fieldstudy kb-kia pkm beji 2014

4
PEMBAHASAN No Variabel Target Cakupan Masalah I Keluaran 1. Cakupan K 1 2. Cakupan K 4 3. Cakupan Fe 1 4. Cakupan Fe 3 5. Cakupan TT 1 6. Cakupan TT 2 7. Cakupan KF1 8. Cakupan KF2 9. Cakupan KF3 10. Cakupan KN1 11. Cakupan KN2 95% 95% 95% 95% 95% 90% 90% 90% 90% 90% 80% 98,86 % 96,07% 98,86% 96,07% 98,86% 96,07% 87,44% 87,44% 85% 96.18% 91.06% (+) 2,56 (+) 2,56 (+) 5 Keterangan : (+) = bermasalah Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPT Puskesmas Beji Dibandingkan dengan Tolok Ukur yang Telah Ditetapkan (Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran) Kematian Bulan Jumlah (orang) Maternal Oktober 1 Perinatal Juli 1 tabel 2. Kematian maternal dan perinatal

Upload: nur-aulia-intan

Post on 07-Nov-2015

255 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

fieldstudy tugas

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN

NoVariabelTargetCakupanMasalah

I

Keluaran

1. Cakupan K12. Cakupan K43. Cakupan Fe14. Cakupan Fe35. Cakupan TT16. Cakupan TT27. Cakupan KF1

8. Cakupan KF2

9. Cakupan KF3

10. Cakupan KN1

11. Cakupan KN2

95% 95% 95% 95% 95% 90% 90%

90%

90%

90%

80%98,86 % 96,07% 98,86% 96,07% 98,86% 96,07%

87,44%

87,44%

85%

96.18%

91.06% (+) 2,56

(+) 2,56

(+) 5

Keterangan : (+) = bermasalah

Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPT Puskesmas Beji Dibandingkan dengan Tolok Ukur yang Telah Ditetapkan (Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran)Kematian BulanJumlah (orang)

Maternal Oktober1

Perinatal Juli1

tabel 2. Kematian maternal dan perinatalPERUMUSAN MASALAH

masalah keluaran : Cakupan KF1 sebesar 87,44%, dari target 90%.

Cakupan KF2sebesar 87.44%, dari target 90%.

Cakupan KF3 T2 sebesar 85% dari target 90%. terdapat kematian 1 (satu) ibu dan 1 (satu) anak pada tahun 2014maka dari itu masalah dan Solusi dari program di UPT Puskesmas Beji dapat dijabarkan sebagai beriukut:A) Program KIA di UPT Puskesma Beji

1. Pelayanan kesehatan ibu nifas masalah : tabel 1.menunjakan masalah pada kunjungan nifas 1 sampai 3. terutama paling rendah adalah pada kunjungan nifas ke-3 (KF3). Pada minggu ke-6 setelah partus, ibu harus datang ke puskesmas untuk mendapatkan konseling KB, namun pada tahap ini ibu sudah merasakan jenuh sehingga mengabaikannya dan berisiko untuk mengalami kehamilan cepatsolusi : Penanggung jawab pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap program seharusnya tidak memegang beberapa tanggungjawab lain. tenaga kesehatan (nakes) puskesmas melakukan kunjungan kerumah untuk memberikan konseling serta memberdayakan kader agar persuasif terhadaap ibu sehingga mau untuk kujungan kembali Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi selama pasca persalinan Memberikan penghargaan dan ganjaran bagi bidan dan kader yang aktif sehingga mendorong minat dan semangat mereka dan para petugas kesehatan yang lain juga untuk memberikan komitmen penuh terhadap tanggungjawab yang dipikul2. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatusoleh tenaga kesehatan maupun masyarakatmasalah : terdapat kematian ibu dan anak di tahun 2014solusi : tenaga kesehatan harus lebih memeriksa secara teliti agar tidak kecolongan dalam mendeteksi adanya kelainan para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi selama dan pasca kemamilan, maka dari digencarkan kembali penyuluhan terhadap penting ANC3. Pelayanan neonatus dengan komplikasi (dari penjabaran bidan Beji pada saat presentasi)masalah : masih didapatkan neonatus dengan komplikasi yaitu anechepali solusi : lebih menggalakan upaya promotif dan preventif yaitu dengan memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnnya Ante Natal Care (ANC) dengan memberdayakan kader untuk mengawasi jumlah ANC sehingga komplikasi dapat terdeteksi dini

B) Puskesmas merupakan primary health care yang terdiri empat pilar yaitu :

1. Reformasi pembiayaan kesehatan, pembiayaan pemerintah lebih diarahkan pada upaya kesehatan masyarakat (public goods) dan pelayanan kesehatan bagi orang miskin,

2. Reformasi kebijakan kesehatan, kebijakan kesehatan harus berbasis fakta (evidence based public health policy),

3. Reformasi kepemimpinan kesehatan (kepemimpinan kesehatan harus bersifat inklusif, partisipatif, dan mampu menggerakkan lintas sektor melalui kompetensi advokasi) dan

4. Reformasi pelayanan kesehatan (pelayanan kesehatan dasar harus mengembangkan sistem yang kokoh dalam konteks puskesmas dengan jejaringnya serta dengan suprasistemnya (Dinkes Kab/kota, dan RS Kab/Kota)

Untuk mendukung 4 pilar tersebut salah satunya adalah adanya sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) yg kemudian terciptalah sistem informasi puskesmas(Simpus) yg bertujuan untuk mengoptilkan SP2TP. Masalah : SDM yang kurang memiliki skill dalam pengeoperasian baik komputer maupun internet

pada poli umum masih dilakukan pencataan manual sehingga belum diterapkan secara optimal Solusi : pengadaan pelatihan rutin tentang simpus

alat perangkat keras disebar disetiap unit puskesmas