fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/skripsi...

158
IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBINAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER INDUSTRI DI KABUPATEN LEBAK TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu sosial dan Politik pada Konsentrasi Kebijakan publik Program studi Ilmu Administrasi Publik Oleh: NENDI RINALDI NIM: 6661112143 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2018

Upload: duongdat

Post on 16-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBINAAN INDUSTRI KECIL

MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER

INDUSTRI DI KABUPATEN LEBAK TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu sosial dan Politik pada Konsentrasi Kebijakan publik

Program studi Ilmu Administrasi Publik

Oleh:

NENDI RINALDI

NIM: 6661112143

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

2018

Page 2: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada
Page 3: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada
Page 4: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada
Page 5: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

ABSTRAK

Nendi Rinaldi. NIM 6661112143. Skripsi. Impelementasi, Program Industri

Kecil Menengah tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak. Konsentrasi

Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan AgengTirtayasa. Pembimbing I:

Listyaningsih, S.Sos.,M.Si Pembimbing II: YeniWidyastuti, S.Sos., M.Si

Latar belakang masalah penelitian ini yaitu Program Pembinaan dan Pelatihan tidak

mencakup seluruh unit usaha IKM, kegiatan pemasaran terkendala akses, bantuan

pengembangan kegiatan usaha masih sangat terbatas, tidak ada laporan terkait

perkembangan usaha, dan struktur birokrasi antar dinas tidak berjalan optimal dalam

pembinaan IKM. Fokus penelitian ini adalah Implementasi Program IKM tentang

Klaster Industri di Kabupaten Lebak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

tingkat Implementasi Program IKM gula aren tentang Klaster Industri di Kabupaten

Lebak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian

adalah Masyarakat Pelaku Usaha (Kelompok UMKM). Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori Implementasi George C. Edward III. Dalam

mengumpulkan data yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner, observasi, dan

wawancara. Dalam menganalisis data digunakan uji hipotesis t-test satu sampel.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa tingkat

Implementasi Program IKM di Kabupaten Lebak berjalan baik, karena hasil

perhitungan diperoleh 71,98% dari angka minimal 65%. Yang artinya Implementasi

Program IKM di Kabupaten Lebak sudah cukup baik walaupun masih ada hal yang

harus dibenahi. Saran peneliti untuk mencapai tingkat implementasi program IKM

yang signifikan dengan cara pemberian bantuan baik peralatan pendukung kegiatan

usaha dan akses permodalan, peningkatan sarana dan prasarana dalam kegiatan

pembinaan program IKM, dan Pemberian penghargaan bagi Pelaku usaha yang

usahanya berkembang dan bagi Pegawai Pelaksana Program IKM.

Kata kunci : Implementasi, program indusri kecil menengah

Page 6: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

ABSTRACT

NendiRinaldi. NIM 6661112143. Thesis.Implementation of Program Medium

and Small of Industry about IndustryKlaster in Lebak Regency. Concentration

in Public Policy, Public Administration of Science Program, Fakultas of Social

and Political Science, University of Sultan AgengTirtayasa. Advisor I:

Listyaningsih, S.Sos.,M.Si Advisor II: YeniWidyastuti, S.Sos., M.Si

The background to the problem of this research isProgram for Guiding And Training

it’s not cover all unit business small medium of industry, marketing effortconstrained

access, business development assistance is still very limited, there are no reports

related to business development, and inter-agency bureaucracy structures do not run

optimally in guiding IKM, The focus of this research is Implementation of IKM

Program on Industrial Cluster in Lebak District. The purpose of this research is to

know the level of Implementation of IKM Program plam sugar on Industrial Cluster

in Lebak Regency.This research uses descriptive quantitative method.The subject of

the research is Community Business Actor (UMKM Group).The theory used in this

research is the theory of Implementation George C. Edward III.In collecting data is

by distributing questionnaires, observations, and interviews.In analyzing the data

used hypothesis test t-test one sample.Based on the research that has been done

shows that the level of Implementation of IKM Program in Lebak District runs

well,because the calculation results obtained 71.98% of the minimum 65%.Which

means Implementation of IKM Program in Lebak Regency is good enough although

there are still things that must be addressed.The researcher's suggestion is to reach

the level of implementation of the IKM program which is significant by giving the aid

of both supporting equipment of business activity and access of capita, improvement

of facilities and infrastructure in IKM program development activities, and Granting

awards to business actors whose business is growing and for IKM Program

Implementing Officers.

Keywords : Implementasi, Small Medium Industry Program

Page 7: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

“why sunset is more colourful than sunrise? It’s an irony

of life saying. Sometimes goodthings happen in goodbyes”.

“mengapa matahari terbenam lebih berwarna dibanding

matahari terbit ? sebuah ironi kehidupan mengatakan.

Terkadang hal yang baik terjadi di saat perpisahan”.

-Sapei Abdulah & Ikram Wahdi

Page 8: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya panjatkan puji syukur kehadirat bagi ALLAH SWT, yang

telah melimpahkan karunia, rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya sebagai

peneliti untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul“Implementasi

Program Pembinaan industri Kecil menengah Gula Aren Tentang klaster industri Di

Kabupaten Lebak Tahun 2017”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan

kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, dan para pengikutnya sampai akhir

zaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelengkapan

dalam menempuh ujian skripsi strata 1 (S-1), pada program studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Banten.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa skripsi penelitian yang saya tulis ini

masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna baik teknik penyusunan

penulisan maupun isi dari materi yang disajikan, hal ini disebabkan tiada lain oleh

keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu sebagai penulis

mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk dapat memberikan

input kepada saya sebagai penulis untuk dapat membuat karya tulis yang lebih baik.

Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik apabila tidak

mendapat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik moril

Page 9: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

ii

maupun materil untuk kelancaran skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu maka

penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr.,Drs. Sholeh Hidayat, M.pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati,S.Sos. M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukroman, M.Si Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho,S.Sos, M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Listyanigsih. S.Sos M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

sekaligus dosen pemmbimbing I yang membimbing dan membantu peneliti

dalam menyusun skripsi, terimakasih atas arahan dan pembelajaranya

7. Ibu Arenawati, M.Si., Sekertaris Program Studi Ilmu Adminstrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Yeni Widyastuti M,Si., Dosen pembimbing II yang dengan sabar

memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam menyusun skripsi ini.

Page 10: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

iii

9. Para dosen dan staff TU Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terimakasih atas segala

bantuannya.

10. Keluarga tercinta Mamah, Bapak beserta adik-adik yang dengan penuh kasih

sayang telah memberikan dorongan baik bersifat moril maupun materil,

terimakasih atas yang telah kalian berikan.

11. Untuk Mulpianah yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada

saya serta kepedulian dan perhatiannya.

12. Untuk sahabat saya Kerin Meininda, Mega Suci Lestari, S.Pd, Rio Zenero, Tri

Uttami Dewi yang selalu terus memberikan semangat dan hari-hari yang

penuh tawa setiap bertemu serta memberikan masukan dan dukungannya

13. Untuk Teman seperjuangan Danang, Dodi, Sagita, Shella, Gesti, Kantina,

Krisna yang selalu menghibur dan tertawa saat bersama.

14. Untuk Kawan-kawan Civil Society Ikram Wahdi, Sapei Abdulah dan kawan-

kawan lainnya yang selalu menghibur dan memberikan motivasi ketika

bersama-sama yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

15. Untuk Kekey dan Tommy yang telah memberikan dukungan dan semangat

yang tinggi terhdap peneliti

16. Untuk kawan-kawan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Publik Angkatan

2011 Non Reguler serta Administrasi Publik 2011 Reguler yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu saya ucapkan terimakasih.

Page 11: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

iv

17. Serta semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

penulis mengucapkan terima kasih.

Disadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga Skripsi ini

masih membutuhkan masukan kritik dan sarannya terhadap pembaca. Atas masukan,

kritik dan saraannya serta semua pihak yang membantu peneliti mengucapkan banyak

terima kasih.

Serang, Juni 2018

Penulis

Page 12: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

iv

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah........................................................................... 14

1.3 Batasan Masalah………………......................................................... 14

1.4 Rumusan Masalah............................................................................... 15

1.5 Tujuan Penelitian................................................................................ 15

1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................. 15

1.7 Sistematika Penulisan………………………………………………. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………….………………….. 21

2.1 Tinjauan Pustaka………….………………………………………... 21

2.1.1 Teori Implementasi………….………………………..……….. 21

2.1.2 Implementasi Kebijakan……....…...………....……………….. 22

2.1.3 Kemiskinan………………………………....………………… 31

Page 13: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

v

2.1.3.1 Penyebab Kemiskinan………………………………… 32

2.1.4 Program Penguatan Pemberdayaan Masyarakat …..…………. 33

2.1.5 Pemberdayaan Masyarakat…………………………………….. 34

2.1.6 Strategi Pemberdayaan……………………………………….... 42

2.2 Penelitian Terdahulu………………………………………………… 45

2.3 Kerangka Berpikir…………………………………………………… 48

2.4 Hipotesis Penelitian………...………………………………………... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………... 52

3.1 Metode Penelitian …………………………………………………… 52

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian..…………………………………... 53

3.3 Lokasi Penelitian…………………………………………………….. 53

3.4 Variabel Penelitian…………………………………………………... 53

3.4.1 Definisi Konsep……………………………………………… .. 53

3.5 Instrumen Penelitian…………………………………………………. 59

3.5.1 Uji Validitas, Reliabilitias dan Normalitas …………………….. 62

3.5.1.1 Uji Validitas ……………………………………………. 62

3.5.1.2 Uji Reliabilitas …………………………………………. 64

3.5.1.3 Uji Normalitas …………………………………………. 65

3.6.2 Jenis dan Sumber Data….……………………………………..... 66

3.6.2.1 Jenis Data ………………………………………………. 66

3.6.2.2 Sumber Data …………………………………………… 66

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 67

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………… 67

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data………………………………. 70

3.7.1 Teknik Pengolahan …………………………………………… 70

3.7.2 Teknik Analisis Data …………………………………………. 71

3.7.3 Jadwal Penelitian ……………………………………………… 72

Page 14: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

vi

BAB IV PEMBAHASAN…….…………………………………………. 73

4.1 Deskripsi Objek Penelitian …………………………………………. 73

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak…………………………… 73

4.2 Deskripsi Data………………………………………………………. 78

4.2.1 Identitas Responden…….…………………………………….. 79

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik …………………………………….. 113

4.3.1 Uji Validitas…………………………………………………… 113

4.3.2 Uji Realibilitas…………………………………………………. 115

4.3.3 Uji Normalitas………………………………………………… 116

4.3.4 Pengujian Hipotesis …………………………………………… 118

4.4 Interpretasi Hasil Penelitian…………………………………………. 121

4.5 Pembahasan…………………………………………………………. 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….. 136

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 136

5.2 Saran ………………………………………………………………… 137

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

vii

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel

Tabel 1.1 kondisi industri di Kabupaten Lebak tahun 2015……………………......... 7

Tabel 1.2 jumlah Unit Usaha Gula Aren di Kabupaten Lebak……………................. 11

Tabel 3.1 Tabel Skoring / Nilai (Negatif).................................................................. 61

Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha………………………….. 66

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Unit Usaha per Kecamatan……… 71

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian………………………………………………………… 74

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Lebak……………………. 75

Page 16: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuesioner

Lampiran Rencana Strategi Kab, Lebak ( Renstra )

Lampiran Kedudukan dan Susunan TUPOKSI Tata Kerja

Lampiran Surat Ijin Penelitian

Lampiran Daftar IKM Kab, Lebak

Lampiran Potensi Gula Aren di Kab, Lebak

Lampiran Uji Reliabilitas

Lampiran Tabel Uji Validitas SPSS

Lampiran Tabel excel kuantitatif

Lampiran Daftar Bimbingan

Lampiran Dokumentasi Lapangan

Lampiran Riwayat Hidup

Page 17: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang cepat dan dinamis

mendorong terjadinya globalisasi dunia. Globalisasi membawa perubahan terhadap

tatanan kerjasama dan persaingan bisnis serta peranan pemerintah diberbagai penjuru

dunia. Selain itu kegiatan ekonomi, perdagangan, dan investasi menjadi begitu

transparan dan mudah melewati batas geografis suatu negara. Perusahaan dan orang

mancanegara banyak melakukan perdagangan internasional atau yang sering disebut

perdagangan ekspor impor yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam harga

(faktor penawaran) serta pendapatan dan selera (faktor permintaan) antar Negara,

selain itu juga suatu negara sulit untuk dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhannya

tanpa kerjasama dengan negara lain dan adanya keterbatasan suatu negara untuk

menghasilkan atau memproduksi suatu barang dan jasa.

Perdagangan Internasional mempunyai nilai ekonomi yang penting, yang

sangat bermanfaat dan baik bagi perkembangan industri itu sendiri, bagi masyarakat

dan bagi pemerintah, yaitu diperoleh barang yang harganya lebih murah dan

kemungkinan dapat menjual keluar negeri dengan harganya lebih mahal sehingga

keuntungan yang diperoleh perusaan mengalami peningkatan, bagi masyarakat

sendiri dapat mengurangi tingkat pengangguran karena produktivitas dan lapangan

Page 18: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

2

kerja dan bagi Pemerintah dapat menambah cadangan devisa Negara. Dalam

menghadapi globalisasi dunia dan menyongsong era pasar bebas, pemerintah

berusaha memberikan sejumlah kemudahan dalam hal pemberian fasilitas yang

terkait dengan kegiatan perdagangan dan industri. Diharapkan nantinya produk dalam

negeri dapat bersaing dengan produk dari luar negeri sehingga nilai ekspor Indonesia

dari tahun ketahun mengalami peningkatan., Presiden RI telah mengeluarkan

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif

Tahun 2009-2015.

Instruksi Presiden tersebut dikeluarkan untuk menciptakan lapangan kerja dan

mengentaskan kemiskinan. Pengembangan Ekonomi Kreatif diperlukan untuk

mengatasi jumlah kemiskinan agar tidak semakin meningkat. Pengembangan

Ekonomi Kreatif banyak ditentukan oleh perkembangan industri-industri kreatif di

tanah air. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang

Pengembangan Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan daya kreasi dan

daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan

masyarakat Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi yang terlampirkan dalam

naskah Instruksi Presiden tersebut.

Ekonomi Kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human

capital atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital).

Ekonomi Kreatif membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, yang mampu

Page 19: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

3

melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa

yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi

industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas.

kepada rakyat. kesejahteraan yang timbul akibat adanya kebebasan dari

ketakutan, bebas dari tekanan-tekanan, bebas dari kemiskinan dan berbagai macam

macam kekuatan akan jauh terasa jika dimasyarakat ada kecukupan barang, jasa, dan

kesempatan. Karena itu, kesejateraan secara adil hanya ada jika dapat disajikan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan demikian,

kesejahteraan memerlukan keberhasilan dalam pengelolaan ekonomi dibarengi

dengan pemerataan yang adil supaya terjadi kerakyatan yang sesungguhnya.

Ekonomi kerakyatan dimana gagasan tentang cara, sifat, dan tujuan

pembangunan dengan sasaran utama perbaikan nasib rakyat yang pada umumnya

bermukim di pedesaan. Ekonomi kerakyatan mengadakan perubahan yang penting

kearah kemajuan, dengan serba kekurangan dan keterbelakngan.untuk itu, sangat

diperlukan perubahan politik. Demokrasi yang murni harus menjamin kebebasan

serta dalam segala persoalan masyarakat.

Usaha mikro termasuk dalam bagian usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) juga mempunyai peran yang cukup penting dalam membangun

perekonomian di Indonesia. Terbukti di saat krisis ekonomi melanda Indonesia,

pemerintah sangat mengandalkan peran UMKM untuk memperkecil dampak

Page 20: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

4

negatif dari krisis ekonomi. Ketika krisis ekonomi terjadi banyak sektor yang

mengalami pertumbuhan pada output yang menurun. Setidaknya ada dua faktor

yang memainkan peran sangat penting pada saat itu untuk mengurangi efek-efek

negatif terhadap kemiskinan.

Berdasarkan daftar dan potensi industri Kab Lebak, dilakukan perangkingan

terhadap produk unggulan Kabupaten Lebak melalui Focus Group Discusion (FGD)

yang didasarkan kepada aspek kriteria keunggulan dan manfaat. Peserta FGD yang

terdiri dari unsur Dinas Perindustrian, Bappeda, unsur dinas terkait, serta dari dunia

usaha dilibatkan dalam penentuan kriteria pemilihan produk unggulan dan

pembobotannya dengan menggunakan teknik AHP dengan kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria keunggulan dan kriteria manfaat.

2. Kriteria Keunggulan terdiri dari Orientasi pasar,

3. Ketersediaan bahan baku,

4. Nilai bahan baku,

5. Nilai produksi

6. Kriteria manfaat meliputi penyerapan tenaga kerja dan Nilai investasi.

Page 21: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

5

Tabel 1.1

Kondisi Industri di Kabupaten Lebak Tahun 2014

Skala Industri Jumlah

Industri Kecil (investasi dibawah 200 jt) 15.146

Industri Menengah (investasi 200 jt s.d 10 M) 24

Industri Besar (investasi diatas 10 M) 4

Total 15.174

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab Lebak 2014

Tabel 1.2

Beberapa komoditas yang dihasilkan oleh IKM di Kabupaten Lebak

NO NAMA KOMODITI JUMLAH

1 Gula aren 5.904

2 Emping melinjo 505

3 Kerajinan bamboo 1.503

4 Anyaman pandan 4.052

5 Kerajinan baduy 445

6 Batik lebak 155

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab Lebak 2014

Gula aren, emping melinjo, kerajinan bambu, anyaman pandan, kerajinan

baduy, makanan, minuman, batik baduy. IKM tersebut mampu menyerap cukup

banyak tenaga kerja. Pada tahun 2011 industri gula aren dengan jumlah 5.904 unit

usaha mampu menyerap 11.663 tenaga kerja dengan nilai investasi mencapai Rp

Page 22: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

6

8,856,000.000-, Industri emping melinjo dengan jumlah 505 unit usaha mampu

menyerap 1.165 tenaga kerja dengan nilai investasi mecapai Rp 833,960.000-,

industri kerajinan bambu dengan jumlah 1.503 unit usaha mampu menyerap 3.006

tenaga kerja dengan nilai investasi Rp 1.507,050.000,-, Industri kerajinan anyaman

pandan dengan jumlah 4.052 unit usaha mampu menyerap 8.104 tenaga kerja dengan

nilai investasi Rp 4.604.300.000,-, industri makanan dengan jumlah 2.486 unit usaha

mampu menyerap 12.240 tenaga kerja dengan nilai investasi Rp2.687.888.000,- .

Dengan keadaan tersebut, maka rata-rata masyarakat Kabupaten Lebak

bekerja sebagai pelaku IKM, baik itu sebagai buruh atau pemilik IKM. Jumlah

penyerapan tenaga kerja IKM yang cukup tinggi harus diimbangi dengan peningkatan

dan pengembangan IKM, supaya IKM tetap kokoh dan menjadi andalan

perekonomian di Kabupaten Lebak.

Berdasarkan hasil analisis data terhadap masing-masing kriteria dan

pembobotan tersebut dan diskusi dengan para peserta FDG diperoleh nominasi

produk unggulan berikut dari daftar panjang (5 produk prioritas ), kemudian

dipersempit menjadi 3 produk unggulan prioritas (daftar pendek) Kabupaten Lebak,

Selanjutnya didentifikasi produk unggulan dengan Focus Group Discussion

(FGD) yang dihadiri oleh berbagai unsur yaitu Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

Perdagangan; Bappeda; Dinas Terkait; Dunia Usaha di Kabupaten Lebak yang

didasarkan kepada faktor kontribusi terhadap perekonomian regional secara umum,

Page 23: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

7

aspek pemasaran, nilai lokalitas, nilai tambah ekonomis, nilai tambah sosial, faktor

geografis serta dukungan kebijakan dan kelembagaan pemerintah menentukan bahwa

industri gula aren sebagai produk unggulan fokus Kabupaten Lebak. Secara umum

digambarkan sebagaimana gambar 1 berikut.

Pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Lebak yang dilaksanakan dengan

cara menampilkan dalam pameran yang rutin dilaksanakan setiap tahun hanya gula

aren dari Kecamatan Sobang yang di tampilkan dalam pameran. Hal ini berdasarkan

hasil wawancara awal dengan bagian Bidang Usaha Industri Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten lebak.

Gambar 1. Bagan Penetapan Produk Unggulan Fokus Kabupaten Lebak

5 PRODUK

UNGGULAN

3 PRODUK

UNGGULAN

PRIORITAS

1 PRODUK

UNGGULAN

FOKUS

Gula Aren 1. Gula aren 2. Emping melinjo

3. Kerajinan Bambu

4. Kerajinan Pandan

5. Kerajinan Tenun Baduy

1. Gula Aren

2. Emping Melinjo

3. Kerajinan Bambu

Page 24: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

8

Bahan baku gula aren di Kabupaten Lebak cukup melimpah karena didukung

oleh faktor ketersediaan bahan baku, pengrajin tidak perlu mencari bahan baku dari

luar Kabupaten Lebak karena hampir diseluruh kecamatan terdapat pohon nira aren.

Selain itu faktor pendukung lainnya adalah kemampuan SDM yang sudah turun

temurun untuk mengerjakan berbagai macam produk gula aren, sehingga pengrajin

memiliki keahlian yang sangat baik (dapat membuat jenis produk sesuai dengan

permintaan baik itu gula cetak ataupun gula semut). Hal lain yang menjadi

pendukung sebagai potensi inti daerah Kabupaten Lebak adalah sudah tersedianya

pasar-pasar yang menampung hasil gula aren seperti di pusat pasar Kota

Rangkasbitung yang merupakan sentra penjualan produk gula aren sehingga untuk

wilayah pemasaran lokal bisa difokuskan di pasar penjualan tersebut. Dengan

dijadikannya gula aren sebagai produk unggulan Kabupaten Lebak diproyeksikan

terus berkembang dan sentra pasar penjualan semakin maju sehingga akan

menjadikan tempat wisata baru yang dapat menarik pengunjung untuk mengunjungi

Kabupaten Lebak dengan kekhasan aneka gula aren. Sentra produksi gula aren

tersebar dibeberapa daerah Kecamatan seperti Kecamatan Cigemblong,

Panggarangan, Cirinten, Cihara, Cijaku, Leuwidamar dan Sobang. Banyaknya unit

usaha dan sentra gula aren pada setiap kecamatan disajikan pada Tabel berikut.

Page 25: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

9

Tabel 1.2.

Jumlah Unit Usaha Gula Aren Di Kabupaten Lebak

NO KECAMATAN JUMLAH SENTRA

JUMLAH UNIT

USAHA

1. Sobang 9 1430

2. Lebakgedong 4 333

3. Sajira 1 36

4. Gunungkencana 4 165

5. Cigemblong 7 751

6. Cijaku 4 376

7. Cibeber 7 897

8. Cilograng 2 239

9. Cihara 2 205

(Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lebak)

Tidak semua jenis gula aren yang dihasilkan oleh masyarakat ditampilkan

dalam pameran. Pameran merupakan salah satu cara untuk mengembangan,

memperkenalkan, dan mempromosikan hasil masyarakat daerah sendiri. Pameran

yang diselenggarakan pemerintahan Kabupaten Lebak setiap tahunnya hanya

menampilkan satu jenis gula aren hasil buatan bapak Anwar salah satu masyarakat

pengrajin gula aren di Kecamatan Sobang sedangkan untuk jenis gula aren hasil

masyarakat yang lain tidak diminta untuk ditampilkan. Hal ini berdasarkan hasil

Page 26: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

10

observasi awal dengan salah satu masyarakat pengrajin gula aren yang terdapat di

Kabupaten Lebak.

Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan setiap tahun oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan hanya melibatkan beberapa pembuat gula aren saja

sedangkan yang lainnya tidak. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu

pembuat gula aren Bapak Sujana di Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak.

Proses pemasaran yang dilakukan oleh para pengrajin gula aren hanya

diedarkan di daerah itu sendiri. Proses pemasaran yang dilakukan belum diedarkan

keluar daerah-daerah. Tidak ada kemajuan dari sebelum mendapatkan pelatihan

sampai dengan setelah mendapatkan pelatihan proses pemasaran hanya dilakukan di

tempat mereka sendiri. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal dengan salah satu

masyarakat pengrajin gula aren di Kabupaten Lebak.

Pemerintah tidak mengelurkan bantuan dana keuangan hanya memberikan

berupa alat pengolahan dengan alakadarnya yang telah diberikan kepada pengrajin

gula sebagai bantuan modal. Sedangkan pengrajin gula aren harus pinjam dari bank

untuk memulai usaha. Dan tidak pernah dilaksakan pengawasan atau pengontrolan

terhadap bantuan yang diberikan pemerintah. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal

yang saya lakukan ke Desa Caringin tempat pembuatan gula aren milik Bapak

Anwar.

Page 27: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

11

Selain itu, tidak ada penugasan atau pelaporan kegiatan oleh pelaku usaha

setelah mendapatkan pelatihan pula pengawasan atau pendampingan terhadap proses

pengembangan pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah setelah mendapatkan

pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk masyarakat, sehingga pelaku

usaha tidak berjalan dengan baik dan ilmu yang didapat setelah pelatihan tidak

dipakai sehingga masyarakat tidak bisa berkembang. Hal ini berdasrakan hasil

observasi awal kepada salah satu masyarakat pengrajin gula di Kecamatan Sobang.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di atas, kondisi

lapangan koordinasi pemberdayaan sudah ada tetapi terjadinya tumpang tindih dalam

pelaksanaannya. Pelaksanaan pelatihan dan pembinaan bagi pengrajin gula aren oleh

setiap dinas terkait tidak didasarkan kerjasama sehingga tidak jelas apa saja tugas

masing-masing dinas dalam pelatihan yang dilaksanakan. Contohnya : Pembinaan

dan pelatihan setiap tahun yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan di jalankan pula oleh Dinas Koperasi dan Dinas Perhutani. Hal ini hasil

wawancara dengan Bapak Yasin bagian bidang perindustrian Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Lebak. Ada beberapa masalah yang di temukan :

1. Program pembinaan dan pelatihan tidak mencakup seluruh unit usaha IKM

yang terjadi di lapangan hanya IKM yang jaraknya dekat dengan kabupaten

yang mendapatkan pembinaan. Hal hal ini menunjukan bahwa pembinaan

IKM gula aren hanya jarak yang dekat dengan pemerintahan, tidak di rasakan

Page 28: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

12

oleh pelaku usaha yang jaraknya jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten

Lebak sehingga tidak ada pembinaan dan pelatihan secara merata

2. Kegiatan pemasaran terkendala akses karana inprastruktur yang kurang

mendukung sehingga pelaku IKM gula aren tidak berkembang. Hal ini terjadi

karena akses yang jauh dan jalan yang rusak sehingga pelaku usaha tidak bisa

berkembang dan susah untuk menjual hasil usahanya ke pusat kota, hanya

bisa menjual di tempat sekitar pelaku usaha

3. Bantuan pengembangan kegiatan usaha masih terbatas karena tidak

optimalnya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan

Perindustrian. Sehingga pelaku usaha kurang informsi dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan dalam bantuan pengembangan dan sosialisasi

oleh pemerintah dan pelaku usaha tidak bisa meningkatkan IKM gula aren

dengan baik

4. Tidak adanya penugasan kepada pelaku usaha untuk melaporkan

perkembangan usahanya, sehingga pelaku usaha tidak terkontrol dengan baik

dan seolah-olah pemerintah tidak peduli. Dengan tidak ada laporan dan

control dari pemerintah pelaku usaha tidak ada yang mengawasi sehinga

pengembangan dan sosialisasi yang di lakukan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Lebak tidak berjalan dengan semestinya

Page 29: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

13

5. Struktur birokrasi antar Dinas yang tidak berjalan optimal dalam pembinaan

IKM, Dinas yang bersangkutan saling lepas tanggung jawab atas tugas dan

fungsinya. Hal ini sangat berdampak besar terhadap pelaku usaha IKM gula

aren karena ketidak jelasan dari birokrasi. yang terjadi di lapangan Dinas

terkait saling lepas tanggung jawab terhadap pelaku usaha, sehingga program

yang di jalankan tidak optimal.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti memilih jenis ekonomi kreatif gula

aren karena berdasarkan masalah-masalah yang saya temukan selama observasi awal,

Kabupaten Lebak yang merupakan daerah agropolitan tetapi masyarakat masih lemah

dalam memanfaatkannya untuk pengembangan dan kesejahteraan masyarakat.

Pertanian gula aren sangat baik karena jenis tanah yang dimiliki sangat baik untuk

pertanian aren. Gula aren merupakan potensi yang sangat bagus untuk membantu

pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten Lebak karena gula aren mempunyai

daya tarik untuk wisatawan yang datang ke daerah-daerah wisata di Kabupaten

Lebak.

Page 30: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

14

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi dalam penelitian saya adalah sebagai berikut:

1. Program pembinaan dan pelatihan tidak mencakup seluruh unit usaha IKM

yang terjadi di lapangan hanya IKM yang jaraknya dekat dengan kabupaten

yang dapan pembinaan

2. Kegiatan pemasaran terkendala akses karana inprastruktur yang kurang

mendukung sehingga pelaku IKM tidak berkembang

3. Bantuan pengembangan kegiatan usaha masih terbatas karena tidak

optimalnya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan

Perindustrian.

4. Tidak adanya penugasan kepada pelaku usaha untuk melaporkan

perkembangan usahanya, sehingga pelaku usaha tidak terkontrol dengan baik

dan seolah-olah pemerintah tidak peduli

5. Struktur birokrasi antar dinas yang tidak berjalan optimal dalam pembinaan

IKM, Dinas yang bersangkutan saling lepas tanggung jawab atas tugas dan

fungsinya.

Page 31: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

15

1.3. Batasan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang masalah dan identifikasi

masalah, maka dengan itu peneliti membatasai masalah penelitiannya. Pembatasan

masalah dalam penelitian ini, yaitu “Implementasi Program Pembinaan industri

Kecil menengah Gula Aren Tentang klaster industri Di Kabupaten Lebak Tahun

2017’’

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas dalam

penelitian ini, ’’Seberapa besar Implementasi Program Pembinaan industri? Kecil

menengah Gula Aren Tentang klaster industri Di Kabupaten Lebak Tahun 2017 /”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dengan

dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan

rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

adalah Manfaat penelitian yang diharapkan dapat dirasakan oleh semua pihak,

terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai

berikut:

Page 32: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

16

1.7 Sistematika Penulisan

Menjelaskan isi bab per bab dan menjelaskan urutan penulisan skripsi secara

keseluruhan.

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variable

penelitian, kemudian menyusun secara teratur dan rapi yang digunakan untuk

merumuskan hipotesis. Dengan mengkaji bebagai teori, maka kita akan

memiliki konsep penelitian yang jelas.

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan

dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia

mempunyai anggapan seperti apa yang ditanyakan dalam anggapan dasar.

Biasanya untuk menjelaskan maksud penelitian, kerangka berpikir dapat

dilengkapi dengan sebuah bagan yang menujukan alur pikir peneliti.

Page 33: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Dan metode penelitian

adalah antara lain dapat dibentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

3.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang utama adalah peneliti sendiri, namun

setelah fokus penelitian menjadi jelas mungkin akan dikembangkan

instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat digunakan untuk

menjaring data pada sumber data yang lebih luas, dan mempertajam serta

melengkapi data hasil pengamatan dan observasi.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah pihak yang memberikan informasi berupa lisan

maupun tulisan kepada peneliti. Pemberian informasi biasanya dengan cara

wawancara dengan peneliti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data oleh peneliti

terhadap objek yang akan diteliti. Pada teknik pengumpulan data ini dapat

berupa wawancara, observasi, kuesioner dan lain-lain

Page 34: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

18

3.5 Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

3.6 Validitas Data

Validitas data adalah proses uji kreadibilitasantara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validitas

data biasanya menggunakan teknik triangulasi.

3.7 Tempat dan Waktu

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian tersebut dilaksanakan.

\

Page 35: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

19

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Penjelasan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi penelitian secara

jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian ini

menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang

berhubungan dengan obyek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang sesuai dengan

kondisi yang ada di lapangan.

4.3 Deskripsi Hasil Data

Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang sesuai dengan

kondisi yang ada di lapangan.

4.4 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap hasil penelitian.

4.5 Temuan Lapangan

Menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi di lapangan yang tidak sesuai

dengan teori

Page 36: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

20

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan

juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan

serta asumsi dasar penelitian.

5.2 Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang

yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis biasanya

lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah pada

pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi

LAMPIRAN

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian

Page 37: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa

istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti

menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya teori implementasi, implementasi

kebijakan, teori kemiskinan dan teori pembperdayaan masyarakat. Dalam

penelitian kualitatif, teori digunakan sebagai indikator pedoman wawancara,

sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi dilapangan. Teori

bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami

konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. (Sugiyono, 2009: 47).

2.1.1 Teori Implementasi

Implementasi mengulas pendekatan yang berbeda – beda untuk analisis

tentang bagaimana kebijakan dilaksanakan atau dipraktikan. Studi implementasi

adalah studi perubahan : bagaimana perubahan terjadi, bagaimana kemungkinan

perubahan bisa dimunculkan. Ia juga merupakan studi tentang mikrostruktur dari

kehidupan politik, bagaimana organisasi diluar dan di dalam sistem politik

menjalankan urusan mereka dan berinteraksi satu sama lain; apa motivasi-

motivasi mereka bertindak seperti itu, dan apa motivasi lain yang mungkin

membuat mereka bertindak secara berbeda. (Jenkins, 1978 : 203)

“Problem implementasi diasumsikan sebagai sebuah deretan keputusan

dan interaksi sehari-hari yang tidak terlalu perlu mendapat perhatian dari

para sarjana yang mempelajari politik. Implementasi itu dianggap

Page 38: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

22

sederhana-meski anggapan ini menyesatkan. Dengan kata lain,

kelihatannya tidak mengandung isu-isu besar. (Van Meter dan Van Horn,

1975 : 450)”.

Implementasi adalah pelaksanaan pembuatan kebijakan dengan cara-cara

lain. Akan tetapi, biasanya kita cenderung menganggap sistem politik

sebagai sesuatu yang menambah problem, dengan menarik garis pemisah

antara kebijakan dan administrasi. Administrasi, menurut sudut pandang

Wilsonian, akan mengambil alih setelah kebijakan selesai. Pekerjaan

administrator adalah melaksanakan kebijakan yang dirumuskan oleh

pembuat kebijakan, dan peran penyedia layanan adalah menjalankan

kebijakan yang diatur oleh birokrat. Hubungan dan interaksi antara politisi,

administrator, dan penyedia layanan hingga saat ini masih dilupakan

dalam area analisis dan riset. (Hargove, 1975).

Jadi berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

implementasi adalah penerapan daripada sebuah kebijakan atau suatu keputusan

yang dibuat oleh para birokrat.

2.1.2 Implementasi Kebijakan

Kajian implementasi merupakan suatu proses merubah gagasan atau

pogram mengenai tindakan dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan

perubahan tersebut. Implementasi kebijakan juga merupakan suatu proses dalam

kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan yang telah

dibuat dalam praktiknya, Implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang

begitu kompleks, bahkan tidak jarang bermuatan politis karena adanya intervensi

dari berbagai kepentingan. Eugene mengungkapkan kerumitan dalam proses

implementasi sebagai berikut:

“Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijaksanaan umum

yang kelihatanya bagus diatas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya

dalam kata-kata dan selogan-selogan yang kedengarannya mengenakan

bagi telinga para pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan

lebih sulit lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan

semua orang” (Agustino: 2006:153).

Page 39: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

23

Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang terencana

dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada

kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Mazmanian dan Sabatier dalam bukunya Implementation and

Public Policy yang diterbitkan pada tahun 1983 mendefinisikan implementasi

kebijakan sebagai:

“pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-

undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-

keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang akan

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai,

dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses

implementasinya” (Agustino:2006:153).

Van meter dan Van Horn mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai

berikut:

“policy implementation encompresses those actions by public and private

individuals (and groups) that are directed at the achievement of golas and

objectives set forth in prior policy decisions.” (Tindakan-tindakan yang

dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-

kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-

tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan).

(Agustino:2006:153).

Sementara Grindle merumuskan definisi yang berbeda dari beberapa

definisi-definisi diatas, beliau memandang implementasi sebagai berikut:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya,

dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang

telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual project

dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.

(Agustino:2006:153).

Page 40: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

24

Dengan adanya beberapa definisi mengenai implementasi kebijakan di

atas, maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa implementasi kebijakan

merupakan serangkaian pelaksanaan kebijakan bisa berbentuk perintah ataupun

keputusan dengan tujuan pencapaian sasaran yang diinginkan.

Implementasi kebijakan menurut Tachjan, implementasi kebijakan pada

prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya lebih

lanjut Tachjan menyatakan :

“Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka perlu ada dua

pilihan langkah yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk

program-program atau melalui formulasi kebijakan turunan dari kebijakan

public tersebut. Kebijakan publik dalam bentuk undang-undang atau

perturan daerah adalah jenis kebijakan publik penjelasan atau yang sering

di istilahkan sebagai peraturan pelaksanaan kebijakan yang bisa langsung

operasional antara lain keputusan presiden, keputusan kepala daerah,

keputusan kepala dinas dan lain-lain. Secara prinsip terdapat dua jenis

tekhnik atau model implementasi kebijakan. Pertama, implementasi

kebijakan yang berpola dari atas kebawah “(top down) versus “dari bawah

keatas” (buttom up) dan kedua, implementasi kebijakan public yang

(economic incentive)”. (Tachjan,2006:106) .

Implementasi melibatkan usaha dari policy makers untuk mempengaruhi

apa yang oleh Lipsky disebut “street level bureaucrats” untuk memberikan

pelayanan atau mengatur perilaku kelompok sasaran (target group). Untuk

kebijakan yang sederhana, implementasi hanya melibatkan satu badan yang

berfungsi sebagai implementor, misalnya, kebijakan komite sekolah untuk

mengubah metode pengajaran guru dikelas. Sebaliknya, untuk kebijakan makro,

misalnya, kebijakan pengurangan kemiskinan dipedesaan, maka usaha-usaha

implementasi akan melibatkan berbagai institusi, seperti birokrasi kabupaten,

Page 41: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

25

kecamatan, pemerintah desa. Mengenai keterlibatan berbagai aktor dalam

implementasi. (Subarsono, 2005 : 88)

Kompleksitas implementasi bukan saja ditunjukkan oleh banyak actor atau

unit organisasi yang terlibat, tetapi juga dikarenakan proses implementasi

dipengaruhi oleh berbagai variabel yang kompleks, baik variabel yang individual

maupun variabel organisasional, dan masing-masing variabel pengaruh tersebut

juga saling berinteraksi satu sama lain. (Subarsono,2005:89)

Dari definisi-definisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan

membicarakan minimal empat hal yaitu:

a. Adnya tujuan atau sasaran kegiatan yang akan dicapai dengan adanya

penerapan kebijakan tersebut;

b. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan yang dijawantahkan

dalam proses implementasi;

c. Adanya hasil kegiatan, idealnya dalah tercapainya tujuan dari

kebijakan tersebut;

d. Adanya analisi kembali setelah kebijakan tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan uraian ini, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan

merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melaksanakan

aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil

yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Selain itu perlu di

ingat, bahwa implementasi kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam

keseluruhan tahapan kebijakan, karena melalui tahap ini keseluruhan prosedur

kebijakan dapat diketahui dan di pengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya

pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

Menurut teori Edwards III dalam buku (Subarsono, 2005:90-92) Edwars

III memandang bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel,

Page 42: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

26

yakni : (1) komunikasi, (2) sumber daya, (3) disposisi, dan (4) struktur birokrasi.

Keempat variabel tersebut juga saling berhubungan satu sama lain.

Gambar 2.1

Model Pendekatan Direct and Indirect Impact on Implementation

(Edward III)

Sumber : Agustino, Leo. 2008, Dasar-dasar Kebijakan Publik : 150

1) Komunikasi

Menurut Edward III bahwa komunikasi sangat menentukan keberhasilan

pencapain tujuan dari Implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif

terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka

kerjakan. Pengetahuan atas apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan bila

komunikasi berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan

peraturan implementasi harus ditransmisikan ( atau dikomunikasikan )kepada

bagian personalia yang tepat. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikanpun

Komunikasi

Komunikasi

Komunikasi

Struktur

Birokrasi

Komunikasi

Page 43: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

27

harus tepat, akurat, dan konsisten. Komunikasi (pentranmisian informasi)

diperlukan agar para pembuat keputusan dan para implementor akan semakin

konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapkan dalam

masyarakat.

Terdapat tiga indicator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi tersebut di atas, yaitu:

a. Transmisi, penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan

suatu implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam

penyaluran komunikasi adalah adanya salah pengertian

(miskomunikasi), hal tersebut disebabkan karena komunikasi telah

melalui beberapa tingkatan birokrasi, sehingga apa yang diharapkan

terdistorasi ditengah jalan.

b. Kejelasan, komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan

(street-level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan

(tidak ambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu

menghalangi implementasi, pada tataran tertentu, para pelaksana

membutuhkan fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada

tataran yang lain hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang

hendak dicapai oleh kebijakan yang hendak ditetapkan.

c. Konsistensi, perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu

komunikasi haruslah konsisten dan jelas (untuk diterpkan atau

dijalankan). Karena jika perintah yang diberikan sering berubah-ubah,

maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di lapangan.

2) Sumberdaya

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

suatu kebijakan adalah sumberdaya. Sumberdaya merupakan hal penting lainya,

menurut Edward III, dalam mengimplementasikan kebijakan. Indicator sumber-

sumberdaya terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

a. Staf, sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah

satunya disebabkan oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai,

ataupun tidak kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah staf dan

implementor saja tidak mencukupi, tetapi diperlukan pula kecukupan

staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan (kompeten dan

Page 44: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

28

kapabel) dalam mengimplementasikan kebijakan atau melaksanakan

tugas yang diinginkan oleh kebijakan itu sendiri.

b. Informasi, dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua

bentuk, yaitu pertama informasi yang berhubungan dengan cara

melaksanakan kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang

harus mereka lakukan disaat mereka diberi perintah untuk melakukan

tindakan.

Kedua informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana

terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telah ditetapkan.

Implementor harus mengetahui apakah orang lain yang terlibat

didalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuh terhadap hukum.

c. Wewenang, pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar

perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang

ditetapkan secara politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan

para implementor dimata publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat

menggagalkan proses implementasi kebijakan.

Tetapi dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersebut

ada, maka sering terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas

kewenangan. Di satu pihak, efektivitas kewenangan diperlukan dalam

pelaksanaan implementasi kebijakan; tetapi di sisi lain, efektivitas akan

menyurut manakala wewenang diselewengkan oleh para pelaksana

demi kepentinganya sendiri atau demi kepentingan kelompoknya.

d. Fasilitas, fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang

mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukannya, dan memiliki

wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa adanya pasilitas

pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi kebijakan

tersebut tidak akan berhasil.

3) Disposisi

Variabel ketiga yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik, bagi Edward III, adalah disposisi. Disposisi atau sikap dari

pelaksana kebijakan adalah faktor penting ketiga dalam pendekatan mengenai

pelaksanaan suatu kebijakan publik. Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin

efektif, maka para pelaksana kebijakan tidak hanya harus mengetahui apa yang

akan dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya,

sehingga dalam praktiknya tidak terjadi bias.

Page 45: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

29

Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi, menurut

Edward III, adalah:

a. Pengangkatan birokrat, disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi

kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-

kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu,

pemilihan dan pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah

orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah

ditetapkan; lebih khusus lagi pada kepentingan warga.

b. Intensif, Edwar menyatakan bahwa salah satu tekhnik yang disarankan

untuk mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan

memanipulasi insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang

bertindak menurut kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi

insentif oleh para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para

pelaksana kebijakan. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya

tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat para

pelaksana kebijakan melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini

dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interest)

atau organisasi.

4) Struktur Birokrasi

Variabel keempat, menurut Edward III, yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan implementasi kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun

sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana

kebijakan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, dan mempunyai keinginan

untuk melaksanakan suatu kebijakan, kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat

terlaksana atau terrealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi.

Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang,

ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini

akan menyebabkan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan

menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan

Page 46: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

30

harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan

jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Dua karakteristik, menurut Edward III, yang dapat mendongkrak kinerja

struktur birokrasi atau organisasi kearah yang lebih baik, adalah: melakukan

Standar Operating Prosedures (SOPs) dan melaksanakan Fragmentasi.SOPs

adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai (atau pelaksana

kebijakan/ administrator/birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya pada

tiap hariya sesuai dengan standar yang ditetapkan (atau standar minimum yang

dibutuhkan warga). Sedangkan pelaksanaan fragmentasi adalah upaya penyebaran

tanggung jawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas-ktivitas pegawai diantara

beberapa unit kerja.

Berdasarkan uraian diatas mengenai empat variabel yang mempengaruhi

implementasi kebijakan publik, bahwa dari keempat variabel tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain seperti komunikasi mempengaruhi sumber daya

dengan adanya komunikasi maka dapat membantu sumber daya khususnya bagi

sumber daya manusia untuk berkomunikasi antara sumber daya manusia satu

dengan sumber daya manusi lainnya dalam menyelesaikan tugas yang di capai.

Begitu juga dengan sumber daya mempengaruhi disposisi kemudian disposisi

mempengaruhi struktur birokrasi dan struktur birokrasi mempengaruhi

komunikasi.

Page 47: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

31

2.1.3. Kemiskinan

Berbicara persoalan kemiskinan merupakan fenomena yang bersifat

multidimensional. Pada prinsipnya kemiskinan bukan sekedar fenomena, tetapi

merupakan proses yang tereduksi dari berbagai faktor (Sulistiyani,2004:17).

Kemiskinan menjadi isu yang sangat sentral dan menjadi fenomena dimana-mana.

Selama ini kemiskinan di asumsikan bahwa orang miskin tidak mampu menolong

dirinya sendiri. Kemiskinan dipandang sebagai gejala rendahnya kesejahteraan.

Menurut Sarman, dalam equilibrium jurnal ekonomi dan kemasyarakatan

(2006:173) kemiskinan (poverty) dirumuskan sebagai suatu kondisi hidup serba

kekurangan dalam pemenuhan dasar kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan

sandang pangan, papan, kebutuhan akan hidup sehat dan kebutuhan pendidikan

dasar bagi anak-anak.

Indikator dominan dari kemiskinan juga dapat dilihat dari aspek non

ekonomis sebagai indikator yang dominan. Pembangunan ini dikehendaki agar

pembangunan dilihat dari aspek manusianya (improvement of human life) dengan

demikian pembangunan seharusnya diperuntukkan bagi semua pihak dan semua

lapisan masyarakat, serta paling tidak mengandung tujuan:

1. Memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan penopang hidup warga

masyarakat.

2. Memperbaiki kondisi sosial kehidupan yang memungkinkan terpenuhinya

kebutuhan harga diri.

3. Adanya kebebasan termasuk didalamnya kebebasan dari penindasan,

ketidak adilan, kesengsaraan serta kemelaratan (Gouelt, dalam

Sutomo;2006)

Boedi somedi dalam Mardimin (1996:45) menyatakan untuk memberi

pemahaman konseptual terdapat dua pengertian kemiskinan:

Page 48: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

32

1. Secara kualitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi yang di

dalamnya hidup manusia yang tidak bermartabat atau hidup manusia

yang tidak layak sebagai manusia.

2. Secara kuantitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana

hidup manusia serba kekurangan atau dengan bahasa lazim disebut tidak

berharta benda.

Di dalam membicarakan masalah kemiskinan kita akan menemukan

beberapa istilah kategoritatip kemiskinan seperti:

1. Kemiskinan absolut yaitu seseorang yang dikatakan miskin apabila tidak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk memelihara fisiknya dan

untuk dapat bekerja.

2. Kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang muncul jika kondisi seseorang

atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang atau

sekelompok orang lain.

3. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang timbul akibat adanya suatu

kekuatan yang berada di luar seseorang atau sekelompok orang yang

membelenggu, yang memaksa seseorang atau sekelompok orang tersebut

agar tetap menjadi miskin.

4. Kemiskinan situasional yaitu kemiskinan yang terjadi jika seseorang

atau sekelompok orang tinggal di daerah yang tidak menguntungkan

misalnya daerah yang tanahnya tidak subur, oleh karenanya menjadi

miskin.

5. Kemiskinan cultural yaitu kemiskinan yang dikarenakan budaya atau

kultur masyarakat setempat yang menghendaki tetap miskin.

.

Dari semua pengertian diatas yang dimaksud dengan kemiskinan adalah

suatu keadaan yang kekurangan dalam hal sandang, pangan, papan, kesehatan,

pendidikan dan pekerjaan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.

2.1.3.1. Penyebab Kemiskinan

Menurut Tjokrowinoto dalam (Sulistiyani,2004:27) kemiskinan tidak

hanya menyangkut persoalan kesejahteraan semata tetapi kemiskinan menyangkut

persoalan kerentanan, ketidakberdayaan, tertutupnya akses peluang kerja,

ketergantungan tinggi, dan rendahnya akses pasar. Sebab-sebab kemiskinan

diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 49: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

33

1. Perbedaan pemilikan kekayaan.

2. Perbedaan dalam kemampuan pribadi.

3. Perbedaan dalam bidang dan pengalaman.

John Friedmann dalam review “empowerment”, menguraikan kaum

birokrat mendefinisikan istilah sebagai berikut:

1. Garis kemiskinan: tingkat konsumsi rumah tangga minimum yang dapat

diterima secara sosial.

2. Kemiskinan absolut: kemiskinan diambang garis kemiskinan, dimana

tidak dapat memenuhi standart konsumsi minimum, praktis

membutuhkan derma.

3. Kemiskinan relatif: kemiskinan sedikit diatas ambang garis kemiskinan,

tapi jika dibandingkan dengan kelompok yang sedikit mampu mereka

dianggap miskin.

4. Kemiskinan tidak parah (negatif): kemiskinan yang diakibatkan oleh

kemalsan atau kecenderungan untuk mengerjakan hal-hal criminal,

mereka mampu menyediakan kebutuhan hidup disekitar ada lapangan

kerja namun tidak puas dengan upah yang ditawarkan.

5. Kemiskinan tidak parah (positif): kelompok masyarakat yang

menggantungkan pada upah pabrik, tidak bersifat kriminal, biasanya

mempunyai perilaku jujur dan bersih mandiri, dana yang diterima

dipergunakan. (Sulistiyani, 2004:27).

Berdasarkan uraian diatas bahwa kemiskinan menjadi suatu lingkaran

setan dari kurangnya pendidikan, tingginya pengangguran, rendahnya pendapatan,

tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup, menjadi sumberdaya yang tidak

produktif. Ini diperlukan suatu program yang dapat memecahkan lingkaran setan,

maka program pemecahan yang dicanangkan harus dapat memecahkan

permasalahan yang sebenarnya masyarakat miskin.

2.1.4. Program Penguatan Pemberdayaan Masyarakat

Indikator terpenting keberhasilan program pemberdayaan masyarakat

adalah perubahan struktur secara alamiah. Perubahan struktur ini bisa terjadi bila

kemampuan lokal meningkat signifikan dan kesejahteraan meningkat secara

Page 50: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

34

memadai dan lestari, yang ditandai dengan meningkatnya akumulasi modal

ditingkat lokal. Berapapun peningkatan dan penciptaan aktifitas ekonomi lokal

yang makin berpariasi mampu mendorong peningkatan permintaan uang. Karena

itu lembaga pengelolaan uang menjadi penting dalam menentukan terjadinya

kreatifitas dan inovasi lokan untuk menggerakan ekonomi lokal (Sumodiningrat,

2007: 66).

Siklus kegiatan ekonomi mikro yang berkembang di desa dan kecamatan

diharapkan bersinambung, terintegrasi, dan berkait dengan ekonomi makro

ditingkat yang lebih tinggi. Keterkaitan dalam siklus ekonomi mikro dan makro,

pada akhirnya, diharapkan dapat menciptakan kegiatan ekonomi yang terpadu

melalui pembangunan alir bawah-atas dan alir atas-bawah. Sehingga akan terjadi

keterpaduan dan saling kait antar kegiatan ekonomi mulai tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kotamadya, kecamatan, desan dan individu (Sumodiningrat, 2007: 68).

2.1.5. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat, secara umum dapat diartikan sebagai suatu

proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan

kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian

masyarakat.

Pengertian pemberdayaan dalam bidang pembangunan sosial, banyak

dikemukakan oleh tokoh-tokoh, ahli-ahli maupun teoritisi. Pada dasarnya secara

umum pengertian pemberdayaan memiliki fokus yang sama yaitu mengupayakan

adanya proses dalam memberikan daya kepada kelompok lemah dengan tujuan

Page 51: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

35

untuk mensejahterakannya sehingga dapat mandiri dalam menjalankan

kehidupannya.

Pemberdayaan menurut suharto (2009:59-60), dalam buku Membangun

Masyarakat Memberdayakan Rakyat, adalah:

“Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk kepada keadaan atau

hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

pencaharian, bepartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya”.

Sedangkan Suhendra (2006:75) mengemukakan bahwa:

“Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan bahwa masyarakat diberi

kuasa, dalam upaya untuk menyebarkan kekuasaan, melalui

pemberdayaan masyarakat, organisasi agar mampu menguasai atau

berkuasa atas kehidupannya untuk semua aspek kehidupan politik,

ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengelolaan lingkungan dan

sebagainya”.

Jamasy (2004:38)

“Kerangka pikir dalam pemberdayaan setidaknya mengandung tiga

tujuan penting yakni: pertama, Menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang misalnya

mengadakan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki

masyarakat atau kelompok yang akan diberdayakan, misalnya

melalui peningkatan taraf pendidikan (membekali masyarakat ke

arah berfikir rasional dan prestatif), peningkatan derajat kesehatan,

serta peningkatan akses sumber kemajuan. Ketiga, berupaya

mecegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, menciptakan

keadilan dan kebersamaan antara yang sudah maju dan yang belum

berkembang”.

Page 52: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

36

Pemberdayaan menekankan pada tiga ketentuan tersebut jelas akan menjadi

strategi unggulan dan akan berdampak positif terhadap menurunnya angka

kemiskinan. Namun perlu diketahui terlebih dahulu potensi atau kekuatan yang

dapat membantu proses perubahan agar dapat lebih cepat dan terarah, sebab tanpa

adanya potensi atau kekuatan yang berasal dari masyarakat itu sendiri maka

seseorang, kelompo, organisasi atau masyarakat akan sulit bergerak melakukan

perubahan. Kekuatan pendorong ini didalam masyarakat harus ada atau bahkan

diciptakan lebih dulu pada awal proses perubahan tersebut berlangsung.

Dalam kerangka pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah dimulai

dengan bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang, dalam mencapai tujuan

pemberdayaan, berbagai upaya dapat dilakukan melalui berbagai macam strategi,

diantara strategi tersebut adalah pendidikan penyuluhan. Pendidikan penyuluhan

berusaha untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat serta menanamkan

jiwa kemandirian. Oleh karenanya konsep penyuluhan tidak berbeda jauh dari

konsep pemberdayaan. Menurut Suriatna (1987:44) Peran pendidikan penyuluhan

sangat penting sebagai bagian dari intevensi pihak luar komunitas kedalam

komunitas tertentu.

“Penyuluhan merupakan suatu proses perubahan prilaku. Peran

pendidikan penyuluhan sangat penting untuk membantu masyarakat

di pedesaan yang tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti

pendidikan formal, sehingga sebagai permasalahan usaha misalnya

usaha tani di pedesaan yang tidak mampu dihadapi oleh masyarakt

desa dapat dibantu pemecahannya dengan baik”.

Page 53: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

37

Pendidikan penyuluhan dalam kerangka pemberdayaan masyarakat

berimplikasi sanagt luas terhadap kondisi masyarakat sasaran, tidak terbatas pada

aspek pengetahuan semata, namun juga menjurus pada adanya perubahan yang

sifatnya menyeluruh, meliputi perubahan sikap mental yang mengarah pada

tindakan atau perilaku yang menunjukan produktivitas yang tinggi. Pendidikan

dalam penyuluhan mengarahkan agar individu atau kelompok masyarakat sasaran

dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan produktif, terutama yang berkaitan

dengan penyuluhan kesehatan yang dijalankan. Dengan demikian implikasinya

adalah program pendidikan penyuluhan harus terus menerus berkesinambungan.

Pemberdayaan masyarakat haruslah memberikan dampak yang positif bagi

masyarakat yang diberdayakan.

Menurut Suharto (2010:58) Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan

orang, khusunya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan

atau kemampuan dalam:

1. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki

kebebasan (freedom) dalam arti bukan saja bebas mengemukakan

pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan,

bebas dari kesakitan.

2. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh

barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.

3. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

keptusan yang mempengaruhi mereka.

Page 54: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

38

Suhendra (2006:88-96) membahas mengenai banyak pemikir dan ahli-ahli

terutama dari disiplin sosial yang menyampaikan prisip pemberdayaan. Suhendra

mengacu pada 22 prinsip pemberdayaan yang dikutip dari Jim Ife, yaitu:

1. Integrated Development

Masalah sosial adalah manusia dan lingkungan dalam arti luas.

Oleh karenannya pengembangan masyarakat mencakup berbagai

aspek yaitu social, politik, ekonomi, budaya dan lingkungan,

spiritual, semua hal ini mencerminkan aspek-aspek kehidupan

masyarakat.

2. Confronting Structural Disadvantage

Struktur yang bertentangan akan melemahkan pengembangan

masyarakat. Perbedaan-perbedaan kelas sosial, ras, suku, gender

yang mengarah hambatan struktural hendaknya dapat

dimasimalkan. Jika hal ini tidak dapat dihindari maka akan

merupakan maslaah bagi pekerja masyarakat. Bahkan konflik-

konflik sosial yang berkala relatif besar akan membawa

kemunduran bukan kemajuan.

3. Human Rights

Dalam pengertian positif bahwa pengembangan masyarakat

dapat menggunakan prinsip-prinsip HAM (Hak Asasi Manusia).

Dengan hak asasi manusia, maka secara asasi hal-hal perorangan

dilindungi, apalagi kelompok minoritas sekalipun. Dalam

prinsip hak asasi manusia tidak dikenal penonjolan kelompok

minpritas maupun mayoritas.

4. Sustainability

Dengan prinsip kesinambungan penggunaan sumber-sumber

harus sehati-hati mungkin. Pengembangan masyarakat

ditunjukan untuk mengurangi ketergantungan kepada sumber-

sumber yang dapat diperbaharui agar keseimbangan ekologi

dapat terus dipelihara.

5. Empowerment

Penguasa atau pemberdayaan dilakukan dengan cara memberi

sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada

masyarakat untuk menentukan hari depannya sendiri.

6. The Personal and Political

Kepentingan individu secara aspiratif harus dapat sejalan dan

mengkait dengan masalah umum dan politik. Masalah politik

hendaknya menjadi bagian dari masalah individu dan

sebaliknya. Awal dari kebijakan pemerintah adalah kemauan

politik, oleh karenanya pemberdayaan masyarakat pendidikan

Page 55: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

39

politik masyarakat adalah penting sehingga terbentuk political

minded maka masyarakat ikut berpartisipasi sejak tahap awal

proses pembangunan.

7. Community Ownership

Prinsip ini menekankan bahwa pengembangan masyarakat

mengkait dengan kepemilikan material maupun non material

seperti struktur dan proses. Kepemilikan material agar

masyarakat bertanggung jawab memanfaatkannya secara efektif

dan efisien, sedangkan kepemilikan non material agar masyarakt

dapat mengawasi pelaksanaan pelayanan, ikut membuat

keputusan-keputusan aktivitas-aktivitas setempat.

8. Self Reliance

Bahwa dengan menambahkan percaya diri dalam

pengembangan masyarakat, diupayakan penggunaan sumber-

sumber setempat: keuangan, teknik, sumber alam maupun

sumber daya manusia.

9. Independence from The State

Prinsip ini menekankan pada kemampuan otonomi dan

kepercayaan diri pada masyarakat dan meminimalkan bantuan

dana dari pemerintah. Dana dari pemerintah jika diperlukan

merupakan alternatif terakhir dan hal itu akan memberikan

keleluasaan dalam masyarakat.

10. Immediate Goals and Ultimate Visions

Prinsip ke- 10 menyatakan bahwa selalu ada hubungan dan

saling ketergantungan antara tujuan segera dan tujuan visioner.

Tujuan jangka pendek dan jangka panjang ini merupakan hal

penting dan esensial yang sejalan, bukan pertentangan.

11. Organic Development

Suatu cara untuk memudahkan penghayatan pada prisip ini

adalah membedakan antara konsep organis dan mekanis seperti

membedakan antara tanaman dan mesin, antara masyarakat dan

lingkungan. Pengembangan masyarakat adalah suatu yang

kompleks dan dinamis, oleh karena memerlukan seni disamping

ilmu semata. Dalam pemberdayaan masyarakat intinya akan

tertuju kepada masyarakat walaupun demikian tidak boleh

mengabaikan unsur-unsur lain yang pasti ikut mempengaruhi.

12. The Pace of Development

Prinsip ini menekankan agar langkah-langkah pengembangan

masyarakat, dinamika percepatan serta irama pengembangan

disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada di dalam

masyarakat, agar masyarakat ikut memiliki dan bertanggung

jawab. Pengembangan masyarakat merupakan proses belajar

bagi masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat sepenuhnya

harus diperankan sebagai subyek disamping sebagai obyek. Hal

Page 56: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

40

ini sangat diperlukan agar masyarakat tidak merasa asing di

tengah-tengah masyarakatnya.

13. External Expertise

Keahlian dari luar yang mendesign dan membantu

pengembangan masyarakat disertai sumber-sumber akan

memberikan dampak yang kurang baik bagi pengembangan

masyarakat setempat. Hal ini tidak berarti bahwa keberhasilan

pengembangan masyarakat di tempat lain tidak perlu

diperhatikan. Ahli pengembangan dari luar dapat saja

dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan karakteristik

setempat dan menyesuaikan.

14. Community Building

Bahwa semua pengembangan masyarakat adalah bertujuan

untuk membangun masyarakat. Satu hal penting dalam

membangun masyarakat adalah terciptanya interaksi sosial,

kerja sama antar mereka, saling terbuka melalui komunikasi

sosial.

15. Proses and Outcome

Kadang kala ada keinginan yang merupakan bias pembangunan

untuk mencapai hasil yang sesegera mungkin melupakan proses

yang melibatkan semua komponen masyarakat. Kegiatan seperti

kit and run hanya sekali pukul mendapatkan hasil. Kelanjutan

keberhasilan berikutnya sangat diragukan. Dengan hanya

menekankan pada hasil maka kita melupakan pemberdayaan

masyarakat, kita tidak memposisikan masyarakat sebagai subyek

akan tetapi sebagai obyek pembangunan,

16. The Integruty of Process

Pengembangan masyarakat melalui suatu proses pertemuan-

pertemuan, masyarakat didorong untuk menyampaikan dan

mengambil keputusan. Adalah sesuatu yang baik apabila proses

yang ternyata berhasil dalam pengembangan masyarakat dalam

mempertahankan dan dipelihara. Melalui pertemuan-pertemuan

dapat diidentifikasi kebutuhan masyarakat, cara mencapai tujuan

yang diinginkan hingga didapaykan suatu konsensus.

17. Non Violence

Prinsip ini untuk menjamin bahwa didalam proses

pengembangan masyarakat tidak terjadi kekerasan fisik diantara

anggota masyarakat.

18. Inclusiveness

Pengembangan masyarakat harus menyertakan seluruh anggota

masyarakat. Kadang-kadang pertentangan tidak dapat dihindari,

akan tetapi upaya-upaya saling menghormati, saling menghargai

yang merupakan nilai yang dimiliki masyarakat kiranya masih

dapat dipertahankan.

Page 57: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

41

19. Konsensus

Pengembangan masyarakat yang baik adalah apabila keputusan

yang diambil untuk rencana-rencana kegiatan melalui suatu

kesepakatan bersama “konsensus”.

20. Co-operation

Prinsip kerjasama adalah sangat baik, dan kalau diperlukan

untuk melakukan kerjasama dengan masyarakat lain guna

peningkatan ekonomi dan pemberian manfaat lainnya dalam

jangka waktu yang lama. Bahkan kerjasama perlu diperluas

sampai ketingkat nasional.

21. Participation

Didalam pengembangan masyarakat harus selalu diupayakan

optimalisasi partisipasi. Setiap anggota masyarakat secara aktif

ikut dalam proses-proses kegiatan pengembangan. Akan tetapi

partisipasi setiap individu berbeda-beda secara fungsi, kapasitas

sesuai potensi dan kondisi masing-masing.

22. Definning Need

Prinsip pendefinisian kebutuhan adalah sangat penting dalam

pengembangan masyarakat. Kebutuhan meliputi dua prinsip

penting, yaitu:

a. Pengertian kebutuhan masyarakat seutuhnya, konsumen,

sumber daya.

b. Kebutuhan yang bersifat progresif maupun regresif.

Suharto (2009:66-67) dalam bukunya membangun masyarakat,

Memberdayakan Masyarakat menjelaskan strategi pemberdayaan dapat

dilakukan melalui tiga Pendekatan atau mantra pemberdayaan

(empowerment setting), yaitu: mikro, mezzo dan makro.

1. Pendekatan Mikro. Pemberdayaan dilakukan secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis

intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih

klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini

sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task

centered approach)

2. Pendekatan mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok

klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok

media sebagai intervensi. Pendidikam dan pelatihan, dinamika

kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam

meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap

klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang

dihadapi

Page 58: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

42

3. Pendekatan makro. Pendekatan ini sering disebut dengan Strategi

Sistem Besar, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaan soosial,

kampanye, aksi sosial, pengorganisasian masyarakat, manajemen

konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi

sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki

kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan

untuk memilih serta menentukan strategi yang tepay untuk

bertindak.

2.1.6 Strategi Pemberdayaan

Parsons et.al. dalam (Suharto, 2010:66) menyatakan bahwa proses

pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada

literature yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu-

lawan-satu antara pekerja sosial dank lien dalam seting pertolongan perseorangan.

Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun

demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan melalui

kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan

secara individual; meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetpa berkaitan

dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain

diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan

melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting), yaitu :

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.

Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam

menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut

sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai

Page 59: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

43

media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,

biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki

kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut sebagai strategi sistem besar

(large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada

sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan

sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekata ini.

Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki

kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk

memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan diatas dicapai

melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P,

yaitu: kemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan

(Suharto, 2010: 67):

1. Kemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus

mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat cultural dan structural

yang menghambat.

2. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhanya.

Pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan segenap

kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang

kemandirian mereka.

3. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok

lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya

persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat

dan yang lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat

terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada

penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak

menguntungkan rakyat kecil.

4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.

Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh

kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh

kesempatan berusaha.

Page 60: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

44

Dubois dan Miley dalam (Suharto, 2010: 68) member beberapa cara atau

tekhnik yang lebih spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan

masyarakat:

1. Membangun relasi pertolongan yang (a) merefleksikan respon empati;

(b) menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri (self-

determination); (c) menghargai perbedaan dan keunikan individu; (d)

menekankan kerjasama klien (clien partnerships)

2. Membangun komunikasi yang: (a) menghormati martabat dan hargadiri

klien; (b) mempertimbangkan keragaman individu ; (c) berfokus pada

klien; (d) menjaga kerahasiaan klien.

3. Terlibat dalam pemecahan masalah yang: (a) memperkuat partisipasi

klien dalam semua aspek proses pemecahan masalah; (b) menghargai

hak-hak klien; (c) merangkai tantangan-tantangan sebagai kesempatan

belajar; (d) melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.

4. Merefleksikan sikap dan nilai propesi pekerjaan sosial melalui: (a)

ketaatan terhadap kode etik profesi; (b) keterlibatan dalam

pengembangan professional, reset dan perumusan kebijakan; (c)

penerjemahan kesulitan-kesulitan pribadi kedalam isu-isu publik; (d)

penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidak setaraan

kesempatan.

Pelaksanaan pendekatan diatas berijak pada pedoman dan prinsif

pekerjaan sosial. Terdapat beberapa prinsif pemberdayaan menurut persfektif

pekerjaan sosial (Suharto, 2010: 68-69).

1. Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Karenanya pekerja sosial dan

masyarakat harus bekerja sama sebagai partner.

2. Proses pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai faktor atau

subjek yang kompeten dan mampu menjangkau sumber-sumber dan

kesempatan-kesempatan.

3. Masyarakat harus melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting yang

dapat mempengaruhi perubahan.

4. Kompetensi diperoleh atau dipertajam melalui pengalaman hidup,

khususnya pengalaman yang memberikan perasaan mampu pada

masyarakat.

5. Solusi-solusi, yang berasal dari situasi khusus harus beragam dan

menghargai keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang berada

pada situasi masalah tersebut.

6. Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang

penting bagi penurunan ketegangan dan meningkatkan kompetensi serta

kemampuan mengandalikan seseorang.

Page 61: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

45

7. Masyarakat harus berpartisipasi dalam pemberdayaan mereka sendiri:

tujuan, cara dan hasil harus dirumuskan oleh mereka sendiri.

8. Tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan, karena

pengetahuan dapat memobilisasi tindakan bagi perubahan.

9. Pemberdayaan melibatkan akses terhadap sumber-sumber dan

kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif.

10. Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terus, evolutif;

permasalahan selalu memiliki beragam solusi.

11. Pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personal dan

pembangunan ekonomi secara pararel.

Pada uraian di atas menjelaskan bahwa, dalam upaya pemberdayaan perlu

adanya suatu strategi yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.

Dalam strategi pemberdayaan upaya yang dilakukan adalah meningkatkan

kemampuan atau kapasitas masyarakat khususnya masyarakat miskin. Penguatan

kapasitas ini merupakan suatu proses dalam pemberdayaan dengan meningkatkan

atau ,merubah pola prilaku individu, organjisasi, dan system yang ada di

masyarakat untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil

berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dapat disjikan

sebagai data pendukung. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam mengelola dan

relevan yang sedang dibahas dalam penelitian ini, walapun fokus dan masalahnya

tidak sama tapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan

masalah penelitian ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan adalah terkait

dengan Program Ekonomi Kerakyatan di Kabupaten Lebak

Pertama penelitian yang dilakukan oleh Agisthia Lestari 6661092552

Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu

Page 62: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

46

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian Ini Berjudul Implementasi

Program Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat Kumuh Dan Miskin

(GEBRAK PAKUMIS) dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten

Tangerang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji masalah yang

timbul dangan adanya program GEBRAK PAKUMIS. Namun, secara spesifik

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Gerakan

Bersama Rakyat Atasi Kawasan Kumuh Padat dan Miskin (GEBRAK

PAKUMIS) dalam pemberdayaan masyarakat lemah dan tertinggal di Kabupaten

Tangerang dengan melakukan studi kasus di Kecamatan Kresek tahun 2012.

Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak berjalan dengan

optimal. Hal tersebut berdasarkan temuan lapangan peneliti adanya ketidaksesuian

jumlah rumah dalam dokumen rencana tindak komunitas (RTK) dengan realisasi

pembanguan karena ada banyak rumah yang dibangun menggunakan dana

bantuan dengan menggunakan mekanisme subsidi silang. Tidak adanya kejelasan

kriteria dalam penetapan masyarakat pemerima bantuan karena kondisi yang

hampir sama di wilayah/kawasan penerima bantuan. Bantuan kepada kelompok

penerima manfaat (KPM) yang dilakukan oleh tim pendamping masyarakat. Serta

kurangnya sosialisasi mengenai manfaat, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

dari program GEBRAK PAKUMIS

Kedua penelitian ini dilakukan oleh Budi Lenora A14304055 Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor. Yang berjudul evaluasi program

pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) Garda Emas (Studi

Kasus UMKM Penghasil Sandal di Kecamatan Bogor Selatan). Penelitian ini

Page 63: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

47

berjujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program garda emas dengan

sasaran UMKM, membandingkan profil UMKM penghasil sandal antara yang

tidak ikut program garda emas dengan yang ikut program garda emas,

menganalisis faktor-faktor yang mempengerahi pendapatan UMKM penghasil

sandal, baik yang tidak ikut program garda emas maupun yang ikut program garda

emas.

Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini yaitu Pemberdayaan UMKM

dilakukan dengan menumbuhkan dan mengembangkan sektor usaha kecil.

Pendekatan yang dilakukan untuk menumbuhkan sektor usaha kecil adalah

dengan pembukaan akses-akses usaha kecil ke pasar yang lebih luas atau

introduksi usaha baru yang layak dan menguntungkan. Sedangkan untuk

mengembangkan sektor usaha kecil dilakukan dengan memperkuat dan

meningkatkan akses permodalan, manajemen usaha, teknologi, pemasaran dan

standarisasi kualitas produk.

Berdasarkan hasil uji rata-rata dua sampel kecil independen, baik

penerimaan maupun pendapatan UMKM penghasil sandal antara yang ikut

program maupun yang tidak ikut program Garda Emas adalah sama, sehingga

dapat disimpulkan program Garda Emas masih belum efektif dalam

memberdayakan UMKM penghasil sandal yang ikut program jika ditinjau dari

penerimaan dan pendapatannya

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM

penghasil sandal (LnY) adalah penerimaan (LnX1), jumlah tenaga kerja (LnX2),

jarak ke tempat penjualan (LnX4), usia (LnX5), lama usaha (LnX6), pendidikan

Page 64: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

48

(LnX7), dan skala usaha (D2 dan D3). Sedangkan faktor-faktor yang tidak

berpengaruh secara nyata adalah jumlah mesin jahit (LnX3), jumlah tanggungan

(LnX8), sumber modal (D1), pelatihan (D4) dan jenis UMKM (D5).

2.3. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir menggambarkan alur fikiran peneliti sebagai kelanjutan

dari kajian teori untuk memberikan penjelasan, maka berdasarkan judul penelitian

tersebut maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dengan indicator teori yang

digunakan yaitu teori Strategi Pemberdayaan dari Suharto (2010: 67).

Berdasarkan fokus penelitian yang peneliti lakukan yakni tentang

Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang

Klaster Industri di Kabupaten Lebak, sejalan dengan perkembangan pembangunan

daerah pada tingkat pedesaan semakin maju langkah pembangunan pun sekain

banyak permasalahan pelaynan yang harus di hadapi dan di tanggulangi sengingga

menjadi penentu keberhasilan dalam melasanakan tugas dan fungsi dinas secara

maksimal.

Pada observasi awal yang peneliti lakukan, peneliti menemukan beberapa

permasalahan, diantaranya yaitu: pertama Sumber daya manusia dan

pengetahuan yang masih minim membuat kelompok usaha lama untuk

berkembang, kedua Pelatihan dan pembinaan yang diberikan kurang optimal,

sehingga hasil dari pelatihan dan pembinaan tidak berdampak positif bagi

masyarakat, ketiga Kurangnya bantuan dana dari pemerintah sehingga masyarakat

tidak bisa membuka usaha sendiri, keempat Akses jalan yang jauh dan kurang

Page 65: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

49

baik menyebabkan kegitan pendistribusian produk kurang efektif dan

efisien.kelima Tidak adanya pengawasan dalam proses pemasaran setelah

diselenggarakan pelatihan.

Selanjutnya merujuk pada fokus penelitian ini mengenai Implementasi

Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang Klaster Industri di

Kabupaten Lebak, peneliti menggunakan teori George C. Edwards III, yang terdiri

dari 4 (empat) komponen yaitu: (1) Komunikasi (2) Sumber Daya (3) Disposisi

(4) Struktur Birokrasi. Mengacu pada deskripsi teori diatas, langkah berikutnya

komponen-komponen tersebut akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian

sehingga menghasilkan output atau keluaran berupa gambaran mengenai

Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang

Klaster Industri di Kabupaten Lebak. Hal ini akan menjadi bahan masukan atau

outcome bahwa dengan berkembangnya ekonomi kerakyatan dinas perindustrian

dan perdagangan dapat mengurangi kemiskinan di Kabupaten Lebak.

Page 66: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

50

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Berfikir

Implentasi Program Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang Klaster

Industri Di Kabupaten Lebak 2015

Konsep implementasi kebijakan menurut George C. Edwards III:(Agustino :

2008)

1. Komunikasi

2. Sumberdaya

3. Disposisi

4. Struktur birokrasi

Berjalannya dengan baik Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil

Menengah (IKM) Tentang Klaster Industri Di Kabupaten Lebak 2015

Permasalahan:

1. Program pembinaan dan pelatihan tidak mencakup seluruh unit usaha IKM

2. Kegiatan pemasaran terkendala akses

3. Bantuan pengembangan kegiatan usaha masih sangat terbatas

4. Tidak adanya penugasan kepada pelaku usaha untuk melaporkan

perkembangan usahanya

5. Struktur birokrasi antar dinas yang tidak berjalan optimal dalam pembinaan

IKM

6.

Meningkatnya kesejahtraan masyarakat di Kabupaten Lebak

Page 67: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

51

2.4. Hipotesis Penelitian

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam

penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dengan demikian, hipotesis di dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ho : µ ≤ 65%

Ho : Keberhasilan Program IKM di Kabupaten Lebak paling tinggi atau sama

dengan 65%.

Ha : µ > 65%

Ha : Keberhasilan Program IKM di Kabupaten Lebak paling rendah 65%.

Berdasarkan dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu

hipotesis penelitian, yaitu sebagai berikut:

Ho : µ ≤ 65%

Ho : Keberhasilan Program IKM di Kabupaten Lebak paling tinggi atau sama

dengan 65%.

Page 68: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol,empiris dan kritis dari

suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena. (Kerlinger, 1986: 17-

18). Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo Penelitian merupakan refleksi dari

keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam.Perhatian atau

pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian

yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).

Selanjutnya menurut Singarimbun dan Sofian Effendi, penelitian secara umum dapat

digolongkan ke dalam tiga model utama yaitu

1. Penelitian Diskriptif, merupakan suatu penelitian yang bermaksud memperoleh atau

mendapatkan gambaran tentang sifat dari suatu gejala masyarakat.

2. Penelitian Eksploratif, merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk

memperdalam pengetahuan mengenai gejala tertentu dengan maksud untuk

merumuskan masalah secara terperinci.

3. Penelitian Eksplanatori, penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesa tentang

hubungan kausalitas variabel yang diteliti dari hipotesis yang telah ditentukan.

Menurut Arikunto, metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya

Dalam arti umum dan awam, metodologi biasa digunakan dalam konteks apa saja,

misalnya berpikir, metodologi pendidikan, atau metodologi pengajaran. Menurut

Irawan (2005:4.2) metodologi adalah “totalitas cara” untuk meneliti dan menemukan

kebenaran. Disebut totalitas cara, sebab metodologi tidak hanya mengacu pada

Page 69: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

53

metode penelitian, tetapi juga paradigma, pola pikir, metode pengumpulan dan

analisis data, sampai dengan metode penafsiran temuan penelitian itu sendiri. Dalam

penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara

kuantitatif maupun kualitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu

berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum

memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi

dipermukaan.

3.2. Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Agar penelitian lebih terstruktur dan sistematis, maka ruang lingkup penelitian

difokuskan pada Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM)

Tentang Klaster Industri Di Kabupaten Lebak 2015.

3.3. Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini yaitu tentang Implementasi Program

Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang Klaster Industri Di Kabupaten

Lebak 2015.Maka lokus penelitian ini yaitu berlokasi di 9 (sembilan) Kecamatan

yang mendapatkan bantuan Program Industri Kecil Menengah (IKM) dari Pemerintah

Daerah Lebak.

Page 70: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

54

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1. Definisi Konsep

Istilah konsep berasal dari bahasa latin coceptum, artinya sesuatu yang

dipahami. Aristoteles dalam “The classical theory of cocepts” menyatakan bahwa

konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan

filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran

mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga

sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam karakteristik

(diakses dalam: http://id.m.wikipedia.org/wiki/konsep,14Agustus 2015).

Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Wahab, 2008: 65) Implementasi

program adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat

atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya

tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Program

Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM), Program IKM adalah salah satu

program yang dibuat oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak

untuk memfasilitasi IKM dalam pemanfaatan sumber daya, dan melakukan

pembinaan IKM dalam memperkuat jaringan klaster industri. Tujuan dari Program

IKM ini yaitu Pemerintah Daerah Lebak dalam hal ini Dinas Perindustrian dan

Perdagangan memberikan akses dan perlindungan para pengusaha IKM agar kegiatan

usaha berlanjut dan semakin berkembang, kegiatan fasilitasi dan pembinaan tersebut

Page 71: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

55

diantaranya pemberian peralatan penunjang IKM dan Sosialisasi atau pelatihan

pengembangan kegiatan usaha

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian

dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dan Variabel yang menjadi

indikator dalam penelitian Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil

Menengah (IKM) Tentang Klaster Industri Di Kabupaten Lebak

2015.Berdasarkan teori yang melandasi dan definisi konsep yang telah dibuat,

maka dirumuskan suatu variabel penelitian

Berikut ini adalah konsep indikator kerja menurut Edward III dalam

Agustino (2012:150-153) adalah sebagai berikut :

Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi, yaitu:

1) Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan

suatu implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam

penyaluran komunikasi adalah adanya salah pengertian

(miskomunikasi), hal tersebut disebagiankan karena komunikasi telah

melalui beberapa tingkatan birokrasi, sehingga apa yang diharapkan

terdistorsi ditengah jalan.

2) Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan

(street-level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan

(tidak ambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu

Page 72: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

56

menghalangi implementasi, pada tataran tertentu, para pelaksana

membutuhkan fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada

tataran yang lain hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang

hendak dicapai oleh kebijakan yang telah ditetapkan.

3) Konsisitensi; perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu

komunikasi haruslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau

dijalankan). Krena jika perintah yang diberikan sering berubah-ubah,

maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana dilapangan.

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan suatu kebijakan

implementasi suatu kebijakan adalah sumber daya. Indikator sumber-sumber

daya terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

1) Staf; sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah

satunya disebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi,

memadai, ataupun tidak kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah

staf dan implementor saja tidak mencukupi, tetapi diperlukan pula

kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan

(kompeten dan kapabel) dalam mengimplementasikan kebijakan atau

melaksanakan tugas yang diinginkan oleh kebijakan itu sendiri.

2) Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua

bentuk, yaitu pertama informasi yang berhubungan dengan cara

melaksanakan kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus

Page 73: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

57

mereka lakukan disaat mereka diberi perintah untuk melakukan

tindakan.

Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap

peraturan dan regulasi pemerintah yang telah ditetapkan. Implementor

harus mengetahui apakah orang lain yang terlibat di dalam pelaksanaan

kebijakan tersebut patuh terhadap hukum.

3) Wewenang; pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar

perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang

ditetapkan secara politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan

para implementor dimata publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat

menggagalkan proses implementasi kebijakan.

4) Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang

mencukupi, mengerti apa yang dilakukannya, dan memiliki wewenang

untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung

(sarana dan prasarana) maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan

berhasil.

Variabel ketiga yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada

variabel disposisi, menurut George Edward III, adalah:

Page 74: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

58

1) Pengangkatan birokrat; disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi

kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijkan-kebijakan

yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu, pemilihan dan

pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang

memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan; lebih khusus

lagi bagi kepentingan warga.

2) Insentif, Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan

untuk mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan

memanipulasi insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindak

menurut kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh

para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana

kebijakan. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu

mungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana

kebijakan melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai

upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau organisasi.

Variabel keempat, yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

implementasi kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun

sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para

pelaksana kebijakan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, dan

mempunyai keinginan untuk melaksankan suatu kebijakan, kemungkinan

suatu kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau terealisasi karena

Page 75: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

59

terdapatnya kelemahan dalam suatu struktur birokrasi. Kebijakan yang

begitu kompleks menuntut adanya kerja sama banyak orang, ketika

struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal

ini akan menyebagiankan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif

dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah

kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan

secara politik dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Variabel Implementasi Kebijakan Publik yang disebutkan diatas, dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

yang ada pada Implementasi Perda ini.

Selanjutnya yaitu definisi konsep mengenai Program Pengembangan Industri

Kecil Menengah (IKM), Program IKM adalah salah satu program yang dibuat

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak untuk memfasilitasi

IKM dalam pemanfaatan sumber daya, dan melakukan pembinaan IKM dalam

memperkuat jaringan klaster industri. Tujuan dari Program IKM ini yaitu

Pemerintah Daerah Lebak dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan

memberikan akses dan perlindungan para pengusaha IKM agar kegiatan usaha

berlanjut dan semakin berkembang, kegiatan fasilitasi dan pembinaan tersebut

diantaranya pemberian peralatan penunjang IKM dan Sosialisasi atau pelatihan

pengembangan kegiatan usaha. Tujuan Program IKM adalah sebagai berikut:

Page 76: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

60

1. memberikanfasilitas masyarakat pengusaha terhadap sarana dan

prasarana kegiatan usaha.

2. Mendorong roda perekonomian masyarakat dengan mengurangi

angka pengangguran dan kemiskinan.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk kuesioner,

dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri.Sedangkan skala

pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Menurut Siregar (2010:138), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu objek atau

fenomena tertentu.

Selain itu Siregar (2010:140) menambahkan bahwa, dalam alternative

jawaban pada Skala Likert tidak hanya tergantung pada jawaban setuju atau penting.

Alternative jawaban dapat berupa apapun sepanjang mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang tentang suatu objek jawaban, misalnya baik, senang, tinggi, puas,

dan lain-lain.

Dengan skala likert, maka variabel yang di ukur akan dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun

item–item instrumen dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.Jawaban setiap item

instrumen memiliki tingkatan nilai dari sangat positif sampai sangat negatif, maupun

Page 77: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

61

sebaliknya dari sangat negatif sampai sangat positif. Dan untuk keperluan analisis

kuantitatif maka jawaban dari setiap item instrumen diberi skor sebagai berikut

Tabel 3.1

Tabel Skoring / Nilai (Negatif)

Jawaban Skor

Sangat setuju (SS) 1

Setuju (S) 2

Tidak setuju (TS) 3

Sangat tidak setuju (STS) 4

Sumber: Peneliti, 2015.

Selain angket atau kuesioner, peneliti ini menggunakan data yang dapat

dikelompokan dalam dua sumber data yaitu:

1. Sumber data primer

Data yang diperoleh langsung dari sumbernya (sampel atau responden)

dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu disebut data

primer karena data ini diperoleh langsung dari sumber pertama dan masih

bersifat mentah katena belum diolah atau diinterprestasikan sifat dan

kualifikasinya. Sumber data primer ini diperoleh melalui kegiatan

wawancara secara terstruktur (penyebaraan kuesioner atau angket) kepada

responden dan observasi secara non-partisipatoris.

Page 78: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

62

a. Kuesioner atau angket

b. Pengumpulan data dilakukan dengan member seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis mengenai variable yang diteliti kepada responden

untuk dijawabnya.

c. Observasi non-partisipatatoris

Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara tidak

langsung dalam penelitian ini.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder diperoleh melalui kegiatan studi kepustakaan, studi

dokumentasi, studi lapangan dan studi wawancara.

a. Studi literatur atau studi kepustakaan

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau

mengumpulkan data dari berbagai referensi yang relevan berdasarkan text

book maupun jurnal-jurnal ilmiah.

b. Studi dokumentasi

Ialah studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh data sekunder

berupa pengumpulan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Lebak, catatan serta dokumen-dokumen yang

relevan mengenai masalah penelitian ini.

Page 79: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

63

c. Studi lapangan langsung

Merupakan pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara turun

langsung ke lokasi penelitian yang salah satunya dengan cara melakukan

observasi.

3.5.1 Uji Validitas, Realibitas dan Normalitas

3.5.1.1 Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk data mengukur

itu valid. Sugiyono (2012:121) mendefinisikan valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur.

Maka dari itu untuk menguji instrumen penelitian ini agar data yang didapat

valid, maka peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan

bantuan perangkat lunak Statistic Program For Social Science (SPSS) 16.

Uji validitas digunakan untuk salah satu valid tidaknya suatu

kuesioner. Kevaliditisan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen

benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian anatar konsep dan

hasil pengukuran.

Page 80: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

64

2222

)()(

yynxxn

yxxynr

Rumus uji validitas ini adalah:

Keterangan :

r = Koefisien kolerasi Product Moment

∑x = Jumlah skor dalam sebaran x

∑y = Jumlah skor dalam sebaran y

∑xy = Jumlah hasil skor x dan y yang berpasangan

∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

n = Jumlah sampel

Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan

rtabel (dengan melihat taraf signifikan penelitian, yakni sebesar 10% atau 0,1,

dan jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai rtabel)

sebagai berikut :

1. jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid

2. jika rhitung ˃ rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid

3.5.1.2 Uji Reliabilitas

Tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas, dimana hasil penelitian yang

reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Sugiyono

(2012:122) mendefinisikan instrumen yang reliabel merupakan instrumen

yang bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.

Page 81: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

65

st

si

k

kri

1

11

Pendekatan yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah pendekatan

realibilitas konsistensi internal.

Adapun teknik yang digunakan untuk mengukur konsistensi internal

adalah Cronchbach’s Alpha. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya

lebih dari 0,30. Dengan dilakukannya uji reliabilitas maka akan menghasilkan

suatu instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Pengujian

Reliabilitas kuesioner pada penlitian ini menggunakan bantuan perangkat

lunak Statistic Program For Social Science (SPSS) 16.

Rumus Alpha Cronchbach adalah sebagai berikut:

Keterangan :

ri1 = koefisien reliabilitas internal seluruh item

k = banyaknya item

Si2 = jumlah varian skor tiap-tiap item

St2 = varian total

Page 82: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

66

Tabel 3.2

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel

˃0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel

˃0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel

˃0,60 s/d 0,80 Reliabel

˃0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

3.5.1.3 Uji Normalitas

Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian,

normalitas data digunakan untuk menjaga ketetapan metode statistik yang digunakan,

karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistika yang digunakan

adalah statistika non parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah

normal maka statistika yang digunakan adalah statistic parametcric.

3.5.2 Jenis dan Sumber Data

3.5.2.1 Jenis Data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh dari narasumber yang langsung

berhubungandengan penelitian dan mampu memberikan informasi. Dalam

penelitian ini data primer tersebut diperoleh peneliti melalui penyebaran

kuesioner yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada Masyarakat penerima

Page 83: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

67

Program Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang

Pengembangan Komoditi Unggulan Gula Aren di Kabupaten Lebak.

2. Data Sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh peneliti, seperti

dokumen, hasil penelitian yang relevan, laporan dan catatancatatan atau

melalui pihak lain yang memberikan keterangan dan informasi kepada

peneliti.

3.5.2.2 Sumber Data

1. Responden dalam penelitian ini yaitu Masyarakat penerima (Pengusaha)

bantuan Program Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang

Pengembangan Komoditi Unggulan Gula Aren di Kabupaten Lebak, yang

dilibatkan secara langsung di dalam kegiatan penelitian ini, untuk

memperoleh gambaran atau materi yang dijadikan objek penelitian.

2. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan penelitian.

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hariwijaya (2005:61), untuk memperoleh data dan keterangan

yang diperlukan, digunakan teknik sebagai berikut :

1. Library Research atau studi kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dari

literatur yang secara langsung berhubungan dengan topik permasalahan yang

sedang diteliti, baik literatur yang bersumber dari referensi, maupun dari

buku-buku yang relevan.

2. Field Research yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan pengamatansecara

langsung pada objek yang diteliti, dengan melakukan :

Page 84: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

68

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung

terhadap objek yang diteliti.

2. Kuesioner

Cara ini digunakan melalui pembuatan daftar pertanyaan tentang masalah

yang akan diteliti, yang kemudian dibagikan kepada responden.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:18). Populasi di

dalam penelitian ini adalah Masyarakat penerima Program Pengembangan Industri

Kecil dan Menengah (IKM)yang berjumlah 4.432Unit Usaha.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.(Sugiyono, 2012:18). Karena adanya keterbatasan, maka tidak seluruhnya

populasi tersebut akan diteliti. Oleh karena itu, penelitian hanya dilakukan pada

sampel dari populasi tersebut. Di dalam menentukan jumlah sampel yang akan

diteliti, rumus yang dipergunakan oleh peneliti adalah rumus dari Taro Yamane

(Bungin. Burhan. 2006 : 105) yaitu sebagai berikut:

Page 85: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

69

N

n =

N. (d2) + 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dicari

N = Jumlah Populasi

d2

= Nilai presisi (presisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%

dengan perhitungan 10 : 100 = 0,1)

Diketahui :

N = 4.432Unit Usaha

d = 0,1

Page 86: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

70

Perhitungan Sampel:

N

n =

N. (d2) + 1

4.432

n =

4.432. (0,12) + 1

4.432

n =

44,32 + 1

4.432

n =

45,32

n = 97,79 dibulatkan menjadi:

n = 98

Jadi, sampel yang akan digunakan di dalam peneltian ini yaitu sebanyak 98

Masyarakat Pengusaha (Unit Usaha).

Adapun agar sampel tersebut yang nantinya akan menjadi fokus objek penelitian

dapat mempresentasikan populasi, maka digunakanlah teknik sampling dengan

menggunakan proportional stratified random sampling. Sampel wilayah adalah teknik

sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat

dalam populasi. Jumlah penentuan sampel pada masing-masing Unit Usaha per

Kecamatan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 87: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

71

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Unit Usaha per Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Unit

Usaha

Jumlah Sampel Hasil Akhir

1 Sobang 1430 1.430 : 4.432 x 98 = 31,62

32

2 Lebakgedong 333 333: 4.432 x 98 = 7,36 7

3 Sajira 36 36: 4.432 x 98 = 0,79 1

4 Gunungkencana 165 165: 4.432 x 98 = 3,64 4

5 Cigemblong 751 751: 4.432 x 98 = 16,60 17

6 Cijaku 376 376: 4.432 x 98 = 8,31 8

7 Cibeber 897 897 : 4.432 x 98 = 19,83 20

8 Cilograng 239 239: 4.432 x 98 = 5,28 5

9 Cihara 205 205: 4.432 x 98 = 4,53 4

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2015

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan

Setelah data dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah pengolahan

data.Tahap ini merupakam tahap yang sangat penting dan menentukan.Pada

tahap ini data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-

kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang

Page 88: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

72

diajukan dalam penelitian. Teknik pengolahan data dalam Bungin (2009:165-

168) tersebut menggunakan cara sebagai berikut :

1. Editing Data, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data dilapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi

harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,

berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus

diperbaiki melalui editing ini. Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian

memeriksa satu per satu lembaran instrumen dan poin yang janggal

tersebut.

2. Coding data, setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya

adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahap koding.

Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga

memiliki arti tertentu pada saat dianalisis, kemudian diberikan skor

dengan menggunakan skala Likert.

3. Tabulating data, adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka- angka serta menghitungnya. Penyusunan data dalam

tabel-tabel yang mudah dibaca dan tabel tersebut disiapkan untuk analisis.

Page 89: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

73

3.7.2 Teknik Analisis Data

Setelah pengolahan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah analisis

data.Dimana analisis itu dilakukan untuk membahas masalah yang terdapat

dalam masalah.Analisis data dilakukan dalam usaha untuk menyederhanakan

data yang didapat agar mudah dipahamim oleh pembaca.Metode analisis yang

digunakan oleh peneliti adalah metode kuantitatif.Kegiatan dalam analisis data

adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data

dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang

telah diajukan. Berikut rumus pengujian hipotesis deskriptif yang diajukan dalam

penelitian ini menggunakan rumus T-Test (Uji T) sebagai berikut :

Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

π = nilai rata-rata

µ0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

Page 90: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

74

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Implementasi

Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tentang Klaster Industri di

Kabupaten Lebak Tahun 2015 . Adapun waktu penelitian ini dimulai dari bulan

Januari

Page 91: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

Sumber: Peneliti, 2018

No. Kegiatan

Waktu Penelitian

Sept

2017

Okt

2017

Nov

2017

Des

2017

Jan

2018

Feb

2018

Mar

2018

Apr

2018

Mei

2018

Jun

2018

1. Pengajuan Judul

2. Observasi Awal

3. Penyusunan Proposal Skripsi

4. Bimbingan BAB I – BAB III

5. Seminar Proposal Skripsi

6. Revisi Proposal Skripsi

7. Pengumpulan Data di Lapangan

8. Reduksi Data dari Lapangan

9. Penyajian Data

10. Penyusunan Hasil Penelitian

11. Bimbingan BAB IV dan BAB V

12. Sidang Skripsi

Page 92: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

75

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian menjelaskan tentang objek penelitian secara umum

meliputi lokasi penelitian, struktur organisasi, tupoksi, serta menjelaskan

gambaran umum dari Kabupaten Lebak dan dijelaskan terkait dengan objek

penelitian yaitu Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah

(IKM) Tentang Produk Unggulan Gula Aren Di Kabupaten Lebak Tahun 2017

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kabupaten Lebak

Sumber : https://www.peta kabupaten lebak . co.id

Secara geografi Kabupaten Lebak, terletak pada posisi 105º25' -106º30'

Bujur Timur dan6º18' - 7º00' Lintang Selatan. Kabupaten Lebak memiliki luas

wilayah330.507,16Ha.Sedangkan luas wilayah laut yang menjadi kewenangan

Page 93: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

76

Kabupaten Lebak yaitu 73,3Km² dengan panjang pantai sekitar 91,42 Km².

Adapun batas-batas wilayah KabupatenLebak adalah sebagai berikut

Sebelah Utara : Kabupaten Serang dan Tangerang

Sebelah Timur : Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Sebelah Barat : Kabupaten Pandeglang

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Lebak merupakan kabupaten terluas di Provinsi Banten dengan luas

wilayah 304.472 ha. Yang mencakup 28 Kecamatan, 340 Desa dan 5 kelurahan.

Jumlah penduduk di kabupaten Lebak pada tahun 2014 berjumlah 1.258.637 jiwa,

mata pencaharian utama masyarakat di Kabupaten Lebak adalah bertani, industri

dan dagang.

Page 94: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

77

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Lebak

No. Nama Kecamatan Luas Wilayah

(ha)

Ketinggian

(m)

Jarak ke Kota

Rangkasbitung (km)

1 Malingping 9 217 40 100

2 Wanasalam 13 429 40 99

3 Panggarangan 16 336 4 127

4 Cihara 15 957 4 105

5 Bayah 15 374 3 135

6 Cilograng 10 720 3 160

7 Cibeber 38 315 200 152

8 Cijaku 7 436 70 80

9 Cigemblong 7 529 70 77

10 Banjarsari 14 531 120 70

11 Cileles 12 498 164 50

12 Gunung kencana 14 577 170 58

13 Bojongmanik 5 821 200 36

14 Cirinten 9 112 200 45

15 Leuwidamar 14 691 230 20

16 Muncang 8 498 260 42

17 Sobang 10 720 260 62

18 Cipanas 7 538 180 38

19 Lebak Gedong 6 255 180 47

20 Sajira 11 098 165 27

21 Cimarga 18 343 220 9

22 Cikulur 6 606 240 17

23 Warunggunung 4 953 250 10

24 Cibadak 4 134 220 5

25 Rangkasbitung 4 951 217 1

26 Kalanganyar 2 591 217 1

27 Maja 5 987 140 21

28 Curugbitung 7 255 140 34

Kabupaten Lebak 304 472 217

Sumber : Lebak Dalam Angka 2015

Page 95: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

78

4.1.2 Unit Pelaksanan Pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas meleksanakan

kewenangan otonomi daerah di bidang perindustrian,perdagangan dan

pengelolaan pasar di Kabupaten Lebak sebagai mana diatur dalam peraturan

daerah Kabupaten Lebak Nomor 10 Tahun 2007 Tentang pembentukan organisasi

dan tata kerja perangkat daerah kabupaten lebak, serta melaksanakan tugas

pembentukan yang diserahkan kepada pemerintah daerah.

Untuk melaksankan tugas pokok tersebut,Dinas Perindustrian dan

Perdagangan mempunyai pungsi sebagai berikut ;

a. Perumusan kebijakan teknis pengembangan usaha industri, pedagang, dan

pengelolaan

b. Perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan usaha industri

perdagangan dan pengelolaan

c. Pelaksanaan tugas bimbingan teknis oprasional dibidang perindustrian

yang meliputi industry argo dan hasil hutan, industry logam, mesin dan

kimia

d. Pelaksanaan tugas bimbingan dan pengembangan usaha perdagangan

meliputi pembinaan usaha perdagangan, pelayanan

kemetrologian,pengendalian persedian barang dan jasa, perlindungan

konsumen dan pembinaan perijinan

e. Pelaksanaan pelayanan pengebangan dan pembinaan disemua sector

daerah

Page 96: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

79

f. Pelaksanaan pemberian rekomendasi ijin dibidang industri, perdagangan

dan penghunian tanah bangunan milik pemerintah daerah atas

rekomendasi daerah

g. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan dinas atau intansi terkait

swasta, organisasi dunia usaha dalam rangka pengembangan usaha

industry kecil menengah

h. Pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan pembinaan dan pengembangan

usaha industri kecil menengah

4.1.3.1 Visi, Misi, Dinas Perindustrian dan perdagangan

Terwujudnya Daerah Perdagangan Industri Kecil Dan Menengah Yang

Maju Dan Mandiri Berbasis Ekonmi Pedesaan

Misi Dinas Perindustrian Dan Perdagangan kabupaten Lebak

a. Meningkatakan kompetensi pelaku usaha kecil menegah

b. Meningkatkan saraana dan prasarana teknologi pengemangan

komoditas unggulan

c. Memperluas pemasaran hasil produk industri kecil dan menengah

d. Pembinaan dan pengembangan pengawasan barang strategis

e. Pembinaan dan pengembangan pasar kawasan sentra produk unggulan

daerah, pusat grosir dan pasar daerah serta sarana dan prasarana pasar

Page 97: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

80

1.1.3.2 StrukturDinas Perindustrian dan perdaganganan

Dinas perindustrian dan perdagangan terdiri dari unsur :

a. Pimpinan adalah kepala dinas

b. Pembantu pimpinan adalah sekertaris

c. Pelaksanaan adalah kepala bidang, kepala bagian, kepala seksi,

cabang dinas, kepala UPT dan kelompok jabatan fungsional

Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan perdagangan

sebagai berikut:

a. Kepala Dinas

b. Sekertaris :

1. Sub bagian umum

2. Sub bagian keuangan

3. Sub bagian program

c. Bidang usaha industri

1. Seksi agro industri dan hasil hutan

2. Seksinaneka industri

3. Seksi industri logam, mesin dan kimia

d. Bidang usaha pertagangan

1. Seksi usaha pengembangan usaha perdagangan

2. Seksi pengadaan dan penyaluran

3. Seksi perlindungan konsumen

Page 98: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

81

e. Bidang pengelolaan pasar

1. Seksi pengembangan usaha perdagangan

2. Seksi sarana dan prasarana

3. Seksi kebersihan dan keamanan pasar

f. Bidang perencanaan dan evaluasi

1. Seksi evaluasi dan pelaporan

2. Seksi pendataan

3. Seksi pengendalian

g. Cabang Dinas

h. Unit pelaksana teknis Dinas (UPTD)

i. Kelompok jabatan fungsiona

4.2 Deskripsi Data

Penelitian ini ingin menjelaskan dan menggambarkan kondisi yang terdapat

di lapangan terkait dengan penelitian yang bersifat deskriptif dengan

menggunakan data kuantitatif berupa angka-angka yang dijadikan sebagai simbol

untuk mengetahui seberapa besar tingkat Implementasi Program Pembinaan

Industri Kecil Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di kabupaten Lebak .

Untuk menilai tingkatImplementasi Program Pembinaan Industri Kecil

Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di kabupaten Lebak, hasil pengisian

kuisioner dan survey ini akan menunjukkan indikator apa saja yang memiliki

pengaruh kuat terhadap pencapaian tingkat implementasi tersebut, kemudian

Page 99: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

82

hasilnya akan digunakan oleh peneliti untuk melihat seberapa besar tingkat

Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) tentang

Klaster Industri di kabupaten Lebakkepada masyarakat atau kelompok usaha yang

berada di wilayah penelitian.

4.2.1 Identitas Responden

Responden merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ilmiah.

Dalam pengisian kuisioner, peneliti meminta para responden untuk memberikan

data sebagai identitas dirinya untuk menunjang data dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini yang menjadi responden adalah masyarakat pengusaha atau yang

tergabung dalam kelompok usaha mikro kecil dan menengah yang ditemui

peneliti yang telah merasakan program pembinaan IKM sebanyak 98 responden.

Adapun data identitas diri responden yang peneliti minta adalah jenis kelamin,

umur responden, dan tingkat pendidikan terakhir responden.

Page 100: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

83

Grafik 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan grafik 4.1 diatas, terlihat bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar84,6% atau sebanyak 83 responden.

Sedangkan, responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar 15,3% atau

sebanyak 15 responden. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

menjadi pengusaha atau terlibat dalam program pembinaan IKM adalah yang

berjenis kelamin laki-laki.

84.6

15.3

Laki-Laki

Perempuan

Page 101: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

84

Grafik 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2018

Berdasarkan grafik 4.2 di atas, identitas responden berdasarkan usia, yaitu

pada rentang usia 33-45 tahun sebesar 22,4%, atau sebanyak 22 responden.

Kemudian, pada rentang usia 45-60 tahun sebesar 66,3% atau sebanyak 65

responden. Selanjutnya, pada rentang usia di atas 60 tahun sebesar 11,2% atau

sebanyak 11 reponden. Jadi kesimpulannya adalah terlihat jelas bahwa responden

sebagian besar yang terlibat dalam program pembinaan IKM atau masyarakat

pengusaha adalah pada rentang usia produktif, yaitu sebesar 22,4% dan 66,3%.

22.4

66.3

11.2

30 - 45

45 - 60

> 60

Page 102: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

85

Sedangkan hanya sebesar 11,2% responden yang berusia di atas 60 yang menjadi

masyarakat usaha atau terlibat dalam program pembinaan IKM.

Grafik 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2018

Berdasarkan grafik 4.3 di atas, identitas responden berdasarkan pendidikan,

yaitu yang berpendidikan terakhir SD yaitu sebesar 9,2% atau sebanyak 9

responden. Kemudian, yang berpendidikan terakhir SMP yaitu sebesar 27,5% atau

sebanyak 27 responden. Selanjutnya, yang berpendidikan terakhir SMA yaitu

sebesar 44,9% atau sebanyak 44 responden. Terakhir, yang berpendidikan terakhir

S1 yaitu sebesar 18,3% atau sebanyak 18 responden. Kesimpulannya adalah

responden yang menjadi masyarakat usaha atau terlibat dalam program pembinaan

9.2

27.5

44.9

18.3

SD

SMP

SMA

S.1

Page 103: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

86

IKM didominasi yang tingkat pendidikan SMA sebesar 44,9%. Sedangkan

sisanya hanya 9,2% saja responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir

hanya sampai jenjang SD.

Grafik 4.4

Penyaluran Komunikasi dari Kepala Pelaksana kepada Pegawai

Pelaksana yang menangani Program IKM berjalan baik.

Berdasarkan grafik 4.4 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 66,3% responden menjawab bahwa

penyaluran komunikasi dari Kepala Pelaksana kepada Pegawai Pelaksana

Program IKM sudah berjalan dengan baik. Responden meyakini bahwa penugasan

para Pegawai Pelaksana IKM tentu sudah diberi suatu pemaparan informasi baik

dalam bentuk komunikasi dan koordinasi dari pimpinannya mengenai pelaksanaan

pembinaan Program IKM ini, karena Program ini sudah sering dijalankan dari

tahun-tahun sebelumya. Selama peneliti berada di lokasi yakni di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kepala Unit Pelaksana Pembinaan Program IKM

31.6

66.3

2 0

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Page 104: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

87

mengarahkan kepada Pegawai Pelaksana untuk dapat menyampaikan pembinaan

Progam IKM kepada Masyakarat atau Kelompok Usaha dan di lapangan para

Masyarakat pelaku usaha pun menerima arahan program IKM tersebut berjalan

dengan baik dan lancar.

Grafik 4.5

Pegawai Pelaksana Program IKM berkomunikasi baik dengan sesama

Pegawai dalam pelaksanaan Program IKM

Berdasarkan grafik 4.5 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 77,5% responden menjawab bahwa Pegawai

Pelaksana Program IKM berkomunikasi baik dengan sesama Pegawai dalam

pelaksanaan Program IKM. Responden melihat Pegawai Pelaksana Program IKM

sudah melakukan komunikasi dengan baik antar sesama Pegawai karena pada saat

penyampaian penyuluhan, pendampingan, dan pembinaan kegiatan tersebut

dilakukan oleh dua sampai tiga orang Pegawai. Dari faktor itulah responden

12.2

77.5

10.2 0

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 105: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

88

menilai bahwa komunikasi yang terbangun antara sesame Pegawai sudah terlihat

baik.

Grafik 4.6

Penyaluran Komunikasi dari Pegawai Pelaksana kepada Masyarakat Pelaku

Usaha UMKM berjalan baik

Berdasarkan grafik 4.6 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 69,4% responden menjawab bahwa

penyampaian komunikasi dari Pegawai Pelaksana Program IKM kepada

Masyarakat Pelaku Usaha sudah berjalan baik, Responden menilai bahwa selama

pemaparan, penyuluhan, dan pendampingan Program IKM tersebut apa yang

sudah dijelaskan sudah cukup dimengerti oleh para pelaku usaha sehingga hal

tersebut sudah dapat dikatakan bahwa komunikasi antar pegawai pelaksana dan

masyarakat pelaku usaha berjalan baik. Hanya 14,2 % saja Responden yang

menilai bahwa Penyampaian Komunikasi dari Pegawai Pelaksana Program IKM

berjalan kurang baik, hal ini dikarenakan masih adanya Kelompok Usaha atau

Masyarakat Pelaku Usaha yang tidak terjangkau dan tidak mendapatkan program

pembinaan IKM itu sendiri.

16.3

69.4

14.2 0

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Page 106: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

89

Grafik 4.7

Informasi yang didapat oleh Pegawai Pelaksana Program IKM dari Kepala

Pelaksana dirasa cukup jelas

Berdasarkan grafik 4.7 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 54% responden menjawab bahwa setuju

terkait bahwa informasi yang didapat oleh Pegawai Pelaksana Program IKM dari

Kepala Pelaksana dirasa jelas. Responden menilai bahwa Pegawai Pelaksana

Program IKM telah menyampaikan informasi terkait Program IKM kepada

Masyarakat Pelaku Usaha dengan cukup jelas, hal ini menjadi dasar bahwa apa-

apa yang telah disampaikan tentu bersumber dari pimpinannya yang sama halnya

menyampaikan informasi Program IKM ini dengan jelas, karena apabila pimpinan

tidak menyampaikan informasinya dengan ketidakjelasan, maka informasi yang

disampaikan kepada Masyarakat Pelaku Usaha pun akan menjadi tidak jelas.

Namun terdapat 39,7% Responden yang menyatakan kurang setuju terkait

pernyataan tersebut dikarenakan bahwa Responden tidak mengetahui sejauhmana

Pimpinan atau Kepala Pelaksana Program IKM menyampaikan informasi kepada

Pegawainya.

6.2

54

39.7

0 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 107: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

90

Grafik 4.8

Informasi yang didapat oleh Masyarakat Pelaku Usaha dari Disperindag

dirasa cukup jelas

Berdasarkan grafik 4.8 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 60,2% responden menjawab bahwa setuju

terkait informasi yang didapatkan oleh Masyarakat Pelaku Usaha dari Disperindag

dirasa cukup jelas, Responden menilai kejelasan informasi yang disampaikan oleh

Disperindag diantaranya seperti : pemberian bantuan peralatan penunjang usaha,

jadwal kegiatan pembinaan program IKM, dan hal-hal lain terkait program

pembinaan IKM. Hanya 10,2% yang menyatakan kurang setuju dikarenakan

responden menilai bahwa informasi yang disampaikan tidak mencangkup seluruh

kepada elemen Masyarakat Pelaku Usaha dan Menilai bahwa sebagian informasi

yang disampaikan oleh Disperindag belum begitu jelas seperti pendampingan

yang belum berjalan dengan konsisten.

29.6

60.2

10.2 0 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 108: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

91

Grafik 4.9

Masyarakat Pelaku Usaha selalu bertanya terkait informasi Program IKM

yang dirasa belum jelas

Berdasarkan grafik 4.9 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 59,2% responden menjawab setuju terkait

Masyarakat Pelaku Usaha selalu bertanya apabila ada informasi program IKM

yang dianggap belum jelas, Responden menilai bahwa mereka selalu proaktif

kepada Pegawai Pelaksana (Disperindag) dengan cara selalu bertanya kepada

terkait informasi yang dirasa belum jelas. Namun ada beberapa responden yang

kurang aktif sebesar 29,6% yang menyatakan kurang setuju karena mereka

cenderung pasif dan mengikuti dengan yang lainnya.

11.2

59.2

29.6

0 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 109: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

92

Grafik 4.10

Tidak ada Perubahan rencana dalam kegiatan pelaksanaan Program IKM

Berdasarkan grafik 4.10 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 74,5% responden menjawab setuju terkait

tidak ada perubahan rencana dalam kegiatan pelaksanaan Program IKM,

Responden menilai bahwa sejauh ini tidak ada perubahan yang signifikan atau

berarti terkait program IKM, seperti rencana pendataan unit usaha yang berada di

Wilayah Kabupaten Lebak, Sosialisasi di Kelompok Usaha UMKM, dan Bantuan

Peralatan Penunjang Usaha. Ada sekitar 16,2 % Responden yang menyatakan

kurang setuju dikarenkan Disperindag melakukan perubahan jadwal kegiatan

terutama jadwal pemberian bantuan Peralatan Penunjang Usaha.

15.3

74.5

16.2 0 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 110: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

93

Grafik 4.11

Pelaksanaan Pembinaan kepada Masyarakat Pelaku Usaha oleh Disperindag

berjalan baik

Berdasarkan grafik 4.11 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 67,3% menyatakan bahwa pelaksanaan

pembinaan kepada Masyarakat Pelaku Usaha oleh Disperindag berjalan baik,

pembinaan ini berupa kegiatan sosialisasi, penyuluhan, dan pendampingan kepada

Masyarakat Pelaku Usaha UMKM atau yang tergabung dalam Kelompok Usaha

UMKM. Responden menilai selama ini program pembinaan tersebut sudah

dijalankan oleh Disperindag dengan baik.

21.4

67.3

11.2 0 Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Page 111: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

94

Grafik 4.12

Pelaksanaan Pemberian Peralatan Kegiatan Usaha kepada Masyarakat

Pelaku Usaha oleh Diperindah berjalan lancar

Berdasarkan grafik 4.12 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 72,4% menyatakan bahwa pelaksanaan

pemberian peralatan kegiatan usaha kepada masyarakat pelaku usaha berjalan

dengan lancar, Responden menilai bahwa pemberian tersebut sedikit banyaknya

membantu masyarakat pengusaha dalam memperlancar dan mengembangkan

usahanya. Namun ada 14,3% Responden yang menyatakan kurang lancar terkait

pemberian peralatan tersebut dikarenakan waktu pemberian yang cukup lama, dan

jumlah yang terbatas sehingga tidak semua unit kelompok usaha mendapatkan

bantuan.

13.3

72.4

14.3 0

Sangat Lancar

Lancar

Kurang Lancar

Tidak Lancar

Page 112: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

95

Grafik 4.13

Pelaksanaan Program IKM dijalankan secara berkelanjutan

Berdasarkan grafik 4.13 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

komunikasi, yakni mayoritas sebesar 78,6% menyatakan bahwa setuju terkait

pelaksanaan Program IKM dijalankan secara berkelanjutan, Responden menilai

bahwa Program tersebut perlu dilanjutkan kembali karena masih banyak unit

usaha atau kelompok usaha yang perlu pembinaan, sejauh ini pembinaan program

IKM pun masih terbatas belum menyeluruk di semua wilayah Kabupaten Lebak

dan di seluruh unit usaha yang ada.

8.2

78.6

13.3 0 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 113: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

96

Grafik 4.14

Jumlah Pegawai Pelaksana Program IKM pada Disperindag mencukupi

Berdasarkan grafik 4.14 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 72,4% menyatakan bahwa jumlah pegawai

pelaksana program IKM mencukupi, Responden menganggap bahwa untuk

kegiatan yang telah dilaksanakan di wilayah unit usahanya, pegawai yang

melakukan pembinaan program IKM dinilai mencukupi. Sejauh ini Pegawai yang

melakukan pembinaan di setiap unitnya terdiri dari dua sampai empat pegawai.

Namun ada 19,4% responden yang menyatakan bahwa jumlah pegawai pelaksana

pada program IKM ini kurang mencukupi karena masih ada beberapa wilayah unit

usaha yang belum terjangkau untuk dilakukan pembinaan.

8.2

72.4

19.4 0

Sangat Mencukupi

Mencukupi

Kurang Mencukupi

Tidak Mencukupi

Page 114: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

97

Grafik 4.15

Pegawai Pelaksana Program IKM pada Disperindag Cakap dalam

Menjalankan Tugas

Berdasarkan grafik 4.15 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 56,2% menyatakan bahwa Pegawai

Pelaksana Program IKM cakap dalam menjalankan tugasnya, Responden menilai

sejauh ini pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan oleh Pegawai Pelaksana

Program IKM berjalan baik dan cakap dalam penyampaian materi dan

informasinya. Namun ada 31,6% yang menyatakan kurang cakap dan 7,1% yang

menyatakan tidak cakap. Responden yang menilai pegawai pelaksana kurang

cakap diantaranya adalah belum memenuhi ekspektasi para pelaku usaha dalam

mengembangkan usahanya seperti akses permodalan, akses pemasaran, dan

kualitas pembinaan itu sendiri.

5.1

56.2

31.6

7.1 Sangat Cakap

Cakap

Kurang Cakap

Tidak Cakap

Page 115: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

98

Grafik 4.16

Terdapat Indikator Penilaian Kinerja bagi Pegawai Pelaksana

Program IKM

Berdasarkan grafik 4.16 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar56,1% menyatakan bahwa setuju terkait

adanya indikator penilaian kinerja bagi pegawai pelaksana program IKM,

Responden menilai bahwa indikator penilaian kinerja bagi pegawai pelaksana

program IKM dirasa perlu karena sebagai motivasi dan tolak ukur keberhasilan

program IKM itu sendiri. Namun ada 40,8% Responden yang menyatakan kurang

setuju karena bagi para Pelaku Usaha hal yang terpenting adalah keberhasilan

suatu program IKM dan Pengembangan usahanya, bukan terletak pada penilaian

kinerja Pegawai Pelaksana Program IKM.

3.1

56.1

40.8

0 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 116: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

99

Grafik 4.17

Pegawai Pelaksana Program IKM pada Disperindag mengetahui tugas

pokok dan fungsinya

Berdasarkan grafik 4.17 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 70,4% menyatakan bahwa Pegawai

Pelaksana Program IKM mengetahui tugas pokok dan fungsinya, Responden

menilai bahwa Pegawai Pelaksana Program IKM sudah tentu mengetahui tugas

pokok dan fungsinya seperti melakukan pendataan Masyarakat Pelaku Usaha,

melakukan sosialisasi penyuluhan pembinaan usaha, dan pendampingan bagi

kelompok usaha. Pernyataan ini hampir sama dengan pernyataan sebelumnya

mengenai kecakapan Pegawai Pelaksana Program IKM, dan ada sekitar 25,5%

Responden yang kurang mengetahui apakah Pegawai Pelaksana Program IKM

mengetahui secara pasti tugas pokok dan fungsinya.

4.1

70.4

25.5

0

Sangat Mengetahui

Mengetahui

Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

Page 117: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

100

Grafik 4.18

Masyarakat / Kelompok Usaha UMKM mengetahui tugas para Pelaksana

Program IKM

Berdasarkan grafik 4.18 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 70,4% menyatakan bahwa Responden

mengetahui tugas para pelaksana program IKM, hal ini sama seperti pernyataan

sebelumnya dimana tugas Pelaksana Program IKM yakni melakukan pendataan

Masyarakat Pelaku Usaha, melakukan sosialisasi penyuluhan pembinaan usaha,

dan pendampingan bagi kelompok usaha. Namun ada sekitar 18,4% Responden

yang kurang mengetahui tugas pegawai pelaksana program IKM dikarenakan

responden yang menyatakan pernyataan ini responden yang cenderung pasif dan

tidak proaktif.

10.2

70.4

18.4 1

Sangat Mengetahui

Mengetahui

Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

Page 118: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

101

Grafik 4.19

Pegawai Pelaksana Program IKM mengetahui Sumber

Peraturan Program IKM

Berdasarkan grafik 4.19 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 78,6% menyatakan Responden mengetahui

bahwa Pegawai Pelaksana Program IKM paham dan mengerti tentang peraturan-

peraturan yang kaitannya dengan Program IKM. Responden menganggap bahwa

sudah seharusnya Pegawai Pelaksana Program IKM mengetahui landasan atau

dasar hukum terkait dengan Program Kerja yang dilakukannya. Peraturan

mengenai Program IKM ini tercantum di dalam Program Kerja Dinas

Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Lebak dan termuat dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang di Pemerintah Kabupaten Lebak.

13.3

78.6

8.1 0 Sangat Mengetahui

Mengetahui

Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

Page 119: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

102

Grafik 4.20

Masyarakat Pelaku Usaha UMKM aktif dalam Program IKM

Berdasarkan grafik 4.20 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 81,6% Responden menyatakan aktif dalam

kegiatan Program IKM, Responden melakukan semua kegiatan yang tercantum di

dalam rencana kerja program IKM, seperti pendataan seluruh kelompok unit

UMKM, Pemberian bantuan peralatan, Sosialisasi dan Pendampingan Kelompuk

Unit Usaha. Namun 6,1% Responden menyatakan kurang aktif hal ini terkait

dengan individu yang berhalangan untuk mengikuti seluruh kegiatan Program

IKM.

12.2

81.6

6.1 0 Sangat Aktif

Aktif

Kurang Aktif

Tidak Aktif

Page 120: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

103

Grafik 4.21

Kewenangan yang diberikan oleh Kepala Pelaksana Program IKM kepada

Pegawai Pelaksana diketahui oleh Masyarakat Pelaku Usaha

Berdasarkan grafik 4.21 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 62,2% menyatakan Responden mengetahui

bahwa Pegawai Pelaksana Program IKM diberi wewenang dalam menjalankan

tugasnya dari Kepala Pelaksanaan Program IKM. Responden menilai bahwa

pernyataan ini sama hal nya dengan pernyataan sebelumnya yakni terkait

peraturan atau dasar hukum, yang menerangkan bahwa Masyarakat atau

Kelompok UMKM sudah meyakini bahwa Pegawai Pelaksana sudah diberi

wewenang hal ini dapat dilihat dari Surat Tugas dan Materi Pembahasan yang

telah ada.

10.2

62.2

27.5

0

Sangat Mengetahui

Mengetahui

Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

Page 121: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

104

Grafik 4.22

Dinas terkait mengetahui kewenangan Disperindag dalam menjalankan

Program IKM

Berdasarkan grafik 4.22 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar 59,2% menyatakan Responden mengetahui

bahwa Dinas terkait mengerti dan paham tentang kewenangan Disperindag dalam

Program IKM. Responden menilai bahwa selama ini Dinas-Dinas yang telah turun

ke Masyarakat atau Kelompok UMKM seperti Dinas Koperasi dan Dinas

Perkebunan dan Kehutanan sudah meyakini bahwa Dinas-Dinas tersebut

mengetahui kewenangan Disperindag dalam Program IKM, karena Program IKM

adalah Program Kerja dari Disperindag.

13.3

59.2

27.5

0

Sangat Mengetahui

Mengetahui

Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

Page 122: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

105

Grafik 4.23

Sarana dan Prasarana dalam kegiatan Program IKM terpenuhi

Berdasarkan grafik 4.23 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar45,9% Responden menyatakan bahwa

sarana dan prasarana dalam kegiatan Program IKM kurang terpenuhi, Responden

menilai bahwa selama ini pemberian sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan

tidak disertai dengan sarana dan prasarana yang lengkap, seperti infokus, laptop,

tempat sosialisasi, dan sarana lain yang menunjang program IKM. Indikator

sumber daya ini merupakan indikator yang paling rendah dibandingkan dengan

indikator lainnya dan menjadi indikator yang harus diperbaiki untuk implementasi

program IKM ke arah yang lebih baik. 39,8% Responden menyatakan terpenuhi

terkait sarana dan prasarana dengan alasan bahwa selama ini sosialisasi dan

pelatihan program IKM berjalan dengan lancar walaupun sarana yang ada masih

terbatas.

3.1

39.8

45.9

11.2 Sangat Terpenuhi

Terpenuhi

Kurang Terpenuhi

Tidak Terpenuhi

Page 123: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

106

Grafik 4.24

Sarana dan Prasaran berupa Peralatan kegiatan Program IKM terpenuhi

Berdasarkan grafik 4.24 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar70,4% Responden menyatakan bahwa

sarana dan prasarana beruapa peralatan kegiatan program IKM terpenuhi,

Responden menilai bahwa peralatan yang diberikan kepada Masyarakat atau

kelompok UMKM bisa dimanfaatkan untuk membantu kegiatan produksi

pembuatan gula aren. Sedangkan 13,2% Responden menyatakan bahwa kurang

memenuhi, karena tidak semua unit usaha mendapatkannya dikarenakan jumlah

yang sangat terbatas.

10.2

70.4

13.2 6.1

Sangat Terpenuhi

Terpenuhi

Kurang Terpenuhi

Tidak Terpenuhi

Page 124: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

107

Grafik 4.25

Anggaran untuk pelaksanaan Program IKM terpenuhi

Berdasarkan grafik 4.25 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

sumber daya, yakni mayoritas sebesar72,4% Responden menyatakan anggaran

untuk pelaksanaan program IKM mencukupi, Responden menilai bahwa Program

IKM yang disesuaikan dengan anggaran yang ada dirasa cukup karena memang

dengan alasan suatu faktor wilayah yang luas, dan unit usaha yang banyak jika

semua tercover maka anggaran tidak akan mencukupi, sehingga Disperindag

dalam hal ini mengumpulkan skala prioritas unuit usaha dan lokasi yang layak

untuk dilakukan pembinaan program IKM terlebih dahulu.

10.2

72.4

11.2 6.1

Sangat Mencukupi

Mencukupi

Kurang Menckupi

Tidak Mencukupi

Page 125: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

108

Grafik 4.26

Pemilihan dan Penugasan kepada Pegawai Pelaksana Program IKM

dipilih berdasarkan kualitas

Berdasarkan grafik 4.26 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, yakni mayoritas sebesar80,6% Responden menyatakan setuju apabila

pemilihan dan penugasan kepada Pegawai Pelaksana Program IKM didasarkan

atas kualitas dan kemampuan individu atau team itu sendiri, Responden menilai

bahwa jika Pegawai Pelaksana Program IKM berkualitas maka akan berpengaruh

kepada semangat dan ajakan untuk pengembangan usahanya. Sedangkan 15,3%

Responden menyatakan kurang setuju dikarenakan tidak mengetahui bagaimana

proses pemilihan Pegawai Pelaksana Program IKM dan selama ini tidak ada

masalah dengan kegiatan pembinaan program IKM.

4.1

80.6

15.3 0 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 126: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

109

Grafik 4.27

Masyarakat Pelaku Usaha diseleksi dalam pemberian

program pembinaan IKM

Berdasarkan grafik 4.27 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, yakni mayoritas sebesar69,4% Responden menyatakan setuju apabila

Masyarakat atau Kelompok UMKM diseleski dalam pemberian program IKM

terutama pemberian bantuan peralatan, Responden menilai bahwa karena bantuan

tersebut yang terbatas maka dibutuhkannya seleksi agar Masyarakat atau

Kelompok UMKM yang benar-benar berhak dan layak untuk mendapatkan

bantuan peralatan pengembangan usaha tersebut. Sedangkan 17,3% Responden

menyatakan kurang setuju karena menginginkan semua unit usaha mendapatkan

bantuan peralatan tersebut.

13.2

69.4

17.3 0

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 127: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

110

Grafik 4.28

Pegawai Pelaksana Program IKM mendapatkan rewardyang menjalankan

tugasnya dengan baik

Berdasarkan grafik 4.28 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, yakni mayoritas sebesar55,1% Responden menyatakan setuju terkait

Pegawai Pelaksana Program IKM mendapatkan reward yang menjalankan

tugasnya dengan baik. Responden menilai bahwa jika terdapat penghargaan akan

menimbulkan suatu motivasi agar Pegawai Pelaksana Program IKM berlomba-

lomba dalam mengembangkan usahanya. 29,6% Responden menyatakan kurang

setuju dikarenakan tidak begitu bisa menilai bagaimana reward tersebut dan tidak

begitu melihat pengaruhnya jika ada reward tersebut dengan pengembangan

usaha.

7.1

55.1

29.6

8.2 Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 128: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

111

Grafik 4.29

Terdapat reward kepada Masyarakat Pelaku Usaha (Kelompok UMKM)

yang aktif dan berkembang dalam kegiatan usahanya

Berdasarkan grafik 4.29 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, yakni mayoritas sebesar46,9% Responden menyatakan setuju terkait

pemberian reward kepada Masyarakat atau Kelompok UMKM yang berkembang

dalam usahanya. Responden menilai bahwa jika terdapat penghargaan akan

menimbulkan suatu motivasi agar Masyarakat atau Kelompok UMKM berlomba-

lomba dalam mengembangkan usahanya. 41,8% Responden menyatakan kurang

setuju dikarenakan pemberian reward tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap

usahanya, karena menurutnya pengembangan usaha akan berhasil dengan bantuan

permodalan dan akses pasar yang bagus.

5.1

46.9 41.8

6.1

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 129: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

112

Grafik 4.30

Masyarakat Pelaku Usaha diberikan akses permodalan

kepada lembaga keuangan

Berdasarkan grafik 4.30 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

disposisi, yakni mayoritas sebesar67,3% menyatakan Responden setuju bahwa

Masyarakat atau Kelompok UMKM diberikan akses permodalan kepada lembaga

keuangan, Responden menilai bahwa pernodalan merupakan salah satu faktor

penting yang mempengaruhi pengembangan usaha. 22,4% Responden

menyatakan kurang setuju dikarenakan butuh suatu jaminan jika ingin

mengajukan pinjaman modal atau bantuan permodalan.

12.2

67.3

20.4 0

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 130: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

113

Grafik 4.31

Program Pembinaan Kegiatan IKM hanya dilakukan oleh Disperindag

Berdasarkan grafik 4.31 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

struktur birokrasi, yakni mayoritas sebesar77,5% menyatakan Responden setuju

bahwa Program Pembinaan IKM hanya dilakukan oleh Disperindag, Responden

menilai bahwa Disperindag adalah Dinas yang tepat dalam menangani pembinaan

IKM sebagaimana yang selama ini sudah dilakukan. 12,2% Responden

menyatakan kurang setuju dikarenakan selama ini fasilitas sarana dan prasarana

dari Disperindag dinilai kurang.

10.2

77.5

12.2 0

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 131: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

114

Grafik 4.32

Koordinasi dengan Dinas / Instansi terkait berjalan dengan baik

Berdasarkan grafik 4.32 di atas, tanggapan responden mengenai indikator struktur

birokrasi, yakni mayoritas sebesar67,3% Responden menilai baik terhadap

koordinasi Disperindag dengan Dinas lain seperti Dinas Koperasi, Dinas

Perkebunan dan Kehutanan serta dengan Bapeda. Dengan Dinas tersebut seperti

halnya informasi jumlah tanaman bahan baku gula aren yang juga terkait dengan

Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Jumlah Unit Usaha yang dikoordinasikan

dengan Bapeda. Namun ada 24,5% Responden yang menyatakan koordinasi

kurang baik dengan alasan tidak mengetahui secara pasti koordinasi yang terjalin

antar instansi Dinas tersebut dan tidak menilai bahwa hubungan dengan Dinas

terkait dalam kaitannya dengan Program IKM tidak begitu kuat.

8.1

67.3

24.5 0

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Page 132: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

115

Grafik 4.33

Situasi Lingkungan (Struktur Birokrasi) di Disperindag

berjalan baik dan kondusif

Berdasarkan grafik 4.33 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

struktur birokrasi, yakni mayoritas sebesar 79,6% menyatakan Responden setuju

terhadap situasi lingkungan (struktur birokrasi) di Disperindag berjalan baik dan

kondusif, Responden meyakini bahwa struktur birokrasi di Disperindang terutama

yang mendapatkan tugas dalam pembinaan Program IKM situasi lingkungan

internal berjalan baik dan kondusif, hal ini terlihat tidak ada suatu masalah yang

besar yang bersumber dari pihak Disperindag dalam Program IKM.

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

4.3.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini, hal pertama kali yang dilakukan adalah melakukan uji

validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam, melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu kuisioner atau angket.

7.1

79.6

13.3 0

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Page 133: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

116

Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar

mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta

mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran

(Sugiyono, 2013:183).

Validitas instrumen dapat diuji menggunakan SPSS Statistic versi 21.0 for

windows. Kriteria penilaian validitas butir pernyataan instrument yang digunakan

adalah apabila rhitung> rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid.

Sedangkan jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen penelitian dikatakan tidak

valid.Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan dalam instrumen yang

telah dibuat itu valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara

mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total dengan menggunakan rumus

Pearson Product Moment. Hasil dari uji validitas instrument penelitian

berdasarkan skor jawaban kuisioner atau angket yang didapat pada saat penelitian

di lapangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 134: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

117

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No.

Koefisien

Korelasi

(r hitung)

Nilai r Tabel

(N=98, α=10%) Keterangan Kesimpulan

1. 0,344

0.220

r positif, r hitung > r tabel Valid

2. 0,350 r positif, r hitung > r tabel Valid

3. 0,329 r positif, r hitung > r tabel Valid

4. 0,531 r positif, r hitung > r tabel Valid

5. 0,393 r positif, r hitung > r tabel Valid

6. 0,397 r positif, r hitung > r tabel Valid

7. 0,521 r positif, r hitung > r tabel Valid

8. 0,450 r positif, r hitung > r tabel Valid

9. 0,578 r positif, r hitung > r tabel Valid

10. 0,471 r positif, r hitung > r tabel Valid

11. 0,496 r positif, r hitung > r tabel Valid

12. 0,388 r positif, r hitung > r tabel Valid

13. 0,481 r positif, r hitung > r tabel Valid

14. 0,421 r positif, r hitung > r tabel Valid

15. 0,412 r positif, r hitung > r tabel Valid

16. 0,552 r positif, r hitung > r tabel Valid

17. 0,498 r positif, r hitung > r tabel Valid

18. 0,622 r positif, r hitung > r tabel Valid

19. 0,539 r positif, r hitung > r tabel Valid

20. 0,576 r positif, r hitung > r tabel Valid

21. 0,630 r positif, r hitung > r tabel Valid

22. 0,639 r positif, r hitung > r tabel Valid

23. 0,495 r positif, r hitung > r tabel Valid

24. 0,520 r positif, r hitung > r tabel Valid

25. 0,559 r positif, r hitung > r tabel Valid

26. 0,527 r positif, r hitung > r tabel Valid

27. 0,471 r positif, r hitung > r tabel Valid

28. 0,420 r positif, r hitung > r tabel Valid

29. 0,505 r positif, r hitung > r tabel Valid

30. 0,388 r positif, r hitung > r tabel Valid

Sumber: Output SPSS 21.0, 2018

Page 135: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

118

4.3.2 Uji Reliabilitas

Hasil pengukuran dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil

yang relatif sama. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa instrumen

yang digunakan memiliki konsistensi dalam hasil pengukuran. Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai alpha cronbach, yaitu

perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara

butir-butir pernyataan dalam angket penelitian. Berikut merupakan hasil uji

reliabilitas Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM)

tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak dengan menggunakan SPSS 21.0

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Reliabilitas

Sumber: Output SPSS 21.0, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, uji reliabilitas yang menggunakan metode Alpha

Cronbach diperoleh nilai sebesar 0,886. Berdasarkan skala Alpha Cronbach 0

Page 136: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

119

sampai 1, terdapat 4 klasifikasi maka ukuran kemantapan alpha dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 s/d 0,199 Sangat rendah

>0,20 s/d 0,499 Rendah

>0,50 s/d 0,799 Kuat

>0,80 s/d 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2010:214)

Berdasarkan hasil perhitungan melalui SPSS 17.0 pada tabel 4.6, dapat

ditarik kesimpulan dari tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa nilai alpha diperoleh

sebesar 0,886. Hal ini berarti bahwa seluruh pernyataan yang terdapat pada angket

penelitian dapat dikatakan sangat kuat menurut skala Alpha Cronbach menurut

Sugiyono (2010:214).

1.3.3 Uji Normalitas

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang data hasil penelitian ini,

maka peneliti mencoba untuk mengetahui nilai mean, median, modus dan nilai

normalitas data guna menjaga ketepatan metode statistic yang digunakan, karena

apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistic yang digunakan adalah

statistic non parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal

maka statistic yang digunakan adalah statistic parametric. Uji normalitas

menggunakan one sample kolmogrov-smirnov dalam penelitian Implementasi

Program IKM Klaster Industri di Kabupaten Lebak. Dalam menguji uji normalitas

Page 137: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

120

ini, peneliti dibantu dengan menggunakan SPSS Statistic 21.0 for windows.

Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

One-Sample Kolmogrov Smirnov Test

Descriptive Statistics

Sumber: Output SPSS 17.0, 2018

Dari hasil uji normalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata pada

penelitian ini yaitu sebesar 86,38. Kemudian nilai terendah sebesar 72 dan nilai

tertinggi adalah sebesar 118. Dalam uji normalitas ini terdapat skewness sebesar

0,735 dan kurtosis sebesar 0,712. Untuk mengetahui penyebaran data tersebut

normal atau tidaknya dilakukan perhitungan skewness dibagi dengan standard

error yaitu (0,735 : 0,272 = 2,702) dan kurtosis juga dilakukan perhitungan nilai

standard error yaitu ( 0,712 : 0,538 = 1,323). Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa data dalam penelitian ini skewness tidak normal, sedangkan kurtosis

normal.

Page 138: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

121

1.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian yang berjudul Implementasi Program Pembinaan Industri

Kecil Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak memiliki

hipotesis Tingkat Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah

(IKM) tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak kurang dari 65%.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa:

Ho: µ ≤ 65%

Ho: “HasilImplementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM)

tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebakdikatakan rendah apabila lebih kecil

atau sama dengan 65%”

Ha: µ> 65%

Ha: “Hasil Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM)

tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebakdikatakan tinggi apabila lebih dari

65%”.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel.

Adapun penghitungan pengujian hipotesis tersebut yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh

adalah 4 x 30 x 98 = 11.760 (4 = nilai tertinggi dari item pertanyaan yang ada

menurut skala Likert, 30 = jumlah item pernyataan pada angket penelitian, dan 98

= jumlah sampel yang dijadikan responden). Sehingga nilai mean atau rata-rata

pada skor ideal instrumen adalah 11.760: 98 = 120.

Page 139: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

122

Sehingga untuk Hasil Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil

Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak, nilai yang

dihipotesiskan tertinggi mencapai 65% dari yang diharapkan. Hipotesis

statistiknya dapat ditulis dengan rumus:

Ho: µ ≤ 65% ≤ 0,65 x 11.760 : 98 = 78

Ha: µ> 65% > 0,65 x 11.760 : 98 = 78

Diketahui:

8.466

X = = 86,38

98

µ0 = 78

s = 8,23

Ditanya: t ?

Jawab: t =

n

s

x

= 86,38 – 78

8,23

√98

= 8,38

8,23

√98

= 8,38

0,83

= 10,09

Page 140: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

123

Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n – 1) = (98 – 1) = 97 dan taraf kesalahan =

10%untuk uji satu pihak kiri, didapat nilai ttabel yaitu 1,664. Karena nilai thitung

lebih besar dari pada nilai ttabel (11,50 >1,664) dan jatuh pada daerah penerimaan

Ha, makahipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

Dari perbandinganjumlah data yang terkumpul dengan skor ideal,

ditemukan bahwa hasil Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil

Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak, yaitu:

8.466

11.760

Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa Hasil Implementasi Program

Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di Kabupaten

Lebaksebesar 71,98%.

Gambar 4.3

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Uji Hipotesis Pihak Kanan

Daerah penerimaan Ha

x 100% = 71,98%

Daerah penolakan Ha

Ho

11,50 1,664

Page 141: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

124

1.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah

deskriptif yang telah peneliti rumuskan sebelumnya, yaitu Seberapa besar

Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) tentang

Klaster Industri di Kabupaten Lebak?”. Penelitian ini dimaksudkan untuk

menjawab rumusan masalah tersebut. Berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan rumus t-test satu sampel dengan uji satu pihak (one tail test) dan uji

pihak kanan, bahwa nilai thitung lebih besar (>) dari nilai ttabel, maka dapat diartikan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima karena mencapai angka 71,98%.

Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 30 x 98 =11.760 (4 = nilai tertinggi

dari item pertanyaan yang ada menurut skala Likert, 30 = jumlah item pernyataan

pada angket penelitian, dan 98 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan skor terendahnya adalah 1 x 30 x 98 = 2940(1 = nilai tertinggi dari

item pertanyaan yang ada menurut skala Likert, 30 = jumlah item pernyataan pada

angket penelitian, dan 98 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Selanjutnya, dapat diketahui Bagaimana Implementasi Program Pembinaan

Industri Kecil Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak

adalah 8.466 : 11.760 = 0,7198 atau 71,98%. Hal ini berarti bahwa kualitas

pelayanan tersebut telah berjalan dengan cukup baik. Penilaian tersebut

didasarkan pada kategori instrumen berikut ini:

Page 142: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

125

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

2.940 5880 882011.760

8.466

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan kategori instrumen di atas, nilai 8.466 termasuk ke dalam

kategori interval kurang baik dan baik. Maka, hasil tersebut masuk ke dalam

kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati kategori baik.

1.6 Pembahasan

Dalam penelitian tentang Implementasi Program Pembinaan Industri Kecil

Menengah (IKM) tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak peneliti

menggunakan teori implementasi menurut George C. Edward III. Adapun

implementasi program ini terdiri dari empat dimensi, diantaranya sebagai berikut:

George C. Edward III menyatakan bahwa implementasi terdiri dari empat

dimensi, yaitu:

a. Komunikasi

Menurut Edward III bahwa komunikasi sangat menentukan keberhasilan

pencapain tujuan dari Implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif

terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka

kerjakan. Pengetahuan atas apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan bila

komunikasi berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan

peraturan implementasi harus ditransmisikan ( atau dikomunikasikan )kepada

bagian personalia yang tepat. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikanpun

Page 143: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

126

harus tepat, akurat, dan konsisten. Komunikasi (pentranmisian informasi)

diperlukan agar para pembuat keputusan dan para implementor akan semakin

konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapkan dalam

masyarakat.

Grafik 4.38

Grafik Pernyataan pada Indikator Komunikasi

(Sumber : diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.38 diatas, terlihat bahwa pada pernyataan

nomor 4 (Q4), pernyataan nomor 6 (Q6), pernyataan nomor 9 (Q9)dan

pernyataan nomor 10 (Q10) menunjukkan persentase lebih rendah

dibandingkan dengan pernyataan lain pada indikator komunikasi. Hasil

persentase dari empat pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata, yaitu

sebesar 75.25%.

Pada angket pernyataan nomor 4 (Q4), yaitu Informasi yang didapat

pegawai pelaksana program IKM dari pimpinan dirasa cukup jelas, pada

82.39

75.51 75.51

66.58

79.84

70.4

76.27 77.55 74.74 73.72

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10

Per

cen

t

75.25

Page 144: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

127

kenyataannya sebagian responden menganggap informasi yang disampaikan

oleh pegawai pelaksana belum cukup jelas sehingga menilai bahwa

informasi yang disampaikan oleh pimpinan pegawai tersebut dimungkinkan

tidak berjalan dengan baik atau tidak cukup jelas.

Pada angket pernyataan nomor 6 (Q6), yaitu Masyarakat atau

Kelompok Usaha Mikro selalu bertanya terkait informasi program IKM

yang dirasa belum jelas, pada kenyataannya tidak semua Masyarakat atau

pelaku usaha yang proaktif terhadap Program IKM itu sendiri sehinnga

informasi yang dirasa belum jelas tidak ditanyakan atau ditanggapi dengan

baik.

Pada angket pernyataan nomor 9 (Q9), yaitu pemberian peralatan untuk

kegiatan usaha oleh Disperindag berjalan lancar, pada kenyataannya

sebagian responden menilai bahwa pembagian peralatan tersebut tidak

merata, sehingga pembagian peralatan tersebut dianggap belum berjalan

dengan lancar.

Dan pada angket pernyataan nomor 10 (Q10) yaitu tentang Pelaksanaan

program IKM dijalankan secara berkelanjutan sebagian responden

menganggap bahwa program IKM tersebut hanya program sekali jalan,

sehingga akan sangat sulit untuk berlanjut dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, indikator

komunikasimemuat 10 butir instrumen pernyataan diperoleh dari skor ideal

adalah 4 x 98 x 10 = 2808 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang

diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 98 =

Page 145: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

128

jumlah sampel yang dijadikan responden, 10 = jumlah pernyataan yang ada

pada indikator komunikasi). Setelah menemukan skor ideal kemudian

dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 2.950 :

3.920 = 0,7526 x 100 = 75,26 %. Hal ini dapat diartikan bahwa

Implementasi Program Pembinaan IKM tentang Klaster Industri di

Kabupaten Lebak sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

interval pada indikator komunikasi sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

980 1960 29403920

2950

Nilai 2950 termasuk ke dalam interval baik dan sangat baik, maka nilai

tersebut masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati

dengan kategori baik.

Page 146: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

129

Grafik 4.39

Grafik Pernyataan pada Indikator Sumber Daya

(Sumber : diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.39 diatas, terlihat bahwa pada pernyataan

nomor 12 (Q12), pernyataan nomor 13 (Q13), pernyataan nomor 14

(Q14)dan pernyataan nomor 20 (Q20) menunjukkan persentase lebih rendah

dibandingkan dengan pernyataan lain pada indikator sumber daya. Hasil

persentase dari empat pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata, yaitu

sebesar 70.08%.

Pada angket pernyataan nomor 12 (Q12) yaitu pegawai pelaksana

program IKM pada Disperindag cakap dalam menjalankan tugasnnya,

sebagian responden menilai bahwa pegawai pelaksana program IKM

tersebut belum memenuhi kriteria dalam penyuluhan dan pendampingan

program IKM.

72.19

64.79 65.56 69.64

72.44 76.27 76.53

70.66 71.42

58.67

71.17 71.68

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22

Per

cen

t

70.08

Page 147: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

130

Pada angket pernyataan nomor 13 (Q13) yaitu terdapat indikator

penilaian kinerja bagi pegawai pelaksana program IKM, pada kenyataannya

responden tidak mengetahui jika ada penilaian kinerja bagi pegawai

pelaksana program IKM, dan sebagian besar responden setuju apabila ada

penilaian tersebut.

Pada angket pernyataan nomor 14 (Q14), yatiu pegawai pelaksana

program IKM mengetahui tugas pokok dan fungsinya, namun sebagian

responden mengacu pada jawaban pernyataan sebelumnya menilai bahwa

pegawai masih belum mengetahui tugas pokok dan fungsi dari pelaksanaan

program IKM.

Dan pada angket pernyataan nomor 20 (Q20) yaitu sarana dan prasarana

dalam kegiatan pembinaan program IKM, pada kenyataannya sarana dan

prasarana dinilai masih jauh dari yang diharapkan karena tidak ditunjang

dengan peralatan dan sumber daya pendukung yang memadai, indikator

pernyataan ini pun menjadi indikator paling rendah dari semua

pernyataannya yang ada.

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, indikator

sumber dayamemuat 12 butir instrumen pernyataan diperoleh dari skor ideal

adalah 4 x 98 x 12 = 4.704 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang

diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 98 =

jumlah sampel yang dijadikan responden, 12 = jumlah pernyataan yang ada

pada indikator sumber daya).

Page 148: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

131

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil

yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 3.297 : 4.704 = 0,7526 x 100 =

70,08%. Hal ini dapat diartikan bahwa Implementasi Program Pembinaan

IKM tentang Klaster Industri di Kabupaten Lebak sudah berjalan dengan

baik. Hal tersebut dapat dilihat dari interval pada indikator sumber daya

sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

1176 2353 35284704

3297

Nilai 3297 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai

tersebut masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati

dengan kategori baik.

Page 149: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

132

Grafik 4.40

Grafik Pernyataan pada Indikator Disposisi

(Sumber : diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.40 diatas, terlihat bahwa pada pernyataan

nomor 25 (Q25), dan pernyataan nomor 26 (Q26), menunjukkan persentase

lebih rendah dibandingkan dengan pernyataan lain pada indikator sumber

daya. Hasil persentase dari dua pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata,

yaitu sebesar 69.43%.

Pada angket pernyataan nomor 25 (Q25), yaitu pegawai pelaksana

program IKM mendapatkan reward yang menjalankan tugasnya dengan

baik. Pada kenyataannya tidak ada reward untuk pegawai pelaksana

program IKM dan pada dasarnya responden setuju apabila terdapat reward

baik untuk pegawai dan kelompok usaha mikro dalam program IKM.

72.19

73.97

65.3

62.75

72.95

56

58

60

62

64

66

68

70

72

74

76

Q23 Q24 Q25 Q26 Q27

Per

cen

t

69.43

Page 150: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

133

Pada angket nomor 26 (Q26), yaitu terdapat reward bagi kelompok

usaha pada program IKM, pada kenyataannya tidak ada sama seperti

pernyataan di atas, namun responden sebian besar setuju apabila rewad bagi

kelompok usaha yang berhasil dan sukses diberi suatu rewad atau

penghargaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, indikator

disposisimemuat 5 butir instrumen pernyataan diperoleh dari skor ideal

adalah 4 x 98 x 5 = 1.960 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang

diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 98 =

jumlah sampel yang dijadikan responden, 5 = jumlah pernyataan yang ada

pada indikator sumber daya). Setelah menemukan skor ideal kemudian

dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 1.361 :

1.960 = 0,6943 x 100 = 69,43%. Hal ini dapat diartikan bahwa

Implementasi Program Pembinaan IKM tentang Klaster Industri di

Kabupaten Lebak sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

interval pada indikator disposisi sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

490 980 14701960

1361

Nilai 1.361 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka

nilai tersebut masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih

mendekati dengan kategori baik.

Page 151: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

134

Grafik 4.41

Grafik Pernyataan pada Indikator Struktur Birokrasi

(Sumber : diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.41 diatas, terlihat bahwa pada pernyataan

nomor 29 (Q29) menunjukkan persentase lebih rendah dibandingkan dengan

pernyataan lain pada indikator struktur birokrasi. Hasil persentase dari

pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata, yaitu sebesar 72.95%.

Pada angket nomor 29 (Q29) yaitu koordinasi antara Disperindag dan

Instansi lain berjalan dengan baik, responden menilai bahwa tidak

mengetahui tentang koordinasi tersebut, namun sebagian responden

mengatakan bahwa terdapat instansi lain dalam kaitannya dengan usaha

mikro, kecil, dan menengah seperti Dinas Perkebunan dan Perhutanan, dan

Dinas Koperasi.

74.48

70.91

73.46

69

70

71

72

73

74

75

Q28 Q29 Q30

Per

cen

t

72.95

Page 152: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

135

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, indikator

struktur birokrasimemuat 3 butir instrumen pernyataan diperoleh dari skor

ideal adalah 4 x 98 x 3 = 1.176 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan

yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert,

98 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan yang

ada pada indikator sumber daya). Setelah menemukan skor ideal kemudian

dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 858 :

1.176 = 0,7295 x 100 = 72,95%. Hal ini dapat diartikan bahwa

Implementasi Program Pembinaan IKM tentang Klaster Industri di

Kabupaten Lebak sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

interval pada indikator struktur birokrasi sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

294 588 8821176

858

Nilai 858 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai

tersebut masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati

dengan kategori baik.

Page 153: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

136

Page 154: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

136

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan dapat diambil

kesimpulan bahwa hasil Implementasi Program Pembinaan IKM Klaster Industri di Kabupaten

Lebak dalam pencapaiannya di lapangan sebesar 71,98% dari yang diharapkan, ini berarti

ketercapaian lebih besar dari hipotesis awal yakni 65%. Hal ini didapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal.

Dilihat dari semua indikator yang paling rendah yakni indikator responsivitas, dari data yang

didapatkan di lapangan memang belum maksimalnya berbagai hal, diantaranya:

1. Program Pembinaan (Sosilisasi, Pelatihan, Pendampingan) IKM tidak mencangkup seluruh

unit usaha IKM di Kabupaten Lebak.

2. Fasilitas Sarana dan Prasarana yang kurang memadai dalam kegiatan Pembinaan Program

IKM.

3. Bantuan Pengembangan Kegiatan Usaha berupa akses permodalan dan bantuan peralatan

masih sangat terbatas.

4. Tidak ada Penghargaan (reward) bagi Masyarakat atau kelompok UMKM yang berhasil atau

berkembang dalam kegiatan usahanya. Dan bagi Pegawai Pelaksana Program IKM yang aktif

dalam Pembinaan di Masyarakat atau Kelompok UMKM.

Atas dasar kesimpulan di atas, peneliti menyimpulkan bahwasanya implementasi program

IKM Kluster Industri di Kabupaten Lebak sudah tergolong dalam kategori baik namun perlu ada

perbaikan di indikator yang masih rendah seperti sumber daya dan disposisi.

Page 155: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

137

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tersebut, beberapa saran dari penulis

terhadap pelaksanaan kegiatan implementasi program pembinaan IKM di Kabupaten Lebak

adalah :

1. Memperluas cakupan pembinaan di unit usaha UMKM yang berada di wilayah Kabupaten

Lebak.

2. Melengkapi sarana dan prasarana pembinaan program IKM seperti penyediaan infokus,

ruang sosialisasi, dan fasilitas penunjang lainnya.

3. Pemberian akses permodalan dari Pemerintah bagi pelaku usaha yang membutuhkan

untuk meningkatkan kualitas usaha.

4. Memberikan penghargaan (reward) kepada Masyarakat atau Kelompok UMKM yang

kegiatan usahanya berkembang dan penghargaan bagi Pegawai Pelaksana Pembinaan

Program IKM yang aktif.

Page 156: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU :

Agustino, Leo. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Rineka Cipta

------------------. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung:AIPI-Bandung,

Alfabeta

------------------. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung:AIPI-Bandung,

Alfabeta

Bungin. Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Hariwijaya dan Triton. 2005. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis.

Yogyakarta: Tugu Publisher.

Jenkins. 1978. Policy Analisys: A Political and Organization Perspectie. London:

Oxford

Mardimin, Johanes. 1996. Dimensi Krisis Proses Pembangunan di Indonesia.

Yogyakarta: Kanisius

Parsons, Wayne. 2006. Pengantar Teori dan Praktik Analisis kebijakan. Jakarta:

Prenada Media Group

Siregar. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Suriatna. 1987. Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta: PT. Medyatama Sarana

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:Gadjah Mada University

Press

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Page 157: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada

------------- 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

------------- 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulistiyani. 2004. Kemitraan dan Model-Modelpembinaan. Yogyakarta: Gava

Media

Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Pembinaan usaha. Jakarta: PT. kompas Media

Nusantara

Suharto,Edi. 2010. Membangun Masyarakat. Bandung: PT.Refika Aditama

Suhendra. 2006. Peranan Birokrasi dan pembinaan Masyarakat. Bandung:

Alfabeta

Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI

Wrihatnolo,R.Randy. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT.Elex Media

Komputindo

Dokumen

Data unit program DISPERINAG Kabupaten Lebak

Data Unit Dinas Koperasi Kabupaten Lebak

Peraturan daerah kabupaten lebak nomor 5 tahun 2005 tentang system perencanaan

pemangunan daerah kabupaten lebak

Peraturan daerah tentang isu strategis yang akan ditangani melalui rencana strategis

(Renstra) Dinas Perindustrian da Perdagangan Kabupaten Lebak than 2014-2019

Sumber lainnya

http:/www.kabupatenlebak.go.id

Page 158: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/1038/1/SKRIPSI NENDI RINALDI - Copy.pdf · MENENGAH (IKM) GULA AREN TENTANG KLASTER ... tidak ada