fieldtrip pmda singosari devi dan nirmala edit modul 5

32
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS Di Dusun Krajan, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Disusun Oleh: KELAS H Devi Sri Warjani 115040101111091 Nirmala Kusuma Wardani 115040101111106 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: nirmalakusumawardani

Post on 20-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS

Di Dusun Krajan, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang

Disusun Oleh:

KELAS H

Devi Sri Warjani 115040101111091

Nirmala Kusuma Wardani 115040101111106

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

BAB I

PENDAHULUAN

Pemberdayaan merupakan upaya yang dilakukan dilingkungan masyarakat

dengan upaya membangun pembangunan yang bertumpu pada masyarakat itu

sendiri. Tujuan dilakukannya pemberdayaan masyarakat adalah untuk membuat

masyarakat menjadi berdaya agar dapat bertahan dan mengembangkan diri untuk

mencapai kemajuan yaitu mandiri dan sejahtera. Suatu usaha hanya berhasil

dinilai sebagai pemberdayaan masyarakat apabila kelompok komunitas atau

masyarakat tersebut terjun langsung dalam program pemberdayaan atau dikenal

juga sebagai subyek bukan sebagai penerima manfaat.

Desa Klampok merupakan desa yang berada di kecamatan Singosari

Kabupaten Malang. Pada beberapa dusun di desa ini, sebagian masyarakatnya

bekerja sebagai penjual jamu terutama golongan ibu – ibu bahkan remaja. Dalam

desa ini belum pernah mendapatkan suatu program kegiatan pemberdayaan,

sehingga mereka berusaha mencukupi kebutuhan sehari – harinya dengan

berusaha sesuai dengan pengetahuan mereka sendiri dan keterampilan yang telah

diajarkan oleh orang tua. Dengan demikian, sangatlah penting diadakannya suatu

program kegiatan pemberdayaan pada desa ini agar taraf hidup masyarakat sekitar

dapat meningkat menjadi lebih baik dan lebih sejahtera dari sebelum adanya

pemberdayaan.

Fieldtrip PMDA yang dilaksanakan di desa Klampok bertujuan untuk

mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat (dalam hal ini

responden bekerja sebagai penjual jamu), mengetahui bagaimana program –

program yang dijalankan pemerintah di desa tersebut apakah sudah berjalan

dengan baik atau sebaliknya belum menjangkau seluruh kalangan masyarakat

desa, selain itu membuat rancangan atau perencanaan program pemberdayaan

yang tepat dan sesuai untuk diterapkan kepada masyarakat di desa Klampok untuk

meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

1

Page 3: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Manurut Sutoro Eko (2002) pemberdayaan merupakan proses

mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar

menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan – kekuatan penekan

disegala bidang dan sektor kehidupan. Konsep pemberdayaan (masyarakat

desa) dapat dipahami bahwa pemberdayaan dimaknai dalam konteks

menempatkan posisi berdiri masyarakat bukanlah sebagai obyek penerima

manfaat melainkan melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau

partisipan yang bertindak) yang berbuat secara mandiri namun tidak lepas

dari tanggungjawab negara. (Cholisin, 2011)

2.2 TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Tujuan pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan

masyarakat terutama dari kemiskinan, keterbelakangan, kesenjangan, dan

ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator pemenuhan

kebutuhan dasar yang belum mencukupi/layak. Kebutuhan dasar itu,

mencakup pangan, pakaian, papan, kesehatan, pendidikan, dan transportasi.

Sedangkan keterbelakangan, misalnya produktivitas yang rendah,

sumberdaya manusia yang lemah, melemahnya pasar – pasar lokal/tradisional

karena dipergunakan untuk memasok kebutuhan perdagangan internasional.

Kemudian ketidakberdayaan adalah melemahnya kapital sosial yang

ada di masyarakat (gotong royong, kepedulian, musyawarah, dan swadayaan)

yang pada gilirannya dapat mendorong pergeseran perilaku masyarakat yang

semakin jauh dari semangat kemandirian, kebersamaan, dan kepedulian untuk

mengatasi persoalannya secara bersama. (Cholisin, 2011)

2.3 STRATEGI DAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Berdasarkan pendapat Sunyoto Usman (2004) ada beberapa strategi

yang dapat menjadi pertimbangan untuk dipilih dan kemudian

2

Page 4: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat. Dalam upaya memberdayakan

masyarakat dapat dilihat  dari tiga sisi, yaitu: pertama,  menciptakan suasana

atau iklim yang memungkinkan  potensi masyarakat berkembang (enabling).

Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki

potensi atau daya yang dapat dikembangkan. Kedua, memperkuat potensi

atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering), upaya yang amat pokok

adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke

dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, lapangan kerja, dan

pasar. Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam

proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah.

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan

dan penentuan kebijakan, atau dalam pengambilan keputusan. Model

pendekatan dari bawah mencoba melibatkan masyarakat dalam setiap tahap

pembangunan. Pendekatan yang dilakukan tidak berangkat dari luar

melainkan dari dalam. Seperangkat masalah dan kebutuhan dirumuskan

bersama, sejumlah nilai dan sistem dipahami bersama. Model bottom

memulai dengan situasi dan kondisi serta potensi lokal. Dengan kata lain

model kedua ini menampatkan manusia sebagai subyek. Pendekatan “bottom

up” lebih memungkinkan penggalian dana masyarakat untuk pembiayaan

pembangunan. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih merasa

“memiliki”, dan merasa turut bertanggung jawab terhadap keberhasilan

pembangunan, yang nota bene memang untuk kepentingan mereka sendiri.

Betapa pun pendekatan bottom-up memberikan kesan lebih manusiawi dan

memberikan harapan yang lebih baik, namun tidak lepas dari kekurangannya,

model ini membutuhkan waktu yang lama dan belum menemukan bentuknya

yang mapan. (Cholisin, 2011)

3

Page 5: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

2.4 PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI DALAM BIDANG

PERTANIAN

a) Jarak Waktu yang Lebar Antara Pengeluaran dan Penerimaan

Pendapatan dalam Pertanian

Banyak persoalan yang dihadapi oleh petani baik yang berhubungan

langsung dengan produksi dan pemasaran hasil-hasil pertaniannya maupun

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain merupakan usaha, bagi

si petani pertanian juga merupakan bagian dari hidupnya, bahkan suatu

cara hidup (way of live), sehingga tidak hanya aspek ekonomi saja tetapi

aspek-aspek sosial dan kebudayaan, aspek kepercayaan dan keagamaan

serta aspek-aspek tradisi semuanya memegang peranan penting dalam

tindakan-tindakan petani. Namun demikian dari segi ekonomi pertanian,

berhasil tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima oleh

petani untuk hasil produksinya merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani.

Perbedaan yang jelas antara persoalan-persoalan ekonomi pertanian

dan persoalan ekonomi di luar bidang ekonomi pertanian adalah jarak

waktu (gap) antara pengeluaran yang harus dilakukan para pengusaha

pertanian dengan penerimaan hasil penjualan. Jarak waktu ini sering pula

disebut gestation period, yang dalam bidang pertanian jauh lebih besar

daripada dalam bidang industri. Di dalam bidang industri, sekali produksi

telah berjalan maka penerimaan dari penjualan akan mengalir setiap hari

sebagaimana mengalirnya hasil produksi. Dalam bidang pertanian tidak

demikian kecuali bagi para nelayan penangkap ikan yang dapat menerima

hasil setiap hari sehabis ia menjual ikannya. Jadi ciri khas kehidupan

petani adalah perbedaan pola penerimaan pendapatan dan pengeluarannya.

Pendapatan petani hanya diterima setiap musim panen, sedangkan

pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang

dalam waktu yang sangat mendesak sebelum panen tiba.

b) Tekanan Penduduk dan Pertanian

Persoalan lain yang sifatnya lebih jelas lagi dalam ekonomi pertanian

adalah persoalan yang menyangkut hubungan antara pembangunan

4

Page 6: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

pertanian dan jumlah penduduk. Malthus dalam tahun 1888 menerbitkan

buku yang terkenal mengenai persoalan-persoalan penduduk dan masalah

pemenuhan kebutuhan manusia akan bahan makanan. Penduduk

bertambah lebih cepat daripada pertambahan produksi bahan makanan.

Persoalan penduduk di Indonesia tidak hanya dalam kepadatannya tetapi

juga pembagian antardaerah tidak seimbang. Komposisinya menunjukkan

suatu penduduk yang muda dengan pemusatan penduduk di kota-kota

besar. Tingkat pertambahan penduduk tinggi, karena angka kelahiran

tinggi, sedangkan angka kematian menurun. Menurunnya angka kematian

disebabkan oleh kemajuan kesehatan dan sanitasi.

Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya persoalan

penduduk dapat dilihat dari tanda-tanda berikut:

1. persediaan tanah pertanian yang makin kecil

2. produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun

3. bertambahnya pengangguran

4. memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah dan bertambahnya

hutang-hutang pertanian.

c) Pertanian Subsisten

Pertanian yang subsisten diartikan sebagai suatu sistem bertani dimana

tujuan utama dari si petani adalah untuk memenuhi keperluan hidupnya

beserta keluarganya. Dalam kenyataannya petani subsisten ini sangat

berbeda – beda dalam hal luas dan kesuburan tanah yang dimilikinya dan

dalam kondisi – kondisi sosial ekonomi lingkungan hidupnya. Petani

susbsisten juga berfikir dalam pengertian biaya dan penerimaan, tetapi

tidak dalam bentuk pengeluaran biaya tunai melainkan dalam kerja,

kesempatan beristirahat dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan upacara

adat dan lain-lain. (Anonymous, 2014)

5

Page 7: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

BAB III

METODOLOGI

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Wawancara kepada responden dilakukan di dusun Krajan, desa

Klampok, kecamatan Singosari, Malang. Waktu pelaksanaan fieldtrip adalah

pada tanggal 29 Desember 2013 dengan responden bernama ibu Sripah yang

saat ini berusia 110 tahun.

3.2 METODE WAWANCARA

Wawancara dilaksanakan secara langsung kepada responden yaitu ibu

Sripah yang bertempat tinggal di dusun Krajan, desa Klampok, RT 3 RW 1,

kecamatan Singosari, Malang. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan

data – data tentang kondisi sosial ekonomi dan mengetahui peran responden

dikalangan masyarakat (keikutsertaan dalam program pemberdayaan ataupun

tidak). Data – data sebagai bahan quisioner tersusun dalam bentuk form

pertanyaan yang telah disediakan oleh asisten praktikum mata kuliah PMDA.

3.3 LANGKAH KERJA (WAWANCARA)

6

Menentukan lokasi dan responden yang akan diwawancarai

Buat dalam laporan

Buat analisa atas informasi yang telah didapatkan

Catat informasi yang didapatkan dan dokumentasi

Lakukan wawancara dengan responden

Page 8: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 IDENTITAS RESPONDEN

Pada fieldtrip mata kuliah PMDA, responden yang diwawancarai

bernama ibu Sripah yang pada saat ini berumur 110 tahun. Ibu Sripah

merupakan salah satu penduduk di dusun Krajan, desa Klampok, kecamatan

Singosari, Malang yang bekerja sebagai penjual jamu. Ibu Sripah tinggal

bersama anak perempuannya bernama ibu Sujiati yang saat ini berumur 49

tahun, namun beliau masih belum menikah. Ibu Sripah bekerja sebagai

penjual jamu tradisional yang dalam pemasarannya dibantu oleh ibu Sujiati

untuk menjual jamu kepada orang yang memesan jamu tersebut. Pendidikan

terakhir dari ibu Sripah adalah sampai SD karena keterbasan biaya sehingga

ibu Sripah tidak dapat meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi.

4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN

Ibu Sripah merupakan seorang janda yang memiliki jumlah anggota

keluarga dua yaitu ibu Sripah dan anaknya (ibu Sujiati). Rumah yang saat ini

ditempati ibu Sripah merupakan rumah milik sendiri yang luasnya 12 x 8 m

dan luas pekarangan yang dimiliki adalah 2 x 3 m sedangkan untuk

kebutuhan air ibu Sripah menggunakan air swadaya yang ada di sungai

setempat. Barang berharga yang dimiliki beliau hanya sebuah anting

peninggalan dari suaminya.

Dalam kesehariannya, ibu Sripah hanya mengkonsumsi nasi dengan

lauk – pauk yaitu tahu, tempe dan sayur – sayuran. Beliau tidak suka

memakan daging dan ikan karena menurut beliau makanan tersebut kurang

baik bagi kesehatan selain itu harga yang cukup mahal sehingga beliau

kurang sanggup untuk membelinya.

Adapun pengeluaran untuk bahan konsumsi yang dikeluarkan oleh ibu

Sripah meliputi beras ½ kg/hari seharga Rp 4.000,-. Untuk lauk pauknya

beliau menggunakan tahu seharga Rp. 1.000,- dan tempe seharga Rp. 2.000,-.

7

Page 9: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

Kebutuhan minyak goreng ¼ kg/minggu seharga Rp. 2.800,-. Kebutuhan kopi

1 bungkus/minggu seharga Rp. 1.000,- sedangkan untuk kebutuhan gula ¼

kg/minggu seharga Rp. 2.800,-. Kebutuhan sayuran diperoleh dari hasil

pekarangan dan lahan pertanian milik tetangga. Untuk pengeluaran bukan

konsumsi meliputi biaya listrik sebesar Rp. 15.000/bulan dan air swadaya

sebesar Rp. 5.000/bulan.

Ibu Sripah maupun anaknya tidak memiliki usaha lain (pertanian

maupun peternakan) sehingga hanya mengandalkan hasil dari penjualan jamu

yaitu 1 botol jamu (1,5 liter) dijual seharga Rp. 15.000,-. Untuk modal usaha

ibu Sripah menggunakan modal sendiri tanpa keikutsertaan dalam KUD

maupun meminjam modal di Bank.

4.3 KEIKUTSERTAAN DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Selama ini ibu Sripah tidak pernah mendapatkan dan ikut serta dalam

program pemberdayaan yang ada di desanya. Bahkan sosialisasi dari

pemerintah tentang peningkatan potensi SDA dan SDM di desa Klampok,

apalagi saat wawancara beliau mengatakan enggan untuk mengikuti kegiatan

sosialisasi dan kelembagaan yang ada di desanya.

Pembuatan jamu yang dilakukan beliau masih menggunakan sistem

tradisional, serta bahan baku didapatkan dari tanaman yang ada di pekarangan

beliau. Sistem penjualan jamu dilakukan dengan mendatangi orang yang

memesan jamu tersebut, biasanya yang sering menjadi pelanggan jamu beliau

hanya orang terdekat beliau.

8

Page 10: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

4.4 PERUMUSAN IDE

4.5 LATAR BELAKANG PEMBERDAYAAN

Pemerintah di negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia

telah mencanangkan berbagai macam program pembangunan pedesaan.

Program-program pembangunan tersebut antara lain terkemas dalam apa yang

disebut dengan istilah: (1) pembangunan pertanian (agricultural

development); (2) industrialisasi pedesaan (rural industrialization); (3)

pembangunan masyarakat desa terpadu (integrated rural development), serta

strategi pusat pertumbuhan (growth centre strategy).

9

Ketidakberdayaan penjual jamu di desa Klampok kecamatan Singosari :- Pendapatan belum maksimal- Nilai tawar rendah

Faktor intern :Ketersediaan dana

Keberdayaan penjual jamu :- Kemandirian- Peningkatan

Pendapatan- Peningkatan kualitas

hidup- PartisipasiProgram pemberdayaan:

- Program kemitraan modal usaha

- Program pengembangan skill dan kreativitas melalui pembuatan produk inovasi (jelly) bahan baku jamu

- Program sosialisasi alur pemasaran

Pengembangan kapasitas penjual jamu :1. Teknik pembuatan inovasi produk2. Cara memperoleh dukungan

permodalan3. Pengawasan kegiatan pembuatan

inovasi produk agar terjamin kehigienisan & keamanan produk bagi kesehatan

Pengembangan kapasitas kelembagaan :- Menjalin hubungan kerjasama antar

kelembagaan didalam komunitas- Membangun jejaring antar

kelembagaan antar komunitas.- Mempertautkan kelembagaan dengan

lembaga layanan publik melalui usahausaha kreatif, inovatif dan selalu mencari terobosan-terobosan baru dalam mengembangkan usaha inovasi produk

Faktor ekstern :1. Kelembagaan2. Informasi pasar

Page 11: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

Berbagai program pembangunan yang diarahkan untuk membantu

masyarakat pedesaan telah banyak dilaksanakan, namun sampai saat ini

program – program tersebut belum bisa mencakup semua kalangan

masyarakat pedesaan. Pada umumnya, program – program pembangunan

seperti subsidi atau bantuan dana justru dinikmati kalangan pemilik modal

atau sebagian kecil elit desa yang memiliki jabatan lebih tinggi di pedesaan.

Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki jabatan di desanya atau

masyarakat yang kurang mampu tidak bisa menikmati subsidi yang

semestinya mereka terima.

Pada lokasi fieldtrip PMDA yaitu di desa Klampok, kecamatan

Singosari berdasarkan informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara

dengan salah satu narasumber, dapat dianalisis bahwa terdapat beberapa

kendala yang menyebabkan ketidakberdayaan penjual jamu yang terdapat di desa

tersebut. Kendala tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal

yang ditujukan dengan ketersediaan dana dimana untuk permodalan usahanya

menggunakan modal sendiri karena sedikitnya lembaga permodalan atau lembaga

keuangan yang lainnya di desa tersebut. Untuk faktor eksternalnya adalah masalah

kelembagaan di daerah tersebut yang pasif selain itu tidak informasi pasar yang

kurang terjangkau oleh semua masyarakat di desa Klampok tersebut. Hal ini

tentunya memberikan dampak terhadap pendapatan yang diperoleh belum maksimal

untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari (terutama bagi penjual jamu skala kecil)

karena para penjual jamu ini kurang menguasai informasi pasar sehingga nilai tawar

produk mereka rendah.

10

Page 12: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

11

Program Kreativitas Perempuan (PKP)

Sebagai Pengembangan Skill yang dimiliki Ibu-

Ibu PKK di Desa Klampok, Kecamatan

Singosari,Malang

Kurangnya informasi pasar sehingga penjual jamu tidak dapat mengimbangi harga saing dipasaran terutama harga saing dari penjual

jamu modern.

Berbagai program pembangunan yang diarahkan untuk membantu masyarakat pedesaan telah banyak dilaksanakan, namun sampai saat ini

program – program tersebut belum bisa mencakup semua kalangan masyarakat pedesaan.

Banyak negara berkembang mencanangkan program pembangunan pedesaan agar taraf hidup masyarakatnya dapat lebih baik dan lebih sejahtera, namun pada kenyataannya kebanyakan program yang dijalankan tersebut hanya menguntungkan salah satu pihak yaitu pihak yang

berkuasa.

Page 13: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

4.6 PERUMUSAN TUJUAN

4.6.1 Masalah – masalah dari fenomena marginalisasi yang terjadi di daerah

tersebut ialah:

1) Masyarakat terutama yang berprofesi sebagai penjual jamu kurang

memperoleh informasi mengenai peningkatan SDA dan SDM

sehingga berdampak pada tingkat pendapatan yang rendah

2) Lemahnya daya saing penjual jamu tradisional karena tidak bisa

meningkatkan daya tawar produk mereka selain itu kurangnya

promosi yang dilakukan karena masih menggunakan sistem yang

sangat tradional

4.6.2 Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan tujuan dari program ini

adalah:

1) Pemberian informasi mengenai peningkatan SDA dan SDM maka

masyarakat terutama yang berprofesi sebagai penjual jamu dapat

meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.

2) Meningkatkan daya tawar produk melalui pengembangan produk

jamu yang dipasarkan dengan mengolahnya menjadi suatu produk

inovasi untuk memberikan nilai tambah produk jamu tersebut.

12

Page 14: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

4.7 KELUARAN

1) Masyarakat terutama yang berprofesi sebagai penjual jamu tidak hanya

menjadi orang yang pasif tetapi menjadi orang yang aktif karena

termotivasi untuk mengembangkan kreativitas dan skill yang dimiliki

demi meningkatkan pendapatannya dan mencapai kesejahteraan hidup.

2) Pengolahan produk jamu menjadi suatu produk inovasi dapat memberi

nilai tambah untuk produk tersebut selain itu dapat menarik selera

konsumen karena produk jamu yang dijual dipasarkan dalam bentuk lain.

4.8 PERUMUSAN METODE PELAKSANAAN

No Tujuan Aktifitas-aktifitas Bahan yang diperlukan1 Membantu masyarakat

untuk meningkatkan

potensi SDA dan SDM

dengan mengembangkan

kreativitas dan skill yang

dimiliki

1. Mengadakan sosialisasi melalui forum diskusi

2. Mendirikan sekolah lapang3. Melakukan pembinaan dan

pelatihan tentang pengolahan inovasi produk sebagai program kreativitas kepada para penjual jamu di desa Klampok

1. Ruang pertemuan2. Alat tulis dan papan tulis3. Alat dan bahan baku

pembuatan produk inovasi

2 Meningkatkan daya

tawar penjual jamu

dengan memberikan

pelatihan mengenai

pengembangan produk

jamu tradisional melalui

pengolahan inovasi

produk jamu.

1. Mengadakan penyuluhan dan pelatihan tentang cara meningkatkan promosi produk untuk meningkatkan daya tawar

2. Mengadakan pendampingan pada masyarakat binaan

3. Melakukan kontrol produk inovasi untuk menjamin kehigienisan dan tingkat kesehatan produk yang dihasilkan

1. Ruang pertemuan2. Alat tulis dan papan tulis3. Transportasi untuk

melakukan pemasaran produk inovasi

4.9 PERKIRAAN PEMBIAYAAN

Justifikasi Anggaran Pemberdayaan

A. HonorariumJumlah

Pelaksana

Jumlah Jam/Minggu

Jumlah Minggu

Honor/jam Total Nilai

1. Fasilitator Utama

2 12 20 20.000 9.600.000

13

Page 15: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

2. Fasilitator Pendamping

2 12 20 15.000 7.200.000

Total 16.800.000

14

B. Bahan Satuan UnitBiaya Satuan

(Rp)Nilai (Rp)

Tinta printer Unit 1 35.000 35.000Spidol boardmaker dan maker

Set 2 100.000 200.000

Meja dada Buah 10 10.000 100.000Dokumentasi foto Lembar 100 3.000 300.000Kertas A3 Lembar 50 5.000 250.000Sewa komputer unit/

bulan1 500.000 500.000

Sewa printer unit/bulan

1 150.000 150.000

Bahan inovasi produk (jelly tanaman obat):- Jahe- Kunyit- Asem- Gula pasir- Jeruk- Es batu- Keragenan- Kemasan/cup- Sendok- Label- Pewarna makanan

Alat inovasi produk (jelly tanaman obat):- Kompor- Panci- Blender- Loyang- Gelas ukur- Saringan- Irus- Sendok makan- Pisau- Toples- Galon

OnsOnsBuahKgKgBuahOnsBuahBuahLembarBotol

160 ons160 ons120 buah24 kg6 kg96 buah30 ons12.00012.00012004 botol

242402344312

2000200050011.0008000200011.000170502.4002.000

300.00030.000160.0007.00012.0002.0004.0001.0002.0005.00050.000

320.000320.00060.000264.00048.000192.000330.0002.040.000600.0002.880.0008.000

600.000144.000320.000280.00024.0006.00016.0004.0006.00015.000100.000

White board Unit 2 50.000 100.000Total 10.212.000

Page 16: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

Transportasi ke lokasi penelitian ( Kota/Tempat Tujuan )

C. Transportasi Satuan VolumeBiaya Satuan

(Rp)Nilai (Rp)

6 kali kunjungan, 4 orang

PP 10 50.000 500.000

Akomodasi (4 orang, 6 kali)

Paket 10 30.000 300.000

Total 800.000

D. Biaya Penggalian Data Satuan Unit Biaya satuan Nilai

1 Cetak kuisioner Lembar 25 200 5.000

2. Fotocopy kuisioner Lembar 1250 150 187.500

Total 192.500

E. Laporan Satuan Unit Biaya

satuan

Nilai

1 Biaya Analisis

Data

Paket 1 500.000 500.000

2. Laporan

pendahuluan

Eksemplar 6 100.000 600.000

3. Laporan Akhir Eksemplar 6 150.000 900.000

4. Softcopy Laporan CD 6 5.000 30.000

5. Laporan Keuangan

Bulanan

Eksemplar 6 75.000 450.000

Total 1.670.000

Rekapitulasi Anggaran PemberdayaanRekapitulasi Nilai

A. Honorarium 16.800.000B. Bahan 10.212.000C. Pengadaan alat dan transportasi 800.000D. Biaya penggalian data 192.500E. Koordinasi dan laporan 1.670.000Total 29.674.500

4.10 JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Februari Maret April Mei Juni

15

Page 17: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Ijin dan pengumpulan data sekunderObservasi lapang-pemetaan kawasan

Intervew pengumpulan data primer dan Analisis data

Sosialisasi

Penyusunan model

kelembagaan

Persiapan pembuatan

produk inovasi

Pembuatan produk

inovasi dan Pemasaran

Evaluasi

Penyusunan Pelaporan

4.11 PENUTUP

Berharap Program Kreativitas Perempuan (PKP) dapat berjalan dengan

baik dan diterima oleh masyarakat desa Klampok. Dengan pelaksanaan

“Program Kreativitas Perempuan (PKP) Sebagai Pengembangan Skill yang

Dimiliki PKK di Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Malang” bertujuan

untuk meningkatkan kualitas SDM dan peningkatan pendapatan dari setiap

indvidu. Kegiatan program pemberdayaan yang ditawarkan untuk ibu-ibu di

desa Klampok ialah pengolahan jamu menjadi jelly sebagai produk inovasi dari

16

Page 18: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

jamu (terutama berasal dari jamu cair) untuk meningkatkan kreativitas inovasi

produk dari jamu, meningkatkan nilai jual dan daya tarik selera konsumen dari

jamu tradsional agar mampu bersaing dengan jamu modern yang ada saat ini.

17

Page 19: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

BAB V

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Pendapatan dan sosial di desa klampok kurang merata akibat akses

informasi kepada warga kurang mencangkup seluruh masyarakat. Ditambah

lagi sikap dari masyarakat yang kolod atau tidak terbuka oleh modernisasi.

Contohnya pada responden yang kami wawancarai yaitu ibu Sripah yang

enggan untuk memperoleh informasi baru, ini dipicu akibat pendapatan ibu

sripah yang dibawah rata-rata. Hasil penjualan jamunya tidak mencukupi

kebutuhan sehari-hari, sehingga solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu

dengan mengembangkan kreativitas ibu-ibu melalui Program Kreativitas

Perempuan (PKP) untuk meningkatkan kualitas SDM dan peningkatan

pendapatan dari setiap indvidu.

1.2 SARAN

Diharapkan bagi ibu-ibu di desa Klampok dapat bergabung dengan

anggota PKK yang nantinya dapat mengikuti “Program Kreativitas

Perempuan (PKP) Sebagai Pengembangan Skill” sehingga tidak hanya

menjadi warga yang pasif melainkan menjadi warga yang aktif dalam suatu

kegiatan di desanya. Dengan mengikuti program ini ibu-ibu dapat memiliki

wawasan yang lebih sehingga pola pikir mereka akan lebih maju. Sedangkan

untuk pemerintah diharapkan dapat turut serta membantu pelaksanaan

program ini agar dapat berjalan dengan lancar.

18

Page 20: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2014. Permasalahan dan Kebijakan di Bidang Pertanian. (Online)

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4415/Permasalahan%20dan

%20Kebijakan%20di%20Bidang%20Pertanian.doc. Diakses pada tanggal

10 Januari 2014

Cholisin, 2011. Pemberdayaan Masyarakat. (Online). http://staff.uny.ac.id/sites/

default/files/ tmp/PEMBERDAYAAN %20MASYARAKAT.pdf. Diakses

pada tanggal 10 Januari 2014

19

Page 21: Fieldtrip Pmda Singosari Devi Dan Nirmala Edit Modul 5

LAMPIRAN

20

Gambar 1. Dokumentasi Nirmala dengan ibu Sripah

Gambar 2. Dokumentasi Devi dengan ibu Sripah