that time which encouraged this organization to make social changes and reforms (tajdīd) of Islam to eliminate all forms of oppression and invite Javanese people in particular to return to pure teachings, that is, the teachings of the Qur’an and Sunnah carried out gradually. This has led this organization to become a focal point for survival and progress even though there are still shortcomings in the equitable balance in social welfare and humanity.

Keywords: Philanthropy, Muhammadiyah, Hadith, and Living Hadith

Page 18: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xvii

م�خص

ا���� � ا����ل ا���� ا����� � درا�� ا���د�� ا��� � ��� أ��

����� �� ���، ���� ���� �� ا���وري أداؤه. ا����ل ا���� ا�� ���� ��

ا������ ��� ا���ة ا������ر�� �� ا�ن ا����� ا������ ����وف ا��������

وا�� ���م ��� ا���آن ا���� وا���� ا�����. ��� ا��غ� �� ذ��، �����د��

ا�� �����م أ���� �� ���� ����، ���� ���� ��ور� ��را�� ا���د��

ا���. و��� ذ��، ������ ���ف إ� �� ��ه ا����� �� خ�ل و��

�� وا���ا�� ا�������� ا������ ا�� ���� ����� وا�� ����� إ� ا���� ا��

ا����.

���� ا���� ا�����م ��� �� ا���� ا���ا�، ��� ا���� ا���ا�

ا����ج �ع ا���� ا�د�. و����، ��م ا����� ���اء ا�����ت وا�����ت،

� ����� أش��ص ا�����.������ إ� ا����ر ��� ا���ئق ا����� وا���ب ا�

وا���� ا�����م � ��ا ا���� �� �� و��� ����� و�� ا������ �ر��

��� ���ز ��� ��ث �����ت � ا��ط�� ا���� �������ر�، و�� ا������،

وا����، ودار ا����م. و����� ا������ ا������� � ��ه ا���� إ� ����،

� وا������ ا��������. ����� ا���د�� ا��� ا������� و�� ����� ا���د�� ا��

�� ����� ا������ل ا�� ����ن �� ���� ا������ت، و�� ا�����ل ا�����،

وا������ل ا����، وا������ ا��ظ����. وا������ ا�������� ا������� �� ا����ء

����ن.ا����� ���� �ـ. ��غ� و����س ا������� و��������

، ا����ل ا���� ا����� أو�وا����ئ� ا�� ���� إ���� ��ا ا���� ��:

���أ �� ا���� )�� ا���� إ� ا����(، ������ و��ط�ر �� ا�ن، ���

Page 19: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xviii

، ����ا����� ا��������، وا����، ودار ا����م ��� أ��س ا���د�� ا������.

��� ا���د�� �� ا����ل ا���� � إ���ء ��ه ا�����ت �� أ��� ��� إ�

������� دون ا�����م ��ا�ب ��� ا����، �ن ��ض ا���د�� ����

، ا���د�� �� ا����ل ا���� و��� ���ث ����ت ا������ل؛ ���������.

�� أ��د�� ������ و������ ��� ا�����، وا����، وا��ظ���� ���م ���� ���� �

، را����� ��اء ��� و�����، � ��رس � ا���ة ا�������� وأ���� ������.

���� ا����ل ا���� ا����� ا���ئ�� ��� ا���د�� ا������ ���ت ����ا��

ا�������� وا���ر��� ا�� ���� � ا���� خ�ل ا���ة ا������ر�� ا�������

� ا���ن ا����ع ��� وا������ ا�����. ��ه ا���ا�� �� ا���ا�� ��ا

ا��������، وا�����د��، وا�������، وا������ ا��و�� ا�� �ط�رت ����� وا��

ش��� ��ه ا����� ��� إ��اء ���� وإ��ح ا������ )����( ����م ��

ع ا��وي ���� خ�ص أ�� ا����ء ��� ��ع أش��ل ��ع ا������ ود��ة ا���

����دة إ� ا������� ا�����، و�� ������ ا���آن وا���� ���� ��ر��. و�� أدى

��ا إ� أن ���� ��ه ا����� ��ط� ��ر�� �����ء وا����م ��� ا��غ� �� و��د

أو�� ���ر � ��� ا������� ا�������� وا������ ا���د�� وا�����.

�ل ا����، ا�����، ا����، ا���� ا��ا��� الك���ت ا�ف��حية:

Page 20: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan

0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif tidak dilambangkan اtidak

dilambangkan

ba’ b be ب

ta’ t te ت

ṡa’ ṡ ثes (dengan

titik di atas)

jim j je ج

ḥa ḥ حha (dengan

titik di bawah)

kha kh ka dan ha خ

dal d de د

żal ż ذzet (dengan

titik di atas)

ra’ r er ر

zai z zet ز

sin s es س

syin sy es dan ye ش

Page 21: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xx

ṣad ṣ صes (dengan

titik di bawah)

ḍad ḍ ضde (dengan

titik di bawah)

ṭa’ ṭ طte (dengan

titik di bawah)

ẓa’ ẓ ظzet (dengan

titik di bawah)

‘ ain‘ عkoma terbalik

di atas

gain g ge غ

fa’ f ef ف

qaf q qi ق

kaf k ka ك

lam l el ل

mim m em م

nun n en ن

wawu w we و

ha’ h ha ه

hamzah ‘ apostrof ء

ya’ y ye ي

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

ditulis muta’aqqiddīn ����د�ن

ة�د ditulis ‘iddah

Page 22: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxi

C. Ta’ Marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

��� ditulis hibbah

ditulis jizyah �ز��

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang

sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat,

dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu

terpisah, maka ditulis h.

’ditulis karāmah al-auliyā �را�� ا����ء

2. Bila ta’ marbuṭah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah,

dan dhamah ditulis t.

�طرا� ز��ة ditulis zakātul fiṭri

D. Vocal Pendek

___________ kasrah ditulis i

____________ fathah ditulis a

____________ dammah ditulis u

Page 23: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxii

E. Vocal Panjang

fathah + alif

������

ditulis

ditulis

ā

jāhiliyyah

fathah + ya’ mati

���ى

ditulis

ditulis

ā

yas’ā

kasrah + ya’ mati

�ر�م

ditulis

ditulis

ī

karīm

dammah + wawu

mati

�روض

ditulis

ditulis

ū

furūḍ

F. Vocal Rangkap

fathah + ya’ mati

����م

ditulis

ditulis

ai

bainakum

fathah + wawu mati

�ول

ditulis

ditulis

au

qaulun

G. Vocal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan

dengan Apostrof

ditulis a’antum أأ��م

ditulis u’idat أ�دت

ditulis la’in syakartum �ئن ��ر�م

H. Kata Sandang Alif + Lam

a. Bila diikuti Huruf Qamariyah

ditulis al-Madrasah ا��در��

ditulis al-Qiyās ا����س

Page 24: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxiii

b. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan

huruf syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan

huruf (el)-nya.

’ditulis as-Samā ال�م�ء

ditulis asy-Syams الشمس

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

ditulis ẓawī al-furūḍ ذوي ا��روض

ditulis ahl as-sunnah أ�ل ا����

Page 25: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxiv

KATA PENGANTAR

� �ـ� � �� و� � � � ـ�� �� � �� و� ه � �� �� �� �� � ن� ا�� إ� �� � و� �� �� � � ـأ� ر� و � ش � �� �� �� ذ � � ��ـ ، و� ه � ��

�ت� �� ��

�� �� إ� �� ن أ� � �� ش أ� ، و� � �� ي� �د� �� �� �� � �� � �� � �� ، و� � �� �� �� � �� �� � ه� �� � ��ـ � �، �� �� ��� �� � أ�

ه ،� � � � ر� و� ه � � �ا �� �� أن� �� � �� ش أ� و� � �� �� � �� ش� �� ه �� � و� � �� إ� � و��� ر���ل� ��ـ��� ���� ��

�� و� �� �� �� ���� ا� . �� و� � ��

�� أ� �� �� ���� أ� و� �� �� � أ� ��� و� �� �� �� ��� �� ك ر� أ������ـ��.�� ��

Kajian ini mengungkap secara komprehensif gerakan filantropi

dalam Muhammadiyah yang difokuskan pada tiga lembaga filantropi

di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni pendidikan, kesehatan dan

Panti Asuhan. Kajian ini dilakukan untuk mengungkap doktrin ajaran

hadis yang mempengaruhi aspek gerakan filantropi dalam lembaga

Muhamadiyah dengan mengkaji realitas historis yang terjadi di masa

lampau dari sejak pendirian di masa penjajah Hindia-Belanda hingga

masa sekarang, bertahan dan berkembang.

Kajian ini menjelaskan berbagai argumentasi yang berkembang

baik dalam literature maupun dalam konteks sosial di ruang publik

sehingga bisa mengantarkan pada penyelesaian disertasi ini. Selain itu,

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang

telah memberikan dukungan dan arahannya, yaitu:

1. Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., MA selaku Rektor, Prof.

Noorhaidi, S.Ag., MA., Ph.D selaku Direktur Pascasarjana, Dr.

Moch. Nur Ichwan, MA selaku wakil direktur Pascasarjana,

Ahmad Rafiq, MA., Ph.D selaku ketua Program Studi

Pascasarjana doktor S3, jajaran staff administrasi dan karyawan

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Page 26: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxv

2. Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A dan Dr. H. Agung Danarta, M.Ag

selaku promotor yang telah memberikan arahan dan bimbingan

sehingga disertasi ini bisa diselesaikan dengan baik dan sempurna.

3. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan studi S3 disertasi ini dengan tepat

waktu.

4. Ibunda Idah, istri dan anak-ku tercinta yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan untuk bisa semangat dan yakin atas

kemampuan penulis sehingga menghantarkan terselesaikannya

disertasi ini dengan tepat waktu.

5. Kakak-ku dan adik-adik-ku tercinta yang memberikan dukungan

dan doanya agar bisa menyelesaikan disertasi ini dengan baik.

6. Drs. Hamdan Hambali dan Kun Khayati selaku mertua-ku yang

selalu memberikan dukungan dan doanya kepada penulis dalam

mewujudkan cita-cita yang mulia ini.

7. Kepada bapak Fuad Hasyim dan ibu Rahayu yang selama ini tanpa

sepengetahuan penulis ikut mendoakan penulis hingga dapat

mengantarkan dalam penyelesaian disertasi ini.

8. Seluruh sahabat-ku dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang tanpa sepengetahuan penulis memberikan dukungan

dan doanya sehingga penulis bisa melewati semua ujian dengan

baik dalam menyelesaikan disertasi ini.

Semoga disertasi ini dapat memberikan kontribusi berupa

sumbangan ide dan pemikiran baik yang bersifat akademis maupun

praktis, khususnya kalangan akademik dan umumnya bagi masyarakat

luas. Dalam disertasi ini tentunya masih banyak kekurangan sehingga

diharapkan bentuk kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan

disertasi ini. Akhirnya mari berharap dan berdoa kepada Allah SWT

agar senantiasa berada di jalan yang benar dan senantiasa mendapat

petunjuk dari-Nya.

Penulis,

Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM. 17300016004

Page 27: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN REKTOR ........................................... ii

HALAMAN YUDISIUM ................................................................. iii

HALAMAN DEWAN PENGUJI UJIAN TERBUKA PROMOSI

DOKTOR .......................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................... v

HALAMAN PENGESAHAN PROMOTOR .................................... vi

NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................... vii

ABTRAK ........................................................................................ xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................... xix

KATA PENGANTAR ................................................................... xxiv

DAFTAR ISI ................................................................................. xxvi

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 2

B. Rumusan Masalah .................................................... 10

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian .......................... 10

D. Kajian Pustaka ......................................................... 11

E. Kerangka Teoretik ................................................... 25

F. Metode Penelitian .................................................... 37

G. Sistematika Pembahasan .......................................... 43

BAB II: TEOLOGI GERAKAN FILANTROPI

MUHAMMADIYAH ...................................................... 46

A. Gerakan Amal Al-Mā’ūn ......................................... 46

1. Allah sebagai Tuhan Yang Maha Rahman dan

Rahim ................................................................ 46

2. Nabi Muhammad sebagai Utusan dan Rahmat . 48

3. Islam sebagai Agama Rahmat ........................... 50

4. Dasar Teologi Amal Al-Mā’ūn ......................... 52

B. Manusia sebagai Penggerak Amal Al-Mā’ūn .......... 55

1. Hakekat Manusia ............................................... 55

2. Tujuan dan Fungsi Manusia .............................. 62

3. Kedudukan Manusia .......................................... 66

Page 28: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxvii

4. Tauhid Sosial Kemanusiaan .............................. 71

C. Gerakan Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar ...... 97

1. Semangat dan Motivasi Agama ...................... 106

2. Semangat dan Motivasi Sosial ........................ 114

BAB III: SEJARAH GERAKAN FILANTROPI DALAM

MUHAMMADIYAH .................................................... 121

A. Periode Rintisan ..................................................... 121

1. Lembaga Pendidikan (1908-1918) .................. 121

2. Lembaga Kesehatan (1919-1923) .................... 124

3. Lembaga Panti Asuhan (1921-1928) ............... 128

B. Periode Pertumbuhan ............................................. 130

1. Lembaga Pendidikan (1918-1932) .................. 130

2. Lembaga Kesehatan (1923-1940) .................... 133

3. Lembaga Panti Asuhan (1928-1995) ............... 135

C. Periode Pengembangan .......................................... 136

1. Lembaga Pendidikan (1932-Sekarang) .......... 136

2. Lembaga Kesehatan (1940-Sekarang) ............ 155

3. Lembaga Panti Asuhan (1995-Sekarang) ....... 158

BAB IV: OTENTISITAS LIVING HADIS DALAM DINAMIKA

GERAKAN FILANTROPI MUHAMMADIYAH ....... 165

A. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Pendidikan ............................................................. 165

1. Hadis tentang Kefakihan dalam Agama ......... 165

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) .................. 166

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) ................. 170

2. Hadis tentang Dicabutnya Ilmu dari

Para Ulama ..................................................... 170

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) .................. 171

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) ................. 173

3. Hadis tentang Kepemimpinan ....................... 173

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) .................. 174

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) ................. 176

4. Hadis tentang Menyebarluaskan Ilmu ............. 177

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) ................... 177

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) .................. 179

Page 29: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxviii

B. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Kesehatan ............................................................... 179

1. Hadis tentang Mencintai Saudara ................... 179

a. Naqd as-sanad (Kritik sanad) .................. 180

b. Naqd al-matan (Kritik matan) .................. 181

2. Hadis tentang Pengobatan .............................. 181

a. Naqd as-sanad (Kritik sanad) .................. 182

b. Naqd al-matan (Kritik matan) .................. 184

3. Hadis tentang Beramal Saleh ......................... 184

a. Naqd as-sanad (Kritik sanad) .................. 185

b. Naqd al-matan (Kritik matan) .................. 186

C. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Panti Asuhan .......................................................... 186

1. Hadis tentang Menjaga Harta Anak Yatim ..... 186

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) ................... 187

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) .................. 188

2. Hadis tentang Menyayangi Sesama Manusia .. 189

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) ................... 189

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) .................. 191

3. Hadis tentang Memelihara Anak Yatim .......... 191

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) ................... 191

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) .................. 192

4. Hadis tentang Berderma dengan Barang yang

Dicintai ............................................................ 193

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) ................... 194

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) .................. 195

5. Hadis tentang Kefakiran Mendekati

Kekufuran ........................................................ 196

a. Naqd as-sanad (Kritik Sanad) ................... 196

b. Naqd al-matan (Kritik Matan) .................. 198

BAB V: RESEPSI LIVING HADIS DALAM DINAMIKA

GERAKAN FILANTROPI MUHAMMADIYAH ....... 199

A. Resepsi Exegesis .................................................... 199

1. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Pendidikan ....................................................... 199

Page 30: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxix

2. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Kesehatan ........................................................ 211

3. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga Panti

Asuhan ............................................................. 219

B. Resepsi Aestetis ..................................................... 232

1. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Pendidikan ....................................................... 232

2. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Kesehatan ........................................................ 236

3. Hadis-hadis tentang Pendirian Lembaga

Panti Asuhan .................................................... 240

C. Resepsi Fungsional ................................................ 242

1. Filantropi dalam Lembaga Pendidikan ............ 242

2. Filantropi dalam Lembaga Kesehatan ............. 250

3. Filantropi dalam Lembaga Panti Asuhan ........ 256

BAB VI: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

RESEPSI LIVING HADIS DALAM DINAMIKA

GERAKAN FILANTROPI MUHAMMADIYAH ....... 269

A. Gerakan Pendidikan .............................................. 270

1. Pengaruh Faktor Sosial .................................... 270

2. Pengaruh Faktor Ekonomi ............................... 277

3. Pengaruh Faktor Politik ................................... 279

4. Pengaruh Faktor Budaya ................................. 281

B. Gerakan Kesehatan ................................................ 284

1. Pengaruh Faktor Sosial .................................... 284

2. Pengaruh Faktor Ekonomi ............................... 287

3. Pengaruh Faktor Politik ................................... 289

4. Pengaruh Faktor Budaya ................................. 292

C. Gerakan Kemanusian Panti Asuhan ...................... 295

1. Pengaruh Faktor Sosial .................................... 295

2. Pengaruh Faktor Ekonomi ............................... 298

3. Pengaruh Faktor Politik ................................... 300

4. Pengaruh Faktor Budaya ................................. 302

Page 31: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

xxx

BAB VII: PENUTUP ..................................................................... 307

A. Kesimpulan ............................................................ 309

B. Saran ...................................................................... 308

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 310

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................. 333

A. Lampiran Hadis-Hadis Filantropi dalam Gerakan

Muhammadiyah ..................................................... 333

B. Lampiran Interview dengan Narasumber tentang

Lembaga Muhammadiyah ..................................... 349

C. Lampiran Gambar Lembaga dan Wawancara ....... 399

Page 32: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Problem yang cukup serius yang dihadapi bangsa ini adalah

kemiskinan dan kemanusiaan yang seolah tidak berakhir yang

mengakibatkan manusia kehilangan haknya, yakni pendidikan,

kesehatan dan kesejahteraan. Karena itu, perlu kesadaran yang

terorganisasi dalam sebuah budaya filantropi.1 Tindakan tersebut

merupakan usaha solutif untuk mengantisipasi kebodohan dan

ketermarjinalan yang harus ditangani oleh lembaga filantropi di

dunia.2

Problem kemiskinan bukan masalah baru di negeri ini tetapi

telah lama dialami selama berabad-abad hingga sekarang yang

berimbas kepada masalah kebodohan dan ketertinggalan dalam

beberapa aspek kehidupan, seperti aspek ekonomi, pendidikan

dan kesehatan. Hal tersebut diperlukan kesadaran individu dan

kolektif dalam melakukan kedermawanan.3 Tindakan filantropi

juga dilakukan di Amerika yang mayoritas penduduknya non-

muslim tahun 1921-1928, mereka peduli terhadap masyarakat

miskin dan pengangguran.4 Hal itu jelas berbeda dengan bangsa

1Filantropi dalam tradisi Islam merupakan suatu kewajiban moral bagi

orang yang beriman dalam melakukan suatu pekerjaan yang baik atas nama Tuhan, seperti zakat. Zakat merupakan salah bagian dari filantropi yang sering dilakukan di dunia, lalu iḥsān, sedekah dan wakaf, amal saleh dan kebaikan yang lainnya. Lihat Amelia Fauzia, Faith and the State: A History of Islamic Philanthropy in Indonesia (Leiden: Brill, 2013), 32.

2 Kontribusi Negara sangat diperlukan untuk menyelesaikan problem kemiskinan terutama dalam hal meningkatkan masalah keuangan sehingga akan memberikan dampak positif pada masalah sosial. lihat Akkehar Tumler, Nicole Bogelein, Annilie Beller and Helmut K. Anheier, Philanthropy and Education: Strategy for Impact (New York: Palgrave Macmillan, 2014), xii.

3 Hilman Latief, Politik Filantropi Islam di Indonesia: Negara, Pasar dan Masyarakat Sipil (Yogyakarta: Ombak, 2013), 11-12.

4 Tindakan kedermawan dilakukan oleh seorang Herbert Hoover, ia adalah juru bicara besar Volkanarisme selama perang dunia pertama dan berhasil mengatasi problem kemiskinan dan pengangguran di Amerika dengan

Page 33: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

2

Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, tetapi tidak

banyak yang peduli terhadap masyarakat miskin, sehingga ini

berimplikasi aspek kesejahteraan ekonomi umat. Padahal Islam

mengajarkan kepada umatnya untuk peduli terhadap orang-

orang miskin, anak-anak yatim dan mustaḍ’afīn sebagai bagian

dakwah Islam dengan ajaran kasih sayang terhadap mereka.5

Di tengah-tengah terpuruknya bangsa Indonesia, terdapat

organisasi yang konsen dalam mengatasi masalah kemiskinan,

yakni Muhammadiyah dengan semboyan “Sedikit bicara dan

banyak bekerja.”6 Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi

modern yang bergerak dalam bidang keagamaan dan sosial-

kemasyarakatan. Sebelum berdirinya tahun 1912, organisasi ini

tengah melakukan tindakan sosial yang diawali dari pendirian

sekolah di ruang tamu pendiri organisasi ini, yakni KH. Ahmad

Dahlan tahun 1909.7

Sebelumnya pada tahun 1888 telah berdiri sekolah penginjil

milik Kristen di Jawa Tengah dan pindah ke Yogyakarta tahun

1905. Kemudian lahir sekolah misi untuk rakyat dan sekolah

guru. Sekitar tahun 1871, sekolah Kristen itu memiliki jumlah

murid 8.400 orang. Kemudian tahun 1892, di Sulawesi Utara

jumlah muridnya bertambah menjadi 15.750 dan Jawa 2.350

orang.8 Organisasi ini tetap membangun relasi sekaligus belajar

mengubah lembaga yayasan menjadi organisasi masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat Amerika dengan modal filantropi secara sukarela. Lihat Olivier Zunz, Philanthropy in Amerika: A History (Oxford: Princeton University Press, 2012), 104.

5 Abdul Mun’im Al-Hafni, Ensiklopedia Muhammad SAW (Bandung: Noura Books, 2014), 1.

6 Zakiyuddin Baidhawi dan Azaki Khoirudin, Etika Muhammadiyah & Spirit Peradaban (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017), 38-39.

7 Wawancara dengan Abdul Munir Mulkhan, 7 Januari 2019 jam 17-selesai dan dikuatkan dalam bukunya beliau. KH. Ahmad Dahlan juga membentuk Badan Amil Zakat pada tahun 1920 yang berfungsi menampung dana zakat untuk diberikan yang membutuhkan. Lihat Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran Kyai Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), 18-34.

8 Paul W. Van Der Veur, Education and Social Change in Colonial Indonesia (Ohio: Ohio University Center for International Studies, 1969), 1.

Page 34: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

3

dengan sekolah Boedi Utomo sehingga pendirinya yakni KH.

Ahmad Dahlan mendapatkan akses untuk mengajar ilmu agama

di sekolah tersebut kemudian ia menerapkannya di sekolahnya

yang sederhana.

Tindakan sosial Muhammadiyah difokuskan kepada kondisi

orang-orang miskin dengan menggalakan tindakan filantropi

dengan zakat, infak, sedekah sebagai bagian dari perilaku iḥsān

(kebaikan) dalam mewujudkan kesejahteraan sosial.9 Tindakan

tersebut tergolong lambat, namun lambat laun dapat mengurangi

masalah kemiskinan dengan transfer materi dari para aghniyā’

(orang-orang kaya) kepada orang miskin. Gerakan filantropi ini

dilakukan pada tahun 1919 ketika terjadi peristiwa meletusnya

gunung Kelud di Belitar, daerah Kediri Jawa Timur dengan

menghimpun dana zakat dan mendirikan Balai Pengobatan atau

Klinik.10 Belakangan sekitar tahun 1941-1942, Muhammadiyah

menggalang dana dengan menjual prangko amal. 11 Tindakan ini

terinspirasi oleh gerakan sosial misionaris Kristen dan Katolik

yang didukung oleh kolonial Belanda, Sultan Yogyakarta dan

Sultan Surakarta. Tindakan sosial tersebut adalah dalam rangka

mempraktikan tauhid yang bersifat vertikal (ḥablum minalllāhi)

Lihat M. Yusran Asrofie, Kyai Haji Ahmad Dahlan: Pemikiran & Kepemimpinannya (Yogyakarta: MPKSDI PP Muhammadiyah, 2005), 23.

9 Menegakkan ajaran Islam dengan filantropi sebenarnya untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yakni masyarakat yang berbuat ihsan, sejahtera dan berkemajuan selain juga berakhlak dan berakidah Islam sebagai diputuskan pada Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Lihat Haedar Nashir, Understanding the Ideology of Muhammadiyah (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2015), 45-46.

10 Hilman Latief, Melayani Umat Filantropi Islam Dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017), 216-217. Wawancara dengan Budi Setiawan, selaku anak Haiban Hadjid, seorang tokoh sekaligus murid KH. Ahmad Dahlan, Sabtu, 5 Januari 2019.

11Prangko amal sengaja dibuat oleh Muhammadiyah, kemudian dijual kepada setiap acara kongres, bahkan dikirim ke daeah-daerah dalam rangka menolong anak-anak yatim, orang-orang miskin dan mengobati orang-orang sakit atas nama PKO Moehammadijah dan Ned. Indie. Lihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, “Franco ‘Amal Moehammadijah” dalam Soera Moehammadjah, Juli 1941, 1.

Page 35: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

4

kepada Allah kepada suatu tauhid sosial yang bersifat horizontal

(ḥablum mina an-Nās) di ranah publik. 12

Tindakan filantropi tersebut didasarkan kepada Alquran dan

sunah. Namun, faktanya ayat Alquran lebih banyak dikaji oleh

pendiri organisasi ini daripada sunah. Tokoh pendiri organisasi

ini banyak mengkaji ayat Alquran dan terdapat sekitar 17 kajian

ayat Alquran yang tersebar dalam berbagai surat, termasuk salah

satu ayat yang dikaji adalah surat Al-Mā’ūn. Surat ini menjadi

buah bibir para tokoh Muhammadiyah dan orang yang terlibat di

dalamnya dan menjadi landasan lahirnya tiga amal usaha, yakni

pendidikan, kesehatan dan panti asuhan. Hal ini berbeda dengan

hadis. Hadis-hadis nabi sangat-lah minim dikaji oleh para tokoh

termasuk pendiri Muhammadiyah, sehingga pendirinya terkesan

mengabaikan hadis atau sunah. Padahal dalam Anggaran Dasar

pertama tahun 1912 tentang Statuten Moehammadijah Artikel 2

dinyatakan:

“Menyebarkan pengajaran Igama Kanjeng Nabi Muhammadiyah Sallallahu Alaihi Wasallam kepada penduduk Bumiputera di dalam residen Yogyakarta, dan memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya.”13

Pernyataan tersebut menunjukan bahwa ajaran agama Nabi

Muhammad adalah Alquran dan hadis. Namun dalam realitasnya

hadis tidak banyak dikutip sekalipun ada beberapa hadis yang

dijadikan rujukan oleh Muhammadiyah. Padahal secara implisit

tindakan sosial organisasi ini sangat sesuai dengan ajaran Nabi

Muhammad. Di sisi lain, organisasi ini melakukan tindakan

sosial didasarkan kepada problem sosial dan kemanusiaan pada

masa silam akibat kebijakan politik etis yang dilakukan oleh

kolonial Belanda. Karena itu, living hadis sangat penting dikaji,

12Muhammad Amien Rais, Tauhid Sosial: Formula Menggempur

Kesenjangan (Bandung: Mizan, 1998), 265-269. 13 Mh. Djaldan Badawi, “Anggaran Dasar Muhammadiyah Pertama

Tahun 1912” dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah 1912-1985 (Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1998), 1.

Page 36: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

5

yaitu hadis yang hidup dan dihidupkan sekompok masyarakat

melalui seorang tokoh agamanya, kemudian dipraktikan dalam

kehidupan nyata. Kajian living hadis merupakan metode untuk

memperluas ruang arena penafsir yang tidak hanya menafsirkan

sebuah teks hadis yang mati, tetapi menafsirkan teks hadis yang

hidup di masyarakat,14 baik yang bersifat modernitas maupun

tradisi budaya yang berkembang di masyarakat. Dalam hal ini,

living hadis digunakan untuk mengkaji gerakan filantropi yang

dilakukan oleh organisasi modern yakni Muhammadiyah.

Belakangan tahun 2008, filantropi digalakan berdasarkan

keputusan dan fatwa Majelis Tarjid dan Tajdid Pimpinan Pusat

Muhamamdiyah,15 seperti bentuk infak, sedekah dan wakaf yang

didasarkan kepada hadis Nabi, yaitu:

��� أن� ا����� ص��ى ا�� ع��ه و���� ب� �ث ع� اب� ع���س ر�ي ا�� ع��

���ذا ر�ي ا�� ع�ه إ� ا���� ف���ل ادع�� إ� ش��دة أن � إ�ه إ��

ا�� وأ�� ر��ل ا�� ف�ن �� أط�ع�ا ���ك ف�ع���� أن� ا�� ق� اف�ض

�� ف�ن �� أط�ع�ا ���ك ف�ع���� ع���� �� ص��ات � ��� �� �م و���

14 M. Alfatih Suryadilaga, “Model-Model Living Hadis,” dalam .

Sahiron Syamsuddin (ed) Metodologi Living Qur’an Dan Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2007), 114.

15 Fatwa adalah jawaban Majelis Tarjih terhadap pertanyaan masyarakat mengenai masalah-masalah yang memerlukan jawaban dari segi hukum syari’ah. Sesuai sifat fatwa pada umumnya, fatwa Tarjih tidak mengikat baik terhadap organisasi maupun anggota sebagai perorangan. Bahkan fatwa tersebut dapat dipertanyakan dan didiskusikan. Namun demikian fatwa ini merupakan putusan resmi Majelis Tarjih yang bersifat dinamis karena bisa berubah-rubah sewaktu-waktu jika ada perkembangan dari suatu variabel baru yang merubah ketetapan hukum. Sedangkan Putusan Tarjih adalah keputusan resmi Muhammadiyah dalam bidang agama - bukan keputusan Majelis Tarjih – dan mengikat organisasi secara formal (walaupun dalam praktik terkadang diabaikan dan banyak warga Muhammadiyah tidak memahaminya atau tidak mengetahui butir penting daripadanya). Lihat Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 5 (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008), xii.

Page 37: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

6

أن� ا�� اف�ض ع���� ص�ق� � أ��ا�� ��ؤخ� �� أغ���ئ�� و���د� ع�ى

ف���ائ��

“Dari Ibnu Abbās Ra, bahwa Nabi SAW mengutus Muāż bin Jabal ke Negara Yaman, kemudian beliau bersabda: ajaklah mereka untuk bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka mentaati hal demikian maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka salat lima waktu selama sehari semalam dan jika mereka mentaatinya maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada

mereka mengenai harta yang telah mencapai nisāb (kadar zakat) yang diambil dari orang-orang kaya dan diserahkan kepada orang-orang fakir di sekitar mereka.” 16 Berbagai macam persoalan tentang filantropi dimuat dalam

Fatwa-fatwa Tarjih Muhammadiyah, antara lain: Fatwa Tarjih

jilid 1 memuat beberapa hal tentang zakat seperti zakat berlian,

zakat hasil tanaman selain padi, zakat bagi pegawai, zakat uang

koperasi, zakat fitrah bagi yang belum dewasa dan zakat fitrah

bagi fakir miskin dan masalah kesehatan seperti donor mata dan

darah.17 Fatwa Tarjih jilid 2 juga membahas tentang berbagai

macam zakat seperti zakat harta waris, zakat harta benda, zakat

ternak sapi, zakat modal dan keuntungan, zakat gaji (profesi),

zakat harta yang dihutang dan pinjaman dan lain-lain sampai

16Putusan Tarjih ini melewati diskusi yang panjang kemudian

dirundingkan dan ditetapkan dengan berdasarkan kepada Alquran dan Hadis. Hadis tersebut dikutip oleh Muhammadiyah dari kalimat Tu’khażu min Aghniyā’ihim wa Turaddu ‘ala Fuqarā’ihim tanpa menyebutkan periwayat. Lihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 1967), 362. Lihat Muḥammad bin Ismā’il bin Ibrāhīm bin al-Mughīrah al-Ju'fi al-Bukhāri, Ṣaḥīḥ al-Bukhāri, vol. 2 (Beirūt: Dār al-Ṭūq al-Najaḥ, 1422), 104. Lihat juga Abū Ḥusain Muslim bin al-Ḥajāj al-Qusyairī al-Naisābūri, Ṣaḥīḥ Muslim, vol. 1 (Riyāḍ: Bait al-Afkār al-Dawliyyah, 1998), 50.

17 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 1 (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2003), 111-116 dan 162-164.

Page 38: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

7

pada zakat fitrah anak yatim dan miskin, masalah doa untuk

orang sakit dan wakaf.18 Khusus zakat profesi, zakat ini pada

awalnya mendapatkan penolakan dari berbagai pihak karena

Muhammadiyah belum memutuskan dalam Muktamar, zakat

tersebut hanya dianggap sebagai infak atau iuran wajib. Namun,

belakangan Muhammadiyah mulai menerima zakat profesi atau

zakat pegawai dari berbagai amal usaha yang dimilikinya.19

Selanjutnya Fatwa Tarjih jilid 3 juga membahas beberapa

masalah tentang zakat, kurban, wakaf dan kesehatan.20 Fatwa

tarjih jilid 4 membahas tentang masalah kurban dan zakat.21

Fatwa Tarjih jilid 5 membahas tentang beberapa masalah zakat

seperti zakat mal untuk organisasi dan lain-lain dan masalah

kurban.22 Fatwa Tarjih jilid 6 membahas tentang zakat, infaq

dan wakaf23 dan Fatwa Tarjih jilid 7 membahas masalah zakat

warisan, wakaf dan kesehatan.24 Tampaknya gerakan filantropi

tersebut didasarkan kepada pemahaman konsep maqashid al-

18 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,

Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 2 (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2003), 113-126 dan 165-166.

19 Hilman Latief, Fatwa-fatwa Filantropi Islam di Indonesia: Komparasi, Anotasi dan Kompilasi (Yogyakarta: UMY Press, 2019), 88-89.

20 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 3 (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004),

21 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 4 (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003), 186-202.

22 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 5 (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2008), 87-103 dan 129-134.

23 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 6 (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2012), 91-102.

24 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 7 (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2013), 31 dan 153.

Page 39: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

8

syariah, yakni menjaga agama, menjaga jiwa, akal, keturunan

dan harta yang berasal dari pemahaman Alquran dan hadis.25

Pada masa silam dan sekarang gerakan filantropi tersebut

dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, sosial,

politik dan budaya. Pertama, masalah ekonomi dikuasai oleh

Belanda sehingga menyebabkan perekonomian bangsa pribumi

menjadi terpuruk.26 Kedua, praktik politik pemerintah Hindia-

Belanda yang tidak memihak kepada bangsa pribumi yang

mendorong Muhammadiyah hadir untuk menyelesaikan problem

tersebut dalam rangka dakwah,27 dakwah amar makruf nahi

mungkar.28 Ketiga, faktor budaya yang diterapkan oleh

pemerintah Belanda dengan mengibarkan tiga panji, yaitu:

Glory, Gold dan Gospel dan budaya westernisasi (budaya

pembaratan) yang berkembang cepat dilakukan oleh Zending

hingga Indonesia.29 Hal ini terjadi karena pemerintah Belanda

membolehkan para misionaris Kristen Katolik Roma dan

Protestan beroperasi di Indonesia untuk mendatangi daerah yang

tidak terjamah dakwah Islam.30 Keempat, gagasan pembaharuan

Islam di Timur Tengah yang merupakan mata rantai panjang

dari gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah,

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab dan

gerakan salafiyah yang dipelopori oleh Jamaluddin al-Afghani,

Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyīd Riḍa. Gerakan

salafiyah tersebut dikenal sebagai gerakan pembaharuan yang

25 Fathurrahman Djamil, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah

(Jakarta: Logos Publishing House, 1995), 41-45. 26 Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah

Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016), 106.

27 Syarifuddin Jurdi, Muhammadiyah dalam Dinamika Politik Indonesia 1966-2006 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), vii-viii.

28 Haedar Nashir, Memahami Ideologi Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017), 171-176.

29 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam diIndonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980), 187.

30 Harry J. Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam Indonesia Pada Masa Pendududkan Jepang (Jakarta: Pustaka Jaya, 1980), 39.

Page 40: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

9

menggalakkan terbukanya pintu ijtihad dan menghilangkan

taklid buta.

Berdasarkan uraian di atas, variabel-variabel kajian tersebut

menunjukan banyak hal yang menjadi alat pendorong organisasi

ini melakukan gerakan filantropi, baik bidang aspek pendidikan,

kesehatan maupun kemanusiaan.31 Tetapi dalam aspek yang

lain, Muhammadiyah memproklamirkan diri sebagai organisasi

independen yang melakukan pembaharuan dan reformasi Islam

dari masa kejumudan ke masa keterbukaan yang didasarkan

pada doktrin agama. Adapun bentuk nyata dari pembaharuannya

adalah tindakan filantropi sebagai cara untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup masyarakat miskin dan anak-anak yatim

atas landasan hadis Nabi. Secara rasional, hadis Nabi menjadi

sumber pokok ajaran Islam setelah Alquran sehingga mustahil

pendiri organisasi ini mengabaikan ajaran Nabi sekalipun hadis

yang dikaji minim.

Penelitian ini difokuskan kepada gerakan filantropi dalam

lembaga Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu:

lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga panti

asuhan. Ketiga lembaga tersebut sangat menarik dan strategis

untuk menjadi bahan kajian yang dikaitkan hadis-hadis yang

menjadi doktrin ajaran dalam melakukan tindakan sosial yang

sarat dengan sejarah kemunculan Muhammadiyah di masyarakat

Jawa kampung Kauman Yogyakarta. Selain itu, alasan-alasan

yang lainnya adalah: Pertama, DIY adalah tempat berdirinya

organisasi Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang

keagamaan dan sosial-kemasyarakatan. Kedua, DIY adalah Kota

pelajar yang melahirkan para intelektual muda Muhammadiyah.

31 Filantropi berasal dari bahasa Inggris yakni philantrophy. Philos

berarti cinta dan antrophos berarti manusia. Lebih jauh lagi secara konseptual filantropi adalah giving, service, dan association secara sukarela untuk membantu pihak lain. Sementara menurut Pyton, bahwa filantropi adalah sebagai voluntari action for the public good atau suatu perbuatan sukarela untuk kemaslahatan publik atau masyarakat umum. Robert L. Payton and Michael P. Moody, Understanding Philanthropy (Bloomington and Indianapolis: Indiana University, 2008), 6.

Page 41: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

10

Ketiga, DIY adalah kota yang menjadi tempat lahirnya gagasan

besar KH. Ahmad Dahlan dan muridnya Muhammad Sudja yang

melahirkan lembaga kesehatan Penolong Kesengsaran Oemoem

(PKO). Keempat, DIY adalah tempat lahirnya panti asuhan

pertama sebagai tempat penolong orang-orang miskin, anak-

anak yatim dan kaum mustaḍ’afīn. Kelima, DIY adalah kota

yang unik dan menarik dengan beragam nilai-nilai keislaman

yang masih kental dengan tradisi budaya yang menjadi ciri

khasnya yang berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Sehingga

tidak heran daerah ini menjadi pusat penelitian dan kajian para

akademisi dari berbagai mancanegara, seperti M.C. Ricklefs,

Peacock, Mitsuo Nakamura dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut di atas yang melatarbelakangi

penelitian ini dengan menyebutkan beberapa argumentasi yang

telah dikemukakan, maka penelitian ini dapat dirumuskan dalam

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas hadis-hadis filantropi dalam gerakan

Muhammadiyah?

2. Bagaimana penerimaan dan pemahaman terhadap hadis-

hadis filantropi dalam gerakan Muhammadiyah studi kajian

living hadis?

3. Bagaimana dinamika gerakan filantropi Muhammadiyah

studi kajian living hadis?

C. Tujuan Penelitian dan Signifikansi Penelitian

Untuk memperoleh penelitian yang terarah dan terencana,

penelitian ini bertujuan untuk; Pertama, menjelaskan praktik

filantropi Muhammadiyah yang berdasarkan pada faham agama

Muhammadiyah. Kedua, mengetahui dan menjelaskan secara

rinci suatu penerimaan, pemahaman, dan praktik terhadap hadis-

hadis filantropi dalam suatu gerakan Muhammadiyah yang

dimulai sejak zaman Nabi Muhammad hingga zaman sekarang

yang dipraktikkan Muhammadiyah. Ketiga, melakukan analisis

Page 42: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

11

terhadap kajian living hadis filantropi Muhammadiyah dengan

berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Adapun signifikansi penelitian ini dibagi ke dalam dua hal,

yaitu akademik dan sosial-kemasyarakatan. Pertama, akademik.

Penelitian ini tentu sangat berguna bagi kalangan akademisi

seperti dosen dan mahasiswa yang memiliki minat dan bakat

dalam kajian studi kajian living hadis khususnya dalam objek

kajian filantropi dalam gerakan Muhammadiyah dan umumnya

dalam objek kajian lainnya yang sarat dengan nilai-nilai hadis.

Kedua, sosial-kemasyarakatan. Penelitian ini tentunya memiliki

kontribusi yang cukup signifikan di dalam kajian sosial tentang

gerakan berderma (filantropi) di Muhammadiyah dengan studi

kajian living hadis, baik di kalangan Muhammadiyah maupun

masyarakat luas.

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini dilakukan untuk mencari titik perbedaan

dan posisi peneliti dalam melakukan penelitian. Secara umum

kajian tentang filantropi telah banyak dikaji atau diteliti baik

dalam sebuah skripsi, tesis disertasi dan di berbagai jurnal baik

dalam maupun luar negeri. Namun, secara khusus kajian living

hadis yang mengkaji tentang filantropi dalam Muhammadiyah

peneliti belum menemukan. Namun demikian, peneliti berusaha

mencari kajian living hadis dan kajian hadis di Muhammadiyah

secara khusus dan kajian filantropi secara umum dalam aspek

keilmuan sosial-kemanusian.

Secara khusus kajian penelitian tentang studi living hadis

adalah: dalam bentuk jurnal, tulisan Ali Muhlis dan Norkholis

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Tradisi Pembacaan

Kitab Mukhtashar Al-Bukhari (Studi Living Hadis). Ia mengkaji

tentang tradisi kajian hadis dalam kitab tersebut yang dilakukan

di pada bulan rajab selama satu bulan rajab menjelang bulan

Page 43: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

12

Ramadan dengan menggunakan teori tindakan sosial Max

Weber.32 Penelitian dengan kajian living hadis dilakukan oleh Adrika

Fithrotul Aini tentang Tradisi Malam Kamis Majelis Shalawat

Diba’ bil-Mustofa. Penelitian tersebut menggunakan metode

deskripti-kualitatif yang bersifat induktif dengan menggunakan

pendekatan fenomenologis dan fungsional. Hasil temuannya

menunjukan bahwa shalawat itu diinisiasi oleh suatu hadis Nabi

yang dijadikan landasan teologis dalam kegiatan tersebut.33

Selanjutnya penelitian living hadis oleh Muhammad Alfatih

Suryadilaga meneliti tentang Komik Hadis Nasihat Perempuan:

Pemahaman Informatif dan Performatif. Menurut Alfatih dengan

satu teorinya informatif dan performatif mengambarkan bahwa

Komik tersebut berisi sekitar 67 Nasihat Nabi kepada seorang

perempuan dan ternyata dilandasi oleh sekitar 90 hadis dengan

beberapa riwayat yang disebutkan terutama hadis yang berbicara

tentang menuntut ilmu.34 Kemudian Faiqotul Khosiyah meneliti

tentang Living Hadis dalam Kegiatan Peringatan Maulid Nabi di

Pesantren Sunan Ampel Jombang. Penelitian ini menjelaskan

tradisi peringatan kelahiran Nabi dengan pendekatan fungsional

Emile Durkheim yang menghasilkan temuan, bahwa Maulid

Nabi itu didasarkan pada tradisi yang dibangun dari interpretasi

terhadap teks hadis Nabi yang disusun secara sistematis menjadi

pemahaman baru. Artinya, maulid Nabi ini merupakan sebuah

inovasi untuk menghidupkan hadis-nabi.35

32 Alis Muhlis dan Norkholis, “Analisis Tindakan Sosial Max Weber

Dalam Tradisi Pembacaan Kitab Mukhtashar Al-Bukhari (Studi Living Hadis),” Jurnal Living Hadis 1, no. 2 (2016)., 242-258.

33 Adrika Fithrotul Aini, “Living Hadis Dalam Tradisi Malam Kamis Majelis Shalawat Diba’ Bil-Mustofa,” Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies 2, no. 1 (2014), 221-235.

34 Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Komik Hadis Nasihat Perempuan: Pemahaman Informative Dan Performatif,” Jurnal Living Hadis 2, no. 2 (2017): 209–252.

35 Faiqotul Khosiyah, “Living Hadis Dalam Kegiatan Peringatan Maulid Nabi Di Pesantren Sunan Ampel Jombang,” Jurnal Living Hadis 3, no. 1 (2018): 23–45.

Page 44: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

13

Penelitian living hadis dilakukan Ahmad Haris dalam

sebuah disertasinya yang kemudian diterbitkan menjadi buku

yang berjudul “Bid’ah dalam Literatur Islam.” Penelitian ini

menggunakan dua metode, yaitu studi kepustakaan dan lapangan

dengan melakukan penelusuran objek kajian melalui observasi

dan wawancara difokuskan kepada tradisi bid’ah yang dilandasi

oleh Alquran dan hadis yang dilakukan oleh masyarakat Jambi.

Kemudian Ayat Alquran dan hadis tersebut ditafsirkan dengan

melihat bagaimana masyarakat meresepsikan suatu bid’ah yang

selama ini dianggapnya salah dan ditolak oleh sebagian orang,

seperti tradisi acara slametan, ziarah kubur, tradisi maulid dan

masalah khilāfiyah tentang salat jumat.36

Adapun kajian hadis di Muhammadiyah dalam suatu bentuk

jurnal antara lain: Syamsurizal Yazid, ia melakukan penelitian

tentang Analisis Otentisitas Hadis dalam Himpunan Putusan

Tarjih (HPT) Muhammadiyah Ke XXI di Klaten Jawa Tengah.

Ia melakukan studi kesahihan hadis yang mentakrij terhadap 61

hadis yang dibagi ke beberapa pembahasan, yaitu hadis tentang

transplantasi, hadis tentang bayi tabung dan hadis tentang puasa

sunnah enam hari pada bulan syawal. Hasil temuannya adalah

ditemukan 1 hadis ḍa’īf tentang transplantasi dan bayi tabung,

14 bukan hadis tetapi aṣar sahabat dari Ibnu Abbās, 1 hadis

ṣaḥīḥ tentang bayi tabung tapi hanya disebutkan matannya

saja.37 Hal yang sama juga dilakukan suatu penelitian hadis oleh

Mukhlis Rahmanto tentang Otoritas Hadis Daif dan Problem

Epistemologis Hadis di Muhammadiyah. Penelitiannya lebih

menitikberatkan pada kajian keilmuan hadis di Muhammadiyah

seputar pemakaian hadis da’if yang didasarkan manhaj yang

digunakan Muhammadiyah dalam memahami hadis atas dasar

36 Ahmad Haris, Bid’ah dalam Literatur Islam (Jakarta: Referensi,

2012). 37 Syamsurizal Yazid, “Analisis Otentisitas Hadis dalam Himpunan

Putusan Tarjih (Hpt) Muhammadiyah Ke XXI di Klaten Jawa Tengah,”Jurnal Humanity, 2, no. 1 (2013), 209-217.

Page 45: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

14

as-Sunnah al-Maqbūlah untuk mengakomodir hadis ḥasan yang

dijadikan ḥujjah oleh Muhammadiyah.38

Syamsul Anwar melakukan penelitian tentang Metode Usul

Fikih untuk Kontekstualisasi Pemahaman Hadis-hadis Rukyat.

Hasil temuan menunjukkan, perubahan penentuan rukyat kepada

hisab didasarkan kepada empat syarat, yaitu: Pertama, tuntutan

untuk berubah dari rukyat kepada hisab. Kedua, metode rukyat

bukan ibadah tetapi sebagai sarana untuk menentukan waktu dan

saran untuk berubah untuk mencapai tujuan pokok yang lebih

efektif. Ketiga, perintah rukyat bukan perintah yang qat’i karena

didasarkan kepada hadis ahad. Keempat, penggunaan hisab itu

sebagai hukum hasil perubahan yang didasarkan kepada Alquran

dan hadis.39 Mukhlis Rahmanto tentang Posisi Hadis dalam

Ijtihad Muhammadiyah, menemukan bahwa secara konseptual

pemahaman hadis dilakukan secara kolektif atau ijtihad jama’i

yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat

Muhamamdiyah. Hal itu dipahami bahwa proses pemurnian dan

keotentikan hadis di Muhammadiyah itu menimbulkan dinamika

organisasi yang lebih didominasi oleh otoritas struktural.40

Burhanuddin A. Gani meneliti tentang kajian Pemahaman

Hadis Seputar Shalat Tarawih di Kalangan Muhammadiyah dan

Nahdhatul Ulama. Ia melakukan kajian hadis terhadap seputar

perbedaan salat tarawih Muhammadiyah dan Nadlatul Ulama. Ia

mengatakan, NU melaksanakan salat tarawih 20 rakaat, 2 rakaat

sekali salam ditambah witir 3 rakaat, sedangkan Muhammadiyah

salat tarawih 8 rakaat dan witir 3 rakaat sehingga berjumlah 11

rakaat. Menurut A. Gani, bahwa salat tarawih yang dipraktikan

oleh kalangan Muhammadiyah jelas berbeda dengan Putusan

Tarjih Muhammadiyah. Putusan Tarjih menyebut, salat tarawih

38Mukhlis Rahmanto, “Otoritas Hadis Daif dan Problem Epistemologis

Hadis di Muhammadiyah,” Jurnal Tarjih, 12, no. 1 (2014), 51-62. 39 Syamsul Anwar, “Metode Usul Fikih untuk Kontekstualisasi

Pemahaman Hadis-hadis Rukyat,” Jurnal Tarjih 11, no. 1 (2013), 114-130. 40 Mukhlis Rahmanto, “Posisi Hadis Dalam Ijtihad Muhammadiyah,”

Afkaruna 10, no. 1 (2014), 44-58.

Page 46: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

15

tidak harus 11 rakaat bisa saja kurang dari 11 rakaat, termasuk

pelaksanaan witir tidak harus 3 rakaat tetapi bisa 1 rakaat.41

Selanjutnya Kasman menelakukan penelitian Hadis dalam

pandangan Muhammadiyah tentang Kehujjahan Hadis menurut

Muhammadiyah. Dengan library research yang digunakan, ia

menyebutkan, secara teoritis Muhammadiyah itu menggunakan

hadis mutawātir dalam masalah akidah dengan patokan as-Sunnah al-Maqbūlah dan masalah ibadah lebih ketat dengan

melihat aspek kesahihan sanad hadis. Kaidah-kaidah kehujahan

hadis, Muhammadiyah masih konsisten, namun dalam tataran

praktiknya masih bercorak taqlīdi dan belum istiqlāli. Kemudian

ijtihad dalam menerapkan kaidah-kaidah hadis hasilnya secara

empirik masih belum konsisten.42

Rohmansyah meneliti tentang Hadis-hadis dalam Fatwa-

fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama Muhammadiyah Bab Aqidah

(Studi Konsistensi As-Sunnah al-Maqbūlah). Penelitian tersebut

difokuskan pada kajian hadis tentang akidah yang menghasilkan

temuan yaitu; bahwa hadis-hadis tentang aspek akidah dicurigai

sebagian hadisnya ḍa’īf seperti hadis aḥad tentang menetapkan

halal dan haram diriwayatkan aṭ-Ṭabrāni adalah ḍa’īf, dan hadis

tentang memperbaharui iman yang diriwayatkan aṭ-Ṭabrāni dari

Abu Hurairah juga dinilai ḍa’īf. Sedangkan mengenai ucapan

Sayyidina di depan kata Muḥammad adalah hadis āḥād yang

ṣaḥīḥ. Berdasarkan hasil temuan tersebut, peneliti menganggap

bahwa Muhammadiyah masih belum konsisten dalam penetapan

kehujahan hadis As-Sunnah al-Maqbūlah.43

Adapun kajian filantropi secara umum yang tidak dikaitkan

hadis, antara lain penelitian filantropi dalam artikel jurnal adalah

41 Burhanuddin A. Gani, ‘Pemahaman Hadis Seputar Shalat Tarawih Di

Kalangan Muhammadiyah Dan Nahdhatul Ulama’, Al-Mu’ashirah, 13, no. 2 (2016), 1-25.

42 Kasman, Hadits dalam Pandangan Muhammadiyah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2012)

43Rohmansyah, “Hadis-hadis dalam Fatwa-fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama Muhammadiyah Bab Aqidah (Studi Konsistensi As-Sunnah al-Maqbūlah),” (Yogyakarta: Tesis UIN Sunan Kalijaga, 2014).

Page 47: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

16

Indah Filiyanti meneliti tentang Transformasi Tradisi Filantropi

Islam: Studi Model Pendayagunaan Zakat, Infaq, sedekah dan

Wakaf di Indonesia. Penelitian menyebutkan bahwa filantropi

yang pada awalnya dikelola oleh dua lembaga yakni masjid dan

pesantren dengan cara yang terkesan tradisional, kini mengalami

perkembangan karena dikelola dengan sistem modern. Lembaga

filantropi merupakah salah satu solusi dalam hal mengentaskan

kemiskinan melalui zakat, infaq dan sedekah. Selain itu, dapat

mengembangkan dan mengelola wakaf yang diatur dengan baik

oleh pengurus wakaf atau Nadzir wakaf sesuai dengan undang-

undang yang berlaku di Indonesia nomor 41 tahun 2004 tentang

perwakafan.44

Hilman Latief mengkaji filantropi dengan berbagai bukti

penelitian yang cukup banyak. Ia melakukan penelitian tentang

Islamic Philanthropy and the Private Sector in Indonesia. Ia

mengungkap bahwa lembaga zakat dalam sebuah perusahan

swasta berupaya mengembangkan suatu praktik filantropi dan

mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang cukup cepat

terutama di Indonesia, sehingga melahirkan sebuah konsep baru

tentang pengembangan praktik zakat seperti munculnya zakat

kekayaan dalam perusahaan. Hal ini telah membuktikan adanya

sebuah proses dinamika islamisasi yang tengah berkembang

pada sektor perusahaan swasta yang berkembang di negara

Indonesia.45 Dalam kesempatan lain, Hilman menjelaskan dalam

bukunya yang berjudul “Melayani Umat Filantropi Islam dan

Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis,” gerakan berderma

sangat memberikan inspiratif bagi organisasi lain seperti NU,

Persatun Islam dan al-Irsyad al-Islamiyah sehingga bermunculan

berbagai lembaga kesehatan dan panti sosial. Muhammadiyah

bergerak dalam filantropi dengan santunan kepada orang-orang

44 Indah Piliyanti, “Transformasi Tradisi Filantropi Islam : Studi Model

Pendayagunaan Zakat , Infaq ,” Economica , no. November (2010): 1–14. 45 Hilman Latief, “Islamic Philanthropy and the Private Sector in

Indonesia,” IJIMS, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 3, no. 2 (2013): 175–201.

Page 48: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

17

miskin dan terus berkembang sampai akhir abad ke-19 dan awal

abad ke-20 sekalipun negara Indonesia dikuasai oleh Kolonial

Belanda, namun tidak mematahkan semangat bahkan menjadi

tantangan bagi KH. Ahmad Dahlan untuk terus berjuang sebagai

bagian dari corak faith in action yang dianut Muhammadiyah.46

Kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam buku

karya Budi Setiawan tentang Menafsirkan Surat al-Mā’ūn dan

Aktivisme Kemanusiaan Muhammadiyah. Menurutnya, bahwa

KH. Ahmad Dahlan mengkaji surat al-Mā’ūn secara berulang-

ulang dan berminggu-minggu muridnya merasa bosan. Dahlan

mengkaji surat al-Ma’un tidak hanya sekedar dibaca namun juga

diamalkan dalam kehidupan nyata. Inilah spirit gerakan dalam

Muhammadiyah yang menghantarkannya untuk berkiprah di

ranah publik dengan melembagakan sikap kemanusiaan sampai

muncul amal usaha seperti lembaga Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Lembaga ini berfungi membantu

lembaga PKU Muhammadiyah yang berada di nusantara dalam

menanggulangi masalah kebencanaan seperti longsor, tsunami,

gunung meletus dan bencana lainnya.47

Tidak kalah menariknya, Zakiyuddin Baydhawy melakukan

penelitian LAZISMU and Remaking the Muhammadiyah’s New

Way of Philanthropy.” Lazismu mampu memberikan terobosan-

terobosan baru dalam hal mengelola zakat, infak dan sedekah.

Dengan model manajemen yang baik melahirkan perkembangan

filantropi produktif dan redistributif dalam upaya mewujudkan

kesetaraan dan keadilan sosial yang merata serta mewujudkan

sikap kreatif dalam mengembangkan program-program melalui

harapan muzakki, donor dan mustahiq zakat. Hal itu dilakukan

sebagai perwujudan program filantropi yang bisa memberikan

46 Hilman Latief, Melayani Umat: Filantropi Islam dan Kesejahteraan

Kaum Modernis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), 16-18. 47Budi Setiawan, “Menafsirkan Surat Al-Ma’un dan Aktivisme

Kemanusiaan Muhammadiyah,” dalam Islam dan Urusan Kemanusiaan, ed. Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2015), 306–317.

Page 49: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

18

kontribusi dan transformasi hingga berhasil mengubah oreintasi

kebajikan menjadi sebuah program yang kreatif dan inovatif.48

Hal yang sama juga diungkap oleh Qurratul Uyun dalam artikel

yang berjudul tentang Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf

sebagai Konfigurasi Islam. Menurut Uyun, ZISWAF merupakan

bagian dari filantropi yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan

masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan, mengurangi angka

pengangguran, dan penyimpangan dalam perekonomian. Karena

itu, filantropi sangat dibutuhkan dalam mewujudkan masyarakat

yang sejahtera, adil dan makmur.49 Rizka Amalia Shofa’ dan

Imam Machali menyebutkan tentang masalah Filantropi Islam

untuk Pendidikan: Strategi Pendanaan Dompet Dhuafa dalam

Program Sekolah Guru Indonesia (SGI). Penelitiannya ditujukan

pada guru Indonesia yang dikirim ke setiap daerah dan mereka

mendapatkan bantuan dana yang diambil dari zakat produktif

dompet dhuafa karena termasuk asnāf fī sabīlillāh. Pendanaan

tersebut diawali dengan penyusunan Rencana Kerja Anggaran

Tahunan (RKAT), pencairan dana zakat, penggunaan dana zakat

dan laporan kegiatan dan keuangan yang dilakukan oleh guru

Indonesia.50

Tuti Alawiyah melakukan kajian tentang Religious Non-

Governmental Organizations and Philanthropy in Indonesia.

Menurut Tuti, organisasi nirlaba dan kegiatan aspek filantropi di

Indonesia menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang.

Dinamika RNGOs adalah dalam konteks organisasi nirlaba dan

perkembangan masyarakat Sipil yang dapat dilihat dari aspek

sejarah perkembangannya, struktur hukum dan fungsi lembaga

48 Zakiyuddin Baidhawy, “Lazismu and Remaking the Muhammadiyah’s

New Way of Philanthropy,” Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies 53, no. 2 (2015): 387, https://doi.org/10.14421/ajis.2015.532.387-412.

49 Qurratul Uyun, “Zakat, Infaq, Shadaqah, Dan Wakaf Sebagai Konfigurasi Filantropi Islam,” ISLAMUNA: Jurnal Studi Islam 2, no. 2 (2015): 218–234.

50 Imam Machali, “Filantropi Islam Untuk Pendidikan: Strategi Pendanaan Dompet Dhuafa Dalam Program Sekolah Guru Indonesia (SGI),” MADANIA Vol. 21, no. No. 1 (June 2017).

Page 50: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

19

swadaya dan RNGOs. Sedangkan lembaga swadaya masyarakat

difokuskan pada program perubahan sosial dengan melakukan

pengembangan dalam komunitas. RNGOs sebagian besar masih

menjalankan program yang berdasar kepada amal. Namun, dari

dana keuangan yang ada, RNGOs memperoleh keuntungan dari

ranah domestik filantropi dan lembaga swadaya bagi masyarakat

mendapatkan manfaat dari sebuah lembaga donor internasional.

Sebelumnya, studi menemukan bahwa LSM sangat bergantung

pada donor internasional dan LSM ini perlu diverifikasi sumber

daya keuangan tingkat lokal filantropi. Oleh karena itu menjadi

sangat membantu jika filantropi Islam dalam sebuah organisasi

dipahami sebagai cara LSM yang bersifat sekuler dan berfungsi

sebagai organisasi masyarakat sipil lembaga filantropi yang

sangat membantu kepada sumber daya domestik.51 Selain itu,

pengamalan filantropi itu sangat membantu terhadap pendidikan

seperti halnya penelitian yang dilakukan Huiquan Zhou tentang

“Corporate Philanthropy in Contemporary China: A Case of

Rural Compulsory Education Promotion”. Ia mengungkapkan,

adanya orang-orang dermawan itu baik dari lembaga perusahaan

maupun organisasi sangat membantu pada pembangunan sosial

dan infrastruktur, karena mereka memiliki dana keunagan sosial

cukup banyak dalam hal mempromosikan secara profesional di

sektor nirlaba yang ada di Cina.52

Aan Nasrullah menyebutkan penelitian tentang Pengelolaan

Dana Filantropi Untuk Pemberdayaan Pendidikan Anak Dhuafa

(Studi Kasus pada BMH Cabang Malang Jawa Timur), bahwa

survei membuktikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif

untuk studi kasus dapat diketahui bahwa lembaga BMH Cabang

Malang berhasil menghimpun dana filantropi Islam. Kemudian

51 Tuty Alawiyah, “Religious Non-Governmental Organizations and

Philanthropy in Indonesia,” IJIMS, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies Vol. 3, no. No. 2 (2013): 203-221.

52 Huiquan Zhou, “Corporate Philanthropy in Contemporary China: A Case of Rural Compulsory Education Promotion,” Voluntas 26, no. 4 (2015): 1143–1163, doi:10.1007/s11266-015-9587-x.

Page 51: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

20

didistribusikan kepada empat program, yaitu program dakwah,

program pendidikan, program sosial dan program manajemen

ekonomi. Sedangkan dalam manajemen dana filantropi untuk

pemberdayaan pendidikan anak miskin akan disalurkan kepada

tiga program, yaitu program Berpadu (Beasiswa Peduli Anak

Dhuafa), program PPAS (Pusat Pengembangan Pendidikan

Anak Sholeh) dan program PSD (Pengembangan Sekolah

Dhuafa).53 Dalam kesempatan lain, filantropi sangat bermanfaat

dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan ekonomi seperti

halnya penelitian yang dilakukan oleh Qi Mangku Bahjatulloh

tentang Pengembangan sisi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

melalui Kegiatan Filantropi (Studi Kasus Lembaga Tazakka D-

III Perbankan Syariah IAIN Salatiga). Ia mengatakan bahwa

pelaksanaan filantropi di dalam embaga pondok Tazakka yang

dilakukan oleh para mahasiswa D-III Perbankan Syariah IAIN

Salatiga dengan menggunakan field research atau penelitian

lapangan secara intensif, terperinci dan mendalam dalam melihat

lembaga tersebut mengalami perkembangan ekonomi yang

sangat signifikan disebabkan mereka memiliki semangat untuk

melakukan filantropi, yaitu mereka semangat dalam memberi

(giving), semangat memberi bantuan kepada kaum mustadh’afin,

semangat untuk melayani (service), dan semangat kebersamaan

(associate) Tazakka dalam kegiatan dengan melakukan beberapa

tahapan, adalah: tahap manajemen, tahap perencanaan (planing),

tahap Pengorganisasian (organization) dan tahap pergerakan

Pengawasan (controlling).54

Unun Roudlotul Janah melakukan penelitian studi lapangan

tentang Nilai-nilai Filantropi dalam sebuah Tradisi Yatiman di

Brotonegaran Ponorogo. Tradisi tersebut diselenggarakan dalam

53 Aan Nasrullah, “Pengelolaan Dana Filantropi Untuk Pemberdayaan

Pendidikan Anak Dhuafa (Studi Kasus Pada BMH Cabang Malang Jawa Timur),” Hunafa: Jurnal Studia Islamika 12, no. 1 (Juni 2015): 1–18.

54 Qi Mangku Bahjatulloh, “Pengembangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kegiatan Filantropi (Studi Kasus Lembaga Tazakka DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga),” INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 10, no. 2 (Dsember 2016): 473–494.

Page 52: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

21

memberikan santunan kepada anak-anak yatim pada tanggal 10

Muharam dalam setiap tahun. Dengan menggunakan analisis

data penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan basic need dan paradigma social service, ia berhasil mengungkap

sebuah fenomena yang terjadi dalam tradisi, yaitu: Pertama, bahwa filantropi dalam tradisi yatiman bukan semata berasal

motivasi beramal saleh, bersedekah atau infaq saja, tetapi ada

yang lebih mendasar yakni rasa kasih dan sayang, kemanusiaan

dan keadilan sosial serta panggilan hati nurani untuk berderma.

Kedua, tradisi yatiman termasuk dari bagian filantropi

tradisional karena kegiatannya dalam karitas, tidak kontinu dan

lebih cenderung menafsirkan filantropi secara an-sich.55

Filantropi (berderma) dibutuhkan oleh minoritas penduduk

Muslim sebagaimana yang dialami masyarakat Muslim yang

tinggal di Pulau Nias. Menurut penelitian Hilman Latief dengan

judul “Islamic Charities and Dakwah Movements in A Muslim

Minority Island: The Experience of Niasan Muslims,” bahwa

minoritas Muslim yang tinggal di Nias mengalami keterpurukan

baik ekonomi, politik, dan budaya pasca bencana dan pertikaian.

Akhirnya banyak orang yang datang ke sana untuk memberikan

bantuan orang-orang luar pulau Nias, baik mereka dari kalangan

Muslim maupun non Muslim. Aktivisme dakwah dari kalangan

Muslim memberikan bantuan baik materi maupun. Jadi selain

memberi bantuan zakat dan bantuan makanan, juga memberikan

sumbangan ilmu dengan mengajarkan Alquran, dan mengajak

mereka untuk tetap teguh dan komitmen berada dalam Islam

sebagai benteng agar mereka tidak keluar dari Islam. Filantropi

juga dilakukan oleh kalangan non-Muslim, mereka memberikan

bantuan dan mengajarkan ajaran Kristen. Maka disini terjadi

persaingan aspek pemberian bantuan dan ilmu. Muhammadiyah

sebagai organisasi modernis berbeda dengan organisasi lainnya,

dimana Muhammadiyah ini ajarannya bersifat purification atau

55 Unun Roudlotul Janah, “Nilai-nilai Filantropi pada Tradisi Yatiman di

Brotonegaran Ponorogo.,” Kodifikasia 10, no. 1 (2016): 57–84.

Page 53: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

22

pemurnian, sementara kaum tradisional ajaran Islamnya masih

bercampur dengan budaya lokal.56 Filantropi menjadi bagian

dakwah bi al-ḥāl, sebagaimana dalam penelitian Abdur Razzaq

mengenai Pengembangan Model Pembangunan Ummat melalui

Lembaga Filantropi Islam sebagai Bentuk Dakwah bi al-ḥāl.

Menurutnya, wacana filantropi Islam sejak dahulu dilaksanakan

pada masa Islam dengan sebutan zakat, wakaf dan lain-lain,

semuanya itu menjadi bagian dakwah bi al-ḥāl. Dakwah bi al-

ḥāl banyak dilakukan oleh lembaga perbankan syariah, CSR dan

lain-lain untuk memperbaiki kondisi umat dalam kesejahteraan,

kesehatan, pendidikan dan menjauhkan diri dari kefakiran yang

mendekatikan kepada sifat kekufuran. Salah satu lembaga yang

menyentuh pembangunan umat melalui kegiatan beramal dan

merealisasikan kedermawanan ke masyarakat adalah perbankan

syariah di Indonesia yang melaksanakan Corporate Social

Responsibilities (CSR) dalam bidang kesehatan, pendidikan dan

kesejahteran. Ini hubungan yang sangat mendasar dalam konsep

filantropi Islam dan konsep dakwah bi al-ḥāl.57

Filantropi juga muncul karena adanya ketegangan antara

dua kelompok seperti dalam penelitian Jamie Goodwin yang

berjudul “The Double Character of Cuban Protestantism and

Philanthropy.” Goodwin menjelaskan, kemunculan filantropi

dilatabelakangi oleh geo-politik antara Kristen Protestan Kuba

dan Amerika Serikat yang melahirkan gerakan filantropi yang

menimbulkan teologi pembebasan yang bisa menyeimbangkan

pengaruh teologi dan filantropi di Barat.58 Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Siti Khadijah, Muhammad Sabki

56 Hilman Latief, “Islamic Charities and Dakwah Movements in A

Muslim Minority Island: The Experience of Niasan Muslims,” Journal of Indonesian Islam 6, no. 2 (2012): 221–244.

57Abdur Razzaq, “Pengembangan Model Pembangunan Ummat Melalui Lembaga Filantropi Islam Sebagai Bentuk Dakwah Bil Hal,” Intizar 20, no. 1 (2014): 163–179.

58 Jamie Goodwin, “The Double Character of Cuban Protestantism and Philanthropy,” Religions 9, no. 9 (2018): 265.

Page 54: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

23

dan Ismail dengan judul Philanthropic Commitment Traits for Waqf in Higher Education. Ketiga orang tersebut melakukan

penelitian tentang komitmen filantropi dalam bentuk wakaf di

kalangan anak-anak muda yang bekerja dalam memastikan dana

yang masuk secara terus menerus untuk beramal saleh. Dana

tersebut digunakan untuk pembangunan sebuah pendidikan yang

mengalami perkembangan yang tinggi. Peneltian ini bertujuan

untuk menguji karakteristik komitmen wakif dalam masalah

wakaf Penelitian ini menguji karakteristik komitmen wakaf di

antara waqif. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur

faktor-faktor yang mempengaruhi waqif untuk menyumbangkan

properti atau pendapatan mereka ke wakaf untuk pendidikan.

Cara untuk mengukur komitmen wakaf adalah mereka

membagikan 400 kuisioner kepada responden dewasa dan muda

yang bekerja di daerah Lembah Klang. Atribut komitmen wakaf

terdiri dari religiusitas, kepercayaan, altruisme, karakteristik

pribadi, citra-diri, manfaat secara psikologis, norma sosial dan

kepuasan dari pribadi. Hasil temuannya menunjukkan bahwa

religiusitas, Altruisme, dan kepuasan pribadi mengalami suatu

perkembangan yang signifikan, tetapi kepercayaan dan norma

sosial tidak terlalu berpengaruh pada perkembangan wakaf.59

Choirul Mahmud melakukan penelitian tentang filantropi

zakat Tionghoa Surabaya yakni Filantropi Islam di Komunitas

Muslim Tionghoa Surabaya: Ikhtiar Manajemen Zakat untuk

Kesejahteraan dan Harmoni Sosial. Penelitian ini juga dilakukan

dengan menggunakan data kualitatif, wawancara, dan buku serta

jurnal. Tulisan ini menjelaskan tentang optimalisasi program

zakat, manajemen zakat dan pembangunan zakat di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan optimalisasi program zakat di

komunitas Tionghoa Surabaya masih belum signifikan, dan

manajemen zakat professional perlu kerjasama yang melibatkan

kalangan masyakat Muslim Tionghoa, masyarakat Muslim non-

59 Siti Khadijah Abd Manan, Muhammad Sabki, and A Ismail,

“Philanthropic Commitment Traits for Waqf in Higher Education,” Global Journal Al-Thaqafah 7, no. 1 (2017): 71–77.

Page 55: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

24

Tionghoa dan pemerintah untuk memperolah hasil yang cukup

optimal.60 Hal yang menarik penelitian tentang filantropi yang

dilakukan di Amerika sebagaimana Fuad Hasyim, ia meneliti

tentang Gerakan Filantropi Islam di Amerika. Penelitian ini

menjelaskan perkembangan filantropi Islam di Amerika yang

dimanifestasikan dalam lembaga filantropi yang berkontribusi

terhadap solidaritas dan pemberdayaan umat di Amerika. Cara

yang ditempuh adalah dengan melakukan kajian literatur dengan

metode penelitian kualitatif dan pendekatan multidisipliner.

Hasil penelitiannya menunjukkan empat basis lembaga filantropi

Islam di Amerika adalah masjid, lembaga pendidikan, etnis,

aliran atau mazhab pemikiran. Selain itu, terdapat hubungan

yang sangat signifikan antara eksistensi lembaga filantropi Islam

dengan kebijakan politik pemerintah mengenai isu radikalisme

di tubuh umat Islam di Amerika.61

Berdasarkan telaah penelitian pustaka yang disebutkan di

atas, bahwa kajian tentang living hadis hanya berbicara kajian

living hadis dalam tradisi masyarakat dan praktik keagamaan

tentang label bidah dalam masyarakat Jambi yang dilandasi oleh

hadis Nabi, terutama dalam Muhammadiyah tidak ditemukan

kajian yang membahas tentang living hadis yang difokuskan

kepada praktik filantropi. Kajian hadis di Muhammadiyah hanya

berpusat kepada hadis seputar pemahaman dan kehujjahannya.

Karena itu, peneliti menganggap bahwa kajian living hadis di

Muhammadiyah belum ada yang mengkaji sehingga memberi

peluang untuk melakukan studi living hadis dalam gerakan

filantropi Muhammadiyah. Selain itu, bagi peneliti kajian hadis

dalam Muhammadiyah bukan sesuatu yang baru, karena peneliti

pernah melakukan kajian hadis tentang Muhammadiyah dalam

60 Choirul Mahfud, “Filantropi Islam di Komunitas Muslim Tionghoa

Surabaya : Ikhtiar Manajemen Zakat Untuk Kesejahteraan dan Harmoni Sosial Berdasarkan Observasi Langsung di Lokasi Masjid Cheng Muslim Tionghoa di Indonesia , Khususnya di Surabaya , Menyadari” 12, no. 1 (2018): 149–176.

61 Fuad Hasyim, “Gerakan Filantropi Islam di Amerika,” Jurnal Studi Al-Qur’an 14, no. 1 (2018): 16–31.

Page 56: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

25

melihat sisi konsistensi Muhammadiyah terhadap As-Sunnah al-Maqbūlah, seperti yang telah disebutkan di atas.

E. Kerangka Teoretik

Untuk penelitian disertasi tentang studi kajian living hadis

dalam gerakan sosial ala Muhammadiyah, peneliti menggunakan

dua kerangka teori, yaitu teori living hadis dan teori kontruksi

sosial dan sosiologi pengetahuan. Dua teori ini sengaja dibuat

agar bisa dijadikan sebagai kaca mata dan pisau analisis dalam

melihat gerakan sosial yang dilakukan lembaga Muhammadiyah

sebagai upaya untuk mendapatkan nilai-nilai Islamic-teologis

yang disandarkan kepada hadis Nabi.

1. Teori Living Hadis

Living hadis adalah hadis yang hidup dan dipraktikkan di

masyarakat. Dengan kata lain, living hadis berarti hadis yang

hidup dan dihidupkan oleh masyarakat, baik secara material-

natural, praktikal-personal maupun praktikal komunal dengan

tidak melakukan bentuk justifikasi tentang kebenaran praktik,

artikulasi dan perwujudan yang disandarkan pada hadis Nabi.62

Istilah living hadis sebenarnya telah dipopulerkan oleh

Barbara D. Metcalf. Beliau adalah professor perempuan yang

ahli di bidang sejarah di Universitas Michigan, Ann Arbor.63

Teks hadis adalah suatu hal yang urgen karena ia berperan

sebagai simbol atau representasi dari otoritas kaum Muslimin.

Dalam penelitiannya “Living Hadith in the Tablighi Jama’at “ di

Pakistan dan kelompok Muslim, menunjukkan bahwa teks hadis

atau Alquran berfungsi sebagai sebuah framework kritik-autokritik terhadap budaya yang kurang sesuai dengan ajaran

Islam. Penyampaian teks hadis sekaligus menjawab fenomena

62 Ahmad Ubaidi Hasbillah, Ilmu Living Quran dan Hadis: Ontologi,

Epistemologi dan Aksiologi (Banten: Maktabah Darus-Sunnah, 2019), 29. 63 Barbara D. Metcalf, Islam in South Asia in Practice (New York:

Princeton University Press, 2009), xiv.

Page 57: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

26

yang terjadi di masyarakat.64 Hal ini berarti kajian living hadis

berfungsi melakukan kritik terhadap fenomena yang terjadi di

masyarakat dengan hadis yang bisa dijadikan sebagai justifikasi

untuk mengklaim bahwa segala apa yang dilakukan oleh mereka

bertentangan dengan hadis.

Apabila dilihat dari aspek hadis, terdapat perbedaan arti di

kalangan para sarjana Muslim. Ignaz Goldziher, ia mengatakan

bahwa hadis adalah sebuah kisah, informasi baik bersifat sekular

maupun keagamaan yang terjadi pada masa lampau di waktu

tertentu.65 Menurut Goldziher, hadis jika diambil dilihat dari

kata aḥdaṡa memiliki arti inovasi baru (bidah) yang tidak pernah

dilakukan pada masa Nabi.66 Sedangkan sunah adalah praktik

atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Arab, baik di

masa Nabi dan masa sahabat. Praktik tersebut bisa saja sesuai

dengan apa yang dilakukan Nabi atau sebaliknya.67

Definisi hadis menurut Goldziher di atas, diamini oleh

Fazlur Rahman yang memaknai hadis sebagai sebuah refleksi

verbal atau laporan dan tuturan yang disandarkan kepada Nabi

tentang perkataan, perbuatan, dan sesuatu yang disetujui atau

tidak disetujui oleh Nabi.68 Ini berbeda dengan sunah. Sunnah

menurutnya adalah praktik atau aktualisasi dari hadis, sehingga

sunah ideal adalah tradisi praktik sedangkan hadis tradisi verbal

yang keduanya disandarkan kepada Nabi Muhammad. Maka

living hadis menurut Fazlur Rahman adalah living sunah, yakni

tradisi yang hidup yang berasal dari sunah yang ideal yang

mengalami penafsiran dan diaktualisasikan di dalam kehidupan

64 Barbara D. Metcalf, “Living Hadith in the Tablighi Jama’at,” Journal

of Asian Studies 52, no. 3 (1993), 584-608. 65 Ignaz Goldziher, Muslim Studies (London: George Alen dan Unwin,

1971), 18. 66 Ibid., 28. 67 Ibid., 25-26. 68 Fazlur Rahman, Islam (Chicago: University of Chicago Press, 1979),

68-69.

Page 58: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

27

sehari-hari.69 Dalam hal ini, menurut Fazlur Rahman bahwa

sunah bersifat otoritatif dan nyata dalam pemberlakuan hukum

Islam yang tidak hanya sekedar penyampaian semata. Dari sini,

dipahami bahwa praktik umat Islam itu ada yang sesuai dengan

contoh Nabi-nya dan ada juga yang tidak sesuai dengan apa

yang dicontohkan oleh Nabi dalam hadisnya.

Aisha Y. Musa mengatakan bahwa hadis adalah satu-

satunya wahana yang bisa diakses oleh sebagian umat Islam

melalui sebuah sunah Nabi Muhammad SAW yang mencakup

perkataaan dan perbuatan, baik disetujui atau tidak disetujui. Hal

ini bisa mempengaruhi mayoritas umat Islam pada masa lampau

sehingga otoritas mereka seolah-olah tidak terbantahkan.70 Dari

sini, dipahami, hadis dijadikan sebagai pedoman dan memiliki

otoritas yang lebih luas sekalipun di kalangan sebagian orientalis

meragukannya seperti pemahaman definisi hadis menurut Ignaz

Goldziher.

Salah seorang sarjana Muslim, seperti Muhammad Ajāj al-

Khātīb dengan mengutip sebuah pendapat para ahli hadis yang

mengatakan bahwa hadis sama dengan sunah, yaitu segala apa

yang bersumber dari Nabi SAW, baik sebelum diangkat menjadi

Nabi atau setelahnya. Tetapi jika kata al-ḥadīṡ dimaknai secara

umum, maka maknanya segala sesuatu yang diriwayatkan dari

Rasulullah SAW pasca kenabian, baik perkataan, perbuatan

maupun taqrīr.71 Sedangkan Muhammadiyah sering menyebut

dalam beberapa hal “berpegang kepada Alquran dan As-Sunnah al-Maqbūlah.72 Kata “As-Sunnah” adalah “Hadis” yang di

69 Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History (Pakistan: Islamic

Research Institute, 1988), 27-32. 70 Aisha Y. Musa, Hadith as Scripture: Discussions on the Authority of

Prophetic Traditions in Islam (New York: Palgrave Macmillan, 2008), 1. 71 Muḥammad ‘Ajāj Al-Khaṭīb, Uṣūl ql-Ḥadīṡ Ulūmuhu wa

Muṣṭālaḥuhu (Beirūt: Dār al-Fikr, 2008), 19. 72 As-Sunnah al-Maqbūlah ialah perkataan, perbuatan dan ketetapan

Nabi yang menurut hasil analisis memenuhi kriteria ṣaḥīḥ dan ḥasan. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Keputusan Musyawarah Nasional XXV Tarjih Muhammadiyah (Jakarta: 3-5 Rabi’ul Akhir 1421/ 5-7 Juli 2000), 8.

Page 59: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

28

dalamnya terdapat tiga hal, yaitu perkataan, perbuatan (praktik),

dan ketetapan Nabi. Karena itu, makna sunah dalam pandangan

Muhammadiyah juga disebut hadis atau sebaliknya.

Berdasakan uraian di atas, terjadi perdebatan di kalangan

kaum intelektual Muslim, baik klasik maupun kontemporer

tentang definisi dari kata hadis dan sunah. Perbedaan tersebut

berimplikasi pada penggunaan kata living hadis yang bisa jadi

mengandung pengertian ganda, yakni bisa living sunah dan juga

bisa living hadis. Namun, penulis lebih cenderung kepada living

hadis, karena hadis jika dilihat dari definisinya telah mencakup

segala praktik yang ada di dalamnya (sunah), sehingga hadis

lebih sesuai disandarkan kepada kata living dibanding sunah.

Kajian living hadis bisa dikatakan berbeda dengan kajian

ma’āni al-Ḥadīṡ dan fahmi al-Ḥadīṡ, keduanya fokus kepada

kajian matan dan sanad hadis, sedangkan kajian living hadis

lebih menekankan kepada praktik sosial-keagamaan masyarakat,

bagaimana pemahaman mereka terhadap teks hadis dengan

tanpa melakukan penilaian terhadap kualitas hadis. Karena itu,

dipahami bahwa kajian living hadis mengkaji praktik kegiatan

masyarakat yang diinisiasi oleh teks hadis tanpa melakukan

justifikasi tentang kesahihan hadisnya, seperti ṣaḥīḥ, ḥasan dan

daif kecuali hadis mauḍū’.73

Hadis yang hidup dan dihidupkan oleh masyarakat atau

organisasi tertentu biasanya muncul dari penyampaian materi

para tokoh agama yang disampaikan dalam tiga bentuk tradisi

varian living hadis, yaitu tradisi tulis, tradisi lisan dan tradisi

praktik.74 Varian pertama, tradisi tulis. Tradisi tulis yang

dimaksud adalah hadis-hadis tersebut biasanya tertulis dalam

tempat-tempat suci dan tempat umum seperti masjid, mushala,

gedung, sekolah dan sebagainya yang mengandung khazanah

73 Saifuddin Zuhri Qudsy, “Living Hadis: Genealogi, Teori Dan

Aplikasi,” Jurnal Living Hadis 1, no. 1 (2016): 177–196. 74 M. Alfatih Suryadilaga, “Model-Model Living Hadis,” in Metodologi

Living Qur’an Dan Hadis, ed. Sahiron Syamsuddin (Yogyakarta: Teras, 2007), 114-130.

Page 60: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

29

khas ala Indonesia yang disandarkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Misalnya, hadis tentang kebersihan dan cinta tanah air

sekalipun itu bukan hadis, tetapi masyarakat menganggapnya

sebagai hadis yaitu “kebersihan itu sebagian dari iman” dan

“cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman”. Dalam

perkembangannya, ada juga hadis yang benar-benar bersumber

dari Nabi dan sebagian masyarakat umum mengekspresikannya

dengan melakukan reinterpretasi yang beragam. Misalnya, hadis

ketidakberuntungan seorang perempuan yang dijadikan sebagai

pemimpin, “tidak akan beruntung suatu kaum atau bangsa

seandainya urusannya diserahkan kepada perempuan”. Varian kedua, tradisi lisan. Tradisi lisan ini dalam living hadis berjalan

beriringan dengan praktik yang dilakukan umat Islam. Biasanya

disampaikan dan atau dibaca melalui oral oleh seseorang atau

pemuka agama. Misalnya, tradisi tentang membaca Alquran

surat as-Sajdah dan al-Insan pada waktu salat subuh di hari

jumat sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

dalam kitab Ṣaḥīḥ Muslim. Contoh lain, misalnya berdzikir dan

berdoa setelah salat dengan bacaan yang beragam, ada yang

pendek dan ada juga yang panjang, tradisi khataman Alquran di

Pondok Pesantren, dan lain-lain. Varian ketiga, tradisi praktik.

Tradisi ini dalam studi living hadis cenderung banyak dilakukan

oleh masyarakat khususnya Indonesia yang disandarkan kepada

Nabi sebagai sosok penyampai ajaran Islam. Misalnya, masalah

ibadah salat, ditemukan di daerah Nusa Tenggara Barat terdapat

tradisi salat wetu telu, dan wetu lima. Padahal dalam hadis Nabi

disebutkan salat lima waktu. Contoh yang lain adalah tentang

khitan perempuan. Tradisi tentang khitan perempuan telah

dilakukan sebelum masa Islam datang terutama ke Indonesia.

Tradisi khitan perempuan dilakukan di daerah Afrika dan Asia

Barat Daya yang dilakukan oleh suku Semit (Yahudi dan Arab)

dan Hamit. Mereka mengkhitan laki-laki dan perempuan yang

kebanyakan dilakukan oleh masyarakat kulit hitam di Afrika

Selatan dan Timur. Apabila ditelusuri praktik tersebut, maka

ditemukan sebuah hadis Nabi yang menjelaskan tentang khitan

Page 61: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

30

perempuan seperti tersebut dalam riwayat Abu Dāwud dalam

kitab Sunan-nya dan Ibnu Mājah dalam kitab-nya.

Diskursus living hadis biasanya dipraktikkan dalam dua

aktor yang secara bersama berasal dari dua teks besar dan teks

kecil yang bertemu dalam sebuah praktik yang mendeskripsikan

adanya relasi kuasa dan dinamika kekuasaan yang merupakan

respon terhadap praktik fenomena yang terjadi di masyarakat.

Dalam praktik lapangan, seorang peneliti harus bisa menyingkap

fenomena hadis yang hidup di masyarakat. Hal itu dilakukan

untuk memahami bagaimana praktik itu didasarkan pada hadis

yang diproduksi secara historis sebagai bagian dari memelihara

dan mempertahankan tradisi atau praktik sosial yang diskursif.75

Berdasarkan uraian di atas, sebuah teks perlu dilakukan

interpretasi yang melibatkan aktivitas sosial, namun pada saat

yang sama teks menjadi starting point yang sangat menentukan

terhadap realitas sosial masyarakat sebagaimana telah diuraikan

oleh Barbara D. Metcalf. Proses interpretasi secara budaya bisa

dirumuskan sebagai berikut, yaitu; a) adanya unsur otoritas teks

yang terdiri dari set of mind dalam diskursif yang membentuk

mode of conduct dan directing practices sebagai bagian

terpenting dalam membentuk jati diri dalam sebuah kehidupan,

(b) otoritas teks hadir setelah praktik yang didasarkan kepada

sebuah alat atau intrumen meliputi motivation (mengharap rida

Allah, merengkuh dan lain-lain) dan mood (perasaan, emosi dan

lain-lain) terhadap sebuah praktik sosial dalam masyarakat, (c)

signifikansi otoritas teks secara budaya itu dimainkan oleh para

pemuka agama (religious leader), cultural broker dan lain-lain

dalam hal mengkondisikan komunitas muslim ketika merasakan

kebenaran (experiencing the truth) melalui dua intrumen, yaitu

mood and motivations sebagai bagian dari petunjuk Tuhan, (d)

pendukung, ada pemilihan (choice) di dalam set of conduct yang

dilakukan oleh komunitas muslim dalam melakukan kompetisi

75 Saifuddin Zuhri dan Subkhani Kusuma Dewi, Living Hadis: Praktik,

Resepsi, Dan Transmisi (Yogyakarta: Q-Media, 2018), 36.

Page 62: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

31

budaya dalam masyarakat, (e) agensi secara sosio-psikologi

dapat menghadirkan boundary atau batasan di antara setiap

komunitas muslim.76

Sam D. Gill mengatakan, bahwa teks suci selain terdapat

aspek informative, juga didukung oleh aspek performatif. Keduanya digunakan dalam memahami dan mempraktikkan

sebuah teks (hadis). Menurut Sam D. Gill, para penganut agama

yang literal mampu memahami sebuah teks namun tidak bisa

mengekpresikan semuanya karena hanya bisa mengamalkan apa

yang ada dalam teks hadis. Hal ini berbeda dengan tradisi atau

kebiasaan non-literal, mereka memiliki pemahaman luas yang

tidak hanya terbatas kepada teks. Ketika seseorang melakukan

studi terhadap teks, paling tidak, ada dua bentuk yang perlu

diketahui, yaitu bentuk horizontal dan bentuk vertikal. Bentuk

horizontal adalah sebuah pendekatan yang dilakukan dengan

cara mengambil jenis data baik secara tertulis maupun tidak

tertulis (gerakan di lapangan), sedangkan vertikal adalah sebuah

pendekatan interpretative yang berangkat dari upaya mencari

penjelasan kepada gerakan yang didasarkan kepada pengalaman

orang. Dalam hal ini dibagi dua aspek, yaitu informatif dan

performatif. Aspek informatif adalah seorang pemeluk agama

mencari data teks yang dibaca untuk dipahami dan diamalkan,

sedangkan aspek performatif adalah berupaya mengungkap

secara simbolik dari para pemeluk agama yang muncul dari luar

teks.77 Performatif lebih cenderung pada praktik yang dilakukan

masyarakat sebagai bentuk pengamalan dari sebuah teks hadis

sekalipun tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya berasal

dari teks hadis.

Untuk memperkaya teori dalam penelitian di atas, peneliti

menggunakan teori resepsi, teori ini adalah teori resepsi yang

digunakan oleh Ahmad Rafiq dalam sebuah disertasinya yang

76 Zuhri dan Dewi., Living hadis…, 46. 77 Sam D. Gill, “Nonliterate Traditions and Holy Books,” in The Holy

Book In Comparative Perspective (Columbia: University of South Carolina Press, 1993), 235-236.

Page 63: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

32

berjudul The Reception of the Quran in Indonesia: a Case Study of the Place of the Quran in a Non-Arabic Speaking Commmunity.78 Beliau menjelaskan tiga hal teori resepsi, yaitu

resepsi exegesis, resepsi aestetis dan resepsi fungsional. a)

Resepi exegesis adalah suatu tindakan untuk menafsirkan

sebuah teks yang terdapat dalam hadis Nabi, (b) resepsi aestetis

adalah suatu tindakan untuk meresepsi sebuah teks hadis yang

berasal dari pengalaman yang dirasakan oleh seorang pembaca

teks seperti seni kaligrafi dan tulisan-tulisan yang terdapat dalam

bentuk artefak atau tulisan di dinding, dan terakhir (c) resepsi

fungsional adalah upaya memperlakukan teks dengan tujuan

untuk mendapatkan manfaat dari apa yang dibaca. Dengan kata

lain, berusaha mempraktikkan teks hadis. Resepsi yang terakhir

ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi informatif dan fungsi

performatif. Fungsi informatif adalah sebuah upaya memahami

dan menafsirkan teks hadis, sedangkan performatif adalah

sebuah upaya untuk mempraktikkan sebuah teks hadis atau

menginternalisasikan nilai-nilai teks hadis di dalam kehidupan

sehari-hari. Teori ini berusaha mencari titik temu antara ajaran

yang tertulis dengan praktik teks yang dilakukan seseorang atau

sekelompok dalam melakukan gerakan sosial yang bersumber

dari doktrin agama (teks hadis).

Berdasarkan teori living hadis di atas, terdapat dua teori

yang memiliki kesamaan, yakni teori Sam D. Gill dan Ahmad

Rafiq. Keduanya menyatakan bahwa fenomena sosial yang

terjadi di masyarakat itu berangkat dari sebuah teks, bagaimana

sebuah teks itu dipahami dan dinterpretasi, lalu dipraktikkan

dalam kehidupan masyarakat. Artinya bahwa teks hadis itu bisa

menginspirasi pembaca yang kemudian diamalkan ke dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa saja digunakan dalam melihat

tradisi masyarakat dalam melakukan sesuatu. Namun, hal itu

sedikit berbeda dengan mengkaji sebuah modernitas organisasi

78 Ahmad Rafiq, The Reception of the Quran In Indonesia: A Case Study

of the Place of the Quran in a Non-Arabic Speaking Commmunity (Florida: Temple University, 2014), 14-15.

Page 64: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

33

Muhammadiyah. Organisasi ini melakukan gerakan sosial itu

berangkat dari respons terhadap gejala sosial yang terjadi di

masa lampau yang membuat para tokohnya ingin melakukan

sesuatu yang dilakukan oleh agama lain. Karena itu, kedua teori

itu belum bisa menjawab gejala sosial sehingga perlu digunakan

teori sosial, yaitu teori Peter L Berger dan Thomas Luckmann.

2. Teori Sosial

Untuk mengkaji tindakan sosial organisasi Muhammadiyah,

maka peneliti menggunakan teori Peter L. Berger dan Thomas

Luckmann tentang kontruksi sosial dan sosiologi pengetahuan.

Tindakan bidang sosial yang dilakukan Muhammadiyah sangat

terkait dengan teori kontruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas

Luckmann dalam bukunya “The Social Contruction of Reality: A Treatise in the Sociologi of Knowledge”. Teori konstruksi sosial

dimulai dari sosiologi pengetahuan yang terdiri dari dua kata

kunci, yaitu “kenyataan” dan “pengetahuan”. Kenyataan berarti

sebagai suatu realitas yang terdapat dalam fenomena-fenomena

yang dianggap sudah memiliki keberadaan (being) yang tidak

tergantung kepada keinginan pribadi. Sedangkan pengetahuan

adalah kepastian tentang fenomena yang empiris dan memiliki

karakteristik yang jelas.79

Sosiologi pengetahuan berarti berbicara tentang sesuatu

yang dianggap sebagai pengetahuan di dalam suatu masyarakat

tanpa memperhatikan kebenaran dan kesalahan pengetahuan

tersebut. Karena itu, sosiologi pengetahuan berarti menekuni apa

yang dianggap sebagai pengetahuan oleh masyarakat.80

Berger dan Thomas menaruh perhatian kepada hubungan

manusia dengan suatu gejala sosial yang merupakan tempat

menghadirkan pemikiran atau gagasan yang berkembang dan

dilembagakan. Kenyataan tersebut dibuat secara sosial yang

menghadirkan sebuah sosiologi pengetahuan untuk menganalisis

79 Peter L Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan:

Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, Terj. Hasan Basri (Jakarta: LP3ES, 2013), 1.

80 Ibid., 4 dan 6.

Page 65: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

34

proses terjadinya. Selain hal itu, sosiologi pengetahuan tersebut

memusatkan perhatian pada struktur dunia akal sehat (common-sense world) dimana kenyataan sosial bisa saja didekati oleh

berbagai macam pendekatan, seperti pendekatan filosofis yang

bercorak moralistis dan pendekatan praktis dan fungsional yang

membangun sebuah struktur bangunan dunia akal sehat yang

memproduksi pengetahuan kemudian dilembagakan.

Sosiologi pengetahuan bisa menghadirkan kontruksi sosial

untuk membaca fenomena yang terjadi di lapangan. Teori ini

merupakan kelanjutan dari teori fenomenologi yang digagas

oleh Higgel, Husserl, dan Schuctz. Konstruksi sosial Peter L.

Berger dan Thomas Luckmann menyatakan, bahwa agama

menjadi bagian dari kebudayaan yang merupakan konstruksi

manusia. Teori konstruksi berarti mengandaikan suatu proses

dialektika antara individu dengan fakta realitas masyarakat yang

bisa dijadikan guidance (pedoman) untuk melihat bagaimana

setiap individu membentuk dan dibentuk oleh teks hadis sebagai

fenomena dalam aspek kehidupan sehari-hari.81 Artinya terdapat

proses dialektika antara agama dan masyarakat, karena agama

atau hadis merupakan sesuatu entitas yang obyektif dan berada

di luar diri manusia. Agama akan mengalami proses objektivitas

seperti agama dalam teks yang menjadi tata nilai, norma dan

aturan bagi setiap manusia. Karena itu, agama ditafsirkan oleh

masyarakat sebagai pedoman hidup (way of life), sehingga

agama mengalami proses eksternalisasi yang mengawasi dan

mengontrol suatu tindakan yang dilakukan oleh masyarakat.

Menurut Berger, bahwa realitas kehidupan sehari-hari memiliki

dua dimensi, yaitu dimensi subyekti dan obyektif. Manusia

merupakan instrument kunci dalam menciptakan realitas sosial

obyektif dan eksternalisasi yang berpengaruh kepada proses

internalisasi. Berger melihat bahwa masyarakat sebagai produk

manusia dan manusia sebagai produk masyarakat.

81 Qudsy, “Living Hadis: Genealogi, Teori dan Aplikasi.”, 193.

Page 66: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

35

Masyarakat sebagai realitas obyektif, dalam hal ini Berger

sependapat dengan Durkheim yang sama-sama melihat struktur

sosial yang obyektif dan juga memiliki karakter sendiri, tetapi

sebenarnya memiliki hubungan eksternalisasi manusia dalam

struktur yang sudah terbentuk. Eksternalisasi kemudian meluas

kepada struktur sosial yang ada, sehingga struktur merupakan

suatu proses yang berkembang dan berkelanjutan. Sedangkan

masyarakat atau individu sebagai realitas subyektif merupakan

realitas yang berasal dari realitas obyektif yang ditafsirkan oleh

realitas subyektif dalam setiap kegiatan sosial. Artinya, terjadi

proses dialektika antara realitas obyektif dan subyektif.82

Berdasarkan konstruksi sosial Berger dan Thomas, maka

realitas sosial obyektif merupakan tumpukan informasi dari hasil

interaksi dalam kehidupan sehari-hari dalam suatu masyarakat

kemudian dikonstruksi oleh common sense (akal) manusia

sebagai realitas subyektif, kemudian dipahami dan diterima serta

direspons yang menghadirkan suatu perbuatan terhadap realitas

obyektif yang membentuk dan dibentuk oleh agama (teks hadis)

kemudian dipraktikkan dalam kehidupan sosial.

Bentuk operasional dari teori yang ditawarkan oleh Peter L

Berger dan Thomas Luckmann adalah bagaimana masyarakat

menerima, memahami dan mengamalkan pengetahuan itu yang

berasal dari teks. Untuk mencapai proses ini, maka dibutuhkan

transmisi dan transformasi pengetahuan yang terbagi dalam tiga

tahapan, yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi.

Ketiga tahapan tersebut merupakan interaksi dan relasi sosial

yang disebut oleh Peter Berger dan Thomas sebagai bagian dari

kebudayaan.

Eksternalisasi adalah proses individu atau kelompok yang

mempraktikkan suatu pengetahuan seseorang yang berinteraksi

dengan dunia luar. Adapun objektivasi adalah penerimaan

masyarakat akan pengetahuan subjektif yang akhirnya bertemu

82 Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer (Jakarta: Rajawali Pers,

2010), 302-305.

Page 67: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

36

antara pengetahuan yang subjektif personal dengan pengetahuan

objektif. Kemudian internalisasi adalah mengamalkan sebuah

informasi (pengetahuan agama) yang disampaikan oleh para

tokoh agama yang disepakati secara bersama. Proses itu disebut

transmisi dan transformasi pengetahuan yang diresepsikan oleh

masyarakat secara berbeda-beda.

Perubahan sosial bisa berlangsung secara terus menerus dan

mengalami perkembangan tergantung pada proses internalisasi

masyarakat atau generasi berikutnya yang menerapkan informasi

yang disampaikan oleh eksternalisasi yakni tokoh agama melalui

teks-teks hadis yang mempengaruhi akal pemikirannya sehingga

melahirkan pelembagaan sebagai respon terhadap problem sosial

masyarakat.

Gambaran proses kerja teori sosiologi pengetahuan adalah

sebagai berikut:

Berdasarkan teori Peter L Berger dan Thomas Luckmann

tersebut, bahwa seseorang melakukan sesuatu dipengaruhi oleh

dunia luar dan interaksi sosial yang terjadi di masa lalu. Teori ini

tampaknya tidak menjelaskan secara detail tentang dunia luar

dan interaksi sosialnya yang mempengaruhi individu atau

kelompok masyarakat tertentu di dalam melakukan tindakan

sosialnya. Karena itu, peneliti akan mengembangkan teori ini,

yaitu seseorang melakukan segala tindakan tentu dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, faktor politik, faktor

sosial dan faktor budaya masyarakat yang berkembang terutama

Eksternalisasi•Individu•Kelompok

Objektivasi •Masyarakat

Internalisasi•Tiap-tiap individu

Page 68: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

37

di masa kolonial Belanda yang merespons kelompok organisasi

melakukan perubahan sosial.

Teori ini akan digunakan untuk menganalisis fenomena

living hadis dalam dinamika filantropi Muhammadiyah dengan

menghubungkan teori living hadis yang digunakan oleh Ahmad

Rafiq dengan tiga teori resepsinya yaitu resepsi exegesis, resepsi

aestetis dan fungsional dengan teori sosiologi pengetahuan dan

kontruksi sosial Peter L Berger dan Thomas Luckman, yaitu

faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat. Atas

dasar dua teori tersebut, living hadis dalam gerakan filantropi

Muhammadiyah dapat menginspirasi dengan segala faktor yang

mengitarinya yang meliputi sosial, ekonomi, politik, dan budaya

masyarakat. Karena itu, teks hadis muncul belakangan sebagai

respons terhadap problem sosial di masa silam. Hal ini sesuai

ungkapan David Bloor yang mengatakan bahwa sosiologi

pengetahuan itu didasarkan kepada empat faktor yakni ekonomi,

politik, sosial dan budaya.83 Dalam konteks ini, kajian living

hadis dijelaskan sesuai realitanya tanpa melakukan pemihakan

(moderat) berdasarkan data yang diperoleh baik berasal dari data

literatur maupun data lapangan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam disertasi ini adalah jenis penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan peneliti kepada objek

penelitian alamiah dengan melakukan suatu pengamatan,

wawancara dan penelaahan dokumen.84 Jenis penelitian tersebut

dilakukan dengan alasan agar lebih memudahkan peneliti dalam

menyajikan data penelitian dengan langsung berhadapan dengan

83 David Bloor, Knowledge and Social Imagery (Chicago: The

University of Chicago Press, 1991), 50. Lihat juga Muhyar Fanani, Metode Studi Islam: Aplikasi Sosiologi Pengetahuan sebagai Cara Pandang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 65-66.

84 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), 4.

Page 69: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

38

pihak responden. Adapun penelitian ini merupakan penelitian

field research, yaitu penelitian yang didasarkan kepada data

lapangan,85 yang dikombinasikan dengan data literatur atau data

kepustakaan (liberary research) yang difokuskan pada lembaga

filantropi dalam gerakan Muhammadiyah khusus di Daerah

Istimewa Yogyakarta studi living hadis.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan di lembaga Muhammadiyah

dengan menggunakan tiga langkah konkrit agar penelitian ini

menjadi jelas dan terang, yaitu: metode observasi, wawancara,

dan penelusuran dokumen. Dalam pengumpulan data terdapat

aspek Instrumen penelitian, yaitu alat bantu yang dapat dipilih

dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan

data agar sistematis dan mudah.86 Instrument kunci adalah

peneliti sendiri yang berfungsi menetapkan penelitian living

hadis dalam gerakan Muhammadiyah dengan memilih para

informan yang pantas dijadikan sebagai data penelitian. Para

informan atau responden adalah mereka yang selalu membantu

peneliti dalam pengumpulan data dengan teknik observasi dan

wawancara yang dilakukan terhadap mereka dan lembaga.87

Kemudian data tersebut dikumpulkan, dianalisis, ditafsirkan,

dan disimpulkan berdasar data yang ada dalam alat perekam

untuk mendapatkan suatu data yang akurat.88 Adapun cara kerja

pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi atau Pengamatan

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan

turun langsung ke lapangan, mengamati hal-hal yang berkaitan

dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu,

85 Koentjaraningrat, “Penulisan Laporan Penelitian” dalam Metode-

metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1989), 319. Lihat Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 173

86 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 134.

87 Nata, Metodologi Studi Islam, 173. 88 Sugiono, Statistik untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2004), 306.

Page 70: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

39

peristiwa, tujuan, dan mood (perasaan). Metode ini dilakukan

untuk mengetahui objek penelitian yang terjadi dalam lembaga

tertentu.89

Observasi di atas difokuskan kepada tiga lembaga filantropi

Muhammadiyah, yaitu; lembaga pendidikan yang difokuskan

kepada tiga lembaga, yaitu Madrasah Mu’allimin, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Ahmad

Dahlan (UAD). Observasi dilanjutkan kepada lembaga RS. PKU

Muhammadiyah dan Panti Asuhan Muhammadiyah, meliputi

tiga Panti Asuhan, yaitu: Panti Asuhan Putra Muhammadiyah,

Panti Asuhan Putri Aisyiyah, Panti Asuhan Al-Ghifari, dan Panti

Asuhan Nanggulan Kulonprogo.

b. Metode Wawancara (Interview)

Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti dalam penelitian kualitatif yang menekankan

pada teknik wawancara yang mendalam (dept interview) untuk

mendapat sebuah informasi. Metode ini dilakukan dengan dua

alasan: Pertama , untuk mengetahui suatu informasi yang

tersembunyi dalam objek penelitian. Kedua, untuk mengetahui

beberapa hal yang ditanyakan kepada responden atau informan,

baik bersifat lintas waktu yang mencakup hal-hal yang terjadi di

masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.90 Wawancara

yang dimaksud adalah wawancara secara terstruktur yaitu model

pilihan wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara

(peneliti) kepada responden untuk mengetahui sesuatu yang

tidak diketahui, sehingga kerangka pertanyaannya menjadi tepat

dalam memperoleh data yang akurat dari seorang informan.91

Wawancara terstruktur itu digunakan untuk mendapat data

yang akurat sesuai keinginan peneliti. Wawancara itu dilakukan

kepada Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang terlibat dan tidak

89 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Al-Manshur, Metodologi Penelitian

Kualitatit (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 165. 90 Ibid., 175-176. 91 Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2014), 122.

Page 71: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

40

terlibat dalam pendirian lembaga, tetapi mereka berkontribusi

terhadap kemajuan Muhammadiyah, para pengurus, pengasuh

dan pengelola lembaga. Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang

diwawancarai adalah: Pertama, tokoh Muhammadiyah senior

dan terlibat dalam pendirian dan pembuatan surat keputusan,

tetapi tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan lembaga.

Kedua, mantan ketua Majelis Tarjih dan Tajdid dan juga mantan

ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan

tidak terlibat langsung dalam pendirian lembaga, tetapi banyak

memberikan kontribusi kepada Muhammadiyah, baik tenaga,

pikiran maupun support harta. Ketiga, Pimpinan Lembaga

Muhammadiyah dan ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat

Muhammadiyah. Keempat, ketua bagian dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dan anak keturunan

dari tokoh Muhammadiyah pada masa KH. Ahmad Dahlan.

Kelima, pimpinan Lembaga Muhammadiyah dan terlibat dalam

pendirian dan pengembangan suatu lembaga. Keenam, Anggota

sebuah Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketujuh, pengurus, pengelola dan pengasuh lembaga yang turut terlibat

langsung dan berhadapan dengan realitas sosial dalam lembaga

tersebut. Kedelapan, masyarakat yang tinggal di sekitar lembaga

Muhammadiyah. c. Metode Penelusuran dokumen

Untuk mengetahui dari kebenaran wawancara, penelitian

dilanjutkan dengan penelusuran dan juga penelaahan dokumen

resmi Muhammadiyah. Penelaahan dokumen merupakan upaya

untuk mempelajari dan mengampulkan data yang tidak bisa

diobservasi, seperti Majalah Suara Muhammadiyah yang terbit

1980-an ke belakang, dokumen Surat Keputusan Resmi PP.

Muhammadiyah, Berita Resmi Muhammadiyah, Buku-buku

tentang kisah perjuangan KH. Ahmad Dahlan, buku tentang

Muhammadiyah, dan buku-buku pendukung lainnya yang terkait

dengan Muhammadiyah khususnya dalam bidang pendidikan,

Page 72: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

41

kesehatan dan panti asuhan. Data tersebut dikumpulkan setelah

melakukan observasi dan wawancara.92

3. Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorisasi

data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami

maknanya.93 Hal tersebut dipahami bahwa analisis data adalah

peneliti melakukan penyusunan secara sistematis, baik dari data

penelitian lapangan maupun dokumen resmi yang diperoleh dari

sumber yang terpercaya dan lembaga filantropi Muhammadiyah,

kemudian dinterpretasikan agar data itu dapat dipahami secara

jelas sesuai rumusan dan tujuan penelitian gerakan filantropi

Muhammadiyah dalam kajian living hadis.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data

adalah: Pertama , menjelaskan aspek teologi filantropi dengan

menguraikan Allah Yang Maha Rahman dan Rahman, surat

Mā’ūn yang menjadi dasar awal gerakan filantropi, hakekat

manusia, tugas dan fungsinya, gerakan tauhid sosial dan gerakan

dakwah amar makruf nahi mungkar yang diiringi oleh semangat

dan motivasi KH. Ahmad Dahlan dalam mengajak umat kepada

kebaikan dengan melakukan gerakan filantropi sebagai bentuk

kepedulian kepada kaum tertindas. Kedua, menjelaskan sejarah

filantropi di lembaga pendidikan, kesehatan dan panti asuhan

yang diuraikan sejak rintisan, pertumbuhan dan pengembangan.

Ketiga, melakukan penelitian hadis-hadis filantropi dari aspek

kualitasnya. Keempat, melakukan interpretasi terhadap hadis-

hadis filantropi dengan teori resepsi dengan menggunakan kitab

syarah hadis dan pemahaman dari para tokoh Muhammadiyah.

92 Penelaahan dokumen tersebut dilakukan untuk membantu wawancara

peneliti terhadap para informan dalam melakukan penelitian living hadis tentang gerakan filantropi dalam sebuah lembaga Muhammadiyah yang difokuskan pada tiga lembaga, yaitu lembaga pendidikan, kesehatan dan panti asuhan. Lihat Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif, 5-6.

93 M. Amin Abdullah, dkk., Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipline, ed. Dudung Abdurahman (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2006), 218.

Page 73: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

42

Kelima, melakukan analisis living hadis filantropi dalam teori

resepsi dan mengintegrasikannya kepada beberapa faktor yang

mempengaruhinya hingga bisa melahirkan lembaga pendidikan,

kesehatan dan panti asuhan.

4. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan

deskriptif-analisis dan sosio-historis. Deskriptif-analisis adalah

memberikan gambaran terhadap situasi dan kondisi lingkungan

manusia dan lingkungan fisikal alami yang berkaitan dengan

kerangka konseptual.94 Metode ini diterapkan kepada gerakan

filantropi Muhammadiyah yang dideskripsikan secara utuh

sesuai kerangka teori yang digunakan untuk mengetahui gerakan

filantropi di Muhammadiyah yang dilandasi oleh hadis Nabi.95

Sedangkan pendekatan sosio-historis dilihat dari dua kata, yaitu

sosiologi dan historis. Pendekatan sosiologi adalah sebuah

pendekatan untuk menjelaskan gejala sosial yang terjadi di masa

silam yang dipengaruhi oleh aspek politik, ekonomi, pendidikan,

dan agama.96 Pendekatan historis adalah sebuah pendekatan

yang dilakukan dengan cara mengaitkan antara ide atau gagasan

yang terdapat dalam hadis Nabi dengan determinasi sosial dan

historis kultural yang mengitarinya.97 Karena itu, pendekatan

historis digunakan untuk memahami peristiwa di masa lalu yang

menjelaskan tempat, waktu, dan latar belakang kondisi sosial

yang mempengaruhinya.98

Berdasarkan uraian di atas, pendekatan sosio-historis adalah

sebuah pendekatan untuk menggambarkan gerakan filantropi

94 Hadi Sabari Yunus, Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 341.

95 Ahmad Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi (Jakarta: Maktabah Darus-Sunnah, 2019), 245.

96 Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam: Dilengkapi Pendekatan Integratif-Interkonektif (Multidisipliner) (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 222-223.

97 Said Agil Husin Munawwar, Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud: Studi Kritis Hadis Nabi: Pendekatan Sosio-Historis-Kontektual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), 26.

98 Nata, Metodologi Studi Islam., 16-47.

Page 74: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

43

secara lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala

sosial lainnya yang saling berkaitan, kemudian dianalisis faktor-

faktor yang mendorong individu dan atau kelompok masyarakat

melakukan gerakan filantropi. Pendekatan ini diterapkan kepada

gerakan filantropi dalam Muhammadiyah yang dapat dilihat dari

kondisi sosio-historis sebelum berdiri Muhammadiyah hingga

berdirinya. Pendekatan ini digunakan untuk memotret situasi

dan kondisi sosial yang terjadi pada masa Belanda dan masa

KH. Ahmad Dahlan ketika merintis lembaga pendidikan,

lembaga kesehatan dan Panti Asuhan yang dipengaruhi oleh

faktor sosial-kemanusiaan yang mengundang Muhammadiyah

melakukan perubahan yang dilandasi oleh hadis Nabi. Atas

dasar hal ini, maka diketahui bagaimana proses penerimaan dan

pemahaman hadis yang dipraktikkan dalam bentuk tindakan

sosial dengan melihat kondisi historis yang mengitarinya yang

disebut dengan metode eksplanasi (sebab-akibat).

G. Sistematika Pembahasan

Penelitian filantropi dalam gerakan Muhammadiyah studi

living hadis disusun menggunakan sistematika pembahasan agar

menjadi terarah dan terencana. Sistematika pembahasan tersebut

mengurai struktur uraian tentang masalah yang dibahas dengan

baik sesuai bab-bab dan sub-bab pokok pembahasan sehingga

penelitian ini tersusun dengan rapih berdasarkan kerangka teori

dan metode penelitan yang digunakan dalam kajian ini. Adapun

sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan membahas tentang: pertama, latar

belakang masalah yang hendak diteliti dan menjadi sesuatu yang

sangat penting untuk dikaji terutama yang berkaitan dengan

filantropi dalam kajian living hadis. Kedua, merumuskan

masalah berdasarkan latar belakang dengan mencantumkan

beberapa pertanyaan yang dijawab dalam penelitian. Ketiga,

Kegunaan penelitian dan signifikansi penelitian sangat penting

untuk dilakukan dalam melihat dan mengetahui kontribusi

keilmuan tentang filantropi dengan kajian living hadis. Keempat,

Page 75: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

44

kajian kepustakaan adalah sebuah kajian menelaah beberapa

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya baik

dalam sebuah buku, disertasi maupun jurnal untuk memperoleh

suatu penelitian yang beda dan melihat novelty (kebaruan)

dengan penelitian sebelumnya. Kelima, metode penelitian adalah

kajian metode dalam mengarahkan peneliti untuk mengkaji

sebuah pemasalahan dengan menggunakan metode penelitian

dan beberapa pendekatan, baik yang bersifat kualitatif maupun

kuantitatif. Keenam, kerangka teoritik, kerangka ini menjadi

dasar teori dalam mengambil langkah-langkah paradigma secara

teoritis. Ketujuh, sistematika pembahasan dibuat untuk membuat

penelitian menjadi tersusun dengan baik dan terarah.

Bab II, Teologi Al-Mā’ūn meliputi landasan teologi amal

al-Mā’ūn yang menjelaskan tentang Allah Zat yang Maha

Rahman dan Rahim. Selain juga menjelaskan Nabi Muhammad

sebagai utusan dan pembawa rahmat, Islam sebagai agama

rahmat yang memiliki karateristik, yakni agama rasional, agama

peduli dan agama peradaban. Kemudian kerangka amal al-

Mā’ūn dan lima pilar gerakan amal Al-Mā’ūn yang meliputi

landasan amal al-Mā’ūn dan makna isi kandungan surat al-

Mā’ūn. Selanjutnya manusia sebagai penggerak al-Mā’ūn yang

meliputi tentang hakekat manusia, tujuan dan fungsi manusia,

kedudukan manusia, kemudian dengan gerakan dakwah amar

makruf nahi mungkar, tauhid sosial dan semangat dan motivasi

agama dan sosial Muhammadiyah.

Bab III, Sejarah gerakan filantropi Muhammadiyah

meliputi: Pertama, rintisan lembaga pendidikan, kesehatan, dan

Panti Asuhan mencakup Panti Asuhan Lowanu, Panti Asuhan

Aisyiyah, Panti Asuhan al-Ghifari dan Panti Asuhan Nanggulan.

Kedua, pertumbuhan lembaga pendidikan, kesehatan, dan Panti

Asuhan di daerah istimewa Yogyakarta mencakup Panti Asuhan

Lowanu, Panti Asuhan Aisyiyah, Panti Asuhan al-Ghifari dan

Panti Asuhan Nanggulan. Ketiga, pengembangan lembaga

pendidikan, kesehatan, dan Panti Asuhan di daerah istimewa

Page 76: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

45

Yogyakarta mencakup Panti Asuhan Lowanu, Panti Asuhan

Aisyiyah, Panti Asuhan al-Ghifari dan Panti Asuhan Nanggulan.

Bab IV, membahas dan melakukan kritik hadis tentang

otentisitas living hadis gerakan filantropi Muhammadiyah yang

mencakup lembaga pendidikan, kesehatan dan Panti Asuhan

Yogyakarta dan melakukan kesimpulan terhadap hasil dari

penelitian hadis tersebut.

Bab V, membahas tentang living dengan menggunakan

teori resepsi yang meliputi resepsi exegesis, resepsi aestetis dan

resepsi fungsional. Tiga resepsi tersebut digunakan untuk

mengetahui hadis-hadis yang diresepsikan oleh Muhammadiyah

sebagai living hadis dalam praktik filantropi Muhammadiyah

dalam lembaga pendidikan, kesehatan dan panti asuhan.

Bab VI, membahas tentang analisis terhadap teori resepsi

exegesis, resepsi aestetis dan resepsi fungsional dengan cara

menghubungkan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti

sosial, ekonomi, politik dan budaya. Pembahasan itu bertujuan

untuk mengetahui bagaimana pemahaman hadis dan pengamalan

dan praktik gerakan filantropi Muhammadiyah yang dilandasi

oleh hadis-hadis Nabi, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan

dan panti asuhan.

Bab VII, Penutup meliputi kesimpulan yang memuat

jawaban-jawaban dari uraian-uraian yang telah disampaikan

sebelumnya sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam

rumusan masalah. Kemudian peneliti membuat saran. Saran ini

menjelaskan tentang kelemahan dan keterbatasan penelitian

yang disampaikan kepada para pembaca atau peneliti yang akan

melakukan penelitian yang hampir sama membahas tentang

filantropi dalam kajian living hadis.

Page 77: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

307

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan fokus penelitian disertasi ini tentang filantropi

dalam gerakan Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta

dengan studi living hadis yang telah diuraikan dalam beberapa

pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hadis-hadis Nabi yang dijadikan dasar dan rujukan oleh

Muhammadiyah dalam melakukan gerakan filantropi dalam

lembaga Muhammadiyah seperti pendidikan, kesehatan dan

panti asuhan adalah ṣaḥīḥ bersumber dari Nabi berdasarkan

penelitian takhrij al-ḥadīṡ dengan memperhatikan aspek

kesahihan sanad dan matan. Namun, ada beberapa hadis

dari landasan teologis pendirian tiga lembaga tersebut yang

diidentifikasi ḍa’īf al-isnād, yaitu: Pertama, hadis-hadis

tentang lembaga pendidikan yang diidentifikasi ḍa’īf adalah

hadis dari Ibnu Mājah karena terdapat nama Suwaid bin

Sa’īd yang dinilai ḍa’īf oleh para ulama hadis dan hadis At-

Tirmiżī dari jalur lain karena terdapat Ibnu Ṡaubān yang

dinilai ḍa’īf oleh para ulama hadis. Kedua, hadis-hadis

tentang lembaga kesehatan yang diidentifikasi ḍa’īf adalah

hadis dari Musnad Aḥmad bin Ḥanbal dari jalur yang lain,

karena terdapat al-Muṭṭalib bin Ziyād yang dinilai ḍa’īf oleh

para ulama hadis. Ketiga, hadis-hadis tentang panti asuhan

yang diidentifikasi ḍa’īf adalah hadis At-Ṭabrāni karena

terdapat dua orang perawi yang dinilai ḍa’īf, yaitu Mindal

bin Ali dan Furāt bin Muḥammad, Abu Dāwud dan An-

Nasā’i juga ḍa’īf karena terdapat satu orang perawi, yakni

Abi Qābūs yang dinilai ḍa’īf oleh para ulama hadis dan al-

Baihaqi karena terdapat Yazīd Ar-Raqāsyī yang dinilai ḍa’īf

oleh para ulama hadis.

Page 78: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

308

2. Secara teoritis gerakan filantropi dalam Muhammadiyah

yang diresepsikan secara exegesis, aestetis dan fungsional

dapat memberi sebuah inspirasi bagi organisasi ini dalam

melakukan gerakan filantropi dalam lembaga pendidikan,

kesehatan dan panti asuhan. Tiga lembaga itu dipandang

mampu mengatasi sekaligus menjawab problem sosial yang

terjadi sejak kolonial hingga sekarang. Secara exegesis dan

aestetis, hadis-hadis tentang lembaga pendidikan, kesehatan

dan panti asuhan yang bersumber dari hasil wawancara,

dokumen resmi dan tulisan-tulisan inspiratif itu diterima,

dipahami dan ditafsirkan secara terprinci. Kemudian secara

fungsional hadis-hadis tersebut diamalkan dan dipraktikkan

dalam bentuk gerakan kedermawanan.

3. Gerakan filantropi yang diresepsikan oleh Muhammadiyah,

secara sosio-historis dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu

faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya Jawa yang

berkembang di masa lalu dan masa kini yang mendorong

organisasi ini melakukan tindakan sosial dan pembaharuan

(tajdīd) Islam untuk menghapus segala penindasan terhadap

kaum tertindas dan melakukan reformasi dengan mengajak

masyarakat untuk kembali kepada ajaran yang murni sesuai

Alquran dan Sunnah yang dilakukan mulai dari bawah

(bottom up). Hal tersebut mengantarkan gerakan ini menuju

kepada kebertahanan dan keberkembangan sekalipun masih

terdapat kekurangan yang perlu dibenahi untuk mencapai

kesejahteraan sosial dan kemanusian secara adil.

B. Saran-saran

Saran-saran ini ditujukan kepada para penulis setelahnya,

bahwa berdasarkan hasil kesimpulan terhadap kajian studi living

hadis tentang filantropi dalam gerakan Muhammadiyah, kiranya

masih terdapat hadis-hadis Nabi cukup menarik untuk dikaji dari

aspek penelitian sanad hadis yang dijadikan sebuah landasan

oleh lembaga filantropi Muhammadiyah. Karena itu, diperlukan

pendalaman yang lebih lanjut khususnya bagi peneliti setelahnya

Page 79: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

309

sehingga penelitian ini bisa memberikan kontribusi yang lebih

baik bagi Muhammadiyah pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian disertasi

tentang studi living hadis dalam Muhammadiyah ini memberi

peluang kepada peneliti setelahnya untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dengan lokasi tempat lapangan yang berbeda, karena

penelitian disertasi tentang studi living hadis khususnya dan

kajian hadis pada umumnya masih tergolong sangat minim dan

lebih banyak kepada kajian tafsir Alquran. Padahal, hadis Nabi

juga menjadi konsentrasi dan menjadi bahan rujukan utama bagi

Muhammadiyah setelah Alquran, khususnya dalam kajian sosial

atau filantropi dalam gerakan Muhammadiyah. Selain itu, kajian

living hadis dalam konteks modernitas Muhammadiyah sangat

menarik untuk dikaji ulang terutama jika dikaitkan pada konteks

sosio-historis tentang pendirian suatu lembaga atau amal usaha

Muhammadiyah. Karena menurut penulis masih terdapat hadis-

hadis yang masih tersebar di lapangan, seperti tentang akidah,

ibadah, akhlak dan Muamalah duniawiyah yang bisa dikaji dari

beberapa aspek penelitian hadis.

Page 80: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

310

DAFTAR PUSTAKA

Ābādi, Abu al-Ṭīb Muḥammad Syams al-Ḥaq al-Aẓīm. ‘Aun Al-Ma’Būd Syarḥ Sunan Abi Dāwud. Madīnah al-Munawwarah: Al-Maktabah al-Salafiyah, 1969.

Abduh, Muḥammad. Risālah Al-Tauḥīd. Beirūt: Dār al-Syurūq, 1994.

Abdullah, M. Amin. Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipline. Edited by Dudung Abdurahman. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2006.

———. Studi Agama Normativitas dan Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

---------. “Pemahaman Keagamaan Kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam Era Transformasi Teologis di Tengah Tantangan Kemanusiaan Universal dalam Pemikiran Seputar Muhamadiyah Kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.” In Berita Suara Muhammadiyah. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1995.

--------. “Filosofi dan Paradigma Pendidikan Muhammadiyah.” In Reformasi Pendidikan Muhammadiyah Suatu Keniscayaan, edited by Said Tuhuleley. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003.

———. Fresh Ijtihad Manhaj Pemikiran Keislaman Muhammadiyah di Era Disrupsi. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2019.

--------. Rekontruksi Ilmu-Ilmu Agama Islam. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Abdullah, M. Amin, dkk. Menyatukan Kembali Ilmu-Ilmu Agama dan Umum: Upaya Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum. Edited by M. Anas Amin dan Mustofa Jarod Wahyudi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2003.

Abdurrahman, Asjmuni. Manhaj Tarjih Muhammadiyah: Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Page 81: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

311 Abidin, Zainal. “Manivestasi dan Latensi Lembaga Filantropi Islam

dalam Praktik Pemberdayaan Masyarakat: Suatu Studi di Rumah Zakat Kota Malang.” SALAM: Jurnal Studi Masyarakat Islam 15, no. 2 (2012): 200–201.

Abror, M. Muchlas. Muhammadiyah Persamaan dan Kebersamaan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010.

Abū Dāwud Sulaimān bin al-Asy’aṡ al-Sijistāni. Sunan Abī Dāwud. Vol. 2. Riyāḍ: Bait al-Afkār al-Dawliyyah, t.t.

Adlabi, Ṣalaḥuddīn bin Aḥmad. Manhaj Naqd al-Ḥadīṡ ‘Inda ‘Ulamā’i Ahli al-Ḥadīṡ. Beirūt: Dār al-Afāq al-Jadīdah, 1983.

Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984.

Ahmadi, Rulam. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Alawiyah, Tuty. “Religious Non-Governmental Organizations and Philanthropy in Indonesia.” IJIMS, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies Vol. 3, no. 2 (2013).

Alfian. Politik Kaum Modernis: Pahlawan Muhammadiyah terhadap Kolonialisme Belanda . Jakarta: Al-Wasath Publishing House, 2010.

Aljunied, Khairudin. Reformisme Islam di Nusantara . Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.

An-Nawawi, Muḥiddīn bin Syarf. Kitāb al-Majmū’ Syarḥ al-Muhażżab li Syīrāzī. Jeddah: Maktabah al-Irsyād, t.t.

------. Syarḥ Al-Nawawi ’ala Muslim, vol. 16. Kairo: Al-Maṭba’ah al-Miṣriyyah bi al-Azhar, 1929.

Anshoriy, Koes Moertiyah dan Nasruddin. Satu Abad Muhammadiyah: Tafsir Jawa Keteladanan Kiai Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Adiwacana, 2010.

Anshoriy, Nasruddin. Matahari Pembaharuan Rekam Jejak KH. Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010.

Anwar, Yesmil dan Adang. Sosiologi untuk Universitas. Bandung:

Page 82: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

312

Refika Aditama, 2013.

Anwar, Syamsul. Manhaj Tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta: MTT PP Muhammadiyah, 2018

Anwar, Syed Mohammed. “Normative Structure of Human Rights in Islam.” Policy Perspectives 10, no. 1 (2013): 79–104.

Arif, Mahmud. Pendidikan Islam Transformatif. Yogyakarta: LKiS, 2008.

Arifin, MT. Muhammadiyah Potret Yang Berubah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.

Ash-Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2010.

-------. “Pemeliharaan Anak-anak Jatim” dalam LUSTRUM II Rumah Penjantun Muhammadiyah Kutaraja (Yogyakarta: Persatuan, 1953.

As- Sijistānī, Abu Dāwud bin al-Asy’aṡ. Sunan Abi Dāwud, vol. 4. Riyāḍ: Bait al-Afkār Ad-Dawliyah, t.t.

Asqalānī, Aḥmad bin Ali bin Ḥajar. Fatḥ Al-Bārī bi Syarḥ Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī. Vol. 10. Beirūt: Dār al-Ma’rifah, t.t.

-------. Tahżib at-Tahżīb, vol. 3. Beirūt: Muassasah ar-Risālah, t.t.

-------. Taqrīb at-Tahżīb, vol. 1. Beirūt: Dār alQalam, 1991.

Azhar, Muhammadi dan Hamim Ilyas. Pengembangan Pemikiran Muhammadiyah: Purifikasi dan Dinamisasi. Yogyakarta: LPPI UMY, 2000.

Badawi, Ahmad. Ringkasan Sju’abul-Iman. Jogjakarta: Pimpinan Pusat Muhammadijah, 1971.

Badawi, Mh. Djaldan. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah 1912-1985. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1998.

Bahjatulloh, Qi Mangku. “Pengembangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kegiatan Filantropi (Studi Kasus Lembaga Tazakka DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga).” Inferensi:

Page 83: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

313

Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Qi 10, no. 2 (2016): 473–94.

Baidhawy, Zakiyuddin. “Lazismu and Remaking the Muhammadiyah’s New Way of Philanthropy.” Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies 53, no. 2 (2015): 387. https://doi.org/10.14421/ajis.2015.532.387-412.

Bāji, Sulaimān bin Khalaf bin Sa’ad bin Ayyūb. Al-Muntaqa Syarḥ Muwaṭṭā’ li Mālik. Beirūt: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah, 1999.

Basyir, Ahmad Azhar. Manusia Kebenaran Agama dan Toleransi. Yogyakarta: PP Aisyiyah, 1994.

———. Syarah Hadis Tentang Iman, Ilmu dan Amal. Yogyakarta: Persatuan, 1985.

---------. “Jadilah Orang Berilmu dan Penyebar Ilmu” dalam Suara Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 1973.

Beck, Hilman L. Fenomenologi Islam Modernis: Kisah Penjumpaan Muhammadiyah dan Perilaku Beragama . Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2019.

Benda, Harry J. Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang. Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.

Berger, Peter L dan Thomas Luckmann. Tafsir Sosial Atas Kenyataan: Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, Terj. Hasan Basri. Jakarta: LP3ES, 1990.

Bina Ruhani Islam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tuntunan Agama Untuk Pegawai RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta . Yogyakarta: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 2003.

Bukhāri, Muḥammad bin Ismā’il bin Ibrāhīm bin al-Mughīrah al-Ju’fi. Ṣaḥīḥ Al-Bukhāri. Vol. 8. Beirūt: Dār al-Ṭūq al-Najaḥ, 1422.

Burhani, Ahmad Najib. Muhammadiyah Berkemajuan Pergeseran dari Puritanisme Ke Kosmopolitanisme. Edited by Azaki Khoirudin. Bandung: Mizan Pustaka, 2016.

---------. Muhammadiyah Jawa. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,

Page 84: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

314

2016.

Cornelio, Khun Eng Kuah-Pearce and Jayeel Serrano. “Introduction: Religious Philanthropy in Asia.” Asian Journal of Social Science 43, no. 4 (2015): 349–55.

Damami, Muhammad. Akar Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2000.

Damsar. Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Darban, Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: Pustaka SM, 2009.

---------. Sejarah Kauman Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011.

Dewan Redaksi Ensiklopedi. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003.

Dimasqi, Imāduddīn Abu al-Fidā Ismā’īl bin Kaṡīr. Tafsīr Qur’ān Al-Aẓīm. V. Kairo: Muassasah al-Qurṭubah, 2000.

Fathurrahman Djamil. Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah. Jakarta: Logos Publishing House, 1995.

Fachruddin, AR. Memelihara Ruh Muhammadiyah. Yogyakarta: Pustaka Suara Muhammadiyah, 1996.

---------. Anggauta Muhammadiyah. Jogjakarta: Persatuan, 1964.

Fachruddin. “Perpindahan Roemah Sekolah Moehammadijah Di Baoesasra.” Soeara Moehammadijah. Yogyakarta, 1923.

Fajar, A. Malik. Paradigma Pendidikan Muhammadiyah. Edited by Suswandari Suyatno, Pudjo Sumedi AS, Gunawan Suryoputro. Jakarta: UHAMKA PRESS, 2010.

Federspiel, Howard M. “The Muhammadijah: A Study of an Orthodox Islamic Movement in Indonesia.” Cornell University Press; Southeast Asia Program Publications at Cornell University, 1970, 57–79.

Fuad, Muhammad. “Civil Society in Indonesia: The Potential and

Page 85: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

315

Limits of Muhammadiyah.” Sojourn: Journal of Social Issues in Southeas Asia 17, no. 2 (2002): 133.

Fauzia, Amelia. Filantropi Islam: Sejarah Dan Kontestasi Masyarakat Sipil Dan Negara Di Indonesia . Jakarta: Gading, 2013.

-------. “Penolong Kesengsaraan Umum: The Charitable Activism of Muhammadiyah During the Colonial Period” dalam South East Asia Research, 25, 4 (2017).

Geertz, Clifford. Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa. Depok: Komunitas Bambu, 2014.

Ghazali, Muḥammad. Mukhtaṣar Iḥyā Ulūm al-Dīn. Beirūt: Dār al-Fikr, 1993.

-------. Iḥyā’ Ulūm al-Dīn. Vol. 3. Beirūt: Dār Ibni Ḥazm, 2005.

Gill, Sam D. “Nonliterate Traditions and Holy Books.” In The Holy Book In Comparative Perspective. Columbia: University of South Carolina Press, 1993.

Goodwin, Jamie. “The Double Character of Cuban Protestantism and Philanthropy.” Religions 9, no. 9 (2018): 265.

Hadikusuma, Djarnawi. Matahari-Matahari Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2014.

-------. Aliran Pembaharuan Islam dari Jamaluddin Al-Afghani hingga KH. Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2014.

Hadikusuma, M. Djindar Tamimy dan Djarnawi. Pendjelasan Muqaddimah Anggaran Dasar dan Kepribadian Muhammadijah. Jogjakarta: Persatuan, 1972.

Hadjid, KRH. Pelajaran KHA. Dahlan: 7 Falsafah & 17 Kelompok Ayat Al-Qur’an. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2013.

Hamid, Dasron. Mengabdi Tiada Henti. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2011.

HAMKA. Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia. Djakarta: Tintamas, 1961.

Page 86: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

316 -------. Perkembangan Kebatinan di Indonesia . Djakarta: Bulan

Bintang, 1971.

Hafni, Abdul Mun’im. Ensiklopedia Muhammad SAW. Bandung: Noura Books, 2014.

Ḥanafi, Badruddīn al-‘Aini. Umdah Al-Qārī Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhāri. Vol. 13. Beirūt: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah, 2001.

Ḥanbal, Aḥmad bin. Musnad Al-Imām Aḥmad bin Ḥanbal. Vol. 42. Beirūt: al-Muassasah al-Risālah, 2001.

Hasbillah, Ahmad Ubaydi. Ilmu Living Quran-Hadis: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Jakarta: Maktabah Darus-Sunnah, 2019.

Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996.

Hasyim, Fuad. “Gerakan Filantropi Islam di Amerika.” Jurnal Studi Al-Qur’an 14, no. 1 (2018): 16–31.

Hawari, Hadari. Hakekat Manusia Menurut Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.

HB.Moehammadijah Madjlis PKO. “Congres Besar Moehammadijah Ke XXVII Di Malang 21-26 Juli 1938: Toentoenan Pendirian Balai Kesehatan.” Soeara Moehammadijah. Yogyakarta, 1938.

HB.Muhammadiyah, Tjalon Kweekshool Islam. Ngajogjakarta: Soewara Moehammadijah, 1922.

------.“Peroebahan Statuen dan Huishoudelijk Reglement Moehammadijah,” dalam Boeah Congres 29. Djokjakarta: Hoofdcomite Congres Moehammadijah, 1941.

------. Peratoeran Pemeliharaan Anak-anak Jatim Moehammadijah. Djogjakarta: t.p, 1941.

Hefni, Harjani dkk, Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2003.

Hidayat, Syamsul dkk. Studi Kemuhammadiyahan: Kajian Historis, Ideologis dan Organisasi. Surakarta: LPIK Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Page 87: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

317 Hoofdbestuur Moehammadijah Djogjakarta, Nama-Nama Gerakan.

Djogjakarta: Soeara Moehammadijah, 1941.

Hoofdbestuur Moehammadijah. “Intructie’s Madjlis-Madjlis H.B. Moehammadijah” dalam Almanak Moehammadijah. Djokjakarta: Taman Poestaka, 1940.

Humphreys, Robert. Poor Relief and Charity 1869–1945: The London Charity Organization Society. London: Palgrave, 2001.

Ḥusain, Abū Muslim bin al-Hajāj al-Qusyairi al-Naisābūri. Ṣaḥīḥ Muslim. Vol. 1. Riyāḍ: Bait al-Afkār al-Dawliyyah, 1998.

Ichwan, Moch. Nur. Official Reform of Islam: State Islam and the Ministry of Religious Affairs in Contemporary Indonesia, 1966-2004. Tilburg: Universiteit op Maandag, 2006.

Idris, Muhammady. “Kiyai Haji Ahmad Dahlan, His Life and Thought”. Thesis Presented to the Faculty of Graduat Studies and Research McGill University, Montreal, 1975.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI UMY, 2007.

Imam Machali. “Filantropi Islam Untuk Pendidikan: Strategi Pendanaan Dompet Dhuafa Dalam Program Sekolah Guru Indonesia (SGI).” MADANIA Vol. 21, no. No. 1 (June 2017).

Ismail, Faisal. Islam Transformasi Sosial dan Kontinuitas Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.

--------. Pijar-Pijar Islam Pergumulan Kultur dan Struktur . Yogyakarta: LESFI, 2002.

Jabrohim. Dari Kursus B1 Muhammadiyah Ke Universitas Ahmad Dahlan dalam Menciptakan Dinamika Ilmiah dan Dinamika Amaliyah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Janah, Unun Roudlotul. “Nilai-Nilai Filantropi Pada Tradisi Yatiman di Brotonegaran Ponorogo.” Kodifikasia 10, no. 1 (2016): 57–84.

Jainuri, Achmad. “Membangun Karakter Pendidikan Muhammadiyah Yang Holistik.” In Revitalisasi Pendidikan Muhammadiayah di Tengah Persaingan Nasional dan Global, edited by Suswandari Suyatno, Pudjo Sumedi AS, Gunawan

Page 88: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

318

Suryoputro. Jakarta: UHAMKA PRESS, 2010.

Johnson, Doyle Paul. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.

Jurdi, Syarifuddin. Muhammadiyah Dalam Dinamika Politik Indonesia 1966-2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Kaelan. Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner . Yogyakarta: Paradigma, 2010.

Khaldun, Ibnu. Mukaddimah Ibnu Khaldun. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014.

Khoirudin, Zakiyuddin Baidhawi dan Azaki. Etika Muhammadiyah & Spirit Peradaban. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

Kim, Hyung-Jun. Reformist Muslims in a Yogyakarta Village: The Islamic Transformation of Contemporary Socio-Religious Life. Australia: ANU E Press, 2007.

Koentjaraningrat. Javanese Culture. Singapore: Oxford University Press, 1989.

Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka, 1984.

Kuntowijoyo. Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan, 1998.

Latief, Hilman. “Islamic Charities and Dakwah Movements in A Muslim Minority Island: The Experience of Niasan Muslims.” Journal of Indonesian Islam 06, no. 02 (2012): 221–44.

---------. Melayani Umat Filantropi Islam Dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis. 1st ed. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

———. “Islamic Philanthropy and the Private Sector in Indonesia.” IJIMS, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 3, no. 2 (2013): 175–201.

———. Melayani Umat: Filantropi Islam Dan Kesejahteraan Kaum Modernis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010.

———. Melayani Umat Filantropi Islam Dan Ideologi

Page 89: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

319

Kesejahteraan Kaum Modernis. 1st ed. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

———. Politik Filantropi Islam Di Indonesia: Negara, Pasar Dan Masyarakat Sipil. Yogyakarta: Ombak, 2013.

Ma’ruf, Muhammad Kastolani Abdullah. Pelayanan Prima Islami. Yogyakarta: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 2008.

Maarif, Ahmad Syafii. Peta Bumi Intelektualisme Islam. Bandung: Mizan, 1993.

--------. Islam Kekuatan Doktrin Dan Keagamaan Umat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Mahfud, Choirul. “Filantropi Islam di Komunitas Muslim Tionghoa Surabaya : Ikhtiar Manajemen Zakat Untuk Kesejahteraan dan Harmoni Sosial Berdasarkan Observasi Langsung di Lokasi Masjid Cheng Muslim Tionghoa di Indonesia, Khususnya di Surabaya , Menyadari” 12, no. 1 (2018): 149–76.

Mahrus, Syamsul Kurniawan dan Erwin. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Madjid, Nurcholis. Islam Doktrin dan Peradaban Sebuah Telah Keritis Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemoderenan. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 2000.

Mālik, Ali bin Khalaf bin Abd. Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhāri li Ibni Baṭṭāl. Vol. 3. Riyāḍ: Maktabah al-Rusyd, 2003.

Manshur, M. Djunaidi Ghony dan Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatit. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.

Mansoer, Mas. “Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam.” dalam Kumpulan Karangan Tersebar. Yogyakarta: Persatuan, 1992.

Mansur, Mas. Tafsir Langkah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2013.

Mansur. Sejarah Sarekat Islam Dan Pendidikan Bangsa . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Marhumah, Urgensi Pendidikan Multikultural bagi Anak Usia Dini dalam Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar

Page 90: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

320

Islam. Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2013.

Markus, Sudibyo. “Gerakan Sosial Muhammadiyah: Strategi dan Agenda Pengentasan Kemiskinan Dalam Islam.” dalam Sarah Muwahidah dan Zakiyyudin Baidhowy (ed.), Good Governance Dan Pengentasan Kemiskinan Kebijakan Pemerintah, Kiprah Kelompok Islam Dan Potret Gerakan Inisiatif di Tingkat Lokal. Jakarta: Maarif Institute for Culture and Humanity, 2007.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Mizzi, Yūsuf bin Zaki ‘Abdurraḥmān Abū al-Hajāj. Tahżību al-kamāl, vol. 3. Beirūt: al-Muasasah al-Risalah, 1980.

Moehammadijah, Hoofdbestuur. “Franco ’Amal Moehammadijah.” Soeara Moehammadijah. Djogjakarta, October 1941.

--------. Boeah Congres 26. Jogjakarta: Hoefcomite Congres, t.t.

———. Verslag Tahoen Ke IX Perserikatan Moehammadijah. Djokjakarta: Hoofdbestuur Moehammadijah, 1922.

---------. “Verslag Openbare Vergadering P.K.O.” Soeara Moehammadijah. Djokjakarta, 1923.

Moody, Robert L. Payton and Michael P. Understanding Philanthropy. Bloominton and Indianapolis: Indiana University, 2008.

Mu’arif. Modernisasi Pendidikan Islam: Sejarah Perkembangan Kweekschool Moehammadijah 1923-1932. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2012.

Mubārakfūri, Muḥammad Abdurraḥmān bin Abdurraḥīm. Tuḥfat Al-Aḥważi Bi Syarḥ Jāmi Al-Tirmiżī. Vol. 6. Beirūt: Dār al-Fikr, t.t.

Mu’ti, Abdul. The Muhammadiyah Movement: A Bibliographical Introduction. Monreal: Institute of Islamic Studies McGiil University, 1957.

Mu’ti, Abdul dan Fajar Riza Ulhaq. Kristen Muhammadiyah: Konvergensi Muslim dan Kristen dalam Pendidikan. Jakarta:

Page 91: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

321

Al-Wasat Publishing House, 2009.

Muslich, Slamet Abdullah dan M. Seabad Muhammadiyah dalam Pergumulan Budaya Nusantara. Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2010.

Muhaimin. Pembaharuan Islam, Refleksi Pemikiran Rasyid Rida dan Tokoh-Tokoh Muhammadiyah. Cirebon: Pustaka Dinamika, 2000.

Muhammadiyah, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat. Profil Sekolah/ Madrasah /Pondok Pesantren Muhammadiyah Unggulan (Best Praktices). Jakarta: Majelis Dikdasmen Pusat, 2015.

Muhammadiyah, Majelis Diktilitbang dan LPI PP. 1 Abad Muhammadiyah: Gagasan Pembaharuan Sosial Keagamaan. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010.

Muhammadiyah, Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan Pusat. Buku Pendamping Panduan Dakwah Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

Muhammadiyah, Pimpinan Pusat. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011.

———. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 1967.

———. Manhaj Gerakan Muhammadiyah, Ideologi, Khittah, dan Langkah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010.

———. Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua (Ẓawāhir Al-Afkār Al-Muhammadiyyah li al-Qarni Al-Ṡāni): Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Muktamar Muhammadiyah Ke-46) Yogyakarta 20-25 Rajab 1431 H / 3-8 Juli 2010 M. Yogyakarta: Gramasurya, 2015.

———. Buku Pedoman Santunan Keluarga, Asuhan Keluarga dan Panti Asuhan di Lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah/Aisyiyah. Jakarta: PP Muhammadiyah Majlis Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU), 1989.

Page 92: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

322 ———. Himpunan Pedoman dan Peraturan Organisasi

Muhammadiyah. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2012.

———. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018.

———. Keputusan Muktamar Mhammadiyah Ke-42. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1991.

———. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018.

———. Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam Almanak Muhammadiyah Tahun 1416 H. Yogyakarta: Majelis Pustaka, 1995.

———. Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Muktamar Muhammmadiyah Ke-46 di Yogyakarta, 20-25 Rajab 1431 H/ 3-8 Juli 2010). Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2010.

Muhammadiyah, Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat. Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 1. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003.

———. Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 2. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003.

———. Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 3. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004.

———. Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 4. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003.

———. Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 5. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008.

———. Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 6. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2012.

———. Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama 7. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2013.

---------. AlManak Muhammadiyah Tahun 1416 H. Yogyakarta: Majelis Pustaka, 1995.

Page 93: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

323 ———. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011.

———. “Kebudayaan dalam Kehidupan Manusia.” Tanfidz Keputusan Munar Tarjih Muhammadiyah Berita Resmi Muhammadiyah. Yogyakarta, 2014.

———. Muhamadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri. Yogyakarta: Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, 2010.

———. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018.

———. Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua (Ẓawāhir Al-Afkār Al-Muhammadiyyah Li Al-Qarni Al-Ṡāni): Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Muktamar Muhammadiyah Ke-46) Yogyakarta 20-25 Rajab 1431 H / 3-8 Juli 2010 M. Yogyakarta: Gramasurya, 2015.

———. Profil Amal Usaha Muhamamdiyah. Yogyakarta: Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, 2015.

———. “Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abab Muhammadiyah Dalam Muktamar, Nomor 01/2010-2015/ Syawwal 1431 H/September 2010 M.” Berita Suara Muhammadiyah. Yogyakarta, 2010.

---------. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah 3. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018.

Mulkhan, Abdul Munir. Ideologi Gerakan Dakwah: Episud Kehidupan M. Natsir dan Azhar Bayir . Yogyakarta: Sipress, 1996.

———. Pemikiran Kyai Ahmad Dahlan Dan Muhammadiyah Dalam Perspektif Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.

---------. Neo-Sufisme Dan Pudarnya Fundamentalisme Di Pedesaan. Yogyakarta: UII Press, 2000.

———. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

———. Teologi Kebudayaan dan Demokrasi Modernitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Page 94: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

324 ---------. Manusia Alquran Jalan Ketiga Religiositas Di Indonesia .

Yogyakarta: Kanisius, 2007.

———. Warisan Intelektual KH. Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Percetakan Persatuan, 1990.

---------. Jejak Pembaharuan Sosial Dan Kemanusiaan. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010.

———. Marhaenis Muhammadiyah: Aliran dan Pemikiran KH. Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Galang Pustaka, 2013.

Munir, Samsul. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2010.

Naisābūrī, Abū Ḥusain Muslim bin al-Ḥajāj al-Qusyairī. Ṣaḥīḥ Muslim. Vol. 4. Riyāḍ: Bait al-Afkār al-Dawliyah, 1998.

Nakamura, Mitsuo. Bulan Sabit Terbit di atas Mohon Beringin: Studi tentang Pergerakan Muhammadiyah di Kotagede sekitar 1910-2010. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

Nashir, Haedar. Memahami Ideologi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2017.

———. Muhammadiyah Gerakan Pembaruan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.

---------. Dinamisasi Gerakan Muhammadiyah Agenda Strategi Abad Kedua. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2015.

———. Gerakan Islam Pencerahan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2015.\

---------. Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000.

Nashir, Haedar, dkk. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: Badan Pendidikan Kader PP Muhamamdiyah, 1994.

Nasrullah, Aan. “Pengelolaan Dana Filantropi Untuk Pemberdayaan Pendidikan Anak Dhuafa (Studi Kasus Pada BMH Cabang Malang Jawa Timur).” Hunafa: Jurnal Studia Islamika 12, no. 1 (n.d.): 1–18.

Page 95: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

325 Nasutioan, Muhammad Nasir. Manusia Menurut Al-Ghazali. Jakarta:

Rajawali Pers, 1988.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Nawawi, Rif’at Syauqi. Kepribadian Qur’ani. Jakarta: Amzah, 2014.

Nawawi, Abu Zakaria Muhidin bin Syarf. Kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzab li Syirazi. Jeddah: Maktabah al-Irsyad, t.t.

Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1980.

———. The Modernist Muslim Movements in Indonesia 1900-1942. New York and Singapore: Oxpord University Press, 1973.

Nurhadi, Kebijakan Pendidikan Pemerintah Orde Baru dan Implikasinya bagi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta 1967-1998. Disertasi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

Palmier, Leslie H. “Modern Islam in Indonesia: The Muhammadiyah After Independence.” Pacific Affairs 27, no. 3 (1954): 255–63.

Parsons, Talcott. “The Pattern of Religious Organization in the United States.” Daedalus 87, no. 3 (1958): 65–85.

Pasha, Adabi Darban dan Mustafa Kamal. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2009.

Peacock, James L. Muslim Puritans: Reformist Psychology in Southeast Asean Islam. London: University of Carifornia Press, 1978.

--------. Gerakan Muhammadiyah Memurnikan Ajaran Islam di Indonesia, Terj. Andi Makmur Makka . Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.

Penerangan, Departemen. Makin Lama Makin Tjinta . Jakarta: Dept. Penerangan, 1993.

Penerbitan, dan Tim Penyusun. Profil Muhammadiyah 2005. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2005.

Page 96: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

326 Pengoeroes Besar Moehammadijah, “Bagian Penolong Kesengsaran

Oemoem tentang Pemeliharan Anak Jatim” dalam Verslag Tahoen ke IX tentang Perserikatan Moehammadijah. 1 Januari-December 1922.

------. “Madrasah,” dalam Berita Tahoenan Moehammadijah Hindia Timoer. Djokjakarta: Hindia Timoer, 1927.

Piliyanti, Indah. “Transformasi Tradisi Filantropi Islam : Studi Model Pendayagunaan Zakat , Infaq ,.” Economica, no. (2010): 1–14.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, “Pedoman Pokok Pendidikan Muhammadiyah” dalam Tuntunan Organisasi. Yogyakarta: PP. Muhammadiyah, t.t.

------. “Qaidah Perguruan Dasar dan Menengah” dalam Berita Resmi Muhammadiyah. Yogyakarta: PP. Muhammadiyah, 1976.

------. Tanfidz Keputusan Muhammadiyah tahun 1428 H/ 2007 M. Yogyakarta: PP. Muhammadiyah, 2007.

-------. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 39 di Padang. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1975.

------. Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-44. Jakarta: PP. Muhammadiyah, 2000.

-------. “Chutbah Iftitah K.H. Farid Ma’ruf” dalam Almanak Muhammadiyah. Djakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah Taman Pustaka, 1960.

-------. Himpunan Keputusan2 Muhammadiyah (Yogyakarta: P.P. Muhammadiyah Madjlis Pembinaan Karyawan, 1971.

-------. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 42. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1991.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis PKU, Laporan Kegiatan PP. Muhmmadiyah Majlis PKU Periode Tahun 1985-1990. Jakarta: PP. Muhammadiyah Majlis PKU, 1990.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih. “Kitab Waqaf” dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018.

Page 97: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

327 Podjokusumo, HS. Menelusuri dan Napak Tilas Perjuangan

Muhammadiyah 85 Tahun Perjuangan Para Anggota dan Pimpinan. Jakarta: Yayasan Amal Bakti Masyarakat, 1995.

PP Muhammadiyah. “Franco Amal Moehammadijah.” Suara Muhammadiyah. Yogyakarta, 1941.

------. Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam Berita Resmi Muhammadiyah. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1976.

-------. Tuntunan Organisasi. Jogjakarta: PP. Muhammadiyah, t.t.

------. Landasan Hukum Persyarikatan Muhammadiyah dan Amal Usahanya . Yogyakarta: Persatuan, t.t.

Prodjokusumo, H. S. Pembangunan, Muhammadiyah Pendidikan Pesantren Dan Pembangunan. Jakarta: A.B.M. Jakarta, 1987.

Pulungan, J. Suyuthi. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2018.

Pusat Pimpinan Muhammadijah, “Pendidikan dan Perguruan Muhammadijah,” dalam Almanak Muhammadijah. Djakarta: Pusat Pimpinan Muhammadiyah Madjlis Taman Pustaka, 1960.

Putra, Heddy Shri Ahimsa. Paradigma Profetik Islam Epistemologi, Etos Dan Model. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2017.

Qadir, Zuly, dkk. Ijtihad Politik Muhammadiyah: Politik Sebagai Amal Usaha . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Qazwīni, Abu Abdillah Muḥammad bin Yazīd. Sunan Ibnu Mājah. Vol. 1. Beirūt: Dār al-Iḥyā’ al-Kutub al-Arabi, t.t.

Qudamah, Ahmad bin Muhammad bin. Al-Mughni. Riyâdh: Dar Alim al-Kutub, 1998.

Qomar, Mujamil. Dimensi Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Erlangga, 2019.

Qureshi, Istiaq Husain. The Administration of the Sultanate of Delhi. New Delhi: Oriental Book Reprint Corporation, 1971.

Rafiq, Ahmad. The Reception of the Quran In Indonesia: A Case

Page 98: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

328

Study of the Place of the Quran in a Non-Arabic Speaking Commmunity. Florida: Temple University, 2014.

Rais, Muhammad Amien. Tauhid Sosial: Formula Menggempur Kesenjangan. Bandung: Mizan, 1998.

--------. Demi Kepentingan Bangsa . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Rasjidi, M. Islam dan Socialisme. Djakarta: Jajasan Islam Studi Club Indonesia, t.t.

Razzaq, Abdur. “Pengembangan Model Pembangunan Ummat Melalui Lembaga Filantropi Islam Sebagai Bentuk Dakwah Bi al-Ḥal.” Intizar 20, no. 1 (2014): 163–79.

Ridarineni, Neni and Brahmaputra Marjadi Rosalia Sciortino. “Caught between Social and Market Considerations: A Case Study of Muhammadiyah Charitable Health Services,” Reproductive Health Matters 18, no. 36 (2010).

Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsīr al-Manār. Kairo: Dār al-Manar, 1947.

Ricklefs, M.C. Islamisation and Its Opponents in Java, Terj. FX Dono Sunardi & Satrio Wahono. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2013.

--------. “A Political, Social, Cultural and Religious History, c. 1930 to Present” in Under Colonial Rule: Javanese Society and Islam in the 1930s, NUS Press, (2012).

Ritzer, George. Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Rohmansyah. Kuliah Kemuhammadiyahan. Yogyakarta: LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2018.

Rohmansyah, Muh. Zuhri dan Agung Danarto. "The Contextualization of Philanthropic Hadiths at PKU Muhammadiyah Hospital, Yogyakarta." Religia: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 22, no. 2 (2019): 1-24.

Rosalia Sciortino, Neni Ridarineni and Brahmaputra Marjadi.

Page 99: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

329

“Caught between Social and Market Considerations: A Case Study of Muhammadiyah Charitable Health Services.” Reproductive Health Matters 18, no. 36 (2010): 25–34.

Roswantoro, Alim. Gagasan Manusia Otentik dalam Eksistensialisme Religius Muhammad Iqbal. Yogyakarta: Idea Press, 2009.

R. Roff, William. The Origin of Nasionalism. New Haven: Yale University Press, 1967.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tuntunan Ruhani Orang Sakit. Yogyakarta: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 2017.

Saifuddin. Arus Tradisi Tadwin dan Historiografi Islam: Kajian Lintas Aliran. Yogyakarta: 2011, 2011.

Salam, Junus. K.H.A. Dahlan Amal dan Perdjoangannja. Djakarta: Depot Pengadjaran Muhammadijah, 1968.

Salam, Solichin. K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia . Jakarta: Djajamurni, 1963.

Sanusi, Ahmad. “Reaktualisasi dan Sosialisasi Amar Makruf Nahi Munkar dalam Bidang Iptek Dan Ekonomi.” dalam Seminar Nasional Reaktualisasi Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar Dalam Konteks Pemikiran Muhammadiyah. Yogyakarta: LPPI UMY, 1997.

Sardar, Ziauddin. Sains, Teknologi Dan Pembangunan di Dunia Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, 1989.

Setiawan, Budi. “Menafsirkan Surat Al-Ma’un dan Aktivisme Kemanusiaan Muhammadiyah.” dalam Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin (ed.), Islam dan Urusan Kemanusiaan, 306–17. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2015.

Setiawan, Nur Kholis. Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2005.

Singodimedjo, Kasman. Renungan dari Tahanan. Yogyakarta: Permata, t.t.

Shihab, Alwi. Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah

Page 100: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

330

Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.

Siswadi, Sugiarti. Rumah Sakit Bethesda dari Masa ke Masa . Yogyakarta: Bethesda, 1989.

Solichin. K.H. Ahmad Dahlan Tjita-Tjita dan Perjoangannya. Djakarta: Depot Pengadjaran Muhammadijah, 1962.

Steenbrink, Karel. Catholics in Indonesia, 1808-194: A Documented History. Leiden: KITLV Press, 2007.

-------. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad Ke-19. Jakarta: Bulan Bintang, 1984.

Suryanegara, Ahmad Mansur. Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia . Bandung: Mizan, 1996.

Sutiyono. Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis. Jakarta: Kompas, 2010.

Siti Khadijah Abd Manan, S Muhammad Sabki, and A Ismail. “Philanthropic Commitment Traits for Waqf in Higher Education.” Global Journal Al-Thaqafah 7, no. 1 (2017): 71–77.

Sudibyo Markus dkk. Masyarakat Islam yang Sebenar-Benarnya . Jakarta: Civil Islamic Institute, 2009.

Sudja. Cerita Tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan: Catatan Haji

Muhammad Sudja . Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018. Soedja’, Muhammad. Muhammadiyah dan Pendirinya. Yogyakarta:

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pustaka, 1989. Suharko. Muhammadiyah Sebagi Agen Welfare Society dalam “Era

Baru Gerakan Muhammadiyah.” Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2008.

Sumbulah, Umi. Islam dan Ahlul Kitab Perspektif Hadis Dilengkapi

Kajian Living Hadis. Malang: UIN-Maliki Press, 2011.

Page 101: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

331 Suryadilaga, M. Alfatih. “Model-Model Living Hadis.” dalam

Sahiron Syamsuddin (ed.), Metodologi Living Qur’an dan Hadis, 114. Yogyakarta: Teras, 2007.

Suyūṭi, Jalāluddīn Abdurrahmān bin Abu Bakar. Al-Dībāj ‘ala Ṣaḥīḥ Muslim Ibni Al-Ḥajāj. Al-Mamlakah al-Su’ūdiyyah: Dār Ibni Affān, 1996.

Syahlan, Ghazali. “Dasar Amal Usaha Muhammadiyah.” In Majalah Keluarga Sejahtera Muhammadiyah. Yogyakarta: PP Muhammadiyah Majlis PKU, 1982.

Syamsuddin, M. Din. Muhammadiyah Dan Tantangan Masa Depan dalam MUhammadiyah Digugat Reposisi di Tengah Indonesia yang Berubah. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2000.

---------. “Cita-cita Sosial Islam dalam Perspektif Ajaran dan Sejarah.” In Masyarakat Utama Konsepsi dan Strategi, edited by dkk Yunan Yusuf. Jakarta: Perkasa, 1995.

Tabligh, Pusat Pimpinan Muhammadijah Madjlis. Tuntunan Tabligh Ke 3. Jogjakarta: Pusat Pimpinan Muhammadijah Madjlis Tabligh, 1954.

Tamin, Imron Hadi. “Peran Filantropi dalam Pengentasan Kemiskinan di Dalam Komunitas Lokal.” Sosiologi Islam 1, no. 1 (2011).

Ṭabrāni, Sulaimān bin Aḥmad. Al-Mu’jam al-Awsaṭ li Ṭabrāni. Vol. 7. Kairo: Dār al-Ḥaramain, 1995.

Tobroni. The Spiritual Leaderhip: Pengefektifan Organisasi Noble Industry Melalui Prinsip-Prinsip Spiritual Etis. Malang: UMM Press, 2010.

Trisnantoro, Laksono. Memahami Penanggulanan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009.

Tuhuleley, Said. Muhammadiyah dan Pemihakan Sosial: Suatu Keniscayaan dalam Menggugat Modernitas Muhammadiyah: Refleksli Satu Abab Perjalanan Muhammadiyah. Jakarta: Best Media Utama, 2010.

Page 102: FILANTROPI DALAM GERAKAN MUHAMMADIYAHdigilib.uin-suka.ac.id/39843/1/17300016004_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdfYogyakarta, 30 Mei 2020 Saya yang menyatakan, Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum NIM:

332 Turner, Bryan S. Relasi Agama & Teori Sosial Kontemporer.

Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.

‘Ulfah, Rāid bin Ṣabarī bin Abu. Syurūḥ Sunan Ibni Mājah. Amān: Bait al-Afkār al-Dawliyyah, 2007.

Uyun, Qurratul. “Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf sebagai Konfigurasi Filantropi Islam.” ISLAMUNA: Jurnal Studi Islam 2, no. 2 (2015): 218–34.

Vlekke, M. The Story of The Dutch East Indies. Cambridge: Harvard University, 1945.

Weber, Max. Sosiologi Agama. Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.

Widyawati. Filantropi dan Kebijakan Negara Pasca Orde-Baru: Studi Tentang Undang-Undang Zakat dan Undang-Undang Wakaf. Bandung: Arsyad Press, 2011.

Woodward, Mark. Java Indonesia and Islam. New York, Department of Religious Studies Arizona State University, 2011.

Yunus, Hadi Sabari. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Zhou, Huiquan. “Corporate Philanthropy in Contemporary China: A Case of Rural Compulsory Education Promotion.” Voluntas 26, no. 4 (2015): 1143–63. https://doi.org/10.1007/s11266-015-9587-x.

Zarqāni, Muḥammad bin Abd al-Bāqi bin Yūsuf. Syarḥ Al-Zarqāni ‘Ala Al-Muwaṭṭā’ Al-Imām Mālik. Beirūt: Dār al-Kutub al-Imiyyah, 1411.

Zastrom, Charles. The Practice of Social Work. Pasific Grove: Brooks Cole Publishing Company, 1999.

Jauziyah, Ibnu Qayyim. Sawā’iq al-Mursalah. Vol. 3. Al-Jāmi’ah al-Islāmiyyah al-Madīnah al-Munawwarah: Al-Mamlakah al-Arabiyyah al-Su’ūdiyyah, 1410.

Zuhri, Muh. Telaah Matan Hadis Sebuah Tawaran Metodologi. Yogyakarta: LESFI, 2013.