farmakologi 1

203
1 SAINAL EDI KAMAL, S.Si., M.Kes., Apt.

Upload: sainal-edi-kamal

Post on 26-Jul-2015

704 views

Category:

Health & Medicine


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakologi 1

1

SAINAL EDI KAMAL, S.Si., M.Kes., Apt.

Page 2: Farmakologi 1

PENDAHULUAN

Farmakologi : Pharmacon (Obat) & Logos (Ilmu

Pengetahuan)

Ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada

sistem biologi.

Obat : bahan atau sediaan yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi

atau kondisi patologi dalam rangka penetapan

diagnosi, pencegahan, penyembuhan, pemulihan

dari sakit, gejala sakit atau penyakit untuk

meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.

Page 3: Farmakologi 1

3

Page 4: Farmakologi 1

Kerja Obat

Efek obat terjadi karna interaksi fisiko-

kimiawi antara obat atau metabolit aktif

dengan reseptor atau bagian tertentu dari

tubuh.

Untuk mencapai tempat kerjanya maka obat

harus melalui 3 proses :

1. Fase Farmasetik

2. Fase Farmakokinetik

3. Fase Farmakodinamik

Page 5: Farmakologi 1

Fase Farmasetika

Fase yang dipengaruhi antara lain oleh cara

pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan

zat tambahan yang digunakan.

Tablet terdegradasi granul

Partikel kecil pelepasan zat aktif

Zat aktif terdisolusi absorpsi

Larutan ˃ suspensi ˃ serbuk ˃ kapsul ˃

tablet ˃ tablet salut

Page 6: Farmakologi 1

. .. ....... . .. ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ........ .. ....... . .. ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ........ .. ....... . .. ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ........ .. ....... .. . ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ..

.

.

.

.

.

TABLETDISINTEGRASI DISOLUSI

Page 7: Farmakologi 1

Fase Farmakokinetik

Mempelajari absorpsi, distribusi,

metabolisme dan ekskresi obat dari dalam

tubuh atau mempelajari pengaruh tubuh

terhadap obat

Page 8: Farmakologi 1

1. Absorpsi

Adalah proses masuknya obat ke dalam

sirkulasi sistemik.

a. Kelarutan

Kecepatan melarut dari suatu obat akan

menentukan kecepatan absorpsi obat

Page 9: Farmakologi 1

Lipid bilayer

Page 10: Farmakologi 1

b. pH : derajat keasaman atau kebasahan

Obat yang bersifat asam lemah akan mudah

menembus membran sel pada suasana

asam atau obat relatif tidak terionisasi.

Aspirin mudah menembus membran

lambung dari pada membran usus

Obat yang bersifat basa lemah akan mudah

diabsorpsi di usus halus

Page 11: Farmakologi 1

c. Tempat Absorpsi

Obat dapat diabsorpsi pada kulit, membran

mukosa, lambung dan usus halus.

Absorpsi obat menembus lapisan sel tunggal

seperti pada ephitelium intestinal akan

lebih cepat dibandingkan membran kulit

yang berlapis-lapis

Page 12: Farmakologi 1

d. Sirkulasi Darah

Obat baiknya diberikan pada daerah yang

kaya akan sirkulasi darah.

Pemberian melalui sublingual lebih cepat

diabsorpsi dari sub kutan (sirkulasi darah

kurang)

Page 13: Farmakologi 1

MEMBRAN

Pasif

Aktif

Pinositosis

Usus Sel

Page 14: Farmakologi 1

2. Distribusi

Merupakan proses dimana obat berada

dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh.

Kecepatan distribusi dipengaruhi oleh aliran

darah, afinitas obat pada jaringan dan

protein.

Faktor lain yang mempengaruhi distribusi

obat adalah fungsi kardiovaskuler.

Page 15: Farmakologi 1

PERSENTASI PENGIKATAN DENGAN PROTEIN

DAN WAKTU PARUH OBAT TERTENTU

OBAT % Terikat t1/2, jam

Furosemida 95 1,5

Aspirin 49 0.25-2

Digoxin 25 36

Eritromisin 70 3

Lorazepam 92 15

Quinidin 70 6

Rifampisin 89 2

Teofilin 60 9

Page 16: Farmakologi 1

Organ (jantung, ginjal, hati) yang mendapat

suplai darah lebih banyak atau cepat akan

menerima obat lebih banyak dan cepat

dari organ lain (tulang, abses).

Pada saat obat masuk ke sirkulasi sistemik ,

sebagian besar akan terikat oleh protein

plasma (albumin), ikatan ini membentuk

molekul besar sehingga tdk dapat

menembus membran.

Page 17: Farmakologi 1

Hanya obat bebas yg mencapai sasaran dan

mengalami metabolisme sehingga mudah

diekskresikan.

Berkurangnya obat bebas (tidak terikat)

akan menyebabkan pelepasan obat yang

terikat oleh protein, jadi terjadi

keseimbangan yg dinamis.

Perbandingan obat bebas dan obat terikat

menentukan durasi obat

Page 18: Farmakologi 1

Obat lipofil mempunyai afinitas yang tinggi

terhadap jaringan, sehingga cenderung

terakumulasi, apabila aliran darah sedikit

di jaringan, maka distribusi obat

terhambat. Pemberian obat yang terlalu

cepat berpotensi menimbulkan toksik.

Page 19: Farmakologi 1

3. Metabolisme

Merupakan reaksi perubahan zat kimia

dalam jaringan biologis yang dikalisis oleh

enzim menjadi metabolitnya.

Hati merupakan organ utama tempat

metabolisme obat.

Kebanyakan metabolisme menggunakan

enzim sitokrom P450 (hepar dan GI)

Page 20: Farmakologi 1

Waktu Paruh

Dilambangkan dengan t½ adalah

waktu yang dibutuhkan oleh

separuh konsentrasi obat untuk

dieleminasi.

Suatu obat akan melalui beberapa

kali waktu paruh sebelum lebih dari

90% obat dieleminasi.

Page 21: Farmakologi 1

WAKTU PARUH ASPIRIN 650 mg

JUMLAH

t1/2

Wkt

Eliminasi

(Jam)

Dosis yg

tersisa

(mg)

%tase yg

tersisa

1 3 325 50

2 6 162 25

3 9 81 12.5

4 12 40.5 6.25

5 15 20.25 3.125

6 18 10.125 1.562

Page 22: Farmakologi 1

4. Ekskresi

Ginjal adalah organ utama dalam ekskresi

obat atau metabolitnya.

Organ lain tempat ekskresi adalah

instestinal (feses), paru-paru, kulit,

keringat, air liur dan air susu.

Kecepatan ekskresi dilihat dari nilai t½, obat

yg panjang t½nya maka frekuensinya

pemakaiannya relatif panjang.

Page 23: Farmakologi 1

Proses ekskresi obat dalam ginjal meliputi :

a. Filtrasi glomelurus

Obat bebas akan mengalami filtrasi

glomelurus masuk ke tubulus.

Kelarutan dan pH tidak berpengaruh

Dipengaruhi oleh ukuran partikel

Page 24: Farmakologi 1

b. Reabsorpsi tubulus

Di tubulus kebanyakan obat mengalami

reabsorpsi ke sirkulasi sistemik kembali,

terutama zat non polar atau bentuk non

ion.

c. Sekresi tubulus

Obat yang tdk mengalami FG dapat masuk

ke tubulus melalui sekresi di tubulus

proksimal.

Page 25: Farmakologi 1

Fase Farmakodinamik

Mempelajari efek obat dalam tubuh atau

jaringan hidup atau mempelajari pengaruh

obat terhadap fisiologi tubuh.

a. Berinteraksi dengan reseptor

Reseptor dapat berupa protein, asam

nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak.

Semakin banyak reseptor yg diduduki maka

intensitas efek semakin meningkat

Page 26: Farmakologi 1

b. Berinteraksi dgn enzim

Obat dapat menimbulkan efek karna

mengikat enzim yg dikeluarkan oleh tubuh.

Obat DM : memperbanyak insulin

c. Kerja non spesifik

Obat yang bekerja tanpa mengikat reseptor.

Misalnya alkohol mendenaturasi protein,

norit mengikat racun atau bakteri

Page 27: Farmakologi 1

Conc

WaktuTo T1

T2 T3

MEC

To - T1 = Mula

To – T2 = Puncak, T1 – T3 = Lama Kerja Obat

Page 28: Farmakologi 1

Indeks Terapetik dan Batasan Terapetik

• Mengukur batas keamanan suatu

obat , yaitu dengan mengukur ratio

dosis terapetik efektif dan dosis

lethal

• Atau = IT

• IT kecil = batas keamanan tipis

• IT besar = batas keamanan lebar

• IT kecil = diperlukan batas terapetik

berulang, misal ; 3 X 1 dll

ED50

LD50

Page 29: Farmakologi 1

KURVA IT% tase hewan

Yang ber-respon

0

50

100

Dosis

ED50 LD50

Page 30: Farmakologi 1

DOSIS PEMBEBANAN

• Jika diinginkan efek segera

• Untuk mencapai MEC yang cepat, dan selanjutnya diberi dosis biasa

• Misal : Digoksin (Digitalis) atau digitalisasi (pembebanan)

EFEK SAMPING

– Efek samping = efek fisiologis yang tidak diinginkan atau diinginkan

– Efek Merugikan = reaksi obat yang merugikan

– Efek toksik = menimbulkan toksisitas

Page 31: Farmakologi 1

31

Page 32: Farmakologi 1

SALURAN CERNA

Page 33: Farmakologi 1

MEKANISME KERJA

Page 34: Farmakologi 1
Page 35: Farmakologi 1

PENDAHULUAN

Terjadinya kelebihan asam

(hiperasiditas) disebabkan karena sel

parietal mensekresi asam lambung ke

dalam lumen lambung

H+/K+-ATPase mengkatalisis pertukaran

H+ intraseluler dgn K+ ekstraseluler

sehingga HCl distimulasi oleh

Asetilkoloin (ACh) dan Gastrin (G)

Page 36: Farmakologi 1

Sel Parietal memiliki reseptor Muskarinik

(M1) dan Gastrin (G).

ACh (vagus) dan G secara tdk langsung

merangsang pelepasan H2 di sel parietal,

aktivasi reseptor H2 menyebabkan

peningkatan cAMP(Adenosin Mono Posfat

ciklik) sehingga terjadi pelepasan asam

Page 37: Farmakologi 1

PENGGOLONGAN

1. HIPERASIDITAS

a. Antasida

b. Antagonis Reseptor H2

c. Pompa Proton Inhibitor (PPI)

d. Analog Prostaglandin

e. Pelindung Mukosa

Page 38: Farmakologi 1

2. Digestiva

3. Antiemesis

4. Antidiare

5. Laksativa

6. Kolagoga

7. Protektor Hati

8. Antikolonergik/antimuskarinik

(antispasmodik)

Page 39: Farmakologi 1

1. Hiperasiditas

a. Antasida

Antasida adalah sediaan basa lemah

yang digunakan untuk menetralisir

kelebihan asam lambung

Mekanisme kerja obat :

Basa lemah meningkatkan pH lumen

lambung dengan menetralkan asam

lambung

Page 40: Farmakologi 1

Obat Antasida :

1. Natrium bikarbonat

2. Magnesium hidroksida (diare)

3. Aluminium hidroksida (konstipasi)

4. Magnesium karbonat

5. Magnesium trisilikat

6. Simeticon

Page 41: Farmakologi 1

Efek samping :

Aluminium hidroksida : menyebabkan

konstipasi

Magnesium hidroksida : menyebabkan

diare atau pencahar

Page 42: Farmakologi 1

• Interaksi obat

ACE : mengurangi absorpsi

Antibakteri : mengurangi absorpsi

Analgetik : ekskresi asetosal dipertinggi

Page 43: Farmakologi 1

Obat antasida yang dijual dipasaran (paten) :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Acitral Tablet, Suspensi Interbat

Antasida DOEN Tablet, Suspensi Kimia Farma

Promag Tablet Kalbe Farma

Neo Sanmag Tablet, Sanbe

Dexanta Tablet, Suspensi Dexa Medica

Sanmag Tablet Sanbe Farma

Page 44: Farmakologi 1

b. Antagonis Reseptor H2

Mekanisme kerja obat :

Obat tersebut secara kompetitif dan

reversibel berikatan dengan reseptor H2 di

sel parietal, menyebabkan berkurangnya

produksi (cAMP) dan sekresi histamine yang

menstimulasi sekresi asam lambung.

Interaksi antara siklik AMP dan jalur kalsium

menyebabkan inhibisi parsial asetilkolin dan

gastrin yang menstimulasi sekresi asam

Page 45: Farmakologi 1

Efek samping :

Sakit kepala, pusing, mual, diare,

obstipasi, sakit otot dan sendi, sistem

saraf pusat (kecemasan, halusinasi

terutama pada orang tua dan konsumsi

jangka panjang), penurunan

transaminase serum.

Gineokomasti (ranitidine/jarang terjadi)

Page 46: Farmakologi 1

Interaksi Obat :

Meningkatkan kadar fenitoin, warfarin,

teofilin, benzodiazepin, β-bloker,

vasodilator dalam darah

Page 47: Farmakologi 1

Obat antagonis reseptor H2

1. Simetidine

2. Ranitidine

3. Famotidine

4. Nizatidine

5. Roxatidine

Page 48: Farmakologi 1

Obat antagonis reseptor H2 yang dijual

dipasaran (paten) :

Nama Obatc Bentuk Sediaan Pabrik

Famocid (famotidine)

Gaster

Tablet (20, 40mg), Sirup

Tablet

Sanbe

Novartis

Rantin (ranitidine)

Radin

Kapsul (150, 300 mg)

Injeksi

Kapsul (150, 300 mg)

Injeksi

Kalbe Farma

Dexa Medica

Corsamet (simetidine) Tablet (200, 400mg) Corsa

Ulsikur Tablet Kalbe Farma

Page 49: Farmakologi 1

c. Pompa Proton Inhibitor (PPI)

Menghambat pengeluaran asam (H+)

dengan cara memblok (menutup) sistem

kanal enzim H+/K+-ATPase di sel parietal

(sindrom Zollinger-Ellison)

Obat ini bekerja pada pompa proton yang

merupakan tempat keluarnya proton (ion

H) yang akan membentuk asam lambung

Page 50: Farmakologi 1

Efek samping :

Eritema, insomnia, berkeringat

Bronkospasme, sakit kepala, diare

Gatal, pusing

Page 51: Farmakologi 1

• Interaksi obat

mempercepat metabolisme kontrasepsi

oral

Page 52: Farmakologi 1

Obat Pompa Proton Inhibitor (PPI)

a. Omeprazole

b. Lansoprazole

c. Pantoprazole

d. Esomeprazole

e. Rabeprazole

Page 53: Farmakologi 1

Obat pompa proton inhibitor yang dijual

dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Pumpitor (omeprazole) Tablet 20mg Sanbe

Loprezol (lansoprazole) Kapsul 30mg Kimia Farma

Nexium (esomeprazole) Tablet 20, 40mg Astra Zeneca

Pantotis (pantoprazole)

Pantozol

Injeksi 40mg

Tablet 40 mg

Bernofarm

Pharos

Pariet (rabeprazole) Tablet 10, 20mg Eisai

Page 54: Farmakologi 1

e. Analog Prostaglandin

Obat yg mirip prostaglandin sehingga

disebut analog prostaglandin, suatu

senyawa yang dibutuhkan untuk

perlindungan mukosa lambung dan

menghambat seksresi HCl

Obat : Misoprostol

Page 55: Farmakologi 1

Efek samping :

Diare, mual dan muntah

Perdarahan vagina

Ruam, pusing

Page 56: Farmakologi 1

Obat Analog Prostaglandin yang dijual

dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Gastrul (misoprostol) Tablet(200 mcg) Fahrenheit

Chromalux misoprostol) Tablet(200 mcg) Pharos

Citrosol (misoprostol) Tablet(200 mcg) Otto

Cytotec (misoprostol) Tablet(200 mcg) Searle

Page 57: Farmakologi 1

f. Pelindung Mukosa

Ikatan selektif pada jaringan ulkus yang

nekrotik, dimana obat ini bekerja

sebagai sawar terhadap asam, pepsin,

dan empedu. Obat ini mempunyai efek

perlindungan terhadap mukosa

termasuk stimulasi prostaglandin

mukosa

Page 58: Farmakologi 1

Obat : Sukralfat

Efek samping : Konstipasi, mual, mulut

kering, ruam, gatal, vertigo, pusing

Interaksi obat : Menurunkan absorpsi

antibiotok quinolon, tetrasiklin, warfarin

Page 59: Farmakologi 1

Obat Sukralfat yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Inpepsa (sukralfat) Suspensi 500mg/5ml Fahrenheit

Ulcumag (sukralfat) Kaplet 500mg pyridam

Ulcidex (sukralfat) Tablet 1 g Dexa Medica

Musin (sukralfat) Suspensi 500mg/5ml otto

Neciblok (sukralfat) Kaplet 500mg Kalbe Farma

Ulsafate (sukralfat) Tablet 1 g

Kaplet 500mg

Dexa Medica

Page 60: Farmakologi 1

2. Digestiva

Digestiva adalah obat yang digunakan

untuk membantu proses pencernaan

lambung-usus terutama pada keadaan

difensiensi zat pembantu pencernaan.

Page 61: Farmakologi 1

Obat Digestiva

1. Pankreatin (enzim pencernaan) :

Amylase, Tripsin

2. Pepsin (enzim lambung)

3. Ox-bile (empedu sapi)

4. Bromealin

Page 62: Farmakologi 1

Obat digestiva yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Pankreatin, empedu sapi, ekstrak

lambung

Tablet Panzynorm

Pancreatin , oxbile, bromealin Tablet Benozym

Pancreatin , Lipase,Amilase Tablet Pankreon comp

Pankreatin, empedu sapi,selulosa Tablet Cotazym forte

Pancreatin , extrac oxbile,

dimetilpolisiloksan

Tablet Decazym

Page 63: Farmakologi 1

3. Antiemesis

Obat yang digunakan untuk menekan

mual atau muntah adalah

ANTIEMESIS. Neurotrensmiter yang

terlibat dalam proses terjadinya muntah

adalah : Dopamin, histamin, serotonin,

Page 64: Farmakologi 1

Mekanisme kerja :

Melalui perintangan neurotransmisi dari

CTZ (chemoreseptor triger zone) ke

pusat muntah dg jalan memblokade

reseptor muntah

Page 65: Farmakologi 1

Obat antiemesis

1. Antagonis dopamin

2. Antagonis histamin

3. Antagonis serotonin

Page 66: Farmakologi 1

Obat antiemesis yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Vomitrol

Primperan

Sotatic (Metoklopramida)

Tablet10mg, drop,

injeksi, syrup

Vometa (domperidon)

Motilium (domperidon)

Tablet 10mg, drop,

injeksi, syrup

Marzin (Siklizin)

Vertizine (Sinarizin)

Tablet 50mg

Tablet 2mg

Phenergan (Prometazin)

Antimo (Dimenhidrinat)

Tablet 25mg

Tablet 50mg

Page 67: Farmakologi 1

Obat antiemesis yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Kytril (Granisetron) Syrup 3mg

Cedantron (Ondansetron) Tablet 8

Injeksi 8mg

Syrup 4mg

Page 68: Farmakologi 1

4. Antidiare

Diare terjadi karena adanya

rangsangan terhadap saraf otonom di

dinding usus sehingga menimbulkan

reflek mempercepat peristaltik usus

Page 69: Farmakologi 1

Anti diare adalah obat yg digunakan

untuk mengobati penyakit yang

disebabkan oleh bakteri, kuman, virus,

cacing, atau keracunan makanan. Obat

antidiare bekerja dg memperlambat

kerja peristaltik

Page 70: Farmakologi 1

Mekanisme kerja :

Menyerap racun

Menekan perstaltik usus

Menciutkan selaput usus

Melindungi selaput lendir usus yang luka

Page 71: Farmakologi 1

Obat antidiare :

1. Adsorben : kaolin, karbo adsorben,

attapulgit

2. Anti motilitas : loperamid hidroklorida,

kodein fosfat, morfin

3. Adstringen : tannin/ tanalbumin

4. Pelindung : Mucilago

Page 72: Farmakologi 1

Obat antidiare yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Pedialyte (Oralit) larutan Kalbe Farma

Kaopectate (Kaolin & pectin) Suspensi

Neo diaform (Atta L pulgit, pectin) tablet

Biodiar (Attapulgit) tablet

Lodia (Loperamia HCl) Tablet, suspensi Kalbe Farma

Page 73: Farmakologi 1

5. Laksativa

Laksativa adalah obat yang dapat

mempercepat peristaltik usus sehingga

mempermudah buang air besar.

Page 74: Farmakologi 1

• Obat laksativa

1. Perangsang dinding usus

(meningkatkan motilitas usus)

Bisakodil, Dankron, Rhei, Sennae, Aloe

2. Memperbesar isi Usus

Magnesium Sulfat / garam inggris,

Natrium fosfat, Agar-agar, CMC

Tylose

Page 75: Farmakologi 1

3. Pelicin / Pelunak tinja

Paraffin cair

gliserin (supositoria)

Page 76: Farmakologi 1

Obat laksativa yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Mulax (ispaghula sekam)

Dulcolax (bisakodil)

Lactulac (lactusa)

Page 77: Farmakologi 1

6. Kolagoga

Kolagoga adalah obat yang digunakan

untuk peluruh batu empedu.

Page 78: Farmakologi 1

• Obat Kolagoga adalah :

1. Asam Kenodeoksikolat

2. Asam Ursodeoksikolat

3. Asam Kenat

Page 79: Farmakologi 1

Obat kolagoga yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Chenofalk

(Asam kenodeoksikolat)

Urdafalk (Asam ursodeoksikolat)

Tripanzym (Pancreatin ,

dimetilpolisiloksan )

Page 80: Farmakologi 1

7. Protektor Hati

Protektor htai adalah obat yang

digunakan sebagai vitamin tambahan

untuk meringankan,

mengurangi bahkan melindungi

gangguan funsi hati.

Page 81: Farmakologi 1

Obat protektor Hati adalah :

1. Curcuma rhizoma domestica

2. Curcuma XAnthorrizae

3.Sylimarin

4. Mekonin

Page 82: Farmakologi 1

Obat kolagoga yang dijual dipasaran

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Methionin & vitamin

Methicol

Curcuma (Curcuma + multivitamin)

Aminofusin hepar (Asam asam

amino)

Heap-merz (L-ornitin-l-aspartat)

Nessiol (Fosfolipid esensial )

Page 83: Farmakologi 1

8. Antikolinergik/Antimuskarinik

(antispasmodik)

Mekanisme kerja obat :

Bekerja dengan menghambat sekresi

asam melalui reseptor muskarin.

Menurunkan motilitas gastrointestinal

dan digunakan utk mengurangi spasme

pd sindrom iritasi usus

Page 84: Farmakologi 1

Obat antikolonergik/antimuskarinik

1. Clidinium

2. Hyoscine-N-butylbromida

3. Pirenzepin

4. Fentonium

5. Alkaloid Belladon

Page 85: Farmakologi 1

6. Atropin Sulfat

7. Papaverin

8. Mebeverin HCl

9. Propantelin Bromida

10. Pramiverin HCl

11. Cisaprid

Page 86: Farmakologi 1

Obat Antikolinergik/Antimuskarinik

(antispasmodik) yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Braxidine (klordiasepoksid,

clidinium)

Tablet 10mg Sanbe

Buscopan (hyoscine-N-

butylbromida)

Buscopan Plus (hyoscine-N-

butylbromida, parasetamol)

Tabelt 10mg

Tablet 10mg,

500mg)

Boehringer Ingel

Spasmal (metampiron, ekstr

belladon, papaverin)

Tablet 500, 5mg,

30mg

Prafa

Page 87: Farmakologi 1

87

Page 88: Farmakologi 1

PENDAHULUAN

• Golongan obat yang dapat

menghilangkan rasa sakit/nyeri disebut

analgetika

• Obat antipiretika adalah obat yang

dapat menurunkan suhu demam tubuh

Page 89: Farmakologi 1

NYERI :

Menurut International Association for

Study of Pain (IASP), nyeri adalah

sensori subyektif dan emosional yang

tidak menyenangkan yang didapat

terkait dengan kerusakan jaringan

aktual maupun potensial, atau

menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan

Page 90: Farmakologi 1

DEMAM :

Panas suhu tubuh > 37°C dengan

gejala penyerta infeksi. Suhu > 37°C

limfosit & makrofag lebih aktif; suhu >

40 - 41°C menjadi kritis & fatal (tidak

terkendalikan oleh tubuh).

Reseptor suhu & pusat termoregulasi

terletak di hipotalamus.

Page 91: Farmakologi 1

PENGGOLONGAN

Analgesik dibagi dua yaitu :

1. Analgesik opioid / analgesik narkotika

– Obat yang berasal dari opium-morfin,

– Senyawa semisintetik morfin, dan

– Senyawa sintetik yang berefek seperti

morfin.

Golongan obat analgesik opioid dpt

menimbulkan adiksi/ketergantungan

Page 92: Farmakologi 1

• Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :

• Analgesik opioid / analgesik

narkotika Analgesik opioid

merupakan kelompok obat yang

memiliki sifat-sifat seperti opium atau

morfin. Golongan obat ini terutama

digunakan untuk meredakan atau

menghilangkan rasa nyeri.

– Obat yang berasal dari opium-morfin,

– Senyawa semisintetik morfin, dan

– Senyawa sintetik yang berefek seperti

morfin.

Page 93: Farmakologi 1

• Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :

• Analgesik opioid / analgesik narkotika

Analgesik opioid merupakan kelompok obat

yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau

morfin. Golongan obat ini terutama digunakan

untuk meredakan atau menghilangkan rasa

nyeri.

– Obat yang berasal dari opium-morfin,

– Senyawa semisintetik morfin, dan

– Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.Tetap

Page 94: Farmakologi 1

– semua analgesik opioid menimbulkan

adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk

mendapatkan suatu analgesik yang ideal

masih tetap diteruskan dengan tujuan

mendapatkan analgesik yang sama kuat

dengan morfin tanpa bahaya adiksi.

• Ada 3 golongan obat ini yaitu :

Analgesik lainnya, Seperti golongan

salisilat seperti aspirin, golongan para

amino fenol seperti paracetamol, dan

golongan lainnya seperti ibuprofen, asam

mefenamat, naproksen/naproxen dan

banyak lagi.

Page 95: Farmakologi 1

GOLONGAN NSAID (OAINS)ASAM KARBOKSILAT

Asam Salisilat

Asam Propionat

Asam Fenil Asetat

Asam Mefenamat

Asam Karbo Heterosiklik

ASAM ENOLAT

Pyrazolone

Oksikam

NON-ACIDIC

Page 96: Farmakologi 1

MEKANISME KERJA

Menghambat kerja enzim

siklooksigenase-2 (Cox-2) sehingga tidak

terbentuk prostaglandin sebagai

penyebab nyeri atau inflamasi

Page 97: Farmakologi 1

PROSES INFLAMASI :

Ketika ada rangsangan/stimulus (kimia,

mekanik) yang menyebabkan terjadinya

kerusakan pada selaput membran sel maka

leukosit mengeluarkan enzim lisosomal

sehingga terjadi mobilisasi dari fosfolipid, dan

terjadilah pelepasan asam arachidonat

(prekussor eicosinoid, asam lemak). Adanya

enzim siklooksigenase-2 (Cox-2) mampu

mengubah as. arachidonat menjadi

PROSTAGLANDIN yang menyebabkan

terjadinya INFLAMASI atau PERADANGAN.

Page 98: Farmakologi 1

SINTESA

Jika membran sel mengalami kerusakan,

maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk

mengubah fosfolipida yang terdapat di

jaringan menjadi asam arachidonat

(asam lemak takjenuh) kemudian oleh

enzim siklooksigenase diubah menjadi

asam endoperoksida dan menjadi

PROSTAGLANDIN

Page 99: Farmakologi 1

• Mekanisme nyeri secara sederhana

dimulai dari transduksi stimuli akibat

kerusakan jaringan dalam saraf sensorik

• menjadi aktivitas listrik kemudian

ditransmisikan melalui serabut saraf

bermielin A delta dan saraf tidak bermielin

C ke

• kornu dorsalis medula spinalis, talamus,

dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut

dipersepsikan dan didiskriminasikan

Page 100: Farmakologi 1

• sebagai kualitas dan kuantitas nyeri

setelah mengalami modulasi sepanjang

saraf perifer dan disusun saraf pusat.

• Rangsangan yang dapat

membangkitkan nyeri dapat berupa

rangsangan mekanik, suhu (panas atau

dingin) dan agen

• kimiawi yang dilepaskan karena

trauma/inflamasi.

Page 101: Farmakologi 1

• Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan

onset, akut atau kronik. Nyeri akut

biasanya berkaitan dengan kerusakan

• jaringan akut yang durasinya antara

beberapa jam sampai beberapa hari.

Biasanya intensitasnya tajam, lebih

terlokalisir,

• dirasakan selama kelainan patologik

masih ada di jaringan. Setelah periode

penyembuhan, reseptor nyeri segera pulih

Page 102: Farmakologi 1

• dengan nilai ambang stimulus yang

normal. Nyeri kronik timbul setelah

proses akut membaik atau berkaitan

dengan

• jejas non spesifik. Nyeri ini menetap

lebih dari tiga bulan. Intensitasnya

lebih tumpul namun sensasinya terus

menerus.

Page 103: Farmakologi 1

• Berdasar patofisiologinya nyeri

dibedakan menjadi nyeri nosiseptif

yang timbul akibat stimulasi reseptor

nyeri yang

• berasal dari organ visceral atau

somatik. Stimulus nyeri berkaitan

dengan inflamasi jaringan, deformasi

mekanik, injuri

Page 104: Farmakologi 1

• yang sedang berlangsung atau

destruksi. Nyeri neuropatik berasal dari

suatu proses pada sistem saraf sentral

maupun

• perifer. Misal neuropati diabetika,

neuralgia trigeminal, neuralgia paska

herpes.

• Nyeri psikologik timbul sebagai reaksi

konversi seperti gangguan somatisasi

dan reaksi histeri. Nyeri campuran atau

Page 105: Farmakologi 1

• nonspesifik biasanya dipandang sebagai

nyeri dengan mekanisme yang tidak

diketahui atau dicurigai mempunyai

• mekanisme yang bermacam-macam.

Contoh nyeri kepala rekuren.

• Nosiseptor : serabut syaraf yang

mentransmisikan nyeri

Page 106: Farmakologi 1

• Skala nyeri

Page 107: Farmakologi 1
Page 108: Farmakologi 1

10

8

Page 109: Farmakologi 1
Page 110: Farmakologi 1
Page 111: Farmakologi 1
Page 112: Farmakologi 1
Page 113: Farmakologi 1

11

3

Page 114: Farmakologi 1

PENDAHULUAN

Obat gangguan SSP : Obat yangmempengaruhI fungsi susunan saraf pusat(otak dan sum-sum tulang belakang).Obat yang bekerja pada susunan sarafpusat (SSP) memperlihatkan efek yangsangat luas. Obat tersebut bekerja denganmerangsang (stimulan) atau menghambat(depresi) aktivitas SSP

Page 115: Farmakologi 1

PENGGOLONGAN

Golongan obat gangguan SSP :

1. Psikofarmaka2. Gangguan neurologis 3. Menghambat perasaan sakit4. Jenis obat vertigo dan obat migrain

Page 116: Farmakologi 1

PSIKOFARMAKA

Psikofarmaka atau obat psikotropik

adalah obat yang bekerja secara

selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP)

dan mempunyai efek utama terhadap

aktivitas mental dan perilaku,

digunakan untuk terapi gangguan

psikiatrik

Page 117: Farmakologi 1

Penggolongan Psikofarmaka :

a. Antipsikosis

b. Antidepresi

c. Antimania

d. Antiansietas

e. Antiinsomnia

f. Antipanik dan

g. Antiobsesif-kompulsif

Page 118: Farmakologi 1

a. Antipsikosis

Anti-psikosis disebut juga

neuroleptic, dahulu dinamakan major

transquilizer. Salah satunya adalah

chlorpromazine (CPZ) tahun 1951

Page 119: Farmakologi 1

Mekanisme Kerja

Memblokade /menghambat reseptor

dopamin dan juga dapat memblokade

reseptor kolinergik, adrenergik dan histamin

Page 120: Farmakologi 1

Antipsikosis

1. Golongan Fenotiazin

Chlorpromazin

Thioridazin

Trifluoperazin

Perfenazin

Flufenazin

2. Golongan Butirofenon

Halloperidol

Droperidol

Page 121: Farmakologi 1

Antipsikosis

3. Golongan Difenilbutil piperidin

Pimozide

4. Golongan Atypical

Risperidon

Page 122: Farmakologi 1

Obat Antipsikosis yang dijual dipasaran

: Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Largactil (Chlorpromazin)

(Thioridazin)

(Trifluoperazin)

(Perfenazin)

(Flufenazin)

Tablet 25,100mg,

inj

(Halloperidol)

(Droperidol)

(Pimozide)

(Risperidon)

Page 123: Farmakologi 1

Efek Samping

1. Extrapiramidal: distonia akut,

parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv

2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea

3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia

Page 124: Farmakologi 1

b. Antidepresi

Sinonim antidepresan adalah

thimoleptika atau psikik energizer.

Umumnya yang digunakan sekarang

adalah dalam golongan trisiklik

(misalnya imipramin, amitriptilin,

dothiepin dan lofepramin)

Page 125: Farmakologi 1

Mekanisme kerja

Memblokade reuptake dari noradrenalin

dan serotonin yang

menuju neuron presinaps.

Setiap mekanisme kerja dari

antidepresan melibatkan modulasi pre

atau post sinaps atau disebut respon

elektrofisiologis

Page 126: Farmakologi 1

1.Trisiklik (TCA)

Amitriptilin

Imipramin

2.Selective Serotonin Reuptake Inhibitor

(SSRI)

Sentralin

Fluvoxamin

Fluoxetin

Paroxetin

Page 127: Farmakologi 1

3. Mono Amin Oxydase Inhibitor(MAOI)

Moclobemide

4. Atypical

Mianserin

Trazodon

Maprotilin

Page 128: Farmakologi 1

Obat Antidepresi yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

(Amitriptilin)

(Imipramin)

(Sentralin)

(Fluvoxamin)

(Fluoxetin)

(Paroxetin)

(Moclobemide)

(Mianserin)

(Trazodon)

(Maprotilin)

Page 129: Farmakologi 1

Efek Samping

Trisklik dan MAOI :

antikolinergik(mulut kering, retensi urin,

penglihatan kabur, konstipasi, sinus

takikardi) dan antiadrenergik (perubahan

EKG, hipotensi

SSRI : nausea, sakit kepala

MAOI : interaksi tiramin

Page 130: Farmakologi 1

Obat Antimania

Sinonim antara lain mood modulators,

mood stabilizers dan antimanik. Dalam

membicarakan obat antimania yang

menjadi

acuan adalah litium karbonat.

Page 131: Farmakologi 1

Obat antimania

1 Litium karbonat

2 Haloperidol

3 Karbamazepin

Page 132: Farmakologi 1

Obat Antimania yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

(Litium karbonat)

(Haloperidol )

(Karbamazepin)

Page 133: Farmakologi 1

Mekanisme kerja

Efek antimania lithium disebabkan oleh

kemampuannya mengurangi

”dopaminereseptor supersensitivity”

meningkatkan ”cholinergic muscarinic

activity” dan menghambat ” cyclic AMP”

(adenosine monophospat)

Page 134: Farmakologi 1

Efek samping

Mulut kering, haus, gastrointestinal distress

(mual, muntah, diare feses lunak),

kelemahan otot, poliuria, tremor halus (fine

tremor, lebih nyta pada pasien

usia lanjut dan penggunaan bersamaan

dengan neuroleptika dan antidepresan)

Page 135: Farmakologi 1

Antiansietas

Obat anti-ansietas mempunyai beberapa

sinonim, antara lain psikoleptik,

transquilizer minor dan anksioliktik.

Dalam membicarakan obat antiansietas

adalah diazepam atau klordiazepoksid

Page 136: Farmakologi 1

Obat antiansietas

1. Diazepam

2. Klordiazepoksoid

3. Lorazepam

4. Clobazam

5. Brumazepin

Page 137: Farmakologi 1

Obat antiansietas

6. Oksazolom

7. Klorazepat

8. Alprazolam

9. Prazepam

10. Sulpirid

11. Buspiron

Page 138: Farmakologi 1

Obat Antiansietas yang dijual dipasaran

: Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Diazepam

Klordiazepoksoid

Lorazepam

Clobazam

Brumazepin

Page 139: Farmakologi 1

Obat Antiansietas yang dijual dipasaran

: Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Oksazolom

Klorazepat

Alprazolam

Prazepam

Sulpirid

Buspiron

Page 140: Farmakologi 1

Mekanisme kerja

Obat antiansietas benzodiazepine yang

bereaksi dengan reseptornya akan

menghambat aksi reseptor GABA neuron,

sehingga hiperaktivitas tersebut mereda.

Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitas dari

system limbic yang terdiri dari dopaminergic,

nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan

oleh GABA ergic yang merupakan suatu

inhibitory neurotransmitter..

Page 141: Farmakologi 1

Efek samping

Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan

berkurang, kinerka psikomotor menurun,

kemampuan kognitif melemah)

Relaksasi otot ( rasa lemas, cepat lelah

dan lain-lain)

Page 142: Farmakologi 1

e. Antiinsomnia

Sinonimnya adalah hipnotik,

somnifacient, atau hipnotika. Obat

acuannya adalah fenobarbital.

Page 143: Farmakologi 1

Obat antiinsomnia

1. Fenobarbital

2. Nitrazepam

3. Triazolam

4. Estazolam

5. Chloral hydrate

Page 144: Farmakologi 1

Obat Antiinsomnia yang dijual dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Fenobarbital

Nitrazepam

Triazolam

Estazolam

Chloral hydrate

Page 145: Farmakologi 1

Mekanisme kerja

Obat antiinsomnia bekerja pada reseptor

BZ1 di susunan saraf pusat yang

berperan dalam memperantarai proses

tidur.

Page 146: Farmakologi 1

Efek samping

Supresi SSP pada saat tidur

Rebound Phenomen

Disinhibiting efect yang menyebabkan

perilaku penyerangan dan ganas pada

penggunaan golongan benzodiazepine

dalam waktu yang lama

Page 147: Farmakologi 1

f. Antipanik

Dalam membicarakan antipanik yang

menjadi obat acuan adalah imipramin

Page 148: Farmakologi 1

Obat Antipanik

1. Imipramin

2. Clomipramin

3. Alprazol

Page 149: Farmakologi 1

Obat Antiinsomnia yang dijual

dipasaran :

Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

Imipramin

Clomipramin

Alprazol

Page 150: Farmakologi 1

Mekanisme kerja

Sindrom panik berkaitan dengan

hipersensitivitas dari serotonic reseptor di

SSP.

Mekanisme kerja obat antipanik adalah

menghambat reuptake serotonin pada

celah sinaptik antar neuron

Page 151: Farmakologi 1

Efek samping obat

Mengantuk, sedasi, kewaspadaan

berkurang

Neurotoksik

Page 152: Farmakologi 1

g. Antiobsesif-kompulsif

Obat anti obsesi kompulsi yang

menjadi acuan adalah klomipramin.

digolongkan menjadi :

1. Obat anti obsesi kompulsi trisiklik,

contoh klomipramin

2. Obat anti obsesi kompulsi SSRJ,

contoh sentralin, paroksin,

flovokamin, fluoksetin

Page 153: Farmakologi 1

Obat Antiobsesi kompulsi yang dijual

dipasaran :Nama Obat Bentuk Sediaan Pabrik

klomipramin

klomipramin

paroksin

flovokamin

fluoksetin

Page 154: Farmakologi 1

Mekanisme kerja

Menghambat re-uptake neurotransmitter

serotonin sehingga gejala mereda

Page 155: Farmakologi 1

15

5

Page 156: Farmakologi 1

Obat OtonomSusunan sistem saraf manusia tersusun dari

sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan

sumsum tulang belakang.

Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf

somatis dan sistem saraf otonom.

Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf

simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

Page 157: Farmakologi 1

Obat perangsang simpatik adalah adrenergik,simpatomimetik atau agonis adrenergik

Obat penghambat simpatik adalah simpatolitik atauantiadrenergik

Obat perangsang parasimpatik adalah kolinergik,parasimpatomimetik atau agonis kolinergik

Obat penghambat parasimpatik adalahparasimpatolitik atau antikolinergik

Page 158: Farmakologi 1

Sistem Saraf SimpatisFungsi dari sistem saraf simpatik adalah

sebagai berikut.

• Mempercepat denyut jantung

• Memperlebar pembuluh darah

• Relaksasi bronkus

• Mempertinggi tekanan darah

• Memperlambat gerak peristaltis

• Memperlebar pupil

• Menurunkan sekresi ludah

Page 159: Farmakologi 1

Sistem Saraf Parasimpatis

Sistem saraf parasimpatik memiliki

fungsi yang berkebalikan dengan fungsi

sistem saraf simpatik. Misalnya pada

sistem saraf simpatik berfungsi

mempercepat denyut jantung, sedangkan

pada sistem saraf parasimpatik akan

memperlambat denyut jantung

Page 160: Farmakologi 1

Sel Saraf (Neuron) dan Impuls

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang

disebut neuron. Neuron bergabung

membentuk suatu jaringan untuk

mengantarkan impuls (rangsangan).

Satu sel saraf tersusun dari badan sel,

dendrit, dan akson.

Page 161: Farmakologi 1
Page 162: Farmakologi 1

1. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang

paling besar dari sel saraf Badan sel

berfungsi untuk menerima rangsangan dari

dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada

badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma,

mitokondria, sentrosom, badan golgi,

lisosom, dan badan nisel. Badan sel

merupakan kumpulan retikulum endoplasma

tempat transportasi sintesis protein.

Page 163: Farmakologi 1

2. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan

bercabang-cabang. Dendrit merupakan

perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi

untuk menerima dan menghantarkan

rangsangan ke badan sel.

Page 164: Farmakologi 1

3. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut

sel saraf panjang yang merupakan perjuluran

sitoplasma badan sel. Di dalam neurit

terdapat benang-benang halus yang disebut

neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh

beberapa lapis selaput mielin yang banyak

mengandung zat lemak dan berfungsi untuk

mempercepat jalannya rangsangan

Page 165: Farmakologi 1

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang

diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,

kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat

juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa

elektrik yang menjalari serabut saraf.

Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.

a. Perubahan dari dingin menjadi panas.

b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada

kulit menjadi ada tekanan.

c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh

hidung.

Page 166: Farmakologi 1

Neurotransmitter ada dua macam :

1. NT untuk saraf simpatik adalah norepinefrin (NE)

2. NT untuk saraf parasimpatik adalah asetilkholin(Ach)

Page 167: Farmakologi 1

1. Adrenergik

a. Bekerja Langsung

Obat Khasiat

Fenileprin Dekongestan

Klonidin Penurun Tekanan Darah

Dobutamin Meningkatkan Kerja Jantung

Isoproterenol Meningkatkan Kerja Jantung & Bronkodilator

Albuterenol Bronkodilator

Terbutelin Bronkodilator

Metoproteronol Bronkodilator

Page 168: Farmakologi 1

b. Bekerja tidak Langsung

Mendorong pengeluaran NE dari tempatpenyimpanannya seperti amfetamin danmetilphenidat (keduanya sebagai antidefresan)

2. Obat Antiadrenergik

Berkerja melalui penghambatan terhadap reseptoradrenergik.

a. α 1 bloker : terapi hipertensi (vasodilatasi pembuluhdarah) ; prazosin, terazosin dan doxazosin

Page 169: Farmakologi 1

b. ß bloker untuk terapi hipertensi (mengurangifrekuensi dan kekuatan denyut jantung) ; atenolol,metoprolol, propanolol, nadolol dan pindolol

Page 170: Farmakologi 1

3. Kolinergik

a. Bekerja Langsung

Langsung berinteraksi dgn reseptor muskarinik untukmenghasilkan efek kolinergik.

Contohnya : bethanekol (terapi retensi urin akibattindakan pembedahan atau gangguan neurogenikkandung kemih)

Page 171: Farmakologi 1

17

1

Page 172: Farmakologi 1

INTERAKSI OBAT - OBAT

• Interaksi Obat terjadi karena kerja atau

efek obat yang berubah atau

mengalami modifikasi akibat interaksi

dengan satu atau lebih obat.

• Inkompatibilitas Obat adalah reaksi

kimia atau fisik yang terjadi antara dua

obat atau lebih dalam keadaan invitro.

Page 173: Farmakologi 1

INTERAKSI FARMAKOKINETIK

A. Absorpsi

Minum ≥ 2 obat, maka laju absorpsi obat

dapat berubah :

• Memperpendek atau

memperpanjang waktu

pengosongan lambung

• Mengubah pH lambung

• Membentuk kompleks obat

Page 174: Farmakologi 1

• ↑ pengosongan lambung (Laksatif) » ↑

motilitas GI » ↓ absorpsi obat (banyak

diabsorpsi di usus kecuali barbiturat,

salisilat, teofilin)

• ↓ pengosongan lambung (narkotika &

antikolinergik) » ↓ motilitas GI » ↑ absorpsi

• ↓ pH lambung » obat asam lemah (aspirin)

cepat diabsorpsi

• ↑ pH lambung (antasida) » absorpsi aspirin

menurun

Page 175: Farmakologi 1

• Obat dapat bereaksi secara kimiawi »

tetrasiklin dgn ion logam berat (Ca,

Mg, Al, Fe) » membentuk kompleks »

tetrasiklin tdk diabsorpsi.

Page 176: Farmakologi 1

B. Distribusi

Minum 2 ≥ yg berikatan dgn albumin »

plasma » terjadi ↓ pengikatan pd salah

satu atau kedua obat » ↑ obat bebas dlm

plasma » ↑ kerja obat » toksisitas obat.

Page 177: Farmakologi 1

C. Metabolisme & Biotransformasi

Barbiturat (Fenobarbital) » ↑ induksi

enzim hati » ↑ metabolisme penghambat

reseptor beta (Propanolol) » ↑ eleminasi

obat & ↓ kons. Obat dlm plasma.

Simetidin » ↓ enzim hati » ↓ metabolisme

teofilin dlm plasma » efek toksik.

Page 178: Farmakologi 1

D. Ekskresi

Obat ↑ atau ↓ ekskresi ginjal »

mempunyai efek ekskresi » obat lain.

Obat ↓ curah jantung » ↓ aliran darah ke

ginjal » ↓ filtrasi glomerulus » ↓ ekskresi

obat.

Antiaritmia (Quinidin) ↓ ekskresi

digoksin » ↑ digoksin dlm plasma »

toksik

Page 179: Farmakologi 1

Obat gout (Probenesid) » ↓ ekskresi

penisilin » bersaing » reabsorpsi

penisilin » tubulus ginjal.

Antasida ↑ pH urin (basa) » ↑ ekskresi

obat asam lemah (aspirin & barbiturat)

Page 180: Farmakologi 1

INTERAKSI FARMAKODINAMIK• Dapat menimbulkan efek adiktif,

sinergis, antagonis.

• Adiktif : efek dua kali lipat

• Sinergis : lebih besar dari dua kali lipat

• Antagonis : efek dari salah satu atau

kedua obat menurun.

Page 181: Farmakologi 1

Efek Obat Adiktif

Diinginkan : diuretik + penghambat reseptor

beta » Hipertensi

Diinginkan » analgesik + aspirin + codein » ↑

analgesik

Tdk diinginkan » 2 vasodilator » hidralazin

(hipertensi) + nitrogliserin (angina) »»

hipotensi berat

Tdk diinginkan » aspirin + alkohol »

pendarahan lambung

Page 182: Farmakologi 1

Efek Obat Sinergis

• Diinginkan » Meperidin (analgesik

narkotik) + prometazin (antihistamin) »

prometazin » ↑ efek meperidin.

• Tdk diinginkan » alkohol + obat

hipnotik-sedatif (klordiazepoksid atau

diazepam »» ↑ penekanan SSP.

Page 183: Farmakologi 1

Efek Obat Antagonis

• Perangsang adrenergik beta

(isoproterenol) + penghambat reseptor

beta (propanolol) »» saling

meniadakan

Page 184: Farmakologi 1

INTERAKSI OBAT - MAKANAN

• Tetrasiklin + antasida atau susu »» ↓

efek tetrasiklin

• Nitrofurantoin (antiinfeksi),

penghambat reseptor beta

(metoprolol), antilipidemik

(lovastatin) + makanan »» ↑

absorpsi obat

Page 185: Farmakologi 1
Page 186: Farmakologi 1

18

6

ANTIMIKROBA

Page 187: Farmakologi 1

Antimikroba harus memiliki sifattoksisitas selektif artinya bahwaantimikroba tersebut harus bersifattoksik untuk mikroba tetapi tidaktoksik terhadap hospes.

- Bakteriostatik

- Bakterisid

Page 188: Farmakologi 1

Spektrum Aktivitas AM

1. Spektrum Sempit

Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah isoniazidyang hanya aktif pada mikobakteria.

2. Spektrum Sedang

Ampisilin efektif pada bakteri gram positif dan beberapagram negatif.

3. Spektrum Luas

Kloramfenikol dan Tetrasiklin efektif pada spesiasmikroba secara luas. Pemberian AM ini dapat merubahflora normal bakteri dan menimbulkan superinfeksi,contohnya kandida yang perkembangannya dipengaruhioleh adanya mikroorganisme lainnya.

Page 189: Farmakologi 1

Mekanisme Kerja AM

1. Mengganggu Metabolisme Sel Mikroba

AM: Sulfonamid, Trimetoprin, Asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon.

2. Menghambat Sintesis Dinding Sel Mikroba

AM: Penisilin, Sefalosporin, Basitrasin, Vankomisindan Sikloserin.

3. Mengganggu Permeabilitas Membran Sel Mikroba

AM: Polikmisin, Golongan Polien dan AMkemoterapeutik.

Page 190: Farmakologi 1

Mekanisme Kerja AM

4. Menghambat Sintesis Protein Sel MikrobaAM: Aminoglikosida, Makrolaid, Linkomisin,Tetrasiklin dan Kloramfenikol.

5. Menghambat Sintesis atau Merusak Asam NukleatSel mikroba

AM: Rifampisin dan Golongan Kuinolon.

Page 191: Farmakologi 1

Resistensi Antimikroba

Resisten dapat diartikan sebagai tidak berpengaruhnyaAM terhadap pertumbuhan mikroba pada kadarmaksimum.

1. Resistensi Genetik

a. Mutasi Spontan

Pada keadaan ini sel hasil mutasi dapat bereplikasi danmentransmisikan sifat-sifat pada sel anaknya sehinggatimbul strain yang resisten, contohnya strain Mycobacterium tuberculosis resisten terhadap rifampisin(tunggal).

Page 192: Farmakologi 1

b. Resistensi Obat Karena Transfer DNA

Kondisi ini ditandai dengan adanya transfer DNA darisatu organisme ke organisme lainnya. Faktor Rekstrakromosomal ini masuk ke dalam sel melaluiproses transformasi , transduksi dan konyugasi bakteri.

2. Mekanisme Resistensi

a. Modifikasi Tempat Target

Perubahan tempat target melalui mutasi dapat

menimbulkan resistensi misalnya pada pengikatan protein

oleh penisilin pada S. aureus yang resisten terhadap

metisilin.

Page 193: Farmakologi 1

b. Menurunkan AkumulasiHal ini terjadi karena adanya penurunan

penetrasi AB sehingga obat tersebut tidak sampai pada tempat terget karena adanya lapisan lipopolisakarida atau dengan adanya siklus efluks sehingga organisme terlindungi.

c. Inaktivasi Oleh Enzim

Adanya enzim –laktamase akan menghancurkan penisilin dan sefalosporin serta asetiltransferase dapat mengubah kloramfenikol menjadi lebih aktif.

Page 194: Farmakologi 1

A. Umur

Neonatus dan manula untuk pemberian AM harus disesuaikan dengan keadaannya masing-masing. Ini disebabkan pada neonatus organ tua system tubuhnya belum berkembang sempurna dan pada manula terjadi kemunduran fungsi organ sehingga dapat timbul efek toksik.

B. Kehamilan

Pada ibu hamil pemberian obat AM harus melalui pertimbangan yang seksama karena kemungkinan timbulnya efek pada fetus tergantung pada daya obat menembus sawar uri serta usia janin. Pemberian streptomisin pada kehamilan tua dapat berefek ketulian pada bayi dan pada trisemester pertama dapat menimbulkan teratogenik.

Farmakodinamik dan Farmakokinetik

Page 195: Farmakologi 1

C. GenetikFaktor genetik dapat menimbulkan efek berbeda terhadap

obat. Contohnya defesiensi enzim G6PD dapat menimbulkan hemolisis

pada pemberian sulfonamide, kloramfenikol, dapson dannitrofurantoin.

D. Keadaan Patologik Tubuh Hospes

Pemberian AM harus selalu memperhatikan kemungkinnan adanya gangguan fungsi dan sistem organ terutama hati dan ginjal. Sirosis hati dapat meningkatkan toksisitas tetrasiklin, memperpanjang waktu paruh eliminasi linkomisin sehingga menimbulkan bahaya toksik sedangkan pada insufisiensi ginjal dapat menimbulkan intoksikasi terutama pada streptomisin dan kanamisin.

Page 196: Farmakologi 1

1. Reaksi Alergi

Reaksi ini sangat berkaitan dengan sistem imun individu, dimana penentuan reaksi alergi sukar ditentukan karena orang yang pernah mengalami reaksi alergi dengan penisilin tidak selalu reaksi ini pada pemberian berulang sebaliknya orang tidak memiliki riwayat alergi dapat terserang alergi pada pemberian berulang.

2. Reaksi Idiosinkrasi

Gejala ini adalah reaksi abnormal yang diturunkan secara genetik pada AM tertentu. Sekitar 10% orang kulit hitam mengalami anemia hemolitik berat bila mendapat primakuin (kekurangan enzim G6PD)

3. Reaksi Toksik

Efek toksik dapat ditimbulkan oleh semua jenis AM terhadap hospes. Misalnya golongan tetrasiklin yang dapat mengganggu pertumbuhan jaringan tulang, termasuk gigi akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium-ortofosfat.

Efek Samping

Page 197: Farmakologi 1

a. Dosis Kurang

Dosis Penisilin G untuk pengobatan meningitis oleh pneumokokus jauh lebih tinggi di bandingkan dosis untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah walaupun oleh kuman yang sama.

b. Masa Terapi Kurang

Para ahli kebanyakan melakukan individualisasi masa terapi yang disesuaikan dengan tercapainya respon klinik yang di kehendaki.Tetapi untuk penyakit faringitis (S. pyogenes),osteomielitis,endokarditis,lepra dan tuberculosis paru tetap di pertahankan masa terapi yang walau efek klinis cepat terlihat

Kegagalan Terapi

Page 198: Farmakologi 1

c. Kesalahan Penetapan Etilogi.

Pemberian AM pada peningkatkan suhu badan tidaklahbermanfaat karena bukanlah keharusan bahwa demamdisebabkan oleh kuman,virus,jamur dan lain-lain.

d. Faktor Farmakokinetik

Bagian tubuh ada yang bisa ditembus oleh AM dan ada

yang tidak bisa di tembus AM.Antiseptik traktus urinarus

(nitrofurantion, asam nalidiksat ) hanya efektif untuk

infeksi saluran kemih dan tidak mencapai kadar terapeutik

pada infeksi pada organ lain.

Page 199: Farmakologi 1

e. AM Kurang Tepat

Seorang klinikus harus dapat mengetahui jenis AM yang secara klinik efektif pada suatu kuman tertentu, misalnya infeksi oleh S. Faecalis ialah ampisilin, walaupun secara in vitro kuman tsb sensitive juga pada Gentamisin dan Sefamandol.

f. Faktor Pasien

Buruknya pertahanan tubuh pasien adalah salah satu penyebab AM, contohnya AIDS yang dapat mengganggu mekanisme pertahanan badan.

Page 200: Farmakologi 1

Indikasi KlinikPenggunaan AM di tentukan berdasarkan indikasinya dengan

beberapa pertimbangan :

A Efek yang di timbulkan oleh adanya mikroba dalam tubuh hospesdan bukan semata karena kehadiran mikroba tersebut.

B Efek terapi AM karena kerja AM terhadap biomekanisme danbukan pada tubuh hospes.

C. AM bukan obat penyembuh tetapi hanya menyingkatkan waktuhospes untuk sembuh dari penyakit infeksi.

Infeksi ringan tidak perlu segera mendapatkan AM karenamenunda pemberian AM akan merangsang mekanisme kekebalantubuh tetapi pada infeksi berat bila telah berlangsung dalambeberapa waktu lamanya maka perlu mendapatkan terapi AM.

Page 201: Farmakologi 1

Kombinasi AM

1. Pengobatan Infeksi Campuran

infeksi pascabedah abdominal sering disebabkanoleh kuman anaerob (AM metronidazol,klindamisin) dan kuman aerob (AM gentamisin)

2. Pengobatan Awal Infeksi Berat

infeksi septisemia, meningitis purulenta, dll.

kombinasi diperlukan dgn segera karnaketerlambatan dapat membahayakan pasiensedangkan kuman penyebab belum diketahui

Page 202: Farmakologi 1

3. Mendapatkan efek sinergi

sinergisme terjadi bila kombinasi menghasilkan efek yg lebih besar dari kedua AM,

infeksi Pseudomonas pd pasien neutropenia diberikan : aminoglikosida & karbenisilin

4. Memperlambat resistensi

bila mutasi merupakan mekanisme timbulnya resistensi maka kombinasi AM merupakan cara memperlambat resistensi

Page 203: Farmakologi 1