farmakoterapi terapan ix

17
Farmakoterapi terapan I Kelompok 6 Kelas B

Upload: aci-lusiana

Post on 18-Jan-2016

266 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakoterapi Terapan Ix

Farmakoterapi terapan I

Kelompok 6 Kelas B

Page 2: Farmakoterapi Terapan Ix

KOLAK TAPAI MAMBAOK SANSAI

Ibu Rani seorang guru matematika berumur 35 tahun. Selain kerja rutin

sebagai guru ibuk Rani membuka les Prifat di rumah. Tiga tahun lalu ibu

Rani menikah dengan bapak Randi seorang tukang kayu. Karena

kesibukan baru sekarang ibu Rani merasakan hamil dan sudah

memasuki minggu ke 25. Kesukaan ibu Rani mengemil makananan

ringan sambil menungguin bapak Randi pulang kerja. Suatu kali Ibu Rani

kebanyakan memakan kolak Tapai sembari menunggu kepulangan

Bapak Randi dari kantor. Malam harinya ibu Rani merasakan sesuatu

yang tidak beres di kehamilannya karena terlalu banyak memakan kolak

tape. Perut terasa sakit dan melilit sampai ke pinggang, rasa cemas

meningkat dan laju nafas juga meningkat. Semakin lama rasa sakitnya

semakin kuat dan berkala. Ibu Rani segera dibawa ke dokter untuk

pemeriksaan. Setelah diperiksa dokter ternyata ibu Rani menunjukkan

gejala hiperkontraksi dan harus dirawat untuk mempertahankan

kehamilannya.

Page 3: Farmakoterapi Terapan Ix

Perkiraan Penyakit

Hiperkontraksi

uterus

(preterm

labour)

Page 4: Farmakoterapi Terapan Ix

Hiperkontraksi uterus (preterm labour)

Persalinan prematur (preterm labour) didefinisikan

sebagai adanya kontraksi rahim frekuensi dan intensitas

yang cukup untuk efek penipisan progresif dan pelebaran

leher rahim sebelum kehamilan jangka (antara 20 dan 37

minggu). Persalinan prematur mendahului hampir

setengah dari kelahiran prematur dan kelahiran prematur

terjadi pada sekitar 12% dari kehamilan dan merupakan

penyebab utama kematian neonatal di Amerika Serikat.

Page 5: Farmakoterapi Terapan Ix

Anamnesa dan diagnosa

Anamnesa

Perut terasa sakit dan

melilit sampai ke

pinggang, rasa cemas

meningkat dan laju

nafas juga meningkat.

Semakin lama rasa

sakitnya semakin kuat.

Diagnosa

1. Usia kehamilan antara 20-36 minggu

2. Terdapat kontraksi uterus lebih dari atau sama dengan 4x kontraksi tiap 20 menit atau lebih dari 8x kontraksi per jam

3. Terdapat perubahan pada serviks dengan ketuban utuh pada usia kehamilan 20 -36 minggu

Page 6: Farmakoterapi Terapan Ix

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak

rahim), detak denyut janin dan pemeriksaan fisik menyeluruh

Pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan USG ini berguna untuk mendeteksi kelainan bawaan janin, jumlah janin, pergerakan jantung

janin, lokasi plasenta (ari-ari)

Page 7: Farmakoterapi Terapan Ix

Parameter laboratorium

Urinalisis, cek protein dalam urin bila tekanan darah tinggi, gula darah dan

hemoglobin. Selain itu dilakukan melakukan serangkaian pemeriksaan

lainnya yang berguna dalam mendeteksi dini kelainan dalam janin

misalnya alpha feto protein (AFP), Chorion Villius Sample (CVS), dan

amniosintesis.

Page 8: Farmakoterapi Terapan Ix

Penatalaksaan penyakit

Page 9: Farmakoterapi Terapan Ix

TERAPI TOKOLITIK AGENT

hanya memiliki efek sementara menunda kelahiran. Tocolytic

diberikan untuk memberi selang waktu agar memungkinkan

pemberian glucocorticoid untuk maturasi fungsi paru

Obat-obatan anti-kontraksi (tocolytics), seperti obat-obatan β2-agonis (ritodrine, terbutaline,

fenoterol), calcium channel blocker (nifedipine) dan oksitosin

antagonis (atosiban)

Page 10: Farmakoterapi Terapan Ix

TERAPI TOKOLITIK AGENT

1. Β-Agonist

a) Mekanisme Aksi : sebagai agonis β-adrenergik di uterus, sehingga menghambat kontraksi uterus.

b) Kontra Indikasi : premature rupture of membrane

c) Efek Samping : takikardi, hipotensi, muntah, hiperglikemi, MI, aritmia, pulmonary edema, hiperkalemi.

d) Contoh obat : Terbutalin, Ritodrin

Page 11: Farmakoterapi Terapan Ix

TERAPI TOKOLITIK AGENT

2. Magnesium sulfat

a) Mekanisme Aksi : antagonis kalsium untuk mencegah interaksi aktin-miosin sehingga aktivitas uterus menurun dan merupakan drug of choice pada pasien diabetes.

b) Kontra Indikasi : -c) Efek Samping : pulmonary edema, pada level

toksis-hipotensi, paralisis otot, depresi pernafasan.

d) Dosis : 1-2 g diberikan secara IV

Page 12: Farmakoterapi Terapan Ix

TERAPI TOKOLITIK AGENT

3. Indometasin

a) Mekanisme Aksi : menghambat aktivitas prostaglandin serviks

b) Kontra Indikasi : -c) Efek Samping : gangguan GI, pusing,

sakit kepalad) Dosis : Loading dose : 50-75

mg po, maintenance dose : 25-50 mg po tiap 4-6 selama 2 hari, dosis maks : 300 mg/ hari

Page 13: Farmakoterapi Terapan Ix

TERAPI TOKOLITIK AGENT

4. Nifedipin

a) Mekanisme Aksi : menghambat kanal kalsium sehingga kalsium tidak berinteraksi dengan aktin dan myosin dan aktivitas uterus menurun.

b) Kontra Indikasi : hipersensitifc) Efek Samping : hipotensid) Dosis : Dosis awal 10 mg 3x

sehari, dosis maks. 20 mg 3x sehari

Page 14: Farmakoterapi Terapan Ix

ANTENATAL

GLUKOKORTIKOID

a) Mekanisme Aksi : memicu kematangan paru bayi (menstimulasi sintesis dan pelepasan surfaktan ke ruang alveolus)

b) Efek Samping : retensi urin dan garam, hipertensi

c) Contoh obat- Betametason: dosis12 mg IM setiap 24 jam

diberikan sampai 2x pemberian (dosis total 24 mg)

- Deksametason : 6 mg IM tiap 6 jam, diberikan sampai 4 kali

pemberian (dosis total 24 mg) Menurunkan resiko kematian janin dan respiratory distress syndrome.

Page 15: Farmakoterapi Terapan Ix

Parameter yang perlu dimonitor setelah pemberian terapi awal

1. Monitoring pembentukan kelengkapan organ dengan USG

2. Mengecek kematangan paru dengan megambil cairan amniotiknya untuk diukur rasio lesitin/spingomielin, jika >2 : mature lung function

3. Monitoring terjadinya kontraksi4. Melakukan tes GBS (Group B Streptococcus )5. Monitoring efek samping obat (terbutalin) : takikardi

denyut nadi6. Monitoring tekanan darah akibat penggunaan

nifedipin.

Page 16: Farmakoterapi Terapan Ix

Edukasi yang perlu diberikan untuk

pasien

a) Cara hitung kontraksi : dijumlahkan antara waktu lamanya kontraksi dan jeda antar kontraksi

b) Mengurangi aktivitasc) Penyimpanan obat di suhu kamar, tempat kering, dan

terhindar dari sinar matahari langsungd) Dianjurkan untuk menggunakan HUAM (Home Uterine Activity

Monitoring) untuk menghitung kontraksie) Pasien dianjurkan untuk tidur dengan posisi kaki lebih tinggi

(berbaring).Istirahat dengan posisi tubuh seperti itu dapat menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih banyak sehingga tekanan pada ekstrimitas bawah turun. Hal ini juga dapat mengurangi udem pada pasien.

f) Pasien disarankan untuk tidak langusng berdiri/beraktifitas setelah menggunakan nifedipin, beri selang waktu sekitar 1/2 jam.

Page 17: Farmakoterapi Terapan Ix