fekunditas

16
I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Pengetahuan tentang fekunditas dalam bidang budidaya perikanan sangat penting artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva / benih yang akan dihaslkan jika individu ikan mijah da dalam biologi perikanan adalah untuk memprediksi berapa jumlah stok suatu populasi ikan yang hidup di suatu lingkungan perairan. UKTOLSEJA dan PURWASAMITA (1987) mengemukakan bahawa pengetahuan mengenai fekunditas merupakan tahap yang penting untuk mengetahui dinamika populasi dan pada akhirnya dapat memperkirakan populasi ikan yang memijah jika telah dapat ditentukan jumlah telur yang dihasilkan setiap tahunnya dan perbandingan ikan jantan dan betina dalam populasi tersebut. Nilai fekunditas suatu spesies ikan dalam bidang akuakultur berperan untuk memperkirakan jumlah anak – anak ikan yang akan di hasilkan pada setiap kali pemijahan (EFFENDIE,1979). Sementara fekunditas dapat dihitung denagn 5 cara, yaitu : 1) metode jumlah (menjumlahkan langsung), 2) metode

Upload: purnama-wirawan

Post on 09-Aug-2015

281 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: fekunditas

I. PENDAHULUAN.

I.1. Latar Belakang

Pengetahuan tentang fekunditas dalam bidang budidaya perikanan sangat penting

artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva / benih yang akan dihaslkan jika

individu ikan mijah da dalam biologi perikanan adalah untuk memprediksi berapa jumlah

stok suatu populasi ikan yang hidup di suatu lingkungan perairan.

UKTOLSEJA dan PURWASAMITA (1987) mengemukakan bahawa

pengetahuan mengenai fekunditas merupakan tahap yang penting untuk mengetahui

dinamika populasi dan pada akhirnya dapat memperkirakan populasi ikan yang memijah

jika telah dapat ditentukan jumlah telur yang dihasilkan setiap tahunnya dan

perbandingan ikan jantan dan betina dalam populasi tersebut. Nilai fekunditas suatu

spesies ikan dalam bidang akuakultur berperan untuk memperkirakan jumlah anak – anak

ikan yang akan di hasilkan pada setiap kali pemijahan (EFFENDIE,1979).

Sementara fekunditas dapat dihitung denagn 5 cara, yaitu : 1) metode jumlah

(menjumlahkan langsung), 2) metode volumetrik, 3) metode gravimetrik, 4) metode

gabungan, dan 5) metode Von Bayer (EFFENDIE,1992)

Menurut WILLIAM (dalam JONES, 1978) fekunditas sangat tergantung pada

suplai makanan, terutama untuk mempertahankan musim pemijahan dan ukuran tubuh

ikan betina. Selain itu ikan – ikan yang hidup di sungai mempunyai hubungan dengan

tinggi air. Apabila sampai pada tahun – tahun tertentu mempunyai permukaan air selalu

tinggi, fekunditas ikan tinggi pula bila dibandingkan dengan tahun lain yang permukaan

airnya rendah.

Page 2: fekunditas

Nilai fekunditas suatu individu ikan selalu bervariasi, karena dipengaruhi oleh :

umur / ukuran individu ikan, jenis dan jumlah makanan yang di makan, sifat ikan,

kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana ikan tersebut berada dan faktor fisiologi

tubuh.

Makanan kebiasaan ikan dapat ditentukan dengan memperhatikan isi saluran

pencernaan ikan, dan kemudian dapat dipelajari dengan berbagai metode, antara lain : 1)

metode jumlah, 2) metode frekwensi kejadian, 3) metode perkiraantumpukan dengan

perkiraan, 4) metode volumetrik, dan 5) metode gravimetrik.

I.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum Fekunditas Dan Diameter Telur ini adalah untuk

menghitung jumlah telur yang dimiliki ikan yang telah matang gonad sempurna dengan

menggunakan metode jumlah, yang kemudian dihitung diameter telur nya di bawah

mikoroskop yang telah di pasang lensa okuler.

Mamfaat yang di dapat adalah dapat mengetahui jumlah telur yang dimiliki induk

ikan betina yang telah matang gonad sempurna dengan pemakaian metode gabungan, dan

dapat mengetahui besarnya diameter telur yang dimiliki ikan tersebut dalan hal ini yang

menjadi objek praktikum adalah ikan Motan (Thynnicthys polypelis).

Page 3: fekunditas

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Motan diklasfikasikan kedalam kelas Piscess, sub kelas Teleostei, ordo

Cypriniformes (KOTELLAT et al, 1993) atau Ostariophysi (SAANIN, 1984) sub ordo

Cyprinoidea, family Cyprinidae, sub family Cyprininae, genus Thinnichthys dan spesies

Thinnchthys polylepis (KOTELLAT et al, 1993) atau Thinnchthys polylepis, Blkr

(SAANIN, 1984).

Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting untuk

melangsungkan populasi dengan dinamikanya. Dari fekunditas kita dapat menaksir

jumlah anak ikan yang dihasilkan dan akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur

yang bersangkutan. Fekunditas adalah semua telur – telur yang akan dikeluarkan pada

waktu pemijahan (EFFENDIE,1978).

NIKOLSKY(dalam EFFENDIE,1979) menyatakan bahwa fekunditas individu

adalah jumlah telur yang terdapat di dalam ovari ikan. Selanjutnya dikatakan bahwa

untuk menetukan fekunditas ikan apabila ia sedang dalam tahap kematanagn yang ke- IV

dan yang paling baik sesaat sebelum terjadinya pemijahan. Sedangkan EFFENDIE

(1979) menyatakan bahwa fekunditas merupakan jumlah semua telur – telur yang akan

dikeluarkan pada waktu pemijahan.

Fekinditas sering kali dihubungkan dengan berat dan panjang atau sering dikenal

dengan fekunditas relatif (EFFENDIE, 1979). Fekunditas relatif ialah telur persatuan

berat atau panjang, merupakan parameter lain dalam penilaian fekunditas (EFFENDIE,

1978). Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan fekunditas

individu. Fekunditas relatif akan terjadi maksimal pada golongan ikan yang masih muda

Page 4: fekunditas

(NIKOSKY dalam EFFENDIE, 1979) dan selanjutnya dijelaskan bahwa fekunditas

ikan berukuran tertentu atau kelmpok umur tertentu variasinya sangat besar sekali. Pada

tiap tahun fekunditas tidak sama, karena ini berhubungan dengan komposisi umur, faktor

lingkungan seperti persediaan makanan, kepadatan populasi, suhu dan lain – lain

(EFFENDIE, 1979).

Page 5: fekunditas

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fekunditas Dan Diameter Telur ini dilaksanakan pada hari senin,

tanggal 25 oktober 2004. Di Laboratorium Biologi Perikanan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah dari ovari induk ikan betina yaitu ikan Motan

(Thinnchthys polylepis) yang telah diawetkan dengan larutan formalin.

Alat nag digunakan adalah timbangan, mikroskop yang telah dipasang dengan

lensa okuler, nampan, jarum penunjuk, alat tulis.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung terhadap ovari ikan Motan

yang kemudian diukur diameter telurnya.kemudian nilai fekunditasnya dhitung

menggunakan metode gabungan

3.4. Prosedur Praktikum

1) Timbang berat ovari yang telah diawetkan denagn larutan pormalin

2) Kemudian timbang berat sampel ovari zig zag

3) Ovari yang zig zag tadi, diambil 5 butir, kemudian perhatikan dibawah

mikroskop yang telah dipasang lensa okuler dengan perbesaran 0,25. untuk

menghitung diameter telur nya

Page 6: fekunditas

4) Data yang di dapat dimasukkan ke dalam tabel data ovari, dengan terlebih

dahulu diameter telur dkalikan 0.25.

5) Sisa telur diencerkan dengan air sebanyak 50 ml, kemudian dihitung

jumlahnya, lalu dimasukkan ke dalam rmus untuk menghitung nlai

fekunditasnya

Page 7: fekunditas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang di dapat setelah melakukan praktikum Fekunditas dan Diameter Telur

adalah sebagai berikut :

Tabel Diameter Telur Ikan Motan (Thinnchthys polylepis)

Diameter Frekwensi (butir)Telur (mm)

Kiri Kanan Jumlah

Anterior Tengah Posterior Anterior Tengah Posterior0.12 II I 30.13 I 10.15 II II I II III 100.16 I I II 40.17 I III I I II 80.18 I 10.20 I I 2JUMLAH 5 5 5 5 5 5 30

Penghitungan Nilai Fekunditas Telur Ikan Motan (Thinnchthys polylepis), yang

menggunakan Metode Gabungan.

Dik :

G : 11.8191 gr

V : 10 ml

Q : 5,7139 gr

X : 522 butir

F :

=

Page 8: fekunditas

=

= 10797.47668 butir

Gi =

=

=

= 0.0004307

4.2. Pembahasan

Menurut EFFENDIE (1992) menerangkan ada lima cara untuk menghitung

fekunditas (butiran telur), yaitu : 1) metide jumlah (menjumlahkan secara langsung), 2)

Metode volumetrik, 3) Metode gravimetrik, 4) Metide gabungan, 5) Metode Von bayer.

Pada praktikum Fekunditas dan Diamete Telur kali ini metode yang digunakan adalah

metode gabungan.

Menurut penelitian PULUNGAN (1990) teradap ikan motan (Thinnchthys

polylepis) nilai fekunditas 12.800 – 677.217 butir. Akan tetapi nilai fekunditas ikan

motan tidak sebesar nilai fekunditas ikan nilem atau ikan subahan, arena bentuk tubuh

(rngga tubuh) ikan ini berukuran lebih kecil.

Penghitungan fekunditas dilakukan untuk mengetahui jumlah telur yang dapat

dihasilkan pada waku pemijahan dengan berpodaman pada petunjuk EFFENDIE (1979)

dengan cara gonad ditimbang seluruhnya dan diketahui beratnya (G) kemudian ambil

telur dari dari berbagai tempat dan timbang sehingga mencapai ukuran berat tertentu (Q)

Page 9: fekunditas

berat telur contoh itu diencerkan dengan air sebanyak 10 ml (V), kemudian diambil

jumlah telurnya (X). dan di dapat hasilnya yaitu 10797.47668 butir

Kemudian dilakukan penghitungan Gonado indeks induk ikan betina ikan motan

yang telah terlebih dahulu di timbang berat ovari seliruh nya, juga berat ovari nya secara

zig zag. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus. Di dapat hasilnya sebesar 0.0004307.

Perkembangan awal daur hidup ikan sangat bergantung pada perkembangan telur

dalam penetasan perkembangan telur itu sendiri ditandai dengan ukuran diameter

telurnya (UKTOLSEJA dan PURWASAMITA, 1987). Kemudian EFFENDIE (1997)

mengemukakan bahwa semakin berkembang gonad, telur yang terkandung didalam

semakin membesar garis tengahnya, sbagai hasil dari pengendapan kuning telur, hidrasi

dan pembentukan butir – butir minyak berjalan secara bertahap terliput dalam

perkembangan tingkat kematangan gonad. Semakin meningkat tingkat kematangan

diameter telur semakin membesar, sebaran diameter telur pada TKG akan mencerminkan

pola pemijahan ikan tersebut.

Dari penghitungan diameter telur induk ikan betina ikan motan yang diambil

secara zig zag yaitu bagian kiri : anterior (5 buah), tengah (5 buah), posterior (5 buah),

kemudian bagian kanan : anterior (5 buah). Tengah (5 buah), posterior (5 buah). Jadi

jumlah nya semua sebanyak 30 buah. Kemudian hitung di bawah mikroskop yang telah

dipasang lensa okuler di dapat hasil nya 0.12 – 0.20 mm.

Page 10: fekunditas

V. KESIMPULAN DAN SARAN

4.2. Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat dari paktikum Fekunditas dan Diameter Telur ini

adalah bahwa semakin berkembang gonad, telur yang terkandung didalam semakin

membesar garis tengahnya, sebagai hasil dari pengendapan kuning telur, hidrasi dan

pembentukan butir – butir minyak berjalan secara bertahap terliput dalam perkembangan

tingkat kematangan gonad. Semakin meningkat tingkat kematangan diameter telur

semakin membesar, sebaran diameter telur pada TKG akan mencerminkan pola

pemijahan ikan tersebut.

5.2 Saran

Diharapkan adanya penambahan alat – alat praktikum, agar praktikum dapat

berjalan lancar dan dapat selesai tepat pada waktunya.

Page 11: fekunditas

DAFTAR PUSTAKA

EFFENDIE, M .I., 1978. Biologi Perikanan – bagian I : study Natural History. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, bogor. 105 hal (tidak diterbitkan)..

EFFENDIE,M. I., 1979.Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri. Yogyakarta. 112 hal

EFFENDIE,M. I .,1992. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Agromedia. 112 hal

JONES, R.E., 1978. Vertebrate Ovary, Cooperative Biology and Evolution. Universitas of Columbia. New York and London. 583 p

KOTELLAT, M.A. A J. WHITTEN, N.S. KARTIKA dan S. WIORJOATMODJO , 1993. IkanAir Tawar di Perairan Indonesia Barat dan Sulawesi. Periplus Limited, Bogor. 356 hal

PULUNGAN, 1990. Fekunditas dan Seberan Diameter Telur dari Beberapa enis Ikan Cyprinid dari Danau Lubuk Siam, Riau. Pusat Penelitian Universitas Riau, pekanbaru. 57 hal (tidak diterbitkan)

SAANIN, H., 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid 1 da 2. Bina Cipta, Jakarta. 502 hal.

UKTOLSEJA, J.C.B dan PURWASAMITA, 1987. Fekunditas dan Diameter telur Ikan Cakalang (Katsuwanus pelamis lineus) di Perairan sekitar Ambon, Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 44 – 76.