fekunditas
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN.
I.1. Latar Belakang
Pengetahuan tentang fekunditas dalam bidang budidaya perikanan sangat penting
artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva / benih yang akan dihaslkan jika
individu ikan mijah da dalam biologi perikanan adalah untuk memprediksi berapa jumlah
stok suatu populasi ikan yang hidup di suatu lingkungan perairan.
UKTOLSEJA dan PURWASAMITA (1987) mengemukakan bahawa
pengetahuan mengenai fekunditas merupakan tahap yang penting untuk mengetahui
dinamika populasi dan pada akhirnya dapat memperkirakan populasi ikan yang memijah
jika telah dapat ditentukan jumlah telur yang dihasilkan setiap tahunnya dan
perbandingan ikan jantan dan betina dalam populasi tersebut. Nilai fekunditas suatu
spesies ikan dalam bidang akuakultur berperan untuk memperkirakan jumlah anak – anak
ikan yang akan di hasilkan pada setiap kali pemijahan (EFFENDIE,1979).
Sementara fekunditas dapat dihitung denagn 5 cara, yaitu : 1) metode jumlah
(menjumlahkan langsung), 2) metode volumetrik, 3) metode gravimetrik, 4) metode
gabungan, dan 5) metode Von Bayer (EFFENDIE,1992)
Menurut WILLIAM (dalam JONES, 1978) fekunditas sangat tergantung pada
suplai makanan, terutama untuk mempertahankan musim pemijahan dan ukuran tubuh
ikan betina. Selain itu ikan – ikan yang hidup di sungai mempunyai hubungan dengan
tinggi air. Apabila sampai pada tahun – tahun tertentu mempunyai permukaan air selalu
tinggi, fekunditas ikan tinggi pula bila dibandingkan dengan tahun lain yang permukaan
airnya rendah.
Nilai fekunditas suatu individu ikan selalu bervariasi, karena dipengaruhi oleh :
umur / ukuran individu ikan, jenis dan jumlah makanan yang di makan, sifat ikan,
kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana ikan tersebut berada dan faktor fisiologi
tubuh.
Makanan kebiasaan ikan dapat ditentukan dengan memperhatikan isi saluran
pencernaan ikan, dan kemudian dapat dipelajari dengan berbagai metode, antara lain : 1)
metode jumlah, 2) metode frekwensi kejadian, 3) metode perkiraantumpukan dengan
perkiraan, 4) metode volumetrik, dan 5) metode gravimetrik.
I.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum Fekunditas Dan Diameter Telur ini adalah untuk
menghitung jumlah telur yang dimiliki ikan yang telah matang gonad sempurna dengan
menggunakan metode jumlah, yang kemudian dihitung diameter telur nya di bawah
mikoroskop yang telah di pasang lensa okuler.
Mamfaat yang di dapat adalah dapat mengetahui jumlah telur yang dimiliki induk
ikan betina yang telah matang gonad sempurna dengan pemakaian metode gabungan, dan
dapat mengetahui besarnya diameter telur yang dimiliki ikan tersebut dalan hal ini yang
menjadi objek praktikum adalah ikan Motan (Thynnicthys polypelis).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Motan diklasfikasikan kedalam kelas Piscess, sub kelas Teleostei, ordo
Cypriniformes (KOTELLAT et al, 1993) atau Ostariophysi (SAANIN, 1984) sub ordo
Cyprinoidea, family Cyprinidae, sub family Cyprininae, genus Thinnichthys dan spesies
Thinnchthys polylepis (KOTELLAT et al, 1993) atau Thinnchthys polylepis, Blkr
(SAANIN, 1984).
Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting untuk
melangsungkan populasi dengan dinamikanya. Dari fekunditas kita dapat menaksir
jumlah anak ikan yang dihasilkan dan akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur
yang bersangkutan. Fekunditas adalah semua telur – telur yang akan dikeluarkan pada
waktu pemijahan (EFFENDIE,1978).
NIKOLSKY(dalam EFFENDIE,1979) menyatakan bahwa fekunditas individu
adalah jumlah telur yang terdapat di dalam ovari ikan. Selanjutnya dikatakan bahwa
untuk menetukan fekunditas ikan apabila ia sedang dalam tahap kematanagn yang ke- IV
dan yang paling baik sesaat sebelum terjadinya pemijahan. Sedangkan EFFENDIE
(1979) menyatakan bahwa fekunditas merupakan jumlah semua telur – telur yang akan
dikeluarkan pada waktu pemijahan.
Fekinditas sering kali dihubungkan dengan berat dan panjang atau sering dikenal
dengan fekunditas relatif (EFFENDIE, 1979). Fekunditas relatif ialah telur persatuan
berat atau panjang, merupakan parameter lain dalam penilaian fekunditas (EFFENDIE,
1978). Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan fekunditas
individu. Fekunditas relatif akan terjadi maksimal pada golongan ikan yang masih muda
(NIKOSKY dalam EFFENDIE, 1979) dan selanjutnya dijelaskan bahwa fekunditas
ikan berukuran tertentu atau kelmpok umur tertentu variasinya sangat besar sekali. Pada
tiap tahun fekunditas tidak sama, karena ini berhubungan dengan komposisi umur, faktor
lingkungan seperti persediaan makanan, kepadatan populasi, suhu dan lain – lain
(EFFENDIE, 1979).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fekunditas Dan Diameter Telur ini dilaksanakan pada hari senin,
tanggal 25 oktober 2004. Di Laboratorium Biologi Perikanan Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah dari ovari induk ikan betina yaitu ikan Motan
(Thinnchthys polylepis) yang telah diawetkan dengan larutan formalin.
Alat nag digunakan adalah timbangan, mikroskop yang telah dipasang dengan
lensa okuler, nampan, jarum penunjuk, alat tulis.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung terhadap ovari ikan Motan
yang kemudian diukur diameter telurnya.kemudian nilai fekunditasnya dhitung
menggunakan metode gabungan
3.4. Prosedur Praktikum
1) Timbang berat ovari yang telah diawetkan denagn larutan pormalin
2) Kemudian timbang berat sampel ovari zig zag
3) Ovari yang zig zag tadi, diambil 5 butir, kemudian perhatikan dibawah
mikroskop yang telah dipasang lensa okuler dengan perbesaran 0,25. untuk
menghitung diameter telur nya
4) Data yang di dapat dimasukkan ke dalam tabel data ovari, dengan terlebih
dahulu diameter telur dkalikan 0.25.
5) Sisa telur diencerkan dengan air sebanyak 50 ml, kemudian dihitung
jumlahnya, lalu dimasukkan ke dalam rmus untuk menghitung nlai
fekunditasnya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang di dapat setelah melakukan praktikum Fekunditas dan Diameter Telur
adalah sebagai berikut :
Tabel Diameter Telur Ikan Motan (Thinnchthys polylepis)
Diameter Frekwensi (butir)Telur (mm)
Kiri Kanan Jumlah
Anterior Tengah Posterior Anterior Tengah Posterior0.12 II I 30.13 I 10.15 II II I II III 100.16 I I II 40.17 I III I I II 80.18 I 10.20 I I 2JUMLAH 5 5 5 5 5 5 30
Penghitungan Nilai Fekunditas Telur Ikan Motan (Thinnchthys polylepis), yang
menggunakan Metode Gabungan.
Dik :
G : 11.8191 gr
V : 10 ml
Q : 5,7139 gr
X : 522 butir
F :
=
=
= 10797.47668 butir
Gi =
=
=
= 0.0004307
4.2. Pembahasan
Menurut EFFENDIE (1992) menerangkan ada lima cara untuk menghitung
fekunditas (butiran telur), yaitu : 1) metide jumlah (menjumlahkan secara langsung), 2)
Metode volumetrik, 3) Metode gravimetrik, 4) Metide gabungan, 5) Metode Von bayer.
Pada praktikum Fekunditas dan Diamete Telur kali ini metode yang digunakan adalah
metode gabungan.
Menurut penelitian PULUNGAN (1990) teradap ikan motan (Thinnchthys
polylepis) nilai fekunditas 12.800 – 677.217 butir. Akan tetapi nilai fekunditas ikan
motan tidak sebesar nilai fekunditas ikan nilem atau ikan subahan, arena bentuk tubuh
(rngga tubuh) ikan ini berukuran lebih kecil.
Penghitungan fekunditas dilakukan untuk mengetahui jumlah telur yang dapat
dihasilkan pada waku pemijahan dengan berpodaman pada petunjuk EFFENDIE (1979)
dengan cara gonad ditimbang seluruhnya dan diketahui beratnya (G) kemudian ambil
telur dari dari berbagai tempat dan timbang sehingga mencapai ukuran berat tertentu (Q)
berat telur contoh itu diencerkan dengan air sebanyak 10 ml (V), kemudian diambil
jumlah telurnya (X). dan di dapat hasilnya yaitu 10797.47668 butir
Kemudian dilakukan penghitungan Gonado indeks induk ikan betina ikan motan
yang telah terlebih dahulu di timbang berat ovari seliruh nya, juga berat ovari nya secara
zig zag. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus. Di dapat hasilnya sebesar 0.0004307.
Perkembangan awal daur hidup ikan sangat bergantung pada perkembangan telur
dalam penetasan perkembangan telur itu sendiri ditandai dengan ukuran diameter
telurnya (UKTOLSEJA dan PURWASAMITA, 1987). Kemudian EFFENDIE (1997)
mengemukakan bahwa semakin berkembang gonad, telur yang terkandung didalam
semakin membesar garis tengahnya, sbagai hasil dari pengendapan kuning telur, hidrasi
dan pembentukan butir – butir minyak berjalan secara bertahap terliput dalam
perkembangan tingkat kematangan gonad. Semakin meningkat tingkat kematangan
diameter telur semakin membesar, sebaran diameter telur pada TKG akan mencerminkan
pola pemijahan ikan tersebut.
Dari penghitungan diameter telur induk ikan betina ikan motan yang diambil
secara zig zag yaitu bagian kiri : anterior (5 buah), tengah (5 buah), posterior (5 buah),
kemudian bagian kanan : anterior (5 buah). Tengah (5 buah), posterior (5 buah). Jadi
jumlah nya semua sebanyak 30 buah. Kemudian hitung di bawah mikroskop yang telah
dipasang lensa okuler di dapat hasil nya 0.12 – 0.20 mm.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.2. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari paktikum Fekunditas dan Diameter Telur ini
adalah bahwa semakin berkembang gonad, telur yang terkandung didalam semakin
membesar garis tengahnya, sebagai hasil dari pengendapan kuning telur, hidrasi dan
pembentukan butir – butir minyak berjalan secara bertahap terliput dalam perkembangan
tingkat kematangan gonad. Semakin meningkat tingkat kematangan diameter telur
semakin membesar, sebaran diameter telur pada TKG akan mencerminkan pola
pemijahan ikan tersebut.
5.2 Saran
Diharapkan adanya penambahan alat – alat praktikum, agar praktikum dapat
berjalan lancar dan dapat selesai tepat pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
EFFENDIE, M .I., 1978. Biologi Perikanan – bagian I : study Natural History. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, bogor. 105 hal (tidak diterbitkan)..
EFFENDIE,M. I., 1979.Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri. Yogyakarta. 112 hal
EFFENDIE,M. I .,1992. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Agromedia. 112 hal
JONES, R.E., 1978. Vertebrate Ovary, Cooperative Biology and Evolution. Universitas of Columbia. New York and London. 583 p
KOTELLAT, M.A. A J. WHITTEN, N.S. KARTIKA dan S. WIORJOATMODJO , 1993. IkanAir Tawar di Perairan Indonesia Barat dan Sulawesi. Periplus Limited, Bogor. 356 hal
PULUNGAN, 1990. Fekunditas dan Seberan Diameter Telur dari Beberapa enis Ikan Cyprinid dari Danau Lubuk Siam, Riau. Pusat Penelitian Universitas Riau, pekanbaru. 57 hal (tidak diterbitkan)
SAANIN, H., 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid 1 da 2. Bina Cipta, Jakarta. 502 hal.
UKTOLSEJA, J.C.B dan PURWASAMITA, 1987. Fekunditas dan Diameter telur Ikan Cakalang (Katsuwanus pelamis lineus) di Perairan sekitar Ambon, Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 44 – 76.