feminisme

2

Click here to load reader

Upload: athiillah

Post on 18-Jun-2015

754 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Feminisme

Feminisme

Terlebih dahulu perlu diklarifikasikan secara jelas arti kata feminist . Feminist merupakan kata yang erat hubungannya dengan kata feminism. Arti kata feminism, atau dalam bahasa Indonesia “feminisme”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, cetakan keempat (1995) adalah “Gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria”. Selanjutnya kata feminist (feminis dalam bahasa Indonesia) diberi arti “pendukung dari feminisme“ Jadi tidak perlu feminist melulu terdiri dari wanita , priapun dapat ikut mendukung feminisme. Dengan demikian, ‘Feminist Ethics’ atau lazimnya juga disebut “woman's ethics” dapat diterjemahkan menjadi Etika Kaum Wanita atau Perempuan. Akan tetapi Feminist Ethics dalam kenyataannya tidak mengajukan suatu kumpulan peraturan atau moral baru yang disusun oleh kaum perempuan dan diberlakukan hanya untuk kelompoknya sendiri. Etik kaum perempuan bersumber pada peran peduli kasih dari kaum wanita yang secara historis telah dilakukan oleh para wanita sepanjang hidupnya. Adalah suatu kenyataan bahwa dalam masyarakat manapun para wanita paling menonjol dalam pekerjaan asih asuh. Teori-teori moral dan etika selama ini telah diciptakan oleh kaum pria, karena kaum pria menikmati kebebasan dan waktu luang banyak untuk dengan tenang memikirkan, merenungkan, berfilsafah dan kemudian menciptakan kaidah-kaidah moral yang diberlakukan untuk seluruh masyarakat. Dalam hal moral dan etika para wanita menyatakan mereka sebagai “pelayan kasih” (caregivers) yang hakiki di masyarakat serta memiliki perspektif moral yang terbentuk oleh hubungan asih asuh mereka dengan dan untuk kepentingan orang lain, hal ini dikarenakan wanita memiliki pengalaman yang lain.

Etik yang melekat pada wanita adalah “ethic of care” (etik peduli kasih). Etik peduli kasih ini menerapkan etika secara mendasar dengan penekanan pada pentingnya hubungan antar sesama manusia. Pendekatan ini menolak pendekatan-pendekatan absolut, objektif dan imparsial (tidak memihak) yang diciptakan oleh kaum pria. Pada tingkat perkembangan moral etika yang tertinggi diharapkan tercipta suatu keselarasan antara kepentingan sendiri dengan kepentingan pihak lain, sambil mengembangkan hubungan yang didasarkan pada peduli kasih bersama.

Fokus utama etika feminis adalah untuk memprioritaskan suara dan pengalaman bagi semua orang perempuan dan laki-laki sebagai agen moral yang aktif yang mampu berpartisipasi dalam pembangunan sistem moral dan etika. Agen moral dan ekonomi yang rasional adalah contoh yang baik dalam hal ini. Dalam ekonomi, rasionalitas dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menentukan preferensi mereka dalam suatu cara yang konsisten dan kemudian secara logis memastikan keyakinannya untuk memilih, lalu mempertimbangkan untung (benefit) dan ruginya, untuk membuat pilihan yang memaksimalkan kepentingan pribadi mereka.

Page 2: Feminisme

Menurut Alison Jaggar (1992), ada empat pendekatan untuk mengakui peran yang telah memainkan gender dalam membangun pemahaman kita tentang moralitas dan etika, yaitu: (i) mengungkapkan kritik moral tindakan dan praktik yang melanggengkan subordinasi wanita, (ii) menentukan cara-cara yang secara moral mampu melawan tindakan-tindakan dan praktik, (iii) membayangkan alternatif yang diinginkan secara moral untuk tindakan dan praktik semacam itu, dan (iv) mengambil pengalaman moral wanita secara serius.