fertil bismi

35
ANTI FERTILITAS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanganan masalah jumlah penduduk yang makin bertambah sangatlah penting, salah satunya dengan mencegah kehamilan. Fertilitas adalah suatu keadaan dimana organ- organ reproduksi berfungsi baik dan terjadinya masa kesuburan. Sedangkan antifertilitas adalah suatu obat atau bahan yang dapat menurunkan kesuburan pada alat reproduksi. Pengobatan fertilitas dan berbagai penyakit lainnya yang berhubungan dengan alat reproduksi dapat dilakukan dengan cara seperti menunda perkawinan, system berkala, mengalami sterilisasi wanita atau pria, menggunakan kondom, menjalani abortus, menggunakan obat spermisida / pil vagina, maupun obat – obat kontrasepsi oral sampai memanfaatkan obat tradisional seperti jamu atau tumbuh – tumbuhan tertentu mengikuti program Rini Andriani Iva Mukrima, S.Farm 150 2013 0032

Upload: rinii-andrianii

Post on 16-Sep-2015

251 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

farmakologi toksikologi

TRANSCRIPT

ANTI FERTILITAS

ANTI FERTILITAS

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPenanganan masalah jumlah penduduk yang makin bertambah sangatlah penting, salah satunya denganmencegahkehamilan.Fertilitas adalah suatu keadaan dimana organ-organ reproduksi berfungsi baik dan terjadinya masa kesuburan. Sedangkan antifertilitas adalah suatu obat atau bahan yang dapat menurunkan kesuburan pada alat reproduksi.Pengobatan fertilitas dan berbagai penyakit lainnya yang berhubungan dengan alat reproduksi dapat dilakukan dengan cara seperti menunda perkawinan, system berkala, mengalami sterilisasi wanita atau pria, menggunakan kondom, menjalani abortus, menggunakan obat spermisida / pil vagina, maupun obat obat kontrasepsi oral sampai memanfaatkan obat tradisional seperti jamu atau tumbuh tumbuhan tertentu mengikuti program pemerintah yaitu Keluarga Berencana untuk pengendalian hormon hormon reproduksi.Dalam percobaan ini akan dibandingkan efek obat antifertilitas dari obat yang berbeda. Obat antifertilitas adalah obat yang dapat mengurangi kesuburan, obat demikian ini disebut juga sebagai obat kontrasepsi, berdasarkan pemikiran bahwa pencegahan kehamilan dilakukan dengan usaha mencegah terjadi pertemuan antara sel telur dan sperma. Pengendalian kesuburan pada dasarnya dilakukan untuk pencegahan kehamilan.Pengujian efek farmakologi dari obat kontrasepsi yang beredar di pasaran perlu dilakukan untuk mengetahui keefektivan dari obat tersebut. Selain itu, sebagai seorang farmasis kita harus mengetahui obat kontrasepsi yang ideal dan tidak memiliki efek samping yang merugikan bagi pengguna obat tersebut.B. Maksud percobaanMaksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami efek obat antifertilitas dengan menggunakan obat microdiol dan planotab pada kontrasepsi hewan coba mencit betina. (Mus musculus).C. Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui obat mikrodiol dan planotab sebagai kontrasepsi oral terhadap hewan coba mencit betina (Mus musculus).D. Prinsip PercobaanPenentuan efektivitas obat mikrodiol dan planotab, pada mencit betina (Mus musculus) berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan janin setelah pemberian obat antifertilitas selama 7 hari.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumFertilsasi (pembuahan), penyatuan gamet pria dan wanita, dalam keadaan normal terjadi diampula, sepertiga atas tuba uterina , karena itu baik ovum maupun sperma harus diangkut dari tempat produksi mereka di gonad ke ampula (Sherwood, 2011).Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder untuk membentuk sel diploid-zigot yang mengandung kromosom maternal dan paternal (Sloane, 2003).Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan kehamilan, bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat, secara mekanis, menggunakan obat atau alat, atau dengan operasi (Mansjoer, 2009).Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah kehamilan, antara lain penggunaan obat per oral, suntikan, atau intravaginal; penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR); operasi (tubektomi, vasektomi); atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Dari sekian banyak cara tersebut, penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan AKDR, merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah lama dikenal dan efektifitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi (Ganiswarna, 2012).Mekanisme kerja kontrasepsi ini tidak diketahui dengan lengkap. Kemungkinan dengan kombinasi estrogen dan progestin yang diberukan kira-kira selama periode 3 minggu menghambat ovulasi. Penebalan mukus serviks mencegah masuknya sperma (Harvey, 2014).Penggolongan Obat dan Mekanisme kerjanya (Mansjour,2009) :1. Kontrasepsi Alamiah a) Pantang berkala : prinsip sistem ini ialah tidak melakukan sanggama pada masa subur. Ovulasi terjadi 142 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahi dalam 24 jam setelah ovulasi. Yang disebut masa subur atau fase ovulasi terjadi mulai 48 jam sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi, karena itu jika konsepsi ingin dicegah, sanggama harus dihndarkan sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam setelah ovulasi terjadi.b) Metode Lendir Serviks : dalam metode ini dilakukan penilaian lendir serviks. Sifat cairan vagina bervariasi selama siklus haid. Lendir vagina diperiksa dengan cara dimasukkan jari tangan klien sendiri ke dalam vagina dan mencatat bagaimana lendir itu dirasakan tiap hari.c) Metode Suhu Tubuh Basal : hormon progesteron yang disekresi korpus iuteum setelah ovulasi bersifat termogenik atau memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05 sampai 0,2C (0,4C sampai 1F) dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai haid berikutnya. Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan ternal dan ini merupakan dasar dari metode suhu tubuh basal (STB).2. Kontrasepsi Barier a) Kondom : kondom digunakan pada penis yang ereksi sebelum penis masuk ke vagina, jika kondom tak ada penampung diujungnya, sisakan 1-2 cm diujung kondom untuk menampung ejakulat. Lepaskan kondom sebelum selesai ereksi, pegang kondom pada pangkalnya dengan jari untuk mencegah sperma tumpah atau merembers. b) Diafragma : diafragma harus tetap tinggal didalam vagina selama 6 jam setelah melakukan hubungan seksual. untuk menggunakan diafragma perlu diperiksa dahulu ukuran diafragma yang sesuai.3. Alat Kontrasepsi dalam Rahim ( AKDR ), Intra Uterine Device (IUD) Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti. Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang endometrium dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. AKDR yang mengandung tembaga (Cu) juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfasate alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi dan menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma.4. Kontrasepsi Hormonal Estrogen sebagai kontrasepsi bekerja dengan jalan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium, menghambat perjalanan ovum atau implantasi. Sedangkan progesteron bekerja dengan cara membuat lendir serviks lebih kental hingga penetrasi dan transportasi sperma menjadi sulit , menghambat kapasitas sperma, perjalanan ovum dalam tuba, implantasi dan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.5. Metode Sterilisasi, merupakan metode kontrasepsi dengan cara memotong saluran tuba fallopi pada perempuan dan memotong saluran basdefferens pada laki-laki.a) Vasektomi, sebagai kontrasepsi dengan cara memotong saluran tubafallopi pada perempuan, dan vasdefferens pada laki-laki.b) Tubektomi, sebagai kontrasepsi bekerja dengan cara mengikat tuba fallopi.B. Uraian Obat1. Planotab (ISO, 2012)Nama resmi:EstradiolBentuk sediaan:TabletNama paten:PlanotabKomposisi:Mengandung 21 tablet Levonorgastrel 0,15mg dan Etinilestradiol 0,03 mgKegunaan:Sebagai antifertilitasKemasan :Tiap dus berisi 2 blister @ 28 tablet salut gulaFarmakodinamik:Mekanisme kerjanya yaitu memacu sintesis mRNA dan beberapa protein spesifik lain sehingga terjadi stimulasi DNA, menurunkan produksi androgen, efek sitotoksik pada sel tumor akibat penempatan reseptor hormon.Farmakokinetik: Resorbsinya dari usus cepat dan lengkap, tetapi karena FPE-nya tinggi maka BA-nya hanya 40 %. PP-nya ca 98 %, plasma t1/2 nya 6-20 jam. Mengalami siklus enterohepatis. Ekskresinya melalui tinja 60% dan kemih secara utuh dan sebagai metabolit (Tjay dkk, 2010).Kontarindikasi:Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau rasa gatal- gatal yang terus menerus selama kehamilan sebelumnya, sindrom Dubin-Johnson, sindroma rotor, pernah atau sedang mengalami proses tromboembolik diarteri- arteri atau vena- vena dan keadaan- keadaan dimana ada kecenderungan kearah penyakit- penyakit tersebut.Dosis: Pada defisiensi oral 10-30 mcg selama 2 minggu per siklus haid, prevensi osteoporosis 15 mcg sehari p.c. secara siklis, selalu bersama progestagen. Sebagai morning- after- pill 1 dd 1 mg p.c. selama 5 hari, dimulai dalam 12 jam (maksimum 72 jam ) setelah senggama, tetapi MAP yang paling efektif adalah pil KB 2 x 2 dengan jarak waktu 12 jam (Tjay dkk, 2010).Efek samping:Efek sampingnya berupa sakit kepala, gangguan lambung , rasa mual, rasa kencang pada payudara, perubahan berat badan dan libido, atau adanya rasa tertekan.Penyimpanan: Simpanlah semua obat dengan baik dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.2. MikrodiolEtinil Estradiol (Ditjen POM, 1995)Golongan:Kontrasepsi oralIndikasi:Kontrasepsi,monopause,osteoporosis, senilis atau atrofi, karsinoma prostat, vaginitis dan mammaeKontraIndikasi:Penderita denga kelainan kardiovaskuler seperti tromboemboli, tromboflebitis, hipertensi berat, apoleksia serebri, gangguan hati, anemia hemolitik kronik, perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya (Tjay dkk, 2010).Efek Samping:Mual, muntah, pusing, anoreksia, sakit kepala, edema, kulit kemerahan, nyeri payudara. rasa logam dimulut, hipoglikemia (Tjay dkk, 2010).Dosis: Terapi pengganti : 10-20 mcg/hariFarmakokinetik:Reabsorbsinya dari usus cepat dan lengkap, tetapi karena FPE-nya tinggi maka BA-nya hanya 40%. PP-nya ca 98% plasma-t-nya 6-20 jam Memacu sintesis mRNA dan beberapa protein spesifik lain sehingga terjadi perangsangan sintesis DNA atau dengan menghambat pelepasan hormon FSH, RH, LH dari hipotalamus dan hipofise, serta efek sitotoksik sel tumor akibat penempatan reseptor hormon. Mengalami siklus enterohepatis. Ekskresinya melalui tinja (60%) dan kemih secara utuh dan sebagai metabolit (Tjay dkk, 2010)Kontarindikasi:Hamil, gangguan fungsi ginjal berat, jaundis atau gatal hebat selama kehamilan, tumor hati. Riwayat atau adanya proses treombosit pada arteri atau vena dan keadaan yang merupakan predisposisi penyebab tersebut, anaeumia sel sabit;kanker payudara atau endometrium yang telah ada/yang telah diterapi. Diabetes berat dengan perubahan vascular, gangguan metabolism lemak, riwayat herpes pada kehamilan.Dosis: 1 tab/hari sebelum tidur, mulai pada hari-1 haid dan seterusnya mengikuti nomor dan panah pada blister.Penyimpanan: Simpanlah semua obat dengan baik dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.C. Uraian Hewan Coba a. Klasifikasi (Malole,1989)Mencit (Mus musculus) Kingdom:AnimaliaPhylum:ChordataSub phylum:VertebrataClass:MamaliaOrdo:Rodentia Family:MuridaeGenus:MusSpecies:Mus musculusb. Karakteristik Hewan Coba (Malole, 1989):Berat badan dewasa - jantan: 20-40 g - betina: 25-40 gMulai dikawinkan - jantan:50 hari - betina:50-60 hariSiklus birahi :4-5 hariProduksi anak:8/bulanLama kehamilan:19-21 hariJumlah pernapasan:94-163/menitTidal volume:0,09-0,23Detak jantung:325-780/menitVolume darah:76-80 mg/kgTekanan darah:113-147/81-106 mmHgGlukosa dalam darah:62-175 mg/dLCholesterol:26-82 mg/dLKalsium dalam serum:3,2-9,2 mg/ILPhosfat dalam serum:2,3-9,2 mg/ILHemoglobin:10,2-16,6 mg/dLMasa pubertas:35 hariMasa beranak:Sepanjang tahunJumlah sekali lahir:4-12 ekorLama hidup:2-3 tahunMasa tumbuh:6 bulanMasa menyusui :21 hariFrekuensi kelahiran :4 tiap tahunSuhu tubuh:37,90 C 39,20 CKecepatan respirasi: 136-216 per menitTekanan darah: 146-106 mmHgVolume darah : 7,3% BB

BAB IIIMETODE KERJAA. Alat Yang digunakanAdapun alat-alat yang digunakan antara lain, Gelas kimia 1 L, Gunting bedah, Jarum pentul, Kanula, Lap kasar, Labu ukur 5 ml, Sterofoam, Pinset, Pisau bedah, Sendok tanduk, Spoit 1 ml dan Timbangan.B. Bahan Yang digunakanAdapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Air suling, Kapas, Kertas timbang, Kloroform, Label, Mikrodiol ,Na CMC, Planotab dan Tissue.C. Hewan cobaHewan coba yang digunakan pada percobaan ini adalah hewan coba Mencit (Mus musculus) sebanyak 10 ekor.D. Cara Kerjaa) Pemilihan dan Pemeliharaan Hewan Coba1. Dipilih hewan coba yang sehat (tidak catat dan sakit)2. Ditimbang hewan coba yang akan digunakan3. Dihitung dosis dan volume pemberian4. Dilakukan praperlakuan selama 7 hari dengan memberikan obat kontrasepsi.

b) Penyiapan Bahan1. Pembuatan Na-CMCa. Disiapkan Alat dan bahanb. Ditimbang Na-CMC sebanyak 1 gramc. Dilarutkan Na-CMC dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga jernih dan tambahkan lagi dengan air d. Disimpan Na-CMC tersebut pada wadah dan siap untuk digunakan.2. Suspensi Planotab a. Disiapkan alat dan bahanb. Ditimbang Planotab sebanyak 3,552 mgc. Dilarutkan dengan Na-CMC d. Dimasukkan dalam labu ukur 5 mle. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas.f. Dihomogenkan3. Suspensi Mikrodiola. Ditimbang Mikrodiol sebanyak 4,056 mgb. Dilarutkan dengan Na-CMC c. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mld. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas.e. Dihomogenkan

c) Perlakuan Hewan Uji1. Disediakan 5 ekor mencit jantan dan 5 ekor mencit betina.2. Dibagi 5 ekor mencit betina ( 2 obat planotab, 2 obat mikrodiol dan 1 ekor sebagai control (Na.CMC)3. Ditimbang masing-masing mencit (Mus mucullus) dan mencit jantan dan betina, disimpan dalam satu kandang.4. Diberikan secara oral Mikrodiol dan Planotab tablet sebagai obat kontrasepsi oral pada mencit dan diberikan kontrol Na.CMC dengan volume pemberian masing-masing sesuai berat mencit.5. Dianestesi mencit dengan menggunakan kloroform pada hari ke 8.6. Dibedah mencit dengan menggunakan pisau bedah7. Diamati ada tidaknya janin pada mencit8. Dimasukkan data kedalam tabel pengamatan

BAB IVHASIL PENGAMATANA. Data PengamatanNama ObatBB Mencit (gram)Pertumbuhan janin

KontrolNa.CMC18 gTidak ada janin

Mikrodiol23 gAda janin

Planotab23 gAda janin

BAB VPEMBAHASANFertilsasi (pembuahan), penyatuan gamet pria dan wanita, dalam keadaan normal terjadi diampula, sepertiga atas tuba uterina, karena itu baik ovum maupun sperma harus diangkut dari tempat produksi mereka di gonad ke ampula.Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan kehamilan, bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat, secara mekanis, menggunakan obat atau alat, atau dengan operasi. Obat antifertilitas adalah obat yang dapat mengurangi kesuburan, obat demikian disebut juga sebagai obat kontrasepsi berdasarkan pemikiran bahwa pencegahan kehamilan dilakukan dengan usaha mencegah konsepsi yaitu mencegah persatuan antara telur dan sperma. Pengendalian kesuburan adalah pada dasarnya pencegahan kehamilan.Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas obat mikrodiol dan obat planotab sebagai kontrasepsi oral terhadap hewan coba mencit betina (Mus musculus).Pada percobaan ini kita menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus) karena mencit (Mus musculus) memilki sistim organ yang hampir menyerupai sistim organ pada manusia sehingga kita dapat melihat efek dari obat yang diberikan sebelum diberikan pada manusia.Pada percobaan antifertilisasi, untuk pra-perlakuan, pertama-tama ditimbang masing-masing berat Mencit (Mus mucullus), kemudian diberikan secara oral obat mikrodiol dan obat planotab tablet sebagai obat kontrasepsi oral dan diberikan Na.CMC sebagai kontrol. Pemberian obat dilakukan tiap hari selama seminggu.Untuk perlakuan, mencit sebelumnya dianestesi dengan menggunakan kloroform lalu dibedah dengan menggunakan pisau bedah. Kemudian dilihat uterus pada mencit apakah terdapat janin atau tidak. Kemudian dibandingkan uterus mencit yang diberikan obat mikrodiol dan obat planotab tablet serta Na-CMC sebagai kontrol.Adapun hasil yang diperoleh, yaitu untuk mencit yang diberi kontrol Na.CMC tidak terdapat janin (seharusnya control terdapat janin). Untuk mencit yang diberi obat Planotab terdapat janin, mikrodiol terdapat janin. Artinya kedua obat mikrodiol dan obat planotab tidak berefek dengan baik sebagai obat kontrasepsi. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor kesalahan yaitu :1. Pada saat pemberian obat atau dosis obat yang kurang.2. Pada saat pemberian oral, volume pemberian tidak sesuai.3. Praktikan kurang teliti dalam membedakan mencit yang jantan dan betina4. Kesalahan lain yang ditimbulkan saat pra perlakuan.

BAB VIPENUTUPA. KesimpulanDari hasi percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa obat Mikrodiol dan obat Planotab pil kurang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan janin sehingga tidak efektif digunakan sebagai antifertilitas.B. SaranDiharapkan agar setiap asisten kelompok mendampingi praktikan ketika praktikum.

DAFTAR PUSTAKAGunawan, Gan. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta.

Harvey, A. Richard. 2014. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4. EGC. Jakarta

Malole, 1989. Penanganan Hewan Coba. Depkes RI. Jakarta.

Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5, Medica Aesculpalus, FKUI, Jakarta

Sloane, Ethel.2003.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta;EGCTjay, Hoan Tan. 2010. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Elex Media Komputindo. Jakarta.

LAMPIRANA. SKEMA KERJApraperlakuan

Mencit betina 3 ekor

Na CMCPlanotab Mikrodiol

Selama 7 hariPerlakuan hari ke-8

Mencit dibedah

Diamati ada tidaknya janinB. PERHITUNGAN DOSIS

Dik:Dosis: Levonorgestrel: 0,15 mg Ethinylestradiol: 0,03 mgBerat Etiket: 0,18 mgBerat rata-rata (microdiol): 67,7 mgBerat rata-rata planotab: 59,2 mgPeny:a. Dosis LevonorgestrelDB= 0,0025 mg/kgBBDA= 0,030 mg/kgBBDosis untuk 30 g mencit= = 0,0009 mgb. Dosis Etinil estradiolDB= 0,0005 mg/kgBBDA= 0,00616 mg/kgBBDosis untuk 30 g mencit= = 0,00018 mgc. Larutan stokLarutan stok = = = 0,0108 mg/5mld. Berat yang ditimbang (microdiol)BYD= = 4,056 mge. Berat yang ditimbang (Planotab)BYD= = 3,552 mg

C. GAMBAR PENGAMATANNama obatSebelum dibedahSesudah dibedah

Na.CMC (control)

Planotab

Mikrodiol

Rini AndrianiIva Mukrima, S.Farm150 2013 0032