farmakologi saluran napas - dra. hanifah

103
FARMAKOLOGI SALURAN NAFAS OLEH DRA. HANIFAH YUSUF, Apt, M.Kes 131 671 752 BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAPETIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH 2007

Upload: rizky-fachri

Post on 26-Dec-2015

77 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

FARMAKOLOGI SALURAN NAFAS

OLEH

DRA. HANIFAH YUSUF, Apt, M.Kes131 671 752

BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAPETIKFAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH

2007

Page 2: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

GANGGUAN PADA SALURAN NAFAS

Gangguan pd sal nafas antara lain:

1. Rhinitis allergica

2. Asthma bronchiale

3. Bronchitis chronic

4. Pneumonia Chronic Obstructive Pulmonary Disease

5. Emphysema (COPD)

6. Bronchitis acute

7. Tumour Pulmonary

8. Pleuritis exudativa/Pleuritis Fibrinosis

9. Silicosis

10. Tuberculosis

Page 3: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Penyakit Pada Saluran Nafas

1. Rhinitis Allergica

Inflamasi pd mukosa hidung akibat keterpaparan allergen shg timbul respon immunologi spesifik yg diperantarai oleh Ig E

Rhinitis allergica ada 2 tipe:a. Musiman (seasonal, hay fever)

Timbul akibat allergen yg spesifik (serbuk sari), wktnya dpt diprediksi (musim semi, musim bunga) dan biasanya bersifat akut

b. Tahunan = Perennial, intermittent (sering), persistent (menetap)

Timbul akibat allergen yg tdk spesifik, misalnya oleh tungau, serpihan kulit/bulu hewan, debu rumah, spora, jamur, asap, gas, bau2an, suhu, cuaca dll, biasanya gejalanya tidak begitu kelihatan dan bersifat kronis

Page 4: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Terapi (Pengobatan):

A. Terapi non farmakologi

1. Menghindari Allergen

• Jamur dpt dicegah dg desinfektan dan kelembapan udara dl rumah upayakan < 40%

• OS yg allergi terhdp bulu hewan sebaiknya tdk memelihara hewan atau mencegah kontak dg hewan.

• Ruang dan alas tidur hrs bebas debu, tilam dan bantal diberi alas yg tdk tembus debu dan tdk menggunakan karpet.

• Sebaiknya ruangan meggnkn penyaring udara, ruang tidur dlm keadaan tertutup

• OS dg rhinitis allergi musiman, hindari keluar rumah dan bila perlu gunakan masker .

2. Desensitisasi

Dg pemberian ekstrak allergen dl dosis bertingkat

Page 5: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

B. Terapi dengan Obat (Pharmacotherapy)

a. Pemberian antihistamin

Pemberian AH1 cukup effektif, namun sifat anticholinergik berupa mulut kering, kdg2 susah miksi, konstipasi dan efek pd kardiovaskuler lainnya perlu dipertimbangkan dg hati2 bl diberikan scr kronik pd penderita retensi urine, glaukoma, hipertyroid dan gangguan jantung

AH1 lbh effektif bl digunakan 1-2 jam sebelum terpapar allergen

b. Pemberian penghambat degranulasi mast sel

Yaitu Kromolin glikat, Nedocromil yg bersifat sbgi stabilizer utk mencegah kekambuhan dan hanya bermanfaat pd keadaan tidak kambuh.

Secara umum kombinasi obat pd rhinitis allergica adalah: antihistamin, nasal decongestan, bila perlu ditambahkan ekspektoransia dan antitussif.

Page 6: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ISTILAH DALAM FARMAKOLOGI SALURAN NAFAS

1. Nasal decongestant:Obat2 yg mengurangi sumbatan/ pembengkakan pd mukosa hidung

2. Antihistamine:obat2 yg melawan histamine (mediator2 penyebab allergi)

3. Antitussive:Obat2 yg meredakan atau mencegah batuk

4. Expectorants:Obat2 yg mengencerkan & memicu pengeluaran dr mukus sal nafas

5. Bronchodilators:Obat2 yg meningkatkan kaliber (diameter) otot polos saluran nafas

6. Antiinflammatory:Obat2 yg memodulasi respon inflamasi

Page 7: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

7. Antimuskarinik

Obat2 yg memodulasi kontraksi otot polos saluran nafas

8. Leucotrienes antagonist:

Obat2 yg menghambat degranulasi sel mast (menghambat pelepasan mediator) : Turunan Kromolin, Kortikosteroid

9. Lypooxygenase inhibitors:

Obat2 yg menghambat pembentukan Leucotriens

10.Antigen antibody Monoclonal Ig:

Obat2 yg memodulasi sistem Ig E dan Ig G dg cara mempengaruhi interaksi Ag-Ab

Page 8: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

FARMAKOLOGI SALURAN NAFAS

Obat2 yg mempengaruhi saluran nafas dikelompokkan atas:

1.Obat2 yg merangsang pernafasan (Respiratory stimulants)

2.Obat2 yg menekan pernafasan (Respiratory depressions)

3.Obat2 yg digunakan pd keadaan demam, flu, pilek

4.Obat2 asthma bronchiale

5.Obat2 batuk

6.Obat2 yg digunakan pd penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)

7. Antibiotika pd infeksi saluran nafas

8. Anti Tuberkulosis

Page 9: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

OBAT2 PERANGSANG PERNAFASAN

Dignkn pd kead emergensi yaitu bl tdk ada cara yg tepat utk merangsang pernafasan misalnya: pd depressi pernafasan pasca operasi)

Dilakukan di RS dan dibawah pengawasan dokter spesialis paru

Tdk boleh digunakan pd asthma akut yg berat (status asthmaticus) atau pd keadaan depressi pernafasan akibat overdosis obat

Mekanisme kerja obat dg merangsang chemoreceptor carotid dan pusat pernafasan di Medulla oblongata

Yg tmsk obat perangsang pernafasan (analeptik): Nikethamide (Coramine), Ethamivan (Vandid), Doxapram (Dopram)

Page 10: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

1. NIKETHAMIDE (CORAMINE)

Merupakan turunan piridin yg dibuat secara sintetik, mdh larut dl air dan sedikit larut dl minyak

Mekanisme kerja Obat:

Mergsg SSP dan tdk bkj pd dosis kecil krn hanya menyebabkan sedikit eksitasi scr sentral . Hal ini disebabkan oleh stimulasi pd carotid dan aortic khemoreseptor

Nikethamide akan meningkatkan sensitifitas thdp CO2 dan aktifitasnya lebih kuat menekan pusat pernafasan drpd pd keadaan normal

Farmakokinetik:

- Nikethamide diabsorpsi pd semua cara pemberian, tp lbh srg

diberikan scr intravena, aktifitas kerjanya lebih dari 2 menit

- Nikethamide dimetabolisme menjadi nikotinamide dan diekressi

sbgi n - metil nikotinamide

Page 11: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Toksisitas:

Pd dosis tinggi nikethamide dpt menyebabkan konvulsi klonik yg diikuti dg penekanan pd SSP dan pusat pernafasan

Efek Samping:

Pruritus, cemas dan gangguan pd saluran cerna

Penggunaan klinik:

-Gagal nafas akut

-Dosis initial:

2 ml dari larutan 25% . Pemberian obat ini dpt diulangi 4 – 6 jam

jika diperlukan.

Page 12: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Ethamivan (Vandid)

Mrpkn derivat asam vanillat, masa kerjanya singkat (10 menit).

Mekanisme kerja :Mekanisme kerja ethamivan dan efek toksis yg ditimbulkan sama spt nikethamide

Dosis:

150 – 400 mg scr injeksi intravena atau infus tetes intravena dg kecepatan tetesan 20 mg per menit

3. Doxapram (Dopram)

Mrpkn analeptik non spesifik yg digunakan utk menstimulasi pernafasan

Diberikan scr infus intravena dg kecepatan tetesan 5 mg/menit dan selanjutnya dpt diturunkan menjadi 2 mg/menit

Doxapram memiliki indeks terapetik lbh besar dr nikethamide atau ethamivan.

Efek samping: Hipertensi, tachycardia, dysrhytmia dan vomitus.

Page 13: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

OBAT2 PENEKAN PERNAFASAN

Umumnya:

Narkotik analgetik, Barbiturat, Antihistamin, Etanol dan Benzodiazepin akan menekan sistem pernafasan baik pd kelebihan dosis maupun pd dosis terapi bl digunakan oleh penderita yg hiperreaktif

Obat2 tsb diatas mrpkn obat2 yg mempengaruhi SSP

Pengg obat2 ini hrs hati2 pd penderita asthma, ibu hamil/ibu menyusui

OBAT2 PADA FLU, PILEK/INFLUENZA

Mrpkn kombinasi dr Nasal decongestan, Antihistamin, Kortikosteroid, Antitussive dan Expectorants

OBAT2 PADA ASTHMA BRONCHIAL

Obat2 yg dgnkn pd asthma bronchial a.l : Bronchodilator, AH1, Antiinflamasi, Antagonist muscarinic, Leucotrien antagonist dan Lypooxygenase inhibitors dan Antigen antibody Monoclonal Ig

Page 14: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

NASAL DECONGESTANT

Dekongestan topikal maupun sistemik mrpkn simpatomimetik yg aktif bkj pd adrenergik reseptor alfa-1 pd mukosa hidung dg efek vasokonstriksi shg mampu mengurangi pembengkakan dan memperbaiki ventilasi saluran nafas.

Effikasi semakin baik bl dikombinasikan dg Antihistamin (AH1).

Scr topikal digunakan lgsg baik dl bentuk sediaan tetes hidung maupun semprot yg bkj setempat tanpa efek sistemik.

Penggunaan dl wkt lama > 3-5 hari, biasanya dpt menimbulkan efek rebound (kekambuhan), keadaan ini dpt diatasi dg pemberian kortikosteroid dan perbaikan baru terlihat setelah bbrp hari - 1 mgg

Efek samping topikal nasal decongestan: burning (rasa spt terbakar), stinging (rasa spt tertusuk), sneezing (bersin2) dan keringnya mukosa hidung

Page 15: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Nasal decongestant sebaiknya digunakan bila sangat diperlukan, dlm dosis, frekwensi yg kecil dan dl wkt seminimal mungkin (3 – 5 hari)

Sistemik decongestant sebaiknya dihindari pd penderita hipertensi, apalagi bl dignkan bersama MAO Inhibitor

Page 16: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Lama Kerja Topical Nasal Decongestant

Nama Obat Lama KerjaShort ActingPhenyl Ephrin HCl > 4 jamIntermediate ActingNaphazoline HClTetrahydozoline HCl

4 – 6 jam

Long ActingOxymethazoline HCl

Xylomethazoline HCl> 12 jam

Page 17: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

1. Nasal decongestants sistemikBekerja scr langsung: Ephedrin, Pseudo ephedrine dan Phenyl ephrine

a.Ephedrine HCl: Alkaloid dr herba Ephedra vulgaris (Ma-huang) atau yg dibuat scr sintetis

Mekanisme kerja: Menjebabkan pelepasan NA/A pd ujung serabut saraf simpatetik dan mengaktifkan reseptor alfa dan beta adrenergik di paru dan memicu timbulnya bronchodilatasi serta Vasokonstriksi pd mukosa hidung

Penggunaan klinik:Mengurangi nasal decongesti, midriasis, bronchitis, emphysema dan asthmabronchiale

Efek samping: Tergtg pd dosis: dosis kecil berupa irritasi pd mukosa hidung, sdgkan pd dosis besar berupa hypertensi, cardiac arrythmia (terutama stlh pemberian scr parenteral), retensi urin dan menyebabkan stimulasi pd SSP dg gejala2 sbb:

Page 18: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Gejala2 :

Berupa nausea, vomitus, sweating, vertigo, tremor, nervous dan insomnia.

Utk melawan efek pd SSP, sering dikombinasi dg barbiturat spt yg tdpt pd Franol

Farmakokinetik: Ephedrin sgt mdh larut dan diabsorpsi scr komplit baik pd pemberian scr oral maupun parenteral. Lebih dr 40% diekressi melalui urine dl btk tdk berubah.

Ephedrin dimetabolisme di hepar dg cara deaminasi dan konyugasi

Kontraindikasi:Pd BPH, Hyperthyroidsm, hipertensi, gangguan jtg, glaucoma dan penderita yg sdg menggunakan MAO-Inhibitor (Isocarboxazid, phenelzine dan tranylcypromine krn akan meningkatkan TD), dmk juga pd penggunaan guanetidine akan mengantagonis efek antihipertensi

Btk Sediaan Obat: Tablet 25 mg, ampul 50 mg/ ml, tetes hidung larutan 0,5 – 2%, tetes mata 3-4%Dosis: oral 3-4 kali sehari 25–50 mg, subkutan 2-3 kali sehari 25 mg atau 0,5 – 1 ml.

Page 19: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

b. Pseudo ephedrin:

Tdpt dl sudafed, actifed, actigesic, allerfed, benadryl DMP, crofed, lapifed, librofed sirup Mrpkn alkaloid dr herba Ephedra vulgaris,atau dibuat scr sintetis

Termasuk nasal decongestan yg paling baik, secara oral mula kerjanya lebih lama dari topikal, tapi lama kerjanya lebih panjang

Mekanisme kerja: vasokonstriksi mucosa hidung

Penggunaan klinik:-Mengurangi bengkak pd mukosa hidung

Sediaan:

Dl btk kombinasi dg antihistamin, ekspektoran dan obat2 batuk

Efek samping dan kontraindikasi: Sedikit lebih ringan dp Ephedrin HCl, bl dosis > 210 mg dpt menimbulkan Hipertensi dan denyut jtg meningkat

Dosis: 30 -60 mg (oral), 15 – 30 mg/ 5 ml

Kontraindikasi: HT, MCI, Hyperthyroidsm

Page 20: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

c. Phenylephrine HClTdpt dl Andonex, Donexan-DX, Ikadryl DMP dan mrpkn agonis alfa-1 adrenergik

Mekanisme kerja: Vasokonstriksi pd mukosa hidung shg mengurangi oedem dan mengurangi kekentalan cairan hidung (nasal stuffiness)

Penggunaan klinik: Nasal decongestant, midriasis

Bentuk Sediaan obat:Sering dl btk kombinasi dg AH1, ekspektoransia dan obat batuk

Efek samping:

Hypertensi, pd ibu hamil penggunaan yg srg dpt menimbulkan efek teratogenik, rebound nasal decongesti, pusing, tremor, nyeri kepala dan irregular heartbeat

Page 21: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Dosis: Oral 20 mg/kali dan 60 mg/hariSub kutan 5 mg/kali, 15 mg/hari, dosis maksimum 10 mg/kaliChewable tab 10 mg, 10 mg/ ml injeksi

Nasal 0,125 – 1%

d. Phenyl PropanolAmine (PPA)

Tdpt dl Allerin, Anadex, Astaflu, Bestocol, Bodrexin, Cosyr, Dexophan, Fludexin dll

Dosis: 7,5 – 15 mg, 25 – 50 mg, tiap 3-4 jam

Kontra indikasi:

Tdk diberikan pd penderita yg sensitif thdp agonis adrenergik dg gejala2 insomnia, pusing, kelelahan, tremor dan cardiac arrythmia .

Umumnya agonis adrenergik harus hati2 diberikan pd penderita DM, penyakit jtg, hyperthyroid, HT dan penderita yg sdg menggunakan antidepressan

Page 22: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Nasal decongestant topical:

Topikal nasal decongestant mrpkn obat2 agonis alfa -1 adrenergik yg bkj pd dosis rendah jika digunakan pd mukosa hidung

a. Oxymetazoline 0,05% = Afrin Lama kerja obat panjang (duration of action) > 8 jam

Tdk menekan SSP pd keadaan overdosis

Pd penggunaan kronik dpt menyebabkan efek rebound congesti

b. Naphazoline 0,05% (Privine)

c. Phenyl ephrine 0,125% - 1% Lama kerja obat singkat (2-4 jam), dignkan utk midriasis pd

observasi retina

d. Xylomethazoline 0,05-0,1% (Otrivine)

e. Tetrahydrozoline 0,05-0,1% (Visine)

f. Propylhexedrine

Page 23: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIHISTAMINE

Mekanisme Kerja:

Menghambat pelepasan dan aktivasi histamine atau mediator lainnya

Penggunaan Klinik:

Utk mencegah dan mengobati reaksi allergi spt pd rhinitis allergica, dan urticaria

Penggolongan antihistamine:

Berdasarkan struktur kimiawi:

1.Golongan alkylamine (non selective, sedative)

-Chlorpheniramine maleat (CTM, alleron, chlortrimeton): 4mg/tab

-Dexchlorpheniramine maleat (Polaramine): 2 mg/tab, 2 mg/ 5 ml

-Brompheniramine maleat

-Prophenhydramine maleat 25 – 50 mg/kali

-Tripirolidine dan Acrivastine

Page 24: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Golongan Ethylendiamine

-Antazoline HCl

-Pyrilamine maleat

-Tripelenamine HCl 25 mg/ tab, 100 mg/ tab SR

-Mepyramine maleat dosis oral 25-50 mg/kali

3. Golongan Ethanolamine

-Carbinoxamine maleat

-Clemastine fumarat

-Diphenhidramine HCl (Benadryl); dosis oral 25 mg/kali,12,5

mg/ 5 ml

syr, 50 mg/ ml injeksi

-Diphenylpyraline

-Dimenhydrinate (Dramamine): 50 mg/tab, 12,5 mg/ 5 ml

Page 25: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

4. Golongan Phenothiazine-Chlorpromethazine (Phenergan), dosis oral 12,5 – 50 mg/ kali

IV 25 mg/kali, 25 mg/ 5 ml syr

-Triethylperazine (Trimeprazine)

5. Golongan Piperazine-Cyclizine HCl; 50 mg/tab

-Hydroxyzine HCl 10 mg/ tab, 10 mg/5 ml susp

-Meclizine HCl 12,5 – 50 mg/tab

-Cetirizine HCl: 5 – 10 mg/tab, 5 mg/ 5 ml

-Buclizine : 50 mg/tab

6. Golongan Piperidine (selektive, non sedative)-Loratadine 10 mg/tab, 1 mg/ ml sir

-Desloratadine

-Terfenadine

-Asetamizole

-Fexofenadine 60 mikrogram/kapsul

Page 26: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

- Levocabastine HCl (Livostin)

- Olopatadine (Patanol)

Keduanya merupakan AH1 yg digunakan pd allergi conjungtivitis yg berhubungan dg Rhinitis allergica

7. Golongan Pthalazinone (non sedative) -Azelastine (Astelin) Mrpkn AH1 intranasal yg bkj sgt cpt pd Rhinitis allergica musiman Efek samping : mulut kering, nyeri kepala dan effektifitasnya berkurang pd penggunaan yg terlalu sering

8. Golongan Piperidine (non selektive, sedative) -Cyproheptadin: periactin, cypron, pronicy (4 mg/tab, 2 mg/ 5 ml) -Phenidamine tartrat

9. Golongan lain -Azatadine, Medhidroline napadisilat Azatadine = optimune: dosis 1 mg/tab

Page 27: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Berdasarkan selektifitas kerjanya:1. Sedative antihistamine (generasi I, bkj sentral) AH ini tgtg pd kemampuannya melewati BBB dan kelarutannya dl lipid

2. Non sedative antihistamine (generasi II, bkj perifer) AH ini skr larut dl lipid dan tdk mempengaruhi SSP/SSO

Page 28: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Intensitas Berbagai Efek dari Antihistamine

Golongan Efek Antihistamin

e

Efek sedative

Efek anticholinergi

k

Antiemetik Efek samping pd GIT

Ethanolamine

+ s/d ++ + s/d +++ +++ ++ s/d +++ +

Etilendiamine

+ s/d ++ + s/d ++ - - +++

Alkilamine ++ s/d +++ + s/d ++ ++ - +

Piperazine ++ s/d +++ + s/d +++ + +++ +

Phenothiazine

+ s/d +++ +++ +++ ++++ -

Piperidine ++ s/d +++ - s/d + - s/d + - -

Page 29: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Farmakokinetik:

Diabsorpsi dg baik pd sal cerna, konsentrasi puncak dl plasma dicapai setelah 2-3 jam dan respon farmakologi antara 4-6 jam, tetapi ada bbrp obat yg kerjanya lebih lama

Mekanisme kerja Obat:

Menghambat aktifitas histamin

Penggunaan klinik: Pd common cold dan penyakit allergi

Efek samping: Pd dosis terapi menyebabkan sedasi (mengantuk), dizziness, mulut kering, takhicardia dan tremorEfek sedasi sgt bermanfaat pd penderita sukar tidur krn gangguan pdsaluran nafas

Interaksi Obat

-Mengurangi efek antikoagulan oral

-Bersifat additif dg alkohol, opiat, sedatif hipnotif

Page 30: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Dosis oral Antihistamin dan decongestant

Nama Obat Dewasa Anak-anak

Non selektive AH1

Chlorpheniramin maleat

4 mg/ tiap 6 jam 6-12 thn 2 mg/ tiap 6 jam

2-5 thn 1 mg/ tiap 6 jam

Chlorpheniramin maleat SR 8-12 mg/hari, malam 6-12 thn, 8 mg/hari, malam

< 6 thn tdk dianjurkan

Clemastine fumarate 1,34 mg/ tiap 8 jam 6-12 thn. 0,67 mg/ tiap 12 jam

Diphenhidramin HCl 25-50 mg/tiap 8 jam 5 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis

Selektifve AH1

Loratadine 10 mg, 1 x sehari

6-12 thn, 10 mg, 1 x sehari

2-5 thn, 5 mg, 1 x sehari

Fexofenadine 60 mg, 2 x sehari 6-12 thn, 30 mg, 2 x sehari

Cetirizine 5-10 mg, 1 x sehari 6 thn, 5 mg, 1 x sehari

6-11 bln, 0,25 mg/kg BB

Oral decongestant

Pseudoephedrine

60 mg/tiap 4-6 jam 6-12 thn, 30 mg tiap 4-6 jam

2-5 thn, 15 mg tiap 4-6 jam

Pseudoephedrin SR 120 mg/ tiap 12 jam Tidak dianjurkan

Page 31: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

KORTIKOSTEROID

Berdasarkan cara penggunaannya dpt dibagi atas:

1.Nasal corticosteroid:

Kortikosteroid scr klinis effektif utk meredakan bersin2, hidung berair, gatal2 dan pembengkakan pd hidung.

Kortikosterioid dignkan pd rhinitis allergika musiman atau kronik utk menekan gejala yang timbul. Dianjurkan penggunaannya sbgi initial terapi bersamaan dg AH1, krn effikasi yg tinggi dicapai bl kombinasi ini digunakan untuk mencegah keterpaparan allergen

Mekanisme Kerja:

Mengurangi inflamsi dg memblok pelepasan mediator, menekan neutrofil khemotaksis, menyebabkan vasokonstriksi ringan dan menghambat kerja sel mast.

Efek samping:

Sneezing, stinging, headache, epistaxis dan infeksi oleh Candida albicans

Page 32: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

DOSIS TOPICAL NASAL CORTICOSTEROIDNama Obat Dosis dan Interval PemberianBeclomethasone dipropionat > 12 thn, 1 x hirup 42 mcg/lubang hidung 2-4 x sehari, max 336 mcg/

hari

Beclomethasone dipropionat monohidrat

12 thn, 1-2 kali hirup, 1 x sehari6-12 thn 1 x hirup/lubang hidung (42 mcg) 2 x sehari

Budesonide > 6 thn, 2 x semprot (64 mcg/lubang hidung pd pagi dan sore hari atau 4 x semprot /lubang hidung pd pagi hari (max 256 mcg)

Flunisolide Dewasa: 2 x semprot (50 mcg)/lubang hidung, 2 x sehari (max 400 mcg)

Anak2: 1 x semprot/lubang hidung 3 x sehari

Fluticasone Dewasa; 2 x semprot (100 mcg)/lubang hidung, 1 x sehari, stlh bbrp hari 1 x /lubang hidung

Anak2; > 4 thn 1 x semprot/lubang hidung; 1 x sehari (max 200 mcg/hari)

Treiamcinolone acetonide 12 thn, 2 x semprot (110 mcg)/lubang hidung; 1 x sehari (max 440 mcg/hari

Momethasone furoate 12 thn, 2 x semprot (100 mcg)/lubang hidung; 1 x sehari

Page 33: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

DOSIS SISTEMIK NASAL CORTICOSTEROID

Nama Obat Dosis dan Interval

Prednison

Metyl prednisolon

Dexamethasone

Hidrocortison

Page 34: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTITUSSIVE

Batuk:Mrpkn mekanisme fisiologis utk membersihkan dan melindungi saluran nafas dari sekret dan benda2 asing lainnya.

Pencetus batuk:

- Infeksi, inflamasi pd sal nafas

- Ada allergen

- Ada sekret

- Kompressi pd sal nafas akibat tumour

Jenis batuk:

- Batuk produktif : mengeluarkan dahak/sputum

- Batuk non produktif: tdk mengeluarkan dahak

Page 35: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Farmakoterapi batuk:

Batuk yg perlu diterapi adalah batuk yg tdk fisiologis lagi yg sgt melelahkan dan mengganggu tidur

Batuk ringan biasanya akan hilang oleh peningkatan mekanisme pertahanan tubuh baik dg penggunaan antiseptik kerongkongan dll

Sedangkan batuk sedang dan berat diperlukan pengobatan baik scr simptomatik maupun yg spesifik

a.Terapi simptomatik = terapi utk menghilangkan gejala

Dpt dilakukan dg pemberian antitussif, dan ekspektoransia

b.Terapi spesifik = Terapi utk menghilangkan penyebabnya

Dilakukan dg pemberian antimikroba pd keadaan infeksi paru/sal

nafas (bronkhitis, pneumonia, TBC). Tindakan operasi pd kanker

paru, polipektomi,

Page 36: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

C. Terapi dg antihistamin atau antiallergi bila disebabkan oleh allergen atau benda asing

d. Penghentian merokok pd bronkhitis kronis

e. Tindakan operasi pd kanker paru, polipektomi dll

Mekanisme kerja : Menekan SSP dan mempengaruhi pusat batuk (area

postrema) di MO dg cara menurunkan sensitifitas pusat batuk dan peningkatan nilai ambang thdp brbgi rgsg shg kepekaan thdp reflex batuk berkurang. Dispg itu jg mengurangi sekresi sal nafas dgn mghambat kerja histamin

Bbrp antitussif menyebabkan addiksi dan konstipasi, kerongkongan kering dan bersifat analgetik

Page 37: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Penggolongan antitussif

A. Bekerja secara Central (opiat dan non opiat)

1. Kelompok Opiat

Mrpkn antitussif yg berpotensi menimbulkan addiksi dan disalah gunakan, misalnya turunan opiat: codein, dionin, dicodid, pantopon, meperidin, pholcodine dan levorfanol.

a. Codein (Metil morfin)

Mrpkn alkaloid fenantren yg diperoleh dari penorehan buah masak Papaver somniferum, dipasaran tersedia dl btk garam (codein sulfat, codein hidrokhlorida). Obat ini Jg sbgi obat standar dl penelitian obat2 batuk

Kodein memiliki efek analgetik, sedasi ringan shg bermanfaat utk batuk yg disertai nyeri dan ansietas

Page 38: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Mekanisme Kerja:

-Menghambat pelepasan neuropeptida eksitatori dg mengaktifasi µ

reseptor pd pusat batuk (area postrema di medulla oblongata)

-Mengurangi sensitifitas terhadap agen penyebab batuk

-Potensi timbulnya ketergtgan relatif rendah jk dibdgkn dg morfin

-Scr oral mengurangi sekresi bronkhus & menghambat aktifitas siliar

Penggunaan klinik: Menekan batuk dan bersifat analgesic

Farmakokinetik:Secara oral diabsorpsi dg baik, kadar tertinggi dl plasma dicapai 1-2 jam stlh pemberian dan lama kerjanya 4-6 jam. Diekressi mell urine scr komplit setelah 24 jam.

Page 39: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Efek samping: Nausea, vomiting, pusing, kerongkongan kering, sputum kental, sedasi dan anoreksia, sedangkan pd dosis tinggi menyebabkan gelisah, hipotensi ortostatik, vertigo, nyeri abdomen dan konstipasi. Pd dosis besar dapat menimbulkan depressi pd saluran nafas

Antagonis pd keracunan Opiat:

Dengan pemberian Nalokson

Sediaan: Codein Tablet 10, 15 dan 20 mg Codipront capsul

Dosis: Anak 1 – 1,5 mg/kg BB/ hari dibg dalam 3 – 4 dosisDewasa: 10 – 30 mg setiap 6 – 8 jam

b. Dionin HCLSediaan: Tablet 100 mg

c. Dicodid = Paracodin

Page 40: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Non-opiat/ Non Narkotik

a. Dextrometorfan HBr

Mrpkn antitussif yg tdk memiliki sifat addiksi, daya antitussifnya ekivalen dg codein

Mekanisme kerja:Meningkatkan kepekaan thdp reflex batukLama kerja obat 5 – 6 jam

Sediaan: Tablet 10 mg , sirup 10 – 20 mg/5 ml

Dosis: Dewasa 10 – 30 mg, 3 – 4 kali sehari, anak2 1 – 1,5 mg/kg BB/ hari utk 3 – 4 kali pemakaian

Efek samping: Pusing, sakit kepala, mual dan muntah

Interaksi Obat: Dg MAO Inhibitor (Fenelzin), Depressant SSP lainnya

Page 41: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

b. Noscapin

Mrpkn alkaloid turunan benzil isoquinolin dr opium yg tdk menimbulkan addiksi dan analgesia. Potensi antitussif sama dg kodein

Sediaan: Tablet dan sirup

Dosis: Dewasa 15 – 30 mg 3 kali sehari

Efek samping: Gangg GIT, depressi Sal nafas (dosis > 90 mg)

c. Carbetapentand. Caramifene. Chlofendanolf. Pholcodineg. Clobutinolh. Isoaminili. Pentoksiverin

Page 42: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

j. Propoksifen (btk levo dan dekstro) Mrpkn antitussif non analgesik, efikasi sama dg dektrometorfan Dosis: 50 – 100 mg secara oral

k. Butamirat

l. Okseladin

m. Oksolamin

n. Pipazetat

Antitussif diatas bersifat non analgesic, non addiktif dan tdk mendepressi saluran nafas.

Page 43: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

B. Bekerja secara perifer

Kelompok anaestetik

1. Benzonatat

Mrpkn anestetik lokal yg digunakan scr oral

Mekanisme kerja dg menurunkan sensitifitas reseptor batuk

Dosis : 100mg, 3 kali sehari

Efek samping: Bingung, Convulsi, reaksi hipersensitivitas

2. Lidokain, Lignocain, Tetracain, Cocain

Bkj lgsg pd sal nafas bgn atas, dg efek anaetesi lokal, mengurangi irritasi lokal, mengurangi spasme otot polos saluran nafas

Obat2 ini effektif utk batuk akibat kanker paru-paru

Page 44: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

EXPECTORANTS

Obat2 yg mengencerkan dan memicu ejeksi (pengeluaran) mukus dari saluran nafas

Tujuannya:- Utk mengurangi sumbatan oleh sekret bronkhus yg kental

Mekanisme Kerja:- Menurunkan viskositas sputum dg memecahkan rantai

mukoprotein, mukopolisacharida & ikatan sulfida pd sputum shg mdh dikeluarkan (mukolitik)

- Meningkatkan aktifitas siliar sal nafas shg sputum cepat dikeluarkan (mukokinetik)

Page 45: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Penggolongan Ekspektoransia:

1. Turunan garam:Natrium,Kalium&Ammonium(Sitrat, Khlorida, Iodida)

2. Sirup, Tingtur Ipecacuanhae3. Ekstrak: OBH (Succus Liquiritiae)4. Minyak atsiri: OBP, OBH5. Kreosot6. Gliseril guayakolat7. Ambroksol, Bromheksin8. Turunan Systein: asetyl systein, Carbosystein,

Erdosystein

Page 46: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

1. Garam Natrium, Kalium, Ammonium (Sitrat, Khlorida, Iodida)

Bkj dg cara menurunkan viskositas dan meningkatkan aktifitas siliar saluran nafas utk mengeluarkan sputum. Biasanya digunakan dl btk kombinasi dg antitussif, antihistamin dll

Natrium sitrat

Natrium Iodida

Kalium sitrat

Kalium Iodida

Ammonium Khlorida

Efek samping: Gangguan GIT, anorexia, vomitus dan nyeri epigastric

Page 47: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Sirup, Tingtur IpecacuanhaeSering digunakan dl campuran antitussive pd batuk produktifDosis: Dewasa 1-3 ml, anak-anak 0,5- 2ml

3. Ekstrak Glycirrhizae: Succus LiquiritiaeTdpt pd OBH yg dikombinasi dg NH4Cl dan minyak permenSelain sbgi ekspektorans jg bersifat counterirritan dan melegakan

saluran nafas

4. Minyak atsiri: Tdpt dl OBP, OBH

OBP adalah campuran sirup gula dg oleum anisi, bkj dg mengencerkan sputum dan bersifat mukokinetik. Btk sediaan sirup (OBP dan Mercotin)

5. Kreosot

Page 48: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

6. Gliseril guayakolatBkj dg meningkatkan aktifitas mukosiliar

7. Ambroksol, BromheksinMrpkn obat semi sintetis (Visicine) dari tumbuhan Adhatoda vasica ,

bkj sbgi mukolitik dan sering digunakan pd bronkhitis kronik

Dosis: 8 – 16 mg/ setiap 6-8 jamEfek samping: Gangguan GIT

8. Turunan Systein: Acetyl systein, Carbosystein, Erdosystein (Anti protease)

Bkj dg cara menurunkan viskositas sekret sal nafas dan memutuskan rantai sulfida pd mukoprotein sputum, jg bersifat sbgi antioksidan

Btk sediaan: Sirup, inhalasi srg digunakan pd cystic fibrosis

Efek samping: gangg GIT, reaksi allergi, stomatitis & bronkhospasmeAsetil sistein dan Karbosistein jg dpt digunakan utk terapi keracunan

asetaminofen/ panadol dg dosis 10 g/hari secara oral.

Page 49: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

OBAT ASTHMA BRONCHIAL

Asthma bronchiale:

Mrpkn penyakit yg diperantarai oleh Ig E, dimana Ig E mengikat dan mensensitisasi mast sel, shg tjd pelepasan mediator yg dpt memicu spasme dan konstriksi serta hipersekresi saluran nafas

Tanda-tanda klinis:

Batuk berulangkali, spasme sal nafas, sesak nafas dan mengi

Mediator Asthma:

•Leucotriens

•Histamin

•Prostaglandin

•Neutrophyl Chemotactic Factors (NCF), Eosinophyl

•Platelet Activating Factors (PAF) dan Bradykinin Activators

Page 50: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Karakteristik Asthma Bronchial:-Adanya obstruksi krn inflamasi di sal nafas

-Bronchospasme

-Hypersekresi sal nafas

Perubahan Fisiologik

-Meningkatnya sensitifitas trakhea dan bronkhus thdp bbgi stimuli

-Kontraksi otot polos sal nafas

-Penebalan mukosa sal nafas

-Infiltrasi sel: Neutrofil, Eosinofil, Sel mast, basofil, limfosit dr ddg

bronkhus

-Meningkatnya sekret kental sal nafas dan Batuk episodik

Perubahan Immunologik

-Peningkatan produksi IgE dan IgG

-Pembentukan Antibodi IgE dan IgG yg spesifik dl darah

Page 51: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Perubahan Histopatologi

-Hipertrofi otot polos bronchus

-Oedem pd membran mukosa bronkhus

-Kerusakan sel epitel pd mukosa bronkhus

Penatalaksanaan Asthma bronchial

-Tegakkan diagnosis scr tepat (gejala, ciri, diagnosis banding)

-Tentukan tingkat keparahan penyakit

-Tentukan faktor2 pencetus

-Tentukan cara menghindari faktor pencetus

-Tentukan terapi yg tepat (tanpa obat atau dg obat)

-Evaluasi hsl pengobatan

-Pemantauan perkembangan penyakit

Page 52: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Tujuan Pengobatan:

• Menghindari faktor pencetus

• Mencegah dan mengobati

• Mengupayakan fungsi paru tetap normal

• Mengupayakan penderita dapat beraktifitas normal

Keberhasilan Terapi tgtg pd:

☻Kerjasama yg baik antara dokter, penderita dan keluarganya

☻Edukasi thdp penderita/keluarganya ttg faktor pencetus, sifat dan

perkembangan penyakit, perburukan penyakit, pengobatan, pencegahan

dan penanganan dini penyakit asthma

Diagnosis Asthma:

Diagnosis ditegakkan berdsrkan tanda2 penyakit, keluhan penderita, bl

perlu dg pemeriksaan faal paru dan bukan karena penyakit cardiovaskuler

Page 53: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Derajat Hiperaktifitas Saluran Nafas

- Dpt ditentukan dg uji provokasi menggunakan metakholin, histamine atau asetilkholin diberikan secara inhalasi yg diukur dg alat spirometri

- Diukur dari penurunan volume ekspirasi yg kuat dl 1 detik (FEV-1), yg disebabkan oleh pemberian histamin, asetilkholin atau metakolin dl dosis bertingkat

Page 54: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Tingkat Inflamasi- Dpt ditentukan berdasarkan infiltrasi sel mast, eusinofil,

neutrofil, basofil dan limfosit dl jml banyak di dl sputum

Tingkat Keparahan Penyakit dapat ditentukan berdasarkan :

• Lama serangan (selama berapa jam, hari atau minggu)• Terganggu tidaknya aktifitas kerja• Jumlah kunjungan ke UGD, RS rawat inap atau rawat

jalan• Jenis obat yang digunakan• Normal tidaknya fungsi paru

Page 55: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Tingkat keparahan penyakit asthma:

1. Asthma ringan (mild)

2. Asthma sedang (moderate)

3. Asthma berat (severe)

• Tugas mahasiswa membedakan tkt keparahan penyakit asthma

Management Asthma Bronchiale

a. Asthma ringan

Dg pemberian oral agonis b2-adrenergik (salbutamol, metaproterenol, terbutalin

Teofilin digunakan bila obat tsb diatas kurang menunjukkan respon

b. Asthma sedang

Pemberian oral agonis b2-adrenergik msg2 atau kombinasi dg methyl xanthin

Dpt ditambahkan dg kortikosteroid oral (prednison 50 mg/ hari selama 3-4 hari

Kmd turunkan dosis pd hari ke 5 -7.

Page 56: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

c. Asthma berat

- Berikan oral agonis b2-adrenergik dan methyl xanthin

- Tmbh kortikosteroid 80 mg/hr slm 7-15 hari, lalu turunkan dosisnya

d. Asthma akut yg berat (Status asthmaticus)

- Berikan agonis b2 adrenergik Terbutalin SC 0,25 mg tiap 4 jam

- Atau adrenalin IM/SC 0,3 ml, ulang slm 20-30 menit, plg banyak 3 x

- Bila perlu bantu dg oksigen dan aminofilin/ teofilin

- Kombinasi dg corticosteroid IV 100-200 mg hidrokortison tiap 4-6

jam atau methyl prednison 20-40 mg tiap 4 – 6 jam

- Kmd turunkan dosisnya setelah ada perbaikan klinis

- Bl menggnkn methyl xanthin dl wkt yg lama hrs dilkkan pemantauan

kadar obat dl plasma, terutama pd penderita lansia

Page 57: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Pengobatan Penyakit Asthma Bronchiale1. Terapi Jangka Pendek (Short Term Therapy) dengan cara: Merelaksasi otot polos sal nafas dg menggunakan

bronchodilator agonis adrenergik, methyl xanthines dan antagonist

muscarinic

Mekanisme kerjaAgonis adrenergik

Methyl xanthin

Antagonis muskarik

Page 58: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Terapi Jangka Panjang (Long Term Therapy) dg cara:

- Memodulasi respon inflamasi dg antiinflamasi

- Menghambat degranulasi sel mast

- Menghambat pembentukan leucotriens

- Memodulasi respon Ig E dan IgG dg Ag-Ab Monoclonal IgE /IgG

- Mengencerkan dan mengeluarkan sputum kental

- Meredakan batuk dg antitussif

Interaksi Obat:

- Dengan beta blockers, Morphine dan turunan curare

Page 59: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

BRONCHODILATOR

(Non-selective adrenergic)1. Adrenaline (Epinefrin) mengaktifasi reseptor alfa & beta adrenergik

Mekanisme kerja non selective dan selective adrenergic:

Menstimulasi enzim Adenilat siklase shg menyebabkan peningkatan kadar C-AMP pd otot polos dan memicu tjdnya bronchodilatasi/ bronchorelaxasi

Berperan pd penghambatan pelepasan mediator dan meningkatkan aktifitas siliar

Penggunaan Klinik:Asthma acute yg hebat, Shock anaphylaxis,

Page 60: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Dosis : Adrenalin 1% dl ampul 1ml (dibagi 2-3 dosis dg interval pemberian 15-30 menit) Dewasa 0,3-1 ml SC; 0,2 – 1 ml IM; anak2 0,1-0,2 ml SC atau 0,2-0,5 ml IM Inhalasi 1% dg dosis 320 mcg/semprotan dan mula kerja 15 menit kmd, lama kerja 1-1,5 jam

Btk Sediaan Obat: Inhalasi dan injeksi SC, IMEfek Samping non dan selective adrenergic:Hipertensi, Cardiac arrythmia dan tremor

2. Isoproterenol (Isuprel, Isoprenalin)Penggunaan klinik:Asthma

Bentuk Sediaan Obat:Inhalasi, IV dan 0,5-1% dl obat tetes hidung

Dosis:Inhalasi: 80-131 mg/1x hirup bronchodilatasi brlgsg 2 jamTablet sublingual 10-15 mg

Page 61: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

3. Isoeutarine (Bronchosol)

Penggunaan klinik: Asthma bronchiale

Bentuk Sediaan ObatInhalasi, IV, Obat tetes hidung 1%, sublingual tablet 640 mg

4. Ephedrin HCl

Mrpkn agonis adrenergik yg menstimulasi SSP, shg dl terapi sering dikombinasi dg sedativ atau antihistamin

Mekanisme KerjaMenstimulasi ujung saraf simpatetik shg melepaskan adrenalin

Lama kerja: 6-8 jam

Dosis: Oral, tablet 3-4 kali sehari 25 mg, injeksi

5. Khlorprenalin Sublingual tablet 20-30 mg/ setiap 3-4 jam

Page 62: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

B. Selective B-2 Adrenergik

Mekanisme kerja:• Mengaktifasi scr lgsg reseptor beta-2 adrenergik pd otot polos saluran nafas• Menghambat pelepasan mediator dari sel mast• Meningkatkan aktifitas mukosiliar utk pembuangan mukus sal nafas• Peningkatan pelepasan NO oleh endothellium

Lama Kerja Obat: 4 – 12 jam

Penggunaan KlinikAsthma bronchiale dan untuk menunda kelahiran premature

Kontra IndikasiPenderita hamil tua

Efek sampingHipertensi, Arrythmia dan Tremor

Page 63: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

1. Salbutamol (Albuterol, Ventolin, Proventil)

Penggunaan klinik

Asthma bronchiale

Bentuk Sediaan Obat

Inhalasi (90 mg/hirup), IV, tablet (2-4 mg) dan syrup 1-2 mg/5 ml

Dosis

90 mg/hirup; dewasa 2-4mg/kali, anak-anak 0,5 – 1 mg/kali

Page 64: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Terbutaline (brenthine, Bricanyl)Penggunaan klinik:Asthma berat dan utk menunda kelahiran premature

Bentuk Sediaan ObatInhalasi, tablet, Injeksi SC, IVLama kerja 4 – 6 jam

Dosis200 mcg/hirupan (MDI); dewasa 2,5-5 mg/tablet, injeksi SC 0,25

mg 1-4 kali/hr

3. Metaproterenol (Alupent, Metaprel)Penggunaan KlinikAsthma

Bentuk Sediaan ObatInhalasi dan sirup

Dosis:0,65 mg/hirup; 0,5-5% tetes hidung; tablet 10-20 mg 3-4 kali sehari

Page 65: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

4. Formoterol ()xis, Foradil)Penggunaan klinikAsthma bronchiale

Bentuk Sediaan ObatInhalasi

Dosis12 mg/hirup

5. Clenbuterol inhalasi

6. Bitorterol (Tornalate) Bentuk Sediaan Obat:Inhalasi MDI 370 mcg/hirup, semprot hidung 2 mg/ml

7. Pirbuterol inhalasi MDI 200 mcg/hirup

Page 66: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

8. Salmeterol (Serevent)Lama Kerja > 12 jam

Dosis:MDI 21 mcg/hirup, 2-4 kali sehari

9. Tretoquinol (inolin)10. Fenoterol11. Karbuterol12. Ritodrin13. Kuinterenol14. Soterenol15. Prokaterol16. Indoramin17. Timoksamin18. Fentolamin

Page 67: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Agonis adrenergik bronchodilator

Nama Obat Lama Kerja

Penggunaan

Salbutamol 4 – 6 jam Short acting agonis adrenergik digunakan bila perlu

Terbutalin

Rimetrol

Clenbuterol

Pirbuterol

Reproterol

Bambuterol

Salmeterol 12 – 14 jam Long acting agonis adrenergik digunakan sbgi terapi tambahan bila asthma tdk dpt dikontrol secara adekuat oleh glucocorticosteroid, digunakan 2 x sehari

Tretoquinol

Page 68: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

METHYL XANTHINES BRONCHODILATOR

Mekanisme Kerja

Menghambat aktifitas enzim Phosphodiesterase, shg konsentrasi C-AMP tetap tinggi dl sel bronchodilatasi

Penggunaan klinikAsthma

Efek samping

Stimulasi SSP (insomnia, waspada), stimulasi kerja jtg (kronotropik/inotropik +, arrythmia), diuresis dan gangguan sal cerna (anorexia, nausea dan vomitus)

Interaksi Obat

Page 69: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

1. Theophylline

Efek utama adalah bronkhodilatasi otot polos perifer

Btk Sediaan obat: Tablet retard 200 dan 400 mg

Dosis: Dewasa : Oral tablet 200 – 600 mg/ hari, srg dikombinasi dg efedrin. Utk asthma akut yg berat diberikan bersama infus glukosa 5% scr IV 240 – 480 mg

Catatan

• Obat ini memiliki indeks terapetik yg sempit, shg pd kelebihan dosis baik krn pemakaian jangka pjg hrs dlkkn pemantauan kdr obat, bl tdk akan timbul gejala toksis berupa mual, muntah, kejang2, arrythmia dan kematian

• Half life theophylline meningkat pd penyakit hepar, gagal jtg dan infeksi virus

• Half life theophylline menurun pd perokok dan peminum alkohol

Page 70: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Interaksi ObatKonsentrasi plasma teofilin menurun oleh obat2 yg dpt meningkatkan jml enzim Cytochrom P-450, misalnya: rifampisin, fenobarbital, fenitoin dan carbamazepinKonsentrasi plasma teofilin meningkat oleh obat2 yg dpt menghambat kerja enzim Cytochrom P-450 seperti oral kontrasepsi, eritromisin, siprofloksasin, flukonazol, simetidin, Calsium channel blockers

2. Euphyllin

Page 71: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

3. Aminophylline

Mrpkn garam kompleks teofilin dan etilen diamin yg lbh effektif

Bentuk Sediaan Obat

Tablet SR 225 mg, Injeksi 250 mg/10 ml; 250-500 mg/suppositoria

Dosis

Secara IV aminofilin hrs diencerkan dan disuntikkan secara pelan2, dosis 250-500 mg atau 5-6 mg/kg BB/tiap 6-8 jam. Biasanya diberikan pd asthma akut yg tdk menunjukkan perbaikan stlh pemberian adrenalin injeksi

4. Dyphylline

5. Pentoxiphylline

6. Eutaphylline

Page 72: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTAGONIS MUSKARINIK

Antagonis muskarinik effektif melawan bronkhokonstriksi dan bronkhospasme, baik yg disebabkan oleh asetilkholin, metakholin, betanakol, antikholinesterase, histamin, bradikinin, atau PG F2-

alfa.

1.Atropin Sulfas

Mekanisme Kerja• Mghmbt aktifitas enzim Guanil Siklase shg tdk tjd perubahan GTP mjd

C-GMP,

• Menghambat aktifasi reseptor M2 dan M3

• Mengaktifasi kerja mukosiliar dan menurunkan sekresi mukus sal nafas

Penggunaan klinikAsthma dan emfisema (utk meningkatkan effikasi agonis beta-2

adrenergik)

Page 73: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Bentuk Sediaan ObatTablet, injeksi

Mula dan Lama kerja obatMula kerja obat 30 menit setelah pemberian oral dan

lama kerjanya 3-5 jam

Efek sampingTakhikardia

2. Extract Belladon

3. Extract Hyosciami

4. Scopolamine HBr

Page 74: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

5. Ipratropium Bromida (Atrovent)Penggunaan klinik:Asthma bronchial dan COPD

Dosis18-20 mcg/hirup MDI, 0,02% tetes hidung, 21-42 mcg/semprotan

hidung

6. Oxytropium Bromida

Mula kerja obat 3-5 menit stlh inhalasi, lama kerja obat 4-6 jam

Dosis: 0,1 mg/ inhalasi

Ipratropium/ oksitropium srg dikombinasi dg agonis beta2 adrenergik

shg effikasinya lbh baik

7. Thiotropium Bromida

8. Propanthelin Bromida (Probanthine)

Page 75: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIINFLAMASI

Mekanisme kerja:Menghambat metabolisme AA shg tdk tbtk Leukotrien, PG, TH2 sitokin

lainnya

Mencegah migrasi/aktifasi sel2 inflamasi dan meningkatkan effikasi agonis

beta2 adrenergik

Penggunaan klinikMengurangi inflamasi sal nafas pd asthma berat, asthma kronik dan sebagai

life saving pd asthma akut yg berat (status asthmaticus) yg tdk menunjukkan respon dg bronkhodilator

Efek sampingPd inhalasi berupa Candidiasis oropharyngeal, dysphonia, batuk dpt dicegah dg menggunakan spacer atau cuci mulut dg larutan antiseptik

Pd oral mrpkn antagonis Kalsium shg pd penggunaan kronis dpt menyebabkan terganggunya pertumbuhan tulang, osteoporosis, katarak, intoleransi glukosa, cushing syndrome, memperburuk hipertensi

Page 76: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Bentuk SediaanInhalasi:

Beclomethasone = Beclovent (42 mcg/hirup)Budesonide = Pulmicort (200 mcg/hirup)Fluticasone = Flovent (110 mcg/hirup)Flunisolide = Aerobid (250 mcg/hirup 2-4 hrp utk 2-4 x Triamcinolone = Azmacort (100 mcg/ hirup) sehariMomethasone = Asmanex (200 mcg/hirup)

-Oral dan IV

- Prednison (20- 50 mg/hari atau 1 mg/kg BB/hari) pd asthma berat

- Metyl prednisolon (30 – 120 mg/ setiap 6 jam, IV)

- Hidrokortison

- Dexamethasone

Page 77: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

PENGHAMBAT DEGRANULASI SEL MAST

(Inhibitor Mast Cell Degranulation)

1. Sodium Cromoglycat = CromolynMrpkn senyawa kimia yg diisolasi dr tumbuhan Ammi visnaga yg dulunya dignkan sebagai anti spasmolitik dan pd asthma hanya bermanfaat pd keadaan tdk kambuh

Mekanisme kerja

Menghambat pelepasan mediator inflamasi dr berbgi tipe sel

Penggunaan klinik

- Sbgi profilaksis pd asthma ringan dan sedang pd keadaan tdk

kambuh

- Effektif pd asthma yg dipicu oleh allergen, exercise berat dan irritan

- Obat ini tdk effektif pd keadaan bronkhokonstriksi

- Penggunaan secara teratur selama 2-3 bulan dpt mengurangi

kebutuhan bronhodilator dan mencegah kekambuhan

Page 78: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Bentuk Sediaan ObatInhalasi 800 mcg/hirupan MDI, Tetes atau semprot hidung

Efek sampingIrritasi pd sal nafas bgn atas, urticaria, batuk dan mulut kering

2. Nedocromyl

Lebih effektif dari Cromolyn

Dosis: 1,75 mg/ml

Page 79: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTAGONIS LEUCOTRIEN

(Anti LTC4, LTD4, LTB4)

1. Zafirlukast (Accolate)

Penggunaan klinik

Mencegah kekambuhan asthma yg dipicu oleh Aspirin, exercise dll

Memiliki efek additif dg agonis beta 2 adrenergik

Dosis Oral :20 mg/tablet

2. Pranlukast

3. Cinalukast

4. Montelukast

Dosis: Dewasa 10 mg/ tablet kunyah; umur 6-14 thn 5 mg; 2-5 thn 4 mg/hari

Page 80: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

PENGHAMBAT LYPOOXYGENASE

1. Zieleuton (Zyflo)

Dosis : 600 mg/ tablet

Page 81: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Diseases)

COPD mrpkn peny yg dicirikan dg terbatasnya aliran udara pd saluran nafas yg bersifat non reversible atau reversible parsial.

Terbatasnya aliran udara pd sal nafas brlgsg scr bertahap, progresif kdg2 permanen dan sering dikaitkan dg adanya inflamasi yg abnormal pd paru. Perbaikan biasanya setelah beberapa bulan pengobatan ( > 3 bln).

Yg termasuk pd COPD adalah bronkhitis kronis dan emphysema

Bronkhitis kronis : Peny sal nafas dg ciri hipersekresi mukus, batuk kronis

minimal 3 bln/thn, umumnya tjd slm 2 thn berturut2.

Emphysema : Mrpkn kelainan anatomi paru yg ditandai dg pelebaran

rongga udara di bgn distal bronkhiolus terminal, yg

disertai kerusakan ddg alveoli paru yg bersifat permanen

Page 82: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Kelainan morfologi COPD tgtg pd lokasi misalnya:

• Pd bronkhus : perbesaran kelenjar mukus, hiperplasia otot polos dan

atrofi tlg rawan

• Bronkhiolus: penyempitan, bronkhilus berbelit-belit, metaplasia sel

goblet, inflamasi dan sumbatan mukus yg kental

Patofisiologi COPD:Akibat terpapar asap rokok, gas, allergen dan infeksi yg memicu aktifasi sel2 inflamasi, neutrofil, limfosit CD8+ dll, shg melepaskan mediator TNFα, IL-8, LTB4.

Baik sel inflamasi maupun mediator akan merusak struktur dan fungsi sal nafas secr luas termsk pembuluh darah paru dan parenkhim paru

Akibat stress oksidatif dan tdk adanya keseimbangan sistem pertahanan paru.

Adanya peningkatan jlh oksidan akan merusak protein/lipid, sel/ jar dspg itu jg dpt memicu inflamasi yg luas

Page 83: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

-Adanya inflamasi dpt dilihat oleh adanya infiltrasi sel2 inflamasi, sel goblet dan mucus dl jlh besar dispjg sal nafas. Inflamasi kronik akan menyebabkan luka dan fibrosis pd paru.

- Perubahan parenkhim paru akan mempengaruhi pertukaran gas

pd alveoli dan kapiler paru

- Penebalan pembuluh darah paru menyebabkan endotheal arteri

pulmonary tdk berfungsi

- Perubahan struktural jaringan akan meningkatkan tekanan paru

terutama pd saat exercise.

- Kelainan genetik berupa defisiensi alfa-1 antitripsin (AAT)

Pd COPD berat adanya hipertensi pulmonary akan menimbulkan gagal jtg (Cor-pulmonale)

Page 84: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Tanda-tanda:

- Hiperaktifitas bronkhus dan obstruksi sal nafas

Pemahaman yg baik ttg mekanisme obstruksi sal nafas sgt membantu penilaian perkembangan penyakit dan memilih tindakan yg tepat dalam penatalaksanaan peny tsb.

Umumnya mekanisme obstruksi sal nafas akibat:1. Hipersekresi mukus dan penebalan kelenjar mukus sub mukosa (reversibel)1. Inflamsi pd sal nafas akibat infiltrasi dan akumulasi sel2 inflamasi, hipertrofi dan hiperplasia pd kelenjar mukus3. Adanya infeksi ditandai dg adanya mukus yg purulent (eksaserbasi akut)3. Adanya spasme sal nafas4. Dilatasi rongga paru

Page 85: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Tujuan Penatalaksanaan COPD:

1. Mengurangi gejala2

2. Mencegah eksaserbasi akur

3. Mencegah/memperbaiki penurunan fungsi paru

4. Meningkatkan kualitas hidup penderita

Penatalaksanaan COPD

1. Edukasi

2. Pemberian obat2an

3. Terapi oksigen

4. Pengaturan dg ventilasi mekanik

5. Pengaturan nutrisi

6. Rehabilitasi medik

Page 86: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Farmakoterapi COPD (PPOK)1. Bronkhodilator:• Diberikan scr tunggal/kombinasi tgtg pd derajat keparahan

penyakit• Btk sediaan parenteral drip (bolus) & inhalasi dignkn pd

keadaan akut berat• Btk nebulizer biasanya digunakan utk mengatasi eksaserbasi

akut• Pd derajat keparahan ringan dan utk efek stabilisasi dianjurkan

btk sediaan lepas lambat (Slow Realesaed) atau btk sediaan jangka panjang (Long acting)• Bronkhodilator yg sering digunakan adalah agonis adrenergik, agonis beta2 adrenergik dan turunan methyl xanthin baik secara tunggal maupun kombinasi• Turunan methyl xanthin srg dignkn utk terapi jgk panjang (btk

lepas lambat,SR)

Catatan1. Penggunaan turunan methyl xanthin jangka pjg diperlukan pemantauan kadar obat dl darah

Page 87: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

2. Antimuskarinik

Sering digunakan pd tingkat keparahan sedang dan berat.Kombinasi dgn agonis beta2 adrenergik bersifat sinergis krn akan meningkatkan efek bronkhodilatasi dan jg dpt mengurangi sekresi mukus sal nafas

Page 88: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

3. Antiinflamasi

• Pd eksaserbasi akut dignkn kortikosteroid IV (mis Prednison, methyl prednisolon)

• Btk inhalasi jangka pjg dignkn bl terbukti ada respon pengurangan inflamasi dan adanya perbaikan pd VEP1 (volume ekspirasi paksa detik pertama) stlh

pemberian bronkhodilator meningkat diatas 20%

4. Antibiotika

Bbrp bakteri dan virus yg plg srg menginfeksi sal nafas adalah:

- Pseudomonas sp, Staphylococcus sp, Pneumococcus sp, Haemophyllus influenza

- Antibiotika yg digunakan adalah: Amoksisilin, turunan makrolida, kombinasi

amoksisilin dg asam klavulanat, turunan sefalosforin, turunan kuinolon dan

turunan aminoglikosida

Page 89: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

5. Expectorant/ mucolitic)• Diberikan utk mempercepat perbaikan klinis

6. Antitussif• Penggunaan antitussif hrs menjadi pertimbangan pd keadaan hipersekresi mukus

yg viscous dan purulent

7. Anti Protease• Dignkn utk mengurangi tjdnya eksaserbasi akut

• Dpt digunakan turunan sistein: Asetil sistein, Karbosistein dan Erdosistein

8. Antioksidan• Dignkn utk memperbaiki kualitas hidup dan mencegah tjdnya eksaserbasi akut

9. Vaksinasi• Hanya dianjurkan pd penyebab influenza dan pneumonia

• Utk mengurangi eksaserbasi akut

Page 90: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIBIOTIKA PADA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN BAWAH

1. Acute Bronchitis

Penyebab:

- Rhinovirus, coronavirus, influenza virus (Haemophilus influenzae),

adenovirus

- Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Streptococcus

pneumoniae, Bordetella pertussis

Pengobatan

-Symptomatic dan supportive

Utk meredakan letargi, malaise & demam: Acetaminofen, aspirin, ibuprofen

Pasien dianjurkan istirahat dan banyak minum utk mengurangi kekentalan

sputum dan mencegah dehidrasi

Utk meredakan batuk ringan dpt diberi Dextrometorphan, sdgkan pd batuk

berat digunakan Codein HCl yg dikombinasi dg Ekspektoransia lainnya

Page 91: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

- Utk penanganan Mycoplasma pneumoniae dpt dignkn antibiotika

Turunan makrolida spt :Erythromicin, Clarithromycin, Azithromycin

Turunan Fluoroquinolone :Ciprofloxacin, Levofloxacin, Gatifloxacin

2. Bronchitis chronic

Penyebab:

- Haemophilus influenzae, Haemophilus parainfluenzae, Streptococcus

pneumoniae, Morexella catarhalis, Klebsiella pneumoniae, Serratia

marcescens, Neisseria meningitidis dan Pseudomonas aeruginosa

Pengobatan:

- Ekspektoransia : utk mengencerkan &membuang sputum dr sal nafas

(Turunan sistein, Gliseril guayakolat, Natrium sitrat)

- Oral/ aerosol bronchodilator (beta2 adrenergik agonis)

Page 92: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Antibiotik:

- Utk menentukan Antibiotik yg tepat sasaran sebaiknya dikultur

sputum

- Biasanya dignkn Ampisilin, Amoksisilin, Amoksisilin-Asam

clavulanat (4 x sehari) pd eksaserbasi Bronchitis chronic

- Turunan makrolida : Azithromycin (Mycoplasma pneomoniae)

- Turunan Fluoroquinolone: Ciprpfloxacin dan Gatifloxacin

- Turunan Cephalosporin, Carbepenem (imipenem, cilastatin,

meropenem)

- Turunan Sulfonamida (Trimetoprim-Sulfamethoksazol)

- Turunan Tetracyclin

3. Pneumonia Penyebab:

Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, C pneumoniae, Legionella, Staphylococcus aureus

Page 93: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Antibiotik Dosis Lazim Dewasa

Interval Dosis / Hr

Ampisilin

Amoxicillin

Amoxicillin-Asam Clavulanat

0,25 – 0,5

0,5

4 x sehari

Idem

Cefuroxime

Cefrozil

Cefixime

Cephalexin

Cefachlor

0,5

0,5

0,4

0,5

0,25 – 0,5

2 x sehari

Idem

1 x sehari

4 x sehari

3 x sehari

Ciprofloxacin

Levofloxacin

Gatifloxacin

0,5 – 0,75

0,5 – 0,75

0,4

2 x sehari

1 x sehari

idem

Tetracyclin

Doxycyclin

Minocyclin

0,5

0,1

0,1

4 x sehari

2 x sehari

idem

Trimetophrim-Sulfametoxazol 160 mg TMP + 800 mg SMZ

2 x sehari

Antibiotik Oral Yg Digunakan Pd Eksaserbasi Bronchitis Chronis

Page 94: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Kondisi Klinis Penyebab Antibiotika

Pasien rawat jalan Pneumococcus, M pneumoniae

Erythromicin, Clarithromycin, Azithromycin

Geriatrik Pneumococcuc, K pneumoniae, Staphyloc aureus, H influenzae

Piperacillin, tazobactam,cefuroxime, ceftriaxone, cefotaxime, imipenem, cilastatin, meropenem

Brokhitis kronis Pneumococcus, H influenzae, M catarrhalis

Amoksisilin, Tetrasiklin, Doksisiklin, TMP-SMZ, cefuroxime, amoxicillin-clavulanat, erythromicin, clarithromycin, azithromycin, ciprofloxacin, levofloxacin, gatifloxacin

Alkoholism Pneumococcus, K pneumoniae, S aureus, H influenzae,

Ticarcillin-clavulanat, piperacillin-tazobactam + AB aminoglikosid, carbepenem, fluoroquinolon

Pasien rawat inap S aureus, PNC, clindamycin, ticarcillin-clavulanat, piperacillin-tazobactam + AB aminoglikosid

Nosocomial pneumonia

K pneumoniae, Enterobacter sp, Pseudomonas aeruginosa, S aureus

Piperacillin-tazobactam, carbapenem, cephalosforin broad spectrum + AB aminoglikosid, fluoroquinolon

Antibiotik Untuk Terapi Pneumonia Pada Penderita Dewasa

Page 95: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Antibiotik Utk Terapi Pneumonia Pada Anak-Anak

Umur Penyebab Antibiotika

1 bulan Streptococcus group B, H influenzae, Eschecia coli, Staphylococcus aureus, Listeria, CMV, RSV, Adenovirus

Ampisillin-sulbactam, cephalosforin, carbepenem, Ribavirin utk penyebab RSV (Respiratory Syncytial Virus)

1- 3 bulan

Chlamydia, Ureaplasma, CMV, Pneumocystis carinii (afebrile pneumonia syndrome)

Pneumococcus, S aureus

AB Makrolida, TMZ-SMZ, Ribavirin utk RSV

PNC semisintetik, cephalosforin

3 – 6 bulan

Pneumococcus, H influenzae, RSV, Adenovirus, H parainfluenzae

Amoxicillin, Cephalosforin, Ampisillin-sulbactam, amoxicillin-clavulanat, Ribavirin utk RSV

> 6 bulan Pneumococcus, Mycoplasma pneumoniae, Adenovirus

AB Makrolida, cephalosporin, Amoxicillin-clavulanat

Page 96: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Dosis Antibiotik Untuk Bakteri PneumoniaKel Antibiotik

Nama Obat Anak (mg/kg BB/hr Dewasa/dosis harian

Macrolide Clarithromycin

Erythromycin

Azithromycin

15

30 – 50

10 mg/ kg BB x 1 hari, kmd 5 mg/kg BB x 4 hari

0,5 – 1

1 – 2

500 mg x 1 hari, kmd 250 mg/hari selama 4 hari

Tetracyclin Tetracyclin HCl

Oxytetracyclin

25 – 50

15 - 25

1 – 2

0,25 – 0,3

PNC Ampicillin

Amoxicillin/Amoxicillin-clavulanat

Piperacillin-tazobactam

Ampicillin-sulbactam

100 – 200

40 -90

200-300

100 - 200

2 – 6

0,75 – 1

12

4 - 8

Cephalosphorin Broad spectrum

Ceftriaxone

Ceftazidime

Cefepime

50 – 75

150

100 - 150

1 – 2

2 – 6

2- 4

Fluoroquinolon Gatifloxacin (digunakan hanya pd keadaan emergensi krn dpt menyebabkan kerusakan tlg rawan)

Levofloxacin

Ciprofloxacin

10 – 20

10 – 15

20 - 30

0,4 g

0,5 – 0,75

0,5 – 1,5

Aminoglicosi Gentamycin, Tobramycin 7,5 3 – 6 mg/ kg BB

Page 97: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

Antibiotika Pada Infeksi Saluran Pernafasan Atas

1. Otitis Media : Keadaan inflamasi pd telinga bagian tengah

Penyebab: - Streptococcus pneumoniae

- H influenzae

- Moxarella catarrhalis

Terapi:

- Terapi tunggal dg antibiotik pd sbhgn besar anak2 cukup effektif

Amoksisilin mrpkn drug of choice pd OTM dg dosis rendah 40-45 mg/kg BB/hr,

dosis tinggi 80-90 mg/kg BB / hr. Jk gagal dg obat ini dpt diganti btk kombinasi

dg asam clavulanat, atau diberi cefuroxime, ceftriaxone

- Acetaminofen atau NSAIDs spt Ibuprofen dpt dignkn utk mengurangi rasa

nyeri, malaise dan demam pd otitis media akut.

- Pemberian nasal decongestan, AH1, topical/sistemik kortikosteroid dan

ekspektoransia tdk terbukti bermanfaat pd otitis media

Page 98: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIBIOTIKA PADA OTITIS MEDIA

Antibiotika tahap I Antibiotika tahap II Antibiotika tahap III

(Hari 10 – 28)

Amoksisilin 40-45 mg/kg BB/hr

Amoksisilin-clavulanat dosis tinggi (A 80-90 mg/kg BB/hr- C 6,4 mg/kgBB/hr)

Idem dg tahap II

Amoksisilin 80-90 mg/kgBB/hr

Cefuroxime suspensi 30 mg/kgBB/hr 2 x sehari (maks 1 g/hr)

Cefuroxime tablet 250 mg 2 x sehari

Ceftriaxone IM 50 mg/kg/hr selama 3 hari

Amoksisilin-clavulanat dosis tinggi

Cefuroxime suspensi

Cefuroxime tablet

Clindamycin utk penyebab S pneumoniae dan tdk effektif utk H influenzae dan M catarrhalis

Tymphanocentesis

Amoksisilin-clavulanat dosis tinggi

Cefuroxime suspensi

Cefuroxime tablet

Ceftriaxone IM

Tymphanocentesis

Catatan :

Umumnya lama penggunaan obat oral selama 7-10 hari

Page 99: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIBIOTIKA PADA PHARYNGITIS

Pharyngitis: Infeksi pd oropharynx atau nasopharynx

Penyebab:

- Paling sering oleh virus (acute pharyngitis): rhinovirus, coronavirus,

adenovirus, H influenza/parainfluenza dan EBV

- Bakteri: Streptococcus Beta hemolytic group A, Streptococcus

pyogenes (srg menimbulkan komplikasi berupa demam rematik,

tonsillitis abcess, mastoiditis, cervical lymphadenitis)

Terapi:

-Dg antibiotika, khusus utk Streptococcus group A stlh test laboratorium.

-Biasanya digunakan turunan Penicillin

-Utk meredakan demam dan nyeri dpt digunakan Acetamionofen atau

Ibuprofen (NSAIDs)

-Jk OS allergi thdp PNC dpt dignkn makrolide antibiotic (Erythromycin),

cephalosforin generasi I (Cephalexin)

Page 100: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIBIOTIKA PADA PHARYNGITIS

Antibiotika Dosis Dewasa Dosis anak-anak Lama Pengobatan

Penicillin V-K 250 mg 3 - 4x sehari atau 500 mg 2 x sehari

50 mg/kg BB/hr dibagi dl 3 dosis 10 hari

Penicillin Benzathine 1,2 juta IU scr IM 0,6 juta IU utk BB< 27 kg atau 50.000 IU/kg bb

Single dose

PNC-G Procaine and benzathine mixture

Tidak dianjurkan 1,2 juta IU (benzathine 0,9 juta IU, Procain 0,3 juta IU

Single dose

Amoxicillin 500 mg 3 x sehari 40 – 50 mg/kg/day dibagi dl 3 dosis

10 hari

Erythromycin estolate

20-40 mg/kg BB/hr dibagi 2-4 x sehari (maks 1 g/hr)

sama dg dosis dewasa 10 hari

Erythromycin stearat 1 g/hari sibagi 2-4 x sehari

- 10 hari

Erythromycin ethyl succinate

40 mg/kg BB/hari dibagi 2-4 x sehari (maks 1 g/hr)

Sama dg dosis dewasa 10 hari

Cephalexine 250 – 500 mg 4x sehari secara oral

25 – 50 mg/kg BB/hari dibagi dl 4 dosis

10 hari

Page 101: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIBIOTIKA PADA PHARYNGITIS KAMBUHAN

Antibiotika Dosis Dewasa Dosis Anak-anak

Clindamycin 600 mg/hari dibg 2-4 dosis

20 mg/kg BB/hr dibagi dl 3 dosis (maks 1,8 g/hr)

Amoxicillin-clavulanat

500 mg 2 x sehari 40 mg/kg BB/hr dibagi dl 3 dosis

Penicillin benzathine 1,2 jutaIU, IM (single dose)

0,6 juta IU, IM utk BB < 27 kg atau 50.000 IU/kg

Penicillin benzathine dan rifampisin

Idem

20 mg/kg/hr dibagi dl 2 dosis, 4 hari kmd diberi PNC

Idem

Rifampisin sama dosisnya dg OS dewasa

Page 102: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

SINUSITIS

Sinusitis: Keadaan infeksi dan inflamasi pd mukosa sinus paranasal

Penyebab:

- Virus: Haemophyllus influenzae

- Bakteri: Streptococcus pneumoniae

- Fungi

- Bakteri gram –

Terapi:

-Topical nasal decongestant : phenyl ephrin, Oxymethazoline (peng dibatasi, rebound)

-Oral nasal decongestant , ekspektoransia (guaifenesin)

-AH1 tdk boleh dignkn pd sinusitis bakterial akut krn efek antikholinergiknya

-Amoksisilin mrpkn the first line therapy utk sinusitis bacterial acute

-Lama pengobatan 7-14 hari

Page 103: Farmakologi Saluran Napas - Dra. Hanifah

ANTIBIOTIK PADA SINUSITIS BACTERIAL ACUTEAntibiotika Dosis Dewasa Dosis Anak-anak

Amoksisilin Dosis rendah 500 mg, 3 x shri

Dosis tinggi 1 g, 3 x sehari

Dosis rendah 40-50 mg/kg BB/hr dibgi dl 3 dosis

Dosis tinggi 80-100mg/kg BB/hr dibgi dl 3 dosis

Amoksisillin-clavulanat

500 / 125 mg, 3x sehari 40-50 mg/kg BB/hr dibgi dl 3 dosis

Cefuroxime 250-500 mg, 2 x sehari 15 mg/kg BB/hari dibagi dl 2 dosis

Cefachlor 250-500 mg,3 x sehari 20 mg/kg BB/hari dibagi dl 3 dosis

Cefixime 200-400 mg 2 x sehari 8 mg/kg BB/hari utk sekali atau dibagi 2 dosis

Cefdinir 600 mg/hr atau dibg dl 2 dosis 14 mg/kg BB/hr utk 1x atau dibagi 2 dosis

Cefpodoxime 200 mg 2 x sehari 10 mg/kg BB/hr dibagi dl 2 dosis (max 400 mg/hr

Cefprozil 250-500 mg, 2 x sehari 15-30 mg/kgBB/hr, dibagi dl 2 dosis

TMP-SMZ 160/800 mg 2 x sehari 6-8mg/kg BB/hr TMZ, 30-40 mg/kg BB/hr SMZ dibgi dl 2 dosis

Clindamycin 150-450 mg 3-4 kali sehari 30-40 mg/kg BB/hr dibagi dl 3 dosis

Clarithromycin

Azythromycin

250-500 mg, 2 x sehari

500 mg hr I, kmd 250 mg/hr selama 4 hari

15 mg/kg BB/hr dibagi dl 2 dosis

10 mg/kg BB hari I, kmd 5 mg/kg BB/hr selama 4 hr