february 2015 indonesian

40
02 - 2015 Warta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Memahami Itu Musuh 26 PENJARA MEMBUKA PINTU DI KENYA Cerita di Belakang Cerita 14

Upload: adventist-world-magazine

Post on 07-Apr-2016

250 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

February 2015 indonesian

TRANSCRIPT

Page 1: February 2015 indonesian

02 - 2015

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

MemahamiItuMusuh

26 penjara

membukapintu

di kenyaCerita di Belakang

Cerita14

Page 2: February 2015 indonesian

C E R I T A S A M P U L

16 Membuka Pintu Penjara di Kenya

Oleh Ben BoggessPara pendengar yang tertawanmene mukan kebebasan dalamKristus.

8 P A N O R A M A S E D U N I A

Kebenaran Kristus yang Menyelubungi Oleh Ted N. C. Wilson Di manakah kita tanpa hal itu?

12 R E N U N G A N

Melampaui Cokelat Panas Oleh Anna Bartlett Pergi ke mil kedua untuk menunjukkan belas kasihan

14 K E P E R C A Y A A N D A S A R

Cerita di Belakang Cerita Oleh Keldie Paroschi Sebelum kita berpihak, kita harus tahu apa yang dipertaruhkan.

22 K E H I D U P A N A D V E N T

Pasukan Komputer bagi Kristus Oleh Michael Dant Penginjilan keluar dengan satu pandangan abad ke-21.

24 W A R I S A N A D V E N T

Annie Oleh Nathan Thomas Sebelum ia tutup usia sangat muda, dia adalah salah satu dari pergerakan bintang yang bersinar itu.

20 R O H N U B U A T

Kunjungan ke Penjara

26 P E R T A N YA A N D A N

J A W A B A N A L K I T A B

Memahami Musuh Itu

27 P E L A J A R A N A L K I T A B

Tokoh yang Layak Ditiru

28 P E R T U K A R A N I D E

32-40 D A R I I N D O N E S I A

Warta Gereja Advent (WGA)

D E P A R T E M E N T A L

02 - 2015

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

MemahamiItuMusuh

26 penjara

membukapintu

di kenyaCerita

di Belakang Cerita14 Suatu

02 - 2015

3 L A P O R A N S E D U N I A

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita 10 Sebuah One Day Church

11 K E S E H A T A N S E D U N I A

Operasi Kanker Prostat

www.adventistworld.orgTersedia daring dalam 11 bahasa

BAPTISAN: Sabat baptisan di penjara keamanan tingkat tinggi NaivashaF O T O O L E H B E n s O n O c H i E n g O B O L L a

2 Adventist World | 02 - 2015

Page 3: February 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

D E P A R T E M E N T A L

B e r s a m b u n g k e s e b e l a h

n Berita utama dari Irak mungkin cukup mengerikan, tapi gereja Advent yang baru sedang dibangun di utara, orang Advent mengundang tetangga untuk kebaktian Sabat di Baghdad, dan ADRA membuka kantor untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

“Banyak hal indah yang diam-diam mengambil tempat di belakang layar,” kata Homer Trecartin, Ketua Uni Timur Tengah dan Afrika Utara, yang mengunjungi Irak selama empat hari baru-baru ini.

Irak telah menjadi subjek doa bagi Advent di seluruh dunia karena te-lah terjadi kekerasan militan yang dipimpin terhadap kelompok minori-tas, termasuk Kristen. Ted N.C. Wilson, ketua gereja Advent sedunia, meminta doa khusus pada bulan Agustus dan mengatakan tidak lebih dari 50 orang Advent tetap berada di negara Timur Tengah.

Trecartin, menegaskan bahwa sekitar 50 orang tetap pada buku ke-anggotaan, telah mengatakan bahwa ia terinspirasi untuk melihat komu-nitas gereja kecil itu tapi terlihat hidup selama kunjungannya.

Orang Advent yang telah melarikan diri dari kekerasan dan pindah ke Erbil, sebuah kota di utara lebih dari 1,5 juta jiwa, berterima kasih kepa-da pihak berwenang Kurdi yang berkuasa untuk membantu mereka men-daftarkan gereja Advent di sana dan untuk memberi mereka izin mem-bangun rumah ibadah, katanya.

“Konstruksi berjalan dengan baik pada sebuah bangunan yang akan memiliki aula gereja, kantor, dan dua apartemen,” katanya. “Untuk saat ini para anggota berkumpul setiap hari Sabat di sebuah apartemen sewa-

Seorang berusia 19 tahun menatap saya di meja penjara terbuka, tubuhnya bergetar

dengan ketegangan, mata lebar ketakutan.“Pendeta,” pintanya berbisik, “Anda harus

membantu saya keluar dari sini. Saya tidak tahu apakah saya akan bertahan.“

Kisah pun tercurahkan: Remaja Advent, ha-nyut ke dalam kesulitan, telah melakukan keja-hatan sehingga ia ditangkap. Jaksa penuntut memberinya pilihan enam bulan di kamp kerja paksa atau satu tahun penuh di penjara negara. Merasa yakin dia bisa menangani sistem tan-tangan fisik yang akan diberikan padanya, te-man muda saya ini telah memilih waktu sing-kat di kamp kerja itu, suatu keputusan yang sa-at ini ia sesalkan.

“Jika saya tertangkap begitu banyak tidak melihat ke arah yang benar pada baris panggil-an itu,” bisiknya dengan suara serak, “saya ha-rus menarik kereta rel kayu yang terikat selama enam jam—saat berjalan—untuk makan, be-kerja, ke mana pun saya pergi. Jika saya tidak memenuhi tuntutan, hukuman dilipatganda-kan.“

Dalam pengaturan yang lain, saya ingin me-meluk teman muda saya itu dengan erat untuk mengingatkan dia secara fisik maupun spiritual bahwa ia tidak sendirian, bahwa ia masih dipe-dulikan—dengan sangat—bagi kami “di luar.” Tapi sang penjaga yang memikul senjata khu-sus melarang tindakan pelukan itu, dan seba-liknya saya harus mengandalkan kata-kata yang dipilih dengan hati-hati.

“Tidak peduli apa yang telah Anda laku-kan,” saya bergumam, “Anda masih sangat di-kasihi—oleh Tuhan, keluarga Anda, oleh saya, oleh teman-teman Anda. Dinding ini, pagar ini, tidak mengubah hal itu. Kami berdoa un-tuk Anda—setiap hari—dan kami akan berada di sana ketika Anda dibebaskan untuk berdoa bersama Anda sementara Tuhan membangun hidup yang baru bagi Anda.“

Saya telah mengatakan kalimat itu berkali-kali selama 35 tahun pelayanan saya. Setiap kali saya melakukannya, saya mengingat mereka yang di penjara adalah orang hukuman yang luar biasa seperti mereka yang di luar dinding itu—bergumul dengan kesepian, kesedihan, ra-sa bersalah, dan impian yang rusak. Semua per-bedaan jelas kita dalam pemeliharaan hukum, kita adalah, sesungguhnya, orang yang membu-tuhkan persahabatan, pengampunan, pemulih-an—dan sesekali pelukan.

Ketika Anda membaca fitur sampul bulan ini, berdoalah un-

tuk satu orang di penjara yang Roh Kudus bawa ke pikiran Anda. Kemudian temukan ca-ra untuk melayani mereka—

dalam cara apa pun yang Anda bisa.

Engkau Telah Kunjungi Saya

Orang Advent beribadah di sebuah apartemen sewaan di Erbil, sebuah kota di utara, lebih dari 1,5 juta orang di Irak Utara, pada hari Sabat, 22 November.

ME

na

U

ni

On

Sebuah gereja dibangun, dan ADRA membuka kantor.

“Banyak Hal Luar Biasa”

Terjadi di Irak

02 - 2015 | Adventist World 3

Page 4: February 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

an, di mana teman-teman, tetangga, dan kadang-kadang beberapa pengungsi bergabung bersama mereka.”

Jumlah anggota gereja cukup kecil, dan mereka tinggal jauh dari bekas ru-mah mereka, tetapi mereka secara aktif menjangkau orang yang lebih buruk ke-adaannya, katanya.

Bersama dengan George Shamoun, pemimpin gereja Advent di Irak, para anggota telah menggunakan uang mere-ka sendiri, sumbangan dari orang lain, dan kontribusi khusus dari Adventist Frontier Missions untuk membangun fa-silitas toilet di beberapa pusat kota un-tuk pengungsi, untuk mendistribusikan paket makanan, dan untuk membagikan pakaian musim dingin dan selimut.

Bahkan lebih dari itu, pekerjaan ke-manusiaan diharapkan akan dilaksana-kan segera dengan pendaftaran kantor Adventist Development and Relief Agen-cy, atau ADRA yang dioperasikan oleh gereja Advent di Irak.

Setelah berbagai pekerjaan, kantor di Irak telah terdaftar dengan otoritasnya, dan dalam proses membawa staf dan mendirikan proyek untuk memberikan bantuan lebih banyak, kata Trecartin.

Beberapa orang Advent masih ting-gal di Baghdad, dan mereka membagi-kan Yesus kepada sesama mereka, kata-

muan penginjilan yang diselenggarakan oleh Carter. Dia bekerja sama dengan 93 pendeta dari seluruh Amerika Tengah dengan 100 pendeta lokal untuk meng-adakan pertemuan berkesinambungan selama tiga minggu.

Mantan Wakil Presiden El Salvador, Ana Vilma de Escobar, yang saat itu be-rada di antara sekelompok pejabat pe-merintah saat ini dan pejabat sebelum-nya juga hadir pada pertemuan Carter, mereka mengatakan bahwa penginjil itu telah membagikan berita tentang Yesus yang sangat dibutuhkan negaranya un-tuk didengar.

“Pertemuan ini benar-benar yang sa-ngat dibutuhkan saat ini,” katanya.

—Vania Chew, South Pacific Adven-tist Record, dengan laporan tambahan oleh staf Adventist World

Kenya: 8 Mati dalam Pembantaian

n Sedikitnya delapan orang Advent di antara 28 penumpang bus dibantai oleh ekstremis kaum mayoritas di Kenya Utara pada hari Sabat pagi, dikatakan

nya. Setiap hari Sabat anggota gereja bertemu untuk beribadah penuh de-ngan teman-teman dan tetangga.

“Tolong lanjutkan memelihara Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh di Irak dalam doa-doa Anda,” kata Trecartin.—Staf Adventist World

El Salvador: 4.800 Dibaptis n Penginjil Australia John Carter

memuji Tuhan untuk lebih dari 4.800 orang yang dibaptis selama serangkaian penginjilan tiga minggu di El Salvador, negara Amerika Tengah yang terperosok dalam kejahatan dan kekacauan.

“Kami terkesan dengan kelaparan rohani banyak orang,” kata Carter sete-lah berbicara kepada kerumunan yang mendekati kapasitasnya dengan 52.000 orang pada hari penutupan seri itu di Estadio Cuscatlán, stadion terbesar di Amerika Tengah dan rumah dari sepak bola tim El Salvador. “Kemuliaan bagi Allah.”

Acara itu terlaksana di stadion ibu-kota, San Salvador, pada akhir Novem-ber menandai klimaksnya dari 93 perte-

GEREJA SEDANG DIKERJAKAN: George Shamoun, pemimpin gereja Advent di Irak, mengunjungi lokasi konstruksi gere-ja Advent di Erbil, Irak.

ME

na

U

ni

On

KEHADIRAN BESAR: Evangelis John Carter berbicara kepada 52.000 orang di stadi-on Estadio Cuscatlan di San Salvador, El Salvador, pada 29 November.

TH

E

ca

rT

Er

r

Ep

Or

T

4 Adventist World | 02 - 2015

Page 5: February 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

oleh Divisi Afrika Timur Tengah.Militan Al-Shabaab menghentikan

kendaraan di Nairobi pada akhir No-vember dan menanyai penumpang un-tuk menentukan apakah mereka kaum mayoritas atau tidak. Saksi mata menga-takan mereka yang menjawab dengan ti-dak memuaskan diambil dan ditembak.

Sepertinya bahwa orang Advent di bus pagi itu sedang dalam perjalanan ke gereja pada saat serangan terjadi.

“Hati kami berduka bagi keluarga yang telah kehilangan orang yang dicin-tai, termasuk anak-anak, dalam pem-bantaian yang tidak masuk akal dan brutal ini,” Ted N.C. Wilson, ketua gere-ja Advent sedunia katakan dalam sebu-ah pernyataan.

“Kita tidak bisa memahami tindakan mengerikan yang telah terjadi,” katanya. “Namun, Roh Kudus sebagai Penghibur dapat membawa dorongan dan pemeli-haraan di tengah tragedi traumatis ter-sebut. Kami telah berdoa bagi keluarga yang menderita kerugian besar.“

Blasious Ruguri, Ketua Divisi Afrika Timur Tengah, mengatakan bahwa dia “terdiam seribu bahasa” atas pembu-nuhan “keji tanpa arti” itu.

“Saya tidak bisa membayangkan Ye-sus menunda kedatangan terlalu lama lagi!” Tulisnya dalam membalas email belasungkawa dari Wilson. “Seharusnya Dia datang kemarin. Pendeta, dengan tren peristiwa ini, dunia ini sudah tidak bisa ditempati lagi.“—Staf Adventist World

India: 50 Anak-anak Mengajar

n Lima puluh anak memberikan seminar kesehatan dan berjalan baris dengan spanduk di sebuah kota di tenggara India karena mereka bergabung dengan upaya gereja Advent untuk menemukan cara baru membagikan Yesus di bagian negara itu.

Dengan biaya hanya 200 dolar, para siswa dari Miryalaguda Seventh-day Ad-ventist High School berbagi pesan kese-

1,5 persen dari populasi itu adalah Kris-ten, Hindu adalah mayoritas dengan 92 persen.—Staf Adventist World

Uganda: Banding Mengenai Sabat

n Pemimpin gereja Advent di Uganda telah membuat daya tarik pribadi bagi presiden negara Afrika Timur untuk memperluas kemungkinan kebebasan beragama Advent untuk menghindari persyaratan bekerja dan belajar pada hari Sabat.

Presiden Yoweri Museveni Kaguta ti-dak segera menjawab permintaan, yang dibuat oleh John Kakembo, Ketua Uni Misi Uganda, pada acara penggalangan dana untuk sebuah gereja baru di Ibu-kota, Kampala. Tapi dengan jujur dia memuji orang Advent.

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mere-ka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga,” ka-ta Museveni dalam pidatonya.

hatan Advent dengan beberapa ribu dari 115.000 jiwa di Miryalaguda, kata Ro-bert L. Robinson, asisten administrasi bagi ketua di Divisi Asia Selatan.

“Kami bereksperimen untuk melihat apakah ini akan menjadi pendekatan yang baik untuk mulai menjangkau ko-ta-kota di negara bagian Andhra Pradesh dengan pekabaran Injil,” kata Robinson, yang hadir dalam acara terse-but.

Dengan semua indikasi percobaan itu bekerja dengan baik, katanya.

Para siswa, mengenakan seragam se-kolah biru dan didampingi oleh polisi, memberikan ceramah kesehatan di tiga lokasi terpisah baru-baru ini. Mereka juga berbaris dengan spanduk buatan sendiri dengan slogan-slogan seperti “Alkohol adalah Minuman Iblis” dan “Merokok Berbahaya bagi Kesehatan.”

Robinson memperkirakan bahwa 2.000 orang mendengar ceramah itu dan banyak lagi yang melihat pawai itu.

Inisiatif ini juga menarik perhatian koran lokal, yang menerbitkan sebuah artikel yang memberi perhatian tam-bahan untuk tujuannya.

Sekitar 50 juta orang tinggal di Andhra Pradesh, kedelapan terbesar di 29 negara bagian India. Hanya sekitar

BERBARIS DEMI KESEHATAN: Mahasiswa dari Miryalaguda Seventh-day Adventist High School berbagi pekabaran kesehatan Advent kepada penduduk Miryalaguda, India.

EL

is

Ha

B

OB

B e r s a m b u n g k e s e b e l a h

02 - 2015 | Adventist World 5

Page 6: February 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

Siswa Muslim di sekolah Advent di bekas Uni Soviet begitu yakin bahwa Allah akan melakukan intervensi

untuk mengubah hari ujian akhir negara mereka dari hari Sabat, mereka berdiri dalam solidaritas bersama teman sekelas Advent mereka untuk menolak mengam-bil ujian di sekolah umum, bahkan jika itu berarti bahwa mereka tidak akan lu-lus.

Iman para remaja itu telah terbayar.Pada saat terakhir pemerintah negara

mayoritas Muslim itu memutuskan agar hari ujian akan dijadwal ulang, hal itu membuat para guru Advent merasa tak-jub, karena mereka telah menghabiskan banyak waktu yang meresahkan menge-nai situasi tersebut.

Bahkan lebih luar biasa, otorisasi ter-sebut datang dari kantor wakil menteri yang baru saja memaksa sekolah Advent untuk menghapus kata “Kristen” dari na-ma sekolah Advent.

“Para siswa Muslim memutuskan un-tuk berdiri teguh pada prinsip-prinsip ti-dak bekerja dan belajar pada hari Sabat, suatu yang mereka telah pelajari di seko-lah Advent, dan ini adalah keputusan yang indah,” kata Guillermo Biaggi, Ke-tua Divisi Euro Asia, wilayah yang meli-puti sebagian besar bekas Uni Soviet.

“Tuhan tidak hanya mengilhami se-seorang di pemerintah untuk mengubah hari ujian—Dia juga mengilhami para

siswa dan menghargai kepercayaan mere-ka pada Pencipta dan Penebus kita,” kata-nya.

Cerita tentang ujian pada hari Sabat muncul di pertemuan akhir tahun yang dilakukan oleh Divisi Euro Asia. Adven-tist World tidak mengidentifikasi sekolah atau lokasinya, untuk menghindari per-masalahan lainnya.

“Satu-satunya Harapan yang Tersisa adalah Tuhan”

Sekolah yang mengajarkan 280 siswa berusia 6-17 tahun, mengalami tahun akademik 2013-2014 yang sulit karena menghadapi berbagai tantangan dari pi-hak berwenang dan orang lain yang tidak suka dengan kehadiran sebuah sekolah Kristen di negara Muslim, kata para pe-mimpin sekolah dan gereja.

Tapi tidak ada yang mempersiapkan para guru itu untuk kejutan dari kemen-terian pendidikan mengenai keputusan-nya yang mengatakan bahwa ujian akhir nasional untuk siswa kelas sembilan dan sebelas akan diadakan pada hari Sabtu.

Para guru mulai berdoa. Beberapa siswa kelas XI di sekolah itu berasal dari keluarga Advent, tetapi sebagian besar adalah Muslim. Tak satu pun dari anak-anak kelas sembilan yang Advent.

Setiap upaya untuk menunda hari ujian, pada hari Minggu, tampaknya ga-gal. Tidak ada pejabat pendidikan setem-

Hal ini bukanlah yang pertama kali-nya ia dimohon melakukan sesuatu me-ngenai hari Sabat. Jan Paulsen, selama waktu ia sebagai ketua gereja Advent se-dunia, 1999-2010, mengangkat isu itu pada Museveni sementara pengadilan setempat sedang mempertimbangkan banding yang disampaikan oleh maha-siswa Advent terhadap mengikuti ujian universitas pada hari Sabat. Pengadilan itu tidak mendukung mahasiswa terse-but.

Pemeliharaan Sabat dapat menjadi tantangan bagi 261.000 orang Advent yang tinggal di Uganda, sebuah negara yang berpopulasi 36.900.000 jiwa.

“Saya telah kehilangan enam peker-jaan karena hari Sabat,” kata anggota ge-reja John Nyagah Gakunya dalam disku-si terbaru tentang Sabat pada halaman Facebook Adventist World.

Tapi Gakunya mengatakan dia tidak berkecil hati. “Saya tetap setia kepada Tuhan, dan saya akan mengatakan bu-kanlah kerugian untuk melayani Tu-han,” katanya. “Hormatilah Tuhan, dan Dia akan menghormati Anda.”

—Samuel Mwebaza, Direktur Komuni-kasi Uni Misi Uganda, dan ANN dan staf Adventist World

PERTEMUAN DI UGANDA: Presiden Uganda, Yoweri Museveni, kedua dari ka-nan, berdiskusi dengan pemimpin Advent pada sebuah acara di Kampala, 22 Nov.

Para Guru membicarakan keajaiban ganda dalam Sekolah Advent di bekas Uni Soviet.

Remaja Muslim Bergabung

dalam

Ujian di Hari SabatMenolak

UU

M

Oleh Andrew Mc Chesney, editor berita, Adventist World

Bersama Orang Advent

6 Adventist World | 02 - 2015

Page 7: February 2015 indonesian

Kiri: GEDUNG SEKOLAH: Sekolah Advent memiliki 280 siswa berusia 6 hingga 17. Bawah: KELAS TAMATAN: Kelas 11 yang Advent dan Muslim pada akhir perayaan sekolah.

L A P O R A N S E D U N I A

pat ingin memikul tanggung jawab otori-sasi perubahan tersebut. Kepala sekolah mengirim surat kepada seorang pejabat Departemen Pendidikan yang berjanji untuk membantu, tapi dia tidak menja-wab.

“Satu-satunya harapan yang tersisa adalah Tuhan,” kata kepala sekolah da-lam sebuah pernyataan yang disediakan oleh Divisi Euro Asia.

Dia mengumpulkan para siswa ber-sama-sama untuk menjelaskan situasi. Dia mengatakan, bahwa sekolah masih berusaha untuk menjadwal ulang hari ujian tapi tidak bisa menjanjikan keber-hasilannya. Dia juga mengatakan dia te-lah membuat pengaturan dengan sekolah umum di dekatnya untuk menawarkan ujian bagi mereka yang ingin mengikuti ujian itu.

“Ini memberi setiap siswa kesempat-an untuk membuat keputusan sendiri, menyadari sepenuhnya konsekuensi dari keputusan tersebut,” kata kepala sekolah.

Kelas sebelas yang gagal mengikuti ujian tersebut tidak akan diluluskan. Ke-las XI adalah kelas terakhir sebelum lulus dari sekolah tinggi di bekas Uni Soviet.

“Itu Mustahil!”Hanya dua hari sebelum ujian kepala

sekolah tiba-tiba menerima telepon dari kementerian pendidikan. Penelepon ada-lah seorang asisten administrasi bagi wa-kil menteri pendidikan, mengatakan bah-wa bosnya telah menulis surat balasan untuk surat kepala sekolah yang seperti-nya telah hilang dan agar sekolah tersebut dapat mengirim seseorang untuk meng-ambilnya.

berpikir bahwa mereka telah salah me-ngerti dan telah mengulang-ulangi cerita itu. Kemudian salah satu siswa memecah keheningan dengan suatu penjelasan se-hingga kepala sekolah itu menemukan yang lebih luar biasa lagi dibandingkan izin menteri di saat terakhir menjadwal ulang hari ujian.

Siswa itu katakan: “Kami tidak per-nah memiliki keraguan bahwa Allah akan membantu mengatasi situasi ini.”

Kepala sekolah mengetahui bahwa ti-dak ada seorang siswa pun telah mendaf-tar untuk mengikuti ujian di sekolah umum pada hari Sabat. Saat ia berbicara dengan mereka, dia belajar bahwa mere-ka telah melihat begitu banyak manifes-tasi kuasa Allah selama tahun sulit seko-lah tersebut dan mereka telah memutus-kan Tuhan tidak akan meninggalkan se-kolah ini terlebih karena sesuatu yang se-derhana seperti ujian pada hari Sabat. Para siswa Muslim telah memutuskan untuk bergabung bersama teman-teman sekelas Advent mereka berdiri setia pada Sabat Alkitab.

“Anak-anak dari keluarga non-Ad-vent melihat bagaimana Allah memim-pin sekolah kita dan percaya dengan se-genap hati mereka bahwa masalah akan diselesaikan,” kata kepala sekolah. “Justru kita, para guru Advent, yang bingung de-ngan kekhawatiran.” n

Kepala sekolah mengatakan dia telah kehilangan semua harapan karena pang-gilan telepon tersebut, karena wakil men-teri pendidikan itu adalah orang yang sa-ma yang memaksa sekolah untuk meng-ganti nama sekolah Advent beberapa minggu sebelumnya.

Dan itu belum semuanya.“Sebelum panggilan telepon tersebut,

kami berharap bahwa mungkin kami bi-sa memberikan ujian pada hari yang ber-beda dan tidak diketahui oleh pejabat pendidikan,” katanya. “Tapi sekarang bahwa pemerintah telah memberikan tanggapan resmi, sehingga tidak mung-kin untuk melakukan ujian tanpa diketa-hui.”

Kepala sekolah saat itu sedang terte-kan. Dia bercerita bahwa ketika dia me-robek untuk membuka amplop surat da-ri kementerian itu, ia berseru, “Itu mus-tahil! Betapa baiknya Tuhan itu!“

Ternyata wakil menteri pendidikan telah meninggalkan kantornya pada per-jalanan bisnis yang sedang diperpanjang, dan permohonan sekolah itu telah di-sampaikan kepada pejabat kementerian lain, yang telah resmi mengumumkan ujian yang akan diberikan pada hari Minggu.

Kepala sekolah itu ingin sekali mem-bagikan berita itu pada siswa. Tapi ketika mereka menunjukkan sedikit emosi, dia

E U r O - a s i a D i v i s i O n

EU

rO

-a

si

a

Di

vi

si

On

02 - 2015 | Adventist World 7

Page 8: February 2015 indonesian

P A N O R A M A S E D U N I A

Kristus adalah kebenaran dan satu-satunya harapan kita sementara kita dengan cepat datang ke penutupan seja-rah bumi. Yesus akan datang segera!

Dalam persiapan untuk kedatangan Kristus, kita, seperti Is-rael kuno, dipanggil untuk mengikuti nasihat Tuhan dalam 2 Tawarikh 7:14—merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tu-han, dan berbalik dari jalan kita yang jahat. Kita diundang un-tuk merendahkan diri di hadapan Kristus, menyadari hanya “di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada,... (Kisah Para Ra-sul 17:28).

Beberapa mengkritik menuduh orang Advent mengajarkan atau mempromosikan legalitas—dibenarkan oleh perbuatan. Tidak ada yang bisa lebih berarti selain kebenaran. Suara orang Advent harus menjadi yang terkuat dalam menyatakan bahwa

keselamatan adalah melalui Kristus dan oleh Kristus saja! Tin-dakan Allah yang mengucapkan bahwa kita dibenarkan melalui kematian Kristus—dibenarkan—dan tindakkan Allah yang mengubah kita menjadi serupa dengan Kristus—disucikan—ti-dak dapat dipisahkan, karena kedua hal itu bersama-sama me-rupakan kepenuhan kebenaran Kristus bagi kita.

Rencana-Nya, Bukan KitaKadang-kadang, tampaknya ada kebingungan tentang dibe-

narkan dan disucikan dan bagaimana kedua hal itu berhubung-an satu sama lain dan dengan keselamatan kita. Beberapa orang mengajarkan dibenarkan dengan mengesampingkan penyucian dan tiba pada “anugerah murahan.” Yang lain berfokus hampir secara eksklusif pada penyucian dan tiba pada “perfeksionisme” atau keselamatan legalitas karena perbuatan. Namun kebenaran Allah yang menyelubungi melibatkan kelengkapan dibenarkan dan disucikan. Ini adalah rencana-Nya, bukan rencana kita. Ini adalah cara-Nya membawa kita ke dalam hubungan jangka panjang yang segera dan bersama-Nya dalam persiapan untuk menghabiskan kekekalan bersama-Nya.

Paulus menyatakan dalam Efesus 2:8-10 bahwa kita beru-tang segalanya pada Kristus: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pem-berian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang di-persiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di da-lamnya.“ Allah menyatakan kita benar melalui pengorbanan Kristus. Ketika kita menerima karunia ini, kita dinyatakan sem-purna di mata Allah. Sementara kita dengan rendah hati tun-duk pada kendali Kristus atas hidup kita, kuasa-Nya kemudian

Oleh Ted N. C. WilsonKebenaran

mulai menguduskan kita. Seluruh perubahan ini adalah kebe-naran Kristus yang menyelubungi kita.

Bukan Legalitas yang Berpusat pada DiriHal ini bukanlah panggilan untuk legalitas yang berpusat

pada diri sendiri, tapi panggilan langsung untuk dibenarkan oleh iman kepada Allah. Ditarik oleh Roh Kudus, kita meneri-ma Yesus ke dalam hidup kita, dan Kristus mulai mengubah ki-ta menjadi serupa dengan-Nya sehingga kita menjadi lebih dan lebih lagi menjadi seperti Dia. Inilah sebabnya mengapa pema-buk menjadi orang yang tenang; orang yang tidak peduli men-jadi bermoral; yang kejam menjadi pembawa damai; yang egois menjadi tidak mementingkan diri, sangat dermawan. Inilah se-babnya mengapa orang yang belum bertobat menjadi berto-

bat—semuanya karena kuasa Allah yang mulai memproduksi buah Roh dalam hidup kita.

Persyaratan hubungan yang benar ini dijelaskan dalam salah satu ayat yang paling berkuasa dari Alkitab: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, su-paya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Kor. 5:21). Allah, Sang Bapa, menyediakan Anak-Nya yang sempurna sebagai korban bagi dosa kita yang membuat kita ditanggung oleh ke-benaran Kristus yang sempurna. Ini adalah pengalaman “dila-hirkan kembali” yang Yesus nyatakan dalam Yohanes 3:3, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

Dilahirkan KembaliPengalaman dilahirkan kembali ini membuat kita seorang

yang sama sekali baru. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang“(2 Kor. 5:17). Melalui pimpinan Roh Kudus, sementara kita mengakui dosa dan kita sujud di kaki sa-lib, kita disucikan dari dosa kita dan diciptakan kembali ke da-lam gambar Allah (lihat 1 Yohanes 1:9).

Ini adalah kebenaran Allah yang menyelubungi—kita dise-lamatkan oleh anugerah dan kita hidup oleh iman—semuanya melalui Yesus Kristus! Kita dapat menyatakannya bersama Paul, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hi-dup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di da-lam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang te-lah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku“(Gal. 2:19, 20).

Ketika kita menerima Kristus dan kebenaran-Nya, kita juga

Kristusyang Menyelubungi

8 Adventist World | 02 - 2015

Page 9: February 2015 indonesian

mengikuti Dia dalam percaya dan menerima kebenaran-Nya yang indah yang terungkap dalam doktrin Alkitab—semuanya berpusat di dalam Dia. Dalam Titus 3:5-6, Paulus menunjuk-kan lebih lanjut, “bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Ku-dus.” Selanjutnya ia berkata “supaya kita, sebagai orang yang di-benarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.” Perkataan ini be-nar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sung-guh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia (ayat 7-8).

Karya yang baik adalah manifestasi dari kuasa penyucian Kristus. Roh Kudus bekerja di dalam kita untuk membuat kita lebih dan lebih lagi menjadi seperti Kristus. Kita benar-benar tergantung pada hubungan kita dengan Kristus untuk disuci-kan. Itu adalah kebenaran Kristus.

Kebenaran KristusRoh Nubuat memberi kita wawasan jauh ke dalam kebenar-

an Alkitab mengenai kebenaran Kristus, terutama dalam buku kecil yang luar biasa, Kebahagiaan Sejati:

“Kita tidak mempunyai kebenaran kita sendiri yang dapat memenuhi segala tuntutan hukum Allah itu. Tetapi Kristus te-lah menyediakan jalan kelepasan bagi kita.... Dia mati untuk ki-ta, dan sekarang Dia mau mengangkat dosa-dosa kita lalu memberikan kebenaran-Nya pada kita.... Lebih daripada ini, Kristus mengubah hati itu.... Sepatutnya Anda memelihara hu-bungan dengan Kristus ini oleh iman serta penyerahan kehen-dak yang terus-menerus kepada-Nya; selama Anda melakukan hal ini, Dia akan bekerja di dalam dirimu dalam kehendak dan

perbuatan sesuai dengan kehendak-Nya.... Itulah sebabnya tak satu pun dalam diri kita sendiri yang dapat disombongkan.... Satu-satunya dasar pengharapan kita ialah kebenaran Kristus yang dihisabkan kepada kita, yang ditempa oleh Roh Kudus-Nya yang bekerja di dalam dan melalui kita“ (hlm. 71-72).

Tidak heran Paulus menyatakan, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pa-da pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia te-lah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibr. 4:14-16).

Pekerjaan Seumur HidupTidak ada seorang Advent seharusnya menganggap diri me-

reka lebih baik dari orang lain atau menuduh orang lain tidak suci atau sempurna. Kita semua adalah orang berdosa di kaki salib yang membutuhkan seorang Juruselamat yang memberi-kan kita kebenaran-Nya.

Sementara yang kita menguduskan diri kita kepada Kristus dan mengizinkan Dia untuk bekerja di dalam kita untuk tetap dekat dengan-Nya dan Firman-Nya, kita kemudian dapat lebih memahami kata-kata yang diilhami ini: “Kristus sedang me-nunggu dengan amat rindu bagi pembuktian diri-Nya dalam jemaat-Nya. Bila tabiat Kristus diperlihatkan dengan sempurna dalam umat-Nya, barulah Ia akan datang untuk menerima me-reka sebagai milik-Nya“ (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 46-47).

Karakter Kristus direproduksi dalam hidup kita sementara kita bersandar sepenuhnya pada Kristus saja. Setiap hari kita harus mengizinkan Roh Kudus untuk mengubah kita lebih dan lebih lagi menjadi seperti Kristus. Ini adalah pekerjaan seumur hidup. Kita harus meminta karakter Kristus dalam hidup kita sementara kita mempelajari penurutan pada Firman-Nya mela-lui kuasa-Nya.

Kita tidak bekerja terhadap apa yang mungkin disebut “perfeksionisme,” mencerminkan daftar legalitas. Kita juga ja-ngan menunjukkan kesalahan orang lain atau membawa perse-lisihan ke gereja dengan tuduhan bahwa kita lebih benar dari yang lain. “Tidak seorang pun yang mengklaim kesucian yang benar-benar suci. Mereka yang terdaftar sebagai orang yang suci dalam buku-buku Surga tidak menyadari suatu fakta, dan me-reka merupakan yang terakhir untuk menyombongkan kebaik-an mereka sendiri. Tak satu pun dari para nabi dan rasul yang

Karakter Kristus berkembang dalam hidup kita selama kita bersandar hanya pada Kristus.

Pemberian-Nya bagi kita

p H O T O : g i n O s a n T a M a r i a / i s T O c k / T H i n k s T O c k . c O M 02 - 2015 | Adventist World 9

Page 10: February 2015 indonesian

pernah mengaku suci.... Orang benar ti-dak pernah membuat pernyataan seperti itu. Semakin mereka menyerupai Kristus, semakin mereka meratapi ketidakserupa-an mereka pada Kristus“ (True Revival, hlm. 62).

Anugerah-NyaJadi bagaimanakah kita harus mema-

hami rencana keselamatan di hari-hari terakhir sejarah bumi? Anugerah murah-an tidak akan melakukannya. Hal ini me-nyangkal kuasa Roh Kudus untuk meng-ubah hari demi hari kehidupan menjadi seperti Kristus. Legalitas tidak akan mela-kukannya. Hal ini menghalangi satu-satu nya cara untuk keselamatan—keter-gantungan total pada Yesus Kristus, satu-satunya cara untuk keselamatan. Sebuah pendekatan kritis yang lebih tinggi tidak akan melakukannya. Hal ini sangat menghancurkan keajaiban pertobatan dan penyucian, dan melucuti kuasa kese-lamatan Allah yang mengubah hidup.

Hanya kebenaran Kristus yang me-nyelubungi dari pengudusan yang akan menyelamatkan, mengubah, dan meme-lihara kita menjadi ke murid Kristus yang sejati. Ini adalah sesuatu yang Yesus laku-kan baik bagi kita dan di dalam kita. Me-lalui anugerah-Nya, kita dapat memiliki kuasa Ilahi dan karakter-Nya sementara kita dibuat lebih dan lebih lagi menjadi seperti Dia.

Kita diberitahu dalam Roh Nubuat bahwa dibenarkan oleh iman adalah inti pekabaran tiga malaikat. Betapa suatu hak istimewa untuk mendesak orang un-tuk kembali ke ibadah sejati Allah yang mengakui kebenaran dan keselamatan-Nya yang menyelubungi. Puncak dari anugerah dan kebenaran Kristus akan menyambut Dia di kedatangan-Nya yang kedua kali—bukti pada dunia mengenai keselamatan pembenaran-Nya dan ke-mampuan untuk mengubah hidup kita melalui kuasa-Nya menguduskan.

Betapa suatu hari yang dinantikan! n

P A N O R A M A S E D U N I A

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia.

SebuahOne -Day Church

Sebuah Gereja dengan Ular yang Merayap!

Di sebagian besar wilayah Angola bahkan bangunan yang paling sederhana pun membutuhkan banyak usaha. Bangunan Jemaat Morro 50 terdiri dari dinding kerangka batang yang penuh dengan bebatuan yang ditempatkan dengan hati-hat.. Untuk membuat tempat yang cukup kreatif ini, anggota gereja berjalan bermil-mil ke pegunungan dan membawa bebatuan kembali ke komunitas mereka.

Saat ini gereja ini sudah cukup berbahaya di beberapa kesempatan. Ada 250 anggota jemaat di sini. Setiap ibu akan takut tentang seandainya ada batu jatuh dari dinding, tapi pada satu hari Sabat terbukti bahkan lebih berbahaya. Saat pendeta berdiri sedang berkhotbah, dua ular kobra berbisa keluar dari langit-langit dan ke lantai gereja.

Apakah Anda tetap tinggal di gereja setelah ular kobra jatuh ke tengah-tengah Anda? Di Angola mereka tetap tinggal di gereja. Orang ini terbiasa dengan bahaya, dan digumuli. Puluhan tahun dalam perang melenyapkan infrastruktur Angola beberapa tahun lalu. Berbagai negara asing berjuang untuk menguasai lahan kaya minyak namun meracuni tanah ini, jadi tidak ada apa-apa yang dapat tumbuh. Seluruh generasi pria tewas dalam peperangan. Negara ini memiliki tingkat ke delapan di dunia untuk kematian bayi. Tapi Angola tetap maju.

Bangunan gereja batu ini telah runtuh oleh karena angin sebanyak tiga kali dalam 12 tahun terakhir. Para anggota membangunnya kembali. Mereka duduk di bangku logam panas yang terbuat dari rel kereta api, mereka berdoa untuk suatu yang lebih baik. Mereka berdoa untuk seseorang yang akan membantu mereka.

Pada bulan Agustus, Maranatha Volunteers International membangun-One Day Church untuk Jemaat Morro 50, berkat kemurahan hati ratusan dermawan. Jemaat Morro 50 akhirnya memiliki sebuah gereja yang nyata. Ini adalah tempat harapan yang aman bagi keluarga untuk bertemu dan menyembah Tuhan.

Orang dari Angola telah melakukan bagian mereka. Mereka telah berkeringat dan berdoa, membangun dan membangun kembali, dan mengulurkan tangan untuk memberitahu orang lain tentang kasih Allah. Maranatha ada untuk membantu dengan langkah berikutnya: Membangun gereja.

ASI dan Maranatha Volunteers International membayai dan memfasilitasi proyek One-Day Church dan One-Day School. Sejak 2009 lebih dari 1.600 bangunan One-Day telah dibangun di seluruh dunia. Carrie Purkeypile adalah perencana proyek bagi Maranatha Volunteers International.

Kiri: KERJAAN YANG INTENSIF: Bebatuan yang digunakan di dinding harus dibawa ke lokasi bangunan. Sayangnya, mereka juga memberikan tempat per-lindungan bagi banyak ular. Kanan: PEMIMPIN: Para pemimpin Jemaat Morro 50 saat ini memiliki bangunan di mana mereka dapat mengundang orang lain dalam komunitas mereka.

TO

M

LL

Oy

D/

Ma

ra

na

TH

a

vO

LU

nT

EE

rs

i

nT

Er

na

Ti

On

aL

10 Adventist World | 02 - 2015

Page 11: February 2015 indonesian

Oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides

K E S E H A T A N S E D U N I A

Ketika kami menulis kolom ini, kami tidak menulis sebagai ahli dalam segala hal; gantinya, kami

berusaha untuk membawa Anda pan-dangan saat ini seperti yang diungkap-kan dalam literatur terbaru. Kami harus menekankan kepada Anda—dan kepada semua pembaca—penasihat terbaik An-da adalah para ahli perawatan kesehatan profesional yang sangat mengetahui yang terbaik bagi Anda. Oleh karena itu, kami menulis, secara umum.

Kanker prostat adalah subjek perha-tian besar karena kondisi umumnya. Se-mentara penduduk tinggal lebih lama, penyakit usia tua telah menjadi lebih umum. Kanker prostat ditemukan hadir dalam bentuk mikroskopis di hampir 100 persen pria di atas 80 tahun dalam sebuah penelitian otopsi yang dilakukan bertahun-tahun yang lalu.

Pertanyaan tentang pengelolaan, ba-gaimanapun, tidak dalam populasi ber-usia lebih dari 70 atau 75 tahun, tetapi terjadi pada pria yang lebih muda. Seba-gai seorang yang berusia 60 tahun, Anda mungkin masih aktif dan kuat, dan ma-sih bekerja. Anda bisa memiliki produk-tif bertahun-tahun di hadapan Anda.

Pilihan untuk pengelolaan penyakit ini adalah termasuk operasi, seperti yang telah direkomendasikan; berbagai bentuk radiasi; atau kombinasi dari ke-dua rencana dengan kemoterapi bahkan tambahan jika diperlukan.

Banyak pria khawatir tentang efek samping dari operasi, seperti inkonti-nensia urin atau disfungsi ereksi.

pria yang lebih tua dalam kelompok waspada menunggu, yang tidak pernah memiliki perawatan penahan rasa sakit memberikan dukungan untuk konsep pengawasan aktif dalam kelompok-ke-lompok yang dipilih secara tepat. Dalam penelitian ini beban penyakit jangka panjang secara keseluruhan adalah pengingat bahwa faktor itu selain untuk pertahanan hidup perlu dipertimbang-kan ketika sedang memberikan konse-ling pada individu pria yang mengidap kanker prostat.

Kami setuju dengan tim medis/ope-rasi Anda dan percaya peluang Anda untuk sembuh cukup tinggi melalui operasi. Anda mungkin akan ditawar-kan langkah-langkah tambahan, atau bahkan pendekatan pembedahan presisi robotika.

Meskipun ada efek samping umum dan tidak harus diminimalkan, kelang-sungan hidup Anda, bahkan dengan be-berapa efek samping, bisa jauh lebih unggul dibandingkan pendekatan alter-natif berbasis tanpa dasar, termasuk de-ngan tidak dirawat sama sekali. n

* Anna Bill-Axelson et al., “Radical Prostatectomy or Watchful Waiting in Early Prostate Cancer,” New England Journal of Medicine 370, no. 10 (6 Maret 2014): 932-942.

Tidak semua kanker prostat agresif, dan patolog akan datang dengan skor agresi yang disebut “Gleason Score.” Tu-mor yang sangat agresif memerlukan pengobatan agresif. Pria yang lebih tua yang lebih dari 75 tahun mungkin akan meninggal karena penyebab lain selain kanker prostat, dan situasi ini harus di-timbang terhadap potensi risiko. Hal ini telah menyebabkan konsep “waspada menunggu.” Orang dalam kelompok usia 65-74 tahun sedikit lebih sulit un-tuk menyarankan sesuatu. Melihat bah-wa Anda masih muda (60), kami ber-pendapat bahwa Anda telah mempero-leh nasihat yang tepat.

Kami menemukan sebuah artikel terbaru yang mempelajari manfaat pros-tatektomi radikal dalam jangka panjang, dan membandingkannya dengan waspa-da menunggu. Penelitian Skandinavia ini* diikuti 695 orang dari antara tahun 1989 dan 1999, hingga tahun 2012. Peri-ode hingga 23 tahun ini diizinkan pada kedua kelompok—347 pria dalam ke-lompok operasi dan 348 pria berada pa-da kelompok waspada menunggu—un-tuk diteliti.

Dua ratus orang dalam kelompok operasi itu telah meninggal, dan 247 pa-da kelompok waspada menunggu, telah meninggal. Kematian terkait akibat kan-ker prostat adalah 63 orang pada kelom-pok operasi, dan 99 orang pada kelom-pok waspada menunggu.

Penelitian ini menunjukkan manfaat dari operasi; Namun, manfaat itu lebih pada pria yang lebih muda. Hasil pada

Operasi

Saya berusia 60 tahun dan telah didiagnosis dengan kanker prostat. Para dokter mengatakan ini adalah tahap awal, dan hasil tes (PSA) prostate-specific antigen saya hanya 15. Saya telah direkomendasikan untuk menjalani prostatektomi ra-dikal. Bagaimanakah pendapat Anda?

Kanker Prostat

Peter N. Landless, seorang ahli kardiologi nuklir, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Allan R. Handysides, seorang ahli ginekologi, baru pensiun, sebelumnya adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

02 - 2015 | Adventist World 11

Page 12: February 2015 indonesian

R E N U N G A N

Saat itu minuman cokelat saya panas, terlalu panas untuk diminum. Jadi saya hanya memegangnya di tangan saya, menggunakan kehangatan untuk menghangatkan jari-ja-

ri saya. Beberapa teman sekelas dan saya berada di pusat kota mengerjakan tugas fotografi kami. Saya telah masuk ke dalam kedai kopi untuk menghangatkan dan menunggu teman-te-man saya yang masih berada di luar memotret. Saya melihat angin dingin menarik-narik topi mereka dan membuat napas mereka terlihat beruap sementara saya memegang cokelat pa-nas saya. Dalam beberapa menit mereka bergabung dengan saya di dekat jendela, tapi mereka seperti tidak menentu, ber-bisik di antara mereka sendiri. Kemudian mereka berpaling kepada saya.

“Ada seorang pria tunawisma di luar sana. Dia hanya bisa duduk membungkuk terhadap angin dingin. Jika kita membeli dia sesuatu yang hangat, akankah Anda membantu bawa minu-man itu padanya? Kami takut untuk pergi sendiri.“

“Tentu,” kata saya.Cokelat panas dan kue telah dibeli, dan kami mencoba un-

tuk datang dengan sebuah ayat Alkitab yang relevan tertulis di serbet. Akhirnya kami menyerah dan tidak jadi memperlaku-kannya sesuatu. Sebagian besar dari kami kembali, sementara dua dari kami mendekati orang itu—kami tidak ingin mena-kut-nakutinya. Dia menerima minuman hangat itu dengan rasa syukur.

Kami memotret sisa dari gulungan film kami dan pulang, ke tempat tidur kami yang hangat, merasa seperti orang Samaria yang baik. Kami telah melakukan perbuatan baik.

Beberapa bulan berlalu sebelum saya datang ke pusat kota lagi, dan saya sudah lupa tentang malam beku dan kedai kopi itu sampai saya melihatnya lagi. Ini adalah orang yang sama. Rambut kusut yang sama, pakaian menjemukan yang sama, dan tempat yang sama di jembatan. Saya sangat terkejut. Ini adalah orang yang sama untuk siapa kami telah membeli cokelat panas. Apakah yang dia lakukan di sini? Semua kisah yang saya pernah baca tentang orang Samaria yang baik bera-khir dengan kehidupan seseorang yang berubah dan orang Sa-maria yang baik menikmati perasaan hangat itu. Hal ini seperti-nya tidak benar.

Kisah Selanjutnya dari Kisah ItuOrang yang menyebabkan Yesus mengatakan perumpama-

an tentang orang Samaria yang baik adalah seorang pengacara yang meminta Guru itu mengenai apa yang harus ia lakukan untuk “memperoleh hidup yang kekal” (Lukas 10:25). Sebagai imbalannya, Yesus memeriksa pengacara tersebut dengan tau-rat. Orang itu mengutip Ulangan 6:5: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Oleh Anna Bartlett

Melampaui

Mengasihi sesamamu berarti lebih dari berbuat baik.

a L E x p r O i M O s

CokelatPanas

12 Adventist World | 02 - 2015

Page 13: February 2015 indonesian

“Jawabmu itu benar,” Yesus menjawab. “Perbuatlah demiki-an, maka engkau akan hidup.”

Tapi pengacara itu meminta klarifikasi, jadi Yesus menceri-takan kisah seorang musafir yang dirampok, dipukuli, dan di-tinggalkan untuk mati di pinggir jalan. Beberapa orang Yahudi yang bermaksud baik melihat orang terluka saat mereka mela-kukan perjalanan di jalan yang sama, tetapi memilih untuk me-lewatinya. Kemudian seorang Samaria melihat orang yang ter-luka dan segera memberikan bantuan (Lukas 10:30-33). Orang Samaria membersihkan luka pria itu dan menempatkan salep pada luka itu; namun ia tidak hanya menolong dengan buru-buru dan meninggalkannya; ia membantu orang sakit itu un-tuk bangun, menempatkan dia pada hewannya sendiri, dan melanjutkan perjalanan bersama dengan dia. Ketika mereka akhirnya tiba di sebuah penginapan, sekali lagi orang Samaria tidak meninggalkan temannya tapi membayar pemilik pengi-napan untuk merawatnya sampai ia kembali (ayat 35).

Kemudian Yesus bertanya siapa dalam cerita itu yang mem-perlakukan orang terluka dengan tepat. Pengacara tersebut menjawab bahwa itu adalah orang yang telah menunjukkan be-las kasihan kepada individu itu. “Pergilah, dan perbuatlah de-mikian,” kata Yesus (ayat 37).

Lebih dari Sekadar SinggahYesus tidak hanya menjawab pertanyaan pengacara itu ten-

tang bagaimana hidup dengan cara kita yang sesuai untuk sur-ga dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik. Ia juga menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat bersedia bagi orang yang membutuhkan.

Bahkan sebelum Yesus mulai bercerita, Ia mengisi sesuatu yang telah diketahui pengacara itu. Dalam rangka untuk benar-benar berhubungan dengan orang lain, kita harus terlebih da-hulu terhubung dengan Tuhan. Setelah kita menyadari kebu-tuhan terberat kita mengenai Allah, kemudian kita dapat ber-bagi (sekilas) kasih Allah dengan orang lain. Secara sengaja Ia menggunakan tokoh non-Yahudi, orang Samaria, sebagai pusat dari cerita-Nya, Yesus menunjukkan pendengarnya bahwa versi

mereka untuk mengasihi orang lain telah rusak.Ketika orang Samaria yang baik melihat seseorang yang

membutuhkan, ia berhenti melakukan yang dia sedang la-kukan dan memberikan bantuan segera. Namun, ini bu-kan tindakan amal yang sekadar singgah belaka. Orang Samaria yang baik itu tidak hanya membantu sesamanya dengan kebutuhan yang mendesak dan meninggalkan dia dalam debu. Dia mengangkat sesamanya dan membawanya bersama di perjalanan.

Orang Samaria yang baik itu juga membuat investasi jangka panjang pada tetangganya. Dia menggunakan waktu dan sumber daya-nya untuk memastikan sesamanya dalam kondisi aman, kemudian membawanya ke sebuah penginapan, di mana ia terus me-rawatnya.

Ketika orang Samaria yang baik itu yakin bahwa temannya tidak akan mati

jika dibiarkan tanpa pengawasan, ia mempercayakan temannya itu untuk dirawat oleh pemilik penginapan itu. Tapi cerita itu tidak berakhir di sana. Orang Samaria yang baik itu tidak me-ninggalkan sesamanya itu untuk tipu muslihat orang di sekeli-lingnya; dia membayar pemilik penginapan itu untuk memeli-haranya, dan mengatakan kepada pemilik penginapan itu bah-wa ia akan memeriksa untuk memastikan sesamanya aman dan pulih dengan baik.

Semuanya di sekitar kita adalah korban dari serangan Setan. Seperti beberapa orang yang dalam cerita Yesus, kita sering ha-nya melihat dan melewati mereka. Kadang-kadang, setelah seri penginjilan, mereka yang dibaptis dalam gereja tidak tinggal la-ma setelah seri itu berakhir karena mereka merasa tertinggal. Satu pengalaman negatif kecil dapat menyebabkan “bayi dalam Kristus” itu menyerah, jika tidak ada seseorang mendukung mereka dalam perjalanan iman mereka.

Orang Samaria yang baik itu tidak lebih dari sekadar mem-bantu seseorang untuk bangun. Terhubung dengan Kristus, dia bersedia untuk berjalan dengan orang lain sepanjang jalan. Dia melakukan lebih dari sekadar melihat orang yang terluka; Dia memenuhi kebutuhan mendesak mereka dan membantu men-dapatkan mereka kembali pada jalan menuju keselamatan. Dia mengembangkan hubungan dengan orang banyak dan selalu memperhatikan mereka. Dia membawa mereka ke tempat orang lain dan mengobservasi kembali untuk memastikan ke-sembuhan mereka. Seorang Samaria yang baik menjadi seorang sahabat dan tetap bersama sampai mereka yang sakit dapat ber-diri dan melanjutkan perjalanan. Seorang Samaria yang baik membawa orang menjadi sahabat bagi Kristus.

Setelah Cokelat Panas ItuSetelah saya pulang dari melihat orang yang di luar kedai

kopi itu untuk kedua kalinya, pikiran saya dibanjiri dengan se-gala hal yang saya bisa lakukan untuk membantunya. Tapi saya sadar bahwa ide-ide saya itu hanya menargetkan kebutuhan langsungnya yang sementara. Saya bahkan tidak kenal orang ini atau ceritanya. Tiba-tiba muncul pemikiran: Saya mengerti bahwa untuk membuat perbedaan berkelanjutan pada kehi-dupan seseorang, saya harus melakukan lebih dari sekadar per-buatan baik. Saya harus berteman dan melayani mereka, mem-bawa mereka ke dalam hidup saya dan Juruselamat itu.

Lain kali ketika saya melihat seseorang yang membutuhkan, saya ingin menjadi orang Samaria yang baik dan benar. Seseo-rang yang tidak melihat orang dan hanya melewati mereka, te-tapi menawarkan yang terbaik untuk membantu dan membawa mereka bersama di perjalanan—perjalanan yang melampaui cokelat panas. n

Melampaui

Seorang SaMaria yang baik Melakukan

dari hanya Sekadar Menolong orang bangun.

Anna Bartlett adalah salah satu dari tenaga magang tahun 2014 pada musim panas di Adventist World.

Lebih

02 - 2015 | Adventist World 13

Page 14: February 2015 indonesian

Cerita

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Saya selalu terpesona berbagai cerita. Sebenarnya bukan karena cerita itu sendiri, melainkan karena selalu ada se-suatu yang menarik untuk ditemukan jika seseorang

membaca yang tersirat di setiap baris. Apakah yang ada di ba-lik arah tindakan karakter itu; apa konsekuensi yang tak teru-capkan dari keputusan tertentu; apa yang penulis tidak berita-hu, tetapi mengharapkan kita untuk memahaminya? Saat saya menikmati akhir bahagia suatu cerita, yang tak terduga, akhir yang agak aneh memikat saya lagi dan lagi, karena saya harus berhenti dan berpikir tentang lika-liku cerita yang menyebab-kan seperti akhir yang mengejutkan.

Ketika datang pada kehidupan di bumi, dalam sebuah ki-sah nyata luar biasa yang Anda dan saya perankan, kita mene-mukan kisah yang paling menarik dari semua yang lain. Ada lebih banyak konflik dan isu tentang manusia daripada yang kita lihat pada pandangan pertama. Untuk memahami me-ngapa orang menderita, mengapa ada begitu banyak konsep yang berbeda dari apa yang disebut kebenaran, mengapa per-juangan terburuk kita sering ada dalam diri kita, kita harus memahami cerita di balik cerita itu.

PeperanganSemuanya dimulai di inti malaikat di surga. Ini adalah sua-

tu misteri karena bagaimana dosa bisa muncul dalam makh-luk hidup yang ada di tempat sempurna seperti itu.1 Tapi pe-merintahan Allah adalah atas dasar kasih (1 Yohanes 4:8; Mat. 22:37-40), semua warga-Nya harus memiliki kebebasan untuk menyembah Allah karena mereka mengasihi dan sepenuhnya menghargai Dia dan karakter-Nya.2 Tak dapat dijelaskan, Se-tan mulai menyombongkan dirinya dalam kemuliaannya, yang kemudian berkembang menjadi keinginan untuk menja-

di seperti Allah (Yes. 14:13, 14; Yeh. 28:12-19). Ini adalah penghinaan terhadap hukum Allah, yang “suci, benar dan ba-ik” (Rm. 7:12). Dalam melakukannya, ia mengusir keraguan pada Allah sendiri. Mengapa warga milik Tuhan harus mema-tuhi hukum itu? Apakah Tuhan benar-benar Allah yang pe-nuh kasih? Bagaimanakah Allah dapat menjadi penuh kasih dan hanya pada waktu yang sama? Dengan kecurigaan terse-but yang merambat melalui surga, harmonis terganggu, dan langkah-langkah yang serius harus diambil.

“Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malai-kat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu

dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga“ (Wah-yu 12:7, 8). Tuhan pasti memiliki kuasa untuk menghancur-kan Iblis saat itu juga, tapi itu tidak akan memecahkan masa-lah. Pertanyaan-pertanyaan tentang Allah masih akan mela-yang di beberapa hati ciptaannya, dan landasan kasih Kerajaan Allah akan digantikan oleh rasa takut. Solusi terbaik adalah membiarkan alam semesta menyaksikan konsekuensi praktis kejahatan itu.3

Perang moral antara Allah dan Setan sangat kuat ketika Adam dan Hawa berdosa. Dengan memakan buah terlarang itu, mereka meragukan kata dan otoritas-Nya sebagai Allah, sehingga mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Allah (Kej. 3:1-6). Hal ini memungkinkan Iblis untuk merebut ke-kuasaan di bumi (Yohanes 14:30), dan demikian, ternyata ma-nusia menjadi musuh Allah. Medan perang pindah ke bumi ini, di mana sejak saat itu Iblis telah bekerja tekun untuk menggambarkan Tuhan, menyebabkan rasa sakit dan penderi-taan yang tak berujung, menyebarkan kebohongan, dan men-dorong semua amoralitas yang kita lihat di sekitar kita. Tapi

CeritaP A S A L 8

Oleh Keldie Paroschi

di Belakang

14 Adventist World | 02 - 2015

Page 15: February 2015 indonesian

seperti dalam setiap cerita yang bagus, ada protagonis dan an-tagonis, Allah juga aktif dalam kisah pertikaian besar, spiritu-al, pertempuran moral yang berdampak pada setiap aspek ke-hidupan di bumi. Allah memiliki strategi, dan Dia berjuang kembali.

StrategiBagaimanakah seharusnya kasih Allah didamaikan dengan

keadilan-Nya? Bagaimanakah Dia bisa menyelamatkan orang berdosa tanpa membiarkan dosa tidak dihukum? Meskipun tampaknya seperti tugas yang mustahil, setiap bagian dari strategi Allah itu sangat cerdik jika dipikirkan. Bahkan sebe-lum perang dimulai, rencana keselamatan sudah diatur di hati Allah (Rm. 16:25; Ef. 6:19): Kematian Yesus Kristus akan men-jadi tindakan utama kasih, sehingga memungkinkan hal itu bagi orang berdosa untuk berdamai dengan Allah, dan, pada saat yang sama, membuktikan legitimasi hukum Allah.

Tapi perang itu tidak terbatas pada tingkat kosmik. Ini ju-ga merupakan pertempuran dalam hati banyak orang. Alami-ah kita, pola pikir kita yang berdosa menentang Allah dan hu-kum-Nya (Rm. 8:7). Tapi pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang yang menerima Kristus mematahkan kuasa Setan. “Te-tapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supa-ya menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12; lihat Rm. 3:21-26). Sepanjang sejarah bumi kita mendengar, membaca, dan me-nemukan pria dan wanita yang hidupnya telah diubah oleh sentuhan kasih Ilahi. Ini tidak berarti bahwa kita benar-benar bebas dari belenggu dosa; sebaliknya, menciptakan konflik miniatur dalam diri kita (Gal. 5:17), sehingga penting agar ki-ta serahkan diri kepada Allah setiap hari (Yakobus 4:7).

KemenanganKetika Kristus mati di kayu salib, karakter jahat Setan di-

buat terlihat jelas bagi seluruh alam semesta. Rencana kesela-matan Allah yang telah kokoh dibangun dan karakter-Nya

dikonfirmasi (Yohanes 12:31, 32; Rm. 3:25, 26). Seruan keme-nangan Yesus masih bergema sampai hari ini, dan akan terus bergema dalam keabadian: Sudah selesai! “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan ke-kuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mere-ka siang dan malam di hadapan Allah kita“(Wahyu 12:10).

Tapi cerita itu belum menemukan akhirnya. Cerita itu ma-sih diperlukan untuk menyatakan kontras antara Kristus yang menang dan pangeran kejahatan untuk dibawa ke terang.4 Na-mun, Allah telah menyatakan kepada kita akhirnya. Setan akan lenyap, dan seluruh alam semesta akan melayani Tuhan dengan kasih.

Ada, bagaimanapun, lika-liku cerita ini: Ketika kita tahu akhir dari cerita besar itu, untuk Anda dan saya itu terbuka. Meskipun kita adalah peserta aktif dalam cerita itu, tidak ada penulis, tidak ada narator, bahkan Tuhan pun, yang dapat me-nentukan di sisi mana kita akan berada ketika saatnya tiba. Hal ini sepenuhnya tergantung pada kita. Apakah Anda telah membuat keputusan Anda? n

1 Ellen G. White, The Great Controversy (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1911), p. 493.2 Idem.3 Idem, hlm. 498, 499.4 Ellen G. White, The Desire of Ages (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1898), p. 761.

Semua manusia sekarang terlibat dalam pertikaian besar antara Kristus dan Setan mengenai karakter Allah, hukum-Nya, dan kedaulatan-Nya atas alam semesta. Konflik ini berasal di surga ketika makhluk ciptaan, dianugerahi dengan kebebasan memilih, dalam keangkuhan diri menjadi Setan, musuh Allah, dan memimpin dalam pemberontakan sebagian malaikat. Dia memperkenalkan semangat pemberontakan ke dunia ini ketika dia memimpin Adam dan Hawa ke dalam dosa. Dosa manusia ini mengakibatkan kerusakan gambar Allah dalam kemanusiaan, ketidakteraturan dunia yang diciptakan, dan kehancuran pada saat banjir air bah di seluruh dunia. Disaksikan oleh seluruh ciptaan, dunia ini menjadi arena konflik universal, di mana kasih Allah pada akhirnya akan terbukti benar. Untuk membantu umat-Nya dalam pertikaian ini, Kristus mengirimkan Roh Kudus dan malaikat yang setia untuk membimbing, melindungi, dan mendukung mereka ke dalam jalan keselamatan. (Wahyu 12:4-9; Yes. 14:12-14; Yeh. 28:12-18; Kej. 3; Rm. 1:19-32; 5:12-21; 8:19-22; Kej. 6-8; 2 Petrus 3:6; 1 Kor. 4:9; Ibr. 1:14.)

Keldie Paroschi adalah mahasiswa teologi tahun ketiga di Brazil Adventist University di Engenheiro Coelho, São Paulo. Dia senang membaca dan bersama berkelakar dengan orang.

BesarPertikaian

02 - 2015 | Adventist World 15

Page 16: February 2015 indonesian

C E R I TA S A M P U L

Hari untuk banding telah datang. Amani,* seorang pria terhu-kum, memanggil pengacaranya

dan memintanya untuk pergi dengan dia di hadapan hakim. Pengacaranya menolak, dan mengatakan pada Amani bahwa kasusnya itu “tidak ada harapan.”

Sementara Amani menutup telepon pikirannya melayang kembali beberapa bulan lalu suatu tempat kecil, lantai ha-laman kotor di mana ia, bersama de-ngan 60 orang lainnya dihukum, men-dengarkan, sementara saya membagikan dengan mereka pekabaran Injil. Amani kemudian memberikan hidupnya untuk Tuhan. Para petugas memperbolehkan hanya 12 dari mereka dibaptis; Amani adalah salah satu dari mereka.

Percaya pada Tuhan, Amani seka-rang berdiri di hadapan hakim sendiri-an. Setelah meninjau halaman demi ha-laman berkas narapidana, hakim me-mandangnya dan berkata, “Anda bebas untuk pergi.” Kaget, Amani berjalan ke-luar ruang sidang, berharap akan di-tangkap segera setelah ia melangkah ke luar; tapi tidak ada seorang pun di sana untuk menangkapnya. Amani bebas un-tuk memulai hidup baru!

Sejak itu, dua lagi dari terpidana mati yang menerima Kristus menjadi Juruselamat mereka telah dibebaskan, dan kata-kata telah tersebar bahwa “Al-lah orang Advent” sanggup membebas-kan Anda. Kisah nyata, meskipun, ada-lah bukan tentang bagaimana Allah me-miliki kuasa untuk melepaskan tahanan dari penjara duniawi, tapi bagaimana Ia telah membuka pintu ke sistem penjara

By Ben Boggesspenjara

membuka

pintu

di kenyaAda lebih dari satubentuk kebebasan.

ADVENTIST WORLD: Narapidana di penjara Kitale menerima salinan majalah Adventist World.

PERTEMUAN BERSAMA: Para narapidana penjara berkumpul untuk mendengar Firman Allah.

BE

n

BO

gg

Es

s

BE

n

BO

gg

Es

s

16 Adventist World | 02 - 2015

Page 17: February 2015 indonesian

di Kenya sehingga pekabaran kasih-Nya bisa masuk dan membuat para tahanan bebas dari belenggu dosa.

Pada tahun 2004, narapidana di pen-jara Kenya memiliki tiga pilihan deno-minasi untuk dukungan pendeta. Sepu-luh tahun kemudian mereka sekarang memiliki pilihan keempat: Gereja Mase-hi Advent Hari Ketujuh.

Pada tahun 2011 Yesaya Osugo, jen-deral komisaris penjara Kenya, menga-rahkan bahwa seorang pendeta Advent ditugaskan untuk masing-masing dari 107 fasilitas penjara di negara itu. Lang-kah ini belum pernah terjadi sebelum-nya dalam menanggapi lebih dari 14.000 narapidana yang telah dibaptis masuk ke dalam gereja Advent. Pelayanan itu dimulai 10 tahun yang lalu oleh Benson Ochieng Obolla dan King’s Messenger. Istri saya, Marvel, dan saya, dari Gereja Mashi Advent Hari Ketujuh di Baltimore First Maryland, Amerika Serikat, memi-liki hak istimewa untuk ikut berpartisi-pasi.

Dari Musik ke PelayananPada tahun 2004 King’s Messenger

dari Kenya, sebuah kelompok relawan

penginjilan musik Advent sekitar 15 mahasiswa perguruan tinggi berusia muda, diundang untuk menyanyi di Prisons Staff Training College di Ruiru, Kenya. Sementara di sana, King’s Mes-senger mengenal 250 narapidana Advent menunggu jadwal sidang di Lembaga Pemasyarakatan Nairobi.

Penjara di Kenya dibangun selama awal 1900-an, sebelum kemerdekaan Kenya, sehingga mereka tidak memiliki fasilitas modern. Sebagian besar toilet-nya dalam kondisi terbuka. Sabun dan air untuk mandi dan kebutuhan lainnya terbatas. Penjara itu penuh sesak, yang berarti akomodasi untuk tidur tidak memadai. Ketidakmampuan untuk me-misahkan narapidana yang sakit dikom-binasikan dengan sedikit akses ke pera-watan medis mengakibatkan peningkat-an masalah kesehatan.

Sebelum tahun 2002, kunjungan penjara tidak diizinkan di Kenya—bah-kan untuk anggota keluarga sekalipun. Entah bagaimana, pembatasan itu telah lebih mudah, dan kinerja King’s Messen-ger di Prisons Staff Training College membuat kesan positif untuk itu. Mela-lui hubungan yang dibuat dengan 4.000

petugas penjara yang berkumpul untuk pelatihan, Benson Ochieng Obolla, di-rektur musik untuk King’s Messenger, membuat pengaturan mengunjungi dan membawa makanan dan sabun ke 250 orang Advent terpidana di penjara Nai-robi.

Hal yang mengejutkan bagi Obolla dan King’s Messenger, ketika mereka tiba di penjara Nairobi, 3.000 narapidana berkumpul untuk mendengar mereka bernyanyi. Melihat kondisi yang buruk dan kurangnya kebutuhan dasar para tahanan yang harus bersaing membuat King’s Messenger berkeinginan untuk melayani semua narapidana.

Merekrut Bala BantuanKeinginan untuk membantu narapi-

dana di Kenya dilakukan Leon dan Mei Earl pada tahun 2008 bersama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Baltimore First, di mana saya kemudian menjabat sebagai pendeta. Berasal dari Kenya dan sepupu Obolla, Mei adalah pribadi yang akrab dengan kondisi penjara; salah satu saudara laki-lakinya telah meninggal di penjara Kenya. Ketika ia menemukan minat saya dalam penginjilan, kami se-gera mulai merencanakan pertemuan penginjilan di Kenya.

AKADEMI MAGEREZA:Pria dan wanita chaplain

yang sedang dalam pelatihan, Ben dan Marvel Boggess

(tengah, 2 baris dari depan), dan Mary Khaemba (sebelah

Marvel Boggess), direktur rehabilitasi di markas penjara

Kenya, berfoto bersama di luar bangunan akademi.

MEMUJI TUHAN: Beberapa anggota King’s Messengers, di bawah arahan Benson Ochieng Obolla (kanan), menyanyi bagi narapidana di penjara berkeamanan maksimum Naivasha. Yang lainnya digambarkan (dari kiri) adalah Alice Wambui, Rahmat Wambua, Domicah Onyango, Rachael Makori, dan Philes Ndege.

B E n B O g g E s s

BE

ns

On

O

cH

iE

ng

O

BO

LL

a

02 - 2015 | Adventist World 17

Page 18: February 2015 indonesian

Pada tahun 2009, kami bermitra de-ngan King’s Messenger dan membuat perjalanan pertama kami ke Kitale, di mana kami mengadakan seri penginjil-an di dalam kompleks penjara. Sangat mengejutkan kami, bukan hanya bebe-rapa tapi semua dari 1.500 narapidana keluar untuk mendengarkan kami. Me-reka berdiri di bawah terik matahari se-panjang hari dan melewatkan makan si-ang untuk mendengar pekabaran. Sete-lah diadakan panggilan, 218 narapidana memilih untuk memberikan hidup me-reka kepada Kristus. Narapidana terse-but diberi salinan 28 doktrin dasar dari gereja Advent dan terhubung dengan anggota gereja setempat untuk belajar Alkitab lebih lanjut.

Sementara pelajaran Alkitab di pen-jara tertahan, kami melakukan serang-kaian pertemuan penginjilan dua ming-gu di kota, di mana 60 jiwa lain datang pada Kristus. Setelah dua minggu, kami kembali ke penjara dan mengundang orang yang pernah belajar dan ingin di-baptis untuk maju. Kami mengangkut kolam kecil dan airnya dari sumber ter-dekat, yang berfungsi sebagai kolam baptisan, karena tidak ada air di penja-ra. Tinggi air di kolam baptisan itu ha-nya setinggi lutut, jadi saya berlutut dan para narapidana harus duduk sehingga saya bisa membenamkan mereka.

Pada tahun 2011 kami kembali be-kerja sama dengan King’s Messenger, tapi kali ini di penjara Kisumu dan Kodiaga. Kami mengulangi pola kami berbicara kepada para tahanan dan melaksanakan pertemuan penginjilan di desa selama dua minggu. Saya berbicara dengan ke-lompok keamanan maksimum sementa-ra Leon berbicara kepada kelompok ke-amanan menengah. Istri saya, Marvel, dan Mei berbicara kepada para wanita. Sementara di Kodiaga, saya juga diizin-kan untuk berbicara dengan 60 tahanan hukuman mati, dan 30 dari mereka me-nerima Kristus menjadi Juruselamat mereka.

Saya membaptis satu orang yang ter-batas pada tandu karena sakit. Dia seca-ra fisik tidak bisa datang keluar untuk mendengarkan pekabaran, tetapi ia te-lah mendengar pekabaran itu melalui pengeras suara di dalam penjara. Dia meminta untuk dibaptis. Pada awalnya dianggap terlalu banyak kesulitan. Tapi

ketika saya mendengar situasi yang se-dang dibahas, saya memohon petugas untuk membawanya keluar. Mereka me-lakukannya, dan saya membaptisnya—ia serta tandu dan semuanya. Orang itu telah dibebaskan. Setelah dibebaskan King’s Messenger memberinya kursi ro-da.

Karena kebutuhan kesehatan yang besar, kami juga menyelenggarakan kli-nik medis yang dijalankan oleh seorang dokter dan perawat dari Universitas Af-rika Timur Baraton, sebuah lembaga pendidikan Advent dekat Eldoret. Klinik ini merawat lebih dari 700 narapidana dan staf berseragam. Karena pekerjaan King’s Messenger, sekitar 400 narapidana dibaptis. Komandan penjara kemudian memberikan izin untuk gereja Advent yang dibangun di dalam penjara, tempat di mana para narapidana bisa beriba-dah.

Membuat Penjara Suatu Tempat yang Lebih Baik

Tujuan sistem penjara di Kenya se-karang ini adalah untuk mereformasi para tahanan sehingga mereka keluar menjadi warga yang lebih baik daripada ketika mereka masuk. Petugas penjara mengatakan bahwa “narapidana yang menyerahkan hidup mereka kepada Kristus telah menjadi lebih taat hukum dan lebih mudah untuk ditangani.” Seo-rang pemuda pernah menjadi narapida-na di penjara Naivasha selama 21 tahun. Ketika ia pertama kali datang, mereka menempatkan dia di ruang isolasi kare-na ia begitu sulit untuk dihadapi. Dia menyebabkan perkelahian dengan nara-pidana lain dan tidak sopan untuk para penjaga. Tapi setelah ia menemukan

Kristus sebagai Juruselamatnya, hidup-nya berubah secara dramatis dan ia ke-mudian dibebaskan. Perubahan perilaku tahanan telah menunjukkan petugas penjara bahwa ketika narapidana memi-liki hubungan dengan Tuhan, itu mem-buat penjara tempat yang lebih baik un-tuk semua orang. Petugas melihat King’s Messenger bekerja sama dengan mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Tapi tidak semua orang telah baha-gia. Selama pekerjaan berlanjut, chap-lain penjara itu menjadi marah karena begitu banyak para tahanan menjadi Advent. Mereka mulai menghalangi King’s Messenger datang ke penjara. Me-reka mencoba untuk mencegah kelom-pok ini dengan mematikan listrik sela-ma kunjungan mereka sehingga penge-ras suara tidak berfungsi, mengajukan protes terhadap mereka melalui petugas yang bertanggung jawab, dan gangguan lain seperti itu.

PENJARA PERTAMA GEREJA: Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh yang baru di Penjara berkeaman-an maksimum Kodiaga.

KERJA SAMA: Digambarkan adalah Ben Boggess, pensiunan pendeta dari Jemaat Baltimore First di Maryland, Amerika Serikat; istrinya, Marvel; dan Mary Khaemba, direktur rehabilitasi di Markas Penjara Kenya.

BE

ns

On

O

cH

iE

ng

O

BO

LL

a

BE

ns

On

O

cH

iE

ng

O

BO

LL

a

C E R I TA S A M P U L

18 Adventist World | 02 - 2015

Page 19: February 2015 indonesian

Obolla, bagaimanapun, menolak untuk diintimidasi oleh perlawanan dari chaplain penjara itu, dan Tuhan bekerja untuk menghilangkan hambatan, dan terus membuka pintu penjara. King’s Messenger sekarang telah melayani 75 dari 107 penjara di Kenya, yang berisi sebanyak 5.000 narapidana dan sedikit-nya 150 narapidana. Kami terus mendo-rong Obolla dan King’s Messenger sebaik mungkin, menyediakan tempat baptisan dan dana dari sumbangan gereja dan anggota bila memungkinkan.

Pelatihan ChaplainChaplain di Kenya, termasuk pende-

ta Advent yang baru diangkat, adalah pegawai pemerintah. Osugo memerlu-kan para chaplain itu dipilih dari dalam staf penjara saat ini. Tujuh puluh tiga chaplain Advent, baik pria maupun wa-nita, sejauh ini telah ditunjuk. Namun, mereka telah dilatih dan bekerja sebagai petugas penjara, bukan chaplain . Jadi, bekerja sama dengan Obolla, kami mengadakan sesi pelatihan chaplain penjara dua minggu di kompleks penja-ra berkeamanan maksimum di Naivasha pada bulan April 2014. Hal ini didanai oleh Jemaat Baltimore First, Maryland dan gereja Advent Carrollton di Ohio.

Lebih dari 100 orang, termasuk 73 chaplain penjara baru dibentuk, ber-kumpul untuk suatu kelas. Topiknya meliputi kepercayaan Advent, sejarah gereja, konflik dan manajemen stres, studi Alkitab, kehidupan keluarga, dan solusi sederhana kesehatan dan prinsip-prinsip lainnya. Sebagai tambahan bagi tim Amerika Serikat kami ini, seorang pendeta Advent Kennedy Ombati, kepa-la chaplain Advent di markas penjara

Kenya; Inspektur Alexander Tarus, chaplain yang bertanggung jawab atas agama di Kenya Prisons Staff Training College; dan Sersan Robert Kitenge, chaplain lokal yang bertanggung jawab atas Nairobi County dan daerah sekitar-nya, memberikan presentasi tentang pe-ran chaplain penjara.

Selama acara pelatihan, kami juga berbicara kepada 4.000 narapidana dari penjara Naivasha. Sama seperti yang ter-jadi di Kitale pada tahun 2009, para ta-hanan keluar secara massal dan berdiri di bawah terik matahari dari pagi hing-ga sore hari untuk mendengar pekabar-an. Sekitar 200 tahanan dibaptis pada Sabat itu, dan angka terus bertumbuh. Mereka yang dibaptis di Naivasha seka-rang ini berjumlah total sekitar 400.

Gereja Penjara PertamaGereja Masehi Advent Hari Ketujuh

Jemaat Kodiaga Maximum Security Pri-son, disetujui oleh sistem penjara Kenya pada tahun 2011, dibuka dan diorgani-sasikan pada 18 Juli 2014. Ini adalah ba-ngunan gereja pertama yang dibangun di dalam penjara Kenya. Selama kon-struksi bangunan itu, Obolla ditanya apakah ia bisa membangun atap di atas toilet umum. Obolla menatap toilet tua yang terbuka itu dan mengatakan kepa-da komandan, “Tidak!”

Sebaliknya, ia menawarkan untuk membangun fasilitas baru—sistem baru yang tertutup dengan toilet yang airnya dapat menyembur (flushable) dan kamar mandi sistem shower. Bangunan gereja dan toilet itu diselesaikan pada saat yang sama, dan fasilitas itu diserah-kan kepada para narapidana dan ko-mandan. Para pemimpin gereja dari Di-

visi Afrika Timur Tengah, Uni Kenya Ba-rat, dan Konferens Kenya Barat hadir saat itu. Narapidana bersorak dan menangis karena perawatan dan kasih sayang yang ditunjukkan kepada mereka. Karena pe-kerjaan King’s Messenger, gereja Advent disebut “gereja yang peduli.”

Pekerjaan terus bertumbuh dan ber-kembang. Komandan penjara Naivasha telah memberikan lahan untuk pemba-ngunan gedung gereja Advent baru di da-lam penjara. Para chaplain sekarang me-minta dukungan Obolla untuk pembap-tisan setiap hari Sabat di beberapa penja-ra. Para chaplain penjara baru dibentuk namun kurang berpengalaman sehingga diinginkan lebih banyak pelatihan dan mencari cara untuk memperoleh pendi-dikan tinggi sambil terus melakukan pe-kerjaan mereka sebagai chaplain. Rencana pelatihan ini saat ini sedang berjalan.

Berbagai kisah ini tak ada habisnya dan kebutuhan untuk cukup besar. Biaya untuk pelayanan chaplain dan melakukan baptisan berkisar sekitar 1.000 dolar AS per bulan. Proyek pembangunan gereja di Naivasha sendiri diperkirakan mencapai 15.000 dolar AS. Tetapi meskipun biaya tinggi, baik narapidana dan petugas se-dang diberkati.

Allah telah membuka pintu penjara di Kenya, tidak hanya untuk mengizinkan Advent ada, tetapi juga untuk membawa keluar dari kegelapan dosa, bagi mereka yang menyerahkan hidup mereka kepa-da-Nya. Banyak yang mengatakan, “Sean-dainya saya tidak pernah di penjara, saya tidak akan pernah tahu tentang kasih Al-lah dan kedatangan Yesus yang segera.”

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelayanan penjara di Kenya, kunjungi www.kenyaprison ministries.wordpress.com, atau e-mail Ben Boggess di [email protected]. n

*Bukan nama sebenarnya.

PERJAMUAN KUDUS: Narapidana berpar-tisipasi dalam perjamuan kudus di penjara.

Ben Boggess, pensiunan pendeta dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Balti-more First di Ellicott City, Maryland, Ame-rika Serikat, dan istrinya, Marvel, seorang perawat dan pensiunan guru, sekarang tinggal di Carrollton, Ohio.

B E n s O n O c H i E n g O B O L L a

02 - 2015 | Adventist World 19

Page 20: February 2015 indonesian

R O H N U B U A T

Minggu, 23 Juni, oleh undangan, saya mengunjungi penjara, di Salem, Oregon, bersama de-

ngan Saudara dan Saudari Carter, dan Saudari Jordan, yang membawa saya de-ngan keretanya. Pengawas dan sipir pen-jara diperkenalkan kepada saya. Ketika waktu tiba untuk layanan yang kami di-lakukan di kapel, satu ruang yang dibuat menyenangkan dengan kelimpahan ca-haya, dan udara segar. Pada sinyal dari lonceng, dua orang membuka gerbang besi besar melalui tuasnya, dan para ta-hanan datang berbondong-bondong da-ri sel mereka ke kapel. Pintu tertutup ra-pat di belakang mereka, dan untuk per-tama kalinya dalam hidup saya, saya merasa terkurung dalam dinding penja-ra.

Kisah yang Mereka dapat Katakan

Saya telah antisipasi untuk melihat satu kelompok pria yang berupa buruk. Dalam hal ini saya kecewa; banyak dari mereka tampaknya cerdas, dan beberapa tampaknya orang yang mampu. Mereka mengenakan pakaian rendah mutu, tapi dengan seragam bergaris penjara yang rapi, rambut mereka rapi, dan sepatu disikat. Saat saya memandang pada ber-bagai mimik wajah di hadapan saya, sa-ya berpikir: Untuk masing-masing orang ini telah diberikan karunia khususu atau bakat untuk digunakan, dan bukan un-tuk disalahgunakan. Semuanya di ha-dapan saya, dari orang yang telah men-duduki posisi ternama dan penting di dunia, dan di gereja, bahkan mereka yang paling rendah dan jelas telah diper-cayakan dengan beberapa bakat, baik dari kekayaan, posisi, pengaruh, simpati ramah atau kasih sayang, mereka telah diberikan dari sumber surgawi, dan te-lah digunakan untuk kemuliaan Allah, dan kepentingan dunia.

Orang di hadapan saya telah mere-mehkan pemberian surga, dan telah me-nyalahgunakannya. Beberapa narapida-na itu menyatakan keceriaan yang di-paksakan. Tetapi banyak juga, terutama orang yang lebih tua, tampak sangat se-

penjarakunjunganke

Inilah yang dikatakan Ellen White kepada narapidana.

Oleh Ellen G. White

dih dan melankolis. Di hadapan saya adalah pemuda dari usia muda, dengan rambut abu-abu kerasnya, semua di ba-wah jeratan hukum, karena mereka te-lah melanggar undang-undang tersebut.

Saat saya memandang pemuda dari usia 18-20 dan 30 tahun, saya memikir-kan ibu mereka yang tidak bahagia, dan dari kesedihan dan penyesalan yang me-nyusahkan mereka. Apakah mereka me-

lakukan tugas mereka untuk anak-anak mereka? Apakah mereka tidak meman-jakan anak-anak mereka mengenai cara mereka sendiri, dan mengabaikan untuk mengajar ketetapan Allah, dan tuntutan Allah atas anak-anak itu? Banyak dari hati para ibu itu telah rusak oleh perbu-atan fasik yang dikejar oleh anak-anak mereka.

BE

ns

On

O

cH

iE

ng

O

BO

LL

a

20 Adventist World | 02 - 2015

Page 21: February 2015 indonesian

Menguasai KasihKetika semuanya telah dikumpul-

kan, Saudara Carter membaca himne. Semua memiliki buku, dan bergabung dalam bernyanyi sungguh-sungguh. Sa-tu, yang tampaknya menjadi seorang musisi, memainkan organ. Saya kemu-dian membuka pertemuan dengan doa, dan lagi semua ikut bernyanyi. Saya ber-bicara dari kata-kata Yohanes: “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikarunia-kan Bapa kepada kita, sehingga kita di-sebut anak-anak Allah, dan memang ki-ta adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa kea-daan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.“

Saya meninggikan di hadapan mere-ka pengorbanan yang tak terbatas yang Bapa lakukan, dalam memberikan Anak-Nya yang terkasih bagi manusia yang jatuh, sehingga mereka melalui pe-nurutan berubah, dan menjadi anak-anak yang mengakui Allah. Gereja dan dunia dipanggil untuk melihat dan me-ngagumi kasih yang demikian dinyata-kan yang berada di luar pemahaman manusia, dan bahkan yang malaikat-malaikat surga kagumi. Kasih ini begitu dalam, begitu luas, dan begitu tinggi, se-hingga mengisi malaikat kudus dengan rasa takjub, dan bahasa pun gagal untuk

menggambarkannya, rasul terinspirasi itu, menyerukan kepada gereja dan du-nia untuk memandang kasih itu—un-tuk membuatnya tema renungan, dan untuk kekaguman....

Ketika dunia dipenuhi dengan keja-hatan, Allah mengangkat standar-Nya melawan Setan dengan mengirimkan Anak-Nya ke dunia dalam rupa manusia yang berdosa. Kristus menjembatani ju-rang dosa yang telah dibuat, yang me-misahkan bumi dari langit, dan manusia dari Allah....

Harapan bagi SemuaYesus datang dari surga ke bumi,

mengasumsikan sifat manusia, dan di-cobai dalam segala hal seperti kita se-hingga ia tahu bagaimana menolong orang yang tergoda. Kehidupan Kristus adalah teladan kita. Dia menunjukkan, dalam keinginan menurut-Nya, bahwa manusia dapat menuruti hukum Allah, dan bahwa pelanggaran hukum itu, dan ketidaktaatan itu, membawa manusia ke perbudakan. Juruselamat itu penuh ka-sih sayang; Dia tidak pernah menolak yang benar-benar menyesal, seberapa besar pun rasa bersalah mereka; tetapi Ia sangat mencela semua jenis kemunafik-an, Ia terhubung dengan dosa-dosa ma-nusia, Dia tahu semua tindakan mere-ka, dan membaca motif rahasia mereka; namun Dia tidak berpaling dari mereka dalam kesalahan mereka. Dia memohon bersama orang berdosa, dan, di satu si-si—memiliki kelemahan manusia sejak lahir—Dia menempatkan diri-Nya pada

tingkat yang sama dengan manusia. “Marilah, baiklah kita beperkara!—fir-man TUHAN—Sekalipun dosamu me-rah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun... merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih se-perti bulu domba.”

Tetapi pengaruh dari harapan Injil tidak akan memimpin orang berdosa memandang keselamatan Kristus seba-gai masalah kasih karunia, sementara manusia itu terus hidup dalam pelang-garan hukum Allah. Ketika cahaya fajar kebenaran bersinar atas pikirannya, dan ia sepenuhnya memahami persyaratan Allah, dan menyadari sejauh mana pe-langgaran itu, ia akan mereformasi ja-lan-Nya, menjadi setia kepada Tuhan melalui kuasa yang diperoleh dari Juru-selamat, dan membawa hidup murni yang baru.

Mereka yang dapat mengatasi dosa dalam nama Yesus akan berdiri dekat takhta putih yang besar, dengan mahko-ta kemuliaan abadi, melambaikan daun palem kemenangan. Mereka akan men-jadi anak-anak Allah, anak-anak dari Raja surgawi, kehidupan mereka berja-lan sesuai dengan kehidupan Allah. Su-kacita Tuhan akan menjadi sukacita me-reka, dan tidak ada bayangan yang akan pernah menggelapkan rumah surgawi mereka. Kristus berkata, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Me-reka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Sementara kemurahan tetap ada, saya menasihatkan kamu untuk membuat sebagian besar waktu percobaan yang ada padamu, mempersiapkan kekekal-an, dan kehidupan mungkin tidak akan menjadi kegagalan total, dan bahwa da-lam waktu khidmat Anda bisa saja dite-mukan bersama orangyang diterima Al-lah, dan disebut anak-anak Allah. n

kristus menjembatani jurangyang dosa buat, yang memisahkan bumi dari langit, dan manusiadari Allah.

Diambil dari artikel “Visit to the Prison,” yang terbit di Signs of the Times, 1 Agus-tus 1878. Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.

02 - 2015 | Adventist World 21

Page 22: February 2015 indonesian

K E H I D U P A N A D V E N T

Mengapa seorang wanita tua mau berjalan beberapa ki-lometer sambil membawa komputer ke sebuah daerah penginjilan di Peru? Karena sebuah kelompok maha-

siswa ilmu komputer yang berjumlah 15 orang mengadakan perjalanan ke Peru pada bulan Mei 2014 untuk berpartisipasi dalam suatu proyek misi selama dua minggu. Untuk mendam-pingi siswa komputer yang ikut dalam proyek ini, ada dua orang mahasiswa keperawatan dan tiga dosen dan staf dari Southern Adventist University di Collegedale, Tennessee, Ameri-ka Serikat, serta seorang dokter relawan dari Texas.

Selain melakukan pertemuan penginjilan dan mengoperasi-kan klinik medis, visi kami adalah untuk menambahkan elemen yang tidak lazim dalam proyek. Mahasiswa ilmu komputer akan membawa laptop untuk disumbangkan ke Peru dan mengatur-nya sebagai pembelajaran laboratorium untuk dua orang siswi sekolah Advent: Colegio Adventista José Pardo di Cuzco dan Es-cuela de Adventista Sicuani. Tetapi kami juga ingin berbuat le-bih banyak lagi bagi orang di sana, jadi kami menghubungi pa-ra pemimpin gereja di Daerah Misi Peru Tenggara di Cuzco un-tuk memberikan beberapa ide.

Dan mereka pun memberikan beberapa ide. Pada saat kami kembali dari perjalanan, mahasiswa dan staf pengajar yang mengajar bahasa Inggris mengadakan pertemuan pekan doa; diadakanlah empat promosi penginjilan, salah satunya di penja-ra setempat; staf medis dan komputer memperbaiki klinik pada salah satu tempat promosi penginjilan; berkhotbah di beberapa gereja di daerah; dan memberikan beberapa seminar bahasa Inggris dan teknik ilmu komputer di tiga perguruan tinggi ne-geri dan swasta setempat. Banyak orang—terutama anak-anak—merespons baik kepada pemimpin siswa kami.

Dua Pelayanan yang UnikDua pelayanan baru saja diterima dengan baik: Klinik kom-

puter dan seri kuliah perguruan tinggi. Dengan cara ini Allah bisa memanfaatkan talenta yang dimiliki tim khususnya di bi-dang teknologi komputer. Itulah yang menjadi alasan wanita tua itu—bersama dengan banyak penduduk setempat lainnya, membawa komputernya ke daerah promosi penginjilan kami: Sehingga para siswa dapat “merevitalisasi” komputernya. De-

ngan menggunakan ilmu perangkat lunak, mereka mengha-pus virus dan malware, melakukan berbagai optimasi berda-sarkan kebutuhan spesifik dari klien, dan menginstal perang-kat lunak antivirus untuk perlindungan pada waktu yang akan datang. Dalam kebanyakan kasus, komputer yang bekerja sa-ngat lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali dikembalikan ke pemiliknya setelah diremajakan dan berfungsi cepat.

Wajah mereka tampak berseri-seri ketika mereka melihat kehidupan baru kembali kepada yang lama, komputer usang mereka. Bagi beberapa orang di antara mereka, komputer me-reka merupakan investasi besar, dan akan sangat menyedihkan bagi mereka ketika melihat investasi itu rusak atau tidak dapat digunakan karena usia atau malware. Mereka sangat menghar-gai pekerjaan para siswa dan banyak yang ikut dalam perte-muan malam itu.

Pelajaran KomputerTak lama setelah tiba di Sicuani, pemimpin gereja setem-

pat meminta tim jika mereka bersedia untuk menyajikan satu atau dua mata kuliah pada topik ilmu komputer di perguruan tinggi setempat. Dengan cepat tim kami memilih topik poten-sial, mencari presenter yang bersedia, dan dengan mudah me-nyetujui permintaan tersebut. Dalam waktu singkat, “satu atau dua presentasi” ini berkembang menjadi serangkaian ku-liah penuh dengan sertifikat resmi yang diberikan kepada me-reka yang hadir dengan setia.

Tiga mata kuliah diberikan setiap hari di setiap perguruan tinggi. Dua dari antaranya membahas topik seperti keamanan pribadi dan keamanan perusahaan, user interface design, pro-ses manajemen, pengembangan test-driven, dan etika bisnis. Pendeta setempat juga menyajikan mata kuliah ketiga, yang berfokus pada nilai-nilai fisik, sosial, dan spiritual, seperti ke-luarga, kesehatan, teman, kencan, dan pernikahan.

Tiga siswa dari Selatan dan dua anggota fakultas dipersiap-kan untuk menyajikan mata kuliah ilmu komputer sehari-hari. Meskipun pemberitahuannya cukup singkat dan dido-rong oleh tantangan, anggota kelompok berusaha memberi-kan presentasi yang terbaik, bermakna, tampak profesional, yang diterima dengan baik sekalipun diterjemahkan ke dalam

Membagikan Injil di Peru

Oleh Michael Dant

bagi KristusKomputer

Pasukan

22 Adventist World | 02 - 2015

Page 23: February 2015 indonesian

bahasa Spanyol. Dosen dan mahasiswa kami memberi kuliah harian selama 40 menit kepada 50 hingga 100 pendengar ting-kat perguruan tinggi.

“Setelah pengalaman ini, rasa takut saya saat berbicara di depan umum menjadi berkurang,” seorang mahasiswa berkata kepada saya.

Tidak hanya tim yang menghasilkan kuliah berkualitas dengan menggunakan koneksi internet yang terbatas dan ku-rangnya laptop yang tersedia, tetapi dilihat dari respons antu-sias para pendengar, Allah memberkati presentasi itu dan membuatnya mudah dimengerti, bermakna, dan berguna. Se-bagian besar materi yang disampaikan juga dapat diunduh se-cara daring oleh mahasiswa.

Memasuki PenanamanBagaimanapun itu, mata kuliah ilmu komputer, benar-

benar lahan tanaman di mana Allah bisa menjangkau siswa di tingkat yang lebih dalam melalui pelayanan pendeta setempat. Penyampaian kuliah kami membuka pintu untuk lembaga-lembaga publik sehingga pendeta dan Roh Kudus bisa bekerja di dalamnya. Sadar akan hal ini, membuat pengalaman kami menjadi lebih berharga. Secara langsung Allah memakai kete-rampilan teknis dan pengetahuan untuk memberitakan kabar baik-Nya kepada jiwa yang berharga. Sebagai dampak lang-sung dari seri kuliah ini, lebih dari 120 siswa sekolah umum menyatakan keinginannya kepada pendeta untuk mempelajari Alkitab bersama.

Klinik perbaikan komputer dan perkuliahan adalah area pelayanan baru bagi kami, awalnya kami memiliki banyak pertanyaan tentang bagaimana mereka akan bekerja. Maukah orang membawa komputer mereka ke daerah penginjilan? Apakah kami dapat membantu mengatasi masalah mereka? Akankah pekerjaan kami memberikan hasil yang berarti da-lam skema yang besar? Jawabannya adalah ya. Orang banyak tidak hanya membawa laptop tapi juga PC desktop dan layar besar. Allah memberkati usaha kami, dan kami mampu untuk memperbaiki dan mengoptimalkan sebagian besar komputer

yang datang kepada kami. Hampir semua orang yang kami bantu mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus untuk bantuan kami, dan mereka turut hadir pada pertemuan malam yang diberkati dua kali lipat itu.

Tangan Kiri PenginjilanDepartemen pelayanan kesehatan digambarkan sebagai “ta-

ngan kanan” penginjilan, lalu saya bertanya-tanya apakah de-partemen pelayanan komputer saat ini tidak menjadi bagian penting dari “tangan kiri.”

Kini semakin banyak orang, bahkan di negara-negara ber-kembang, memiliki kebutuhan komputer dan menghargai ban-tuan kami. Kita tahu bahwa “Almasih bergaul dengan manusia sebagai seorang yang menginginkan kebaikan mereka. Ia menun-jukkan rasa simpati-Nya terhadap mereka, melayani kebutuhan mereka, dan memenangkan kepercayaan mereka. Lalu Ia me-manggil mereka, ‘Ikutlah Aku.’”* Dapatkah pelayanan komputer dapat menjadi kesempatan penjangkauan modern untuk me-nunjukkan kepada orang banyak bahwa kita peduli untuk membantu mereka yang membutuhkan, untuk memenangkan kepercayaan mereka, dan untuk memimpin mereka kepada Kristus?

Mungkin suatu hari dalam waktu yang tidak terlalu lama, mahasiswa ilmu komputer dan pelayanan keterampilan khusus akan menjadi bagian standar dan integral dari proyek-proyek misi jangka panjang dan pendek di seluruh dunia. Pasukan komputer bagi Kristus. Saya sangat berharap demikian. n

* Ellen G. White, Membina Keluarga Sehat (Bandung: Indonesia Publishing House, 2004), hlm. 123.

PENGGUNA KOMPUTER MUDA: Siswa menikmati laptop baru mereka di Colegio Adventista José Pardo di Cuzco, Peru.

Michael Dant adalah profesor di sekolah komputer di Southern Adventist University di Collegedale, Tennessee, Amerika Serikat.

p H O T O B y M a r i O E z r a 02 - 2015 | Adventist World 23

Page 24: February 2015 indonesian

W A R I S A N A D V E N T

Kisah hidup Annie Smith adalah kisah mengenai tragedi namun sekaligus juga kemenangan. Hidupnya singkat, tapi ia meninggal dengan keyakinan teguh kepada Ye-

sus dan “pengharapan yang diberkati” untuk hidup yang kekal setelah kebangkitan. Kemenangannya adalah sebagai jaminan keselamatan kehidupan kekal; penderitaannya dalam penyakit TB paru, yang berarti ia pasti mengalami kematian sebelum ditemukannya antibiotik untuk itu. Dia meninggal pada usia 27 tahun, mengakhiri karier yang menjanjikan sebagai penyair yang paling terkenal pada awal masa Advent, suatu masa sebe-lum gereja kita diberi nama atau terorganisasi. Hidupnya akan dikenang selamanya dalam dunia musik sejak tiga himnenya yang dimuat dalam The Seventh-day Adventist Hymnal.

Annie Menemukan KebenaranSebagai seorang remaja Annie Smith menerima ajaran

William Miller dan menjadi “Millerite” yang taat. Ketika Yesus tidak datang pada tanggal 22 Oktober 1844, ia mencurahkan waktunya pada pendidikannya dan menyair. Pada tahun 1851 ibunya menyarankan agar ia mengikuti salah satu ceramah ”Bapa” Joseph Bates saat dia pergi mengunjungi para sahabat-nya di kota lain. Dia sama sekali tidak tertarik sampai dia ber-mimpi di mana ia melihat ada seorang pria tua tinggi membe-rikan ceramah dan menggunakan grafik. Untuk “menyenang-kan” ibunya, dia menghadiri pertemuan itu, tiba terlambat dan mengambil satu-satunya kursi yang tersisa. Setelah acara itu Bates bertemu Annie untuk pertama kalinya dan mengata-kan bahwa dia juga punya mimpi bahwa Annie akan datang mengikuti ceramahnya. Dalam waktu yang singkat saja Annie menjadi pengikut Sabat hari ketujuh, doktrin kudus, dan pe-kabaran malaikat ketiga. Dia tetap memelihara keyakinannya dalam iman selama sisa hidupnya.

Dengan keyakinan yang baru, ia mulai mengirimkan syair kepada Advent Review and Sabbath Herald di Saratoga

Springs, New York. James White sang editor, dengan cepat mengenali bakat sastranya, dan memintanya untuk datang dan bekerja di kantor Review. Dia menolak karena mengalami penglihatan yang buruk, tapi James dan Ellen White yang saat itu membutuhkan bantuan, menjawab “datang dengan cara apa pun.”

Setelah keberangkatannya dari rumahnya di New Hamp-shire, dia berdoa dan penglihatannya benar-benar dipulihkan. Pekerjaannya di Review mencakup koreksi aksara dan copy editing, yang dapat ditanganinya dengan efisien.

Meskipun ia bekerja di Review hanya beberapa tahun, wa-nita muda berusia 23 tahun ini memberikan kontribusi 45 pu-isi bagi Review dan bagi sebuah majalah baru bernama Youth’s Instructor. Dia juga adalah seorang penulis lagu himne yang produktif bagi gereja Advent. Dia meminjam lagu dari hit yang populer berjudul “’Tis Midnight Hour” dan mengubah-nya menjadi sebuah himne yang indah berjudul “How Far From Home?” (Nomor 439 dalam buku nyanyian The Seventh-day Adventist Hymnal). Himne lainnya yang populer hingga sekarang adalah “I Saw One Weary” (nomor 441), bahwa ia menulis khusus tentang Joseph Bates dan James White. Bisa saja orang ketiga yang digambarkannya dalam himne berikut-nya adalah J.N. Andrews, atau saudara laki-lakinya yang ber-nama Uriah Smith. Sejarawan Arthur Spalding yakin bahwa dalam bait ketiga ia menulis tentang dirinya sendiri dan hanya mengganti “he” menjadi “she.”1 Bagaimanapun juga, “pengha-rapan yang diberkati” mengenai kedatangan Kristus yang ke-dua selalu di pikirannya. Dia menulis sejumlah karya yang lu-ar biasa selama empat tahun sisa hidupnya dan mungkin bisa melampaui Frank Belden, keponakan Ellen White, seorang penulis lagu yang paling terkenal untuk orang muda, jika saja ia hidup sampai usia tua.

Oleh Nathan Thomas

AnnieSeorang wanita muda berbakat dalam pergerakan awal Advent. GAMBAR BERSEJARAH:

Hal ini diyakini sebagai potret diri Annie Smith.

i M a g E c O U r T E s y O F T H E E L L E n g . W H i T E E s T a T E24 Adventist World | 02 - 2015

Page 25: February 2015 indonesian

Salah Satu Contoh BakatnyaSebagai contoh bakat puitisnya, Smith menulis puisi sete-

lah kematian Robert Harmon, kakak Ellen White, yang men-jadi pengikut Advent penuh sebelum ia meninggal. Himne nomor 494 dalam Church Hymnal tua pertama kali dicetak di Review dan kemudian dijadikan lagu yang berjudul “He sleeps in Jesus.”

“He sleeps in Jesus—peaceful rest— No mortal strife invades his breast; No pain, or sin, or woe, or care,Can reach the silent slumberer there.

He lived, his Savior to adore,And meekly all his sufferings bore. He loved, and all resigned to God; Nor murmured at His chastening rod.

‘Does earth attract thee here?’ they cried,The dying Christian thus replied,While pointing upward to the sky, ‘My treasure is laid up on high.’

He sleeps in Jesus—soon to rise,When the last trump shall rend the skies;Then burst the fetters of the tomb,To wake in full, immortal bloom.

He sleeps in Jesus—cease thy grief;Let this afford thee sweet relief— That, freed from death’s triumphant reign,In heaven will he live again.”2

Dalam tulisannya yang lebih romantis, ada suatu keyakin-an bahwa Annie tertarik kepada John Nevins Andrews, tapi pada akhirnya Andrews menikahi wanita lain. Ketika ia mera-sa patah hati, ia tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, karena setelah dua tahun di Review ia kembali pulang ke ru-mah bergumul melawan penyakit TBC. Tuberkulosis menjadi bencana selama abad kesembilan belas, dan baik Annie Smith dan John Andrews menjadi korbannya.

Annie Smith pantas disebut sebagai penulis lagu dan pe-nyair pertama yang penting bagi denominasi kita. Saat kem-bali ke rumahnya, ia menulis sebanyak-banyaknya saat kese-hatannya masih mengizinkannya menulis syair dalam bebera-pa bulan terakhir hidupnya. Dia memberikan koleksi ini bagi

kakaknya Uriah, yang kemudian menjadi terkenal di kalangan gereja Advent sebagai editor Review, serta penulis dan guru. Uriah mencetak kumpulan syairnya hanya beberapa hari sebe-lum dia meninggal. Yang berjudul Home Here and Home in Heaven.

Sangat Banyak dalam Waktu yang Sangat SingkatDalam usianya yang sangat muda, dengan hanya waktu

dua tahun untuk menjadikan dirinya sebagai seorang seni-man, penyair, penulis lagu, dan editor, Annie Smith membuat dampak penting dan luar biasa bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Misalnya, ketika General Conference pertama di-selenggarakan di Battle Creek, Michigan, pada tanggal 21 Mei 1863, para delegasi memilih untuk menyanyi syair Annie Smith “Long Upon the Mountains” (nomor 447), yang sangat berarti bagi mereka yang menghadiri konferensi gereja yang baru dibentuk itu.

Kini, setelah 150 tahun ilmu himne gereja ini, kita dapat menyatakan bahwa Annie telah meninggalkan warisan yang akan berlangsung selamanya. Harapannya adalah kembalinya Yesus dan keselamatan-Nya bagi semua orang yang beriman. Bait terakhir dari nyanyian rohani “Long Upon the Mountains” dapat menjadi batu nisan yang tepat untuk wanita muda yang hidup dan mati dengan “pengharapan yang diberkati” dalam hatinya:

“Soon He comes! With clouds descending;All His saints, entombed arise;The redeemed, in anthems blending,Shout their vict’ry thro’ the skies.O, we long for Thine appearing;Come, O Savior, quickly come!Blessed hope! Our spirits cheering,Take Thy ransomed children home.”

Annie Smith telah memenangkan tempat di hati kita dan dalam sejarah kita. Sebagai seorang pelopor penyair dan mu-sisi, ia memperkuat kesenangan James White terhadap musik dan menjadikannya sebagai bagian integral dari sistem pendi-dikan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Minat umat Ad-vent dalam musik dan lagu tidak diragukan lagi karena dimu-lai oleh James White dan Annie Smith.

Annie meninggal pada 26 Juli 1855, dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Wilton Barat, New Hampshire. n

1 A. W. Spalding, Origin and History of Seventh-day Adventists (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1961), vol. 1, p. 245; see also appendix, hlm. 404.2 Ellen G. White, Spiritual Gifts (Battle Creek, Mich.: James White, Steam Press, 1860), jld. 2, hlm. 164, 165.

Nathan Thomas adalah profesor emeritus dalam sejarah, Pacific Union College, Angwin, California.

02 - 2015 | Adventist World 25

Page 26: February 2015 indonesian

P E R T A N Y A A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

Dua Samuel 24:1 me-ngatakan, “Bangkitlah

pula murka TUHAN ter-hadap orang Israel; Ia meng-

hasut Daud melawan mereka, fir-man-Nya: ‘Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda.’” Menurut 1 Tawarikh 21:1: “Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk

Daud untuk menghitung orang Israel.” Saya akan mempela-jari penggunaan istilah Setan dalam Perjanjian Lama, bebera-pa koneksi terminologi dengan bagian-bagian yang lain, dan akhirnya memberikan suatu cara untuk menyelaraskan bagi-an ini.

1. Penggunaan Istilah Setan: Kata Ibrani satan berarti “musuh, lawan” yang juga digunakan untuk menunjuk manu-sia yang bertindak sebagai musuh atau lawan dari orang lain (misalnya, 1 Raja-raja 11:14, 23). Hal ini juga menunjuk ma-laikat Tuhan, yang berfungsi sebagai musuh kepada Bileam (Bil. 22:22). Jelas, ini bukan sosok Setan (Satan). Kata benda ini juga ditemukan dalam Ayub 1:6 dan 2:1 dan pada Zakha-ria 3:1 untuk musuh umat Allah. Para ahli banyak berpenda-pat bahwa ketika kata benda satan disertai dengan sebuah benda yang pasti (“the satan”) maka akan mengacu pada fungsi (“musuh/lawan”) dan bukan merupakan kata benda (“Satan”). Karena istilah tanpa benda itu muncul hanya da-lam 1 Tawarikh 21:1, itu dianggap sebagai kata benda (“Sa-tan”). Tapi ahli lain berpendapat bahwa justru ketika kata benda tersebut disertai dengan benda maka kata itu berfungsi sebagai nama yang sesungguhnya. Bisa saja ada yang berta-nya-tanya mengenai penting atau tidaknya perdebatan ini.

2. Hubungan Linguistik: Ada hubungan linguistik yang jelas antara Ayub 2:1, Zakharia 3:1, dan 1 Tawarikh 21:1. Da-lam Tawarikh Iblis (satan) “bangkit” (‘Amad) melawan Israel dan menghasut (sut) Daud untuk berbuat dosa. Penggunaan kata kerja “bangkit” (‘Amad), bersama-sama dengan kata ben-da satan, ditemukan dalam Zakharia 3:1, membangun hu-bungan antara dua bagian. Dalam kedua kasus, tampaknya ka-ta satan menentang hamba Allah. Kata kerja “untuk mengha-sut” (sut) muncul dalam hubungannya dengan kata benda yai-tu satan dalam Ayub 2:3, juga membangun hubungan antara kedua bagian ini. Dalam kitab Ayub ia menghasut Allah terha-dap Ayub, dan dalam Tawarikh ia menghasut Daud melawan Allah. Penulis menyadari penggunaan istilah satan di bagian

lain, dan penggunaannya dalam istilah satan (“Satan” atau Ib-lis) yang paling mencerminkan makna istilah dalam dua buku lainnya. Dengan kata lain, kata itu tidak dengan kontras digu-nakan pada bagian lain; ada atau tidak adanya benda adalah ti-dak relevan. Perjanjian Lama menggambarkan makhluk yang menentang Allah dan rencana-Nya bagi umat-Nya (misalnya, Kej. 3:1-5; Im. 16:8-10, 20-22; Yes. 14:12-14; lihat Wahyu 12:9).

3. Narasi dalam Tawarikh dan Samuel: Peran satan cu-kup jelas dalam tiga kitab yang telah kita bahas. Pertama, dia adalah musuh umat Allah, menentang sifat Ilahi untuk meng-ampuni mereka (Zakharia 3:1). Dia bahkan menentang cara Allah memerintah kerajaan-Nya (Ayub 1:6; 2:1).Kedua, ia menghasut orang untuk tidak taat kepada Allah. Ketiga, dia menginginkan hal-hal yang jahat bagi umat Allah. Tidak dira-gukan lagi bahwa ia adalah musuh Allah. Menurut kitab Ta-warikh, Iblis (Satan) berdiri melawan Israel sebagai musuh dan menghasut Daud untuk melakukan penghitungan, me-ngetahui bahwa akibatnya orang akan menderita.

Mengapa menghitung disebut sebagai dosa secara umum? Berbagai jenis penghitungan diambil di Israel tanpa hukuman (misalnya, Kel. 30:11-16). Mungkin, seperti yang banyak disa-rankan, perbedaan di sini adalah bahwa ini adalah sensus ten-tara yang diambil tanpa persetujuan Ilahi yang menyatakan ketergantungan pada kekuatan militer manusia. Itu adalah pe-langgaran perjanjian Israel dengan Tuhan.

Jika hal ini terjadi, perbedaan antara 1 Tawarikh dan 2 Sa-muel tidaklah signifikan. Murka Allah disebut sebagai penye-bab untuk sensus, mengklarifikasi bahwa Tuhan mengizinkan Iblis menghasut Daud untuk melaksanakan sensus. Dalam murka-Nya Allah tidak campur tangan untuk melindungi Da-ud. Namun demikian, Tuhan tetaplah ALLAH yang memberi kewenangan aksi Setan dan membuat tulah berakhir. Dia menggunakan pengalaman ini dalam memimpin Daud untuk menemukan tempat dalam membangun Bait Allah. Dia tidak memberikan Setan kendali penuh atas umat-Nya (lihat Ayub 1:12; 2:6). n

Mengapakah 2 Samuel 24:1 berkata

Allah menghasut Daud menghitung orang Israel, sedangkan 1 Tawarikh 21:1 berkata Setan

melakukannya?

Angel Manuel Rodríguez tinggal di Texas, setelah pensiun sebagai Direktur Biblical Research Institute General Conference.

26 Adventist World | 02 - 2015

MusuhMemahami

Itu

Page 27: February 2015 indonesian

P E L A J A R A N A L K I T A B

Kita berada dalam suatu masyarakat pemuja tokoh-tokoh. Mereka yang diidolakan pada abad kedua puluh satu adalah para bintang olahraga, musisi pop, Hollywood,

dan para eksekutif bisnis yang memiliki jutaan dolar. Namun ketika kita memikirkannya dengan serius, salah satu bintang pada suatu generasi akan segera menjadi kenangan jauh. Sinar lampu yang menyinari papan iklan dunia ini meredup dengan cepat. Dengan memakai kaus yang ditulis “Superhero for Hire” seolah-olah membuat kita berpikir bahwa banyak dari antara kita akan menjadi bintang.

Dalam pelajaran Alkitab bulan ini kita akan mempelajari dua tokoh Alkitab yang layak untuk ditiru, dan juga mempela-jari mengenai DIA yang berdiri sebagai tempat bersandar dari semua makhluk di bumi ini. Peninggalan mereka telah berta-han selama ribuan tahun, dan tetap bersinar cerah meskipun generasinya telah berlalu.

Daniel dan Yusuf adalah dua tokoh yang menjadi contoh bagaimana cara Tuhan memberkati orang-orang yang percaya kepada-Nya tanpa syarat, yang menyerahkan hidup mereka ke-pada-Nya dengan sepenuhnya, dan mengikuti petunjuk-Nya di mana pun Ia memimpin mereka dengan sukarela. Meskipun dedikasi mereka berada di bawah standar ideal yang ditetapkan oleh Kristus yang hidup, yang mengungkapkan makna sesung-guhnya untuk benar-benar berkomitmen pada kehendak Bapa.

1 Bagaimanakah Daniel membedakan dirinya dari pemuda lain di Babel? Baca Daniel 1:8 dan banding-kan sikap Daniel sebagai seorang remaja dengan orang-orang yang ada pada akhir hidupnya di Daniel 6:4, 5, 10.Sebuah penelitian mengenai kehidupan Daniel mengungkap-kan tentang kesetiaannya kepada Allah yang tak tergoyahkan. Dari sejak ia dibawa pada saat ia masih remaja ke Babel sebagai tawanan, sampai pertemuannya dengan pemimpin politik Per-sia di akhir hidupnya, Daniel menjaga komitmennya yang mut-lak, tak tergoyahkan kepada Allah di surga.

2 Apakah yang menjadi persamaan antara godaan yang dialami Yusuf dan Daniel? Baca Daniel 1:5,8 dan Kejadian 39:7-9. Perhatikan juga persamaan respons mereka.Daniel dan Yusuf menghadapi godaan sengit yang membang-kitkan keinginan daging mereka. Tapi keduanya membuat ke-putusan yang tegas dan tak tergoyahkan. Mereka mengikuti na-sihat yang kemudian diberikan dalam kitab Yakobus: “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! “(Yakobus 4:7).

3 Meskipun Yusuf berakhir di penjara, dan Daniel unggul sebagai ketua kelas di Universitas Babilon, ber-kat apakah yang Tuhan berikan kedua tokoh iman ini? Baca Daniel 1:9,17-20 dan Kejadian 39:21-23.

4 Baca Amsal 3:1-10, dan catat semua janji yang Al-lah berikan bagi orang yang setia kepada-Nya. Berapa banyakkah janji yang Anda temukan? Dalam bagian apakah dari kehidupan Anda mereka berhubungan?Baik Daniel maupun Yusuf menghadapi berbagai tantangan da-lam hidup mereka. Mereka berdua menjalani pencobaan dan mengalami kesulitan. Namun berkat Allah atas hidup mereka ja-uh melebihi tantangan atau kesulitan yang mereka hadapi.

5 Bagaimanakah kesetiaan Daniel dan Yusuf kepa-da Allah memberikan contoh dari kehidupan Yesus sen-diri pada masa selanjutnya? Baca dan bandingkan Yo-hanes 8:29, Matius 26:39, dan Ibrani 10:7 untuk mempe-roleh pemahaman yang kuat tentang kehidupan Kristen.Yesus benar-benar berkomitmen untuk melakukan kehendak Ba-pa. Penyerahan-Nya kepada kehendak Bapa adalah tanpa kom-promi. Dasar keputusan ini adalah satu kunci untuk menjalani kehidupan Kristen yang dimenangkan. Pertanyaan yang sangat mendasar adalah “Apakah saya benar-benar berkomitmen mela-kukan kehendak Bapa sekalipun bertentangan dengan hati saya sendiri?

6 Janji apakah yang Bapa berikan kepada Yesus ka-rena ketaatan-Nya yang rendah hati dan roh penurutan-Nya dalam melakukan kehendak Bapa dengan mengor-bankan diri-Nya? Filipi 2:8-11.

7 Janji apakah yang Yesus sendiri berikan kepada semua orang yang “meninggalkan semua” dan mengi-kuti-Nya tanpa syarat? Markus 10:29, 30.Seperti Yusuf dan Daniel, kita juga akan menghadapi tantangan ketika mengikuti Yesus. Namun berkat Allah atas hidup kita akan berlimpah. Kita akan merasakan sukacita atas kehadiran-Nya, ke-pastian tentang tuntunan tangan-Nya sehari-hari, kepastian ten-tang pemberian-Nya dalam semua kebutuhan kita, dan kabar ba-ik yang mulia tentang hidup kekal melalui keselamatan yang Ia berikan dengan cuma-cuma.

Itulah makna kehidupan yang sesungguhnya. n

Oleh Mark A. Finley

yangTokohLayak Ditiru

p H O T O c O U r T E s y O F c H a D s T U a r T 02 - 2015 | Adventist World 27

Page 28: February 2015 indonesian

Kesehatan Sedunia dan Kanker Usus BesarPeter N. Landless dan Allan R. Handy-sides selalu menulis sesuatu yang mena-rik dan informatif pada kolom Kesehat-an Sedunia. Sebagai pembaca setia Ad-ventist World, saya tidak bisa melewat-kan membaca kolom ini; setiap artikel sangat mendidik dan inspiratif.

Artikel “Kanker Usus Besar” (Agus-tus 2014) sungguh membuka mata! Pa-da saat yang sangat menakutkan, banyak orang (bahkan mereka yang bukan pengguna alkohol) didiagnosis mende-rita kanker usus besar.

Tidak perlu ragu bahwa Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh sangat diber-kati melalui pekabaran kesehatan yang luar biasa ini. Memang, Allah ingin agar kita “sejahtera... dan sehat” (3 Yohanes 2).

Devon L. SanDerSon

Wilmington, Delaware, AS

Adventist World Edisi Bahasa AsingSalam Hormat! Saya sangat suka mem-baca Adventist World. Saya memiliki pertanyaan: Dicetak ke dalam berapa bahasakah majalah ini?

Bheki nyathi

Afrika Selatan

Pengurapan WanitaSaya menulis surat ini sehubungan de-ngan artikel Andrew McChesney “Umat Advent Didesak Mempelajari Pengurap-an Wanita bagi Diri Mereka Sendiri” (November 2014). Saya sangat tertarik saat membaca artikel tersebut; saya juga terkejut dengan apa yang ditulis dalam dua paragraf.

Pertama, posisi kedua menegaskan bahwa Junia adalah seorang wanita; te-tapi hal ini belum dikonfirmasi.

Kedua, posisi ketiga, pengecualian Allah atas pemberian raja bagi Israel di-sebutkan. Oleh karena pilihan mereka sendiri, Israel tenggelam dalam kesesat-an dan dikalahkan Babilon. Bukanlah argumen yang sangat kohesif untuk ma-salah pengurapan wanita. Apakah kita sedang dipimpin ke jalan yang sama?

Graeme DoDD

Gawler, Australia Selatan, Australia

Tren di TwitterSaya sangat senang membaca bagaima-na anak-anak Tuhan di Amerika Selatan sangat serius dan bersemangat dalam pekerjaan Tuhan (lihat “Orang Advent Amerika Selatan membuat Alkitab Se-bagai Topik hangat di Twitter,” Oktober 2014). Kiranya Tuhan melimpahkan berkat kepada mereka. Kiranya kita juga tergerak untuk melakukan hal yang sa-ma, jika kita belum melakukan hal yang sama.

JoeL mutunGi

Kigali, Rwanda

Iman pada Jendela TokoSaya menulis tentang artikel berita “Ing-gris: Iman Dipamerkan di Jendela Toko” (Oktober 2014). Ya, kita bisa menjadi seorang Kristen yang kreatif. Saya ber-doa agar para pemuda akan meningkat-kan dan menggunakan karunia mereka untuk berkreasi dan berinovasi dalam penginjilan seperti yang ditulis dalam artikel ini, di samping metode yang sela-ma ini diterapkan.

Kita hidup di zaman pascamodern, dan kita perlu untuk mengeksplorasi ca-ra baru dan relevan untuk mencapai po-la pikir ini. Terpujilah Tuhan untuk usaha kreatif seperti ini!

WinSton Lee

via email

P E R T U K A R A N I D E

Surat

PUJIANDoawMohon doakan agar saya lulus ujian akuntansi tahun keempat sehingga saya memenuhi persyaratan mendaftar pada program pascasarjana. Saya sudah men-dapatkan beasiswa; namun saya tetap memerlukan bimbingan dari Tuhan.

neLSon, Malawi

Doakan saya. Saya memiliki banyak ma-salah, dan saya dibanjiri dengan air ma-ta. Tapi saya percaya bahwa Yesus tidak akan membiarkan saya menderita sam-pai selamanya. Saya tahu Allah dapat menolong saya.

BenSon, Kenya

Saya sangat membutuhkan bantuan. Tolong doakan agar Setan diusir dari kehidupan saya. Gereja saya telah ber-doa untuk saya selama bertahun-tahun. Saya rasa saya perlu bantuan dari seseo-rang dengan pengalaman dalam bidang ini.

Joyce, Swedia

Br

iT

is

H

Un

iO

n

cO

nF

Er

En

cE

“Ya, kita dapat menjadi kreatif dan Kristen di waktu yangsama.”

— Winston Lee, via email

28 Adventist World | 02 - 2015

Page 29: February 2015 indonesian

Adventist World dicetak dalam bahasa Inggris, Korea, Spanyol, Portugis, Peran-cis, Indonesia, dan Jerman. Pada awal ta-hun 2014 Adventist World meluncurkan beberapa tambahan dari format yang le-bih kecil, Adventist World Digest, se-hingga jumlah intisarinya sampai 20; di-sertai dengan empat bahasa yang ditam-bahkan pada bulan Februari 2015 ini. Halaman situs kami dapat dibaca dalam 12 bahasa. Jadi setiap orang dapat mem-baca isi Adventist World setidaknya da-lam 32 bahasa. Kunjungi situs kami di www.adventistworld.org untuk mempela-jari lebih lanjut.—Editors.

ApresiasiSaya adalah orang baru menjadi pengi-kut gereja Advent, dan saya sangat me-nyukai Adventist World terutama kolom tanya Jawab Alkitab.

D. JoneS

Bonnyman, Kentucky, AS

Terima kasih atas karya indah yang An-da lakukan melalui publikasi ini. Ini membantu kami untuk mendapatkan informasi dari sesama saudara-saudara kita.

chriStine naBunJo

Kampala, Uganda

Saya ingin mengajak anak saya yang ber-usia 10 tahun pada Kampore Pathfinder Pasifik Selatan, tapi saya tidak punya uang. Kami perlu sebuah keajaiban; ber-doalah bagi kami.

Jini, Australia

Tolong berdoa bagi orang di desa saya.PiLLa, India

Tolong doakan adik saya. Pencuri men-curi sejumlah besar uangnya, dan kami berharap agar uang itu kembali. Doakan juga saya yang sedang mencari pekerja-an. Saya lulus pada tahun 2011 dan se-dang mencari pekerjaan.

anGeLa, Zambia

Ibu saya dirawat di rumah sakit karena penyakit emboli paru. Tolong doakan dia.

marie, Perancis

JAWABAN: Di St. Petersburg, Florida, Amerika Serikat, sekelompok Advent Yahudi merayakan Feast of Dedication (Chanukah) karena dibaptis. Di sini para calon baptisan berdoa sebelum masuk ke air.

Revived byHis Word Perjalanan Menemukan Bersama melalui AlkitabAllah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Bergabung dengan orang percaya lainnya di lebih dari 180 negara yang sedang membaca pasal Alkitab setiap hari. Untuk mengunduh Panduan Bacaan Alkitab setiap hari, kunjungi RevivedbyHisWord.org, atau mendaftar untuk menerima pasal Alkitab setiap hari melalui e-mail.Untuk bergabung, mulai di sini:

1 MARET 2015 • roma 3

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang masuk akan terbitkan.

Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami per-mohonan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

Di BelahanDunia Manakah Ini?

02 - 2015 | Adventist World 29

Page 30: February 2015 indonesian

Pada tanggal 2 Februari 1955, seo-rang dokter bernama Roy S. Cornell

tiba di Benghazi, Libya, untuk membangun pelayanan medis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ia menjabat sebagai kepala dokter bedah di rumah sakit pemerintah.

Tak lama setelah kedatangannya, Cornell mengawasi renovasi sebuah hotel yang telah rusak akibat perang yang akan dipakai sebagai rumah sakit Advent. Selain mengawasi renovasi dan menyusun staf, Cornell menjabat sebagai pena-sihat medis untuk pemerintah Libya.

Rumah Sakit Advent Benghazi resmi dibuka pada tanggal 21 Mei 1956, de-ngan 32 tempat tidur. Tragisnya, Dr. Cornell terkena penyakit poliomyelitis paralitik akut (polio) pada tahun 1957, yang membuatnya benar-benar lum-puh. Rumah sakit membuka sekolah keperawatan pada tahun 1964, yang me-rupakan salah satu dari beberapa organisasi asing yang diizinkan untuk memi-liki properti di Libya.

Pada tahun 1969, setelah “Revolusi Libya,” Rumah Sakit Advent Benghazi dinasionalisasi. Pada tahun 1977 General Conference menerima pembayaran dari pemerintah Libya sebesar 1.290.963 dolas AS.

Emosi adalah bagian dari kehidupan ma-nusia. Berikut adalah beberapa cara ala-mi untuk mengatasi emosi negatif:

Bila Anda sedang stres: Paksakan un-tuk tersenyum. Ternyata senyum palsu juga dapat mengurangi stres.

Bila Anda merasa kecewa: Berjalan-jalanlah. Ambil waktu lima menit berja-lan di luar ruangan dapat meningkatkan mood Anda.

Bila Anda marah: Dengarkan musik klasik. Usaha ini dapat menurunkan pe-rasaan amarah yang tersisa.

Sumber: Men’s Health

60Tahun Lalu

Kiri: Dr. R. S. Cornell dalam iron lung saat tiba di markas udara McGuire, New Jersey, dalam perjalanan ke Seattle. Kanan: Dr. R. S. Cornell dan keluarga.

Biji-bijian dan sayuran bukan satu-satunya sumber menemukan serat makanan. Makanan berikut kaya serat, kalium, dan magnesium:

kentangkembang kollobakjagunglobakSumber: Men’s Health

BAD MOODKALAHKAN

D . a . r O T H

P E R T U K A R A N I D E

SERBAPUTIH

30 Adventist World | 02 - 2015

Anda merasa lelahAnda terengah-engahAnda memiliki kuku rapuhAnda tidak bisa fokus secara mental

Sumber zat besi: Lentil, bayam, beras, kacang merah, tomat, buncis, kentang.

Sumber: Women’s Health

Anda Membutuhkan

jika...

ZatBESI

Page 31: February 2015 indonesian

Jumlah penumpang yang melewati bandara tersibuk di dunia:

Apakah yang Allah inginkan

dari kita? Inilah jawaban Yesus,

menurut Injil Matius: ‘Bersama

Menanti dengan Setia.’— Matthew L. Skinner, St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat

Sumber: USA Today

Atlanta (Hartsfield-Jackson), Amerika Serikat 94 juta

Beijing (Capital), Tiongkok 84 juta

London (Heathrow), Britania Raya 72 juta

Tokyo (Haneda), Jepang 69 juta

Chicago (O’Hare), Amerika Serikat 67 juta

1

1

2

2

3

3

5

5

4

4

top

PenerbitAdventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum

Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Kimberly Luste Maran, Andrew McChesney

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim

Editor OnlineCarlos Medley

Koordinator Teknik dan Pelayanan PembacaMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler

Senior Advisor E. Edward Zinke

Manajer Finansial Rachel J. Child

Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste

Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari

Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected] Web: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Vol. 11, No. 2

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

02 - 2015 | Adventist World 31

Page 32: February 2015 indonesian

PenguraPan Pendeta di akhir tahun

“haraPan untuk kuPang”

Daerah Misi Nusa Utara (DMNU)

Menuai 153 jiwa di Pantai Teluk Kupang

Setiap tiga bulan sekali secara rutin Dis-trik Tahuna yang terdiri dari 7 jemaat di Daerah Misi Nusa Utara (DMNU)

mengadakan pertemuan distrik. Pada tang-gal 13 Desember 2014 Pertemuan Distrik Tahuna diadakan di Jemaat Tahuna Satu. Gereja dipadati dengan anggota jemaat dan para tamu yang datang dari berbagai jema-at.

Ada hal yang istimewa pada pertemuan distrik ini dibandingkan beberapa perte-muan sebelumnya karena pada Sabat itu ada upacara pengurapan kepada Pdt. Sem-bly Rompis yang bertugas di Distrik Tabu-kan Selatan menjadi pendeta penuh. Upa-cara pengurapan tersebut dipimpin oleh Pdt. Samuel Yotam Bindosano, Sekretaris Eksekutif Uni Kon-ferens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT ) dan Pdt. Frangky Sepang, Sekretaris Asosiasi Kependetaan UKIKT. Dalam ama-nat pengurapan Bindosano berpesan, “jadilah seorang pende-ta sebagai hamba, gembala dan pengawal bagi jemaat.”

Sore harinya diadakan seminar oleh para pemimpin dari UKIKT mengenai pentingnya penginjilan kota dan peraturan

jemaat. Ketua DMNU, Pdt. Edison Takasanakeng, mengucap-kan terima kasih kepada para pemimpin UKIKT atas kun-jungan kerja ke daerah ini. Anggota jemaat dan para tamu pulang dengan hati yang telah dikenyangkan oleh Firman Tu-han serta semangat yang baru.

—Dilaporkan oleh PDt. ronny PeLafu, Gembala Distrik Tahuna, DMNU.

Dengan tema “Harapan untuk Kupang,” Kebaktian Ke-bangunan Rohani (KKR) yang dipimpin langsung oleh Pdt. J. Kuntaraf, Direktur SS/PP dan Pelayanan

Masyarakat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia, te-lah terlaksana pada tanggal 26 Oktober-1 November 2014 de-ngan pembicara per distriknya adalah: Distrik Kupang dan Oesao oleh Pdt.J. Kuntaraf dan Ibu Kathleen Kuntaraf, dime-riahkan bersama Sunshine Siu Stahl asal Singapura, penyanyi bersuara merdu yang mengangkat jiwa kepada Tuhan dan Ibu Peggy Iskandar-Wowor sebagai pembicara rumah tangga ber-sama tim Kadnet yang datang. Distrik Takari oleh Pdt. J. Havelaar; Distrik Amarasi Selatan, Pdt. L.J. Situmorang; Dis-trik Amarasi Tengah, Ev. Donald Weley; Distrik Amarasi Ti-mur, Pdt. M. Ataupah.

Dalam sambutan pembukaan Pdt. D.E.W. Silitonga selaku ketua daerah memberikan apresiasi kepada Pemprov NTT dan pemda yang pada saat itu dihadiri Sekda Kota Kupang yang telah memberikan banyak perhatian dan kemudahan kepada umat Advent yang bekerja di pemerintahan dan berstatus pe-gawai negeri dalam mendapatkan izin tidak bekerja pada hari

Sabat. Dalam sambutannya Sekda Kota Kupang mengatakan bah-

wa KKR seperti ini sangat berguna bagi masyarakat dan jema-at untuk membangun keimamanan yang kuat dan menjadi masyarakat yang mendukung program pemerintah. Beliau ju-ga berterima kasih atas kepedulian gereja terhadap kesehatan

32 Adventist World | 02 - 2015

dari INDONESIA

Page 33: February 2015 indonesian

Jemaat alfa Omega matenggahe BersinarDaerah Misi Nusa Utara (DMNU)

masyarakat kecil di Kupang dan sekitarnya dengan menda-tangkan beberapa dokter spesialis untuk memberikan pengo-batan gratis bagi masyarakat.

Ada satu mukjizat yang terjadi khusus di Distrik Kupang di mana setiap malam, para tamu yang hadir 300 orang haus akan pekabaran walaupun para tamu dicegat oleh orang ter-tentu di depan gedung tempat dilaksanakannya KKR. Berkat kerja keras seluruh panitia dan anggota jemaat di setiap dis-trik, pada malam terakhir banyak simpatisan yang berdiri un-tuk didoakan.

Mukjizat pun kembali nyata di Daerah Nusa Tenggara (DNT), bahwa Bapak Robby pemilik Restauran Teluk Kupang

yang terkenal di Kota Kupang, memberikan gedungnya secara cuma-cuma untuk digunakan sebagai acara penutupan KKR pada hari Sabat, dihadiri anggota jemaat dari lima distrik ber-jumlah sekitar 2500 orang ditambah anak-anak sekitar 600 orang dan setelah khotbah selesai dilanjutkan dengan jamuan makan siang bagi semua anggota jemaat yang hadir.

Dengan penuh syukur dan bahagia semua anggota jemaat dari lima distrik menyaksikan 153 jiwa dibaptiskan di Pantai Teluk Kupang walaupun disengat terik matahari dan gelora ombak laut pada waktu itu.

—Dilaporkan oleh PDt. D. kana DJo, Dir. Komunikasi DNT.

Segala usaha dan jerih lelah anggota Jemaat Lapango di DMNU kini dapat dilihat hasilnya. Tepatnya pada ke-baktian Sabat 20 Desember 2014, Ketua Daerah Misi

Nusa Utara, Pdt. Edison Takasanakeng bersama sekretaris, Pdt. Warno Suleh, bersama departemen dan staf telah meng-adakan pengorganisasian jemaat yang sebelumnya merupakan cabang Sekolah Sabat dari Jemaat Lapango.

Khotbah pengorganisasian dibawakan oleh ketua daerah yang diambil dalam Injil Lukas 18:35-43 dengan tema “Injil dari Orang Buta,” yang mengingatkan kita kembali akan tugas dan tanggung-jawab sebagai sebuah gereja yang hi-dup. Takasanakeng merangkumnya da-lam beberapa poin penting, di antara-nya: (1) Gereja didirikan sebagai sarana untuk penginjilan. (2) Injil harus di de-ngar dan dilihat meski kepada orang buta sekalipun. (3) Setan ingin agar manusia buta rohani dan tidak bisa melihat Yesus. Itulah sebabnya ada ge-reja yang harus menjadi sarana yang dapat menyampaikan kepada semua

orang di sekitarnya. (4) Gereja harus peka terhadap kebutuh-an orang lain.

Sambutan pemerintah Desa Lapango, Bpk. Delman Mangele juga mendukung gereja ini. Dalam sambutannya be-liau memberikan beberapa penekanan penting: “Gereja harus hidup dan maju sambil terus menjaga kerukunan antara satu dengan yang lain. Sebab di kampung ini telah berdiri 12 gereja yang semuanya ini akan juga membantu kami pemerintah,” tambahnya lagi. Tak ketinggalan juga bantuan material telah

02 - 2015 | Adventist World 33

dari INDONESIA

Page 34: February 2015 indonesian

diberikan oleh Bapak Mangele yang memang keberadaannya sangat dekat dengan warga gereja. Acara berakhir dengan per-jamuan kudus bersama bagi seluruh anggota jemaat yang langsung dipimpin oleh pdt. Soleman Tatengkeng, S.Ag yang melayani sebagai pendeta di Distrik Lapango. Doa kita, kira-

nya GMAHK Jemaat Alfa Omega Matenggahe yang baru saja lahir ini dapat terus bertumbuh dan semakin dewasa dalam menyediakan umat bagi Kerajaan Allah.

—Dilaporkan oleh fery macPaL, Dir. Komunikasi DMNU.

Bakti sOsial kB gratis dan demO masak sehatPelayanan BWA Jemaat Singosari

BWA Jemaat Singosari bekerja sama dengan BKKBN kota dan Posyandu Mawar Putih

RT 03, LK 1, Kelurahan Enggal, Bandar Lampung menggelar Bakti Sosial Pelayanan KB Gratis pada awal Desember yang lalu, dengan menurunkan tenaga para bidan da-ri BKKBN dan dibuka untuk umum.

Kegiatan yang berlangsung di Posyandu Mawar Putih (berdekat-an dengan gedung gereja Singosari

yang baru selesai dibangun) dibuka oleh Ketua Posyandu Ibu Diah dan dihadiri oleh Ketua RT 03 dan mendapat respons positif dari war-ga masyarakat. Kegiatan ini digelar dalam rangka silaturahmi antara para ibu dari Jemaat Singosari dan warga masyarakat RT 03 dan seki-tarnya.

Dalam kegiatan tersebut ada 38 warga masyarakat yang mendapat-kan pelayanan KB yang meliputi pemasangan aseptor KB implan

dan aseptor KB IUD yang dilakukan oleh para bidan dari BKKBN Kota Bandar Lampung dan yang lain mengikuti demo cara membuat sio-may vegetaris, mie vegetaris dan es buah tanpa sirup dan gula yang disampaikan oleh Ibu Lucy Litelnoni dan BWA.

Sementara itu beberapa ibu hamil menda-patkan penyuluhan kesehatan dan makanan se-hat dan bergizi baik untuk ibu hamil dan balita yang disampaikan oleh Ibu Ernawati Siagian Ramschie, dalam penekanannya kepada ibu yang sedang mengandung itu menganjurkan makan sayuran seperti bayam hijau, bayam me-rah, kangkung serta kacang-kacangan, tempe dan tahu serta dianjurkan juga agar tidak ma-kan daging.

Sementara itu ketua BWA Jemaat Singosari, Ibu Sharly Sutanto bersama dengan pengurus BWA turut gembira bisa ikut berpartisipasi da-lam kegiatan tersebut. Diharapkan kegiatan se-perti ini dapat terus diadakan untuk menjalin hubungan silaturahmi dengan warga sekitar ge-reja tetap terjaga dengan baik, sehingga masya-rakat umum merasakan dampak yang baik me-lalui kehadiran anggota jemaat di wilayah mere-ka.

—Dilaporkan oleh a. Jumani Dan v. naPituPuLu, Komunikasi Jemaat Singosari.

34 Adventist World | 02 - 2015

dari INDONESIA

Page 35: February 2015 indonesian

masak dan makan Bersama WargaDaerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)

Pada hari Minggu 4 Januari 2015 jemaat Sekojo Palem-bang mengadakan “open house” dalam rangka ucapan syukur menyambut Tahun Baru 2015. Tahun lalu juga

diadakan kegiatan yang sama, dan tahun ini dibuat lebih me-riah lagi. Gereja menanggung semua biaya belanja kebutuhan bahan makanan yang dipersiapkan untuk 300 orang, kemudi-an para ibu tetangga sekitar gereja akan diundang untuk me-masak bahan makan tersebut dan dibantu oleh anggota jema-at sendiri.

Pada tengah hari di jam makan siang, penduduk di sekitar pun da-tang bergantian menikmati ma-kanan yang telah disediakan di ha-laman gereja. Ini luar biasa, terlihat jelas, tidak ada ra-sa sungkan, segan dari setiap warga yang hadir. Bah-kan ketua RT se-tempat pun turut

hadir dan menikmati makanan yang tersedia. Benarlah sebut-an yang menyatakan “dengan mengajak makan bersama dapat memperkuat persahabatan dan mampu melunturkan kecuri-gaan di antara warga yang berbeda agama.” Keceriaan itu pun dilengkapi dengan acara bernyanyi bersama sambil sekali-kali mereka berjoget kecil untuk menambah keakraban di antara yang hadir.

Semoga melalui kegiatan-kegiatan yang baik seperti ini dapat juga dilakukan di tempat yang lain agar kehadiran gere-ja di lingkungan mayoritas tidak pernah ditolak karena mere-ka terikat saling menghargai walaupun berbeda agama.

Jemaat Malangsari Bergen, LampungSementara di tempat yang lain, untuk memperingati hari

ibu dan menyambut tahun baru di Jemaat Malangsari, Distrik Bergen juga melakukan jangkauan keluar melalui pembagian sembako kepada mereka yang tak mampu dan lansia di seki-tar gereja.

Tentu hal tersebut mendapat respons yang baik dari pihak yang menerima, karena memang mereka sangat membutuh-kan bahan makanan tersebut untuk keperluan sehari-hari. Kali pertama ini ada 25 paket sembako yang sudah dibagikan, dan pengaruhnya bu-kan hanya dirasakan oleh mereka yang me-nerima tapi juga bagi anggota BWA yang ikut langsung mem-bagikannya. Para ibu ini pun turut merasa-kan sukacita dalam memberi kepada yang berkekurangan, dan berencana akan mempersiapkan yang lebih besar lagi di waktu yang akan datang.

—Dilaporkan oleh victor J. SinaGa, Daerah Sumatera Kawas-an Selatan (DSKS).

Tanggal 10-11 January 2015 Jemaat Gracia Magetan mengadakan retret di Villa Eva Tawangmangu Jawa Tengah. Berangkat Sabat pagi tepat pukul 09.00 tiba di lokasi langsung mengadakan kebaktian Sabat. Minggu pagi mereka mengunjungi bebera-pa objek wisata yang dekat yaitu Air Terjun Grojokan Sewu. Retret yang bertemakan “Tinggal di dalam Yesus,” menjadi inti pem-bahasan pelajaran 10 Hari Berdoa yang di-bagi lewat 4 sesi pelajaran oleh Pdtm. Dale Sompotan. Jemaat dikuatkan dan lebih giat dalam doa dan penyerahan kepada Tuhan ditahun 2015 ini.

02 - 2015 | Adventist World 35

dari INDONESIA

Page 36: February 2015 indonesian

Dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatu-an di Indonesia, maka diadakan Perayaan Natal Bersama TNI dengan satu tema: Bersama TNI,

Rakyat Damai. Perayaan ini dilaksanakan pada Hari Ra-bu, 7 Januari 2015 pukul 08.00-12.00 di Gedung Sentul City Convention Center (SICC) Bogor Jawa Barat.

Dalam rangka mewujudkan kebebasan beragama, GMAHK turut diundang merayakan Natal bersama TNI tersebut. Selain masyarakat yang hadir sekitar 8000 orang, hadir juga Panglima TNI Jenderal Dr. Moeldoko bersama Kepala Staf Angkatan. Juga hadir Vikjend Keus-kupan Agung Jakarta R.D. Samuel Pangestu. Dan yang menyampaikan khotbah Natal adalah Pdt. Dr. Ir. Niko Notoraharjo. Dalam sambutannya, Moeldoko mengajak “seluruh prajurit harus mencerminkan nilai-nilai spritu-al yang tinggi dalam menjalankan tugas demi kemajuan dan kesatuan dan persatuan Negara Repubik Indonesia yang kita cintai.”

Semangat Natal adalah satu motivasi bagi prajurit TNI da-lam menjalankan tugas. Umat Kristiani yang ada di jajaran TNI bekerja terus dan menjadi teladan dalam menjalankan tugas, dan harus terlihat dari sikap kejujuran, ketulusan dan

Perayaan natal Bersama tni

Perayaan hari iBu di BaWOleu

Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

Daerah Misi Nusa Utara (DMNU)

integritas yang tinggi dalam mewujudkan kesatuan dan persa-tuan bangsa, dangan mencerminkan sikap kesatuan maka rakyatpun akan damai dan bersatu.

—Dilaporklan oleh PDt. arBeni SaGaLa, D.min., Direktur Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.

Anggota Bakti Wanita Advent (BWA) Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Jemaat Bawoleu menyelenggara-kan perayaan hari ibu di gedung gereja Advent pada

tanggal 22 Desember 2014. Perayaan itu dihadiri oleh Pdt. E. Takasanakeng, Ketua GMAHK Daerah Misi Nusa Utara; Ibu Johana Takasanakeng, Direktur Pelayanan BWA DMNU; Ibu Camat, anggota PKK Kecamatan, para kepala desa, dan semua ibu BWA yang ada di Tagulandang Utara bersama dengan suami mereka.

Ada beberapa kegiatan yang menarik dilakukan selama perayaan hari ibu ini, seperti pembacaan puisi, penyematan kembang kepada ibu, drama sing-kat, dan pemberian sembako ke-pada para ibu lansia. Ibu Yohana Takasanakeng dipercayakan un-tuk menyampaikan Firman Tu-han dalam ibadah yang berjudul: “Yesus Menunggumu.” Mencerita-kan Yesus yang bertemu dengan seorang perempuan Samaria da-lam Yohanes 4.

Ibu Betsy R. Makinggung, Camat Tagulandang Utara me-ngatakan rasa bangga dengan acara perayaan yang dilakukan oleh BWA ini. Dia mengatakan bahwa sebagai seorang ibu ia me-rasa dihargai dengan perayaan ini. Ibu camat bahkan mengi-ngatkan kepada sekretaris tim penggerak PKK kecamatan agar segera menuliskan perayaan hari ibu ke dalam buku agenda kerja PKK kecamatan Tagulandang Utara pada tahun depan.

Acara perayaan hari ibu itu di-akhiri dengan makan bersama di aula samping gereja. Semua ibu yang hadir merasa sangat dihargai dengan kegiatan perayaan hari ibu ini.

—Dilaporkan oleh BruSSi k. Soriton, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Bawoleu.

36 Adventist World | 02 - 2015

dari INDONESIA

Page 37: February 2015 indonesian

02 - 2015 | Adventist World 37

dari INDONESIA

Di Manakah Anda Saat Ini?

1. Franky Tumbel2. Melle Kaunang3. Charlotte Kaparang4. Nerlan Siburian 5. Catur Rini6. Maria Indah Soraya7. Mathilda Sinaga - Nayoan8. Moudy Aue9. Fajar Aue10. Ratna Paranduk11. Belther Lumowa12. Paula L. Lumowa13. Oie Bok Lan - Rikarni Wibowo14. Ztr Romina Simorangkir15. Ranno Taulu16. May Taulu17. Linda Silitonga18. Cindy Sanger - Gozal19. Sdri R. Simbolon20. Ny Tampubolon - br Hutabarat21. Betty Piri22. Roy Sahulata23. Suswani Sahulata24. Tini Lestari25. Apolla Arlins Sumoal26. Rismawati Silalahi27. Marsella Pakpahan28. Victor Sayan29. Febi Sayan30. Conny Mamesah31. Advent J. Situmorang32. Conny Rumambi33. Debby Abuthan34. Grace Makagiansar35. Selvi Sinaga36. Hikler Pangaribuan37. Sonny Silitonga38. Grace Nadeak39. Ria Butar-butar40. Nurma Uli Simbolon41. Sindak Sitohang

42. Elfrida Sinaga43. Pieter R. Makagiansar44. Dony Manurung45. Hermida Manurung46. A.C Makagiansar47. Dame Homaria Sijabat48. Elvarida Manurung 49. Rumondang Tamba50. Febricia Natasha Gosal51. Yunita Vanessa52. Nevio Pasodi53. Nelly D. Pardede54. Robert A. Pardede55. Pamela Kuncahynono56. Gita Makagiansar57. Anggie Makagiansar58. Budhi Sunarto59. Agus Budiono60. Suira61. Mulyani62. Astrid Herwinda63. Welli Siregar64. Arta Nababan65. Rismauli Manurung66. Lisma Nainggolan67. Gladys Raintama68. Joice Raintama69. Elizabeth Makagiansar70. Mulyono71. Budijono A. Widjaja72. Lene73. Diah Rosawati74. Nofi Ferdianti75. Ronald Wilberi76. Ciong Wanto77. Randy Tengkano78. Lie Teng Lam79. Tuti Intan Lestari80. Richi Sumarandak81. Tony Ronald Panjaitan82. Arisanty

83. N. br Samosir84. Oscar Ratulangi85. Lan86. Dessy Newyana87. Monang Pasaribu88. Ellen Runtunewe89. Wenly Piri90. Esther Tumiwa91. Tommy Dwi Putra92. Resa Taulu93. Liana Wati94. Alin (Muntarlin)95. Nanik Dyah Yuli Astuti96. Bostam Ricardo Tampubolon97. Rosi Yati98. Femmy Mait99. Pingkan Saroinsong100. Suwanto Toto Salim101. Jossy Charles Inaray102. Dany Inaray103. Citra Inaray104. Martogi Pakpahan105. Esman Manihuruk106. Lena Pranadjaja107. Antonius Johannes Maria van Riel108. Donaldy Janter Habeahan109. Jeinifer Natali Pongantung110. Liston Sinambela111. Ester Kristiani Sinambela112. Ibu Shany113. Anton Mainardi114. Viria Budiarti115. Mariana Pandia116. Tianum br. Tambunan117. Rusmina118. Siti Ratmatia119. Waluyo120. Nurita br. Ginting121. Mardiana Lbn.gaol122. Ibu Ina123. Yusuf Roany Silalahi

Bilamana Anda tidak konfirmasi dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak info ini terbit, maka kami menganggap saudara telah menjadi anggota di mana saudara berada sekarang, dan tidak menjadi anggota di jemaat yang terkait.

124. Novi Verdianti125. Johan Wullur126. Riska Sembiring127. Mirna Sembiring128. Lista Sembiring129. Edwin130. Ali 131. Berliana S. Siahaan132. Dedi Johan Gauw133. Ong Siok Hwa134. A Yana135. Ratna RoSmawati Abuthan136. Felix Abutan137. Giuliano Abuthan138. Victor Harris139. Katherin Ratna Dewi140. Esther Lumowa141. Rio Andika142. Risha Octaviani Nainggolan 143. Yeti Heriayati144. Rani Erawati 145. Dhamry Erupley146. Liner Purba147. Samuel Silitonga148. Reza Arie Malau149. Jenny Febriyanti150. Saipan151. Linda Pita Sondang Siahaan152. Yati153. Saubaki, Martinus154. Hasugian, Derliana Betakarunia155. Poniasih156. Ebit Panjaitan157. Agus158. Karniaty159. Owie Ompi160. Sonny Ronsul161. Narlya162. Seprianus Yakobus Koilom163. Miratu Langka Siswoyo164. Nanik Supriyatni

GMAHK Jemaat Bintaro, Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

Hubungi:Pdt. Joram Hutagaol (Gembala): 0816-1431-574;Fellix Gozali (Sekretaris): 0816-1634-215

Page 38: February 2015 indonesian

Orang muda dan remaja Gereja Masehi Ad-vent Hari Ketujuh di Pulau Tagulandang mengadakan ibadah Sabat di gereja Advent

Jemaat Minanga pada hari Sabat, 9 Januari 2015. Pertemuan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh orang muda di Pulau Tagulandang setiap 2 bu-lan sekali.

Lebih dari 100 orang muda dan remaja anggota Pemuda Advent (PA) yang ada di 11 jemaat di Pu-lau Tagulandang sangat antusias menghadiri acara pertemuan ini walaupun pada hari itu turun hujan deras. Terlihat juga beberapa orangtua yang adalah sponsor PA tu-rut hadir memberikan dorongan kepada orang muda.

Semua acara dalam ibadah pertemuan itu dipimpin oleh orang muda. Pa-da hari Sabat itu Pdt. Soriton di-percayakan un-tuk membawa-kan khotbah. Berdasarkan 2 Samuel 8:6b, di-

saBat istimeWa Pemuda adventPemuda Advent se-Pulau Tagulandang

beri judul ”Mempertahankan Kemenangan.” Di dalam khot-bahnya, Soriton mengajak orang muda untuk menjadi seperti Daud, seorang manusia biasa yang berkenan di hati Tuhan se-hingga ia menjadi orang yang selalu menang di dalam setiap peperangan yang ia hadapi.

Setelah makan bersama dengan anggota Jemaat Minanga pada hari Sabat itu, acara dilanjutkan dengan acara Pemuda Advent. Seminar tentang bagaimana menulis berita diberikan oleh Pdt. Soriton pada acara itu. Soriton mengajarkan mereka tentang bagaimana mendapatkan unsur berita—5W1H—dan bagaimana menyusun teras berita. Di akhir seminarnya ia mengajak orang muda untuk dapat menulis berita tentang ke-giatan penginjilan di jemaat mereka masing-masing.

—Dilaporkan oleh BruSSi k. Soriton, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Bawoleu.

38 Adventist World | 02 - 2015

dari INDONESIA

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang membu-tuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEKS atau naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TAnPA ADA GAMBAr/fOTO/ImagE DI DALAM FILE DOKuMEn TErSEBuT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari da-lam file teks dokumen tersebut).

GAMBAr/fOTO/ImagE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TErPI-SAh DArI DALAM FILE dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimal 640x428 (lebih besar lebih baik). Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah ke-terangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan diterbitkan bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk menerbitkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada ke-mungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan diterbitkan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada saat kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

bagi ParaPenulis Setia

Adventist World Indonesia

Info Penting!

Page 39: February 2015 indonesian

Jemaat thamrin CityJemaat ke-161 Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

Satu lagi jemaat bertambah di wilayah pelayanan Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya. Jemaat tersebut adalah Jemaat Thamrin City. Jemaat ini merupa-kan jemaat yang Ke-161 di wilayah pelayanan Konferens DKI Jakarta & Seki-

tarnya. Sebelumnya jemaat ini adalah cabang Sekolah Sabat dari Jemaat Bendung-an Hilir.

Acara dilaksanakan pada hari Minggu, 9 November 2014 di Gedung Thamrin City lantai 3, tempat di mana mereka biasa beribadah. Setelah pengesahan jemaat, pemilihan pegawai jemaat dilakukan dan setelah terpilih didoakan sebagaimana biasanya. Mengakhiri bagian pertama dalam acara ini Bpk. P. Doloksaribu menye-rahkan buku penuntun perbaktian berupa Alkitab, Lagu Sion, buku 28 Doktrin, Peraturan Jemaat dan buku Keanggotaan Jemaat yang diterima oleh salah satu ke-tua jemaat.

Pada kebaktian pengorganisasian ini, Ladies Voice dan koor dari Jemaat Salem-ba turut hadir membawakan lagu pujian. Dalam khotbahnya Pdt. Ronny Wenas, memberi pesan kepada jemaat yang baru ini, agar dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta keutuhan jemaat. Beliau juga melanjutkan, “Karena GMAHK hadir sebagai bagian dari nubuatan Alkitab, bukan karena pertentangan, tarik me-narik kepentingan atau perebutan kekuasaan, untuk itu kehadiran gereja haruslah membawa kehidupan dan berkat oleh karena Tuhan yang memberkati.”

Di akhir acara, perwakilan jemaat, wilayah dan konferens memberikan kata sambutan kepada Jemaat Thamrin City dan juga penghargaan baik kepada Jemaat Bendungan Hilir sebagai induk, maupun para anggota Jemaat Thamrin City sen-diri, termasuk juga kepada keluarga Ibrahim yang sudah begitu banyak memberi-kan sumbangsihnya bagi Jemaat Thamrin City ini.

—Dilaporkan oleh PDt. anDrey DaymBani, Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya.

02 - 2015 | Adventist World 39

dari INDONESIA

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha S. Manueke

Bendahara W. Purba

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana dan Desain IsiJ. Pardede

Tim Redaksi F. Parhusip, R.S. Keni, F. Ngantung, J.W.S. WagiranJ. Wauran, F. Manurung, A. Siahaan

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratB. Sumendap, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaN. Siringoringo, Jawa BaratA. Pender, Jawa TengahD. Maart, Jawa Kawasan TimurD. Juniarto, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratD. Kana Djo, Nusa TenggaraR. Keni, Minahasa UtaraDj. Muntu, MinahasaF. Kasenda, Bolaang Mangondow-GorontaloCh. Muaya, Sulawesi TengahM. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraA. J. Uniana, MalukuF. Macpal, Nusa UtaraH. Wambrauw, PapuaI. Lisupadang, Luwu Tana Toraja

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

www.iphbdg.org

WArTAGEREJA ADVENT

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Page 40: February 2015 indonesian

Follow us on TwitterLike us on Facebook

Segera, kita semuaakan bersama!

Jadilah bagian dari sesi General Conferencedi San Antonio, Texas.

(2-11 Juli 2015)Ikutilah tim reporter kami dalam blog secara langsung di www.adventistreview.org.Dapatkan berbagai kisah dan foto di halaman facebook kami, dan kicauan di Twitter.