farmasi 2013 tugas tsf 1 kelompok 3 ac

9
Pengawet Pada Emulsi Sifat-sifat yang diinginkan pada pengawet pada sediaan suspensi adalah: 1. Memiliki spektrum yang luas pada aktivitas melawan semua bakteri, khamir, dan kapang. 2. Aktivitas bakterisidalnya lebih baik daripada aktivitas bakteristatik. 3. Bebas dari agen toksik, iritan atau agen pegsensitivitas 4. Kelarutan tinggi pada air. Karena pertumbuhan mikroorganismme dapat terjadi di fase air. Jika pengawet lebih larut dalam minyak daripada air, peningkatan konsentrasi dari minyak akan menurunkan konsentrasi fase air 5. Kompatibel dengan bahan lain dan wadah. pengawet pasti inkompatibel dengan agen pengemulsi. Fenol dan ester, misalnya asam p-hidroksibenzoat akan membentuk kompleks dengan emulgator non ionik karena bereaksi dengan gugus oxyetilen atau misel dari kelebihan surfaktan. 6. Memiliki stabilitas dan efektifitas pada jarak pH dan temperatur yang luas 7. Tidak berwarna dan berbau. 8. Penyerapan pengawet oleh sel bakteri dapat menurunkan konsentrasi pada pelarut sehingga tidak memberikan aktivitas bakterisida yang cukup Karena sistem yang kompleks dan banyaak faktor yang harus dipertimbangkan, sehingga diperlukan tes efektifitas dari

Upload: badriyatunnikmah

Post on 24-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Pengawet Pada EmulsiSifat-sifat yang diinginkan pada pengawet pada sediaan suspensi adalah:1. Memiliki spektrum yang luas pada aktivitas melawan semua bakteri, khamir, dan kapang.2. Aktivitas bakterisidalnya lebih baik daripada aktivitas bakteristatik.3. Bebas dari agen toksik, iritan atau agen pegsensitivitas4. Kelarutan tinggi pada air. Karena pertumbuhan mikroorganismme dapat terjadi di fase air. Jika pengawet lebih larut dalam minyak daripada air, peningkatan konsentrasi dari minyak akan menurunkan konsentrasi fase air5. Kompatibel dengan bahan lain dan wadah. pengawet pasti inkompatibel dengan agen pengemulsi. Fenol dan ester, misalnya asam p-hidroksibenzoat akan membentuk kompleks dengan emulgator non ionik karena bereaksi dengan gugus oxyetilen atau misel dari kelebihan surfaktan.6. Memiliki stabilitas dan efektifitas pada jarak pH dan temperatur yang luas7. Tidak berwarna dan berbau.8. Penyerapan pengawet oleh sel bakteri dapat menurunkan konsentrasi pada pelarut sehingga tidak memberikan aktivitas bakterisida yang cukupKarena sistem yang kompleks dan banyaak faktor yang harus dipertimbangkan, sehingga diperlukan tes efektifitas dari pengawet pada produk akhir dan wadah dengan tes pengujian yang sesuai.Pengawet yang biasa digunakan pada emulsi yaitu benzoat, asam sorbat, dan garamnya, asam p-hidroksibenzoat, klorokresol, fenoksietanol, bronopol, senyawa amonium. karena iritasi dan toksisitas dari pengawet, pemilihan disesuaikan dengan rute pemberian produk. Pada umumnya penggunaan pengawet dengan cara dikombinasikan. Contohnya metil dan propilparaben p-hidoksibenzoat 10:1

Eksipien lain untuk Emulsi1. BuffersPenambahan buffer dibutuhkan untuk menjaga stabilitas kimia, mengontrol tonisitas atau menjamin kompatibilitas fisiologis. Itu harus diingat bahwa penambahan elektrolit sangat mempengaruhi pada stabilitas fisik dari emulsi.2. Modifikasi berat jenis Berdasarkan pemeriksaan kualitatif hukum stokes dapat terlihat bahwa jika fase dispersi dan fase continue mempunyai berat jenis yang sama maka tidak terjadi sedimentasi atau creaming. Sedikit modifikasi pada fase air dari suspensi atau emulsi dapat tercapai dengan menyatukan sukrosa, dekstrosa, gliserol dan propilen glikol tetapi, karena adanya perbedaan koefisien pengembangan pencapaian ini hanya bisa dilakukan pada interval suhu kecil3. Pelembab (Humektan)Gliserol, polietilen glikol dan propilen glikol adalah contoh pelembab yang cocok yang dapat dimasukkan pada konsentrasi sekitar 5% menjadi suspensi cair untuk pemakaian luar. Pelembab digunakan untuk mencegah produk kering setelah pemakaian pada kulit. Pelembab juga dapat ditambahkan ke formulasi emulsi untuk mengurangi penguapan air, baik dari produk yang dikemas saat penutupan dihilangkan atau dari permukaan kulit setelah pemakaian. Pada konsentrasi tinggi, jika digunakan secara topikal, benar-benar dapat menghilangkan kelembaban dari kulit, sehingga terjadi dehidrasi.4. AntioksidanSebelum memasukkan antioksidan dalam formulasi emulsi, penting untuk memastikan bahwa penggunaannya tidak dibatasi di negara yang diinginkan untuk menjual produk. Di Inggris, butylated hydroxyanisole (BHA) secara luas digunakan untuk perlindungan fixed oils dan minyak lemak pada konsentrasi hingga 0,02% dan untuk beberapa minyak esensial hingga 0,1%. Sebuah antioksidan yang sama yaitu butylated hydroxytoluene (BHT), yang direkomendasikan sebagai alternatif untuk tokoferol pada konsentrasi 10 ppm untuk menstabilkan parafin cair. Antioksidan lain banyak digunakan untuk formulasi emulsi meliputi propil, oktil, dan ester dodesil dari asam galat, disarankan untuk digunakan pada konsentrasi hingga 0,001% untuk fixed oils dan minyak lemak, dan sampai 0,1% untuk minyak esensial.Efisiensi antioksidan dalam produk akan tergantung pada banyak faktor, termasuk kompatibilitas dengan bahan lain, koefisien partisi minyak / air, tingkat kelarutan dalam waktu misel dari emulgator, dan serapan ke wadah dan pengakhiran. Harus disadari bahwa pilihan antioksidan dan konsentrasi di mana produk akan digunakan hanya dapat ditentukan dengan menguji efektivitas dalam produk akhir dan dalam paket di mana produk akan dijual.5. Flavours, pewarna dan parfumAdsorpsi flavours, pewarna dan parfum ke permukaan fase terdispersi suspensi dapat dilakukan, dan karena luas permukaan yang tinggi dari penyebaran serbuk dalam jenis formulasi, konsentrasi efektif dari flavours, pewarna, dan parfum dalam larutan dapat dikurangi secara signifikan. Kehalusan pada tingkat subdivisi dari fase dispersi, dapat muncul warna pucat pada produk untuk konsentrasi pewarna tertentu. Harus diketauhi bahwa masuknya zat tambahan tersebut dapat mengubah karakteristik fisik dari keduanya baik suspensi maupun emulsi. Salah satu kehadiran elektrolit atau efeknya pada pH dapat mempengaruhi tingkat flokulasi.6. Agen pemanisKonsentrasi tinggi dari sukrosa, sorbitol atau gliserol, akan menunjukkan sifat Newtonian, yang dapat mempengaruhi sifat reologi suspensi. Pemanis sintetis mungkin juga garam dan pemanis ini dapat mempengaruhi tingkat flokulasi.

Stabilitas fisik dari emulsi Emulsi yang stabil adalalah emulsi yang memiliki globul yang terdispersi yang mempertahankan sifat awal dan meninggalkan keseragaman dosis yang terdistribusi mealui fase kontinyu. Bermacam-macam tipe bentuk penyimpangan dari sifat ideal emulsi dapat terjadi. Creaming dan PencegahnnyaPeristiwa ini terjadi karena pemisahan dari emulsi yang terbagi menjadi beberapa bagian, yang mana salah satunya lebih terdispersi daripada yang lain pada fase dispersi. Contoh sederhanya adalah creaming pada susu yaitu ketika globul lemak perlahan-lahan naik keatas pada produk ini. Hal ini bukan merupakan masalah ketidakstabilan yang serius sebagai keseragaman dispersi yang masih dapat diperoleh kembali dengan cara sederhana yaitu dengan pengocokan emulsi. Emulsi yang mengalami creaming menjadi tidak elegan dan jika tidak dikocok maka resiko yang terjadi yaitu pasien tidak memperoleh dosis yang tepat. Pertimbangan dari aplikasi kualitatif menurut hukum Stokes menunjukkan bahwa tingkat dari creaming dapat dikurangi dengan metode sebagai berikut : Memproduksi emulsi dengan ukuran tetesan yang kecilFaktor ini biasanya tergantung pada metode pembuatan, agen emulsi yang efisien tidak hanya akan menstabilkan emulsi tapi juga memfasilitasi proses emulsifikasi untuk menghasilkan produk dengan ukuran globul yang baik. Meningkatkan viskositas pada fase kontinyuBanyak agen emulsi seperti koloid hidrofilik untuk meningkatkan viskositas dan sebagai emulsifier. Contohnya yaitu metilselulosa akan mengurangi pergerakan dari tetesan yang terdispersi didalam emulsi minyak dalam air. Penambahan parafin akan memberikan efek yang sama pada tetesan air pada emulsi air dalam minyak. Penyimpanan produk ini pada temperatur rendah tetapi dibawah titik beku akan menambah viskositas dari fase kontnyu dan juga akan mengurangi sistem dari energi kinetik. Hal ini akan mengurangi peningkatan dari kecepatan migrasi globul-globul pada fase dispersi. Untuk menggunakan metode ini sebagai pengontrol creaming kondisi penyimpanan setelah produk terjual diluar kontrol dari pabrik.

Pengurangan perbedaan bobot jenis antara dua faseCreaming dapat dicegah jka bobot jenis dari dua fase identik. Pada praktiknya, metod ini tidak pernah digunakan. Metode ini hanya dapat dicapai saat jarak temperatur keduanya sangat dekat yang disebabkan perbedaan koefisien dari pengembangan antara bahan-bahan yang berbeda. Mengontrol konsentrasi fase dispersiHal ini tidak mudah untukmensatbilkan emulsi yang mengandung setidaknya kurang dari 20% untuk fase dispersi, creaming akan siap terjadi. Konsentrasi fase dispersi yang tertinggi dalam menghalangi perpindahan tetesan sehingga dapat mengurangi kecepatan pembentukan creaming. Meskipun, secara teori memungkinkan untuk memasukkan sebanyak 74% dari fase internal dan biasanya ditemukan sekitar 60% konsentrasi fase inversi terjadi.

Flokulasi Melibatkan agregasi dari globul yang terdispersi ke dalam kelompok bebas dalam emulsi. Setiap tetesan mempertahankan identitas masing-masing, tetapi setiap kelompok bersikap sebagai unit tunggal secara fisik. Hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan laju creaming. Flokulasi terjadi mendahului koalesen, banyak faktor yang dapat mencegah atau memperlambat flokulasi dengan mempertahankan stabilitas emulsi.Flokulasi secondary minimum dapat terjadi dengan mudah dan tidak dapat dicegah. Redispersi dapat dicapai dengan pengocokan. Flokulasi primary minimum, sangat serius dan redispersi tidak mudah dilakukan. Adanya bobot jenis yang tinggi pada tetesan yang terdispersi akan memastikan tingginya energi barrier, dan ini dapat menurunkan terjadinya flokulasi pada primary minimum.Perlakuan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa setiap ion dari produk ini menjadi pertimbangan pada proses formulasi awal. Hal ini menjadi perhatian khusus ketika formulasi emulsi untuk nutrisi parenteral yang mengandung elektrolit yang tinggi.

Koalesens/ penggabungan Penggabungan dari globul-globul minyak dalam emulsi minyak dalam air dilawan dengan adanya lapisan penyerap mekanis kuat dari pengemulsi disekitar masing-masing globul. Hal ini dicapai dengan adanya salah satu dari campuran kental emulgents lipofilik dan hidrofilik, atau film multimolecular dari bahan hidrofilik. Hidrasi dari salah satu dari jenis film tersebut akan menghalangi/menghambat drainase air di antara gelembung-gelembung yang berdekatan dimana hal ini diperlukan sebelum terjadinya penggabungan. Sebagaimana dua globul yang saling mendekati satu sama lain, kedekatan mereka menyebabkan mereka untuk meratakan permukaan yang berdekatan. Sebagai perubahan dari suatu lingkungan untuk setiap bentuk hasil lainnya dalam peningkatan luas permukaan dan karena total energi bebas permukaan, distorsi globul ini akan dilawan dan drainase dari film dari fasa kontinyu antara dua globul akan tertunda. Kehadiran dari rantai hidrokarbon kohesif panjang yang terulur ke dalam fase minyak akan mencegah penggabungan pada emulsi air dalam minyak.